7. BAB I-V
-
Upload
dasmar-ali -
Category
Documents
-
view
256 -
download
0
Transcript of 7. BAB I-V
-
8/19/2019 7. BAB I-V
1/59
-
8/19/2019 7. BAB I-V
2/59
2
Daeng Celak adalah Yang Dipertuan Muda Riau IV memerintah mulai bulan
Desember 1778M.”2
Raja Ahmad Engku Haji Tua telah mengarang syair kisah Engku Puteri
(1831) yang mengisahkan tentang perjalanan kakaknya Engku Puteri ke Lingga
untuk menjenguk saudaranya yang sakit. Beliau juga menulis Syair Perang Johor
(1843/1844) yang membentangkan pragmen-pragmen peperangan antara Johor
dengan Aceh pada abad ke 17, peperangan antara Malaka dengan Belanda pada
tahun 1640 dan kisah perjalanan utusan Johor ke Patani.3
Raja Ahmad ibni Raja Haji Marhum Teluk Ketapang memiliki putera
yang bernama Raja Ali Haji yang lahir pada tahun 1808 di pulau Penyengat Indra
Sakti, dan meninggal dunia pada tahun1873. Raja Ali Haji terkenal dengan
pujangga gurindam, beliau juga merupakan tokoh yang memiliki peranan sangat
penting dalam usaha pembinaan bahasa dan budaya melayu yang manfaatnya
tidak hanya sekedar sebagai pendukung komunikasi sosial saja namun juga
sebagai pendukung ilmu dan kebudayaan. Dialek Melayu Kepulauan Riau
merupakan suatu dialek Melayu yang pernah terpelihara dengan baik. Pembinaan
dialek ini telah dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh para pengarang Riau
dengan Raja Ali Haji sebagai pelopor yang paling penting. Langkah-langkah
pembinaan dialek ini telah berlangsung paling kurang sejak abad ke 19, terutama
dengan munculnya karya Raja Ali Haji sejak pertengah abad ke 19 itu.4
2 Jamal D.Rahman, 2010, Dermaga Sastra Indonesia, Jakarta, Komodo Books, Hal.75
3 Ibid . Hal.79
4
UU.Hamidy, 2010, Bahasa Melayu dan Kreativitas Sastra Di Daerah Riau, Pekanbaru, DinasPendidikan Provinsi Riau, Hal. 16
-
8/19/2019 7. BAB I-V
3/59
3
Tokoh lainnya, yang memiliki peranan penting seperti halnya Raja Ali
Haji adalah Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau. Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda
Riau merupakan seorang intelektual dari kalangan rakyat biasa keturunan Bugis.
Dalam ranji yang dibuat Raja Ibrahim al. Embo disebutkan Haji Ibrahim
keturunan langsung dari Karaeng Mangale Nahkoda Alang Qari Abd. Malik
Siantan berasal dari Bugis (Makasar) yang mempunyai anak Daeng Abd. Fatah.
Daeng Abd. Fatah mempunyai dua orang anak bernama D. Rabu (D.T Kubu) di
Kerajaan Sambas dan seorang juragan bernama D.Ahmad. D.Ahmad mempunyai
E. Abdullah atau syahbandar Abdullah yang merupakan ayah daripada Haji
Ibrahim.5 Ia hidup semasa Raja Ali Haji. Haji Ibrahim merupakan salah satu dari
orang-orang yang melakukan pelayaran ke Trengganu sebagai utusan Riau untuk
menemui Sultan Abdul Rahman pada tahun 1823. Gelar haji pertama kali
disandangnya sejak ia pergi menunaikan ibadah haji pada tahun 1830, sedangkan
gelar orang (Datuk) Kaya Muda diperoleh ketika ia menjadi juru tulis pribadi
Yang Dipertuamuda Riau Raja Ali ibni Raja Ja‟far.
Raja Haji merupakan sosok pribadi yang tekun, amanah, rajin, cerdas dan
intelektual. E. Netscher dalam tulisannya Beschrijving van een gedeelde der
residentie Riouw yang dimuat dalam “Tijdschrift voor Indische Taal-Land-, en
Volkenkunde II/ 1894, hlm. 158, menilai tokoh ini sebagai “pribumi yang paling
cerdas, tekun, berwawasan luas, berbudi, dan kreatif. Ia juga suka berpetualang
menjelajah Jawa, dan (naik haji) ke Mekkah.” Residen Riau E.Netscher
5
ElmustianRahman, 2002, Seri Karya dan Kajian Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau, Pekanbaru, Unri Press, Hal. 48
-
8/19/2019 7. BAB I-V
4/59
4
menyifatkan sebagai seorang yang cerdik dan rajin.6 Beliau selalu berfikir untuk
kemajuan bangsanya, sehingga beliau dianggap sebagai salah satu tokoh yang
mempelopori kebangkitan citra orang Melayu.
Haji Ibrahim disebut sebagai sastrawan dan negarawan. Sastrawan karena
beliau telah banyak menghasilkan karya-karya sastra, yang dapat kita jumpai
dalam berbagai bentuk naskah. Naskah adalah merupakan peninggalan budaya
dalam bentuk tulisan tangan yang ditulis pada kertas, lontar, daluang, kulit kayu,
rotan, gelondongan bambu, bilah bambu dan tulang binatang.7
Naskah-naskah yang dihasilkan Raja Ibrahim seperti Perhimpunan Pantun-
pantun Melayu, Hikayat Raja Damsyik, Syair Raja Damsyik, cerita Pak Belalang
dan Lebai Malang, Cakap-cakap Rampai, Bahasa Melayu-Johor Jilid 1 dan 2 dan
Syair Sidi Ibrahim bin Khasib. Disebut sebagai Negarawan karena Raja Ibrahim
merupakan orang penting dalam kerajaan Riau-Lingga, seperti yang disebutkan
Raja Ali Haji dalam Tuhfat Al Napiz sebagai utusan kerajaan untuk menemani
Residen Riau. Syahdan apabila selesai daripada mufakat itu maka menyuruhlah
Engku Haji Raja Abdullah itu akan Haji Ibrahim anak Datuk syahbandar Abdullah
kepada residen Riau membawa surat kemupakatan itu dari pada segala anak raja-
raja yang tersebut itu.
8
Diantara hasil karya-karya Haji Ibrahim juga merupakan upaya
pembakuan dari pada sastra lisan ke atas satra tertulis. Sastra lisan merupakan
sastra rakyat Melayu yang masih tersimpan dalam ingatan masyarakat,
6 Ibid Elmustian Rahman. Hal. 50
7
Ellya Roza, 2011, Naskah Melayu, Pekanbaru, Yayasan Pustaka Riau, Hal.98 Raja ali Haji. 2002. Tuhfat Al Nafis. Tanjung pinang. Yayasan Khazanah Melayu. Hal.320
-
8/19/2019 7. BAB I-V
5/59
5
penurunannya dilakukan secara turun-temurun secara lisan.9 Diantara ragam sastra
lisan Melayu itu ada berupa cerita-cerita jenaka.
Disebut cerita jenaka karena cerita ini menciptakan tertawa karena lucu,
kocak dan menggelikan. Salah satunya adalah cerita Pak Belalang Dan Lebai
Malang. Oleh Haji Ibrahim telah dilakuakan pembakuan dari sastra lisan ke atas
sastra tertulis. Disamping cerita Lebai Malang Dan Pak Belalang yang merupakan
bakal (“embrio”) cerita pendek Nusantara, juga Pantun-pantun Melayu yang
merupakan antologi pantun yang pertama dalam tamandun Melayu.10
Naskah cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang karya Haji Ibrahim
merupakan cerita yang sangat masyhur di masyarakat hingga saat ini, dan sudah
ada dalam berbagai macam versi cerita serta sudah pernah ada dibuat dalam
bentuk film, seperti “Nujum Pak Belalang” karya P. Ramlee. Cerita ini
mengisahkan dua tokoh yang berlawanan yaitu tokoh penuh keberuntungan dan
satu lagi tokoh penuh kemalangan. Selain sebagai cerita jenaka yang menghibur,
terdapat nilai-nilai yang sangat urgen dalam kehidupan, sebab itulah saya tertarik
untuk menjadikan sebagai objek penelitian saya.
Nilai merupakan sesuatu yang abstrak dan sulit dikemukakan secara
kongkrit sebab ia lebih cendrung kepada sesuatu yang dirumuskan, bukan sesuatu
yang ditunjukkan. Untuk mengenal nilai kita mesti mempergunakan panca indra,
namun nilai yang kita dapatkan tetap saja bersifat abstrak. Yang kita gunakan
ialah simbol bahasa seperti baik, sedang, amat baik, buruk, buruk sekali dan lain-
9
Op cit Elmustian Rahman , 2004. Hal.37 10 Op cit Elmustian Rahman , 2004. Hal. 51
-
8/19/2019 7. BAB I-V
6/59
6
lain.11 Diantara nilai-nilai itu adalah nilai religius, yang meliputi nilai Akidah dan
Akhlak.
1.2 Pembatasan Masalah
Naskah cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang karya Haji Ibrahim dapat
diteliti dari berbagai sisi, seperti cara penulisan aksara Arab Melayu, watak tokoh,
nilai moral, sosial budaya, religius dan lain-lain. Oleh karena itu penulis
membatasi penelitian ini hanya pada nilai religius yang terdapat dalam Cerita
Pak Belalang Dan Lebai Malang.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Nilai Religius apa sajakah yang terkandung dalam Cerita Pak Belalang
dan Lebai Malang ?
2. Apa manfaat Cerita Pak Belalang dan Lebai Malang dalam kehidupan
masyarakat Melayu
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui nilai-nilai religius yang terdapat dalam Cerita Pak
Belalang dan Lebai Malang
11 UU. Hamidy, 1993. Nilai Suatu Kajian Awal . UIR Press. Pekanbaru. Hal.14
-
8/19/2019 7. BAB I-V
7/59
7
b. Untuk mengetahui manfaat Cerita Pak Belalang dan Lebai Malang
dalam kehidupan masyarakat Melayu
1.5 Manfaat Penulisan
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
a. Penelitian ini secara teoritis diharapkan akan menjelaskan nilai religius
yang terdapat dalam Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang sehingga
dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu budaya
khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
b. Sedangkan secara praktis hasil penelitian ini diharapkan akan
memberikan informasi yang berguna bagi mahasiswa dan masyarakat
tentang nilai-nilai yang terdapat dalam Cerita Pak Belalang Dan
Lebai Malang.
-
8/19/2019 7. BAB I-V
8/59
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Nilai
Nilai adalah suatu perangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini
sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola
pemikiran, perasaan, keterikatan maupun perilaku.12 Nilai merupakan alat seleksi
apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang pantas dan apa yang tidak pantas,
oleh sebab itu nilai merupakan tindakan social.13 Tiap masyarakat senantiasa
mempunyai suatu system nilai agar tiap tingkah laku anggota masyarakat dan
kelompok orang banyak dapat diukur dengan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat tersebut.14
Dalam masyarakat, nilai dapat berupa pujian, penghargaan, ukuran, dan
sebagainya. Sumber nilai berasal dari hal-hal yang berhubungan dengan kebaikan,
berupa ajaran agama, kebiasaan dalam masyarakat, dan ilmu pengetahuan. Nilai
berfungsi membatasi gerak manusia dalam melakukan sesuatu. Nilai menjadi
sasaran atau target dalam tingkah laku atau sikap yang menyangkut individu.15
Sedangkan menurut W.J.S Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia nilai adalah kadar, mutu, banyak sedikitnya isi, sifat-sifat atau hal-hal
yang penting bagi kemanusiaan. Adapun cirri-ciri nilai adalah sebagai berikut :
12 Abu Ahmadi. 2008. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Bumi Aksara. Hal.202
13 Husni Thamrin & Koko Iskandar. 2009. Orang Melayu Agama, Kekerabatan, Prilaku
Ekonomi. Pekanbaru. Suska Press 2008. Hal.2714
UU. Hamidy.2011. Jagad Melayu Dalam Lintas Budaya Di Riau. Pekanbaru. Bilik Kreatif
Press. Hal.48 15
Siti Waridah Q. 2004. Antropologi Untuk SMU kelas 3 Kurikulum 1994. Jakarta. BumiAksara. Hal. 161
-
8/19/2019 7. BAB I-V
9/59
9
1. Nilai berkaitan dengan subyek. Kalau tidak ada subyek yang menilai,
maka tidak ada nilai juga. Entah manusia hadir atau tidak, gunung tetap
meletus. Tapi untuk dapat dinilai sebagai “indah” atau “merugikan”,
letusan gunung itu memerlukan kehadiran subyek yang menilai.
2.
Nilai tampil dalam suatu konteks praktis, di mana subyek ingin membuat
sesuatu. Dalam pendekatan yang semata-mata teoritis, tidak ada nada
nilai (hanya menjadi pertanyaan apakah suatu pendekatan yang secara
murni teoritis bias diwujudkan).
3. Nilai-nilai menyangkut sifat-sifat yang “ditambah” oleh subyek pada
sifat-sifat yang dimiliki oleh subyek. Nilai tidak dimiliki oleh obyek pada
dirinya. Rupanya hal itu harus dikatakan karena obyek yang sama bagi
pelbagai subyek dapat menimbulkan nilai yang berbeda-beda.16
Masing-masing nilai yang terwujud dari konsep-konsep nilai itu diantaranya
adalah :
a. Nilai Religius
Nilai religius adalah suatu nilai yang bersumber dari kepercayaan yang
menitik beratkan pada perilaku manusia sebagai perwujudan dari taat
dan patuhnya atau pendekatan diri manusia kepada sang Adi Kodrati.
b. Nilai Kebenaran
Nilai kebenaran berupa nilai-nilai dari pengetahuan dan pencarian
kebenaran seperti kebenaran ilmiah dan kebenaran logis
c. Nilai Etis
16 K.Bertens. 1993. Etika.Jakarta. Pt. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 140
-
8/19/2019 7. BAB I-V
10/59
10
Nilai etis adalah suatu tindakan manusia yang memiliki atau
berlandaskan etika atau moral
d. Nilai Estetika
Nilai estetis adalah nilai yang berdasarkan pada suatu serapan keindah.
Keindahan ini termasuk di dalamnya keindahan alam dan keindahan
hasil karya seni.17
2.2 Nilai Religius
Religius menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Keempat adalah bersifat Religi; bersifat keagamaan, yang bersangkut paut dengan
religi. Butler dalam Agustianto mengatakan nilai religius dalam kehidupan
manusia yang nyata menjelma sebagai pemujaan, pengukuhan, persaudaraan,
kepastian dan harapan.
- Pemujaan, yaitu keberhargaan dalam tindakan manusia yang memiliki
sesuatu kepercayaan menyembah Tuhan atau Dewa.
-
Pengukuhan yaitu perasaan bahwa diri telah disahkan dalam tujuan-
tujuan yang lebih tinggi karena secara resmi telah masuk dalam suatu
masyarakat religius.
-
Persaudaraan yaitu perasaan yang diperoleh dari pergaulan dalam
suatu kelompok keagamaan,.
- Kepastian yaitu keyakinan bahwa di balik dunia fenomenal ini adalah
Tuhan Yang Maha Pengasih.
17
Agustianto. 2006. Dimensi Aksiologis Dalam Simbol Riau. Pekanbaru. Daulat Riau. Hal.35
-
8/19/2019 7. BAB I-V
11/59
11
- Harapan yaitu perasaan optimis bahwa kebaikan akan mengalahkan
kejahatan atau tentang dunia akhirat yang kekal dan bahagia.18
Dalam penerimaan sistem nilai, agama Islam merupakan nilai yang paling
utama sehingga menjadi barometer terhadap nilai-nilai yang lain. Nilai-nilai
agama Islam berfungsi sebagai penyaring nilai-nilai yang lain dalam kehidupan
khususnya masyarakat Melayu, dimana agama dipandang dan diakui sebagai
sumber nilai yang terpercaya dan benar.
Dalam cerita Pak Belalang dan Lebai Malang terdapat nilai Akidah dan
nilai Akhlak serta nilai Ukhuwah.
1. Nilai Akidah
Akidah menurut kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah keyakinan
dasar, kepercayaan pokok.19 Akidah merupakan keyakin hati terhadap
beberapa perkara tanpa adanya keragu-raguan. Menurut Shalih Bin Fauzan
akidah secara syarak adalah iman kepada Allah, Para MalaikatNya, kitab-
kitabNya, Para RasulNya, dan pada hari akhir serta Qadha yang baik dan
buruk.20
2. Nilai Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab, adalah bentuk jamak dari khulq yang
berarti tabiat, watak perangai dan budi pekerti. Akhlak bisa didefinisikan
sebagai sikap yang tertanam dalam jiwa yang melahirkan perbuatan-
perbuatan tertentu secara spontan dan konstan. Yang menjadi standar nilai
18 Ibid . Hal.35
19
Tim Prima Pena.Tanpa tahun. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Gita Media Press. Hal. 2820 Shalih Bin Fauzan Bin Abdullah Al Fauzan. 1998. Kitab Tauhid Daarul Haq. Jakarta. Hal. 3
-
8/19/2019 7. BAB I-V
12/59
12
akhlak adalah Al-Qur‟an dan Sunnah. Akhlak yang sesuai dengan Al-
Qur‟an dan Sunnah disebut Akhlak mahmudah (terpuji) yang tidak sesuai
dengan Al-Qur‟an dan Sunnah disebut Akhlak mazmumah (tercela).
Sedangkan ruang lingkup akhlak yaitu mencakup semua sikap hidup
seseorang, baik terhadap Allah, terhadap Rasullah, terhadap diri sendiri,
terhadap keluarga, terhadap masyarakat, terhadap Negara dan terhadap
dunia internasional, juga terhadap alam lain seperti tumbuh-tumbuhan dan
binatang.21 Menurut Abdullah Bin Qasim Al Wasyli akhlak secara bahasa
berarti tabiat dan perangai, sedangkan menurut terminologi para ulama
akhlak adalah sesuatu yang merepresentasikan keadaan atau sifat yang
tertanam kuat di dalam jiwa yang memunculkan perbuatan dan prilaku
yang sangat mudah tanpa memerlukan pemikiran terlebih dahulu.22 Jadi
dapat disimpulkan defenisi akhlak mencakup semua sifat baik maupun
buruk.
-
Bersyukur
Menurut istilah, bersyukur berarti menggunkan seluruh nikmat yang
diberikan oleh Allah SWT untuk taat kepada-Nya dan tidak
menggunakannya untuk berbuat maksiat. Dengan kata lain suatu sikap
atau perilaku seseorang yang senang, bangga, dan puas akan nikmat
yang diberikan oleh Allah SWT.23
- Pemaaf
21 Qamaruzzaman Khatab. 2011. Kajian Akhlak RRI Pekanbaru 1432H 2011M . Pekanbaru
22
Abdullah Bin Qasim Al Wasyli. 2005. Syarah Ushul „Isyrin. Solo. Intermedia. Hal. 54
23 Yundri Akhyar. 2013. Akhlak 3. Pekanbaru. CV. Pustaka Mafatih.Hal.3
-
8/19/2019 7. BAB I-V
13/59
13
Ma‟af berarti tidak membalas waktu ada kesempatan. Tidak memusuhi
teman sejawat yang berlaku tidak wajar kepada kita. Ma‟af sifat nabi -
nabi, Rasul-rasul, orang baik-baik dan pemimpin. Tidak mendendam
menghilangkan rasa permusuhan yang terpendam dalam hati.24
-
Tolong menolong
Bertolong-tolongan suatu sifat yang mendorong seseorang untuk
membantu dan bekerja sama dengan orang lain. Teman sejawat, kaum
kerabat, golongan, organisasi dan lain-lain. Bertolong-tolongan dalam
kata dan perbuatan untuk kebaikan bersama.25
- Musyawarah
Musyawarah adalah mencari cara atau jalan yang terbaik dengan
menyaring berbagai pendapat dan buah pikiran.26
-
Bohong (Dusta)
Dusta ialah memberitakan atau berkata tidak menurut yang
sebenarnya. Dusta biasanya untuk menutupi kesalahan, untuk menipu,
untuk menjelekkan orang lain.27
-
Putus Asa
Putus asa lawan dari harapan. Putus asa berarti hilangnya kemauan dan
harapan dari yang menjadikan seseorang lesu. Putus harapan dari
mencapai kemajuan.28
- Mencuri
24 Oemar Bakry. 1986. Akhlak Muslim. Bandung. Angkasa. Hal 86
25 Ibid Oemar bakry. Hal. 115
26 Ibid. Hal. 141
27
Ibid. Hal. 3228 Ibid . Hal. 120
-
8/19/2019 7. BAB I-V
14/59
14
Mencuri ialah mengambil barang orang lain (tanpa izin pemiliknya)
dengan cara sembunyi-sembunyi dan mengeluarkan dari tempatnya29
-
Zhalim
Asal ma‟na “kezaliman” ialah aniaya dan melampaui batas yang telah
ditentukan. Artinya dhalim menurut menurut ahli bahasa dan
kebanyakan ulama‟ ialah : “Meletakkan sesuatu bukan pada tempat
yang semestinya”.30
- Bertaruh (judi)
Bertaruh adalah 1. (bermain dsb) dengan taruhan; memasang taruh (spt
dl perjudian), mereka bermain ceki hanya untuk bersenang-senang;
2.mengatakan sesuatu dgn memberi taruh (bahwa yg dikatakan itu
benar)31
-
Tamak
Tamak adalah keinginan untuk selalu memperoleh banyak untuk diri
sendiri
3. Nilai Ukhuwah
Kata ukhuwah berasal dari bahasa Arab, ukhuwwah, yang pada asalnya
berarti “persamaan dan keserasian dalam banyak hal.” Lalu kemudian,
diartikan dengan persaudaraan, karena adanya persamaan-persamaan
tersebut.32
29 Tim Darul Ilmi. 2010. Buku Paduan Lengkap Agama Islam. Jakarta. Qultum Media. Hal.347
30 Ali Usman. 1991. Hadits Qudsi. Bandung. CV. Dipenegoro. Hal. 157
31 Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi
keempat . Jakarta. PT. Gramedia Pustaka UtamaHal. 1407 32
Azyumardi Azra. 2008. Kajian Tematik Al-Quran Tentang Kemasyarakatan. Bandung.Angkasa Bandung. Hal. 365
-
8/19/2019 7. BAB I-V
15/59
15
2.3 Cerita Pak Belalang dan Lebai Malang karya Haji Ibrahim Datuk
Kaya Muda Riau
Cerita adalah tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu
hal (peristiwa, kejadian, dsb)33, sedangkan menurut Abdul Rozak Zaidan, cerita
adalah susunan tuturan yang membentangkan peristiwa yang dialami sesuatu atau
seseorang, baik dalam bentuk rekaan maupun dalam bentuk kenyataan.34 Jenaka
adalah cerita penghibur yang membangkitkan tawa, jenaka, keriangan atau
sindiran, msl Si Kabayan (Sunda), Pak Pandir, Pak Belalang (Melayu). 35 Secara
umum menurut Mohd. Taib Osman(1991: 24-25), ciri-ciri cerita ini menonjolkan
kebodohan, kepintaran, kelucahan, keteladanan, dan ketamakan seseorang tokoh
di dalamnya, tetapi didalamnya tersirat suri teladan yang perlu diambil
hikmahnya.36
Naskah cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang adalah sebuah cerita jenaka
yang ditulis tangan dengan tulisan Arab Melayu oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya
Muda Riau. Naskah ini berjumlah dua puluh lima halaman yang berisikan dua
cerita yaitu Bapak Belalang dari halaman 1-21 dan Lebai Malang dari halaman
21-24. Cerita Pak Belalang mengisahkan seorang yang selalu beruntung secara
kebetulan. Cerita ini selesai dibuat oleh Haji Ibrahim pada 2 hari bulan Rabiul
awal hari Kamis pukul 7 pagi sanat 1287 berbetulan dua belas bulan Juni 1870 di
Pulau Penyengat. Sedangkan cerita Lebai malang mengisahkan tentang seorang
yang selalu tidak beruntung. Cerita ini selesai dibuat oleh Haji Ibrahim pada 3
33 Op cit . Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat .Hal. 263
34 Abdul Rozak Zaidan. 2004. Kamus Istilah Sastra. Jakarta. Balai Pustaka. Hal.47
35
Loc cit . Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat .36 Op cit . Elmustian Rahman , 2004..Hal.42
-
8/19/2019 7. BAB I-V
16/59
16
hari bulan Rabiul awal hari Jumat pukul tengah empat sanat 1287 hari bulan
Juni1870 di Pulau Penyengat.37
2.4 Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang telah pernah
dilakukan oleh Elmustian Rahman dengan judul Cerita Pak Belalang Dan Lebai
Malang Seri Karya dan Kajian Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau berupa
Transliterasi dan penjelasan-penjelasan tentang Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda
Riau. Sedangakan objek formal dalam penelitian ini adalah khusus mengenai
nilai-nilai religius yang terdapat dalam Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang.
37 Op cit Elmustian Rahman. Hal.20
-
8/19/2019 7. BAB I-V
17/59
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Sebagai upaya membedah karya sastra cerita sebagai sebuah karya
penelitian ilmiah dibutuhkan metode yang tepat sehingga hasil penelitian dapat
tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Metode penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif dengan mengkaji nilai religius yang difokuskan pada
studi pustaka. Usaha yang dilakukan adalah dengan cara membaca dan menelaah
bahan-bahan yang ada hubungannya dengan Cerita Pak Belalang dan Lebai
Malang karya Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau, serta mendiskripsikan nilai-
nilai relegius yang terdapat didalamnya.
Metode penelitian kualitatifif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif makna
dari pada generalisasi.38
3.1 Sumber Data
Sumber data yang diperlukan yaitu sumber data primer dan sekunder.
Sumber data primer adalah Naskah Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang
dengan kode W.212 merupakan salinan fotocopy yang dilakukan oleh pustaka
wilayah Soeman H.S di perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
38 Sugiono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung. CV. Alfabeta. Hal. 1
-
8/19/2019 7. BAB I-V
18/59
18
Sumber data Sekunder adalah data yang diambil berdasarkan tulisan-
tulisan dari buku-buku yang ada hubungannya dengan Cerita Pak Belalang Dan
Lebai Malang.
3.2 Objek Penelitian
Objek material penelitian ini adalah Cerita Pak Belalang dan Lebai Malang
Karya Haji Ibrahin Datuk Kaya Muda Riau, sedangkan objek formalnya adalah
nilai-nilai religius yang terdapat pada Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah dari bacaan-bacaan
yang relevan dengan penelitian ini melalui observasi keperpustakaan yang ada di
Pekanbaru, seperti Pustaka Wilayah Soeman H.S, Pustaka Universitas Lancang
Kuning, Pustaka Lembaga Adat Melayu Riau dan Pustaka Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Lancang Kuning
Langkah – langkah yang akan dilakuan dari data-data dan referensi yang di
dapat adalah :
-
Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang akan diuraikan secara sistematis
dari tinjauan nilai religius
- Semua data dipahami untuk menentukan nilai-nilai religius objek
material
-
8/19/2019 7. BAB I-V
19/59
19
- Penelitian akan diarahkan pada pemahaman nilai-nilai religius yang
berkaitan dengan Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang dan aspek
lainnya seperti karya-karya dan lingkungannya.
3.4 Analisa Data
Analisis merupakan kegiatan : (1) pengurutan data sesuai dengan rentang
permasalahan atau urutan pemahaman yang ingin diperoleh; (2) pengorganisasian
data dalam formasi, kategori, ataupun unit perian tertentu sesuai dengan antisipasi
peneliti; (3) interprestasi peneliti berkenaan dengan signifikansi butir-butir
ataupun satuan data sejalan dengan pemahaman yang ingin diperoleh; (4)
penilaian atas butir ataupun satuan data sehingga membuahkan kesimpulan : baik
atau buruk, tepat atau tidak tepat, signifikan atau tidak signifikan.39
Sumber data dalam penulisan penelitian ini diambil melalui studi
kepustakaan serta tehnik pengamatan. Hal ini dilakukan mengingat dalam
menemukan makna teks sastra berarti menganalisa, menafsirkan/menjabarkan,
dan memberi penilaian terhadap suatu teks sastra. Untuk menajamkan langkah
kerja dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif.
Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang diteliti dengan metode tersebut
diatas diharapkan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Sehingga bentuk dan
nilai reigius dalam Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang akan terungkap
sedetail mungkin, sekaligus memberikan kesimpulan.
39 Maryaeini. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta. PT. Bumi Aksara. Hal. 75
-
8/19/2019 7. BAB I-V
20/59
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Nilai Religius Dalam Naskah Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang
Karya Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau
Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil pembahasan mengenai cerita
Pak Belalang dan Lebai Malang karya Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau.
Menurut penulis dalam cerita Pak Belalang dan Lebai Malang terdapat nilai-nilai
religius yaitu Nilai Akidah, Nilai Akhlak Baik dan Akhlak buruk, serta Nilai
Ukhuwah.
4.1.1 Nilai Akidah Dalam Cerita Pak Belalang
Akidah menurut kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah keyakinan
dasar, kepercayaan pokok.40 Akidah merupakan keyakin hati terhadap beberapa
perkara tanpa adanya keragu-raguan. Menurut Shalih Bin Fauzan akidah secara
syarak adalah iman kepada Allah, Para MalaikatNya, kitab-kitabNya, Para Rasul-
Nya, dan pada hari akhir serta Qadha yang baik dan buruk.41 Nilai akidah terdapat
dalam kutipan :
“Bapak si Belalang itupun datang mengadap Raja serta sampai ditanya
Raja ini nama Bapak Belalang maka sembahnya: “Ampun tuanku
patiklah nama Bapak Belalang,” maka lalu titah Raja, “Hai Bapak
Belalang” coba tilikkan aku kain-kain gundikku ada dua tiga helai
hilang kalau betul seperti penilik engkau niscaya aku upah.” Maka
sembah Pak Belalang ,”Ampun tuanku yang patik tiada tahu amat akan
titah bawah duli tuanku biarlah patik coba.” 42
40 Tim Prima Pena.Tanpa tahun. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Gita Media Press. Hal. 28
41
Shalih Bin Fauzan Bin Abdullah Al Fauzan. 1998. Kitab Tauhid Daarul Haq. Jakarta. Hal. 342 Naskah Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang . Hal.4
-
8/19/2019 7. BAB I-V
21/59
21
“Raja sangat murka sebab burung Kuwaunya hilang ini Raja
memanggil orang pandai bertilik maka segala yang pandai-pandai pun
pergilah mengadap Raja masing-masing mengeluarkan kepandainyamaka tiada juga dapat maka titah Raja, “panggil Bapak si Belalang.” 43
“Maka titah Raja hai Bapak si Belalang , “Cobalah tilikkan Kuwau aku
hilang kalau dapat aku beri upah kalau tidak dapat aku bunuh sebab
semuanya sudah aku suruh bertilik tidak juga dapat.” Maka sembah
Pak Belalang,”harap diampun dicobalah dahulu mudah-mudahan
dengan berkat daulat barangkali dapat di dalam penilik patik”. maka
titah Raja cobalah, memohonlah pembaraan dengan kemenyan maka
diberilah tempat dengan bara dengan kemenyan maka pura-puralah ia
membakar kemenyan dengan tunduk tengadah serta menggeleng-geleng
kepalanya.” 44
“Maka titah Ra ja hai Bapak si Belalang ini, “Saudagar kaya ini
kehilangan peti tujuh dari dalam gedungnya maka hendak engkau
tilikkan jikalau dapat niscahaya aku suruh beri upah yang patut jika
tidak dapat olehmu aku bunuh.” 45
“Melihat Bapak si Belalang datang R ajapun bertitah,”Hai Bapak si
Belalang ini mintak tekakan kayu yang dibawak nakhoda kapal itu yang
mana pihak hujung dan mana pihak pangkalnya, dengan mengenal anak
itik yang baharu pecah dari telurnya mana jantan dan mana betina.”
Maka sem bah Bapak Belalang, “Ampun tuanku patik tiadalah tahu akan perkara itu.” Maka titah raja, “A pabila tidak engkau tilik tenungkan
hingga aku mendapat malu kepada nakhoda kapal maka engkau tentu
aku bunuh anak beranak aku habiskan.” 46
“Maka Rajapun bertitah,”Hai Bapak Belalang, coba engkau terka apa
yang aku genggam ini karena ini pengabisan aku hendak mengetahui
ilmu engkau jika bersalahan dengan teka engkau sekali ini matilah
engkau tidak aku tangguh lagi aku pancung lehermu di sini juga
bercerailah kepalamu dengan badanmu.”47
Nilai yang terkandung dari kutipan naskah cerita Pak Belalang dan Lebai
Malang di atas merupakan nilai akidah. Nilai akidah ini hanya terdapat pada cerita
Pak Belalang saja. Yaitu keyakinan Raja bahwa Pak Belalang bisa menilikkan
43 Ibid. Hal. 6
44 Ibid. Hal. 7
45 Ibid . Hal. 8
46 `
Ibid . Hal. 1547 Ibid . Hal. 20
-
8/19/2019 7. BAB I-V
22/59
22
barang-barang yang hilang serta mengetahui terkaan dan hal-hal yang
tersembunyi . Keyakinan dan mendatangi Pak Belalang meminta ditilikkan itu
merupakan perbuatan syirik . Dalam agama Islam Syirik merupakan salah satu hal
yang dapat membatalkan keislaman seseorang apabila ia mengerjakannya. sebab
melakukan perbuatan syirik akan menghilangkan pahala amal dan ia akan kekal di
neraka. Allah tidak akan mengampuni dosanya kecuali ia bertaubat. Seperti dalam
firman Allah surah Yunus ayat 106: “Walaa tad‟u minduunill ahi malaa yanfauka
walaa yadurruka fain fa‟alta fainnaka idzaammina zzoolimiin.” artinya “Dan
janganlah kamu berdoa kepada selain Allah yang tidak dapat memberi manfaat
dan tidak (pula) dalam memberi madharat kepadamu, sebab jika kamu berbuat
(yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-
orang yang zhalim (musyrik)”48.
Rasullah SAW. bersabda : “ Barang siapa mendatangi peramal atau
dukun, kemudian mempercayai apa yang dikatakannya, berarti ia telah
mengingkari apa yang diturunkan kepada Muhammad (Al-Qur‟an).” (HR. Ahmad,
shahih) dan sabda Rasullah SAW. Yang lainnya adalah : “Barang siapa
mendatangi seorang peramal lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak
diterima shalatnya selama empat puluh hari.” (HR. Muslim). Sikap Raja yang
selalu meminta ditilikan oleh Pak Belalang seperti dalam kutipan di atas
menunjukkan bahwa Raja percaya kepada kata-kata Pak Belalang dan
menganggap Pak Belalang sebagai orang yang sakti.
48
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu. 2014. Bimbingan Islam Untuk Pribadi dan Masyarakat .Darul Haq. Jakarta. Hal.22
-
8/19/2019 7. BAB I-V
23/59
-
8/19/2019 7. BAB I-V
24/59
24
akidah yang benar sesuai dengan Al-Quran dan bersih dari syirik. Kedua harus
mengislamkan ibadah yaitu meluruskan niat bahwa semua ibadah yang
merupakan tangga penghubung mahluk dengan khalik tersebut harus dilaksanakan
hanya karena dan mencari ridha Allah SWT seperti firman Allah dalam surah Al
An‟am ayat 126 : “Qul inna sholaatii wanusukii wamahyaaya wamamaati
lillahirobbil alamina.” yang artinya Katakanlah (Muhammad) sesungguhnya
sholatku dan semua ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah.51 Ketiga
harus mengislamkan akhlak yaitu akhlak yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur‟an
dan hadis. Keempat mengislamkan keluarga dan rumah tangga. Kelima harus
mengalahkan hawa nafsu. Keenam harus yakin bahwa masa depan adalah milik
islam.52 Syirik itu sendiri dapat dibagi ke dalam 3 bagian:
1. Syirik di dalam Al Uluhiyyah yaitu seseorang meyakini bahwa ada Tuhan
selain Allah. Yang berhak untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat
ubudiyyah). Seperti firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 21-22 :
“Yaa ayyuha nnasu „Buduu Robbakumulladzii kholaqokum wall adziina
mingqoblikum la‟allakum Tattaquun. Alladzii ja‟ala lakumulardo
firoosyawwassamaaa abinaaa a‟waanzala minassamaaaa i maaa
anfaakhroja bihi mina tsamarooti rizqollakum falaa taj‟aluu lillahi
andada wwantum ta‟lamuun.” yang artinya : “ Wahai manusia sembahlah
Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelummu
agar kamu bertaqwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan
bagimu dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit
51
Departemen Agama RI. 2007. Syaamil Al-Qur‟an Terjemahan Perkata. Hal. 15052 Fathi Yakan,.2005. Komitmen Muslim Sejati. Solo. Era Intermedia. Hal.16
-
8/19/2019 7. BAB I-V
25/59
25
lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah padahal kamu mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah: 21-22). Firman
Allah surat An Nahl ayat 73-74: “Waya‟buduuna minduniuni llahi maa laa
yamliku lahumrizqoomminassamaawaati walardi syaiaa wwalaa
yastatii‟uun. falaa tadribuu lillahil amtsala inna allaha ya‟lamu waantum
laa ta‟lamuun.” yang artinya: “ Dan mereka menyembah selain Allah,
sesuatu yang tak dapat memberi rezki kepada mereka sedikitpun dari langit
dan bumi dan tidak berkuasa (sedikit jua pun). Maka janganlah kamu
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui
sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 73-74).
2. Syirik di dalam Ar Rububiyyah, yaitu jika seseorang meyakini bahwa ada
selain Allah yang bisa menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau
mematikan, dan yang lainnya dari sifat-sifat Ar Rububiyyah. Firman Allah
dalam surat Luqman ayat 25: “walain saaltahum man kholaqo
ssamaawaati walardo layaquu lunna allah. Qulillhamdu lillah. Bal
aktsarohum laa ya‟lamuun” artinya: “ Dan sesungguhnya jika kamu
tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”
Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Katakanlah : “Segala puji bagi
Allah.” Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.” (QS. Luqman:
25)
3. Syirik di dalam Al Asma‟wa ash Shifat , yaitu jika seseorang mensifatkan
sebagian makhluk Allah dengan sebagian sifat-sifat Allah yang khusus
-
8/19/2019 7. BAB I-V
26/59
26
bagi-Nya. Contohnya, meyakini bahwa ada makhluk Allah yang
mengetahui perkara-perkara ghaib. Firman allah surat Al Jin ayat 26:
“„aalimul goibi falaa yuzhiru „alaa goibihii ahadaa.” Artinya: “ (Dia
adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali
kepada Rasul yang diridhai-Nya , maka sesungguhnya Dia mengadakan
penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya (QS. Al Jin : 26)
Adapun jenis jenis syirik adalah Syirik Akbar, Syirik Ashghar. Syirik
Akbar adalah memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah, seperti :
Memohon dan taat kepada selain Allah
Bernazar untuk selain Allah
Takut kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-
hal tersebut dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya
Memohon perlindungan kepada selain Allah, seperti meminta
perlindungan kepada jin dan orang yang sudah mati
Mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diwujudkan kecuali oleh Allah
Seperti meminta hujan kepada pawang, meminta penyembuhan kepada
dukun dengan keyakinan bahwa dukun itu yang menyembuhkannya,
mengaku mengetahui perkara ghaib, menyembelih hewan qurban yang
ditujukan untuk selain Allah. Sedangkan diantara macam syirik besar
adalah:
a.
Syirik dalam berdoa, yaitu meminta kepada selain Allah, disamping
meminta kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman dalam
-
8/19/2019 7. BAB I-V
27/59
27
surat Faathir ayat 13-14: “ Yuuliju llaili finnahaari wayuuliju nnahaaro
fillail. Wassakhoro ssyamsa walqomaro kullu yajrii liajalimmusamma.
Dzaalikumu allahu r obbu kum lahulmulku. Walladziina tad‟uuna min
duunihii maa yamlikuuna min kitmiir.” Artinya: “Dan orang-orang
yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa meskipun setipis
kulit ari. Jika kamu meminta kepada mereka, mereka tiada mendengar
seruanmu, dan kalau mereka mendengar mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu (QS. Faathir:13-14)
b. Syirik dalam sifat Allah, sepeti keyakinan bahwa para nabi dan wali
mengetahui perkara- perkara ghaib. Allah Ta‟ala telah membantah
keyakinan seperti itu dengan firman- Nya : “wa‟indahuu mafaatihul
goibi laa ya‟lamuhaa illa huwa. Waya‟lamu maa fii lbarri wal bahri.
Wamaa tasqutu miwwaroqotin illa ya‟lamuhaa walaa habbatin fii
zulumaatil ardi walaa rotbi wwalaa yaabisin illa fii kitaabi mmubiin.”
Artinya: artinya: Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang
ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia
mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai
daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak
jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang
basah atau kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh). (QS. Al-An‟am : 59)
-
8/19/2019 7. BAB I-V
28/59
28
c. Syirik dalam Mahabbah (kecintaan), yaitu mencintai seseorang, baik
walinya atau lainya layaknya mencintai Allah, atau menyetarakan cinta-
Nya kepada makhluk dengan cintanya kepada Allah Ta‟ala.
Sedangkan syirik Ashghar yaitu setiap ucapan atau perbuatan yang
dinyatakan syirik oleh syara tetapi tidak mengeluarkan dari agama. Ia merupakn
dosa besar yang dapat mengantarkan kepada syirik akbar. Diantara syirik ashghar:
a. Zhahir (nyata), yaitu berupa ucapan. Rasulullah shallallahu „alaihi wa
sallam bersabda : Artinya : “Barangsiapa yang bersumpah dengan
selain nama Allah, maka ia telah berbuat syirik”. (HR. Ahmad, Shahih)
Berupa amalan, seperti : memakai gelang, benang dan sejenisnya
sebagai pengusir atau penangkal mara bahaya, jika ia meyakini bahwa
benda-benda tersebut hanya sebagai sarana tertolak atau tertangkalnya
bala. Namun bila dia meyakini bahwa benda-benda itulah yang menolak
dan menangkal bala, hal itu termasuk syirik akbar.
b.
Khafi (tersembunyi); syirik yang bersumber dari amalan hati, berupa
riya, sum‟ah dan lain-lainnya.
Bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat perbuatan syirik sangatlah besar.
Syirik Ashghar (tidak mengeluarkkan dari agama) namun dapat merusak amal
yang tercampur dengan syirik ashghar, termasuk dosa besar. Syirik Akbar
merupakan kezaliman terbesar firman Allah Ta‟ala : “waidz qoola luqmaanu
liibnihii wahuwa ya‟izuhuu yaabunayya laa tusyrik billah. Inna ssyirka lazulmun
„aziim..” Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu
-
8/19/2019 7. BAB I-V
29/59
29
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-
benar kezaliman terbesar (QS. Luqman:13), menghancurkan seluruh amalan
Firman Allah Ta‟ala : “Walaqod uuhiya ilaika waila lladziina min qoblika. Lain
asyrokta layahbatonna „amaluka walatakuunanna minal khosirin.” Artinya: Dan
sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu:
“Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah
kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar: 65), jika meninggal
dalam keadaan syirik, maka tidak akan diampuni oleh Allah subhanahu wa Ta‟ala.
Firman Allah Ta‟ala : “ Inna allaha laa yagfiru an yusyroka bihii wayagfiru
maaduuna dzaalika liman yasyaaa u. wamayyusyrik billahi faqodiftaroo itsmaan
„aziimaa.” Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,
dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka
sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. Nisa:48, pelakunya
diharamkan masuk syurga Firman Allah SWT : “ Laqod kafaro lladziina qooluu
inna allaha huwal masiihu bnu maryam. Wa qoolal masiihu yaabanii isroooiila
„buduu allaha robbii warobbakum. Innahuu mayyusyrik billahi faqod harroma
allahu „laihil jannata wamakwaahu nnaar. Wamaa lizzoolimiina min ansoor.
Artinya : “Sesungguhnya barang siapa menyekutukan Allah, maka pasti Allah
mengharamkan jannah baginya dan tempatnya adalah neraka, dan tidaak ada bagi
orang-orang zhalim itu seorang penolongpun”. (QS. Al-Maidah :72), kekal di
dalam neraka Firman Allah SWT: “ Inna lladziina kafaruu min ahlil kitaaba
walmusyrikiina fii naari gahannam khoolidiina fiihaa. Ulaaaika hum syarrul
-
8/19/2019 7. BAB I-V
30/59
30
bariyyah.:”Artinya : “Sesungguhnya orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang
musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka
itu adalah seburuk- buruk makhluk”. (QS. Al-Bayyinah : 6, syirik adalah dosa
paling besar Firman Allah SWT: “ Inna Allaha laa yagfiru ayyusyrika bihii
wayagfiru maaduuna dzalika limayyasyaaa u. wamayyusyrik billahi faqod dolla
dolaalaam ba‟iidaa.” Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain
dari syirik itu. Bagi siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh- jauhnya”. (QS. An-Nisa : 116). Dari uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa syirik merupakan perbuatan yang sangat dilarang
dalam agama Islam, karena perbuatan syirik sama artinya menyekutakan Allah
dan itu merupakan dosa besar.
4.1.2 Nilai Akhlak Dalam Naskah Cerita Pak Belalang Dan Lebai
Malang
Akhlak merupakan budi pekerti atau kelakuan. Dalam bahasa Arab kata
akhlak (akhlaq) diartikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan Agama.
Meskipun kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, tetapi kata akhlak lebih banyak
dijumpai dalam hadis. Satu-satunya kata yng ditemukan semakna akhlak dalam
Al-Qur‟an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq, tercantum dalam surat Al Qalam
ayat 4 : “ Wa innaka la‟ala khuluqin „adzim”, yang artinya “Sesungguhnya
engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung. Sedangkan hadis
yang sangat popular menyebut akhlak adalah hadis riwayat Malik , “ Innama
-
8/19/2019 7. BAB I-V
31/59
31
bu‟itstu liutammima makarima al akhlaqi” , yang artinya : Bahwasanya aku
(Muhammad) diutus menjadi Rasul tak lain adalah untuk menyempurnakan
akhlak mulia.
4.1.2.1 Akhalak yang Baik (mahmudah)
Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur‟an. Beliau membenci apa yang dibenci
al-Qur‟an dan merasa senang dengan apa yang disenanginya. Rasulullah
merupakan orang yang paling jujur ucapannya, paling memenuhi tanggung
jawabnya, paling lembut perangainya, paling mulia pergaulannya, lebih pemalu
dari perawan pingitan, rendah hati dan selalu berpikir, tidak keji dan pengutuk,
tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tapi membalasnya dengan memberi
maaf dan jabat tangan. Barangsiapa meminta suatu kebutuhan, maka tidak pernah
ditolaknya. Jika tidak ada beliau menjawabnya dengan kata-kata halus dan tidak
dengan hati kasar dan sikap keras, tidak pernah memotong pembicaraan orang lain
kecuali jika bertentangan dengan kebenaran.53
Pada Cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang terdapat nilai akhlak baik,
nilai akhlak baik itu seperti bersyukur, pemaaf, tolong menolong, musyawarah .
4.1.2.1.1 Sikap Bersyukur Dalam Naskah Cerita Pak Belalang
Bersyukur menurut istilah berarti menggunakan seluruh nikmat yang
diberikan oleh Allah SWT untuk taat kepada-Nya dan tidak menggunakannya
53 Ibid . Hal 79
-
8/19/2019 7. BAB I-V
32/59
32
untuk berbuat maksiat. Dengan kata lain suatu sikap atau perilaku seseorang yang
senang, bangga, dan puas akan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.54
“Maka ada seorang miskin tiga beranak maka nama anak si Belalang
digelarlah Bapak si Belalang. Duduknya di tepi negeri pada hampir hutan,
maka kehidupannya pun dengan mengambil kayu api maka bininya
mengambil upah menumbuk tepung atau menampi ber as..” (alenia pertama
halaman 55
“Maka Saudagarpun mengucap syukur kepada Allah dengan junjungan
kelimpahan karunia Raja, maka titah Raja, “pergilah ambil peti-peti
saudagar itu dengan tiada suatu yang luak petipun belum terbuka.” Maka
Saudagar sangat suka cita maka diberinya upah kepada Bapak si Belalang beribu-ribu kupang maka memohonlah balik kerumahnya. ” 56
Pada kutipan cerita Pak Belalang Dan Lebai Malang di atas terdapat nilai
syukur, nilai syukur tersebut hanya terdapat pada cerita Pak Belalang saja. Pada
alenia pertama halaman dua, keluarga Pak Belalang menjalani kehidupannya apa
adanya sesuai dengan kemampuan usaha yang mereka lakukan. Pak Belalang
bekerja sebagai pencari kayu dan isterinya mengambil upah dari menumbuk
tepung atau menampi beras, mereka dengan sabar menjalani kehidupan dalam
kemiskinanannya dan menerima takdir Allah.
Menerima takdir merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah dan itu
berarti berakhlaq kepadaNya. Seseorang mengetahui bahwa setiap apa yang Allah
takdirkan terdapat hikmah besar dibalik itu semua. Firman Allah : “ Dan
sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
54 Yundri Akhyar. 2013. Akhlak 3. Pekanbaru. CV. Pustaka Mafatih.Hal.3
55
Ibid . Hal 2
56 Ibid. Hal. 12
-
8/19/2019 7. BAB I-V
33/59
33
musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji‟uun”. Mereka
itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka
dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”.(QS. Al Baqarah: 155-
157).
Sedangkan dalam kutipan alenia terakhir halaman dua belas, Saudagar
mengucapkan syukur kepada Allah ketika hartanya yang hilang sudah ditemukan.
Sikap Saudagar tersebut merupakan salah satu cara mewujudkan rasa syukur yang
dilakukan secara lisan. Bersyukur dengan lisan, yaitu lisan seorang hamba yang
beriman selalu mengucapkan puji syukur kepada Allah setiap kali mendapatkan
suatu kenikmatan, bisa dengan ucapan Alhamdulillah atau membasahi lidahnya
dengan doa dan dzikir yang maknanya mengandung puja-puji syukur kepada-
Nya..
Banyak ayat di dalam Al-Qur‟an yang memerintahkan manusia untuk
bersyukur kepada-Nya. Maka syukur adalah ibadah dan bentuk ketaatan atas
perintah Allah. Allah Ta‟ala berfirman dalam surat Al-Baqarah: 152 Fadzkuruunii
adzkurkum wasykuruulii walaa takfuruun .” artinya: “Ingatlah kepada-Ku, maka
Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah ingkar” (Al-
Baqarah: 152) Allah Ta‟ala juga berfirman dalam surat Al-Baqarah: 172 “ yaa
ayyuha lladziina aamanuu kuluu min toyyibaati maa rozaqnaakum wasykuruu
lillaahi in kuntum iyyahu ta‟buduun.” artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan
bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu
-
8/19/2019 7. BAB I-V
34/59
34
menyembah” (QS. Al-Baqarah: 172) . Selain mengucap syukur secara lisan,
mewujudkan rasa syukur kita kepada Allah dapat dilakukan dengan cara :
-
Bersyukur dengan hati, maksudnya seorang hamba mengetahui dan
mengakui bahwa semua kenikmatan yang ada pada dirinya itu
datangnya dari Allah Ta”ala.
-
Bersyukur dengan anggota badan, yaitu melihat kepada orang-orang
yang derajadnya dalam urusan dunia di bawah kita, misalnya masih
banyak orang yang lebih miskin dari kita atau masih banyak orang yang
kurang sempurna dalam hal fisik (cacat jasmani). Sedangkan dalam hal
urusan agama dan akhirat kita harus melihat kepada orang-orang yang
kedudukkannya lebih tinggi daripada kita.
Dalam berakhlaq mulia terhadap Allah dapat dijabarkan menjadi tiga
bentuk:
- Membenarkan setiap berita yang Allah sampaikan
Sudah seharusnya kita menerima setiap apa yang Allah dan Rasul-Nya
sampaikan tanpa perlu kita pertentangkan dengan logika kita. Inilah
bentuk akhlaq mulia terhadap Allah. Allah Ta‟ala berfirman dalam surat
surat An Nisa ayat 87 “ Allahu laailaaha illa huwa. Layajma‟annakum
ilaa yaumal qiyaamah la roiba fiihi. Waman asdaqu mina allah
hadiitsaa.” artinya : “Dan siapakah orang yang perkataan (nya) dari
pada Allah?” (QS. An Nisa‟; 87). Dalam ayat lain,Allah mengatakan
mengenai Rasul- Nya yang mulia shallallahu „alaihi wa sallam yang
artinya : “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut
-
8/19/2019 7. BAB I-V
35/59
35
kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu
yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An Najm: 3-4)
-
Menjalankan setiap perintah
Sikap seorang muslim yang benar adalah tidak menentang hukum
Allah. Misalnya , Allah perintahkan shalat lima waktu sehari semalam.
Sebagian orang merasa berat, terutama orang yang munafik. Namun
bagi orang yang beriman sholat tentu tidaklah berat. Allah Ta‟ala
berfirman : “ Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-
orang yang khusyu‟, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka
akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-
Nya.” (QS.Al Baqarah: 45-46)
. Untuk itu seseorang yang baik hendaknya bisa mentasyaruf
(memanfaatkan nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT sesuai dengan
aturan atau ketentuan yang telah digariskan oleh Allah SWT) dan tidak
menurutkan hawa nafsunya. Firman Allah SWT Artinya: “Sesungguhnya Kami
menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan
neraka yang menyala-nyala” (QS.76/Al-Insaan57: 3-4)
57
Ridwan Asy-Syirbaany. Tanpa Tahun. Membentuk Pribadi Lebih Islami (Satuan Kajian Akhlaq). PT. Intimedia Ciptanusantara. Hal.40
-
8/19/2019 7. BAB I-V
36/59
36
4.1.2.1.2 Sikap Pemaaf Dalam Naskah Cerita Pak Belalang
Pemaaf berarti tidak membalas waktu ada kesempatan. Tidak memusuhi
teman sejawat yang berlaku tidak wajar kepada kita.
“Ampun tuanku dengan berkat dauli tuanku dapat harta saudagar itu
semuanya dengan belum luak maka yang pencuripun dapat tujuh orang
maka sudah patik kumpulkan di bawah teratak patik nama kepala pencuri
itu si Napsu maka jika dengan limpahan kurniya dari bawah duli tuanku
patik mohonkan ampun atas Napsu si pencuri itu” . Maka titah Raja,
“Baiklah asal dapat harta benda Saudagar itu yang engkaupun dapat upah.”
Maka Rajapun sukalah serta menyuruh memanggil saudagar.”58
Pada kutipan alenia pertama halaman dua belas dalam cerita Pak Belalang
dan Lebai Malang terdapat nilai akhlak yang baik yaitu pemaaf dan hanya
terdapat dalam cerita Pak Belalang saja. Bapak Belalang memohon kepada Raja
untuk mengampunkan hukuman para pencuri yang telah mangambil harta
Saudagar. Rajapun mengampunkan para pencuri itu asalkan harta Saudagar yang
telah dicuri dikembalikan dengan utuh. Pengampunan Raja itu berarti Raja telah
memaafkan kesalahan para pencuri itu.
Ma‟af merupakan sifat nabi-nabi, Rasul-rasul, orang baik-baik dan
pemimpin. Maaf berarti tidak mendendam, menghilangkan rasa permusuhan yang
terpendam dalam hati.59 Firman Allah s.w.t. : “ Siapa yang memaafkan (kesalahan
orang lain) dan (lantas) berbuat baik maka Allah akan memberinya pahala.” (QS.
Assyra : 40) . Dalam surat lainnya yang berbunyi : “ Ma‟afkanlah (kesalahan
orang lain) dan berdamailah. Apakah kamu tidak menyukai agar Allah
mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An
58
Opcit . Hal 12
59 Oemar Bakry. 1986. Akhlak Muslim. Bandung. Angkasa. Hal 86
-
8/19/2019 7. BAB I-V
37/59
37
Nur : 22). Surat Al-A‟raaf: 199 artinya: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah
orang mengerjakan yang ma‟ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”
(QS.7/Al-A‟raaf: 199)
Dalam masalah memaafkan Rasulullah SAW bersabda; “Dari Abu
Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Bukanlah yang dikatakan
orang kuat adalah orang yang kuat bergulat tetapi sesungguhnya orang yang kuat
adalah orang yang dapat mengendalikan hawa nafsunya dikala marah.” (HR.
Bukhari dan Muslim).Dari Ibnu Mas‟ud RA berkata: “Seakan-akan saya masih
melihat Rasulullah SAW menceritakan salah seorang dari para nabi. Semoga
Allah melimpahkan rahmat dan kesejahteraannya kepada mereka, dimana
kaumnya memukul Nabi itu sehingga berdarah; sambil mengusap darah yang ada
di mukanya Nabi itu berdoa; “Wahai Allah ampunilah dosa kaumku karena
sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari dan Muslim)60
Sifat pema‟af mendatangkan perdamaian, ketentraman. Ma‟af tiang utama
untuk hidup dalam masyarakat yang harmonis. Masyarakat yang penuh dengan
sifat toleransi. Masyarakat yang kuat untuk menciptakan adil makmur. Bahagia
sejahtera. Memaafkan adalah balasan terbaik untuk sebuah kesalahan. Seperti
maaf yang diberikan kepada si Nafsu dalam kutipan cerita di atas. Raja yang
bijaksana adalah Raja yang mau memaafkan kesalahan rakyatnya.
60 Ibid . Ridwan Asy-Syirbaany. Hal 166
-
8/19/2019 7. BAB I-V
38/59
38
4.1.2.1.3 Sikap Tolong Menolong Dalam Naskah Cerita Pak Belalang
Tolong menolong adalah merupakan sifat yang mendorong seseorang
untuk membantu dan bekerja sama dengan orang lain. Teman sejawat, kaum
kerabat, golongan, organisasi dan lain-lain. Bertolong-tolongan dalam kata dan
perbuatan untuk kebaikan bersama.61
“Bapak si Belalang katanya, “siapa itu?.” Maka jawab kepala pencuri, “saya
si Napsu, jika boleh saya hendak mintak lepaskkan nyawa daripada bunuh
Raja.” Maka kata Bapak Belalang, “Naiklah bukankah aku kata tadi baik
juga engkau lekas mendapatkan aku kalau tidak engkau mati.” Maka si Napsupun sangatlah takutnya akan Bapak si Belalang serta katanya, “Harta
datuk saudagar itu ada belum (luak lagi) ada sahaya simpan di dalam hutan
kalau bapak boleh melepas sahaya daripada kena bunuh ambil peti-peti itu
biar sahaya tunjukkan tempatnya.” Maka kata Bapak si Belalang, “Boleh
aku lepaskan nyawamu tetapi aku hendak malam ini bawak ke mari kalau
tidak tentu engkau semua mati.” Maka Bapak si Belalangpun hilang
susahnya serta kata Bapak Belalang, “Baik juga lekas engkau datang cah
cah cah.”62
“Ampun tuanku dengan berkat dauli tuanku dapat harta saudagar itusemuanya dengan belum luak maka yang pencuripun dapat tujuh orang
maka sudah patik kumpulkan di bawah teratak patik nama kepala pencuri itu
si Napsu maka jika dengan limpahan kurniya dari bawah duli tuanku patik
mohonkan ampun atas Napsu si pencuri itu. Maka titah raja, “Baiklah asal
dapat harta benda saudagar itu yang engkaupun dapat upah.”63
Kutipan dari cerita Pak Belalang dan Lebai Malang pada alenia terakhir
halaman sebelas dan alenia pertama halaman dua belas terdapat nilai tolong
menolong dan nilai tersebut hanya ada pada cerita Pak Belalang saja. Pada alenia
pertama halaman sebelas, Pak Belalang berjanji akan menolong Napsu si pencuri
harta Saudagar terbebas dari hukuman Raja dengan syarat harta Saudagar itu di
letakan di rumah Pak Belalang. Pada halaman dua belas, Pak Belalang menepati
61 Ibid Oemar bakry. Hal. 115
62
Opcit Hal. 1163 Ibid . Hal. 12
-
8/19/2019 7. BAB I-V
39/59
39
janjinya menghadap Raja dan meminta Napsu diampunkan dari hukuman karena
harta Saudagar itu sudah dikembalikan tanpa ada kurang satupun. Atas permintaan
Pak Belalang, Raja bersedia membebaskan Napsu dari hukuman. Pak Belalang
telah berjasa menyelamatkan Napsu terbebas dari hukuman.
Manusia yang berjasa adalah orang yang berjasa membantu orang lain. Iman
yang sempurna ialah manakala kita mengasihi saudara atau orang lain seperti
mengasihi diri kita sendiri. Allah akan tetap selalu menolong hambanya yang
menolong saudaranya. Dengan tolong-menolong hidup akan bahagia. Firman
Allah dalam bebrapa surat Al-Quran : “Tolong menolonglah kamu dalam berbuat
kebaikan. Dan jangan sekali-kali bantu membantu dalam pekerjaan terlarang dan
permusuhan. Takutlah Allah. Sesungguhnya azab- Nya amat berat.” (SQ. Almaida
: 2) artinya : “Wahai manusia, Kami jadikan kamu dari lelaki dan perempuan. Dan
Kami jadikan kamu bersuku-suku dan bergolong-golongan supaya kamu taaruf
(bekerjasama tolong-menolong). Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah
ialah siapa yang paling taqwa. Allah Maha Mengetahui dan Maha Arif.” (QS. Al
Hujarat : 13) Sabda Rasulullah : “Mukmin sesama mukmin seperti satu bangun an.
Satu bahagian menguatkan bahagian lainnya.” Dan hadis lainya : “Allah akan
selalu menolong hambanya yang menolong saudaranya.” (HR. Muslim). Untuk
itu sebagai makhluk social hendaknya kita selalu tolong menolong dalam
kebaikan, baik itu laki-laki maupun perempuan.
-
8/19/2019 7. BAB I-V
40/59
40
4.1.2.1.4 Sikap Musyawarah Dalam Naskah Cerita Pak Belalang
Musyawarah adalah mencari cara atau jalan yang terbaik dengan
menyaring berbagai pendapat dan buah pikiran.64 Bermusyawarah dapat dilakukan
oleh siapa saja termasuk seorang Raja dengan hulubalangnya yang
bermusyawarah dalam memutuskan suatu perkara.
“Maka Bapak si Belalangpun dipanggil Raja maka iapun pergilah
mengadap maka ketika itu Rajapun tengah dihadap segala orang besar-
besar yaitu menteri hulubalangnya bermusyawarah akan harta Saudagar
yang hilang itu maka titah Raja hai Bapak si Belalang ini, “Saudagar kayaini kehilangan peti tujuh dari dalam gedungnya maka hendak engkau
tilikkan jikalau dapat niscahaya aku suruh beri upah yang patut jika
tidak…” 65
“Maka Nakhodah kapalpun memohonlah turun ke kapalnya, maka
Rajapun bermufakatlah dengan segala orang besar-besarnya serta orang
kaya-kaya. Maka titah Raja, “Bagaimana pikiran tuan-tuan semuanya.”
Maka sembah segala orang besarnya tak dapat tiada sudah biasa dia
menang maka berani mengajak kebawah duli bertaruh kalau tidak
bukannya mudah menendangkan suatu yang begitu seperti hayam biasa
disambungkan sukat tahu juaranya akan tuah hayamnya maka beranilah iamenyambung tentu dihar apnya akan menang.” Maka titah Raja, “Baiklah
panggil Bapak si Belalang” 66
Kutipan cerita alenia terakhir halaman delapan dan halaman empat belas
dari Cerita Pak Belalang dan Lebai Malang terdapat nilai musyawarah dan nilai
itu hanya ada dalam cerita Pak Belalang saja. Pada halaman delapan, Raja dengan
segala hulubalangnya bermufakat berserta Bapak Belalang membicarakan
permasalahan Saudagar yang kehilangan hartanya. Pak Belalang diminta untuk
menilikkan harta Saudagar yang hilang itu dan Pak Belalangpun meminta waktu
tiga hari untuk bertilik. Sedangkan di halaman empat belas, Raja bermufakat
dengan segara orang besarnya dan kaya-raya membicarakan serta menanyakan
64 Ibid. Hal. 141
65
Ibid. Hal 8
66 Ibid. Hal 14
-
8/19/2019 7. BAB I-V
41/59
41
pendapat orang besarnya hal terkaan dan taruhan yang ditawarkan oleh Nahkoda
kapal. Mereka merasa terkaan itu sangat sulit, karena terkaan itu dianggap sulit
maka Raja memutuskan untuk memanggil Pak Belalang sebab tilik Pak Belalang
belum pernah salah. Semua yang hadir dalam musyawarah itu sepakat akan hasil
perundingan tersebut.
Berunding dan bertukar pendapat dalam mencari kebenaran dan jalan yang
baik dianjurkan agama. Allah menyuruh Rasulullah untuk bermusyawarah dengan
sahabat-sahabat, bersikap lemah lembut dan ramah tamah dengan mereka. Firman
Allah artinya: “Berkat rahmat Allah kamu ya Muhammad bersikap lemah lembut
kepada mereka. Jika kamu keras dan kasar barang tentu mereka akan menjauh
dari kamu. Maafkanlah mereka dan mintakanlah ampunan. Bermusyawarahlah
dengan mereka (dalam urusan dunia). Manakala kamu sudah memutuskan
(berbuat sesuatu dengan musyawarah) tawakallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah mengasihi orang-orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran: 160) . Firman
Allah SWT yang artinya: “(Orang-orang yang beruntung ialah) orang-orang yang
mematuhi panggilan Tuhannya, mendirikan sembahyang dan urusannya dilakukan
dengan musyawarah. Dan sebahagian dari rezeki yang diterimanya
dinafkahkannya.” (QS. Assyra : 38). Dalam kat-kata hikmah juga disebutkan
bahwa musyawarah itu kokoh dan menguatkan.
4.1.2.2 Nilai Akhlak Buruk (Mazmumah)
Akhlak buruk merupakan perbuatan yang tidak terpuji yang harus
ditinggalkan. Akhlak buruk disebut juga dengan akhlak mazmumah, yaitu
-
8/19/2019 7. BAB I-V
42/59
42
perangai atau tingkah laku yang tercermin pada diri manusia yang cenderung
melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain. Seperti bohong,
putus asa, mencuri, zhalim, bertaruh, tamak.
4.1.2.2.1. Sifat Bohong Dalam Naskah Cerita Pak Belalang
Bohong (Dusta) ialah memberitakan atau berkata tidak menurut yang
sebenarnya. Dusta biasanya untuk menutupi kesalahan, untuk menipu, untuk
menjelekkan orang lain.67 Dusta merupakan sifat tercela. Dusta timbul dari niat
jahat karena kurangnya keimanan. Kutipan cerita :
“Maka akupun berkhabar kepada Bapakku sudah begitu aku berkhabar-
khabar atau bercakap dengan budak Raja yang (sepermainan dengan aku)
yang bapakku pandai bertilik apabila dapat harta orang yang kehilangan itu
tak dapat tiada diberinya upah kepada bapakku boleh aku senang makan
minum” 68
“Maka Bapak Belalang pergilah dengan budak-budak Raja maka si
Belalangpun pergi juga maka pura-pura membuat payah hingga terlepas
tempat burung itu maka sudah petang hari berkata setengah akan
setengahnya budak- budak Raja, “di mana Bapak Belalang?” Maka
jawabnya, “entahlah.” Maka ada sebentar kata si Belalang, “Baik kita balik
ke belakang ada satu pokok kayu besar lepas sebelah kiri kita tadi.” Maka
diikut kata si Belalang itu tiba-tiba terdengar suara burung itu maka
dibawaklah balik disembahkan ke bawah duli Raja maka Rajapun sangat
sukanya maka dikaruniakan berpuluh dinar kepada Bapak si Belalang” 69
Kutipan alenia terakhir halaman tiga dan tujuh dalam cerita Pak Belalang
dan Lebai Malang terdapat nilai akhlak buruk yaitu berdusta atau berbohong.
Akhlak buruk berdusta hanya ada dalam cerita Pak Belalang saja. Alenia terakhir
halaman tiga , anak Pak Belalang yaitu si Belalang bercerita bohong kepada
67 Ibid. Hal. 32
68
Ibid. Hal 3
69 Ibid. Hal 7
-
8/19/2019 7. BAB I-V
43/59
43
budak Raja bahwa Bapaknya pandai bertilik, dengan maksud supaya Bapaknya
dipanggil Raja untuk menilikkan kain gundik-gundik Raja yang hilang dan anak-
anak Rajapun percaya dengan perkataan Belalang. Dalam kutipan alenia terakhir
halaman tujuh, Belalang juga berbohong dengan pura-pura tidak tahu dimana
letak burung Kuwaw yang hilang, padahal yang sebenarnya si Belalanglah yang
telah menyembunyikan burung itu. Belalang berdusta demi mendapatkan hadiah
dari sang Raja. Meskipun si Belalang bermaksud baik ingin membantu Bapaknya
untuk mendapatkan rezeki dangan jalan yang mudah namun perbuatannya tersebut
tetaplah salah, karena dilakukan dengan cara berbohong
Berbohong merupakan perbuatan yang tercela bagi si pelakunya baik di
dunia maupun di akhirat. Perbuatan yang tidak baik ini tergambar dari sikap anak
Pak Belalang yang menyebarkan berita bohong, bahwa bapaknya pandai bertilik.
Sabda Rasulullah : “Jauhi dusta. Dusta membawa kedurhakaan. Durhaka
menyebabkan masuk neraka. Seseorang yang terus berdusta, Allah akan mencap
(menjadikan) ia seorang pendusta terus.” (Diriwayatkan Bukhari, Muslim dan
Ahmad). Firman Allah SWT : “Sesungguhnya yang mengadakan dusta itu ialah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan mereka dicap menjadi orang
pendusta”. (QS.An Nahl : 105) Sabda Rasulullah lainnya : “ Apabila seorang
hamba berdusta maka malaikat yang diwakilkan kepadanya akan menjauh darinya
sejauh satu mil.” (H.R. Tirmizi) .70
Dusta merupakan sifat dari orang-orang munafik. Sebagaimana disebutkan
oleh Rasulullah dalam hadis : “ Aayatulmunaafiqi tsalaatsun izaahadtsa kazaba
70 Opcit. Amru Khalid, Hal. 103
-
8/19/2019 7. BAB I-V
44/59
44
waizawa‟ada akhlafa waiza‟tumina khoona” artinya: “Tanda-tanda orang
munafik itu ada tiga, apabila berbicara dia berdusta apabila berjanji tidak
menepati dan apabila diberi amanah dia khianat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dusta juga merupakan tanda-tanda kiamat kecil sebagaimana disebutkan dalam
sebuah hadist : “ Innaminaalamatistsa‟atilshughro” artinya : “Sesungguhnya
diantara tanda-tanda kiamat kecil ialah banyaknya dusta.”
4.1.2.2.2 Sikap Putus Asa Dalam Naskah Cerita Pak Belalang
Putus Asa lawan dari harapan. Putus asa berarti hilangnya kemauan dan
harapan dari yang menjadikan seseorang lesu. Putus harapan dari mencapai
kemajuan.71
“Matilah kita anak beranak.” Maka kata anaknya, “apa dosa kita.” Maka di
dalam hal demikian itu pikiran Bapak Belalang beginipun mati begitupun
mati baiklah aku membuangkan diri kedalam air sungai maka sudah
berfikir begitu duduklah ia di dalam duka cita hingga sampai pada malam
yang ketiga turun pak Belalang ke dalam air sungai mengikuti harus
surut.”72
Kutipan cerita Pak Belalang dan Lebai Malang pada alenia pertama
halaman enam belas memiliki nilai akhlak buruk yaitu putus asa dan nilai tersebut
hanya terdapat dalam cerita Pak Belalang saja. Pak Belalang merasa putus asa
ketika ia tidak menemukan cara untuk mendapatkan jawaban teka-teki, sehingga
ia berniat bunuh diri dengan menceburkan badannya kedalam sungai.
Orang yang putus asa biasa meratapi untungnya, ia menyerah kalah kepada
keadaan keadaan yang dideritanya. Tidak ada gairah untuk bangkit kembali
71
Ibid . Hal. 12072 Ibid. Hal. 16
-
8/19/2019 7. BAB I-V
45/59
45
sesudah jatuh. Ya, sudah nasibku seperti ini. Keluar dari ucapannya. Orang yang
putus harapan sudah termasuk dalam golongan orang-orang yang kafir nikmat.
Allah telah memberinya akal pikiran, tetapi tidak dipergunakaannya. Firman Allah
SWT : “Sesungguhnya tidak putus asa dari karunia Allah kecuali orang-orang
yang kafir.” (QS. Yusuf, Ayat 87). Firman Allah lainnya : “Tidak ada yang putus
asa dari karunia Allah kecuali orang-orang yang sesat (dari jalan kebenaran).”
(QS. Al Hajri, Ayat 56)
Putus asa lawan dari harapan. Putus asa berarti hilangnya kemauan dan
harapan yang menjadikan seseorang lesu. Jika sifat putus harapan sudah bersarang
dalam jiwa seseorang sempitlah dunia yang luas ini dalam pandangannya. Tidak
ada suatu amal perbuatan yang dapat dikerjakannya. Putus asa memudarkan sinar
harapan untuk kebahagian di dunia da di hari pembalasan. Namun bagi seorang
muslim dan muslimah tidak ada sifat putus asa. Harapan demi harapan selalu
terbentang di mukanya. Selalu memberi cahaya dalam kehidupannya, seperti
dalam Gubahan Thuqrani : “Janganlah putus asa dari karuni Tuhan; Ia menjamin
akan selalu ada giliran; Saat-saat hilang lenyapnya nikmat kebahagiaan; Memberi
khabar hilangnya semua kesusahan; Tidaklah sesudah habisnya malam
kegelapan‟; Sinar fajar siddik datang gemerlapan.”
4.1.2.2.3 Sikap Mencuri Dalam Naskah Cerita Pak Belalang
Mencuri ialah mengambil barang orang lain (tanpa izin pemiliknya)
dengan cara sembunyi-sembunyi dan mengeluarkan dari tempatnya.73
73 Tim Darul Ilmi. 2010. Buku Paduan Lengkap Agama Islam. Jakarta. Qultum Media. Hal.347
-
8/19/2019 7. BAB I-V
46/59
46
“K alau begini baik aku mencuri kain-kain anak gundik Raja karena aku
kuat keluar masuk bermain-main ke dalam Raja maka apabila dapat aku
curi maka aku sembunyikan kemudian kalau orang gaduh kehilanganniscaya orang memanggil tukang betilik bertenung.”74
“Si Belalangpun berjalan malam itu di dalam hujan lasak dengan anginpun
ribut maka dicuri oleh si Belalang burung Kuwau Raja itu dibawaknya
masuk ke dalam hutan rimba dengan ditaruhnya baik-baik.”75
“Maka ketika itu orang pencuri yang mengambil harta Saudagar itu ada
berteduh di bawah rumah Bapak si Belalang tiba-tiba pencuri tujuh orang
itupun ketakutan karena sudah masyhur tilik Bapak si Belalang ini belum
pernah mungkir maka kepala pencuri itupun naiklah mintak bukakan
pintu.” 76
Kutipan cerita Pak Belalang dan Lebai Malang di atas memiliki nilai
akhlak buruk yaitu mencuri, yang terdapat hanya pada cerita Pak Belalang Saja.
Pada alenia pertama halaman tiga dan halaman enam, si Belalang telah
melakukan perbuatan mencuri yaitu mencuri kain-kain gundik Raja dan Burung
Kuwaw milik Raja. Hal ini dilakukannya karena ia merasa iba akan kehidupan
keluarganya yang amat miskin, sehingga muncul ide Belalang untuk mencuri dan
menyebarkan berita bahwa Bapaknya pandai bertilik agar nanti bapaknya
mendapat upah, dan mendapat makanan yang banyak. Meskipun niat baiknya
untuk membantu orang tua namun perbuatan Belalang tersebut adalah salah
karena mencuri.
Mencuri hukumnya adalah haram. Mencuri merupakan tanda hilangnya
iman seseorang. Diriwayatkan dalam hadist : “ Tidaklah beriman seorang pezina
ketika ia sedang berzina. Tidaklah beriman seorang peminum khamar ketika ia
sedang meminum Khamar. Tidaklah beriman seorang pencuri ketika ia sedang
74 Lo cit. Hal. 3
75
Ibid. Hal. 6
76 Ibid. Hal,.10
-
8/19/2019 7. BAB I-V
47/59
47
mencuri.” (H.R al-Bukhari dari Abu Hurairah). Firman Allah SWT yang artimya:
“ Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-
Ma‟idah ayat 38).
Mencuri adalah cara singkat memperoleh sesuatu dan memilikinya secara
tidak sah. Mencuri selain tidak terpuji, juga cenderung akan sifat orang yang
malas bekerja keras. Mencuri dapat menimbulkan dampak negative, dampak
negative dari perbuatan mencuri tidak hanya bagi pelaku pencuri saja tetapi bagi
korban dan masyarakat. Dampak negatif tersebut bagi pelaku dapat menimbulkan
kegelisahan batin, mendapatkan hukuman, mencemarkan nama baik pribadi dan
keluarga serta merusak keimanan. Sedangkan dalam masyarakat akibat pencurian
dapat menimbulkan ketakutan, kerugian serta bisa menyebabkan munculnya
hukum rimba. Memperolah rezeki dan karunia Allah merupakan kebutuhan setiap
manusia. Akan tetapi cara memperoleh itu diatur oleh syariat sehingga keamanan
dan ketentraman batin setiap orang terpelihara.
4.1.2.2.4 Sikap Zhalim Dalam Naskah Cerita Pak Belalang
Zhalim asal ma‟na “kezaliman” ialah aniaya dan melampaui batas yang
telah ditentukan. Artinya dhalim menurut menurut ahli bahasa dan kebanyakan
ulama‟ ialah : “Meletakkan sesuatu bukan pada tempat yang semestinya”.77
77 Ali Usman. 1991. Hadits Qudsi. Bandung. CV. Dipenegoro. Hal. 157
-
8/19/2019 7. BAB I-V
48/59
48
“Maka titah Raja hai Bapak si Belalang , “Cobalah tilikkan Kuwau aku
hilang kalau dapat aku beri upah kalau tidak dapat aku bunuh sebab
semuanya sudah aku suruh bertilik tidak juga dapat.” 78
“A pabila tidak engkau tilik tenungkan hingga aku mendapat malu kepada
Nakhoda kapal maka engkau tentu aku bunuh anak beranak aku habiskan.”
Maka Bapak Belalangpun sangatlah takutnya..”79
“Ini pengabisan aku hendak mengetahui ilmu engkau jika bersalahan
dengan teka engkau sekali ini matilah engkau tidak aku tangguh lagi aku
pancung lehermu di sini juga bercerailah kepalamu dengan badanmu.”
Maka serta didengar Bapak si Belalang akan titah raja itu maka terkejutlah
ia dengan berubah mukanya serta pucat warnanya dengan menggeletar
dagunya.”80
Kutipan cerita Pak Belalang dan Lebai Malang diatas terdapat nilai akhlak
buruk yaitu perbuatan zalim, nilai tersebut hanya terdapat dalam cerita Pak
Belalang saja. Raja selalu mengancam akan membunuh Pak Belalang jika tilik
Pak Belalang tidak berhasil. Raja bermaksud hanya mengancam Pak Belalang
saja, namun sebaiknya seorang Raja haruslah bersikap bijaksana dalam
memberikan hukuman. Tidak semua kesalahan harus dijatuhi dengan hukuman
bunuh. Seperti yang terdapat pada kutipan cerita di atas.
Allah SWT melarang kita untuk berbuat aniaya kepada siapa saja. Karena
Allah akan memberikan balasan kepada orang berbuat penganiayaan atau
penindasan dan akan menghukumnya baik dunia atau akhirat. Dan pada akhirnya
yang berbuat aniaya kan mendapat bencana dan kebinasaan. Allah SWT
berfirman dalam Hadits Qudsi artinya : “ Demi kemuliaan dan keagungan-Ku.
Pasti akan Ku-balas si penganiaya cepat atau lambat, dan pasti akan Ku-balas
orang yang melihat seseorang teraniaya tetapi ia tidak menolongnya padahal ia
78 Ibid. Hal. 7
79
Ibid. Hal. 15
80 Ibid. Hal, 20
-
8/19/2019 7. BAB I-V
49/59
49
mampu melakukannya.” (HQR at-Thabarani dalam bukunya al-Kabir dan al-
Ausath yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a). Dalam hadis disebutkan bahwa
zalim (kelakuan kasar) merupakan kepekatan di hari kiamat. Nabi bersabda :
“Takutlah akan perbuatan zalim maka sesungguhnya kezaliman itu merupakan
kepekatan di hari kiamat, takutlah akan kekikiran sesungguhnya kekikiran itu
telah merusak orang-orang yang sebelum kamu, memaksa mereka untuk
mengalirkan darahnya dan mereka menganggap halal apa-apa yang diharamkan
untuk mereka.”
4.1.2.2.5 Sikap Bertaruh Dalam Naskah Cerita Pak Belalang
Bertaruh (judi) bertaruh adalah 1. (bermain dsb) dengan taruhan;
memasang taruh (spt dl perjudian), mereka bermain ceki hanya untuk bersenang-
senang; 2.mengatakan sesuatu dgn memberi taruh (bahwa yg dikatakan itu
benar)81
“Patik dari negeri atas angin ada juga membawa dagangan serba sedikit
akan tetapi harap akan ampun patik datang mengadap ke bawah duli
tuanku ini karena ada membawak pertekaan maka hajat patik hendak
bertaruh.” Maka titah Raja, “Apa benda yang hendak Nakhoda taruhkan
itu biar hamba tahu .“ 82
“Seperti hayam biasa disambungkan sukat tahu juaranya akan tuahhayamnya maka beranilah ia menyambung tentu diharapnya akan
menang..” 83
Kutipan alenia terakhir pada halaman tiga belas dan empat belas
merupakan nilai akhlak buruk yaitu berjudi dan nilai ini hanya ada dalam cerita
81 Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi
keempat . Jakarta. PT. Gramedia Pustaka UtamaHal. 1407 82
Ibid. Hal.13
83 Ibid. Hal. 14
-
8/19/2019 7. BAB I-V
50/59
50
Pak Belalang saja. Bertaruh itu termasuk judi. Pada halaman tiga belas, Nahkoda
kapal menyampaikan maksud kedatanganya untuk meberikan terkaan/tebakan
kepada Raja, bila Raja menang Raja akan mendapatkan kapal Nakhoda beserta
isinya namun bila Raja kalah Raja harus menyerahkan sebahagian negerinya
kepada Nakhoda kapal. Pada halaman empat belas menjelaskan bahwa bertaruh
tebak-tebakkan itu diibaratkan seperti menyabung ayam.
Allah melarang perbuatan judi, seperti yang disebutkan dalam firman
Allah: “Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan
mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan
setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.” ( QS. Al-
Maidah ayat 90). Firman Allah lainnya : “Mereka menanyakan kepadamu
(Muhammad) tentang Khamar dan judi. Katakanlah “Pada keduanya terdapat dosa
besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada
manfaatnya. “Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus)
mereka infakkan. Katakanlah, “Kelebihan (dari apa yang diperlukan).”
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu
memikirkan.” (QS. Al-Baqarah ayat 219)
Judi dapat menghilangkan perasaan, sehingga tidak akan memperdulikan
berapa banyak uang yang dikeluarkan. Jika kalah maka hatinya akan dipenuhi
perasaan dengki terhadap lawannya sehingga bisa menimbulkan keributan atau
perkelahian. Sedangkan dalam rumah tangga akan menghancurkan keharmonisan,
terganggunya keamanan dan ketentraman dalam masyarakat.
-
8/19/2019 7. BAB I-V
51/59
51
4.1.2.2.6 Sikap Tamak Dalam Naskah Cerita Lebai Malang
Tamak adalah keinginan untuk selalu memperoleh banyak untuk diri
sendiri. Pada alenia pertengahan halaman dua puluh dua Cerita Pak Belalang dan
Lebai Malang terdapat nilai akhlak buruk yaitu tamak dan nilai tersebut hanya ada
pada cerita Lebai Malang saja. Pak Lebai Malang ingin menghadiri undangan
pada hari yang sama dari dua kampung yang berbeda satu di Hilir dan satu lagi di
Hulu. Karena di kampung yang Hulu hanya memotong seekor kerbau namun
masakannya sangat sedap sedangkan di Hilir memotong dua kerbau dan Pak Lebai
Malang berharap mendapatkan dua tanduk kerbau. Keinginan Lebai Malang
tersebut termasuk sifat tamak. Karena sifat tamaknya itu Lebai Malang mendapat
kesialan sehingga tak satupun niatnya yang tercapai.
“Maka tengah hendak pergi datang pikiran tamak berkata di dalam hatinya
: aku ini dipanggil orang maka yang dipihak Hulu itu dekat sedikit tetapi
menyembelih seekor kerbau, maka dipihak Hilir ada menyembelih dua
ekor kerbau kalau aku minta disebelah Hilir dapat dua tanduk jika mintak.
Disebelah Hulu aku dapat satu tanduk tetapi masaknya sedap yang sebelah
hilir masaknya kurang sedap karena aku bisa makan kedua tempat itu..”84
Tamak berasal dari bahasa Arab yaitu Thoma‟a- yathma‟u yang artinya
sangat cenderung kepada apa-apa yang diinginkan secara berlebihan. Menurut
Ibnu Jauzi, apabila ketamakan dibiarkan maka akan mengarah kepada sikap
mengikuti hawa nafsu.85 Hasan Basri menyebutkan bahwa sifat tamak (rakus)
merupakan salah satu hukuman yang diberikan Allah terhadap orang yang
mengejar kesenangan dunia dan lebih memilihnya dari kehidupan akhirat.
“wahirsun Ghoollibun Laisa Lahuu Qonaa „atan” artinya sifat rakus yang
84
Ibid. Hal.22
85 Ibnu Jauzi. 2007. Mengobati Jiwa Yang Lelah. Jakarta. Mirqat Publishing. Hal. 12
-
8/19/2019 7. BAB I-V
52/59
52
menguasai dirinya dan tak pernah merasa puas. (Khullafa ur rasyidin keempat).
Ali bin Abi‟Thalib memasukkan sifat tamak itu kedalam lima sifat tercela, yaitu
pertama Al Qonaa „atu bil Jahil artinya merasa puas dengan kebodohan, kedua
Wal Hirsa „aladdunia artinya tamak terhadap dunia, ketiga Wasy Syuhhu bil
Fadhil artinya bhakil dengan kelebihan, keempat Al Riyaa u Fil‟amali artinya ria
dalam beramal, kelima Wal I‟jaahu birro‟yi artinya bangga dengan pendapat
sendiri. Rasulullah SAW bersabda : “Jika anak adam memiliki dua lembah harta,
ia akan mencari yang ketiga, dan tidak akan pernah memenuhi anak adam kecuali
dimasukkan ke tanah.” (RH. Bukhari Muslim)
4.1.3 Nilai Ukhuwah Dalam Naskah Cerita Pak Belalang Dan Lebai
Malang
Kata ukhuwah berasal dari bahasa Arab, ukhuwah, yang pada asalnya
berarti “persamaan dan keserasian dalam banyak hal.” Lalu kemudian, diartikan
dengan persaudaraan, karena adanya persamaan-persamaan tersebut.86 Ukhuwah
Islamiayah secara sederhana dapat diartikan “rasa persaudaraan di antara sesama
umat Islam dengan menghilangkan batasan-batasan keturunan, ras, dan suku
bangsa.”87 Nilai ukhuwah dalam Cerita Pak Belalang terlihat dari sikap Raja yang
selalu bersama dan berkumpul dengan rakyat dan segala orang besarnya seperti
bermufakat, bertolong-tolong dalam kebaikan. Sedangkan dalam cerita Lebai
Malang nilai ukhuwah terlihat dari kutipan cerita yang salah satu warga kampung
86 Azyumardi Azra. 2008. Kajian Tematik Al-Quran Tentang Kemasyarakatan. Bandung.
Angkasa Bandung. Hal. 365 87 Ibid. Ridwan Asy-Syirbaany. Hal. 143
-
8/19/2019 7. BAB I-V
53/59
53
mengadakan kenduri dan mengundang warga lainnya untuk datang berkumpul
menghadiri acara berdoa bersama dan menikmati segala hidangan yang telah
disediakan dalam acara kenduri tersebut. Termasuklah salah satu yang diundang
itu adalah Lebai Malang.
“Maka R ajapun bermufakatlah dengan segala orang besar-besarnya serta
orang kaya-kaya. Maka titah Raja, “Bagaimana pikiran tuan-tuan
semuanya.” Maka sembah segala orang besarnya tak dapat tiada sudah
biasa dia menang maka berani mengajak kebawah duli bertaruh kalau tidak
bukannya mudah menendangkan suatu yang begitu seperti hayam biasa
disambungkan sukat tahu juaranya akan tuah hayamnya maka beranilah iamenyambung tentu diharapnya akan menang.” Maka titah raja, “baiklah
panggil Bapak si Belalang..”88
“Bapak si Belalang katanya, “Siapa itu?.” Maka jawab kepala pencuri,
“Saya si Napsu, jika boleh saya hendak mintak lepaaskkan nyawa daripada
bunuh Raja.” Maka kata Bapak Belalang, “ Naiklah bukankah aku kata tadi
baik juga engkau lekas mendapatkan aku kalau tidak engkau mati.” Maka
si Napsu pun sangatlah takutnya akan Bapak si Belalang serta katanya,
“Harta datuk Saudagar itu ada belum (luak lagi) ada sahaya simpan di
dalam hutan kalau Bapak boleh melepas sahaya daripada kena bunuh
ambil peti- peti itu biar sahaya tunjukkan tempatnya.” Maka kata Bapak siBelalang, “Boleh aku lepaskan nyawamu tetapi aku hendak malam ini
bawak ke mari kalau tidak tentu engkau semua mati.” Maka Bapak si
Belalangpun hilang susahnya serta kata Bapak Belalang, “Baik juga lekas
engkau datang cah cah cah.”89
“Ampun tuanku dengan berkat dauli tuanku dapat harta Saudagar itu
semuanya dengan belum luak maka yang pencuripun dapat tujuh orang
maka sudah patik kumpulkan di bawah teratak patik nama kepala pencuri
itu si Napsu maka jika dengan limpahan kurniya dari bawah duli tuanku
patik mohonkan ampun atas Napsu si pencuri itu. Maka titah Raja,
“Baiklah asal dapat harta benda saudagar itu yang engkaupun dapat
upah.”90
“ada suatu ketika yang kedua buah kampung itu membaca kenduri besar
memanggil orang besar-besar dan orang kaya-kaya apalagi segala fakir
miskin hingga bahagia dua orang di dalam negeri itu. Maka tatkala hari
88 Ibid. Hal. 14
89
Ibid. Hal. 11
90 Ibid. Hal. 12
-
8/19/2019 7. BAB I-V
54/59
54
orang berkumpul a