BAB 31

7
Pasca Sarjana Timur Tengah & Islam Universitas Indonesia 2009 BAB 31 Suheri, Ir., M.Si

description

BAB 31. Suheri, Ir., M.Si. Basel Market Risk Charge. Risk Charge dihitung dengan 2 metoda: Standardized model approach, seperti pada credit risk dengan tambahan oleh aturan Basel (faktor diversifikasi tidak dikenal sehingga menghasilkan risiko pasar yang tinggi) - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of BAB 31

Page 1: BAB 31

Pasca Sarjana Timur Tengah & Islam

Universitas Indonesia 2009

BAB 31

Suheri, Ir., M.Si

Page 2: BAB 31

Pasca Sarjana Timur Tengah & Islam

Universitas Indonesia 2009

Manajemen Risiko Investasi

Basel Market Risk ChargeRisk Charge dihitung dengan 2 metoda:1. Standardized model approach, seperti pada credit

risk dengan tambahan oleh aturan Basel (faktor diversifikasi tidak dikenal sehingga menghasilkan risiko pasar yang tinggi)

2. Internal Model Approach, berdasarkan sistem risiko masing-masing bank. Lebih tepat dan mudah disesuaikan dibandingkan dengan metode pertama

Standardized Model

Market risk Bank dihitung dengan menjumlahkan risk dari type risiko yang berbeda, interest rate risk, equity risk, foreign curency risk, comodity risk, dan option risk

Page 3: BAB 31

Pasca Sarjana Timur Tengah & Islam

Universitas Indonesia 2009

Manajemen Risiko Investasi

Basel Market Risk ChargeInternal Model Approach

– Dikembangkan oleh Bank ybs, sebagai basis penentuan risk market charge

– Bank mendapatkan insentive dalam mengembangkan pendekatan ini karena cendrung biaya modal akan lebih kecil daripada pendekatan standar

Requirement KualitatifKalitatif standar yang harus dipenuhi bank sebelum

menerapkan pendekatan internal:– Independent risk control unit– Backtesting– Involvement– Integration– Use of limit– Stress testing– Compliance– Independent review

Page 4: BAB 31

Pasca Sarjana Timur Tengah & Islam

Universitas Indonesia 2009

Manajemen Risiko Investasi

Market Risk ChargeMarket Risk charge dihitung dengan aturan:1. Quantitative parameter, penghitungan VAR harian

menggunakan input kuantitatif yang seragam2. Market risk charge3. Plus Factor, komponen pinalty

Stress TestingMerupakan syarat kualitatif bagi bank yang ingin

menggunkan model internalTujuannnya untuk mengidentifikasi kerjadian yang

dapat memberikan impact besar, tapi tidak tertangkap dalam pengukuran VAR (untuk mengukur kemampuan bank dalam mengabsorb potensi kerugian yang besar)

Page 5: BAB 31

Pasca Sarjana Timur Tengah & Islam

Universitas Indonesia 2009

Manajemen Risiko Investasi

Kategori Stress test

1. Skenario tanpa simulasimenganalisa kerugian besar masa lampau pada periode pelaporan terkini untuk dapat memahami bahaya bank. Sifatnya melihat masa lalu dan tidak memasukkan perubahan komposisi portofolio

2. Skenario dengan simulasimelakukan simulasi pada portofolio saat ini dengan menggunkanan hsitoris shock yang besar

3. Skenario spesifik bankskenario yang didasari dengan posisi bank saat ini, bukan historis

Manfaat yang terbesar dari stress test adalah daapt membantu bank dalam mengidentifikasi kelemahan potensial pada portofolio bank

Page 6: BAB 31

Pasca Sarjana Timur Tengah & Islam

Universitas Indonesia 2009

Manajemen Risiko Investasi

Backtesting

Internal model diperkenankan dalam Basel karena mudah di verifikasi.

Verifikasi merupakan proses umum untuk melihat apakah model cukup atau tidak

Backtesting adalah terting secara statistik yang terdiri dari apakah kerugian tading saat ini sejalan dengan prediksi VAR. Setiap kelebihan dianggap sebagai pengecualian (Exception)

Bentuknya terdiri dari catatan harian pengecualian dari 99% VAR yang melebihi tahun lalu.

Terlalu banyak pengecualian mengindikasikan bahwa model dibawah perkiraan VAR atau bank tidak bernasib baik.

Basel Committe hanya memperkenankan pengecualian sampai dengan 4 kali, jika lima keatas kategori kuning atau merah dan pada area ini akan dikenakan penalti, yang dikenakan tergantung pada penyebabnya.

Page 7: BAB 31

Pasca Sarjana Timur Tengah & Islam

Universitas Indonesia 2009

Manajemen Risiko Investasi

Kategori Penalti1. Basic integrity model

Deviasi terjadi karena kesalah dalam koding program, sehingga harus dilakukan tindakan korektif

2. Deficient model accuracy, karena tidak presisinya pengukuran risiko, dalam hal ini model harus di review

3. Intraday trading, karena perubahan posisi harian4. Bad luck, karena volatilitas pasar atau korelasi berubah