MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA SURYA ...

12
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017 Politeknik Negeri Banjarmasin ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin 553 MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA SURYA KECAMATAN BELAWANG KABUPATEN BARITO KUALA Agus Pebrianto 1 , Ahmad Rizani 2 , Rudy Haryanto 3 , Adi Pratomo 4 Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Banjarmasin 1,3,4 [email protected] 1 , [email protected] 3 , [email protected] 4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin 2 [email protected] 2 ABSTRAK Pengabdian kepada masyarakat Politeknik Negeri Banjarmasin ditujukan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat dan daya saing perguruan tinggi. Berdasarkan hal tersebut, Poliban merumuskan program dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat agar sinergi dengan program pembangunan daerah yang termuat dalam RPJMD Kalimantan Selatan 2016- 2021. Terdapat dua isu strategis wilayah yang diangkat dan menjadi topik kegiatan yaitu yang pertama pengembangan daya saing ekonomi daerah berbasis sumber daya lokal dan yang kedua adalah pengembangan infrastruktur wilayah untuk mendukung daya saing ekonomi dan sosial budaya dengan isu dan permasalahannya adalah pembangunan infrastruktur yang belum merata, sehingga dibutuhkan salah satu solusi dan programnya adalah “ meningkatkan cakupan penyediaan air bersih di wilayah perkotaan dan perdesaan” adapun masalah yang muncul adalah keterbatasan peralatan, teknologi dan ilmu pengetahuan, oleh karena itu Poliban dalam hal ini P3M mencoba memberikan solusi terhadap masalah yang ada di desa rangga surya kecamatan belawan yang sangat kekurangan air bersih. Adapun solusinya adalah pembuatan penyulingan air di desa rangga surya di kecamatan belawang kabupaten Barito Kuala. Program-program pengabdian kepada masyarakat tersebut dilaksanakan melalui kemitraan dengan Karang taruna provinsi yang juga memiliki kesamaan program untuk mendukung daya saing di daerah terutama pedesaan. Program selanjut nya yang tetap harus adalah adalah Pendampingan lebih intensif kepada masyarakat sebaiknya dilakukan agar semua anggota masyarakat dapat menerapkan standar dalam kegiatan pengelolaan air bersih. Diakhir program akan diadakan monev oleh reviwer baik internal maupun eksternal. Keberlanjutan program diharapkan masyarakat dapat menerapkan program pengelolaan dan penyulingan air bersih dan pemerintah daerah juga dapat menerapkan program yang sama. Kata Kunci : Diseminasi Teknologi, Pengabdian masyarakat, Penyulingan air bersih PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia banyak terjadi di wilayah perdesaan. Sejalan dengan program pemerintah untuk percepatan perekonomian desa yang berfokus menangani infrastruktur pedesaan, maka dalam hal ini Politeknik Negeri Banjarmasin memiliki kepedulian dengan memberikan kontribusi, memberikan penguatan melalui aplikasi sains dan teknologi, model kebijakan, serta rekayasa sosial berbasis riset. Perkembangan sosial ekonomi desa akan lebih cepat dengan dibangunnya infrastruktur dan terbukanya akses. Sentuhan dari Politeknik Negeri Banjarmasin berupa hilirisasi hasil riset multi disiplin akan

Transcript of MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA SURYA ...

Page 1: MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA SURYA ...

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin 553

MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA

SURYA KECAMATAN BELAWANG KABUPATEN BARITO

KUALA

Agus Pebrianto1, Ahmad Rizani2, Rudy Haryanto3, Adi Pratomo4

Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Banjarmasin1,3,4

[email protected], [email protected], [email protected] Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin2

[email protected]

ABSTRAK

Pengabdian kepada masyarakat Politeknik Negeri Banjarmasin ditujukan untuk

mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat dan daya saing perguruan tinggi.

Berdasarkan hal tersebut, Poliban merumuskan program dan kegiatan pengabdian kepada

masyarakat agar sinergi dengan program pembangunan daerah yang termuat dalam RPJMD Kalimantan Selatan 2016- 2021. Terdapat dua isu strategis wilayah yang diangkat

dan menjadi topik kegiatan yaitu yang pertama pengembangan daya saing ekonomi

daerah berbasis sumber daya lokal dan yang kedua adalah pengembangan infrastruktur wilayah untuk mendukung daya saing ekonomi dan sosial budaya

dengan isu dan permasalahannya adalah pembangunan infrastruktur yang belum merata,

sehingga dibutuhkan salah satu solusi dan programnya adalah “meningkatkan cakupan

penyediaan air bersih di wilayah perkotaan dan perdesaan” adapun masalah yang

muncul adalah keterbatasan peralatan, teknologi dan ilmu pengetahuan, oleh karena itu

Poliban dalam hal ini P3M mencoba memberikan solusi terhadap masalah yang ada di desa

rangga surya kecamatan belawan yang sangat kekurangan air bersih. Adapun solusinya adalah pembuatan penyulingan air di desa rangga surya di kecamatan belawang kabupaten

Barito Kuala. Program-program pengabdian kepada masyarakat tersebut dilaksanakan

melalui kemitraan dengan Karang taruna provinsi yang juga memiliki kesamaan program untuk mendukung daya saing di daerah terutama pedesaan.

Program selanjut nya yang tetap harus adalah adalah Pendampingan lebih intensif kepada

masyarakat sebaiknya dilakukan agar semua anggota masyarakat dapat menerapkan standar dalam kegiatan pengelolaan air bersih. Diakhir program akan diadakan monev oleh

reviwer baik internal maupun eksternal. Keberlanjutan program diharapkan masyarakat

dapat menerapkan program pengelolaan dan penyulingan air bersih dan pemerintah daerah

juga dapat menerapkan program yang sama.

Kata Kunci : Diseminasi Teknologi, Pengabdian masyarakat, Penyulingan air bersih

PENDAHULUAN

Perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia banyak terjadi di wilayah

perdesaan. Sejalan dengan program pemerintah untuk percepatan perekonomian

desa yang berfokus menangani infrastruktur pedesaan, maka dalam hal ini

Politeknik Negeri Banjarmasin memiliki kepedulian dengan memberikan

kontribusi, memberikan penguatan melalui aplikasi sains dan teknologi, model

kebijakan, serta rekayasa sosial berbasis riset. Perkembangan sosial ekonomi desa

akan lebih cepat dengan dibangunnya infrastruktur dan terbukanya akses. Sentuhan

dari Politeknik Negeri Banjarmasin berupa hilirisasi hasil riset multi disiplin akan

Page 2: MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA SURYA ...

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin 554

memberikan akselerasi kualitas dan kuantitas kemajuan desa di segala bidang

(sosial, ekonomi, hukum, kesehatan, budaya, pendidikan, pertanian, ketahanan

pangan, maritim, energi baru dan terbarukan, dan lainnya) tanpa meninggalkan nilai

unggul atau ciri khas yang telah dimiliki desa tersebut.

Perspektif POLIBAN menuju perguruan tinggi yang mampu mempersiapkan

tenaga kerja yang bisa bersaing secara nasional maupun internasional harus juga

dilandasi dilandasi atas; kepakaran di bidang Ekonomi, Bisnis, Engineering dan

commerce serta lingkungan hidup, dan budaya berbasis kearifan lokal. Oleh

karenanya, RIP POLIBAN dan RENSTRA PENGABDIAN diharapkan akan

mampu menjawab pula berbagai tantangan dalam Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional 2030 yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri,

maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang

dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh

berlandaskan keunggulan kompetitif.

Berdasarkan berbagai kerangka landasan hukum, pemikiran dan tantangan,

fenomena yang akan dihadapi di masa mendatang, serta visi Arah kebijakan

pengabdian kepada masyarakat adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang mampu memberikan solusi tepat guna terhadap permasalahan, kebutuhan, dan

tantangan di masyarakat.

Kegiatan pengabdian juga diarahkan pada penemuan, pengembangan, dan

pemanfaatan teknologi tepat guna untuk membantu meningkatkan kualitas hidup

masyarakat melalui upaya hilirisasi kegiatan penelitian dan pemanfaatan hasil-hasil

penelitian kepada masyarakat, terutama masyarakat paling terluar yaitu masyarakat

pedesaan.

Analisis Situasi

Kabupaten Barito Kuala yang ber-ibukota Marabahan terletak paling barat

dari Propinsi Kalimantan Selatan dengan batas-batas: sebelah utara Kabupaten

Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin, sebelah selatan Laut Jawa, sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin, sedangkan sebelah

barat berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Propinsi Kalimantan Tengah. Dengan

letak astronomis berada pada 2°29’50” - 3°30’18” Lintang Selatan dan 114°20’50”

- 114°50’18” Bujur Timur. Kabupaten Barito Kuala berada pada hamparan wilayah

yang datar dengan kelerengan 0% - 2%, dengan ketinggian elevasi berkisar antara

1-3 meter di atas permukaan laut.

Sebagaimana diketahui bahwa wilayah Kabupaten Barito Kuala diapit oleh

dua buah sungai besar yaitu Sungai Barito dan Sungai Kapuas, hal ini sangat

mempengaruhi tata air yang ada di wilayah kabupaten ini, Disamping itu terdapat

pula 3 buah terusan (anjir) buatan yang menghubungkan Sungai Barito dan Sungai

Kapuas yaitu Anjir Talaran, Anjir Serapat dan Anjir Tamban. Keadaan hidrologi

ini sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan present land use baik di daerah ini

maupun di bagian hulu. Dalam musim hujan pada waktu pasang air Sungai Barito

dapat membanjiri sebagian besar wilayah ini dan mengakibatkan permukaan tanah

tergenang terus menerus.Kapasitas pengairan alam melalui anak-anak sungai kecil

sehingga terbentuk tanah rawa.

Pasang surut turut pula mempengaruhi tata air yang ada, yang selalu

Page 3: MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA SURYA ...

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin 555

bergerak naik turun mengikuti fluktuasi pasang surut air pada Sungai Barito dan

Sungai Kapuas, gerak pasang surut ini terjadi 2 kali dalam 24 jam dan setiap harinya

terlambat 50 menit sesuai dengan peredaran bulan. Perbedaan tinggi rendah

permukaan air pada waktu pasang surut dapat mencapai 2-3 M, gerak pasang surut

inilah yang dimanfaatkan oleh para petani untuk menggali handil-handil (parit)

pada daerah yang akan dijadikan persawahan Secara umum daerah ini ditutupi oleh

tumbuhan rawa daerah pantai ditutupi oleh hutan bakau (Mangrove) dan sedikit

ditemukan cemara laut (Cacuarina sp). Sedangkan daerah yang masih dipengaruhi

oleh air payau 1-3 Km dari pantai, di lokasi ini banyak ditumbuhi pohon nipah dan

tumbuhan lainnya adalah nibung. Tumbuhan jingah, rambai yang tumbuh di

sepanjang sungai, tumbuhan galam (Melaleuca spp) dan purun tikus (Fimbristylis

spp) terdapat pada daerah yang sifat keasamannya antara PH 3,5-4,5 yang biasanya

tumbuhan ini hidup berdampingan dan kadangkadang diselingi oleh rumput-

rumputan. Galam merupakan pohon yang amat dominan dijumpai di wilayah ini,

sedangkan hutan primier tidak ada. Jenis kayu hutan yang lain adalah belangiran

(Shorea Belangiran), tumih. Tumbuhan air seperti enceng gondok dan rumput air

yang acap kali menutupi saluran (anjir), sehingga menghambat lalu lintas air.Di

daerah ini dijumpai juga beberapa jenis fauna yang hidup dan bisa kita temui,

diantaranya beberapa jenis ikan darat seperti ikan gabus (Ophicephalus striatus),

papuyu (Anabs testudineus), sepat, baung, patin, pipih dan lain-lain. Ikan-ikan

tersebut hidup di sungai-sungai dan saluran rawa-rawa serta sawah. Jenis reftil

seperi ular sawah, biawak. Terdapat pula salah satu jenis kera yang khas dan langka

yaitu Bekantan (Nasalis Larvatus) yang merupakan maskot fauna Propinsi

Kalimantan Selatan. Binatang mamalia lainnya adalah beberapa jenis kera, kucing

hutan, beruang, musang dan lain-lain. Binatang lain yang merupakan hama tanaman

adalah tikus dan babi hutan Jenis tanah yang diperoleh dari hasil survey eksplorasi

yang sudah ada, disini terdapat dua jenis tanah yang masing-masing adalah

ORGANOSOL yakni seluas 101.900 Ha (34%) dan tanah ALLUVIAL seluas

191.390 Ha (66%). Tanah Organosol berwarna coklat hitam dan sering tanah ini

disebut gambut atau peat (bahan yang mudah terbakar), tanah ini terbentuk dari

serat tumbuh-tumbuhan yang mengalami proses pembusukan, sifat keasamannya

sangat tinggi sehingga kalau ingin mempergunakan tanah ini harus dengan sistem

drainage.

Tanah Alluvial berwarna coklat hijau, tanah ini terdiri dari endapat

Alluvium yang bahan induknya terutama termasuk dari pasir dan lumpur yang

dibawa dan diendapkan oleh arus sungai dari pedalaman, tanah terdapat di

sepanjang Sungai Barito dan tepi Sungai Kapuas, berupa tanggul-tanggul dan juga

pada beberapa medeander sungai. Tanah Alluvial ini menutupi areal seluas 191.390

Ha, atau lebih kurang 64% dari luas wilayah Kabupaten Barito Kuala dan

merupakan daerah terbaik bagi pertanian pasang surut. Kemampuan tanah di daerah

ini di ketahui bawah wilayah ini tidak seluruhnya datar, yakni lereng 0,2 % sehingga

merupakan daerah endapan. Keadaan effektif tanah untuk alluvial lebih besar dari

pada 90 cm tercatat hampir 60% - 64% dari luas wilayah, sedangkan daerah yang

ketebalan gambutnya lebih besar dari 75 cm terdapat seluas 6,74% tekstur tanah

95% liat (halus) sedangkan drainage yang dominan yakni di daerah yang tergenang

rawa, untuk erosi tidak ada. Dari data diatas, kalau kita transparankan pada peta

Page 4: MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA SURYA ...

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin 556

penggunaan tanah dengan peta kemampuan tanah dan jenis tanah maka akan kita

lihat pada umumnya daerah yang diusahakan penduduk adalah daerah alluvial yang

digunakan pada umumnya persawahan, karena memang merupakan daerah yang

cukup subur. Pada daerah orgonosal atau gambut juga telah diusahakan dengan

membuat handil-handil atau saluran-saluran pembuangan air sehingga untuk tempat

–tempat ketebalan gambutnya cukup tinggi dengan adanya handil-handil tersebut

ketebalannya bisa menipis, sehingga bisa diusahakan Kabupaten Barito Kuala

terletak di garis Khatulistiwa yang banyak curah hujannya, menurut FH. SCHMIT

dan Y.A. FERGUSON dan VARHANDELINGAN nomor 42 dari Jawatan

Meteorologi dan Geofisika, wilayah ini termasuk daerah hujan tipe b yaitu iklim

yang mempunyai 1-2 bulan kering dalam setahun. Temperatur rata-rata antara 26°

C – 27° C, suhu maksimal adalah 27,50° C terdapat pada bulan Oktober, sedangkan

suhu minimum terdapat pada bulan Juli dengan suhu mencapai 26,50°C. Menurut

penelitian angka ratarata hujan setiap tahunnya adalah 2665 mm dengan 107 hari

hujan untuk Daerah Marabahan.

Profil Wilayah Kecamatan

1. Kecamatan Belawang

Kecamatan Belawang adalah salah satu dari 17 kecamatan yang ada diwilayah

Kabupaten Barito Kuala. Secara geografis Kecamatan Belawang terletak di bagian

utara Kabupaten Barito Kuala dengan kondisi sebagian besar berupa lahan rawa

gambut, dengan topograpfi relatif datar (kemiringan lahan bervariasi rata-rata 0-

3%) dan merupakan daerah beriklim panas dengan suhu berkisar antara 28°c – 32°c

, kelembaban antara 80 % - 90 %, yang dipangaruhi oleh angin musim barat dan

musim timur.

Luas wilayah Kecamatan Belawang adalah 80,25Km2 yang terdiri dari 13 desa

dan 82 RT.

Sedangkan batas administratif wilayah Kecamatan Belawang adalah:

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Alalak dan Anjir Muara.

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Anjir pasar.

• Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Wanaraya dan Barambai.

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Rantau Badauh dan Mandastana.

Jumlah penduduk Kecamatan Belawang sampai dengan bulan Desember 2007

sebanyak 12.992 jiwa dengan 4.197 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari :

Tabel 1. Jumlah Penduduk Kecamatan Belawang

No Jenis Kelamin Penduduk Jumlah Penduduk

1 Laki-laki 6.502 jiwa

2 Perempuan 6.490 jiwa

Adapun sumber penghasilan masyarakat kecamatan belawang apabila dilihat

daraktivitas mata pencaharian masyarakat terdiri dari sektor pertanian, sektor

Page 5: MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA SURYA ...

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin 557

perdagangan dan sektor jasa dan lain-lain, berdasarkan jumlah persentasenya bias

dilihat di tabel berikut dibawah ini:

Tabel 2. Sektor Pekerjaan Masyarakat Kecamatan Belawang

No Sektor Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Sektor pertanian 93,4 %

2 Sektor perdagangan 3,9 %

3 Sektor jasa dan lain-lain 2,7 %

Permasalahan Mitra

a. Justifikasi pengusul bersama mitra dalam menentukan persoalan prioritas.

Untuk mengidentifikasi permasalah mitra, perlu melalui perumusan

masalah berdasarkan suatu analisa situasi yang didasarkan pada penjelasan kondisi

eksternal dan internal mitra di atas.

Gambar 1. Penggalian Ide untuk mencari permasalahan

Sumber : Data diolah tahun 2017

Adapun hasil analisa situasi mitra tersebut, tergambar pada matriks analisis

SWOT Permasalah Mitra sebagai berikut :

Kekuatan

1. Masyarakat usia produktif relatif besar

2. Akses air sungai yang cukup banyak jalan

3. Daerah pertanian yang sangat produktif

4. Semangat Organisasi/kemasyarakatan untuk membangun Desa masih tinggi

Kelemahan

1. Komposisi tingkat pendidikan yang rendah

2. Capaian pembangunan dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi masih

rendah

3. Lingkungan belum tertata

4. Infrastruktur masih sangat rendah

Page 6: MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA SURYA ...

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin 558

Peluang

1. Lokasi yang relatif mudah dari jalan Propinsi/ jalan besar

2. Usaha Pengelolaan industry pertanian yang sangat baik

3. Peluang pengelolaan pariwisata pertanian dan perikanan

4. Pengelolaan lahan gambut menjadi lebih bermanfaat

Ancaman

1. Berkembanganya industri, sehingga dikhawatirkan lingkungannya kurang

tertata dan menjadi rusak.

2. Berdirinya perumahan-perumahan yang mulai menjarah ke daerah pedesaan

3. Air sungai banyak tercemar limbah-limbah tambang, limbah industry di pinggir sungai yang

berdampak pada kotornya air

Strategi Kekuatan Ancaman

1. Meningkatkan budaya ” Social entrepreneurship ” bagi masyarakat

2. Mendirikan usaha produktif bagi masyarakat melalui penyulingan air dengan

diversipikasi usaha beragam.

3. mendirikan koperasi bagi kelompok sosial masyarakat ( KSM) atau badan

usaha lain yang berpotensi di kelurahan belawang.

Strategi Kelemahan dan

Peluang

1. Mengembangkan unit usaha masyarakat yang produktif berdasarkan

diseminasi teknologi;

2. Meningkatkan kemampuan perekonomian masyarakat dalam meningkatkan

kesejahteraan;

3. penyelenggarakan pelatihan kepada masyarakat dalam masalah pengelolaan air

bersih

4. pemberdayaan ekonomi masyarakat menggunakan diseminas i hasil teknologi

yang telah dihasilkan, serta mendirikan badan usaha yang Produktif .

Penerapan teknologi kemasyarakat

Dalam mewujudkan masyarakat yang peduli kewirausahaan serta

berbudaya lingkungan untuk mendukung kesejahteraan perlu didukung sarana dan

prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan kesejahteraan yang tidak

meninggalkan lingkungan hidup, serta gambaran teknologi yang diterapkan di

masyarakat antara lain meliputi:

1. Pengembangan fungsi sarana pendukung untuk pengembangan usaha dalam

bidang lingkungan hidup, seperti pengelolaan air bersih, melalui proses

penyulingan air sungai menjadi air yang layak untuk digunakan masyarakat

sekitar

2. Teknologi penyulingan air bersih

3. Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan alam sekitar didalam dan diluar

kelurahan.

4. Penghematan sumber daya alam.

Page 7: MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA SURYA ...

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin 559

Fungsi Produk Teknologi Pengolahan Air

a. Sebagai penyaring air sungai kotor menjadi air bersih.

b. Membuat Ph air dari asam menjadi normal dengan ukuran dari 4.3 menjadi

+ 8

c. Menghilangkan bau air yang tidak nyaman.

d. Menjadikan air layak untuk dikonsumsi.

Manfaat Produk Teknologi

a. Mengajarkan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi air bersih dan layak

untuk dikonsumsi

b. Meningkatkan kesehatan bagi masyarakat

c. Sebagai penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dirasakan

oleh masyarakat secara langsung.

d. Mempermudah masyarakat membuat pilihan teknologi sesuai dengan

kondisi sumber air setempat berupa bangunan pengolahan yang digunakan

untuk mengolah air gambut, air sungai atau air yang mengandung zat besi

yang cukup tinggi dengan biaya yang sangat murah. Peralatan dapat

disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan.

METODE PELAKSANAAN

Prosedur Kerja Untuk Mendukung Realisasi Metode Yang Ditawarkan.

Tahapan 1 : Melakukan survey pendahuluan untuk melihat situasi kerja di

lingkungan kelurahan, serta kondisi masyarakat.

Tahapan 2 : Melakukan kerjasama dengan pihak karang taruna Kalimantan selatan

sebagai mediator dengan pihak aparatur desa dan masyarakat rangga

surya,

Tahapan 3 : Melakukan koordinasi dengan pihak perguruan tinggi, karang taruna,

mahasiswa, aparatur desa dan tenaga ahli

Tahapan 4 : Melakukan sosialisasi dan uji coba produk pengolahan air

Tahapan 5 : Melakukan pemetaan lanjutan terhadap lokasi untuk mendapatkan

posisi yang tepat guna melakukan instalasi alat pengolahan air

Tahapan 6 : Melakukan pembangunan konstruksi kayu sebagai dasar pondasi

bersama sama dengan masyarakat setempat dan aparatur desa

Tahapan 7 : Melakukan instalasi alat pengolahan air bersama sama masyarakat.

Tahapan 8 : Melakukan uji coba terhadap kualitas air menggunakan Ph meter

Tahapan 9 : Melakukan evaluasi terhadapat kegiatan yang telah dilaksanakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahapan proses pengolahan terdiri dari beberapa tahap yaitu:

1. Netralisasi dengan pemberian kapur/gamping

2. Aerasi dengan pemompaan udara

3. Koagulasi dengan pemberian tawas

4. Pengendapan

5. Penyaringan

Page 8: MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA SURYA ...

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin 560

Gambar 2. Skema Tahapan Proses

Netralisasi

Netralisasi adalah mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7 - 8).

Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut (pH berkisar 2.4–4), yang paling

murah dan mudah adalah dengan pemberian kapur/gamping. Fungsi dari pemberian

kapur, disamping untuk menetralkan air baku yang bersifat asam juga untuk

membantu efektifitas proses selanjutnya.

Gambar 3. Proses Netralisasi

Aerasi

Yang dimaksud dengan aerasi yaitu mengontakkan udara dengan air baku

agar kandungan zat besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang ada dalam air baku bereaksi

dengan Oksigen yang ada dalam udara membentuk senyawa besi dan senyawa

Mangan yang dapat diendapkan. Disamping itu proses aerasi juga berfungsi untuk

menghilangkan gas-gas beracun yang tak diinginkan misalnya gas H2S, Methan,

Page 9: MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA SURYA ...

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin 561

Carbon Dioksida dan gas-gas racun lainnya.

.

Gambar 4. Proses Aerasi

Koagulasi

Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia ke dalam air agar

kotoran dalam air yang berupa padatan tersuspensi, misalnya zat warna organik,

lumpur halus bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap.

Gambar 5. Proses Koagulasi

Pengendapan

Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan sampai gumpalan kotoran

yang terjadi mengendap semua (+ 45-60 menit). Setelah kotoran mengendap air

menjadi tampak lebih jernih. Endapan yang terkumpul didasar tangki dapat

dibersihkan dengan membuka kran penguras yang terdapat di bawah tangki.

Page 10: MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA SURYA ...

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin 562

Gambar 6. Proses Pengendapan

Penyaringan

Pada proses pengendapan, tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan

semua. Butiran gumpalan kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan

mengendap, sedangkan yang berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang

dalam air. Untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan proses

penyaringan.

Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan kotorannya

ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir.

Gambar 7. Proses Penyaringan

Peralatan

Peralatan yang digunakan terdiri dari tong, pengaduk, pompa aerasi, dan

saringan dari pasir.

Page 11: MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA SURYA ...

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin 563

Dampak Ekonomi dan Sosial.

a. Meningkatkan budaya ” Social entrepreneurship ” bagi masyarakat melalui

pengembangan BUMDES dengan melakukan pengelolaan air bersih.

b. Sebagai sarana modal usaha awal bagi pengembangan kegiatan ekonomi

yang berhubungan dengan air bersih

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui gaya hidup sehat dengan

memanfaatkan air bersih sebagai sumber kehidupan.

Kontribusi Terhadap Sektor Lain

a. Untuk sektor pertanian dapat membantu penyediaan air bersih, dimana

terdapat beberapa jenis tanaman yang membutuhkan air normal

b. Untuk sektor peternakan dapat membantu meningkat kualitas dan kuantitas

hasil ternak.

Kendala/Hambatan

Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Diseminasi adalah

:

a. Ketersediaan bahan baku yang sulit didapat di wilayah Kalimantan Selatan

b. Cara berpikir masyarakat sekitar yang sulit diubah untuk menggunakan air

bersih

c. Infrastruktur jalan yang tidak memadai untuk mencapai lokasi

TindakLanjut

Adapun tindak lanjut yang dapat dilakukan setelah kegiatan diseminasi

teknologi tepat guna di desa rangga surya, diantaranya :

a. Melakukan evaluasi terhadap hasil akhir kegiatan diseminasi

b. Melakukan uji coba penggunaan air untuk sektor pertanian dan perternakan.

c. Membuat kolam penampungan air sebelum dilakukan proses penyulingan.

d. Memetakan potensi peluang kegiatan atau usaha yang dapat diterapkan di

daerah desa Rangga Surya, kecamatan Belawang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kegiatan diseminasi di desa Rangga Surya kecamatan

Belawang Barito Kuala Kalimantan Selatan, dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

a. Salah satu tugas perguruan tinggi melalui tri dharma perguruna tinggi adalah

melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, melalui program

diseminasi teknologi tepat guna yang diprakarsai oleh dirjen dikti maka

Politeknik Negeri Banjarmasin sebagai salah satu perguruan tinggi vokasi

melakukan hilirisasi dari produk hasil riset agar secara langsung dapat

membantu kesulitan dan permasalahan yang ada di masyarakat.

b. Desa Rangga Surya merupakan desa yang terletak di pinggir sungai barito dan

mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Sementara akses PDAM

masih belum menjangkau daerah tersebut, sehingga melalui program

Page 12: MODEL PENYULINGAN AIR BERSIH DI DESA RANGGA SURYA ...

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin 564

diseminasi penerapan teknologi tepat guna, tim politeknik negeri Banjarmasin

bergerak untuk memilih lokasi ini sebagai lokasi penerapan teknologi

penyulingan air bersih.

c. Melalui penerapan teknologi tepat guna, mutu air di desa Rangga Surya, dalam

proses penjernihan dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan terhadap air

sungai yang tidak layak konsumsi menjadi sumber air bersih, dengan

menggunakan metode Netralisasi dengan pemberian kapur/gamping, Aerasi

dengan pemompaan udara, Koagulasi dengan pemberian tawas dan

Pengendapan serta Penyaringan.

d. Hasil dari kegiatan tersebut dapat menunjang program pemerintah serta

program rencana strategis politeknik negeri Banjarmasin untuk menyiapkan

teknologi penyulingan air bersih yang bermanfaat bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

IPEHIJAU, (2016), Buku Manual Air Gambut dan Pengolahannya, Jakarta

Kasmono (2007).:”Efektivitas PAC dan Tawas dalam menurunkan warna air

gambut di Singkawang, Kalimantan Barat. Skripsi Undip Semarang

Kusnaedi. (2004). Mengolah Air Gambut dan Air Kotor untuk Air Bersih , Jakarta

Said, N.I., dan Widayat, W. (2012), Teknologi Pengolahan Air Gambut Sederhana

(Bab 8), http//www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/

BukuAirMinum/Bab8Gambut.pdf (diakses 12 Desember 2012)

Suherman, D., dan Sumawijaya, N. (2013), Menghilangkan Warna dan Zat

Organik Air Gambut Dengan Metode Koagulasi-Flokulasi Suasana Basa,

Ris. Geo. Tam Vol. 23, No.2, Desember 2013 (127-139)