ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY...

20

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY...

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari
Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGAN

MASALAH NYERI AKUT DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN

MALANG

Novy De Maria Freitas, Maria Magdalena Setyaningsih, Felisitas

Prodi D-III Keperawatan STIKes Panti Waluya Malang

E-mail : [email protected]

Abstrak

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung yang dapat mengakibatkan

pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi

penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan yang disebabkan oleh faktor iritasi

dan infeksi pada mukosa dan submukosa lambung. Faktor iritasi dan infeksi tersebut melekat

pada epitel lambung dan menghancurkan mukosa pelindung dinding lambung, sehingga

menimbulkan adanya variasi keluhan pada abdomen salah satunya keluhan nyeri yaitu nyeri

epigastrium. Penelitian ini bertujuan memberikan asuhan keperawatan pada klien yang

mengalami Gastritis dengan masalah nyeri akut di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan

Malang, menggunakan metode studi kasus dengan dua klien sebagai responden pada bulan

April 2020. Peneliti menemukan 2 klien dengan masalah nyeri akut. Peneliti memberikan

implementasi relaksasi napas dalam. Pada kedua klien didapatkan hasil yang sama yaitu nyeri

berkurang dalam rentang skala ringan (1-3), kemampuan mengontrol nyeri meningkat,

kemampuan menggunakan teknik non farmakologis meningkat, sulit tidur menurun. Hasil

penelitian dari asuhan keperawatan yang dilakukan pada kedua klien yang mengalami Gastritis

dengan masalah nyeri akut dilakukan manajemen nyeri dengan memperhatikan waktu yang

tepat untuk melakukan teknik napas dalam untuk membantu memberikan individu kontrol diri

ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri.

Kata kunci : Gastritis, Nyeri Akut

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari

Abstract

Gastritis is inflammation of the gastric mucosa that can cause swelling of the gastric mucosa

until the release of superficial mucosal epithelium is the most important cause of

gastrointestinal disordes caused by irritation and infection factors in the mucosa and

submucosa of the stomach. Irritation and infection factors are attached to the gastric

epithelium and destriy the protective mucosa of the stomach wall, giving rise to variations in

abdominal complaints, one of which is pain complaints, namely epigastric pain. This study

aims to provide nursing care to clients who experience gastritis with acute pain problems at

the Panti Waluya Hospital Sawahan Malang, who used the case study method with two clients

as respondents in April 2020. Research faund 2 clients with acute pain problems. Researchers

provide implementation of depp breathing relaxation. In both clients the same result was

reduced pain in the range of mild scale (1-3), ability to control pain increased, ability to use

non-pharmacological techniques increased. Research result from nursing care conducted on

both clients who have gastritis with acute pain problems performed pain manajemen by paying

attention to the right time to do deep breathing techniques to help give individuals control when

there is discomfort or pain, physical and emotional stress on pain.

Keywords : Gastritis, Acute Pain

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari

Pendahuluan

Gastritis merupakan peradangan yang

mengenai mukosa lambung yang dapat

mengakibatkan pembengkakan mukosa

lambung sampai terlepasnya epitel mukosa

superfisial yang menjadi penyebab terpenting

dalam gangguan saluran pencernaan

(Sukarmin, 2012), yang disebabkan oleh

faktor iritasi dan infeksi pada mukosa dan

submukosa lambung (Tussakinah, et al.,

2018). Faktor iritasi dan infeksi tersebut

menghancurkan mukosa pelindung dinding

lambung, sehingga menimbulkan adanya

variasi keluhan pada abdomen salah satunya

keluhan nyeri yaitu nyeri epigastrium

(LeMone, et al., 2016).

Menurut World Health Organization (WHO,

2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 –

2,1 juta dari China (31%), Jepang (14,5%),

Kanada (35%), dan Perancis (29,5%).

Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara

sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap

tahunnya (Takdir, et al., 2018). Data

Kementrian Kesehatan RI (2014),

menyatakan angka kejadian gastritis di

Indonesia sebesar 40,8%, sedangkan di Jawa

Timur angka kejadian gastritis sebesar 31,2%

dari seluruh kalangan usia. Ditemukan di

Rekam Medis Rumah Sakit Panti Waluya

Sawahan Malang mulai bulan Januari sampai

Desember tahun 2018 diperoleh sebanyak

120 penderita gastritis

Fenomena pada saat melakukan praktik

klinik di ruang rawat inap Placida Paviliun

RS Panti Waluya Sawahan Malang. Terdapat

pasien berjenis kelamin perempuan berumur

60 tahun yang didiagnosa gastritis.

Didapatkan riwayat penyakit dahulu pasien

memiliki riwayat penyakit asam lambung.

Selang beberapa waktu saat pasien dirawat di

Rumah Sakit, pasien mengatakan nyeri pada

perut bagian tengah atas saat ditekan, nyeri

yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri

terasa pada perut bagian tengah atas, skala

nyeri pasien saat ditunjukkan oleh perawat

yaitu skala nyeri 4 dari rentang skala nyeri (1-

10), pasien mengeluh nyeri yang dirasakan

hilang timbul dan akan terasa nyeri jika perut

bagian tengah atas ditekan.

Nyeri merupakan pengalaman emosional

yang tidak menyenangkan, persepsi nyeri

seseorang sangat ditentukan oleh

pengalaman dan status emosionalnya

(Zakiyah, 2015). Nyeri akut adalah adalah

nyeri yang diakibatkan kerusakan jaringan

yang akan hilang selama proses

penyembuhannya, terjadi dalam waktu

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari

singkat dari 1 detik sampai kurang dari 6

bulan (Alimul dan Uliyah, 2014).

Tindakan sebagai perawat, selain

memberikan terapi farmakologi dibutuhkan

juga terapi non farmakologi yaitu seperti cara

mengurangi nyeri dengan teknik relaksasi

napas dalam, imajinasi atau distraksi yang

dapat meningkatkan asupan oksigen dan

menurunkan ketegangan otot (Sukarmin,

2012). Oleh karena itu, penulis ingin

melakukan studi kasus yang berjudul

“Asuhan Keperawatan pada Klien Gastritis

dengan masalah Nyeri Akut di Rumah Sakit

Panti Waluya Sawahan Malang”.

Metode Penelitian

Studi kasus ini adalah untuk mengeksplorasi

masalah asuhan keperawatan yang

mengalami Gastritis dengan masalah Nyeri

Akut di Ruang Rawat Inap Dewasa Rumah

Sakit Panti Waluya Sawahan Malang, maka

dijabarkan oleh penulis :

Klien yang diteumukan dengan tanda mayor

:

a. Mengeluh nyeri (rentang skala 1-10)

b. Pasien yang terdiagnosa medis Gastritis

c. Mengalami nyeri akut yaitu dalam

waktu ≤ 6 bulan

d. Mengalami peningkatan denyut nadi (≥

100x/menit)

e. Tampak meringis kesakitan

f. Tampak gelisah

g. Sulit tidur

h. Klien menyetujui untuk dilakukan

penelitian

Klien yang ditemkan denga tanda minor :

a. Tekanan darah meningkat (≥120/80

mmHg)

b. Pola nafas berubah (≥24x/menit)

c. Nafsu makan berubah

d. Berfokus pada diri sendiri

Pada penelitian ini yang menjadi partisipan

peneliti adalah Tn.J (56th) dan Ny.F (25 th)

yang yang dirawat di ruang inap dewasa dan

terdiagnosa gastritis dengan masalah nyeri

akut di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan

Malang.

Hasil

Pada studi kasus didapatkan hasil :

1. Pengkajian

Berdasarkan data yang disampaikan

oleh perawat, didapatkan data riwayat

klien 1 sebelum masuk rumah sakit pada

tanggal 19 April 2020 di malam hari

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari

klien merasakan sakit pada ulu hati.

Keluarga mengatakan saat ini klien

sering telat makan, klien juga sedang

rutin minum obat hipertensi dan

kolesterol sejak 3 bulan yang lalu, klien

kadang mengkonsumsi minuman kopi

dan kadang merokok. Karena sakit pada

ulu hati, oleh keluarga klien hanya

disarankan untuk minum obat asam

mefenamat yang dibeli dari apotek

kemudian tidur tetapi nyeri klien

bertambah dan membuat klien merasa

tidak nyaman maka pada tanggal 20

April 2020 pagi dini hari oleh keluarga

klien dibawa ke IGD Rumah Sakit Panti

Waluya Sawahan Malang dengan

keluhan nyeri ulu hati 2 jam yang lalu

dengan pengkajian nyeri di IGD,

P : nyeri ulu hati 2 jam yang lalu

Q : nyeri yang dirasakan seperti cekot –

cekot

R : nyeri terasa pada bagian epigastrium

S : skala nyeri yang dirasakan yaitu skala

6 (nyeri sedang)

T : nyeri yang dirasakan hilang timbul,

dengan hasil TTV, TD: 120/90 mmHg,

N: 80x/menit, S: 36,7◦C, RR: 20x/menit,

maka dokter menyarankan untuk rawat

inap dengan pemberian terapi di IGD

pemasangan IVFD RL 20 tetes/menit,

inj. Pantoprazole 40mg dan inj.

Santagesik 1gr. Saat pengkajian

ditemukan data,

P : keluarga mengatakan klien

mengalami nyeri karena sering telat

makan

Q : nyeri yang dirasakan seperti cekot –

cekot

R : nyeri terasa pada bagian epigastrium

S : skala nyeri yang dirasakan yaitu skala

4 (nyeri sedang)

T : nyeri yang dirasakan hilang timbul,

dengan hasil TTV, TD: 130/80mmHg,

N: 85x/menit, S:36,6◦C, RR: 21x/menit.

Berdasarkan data yang disampaikan

oleh perawat, didapatkan data riwayat

klien 2, 3 hari yang lalu tanggal 17 April

2020 merasakan nyeri ulu hati, klien

mengatakan dirinya bekerja sebagai

pegawai sehingga pola makan klien

tidak teratur dan suka makanan yang

pedas. Kemudian klien berobat ke

puskesmas dan rutin minum obat dari

puskesmas tetapi karena nyeri tidak

kunjung sembuh dan bertambah parah

maka pada tanggal 20 April 2020 klien

berobat ke IGD Rumah Sakit Panti

Waluya Malang dengan keluhan nyeri

ulu hati, mual muntah dan batuk dengan

pengkajian nyeri di IGD,

P : nyeri ulu hati 3 hari yang lalu sudah

berobat tetapi belum sembuh

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari

Q : nyeri yang dirasakan seperti diremas

– remas

R : nyeri terasa pada bagian epigastrium

S : skala nyeri yang dirasakan klien yaitu

skala 9 (nyeri berat)

T : nyeri yang dirasakan klien terus

menerus dengan hasil TTV, TD: 128/85,

N: 94x/menit, S:36,0◦C, RR: 20x/menit,

maka dokter menyarankan klien untuk

rawat inap dengan terapi di IGD

pemasangan IVFD RL 30 tetes/menit,

inj. Omeprazole 40mg dan inj. Travensis

4mg. data saat pengkajian ditemukan,

P : nyeri ulu hati dirasakan karena pola

makan klien tidak teratur

Q : nyeri yang dirasakan seperti diremas

– remas

R : nyeri terasa pada bagian epigastrium

S : skala nyeri yang dirasakan yaitu skala

7 (nyeri berat)

T : nyeri yang dirasakan klien terus

menerus, dengan hasil TTV, TD:

120/90mmHg, N: 96x/menit, S: 36,2◦C,

RR: 20x/menit.

2. Diagnosis Keperawatan

Berdasarkan pengkajian pada klien 1

dan 2 ditegakkan diagnosa keperawatan

Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis

(inflamasi pada mukosa lambung)

3. Rencana Keperawatan

Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri,

identifikasi skala nyeri, identifikasi

respon nyeri non verbal ajarkan teknik

non farmakologis untuk mengurangi

rasa nyeri seperti teknik relaksasi napas

dalam), jelaskan tujuan dan manfaat

teknik napas, jelaskan prosedur teknik

napas, ajarkan melakukan inspirasi

dengan menghirup udara melalui hidung

secara perlahan, ajarkan melakukan

ekspirasi dengan menghembuskan udara

mulut mencucu, demonstrasikan

menarik napas selama 4 detik, menahan

napas selama 2 detik dan

menghembuskan selama 8 detik,

anjurkan sering mengulangi atau melatih

teknik relaksasi yang dipilih, anjurkan

pasien untuk mengambil posisi nyaman

(semifowler), kolaborasi pemberian

analgesik

4. Implementasi Keperawatan

Pada klien 1 dan 2 terdapat 12 intervensi

yang direncanakan dan 12 intervensi

yang dapat dilakukan.

5. Evaluasi Keperawatan

Pada klien 1 dan klien 2 dilakukan

asuhan keperawatan selama 3 hari. Hasil

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari

yang didapat pada kedua klien sesuai

dengan criteria hasil yang ditetapkan

dengan masalah dapat teratasi ditandai

dengan keluhan nyeri menurun, sikap

protektif (melindungi diri) menurun,

kemampuan menggali penyebab nyeri

meningkat, kemampuan mengontrol

nyeri meningkat, kemampuan

menggunakan teknik non farmakologis

meningkat, nafsu makan meningkat,

gelisah menurun, sulit tidur menurun.

Pembahasan

1. Pengkajian

Pada klien 1, tanggal 20 April 2020 klien

dibawa ke IGD RS Panti Waluya

Sawahan Malang dengan keluhan nyeri

pada ulu hati. Saat dilakukan

pengkajian, klien mengeluh nyeri pada

ulu hati yang terasa saat klien bergerak

dan berpindah posisi, klien mengatakan

nyeri yang dirasakan seperti cekot –

cekot, nyeri yang klien rasakan berada di

perut bagian tengah atas, skala nyeri 4

(nyeri sedang), nyeri hilang timbul

Pada klien 2, tanggal 20 April 2020 oleh

keluarga klien dibawa ke IGD RS Panti

Waluya Sawahan Malang dengan

keluhan nyeri ulu hati, mual muntah,

disertai batuk. Saat dilakukan

pengkajian, klien mengeluh nyeri ulu

hati, nyeri yang dirasakan klien seperti

diremas – remas, nyeri terasa pada perut

bagian tengah atas, skala nyeri 7 (nyeri

berat), nyeri terasa terus menerus.

Menurut penulis, pada klien 1

mengalami gastritis, kebiasan pola

makan yang tidak sehat yaitu telat

makan, klien sedang rutin

mengkonsumsi obat hipertensi dan

kolesterol serta klien sering

mengkonsumsi kafein (kopi). Pada klien

2 mengalami gastritis karena pola makan

yang tidak sehat yaitu sering telat makan

karena sibuk bekerja dan suka

mengkonsumsi makanan yang pedas.

Klien 1 dan 2 dilakukan tindakan

pemberian terapi analgesic oleh dokter

karena mengalami peradangan pada

mukosa lambung sehingga

menimbulkan rasa nyeri. Klien 1

menggambarkan nyeri seperti cekot –

cekot, skala nyeri 4 (nyeri sedang)

sedangkan klien 2 menggambarkan

nyeri seperti diremas – remas, skala

nyeri 7 (nyeri berat). Klien 1 dan 2

menggambarkan nyeri secara berbeda

karena nyeri merupakan persepsi

subjektif individu.

Pengkajian pada kedua klien tersebut

sesuai dengan teori Mutaqqin dan Sari

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari

(2013), etiologi gastritis adalah makanan

dan minuman yang bersifat iritan.

Makanan berbumbu dan minuman

dengan kandungan kafein dan alkohol

merupakan agen-agen penyebab iritasi

mukosa lambung. Menurut teori

Sukarmin (2012) dan Rukmana (2018),

iritasi pada mukosa lambung akibat

adanya kontak HCl dengan mukosa

gaster sehingga mukosa lambung

mengalami pengikisan yang memicu

peningkatan rangsangan persarafan dan

ditandai dengan rasa nyeri pada ulu hati

seperti yang dirasakan pada klien 1 dan

2. Peningkatan asam lambung juga

menimbulkan rasa mual, muntah,

anorexia seperti gejala lain yang

ditunjukkan klien 2.

2. Diagnosis Keperawatan

Berdasarkan data yang diperoleh dari

pengkajian pada klien 1 dan 2 sehingga

dapat ditegakkan diagnosa keperawatan

nyeri akut dengan etiologi yang sama,

agen pencedera fisiologis (inflamasi

pada mukosa lambung). Pada klien 1 dan

2 mengalami nyeri akut akibat adanya

peradangan pada mukosa lambung.

Dari hasil pengkajian, dapat ditegakkan

diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut

berhubungan dengan agen pencedera

fisiologis (inflamasi pada mukosa

lambung). Dari diagnosa yang telah

ditetapkan pada kedua klien ini sesuai

dengan teori menurut Anggarini, (2018)

bahwa Gastritis yang merupakan suatu

peradangan pada bagian mukosa

lambung akibat penggunaan OAINs

yang terus menerus, mengonsumsi

alkohol, serta makanan berbumbu dan

terkontaminasi dapat menimbulkan

terjadinya pengikisan sampai

peradangan mukosa lambung sehingga

menyebabkan kenaikan mediator kimia

seperti prostaglandin dan histamine pada

lambung yang ikut berperan dalam

merangsang reseptor nyeri dan akan

timbul sensasi nyeri pada bagian

epigastrium atau ulu hati. Dan sesuai

dengan teori menurut Tim Pokja SDKI

DPP PPNI, (2016) yaitu nyeri akut b/d

agen pencedera fisiologis (inflamasi

pada mukosa lambung). Dengan data

yang mendukung :

Subjektif : Klien mengeluh nyeri

Objektif : Tampak meringis, bersikap

protektif (misal waspada, posisi

menghindari nyeri), klien tampak

gelisah, frekuensi nadi meningkat, nafsu

makan berubah, berfokus pada diri

sendiri, sulit tidur.

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari

3. Rencana Keperawatan

Pada klien 1 dan 2 dilakukan tindakan

Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri,

identifikasi skala nyeri, identifikasi

respon nyeri non verbal ajarkan teknik

non farmakologis untuk mengurangi

rasa nyeri seperti teknik relaksasi napas

dalam), jelaskan tujuan dan manfaat

teknik napas, jelaskan prosedur teknik

napas, ajarkan melakukan inspirasi

dengan menghirup udara melalui hidung

secara perlahan, ajarkan melakukan

ekspirasi dengan menghembuskan udara

mulut mencucu, demonstrasikan

menarik napas selama 4 detik, menahan

napas selama 2 detik dan

menghembuskan selama 8 detik,

anjurkan sering mengulangi atau melatih

teknik relaksasi yang dipilih, anjurkan

pasien untuk mengambil posisi nyaman

(semifowler), kolaborasi pemberian

analgesic. Pada klien 1 dan 2 penulis

menetapkan rencana keperawatan

(intervensi) yang bersifat mandiri dan

kolaboratif sesuai dengan tinjauan

pustaka. penulis merencanakan 12

intervensi untuk klien 1 dan 2. Setiap

intervensi yang akan dilakukan dapat

disesuaikan dengan kondisi klien yang

didapat saat pengkajian. Intervensi

tersebut bertujuan untuk mengurangi

atau menghilangkan rasa nyeri pada

klien. Klien 1 dan 2 diberikan teknik non

farmakologi dengan relaksasi napas

dalam karena teknik tersebut dapat

mengurangi nyeri akibat peradangan

pada mukosa lambung yang

memberikan individu kontrol diri ketika

terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri,

stress fisik dan emosi pada nyeri. Teknik

non farmakologi dapat digunakan

sebagai alternatif terapi apabila efek dari

obat sudah mulai berkurang. Selain itu,

kolaborasi dengan petugas medis dalam

pemberian terapi farmakologis juga

dilakukan untuk menatalaksanakan

nyeri.

Intervensi yang dilakukan pada klien 1

dan 2 sudah sesuai dengan beberapa

teori yaitu Tim Pokja SIKI DPP PPNI

(2018), Muttaqin dan Sari (2013), Le

Mone, et al. (2015), Anggarini (2018),

Zakiyah (2015), Prasetyo (2010),

Khanza, et al. (2017), Sukarmin (2012) :

Dengan mengidentifikasi lokasi,

karakterisktik, durasi, frekuensi, kualitas

dan intensitas nyeri, untuk berfokus

pada penyebab dan manajemen nyeri.

Dari skala nyeri, untuk mengetahui

tingkat nyeri yang dirasakan klien.

Dengan inspeksi reaksi non verbal dapat

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari

melihat seberapa kuat nyeri yang

dirasakan klien. Memberikan teknik non

farmakologis seperti teknik relaksasi

napas dalam, dengan menjelaskan

tujuan, manfaat dan batasan klien dan

menganjurkan untuk dilatih berulang -

ulang untuk membantu mengurangi rasa

nyeri yang dirasakan. Pemberian posisi

nyaman juga berperan untuk

mengurangi resiko klien terhadap nyeri.

Pemberian analgesic dapat mengurangi

nyeri dan peradangan dari dalam tubuh

dengan memblok nyeri pada sususan

saraf pusat.

4. Implementasi Keperawatan

Pada klien 1 dan 2 terdapat 12 intervensi

yang direncanakan dan 12 intervensi

yang dapat dilakukan. Berdasarkan data

diatas, pada klien 1 dan 2 dilakukan

implementasi sesuai dengan kondisi

kedua klien dalam bentuk tindakan yang

mandiri dan kolaborasi.

Berdasarkan data, pada klien 1 dan 2

dilakukan implementasi sesuai dengan

kondisi kedua klien dalam bentuk

tindakan yang mandiri dan kolaborasi.

Dengan teknik relaksasi napas dalam ini

dapat membantu mengatasi kecemasan

klien terhadap nyeri dan dapat memberi

rasa rileks dan dapat melupakan

nyeriHal tersebut sudah sesuai menurut

Purba dan Trafina (2017) bahwa

relaksaai napas dalam dapat

memberikan individu kontrol diri ketika

terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri,

stress fisik dan emosi pada nyeri.

Menurut Utami dan Kartika (2018)

selain menurunkan intensitas nyeri,

teknik relaksasi napas dalam juga dapat

meningkatkan ventilasi paru dan

meningkatkan oksigenasi darah.

Stimulasi saraf simpatis dapat

meningkatkan aktivitas tubuh sedangkan

respon parasimpatis lebih banyak

menurunkan aktivitas tubuh atau

relaksasi sehingga dapat menurunkan

aktivitas metabolic (Shirbeigi et al,

2015).

5. Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan

selama 3 hari dan dilakukan evaluasi,

masalah pada klien teratasi klien 1 dan

klien 2 mengalami penurunan skala

nyeri pada hari pertama sampai hari

ketiga. Pada evaluasi hari ketiga klien 1

mengalami penurunan skala nyeri dari

skala 4 menjadi skala 1. Sedangkan klien

2 pada hari ketiga mengalami penurunan

dari skala nyeri 7 menjadi skala nyeri 1.

Pada kedua klien nyeri akut teratasi

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari

setelah dilakukan tindakan keperawatan

baik secara farmakologi dan non

farmakologi terbukti dari terpenuhinya

beberapa kriteria hasil yang sesuai

dengan teori Tim Pokja SLKI DPP PPNI

(2018) yaitu keluhan nyeri menurun,

sikap protektif (melindungi diri)

menurun, kemampuan mengontrol nyeri

meningkat, kemampuan menggunakan

teknik non farmakologis meningkat,

nafsu makan meningkat, gelisah

menurun, sulit tidur menurun.

Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada

2 klien Gastritis dengan masalah nyeri akut di

Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang,

klien 1 dan klien 2 telah dilakukan

pengkajian sampai dengan hasil evaluasi

selama 3 hari sesuai dengan kriteria hasil

yang telah ditetapkan, didapatkan hasil

masalah teratasi untuk penanganan nyeri

akut. Hal ini ditandai dengan nyeri klien

berkurang dan terjadi penurunan skala nyeri,

pada klien 1 semula skala 4 menjadi skala 1,

sedangkan pada klien 2 yang semula skala 7

menjadi skala 1, klien tampak rileks, klien

tidak tampak meringis kesakitan, TTV dalam

batas normal, dan klien diperbolehkan

pulang.

Daftar Pustaka

Alimul, A., dan Uliyah, M. 2014. Buku

Pengantar Keperawatan Dasar

Manusia. Jakarta: Salemba Medika

Anggarini, K.D. 2018. Gambaran Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Gastritis

Dalam Pemenuhan Gangguan Nyeri

Akut Di Wilayah Kerja UPT Kesmas

Sukawati I Gianyar [skripsi]. Gianyar

(ID): Politeknik Kesehatan Denpasar.

Depkes RI. 2014. Data Penyakit Lambung di

Indonesia.

Khanza, N., N. Isnandari., dan O.P. Lestari.

2017. Asuhan Keperawatan Pasien

Gastritis [skripsi]. Klaten (ID):

STIKes Muhammadiyah Klaten.

Le Mone P, Burke, Karene, dan Bauldoff.

2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah. Jakarta: EGC.

Mutaqqin, A., dan K. Sari. 2013. Gangguan

Gastrointestinal. Jakarta: Salemba

Medika.

Prasetyo, N.S. 2010. Konsep dan Proses

Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Purba dan Tafrina. 2017. Asuhan

Keperawatan Pada Ny. P Dengan

Prioritas Masalah Gangguan Rasa

Nyaman: Nyeri Gastritis di

Lingkungan WI Kelurahan Sari Rejo

Kecamatan Medan Polonia. Repositori

Institusi USU Universitas Sumatera

Utara.

Rukmana, L. 2018. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kekambuhan Gastritis

Di SMA N 1 Ngaglik [skripsi].

Yogyakarta (ID): Universitas

Aisyiyah Yogyakarta.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari

Shirbeigi, L, N Halavati, L Abdi, dan J

Aliasl. 2015. Dietary And Medicinal

Herbal Recommendation For

Management Of Primary Bile

Reflux Gastritis In Tradittional Persian

Medicine. Iran J Public Health 44 (8).

1166 - 68

Sukarmin. 2012. Keperawatan Pada Sistem

Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Takdir., La Ode, dan Lymbran. 2018.

Hubungan Stres, Keteraturan Makan,

Jenis Makanan Dengan Kejadian

Gastritis Pada Santri Di Pondok

Pesantren Ummusari Kota Kediri

Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kesehatan Masyarakat. Vol. 3 (no.1):

2.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar

Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar

Intervensi Keperawatan Indonesia:

Definisi dan Tindakan Keperawatan,

edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar

Luaran Keperawatan Indonesia:

Definisi dan Kriteria Hasil

Keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP

PPNI.

Tussakinah, W., Masrul, dan I.R Burhan

2018. Hubungan Pola Makan dan

Tingkat Stres terhadap Kekambuhan

Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas

Tarok Kota Payakumbuh Tahun 2017.

Jurnal Kesehatan Andalas. Vol.7

(no.2): 218.

Utami, A.D., dan I.R. Kartika. 2018. Terapi

Komplementer Guna Menurunkan

Nyeri Pasien Gastritis: Literatur

Review. REAL in Nursing Journal

(RNJ). Vol.1 (no.3): 127.

WHO. 2013. Disease burden and mortality

estimates. Global Health Observatory

(GHO) data.

Zakiyah, A. 2015. Nyeri: Konsep

Penatalaksanaan dalam Praktik

Keperawatan Berbasis Bukti. Jakarta:

Salemba Medika.

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari

Lembar Konsultasi Pembimbing 1

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari
Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari
Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Pembimbing II

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari
Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Pembimbing III

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GASTRITIS DENGANrepository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW_NOVY DE MARIA... · 2013), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8 – 2,1 juta dari