7. BAB I-V

download 7. BAB I-V

of 59

Transcript of 7. BAB I-V

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    1/59

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    2/59

    2

    Daeng Celak adalah Yang Dipertuan Muda Riau IV memerintah mulai bulan

    Desember 1778M.”2

     

    Raja Ahmad Engku Haji Tua telah mengarang syair kisah Engku Puteri

    (1831) yang mengisahkan tentang perjalanan kakaknya Engku Puteri ke Lingga

    untuk menjenguk saudaranya yang sakit. Beliau juga menulis Syair Perang Johor

    (1843/1844) yang membentangkan pragmen-pragmen peperangan antara Johor

    dengan Aceh pada abad ke 17, peperangan antara Malaka dengan Belanda pada

    tahun 1640 dan kisah perjalanan utusan Johor ke Patani.3 

    Raja Ahmad ibni Raja Haji Marhum Teluk Ketapang memiliki putera

    yang bernama Raja Ali Haji yang lahir pada tahun 1808 di pulau Penyengat Indra

    Sakti, dan meninggal dunia pada tahun1873. Raja Ali Haji terkenal dengan

     pujangga gurindam, beliau juga merupakan tokoh yang memiliki peranan sangat

     penting dalam usaha pembinaan bahasa dan budaya melayu yang manfaatnya

    tidak hanya sekedar sebagai pendukung komunikasi sosial saja namun juga

    sebagai pendukung ilmu dan kebudayaan. Dialek Melayu Kepulauan Riau

    merupakan suatu dialek Melayu yang pernah terpelihara dengan baik. Pembinaan

    dialek ini telah dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh para pengarang Riau

    dengan Raja Ali Haji sebagai pelopor yang paling penting. Langkah-langkah

     pembinaan dialek ini telah berlangsung paling kurang sejak abad ke 19, terutama

    dengan munculnya karya Raja Ali Haji sejak pertengah abad ke 19 itu.4 

    2  Jamal D.Rahman, 2010, Dermaga Sastra Indonesia, Jakarta, Komodo Books, Hal.75

    3   Ibid . Hal.79 

    4

      UU.Hamidy, 2010, Bahasa Melayu dan Kreativitas Sastra Di Daerah Riau, Pekanbaru, DinasPendidikan Provinsi Riau, Hal. 16

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    3/59

    3

    Tokoh lainnya, yang memiliki peranan penting seperti halnya Raja Ali

    Haji adalah Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau. Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda

    Riau merupakan seorang intelektual dari kalangan rakyat biasa keturunan Bugis.

    Dalam ranji yang dibuat Raja Ibrahim al. Embo disebutkan Haji Ibrahim

    keturunan langsung dari Karaeng Mangale Nahkoda Alang Qari Abd. Malik

    Siantan berasal dari Bugis (Makasar) yang mempunyai anak Daeng Abd. Fatah.

    Daeng Abd. Fatah mempunyai dua orang anak bernama D. Rabu (D.T Kubu) di

    Kerajaan Sambas dan seorang juragan bernama D.Ahmad. D.Ahmad mempunyai

    E. Abdullah atau syahbandar Abdullah yang merupakan ayah daripada Haji

    Ibrahim.5 Ia hidup semasa Raja Ali Haji. Haji Ibrahim merupakan salah satu dari

    orang-orang yang melakukan pelayaran ke Trengganu sebagai utusan Riau untuk

    menemui Sultan Abdul Rahman pada tahun 1823. Gelar haji pertama kali

    disandangnya sejak ia pergi menunaikan ibadah haji pada tahun 1830, sedangkan

    gelar orang (Datuk) Kaya Muda diperoleh ketika ia menjadi juru tulis pribadi

    Yang Dipertuamuda Riau Raja Ali ibni Raja Ja‟far. 

    Raja Haji merupakan sosok pribadi yang tekun, amanah, rajin, cerdas dan

    intelektual. E. Netscher dalam tulisannya  Beschrijving van een gedeelde der

    residentie Riouw  yang dimuat dalam “Tijdschrift voor Indische Taal-Land-, en

    Volkenkunde II/ 1894, hlm. 158, menilai tokoh ini sebagai “pribumi yang paling

    cerdas, tekun, berwawasan luas, berbudi, dan kreatif. Ia juga suka berpetualang

    menjelajah Jawa, dan (naik haji) ke Mekkah.” Residen Riau E.Netscher

    5

      ElmustianRahman, 2002, Seri Karya dan Kajian Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau, Pekanbaru, Unri Press, Hal. 48

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    4/59

    4

    menyifatkan sebagai seorang yang cerdik dan rajin.6 Beliau selalu berfikir untuk

    kemajuan bangsanya, sehingga beliau dianggap sebagai salah satu tokoh yang

    mempelopori kebangkitan citra orang Melayu.

    Haji Ibrahim disebut sebagai sastrawan dan negarawan. Sastrawan karena

     beliau telah banyak menghasilkan karya-karya sastra, yang dapat kita jumpai

    dalam berbagai bentuk naskah. Naskah adalah merupakan peninggalan budaya

    dalam bentuk tulisan tangan yang ditulis pada kertas, lontar, daluang, kulit kayu,

    rotan, gelondongan bambu, bilah bambu dan tulang binatang.7 

     Naskah-naskah yang dihasilkan Raja Ibrahim seperti Perhimpunan Pantun-

     pantun Melayu, Hikayat Raja Damsyik, Syair Raja Damsyik, cerita Pak Belalang

    dan Lebai Malang, Cakap-cakap Rampai, Bahasa Melayu-Johor Jilid 1 dan 2 dan

    Syair Sidi Ibrahim bin Khasib. Disebut sebagai Negarawan karena Raja Ibrahim

    merupakan orang penting dalam kerajaan Riau-Lingga, seperti yang disebutkan

    Raja Ali Haji dalam Tuhfat Al Napiz sebagai utusan kerajaan untuk menemani

    Residen Riau. Syahdan apabila selesai daripada mufakat itu maka menyuruhlah

    Engku Haji Raja Abdullah itu akan Haji Ibrahim anak Datuk syahbandar Abdullah

    kepada residen Riau membawa surat kemupakatan itu dari pada segala anak raja-

    raja yang tersebut itu.

    8

     

    Diantara hasil karya-karya Haji Ibrahim juga merupakan upaya

     pembakuan dari pada sastra lisan ke atas satra tertulis. Sastra lisan merupakan

    sastra rakyat Melayu yang masih tersimpan dalam ingatan masyarakat,

    6   Ibid Elmustian Rahman. Hal. 50

    7

      Ellya Roza, 2011, Naskah Melayu, Pekanbaru, Yayasan Pustaka Riau, Hal.98  Raja ali Haji. 2002. Tuhfat Al Nafis. Tanjung pinang. Yayasan Khazanah Melayu. Hal.320 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    5/59

    5

     penurunannya dilakukan secara turun-temurun secara lisan.9 Diantara ragam sastra

    lisan Melayu itu ada berupa cerita-cerita jenaka.

    Disebut cerita jenaka karena cerita ini menciptakan tertawa karena lucu,

    kocak dan menggelikan. Salah satunya adalah cerita  Pak Belalang Dan Lebai

     Malang. Oleh Haji Ibrahim telah dilakuakan pembakuan dari sastra lisan ke atas

    sastra tertulis. Disamping cerita Lebai Malang Dan Pak Belalang yang merupakan

     bakal (“embrio”) cerita pendek Nusantara, juga Pantun-pantun Melayu yang

    merupakan antologi pantun yang pertama dalam tamandun Melayu.10 

     Naskah cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang karya Haji Ibrahim

    merupakan cerita yang sangat masyhur di masyarakat hingga saat ini, dan sudah

    ada dalam berbagai macam versi cerita serta sudah pernah ada dibuat dalam

     bentuk film, seperti “Nujum Pak Belalang” karya P. Ramlee. Cerita ini

    mengisahkan dua tokoh yang berlawanan yaitu tokoh penuh keberuntungan dan

    satu lagi tokoh penuh kemalangan. Selain sebagai cerita jenaka yang menghibur,

    terdapat nilai-nilai yang sangat urgen dalam kehidupan, sebab itulah saya tertarik

    untuk menjadikan sebagai objek penelitian saya.

     Nilai merupakan sesuatu yang abstrak dan sulit dikemukakan secara

    kongkrit sebab ia lebih cendrung kepada sesuatu yang dirumuskan, bukan sesuatu

    yang ditunjukkan. Untuk mengenal nilai kita mesti mempergunakan panca indra,

    namun nilai yang kita dapatkan tetap saja bersifat abstrak. Yang kita gunakan

    ialah simbol bahasa seperti baik, sedang, amat baik, buruk, buruk sekali dan lain-

     9

      Op cit  Elmustian Rahman , 2004. Hal.37 10  Op cit   Elmustian Rahman , 2004. Hal. 51

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    6/59

    6

    lain.11 Diantara nilai-nilai itu adalah nilai religius, yang meliputi nilai Akidah dan

    Akhlak.

    1.2 Pembatasan Masalah

     Naskah cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang karya Haji Ibrahim dapat

    diteliti dari berbagai sisi, seperti cara penulisan aksara Arab Melayu, watak tokoh,

    nilai moral, sosial budaya, religius dan lain-lain. Oleh karena itu penulis

    membatasi penelitian ini hanya pada nilai religius yang terdapat dalam Cerita

    Pak Belalang Dan Lebai Malang.

    1.3 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

     berikut :

    1. Nilai Religius apa sajakah yang terkandung dalam Cerita Pak Belalang

    dan Lebai Malang ?

    2. Apa manfaat Cerita Pak Belalang dan Lebai Malang dalam kehidupan

    masyarakat Melayu

    1.4 Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Untuk mengetahui nilai-nilai religius yang terdapat dalam Cerita Pak

    Belalang dan Lebai Malang

    11  UU. Hamidy, 1993. Nilai Suatu Kajian Awal . UIR Press. Pekanbaru. Hal.14

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    7/59

    7

     b. Untuk mengetahui manfaat Cerita Pak Belalang dan Lebai Malang

    dalam kehidupan masyarakat Melayu

    1.5 Manfaat Penulisan

    Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

    a. Penelitian ini secara teoritis diharapkan akan menjelaskan nilai religius

    yang terdapat dalam Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang sehingga

    dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu budaya

    khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.

     b. Sedangkan secara praktis hasil penelitian ini diharapkan akan

    memberikan informasi yang berguna bagi mahasiswa dan masyarakat

    tentang nilai-nilai yang terdapat dalam Cerita Pak Belalang Dan

    Lebai Malang.

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    8/59

     

    8

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Teori Nilai

     Nilai adalah suatu perangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini

    sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola

     pemikiran, perasaan, keterikatan maupun perilaku.12 Nilai merupakan alat seleksi

    apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang pantas dan apa yang tidak pantas,

    oleh sebab itu nilai merupakan tindakan social.13  Tiap masyarakat senantiasa

    mempunyai suatu system nilai agar tiap tingkah laku anggota masyarakat dan

    kelompok orang banyak dapat diukur dengan nilai-nilai yang berlaku dalam

    masyarakat tersebut.14 

    Dalam masyarakat, nilai dapat berupa pujian, penghargaan, ukuran, dan

    sebagainya. Sumber nilai berasal dari hal-hal yang berhubungan dengan kebaikan,

     berupa ajaran agama, kebiasaan dalam masyarakat, dan ilmu pengetahuan. Nilai

     berfungsi membatasi gerak manusia dalam melakukan sesuatu. Nilai menjadi

    sasaran atau target dalam tingkah laku atau sikap yang menyangkut individu.15 

    Sedangkan menurut W.J.S Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa

    Indonesia nilai adalah kadar, mutu, banyak sedikitnya isi, sifat-sifat atau hal-hal

    yang penting bagi kemanusiaan. Adapun cirri-ciri nilai adalah sebagai berikut :

    12  Abu Ahmadi. 2008. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Bumi Aksara. Hal.202 

    13  Husni Thamrin & Koko Iskandar. 2009. Orang Melayu Agama, Kekerabatan, Prilaku

     Ekonomi. Pekanbaru. Suska Press 2008. Hal.2714

      UU. Hamidy.2011. Jagad Melayu Dalam Lintas Budaya Di Riau. Pekanbaru. Bilik Kreatif

    Press. Hal.48 15

      Siti Waridah Q. 2004. Antropologi Untuk SMU kelas 3 Kurikulum 1994. Jakarta. BumiAksara. Hal. 161

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    9/59

    9

    1.   Nilai berkaitan dengan subyek. Kalau tidak ada subyek yang menilai,

    maka tidak ada nilai juga. Entah manusia hadir atau tidak, gunung tetap

    meletus. Tapi untuk dapat dinilai sebagai “indah” atau “merugikan”,

    letusan gunung itu memerlukan kehadiran subyek yang menilai.

    2. 

     Nilai tampil dalam suatu konteks praktis, di mana subyek ingin membuat

    sesuatu. Dalam pendekatan yang semata-mata teoritis, tidak ada nada

    nilai (hanya menjadi pertanyaan apakah suatu pendekatan yang secara

    murni teoritis bias diwujudkan).

    3. Nilai-nilai menyangkut sifat-sifat yang “ditambah” oleh subyek pada

    sifat-sifat yang dimiliki oleh subyek. Nilai tidak dimiliki oleh obyek pada

    dirinya. Rupanya hal itu harus dikatakan karena obyek yang sama bagi

     pelbagai subyek dapat menimbulkan nilai yang berbeda-beda.16 

    Masing-masing nilai yang terwujud dari konsep-konsep nilai itu diantaranya

    adalah :

    a. Nilai Religius

     Nilai religius adalah suatu nilai yang bersumber dari kepercayaan yang

    menitik beratkan pada perilaku manusia sebagai perwujudan dari taat

    dan patuhnya atau pendekatan diri manusia kepada sang Adi Kodrati.

     b. Nilai Kebenaran

     Nilai kebenaran berupa nilai-nilai dari pengetahuan dan pencarian

    kebenaran seperti kebenaran ilmiah dan kebenaran logis

    c. Nilai Etis

    16  K.Bertens. 1993. Etika.Jakarta. Pt. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 140 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    10/59

    10

     Nilai etis adalah suatu tindakan manusia yang memiliki atau

     berlandaskan etika atau moral

    d. Nilai Estetika

     Nilai estetis adalah nilai yang berdasarkan pada suatu serapan keindah.

    Keindahan ini termasuk di dalamnya keindahan alam dan keindahan

    hasil karya seni.17 

    2.2 Nilai Religius

    Religius menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi

    Keempat adalah bersifat Religi; bersifat keagamaan, yang bersangkut paut dengan

    religi. Butler dalam Agustianto mengatakan nilai religius dalam kehidupan

    manusia yang nyata menjelma sebagai pemujaan, pengukuhan, persaudaraan,

    kepastian dan harapan.

    -  Pemujaan, yaitu keberhargaan dalam tindakan manusia yang memiliki

    sesuatu kepercayaan menyembah Tuhan atau Dewa.

    Pengukuhan yaitu perasaan bahwa diri telah disahkan dalam tujuan-

    tujuan yang lebih tinggi karena secara resmi telah masuk dalam suatu

    masyarakat religius.

    Persaudaraan yaitu perasaan yang diperoleh dari pergaulan dalam

    suatu kelompok keagamaan,.

    -  Kepastian yaitu keyakinan bahwa di balik dunia fenomenal ini adalah

    Tuhan Yang Maha Pengasih.

    17 

    Agustianto. 2006. Dimensi Aksiologis Dalam Simbol Riau. Pekanbaru. Daulat Riau. Hal.35 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    11/59

    11

    -  Harapan yaitu perasaan optimis bahwa kebaikan akan mengalahkan

    kejahatan atau tentang dunia akhirat yang kekal dan bahagia.18

     

    Dalam penerimaan sistem nilai, agama Islam merupakan nilai yang paling

    utama sehingga menjadi barometer terhadap nilai-nilai yang lain. Nilai-nilai

    agama Islam berfungsi sebagai penyaring nilai-nilai yang lain dalam kehidupan

    khususnya masyarakat Melayu, dimana agama dipandang dan diakui sebagai

    sumber nilai yang terpercaya dan benar.

    Dalam cerita Pak Belalang dan Lebai Malang terdapat nilai Akidah dan

    nilai Akhlak serta nilai Ukhuwah.

    1. Nilai Akidah

    Akidah menurut kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah keyakinan

    dasar, kepercayaan pokok.19  Akidah merupakan keyakin hati terhadap

     beberapa perkara tanpa adanya keragu-raguan. Menurut Shalih Bin Fauzan

    akidah secara syarak adalah iman kepada Allah, Para MalaikatNya, kitab-

    kitabNya, Para RasulNya, dan pada hari akhir serta Qadha yang baik dan

     buruk.20 

    2. Nilai Akhlak

    Akhlak berasal dari bahasa Arab, adalah bentuk jamak dari khulq yang

     berarti tabiat, watak perangai dan budi pekerti. Akhlak bisa didefinisikan

    sebagai sikap yang tertanam dalam jiwa yang melahirkan perbuatan-

     perbuatan tertentu secara spontan dan konstan. Yang menjadi standar nilai

    18  Ibid . Hal.35 

    19 

    Tim Prima Pena.Tanpa tahun. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Gita Media Press. Hal. 2820  Shalih Bin Fauzan Bin Abdullah Al Fauzan. 1998. Kitab Tauhid Daarul Haq. Jakarta. Hal. 3

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    12/59

    12

    akhlak adalah Al-Qur‟an dan Sunnah. Akhlak yang sesuai dengan Al-

    Qur‟an dan Sunnah disebut Akhlak mahmudah (terpuji) yang tidak sesuai

    dengan Al-Qur‟an dan Sunnah disebut Akhlak mazmumah (tercela).

    Sedangkan ruang lingkup akhlak yaitu mencakup semua sikap hidup

    seseorang, baik terhadap Allah, terhadap Rasullah, terhadap diri sendiri,

    terhadap keluarga, terhadap masyarakat, terhadap Negara dan terhadap

    dunia internasional, juga terhadap alam lain seperti tumbuh-tumbuhan dan

     binatang.21 Menurut Abdullah Bin Qasim Al Wasyli akhlak secara bahasa

     berarti tabiat dan perangai, sedangkan menurut terminologi para ulama

    akhlak adalah sesuatu yang merepresentasikan keadaan atau sifat yang

    tertanam kuat di dalam jiwa yang memunculkan perbuatan dan prilaku

    yang sangat mudah tanpa memerlukan pemikiran terlebih dahulu.22  Jadi

    dapat disimpulkan defenisi akhlak mencakup semua sifat baik maupun

     buruk.

    Bersyukur

    Menurut istilah, bersyukur berarti menggunkan seluruh nikmat yang

    diberikan oleh Allah SWT untuk taat kepada-Nya dan tidak

    menggunakannya untuk berbuat maksiat. Dengan kata lain suatu sikap

    atau perilaku seseorang yang senang, bangga, dan puas akan nikmat

    yang diberikan oleh Allah SWT.23 

    -  Pemaaf

    21  Qamaruzzaman Khatab. 2011. Kajian Akhlak RRI Pekanbaru 1432H 2011M . Pekanbaru 

    22

      Abdullah Bin Qasim Al Wasyli. 2005. Syarah Ushul „Isyrin. Solo. Intermedia. Hal. 54 

    23  Yundri Akhyar. 2013. Akhlak 3. Pekanbaru. CV. Pustaka Mafatih.Hal.3 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    13/59

    13

    Ma‟af berarti tidak membalas waktu ada kesempatan. Tidak memusuhi

    teman sejawat yang berlaku tidak wajar kepada kita. Ma‟af sifat nabi -

    nabi, Rasul-rasul, orang baik-baik dan pemimpin. Tidak mendendam

    menghilangkan rasa permusuhan yang terpendam dalam hati.24 

    Tolong menolong

    Bertolong-tolongan suatu sifat yang mendorong seseorang untuk

    membantu dan bekerja sama dengan orang lain. Teman sejawat, kaum

    kerabat, golongan, organisasi dan lain-lain. Bertolong-tolongan dalam

    kata dan perbuatan untuk kebaikan bersama.25 

    -  Musyawarah

    Musyawarah adalah mencari cara atau jalan yang terbaik dengan

    menyaring berbagai pendapat dan buah pikiran.26 

    Bohong (Dusta)

    Dusta ialah memberitakan atau berkata tidak menurut yang

    sebenarnya. Dusta biasanya untuk menutupi kesalahan, untuk menipu,

    untuk menjelekkan orang lain.27 

    Putus Asa

    Putus asa lawan dari harapan. Putus asa berarti hilangnya kemauan dan

    harapan dari yang menjadikan seseorang lesu. Putus harapan dari

    mencapai kemajuan.28 

    -  Mencuri

    24  Oemar Bakry. 1986. Akhlak Muslim. Bandung. Angkasa. Hal 86 

    25   Ibid  Oemar bakry. Hal. 115 

    26   Ibid. Hal. 141

    27

       Ibid. Hal. 3228   Ibid . Hal. 120

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    14/59

    14

    Mencuri ialah mengambil barang orang lain (tanpa izin pemiliknya)

    dengan cara sembunyi-sembunyi dan mengeluarkan dari tempatnya29

     

    Zhalim

    Asal ma‟na “kezaliman” ialah aniaya dan melampaui batas yang telah

    ditentukan. Artinya dhalim menurut menurut ahli bahasa dan

    kebanyakan ulama‟ ialah : “Meletakkan sesuatu bukan pada tempat

    yang semestinya”.30 

    -  Bertaruh (judi)

    Bertaruh adalah 1. (bermain dsb) dengan taruhan; memasang taruh (spt

    dl perjudian), mereka bermain ceki hanya untuk bersenang-senang;

    2.mengatakan sesuatu dgn memberi taruh (bahwa yg dikatakan itu

     benar)31 

    Tamak

    Tamak adalah keinginan untuk selalu memperoleh banyak untuk diri

    sendiri

    3. Nilai Ukhuwah

    Kata ukhuwah berasal dari bahasa Arab, ukhuwwah, yang pada asalnya

     berarti “persamaan dan keserasian dalam banyak hal.” Lalu kemudian,

    diartikan dengan persaudaraan, karena adanya persamaan-persamaan

    tersebut.32 

    29  Tim Darul Ilmi. 2010. Buku Paduan Lengkap Agama Islam. Jakarta. Qultum Media. Hal.347 

    30  Ali Usman. 1991. Hadits Qudsi. Bandung. CV. Dipenegoro. Hal. 157 

    31  Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi

    keempat . Jakarta. PT. Gramedia Pustaka UtamaHal. 1407 32

      Azyumardi Azra. 2008. Kajian Tematik Al-Quran Tentang Kemasyarakatan. Bandung.Angkasa Bandung. Hal. 365 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    15/59

    15

    2.3 Cerita Pak Belalang dan Lebai Malang karya Haji Ibrahim Datuk

    Kaya Muda Riau

    Cerita adalah tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu

    hal (peristiwa, kejadian, dsb)33, sedangkan menurut Abdul Rozak Zaidan, cerita

    adalah susunan tuturan yang membentangkan peristiwa yang dialami sesuatu atau

    seseorang, baik dalam bentuk rekaan maupun dalam bentuk kenyataan.34 Jenaka

    adalah cerita penghibur yang membangkitkan tawa, jenaka, keriangan atau

    sindiran, msl Si Kabayan (Sunda), Pak Pandir, Pak Belalang (Melayu). 35 Secara

    umum menurut Mohd. Taib Osman(1991: 24-25), ciri-ciri cerita ini menonjolkan

    kebodohan, kepintaran, kelucahan, keteladanan, dan ketamakan seseorang tokoh

    di dalamnya, tetapi didalamnya tersirat suri teladan yang perlu diambil

    hikmahnya.36 

     Naskah cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang adalah sebuah cerita jenaka

    yang ditulis tangan dengan tulisan Arab Melayu oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya

    Muda Riau. Naskah ini berjumlah dua puluh lima halaman yang berisikan dua

    cerita yaitu Bapak Belalang dari halaman 1-21 dan Lebai Malang dari halaman

    21-24. Cerita Pak Belalang mengisahkan seorang yang selalu beruntung secara

    kebetulan. Cerita ini selesai dibuat oleh Haji Ibrahim pada 2 hari bulan Rabiul

    awal hari Kamis pukul 7 pagi sanat 1287 berbetulan dua belas bulan Juni 1870 di

    Pulau Penyengat. Sedangkan cerita Lebai malang mengisahkan tentang seorang

    yang selalu tidak beruntung. Cerita ini selesai dibuat oleh Haji Ibrahim pada 3

    33  Op cit . Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat .Hal. 263

    34  Abdul Rozak Zaidan. 2004. Kamus Istilah Sastra. Jakarta. Balai Pustaka. Hal.47

    35

       Loc cit . Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat .36  Op cit . Elmustian Rahman , 2004..Hal.42

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    16/59

    16

    hari bulan Rabiul awal hari Jumat pukul tengah empat sanat 1287 hari bulan

    Juni1870 di Pulau Penyengat.37

     

    2.4 Tinjauan Pustaka

    Penelitian mengenai Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang telah pernah

    dilakukan oleh Elmustian Rahman dengan judul Cerita Pak Belalang Dan Lebai

    Malang Seri Karya dan Kajian Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau berupa

    Transliterasi dan penjelasan-penjelasan tentang Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda

    Riau. Sedangakan objek formal dalam penelitian ini adalah khusus mengenai

    nilai-nilai religius yang terdapat dalam Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang.

    37  Op cit   Elmustian Rahman. Hal.20

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    17/59

     

    17

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Sebagai upaya membedah karya sastra cerita sebagai sebuah karya

     penelitian ilmiah dibutuhkan metode yang tepat sehingga hasil penelitian dapat

    tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Metode penelitian ini menggunakan

    metode kualitatif deskriptif dengan mengkaji nilai religius yang difokuskan pada

    studi pustaka. Usaha yang dilakukan adalah dengan cara membaca dan menelaah

     bahan-bahan yang ada hubungannya dengan Cerita Pak Belalang dan Lebai

    Malang karya Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau, serta mendiskripsikan nilai-

    nilai relegius yang terdapat didalamnya.

    Metode penelitian kualitatifif adalah metode penelitian yang digunakan

    untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai

    instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi

    (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif makna

    dari pada generalisasi.38 

    3.1 Sumber Data

    Sumber data yang diperlukan yaitu sumber data primer dan sekunder.

    Sumber data primer adalah Naskah Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang

    dengan kode W.212 merupakan salinan fotocopy yang dilakukan oleh pustaka

    wilayah Soeman H.S di perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

    38  Sugiono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung. CV. Alfabeta. Hal. 1

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    18/59

    18

    Sumber data Sekunder adalah data yang diambil berdasarkan tulisan-

    tulisan dari buku-buku yang ada hubungannya dengan Cerita Pak Belalang Dan

    Lebai Malang.

    3.2 Objek Penelitian

    Objek material penelitian ini adalah Cerita Pak Belalang dan Lebai Malang

    Karya Haji Ibrahin Datuk Kaya Muda Riau, sedangkan objek formalnya adalah

    nilai-nilai religius yang terdapat pada Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang.

    3.3 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah dari bacaan-bacaan

    yang relevan dengan penelitian ini melalui observasi keperpustakaan yang ada di

    Pekanbaru, seperti Pustaka Wilayah Soeman H.S, Pustaka Universitas Lancang

    Kuning, Pustaka Lembaga Adat Melayu Riau dan Pustaka Fakultas Ilmu Budaya

    Universitas Lancang Kuning

    Langkah – langkah yang akan dilakuan dari data-data dan referensi yang di

    dapat adalah :

    Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang akan diuraikan secara sistematis

    dari tinjauan nilai religius

    -  Semua data dipahami untuk menentukan nilai-nilai religius objek

    material

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    19/59

    19

    -  Penelitian akan diarahkan pada pemahaman nilai-nilai religius yang

     berkaitan dengan Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang dan aspek

    lainnya seperti karya-karya dan lingkungannya.

    3.4 Analisa Data

    Analisis merupakan kegiatan : (1) pengurutan data sesuai dengan rentang

     permasalahan atau urutan pemahaman yang ingin diperoleh; (2) pengorganisasian

    data dalam formasi, kategori, ataupun unit perian tertentu sesuai dengan antisipasi

     peneliti; (3) interprestasi peneliti berkenaan dengan signifikansi butir-butir

    ataupun satuan data sejalan dengan pemahaman yang ingin diperoleh; (4)

     penilaian atas butir ataupun satuan data sehingga membuahkan kesimpulan : baik

    atau buruk, tepat atau tidak tepat, signifikan atau tidak signifikan.39 

    Sumber data dalam penulisan penelitian ini diambil melalui studi

    kepustakaan serta tehnik pengamatan. Hal ini dilakukan mengingat dalam

    menemukan makna teks sastra berarti menganalisa, menafsirkan/menjabarkan,

    dan memberi penilaian terhadap suatu teks sastra. Untuk menajamkan langkah

    kerja dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif.

    Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang diteliti dengan metode tersebut

    diatas diharapkan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Sehingga bentuk dan

    nilai reigius dalam Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang akan terungkap

    sedetail mungkin, sekaligus memberikan kesimpulan.

    39  Maryaeini. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta. PT. Bumi Aksara. Hal. 75 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    20/59

     

    20

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Nilai Religius Dalam Naskah Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang

    Karya Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau

    Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil pembahasan mengenai cerita

    Pak Belalang dan Lebai Malang karya Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau.

    Menurut penulis dalam cerita Pak Belalang dan Lebai Malang terdapat nilai-nilai

    religius yaitu Nilai Akidah, Nilai Akhlak Baik dan Akhlak buruk, serta Nilai

    Ukhuwah.

    4.1.1 Nilai Akidah Dalam Cerita Pak Belalang

    Akidah menurut kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah keyakinan

    dasar, kepercayaan pokok.40  Akidah merupakan keyakin hati terhadap beberapa

     perkara tanpa adanya keragu-raguan. Menurut Shalih Bin Fauzan akidah secara

    syarak adalah iman kepada Allah, Para MalaikatNya, kitab-kitabNya, Para Rasul-

     Nya, dan pada hari akhir serta Qadha yang baik dan buruk.41 Nilai akidah terdapat

    dalam kutipan :

    “Bapak si Belalang itupun datang mengadap Raja serta sampai ditanya

    Raja ini nama Bapak Belalang maka sembahnya: “Ampun tuanku

     patiklah nama Bapak Belalang,” maka lalu titah Raja, “Hai Bapak

    Belalang”  coba tilikkan aku kain-kain gundikku ada dua tiga helai

    hilang kalau betul seperti penilik engkau niscaya aku upah.” Maka

    sembah Pak Belalang ,”Ampun tuanku yang patik tiada tahu amat akan

    titah bawah duli tuanku biarlah patik coba.” 42 

    40  Tim Prima Pena.Tanpa tahun. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Gita Media Press. Hal. 28

    41 

    Shalih Bin Fauzan Bin Abdullah Al Fauzan. 1998. Kitab Tauhid Daarul Haq. Jakarta. Hal. 342   Naskah Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang  . Hal.4

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    21/59

    21

    “Raja sangat murka sebab burung Kuwaunya hilang ini Raja

    memanggil orang pandai bertilik maka segala yang pandai-pandai pun

     pergilah mengadap Raja masing-masing mengeluarkan kepandainyamaka tiada juga dapat maka titah Raja, “panggil Bapak si Belalang.” 43 

    “Maka titah Raja hai Bapak si Belalang , “Cobalah tilikkan Kuwau aku

    hilang kalau dapat aku beri upah kalau tidak dapat aku bunuh sebab

    semuanya sudah aku suruh bertilik tidak juga dapat.” Maka sembah

    Pak Belalang,”harap diampun dicobalah dahulu mudah-mudahan

    dengan berkat daulat barangkali dapat di dalam penilik patik”. maka

    titah Raja cobalah, memohonlah pembaraan dengan kemenyan maka

    diberilah tempat dengan bara dengan kemenyan maka pura-puralah ia

    membakar kemenyan dengan tunduk tengadah serta menggeleng-geleng

    kepalanya.” 44 

    “Maka titah Ra ja hai Bapak si Belalang ini, “Saudagar kaya ini

    kehilangan peti tujuh dari dalam gedungnya maka hendak engkau

    tilikkan jikalau dapat niscahaya aku suruh beri upah yang patut jika

    tidak dapat olehmu aku bunuh.” 45 

    “Melihat Bapak si Belalang datang R ajapun bertitah,”Hai Bapak si

    Belalang ini mintak tekakan kayu yang dibawak nakhoda kapal itu yang

    mana pihak hujung dan mana pihak pangkalnya, dengan mengenal anak

    itik yang baharu pecah dari telurnya mana jantan dan mana betina.”

    Maka sem bah Bapak Belalang, “Ampun tuanku patik tiadalah tahu akan perkara itu.” Maka titah raja, “A pabila tidak engkau tilik tenungkan

    hingga aku mendapat malu kepada nakhoda kapal maka engkau tentu

    aku bunuh anak beranak aku habiskan.” 46 

    “Maka Rajapun bertitah,”Hai Bapak Belalang, coba engkau terka apa

    yang aku genggam ini karena ini pengabisan aku hendak mengetahui

    ilmu engkau jika bersalahan dengan teka engkau sekali ini matilah

    engkau tidak aku tangguh lagi aku pancung lehermu di sini juga

     bercerailah kepalamu dengan badanmu.”47 

     Nilai yang terkandung dari kutipan naskah cerita Pak Belalang dan Lebai

    Malang di atas merupakan nilai akidah. Nilai akidah ini hanya terdapat pada cerita

    Pak Belalang saja. Yaitu keyakinan Raja bahwa Pak Belalang bisa menilikkan

    43   Ibid. Hal. 6

    44   Ibid. Hal. 7

    45   Ibid . Hal. 8

    46 `

     Ibid . Hal. 1547   Ibid . Hal. 20

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    22/59

    22

     barang-barang yang hilang serta mengetahui terkaan dan hal-hal yang

    tersembunyi . Keyakinan dan mendatangi Pak Belalang meminta ditilikkan itu

    merupakan perbuatan syirik . Dalam agama Islam Syirik merupakan salah satu hal

    yang dapat membatalkan keislaman seseorang apabila ia mengerjakannya. sebab

    melakukan perbuatan syirik akan menghilangkan pahala amal dan ia akan kekal di

    neraka. Allah tidak akan mengampuni dosanya kecuali ia bertaubat. Seperti dalam

    firman Allah surah Yunus ayat 106: “Walaa tad‟u minduunill ahi malaa yanfauka

    walaa yadurruka fain fa‟alta fainnaka idzaammina zzoolimiin.” artinya “Dan

     janganlah kamu berdoa kepada selain Allah yang tidak dapat memberi manfaat

    dan tidak (pula) dalam memberi madharat kepadamu, sebab jika kamu berbuat

    (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-

    orang yang zhalim (musyrik)”48.

    Rasullah SAW. bersabda : “ Barang siapa mendatangi peramal atau

    dukun, kemudian mempercayai apa yang dikatakannya, berarti ia telah

    mengingkari apa yang diturunkan kepada Muhammad (Al-Qur‟an).” (HR. Ahmad,

    shahih) dan sabda Rasullah SAW. Yang lainnya adalah : “Barang siapa

    mendatangi seorang peramal lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak

    diterima shalatnya selama empat puluh hari.” (HR. Muslim).  Sikap Raja yang

    selalu meminta ditilikan oleh Pak Belalang seperti dalam kutipan di atas

    menunjukkan bahwa Raja percaya kepada kata-kata Pak Belalang dan

    menganggap Pak Belalang sebagai orang yang sakti.

    48

      Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu. 2014. Bimbingan Islam Untuk Pribadi dan Masyarakat .Darul Haq. Jakarta. Hal.22

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    23/59

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    24/59

    24

    akidah yang benar sesuai dengan Al-Quran dan bersih dari syirik. Kedua harus

    mengislamkan ibadah yaitu meluruskan niat bahwa semua ibadah yang

    merupakan tangga penghubung mahluk dengan khalik tersebut harus dilaksanakan

    hanya karena dan mencari ridha Allah SWT seperti firman Allah dalam surah Al

    An‟am ayat 126 : “Qul inna sholaatii wanusukii wamahyaaya wamamaati

    lillahirobbil alamina.” yang artinya Katakanlah (Muhammad) sesungguhnya

    sholatku dan semua ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah.51 Ketiga

    harus mengislamkan akhlak yaitu akhlak yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur‟an

    dan hadis. Keempat mengislamkan keluarga dan rumah tangga. Kelima harus

    mengalahkan hawa nafsu. Keenam harus yakin bahwa masa depan adalah milik

    islam.52 Syirik itu sendiri dapat dibagi ke dalam 3 bagian:

    1.  Syirik di dalam Al Uluhiyyah yaitu seseorang meyakini bahwa ada Tuhan

    selain Allah. Yang berhak untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat

    ubudiyyah). Seperti firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 21-22 :

    “Yaa ayyuha nnasu „Buduu Robbakumulladzii kholaqokum wall adziina

    mingqoblikum la‟allakum Tattaquun. Alladzii ja‟ala lakumulardo

     firoosyawwassamaaa abinaaa a‟waanzala minassamaaaa i maaa

    anfaakhroja bihi mina tsamarooti rizqollakum falaa taj‟aluu lillahi

    andada wwantum ta‟lamuun.” yang artinya : “ Wahai manusia sembahlah

    Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelummu

    agar kamu bertaqwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan

     bagimu dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit

    51 

    Departemen Agama RI. 2007. Syaamil Al-Qur‟an Terjemahan Perkata. Hal. 15052  Fathi Yakan,.2005. Komitmen Muslim Sejati. Solo. Era Intermedia. Hal.16

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    25/59

    25

    lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki

    untukmu karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi

    Allah padahal kamu mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah: 21-22). Firman

    Allah surat An Nahl ayat 73-74: “Waya‟buduuna minduniuni llahi maa laa

     yamliku lahumrizqoomminassamaawaati walardi syaiaa wwalaa

     yastatii‟uun. falaa tadribuu lillahil amtsala inna allaha ya‟lamu waantum

    laa ta‟lamuun.” yang artinya: “ Dan mereka menyembah selain Allah,

    sesuatu yang tak dapat memberi rezki kepada mereka sedikitpun dari langit

    dan bumi dan tidak berkuasa (sedikit jua pun). Maka janganlah kamu

    mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui

    sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 73-74).

    2.  Syirik di dalam Ar Rububiyyah, yaitu jika seseorang meyakini bahwa ada

    selain Allah yang bisa menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau

    mematikan, dan yang lainnya dari sifat-sifat Ar Rububiyyah. Firman Allah

    dalam surat Luqman ayat 25: “walain saaltahum man kholaqo

     ssamaawaati walardo layaquu lunna allah. Qulillhamdu lillah. Bal

    aktsarohum laa ya‟lamuun” artinya: “ Dan sesungguhnya jika kamu

    tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”

    Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Katakanlah : “Segala puji bagi

    Allah.” Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.” (QS. Luqman:

    25)

    3.  Syirik di dalam  Al Asma‟wa ash Shifat , yaitu jika seseorang mensifatkan

    sebagian makhluk Allah dengan sebagian sifat-sifat Allah yang khusus

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    26/59

    26

     bagi-Nya. Contohnya, meyakini bahwa ada makhluk Allah yang

    mengetahui perkara-perkara ghaib. Firman allah surat Al Jin ayat 26:

    “„aalimul goibi falaa yuzhiru „alaa goibihii ahadaa.” Artinya: “ (Dia

    adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak

    memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali

    kepada Rasul yang diridhai-Nya , maka sesungguhnya Dia mengadakan

     penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya (QS. Al Jin : 26)

    Adapun jenis jenis syirik adalah Syirik Akbar, Syirik Ashghar. Syirik

    Akbar adalah memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah, seperti :

      Memohon dan taat kepada selain Allah

      Bernazar untuk selain Allah

      Takut kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-

    hal tersebut dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya

      Memohon perlindungan kepada selain Allah, seperti meminta

     perlindungan kepada jin dan orang yang sudah mati

      Mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diwujudkan kecuali oleh Allah

      Seperti meminta hujan kepada pawang, meminta penyembuhan kepada

    dukun dengan keyakinan bahwa dukun itu yang menyembuhkannya,

    mengaku mengetahui perkara ghaib, menyembelih hewan qurban yang

    ditujukan untuk selain Allah. Sedangkan diantara macam syirik besar

    adalah:

    a. 

    Syirik dalam berdoa, yaitu meminta kepada selain Allah, disamping

    meminta kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta‟ala  berfirman dalam

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    27/59

    27

    surat Faathir ayat 13-14: “ Yuuliju llaili finnahaari wayuuliju nnahaaro

     fillail. Wassakhoro ssyamsa walqomaro kullu yajrii liajalimmusamma.

     Dzaalikumu allahu r obbu kum lahulmulku. Walladziina tad‟uuna min

    duunihii maa yamlikuuna min kitmiir.” Artinya: “Dan orang-orang

    yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa meskipun setipis

    kulit ari. Jika kamu meminta kepada mereka, mereka tiada mendengar

    seruanmu, dan kalau mereka mendengar mereka tidak dapat

    memperkenankan permintaanmu (QS. Faathir:13-14)

     b.  Syirik dalam sifat Allah, sepeti keyakinan bahwa para nabi dan wali

    mengetahui perkara- perkara ghaib. Allah Ta‟ala telah membantah

    keyakinan seperti itu dengan firman- Nya : “wa‟indahuu mafaatihul

     goibi laa ya‟lamuhaa illa huwa. Waya‟lamu maa fii lbarri wal bahri.

    Wamaa tasqutu miwwaroqotin illa ya‟lamuhaa walaa habbatin fii

     zulumaatil ardi walaa rotbi wwalaa yaabisin illa fii kitaabi mmubiin.” 

    Artinya: artinya: Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang

    ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia

    mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai

    daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak

     jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang

     basah atau kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh

    Mahfuzh). (QS. Al-An‟am : 59) 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    28/59

    28

    c.  Syirik dalam Mahabbah (kecintaan), yaitu mencintai seseorang, baik

    walinya atau lainya layaknya mencintai Allah, atau menyetarakan cinta-

     Nya kepada makhluk dengan cintanya kepada Allah Ta‟ala. 

    Sedangkan syirik Ashghar yaitu setiap ucapan atau perbuatan yang

    dinyatakan syirik oleh syara tetapi tidak mengeluarkan dari agama. Ia merupakn

    dosa besar yang dapat mengantarkan kepada syirik akbar. Diantara syirik ashghar:

    a.  Zhahir (nyata), yaitu berupa ucapan. Rasulullah shallallahu „alaihi wa

    sallam bersabda : Artinya : “Barangsiapa yang bersumpah dengan

    selain nama Allah, maka ia telah berbuat syirik”. (HR. Ahmad, Shahih)

    Berupa amalan, seperti : memakai gelang, benang dan sejenisnya

    sebagai pengusir atau penangkal mara bahaya, jika ia meyakini bahwa

     benda-benda tersebut hanya sebagai sarana tertolak atau tertangkalnya

     bala. Namun bila dia meyakini bahwa benda-benda itulah yang menolak

    dan menangkal bala, hal itu termasuk syirik akbar.

     b. 

    Khafi (tersembunyi); syirik yang bersumber dari amalan hati, berupa

    riya, sum‟ah dan lain-lainnya.

    Bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat perbuatan syirik sangatlah besar.

    Syirik Ashghar (tidak mengeluarkkan dari agama) namun dapat merusak amal

    yang tercampur dengan syirik ashghar, termasuk dosa besar. Syirik Akbar

    merupakan kezaliman terbesar firman Allah Ta‟ala : “waidz qoola luqmaanu

    liibnihii wahuwa ya‟izuhuu yaabunayya laa tusyrik billah. Inna ssyirka lazulmun

    „aziim..” Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

    waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    29/59

    29

    mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-

     benar kezaliman terbesar (QS. Luqman:13), menghancurkan seluruh amalan

    Firman Allah Ta‟ala : “Walaqod uuhiya ilaika waila lladziina min qoblika. Lain

    asyrokta layahbatonna „amaluka walatakuunanna minal khosirin.” Artinya: Dan

    sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu:

    “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah

    kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar: 65), jika meninggal

    dalam keadaan syirik, maka tidak akan diampuni oleh Allah subhanahu wa Ta‟ala.

    Firman Allah Ta‟ala : “ Inna allaha laa yagfiru an yusyroka bihii wayagfiru

    maaduuna dzaalika liman yasyaaa u. wamayyusyrik billahi faqodiftaroo itsmaan

    „aziimaa.”  Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,

    dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang

    dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka

    sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. Nisa:48, pelakunya

    diharamkan masuk syurga Firman Allah SWT : “ Laqod kafaro lladziina qooluu

    inna allaha huwal masiihu bnu maryam. Wa qoolal masiihu yaabanii isroooiila

    „buduu allaha robbii warobbakum. Innahuu mayyusyrik billahi faqod harroma

    allahu „laihil jannata wamakwaahu nnaar. Wamaa lizzoolimiina min ansoor. 

    Artinya : “Sesungguhnya barang siapa menyekutukan Allah, maka pasti Allah

    mengharamkan jannah baginya dan tempatnya adalah neraka, dan tidaak ada bagi

    orang-orang zhalim itu seorang penolongpun”. (QS. Al-Maidah :72), kekal di

    dalam neraka Firman Allah SWT: “ Inna lladziina kafaruu min ahlil kitaaba

    walmusyrikiina fii naari gahannam khoolidiina fiihaa. Ulaaaika hum syarrul

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    30/59

    30

    bariyyah.:”Artinya : “Sesungguhnya orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang

    musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka

    itu adalah seburuk- buruk makhluk”. (QS. Al-Bayyinah : 6, syirik adalah dosa

     paling besar Firman Allah SWT: “ Inna Allaha laa yagfiru ayyusyrika bihii

    wayagfiru maaduuna dzalika limayyasyaaa u. wamayyusyrik billahi faqod dolla

    dolaalaam ba‟iidaa.” Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa

    mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain

    dari syirik itu. Bagi siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka

    sesungguhnya ia telah tersesat sejauh- jauhnya”. (QS. An-Nisa : 116). Dari uraian

    di atas dapat disimpulkan bahwa syirik merupakan perbuatan yang sangat dilarang

    dalam agama Islam, karena perbuatan syirik sama artinya menyekutakan Allah

    dan itu merupakan dosa besar.

    4.1.2 Nilai Akhlak Dalam Naskah Cerita Pak Belalang Dan Lebai

    Malang

    Akhlak merupakan budi pekerti atau kelakuan. Dalam bahasa Arab kata

    akhlak (akhlaq) diartikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan Agama.

    Meskipun kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, tetapi kata akhlak lebih banyak

    dijumpai dalam hadis. Satu-satunya kata yng ditemukan semakna akhlak dalam

    Al-Qur‟an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq, tercantum dalam surat Al Qalam

    ayat 4 : “ Wa innaka la‟ala khuluqin „adzim”, yang artinya “Sesungguhnya

    engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung. Sedangkan hadis

    yang sangat popular menyebut akhlak adalah hadis riwayat Malik , “ Innama

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    31/59

    31

    bu‟itstu liutammima makarima al akhlaqi” , yang artinya : Bahwasanya aku

    (Muhammad) diutus menjadi Rasul tak lain adalah untuk menyempurnakan

    akhlak mulia.

    4.1.2.1 Akhalak yang Baik (mahmudah)

    Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur‟an. Beliau membenci apa yang dibenci

    al-Qur‟an dan merasa senang dengan apa yang disenanginya. Rasulullah

    merupakan orang yang paling jujur ucapannya, paling memenuhi tanggung

     jawabnya, paling lembut perangainya, paling mulia pergaulannya, lebih pemalu

    dari perawan pingitan, rendah hati dan selalu berpikir, tidak keji dan pengutuk,

    tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tapi membalasnya dengan memberi

    maaf dan jabat tangan. Barangsiapa meminta suatu kebutuhan, maka tidak pernah

    ditolaknya. Jika tidak ada beliau menjawabnya dengan kata-kata halus dan tidak

    dengan hati kasar dan sikap keras, tidak pernah memotong pembicaraan orang lain

    kecuali jika bertentangan dengan kebenaran.53 

    Pada Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang terdapat nilai akhlak baik,

    nilai akhlak baik itu seperti bersyukur, pemaaf, tolong menolong, musyawarah .

    4.1.2.1.1 Sikap Bersyukur Dalam Naskah Cerita Pak Belalang

    Bersyukur menurut istilah berarti menggunakan seluruh nikmat yang

    diberikan oleh Allah SWT untuk taat kepada-Nya dan tidak menggunakannya

    53   Ibid . Hal 79

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    32/59

    32

    untuk berbuat maksiat. Dengan kata lain suatu sikap atau perilaku seseorang yang

    senang, bangga, dan puas akan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.54

     

    “Maka ada seorang miskin tiga beranak maka nama anak si Belalang

    digelarlah Bapak si Belalang. Duduknya di tepi negeri pada hampir hutan,

    maka kehidupannya pun dengan mengambil kayu api maka bininya

    mengambil upah menumbuk tepung atau menampi ber as..” (alenia pertama

    halaman 55 

    “Maka Saudagarpun mengucap syukur kepada Allah dengan junjungan

    kelimpahan karunia Raja, maka titah Raja, “pergilah ambil peti-peti

    saudagar itu dengan tiada suatu yang luak petipun belum terbuka.” Maka

    Saudagar sangat suka cita maka diberinya upah kepada Bapak si Belalang beribu-ribu kupang maka memohonlah balik kerumahnya. ” 56 

    Pada kutipan cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang di atas terdapat nilai

    syukur, nilai syukur tersebut hanya terdapat pada cerita Pak Belalang saja. Pada

    alenia pertama halaman dua, keluarga Pak Belalang menjalani kehidupannya apa

    adanya sesuai dengan kemampuan usaha yang mereka lakukan. Pak Belalang

     bekerja sebagai pencari kayu dan isterinya mengambil upah dari menumbuk

    tepung atau menampi beras, mereka dengan sabar menjalani kehidupan dalam

    kemiskinanannya dan menerima takdir Allah.

    Menerima takdir merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah dan itu

     berarti berakhlaq kepadaNya. Seseorang mengetahui bahwa setiap apa yang Allah

    takdirkan terdapat hikmah besar dibalik itu semua. Firman Allah : “ Dan

    sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,

    kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita

    gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa

    54  Yundri Akhyar. 2013. Akhlak 3. Pekanbaru. CV. Pustaka Mafatih.Hal.3 

    55 

     Ibid . Hal 2 

    56   Ibid. Hal. 12

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    33/59

    33

    musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji‟uun”. Mereka

    itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka

    dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”.(QS. Al Baqarah: 155-

    157).

    Sedangkan dalam kutipan alenia terakhir halaman dua belas, Saudagar

    mengucapkan syukur kepada Allah ketika hartanya yang hilang sudah ditemukan.

    Sikap Saudagar tersebut merupakan salah satu cara mewujudkan rasa syukur yang

    dilakukan secara lisan. Bersyukur dengan lisan, yaitu lisan seorang hamba yang

     beriman selalu mengucapkan puji syukur kepada Allah setiap kali mendapatkan

    suatu kenikmatan, bisa dengan ucapan  Alhamdulillah atau membasahi lidahnya

    dengan doa dan dzikir yang maknanya mengandung puja-puji syukur kepada-

     Nya..

    Banyak ayat di dalam Al-Qur‟an yang memerintahkan manusia untuk

     bersyukur kepada-Nya. Maka syukur adalah ibadah dan bentuk ketaatan atas

     perintah Allah. Allah Ta‟ala berfirman dalam surat Al-Baqarah: 152 Fadzkuruunii

    adzkurkum wasykuruulii walaa takfuruun .” artinya: “Ingatlah kepada-Ku, maka

    Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah ingkar” (Al-

    Baqarah: 152) Allah Ta‟ala  juga berfirman dalam surat Al-Baqarah: 172 “ yaa

    ayyuha lladziina aamanuu kuluu min toyyibaati maa rozaqnaakum wasykuruu

    lillaahi in kuntum iyyahu ta‟buduun.” artinya: “Hai orang-orang yang beriman,

    makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan   kepadamu dan

     bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    34/59

    34

    menyembah” (QS. Al-Baqarah: 172) . Selain mengucap syukur secara lisan,

    mewujudkan rasa syukur kita kepada Allah dapat dilakukan dengan cara :

    Bersyukur dengan hati, maksudnya seorang hamba mengetahui dan

    mengakui bahwa semua kenikmatan yang ada pada dirinya itu

    datangnya dari Allah Ta”ala.

    Bersyukur dengan anggota badan, yaitu melihat kepada orang-orang

    yang derajadnya dalam urusan dunia di bawah kita, misalnya masih

     banyak orang yang lebih miskin dari kita atau masih banyak orang yang

    kurang sempurna dalam hal fisik (cacat jasmani). Sedangkan dalam hal

    urusan agama dan akhirat kita harus melihat kepada orang-orang yang

    kedudukkannya lebih tinggi daripada kita.

    Dalam berakhlaq mulia terhadap Allah dapat dijabarkan menjadi tiga

     bentuk:

    -  Membenarkan setiap berita yang Allah sampaikan

    Sudah seharusnya kita menerima setiap apa yang Allah dan Rasul-Nya

    sampaikan tanpa perlu kita pertentangkan dengan logika kita. Inilah

     bentuk akhlaq mulia terhadap Allah. Allah Ta‟ala berfirman dalam surat

    surat An Nisa ayat 87 “ Allahu laailaaha illa huwa. Layajma‟annakum

    ilaa yaumal qiyaamah la roiba fiihi. Waman asdaqu mina allah

    hadiitsaa.” artinya : “Dan siapakah orang yang perkataan (nya) dari

     pada Allah?” (QS. An Nisa‟; 87). Dalam ayat lain,Allah mengatakan

    mengenai Rasul- Nya yang mulia shallallahu „alaihi wa sallam yang

    artinya : “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    35/59

    35

    kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu

    yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An Najm: 3-4)

    Menjalankan setiap perintah

    Sikap seorang muslim yang benar adalah tidak menentang hukum

    Allah. Misalnya , Allah perintahkan shalat lima waktu sehari semalam.

    Sebagian orang merasa berat, terutama orang yang munafik. Namun

     bagi orang yang beriman sholat tentu tidaklah berat. Allah Ta‟ala

     berfirman : “ Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan

    sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-

    orang yang khusyu‟, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka

    akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-

     Nya.” (QS.Al Baqarah: 45-46)

    . Untuk itu seseorang yang baik hendaknya bisa mentasyaruf

    (memanfaatkan nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT sesuai dengan

    aturan atau ketentuan yang telah digariskan oleh Allah SWT) dan tidak

    menurutkan hawa nafsunya. Firman Allah SWT Artinya: “Sesungguhnya Kami

    menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.

    Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan

    neraka yang menyala-nyala” (QS.76/Al-Insaan57: 3-4)

    57

      Ridwan Asy-Syirbaany. Tanpa Tahun. Membentuk Pribadi Lebih Islami (Satuan Kajian Akhlaq). PT. Intimedia Ciptanusantara. Hal.40

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    36/59

    36

    4.1.2.1.2 Sikap Pemaaf Dalam Naskah Cerita Pak Belalang

    Pemaaf berarti tidak membalas waktu ada kesempatan. Tidak memusuhi

    teman sejawat yang berlaku tidak wajar kepada kita.

    “Ampun tuanku dengan berkat dauli tuanku dapat harta saudagar itu

    semuanya dengan belum luak maka yang pencuripun dapat tujuh orang

    maka sudah patik kumpulkan di bawah teratak patik nama kepala pencuri

    itu si Napsu maka jika dengan limpahan kurniya dari bawah duli tuanku

     patik mohonkan ampun atas Napsu si pencuri itu” . Maka titah Raja,

    “Baiklah asal dapat harta benda Saudagar itu yang engkaupun dapat upah.”

    Maka Rajapun sukalah serta menyuruh memanggil saudagar.”58 

    Pada kutipan alenia pertama halaman dua belas dalam cerita Pak Belalang

    dan Lebai Malang terdapat nilai akhlak yang baik yaitu pemaaf dan hanya

    terdapat dalam cerita Pak Belalang saja. Bapak Belalang memohon kepada Raja

    untuk mengampunkan hukuman para pencuri yang telah mangambil harta

    Saudagar. Rajapun mengampunkan para pencuri itu asalkan harta Saudagar yang

    telah dicuri dikembalikan dengan utuh. Pengampunan Raja itu berarti Raja telah

    memaafkan kesalahan para pencuri itu.

    Ma‟af merupakan sifat nabi-nabi, Rasul-rasul, orang baik-baik dan

     pemimpin. Maaf berarti tidak mendendam, menghilangkan rasa permusuhan yang

    terpendam dalam hati.59 Firman Allah s.w.t. : “ Siapa yang memaafkan (kesalahan

    orang lain) dan (lantas) berbuat baik maka Allah akan memberinya pahala.” (QS.

    Assyra : 40) . Dalam surat lainnya yang berbunyi : “ Ma‟afkanlah (kesalahan

    orang lain) dan berdamailah. Apakah kamu tidak menyukai agar Allah

    mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An

    58 

    Opcit . Hal 12

    59  Oemar Bakry. 1986. Akhlak Muslim. Bandung. Angkasa. Hal 86 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    37/59

    37

     Nur : 22). Surat Al-A‟raaf: 199 artinya: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah

    orang mengerjakan yang ma‟ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”

    (QS.7/Al-A‟raaf: 199) 

    Dalam masalah memaafkan Rasulullah SAW bersabda; “Dari Abu

    Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Bukanlah yang dikatakan

    orang kuat adalah orang yang kuat bergulat tetapi sesungguhnya orang yang kuat

    adalah orang yang dapat mengendalikan hawa nafsunya dikala marah.” (HR.

    Bukhari dan Muslim).Dari Ibnu Mas‟ud RA berkata: “Seakan-akan saya masih

    melihat Rasulullah SAW menceritakan salah seorang dari para nabi. Semoga

    Allah melimpahkan rahmat dan kesejahteraannya kepada mereka, dimana

    kaumnya memukul Nabi itu sehingga berdarah; sambil mengusap darah yang ada

    di mukanya Nabi itu berdoa; “Wahai Allah ampunilah dosa kaumku karena

    sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari dan Muslim)60 

    Sifat pema‟af mendatangkan perdamaian, ketentraman. Ma‟af tiang utama

    untuk hidup dalam masyarakat yang harmonis. Masyarakat yang penuh dengan

    sifat toleransi. Masyarakat yang kuat untuk menciptakan adil makmur. Bahagia

    sejahtera. Memaafkan adalah balasan terbaik untuk sebuah kesalahan. Seperti

    maaf yang diberikan kepada si Nafsu dalam kutipan cerita di atas. Raja yang

     bijaksana adalah Raja yang mau memaafkan kesalahan rakyatnya.

    60   Ibid . Ridwan Asy-Syirbaany. Hal 166

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    38/59

    38

    4.1.2.1.3 Sikap Tolong Menolong Dalam Naskah Cerita Pak Belalang

    Tolong menolong adalah merupakan sifat yang mendorong seseorang

    untuk membantu dan bekerja sama dengan orang lain. Teman sejawat, kaum

    kerabat, golongan, organisasi dan lain-lain. Bertolong-tolongan dalam kata dan

     perbuatan untuk kebaikan bersama.61 

    “Bapak si Belalang katanya, “siapa itu?.” Maka jawab kepala pencuri, “saya

    si Napsu, jika boleh saya hendak mintak lepaskkan nyawa daripada bunuh

    Raja.” Maka kata Bapak Belalang, “Naiklah bukankah aku kata tadi baik

     juga engkau lekas mendapatkan aku kalau tidak engkau mati.” Maka si Napsupun sangatlah takutnya akan Bapak si Belalang serta katanya, “Harta

    datuk saudagar itu ada belum (luak lagi) ada sahaya simpan di dalam hutan

    kalau bapak boleh melepas sahaya daripada kena bunuh ambil peti-peti itu

     biar sahaya tunjukkan tempatnya.” Maka kata Bapak si  Belalang, “Boleh

    aku lepaskan nyawamu tetapi aku hendak malam ini bawak ke mari kalau

    tidak tentu engkau semua mati.” Maka Bapak si Belalangpun hilang

    susahnya serta kata Bapak Belalang, “Baik juga lekas engkau datang cah

    cah cah.”62 

    “Ampun tuanku dengan berkat dauli tuanku dapat harta saudagar itusemuanya dengan belum luak maka yang pencuripun dapat tujuh orang

    maka sudah patik kumpulkan di bawah teratak patik nama kepala pencuri itu

    si Napsu maka jika dengan limpahan kurniya dari bawah duli tuanku patik

    mohonkan ampun atas Napsu si pencuri itu. Maka titah raja, “Baiklah asal

    dapat harta benda saudagar itu yang engkaupun dapat upah.”63 

    Kutipan dari cerita Pak Belalang dan Lebai Malang pada alenia terakhir

    halaman sebelas dan alenia pertama halaman dua belas terdapat nilai tolong

    menolong dan nilai tersebut hanya ada pada cerita Pak Belalang saja. Pada alenia

     pertama halaman sebelas, Pak Belalang berjanji akan menolong Napsu si pencuri

    harta Saudagar terbebas dari hukuman Raja dengan syarat harta Saudagar itu di

    letakan di rumah Pak Belalang. Pada halaman dua belas, Pak Belalang menepati

    61   Ibid  Oemar bakry. Hal. 115 

    62 

    Opcit  Hal. 1163   Ibid . Hal. 12

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    39/59

    39

     janjinya menghadap Raja dan meminta Napsu diampunkan dari hukuman karena

    harta Saudagar itu sudah dikembalikan tanpa ada kurang satupun. Atas permintaan

    Pak Belalang, Raja bersedia membebaskan Napsu dari hukuman. Pak Belalang

    telah berjasa menyelamatkan Napsu terbebas dari hukuman.

    Manusia yang berjasa adalah orang yang berjasa membantu orang lain. Iman

    yang sempurna ialah manakala kita mengasihi saudara atau orang lain seperti

    mengasihi diri kita sendiri. Allah akan tetap selalu menolong hambanya yang

    menolong saudaranya. Dengan tolong-menolong hidup akan bahagia. Firman

    Allah dalam bebrapa surat Al-Quran : “Tolong menolonglah kamu dalam berbuat

    kebaikan. Dan jangan sekali-kali bantu membantu dalam pekerjaan terlarang dan

     permusuhan. Takutlah Allah. Sesungguhnya azab- Nya amat berat.” (SQ. Almaida

    : 2) artinya : “Wahai manusia, Kami jadikan kamu dari lelaki dan perempuan. Dan

    Kami jadikan kamu bersuku-suku dan bergolong-golongan supaya kamu taaruf

    (bekerjasama tolong-menolong). Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah

    ialah siapa yang paling taqwa. Allah Maha Mengetahui dan Maha Arif.” (QS. Al

    Hujarat : 13) Sabda Rasulullah : “Mukmin sesama mukmin seperti satu bangun an.

    Satu bahagian menguatkan bahagian lainnya.” Dan hadis lainya : “Allah akan

    selalu menolong hambanya yang menolong saudaranya.” (HR. Muslim). Untuk

    itu sebagai makhluk social hendaknya kita selalu tolong menolong dalam

    kebaikan, baik itu laki-laki maupun perempuan.

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    40/59

    40

    4.1.2.1.4 Sikap Musyawarah Dalam Naskah Cerita Pak Belalang

    Musyawarah adalah mencari cara atau jalan yang terbaik dengan

    menyaring berbagai pendapat dan buah pikiran.64 Bermusyawarah dapat dilakukan

    oleh siapa saja termasuk seorang Raja dengan hulubalangnya yang

     bermusyawarah dalam memutuskan suatu perkara.

    “Maka Bapak si Belalangpun dipanggil Raja maka iapun pergilah

    mengadap maka ketika itu Rajapun tengah dihadap segala orang besar-

     besar yaitu menteri hulubalangnya bermusyawarah akan harta Saudagar

    yang hilang itu maka titah Raja hai Bapak si Belalang ini, “Saudagar kayaini kehilangan peti tujuh dari dalam gedungnya maka hendak engkau

    tilikkan jikalau dapat niscahaya aku suruh beri upah yang patut jika

    tidak…” 65 

    “Maka Nakhodah kapalpun memohonlah turun ke kapalnya, maka

    Rajapun bermufakatlah dengan segala orang besar-besarnya serta orang

    kaya-kaya. Maka titah Raja, “Bagaimana pikiran tuan-tuan semuanya.”

    Maka sembah segala orang besarnya tak dapat tiada sudah biasa dia

    menang maka berani mengajak kebawah duli bertaruh kalau tidak

     bukannya mudah menendangkan suatu yang begitu seperti hayam biasa

    disambungkan sukat tahu juaranya akan tuah hayamnya maka beranilah iamenyambung tentu dihar apnya akan menang.” Maka titah Raja, “Baiklah

     panggil Bapak si Belalang” 66 

    Kutipan cerita alenia terakhir halaman delapan dan halaman empat belas

    dari Cerita Pak Belalang dan Lebai Malang terdapat nilai musyawarah dan nilai

    itu hanya ada dalam cerita Pak Belalang saja. Pada halaman delapan, Raja dengan

    segala hulubalangnya bermufakat berserta Bapak Belalang membicarakan

     permasalahan Saudagar yang kehilangan hartanya. Pak Belalang diminta untuk

    menilikkan harta Saudagar yang hilang itu dan Pak Belalangpun meminta waktu

    tiga hari untuk bertilik. Sedangkan di halaman empat belas, Raja bermufakat

    dengan segara orang besarnya dan kaya-raya membicarakan serta menanyakan

    64   Ibid. Hal. 141

    65 

     Ibid. Hal 8 

    66   Ibid. Hal 14 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    41/59

    41

     pendapat orang besarnya hal terkaan dan taruhan yang ditawarkan oleh Nahkoda

    kapal. Mereka merasa terkaan itu sangat sulit, karena terkaan itu dianggap sulit

    maka Raja memutuskan untuk memanggil Pak Belalang sebab tilik Pak Belalang

     belum pernah salah. Semua yang hadir dalam musyawarah itu sepakat akan hasil

     perundingan tersebut.

    Berunding dan bertukar pendapat dalam mencari kebenaran dan jalan yang

     baik dianjurkan agama. Allah menyuruh Rasulullah untuk bermusyawarah dengan

    sahabat-sahabat, bersikap lemah lembut dan ramah tamah dengan mereka. Firman

    Allah artinya: “Berkat rahmat Allah kamu ya Muhammad bersikap lemah lembut

    kepada mereka. Jika kamu keras dan kasar barang tentu mereka akan menjauh

    dari kamu. Maafkanlah mereka dan mintakanlah ampunan. Bermusyawarahlah

    dengan mereka (dalam urusan dunia). Manakala kamu sudah memutuskan

    (berbuat sesuatu dengan musyawarah) tawakallah kepada Allah. Sesungguhnya

    Allah mengasihi orang-orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran: 160) . Firman

    Allah SWT yang artinya: “(Orang-orang yang beruntung ialah) orang-orang yang

    mematuhi panggilan Tuhannya, mendirikan sembahyang dan urusannya dilakukan

    dengan musyawarah. Dan sebahagian dari rezeki yang diterimanya

    dinafkahkannya.” (QS. Assyra : 38). Dalam kat-kata hikmah juga disebutkan

     bahwa musyawarah itu kokoh dan menguatkan.

    4.1.2.2 Nilai Akhlak Buruk (Mazmumah)

    Akhlak buruk merupakan perbuatan yang tidak terpuji yang harus

    ditinggalkan. Akhlak buruk disebut juga dengan akhlak mazmumah, yaitu

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    42/59

    42

     perangai atau tingkah laku yang tercermin pada diri manusia yang cenderung

    melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain. Seperti bohong,

     putus asa, mencuri, zhalim, bertaruh, tamak.

    4.1.2.2.1. Sifat Bohong Dalam Naskah Cerita Pak Belalang

    Bohong (Dusta) ialah memberitakan atau berkata tidak menurut yang

    sebenarnya. Dusta biasanya untuk menutupi kesalahan, untuk menipu, untuk

    menjelekkan orang lain.67  Dusta merupakan sifat tercela. Dusta timbul dari niat

     jahat karena kurangnya keimanan. Kutipan cerita :

    “Maka akupun berkhabar kepada Bapakku sudah begitu aku berkhabar-

    khabar atau bercakap dengan budak Raja yang (sepermainan dengan aku)

    yang bapakku pandai bertilik apabila dapat harta orang yang kehilangan itu

    tak dapat tiada diberinya upah kepada bapakku boleh aku senang makan

    minum” 68 

    “Maka Bapak Belalang pergilah dengan budak-budak Raja maka si

    Belalangpun pergi juga maka pura-pura membuat payah hingga terlepas

    tempat burung itu maka sudah petang hari berkata setengah akan

    setengahnya budak- budak Raja, “di mana Bapak Belalang?” Maka

     jawabnya, “entahlah.” Maka ada sebentar kata si Belalang, “Baik kita balik

    ke belakang ada satu pokok kayu besar lepas sebelah kiri kita tadi.” Maka

    diikut kata si Belalang itu tiba-tiba terdengar suara burung itu maka

    dibawaklah balik disembahkan ke bawah duli Raja maka Rajapun sangat

    sukanya maka dikaruniakan berpuluh dinar kepada Bapak si Belalang” 69 

    Kutipan alenia terakhir halaman tiga dan tujuh dalam cerita Pak Belalang

    dan Lebai Malang terdapat nilai akhlak buruk yaitu berdusta atau berbohong.

    Akhlak buruk berdusta hanya ada dalam cerita Pak Belalang saja. Alenia terakhir

    halaman tiga , anak Pak Belalang yaitu si Belalang bercerita bohong kepada

    67   Ibid. Hal. 32

    68 

     Ibid. Hal 3 

    69   Ibid. Hal 7 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    43/59

    43

     budak Raja bahwa Bapaknya pandai bertilik, dengan maksud supaya Bapaknya

    dipanggil Raja untuk menilikkan kain gundik-gundik Raja yang hilang dan anak-

    anak Rajapun percaya dengan perkataan Belalang. Dalam kutipan alenia terakhir

    halaman tujuh, Belalang juga berbohong dengan pura-pura tidak tahu dimana

    letak burung Kuwaw yang hilang, padahal yang sebenarnya si Belalanglah yang

    telah menyembunyikan burung itu. Belalang berdusta demi mendapatkan hadiah

    dari sang Raja. Meskipun si Belalang bermaksud baik ingin membantu Bapaknya

    untuk mendapatkan rezeki dangan jalan yang mudah namun perbuatannya tersebut

    tetaplah salah, karena dilakukan dengan cara berbohong

    Berbohong merupakan perbuatan yang tercela bagi si pelakunya baik di

    dunia maupun di akhirat. Perbuatan yang tidak baik ini tergambar dari sikap anak

    Pak Belalang yang menyebarkan berita bohong, bahwa bapaknya pandai bertilik.

    Sabda Rasulullah : “Jauhi dusta. Dusta membawa kedurhakaan. Durhaka

    menyebabkan masuk neraka. Seseorang yang terus berdusta, Allah akan mencap

    (menjadikan) ia seorang pendusta terus.” (Diriwayatkan Bukhari, Muslim dan

    Ahmad). Firman Allah SWT : “Sesungguhnya yang mengadakan dusta itu ialah

    orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan mereka dicap menjadi orang

     pendusta”. (QS.An Nahl : 105) Sabda Rasulullah lainnya : “ Apabila seorang

    hamba berdusta maka malaikat yang diwakilkan kepadanya akan menjauh darinya

    sejauh satu mil.” (H.R. Tirmizi) .70 

    Dusta merupakan sifat dari orang-orang munafik. Sebagaimana disebutkan

    oleh Rasulullah dalam hadis : “  Aayatulmunaafiqi tsalaatsun izaahadtsa kazaba

    70  Opcit. Amru Khalid, Hal. 103

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    44/59

    44

    waizawa‟ada akhlafa waiza‟tumina khoona” artinya: “Tanda-tanda orang

    munafik itu ada tiga, apabila berbicara dia berdusta apabila berjanji tidak

    menepati dan apabila diberi amanah dia khianat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Dusta juga merupakan tanda-tanda kiamat kecil sebagaimana disebutkan dalam

    sebuah hadist : “ Innaminaalamatistsa‟atilshughro” artinya : “Sesungguhnya

    diantara tanda-tanda kiamat kecil ialah banyaknya dusta.” 

    4.1.2.2.2 Sikap Putus Asa Dalam Naskah Cerita Pak Belalang

    Putus Asa lawan dari harapan. Putus asa berarti hilangnya kemauan dan

    harapan dari yang menjadikan seseorang lesu. Putus harapan dari mencapai

    kemajuan.71 

    “Matilah kita anak beranak.” Maka kata anaknya, “apa dosa kita.” Maka di

    dalam hal demikian itu pikiran Bapak Belalang beginipun mati begitupun

    mati baiklah aku membuangkan diri kedalam air sungai maka sudah

     berfikir begitu duduklah ia di dalam duka cita hingga sampai pada malam

    yang ketiga turun pak Belalang ke dalam air sungai mengikuti harus

    surut.”72 

    Kutipan cerita Pak Belalang dan Lebai Malang pada alenia pertama

    halaman enam belas memiliki nilai akhlak buruk yaitu putus asa dan nilai tersebut

    hanya terdapat dalam cerita Pak Belalang saja. Pak Belalang merasa putus asa

    ketika ia tidak menemukan cara untuk mendapatkan jawaban teka-teki, sehingga

    ia berniat bunuh diri dengan menceburkan badannya kedalam sungai.

    Orang yang putus asa biasa meratapi untungnya, ia menyerah kalah kepada

    keadaan keadaan yang dideritanya. Tidak ada gairah untuk bangkit kembali

    71

       Ibid . Hal. 12072   Ibid. Hal. 16 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    45/59

    45

    sesudah jatuh. Ya, sudah nasibku seperti ini. Keluar dari ucapannya. Orang yang

     putus harapan sudah termasuk dalam golongan orang-orang yang kafir nikmat.

    Allah telah memberinya akal pikiran, tetapi tidak dipergunakaannya. Firman Allah

    SWT : “Sesungguhnya tidak putus asa dari karunia Allah kecuali orang-orang

    yang kafir.” (QS. Yusuf, Ayat 87). Firman Allah lainnya : “Tidak ada yang putus

    asa dari karunia Allah kecuali orang-orang yang sesat (dari jalan kebenaran).”

    (QS. Al Hajri, Ayat 56)

    Putus asa lawan dari harapan. Putus asa berarti hilangnya kemauan dan

    harapan yang menjadikan seseorang lesu. Jika sifat putus harapan sudah bersarang

    dalam jiwa seseorang sempitlah dunia yang luas ini dalam pandangannya. Tidak

    ada suatu amal perbuatan yang dapat dikerjakannya. Putus asa memudarkan sinar

    harapan untuk kebahagian di dunia da di hari pembalasan. Namun bagi seorang

    muslim dan muslimah tidak ada sifat putus asa. Harapan demi harapan selalu

    terbentang di mukanya. Selalu memberi cahaya dalam kehidupannya, seperti

    dalam Gubahan Thuqrani : “Janganlah putus asa dari karuni Tuhan; Ia menjamin

    akan selalu ada giliran; Saat-saat hilang lenyapnya nikmat kebahagiaan; Memberi

    khabar hilangnya semua kesusahan; Tidaklah sesudah habisnya malam

    kegelapan‟; Sinar fajar siddik datang gemerlapan.” 

    4.1.2.2.3 Sikap Mencuri Dalam Naskah Cerita Pak Belalang

    Mencuri ialah mengambil barang orang lain (tanpa izin pemiliknya)

    dengan cara sembunyi-sembunyi dan mengeluarkan dari tempatnya.73 

    73  Tim Darul Ilmi. 2010. Buku Paduan Lengkap Agama Islam. Jakarta. Qultum Media. Hal.347 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    46/59

    46

    “K alau begini baik aku mencuri kain-kain anak gundik Raja karena aku

    kuat keluar masuk bermain-main ke dalam Raja maka apabila dapat aku

    curi maka aku sembunyikan kemudian kalau orang gaduh kehilanganniscaya orang memanggil tukang betilik bertenung.”74 

    “Si Belalangpun berjalan malam itu di dalam hujan lasak dengan anginpun

    ribut maka dicuri oleh si Belalang burung Kuwau Raja itu dibawaknya

    masuk ke dalam hutan rimba dengan ditaruhnya baik-baik.”75 

    “Maka ketika itu orang pencuri yang mengambil harta Saudagar itu ada

     berteduh di bawah rumah Bapak si Belalang tiba-tiba pencuri tujuh orang

    itupun ketakutan karena sudah masyhur tilik Bapak si Belalang ini belum

     pernah mungkir maka kepala pencuri itupun naiklah mintak bukakan

     pintu.” 76 

    Kutipan cerita Pak Belalang dan Lebai Malang di atas memiliki nilai

    akhlak buruk yaitu mencuri, yang terdapat hanya pada cerita Pak Belalang Saja.

    Pada alenia pertama halaman tiga dan halaman enam, si Belalang telah

    melakukan perbuatan mencuri yaitu mencuri kain-kain gundik Raja dan Burung

    Kuwaw milik Raja. Hal ini dilakukannya karena ia merasa iba akan kehidupan

    keluarganya yang amat miskin, sehingga muncul ide Belalang untuk mencuri dan

    menyebarkan berita bahwa Bapaknya pandai bertilik agar nanti bapaknya

    mendapat upah, dan mendapat makanan yang banyak. Meskipun niat baiknya

    untuk membantu orang tua namun perbuatan Belalang tersebut adalah salah

    karena mencuri.

    Mencuri hukumnya adalah haram. Mencuri merupakan tanda hilangnya

    iman seseorang. Diriwayatkan dalam hadist : “ Tidaklah beriman seorang pezina

    ketika ia sedang berzina. Tidaklah beriman seorang peminum khamar ketika ia

    sedang meminum  Khamar. Tidaklah beriman seorang pencuri ketika ia sedang

    74   Lo cit. Hal. 3

    75 

     Ibid. Hal. 6 

    76   Ibid. Hal,.10 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    47/59

    47

    mencuri.” (H.R al-Bukhari dari Abu Hurairah). Firman Allah SWT yang artimya:

    “ Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan

    keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai

    siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-

    Ma‟idah ayat 38).

    Mencuri adalah cara singkat memperoleh sesuatu dan memilikinya secara

    tidak sah. Mencuri selain tidak terpuji, juga cenderung akan sifat orang yang

    malas bekerja keras. Mencuri dapat menimbulkan dampak negative, dampak

    negative dari perbuatan mencuri tidak hanya bagi pelaku pencuri saja tetapi bagi

    korban dan masyarakat. Dampak negatif tersebut bagi pelaku dapat menimbulkan

    kegelisahan batin, mendapatkan hukuman, mencemarkan nama baik pribadi dan

    keluarga serta merusak keimanan. Sedangkan dalam masyarakat akibat pencurian

    dapat menimbulkan ketakutan, kerugian serta bisa menyebabkan munculnya

    hukum rimba. Memperolah rezeki dan karunia Allah merupakan kebutuhan setiap

    manusia. Akan tetapi cara memperoleh itu diatur oleh syariat sehingga keamanan

    dan ketentraman batin setiap orang terpelihara.

    4.1.2.2.4 Sikap Zhalim Dalam Naskah Cerita Pak Belalang

    Zhalim asal ma‟na “kezaliman” ialah aniaya dan melampaui batas yang

    telah ditentukan. Artinya dhalim menurut menurut ahli bahasa dan kebanyakan

    ulama‟ ialah : “Meletakkan sesuatu bukan pada tempat yang semestinya”.77 

    77  Ali Usman. 1991. Hadits Qudsi. Bandung. CV. Dipenegoro. Hal. 157 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    48/59

    48

    “Maka titah Raja hai Bapak si Belalang , “Cobalah tilikkan Kuwau aku

    hilang kalau dapat aku beri upah kalau tidak dapat aku bunuh sebab

    semuanya sudah aku suruh bertilik tidak juga dapat.” 78

     “A pabila tidak engkau tilik tenungkan hingga aku mendapat malu kepada

     Nakhoda kapal maka engkau tentu aku bunuh anak beranak aku habiskan.”

    Maka Bapak Belalangpun sangatlah takutnya..”79 

    “Ini pengabisan aku hendak mengetahui ilmu engkau jika bersalahan

    dengan teka engkau sekali ini matilah engkau tidak aku tangguh lagi aku

     pancung lehermu di sini juga bercerailah kepalamu dengan badanmu.”

    Maka serta didengar Bapak si Belalang akan titah raja itu maka terkejutlah

    ia dengan berubah mukanya serta pucat warnanya dengan menggeletar

    dagunya.”80 

    Kutipan cerita Pak Belalang dan Lebai Malang diatas terdapat nilai akhlak

     buruk yaitu perbuatan zalim, nilai tersebut hanya terdapat dalam cerita Pak

    Belalang saja. Raja selalu mengancam akan membunuh Pak Belalang jika tilik

    Pak Belalang tidak berhasil. Raja bermaksud hanya mengancam Pak Belalang

    saja, namun sebaiknya seorang Raja haruslah bersikap bijaksana dalam

    memberikan hukuman. Tidak semua kesalahan harus dijatuhi dengan hukuman

     bunuh. Seperti yang terdapat pada kutipan cerita di atas.

    Allah SWT melarang kita untuk berbuat aniaya kepada siapa saja. Karena

    Allah akan memberikan balasan kepada orang berbuat penganiayaan atau

     penindasan dan akan menghukumnya baik dunia atau akhirat. Dan pada akhirnya

    yang berbuat aniaya kan mendapat bencana dan kebinasaan. Allah SWT

     berfirman dalam Hadits Qudsi artinya : “ Demi kemuliaan dan keagungan-Ku.

    Pasti akan Ku-balas si penganiaya cepat atau lambat, dan pasti akan Ku-balas

    orang yang melihat seseorang teraniaya tetapi ia tidak menolongnya padahal ia

    78   Ibid. Hal. 7 

    79 

     Ibid. Hal. 15 

    80   Ibid. Hal, 20 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    49/59

    49

    mampu melakukannya.” (HQR at-Thabarani dalam bukunya al-Kabir dan al-

    Ausath yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a). Dalam hadis disebutkan bahwa

    zalim (kelakuan kasar) merupakan kepekatan di hari kiamat. Nabi bersabda :

    “Takutlah akan perbuatan zalim maka sesungguhnya kezaliman itu merupakan

    kepekatan di hari kiamat, takutlah akan kekikiran sesungguhnya kekikiran itu

    telah merusak orang-orang yang sebelum kamu, memaksa mereka untuk

    mengalirkan darahnya dan mereka menganggap halal apa-apa yang diharamkan

    untuk mereka.”

    4.1.2.2.5 Sikap Bertaruh Dalam Naskah Cerita Pak Belalang

    Bertaruh (judi) bertaruh adalah 1. (bermain dsb) dengan taruhan;

    memasang taruh (spt dl perjudian), mereka bermain ceki hanya untuk bersenang-

    senang; 2.mengatakan sesuatu dgn memberi taruh (bahwa yg dikatakan itu

     benar)81 

    “Patik dari negeri atas angin ada juga membawa dagangan serba sedikit

    akan tetapi harap akan ampun patik datang mengadap ke bawah duli

    tuanku ini karena ada membawak pertekaan maka hajat patik hendak

     bertaruh.” Maka titah Raja, “Apa benda yang hendak Nakhoda taruhkan

    itu biar hamba tahu .“ 82 

    “Seperti hayam biasa disambungkan sukat tahu juaranya akan tuahhayamnya maka beranilah ia menyambung tentu diharapnya akan

    menang..” 83 

    Kutipan alenia terakhir pada halaman tiga belas dan empat belas

    merupakan nilai akhlak buruk yaitu berjudi dan nilai ini hanya ada dalam cerita

    81  Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi

    keempat . Jakarta. PT. Gramedia Pustaka UtamaHal. 1407 82

       Ibid. Hal.13

    83   Ibid. Hal. 14 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    50/59

    50

    Pak Belalang saja. Bertaruh itu termasuk judi. Pada halaman tiga belas, Nahkoda

    kapal menyampaikan maksud kedatanganya untuk meberikan terkaan/tebakan

    kepada Raja, bila Raja menang Raja akan mendapatkan kapal Nakhoda beserta

    isinya namun bila Raja kalah Raja harus menyerahkan sebahagian negerinya

    kepada Nakhoda kapal. Pada halaman empat belas menjelaskan bahwa bertaruh

    tebak-tebakkan itu diibaratkan seperti menyabung ayam.

    Allah melarang perbuatan judi, seperti yang disebutkan dalam firman

    Allah: “Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan

    mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan

    setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.” ( QS. Al-

    Maidah ayat 90). Firman Allah lainnya : “Mereka menanyakan kepadamu

    (Muhammad) tentang Khamar  dan judi. Katakanlah “Pada keduanya terdapat dosa

     besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada

    manfaatnya. “Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus)

    mereka infakkan. Katakanlah, “Kelebihan (dari apa yang diperlukan).”

    Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu

    memikirkan.” (QS. Al-Baqarah ayat 219)

    Judi dapat menghilangkan perasaan, sehingga tidak akan memperdulikan

     berapa banyak uang yang dikeluarkan. Jika kalah maka hatinya akan dipenuhi

     perasaan dengki terhadap lawannya sehingga bisa menimbulkan keributan atau

     perkelahian. Sedangkan dalam rumah tangga akan menghancurkan keharmonisan,

    terganggunya keamanan dan ketentraman dalam masyarakat.

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    51/59

    51

    4.1.2.2.6 Sikap Tamak Dalam Naskah Cerita Lebai Malang

    Tamak adalah keinginan untuk selalu memperoleh banyak untuk diri

    sendiri. Pada alenia pertengahan halaman dua puluh dua Cerita Pak Belalang dan

    Lebai Malang terdapat nilai akhlak buruk yaitu tamak dan nilai tersebut hanya ada

     pada cerita Lebai Malang saja. Pak Lebai Malang ingin menghadiri undangan

     pada hari yang sama dari dua kampung yang berbeda satu di Hilir dan satu lagi di

    Hulu. Karena di kampung yang Hulu hanya memotong seekor kerbau namun

    masakannya sangat sedap sedangkan di Hilir memotong dua kerbau dan Pak Lebai

    Malang berharap mendapatkan dua tanduk kerbau. Keinginan Lebai Malang

    tersebut termasuk sifat tamak. Karena sifat tamaknya itu Lebai Malang mendapat

    kesialan sehingga tak satupun niatnya yang tercapai.

    “Maka tengah hendak pergi datang pikiran tamak berkata di dalam hatinya

    : aku ini dipanggil orang maka yang dipihak Hulu itu dekat sedikit tetapi

    menyembelih seekor kerbau, maka dipihak Hilir ada menyembelih dua

    ekor kerbau kalau aku minta disebelah Hilir dapat dua tanduk jika mintak.

    Disebelah Hulu aku dapat satu tanduk tetapi masaknya sedap yang sebelah

    hilir masaknya kurang sedap karena aku bisa makan kedua tempat itu..”84 

    Tamak berasal dari bahasa Arab yaitu Thoma‟a- yathma‟u  yang artinya

    sangat cenderung kepada apa-apa yang diinginkan secara berlebihan. Menurut

    Ibnu Jauzi, apabila ketamakan dibiarkan maka akan mengarah kepada sikap

    mengikuti hawa nafsu.85  Hasan Basri menyebutkan bahwa sifat tamak (rakus)

    merupakan salah satu hukuman yang diberikan Allah terhadap orang yang

    mengejar kesenangan dunia dan lebih memilihnya dari kehidupan akhirat.

    “wahirsun Ghoollibun Laisa Lahuu Qonaa „atan”  artinya sifat rakus yang

    84 

     Ibid. Hal.22 

    85  Ibnu Jauzi. 2007.  Mengobati Jiwa Yang Lelah. Jakarta. Mirqat Publishing. Hal. 12

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    52/59

    52

    menguasai dirinya dan tak pernah merasa puas. (Khullafa ur rasyidin keempat).

    Ali bin Abi‟Thalib memasukkan sifat tamak itu kedalam lima sifat tercela, yaitu

     pertama Al Qonaa „atu bil Jahil artinya merasa puas dengan kebodohan, kedua

    Wal Hirsa „aladdunia artinya tamak terhadap dunia, ketiga Wasy Syuhhu bil

    Fadhil artinya bhakil dengan kelebihan, keempat Al Riyaa u Fil‟amali artinya ria

    dalam beramal, kelima Wal I‟jaahu birro‟yi artinya bangga dengan pendapat

    sendiri. Rasulullah SAW bersabda : “Jika anak adam memiliki dua lembah harta,

    ia akan mencari yang ketiga, dan tidak akan pernah memenuhi anak adam kecuali

    dimasukkan ke tanah.” (RH. Bukhari Muslim) 

    4.1.3 Nilai Ukhuwah Dalam Naskah Cerita Pak Belalang Dan Lebai

    Malang

    Kata ukhuwah berasal dari bahasa Arab, ukhuwah, yang pada asalnya

     berarti “persamaan dan keserasian dalam banyak hal.” Lalu kemudian, diartikan

    dengan persaudaraan, karena adanya persamaan-persamaan tersebut.86  Ukhuwah

    Islamiayah secara sederhana dapat diartikan “rasa persaudaraan di antara sesama

    umat Islam dengan menghilangkan batasan-batasan keturunan, ras, dan suku

     bangsa.”87 Nilai ukhuwah dalam Cerita Pak Belalang terlihat dari sikap Raja yang

    selalu bersama dan berkumpul dengan rakyat dan segala orang besarnya seperti

     bermufakat, bertolong-tolong dalam kebaikan. Sedangkan dalam cerita Lebai

    Malang nilai ukhuwah terlihat dari kutipan cerita yang salah satu warga kampung

    86  Azyumardi Azra. 2008. Kajian Tematik Al-Quran Tentang Kemasyarakatan. Bandung.

    Angkasa Bandung. Hal. 365 87   Ibid.  Ridwan Asy-Syirbaany. Hal. 143

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    53/59

    53

    mengadakan kenduri dan mengundang warga lainnya untuk datang berkumpul

    menghadiri acara berdoa bersama dan menikmati segala hidangan yang telah

    disediakan dalam acara kenduri tersebut. Termasuklah salah satu yang diundang

    itu adalah Lebai Malang.

    “Maka R ajapun bermufakatlah dengan segala orang besar-besarnya serta

    orang kaya-kaya. Maka titah Raja, “Bagaimana pikiran tuan-tuan

    semuanya.” Maka sembah segala orang besarnya tak dapat tiada sudah

     biasa dia menang maka berani mengajak kebawah duli bertaruh kalau tidak

     bukannya mudah menendangkan suatu yang begitu seperti hayam biasa

    disambungkan sukat tahu juaranya akan tuah hayamnya maka beranilah iamenyambung tentu diharapnya akan menang.” Maka titah raja, “baiklah

     panggil Bapak si Belalang..”88 

    “Bapak si Belalang katanya, “Siapa itu?.” Maka jawab kepala pencuri,

    “Saya si Napsu, jika boleh saya hendak mintak lepaaskkan nyawa daripada

     bunuh Raja.” Maka kata Bapak Belalang, “ Naiklah bukankah aku kata tadi

     baik juga engkau lekas mendapatkan aku kalau tidak engkau mati.” Maka

    si Napsu pun sangatlah takutnya akan Bapak si Belalang serta katanya,

    “Harta datuk Saudagar itu ada belum (luak lagi) ada sahaya simpan di

    dalam hutan kalau Bapak boleh melepas sahaya daripada kena bunuh

    ambil peti- peti itu biar sahaya tunjukkan tempatnya.” Maka kata Bapak siBelalang, “Boleh aku lepaskan nyawamu tetapi aku hendak malam ini

     bawak ke mari kalau tidak tentu engkau semua mati.” Maka Bapak si

    Belalangpun hilang susahnya serta kata Bapak Belalang, “Baik juga lekas

    engkau datang cah cah cah.”89 

    “Ampun tuanku dengan berkat dauli tuanku dapat harta Saudagar itu

    semuanya dengan belum luak maka yang pencuripun dapat tujuh orang

    maka sudah patik kumpulkan di bawah teratak patik nama kepala pencuri

    itu si Napsu maka jika dengan limpahan kurniya dari bawah duli tuanku

     patik mohonkan ampun atas Napsu si pencuri itu. Maka titah Raja,

    “Baiklah asal dapat harta benda saudagar itu yang engkaupun dapat

    upah.”90 

    “ada suatu ketika yang kedua buah kampung itu membaca kenduri besar

    memanggil orang besar-besar dan orang kaya-kaya apalagi segala fakir

    miskin hingga bahagia dua orang di dalam negeri itu. Maka tatkala hari

    88   Ibid. Hal. 14 

    89 

     Ibid. Hal. 11 

    90   Ibid. Hal. 12 

  • 8/19/2019 7. BAB I-V

    54/59

    54

    orang berkumpul a