IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

18
 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN KIMIA Dalam upaya memastikan bahan kimia yang berbahaya ada di tempat kerja, maka perlu dilakukan identifikasi awal. Identifikasi awal dapat dilakukan berdasarkan pada: 1. Data bahan kimi a y ang diter ima oleh pi hak gudang. 2. Bahan kimia yang bias a dipergunakan oleh suatu tempat kerja. 3. Proses yang ada. Identifikasi awal yang dilakukan secara umum memakai format berikut: 1. Nama bahan kimia: Keperluan untuk ini jelas, tetapi nama populer ataupun nama merek harus di berikan sebagaimana nama kimianya. Hal ini seperti asam asetil salisilat yang berarti aspirin bagi ahli kimia, tidak membingungkan operator yang telah berpengalaman. Contoh lain adalah H2S bagi ahli kimia berarti hidrogen sulfida bagi insinyur, kalsium hipoklorit sama dengan kapur klor, fenol menjadi asam karbolat, dan soda kue menjadi soda bikarbonat. 2. Apa kondisi fisiknya? Obyek ini untuk menentukan secara sederhana apakah bahan kimia yang diterima berbentuk  padat,cair, atau gas- bukan sifat fisik secara umum. Juga harus diperhatikan pada kondisi apa suatu bahan kimia berbentuk padat,cair, atau gas. Misalnya natrium hidroksida (NaOH) yang dapat dibeli sebagai padatan di drum atau larutan kuat di tankker atau drum; karbon dioksida dapat dibeli sebagai padatan,cairan, atau gas. Secara umum, panas masuk atau panas keluar diperlukan untuk pengubahan bentuk, sehingga identifikasi ini menentukan bagaimana dan dimana bahan kimia harus disimpan. Apakah matahari dan panas mempengaruhi? Apakah bahan itu akan membeku bila dibiarkan terbuka? Bila berbentuk padat, apakah berupa bubuk ? Perhatian harus diberikan jika bahan disimpan dalam bentuk yang stabil, seperti karbon dioksida yang disimpan dalam bentuk padat. Bahaya dapat terjadi karena beberapa hal, seperti temperatur yang naik dengan cepat karena kebakaran.dan emisi yang cepat karena kebocoran. Bila berupa cairan, kemana mengalirnya kebocoran? Dapatkah aliran dari drum ke lubang penampung (damp ground), atau membuat korosi internal bila disimpan dalam waktu lama? 3. Apakah beracun?  Apakah menyebabkan akut?  Apakah menyebabkan kronis?  Apakah masuk melalui saluran makanan?  Apakah masuk melalui pernapasan?  Apakah masuk melalui absorpsi?  Apakah kadar toksisitas dapat segera ditentukan?  Berapakah nilai Ambang Batas (MAC) nya? Klarifikasi antara kadar racun dengan bahaya harus dimengerti dengan jelas. Kadar racun bahan kimia adalah satu dari sipat-sipat alami nyang tidak dapat dihilangkan bila bahan kimia tersebut tetap sama rumus bangunnya, tetapi bahaya ditentukan oleh frekuensi dan lamanya pemaparan dan konsentrasi bahan kimia. Cedera tidak akan terjadi tanpa pemaparan konsentrasi yang diberikan dan rancangan dan operasi proses bahan kimia yang menentukan banyaknya

Transcript of IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 1/18

  IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN KIMIA

Dalam upaya memastikan bahan kimia yang berbahaya ada di tempat kerja, maka perlu

dilakukan identifikasi awal.Identifikasi awal dapat dilakukan berdasarkan pada:

1. Data bahan kimia yang diterima oleh pihak gudang.2. Bahan kimia yang biasa dipergunakan oleh suatu tempat kerja.3. Proses yang ada.

Identifikasi awal yang dilakukan secara umum memakai format berikut:

1. Nama bahan kimia:

Keperluan untuk ini jelas, tetapi nama populer ataupun nama merek harus di berikan

sebagaimana nama kimianya. Hal ini seperti asam asetil salisilat yang berarti aspirin bagi ahli

kimia, tidak membingungkan operator yang telah berpengalaman. Contoh lain adalah H2S bagiahli kimia berarti hidrogen sulfida bagi insinyur, kalsium hipoklorit sama dengan kapur klor,

fenol menjadi asam karbolat, dan soda kue menjadi soda bikarbonat.2. Apa kondisi fisiknya?Obyek ini untuk menentukan secara sederhana apakah bahan kimia yang diterima berbentuk

 padat,cair, atau gas- bukan sifat fisik secara umum. Juga harus diperhatikan pada kondisi apa

suatu bahan kimia berbentuk padat,cair, atau gas. Misalnya natrium hidroksida (NaOH) yangdapat dibeli sebagai padatan di drum atau larutan kuat di tankker atau drum; karbon dioksida

dapat dibeli sebagai padatan,cairan, atau gas. Secara umum, panas masuk atau panas keluar

diperlukan untuk pengubahan bentuk, sehingga identifikasi ini menentukan bagaimana dan

dimana bahan kimia harus disimpan. Apakah matahari dan panas mempengaruhi? Apakah bahanitu akan membeku bila dibiarkan terbuka? Bila berbentuk padat, apakah berupa bubuk ?

Perhatian harus diberikan jika bahan disimpan dalam bentuk yang stabil, seperti karbon dioksida

yang disimpan dalam bentuk padat. Bahaya dapat terjadi karena beberapa hal, seperti temperaturyang naik dengan cepat karena kebakaran.dan emisi yang cepat karena kebocoran. Bila berupa

cairan, kemana mengalirnya kebocoran? Dapatkah aliran dari drum ke lubang penampung (damp

ground), atau membuat korosi internal bila disimpan dalam waktu lama?

3. Apakah beracun?

  Apakah menyebabkan akut?

  Apakah menyebabkan kronis?

  Apakah masuk melalui saluran makanan?

  Apakah masuk melalui pernapasan?

  Apakah masuk melalui absorpsi?

  Apakah kadar toksisitas dapat segera ditentukan?

  Berapakah nilai Ambang Batas (MAC) nya?Klarifikasi antara kadar racun dengan bahaya harus dimengerti dengan jelas. Kadar racun bahan

kimia adalah satu dari sipat-sipat alami nyang tidak dapat dihilangkan bila bahan kimia tersebut

tetap sama rumus bangunnya, tetapi bahaya ditentukan oleh frekuensi dan lamanya pemaparandan konsentrasi bahan kimia. Cedera tidak akan terjadi tanpa pemaparan konsentrasi yang

diberikan dan rancangan dan operasi proses bahan kimia yang menentukan banyaknya

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 2/18

 pemaparan,konsentrasi dan lain-lain. Karenanya, dengan rancangan yang benar dan penanganan

yang aman, bahaya dapat dihilangkan atau tanda-tanda potensinya dapat diredakan.

Karena penggunaannya yang sangat umum, hampir dapat dikatakan bahwa semua mengetahui bahwa asam sulfat pekat merupakan cairan korosif yang dengan cepat dapat menghancurkan

 jaringan badan dan membuat luka bakar. Meskipun demikian, ratusan ton asam sulfat

dimanipulasi,ditransfer, dan disimpan setiap hari tanpa bahaya yang besar. Hal ini disebabkansifat-sifat racunnya telah diketahui dan difahami dan cara-cara pencegahan kecelakaannya telahdibuat. Hasil; kontak dengan asam sulfat terjadi dengan cepat dan akut, tetapi meskipun benzene

dalam kuantitas sedikit dikulit tidak merupakan hal yang berbahaya, efek akumulatif dari sifat-

sifatnya dapat memicu anemia yang serius dan kematian.Aspek lanjutan dari pertanyaan mengenai kadar racun dapat segera ditentukan dan apakah Nilai

Ambang Batas (NAB) yang dinyatakan dalam bagian per juta, yang menyatakan kondisi yang

karyawan dapat terpapar setiap hari tanpa mengalami efek yang berarti. Tetapi, peringatan harus

diberikan bahwa NAB, dalam konteks yang benar, hanya dapat dinterpretasikan dengan benaroleh personil yang terlatih dalam higiene industri, dan tidak boleh digunakan sebagai:

1. 

Indeks relatif atas bahaya atau kadar racun;2.  Alat evaluasi pada gangguan polusi udara;

3.  Perkiraan potensi racun pada pemaparan terus-menerus yang tidak berhenti.

Meskipun bahaya yang terditeksi sebagai bau tidak dapat diyakinkan benar, tetapi tidak ada

keraguan bahwa bau khas dari beberapa bahan kimia merupakan indikasi yang jelas akan adanya

 bahan kimia tersebut, meskipun bukan konsentrasinya. Berikut ini adalah bahaya dari pemantauan dengan orang. Sebagai contoh, bau dari klorin (Cl2 ) dapat dikenali dengan tercium

 pada konsentrasi yang sangat kecil, dan karena tidak ada efek iritasi yangnyata dalam waktu

cepat, maka tidak ada tindakan perbaikan. Tetapi konsentrasi maksimum yang diperbolehkanuntuk klorin di udara adalah satu bagian klorin per satu juta bagian udara untuk delepan jam

 pemaparan, dan konsentrasi terkecil yang dapat terditeksi oleh manusia pada umumnya adalah

tiga sampai empat bagian klorin per satu juta bagian udara. Hal ini menunjukkan bahwa bila

klorin tercium berarti ada instalasi yang perlu diperbaiki.4. Berapakah:

- Densitas uap?

- Tekanan uap?- Titik beku?

- Specific Gravity?

- Kelarutan dalam air?

Pengetahuan atas kelima karakter fisik di atas memberikan fakta dan informasi yang terpisah dan

 berharga. Semua cairan akan menguap, tetapi kecepatan penguapannya tergantung pada suhu dan

tekanan; secara umum cairan panas menguap lebih cepat daripada cairan dingin. Tekanan uapcairan dan larutan harus diperhatikan, terutama pada suhu ruang. Hal ini sangat penting bila

menyimpan drum berisi cairan berbahaya. Kebocoran dari beberapa bahan kimia, dapat

menimbulkan bahaya. Perbandinga berat jenis antara uap/gas dengan udara menunjukkan apakah

uap pada suhu normal (0° C) dan tekanan normal (76cm-Hg) lebih padat atau lebih renggangdaripada udara; karena uap itu akan naik ke atmosfir atau turun. Sebagai contoh adalah

 petroleum yang memiliki berat jenis 2,5. Kebocoran petroleum, setelah menguap pada suhu

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 3/18

normal, membentik uap cenderung bergerak sepanjang permukaan. Beberapa kondisi yang

mempengaruhi seperti kecepatan angin dan suhu sekitar membantu petrpleum menyebar cukup

 jauh dari lubang inpeksi, tetapi uap petroleum bergerak disepanjang lubang, menghasilkanatmosfir mudah meledak yang dapat menghasilkan bencana hanya dengan adanya letikan api.

Pentingnya pengetahuan tentang specfic grafvity terlihat nyata saat menentukan tindakan yanghrus diambil saat menghadapi kebocoran besar. Perbandingan berat jenis bahan kimia dengan berat jenis air menunjakan apakah bahan kimia akan mengambang di atas air atau tenggelam.

Semua cairan bocor diarahkan mencapai saluran buang, dan ledakan dibawah tanah akibat

kontaminasi oleh cairan sangat mudah terbakar dapat membuat kerusakan hebat di area yangluas. Bahan tersebut contohnya adalah petroleum memiliki berat jenis 0,80, sehingga bocoran

akan mengambang di atas air. Karenanya air tidak direkomendasikan sebagai bahan pemadam

untuk kebakaran petroleum cair, karena air akan tenggelam di bawah petroleum, dan dengan

naiknya volume cairan, maka akan cenderung memperlebar area kebakaran. Membiarkan petroleum keluar kesaluran buang hanya akan meningkatkan bahaya.

Sebaliknya, bila cairan karbon disulfida yang sangat mudah terbakar, memiliki titik nyala yang

rendah dan titiok bakar yang rendah, memiliki specific gravity 1,26 terbakar, maka dapatdikendalikan dengan menggunakan air yang cukup.

Bila bahan kimia dapat larut dalam air, kebocoran apapun akan mudah bergabung karena dapat

dijenuhkan dengan air dan setelah pencegahan yang layak telah dilakukan, dapat dikeluarkan ke

sistem efluen.Sehubungan dengan kemampuan pelarutan bahan kimia ke dalam air, harus pula diperhatikan

 bahaya yang mungkin terjadi pada beberapa bahan kimia. Beberapa kasus pernah terjadi yang

menimbulkan cedera serius yang timbul akibat masuknya air ke dalam wadah kosong berbagai bahan kimia menyebabkan reaksi yang hebat. Sebagai contoh adalah fosfor klorida yang bukan

 bahan kimia korosif, tetapi setelah kontak dengan air atau uap air, akan bereaksi hebat, melepas

 panas dan uap klorosif asam klorida. Contoh lain adalah sejumlah natrium sianida dengan air di

saluran buang. Reaksi antara natrium sianida dengan air di saluran buang memperbesar volumegas asam sianida yang mematikan. Bahan kimia seperti asam sulfat jika bercampur dengan air

akan menghasilkan uap air yang cukup untuk menyebabkan semburan. Karenanya, kemempuan

suatu bahan kimia untuk larut dalam air memerlukan penanganan yang tepat.5. Apa bahan yang inkompatibilitas?

Beberapa bahan kimia bereaksi hebat dengan bahan kimia lain dan bahan-bahan yang

 berhubungan tersebut disebut inkompatibel. Sebagai contoh adalah asetilene yang akan bereaksihebat dengan klorin, Sehingga kecelakaan yang memungkinkan bergabingnya dua bahan kimia

tersebut harus dicegah. Sama halnya dengan asam nitrat yang tidak boleh dibawa sampai kontak

dengan cairan yang mudah terbakar. Bahaya sesungguhnya dari inkompatibilitas terjadi akibat

kesalahan dalam melakukan asesmen, sehingga saat beberapa bahan kimia dibawa bersama-samadengan kurang hati-hati, terjadi reaksi hebat, dan merusak pabrik dan personilnya. Kemungkinan

akibat pencampuran yang tidak direncanakan harus selalu diawasi.

Bahan inkompabilitas lain adalah oksidator dan reduktor. Beberapa bahan kimia yang tidak

terbakar mampu membantu dengan baik pembakaran saat berkombinasi dengan bahan kimia lainyang menghasilkan oksigan dalam jumlah yang besar. Tidak hanya atmosfir dengan cepat

dipenuhi oleh oksigen, tetapi panas reaksi mungkin cukup untukj membuat pembakaran dan

kebakaran dapat terjadi. Oksidsi adalah kombinasi oksigen bahan kimia denga bahan lain; dapatcepat atau lambat, dan bahan yang dengan cepat dapat memberikan oksigennya ke bahan lain

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 4/18

disebut oksidator, seperti asam nitrat (HNO3), mangan oksida (MnO2), hidrogen peroksida (H2O2 

), dan asam kromat (CrO3).

Sebaliknya, bahan yang mengambil oksigen dari senyawa dan kombinasinya disebut reduktor,seperti hidrogen, karbon,hidrokarbon, bahan organik, dan lain-lain.

Oksidasi dan reduksi adalah proses yang berlawanan yang selalu terjadi bersamaan, dan bahan

yang inkompatibilitas seperti kalium permanganat (KmnO4 ), yang merupakan oksidator kuat, bila tergabung dengan bubuk alumunium, yang merupakan reduktor kuat, dengan cepatmengibah sifat-sifat alamiahnya dengan memperlihatkan bahwa kedua bahan tidak boleh

disimpan berdekatan.

6. Apakah bahan mudah terbakar atau sangat mudah terbakar?- Berapa titik nyalanya?

- Berapa batas LEL dan UEL nya?

- Berapa titk bakarnya?

7. Tipe pemadam api apa yang harus digunakan?8. Alat pelindung diri apa yang harus digunakan?

9. Sistem pencegahan lain?

Proses yang ada, selain proses yang sudah fix, yang berpotensi menyebabkan bahaya akibat

 bahan kimia antara lain adalah:

1.  Pengelasan dalam ruang terbatas ( confined space), seperti di dalam tangki; akan menghasilkan

 NO, ozon, uap logam.2.  Pengelasan , bila logam yang akan di las telah dibersihkan dengan chlorinated hydrocarbon

(seperti CC4 ); akan menghasilkan NO, ozon, uap, fosgene,HC1.

3.  Dekomposisi bahan organik; akan menghasilkan hidrogen sulfida, amoniak,metana,CO2.4.  Asam klorida, HC1, bila disimpan dalam wadah baja ‘pickle’ , tidakhanya pengetahuan

 bagaimana menangani asam itu sendiri, tetapi juga evolusi hidrogen dalam proses dan sisa bahan

yang tidak diinginkan karena tertinggal di wadah.

Bahan Kimia Berbahaya Dalam Makanan KitaDi zaman serba instant sekarang ini, untuk mendapatkan makanan yang juga instant sangat banyak

ditemukan di supermarket. Dan harganya pun relatif murah, terjangkau untuk semua kalangan. Mulai

dari snack atau makanan ringan, soft drink yang menyegarkan, makanan instant yang mudah dan cepat

cara memasaknya. Hal ini sangat membantu kita yang mempunyai mobilitas tinggi, di jaman yang serba

canggih ini.

Namun, tahukah anda bahwa di dalam makanan-makanan yang saya sebutkan diatas tadi banyak

mengandung zat-zat kimia yang sangat berbahaya bagi tubuh kita apabila kita mengkonsumsinya dalam jumlah yang banyak?

Kemajuan ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat diberbagai bidang, termasuk dalam bidang

pangan, kemajuan teknologi ini membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positif teknologi

tersebut mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, juga meningkatkan diversivikasi, hygiene,

sanitasi, praktis dan lebih ekonomis. Dampak negatif kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar

bagi kesehatan konsumen dengan adanya penggunaan zat aditif yang berbahaya. Zat aditif adalah bahan

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 5/18

kimia yang dicampurkan ke dalam makanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, menambahkan

rasa dan memantapkan kesegaran produk tersebut (Anonimous 2000).

Dari berbagai senyawa pembangkit citarasa yang beredar bebas di pasaran seperti misalnya MSG, 5

nukleotida, maltol (soft drink), dioctyl sodium sulfosuccinate (untuk susu kaleng) dan lain sebagainya,

ternyata hanya monosodium glutamat (MSG) yang banyak menimbulkan kontroversi antara produsen

dan konsumen (Winarno 2004). Namun sejauh ini, belum banyak penelitian langsung terhadap manusia.

Hasil dari penelitian dari hewan, memang diupayakan untuk dicoba pada manusia. Tetapi hasil-hasilnya

masih bervariasi. Sebagian menunjukkan efek negatif MSG seperti pada hewan, tetapi sebagian juga

tidak berhasil membuktikan. Yang sudah cukup jelas adalah efek ke terjadinya migren terutama pada

usia anak-anak dan remaja seperti laporan Jurnal Pediatric Neurology (Anonimous 2003).

Memang disepakati bahwa usia anak-anak atau masa pertumbuhan lebih sensitif terhadap efek MSG

daripada kelompok dewasa. Sementara untuk efek terjadinya kejang dan urtikaria (gatal-gatal dan

bengkak di kulit seperti pada kasus alergi makanan), masih belum bisa dibuktikan.

World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa

ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori

yaitu : 1) aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-

organ tubuh, 2) aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu

keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan, 3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang

dapat menurunkan kekebalan tubuh. Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara

langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Lebih jauh tentang MSG

Kita akan bahas lebih jauh tentang MSG, dan artikel ini bisa anda simak di www.duniaveteriner.com

Pembahasan 

Asam glutamat atau yang sering disebut dengan MSG (Monosodium Glutamat) pada tahun 1940, asam

glutamat telah digunakan di berbagai macam jenis produk makanan di berbagai negara, khususnya

dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Asam glutamat merupakan salah satu dari 20 asam amino yang

ditemukan pada protein dan MSG merupakan monomer dari asam glutamat. MSG memberikan rasa

gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun masakan itu sebenarnya tidak memberikan

rasa gurih yang berarti. Penambahan MSG ini membuat masakan seperti daging, sayur, sup berasa lebih

nikmat dan gurih (Anonimous 2006).

MSG dijual dalam berbagai bentuk produk dan kemasan, produk penyedap rasa seperti Ajinomoto atau

Royco mengandung MSG sebagai salah satu bahan penyedap rasa. Produk makanan siap saji, makanan

beku maupun makanan kaleng juga mengandung MSG dalam jumlah yang cukup besar. Selain lada dan

garam, botol berlabel penyedap rasa yang mengandung MSG juga dapat dengan mudah ditemukan di

rak bumbu dapur maupun di atas meja restoran. Umumnya, Restoran Cina banyak menggunakan MSG

untuk menyedapkan masakan-masakannya.

Walaupun sebagian besar orang dapat mengkonsumsi MSG tanpa masalah, beberapa orang memiliki

alergi bila mengkonsumsi berlebihan yaitu gejala seperti pening, mati rasa yang menjalar dari rahang

sampai belakang leher, sesak nafas dan keringat dingin. Secara umum, gejala-gejala ini dikenal dengan

nama sindrom restoran cina.

Asam glutamat dan gamma-asam aminobutrat mempengaruhi transmisi signal didalam otak. Asam

glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, sementara gamma-asam aminobutrat

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 6/18

menurunkannya. Oleh karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat

merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak (Anonimous

2006).

Sejarah

Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an, tetapi sebenarnya memiliki sejarah

panjang. Selama berabad-abad orang Jepang mampu menyajikan masakan yang sangat lezat.

Rahasianya adalah penggunaan sejenis rumput laut bernama Laminaria japonica. Pada tahun 1908,

Kikunae Ikeda, seorang profesor di Universitas Tokyo, menemukan kunci kelezatan itu pada kandungan

asam glutamat. Penemuan ini melengkapi 4 jenis rasa sebelumnya – asam, manis, asin dan pahit – 

dengan umami (dari akar kata umai yang dalam bahasa Jepang berarti lezat) (Anonimous 2006).

Sebelumnya di Jerman pada tahun 1866, Ritthausen juga berhasil mengisolasi asam glutamat dan

mengubahnya menjadi dalam bentuk monosodium glutamate (MSG), tetapi belum tahu kegunaannya

sebagai penyedap rasa.

Sekarang ini MSG digolongkan sebagai GRAS (Generally Recognized As Save) atau secara umum

dianggap aman. Hal ini juga didukung oleh US Food and Drugs Administration (FDA), atau badan

pengawas makanan dan obat-obatan (semacam Ditjen POM) di Amerika yang menyatakan MSG aman.

Tentu dalam batas konsumsi yang wajar (Anonimous 2003).

MSG Pembangkit Citarasa 

Asam glutamat merupakan bagian dari kerangka utama berbagai jenis molekul protein yang terdapat

dalam makanan dan secara alami terdapat dalam jaringan tubuh manusia. Beberapa diantara asam

glutamat tersebut terdapat dalam bentuk bebas, artinya tidak terikat dengan asam – asam amino

lainnya, tetapi masih terdapat dalam makanan. Hanya dalam bentuk bebas itulah asam glutamat

mampu berfungsi sebagai senyawa pembangkit citarasa makanan atau masakan. Glutamat bebas

tersebut dapat bereaksi dengan ion sodium (natrium) membentuk garam MSG (Winarno 2004).

MSG yang banyak dijual di toko-toko, diproduksi dalam skala komersial melalui proses fermentasi

dengan menggunakan bahan mentah pati, gula bit, gula tebu, atau molases (tetes). Begitupun,

menyadari tingginya konsumsi MSG di wilayah Asia, WHO menggunakan MSG untuk program fortifikasi

vitamin A. Di Indonesia pernah dilakukan pada tahun 1996. Juga, penggunaan MSG bisa menjadi salah

satu pilihan dalam menurunkan konsumsi garam (sodium) yang berhubungan dengan kejadian

hipertensi khususnya pada golongan manula. Hal ini karena untuk mencapai efek rasa yang sama, MSG

hanya mengandung 30% natrium dibanding garam.

Glutamat Di dalam Tubuh 

Glutamat diproduksi di dalam tubuh manusia dan mempunyai peranan pentng di dalam proses

metabolisme. Secara alami glutamat ditemukan di otot, otak, ginjal, hati dan organ-organ lainnya

termasuk juga di dalam jaringan. Selain itu, glutamat juga ditemukan pada air susu ibu (ASI) dengan

tingkat 10 kali lipat dari yang ditemukan di susu sapi (Anonimous 2006).Rata-rata setiap orang

mengkonsumsi glutamat antara 10 sampai 20 gram dan 1 gram glutamat yang bebas dari makanan yang

kita makan setiap harinya.

Pada kebanyakan diet glutamat sangat cepat dimetabolis dan digunakan sebagai sumber energi. Dari

segi pandangan nutrisi, glutamat termasuk non-essential amino acid, yang berarti bahwa tubuh kita

dapat memproduksi glutamate dari sumber protein yang lain, jika memang diperlukan tubuh

memproduksi sendiri glutamate untuk berbagai macam kebutuhan essential (Anonimous 2006).

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 7/18

MSG dan Kesehatan Masyarakat 

Pada tahun 1959, Food and Drug Administration di Amerika mengelompokkan MSG sebagai ”generally

recognized as safe” (GRAS), sehingga tidak perlu aturan khusus. Kemudian pada tahun 1970 FDA

menetapkan batas aman konsumsi MSG 120 mg/kg berat badan/hari yang disetarakan dengan konsumsi

garam. Mengingat belum ada data pasti, saat itu ditetapkan pula tidak boleh diberikan kepada bayi

kurang dari 12 minggu (Anonimous 2003). Dari penelitian yang telah dilakukan selama lebih dari 20

tahun oleh para scientis bahwa MSG aman untuk dikonsumsi, sejauh tidak berlebihan termasuk pada

wanita hamil dan menyusui.

Pada wanita hamil dan menyusui 

Hasil penelitian menunjukkan, glutamat hanya akan menembus placenta bila kadarnya dalam darah ibu

mencapai 40 – 50 kali lebih besar dari kadar normal. Itu artinya mustahil kecuali glutamat diberikan

secara intravena. Sementara kalau ibu menyusui menyantap MSG 100 mg/kg berat badan, mungkin

kadar glutamat dalam darahnya akan naik, tetapi tidak dalam ASI.

Batasan aman yang pernah dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization),

asupan MSG per hari sebaiknya sekitar 0-120 mg/kg berat badan. Jadi, jika berat seseorang 50 kg, maka

konsumsi MSG yang aman menurut perhitungan tersebut 6 gr (kira-kira 2 sendok teh) per hari. Rumus

ini hanya berlaku pada orang dewasa. WHO tidak menyarankan penggunaan MSG pada bayi di bawah 12

minggu (Anonimous 2001).

Efek Bahaya dari Penggunaan MSG : 

 A. Chinese Restaurant Syndrome

Tahun 1968 dr. Ho Man Kwok menemukan penyakit pada pasiennya yang gejalanya cukup unik. Leher

dan dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing. Pasien itu mengalami kondisi ini sehabis

menyantap masakan cina di restoran. Masakan cina memang dituding paling banyak menggunakan

MSG. Karena itulah gejala serupa yang dialami seseorang sehabis menyantap banyak MSG disebut

Chinese Restaurant Syndrome.

Bagaimana sampai MSG bisa menimbulkan gejala di atas, masih dugaan sampai saat ini. Tetapi

diperkirakan penyebabnya adalah terjadinya defisiensi vitamin B6 karena pembentukan alanin dari

glutamat mengalami hambatan ketika diserap. Konon menyantap 2 – 12 gram MSG sekali makan sudah

bisa menimbulkan gejala ini. Akibatnya memang tidak fatal betul karena dalam 2 jam Cinese Restaurant

Syndrome sudah hilang.

B. Kerusakan Sel Jaringan Otak

Hasil penelitan Olney di St. Louis. Tahun 1969 ia mengadakan penelitian pada tikus putih muda. Tikus-

tikus ini diberikan MSG sebanyak 0,5 – 4 mg per gram berat tubuhnya. Hasilnya tikus-tikus malang ini

menderita kerusakan jaringan otak. Namun penelitian selanjutnya menunjukkan pemberian MSG yang

dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala kerusakan otak.

Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, gamma-asam aminobutrat menurunkannya.

Oleh karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan

antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak (Anonimous 2006).

C. Kanker  

MSG menimbulkan kanker betul adanya kalau kita melihatnya dari sudut pandang berikut. Glutamat

dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. pirolisis ini

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 8/18

sangat karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa juga membentuk

senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam

amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami

pirolisis dari penelitian tadi jelas cara memasak amat berpengaruh.

D. Alergi  

MSG tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi juga bahwa

reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG memang dapat terjadi pada sebagian kecil

sekali dari konsumen. Beberapa peneliti bahkan cenderung berpendapat nampaknya glutamat bukan

merupakan senyawa penyebab yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan

oleh senyawa hasil metabolisme seperti misalnya GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin atau

bahkan oleh histamin (Winarno 2004).

Kesimpulan 

MSG memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun masakan itu

sebenarnya tidak memberikan rasa gurih yang berarti. MSG aman dikonsumsi sejauh tidak berlebihan.

Meski dinilai aman, MSG hendaknya tidak diberikan bagi orang yang tengah mengalami cidera otak

karena stroke, terbentur, terluka, atau penyakit syaraf. Konsumsi MSG menyebabkan penumpukan

asam glutamat pada jaringan sel otak yang bisa berakibat kelumpuhan. Batasan aman yang pernah

dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization), asupan MSG per hari

sebaiknya sekitar 0-120 mg/kg berat badan

Bahan – Bahan Kimia Berbahaya Dalam Kehidupan Sehari – Hari 

Bahan – Bahan Kimia Berbahaya merupakan kumpulan zat yang dapat membahayakan tubuh serta

kesehatan kita. Jika kita perduli dengan kesehatan diri kita sendiri, maka sebaiknya berhati – hati dalam

dalam memilih kebutuhan hidup kita, baik itu makanan, minuman, atau hal – hal lain yang memang

menjadi kebutuhan kita.

Seringkali kita tidak menyadari bahwa barang / benda yang menjadi kebutuhan sehari – hari kita

menjadi bumerang bagi kita sendiri. Hal ini terjadi karena kita tidak selektif dalam memilihnya, sehingga

tanpa disadari pada barang / benda tersebut terdapat bahan – bahan kimia berbahaya yang sangat

merugikan kesehatan kita.

Jenis –  Jenis Bahan Kimia Berbahaya

Bahan – bahan kimia berbahaya tidak hanya terdapat pada makanan, tetapi barang / pakaian yang

sering kita gunakan pun terdapat zat – zat kimia yang berbahaya. Berikut beberapa jenis bahan kimia

yang terdapat di kehidupan kita sehari – hari.

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 9/18

Bahan Kimia Berbahaya Dalam Makanaan

1.  Sakarin ( Saccharin ) 

Sakarin sering dikatakan sebagai bahan pengganti gula. Bentuknya seperti bubuk putih tidak

berbau dan sangat manis. Zat kimia yang satu ini, seringkali digunakan sebagai pengganti gula

karena memiliki tingkat kemanisan 550 kali lebih dari gula biasa. Efek samping dari bahan kimia

ini yaitu dapat menyebabkan kanker kandung kemih ( mukosa ).

2. Siklamat ( Cyclamate ) 

Zat kimia yang satu ini juga sering dijumpai pada makanan serta minuman. Sama seperti sakarin,

siklamat juga merupakan bahan pengganti gula. Namun memiliki kadar yang rendah di banding

sakarin. Kira – kira 30 kali lebih manis dari gula biasa. Efek samping yang bisa ditimbulkan dari

penggunaan zat kimia yang berlebihan ini pecahnya sel kromosom dalam medium biakan

leukosit.

3. Nitrosamin 

Nitrosamin memiliki bentuk seperti garam. Warnanya agak sedikit kekuning – kuningan. Bahan

kimia ini biasanya sering digunakan untuk menciptakan aroma khas suatu makanan. Efek

samping yang ditimbulkan dapat menggangu metabolisme tubuh, menyebabkan kanker, serta

mengubah susunan DNA di dalam tubuh.

4. Boraks 

Bahan kimia berbahaya ini rasanya sering kita dengar. Boraks merupakan bahan kimia

berbahaya yang sering digunakan dalam makanan karena dapat menimbulkan efek yang bagus

pada tekstur makanan. Padahal aslinya boraks ini merupakan bahan pembersih dan pengawet

kayu. Efek yang ditimbulkan dari penggunaan bahan kimia ini adalah kematian, koma, kerusakan

ginjal, dll.

Zat Berbahaya dalam Makanan09/03/2012

Saat ini di pasaran masih banyak terdapat bahan-bahan tambahan

makanan berbahaya pada sejumlah produk pangan olahan industri rumah tangga dan industri kecil. Hal

itu terjadi karena kurangnya wawasan pengusaha terhadap keamanan pangan ( food safety ).

Banyak contoh pelanggaran telah terjadi di lapangan, sebagai wujud ketidaktahuan akan resiko bahaya

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 10/18

yang tersembunyi di balik tindakan tersebut. Sebagai contoh ada pedagang ikan asin yang

menyemprotkan obat pembasmi serangga (nyamuk) ke ikan-ikan asin dagangannya dengan tujuan agar

dagangannya tidak dikerubungi lalat. Akhirnya, zat ber-racun obat nyamuk tersebut malahan menempel

pada ikan asinnya.

Praktisi di Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) beberapa kali menemukan produk-produk

seperti sirup, mie, tahu, bakso mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan

manusia, seperti : pengawet berbahaya (benzoat, formalin, dll.), pengenyal berbahaya (boraks, dll.),

pewarna berbahaya (Rhodamin-B, Methanyl Yellow, dll.), Pemanis buatan (aspartame, sorbitol, dll.) dan

bahan tambahan lain dengan dosis yang berlebihan.

Secara kasat mata memang agak sulit untuk menentukan apakah produk pangan olahan yang ditemukan

mengandung bahan-bahan kimia berbahaya atau tidak. Apalagi bila dosisnya sangat sedikit. Akan tetapi,

apabila dosisnya cukup banyak, maka kita bisa mengetahuinya dari penampilan luar yang nampak nyata

(penampilan visual).

Dasar hukum pelarangan : 

Untuk menjaga kesehatan manusia, maka ada beberapa regulasi pemerintah yang mengatur hal ini,seperti :

1.  Undang-undang Pangan No. 8 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen.

2.  Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 208/Menkes/Per/IV/85, tentang Pemanis

Buatan. Pemanis buatan hanya digunakan untuk penderita diabetes (sakit gula dan penderita

yang memerlukan diet rendah kalori, yaitu : aspartame, Na sakarin, Na siklamat, dan sorbitol.

3.  Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998, tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat

Kesehatan),

4.  Peraturam Pemerintah No. 69 Tahun 1999, tentang Label dan Iklan Pangan.

Macam-macam bahan kimia berbahaya: Bahan kimia yang digunakan sebagai tam-bahan makanan yang dikategorikan berbahaya di antaranya

adalah sebagai berikut :

1. Pengawet Berbahaya 

Biasanya terdapat dalam bentuk : Formalin, Benzoat (bila terlalu banyak), dll.

2. Pewarna Berbahaya 

Biasanya terdapat dalam bentuk : pewarna merah Rhodamin-B, pewarna kuning Methanyl Yellow, dll.

3. Pemanis Buatan (yang berlebihan)

Biasanya terdapat dalam bentuk : Natrium (sodium) – Saccharine (sakarin), Na-Cycla-mate (siklamat),

aspartame, sorbitol, dll.

4. Pengenyal (Bakso) Berbahaya Biasanya dalam bentuk : Boraks, dll.

Dampak negatif bagi kesehatan manusia: 

Terdapat banyak efek (dampak) negatif penyalahgunaan (kontaminasi) bahan kimia ber-bahaya yang

dipakai sebagai bahan tambahan pangan. Di antara efek negatif yang sering muncul adalah :

1.  Keracunan, mulai gejala ringan hingga efek yang fatal (kematian).

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 11/18

2.  Kanker, seperti kanker leher rahim, paru-paru, payudara, prostat, otak, dll.

3.  Kejang-kejang, mulai tremor hingga berat.

4.  Kegagalan peredaran darah (gangguan fungsi jantung, otak, reproduksi, endokrin).

5.  Gejala lain, seperti : muntah-muntah, diare berlendir, depresi, gangguan saraf, dll.

6.  Gangguan berat, seperti : kencing darah, muntah darah, kejang-kejang, dll. 

MARI KITA LEBIH BERHATI-HATI 

Sesungguhnya kehati-hatian adalah senjata paling ampuh untuk mencegah resiko negatif di masa yang

akan datang.

A.FORMALIN 

Apakah formalin itu?

Formalin adalah nama populer dari zat kimia formaldehid  yang dicampur dengan air. Larutan formalin

tidak berwarna, berbau menyengat, larut dalam air dan alkohol. La-rutan formalin mengandung 37%

formalin gas dan methanol.

Peruntukkan sebenarnya? 

Pengawet mayat, disinfektan, antiseptik, anti jamur, fiksasi jaringan, industri tekstil dan kayu lapis, juga

sebagai germisida dan fungisida (pada tanaman/sayuran), sebagai pembasmi lalat dan serangga lainnya.

Penyimpangan pada industri pangan? 

Formalin sering dipakai untuk mengawetkan produk mie basah, tahu, dan ikan segar.

Tanda-tanda penyimpangan pada produk? 

1.  Tahu : lebih kenyal, bisa tahan hingga 2 hari, tidak dikerubungi lalat, terdapat bau khas formalin,

dll.

2.  Mie kuning : lebih kenyal, bisa tahan 2-3 hari (kalau tidak pakai hanya bertahan 4-6 jam), tidak

dikerubungi lalat, memi-liki warna lebih terang dari biasanya, terdapat bau khas formalin.3.  Ikan segar : lebih awet, nampak sekilas lebih segar, tekstur awet, tidak dikeru-bungi lalat, dll.

Bau khas formalin mem-buat lalat enggan mendekat.

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 12/18

 

Gambar Ilustrasi

Efek (dampak) negatif bagi tubuh? 

Jika terhirup, formalin akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar bernapas,napas pendek, sakit kepala, dan kanker paru-paru.

Di antara efek formalin pada kulit adalah munculnya warna kemerahan, gatal, dan ter-bakar. Pada mata,

senyawa ini akan menyebabkan kemerahan, gatal, berair, kerusakan, pandangan kabur, s.d. kebutaan.

Kalau kandungannya sudah sangat tinggi, formalin akan mengakibatkan iritasi pada lambung, alergi,

muntah, diare bercampur darah, dan kencing bercampur darah. Bukan itu saja, formalin juga bisa

mengakibatkan kematian karena kegagalan peredaran darah

B. BORAKS 

Apakah boraks itu?

Boraks (asam borat) adalah senyawa berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan stabil pada suhu serta

tekanan normal.

Peruntukkan sebenarnya? 

Banyak dipakai untuk mematri logam, proses pembuatan gelas dan enamel, sebagai pengawet kayu, dan

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 13/18

pembasmi kecoa.

Penyimpangan pada industri pangan? 

Banyak dipakai pada : bakso, kerupuk karaks, mie bakso, tahu, batagor, pangsit.

Efek (dampak) negatif bagi tubuh? 

Pemakaian yang sedikit dan lama akan terjadi akumulasi (penimbunan) pada jaringan otak, hati, lemak,

dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah banyak mengakibatkan demam, anuria, koma, depresi, dan apatis

(gangguan yang bersifat sarafi).

C. RHODAMIN – B

Apakah Rhodamin – B itu?

Rhodamin – B (Rhodamin – B) adalah pewarna sintetis berbentuk kristal, tidak berbau, berwarna merah

keunguan, dalam larutan berwarna merah terang berpendar.

Peruntukkan sebenarnya? 

Pewarna kertas, tekstil, dan cat tembok.

Penyimpangan pada industri pangan? 

Banyak dipakai pada : minuman (es mambo, limun, syrup), lipstik, permen, obat, saos.

Efek (dampak) negatif bagi tubuh? 

Jika terhirup dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan. Dapat pula menimbu-kan iritasi pada

kulit, iritasi pada mata (kemerahan, oedema pada kelopak), iritasi pada saluran pencernaan (keracunan,

air seni ber-warna merah, kerusakan ginjal), dll.

Akumulasi dalam waktu lama berakibat gangguan fungsi hati hingga kanker hati, merusak kulit wajah,

pengelupasan kulit, hipopigmentasi, hiperpigmentasi , dll.

D. METHANYL YELLOW 

Apakah Methanyl yellow itu?

Methanyl yellow  adalah pewarna sintetis berwarna kuning menyala.

Peruntukkan sebenarnya? 

Pewarna kertas, tekstil, dan cat tembok.

Penyimpangan pada industri pangan? 

Banyak dipakai pada : minuman (sirup, limun), agar-agar (jelly), limun, manisan (pisang, mangga,

kedondong, dll.), permen.

Efek (dampak) negatif bagi tubuh? 

(lihat : Rhodamin – B).

Tanda-tanda penyimpangan pada produk? 

Warnanya terlihat homogen/seragam, cerah, penampakannya mengkilat, dll.

sumber : zat-berbahaya-dalam-makanan-09032012.html

PENGENALAN BAHAN KIMIA BERACUN DAN BERBAHAYA SERTA TEKNIK

PREPARASI BAHAN 

A. PENGENALAN BAHAN B3 

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 14/18

1. Petunjuk umum untuk menangani buangan sampah. Semua bahan buangan atau sampah seharusnya dikumpulkan menurut jenis bahan tersebut.

Bahan-bahan tersebut ada yang dapat didaur ulang dan ada pula yang tidak dapat didaur ulang.Bahan yang termasuk kelompok bahan buangan/sampah yang dapat di daur ulang antara lain

gelas, kaleng, botol baterai, sisa-sisa konstruksi bangunan, sampah biologi seperti tanaman,

 buah-buahan, kantong the dan beberapa jenis bahan-bahan kimia. Sedangkan bahan-bah`n buangan yang tidak dapat didaur ulang atau yang sukar didaur ulang seperti plastik hendaknyadihancurkan. Karena belum ada aturan yang jelas dalam cara pembuangan jenis sampah di

Indonesia, maka sebelum sampah dibuang harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan pengurus

atau pengelola laboratorium yang bersangkutan.

2. Bahan-bahan buangan yang umum terdapat di laboratorium. 

1. Fine chemicals. Fine chemicals hanya dapat dibuang ke saluran pembuangan atau tempat sampah jika :

a. Tidak bereaksi dengan air. b. Tidak eksplosif (mudah meledak).

c. Tidak bersifat radioaktif.

d. Tidak beracun.e. Komposisinya diketahui jelas.

2. Larutan basa. Hanya larutan basa dari alkali hidroksida yang bebas sianida, ammoniak, senyawa organik,

minyak dan lemak dapat dibuang kesaluran pembuangan. Sebelum dibuang larutan basa itu harusdinetralkan terlebih dahulu. Proses penetralan dilakukan pada tdmpat yang disediakan dan

dilakukan menurut prosedur mutu laboratorium.

3. Larutan asam. Seperti juga larutan basa, larutan asam tidak boleh mengandung senyawa-senyawa beracun dan

 berbahaya dan selain itu sebelum dibuang juga harus dinetralkan pada tempat dan prosedur

sesuai ketentuan laboratorium.

4. Pelarut. Pelarut yang tidak dapat digunakan lagi dapat dibuang ke saluran pembuangan jika tidak

mengandung halogen (bebas Fluor, Clorida, Bromida, dan Iodida). Jika diperlukan dapat

dinetralkan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air keluar. Untuk pelarut yangmengandung halogen seperti kloroform (CHCl3) sebelum dibuang harus dilakukan konsultasi

terlebih dahulu dengan pengurus atau pengelola laboratorium tempat dimana bahan tersebut akan

dibuang.

5. Bahan mengandung merkuri. Untuk bahan yang mengandung merkuri (seperti pecahan termometer merkuri, manometer,

 pompa merkuri, dan sebagainya) pembuangan harus ekstra hati-hati. Perlu dilakukan konsultasi

terlebih dahulu dengan pengurus atau pengelola laboratorium sebelum bahan tersebut dibuang.

6. Bahan radiokatif. Sampah radioaktif memerlukan penanganan yang khusus. Otoritas yang berwenang dalam

 pengelolaan sampah radioaktif di Indonesia adalah Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).

7. Air pembilas. Air pembilas harus bebas merkuri, sianida, ammoniak, minyak, lemak, dan bahan beracun serta

 bahan berbahaya lainnya sebelum dibuang ke saluran pembuangan keluar.

3. Penanganan Kebakaran dan Simbol-simbol Bahaya. Beberapa bahan kimia seperti eter, metanol, kloroform, dan lain-lain bersifat mudah terbakar dan

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 15/18

mudah meledak. Apabila karena sesuatu kelalaian terjadi kecelakaan sehingga mengakibatkan

kebakaran laboratorium atau bahan-bahan kimia, maka kita harus melakukan usaha-usaha

sebagai berikut:a. Jika apinya kecil, maka lakukan pemadaman dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

 b. Matikan sumber linstrik/ gardu utama agar listrik tidak mengganggu upaya pemadaman

kebakaran.c. Lokalisasi api supaya tidak merember ke arah bahaan mudah terbakar lainnya.d. Jika api mulai membesar, jangan mencoba-coba untuk memadamkan api dengan APAR.

Segera panggil mobil unit Pertolongan Bahaya Kebakaran (PBK) yang terdekat.

e. Bersikaplah tenang dalam menangani kebakaran, dan jangan mengambil tidakan yangmembahayakan diri sendiri maupun orang lain.

4. Bahan-bahan Berbahaya serta Karsinogenik. Tabel di bawah memuat daftar beberapa bahan-bahan kimia beerbahaya dan karsinogenik yang

sering dijumpai di laboratorium-laboratorium kimia baik di Indonesia maupun di luar negeri.

B. TEKNIK PREPARASI Preparasi merupakan teknik laboratorium yang sangat penting dikuasai oleh setiap kimiawan.

Tanpa pengetahuan dan ketrampilan yang memadahi dalam teknik preparasi ini, maka akansangat sulit untuk menjalankan eksperimen/percobaan kimia secara baik dan benar di

laboratorium. Menjalankan eksperimen dengan baik dan benar juga menyangkut efisiensi dan

tidak membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain baik yang ada disekitarnya maupun

yang berada di tempat lain. Bagai mahasiswa pemula agar mereka kelak dapat melakukaneksperimen kimia secara baik dan benar maka perlu dibekali dengan pengetahuan dan

ketrampilan teknik preparasi.

Tulisan ini akan memaparkan beberapa penegetahuan penting yang harus dikuasai oleh para pemula dalam disiplin ilmu kimia.

1. Konsentrasi Larutan. Beberapa jenis konsentrasi yang perlu diketahui dan yang sering digunakan di laboratorium

antara lain:

1. Molaritas (M). Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut yang terdapat di dalam satu liter larutan.

Misal akan di buat larutan NaOH 0,1 M sebanyak 1000 mL.Diketahui bahwa Mr NaOH = 40

Maka ini berarti bahwa 1 mol NaOH massanya adalah 40 g.

Sehingga untuk 0,1 mol NaOH massanya adalah 4 g. Untuk membuat larutan NaOH 0,1 Msebanyak 1000 mL, maka sebanyak 4 gram kristal NaOH dilarutkan ke dalam akuades

sedemikian rupa sehingga volume larutannya adalam 1000 mL atau 1 L.

2. Normalitas (N).  Normalitas menyatakan banyaknya gram ekuivaleen (grek) zat terlarut yang terdapat dalam satuliter larutan.

3. Molalitas (m). Molalitas adalah menyatakan banyaknya mol zat terlarut yang terdapat dalam satu kilogram

 pelarut.

4. Fraksi mol (X).

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol zat terlarut dalam larutan terhadap jumlah

mol total zat-zat yang ada dalam larutan (pelarut dan zat terlarut)..

5. Persen (%). 

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 16/18

Ada beberapa macam penyataan persentase yang sering digunakan di laboratorium, antara lain:

a. persen volume/volume (v/v), menyatakan banyaknya spesies kimia yang ada di dalam larutan

yang dinyatakan dalam satuan mL per 100 mL larutan. b. Persen berat/volume (b/v), menyatakan banyaknya spesien kimia yang ada di dalam larutan

yang dinyatakan dalam satuan berat (gram) per 100 gram larutan.

c. Persen berat/berat, menyatakan banyaknya spesies kimia yang ada di dalam larutan ataucampuran/padatan yang dinyatakan dalam satuan gram per 100 gram larutan atau campuran atau padatan.

2. Penyiapan Alat. Alat yang akan digunakan dalam eksperimen atau percobaan kimia harus disesuaikan dengan jenis dari bahan yang akan ditangani. Bahan-bahan tersebut dapat berupa cairan, padatan, atau

gas.

a. Bahan-bahan berupa cairan. Untuk menangani bahan berupa cairan diperlukan alat-alat gelas seperti Gelas Ukur, PipetGondok, Labu Takar, Erlenmeyer, Corong, dan lain-lainnya.

b. Bahan-bahan berupa padatan. 

Untuk menangani bahan berupa padatan, terutama padatan dalam bentuk serbuk dibutuhkan alat-alat sebagai berikut: Alat Timbang, Gelas Arloji, Spatula/Sendok Sungu, Corong, dan

Erlenmeyer.

c. Bahan-bahan berupa gas. Untuk menangani bahan-bahan berupa gas diperlukan alat-alat dengan spesifikasi standar yangtelah ditentukan untuk setiap jenis gas. Hal ini dikarenakan setiap jenis gas mempuynyai

karakteristik dan resiko yang dihadapi oleh pengguna lebih tinggi daripada bila menangani

 bahan-bahan cair maupun padatan.

3. Hasil Reaksi atau Isolasi. Kebanyakan penelitian kimia eksperimental bertujuan untuk mengisolasi suatu senyawa dari

suatu bahan atau memproduksi/ sintesis seuatu senyawa. Produk isolasi atau sintesis tersebutumumnya belum dalam keadaan murni, sehingga perlu dilakukan pemurnian terhadap zat hasil.

Beberapa teknik pemurnian yang banyak dipakai dalam kimia eksperimental akan dibahas dalam

 pokok bahasan berikut.

4. Teknik Pemurnian. 

a. Kristalisasi dan Rekristalisasi. Kristalisasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan bahan murni suatu senyawa. Dalam sintesiskimia banyak senyawa-senyawa kimia yang dapat dikristalkan. Untuk mengkristalkan senyawa-

senyawa tersebut, biasanya dilakukan terlebih dahulu penjenuhan larutan kemudian diikuti

dengan penguapan pelarut serta perlahan-lahan sampai terbentuk kristal. Pengkristalan dapat

 pula dilakukan dengan mendinginkan larutan jenuh pada temperatur yang sangat rendah di dlamlemari es atau freezer.

Rekristalisasi adalah suatu teknik pemurnian bahan kristalin. Seringkali senyawa yang diperoleh

dari hasil suatu sintesis kiia memiliki kemurnian yang tidak terlalu tinggi. Untuk memurnikan

senyawa tersebut perlu dilakukan rekristalisasi. Untuk merekristalisasi suatu senyawa kita harusmemilih pelarut yang cocok dengan senyawa tersebut. Setelah senyawa tersebut dilarutkan ke

dalam pelarut yang sesuai kemudian dipanaskan (direfluks) sampai semua senyawa tersebut larut

sempurna. Apabila pada temperatur kamar, senyawa tersebut sudah larut secara sempurna didalam pelarut, maka tidak perlu lagi dilakukan pemanasan. Pemanasan hanya dilakukan apabila

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 17/18

senyawa tersebut belum atau tidak larut sempurna pada keadaan suhu kamar. Setelah

senyawa/solut tersebut larut sempurna di dalam pelarut baik dengan pemanasan maupun tanpa

 pemanasan, maka kemudian larutan tersebut disaring dalam keadaan panas. Kemudian larutanhasil penyaringan terssebut didinginkan perlahan-lahan sampai terbentuk kristal.

Salah satu faktor penentu keberhasilan proses kristalisasi dan rekristalisasi adalah pemilihan zat

 pelarut. Pelarut yang digunakan dalam proses kristalisasi dan rekristalisasi sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:1) Memiliki gradient temperatur yang besar dalam sifat kelarutannya.

2) Titik didih pelarut harus di bawah titik lebur senyawa yang akan di kristalkan.

3) Titik didih pelarut yang rendah sangat menguntungkan pada saat pengeringan.4) Bersifat inert (tidak bereaksi) terhadap senyawa yang akan dikristalkan atau direkristalisasi.

Apabila zat atau senyawa yang akan kita kritalisasi atau rekristalisasi tidak dikenal secara pasti,

maka kita setidak-tidaknya kita harus mengenal komponen penting dari senyawa tersebut. Jika

senyawa tersebut adalah senyawa organik, maka yang kita ketahui sebaiknya adalah gugus-gugusfungsional senyawa tersebut. Apakah gugus-gugus tersebut bersifat hidrofobik atau hidrofilik.

Dengan kata lain kita minimal harus mengetahui polaritas senyawa yang akan kita kristalkan

atau rekristalisasi. Setelah polaritas senyawa tersebut kita ketahui kemudian dipilihlah pelarutyang sesuai dengan polaritas senywa tersebut.

b. Sublimasi. Sublimasi adalah peristiwa penguapan secara langsung padatan kristalin ke dalam fasa uap.

Contoh klasik sublimasi adalah penguapan kamfer (kapus barus). Sublimasi dapat digunakansebagai metode pemurnian padatan kristalin. Beberapa senyawa kimia dapat menyublim pada

temperatur dan tekanan kamar, namun banyak yang beru dapat menyublim apabila tekanan

diturunkan. Untuk mendapatkan bahan murni, fasa uap bahan tersublim didinginkan secara perlahan-lahan sehingga terbentuk kristal.

c. Destilasi. Destilasi juga merupakan salah satu teknik memurnikan senyawa kimia. Senyawa yang akandimurnikan harus berupa cairan. Destilasi bekerja berdasarkan perbedaan titik didih senyawa-

senyawa di dalam larutan. Senyawa-senyawa yang dimurnikan akan terpisah berdasarkan

 perbedaan titik didihnya. Senyawa-senyawa dengan titik didih rendah akan terpisah terlebihdahulu diikuti dengan senyawa-senyawa yang memiliki titik didih yang lebih tinggi.

5. Uji Kkemurnian. Untuk mengetahui kemurnian suatu senyawa hasil pemurnian seperti yang telah dijelaskan diatas, maka digunakan beberapa teknik uji kemurnian bahan yang relatif sederhana seperti uji titik

leleh, uji indeks bias, uji berat jenis, uji titik didih, dan uji kekentalan (viskositas).

1. Uji titik leleh. Uji titik leleh merupakan salah satu teknik uji kemurnian bahan padat yang cukup akuratterutama jika titik leleh bahan telah diketahui sebelumnya. Titik leleh bahan murni dapat dilihat

 pada table spesifikasi bahan yang tersedia di perpustakaan laboratorium. Akan tetapi untuk

 bahan-bahan yang sama sekali baru, teknik ini juga dapat digunakan. Bahan-bahan murni

umumnya memiliki interval titik leleh yang sempit.

2. Uji indeks bias. Indeks bias suatu cairan dapat digunakan sebagai faktor penentu kemurnian bahan. Namun

demikian seperti juga metode titik leleh, metode uji indeks bias ini lebih tepat untuk digunakansebagai tes uji kemurnian bahan yang indeks bias bahan murninya telah diketahui dengan pasti

7/27/2019 IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/identifikasi-bahaya-bahan 18/18

terelbih dahulu. Untuk bahan-bahan yang sama sekali baru, maka metode uji indeks bias ini juga

dapat diterapkan dengan hati-hati.

3. Uji berat jenis. Uji berat jenis merupakan salah satu teknik uji kemurnian yang cukup akurat. Archimedes

menguji kemurnian emas mahkota raja berdasarkan prinsip uji berat jenis ini. Setiap zat murni

mempunyai berat jenis yang spesifik yang dapat digunakan sebagai dasar pengujian bahan.4. Uji titik didih. Uji titik didih juga dapat digunakan untuk mengetahui kemurnian suatu bahan. Uji ini dapat

diterapkan pada senyawa berujud cairan yang bahan cair murninya telah diketahui titik didihnya

secara pasti. Uji titik didih senyawa murni dapat dilihat pada tabel di buku katalog di perpustakaan laboratorium. Untuk bahan-bahan lain yang titik didik murninya belum diketahui

secara pasti, uji titik didih ini dapat dilakukan dengan hati-hati.

5. Uji kekentalan. Uji kekentalan dapat dilakukan untuk mengetahui kemurnia suatu bahan. Bahan-bahan cair yangdalam keadaan murni memiliki kekentalan yang khas dan berbeda dari senyawa yang lain. Uji ini

dapat dilakukan untuk senyawa/ bahan cair yang kekentalannya telah diketahui secara pasti. Data

kekentalan berbagai bahan murni dapat dilihat pada buku katalog bahan di perpustakaanlaboratorium. Untuk bahan-bahan lain yang kekentalannya belum diketahui secara pasti maka uji

ini dapat dilakukan secara hati-hati.

 sumber : pengenalan-bahan-kimia-beracun-dan.html