114985255 Bab II Peritonitis TB

33
PERITONITIS TUBERKULOSA 1. Penge rtian Pe ri to ni ti s tu be rc ul os is adal ah pera da ngan pe ri toneum yang diseba bkan oleh kuman mycob acteri um tuberc ulosi s. Bias anya merup akan kelanjutan proses tiuberculosis di tempat lain, terutama paru-paru. Penyakit ini merupakan tuberculosis yang jarang, namun demikian merupakan salah sat u peny ebab per ito nit is ya ng pent ing. Kar ena per jal ana n peny aki tny a  perlahan-lahan, serta gejalanya yang tidak jelas, sering kali penyakit ini dikira sebagai neoplasma atau asites karena sirosis hati. Secara primer dapat terjadi karena penyebaran dari focus di paru, intestin atau saluran kemih. 2. An atomi Fi si ol og i a. Perito neum Peritoneum ialah membran serosa rangkap yang terbesar di dalam tubuh. Peritoneum terdiri artas dua bagianutama, yaitu peritoneum  parietal, yang melapisi dinding rongga abdominal, dan peritoneum visceral, yang melapisi semua organ yang berada di dalam rongga abdomen. Ruang yang berada diantara dua lapisan ini disebut ruang peritonial atau kantong peritoneum. Banyak lipatan atau kantong terdapat di dalam  peritoneum sebuah lipatan besar atau omentum mayor yang kaya akan

Transcript of 114985255 Bab II Peritonitis TB

Page 1: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 1/33

PERITONITIS TUBERKULOSA

1. Pengertian

Peritonitis tuberculosis adalah peradangan peritoneum yang

disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Biasanya merupakan

kelanjutan proses tiuberculosis di tempat lain, terutama paru-paru. Penyakit

ini merupakan tuberculosis yang jarang, namun demikian merupakan salah

satu penyebab peritonitis yang penting. Karena perjalanan penyakitnya

 perlahan-lahan, serta gejalanya yang tidak jelas, sering kali penyakit ini dikira

sebagai neoplasma atau asites karena sirosis hati. Secara primer dapat terjadi

karena penyebaran dari focus di paru, intestin atau saluran kemih.

2. Anatomi Fisiologi

a. Peritoneum

Peritoneum ialah membran serosa rangkap yang terbesar di dalam

tubuh. Peritoneum terdiri artas dua bagianutama, yaitu peritoneum

 parietal, yang melapisi dinding rongga abdominal, dan peritoneum

visceral, yang melapisi semua organ yang berada di dalam rongga

abdomen.

Ruang yang berada diantara dua lapisan ini disebut ruang peritonial

atau kantong peritoneum. Banyak lipatan atau kantong terdapat di dalam

 peritoneum sebuah lipatan besar atau omentum mayor yang kaya akan

Page 2: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 2/33

lemak, bergantungan di sebelah depan lambung, lipatan kecil !omentum

minor" berjalan dari porta hepatica setelah menyelaputi hati ke ba#ah, ke

kurvatura minor lambung dan disini bercabang untuk menyelaputi

lambung ini. Kolon juga terbungkus oleh peritoneum ini, kemudian

 berjalan ke atas dan berbelok ke belakang sebagai meso-kolon kea rah

dinding posterior abdomen. Sebagian dari dari peritoneum ini membentuk

mesentrium usus halus. $mentum besar dan kecil, mesentrium usus halus

dan mesokolon, semua memuat penyaluran darah vaskuler dan limfe dari

organ-organ yang diselaputinya.

%ungsi peritoneum adalah menutupi sebagian besar dari organ-

organ abdomen dan pelvis, membentuk perbatasan halus yang

memungkinkan organ saling bergeseran tanpa ada pergesekan. $rgan-

organ digabungkan bersama dan menjaga kedudukan organ-organ tersebut

tetap, dan mempertahankan hubungan perbandingan organ-organ terhadap

dinding posterior abdomen. Sejumlah besar kelenjar limfe dan pembuluh

darah yang termuat dalam peritoneum, membantu melindunginya terhadap

infeksi.

b. Rongga abomen

&bdomen ialah rongga terbesar di dalam tubuh. Bentuknya

lonjong dan meluas dari atas diafragma sampai pelvis di ba#ah. Rongga

Page 3: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 3/33

abdomen dibagi menjadi dua bagian, yaitu rongga sebelah atas yang lebih

 besar, dan pelvis yaitu rongga sebelah ba#ah dan lebih kecil.

Batas-batas abdomen diatas diafragma. 'i ba#ah pintu rongga

masuk panggul, dari panggul besar di depan dan di kedua sisi, otot-otot

abdominae, tulang- tulang aliaka da iga-iga sebelah ba#ah. 'i belakang

tulang punggung dan otot psoas dan kuadratus lumborum.

(si abdomen sebagian besar dari saluran pencernaan yaitu

lambung, usus halus dan usus besar.

Pembuluh limfe dan kelenjar, urat saraf, peritoneum dan lemak 

 juga di jumpai di dalam rongga ini.

)" *ambung

%ungsi lambung adalah +

a" menerima makanan dan bekerja sebagai sebagai penampung untuk

 jangka #aktu pendek 

 b" semua makanan dicairkan dan dicampurkan dengan asam

hidroklorida. 'an dengan cara ini disiapkan untuk dicernakan oleh

usus

c" protein diubah menjadi peptone

d" susu dibekukan dan kasein dikeluarkan

e" pencernaan lemak dimulai di dalam lambung

f" khime, yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum.

Page 4: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 4/33

" sus halus

sus halus adalah bagian saluran pencernaan diantara lambung

dan usus besar. sus halus panjang, tube yang berliku-liku yang

memenuhi sebagian besar rongga abdomen. sus halus terdiri dari +

duodenum, yeyunum dan ileum.

a" 'uodenum

'uodenum adalah tube yang berbentuk , dengan panjang kira-

kira / cm, pada bagian belakang abdomen, melengkung

melingkari pancreas.

 b" 0eyunum dan ileum

0eyunum merupakan bagian pertama dan illem merupakan bagian

kedua dari saluran usus halus. Semua bagian usus tersebut

mempunyai panjang yang bervariasi mulai dari 122 cm sampai

dengan 322 cm.

sus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan

absorpsi bahan-bahan nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dari

dalam mulut dan lambung oleh kerja ptyalin, asam klorida dan pepsin

terhadap makanan yang masuk. Proses dilanjutkan dalam duodenum

terutama oleh en4im-en4im pancreas yang menghidrolisis karbohidrat

meliputi glukosa, maltosa dan galaktosa, lemak menjadi asam dan

gliserol !dengan bantuan garam empedu pada keluaran empedu ke

Page 5: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 5/33

dalam duodenum oleh kontraksi kelenjar empedu" serta protein

menjadi asam amino.

Proses pencernaan disempurnakan oleh beberapa en4im dalam

getah usus !sukus enterikus". 5n4im-en4im ini terdapat pada brush

 bovaer vili dan mencernakan 4at-4at makanan sambil diabsorpsi.

!. Etiologi

Penyebab dari Peritonitis 6uberculosis adalah mycobacterium

tuberculosis. Pada umumnya peritonitis tuberculosis merupakan keadaan

akibat adanya proses tuberculosis di tempat lain, terutama paru-paru. 7amun

demikian, sering juga dilaporkan bah#a se#aktu diagnosis peritonitis

tuberculosis ditegakkan ternyata proses tuberculosis di paru sudah

menyembuh atau tidak ada lagi. 8al ini mungkin terjadi oleh karena proses

tuberculosis di paru dapat menyembuh dengan sendirinya #alaupun

sebenarnya di tempat lain masih terdapat penyebaran.

Pada kebanyakan kasus peritonitis tuberculosis, penyebarannya tidak 

secara langsung berlanjut !kontinu" dari alat sekitarnya, tetapi lebih sering

disebabkan karena reaktivitas proses laten yang terdapat di peritoneum yang

diperoleh se#aktu terjadi penyebaran hematogen dari proses primer terdahulu.

$leh karena itu pulalah banyak kasus peritonitis tuberculosis tanpa ditemui

ada kelainan di paru-paru

Page 6: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 6/33

Sebaliknya bisa juga terjadi peritonitis tuberculosis pada kejadian

 penyebaran hematogen atau proses tuberculosis milier.

Pada sebagian kecil selain terjadi melalui penyebaran hematogen dapat

 juga melalui penyebaran langsung tuberculosis usus, tuberculosis alat

genitalia interna atau akibat pecahnya kelenjar linfe mesentrium yang

mengalami perkejuan.

". Tana an ge#ala

9ejala klinis bervariasi. Pada umumnya keluhan dan gejala timbul

 perlahan-lahan, sering penderita tidak menyadari keadaan ini. Pada lebih :2;

kasus ditemukan keluhan yang berlangsung lebih dari empat bulan. Keluhan

yang paling sering adalah adanya nyeri pada perut, pembengkakan perut, tidak 

nafsu makan, batuk, demam, kelemahan, berat badan menurun dan distensi

abdomen.

Sedangkan dari hasil penelitian terhadap 12 kasus penderita peritonitis

tuberculosis yang dira#at di rumah sakit ipto <angunkusumo, =akarta,

antara tahun )3:/ sampai dengan tahun )3:3 ditemukan keluhan sebagai

 berikut+ sakit perut /: ;, pembengkakan perut /2 ;, batuk >2 ;, demam 12

;, anoreksia 12 ; keringat malam ? ;, kelelahan 1 ;, berat badan

menurun 1 ;, mencret 2 ;.

Keluhan yang berasal dari saluran cerna seperti sakit perut, mencret

dan lain-lain berhubungan dengan ada tidaknya proses dalam usus atau adanya

Page 7: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 7/33

 perlengketan antara usus dengan peritoneum atau usus dengan usus. =ika

 perlengketan begitu hebat dapat terjadi penggumpalan sehingga jalan

makanan terganggu dan terjadi gejala illeus obstruktif.

$. Pato%isiologi

Ketika kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet

nuclei dalam udara yang dapat menetap dalam udara bebas selama )- jam,

tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang baik dan

kelembaban. Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, ia akan

menempel pada jalan napas atau paru-paru. Kebanyakan partikel ini akan mati

atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari cabang tracheo-bronkhial beserta

gerakan silia dengan sekretnya. Bila kuman tetap menempel pada alveoli

kemudian baksil berkembang. Reaksi permukaan yang disebabkan oleh baksil

tersebut adalah reaksi inflamasi, leukosit polimorfonuklear berusaha

memfagositosis bakteri tersebut, tetapi organisme tersebut tidak dapat

dimatikan. Sesudah hari-hari pertama terjadi perubahan yaitu leukosit diganti

oleh makrofag, ia tumbuh dan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag.

Kuman yang bersarang di jaringan paru-paru akan membentuk sarang

tuberculosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek primer.

Sarang primer ini dapat terjadi di bagian jaringan paru mana saja. 'ari sarang

 primer timbul peradangan saluran getah bening menjadi hilus, dan juga diikuti

 peradangan getah bening !K9B" hilus hingga menjadi kompleks primer,

Page 8: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 8/33

kompleks primer ini dapat langsung berkomplikasi dan menyebar secara

limfogen dan hematogen ke organ tubuh lainnya, atau bersifat dormant.

Kuman yang dormant dapat muncul bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi

endogen menjadi tuberculosis de#asa. 6uberculosis ini dapat dimulai dengan

sarang dini di region atas paru-paru !bagian apical posterior lobus superior 

atau inferior". (nvasi pada daerah parenkim paru-paru sarang dini mula-mula

 berbentuk sarang pneumonia kecil. 'alam #aktu 1-)2 minggu sarang ini

menjadi tuberkel, yaitu suatu granuloma yang terdiri dari sel-sel histiosit dan

sel 'atia-langhans !sel besar dengan banyak luti" yang dikelilingi oleh sel-sel

limfosit dan bermacam-macam jaringan ikat. Sarang dini ini kemudian meluas

dimana granuloma berkembang menghancurkan jaringan di sekitarnya dan

 bagian tengahnya mengalami nekrosis dan lembek membentuk jaringan keju,

 bila jaringan keju dibatukkan akan terjadi kavitas yang berdinding tipis, lama-

lama dindingnya menebal karena infiltrasi jaringan fibroblast dalam jumlah

 besar, sehingga menjadi kavitas sklerotik. Kavitas ini meluas kembali dan

menimbulkan sarang pneumonia. Karena timbulnya peradangan saluran getah

 bening dan limfadenitis !pembesaran kelenjar getah bening". $rganisme yang

lolos dari kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah yang disebut

dengan penyebaran limphohematogen. Penyebaran secara hematogen

merupakan suatu pneumonia akut yang menyebabkan tuberculosis milier.

Karena pada peritoneum banyak mengandung pembuluh-pembuluh darah

maka tuberculosis dapat berkembang di daerah ini.

Page 9: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 9/33

6uberkel pada daerah peritoneum sering ditemukan, kecil-kecil

 ber#arna putih kekuning-kuningan tampak menyebar di peritoneum atau pada

alat-alat tubuh yang berada di dalam rongga peritoneum. Selain tuberkel yang

kecil terdapat juga tuberkel yang besar. 'i sekitar tuberkel terdapat reaksi

 jaringan peritoneum berupa kongesti pembuluh darah. 5ksudat dapat

terbentuk banyak, menutupi tuberkel dan peritoneum sehingga merubah

dinding perut menjadi tegang.

Kuman mycobacterium menjadi droplet nuclei

6erisap oleh host

<enempel pada jalan napas dan paru-paru

'ifagositosis oleh leukosit

'ifagositosis oleh leukosit polimorfonuklear !namun tidak mati"

<akrofag, tumbuh berkembang biak dalam sitoplasma makrofag

'i paru akan membentuk sarang primer atau apek primer 

Peradangan saluran getah bening, pembesaran kelenjar getah bening

Komplek primer 

Page 10: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 10/33

Bersifat dormant

'engan kondisi yang menunjang dari tuberculosis

 primer berkembang menjadi tuberculosis post

 primer !de#asa"

Sarang dari daerah parenkim paru

Berubah menjadi tuberkel !granuloma yang

terdiri dari sel-sel histiosit dan sel-sel 'atia-

langhans" dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan

 bermacam-macam jaringan ikat

<eluas, granuloma berkembang dan

menghancurkan jaringan sekitar, bagian tengahmengalami nekrosis

Perkejuan, bila dibatukkan menjadi pecah

Kavitas yang berdinding tipis lama kelamaan

menjadi tebal dan menjadi kavitas sklerotik 

<eluas dan membentuk sarang pneumonia baru

Secara hematogen, limfogen menyebar pada

daerah peritoneum

Reaksi jaringan peritoneum @ kongesti pembuluh

darah

Penyebaran infeksi secara langsung

Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya

emas

Peradangan

!lanjut ke halaman berikutnya"

Peradangan

<eningkatkanAmenurunkan Perpindahan cairan dari

<enghasilkan eksudat yangmembungkus tuberkel dan peritoneum

!lanjut ke halaman berikutnya"

<enghasilkan eksudat yang

membungkus tuberkel dan peritoneum

'inding perut tegang

Page 11: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 11/33

 peristaltic usus

Reflek balik pada lambung

<erangsang vomiting center 

<ualAnafsu makan menurun

(ntake nutrisi kurang dari

kebutuhan

<etabolisme glukosa

terganggu

Pembentukan &6P, energi

Kelemahan

ekstraseluler, intravaskuler danarea interstitial kedalam usus

danAatau peritoneal

&scites

Kekurangan volume cairan

6idak kuat pertahanan sekunder 

Resiko infeksi

Kerusakan mobilitas fisik 

<erangsang syaraf-syaraf perifer 

<erangsang pengeluaran

neurotransmitter, bradikinin, histaminedan prostaglandin

 7ociceptor menyebrangi sum-sum

 belakang pada interneuron-interneuronyang bersambung dengan jalur spinalis

ascenden

Spinotalamic track !S66"

6halamus

orteC cerebri

 7yeri akut

&. Pemeriksaan 'iagnostik 

a. Pemeriksaan laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium tidak ada yang khas

)" *eukosit meningkat, kadang-kadang lebih dari 2.222A*

" 6hrombosit meningkat, menunjukkan hemikonsentrasi

1" *aju 5ndap 'arah !*5'" pada umumnya meninggi, jarang ditemukan

yang normal

>" ProteinAalbumin serum menurun karena perpindahan cairan.

 b. Pemeriksaan penunjang diagnosis

)" Pemeriksaan rontgen

Page 12: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 12/33

Pemeriksaan sinar tembus pada saluran pencernaan dapat

membantu jika terdapat kelainan pada usus kecil atau usus besar.

" Biopsy peritoneum

Biopsy peritoneum merupakan cara yang paling sering

digunakan untuk menegakkan diagnosis. ara ini sederhana dan

mudah dikerjakan. 'ahulu digunakan jarum D(< silverman, seperti

 pada biopsy jaringan pleura, kemudian jarum &bram dan cope.

1" Peritoneoskopi

Pemeriksaan peritoneoskopi merupakan pemeriksaan yang

sederhana dan aman jika dilakukan secara hati-hati. 'engan cara ini,

 biopsy dapat dilakukan dengan terarah, juga dapat melihat langsung

adanya kelainan di dalam peritoneum serta organ-organ lain di dalam

rongga peritoneum.

9ambaran yang dapat dilihat pada peritonitis tuberculosis

ialah+

a" 6uberkel-tuberkel kecil atau besar yang terdapat pada dinding

 peritoneum atau pada organ lain di dalam rongga peritoneum

seperti hati, ligamentum, omentum atau usus.

 b" Perlengketan diantara usus, oemntum, hati, kantung empedu dan

 peritoneum.

c" Penebalan peritoneum.

Page 13: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 13/33

d" &danya cairan eksudat atau cairan yang keruh seperti nanah.

<ungkin juga #arna eksudat kemerahan bercampur darah

!serosanguineus".

Biopsy dapat ditujukan kepada tuberkel secara terarah atau pada

 jaringan lainnya yang tersangka mengalami kelainan dengan

menggunakan alat biopsy khusus dan sekaligus cairan dapat

dikeluarkan.

Ealaupun pada umumnya gambaran peritoneoskopi peritonitis

tuberculosis dapat dikenal dengan mudah, namun gambarannya bisa

menyerupai penyakit lain seperti peritonitis karsinomatis, karena itu

 pengobatan sebaiknya diberikan jika hasil pemeriksaan patologi

anatomis menyokong suatu peritonitis tuberculosis.

&danya jaringan perlengketan yang luas akan merupakan

hambatan dan kesulitan dalam memasukkan trokar dan lebih lanjut

ruangan yang sempit di dalam rongga abdomen juga menyulitkan

 pemeriksaan.

>" *aparotomi

*aparotomi eksplorasi dahulu merupakan tindakan diagnostik 

yang sering dikerjakan. 8ughes malahan menganggap cara ini

merupakan cara diagnostik yang paling baik. Pembedahan dilakukan,

 jika cara-cara lain yang lebih sederhana tidak memberikan kepastian

Page 14: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 14/33

diagnosa jika dijumpai adanya indikasi yang mendesak seperti

obstruksi usus.

B. 'A(PAK PEN)AKIT PERITONITIS TUBERKULOSIS TER*A'AP

KEBUTU*AN 'ASAR (ANUSIA

1. Kebutuhan 7utrisi

Ketidakseimbangan nutrisi+ kurang dari kebutuhan diakibatkan karena adanya

nyeri pada abdomen kuadran atas sehingga mengakibatkan tirah baring serta

adanya peradangan pada peritoneum mengakibatkan penurunanApeningkatan

Page 15: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 15/33

 peristaltic usus merangsang pengeluaran gastrin yang dapat merangsang

vomiting center sehingga timbul anoreksia dan mual.

2. 5liminasi

Pola eliminasi terganggu dapat disebabkan karena adanya proses dalam usus

atau adanya perlengketan dalam usus, sehingga terjadinya penurunan

 peristaltic usus sampai terjadi gejala ileus obstruktif sehingga menurunkan

reflek defekasi dan terjadilah kesulitan B&B sampai konstipasi.

!. &ktivitas sehari-hari !&'*"

'engan adanya rasa sakit di daerah perut kuadran atas mengakibatkan pola

aktivitas terganggu dan menurunnya metabolisme glukosa dan pembentukan

&denosin 6ri Pospat !&6P" sehingga energi yang dihasilkan kurang dan

menyebabkan kelemahan fisik.

". Pola tidur 

9angguan pola tidur dapat terjadi dihubungkan dengan rasa nyeri di perut

kuadran atas dan pergerakan tubuh #aktu tidur yang dapat menimbulkan

 penekanan pada daerah abdomen yang sakit.

$. Personal hygiene

Page 16: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 16/33

8al ini dihubungkan dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas akibat

kelemahan fisik.

&. Rasa nyaman

6erjadinya peradangan pada peritoneum menimbulkan rangsangan pada

serabut saraf untuk mengeluarkan en4im bradikinin dan serotonin sehingga

nyeri dipersepsikan.

+. Kecemasan

8al ini dapat terjadi sebagai akibat langsung dari kurangnya pengetahuan

serta pemahaman tentang penyakit serta procedur penanganan atau tindakan

yang dilakukan pada klien.

,. TIN-AUAN TEORITIS ASU*AN KEPERAATAN

&suhan kepera#atan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada

 praktek kepera#atan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan

 pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, sg

menggunakan metodologi proses kepera#atan, berpedoman pada standar 

Page 17: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 17/33

kepera#atan dilandasi etik dan etika kepera#atan, dalam lingkup #e#enang serta

tanggung ja#ab kepera#atan.

Proses kepera#atan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam

 praktik kepera#atan yang terdiri dari tahapan yang mencakup + pengkajian,

 perumusan diagnosa kepera#atan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Berikut ini adalah tahapan dari proses kepera#atan +

1. Peng/a#ian

a. Pengkajian data dasar 

)" 'ata demografi klien meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, suku

 bangsa dan pendidikan. 'ata ini penting untuk mendapatkan gambaran

tentang kemungkinan factor predisposisi timbulnya masalah

kepera#atan peritonitis tuberculosis.

" Ri#ayat kesehatan sekarang

Kaji mengenai tanda dan gejala yang muncul pada penyakit peritonitis

tuberculosis+ nyeri pada perut, pembengkakan perut, tidak nafsu

makan. Batuk, demam, kelemahan, distensi abdomen.

 b. 'apatkan sumber penularan

Karena penyakit peritonitis tuberculosis merupakan a#alnya dari penyakit

tuberculosis, maka dapat disebabkan oleh tuberculosis kontak dengan

 penderita yang lain, maka untuk sumber penularan harus dikaji+

)" Ri#ayat peritonitis tuberculosis klienAkeluarga

Page 18: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 18/33

" Ri#ayat anggota keluarga yang mengalami penyakit tuberculosis paru.

1" Ri#ayat kesehatan klien dahulu, apakah pernah mengalami 6B paru

sebelumnya.

>" Ri#ayat lamanya kontak dengan penderita

/" Kebiasaan klien membuang dahak sembarangan

?" Ri#ayat pengobatan penyakit 6B paru.

c. Kaji manifestasi klinik terhadap+

)" Biologis

a" 7utrisi

'engan adanya peradangan mengakibatkan perubahan

metabolisme di dalam tubuh, maka harus dikaji kualitas dan

kualitas nutrisi. Kondisi yang menghambat pemasukan nutrisi

!mual, muntah, anoreksia", penurunan berat badan.

 b" 5liminasi

%rekuensi dan kuantitas urine dan faeces. 'igali juga mengenai

hambatan yang menyertai, apakah terjadi perubahan #arna urine,

 jumlah ataupun frekkuensi.

c" Keseimbangan cairan dan sirkulasi

Page 19: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 19/33

Perlu dikaji pada peritonitis tuberculosis adalah ascites karena

adanya perpindahan cairan dari ekstraseluler, intravaskuler, dan

area interstitial ke dalam usus atau area peritoneal, adanya muntah

atau secara medik cairan dibatasi, demam.

d" &ktivitasAistirahat

Pola, kelemahan, hambatan, kebiasaan, malaise umum sehubungan

dengan hambatan dalam metabolisme atau rasa nyeri yang

mengganggu.

e" Personal hygiene

<engkaji kemandirian dan tingkat pemenuhan kebutuhan personal

hygiene yang juga dihubungkan dengan rasa sakit di perut kuadran

atas.

" *akukan pemeriksaan fisik 

<etode yang dapat dilakukan adalah inspeksi, palpasi, perkusi

dan aulkutasi !(PP&". Khusus untuk sistem perncernaan maka metode

yang digunakan adalah inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi !(&PP",

cara pemeriksaannya dengan head F to F toe, R$S !Revie# of 

System".

Berikut adalah bagian-bagian dari pemeriksaan fisik +

a" Sistem neurology

Page 20: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 20/33

Kaji kesadaran !melalui penilaian 9S", reflek fisiologis tubuh,

daya orientasi !tempat, orang, #aktu", daya ingat.

 b" Sistem respirasi

0ang harus dikaji paling utama adalah pola napas dan frekuensi

napas karena dengan penyakit tuberculosis yang sedang aktif 

disertai dengan batuk yang produktif, adanya sumbatan jalan

napas.

c" Sistem kardiovaskuler 

'ari sistem ini pengkajian yang dilakukan berhubungan dengan

 peritonitis tuberculosis adalah tekanan darah, biasanya systole

diba#ah 32 mm8g, keadaan yang terus menurun kemungkinan

terjadinya syok hipovolemik. 7adi lebih dari )2 CAmenit, apakah

ada perubahan tekanan vena jugularis.

d" Sistem gastrointestinal

Pengkajian pada sistem ini merupakan data focus yang harus dikaji

lebih teliti dan tepat. 'ata yang harus dikaji meliputi +

!)" <ulut dan gigi

Bentuk, kebersihan, kesulitan menelan, #arna mukosa, bibir,

 proses mengunyah , sensasi rasa.

!" &bdomen

Page 21: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 21/33

Secara umum pemeriksaan fisik yang harus dilakukan untuk 

klien peritonitis tuberculosis yaitu + adanya distensi abdomen,

 peristaltic pada mula-mula meningkat dan lama kelamaan

menjadi menurun. Kadang terjadi ileus obstruktif, nyeri tekan

 pada #aktu palpasi, abdomen teraba seperti adonan kue atau

tegang, adanya pembengkakan pada perut atau asites.

!1" 8ati dan limfa

Pada peritonitis tuberculosis karena ri#ayat pengobatan

 penyakit tuberculosis paru dengan pengobatan isonia4id dapat

mempengaruhi pada faal hati yang kadang disertai dengan

hepatomegali.

!>" Rectum

&pakah ada hambatan daerah rectum !hemoroid, fistula dsb",

keluhan nyeri yang menyertai hal tersebut harus pula dikaji.

e" Sistem genitourinaria

Pengkajian yang berhubungan dengan peritonitis tuberculosis

adalah adanya perubahan haluaran urine menjadi menurun,

 perubahan #arna urine menjadi gelap dan pekat, sebagai salahsatu

tanda terjadinya kekurangan volume cairan pada klien.

f" Sistem musculoskeletal

Page 22: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 22/33

0ang dikaji adalah dari sikap berjalan pada klien peritonitis

tuberculosis. Prgerakan sendi berhubungan dengan rasa nyeri di

 bagian perut kuadran atas.

g" Sistem endokrin

&dakah kelainan endokrin lain yang memperberat kondisi klien.

h" Sistem integument

8arus dikaji perubahan #arna kulit kemerahan, kering dan hangat

yang menandakan adanya septicemia. 6erjadinya perubahan

menjadi pucat lembab, dingin dan sianosis merupakan tanda-tanda

terjadinya syok hypovolemik.

1" Kaji data psikologis dan lingkungan

Kaji tentang penampilan, status emosi, konsep diri, kecemasan dalam

menghadapi penyakit yang dideritanya termasuk interaksi social

selama masa pera#atan.

>" Kaji data tentang keyakinan spiritual

Bagaimana klien menghadapi penyakitnya dihubungkan dengan

agamaAkepercayaan yang dianutnya.

/" Kaji tentang kondisi dan pemahaman tentang pemeriksaan diagnostik

serta rencana tindakan yang akan dilakukan sehubungan dengan

 penyakit yang dideritanya.

Page 23: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 23/33

2. Perumusan 'iagnosa Ke0eraatan

'iagnosa kepera#atan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan

mengatasi kebutuhan spesifik klien serta respon terhadap masalah actual dan

resiko tinggi !7&7'& + )33".

'iagnosa adalah pernyataan yang dirumuskan berdasarkan data yang

terkumpul dan berupa rumusan tentang respon klien terhadap masalah

kesehatan actual dan potensial serta factor etiologi yang berkontribusi

terhadap timbulnya masalah yang perlu diatasi dengan tindakanAintervensi

kepera#atan !9ordon, )3:?".

Kemungkinan diagnosa kepera#atan yang muncul pada klien dengan

 peritonitis tuberculosis adalah +

a" 7yeri akut berhubungan dengan peradangan peritoneum perifer !toksin",

akumulasi cairan dalam rongga abdomenAperitoneal !distensi abdomen",

trauma jaringan.

 b" Ketidakseimbangan nutrisi +kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

mualAmuntah, disfungsi usus, peningkatan kebutuhan metabolic,

anoreksia.

c" Kekurangan volume cairan !kehilangan aktif" berhubungan dengan

 perpindahan cairan dari ekstraseluler, intravaskuler, dan area interstitial ke

dalam usus danAatau area peritoneal, muntah, aspirasi 796Ausus, demam,

secara medik cairan dibatasi.

Page 24: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 24/33

d" Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat

 pertahanan primer !kulit rusak, trauma jaringan, gangguan peristaltic"

tidak kuat pertahanan sekunder !penekanan imunologi", prosedur invasive.

e" Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan umum,

 penurunan kekuatanAketahanan tubuh, nyeri, keterbatasan aktivitas.

f" emas berhubungan dengan krisis situasi, factor fisiologis.

g" Kurang pengetahuan !kebutuhan belajar" tentang kondisi, prognosis, dan

kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang mengingat, salah

interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi.

!. Perenanaan

Perencanaan adalah acuan tertulis yang terdiri dari berbagai intervensi

kepera#atan yang direncanakan dapat mengatasi diagnosa kepera#atan

sehingga klien dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya !PP7(, )333+ G"

*angkah-langkah dalam perencanaan adalah menentukan prioritas,

menentukan criteria hasil, menentukan rencana tindakan dan dokumentasi.

Perencanaan kepera#atan pada klien dengan peritonitis tuberculosis meliputi +

a. Prioritas masalah

)" Kontrol infeksi

" PerbaikiApertahankan volume sirkulasi

1" 6ingkatkan kenyamanan

Page 25: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 25/33

>" Pertahankan nutrisi

/" Berikan informasi tentang proses penyakit, kemungkinan komplikasi,

dan kebutuhan pengobatan.

 b. 6ujuan pemulangan

)" (nfeksi teratasi

" Komplikasi tercegahAminimal

1" 7yeri hilang

>" Proses penyakit, potensial komplikasi dan program terapi dipahami.

c. (ntervensi dan rasionalisasi

a" 7yeri akut berhubungan dengan +

Peradangan peritoneum perifer !toksin", akumulasi cairan dalam

rongga abdomenAperitoneal !distensi abdomen", trauma jaringan.

riteria evaluasi +

a" *aporan nyeri hilang

 b" <enunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi, metode lain

untuk meningkatkan kenyamanan

c" Penurunan skala nyeri

6indakanAintervensi Rasional

!)" !"

Kaji ulang tingkat nyeri klien, lokasi, lama,

intensitas dan karakteristiknya !2-/"

Kaji adanya keluhan nyeri secara verbal

maupun non verbal

&danya perubahan dalam lokasi,

intensitas dapat menunjukkan

terjadinya komplikasi&danya keluhan secara verbal

maupun non verbal dapat

menentukan sejauh mana nyeri

Page 26: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 26/33

Pertahankan posisi yang nyaman bagi klien

&jarkan pada klien tentang teknik distraksi

nyeri

*akukan teknik Hgate controlI

&jarkan teknik relaksasi yang tepat

dilakukan

Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik 

dapat mempengaruhi

kebutuhannya serta menentukan

intervensi yang dibutuhkan oleh

klien<engurangi adanya tekanan gravitasi

dan membantu meminimalkan

nyeri karena gerakan yang berlebihan

<erupakan metode dengan cara

mengalihkan perhatian klien pada

hal-hal lain sehingga klien akanlupa terhadap nyeri yang dialami

Sel-sel reseptor yang menerima

stimuli nyeri peripheral dihambat

oleh stimulasi dari serebral sarafyang lain, Karena pesan-pesan

nyeri menjadi lambat. Prutis spinacord yang mengontrol jumlah

input ke otak menutupKeadaan otot-otot yang relaks dapat

mengurangi ketergangan pada

saraf yang dapat merangsang

nyeri. Keadaan yangmenyenangkan dapat merangsang

 pengeluaran endorphin

&nalgetika mengurangi nyeri dengan

cara menekan saraf pusat padathalamus dan corteC

 b" Ketidakseimbangan nutrisi + kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan mualAmuntah, disfungsi usus, peningkatan kebutuhan

metabolic, anoreksia.

riteria evaluasi +

a" &danya peningkatan nafsu makan

 b" <empertahankan dan meningkatkan berat badan

c" &danya peningkatan porsi makan

d" &danya perbaikan peristaltic usus

6indakanAintervensi Rasional

Page 27: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 27/33

!)" !"

&#asi haluaran slang 79. atat adanyamuntahAdiare.

&uskultasi bising usus, catat bunyi takadaAhiperaktif 

kur lingkar abdomen

6ambahkan diet sesuai toleransi, contoh

cairan jernih sampai lembut.

6imbang berat badan bila memungkinkan

=elaskan pentingnya nutrisi yang adekuat

Berikan pada klien untuk makan porsi kecil

tapi sering !PK6S"

Pertahankan lingkungan yang nyaman

selama klien makan

&njurkan untuk minum air hangat sebelum

klien makan

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian

obat antasida

=umlah besar dari aspirasi gaster danmuntahAdiare diduga terjadi

obstruksi usus, memerlukanevaluasi lanjut

<eskipun bising usus sering tak ada,inflamasiAiritasi usus dapat

menyertai hiperaktivitas usus,

 penurunan absorpsi air dan diare

<emberikan bukti kuantitas perubahan distensi gasterAusus

danAatau akumulasi asites

Kemajuan diet yang hati-hati saat

masukan nutrisi dimulai lagimenurunkan risiko iritasi gaster 

KehilanganApeningkatan dini

menunjukkan perubahan hidrasitetapi kehilangan lanjut didugaada deficit nutrisi

Pemahaman dan penjelasan yang

tepat pada klien tentang nutrisi

dapat meningkatkan kemampuanklien dalam pemenuhan nutrisi

Porsi kecil dapat mengurangi

lamanya transit yang terlalu lama

 pada lambung yang akanmenimbulkan rasa mual dan

tegang pada lambung. 'engan

 porsi sering akan tetap memenuhi

kebutuhan nutrisi&danya keadaan yang tidak

menyenangkan dapat

mengganggu dan menurunkan

nafsu makan pada klien&ir hangat dapat merangsang

 peristaltic usus sehingga dapat

meningkatkan nafsu makan pada

klien dan mengurangi perasaanmual

=enis antasida dapat mengurangi

 pengeluaran 8l yang berlebihanyang dapat mengurangi rasa mual

dan nyeri.

c" Kekurangan volume cairan !kehilangan aktif" berhubungan dengan

 perpindahan cairan dari ekstraseluler, intravaskuler, dan area

Page 28: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 28/33

interstitial ke dalam usus danAatau area peritoneal, muntah, aspirasi

 796Ausus, demam, secara medik cairan dibatasi.

riteria evaluasi +

a" <enunjukkan perbaikan keseimbangan cairan dibuktikan +

haluaran urine adekuat dengan berat jenis normal

 b" 6anda-tanda vital stabil

c" <embrane mukosa lembab

d" 6urgor kulit baik 

e" Pengisian kapiler meningkat

f" Berat badan dalam rentang normal.

6indakanAintervensi Rasional

!)" !"

Pantau tanda vital, catat adanya hipotensi

!termasuk perubahan postural",takikardia, takipnea, demam. kur

DP bila adaPertahankan masukan dan haluaran yang

akurat dan hubungkan dengan berat badan harian. 6ermasuk

 pengukuranAperkiraan kehilangan

contoh penghisapan gster, drain,

 balutan, hemovac, keringat, lingkarabdomen

kur berat jenis urine

$bservasi kulitAmembrane mukosa untuk

kekeringan, turgor. atat edema

 periferAsacral.

<embantu dalam evaluasi derajat

deficit cairanAkeefektifan penggantian terapi cairan dan

respon terhadap pengobatan<enunjukkan status hidrasi

keseluruhan. Keluaran urinemungkin menurun pada

hipovolemia dan penurunan

 perfusi ginjal, tetapi bert badan

masih meningkat, menunjukkanadanya edema jaringanAasites.

Kehilangan dari penghisapan

gaster mungkin besar, dan

 banyaknya cairan tertampung pada usus dan area peritoneal

!asites"

<enunjukkan status hidrasi dan

 perubahan pada fungsi ginjal,yang me#aspadakan terjadinya

gagal ginjal akut pada respon

terhadap hipovolemia,

mempengaruhi toksin.8ipovolemia, perpindahan cairan,

dan kekurangan nutrisi

memperburuk turgor kulit,

Page 29: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 29/33

8ilangkan tanda bahayaAbau dari

lingkungan. Batasi pemasukan es batu.

bah posisi dengan sering, berikan pera#atan kulit dengan sering, dan

 pertahankan tempat tidur kering dan

 bebas lipatan.&#asi pemeriksaan laboratorium, contoh

8bA8t, elektrolit, protein, albumin,

B7, kreatinin.

Berikan plasmaAdarah, cairan, elektrolit,diuretic sesuai indikasi

menambah edema jaringan

<enurunkan rangsangan pada gaster

dan respons muntah.

=aringan edema dan adanya gangguansirkulasi cenderung merusak kulit.

<emberikan informasi tentanghidrasi, fungsi organ. Berbagai

 bentuk dengan konsekuensi

tertentu pada fungsi sistemik

mungkin sebagai akibat dari perpindahan cairan, hipovolemia,

hipoksemia, toksin dalam

sirkulasi, dan produk jaringan

nekrotik.<engisiAmempertahankan volume

sirkulasi dan keseimbanganelektrolit. Koloid !plasma,

darah"membantu menggerakkanair ke dalam area intravaskuler

dengan meningkatkan tekanan

osmotic. 'iuretic mungkin

digunakan untuk membantu pengeluran toksin dan

meningkatkan fungsi ginjal.

d" Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat

 pertahanan primer !kulit rusak, trauma jaringan, gangguan

 peristaltic" tidak kuat pertahanan sekunder !penekanan imunologi",

 prosedur invasive.

riteria evaluasi +

a" meningkatnya penyembuhan pada #aktunya

 b" bebas drainage purulen atau eritema

c" tidak demam

d" <enyatakan pemahaman penyebab individuAfactor resiko

6indakanAintervensi Rasional

!)" !"

atat factor risiko individu contoh trauma <empengaruhi pilihan intervensi

Page 30: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 30/33

abdomen, apendisitis akut, dialisa

 peritoneal

Kaji tanda vital dengan sering, catat tidak

membaiknya atau berlanjutnyahipotensi, penurunan tekanan nadi,

takikardia, demam, takipnea.

atat perubahan status mental !contoh

 bingung, pingsan"

atat #arna kulit, suhu, kelembaban

&#asi haluaran urine

$bserbvasi drainase pada lukaAdrein

Pertahankan teknik steril bila pasien

dipasang kateter, berikan pera#atankateter Akebersihan perineal rutin

&#asiAbatasi pengunjung dan staf sesuai

kebutuhan. Berikan perlindungan

isolasi bila diindikasikan

Bantu dalam aspirasi peritoneal, bila

diindikasikan

6anda adanya syok septic, endotoksin

sirkulais menyebabkanvasodilatasi, kehilangan cairan

dan sirkulasi, dan rendahnya

status curh jantung8ipoksemia, hipotensi dan asidosis

dapat menyebabkan

 penyimpangan status mental

8angat, kemerahan, kulit keringadalaj tanda dini septicemia.

Selanjutnya manifestasi termasuk

dingin, kulit pucat lembab dan

sianosis sebagai tanda syok $liguria terjadi sebagai akibat

 penurunan perfusi ginjal, toksindalam sirkulasi mempengaruhi

antibiotik <emberikan informasi tentang status

infeksi

<encegah penyebaran, membatasi

 pertumbuhan bakteri pada traktusurinarius

<enurunkan risiko terpajan

 padaAmenambah infeksi sekunder

 pada pasien yang mengalamitekanan imun

'ilakukan untuk membuang cairan

dan untuk mengidentifikasiorganisme infeksi sehingga terapiantibiotik yang tepat dapat

diberikan

e" Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan umum,

 penurunan kekuatanAketahanan tubuh, nyeri, keterbatasan aktivitas.

riteria evaluasi +

a" mampu melakukan mobilitas fisik sesuai dengan kondisi klien

 b" adanya peningkatan kemampuan klien dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari

6indakanAintervensi Rasional

!)" !"

Page 31: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 31/33

Kaji ulang kemampuan klien dalam

memenuhi kebutuhannya dan

melakukan aktifitas

Berikan mobilitas progresif bila

diindikasikan

'ampingi klien pada saat melakukan

aktivitas yang dilakukan oleh klien

&jarkan pada klien bagaimana

menggunakan relaksasi yang progresif 

'engan mengetahui kemampuan

klien membantu dalam pemberian

intervensi yang diperlukan oleh

klien dan untuk menghindariketergantungan klien

&ktivitas yang bertahap dapat

mengurangi terjadinya kelemahandan mencegah terjadinya atropi

otot

<enciptakan kemampuan pada klien

dalam melakukan aktivitas danmencegah terjadinya cidera akibat

adanya kelemahan pada klien

Pengendalian nyeri adalah komponen

yang terpenting dalammempertahankan mobilitas otot

dan persendian dengan optimal.

f" emas berhubungan dengan krisis situasi, factor fisiologis.

riteria evaluasi +

a" menyatakan kesadaran terhadap perasaan dan cara yang sehat

untuk menghadapi masalah

 b" melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani

c" tampak rileks

6indakanAintervensi Rasional

!)" !"

=elaskan pada klien setiap tindakan

 pengobatan yang akan dilakukan

Berikan kesempatan pada klien untuk

mengekspresikan perasaan cemas yangdialaminya

*akukan kontak yang sering dengan klien

dan dampingi klien pada saat cemas

Pemberian informasi sebelum

dilakukan tindakan pengobatanyang akan dilakukan dapat

meningkatkan pemahaman pada

klien tentang pentingnya

 pengobatan yang dilakukan,sehingga klien merasa tenang

'engan pengungkapan secara verbal

maupun nonverbal dalammengungkapkan rasa cemas dapatmengurangi perasaan cemas yang

dialaminya

'engan banyaknya kontak dengan

 petugas kesehatan dapatmemberikan perasaan bah#a

dirinya diprhatikan oleh petugas

Page 32: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 32/33

&njurkan pada keluarga untuk tetap

mendampingi dan terus menemani

klien dan tidak membiarkan klien

sendirian

kesehatan

'engan perhatian dari keluarga

memberikan efek psikologis rasa

tenang dan nyaman

g" Kurang pengetahuan !kebutuhan belajar" tentang kondisi, prognosis,

dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang mengingat,

salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi.

riteria evaluasi +

a" menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan

 b" mengidentifikasi hubungan tanda dan gejala dengan factor

 penyebab

c" melakukan dengan benar prosedur yang perlu dan menjelaskan

alasan tindakan.

6indakanAintervensi Rasional

!)" !"

Kaji ulang proses penyakit dasar dan

harapan untuk sembuh

'iskusikan program pengobatan, jad#al

dan kemungkinan efek samping

&njurkan melakukan aktivitas biasanyasecara bertahap sesuai toleransi, dan

sediakan #aktu untuk istirahat adekuat

Kaji ulang pembatasan aktivitas contohhindari mengangkat berat, konstipasi

*akukan penggantian balutan secaraaseptic, pera#atan luka

(dentifikasi tandaAgejala yang memerlukan

evaluasi medik, contoh berulangnyanyeriAdistensi abdomen, muntah,

demam, menggigil, atau adanya

<emberikan dasar pengetahuan pada

 pasien yang memungkinkan

membuat pilihan berdasarkan

informasi&ntibiotik dapat dilanjutkan setelah

 pulang, tergantung pada lamanya

dira#at

<encegah kelemahan, meningkatkan perasaan sehat

<enghindari peningkatan tekananintraabdomen yang tidak perlu

dan tegangan otot

<enurunkan risiko kontaminasi.<emberikan kesempatan untukmengevaluasi proses

 penyembuhan

Pengenalan dini dan pengobatan

terjadinya komplikasi dapatmencegah penyakitAcedera serius.

Page 33: 114985255 Bab II Peritonitis TB

8/11/2019 114985255 Bab II Peritonitis TB

http://slidepdf.com/reader/full/114985255-bab-ii-peritonitis-tb 33/33

drainase purulen, bengkak, eritema

 pada insisi bedah !bila ada"

". Im0lementasi

'alam tahap ini merupakan bagian aktif dalam asuhan kepera#atan.

(mplementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mambantu klien

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi

koping.

ntuk implementasi pada kasus peritonitis tuberculosis disesuaikan

dengan rencana intervensi yang telah dipersiapkan serta disesuaikan dengan

kondisi klien.

$. E3aluasi

5valuasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

kepera#atan yang menandakan seberapa jauh diagnosa kepera#atan, rencana

tindakan dan pelaksanaannya sudah dapat tercapai.

5valuasi dilaksanakan mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan.

6ujuan dari evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai

tujuan berdasarkan respon klien terhadap tindakan kepera#atan yang

diberikan.