Bab 2 Vo2max

32
 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengaruh Aktivitas Fisik Berbagai mekanisme kardiovaskuler dan pernapasan harus bekerja secara terpadu untuk memenuhi O 2  jaringan aktif dan mengeluarkan CO 2   beserta panas saat melakukan aktivitas fisik. Perubahan sirkulasi meningkatkan aliran darah ke otot, sambil mempertahankan sirkulasi yang adekuat di bagian tubuh lain. Selain itu, ambilan O 2 dari darah di otot yang  bekerja akan meningkat sehingga jumla h O 2  tambahan akan tersedia, dan sebagian panas serta kelebihan CO 2 dapat dikeluarkan (Ganong, 2008) Aktivitas fisik diketahui berperan penting untuk mencegah obesitas dan memegang peranan terhadap distribusi lemak tubuh. Aktivitas fisik yang memadai dapat menurunkan persentasi lemak tubuh yang selanjutnya dapat mengurangi risiko menderita obesitas dan penyakit kardiovaskuler. Kesegaran jasmani didefinisikan sebagai suatu keadaan yang dimiliki atau dicapai seseorang dalam kaitannya dengan kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik. Seseorang yang secara fisik bugar dapat melakukan aktivitas fisik sehari-harinya dengan giat, memiliki resiko rendah dalam

Transcript of Bab 2 Vo2max

Page 1: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 1/32

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Landasan Teori

1.  Pengaruh Aktivitas Fisik 

Berbagai mekanisme kardiovaskuler dan pernapasan harus bekerja

secara terpadu untuk memenuhi O2 jaringan aktif dan mengeluarkan CO2 

 beserta panas saat melakukan aktivitas fisik. Perubahan sirkulasi

meningkatkan aliran darah ke otot, sambil mempertahankan sirkulasi yang

adekuat di bagian tubuh lain. Selain itu, ambilan O2 dari darah di otot yang

 bekerja akan meningkat sehingga jumlah O2 tambahan akan tersedia, dan

sebagian panas serta kelebihan CO2 dapat dikeluarkan (Ganong, 2008)

Aktivitas fisik diketahui berperan penting untuk mencegah obesitas

dan memegang peranan terhadap distribusi lemak tubuh. Aktivitas fisik 

yang memadai dapat menurunkan persentasi lemak tubuh yang selanjutnya

dapat mengurangi risiko menderita obesitas dan penyakit kardiovaskuler.

Kesegaran jasmani didefinisikan sebagai suatu keadaan yang dimiliki atau

dicapai seseorang dalam kaitannya dengan kemampuan untuk melakukan

aktivitas fisik. Seseorang yang secara fisik bugar dapat melakukan

aktivitas fisik sehari-harinya dengan giat, memiliki resiko rendah dalam

Page 2: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 2/32

 

masalah kesehatan dan dapat menikmati olahraga serta berbagai aktivitas

lainnya (Irawan, 2009).

a.  Perubahan Ventilasi

Saat beraktivitas, jumlah O2 yang memasuki aliran darah di

 paru meningkat karena adanya kenaikan jumlah O2 yang ditempakan

 pada tiap satuan darah dan bertambahnya aliran darah paru per menit.

Peningkatan ambilan O2 sebanding dengan beban kerja yang

dilakukan, sampai tercapainya batas maksimum. Di atas batas

maksimum, konsumsi O2 menetap dan kadar asam laktat darah

meningkat. Laktat berasal dari otot dengan reintensitas aerobik 

cadangan energi yang tidak dapat mencukupi penggunaannya

sehingga terjadi utang oksigen (Guyton, 2008).

Ventilasi meningkat tiba-tiba begitu aktivitas fisik mulai

dilakukan, dan setelah suatu periode jeda singkat, akan diikuti oleh

 peningkatan yang bertahap. Pada aktivitas fisik sedang, kenaikan

ventilasi terutama disebabkan oleh peningkatan kedalaman

 pernapasan, dan diikuti oleh peningkatan frekuensi pernapasan bila

aktivitas fisik lebih berat. Ventilasi mendadak berkurang saat aktivitas

fisik berhenti dan setelah jeda singkat akan diikuti oleh penurunan

 bertahap ke nilai sebelum latihan. Peningkatan mendadak pada awal

aktivitas fisik kemungkinan disebabkan oleh rangsang psikis dan

impuls aferen dari proprioseptor di otot, tendo, dan sendi. Peningkatan

yang bertahap kemungkinan disebabkan oleh faktor humoral,

Page 3: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 3/32

Page 4: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 4/32

 

hemoglobin dalam darah arteri tetap tersaturasi meskipun sedang

melakukan aktivitas fisik berat. Saat beraktivitas fisik, otot yang

 bekerja menggunakan lebih banyak O2 sehingga Po2 jaringan dan Po2 

darah vena dari otot yang aktif turun sampai mendekati nol. Difusi O 2 

dari darah ke jaringan bertambah sehingga Po2 darah di otot

 berkurang, dan pelepasan O2 dari hemoglobin meningkat. Karena

dilatasi jaringan kapiler otot yang berkontraksi dan bertambahnya

kapiler yang terbuka, jarak rata-rata antara darah dengan sel jaringan

sangat berkurang. Hal ini memudahkan pergerakan O2 dari darah ke

sel (Ganong, 2008).

Pada orang yang dilatih selama beberapa bulan terjadi

 perbaikan pengaturan pernapasan. Perbaikan ini terjadi karena

menurunnya kadar asam laktat darah, yang seimbang dengan

 pengurangan penggunaan oksigen oleh jaringan tubuh. Latihan fisik 

akan mempengaruhi organ sedemikian rupa sehingga kerja organ lebih

efisien dan kapasitas kerja maksimum yang dicapai lebih besar. Faktor 

yang paling penting dalam perbaikan kemampuan pernapasan untuk 

mencapai tingkat optimal adalah kesanggupan untuk meningkatkan

capillary bed yang aktif, sehingga jumlah darah yang mengalir di paru

lebih banyak, dan darah yang berikatan dengan oksigen per unit waktu

 juga akan meningkat. Peningkatan ini digunakan untuk memenuhi

kebutuhan jaringan terhadap oksigen (Yunus, 1997).

Page 5: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 5/32

 

c.  Toleransi Olahraga dan Kelelahan

Toleransi olahraga memiliki dimensi waktu dan intensitas.

Contohnya, seorang pria muda bugar dapat menghasilkan daya listrik 

 pada sebuah sepeda sekitar 700 watt untuk 1 menit, 300 watt untuk 5

menit, dan 200 watt untuk 40 menit. Selama ini dikatakan bahwa

faktor-faktor yang membatasi kinerja dalam berolahraga adalah

kecepatan penyaluran O2 ke jaringan atau kecepatan masuknya O2 ke

dalam tubuh melalui paru. Faktor-faktor ini berperan, tetapi faktor lain

 juga berperan dan olahraga akan berhenti jika perasaan lelah ( fatigue)

 berkembang menjadi perasaan payah (exhaustion). Kelelahan terjadi

sebagian akibat terbombardirnya otak oleh impuls saraf dari otot, dan

 penurunan pH darah akibat asidosis laktat juga menyebabkan orang

merasa lelah. Demikian juga peningkatan suhu tubuh, dispnea, dan,

mungkin sensasi tak nyaman yang ditimbulkan oleh aktivasi reseptor J

di paru (Ganong, 2008).

2.  Kebugaran Jasmani

a. 

Definisi

Kebugaran jasmani menurut WHO adalah “kemampuan untuk 

melakukan kegiatan fisik.” Sedangkan menurut The American College

of Sports Medicine (ACSM) “kebugaran jasmani adalah kemampuan

untuk melakukan kegiatan fisik moderat dan giat tanpa mengalami

kelelahan serta mempunyai kemampuan dalam menjalani kehidupan.

Page 6: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 6/32

Page 7: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 7/32

 

memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja seseorang dan juga

akan memberikan dukungan yang positif terhadap produktivitas

 bekerja atau belajar. Seseorang yang memiliki derajat kebugaran

 jasmani yang baik, akan memiliki kemampuan yang baik dalam

melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan fisik yang

diberikan kepadanya. Selain itu ia akan mengalami kelelahan yang

tidak berarti selepas ia melaksanakan tugasnya. Ia masih dapat

melakukan tugas-tugas lainnya. Orang yang bugar akan memiliki

kemampuan recovery dalam waktu yang relatif singkat bila

dibandingkan dengan orang yang tidak bugar (Simon, 2006).

b.  Komponen Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani seseorang dapat ditingkatkan melalui

latihan, seperti yang dikatakan Cooper (1983) “Pengaruh latihan fisik 

yang tepat akan meningkatkan konsumsi oksigen maksimal. Ini dicapai

dengan cara meningkatkan efesiensi kerja semua sarang penyediaan

dan penyalur oksigen. Dalam proses peningkatan ini, kondisi tubuh

makin meningkat secara menyeluruh terutama pada bagian-bagian

tubuh yang terpenting seperti: paru-paru, jantung, pembuluh darah dan

seluruh jaringan tubuh”. Dengan demikian maka terbentuklah benteng

 pertahanan yang kuat bertahan dari berbagai macam penyakit sehingga

dapat belajar, mengembangkan pengenalan diri, dan dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup sehari-hari dengan lebih

Page 8: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 8/32

Page 9: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 9/32

Page 10: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 10/32

Page 11: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 11/32

 

a)  lari zig-zag

 b)  lari bolak-balik 5 m

c)  lari bolak-balik 10 m

d)  lari angka 8

e)  kombinasi lari bolak-balik dengan lari zig-zag (Parahita, 2009).

7)  Koordinasi (Coordination )

Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan

 berbagai gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal

secara efektif. Contoh latihannya:

a)  memantulkan bola tenis ke tembok dengan tangan kanan

kemudian menangkapnya lagi dengan tangan kiri.

 b)  memantulkan bola tenis ke tembok dengan tangan kiri

kemudian menangkapnya lagi dengan tangan kanan.

c)  melempar ke atas bola tenis dengan tangan kanan, kemudian

menangkap kembali dengan tangan kiri

d)  melempar ke atas bola tenis dengan tangan kiri, kemudian

menangkap kembali dengan tangan kanan (Parahita, 2009).

8) 

Keseimbangan (Balance )

Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang

mengendalikan organ-organ syaraf otot sehingga dapat

mengendalikan gerakan-gerakan dengan baik dan benar. Senam

merupakan salah satu cabang olahraga yang sangan mengandalkan

kesimbangan. Contoh latihannya adalah

Page 12: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 12/32

 

a)   berjalan di atas balok kayu selebar 10 cm, sepanjang 10 m

 b)   berdiri dengan satu kaki jinjit

c)  tubuh membentuk kapal-kapalan

d)  sikap lilin

e)   berdiri dengan tangan sebagai sandaran tubuh (Parahita, 2009).

9)  Ketepatan (Accuracy )

Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk 

mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sepak 

 bola dan bola basket merupakan olahraga yang membutuhkan

ketepatan yang baik untuk memasukkan bola ke gawang dengan

kaki dan memasukkan bola kek keranjang dengan tangan. Contoh

latihannya:

a)  melempar bola tenis ke tembok, sebelumnya tembok telah

diberi sasaran

 b)  untuk lebih spesifik pada cabang bola basket adalah dengan

latihan memasukkan bola ke keranjang tepat di bawah ring

c)  untuk sepak bola dengan latihan menendang bola ke gawang

yang dijaga oleh seorang penjaga gawang (Parahita, 2009).

10) Reaksi (Reaction )

Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera

 bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang

ditimbulkan lewat indera. Contoh latihannya adalah menangkap

Page 13: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 13/32

 

 bola tenis yang dilempar ke kanan dan ke kiri oleh orang lain

(Parahita, 2009).

3.  Konsumsi Oksigen Maksimal (VO2max )

a.  Definisi

VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat

dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi

kelelahan. Karena VO2max ini dapat membatasi kapasitas

kardiovaskuler seseorang, maka VO2max dianggap sebagai indikator 

terbaik dari ketahanan aerobik. VO2max merefleksikan keadaan paru,

kardiovaskuler, dan hematologik dalam pengantaran oksigen, serta

mekanisme oksidatif dari otot yang melakukan aktivitas. Selama

menit-menit pertama latihan, konsumsi oksigen meningkat hingga

akhirnya tercapai keadaan  steady state di mana konsumsi oksigen

sesuai dengan kebutuhan latihan. Konsumsi oksigen lalu turun secara

 bertahap bersamaan dengan penghentian latihan karena kebutuhan

oksigen pun berkurang (Sukmaningtyas, Pudjonarko, Basjar, 2004).

Secara teori, nilai VO2max dibatasi oleh cardiac output ,

kemampuan sistem respirasi untuk mengantarkan oksigen ke darah,

atau kemampuan otot untuk menggunakan oksigen. Dengan begitu,

VO2max pun menjadi batasan kemampuan aerobik, dan oleh sebab itu

dianggap sebagai parameter terbaik untuk mengukur kemampuan

aerobik (atau kardiorespirasi) seseorang. VO2max merupakan nilai

Page 14: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 14/32

 

tertinggi dimana seseorang dapat mengkonsumsi oksigen selama

latihan, serta merupakan refleksi dari unsur kardiorespirasi dan

hematologik dari pengantaran oksigen dan mekanisme oksidatif otot .

Orang dengan tingkat kebugaran yang baik memiliki nilai VO2max 

lebih tinggi dan dapat melakukan aktivitas lebih kuat dibanding

mereka yang tidak dalam kondisi baik (Vander, 2001).

b.  Satuan

VO2max dinyatakan sebagai volume total oksigen yang

digunakan per menit (ml/menit). Semakin banyak massa otot

seseorang, semakin banyak pula oksigen (ml/menit) yang digunakan

selama latihan maksimal. Untuk menyesuaikan perbedaan ukuran

tubuh dan massa otot, VO2max dapat dinyatakan sebagai jumlah

maksimum oksigen dalam mililiter, yang dapat digunakan dalam satu

menit per kilogram berat badan (ml/menit/kg). Satuan ini yang akan

dipergunakan dalam pembahasan selanjutnya (Sherwood, 2001).

c.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai VO2max  

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai VO2max dapat

disebutkan sebagai berikut :

Page 15: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 15/32

Page 16: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 16/32

 

3)  Jenis kelamin

Kemampuan aerobik wanita sekitar 20% lebih rendah dari

 pria pada usia yang sama. Hal ini dikarenakan perbedaan hormonal

yang menyebabkan wanita memiliki konsentrasi hemoglobin lebih

rendah dan lemak tubuh lebih besar. Wanita juga memiliki massa

otot lebih kecil dari pada pria. Mulai usia 10 tahun, VO2max anak 

laki-laki menjadi lebih tinggi 12% dari anak perempuan. Pada usia

12 tahun, perbedaannya menjadi 20%, dan pada usia 16 tahun

VO2max anak laki-laki 37% lebih tinggi dibanding anak 

 perempuan (Armstrong, 2006).

Sehubungan dengan jenis kelamin wanita, Lebrun et al

dalam penelitiannya tahun 1995 pada 16 wanita yang mendapat

latihan fisik sedang, melakukan pengukuran serum estradiol dan

 progesteron untuk memantau fase-fase menstruasi. Dari penelitian

tersebut didapatkan bahwa VO2max absolut meningkat selama fase

folikuler dibanding dengan fase luteal.

4)  Suhu

Pada fase luteal menstruasi, kadar progesteron meningkat.

Padahal progesteron memiliki efek termogenik, yaitu dapat

meningkatkan suhu basal tubuh. Efek termogenik dari progesteron

ini rupanya meningkatkan BMR 30, sehingga akan berpengaruh

 pada kerja kardiovaskuler dan akhirnya berpengaruh pula pada

Page 17: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 17/32

Page 18: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 18/32

 

d.  Faktor-Faktor yang Menentukan Nilai VO2max  

1)  Fungsi paru

Pada saat melakukan aktivitas fisik yang intens, terjadi

 peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot yang sedang bekerja.

Kebutuhan oksigen ini didapat dari ventilasi dan pertukaran

oksigen dalam paru-paru. Ventilasi merupakan proses mekanik 

untuk memasukkan atau mengeluarkan udara dari dalam paru.

Proses ini berlanjut dengan pertukaran oksigen dalam alveoli paru

dengan cara difusi. Oksigen yang terdifusi masuk dalam kapiler 

 paru untuk selanjutnya diedarkan melalui pembuluh darah ke

seluruh tubuh. Untuk dapat memasok kebutuhan oksigen yang

adekuat, dibutuhkan paru-paru yang berfungsi dengan baik,

termasuk juga kapiler dan pembuluh pulmonalnya (Uliyandari,

2009).

Pada seseorang yang terlatih dengan baik, konsumsi

oksigen dan ventilasi paru total meningkat sekitar 20 kali pada saat

ia melakukan latihan dengan intensitas maksimal. Dalam fungsi

 paru, dikenal juga istilah perbedaan oksigen arteri-vena ( A-V  

O2diff ). Selama aktivitas fisik yang intens , A-V O2 akan meningkat

karena oksigen darah lebih banyak dilepas ke otot yang sedang

 bekerja, sehingga oksigen darah vena berkurang. Hal ini

menyebabkan pengiriman oksigen ke jaringan naik hingga tiga kali

lipat daripada kondisi biasa. Peningkatan  A-VO2diff  terjadi

Page 19: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 19/32

 

serentak dengan peningkatan cardiac output dan pertukaran udara

sebagai respon terhadap olah raga berat (Uliyandari, 2009).

2)  Fungsi kardiovaskuler

Respon kardiovaskuler yang paling utama terhadap

aktivitas fisik adalah peningkatan cardiac output . Peningkatan ini

disebabkan oleh peningkatan isi sekuncup jantung maupun heart 

rate yang dapat mencapai sekitar 95% dari tingkat maksimalnya.

Karena pemakaian oksigen oleh tubuh tidak dapat lebih dari

kecepatan sistem kardiovaskuler menghantarkan oksigen ke

 jaringan, maka dapat dikatakan bahwa sistem kardiovaskuler dapat

membatasi nilai VO2max (Uliyandari, 2009).

3)  Sel darah merah (Hemoglobin)

Karena dalam darah oksigen berikatan dengan hemoglobin,

maka kadar oksigen dalam darah juga ditentukan oleh kadar 

hemoglobin yang tersedia. Jika kadar hemoglobin berada di bawah

normal, misalnya pada anemia, maka jumlah oksigen dalam darah

 juga lebih rendah. Sebaliknya, bila kadar hemoglobin lebih tinggi

dari normal, seperti pada keadaan polisitemia, maka kadar oksigen

dalam darah akan meningkat. Hal ini juga bisa terjadi sebagai

respon adaptasi pada orang-orang yang hidup di tempat tinggi.

Kadar hemoglobin rupanya juga dipengaruhi oleh hormon

androgen melalui peningkatan pembentukan sel darah merah. Laki-

Page 20: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 20/32

Page 21: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 21/32

 

1)  Ergometer Sepeda

Dilakukan dengan menggunakan sepeda statis yang

dikayuh untuk mendapatkan beban kerja. Beban kerja dapat

diberikan secara kontinyu atau intermiten. Ergometer sepeda ini

dapat mekanik atau elektrik, serta dapat digunakan dalam posisi

tegak lurus maupun supinasi. Dipasang EKG untuk merekam

 beban kerja, serta dilakukan pengukuran tekanan darah probandus

 pada permulaan dan akhir pembebanan. Nilai VO2max bisa didapat

dengan menggunakan nomogram Astrand, khususnya

menggunakan skala beban kerja. Beban kerja dapat dinyatakan

dalam unit standar, sehingga hasil tes dapat dibandingkan satu

sama lain.

2)  Treadmill

Beberapa protokol yang dapat digunakan dalam

 pemeriksaan dengan treadmill  adalah : (1) Metode Mitchell,

Sproule, dan Chapman, (2) Metode Saltin-Astrand, dan (3) Metode

OSU. Keuntungan menggunakan treadmill  meliputi nilai beban

kerja yang konstan, kemudahan mengatur beban kerja pada level

yang diinginkan, serta mudah dilakukan karena hampir semua

orang terbiasa dengan keahlian yang dibutuhkan (berjalan dan

 berlari). Meskipun demikian, karena alatnya mahal dan berat, tes

ini tidak praktis dilakukan di tempat kerja.

Page 22: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 22/32

Page 23: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 23/32

 

f.  Cooper Test  

Cooper test adalah tes kebugaran fisik. Tes Ini dirancang oleh

Kenneth H. Cooper pada tahun 1968 untuk penggunaan militer AS.

Dalam bentuk aslinya, tujuan dari tes ini adalah untuk berlari sejauh

mungkin dalam 12 menit. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur 

kondisi kebugaran seseorang oleh karena itu, seharusnya dijalankan

dengan kecepatan tetap, bukan sprint dan berjalan cepat. Hasilnya

didasarkan pada jarak orang berlari selama tes, usia dan jenis kelamin.

Hasilnya dapat dikorelasikan dengan tabel VO2max (Wilmore, Costill,

2005).

Tujuan dari cooper test  adalah untuk menguji kebugaran

aerobik (kemampuan tubuh untuk menggunakan oksigen ketika

 berlari). Peralatan yang dibutuhkan dalam tes ini antara lain : lintasan

lari, marking cones, lembar observasi, stop watch. Prosedur dari

cooper test  yang pertama dilakukan adalah menandai interval jarak 

sekitar trek untuk membantu dalam mengukur jarak saat selesai.

Peserta berlari selama 12 menit, dan total jarak akhir dicatat. Berjalan

diperbolehkan, meskipun peserta harus didorong untuk mendorong

diri mereka sekeras yang mereka bisa.

Tabel memberikan panduan umum untuk menafsirkan hasil tes

ini untuk orang dewasa. Berikut ini merupakan tabel data normatif 

Cooper test .

Page 24: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 24/32

 

Tabel 2.1 Data normatif kemampuan lari sesuai usia pada saat Cooper 

Test pada laki-laki (Cooper, 1983)

 Age Excellent Above Average

 Average Below Average

 Poor 

13-14 >2700m 2400-2700m 2200-2399m 2100-2199m <2100m

15-16 >2800m 2500-2800m 2300-2499m 2200-2299m <2200m17-19 >3000m 2700-3000m 2500-2699m 2300-2499m <2300m20-29 >2800m 2400-2800m 2200-2399m 1600-2199m <1600m30-39 >2700m 2300-2700m 1900-2299m 1500-1999m <1500m40-49 >2500m 2100-2500m 1700-2099m 1400-1699m <1400m>50 >2400m 2000-2400m 1600-1999m 1300-1599m <1300m

Tabel 2.2 Data normatif kemampuan lari sesuai usia pada saat Cooper 

Test pada perempuan (Cooper, 1983)

 Age Excellent Above Average

 Average Below Average

 Poor 

13-14 >2000m 1900-2000m 600-1899m 1500-1599m <1500m15-16 >2100m 2000-2100m 700-1999m 1600-1699m <1600m17-19 >2300m 2100-2300m 800-2099m 1700-1799m <1700m20-29 >2700m 2200-2700m 800-2199m 1500-1799m <1500m30-39 >2500m 2000-2500m 700-1999m 1400-1699m <1400m40-49 >2300m 1900-2300m 500-1899m 1200-1499m <1200m>50 >2200m 1700-2200m 400-1699m 1100-1399m <1100m

Tabel 2.3 Data normatif nilai VO2max pada laki-laki (Heywood, 1998)

 Age Very Poor 

 Poor Fair Good Excellent Superior 

13-19 <35.0 35.0-38.3 38.4-45.1 45.2-50.9 51.0-55.9 >55.920-29 <33.0 33.0-36.4 36.5-42.4 42.5-46.4 46.5-52.4 >52.4

30-39 <31.5 31.5-35.4 35.5-40.9 41.0-44.9 45.0-49.4 >49.440-49 <30.2 30.2-33.5 33.6-38.9 39.0-43.7 43.8-48.0 >48.050-59 <26.1 26.1-30.9 31.0-35.7 35.8-40.9 41.0-45.3 >45.3>60 <20.5 20.5-26.0 26.1-32.2 32.3-36.4 36.5-44.2 >44.2

Page 25: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 25/32

 

Tabel 2.4 Data normatif nilai VO2max pada perempuan (Heywood,

1998)

 Age Very Poor 

 Poor Fair Good Excellent Superior 

13-19 <25.0 25.0-30.9 31.0-34.9 35.0-38.9 39.0-41.9 >41.9

20-29 <23.6 23.6-28.9 29.0-32.9 33.0-36.9 37.0-41.0 >41.030-39 <22.8 22.8-26.9 27.0-31.4 31.5-35.6 35.7-40.0 >40.040-49 <21.0 21.0-24.4 24.5-28.9 29.0-32.8 32.9-36.9 >36.950-59 <20.2 20.2-22.7 22.8-26.9 27.0-31.4 31.5-35.7 >35.7>60 <17.5 17.5-20.1 20.2-24.4 24.5-30.2 30.3-31.4 >31.4

Tes ini dapat dimodifikasi cocok untuk sebagian besar populasi.

Bagi mereka yang tidak layak atau tidak dapat menjalankan, ada tes

 berlari atau berjalan serupa yang dapat dilakukan. Cooper (1968)

melaporkan korelasi 0,90 antara VO2max dan jarak yang ditempuh

dalam jangka 12 menit berlari. Keandalan dari tes ini akan tergantung

 pada praktek, membutuhkan strategi dan tingkat motivasi. Kelompok 

 besar dapat diuji sekaligus, dan ini adalah tes yang sangat murah dan

sederhana untuk dilakukan. Tes ini juga dapat dilakukan dengan berlari

di treadmill  selama 12 menit, diatur ke tingkat 1 (1 persen) yang

cenderung untuk meniru berlari di luar. Ada banyak variasi dari tes

 berjalan / lari. Sebuah tes yang sangat mirip adalah Balke 15 minute run 

(Cooper, 1968).

4.  Gender

Perbedaan alami yang dikenal dengan perbedaan jenis kelamin

sebenarnya hanyalah segala perbedaan biologis yang dibawa lahir antara

 perempuan dan laki-laki. Di luar semua itu adalah perbedaan yang dikenal

Page 26: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 26/32

 

dengan istilah gender. Perbedaan yang tidak alami atau perbedaan sosial

mengacu pada perbedaan peranan dan fungsi yang dikhususkan untuk 

 perempuan dan laki-laki. Perbedaan tersebut diperoleh melalui proses

sosialisasi atau pendidikan di semua institusi (keluarga, pendidikan,

agama, adat dan sebagainya). Gender penting untuk dipahami dan

dianalisis untuk melihat apakah perbedaan yang bukan alami ini telah

menimbulkan diskriminasi dalam arti perbedaan yang membawa kerugian

dan penderitaan terhadap perempuan. Apakah gender telah memposisikan

 perempuan secara nyata menjadi tidak setara dan menjadi subordinat oleh

 pihak laki-laki (Zalbawi, Handayani, 2004).

Gender adalah semua atribut sosial mengenai laki-laki dan

 perempuan, misalnya laki-laki digambarkan mempunyai sifat maskulin

seperti keras, kuat, rasional, gagah. Sementara perempuan digambarkan

memiliki sifat feminin seperti halus, lemah, perasa, sopan, penakut.

Perbedaan tersebut dipelajari dari keluarga, teman, tokoh masyarakat,

lembaga keagamaan dan kebudayaan, sekolah, tempat kerja, periklanan

dan media. Gender berbeda dengan seks. Seks adalah jenis kelamin laki-

laki dan perempuan dilihat secara biologis. Sedangkan gender adalah

 perbedaan laki-laki dan perempuan secara sosial; masalah atau isu yang

 berkaitan dengan peran, perilaku, tugas, hak dan fungsi yang dibebankan

kepada perempuan dan laki-laki. Biasanya isu gender muncul sebagai

akibat suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan gender. (Retno,

1995).

Page 27: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 27/32

 

Teori gender adalah teori yang membedakan peran antara

 perempuan dan laki-laki yang mengakibatkan perbedaan perlakuan antara

 perempuan dan laki-laki dalam masyarakat. Perbedaan ini tampaknya

 berawal dari adanya perbedaan faktor biologis antara perempuan dan laki-

laki. Perempuan memang berbeda secara jasmaniah dari laki-laki,

 perempuan mengalami haid, dapat mengandung, melahirkan serta

menyusui yang melahirkan mitos dalam masyarakat bahwa perempuan

 berhubungan dengan kodrat sebagai ibu. Banyak teori psikologi yang

mendukung teori gender dan mereka mengembangkan pendapat bahwa

 perempuan dan laki-laki memang secara kodrat berbeda serta mempunyai

ciri-ciri kepribadian yang berbeda. Perbedaan ciri-ciri kepribadian

 perempuan dan laki-laki terlihat sejak masa kanak-kanak (Gilligan, 1989).

a.  Perbedaan Fisik Pria dan Wanita

Pria dan wanita dapat kita bedakan dari segi fisik, baik secara

anatomis maupun secara fisiologis (fungsi tubuh). Perbedaan anatomi

ini menyebabkan pria lebih mampu melakukan aktivitas jasmani dan

olahraga yang memerlukan kekuatan dan dimensi lain yang lebih

 besar (Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006: 177).

Secara fisik, pria dewasa rata-rata 7  –  10 % lebih besar dari

 pada wanita. Perbedaan ukuran itu sangat kecil terlihat pada anak-

anak sampai usia pubertas. Akivitas jasmani pria yang lebih tinggi

Page 28: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 28/32

Page 29: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 29/32

 

fleksibilitas meningkat yang berkaitan dengan peningkatan luas

gerakan dan barangkali peningkatan fungsi kekebalan. Sebetulnya pria

mempunyai keuntungan sampai 50 % dalam hal masa tubuh, volume

 jantung dan darah, dan hemoglobin yang tinggi. Tetapi perbedaan itu

sebesar 10 % apabila dinyatakan dalam satuan berat badan. Atlet

wanita yang berlatih baik mempunyai kemampuan mentoleransi

hipoxia, ketinggian dan stres yang sama dengan pria yang terlatih.

Cedera olahraga pada wanita ditemukan sedikit, karena wanita lebih

 banyak terlibat pada aktivitas jasmani dan olahraga kontak yang tidak 

 berat. Sehingga cedera lebih bersifat  sport specific dari pada  sex

 specific. Cedera pada wanita dalam olahraga sebenarnya lebih

dikarenakan kekuatan dan kebugaran mereka yang rendah. Cedera

atlet yang terlatih juga mempunyai derajat cedera yang sama

(Zalbawi, Handayani, 2004).

Page 30: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 30/32

Page 31: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 31/32

Page 32: Bab 2 Vo2max

7/27/2019 Bab 2 Vo2max

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-vo2max 32/32

D.  Hipotesis

H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan nilai VO2max setelah aktivitas lari

12 menit antara laki-laki dengan perempuan pada mahasiswa Jurusan

Keperawatan FKIK Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

H1 : Terdapat perbedaan peningkatan nilai VO2max setelah aktivitas lari 12

menit antara laki-laki dengan perempuan pada mahasiswa Jurusan

Keperawatan FKIK Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.