DESA GREEN MOLinovasi.lan.go.id/.../download/1456490670_Desa-Green-MOL.pdf · 2016-02-26 · DESA...
Transcript of DESA GREEN MOLinovasi.lan.go.id/.../download/1456490670_Desa-Green-MOL.pdf · 2016-02-26 · DESA...
1
DESA GREEN MOL
L E M B A G A A D M I N I S T R A S I N E G A R A
D E P U T I I N O V A S I A D M I N I S T R A S I N E G A R A
P U S A T I N O V A S I T A T A P E M E R I N T A H A N
J a k a r t a – V e t e r a n 1 0 , D e s e m b e r 2 0 1 5
2
Abstrak
Penggunaan pupuk kimia yang dapat merusak kondisi biologis mikrobia tanah dan menjadi pengganggu bagi habitat mikroorganisme tanah lainnnya serta
merusak ekosistem yang ada, maka perlu dilakukan kegiatan mempertahankan keberadaan mikroorganisme dengan cara memperbanyak dan
mendayagunakannya. Sebagai Kepala Kepala BP4K Kabupaten Muara Enim, Ir. Maryana yang peduli akan kondisi lingkungan dan petani sekitar menggagas
inovasi Desa Green MOL sebagai upaya menciptakan kemandirian petani, revitalisasi lahan pertanian, serta mempopulerkan pertanian organik sehingga
para petani dapat memanfaatkan bahan-bahan di sekitar mereka untuk membuat pupuk dan dekomposer Larutan MOL (Mikro Organisme Lokal) dari
berbagai sumber daya yang tersedia setempat. Output Inovasi Desa Green MOL adalah revitalisasi desa yang mengedepankan
penggunaan pupuk yang ramah lingkungan dan berbahan baku murah yang bersumber dari lahan milik petani sendiri yang mencirikan pertanian yang lestari
dan berkesinambungan melalui kelompok tani yang mandiri.
Penggunaan pupuk dalam peningkatan produksi pertanian sudah
menjadi bagian yang sangat penting dimana petani sudah
memahami dan menyadari akan arti penting pupuk dalam
mencapai produksi yang optimal dengan harapan pendapatan
petani meningkat dan bisa memenuhi kebutuhan petani itu sendiri.
Namun pada kenyataanya penyediaan pupuk kimia yang
terjangkau dan mekanismenya ternyata juga mengalami kendala.
Belum lagi terbatasnya keuangan petani seolah-olah menjadi
“tembok besar” dalam pemenuhan kebutuhan pupuk kimia yang
tidak henti-hentinya menerpa petani di berbagai daerah.
HARA TANAH DAN HABITAT MIKROORGANISME
3
Di satu pihak penggunaan pupuk kimia memiliki kelemahan bagi
lingkungan sekitar terutama aplikasi pada tanah dapat merusak
kondisi biologis mikrobia tanah. Kehadiran mikroba berguna ini
semakin berkurang karena dampak penggunaan pupuk kimia
yang berlebihan oleh para petani sehingga habitat mikroorganisme
ini menjadi terganggu. Oleh karena itu keberadaan
mikroorganisme berguna ini harus dipertahankan dengan cara
memperbanyaknya dan mendayagunakannya untuk memperbaiki
ekosistem yang telah rusak. Dengan memperbanyak
mikroorganisme dan mengembalikannya ke alam diharapkan
ekosistem terutama yang di dalam tanah menjadi sehat kembali
sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman.
Dipihak lain, sumber daya alam yang melimpah masih belum
diupayakan oleh petani , hal ini bisa jadi petani belum tahu dan
belum mau mengupayakan sumber-sumber lain di lingkungan
sekitar yang belum terjamah dan bisa menjadi solusi atas
permasalahan petani khususnya dalam hal penyediaan pupuk
yang murah dan ramah lingkungan.
Dampak pemakaian pupuk kimia mempunyai efek yang cepat
dalam meningkatkan produksi tetapi dengan kadar yang tidak
seimbang. Hal tersebut menyebabkan kemampuan lahan itu over
dosis dan lahan menjadi sakit, seberapa tinggi lahan pertanian sakit
karena pemakaian pupuk kimia adalah melalui indikator kesuburan
tanah yaitu kandungan C-organik. Komponen C-organik dari 65 %
tanah persawahan di Indonesia di bawah 1 %, yang harusnya di
atas 2 %. Artinya tanah itu sudah sangat rusak dan kelelahan.
4
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan
(BP4K) Kabupaten Muara Enim lahir sebagai amanat UU No. 16
Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
Kehutanan (SP3K) pada tanggal 15 Nopember 2006 sesuai dengan
Bab V Bagian Kesatu Kelembagaan Penyuluhan pemerintah pasal
8 ayat 2 bagian c. Pada tahun 2008 Kabupaten Muara Enim telah
membentuk Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
Kehutanan (BP4K) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah
No.15 Tahun 2008.
Penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama
(petani) dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
,informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber dan sumber
daya lainnya sebagai upaya meningkatkan produktivitas efisiensi
usaha,pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Inovasi yang dikembangkan di BP4K Kabupaten Muara Enim tidak
terlepas dari keinginan Ir.Maryana selaku Kepala BP4K Kabupaten
Muara Enim. Beliau menjabat sejak tahun 2012 hingga kini dan
banyak mendorong agar penyuluhan menjadi sarana
pembelajaran yang dapat menolong serta meningkatkan
pengetahuan serta ketrampilan petani dalam meningkan
kesejahteraan petani itu sendiri.
PUPUK ORGANIK - MIKRO ORGANISME LOKAL
5
Tujuan dari inovasi Desa Green MOL adalah petani memanfaatkan
limbah maupun sumber daya hayati yang ada di sekitar
pekarangan/kebun yang bisa digunakan untuk membuat pupuk
organik yang ramah lingkungan dan berbahan baku murah untuk
menghasilkan pupuk murah dan diaplikasikan ke lahan pertanian
demi mewujudkan pembangunan pertanian yang lestari dan
berkesinambungan. Kelompok sasaran utama dari inovasi ini
adalah kelompok tani (poktan) yang merupakan kumpulan para
petani (Pelaku Utama) yang terlibat dalam usaha tani dan
mengupayakan agar lahan/kolam/kebun yang diusahakan
menjadi komoditas secara ekonomis menguntungkan. Adapun
pihak-pihak lain yang juga merasakan dampak ikutan dalam
peningkatan pendapatan petani adalah pelaku usaha yaitu
sekelompok orang yang terlibat dalam urusan perdagangan baik
dalam memenuhi kebutuhan sarana /prasarana petani itu sendiri.
Dalam pengadaan program pelatihan kepada petani perlu
adanya dukungan dari pemerintah khususnya Pemerintah
Kabupaten yang menangani penyelenggaran penyuluhan
pertanian perikanan dan kehutanan. Dengan adanya dukungan
danperan serta pemerintah kabupaten maka pelatihan dan
pemberdayaan petani dan kelompok tani terkait inovasi baru yang
ditawarkan dapat terlaksana. Badan Pelaksana Penyuluhan
Kabupaten melalui Penyuluh (Petugas Penyuluh Lapangan)
mengadakan pelatihan pembuatan MOL sehingga para petani
mampu mandiri dalam membuat pupuk kompos. Hal ini
dikarenakan MOL dapat berfungsi sebagai dekomposer dan
sebagai pupuk organik. Dalam hal ini PPL aktif melakukan
pendampingan petani
6
Inovasi Desa Green MOL sangat diperlukan sebagai upaya
menciptakan kemandirian petani, revitalisasi lahan pertanian, serta
mempopulerkan pertanian organik sehingga para petani dapat
memanfaatkan bahan-bahan di sekitar mereka untuk membuat
pupuk dan dekomposer Larutan MOL (Mikro Organisme Lokal)
adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai
sumber daya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung
unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang
berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang
pertumbuhan, dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit
tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai
pendekomposer, pupuk hayati, dan sebagai pestisida organik
terutama sebagai fungisida Keunggulan penggunaan MOL yang
paling utama adalah murah bahkan tanpa biaya. Dengan
memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar, petani dapat
kreatif membuat MOL dari bahan-bahan seperti buah-buahan
busuk (pisang, pepaya, mangga, dan lain-lain), rebung bambu,
pucuk tanaman merambat, tulang ikan, keong, urine sapi, bahkan
sampai urine manusia, darah hewan, bangkai hewan, air cucian
beras, dan sisa makanan.
Tahapan pelaksanaan Desa Green MOL dimulai pada saat konsep
pembuatan pupuk MOL mulai dikenal secara lokal di daerah
Tanjung Agung oleh penyuluh pertanian sejak tahun 2011 sejalan
untuk mendukung pelaksanaan padi SRI Organik. Oleh Kepala BP4K
Kabupaten Muara Enim ( Ir. Maryana) beliau menggagas
disosialisasikannya secara meluas di beberapa desa di Kabupaten
STRATEGI INOVASI DESA MOL
7
Muara Enim pada tahun 2015 bersamaan dengan launching Aksi
Inovasi Daerah Kabupaten Muara Enim yang bekerjasama dengan
Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia. Konsep
Desa Green MOL ini dikembangkan secara lebih luas dan tahun
2016 akan dilaksanakan di 100 desa di 20 kecamatan di
Kabupaten Muara Enim yang melibatkan hampir 2.000 kelompok
tani.
Konsep ini memerlukan pelatihan dan pendampingan oleh
penyuluh pertanian yang secara aktif mendampingi para petani
dalam membimbing dalam pembuatan MOL serta aplikasi MOL
untuk peningkatan produksi pertanian perikanan serta kehutanan
ramah lingkungan. Dalam pelaksanaannya petani dituntut dapat
membuat larutan MOL yang dapat digunakan sebagai
dekomposer dan pupuk cair sehingga usaha tani dapat lebih
efisien dan ramah lingkungan.
Strategi diawali dengan mengidentifikasi daerah-daerah yang
yang potensial di bidang pertanian terutama produktif di bidang
tanaman pangan (padi,palawija,dll) hortikulktura dan perkebunan.
Seperti kebanyakan di daerah lain penggunaan pupuk di bidang
tanaman pangan tidak sebesar di bidang perkebunan mengingat
harga pasar tanaman pangan dibawah harga tanaman
perkebunan. Disamping itu, luasan lahan sawah per petani rata-
rata kurang dari 1 ha. Namun seiring waktu, belakangan kondisi ini
agak bergeser dimana harga jual untuk tanaman perkebunan
relatif fluktuatif dan terkesan melambat turun (sulit) naik secara
signifikan. Namun secara kumulatif petani pekebun memiliki luas
lahan rata-rata di atas 1 ha sehingga walaupun harga pasar agak
melambat namun petani masih bisa bertahan dengan kondisi
8
perekonomian saat ini yang melemah. Meskipun tetap harus
memotong pengeluaran yang tidak sedemikian penting/utama.
Setelah identifikasi dilakukan, maka ditentukan desa-desa yang
potensial tadi kemudian menginventarisir kelompok-kelompok tani
yang sudah teregistrasi/terdaftar resmi di BP3K /BP4K dan dilakukan
jadwal pelaksanaan pembuatan MOL.
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Pertanian Perikanan dan
Kehutanan (BP4K) sebagaimana yang diamanatkan Undang –
Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Pasal 13
mempunyai tugas yaitu :
menyusun kebijakan dan programa penyuluhan
kabupaten/kota yang sejalan dengan kebijakan dan
programa penyuluhan provinsi dan nasional;
melaksanakan penyuluhan dan mengembangkan
mekanisme, tata kerja, dan metode penyuluhan;
melaksanakan pengumpulan, pengolahan, pengemasan,
dan penyebaran materi penyuluhan bagi pelaku utama dan
pelaku usaha;
melaksanakan pembinaan pengembangan kerja sama,
kemitraan, pengelolaan kelembagaan, ketenagaan, sarana
dan prasarana, serta pembiayaan penyuluhan;
menumbuhkembangkan dan memfasilitasi kelembagaan dan
forum kegiatan bagi pelaku utama dan pelaku usaha; dan
melaksanakan peningkatan kapasitas penyuluh PNS, swadaya,
dan swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan.
9
Sebagai tahap awal BP4K mengadakan pertemuan di tingkat
Kabupaten dengan mengundang Kepala BP3K Kecamatan dan
bidang-bidang di BP4K kabuapten melakukan pertemuan
mengkonsolidasikan konsep Desa Green MOL untuk diterapkan di
100 desa di 20 kecamatan. Hasil pertemuan ini akan di-SK kan
melalui Surat Keputusan Kepala BP4K kabupaten Muara Enim
perihal Tim Inovasi Desa green MOL dengan rincian tugas pokok
dan fungsi masing-masing baik di tingkat kabupaten maupun
tingkat kecamatan dan desa. Tim terdiri dari bidang-bidang BP4K
dan Kepala BP3K Kecamatan serta penyuluh pendamping dan
mulai mendesain Desa Green MOL untuk dilaksanakan di tingkat
desa.
Kemudian Desain/konsep akan duji cobakan di beberapa desa
dan diadakan penyempurnaan desain yang bertujuan agar
sebelum diterapkan/dilaksanakan di 100 desa, desain tadi sudah
dapat dilakukan karena telah diadakan penyempurnaan. Khusus
bagian ini sudah dilaksanakan periode bulan September dan
Oktober 2015 di 5 kecamatan di Kabupaten Muara Enim. Untuk
pelaksanaan kegiatan di 100 desa di 20 kecamatan akan dilakukan
di tahun 2016 segera setelah anggaran Kabupaten Muara Enim
dapat direalisasikan.
Stakholder Inovasi
Proses Inovasi Desa Green MOL dilaksanakan melalui hasil diskusi
/pertemuan dari Kepala BP4K Kabupaten Muara Enim dengan
beberapa Kepala Bidang yang menangani Penyuluhan,Bidang
Pelatihan dan Kelembagaan dan Ketenagaan. Hal ini berkaitan
dengan Inovasi Desa Green MOL akan melibatkan para penyuluh,
10
kelompok tani, serta memerlukan data programa penyuluhan yang
berisikan keseluruhan informasi dan kegiatan penyuluhan para
penyuluh dalam jangka 1 tahun yang turut difasilitasi melalui
peningkatan kompetensi para petani melalui pelatihan/magang.
Hasil diskusi/pertemuan ini dilanjutkan dengan mengkordinasikan
dengan para Kepala BP3K Kecamatan.dimana hal ini
sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2006 Pasal 15 disebutkan bahwa Balai Penyuluhan Pertanian
Perikanan dan Kehutanan memiliki tugas :
menyusun programa penyuluhan pada tingkat kecamatan
sejalan dengan programa penyuluhan kabupaten/kota;
melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa
penyuluhan;
menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi,
sarana produksi, pembiayaan, dan pasar;
memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan
pelaku utama dan pelaku usaha;
memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh
swadaya, dan penyuluh swasta melalui proses pembelajaran
secara berkelanjutan; dan
melaksanakan proses pembelajaran melalui
percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi
pelaku utama dan pelaku usaha.
Untuk keberhasilan inovasi di desa tidak terlepas dari peran
penyuluh pendamping yang akan mendampingi Inovasi dan
memonitor serta melatih para petani agar mampu dan mandiri
dalam pembuatan MOL serta mengaplikasikannya ke lahan
pertanian yang dimiliki oleh petani. Balai penyuluhan merupakan
11
wadah para penyuluh dalam melaksanakan tugas pokok fungsi
penyuluhan serta memfasilitasi didalam pelaksanaan tugas-tugas
penyuluhan sebagaimana yang disebutkan di atas.
Sumber Daya Inovasi
Untuk menjalankan inovasi , maka sumber daya utama yang
digunakan adalah kekuatan sumber daya manusia (SDM) terutama
para penyuluh lapangan yang mendampingi pelaksanaan inovasi
di tingkat desa. Para penyuluh mempunyai wilayah binaan dan
memiliki tugas pokok dan fungsi penyuluhan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan,ketrampilan dan sikap petani.Para
penyuluh terdiri dari Penyuluh PNS ,Penyuluh swasta,dan/atau
penyuluh swadaya.
Para penyuluh dimobilisasi melalui peningkatan kompetensi
sehingga mampu memberikan materi-materi kepada kelompok
tani di wilayah binaan masing-masing. Selain daripada itu, para
penyuluh mendapatkan biaya pendampingan/operasional yang
menstimulasi sehingga dalam pelaksanaan tugas-tugas
pendampingan dalam mewujudkan Desa Green MOL bisa
dilakukan di wilayah binaan masing-masing.
Kendala Implementasi
Output Inovasi Desa Green MOL adalah revitalisasi desa yang
mengedepankan penggunaan pupuk yang ramah lingkungan dan
berbahan baku murah yang bersumber dari lahan milik petani
sendiri yang mencirikan pertanian yang lestari dan
berkesinambungan melalui kelompok tani yang mandiri. Sebagai
mana pemberitaan di media massa bahwa kelangkaan pupuk
12
kimia sering terjadi dan hal ini merupakan kondisi yang sering
dikaitkan dengan penurunan produksi komoditas pertanian. Belum
lagi kondisi permodalan petani yang dirasa masih sangat rendah
sehingga memunculkan pihak-pihak lain/tengkulak yang menjadi
pihak ketiga yang memperparah pendapatan yang sudah semakin
rendah.
Di pihak lain kelangkaan pupuk juga memunculkan pupuk-pupuk
“palsu’ dimana hal ini juga sangat merugikan petani. Oleh karena
sangat jelas bahwa Inovasi Desa Green MOL menjadi solusi atas
permasalahan yang dihadapi oleh petani dan terciptanya
pembangunan yang mandiri dan ramah lingkungan
Sistem yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan
mengevaluasi inovasi Desa Green MOL dilakukan oleh Tim Aksi
Inovasi BP4K Kabupaten Muara Enim dengan mengevaluasi kinerja
yang telah dicapai dalam pelaksnaannya. Profil kinerja tersebut
secara tidak langsung merupakan refleksi atas jawaban dari
sudahkah inovasi yang dilakukan berhasil mencapai tujuan
utamanya. Inovasi dilakukan untuk mengedepankan
sekaligusmenciptakan kemandirian kelompok tani dalam
menerapkan penggunaan pupuk MOL dalam usaha pertanian
sehingga pendapatan petani dapat meningkat dan
pembangunan pertanian yang lestari dan berkesinambungan bisa
terwujud.
Kendala yang dihadapi dalam penerapan Desa Green MOL
adalah Penggunaan pupuk kimia/anorganik yang sudah biasa
digunakan oleh para petani selama 35 tahun terakhir. Pupuk
kimia/anaorganik memiliki keunggulan dimana efek yang dihasilkan
13
dapat secara cepat diserap oleh tanaman. Sedangkan kecepatan
efek penggunaan pupuk organik pada tanaman tidak secepat
pupuk kimia , hal inilah yang terkadang menjadi kendala
penerapan penggunaan pupuk MOL di tingkat petani. Petani lebih
memperhatikan kepentingan sesaat daripada kepentingan jangka
panjang. Pemakaian pupuk kimia terutama dalam jumlah
berlebihan di atas takaran rekomendasi selama ini sudah
mulai memberikan dampak lingkungan yang negatif seperti
kualitas lahan sawah menurun, cepat mengeras, daya
serap air dan keberadaan hara berkurang, rentannya tanah
terhadaperosi, menurunnya permeabilitas tanah, menurunnya
populasi mikrobatanah,dan sebagainya.
Dampak pemakaian pupuk kimia mempunyai efek yang cepat
dalam meningkatkan produksi tetapi dengan kadar yang tidak
seimbang. Hal tersebut menyebabkan kemampuan lahan itu over
dosis dan lahan menjadi sakit.
Inovasi Desa Green MOL menjadi solusi dalam menciptakan
pertanian yang ramah lingkungan.Belakangan para petani sudah
menyadari kelemahan penggunaan pupuk kimia dan beralih ke
pupuk organik berbentuk cair/padat.. Namun Penggunaan pupuk
organik ini tidak dilaksanakan secara kontinyu karena petani belum
dapat secara mandiri untuk memproduksinya. Berdirinya pabrik-
pabrik pupuk yang berbasis organik, pabrik ini menawarkan
berbagai macam jenis pupuk organik yang berbahan dasar
mikroba. Para petani dapat memperoleh pupuk organik secara
OUTCOME GREEN MOL
14
cepat dan mudah pengaplikasiannya, akan tetapi pupuk organik
buatan pabrik ini memiliki kelemahan yaitu harganya yang mahal
dan memerlukan dalam jumlah yang besar.
Penggunaan pupuk organik memerlukan biaya yang sangat besar,
sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pupuk organik
sama mahalnya dengan menggunakan pupuk kimia karena harga
pupuk organik kemasan yang mahal. Kebanyakan petani membeli
pupuk organik yang sudah bermerek atau sudah ada di pasaran,
untuk proses pembuatanya sendiri, petani tidak tahu bagaimana
membuat pupuk organik itu sendiri. Harga pupuk organik yang
mahal menyurutkan niat para petani untuk sepenuhnya
menggunakan pupuk organik. Para petani tidak mengetahui
bahwa pupuk organik dapat diprodukasi sendiri dengan bahan-
ahan yang ada di sekitarnya. Pada dasarnya pupuk organik yang
berbahan dasar mikroorganisme mudah diproduksi sendiri, karena
mikroorganisme-mikroorganisme yang berguna banyak terdapat di
alam sekitar kita. Kehadiran mikroba berguna ini semakin berkurang
karena dampak penggunaan pupuk kimia yang berlebihan oleh
para petani sehingga habitat mikroorganisme ini menjadi
terganggu. Oleh karena itu kita harus mempertahankan
keberadaan mikroorganisme berguna ini dengan cara
memperbanyaknya dan mendayagunakannya untuk memperbaiki
ekosistem yang telah rusak. Dengan memperbanyak
mikroorganisme dan mengembalikannya ke alam diharapkan
ekosistem terutama yang di dalam tanah menjadi sehat kembali
sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman
KEBERLANJUTAN DAN LESSONS LEARDED
15
Dari uraian tentang inovasi dilakukan oleh BP4K Kabupaten Muara
Enim, ada beberapa hal yang dapat dijadikan pelajaran.
Pelajaran-pelajaran tersebut di antaranya adalah sebagai
berikut.
Pertama, untuk meretas inovasi dalam peningkatan pendapatan
petani adalah menekan biaya produksi seminimal mungkin dan
memperbesar peningkatan hasil/produksi sehingga akan
didapatkan hasil/output yang tinggi dan tentunya akan
menambah pendapatan petani. Namun seringkali penggunaan
sumber daya dalam mencapai produksi yang tinggi masih
mengedepankan cara-cara yang “menghalalkan” apa saja yang
penting target produksi dapat dicapai. Efeknya adalah sumber
daya yang digunakan menjadi tidak lestari bahkan lingkungan
menjdai tercemar/rusak. Apalagi belakangan trend produk-produk
yang organik dan ramah lingkungan sangat diminati dan dihargai
lebih tinggi ketimbang produk yang menggunakan produk kimia.
Oleh karena itu budaya penggunaan pupuk yang ramah
lingkungan harus dikedepankan dan terus digalakkan demi
mencapai pembangunan pertanian yang lestari.
Kedua , Perlunya upaya menciptakan kemandirian petani,
revitalisasi lahanpertanian,serta mempopulerkan pertanian organik
sehingga para petanidapat memanfaatkanbahan-bahan di sekitar
mereka untukmembuat pupuk dan dekomposer.Untuk
menciptakan hal ini maka penyuluh pertanian lapangan/penyuluh
pendamping sangat diperlukan. Keberadaan penyuluh
Pendamping terkait inovasi pelatihan pembuatan MOL adalah
sebagai fasilitator, motivator, danpengawasan melalui tenaga-
tenaga pendamping pada tiap kelompok tani. Dengan adanya
16
tenaga- pendamping ini diharapkan para petani mendapatkan
informasiyanglebihdetail adanya teknologi dan inovasi baru di
dunia pertanian. Dalam pengadaan program pelatihan kepada
petani perlu akan mendukung pelatihan demi meningkatkan
kompetensi petani di desa. Fasilitasi daaat berupa : pengiriman
petani ke daerah dimana kelompok tani sudah berhasil
menerapkan pembuatan pupuk MOL serta management bisnis
kelompok tani dalam mengupayakan bagaimana produk MOL tadi
bisa dikomersilkan.
Terdapat banyak kemungkinan dan peluang untuk mereplikasi
inovasi yang dilakukan oleh BP4K Kabupaten Muara Enim di daerah
lain. Faktor keberhasilan kelompok tani yang sudah menerapkan
inovasi ini membuka jalan bagi daerah lain. Keterkaitan untuk
pengaplikasiannya sangat besar karena problem yang dihadapi
kelompok tani pada dasarnya hampir serupa juga dialami oleh
daerah lain. Oleh karena itu pemantapan desain inovasi menjadi
bagian yang sangat penting sehingga aplikasi dari desain inovasi ini
menjadi lebih baik.
Selain daripada itu faktor kemandirian kelompok tani sangat
diperlukan karena sejatinya kelompok tani adalah sekumpulan
orang-orang yang memiliki kesamaan tujuan dan kepentingan ,
didasari sifat sosial yang tetap mengedepankan nilai – nilai
kebersamaan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Perlunya
peningkatan kompetensi para petani dan kelompok tani tidak
hanya di bidang keahlian usaha tani namun perlu didukung dalam
management bisnis serta permodalan yang selama menjadi
“momok” yang harus diretas dan selanjutnya didorong sehingga
17
akan tercipta petani-petani yang unggul , tangguh dan mandiri
serta dapat bersaing di memasuki era globalisasi saat ini.