MK Perencanaan Sistem PAI 1

32
Pengertian Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam Menurut Kamus Populer Bahasa Indonesia, perencanaan berasal dari kata rencana (  planning ) yang berarti rancangan tentang gambaran apa yang akan dikerjakan. Sedangkan menurut Harjanto (1997: 2) bahwa perencanaan berkaitan dengan apa yang akan dilakukan, perencanaan mendahului pelaksanaan, dan perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.  

description

MK Perencanaan Sistem PAI 1

Transcript of MK Perencanaan Sistem PAI 1

  • Pengertian Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam Menurut Kamus Populer Bahasa Indonesia, perencanaan berasal dari kata rencana (planning) yang berarti rancangan tentang gambaran apa yang akan dikerjakan. Sedangkan menurut Harjanto (1997: 2) bahwa perencanaan berkaitan dengan apa yang akan dilakukan, perencanaan mendahului pelaksanaan, dan perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.

  • Pengertian Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam

    Kaufman (dalam Harjanto, 1997: 2) mengatakan, perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai, yang di dalamnya mencakup elemen-elemen:Mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan.Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan.

  • Pengertian Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama IslamSpesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang diprioritaskan.Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan.Konsekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan.Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat atau tools untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk di dalamnya merinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai.

  • Perencanaan mengandung 6 pokok pikiran, yaitu:

    Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.2. Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.3. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha- usaha.4. Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beranekaragam dan merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.5. Pemilihan alternatif yang paling baik, dalam arti yang mempunyai efektivitas dan efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.6. Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga dapat menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan.

  • PENGERTIAN SISTEM PENGAJARAN P.A.ISistem adalah suatu gabungan dari komponen-komponen yang terorganisasi sebagai suatu kesatuan, dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Pengajaran menurut Sikun Pribadi adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotor semata, yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berpikir kritis, sistematis, dan objektif, serta terampil dalam mengerjakan sesuatu, misalnya terampil menulis, membaca, lari cepat, loncat tinggi, berenang, membuat pesawat radio dsb. (Mimbar Pendidikan, 1974)

  • Dengan demikian Pengajaran Pendidikan Agama Islam dapat berarti suatu kegiatan mentranspormasikan ilmu pendidikan agama Islam dari seorang pendidik dalam rangka pembinaan anak dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik, sehingga diharapkan mampu membentuk pribadi yang berakhlak mulia. Seringkali orang beranggapan bahwa pengajaran sama dengan pendidikan, pada hal sesungguhnya merupakan dua istilah yang berbeda, tetapi memiliki hubungan yang saling melengkapi. Menurut KH. Dewantara pengajaran merupakan sebagian dari pendidikan, pengajaran tidak lain ialah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau pengetahuan serta kecakapan, (Dewantara, 1962: 20).

  • Dari kedua pendapat di atas dapat dipahami bahwa mendidik ialah melaksanakan berbagai usaha untuk menolong anak didik menuju kedewasaannya, dan salah satu usahanya adalah melalui mengajar. Sedang usaha yang lainnya ialah dengan memberikan ketauladanan, memberikan hadiah, pujian, hukuman, larangan, dsb. Lihat gambar berikut ini!A. Lingkungan daerah pendidikanB. PengajaranC. Pemberian contohD. PembiasaanE. Hadiah dan pujianF. Usaha lain-lain. F A E B D C

  • Fungsi Perencanaan Sistem Pengajaran Guru memahami tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pengajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu.Guru memahami tentang sumbangan pengajaran terhadap pencapaian tujuan pendidikan.Guru lebih yakin atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan prosedur yang digunakan.Guru dapat mengenal kebutuhan-kebutuhan, minat, dan motivasi belajar murid.

  • Tidak bersifat trial dan error dalam mengajar.Murid akan hormat kepada guru yang lebih siap dalam mengajar.Guru lebih maju dan professional.Guru lebih percaya diri.Guru lebih bergairah mengajar dengan bahan-bahan yang up to date.

  • Tujuan /Pentingnya Perencanaan Sistem PengajaranSebagai alat yang dapat membantu para pengelola pendidikan untuk lebih berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.Dapat membantu dalam pencapaian suatu sasaran secara lebih ekonomis dan tepat waktu (efisien dan efektif) Memberikan peluang untuk lebih mudah dikontrol dan dimonitor dalam pelaksanaannya.

  • Secara khusus tujuan perencanan sistem pengajaran adalah:Untuk mencari aturan, cara, jalan, atau langkah-langkah yang lebih efektif dan efisien dalam proses pembelajaran anak didik.Untuk memberikan arah yang jelas kepada guru mengenai aturan, cara, jalan, atau langkah-langkah yang lebih efektif dan efisien yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran anak didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan secara optimal.Untuk mengukur tentang sejauhmana proses pembelajaran anak didik yang sedang atau telah berlangsung dapat memcapai target atau tujuan yang diinginkan, dan kemudian bagaimana pula tindak lanjutnya yang harus dilakukan.

  • Perencanaan Pengajaran Yang Baik Perlu MemuatTujuan atau apa yang diinginkan sebagai hasil proses pendidikan.Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi , spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka.Bangunan fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya dengan bangunan fisik lainnya.Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan.Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan memanajemen operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan.Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.

  • Faktor Kelemahan Dalam Perencanaan PengajaranManusia atau instansi yang terlibat di dalamnya sering diabaikan. Seringkali kita membuat suatu program atau proyek secara terpadu namun dalam perencanaannya mereka tidak diikutsertakan.Perencanaan yang terlalu berlebihan. Jika perencanaan terlalu padat, ketat, kaku, dan tidak manusiawi maka akibatnya akan menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, suatu rencana yang baik senantiasa menjadi alat petunjuk arah dan sekaligus merupakan kiat yang lentur (flexible).

  • Sebagian guru berpandangan bahwa perencanaan pengajaran tidak penting, dengan alasan: (smt 5c)

    Perencanaan pengajaran hanya sebagai alat bagi para pengawas/supervisor untuk mengecek pekerjaan guru.Tugas guru terlalu berat sehingga tidak punya waktu untuk membuat perencanaan.Guru ada yang berhasil tanpa perencanaan pengajaran.Guru ingin mengajar dengan materi yang tetap tanpa perubahan.

  • Proses Perencanaan Tahap pra-perencanaan (koordinasi, konsultasi, reaorganisasi, restrukturisasi)Tahap perencanaan awal (mengidentifikasi potensi)Tahap formulasi rencana (rencana ditentukan bentuknya lebih konkrit)Tahap elaborasi rencana (rencana dirinci lebih jelas)Tahap implementasi rencana (pelaksanaan)Tahap evaluasi dan perencanaan ulang.

  • Jenis-Jenis Perencanaan Perencanaan permulaan (bagi guru yang baru bertugas)Perencanaan tahunanPerencanaan untuk hari pertamaPerencanaan terus-menerusPerencanaan bersamaMengikutsertakan murid dalam Perencanaan Perencanaan jangka panjangPerencanaan pengajaran unitPerencanaan harian dan mingguanRencana kerja harian.

  • Model Perencanaan Secara Sistematis(PERTEMUAN 2 EKS)Identifikasi masalah berdasarkan kebutuhan.Tentukan syarat-syarat dan alternatif pemecahannya.Pilih strategi pemecahannya.laksanakan strategi yang telah dipilih untuk mencapai hasil yang diharapkan.Tentukan efektivitas hasilnya dengan jalan mengadakan evaluasi.Adakan revisi (perbaikan) bila perlu pada setiap langkah dari proses tersebut.

  • Ruang Lingkup Pendidikan Agama IslamDitinjau dari asfek tujuan meliputi : Tujuan Nasional Tujuan Institusional (lembaga) Tujuan Kurikuler (kurikulum) Tujuan Instruksional:a.Tujuan Instruksional Umum (TIU/TPU)b.Tujuan Instruksional Khusus (TIK/TPK) yang meliputi asfek kognitif (pengetahuan), psikomotor (skill, keterampilan, keahlian, atau profesionalisme), dan afektif (sikap)

  • 2. Ditinjau dari asfek kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap pendidikan agama Islam meliputi: Keluarga (Orang tua; saudara; dan keluarga lainnya). Masyarakat (Dewan Pendidikan; Komite Sekolah; LSM; Media Massa; Ormas; OKP; dll.). Pemerintah (MPR, DPR/DPD Presiden; Menteri; Gubernur/DPRD; Bupati/DPRD; Dinas Pendidikan/Depag; Pengawas/Penilik; Kepala sekolah/madrasah; Wali kelas; Guru BK; Guru PAI dan Guru mata pelajaran lainnya).

  • 3. Ditinjau dari asfek keterkaitan antara pendidikan agama Islam dengan mata pelajaran lainnya meliputi: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn); Bahasa Indonesia; Bahasa Ingris; Bahasa Arab; Matematika; Fisika; Kimia; Biologi; Kesenian; Giografi; Sejarah; Olahraga; Sosiologi; dan lain-lainnya. Semua mata pelajaran tersebut memiliki hubungan yang sangat erat antara satu dengan yang lainnya terhadap proses pendidikan agama Islam dalam rangka pembentukan pribadi muslim yang sejati. Oleh karena itu sekarang mulai dikembangkan program mata pelajaran berwawasan keimanan dan ketaqwaan (IMTAQ) terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Pendidikan Karakter Bangsa.

  • 4. Ditinjau dari asfek komponen pendidikan secara operasional (tujuan; tenaga pendidik; peserta didik; alat/media; metode; sumber/materi; dana; fasilitas pendukung seperti perpustakaan; laboraturium; evaluasi; dll.)5. Ditinjau dari asfek materi meliputi: akidah, ibadah, akhlak, muamalah, dan tarikh tasyrik, Al-Quran.

  • Pengajaran Agama Islam Sebagai Suatu Sistem

    Yang dimaksud dengan pengajaran agama Islam sebagai suatu sistem adalah pengajaran agama Islam dalam proses pencapaian tujuannya tidak bisa berdiri sendiri, melainkan terkait dengan berbagai komponen lainnya baik secara internal maupun eksternal sebagai satu kesatuan yang utuh dan terpadu. Berbagai komponen dimaksud adalah sebagaimana ruang lingkup pendidikan agama Islam yang dijelaskan di atas.Oleh karena itu, semua komponen terkait mempunyai peranan yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian agar proses pengajaran agama Islam dapat berjalan secara efektif dan efisien sehingga tujuan yang diharapkan dapat berhasil secara optimal.

  • Menilai Kebutuhan Peserta Didik

    Untuk menjadi seorang pendidik yang arif dan bijak, maka perlu mengetahui dan melakukan penilaian terhadap kebutuhan peserta didik, sehingga dengan mengetahui kebutuhannya maka diharapkan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik akan diterima dengan baik, dan terhindar dari rasa kejenuhan dan sikap prontal dari peserta didik. Secara terperinci kebutuhan peserta didik adalah sebagai berikut:

  • Kebutuhan yang bersifat jasmani meliputi:kebutuhan akan kesehatan fisikkebutuhan untuk mendapatkan sandang, pangan, dan papankebutuhan biologis untuk memperoleh pasangan hidupkebutuhan untuk memperoleh keturunankebutuhan untuk memperoleh hartakebutuhan untuk memperoleh status (pangkat, kedudukan, jabatan, dan kehormatan)kebutuhan untuk berperan dan berkarya dalam masyarakatkebutuhan akan masa depan yang lebih baik

  • Kebutuhan yang bersifat rohani meliputi:kebutuhan untuk mengenal, dekat, dan dicintai oleh sang Penciptanya (Allah SWT.)kebutuhan akan kasih sayang dari orang lain terutama dari orang tuanyakebutuhan untuk memperoleh keindahan, ketenangan, kedamaian, keadilan, dan kebahagiaankebutuhan untuk mendapatkan perlindungan (rasa aman)kebutuhan untuk memperoleh penghargaan dari orang lainkebutuhan untuk mengenal dan beradabtasi dengan lingkungannya

  • HERARKI TUJUAN PENDIDKAN NASIONALTujuan Nasional Tujuan Nasional ini dapat dibaca dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan ini bersumber dari falsafah negara dan bangsa Indonesia, yaitu Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu mansuia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.Tujuan pendidikan dalam herarki yang paling tinggi memang harus bersifat umum agar fleksibel dalam pelaksanaannya. Tujuan tersebut menjadi acuan berbagai institusi dalam merumuskan tujuannya sesuai dengan peran, fungsi, dan cirri khas masing-masing.

  • Tujuan Institusional (Tujuan Lembaga).Dalam UUSPN dikenal ada dua jalur pendidikan, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Masing-masing keduanya memiliki satuan-satuan pendidikan. Jalur pendidikan sekolah mencakup Taman Kanak Kanak (pra-sekolah) sampai dengan Perguruan Tinggi. Sedangkan pendidikan luar sekolah mencakup pendidikan keluarga, kelompok bermain, penitipan anak, kelompok belajar, kursus, dan lain-lain. Setiap institusi pendidikan di atas memiliki tujuan pendidikan yang disebut tujuan pendidikan institusional (tujuan pendidikan kelembagaan).

  • Tujuan Kurikuler (Tujuan Kurikulum).Tujuan ini berkenaan dengan tujuan setiap bidang studi (untuk PAI, berkenaan dengan mata pelajaran) yang menggambarkan bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki oleh anak didik. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca dalam kurikulum setiap bidang studi atau mata pelajaran sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing.

  • Tujuan Instruksional (Tujuan Pembelajaran).Tujuan yang menggambarkan bentuk tingkah laku atau kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah proses belajar-mengajar. Tujuan instruksional dikelompokkan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum merupakan tujuan yang harus dicapai oleh anak didik setelah beberapa kali mengikuti proses belajar mengajar, atau setelah anak didik menguasai beberapa tujuan khusus. Dalam GBPP, tujuan umum selalu dihubungkan dengan pokok bahasan. Artinya, untuk satu pokok bahasan terdapat satu tujuan umum. Sedangkan tujuan khusus bersifat spisifik dan jelas, artinya tujuan khusus dirumuskan berdasarkan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Tujuan khusus dirumuskan oleh guru untuk keperluan satu kali kegiatan belajar mengajar.

  • Dalam menetapkan beberapa banyak tujuan khusus untuk satu kali mengajar, guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu antara lain: luas dan dalamnya bahan yang akan diajarkan; waktu yang tersedia; sarana belajar yang tersedia; serta tingkat kesulitan bahan dan tingkat pemahaman pelajar. Menurut Harjanto (1997: 146-147), bahwa sebelum guru menetapkan tujuan pembelajaran sebaiknya terlebih dahulu memperhatikan karakteristik siswa (leaner characteristics) dengan tujuan untuk mengukur apakah siswa akan mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak, dan sampai di mana minat siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari. Bila siswa mampu, lalu hal-hal apa saja yang harus diperkuat, dan bila tidak mampu hal-hal apa saja yang menjadi penghambat. Adapun karakteristik siswa dimaksud meliputi dua faktor, yaitu:

  • Faktor-faktor akademis: 1) berapa jumlah siswa dalam satu kelas; 2) bagaimana nilai rata-rata yang dicapai tiap-tiap sekolah sebelumnya; 3) apakah siswa mempunyai kebiasaan bekerja sendiri; 4) bagaimana kebiasaan belajar siswa; 5) apakah siswa sudah mengetahui serba sedikit latar belakang pokok bahasan yang akan dipelajari; 6) apakah tingkat intelegensi siswa tinggi, sedang, atau rendah; 7) apakah siswa mempu membaca cepat; 8) apa saja yang dikuasai oleh siswa (student achievement); 9) apakah yang menjadi harapan siswa setelah mempelajari pokok bahasan tersebut; 10) bagaimana aspirasi kebudayaan dan vokasional siswa.

  • Faktor-faktor sosial: 1) umur; 2) kematangan; 3) perhatian (minat); 4) apakah ada siswa teladan dalam satu kelas; 5) apakah ada siswa yang cacat pisik; 6) bagaimana hubungan antar siswa; dan 7) bagaimana latar belakang sosial-ekonominya.

    *Yang memberikan tanggapan dramatis melalui indra