Identifikasi Mineral

download Identifikasi Mineral

of 24

description

mikroskop

Transcript of Identifikasi Mineral

PRAKTIKUM PETROGRAFI

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Dalam mengamati sifat optik pada mineral kita tidak sembarangan atau hanya mengira-ngira . Karena pada hakikatnya setiap mineral mempunyai sifat optik yang berbeda-beda. Dan pastinya ciri khas dari sifat sifat optik mineral pun berbeda . kita harus jeli dalam mengamati suatu mineral.

Dalam pratikum ini diharuskan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi mineral dalam sayatan tipis. Disinilah kita harus dapat mneganalisa dan mendeskripsi masing-masing mineral berdasarkan sifat optiknya . Contoh mineral yang mempunyai sifat optic khusus seperti kelompok mineral silikat, kelompok mineral felospard, kelompok mineral amdhibol dan lain sebagainya.

1.2Maksud dan Tujuan

1.2.1Maksud

Maksud dari pratikum ini adalah agar mahasiswa dapat menentukan mineral berdasarkan sifat sifat optik dengan cara yang sistematis.

1.2.2Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi setiap mineral berdasarkan sifat optiknya.

2. Agar mahasiswa dapat membedakan antara mineral yang satu dengan yang lainnya.

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui ciri khas masing masing mineral.1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat

1. Mikroskop Polarisasi tipe Olympus

2. Alat Tulis Menulis

3. Pensil Warna

4. Mistar 30 cm

5. Jangka

1.3.2 Bahan

1. Sayatan Tipis Mineral

2. Kertas A4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nikol Sejajar

Hal-hal yang perlu dideskripsi untuk mengidentifikasi mineral pada pengamatan nikol sejajar antara lain, ketembusan cahaya,ukuran mineral, bentuk, belahan pecahan, relief, warna, pleokroisme, inklusi, indeks bias, serta sketsa mineral yang diteliti. Dengan mengidentifikasi hal-hal tersebut, kita akan dapat mengetahui nama mineral.

1. Ketembusan CahayaBerdasarkan atas sifat-sifat mineral terhadap cahaya, mineral-mineral dibagi menjadi dua golongan yaitu, mineral tembus cahaya (transparent) dan mineral yang tidak tembus cahaya yang sering disebut mineral opak atau mineral kedap cahaya. Dibawah mikroskop polarisasi, mineral opak akan nampak sebagai butir yang hitam/ gelap walaupun diamati dengan cahaya maksimal sehingga harus dipelajari lebih lanjut menggunakan mikroskop pantulan. Mineral tranparent dibagi menjadi dua yaitu mineral isotropik dan mineral anisotropik. Mineral isotropik adalah mineral yang tidak mengalami perubahan sifat saat meja objek diputar, sedangkan mineral anisotropik akan mengalami perubahan sifat optik tergantung pada sinar dan komponennya serta jenis sayatannya.

2. Ukuran MineralUkuran mineral diukur dengan melihat perbandingan ukuran pada benang silang. Pada benang silang umumnya terdapat ukuran panjang dalam bentuk milimeter.

3. BentukPengamatan bentuk dilakukan dengan melihat bidang batas mineral. Bentuk masing-masing butir mineral dikontrol oleh dua hal yaitu, struktur atom dan proses terjadinya. Bentuk kristal dibagi menjadi tiga, pertama euhedral yaitu kristal yang dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri, kedua subhedral yaitu kristal yang dibatasi oleh sebagian bidang kristalnya sendiri, dan ketiga anhedral yaitu kristal yang sama sekali tidak dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri melainkan dibatasi bidang kristal lain.

4. BelahanBelahan adalah sifat atau kecenderungan dari suatu kristal untuk terbelah sejajar dengan salah satu atau lebih arah di dalam kristal. Pembelahan pada kristal akan menghasilkan kristal-kristal yang lebih kecil dan masing-masing kristal dibatasi oleh bidang yang halus dan rata. Belahan adalah sifat mineral yang khas sehingga merupakan salah satu cara untuk membedakan mineral satu dengan mineral lain. Ada beberapa jenis belahan menurut jumlah arahnya antara lain belahan satu arah, dua arah, tiga arah, empat arah, lima arah, dan enam arah. Berdasarkan pada jarak antara bidang belahan yang berdampingan dan sifat belahan yang menerus atau tidak maka dibedakan menjadi tiga yaitu, belahan sempurna (perfect cleavage), belahan baik (good cleavage), dan belahan jelek (poor cleavage).

5. PecahanPecahan adalah kecenderungan dari suatu mineral untuk pecah dengan cara tertentu yang tidak dikontrol secara kuat oleh struktur atom. Pada pengamatan mineral kali ini, cukup untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya pecahan pada peraga mineral.

6. ReliefRelief adalah ungkapan nyata dari kejadian bahwa cahaya yang keluar dari suatu media kemudian masuk ke dalam media lain yang mempunyai harga indeks bias yang berbeda akan mengalami pembiasan/ pemantulan pada betas sentuhan antara kedua media tersebut. Untuk mempermudah pengamatan relief dibawah mikroskop maka bahan atau kristal dilekatkan pada keping kaca dengan menggunakan balsam kanada karena balsam kanada dikatakan memiliki relief nol (tepatnya n= 1,537).

7. WarnaWarna diakibatkan oleh penyerapan cahaya yang melintasi kristal tersebut. Warna mineral yang diamati pada contoh setangan (hand specimen) umumnya akan berbeda dengan warna mineral sayatan tipis yang diamati dibawah mikroskop. Cahaya yang melewati mineral akan memiliki dampak yang berbeda diantaranya, pertama jika semua cahaya diserap semua maka mineral akan terlihat gelap/ hitam, kedua jika hanya sebagian cahaya yang diserap maka mineral akan terlihat tak berwarna, dan ketiga jika hanya sebagian cahaya yang diserap tetapi dengan cara memilih cahaya dengan panjang gelombang tertentu maka akan terlihat mineral yang berwarna.

8. PleokroismeMineral yang dapat menampakan lebih dari satu warna pada saat pengamatan menggunakan mikroskop polarisator disebut pleokroik. Pleokroisme terjadi jika meja objek diputar maka akan terlihat perbedaan warna pada mineral tertentu tergantung rotasinya. Pada saat pemutaran meja objek, mineral akan menyerap panjang gelombang yang berbeda.

9. InklusiInklusi adalah material berupa kotoran yang masuk saat proses kristalisasi pada kristal. Material asing ini akan terperangkap di dalam kristal dan seterusnya menjadi bagian dari kristal tersebut. Inklusi dapat dibedakan pada saat pengamatan karena biasanya memiliki warna yang berbeda dibanding kristal yang mengelilinginya.

10. Indeks BiasPengukuran indeks bias dapat dilakukan secara relatif dengan memperhatikan reliefnya. Pada indeks bias mineral < indeks bias balsam, saat tubus mikroskop diturunkan maka mineral peraga akan terlihat seolah-olah membesar. Sebaliknya pada indeks bias mineral > indeks bias balsam, saat tubus mikroskop diturunkan maka mineral akan terlihat seolah-olah mengecil.2.2 Nikol Silang

Penentuan mikroskopik dengan ortoskop nikol silang dapat diartikan sebagai suatu pengamatan mineral atau mineral dalam batuan secara mikroskopik dengan bantuan analisator dan nikol atas.

Identifikasi mineral secara optik dengan ortoskop nikol silang menggunakan lensa polarisator dan analisator. Dengan ketentuan bahwa arah getar polarisator harus tegak lurus terhadap arah getar analisator.

Berikut ini akan di jelaskan masing-masing sifat optik mineral yang dapat teramati pada sistem ortoskop nikol bersilang.1. Warna Interferensi

Warna interferensi adalah warna yang hasilnya dari cahaya yang diteruskan melalui analisator kepada mata pengamat. Warna interferensi terjadi pada mineral anisotrop karena adanya selisih harga indeks bias sinar ordiner dan sinar ekstraordiner. Rangkaian warna interferensi terbagi menjadi beberapa orde, mulai dari orde pertama hingga orde keempat. Makin tinggi ordenya maka akan menjadi cerah (terang) warnanya, misalnya kuning, orde II lebih terang dibandingkan kuning orde I. Mineral yang disayat tegak lurus pada salah satu sumbu optic tidak akan menunjukkan adanya warna interferensi dan sayatan ini akan tetap padam bila meja obyeknya diputar.

Cara penentuan warna interferensi :

1. Sayatan dianggap mempunyai ketebalan yang seragam

2. Letakkan sayatan di atas meja obyek lalu dilakukan pengamatanortoskop nikol silang dengan memakai analisator

3. Meja obyek diputar sampai diperoleh warna interferensi maksimum

4. Warna yang nampak dibandingkan dengan warna standar komparator dari table Michel-Levy5. Menentukan warna yang sesuai dan pada orde berapa yang sama.2. Bias Rangkap (Birefringence)

Cahaya yang masuk dalam media anisotrop akan dibiaskan menjadi 2 (dua) sinar, yang bergetar dalam 2 (dua) bidang yang saling tegak lurus. Harga bias rangkap merupakan selisih maksimum kedua indeks bias sinar yang bergetar daiam suatu mineral.

Pada mineral yang mempunyai sistem kristal tetragonal, hexagonal dan trigonal, selisih indeks bias maksimum terdapat pada sayatan yang sejajar sumbu kristalografi, karena pada sayatan ini sinar yang bergetar adalah sinar biasa (ordiner) dan sinar luarbiasa (extraordiner) yang sesungguhnya. Sedangkan pada mineral yang mempunyai system kristal ortorombik, triklin, dan monoklin, harga selisih indeks bias maksimum terdapat pada sayatan yang dipotong sejajar bidang sumbu optic, karena pada sayatan ini sinar yang bergetar adalah sinar X (cepat) dan sinar Z (lambat).

Dalam praktikum ini, sebagian contoh sayatan yang digunakan adalah mineral pada sayatan tipis batuan, maka tidak semua mineral terpotortg sejajar sumbu c maupun terpotong sejajar sumbu optik. Oleh sebab itu, dalam pengamatan ini tidak semua mineral dapat ditentukan bias rangkapnya, tetapi bisa ditentukan selisih indeks bias sinar yang sedang bergetar. Hasinya dapat berupa selisih maksimum ataupun tidak maksimum.Cara menentukan harga selisih indeks bias :

a. Letakkan sayatan tipis mineral atau batuan pada meja obyek.

b. Putar meja obyek sampai nampak wama yang terang maksimum.

c. Bandingkan warna tersebut dengan warna pada table Michel Levy

d. Tarik garis melalui ketebalan sayatah (0,03 mm) kemudian baca angka berapa yang tertera pada bagian tepi table tersebut.Penentuan orde dapat dibagi dalam beberapa bagian :

Orde I bawah

Lemah

Orde I atas orde II atas

Sedang

Orde III bawah orde II atas.Kuat

Orde IV bawah orde III atas

Ekstrim3. Orientasi Optik

Orientasi optik merupakan hubungan antara sumbu panjang kristalografi mineral dengan sumbu indikatriknya (arah getaran sinar).Pada umumnya sumbu terpanjang kristalografi adalah sumbu c kristalografi.Tetapi pada kelompok filosilikat, umumnya sumbu c kristalografi merupakan sumbu terpendek, sedangkan yang terpanjang adalah sumbu a kristalografi.Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan selanjutnya, kita mengasumsikan bahwa sumbu terpanjang kristalografi adalah sumbu c, kecuali untuk mineral-mineral filosilikat.

Orientasi optik length-slow, terjadi apabila sumbu panjang (sumbu c) mineral sejajar atau hampir sejajar sumbu indikatrik sinar lambat (Z)

Orientasi optik length-fast, terjadi apabila sumbu panjang (sumbu c) mineral sejajar atau hampir sejajar sumbu indikatrik sinar cepat (X).

Pada beberapa mineral, kedudukan sumbu panjang kristalografinya berimpit dengan sumbu indikatrik sinar Y (sinar intermedit), contohnya adalah olivine. Oleh sebab itu orientasi mineral olivine sangat tergantung pada arah sayatannya. Pada sayatan yang tegak lurus sumbu indikatrik sinar X, sinar yang bergetar pada mineral adalah sinar Y dan sinar Z, sehingga sinar Y berperan sebagai sinar cepat. Orientasi mineral olivine yang disayat demikian mempunyai orientasi optic length-fast karena sumbu c berimpit dengan sumbu indikatrik sinar cepat. Sebaliknya jika disayat tegak lurus sinar Z, sinar yang bergetar adalah sinar X dan sinar Y. Sinar Y berperan sebagai sinar lambat, sehingga orientasi optik mineral olivine pada sayatan tersebut adalah length slow

Sumbu indikatrik mineral merupakan sumbu imajiner.Untuk menentukan kedudukannya dipakai korhparator/kompensator keping gypsum atau keping mika yang sudah dit&Hiukan kedudukan sumbu indikatrikriya, yaitu sinar cepat (X) berkedudukan NW -SE dan sinar lambat (Z) berkedudukan NE-SW.

Addisi adalah gejala yang terjadi apabila sumbu indikatrik sinar Z mineral sejajar dengan sumbu indikatrik sinar Z komperator.Gejala ini terlihat dengan adanya penambahan warna interferensi, yang disdbabkan bertambahnya retardasi.

Substraksi adalah gejala yang terjadi apabila sumbu indikatrik sinar Z mineral tegak lurus dengan sumbu indikatrik sinar Z komparator.Gejala ini terlihat dengan adanya pengurangan warna interferensi karena berkurangnya retardasi.

Dalam pengamatan suatu mineral, apabila meja obyek diputar lebih dari 90, maka akan bisa diamati gejala adisi maupun substraksi. Gejala yang bisa terlihat tergantung kedudukan sumbu indikatrik mineral terhadap sumbu indikatrik komparator.

Cara menentukan orientasi optic (gambar 4^3), sebagai berikut:

1. Menentukan kedudukan sumbu panjang mineral.

2. Menentukan kedudukan sumbu indikatrik mineral agar posisinya diagonal terhadap arah getar polarisator atau analisator. Kedudukan sumbu indikatrik pada posisi diagonal adalah pada waktu mineral memperlihatkan warna interferensi maksimum.

3. Perhatikan apakah pada waktu terang maksimum kedudukan sumbu panjang kristalografi ada di sebelah kiri atau kanan dari kedudukan diagonal. Jika kedudukan sumbu panjang kristalografi disebelah kiri kedudukan diagonal, maka kedudukan sumbu indikatrik yang terdekat dengan sumbu panjang kristalografi terletak disebelah kanannya adalah positif (+)..

4. Masukkan komparator keping gips.

5. Jika terjadi gejala adisi, gambar kedudukan sumbu indikarik mineral,misalnya sinar Z sejajar sumbu indikatrik sinar Z komparator.

6. Lihat posisi sumbu indikatrik mineral terhadap sumbu panjang kistalografi mineral.7. Jika sumbu Z sejajar atau kurang dari 45 terhadap sumbu panjangkristalografi (sumbu c), maka orientasi optiknya adalah length slow.8. Jika sumbu X sejajar atau kurang dari 45 terhadap sumbu panjangkristalografi maka orientasinya adalah length fast.4. Sudut Gelapan dan Jenis Gelapan (Extinction)

Gelapan atau pemadaman adalah keadaan mineral pada kedudukan warna interferensi minimum, terjadi apabila sumbu indikatriks (arah getar sinar) mineral sejajar dengan arah getar analisator atau polarisator. Pada pengamatan mineral anistrop, apabila meja objek diputar 360 maka akan terjadi gelapan sebanyak 4 (empat) kali

Sudut pemadaman adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu panjang kristalografi (sb-c) dengan sumbu indikatrik mineral, baik sinar cepat maupun sinar lambat (c ^ X atau c ^ Z).

Terdapat beberapa jenis gelapan yang merupakan ciri optic yang khusus dari bebrbagai jenis mineral:

a. Gelapan Sejajar (pararel), terjadi bila pemadaman berada pada posisi dimana sumbu panjang ataupun belahan mineralnya sejajar sumbu-c dan sejajar pula dengan benang silang (c ^ X,Z = 0 atau c ^ X,Z = 90). Gelapan ini umumnya terjadi pada sistem Kristal tetragonal, heksagonal, trigonal, dan ortorombik.b. Gelapan Simetri, terjadi bila pemadaman pada posisi simetris (c^ X,Z = 45). Umumnya pada sayatan mineral sistem orthorombik, monokli, misalanya pada jenis mineral piroksin dan amphibol

c. Gelapan Miring, gelapan jenis ini merupakan pemadaman yang terjadi pada posisi dimana sumbu panjang Kristal (belahan yang sejajar sumbu-c) membentuk sudut dengan arah getar analisator dan polarisator (c ^ X,Z = 1-44).

d. Gelapan Bergelombang, gelapan jenis ini terjadi karena keseluruhan mineral telah mengalami tekanan namun belum sampai rekristalisasi secara sempurna umumnya pada kuarsa.

e. Gelapan Bintik, kenampakan jenis gelapan iniadalah pada posisi gelap maksimum tidak seluruh Kristal menjadi gelap, dimana sebagian terdapat bintik-bintik terang. Hal ini terjadi karena mineral silica yang berlapis-lapis sehingga mengakibatkan terjadinya distorsi atau perubahan orientasi Kristal.Cara penentuan sudut gelapan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan kedudukan sumbu panjang mineral

2. Menentukan kedudukan mineral pada saat interferensi maksimum (posisi sumbu indikatrik diagonal)

3. Karena kedudukan sumbu indikatriknya diagonal (N 45 E) maka kita harus mengetahui apakah sumbu panjang kristalografi mineral pada saat interferensi maksimum kedudukannya kurang dari 45, atau lebih dari 45, agar bisa ditentukan harga sudut pemadaman positif (+) atau negative (-).

4. Masukan keeping komperator, perhatikan apakah terjadi gejala adisi atau substraksi. Prosedur 1-4 sama dengan cara menentukan orientasi optic.5. Xo adalah sudut pemadaman C ^ Z

6. Cara mengukur Xo adalah meletakan kedua garis yang membatasinya pada salah satu benang silang yang merupakan arah getar polarisator/analisator.

7. Putar meja objek ke kiri hingga sumbu-c berimpit dengan benangsilang tegak (horizontal), catat skalaa noniusnya, misalnya X.

8. Putar lagi meja objek ke kiri hingga sumbu indikatriknya sinar Z berimpit benang silang vertikal dicirikan oleh pemadaman maksimum, catat skala noniusnya, misalnya X1.9. Harga sudut gelapan

c ^ Z = Xo = (X-X1)

c ^ X = - (90 - Xo)

5. Kembaran

Pada kenampakan mikroskopis, kembaran nampak sebagai lembar-lembar yang memperlihatkan warna interferensi dan pemadaman yang berbeda. Kenampakan tersebut dapat disebabkan karena terjadi gangguan pada waktu proses kristalisasi yang menyebabkan kembaran tumbuh. Dapat juga terjadi karena adanya proses deformasi pada waktu kristal tersebut sudah terbentuk (kembaran deformasi)

Secara diskriptif keduanya dapat dibedakan dengan melihat bentuk dari masing-masing lembar kembarannya.Pada kembaran tumbuh, lembar-lembar kembarannya tertentu dan bidang batasnya lurus.Sedang pada kembaran deformasi, lembar kembarannya berubah dan batasnya sering melengkung.

Kembaran tumbuh dapat terbentuk karena bagian-bagian suatu kristal mengalami rotasi secara mekanis antara satu dengan yang lainnya. Dapat pula terbentuk karena pertumbuhan dua kristal atau lebih yang saling mengikat.

Ada beberapa macam kembaran dengan dasar klasifikasi yang bermacam-maeam pula.Dalam praktikum ini, kita klasifikasikan secara diskriptif dengan fnelihat bentuk pola kembarannya saja. Bentuk-bentuk kembaran tersebut antara lain albit, Carlsbad, polisintetik, periklin dan Carlsbadalbit.2.3 Identifikasi Mineral

1. Kelompok Mineral silika

Silikondioksidajuga dikenalsebagaisilika berasal dari bahasa latin silex dan mempunyai rumus kimia SiO2 . Gabungan dua unsur yang paling melimpah yaitu silikon dan oksigen. Silikaini paling sering ditemukan di alam sebagai pasir atau kuarsa, serta di dinding sel diatom. Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silika , dan hampir 100 % dari mantel bumi (sampai kedalaman 2900 km dari kerak Bumi). Silikadiproduksidalambeberapa bentuktermasukleburan kuarsa, kristal, silika kesal (atau silica pyrogenic, merek dagangAerosilatau Cab-O-Sil), silikakoloid,gelsilika,danAerogel. Silika digunakan terutama dalam produksi kaca untuk jendela, gelas minum, botol minuman, dan banyak kegunaan lain.Mayoritasdariseratoptikuntuktelekomunikasi jugaterbuat dari silika. Silika memiliki tiga varietas utama yaitu kuarsa , kristobalit dan trimidit. Contoh lainnya : Feldspar, olivine, piroksin ( augite ), hornblende, kaolin, dan lain-lain.

2. Kelompok Mineral FelspardFelspard adalah nama kelompok mineral yang terdiri atas potassium, sodium dan kalsium alumino silikat. Pada umumnya kelompok ini terbentuk oleh proses pneumatolitis dan hidrotermal yang membentuk urat pegmatite. Felspard ditemukan pada batuan beku, batuan erupsi dan metamorfosa, baik bersifat asam maupun basa.Berdasarkan keterdapatan endapan felspard dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu endapan felspard primer, diagenetik dan alluvial. Felspard primer terdapat dalam batuan granitis, felspard diagenetik terdapat dalam batuan sedimen klastik, sedangkan felspard alluvial terdapat dalam batuan yang telah mengalami metamorfosa. Felspard yang mempunyai nilai ekonomis yang baik adalah felspard yang berasal dari batuan asam. Secara mineralogi feldspard dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitualkali feldspard dan plagioklas.3. Kelompok Mineral AmphiboleAmphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang menyerupai jarum. Amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O).4. Kelompok Mineral Karbonat

Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2- , dan disebut karbonat. Seumpama persenyawaan Ca dinamakan kalsium karbonat CaCO3 dikenal sebagai menirel kalsit. Merupakan mineral utama pembentuk batuan sedimen.

Karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitik dan pada daerah karst yang membentuk gua , stalaktit dan stalagmit. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat dan borat.

Karbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan anion yang kompleks dari senyawa-senyawa tersebut.

Beberapa contoh mineral yang termasuk dalam kelompok karbonat adalah dolomite (CaMg(CO3)2 , calcite (CaCO3) dan magnesite (MgCO3).

5. Kelompok Mineral Sulfat

Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi antara logam dengan anion sulfat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah penguapan yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halide berinteraksi.

Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat , kromat dan tangstat. Dan sama seperti sulfat, mineral mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing.

Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite , celestine , barite, alabaster, dan gypsum. Juga termasuk didalamnya mineral chromate , molybdate , selenate , sulfite , tellurate serta mineral tungstate.

BAB III

PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja dalam pengamatan ortoskop nikol silang sebagai berikut:

1. Nyalakan mikroskop hingga stabil dan siap pakai,

2. Atur pembesaran okuler 10x dan pembesaran objektif 4x,

3. Pasang mineral yang akan diamati, lalu sentringkan mikroskop hingga mineral nampak jelas mulai dari warna, belahan, dan inklusi,

4. Tentukan ukuran inklusi dengan mendekatkan inklusi pada benang silang,

5. Setelah melakukan pengamatan serta penggambaran lalu amati pleokrisme dengan memutar meja objek 90,

6. Tentukan indeks bias dengan cara menutup sebagian iluminator dan lihat cahaya yang diteruskan ke meja objek apakah searah atau sejajar ataukah tidak searah atau tidak sejajar, tentukan pula reliefnya, kemudian belahan dan pecahan,

7. Tentukan sudut gelapan dari mineral tersebut dengan cara memutar 360 meja objek apabila empat kali muncul sudut gelapan berarti ada,

8. Tentukan kembaran dengan melihat mineral pada posisi 0 dan kemudian apabila meja objek diputar180 mineral itu muncul pada posisi meja objek 180,

9. Kemudian tentukan orde dengan memutar meja objek hingga 360 lihatlah warna maksimumnya kemudian warna tersebut cocokkan atau lihat warna yang sesuai dan tentukan ordenya pada tabel Michel Levy. Langsung tentukan nilai bias rangkap dengan melihat garis tebal pada tabel tersebut dan beri nilai.

10. Kemudian atur kembali mineral tersebut agar dapat mengamati mineral lain pada sayatan tipis tersebut.

11. Ulangi percobaan 3-10 pada mineral 2,3, dan 4.

Komposisi Mineral

: Ca2(Mg,Fe,Al)5 (OH)2 (Si,Al)4 O11Nama Mineral

: HORNBLENDE (Ca2(Mg,Fe,Al)5 (OH)2 (Si,Al)4 O11)Keterangan

: Pada pengamatan yang pertama menggunakan pembesaran objektif 4x dan pembesaran okuler 10x . pembesaran total 40x didapatkan dari pembesaran objektif di kali dengan pembesaran okuler. Bilangan skala 0,025 didapatkan dari pembesaran okuler dibagi dengan pembesaran objekstif kemudian hasil tersebut dibagi lagi dengan 100. Warna absorbsi mineral ini kuning keemasan , sedangkan warna interferensi maksimumnya kuning kecoklatan. Pleokrisme dari mineral ini dwikroik , mengalami dua kali perubahan warna setelah meja objek diputar 90 derajat. Bentuk kristalnya subhedral. Indeks bias dari mineral ini n < ncb setelah dilakukan penutupan sebagian pada illuminator sebelah kanan dan yang Nampak pembiasannya tidak sejajar atau tidak searah. Belahan dari mineral ini dua arah dan reliefnya rendah, serta pecahan mineral ini tidak rata . Mineral ini mempunyai inklusi yaitu kenampakkan lain dari mineral yang ada, berupa gas berwarna putih dengan bentuk subhedral dan ukuran nya 5x4 mm. Pada benang silang Nampak ukuran dari mineral ini lebar 50mm dan panjang 40 mm. Mineral ini tidak mempunyai sudut gelapan dan jenis gelapan . Memiliki kembaran, warna interferensi pada mineral ini menempati orde II dengan nilai bias rangkap 0,019. Dengan system Kristal monoklin. Komposisi kimia pada mineral ini Ca2(Mg,Fe,Al)5 (OH)2 (Si,Al)4 O11. Nama mineral ini adalah Hornblende (Ca2(Mg,Fe,Al)5 (OH)2 (Si,Al)4 O11).

Pada nikol sejajar kenampakan mineral ini cenderung terang dengan warna kuning keemasan agak kehijau pudaran pada bagian tengah dengan beberapa bintik hitam. Disertai dengan garis garis yang membentuk arah dan pecahan dengan warna hijau pada sudut bawah terdapat warna hijau tua.

Pada nikol silang kenampakan dari mineral ini cenderung gelap. Dengan warna kuning kecoklatan pada bagian tengah dan coklat kehitaman pada bagian pinggir mineral. Terdapat warna pink dibagian tengah dan juga warna hijau tua pada bagian sudut bawah pada mineral.

Mineral hornblende terbentuk di dapur magma dengan suhu 900 1000C , mineral ini adalah mineral penting dalam pembentukan batuan dan penyebarannya pun cukup luas . Mineral ini dapat terjadi di dua batuan yaitu batuan beku dan batuan metamorf . Mineral ini berasosiasi dengan mineral primer seperti biotit, olivine, piroksin dan lain sebagainya . Mineral ini dapat didapatkan dengan cara menambang secara terbuka atau open pit. Mineral ini dapat berguna sebagai bahan industri dan ornament kramik. ASISTEN PRAKTIKAN

(ARMA HANISMAH) (PUTRI LISSA SUGIRI)

Nama Mineral

: BIOTIT (K2(Mg,Fe)2 (OH)2 (AlSi3O10))Keterangan

: Pada pengamatan yang kedua menggunakan pembesaran objektif 4x dan pembesaran okuler 10x . Pembesaran total 40x didapatkan dari pembesaran objektif dikalikan dengan pembesaran okuler. Bilangan skala 0,025 didapatkan dari pembesaran okuler dibagi dengan pembesaran objektif kemudian hasilnya dibagi 100. Warna absorbsi mineral ini coklat kekuningan udar, sedangkan warna interfensi maksimum nya coklat kemerahan. Pleokrisme dari mineral ini monokroik , yaitu mengalami satu kali perubahan warna ketika meja objek diputar 90 derajat . Bentuk kristalnya subhedral indeks bias dari mineral ini n < ncb setelah dilakukan penutupan sebagian pada illuminator sebelah kanan dan yang nampak pembiasannya sebelah kiri sehingga tidak sejajar atau tidak searah . Belahan dan mineral ini satu arah dan reliefnya rendah, serta pecahan mineral ini tidak rata. Mineral ini tidak mempunyai inklusi atau bentuk lain dari mineral yang ada . Ukuran mineral ini dengan lebar 15 mm dan panjang 10,5 mm . Mineral ini tidak memiliki sudut gelapan, jenis gelapan dan kembaran. Warna interferensi pada mineral ini menempati Orde I dengan nilai bias rangkpa 0,08 dengan sistem kristal monoklin komposisi kimia K2(Mg,Fe)2 (OH)2 (AlSi3O10). Nama mineral ini Biotit (K2(Mg,Fe)2 (OH)2 (AlSi3O10)).

Pada nikol sejajar kenampakkan mineral ini cenderung terang dengan warna coklat kekuning pudaran. Terdapat bintik-bintik hitam pada pinggiran mineral. Mineral utama biotit menampakkan warna hitam cerah dengan garis menyayat satu arah .

Pada nikol silang kenampakkan mineral ini cenderung gelap dengan warna kuning kemerahan agak kehitaman dengan bintik-bintik gelap. Pada mineral utama terlihat warna hitam pekat dengan garis yang yang menyayat satu arah. Disekelilingnya Nampak terlihat warna biru tua dan coklat membentuk persegi panjang hamper sempurna .

Biotit terbentuk pada suhu 800 900C, terbentuk didapur magma . Biotit adalah mineral yang pentinng dan penyebarannya luas sebagai mineral pembentuk batuan. Dan keterdapatan batuan ini didalam batuan beku, seperti granit dan gabro dan batuan metamorf seperti gnesisi dan sekis. Asosiasi mineral ini seperti hornblende , olivine , piroksin dan lain lain sebagainya . biotit dapat ditambang secara terbuka atau open pit. Kegunaan dari mineral ini sebagai bahan industri dan ornament keramik.

ASISTEN PRAKTIKAN

(ARMA HANISMAH) (PUTRI LISSA SUGIRI)

Nama Mineral : TURMALIN ((Na,Ca) (Li,Mg,Al)3 (Al,Fe,Mn)6 (OH)4 (BO2)3 (Si6O18) )Keterangan

: Pada pengamatan yang ketiga menggunakan pembesaran objektif 4x dan pembesaran okuler 10x . pembesaran total 40x didapatkan dari pembesaran objektif dikalikan dengan pembesaran okuler . Bilangan skala 0,025 didapatkan dari pembesaran okuler dibagi pembesaran objektif kemudian hasil tersebut dibagi 100. Warna absorbsi mineral coklat muda dan warna interferensi maksimum coklat tua . Pleokrisme dari mineral ini monokroik , yaitu mengalami satu kali perubahan warna ketika meja objek diputar 90. Bentuk kristalnya subhedral . Indeks bias dari mineral n < ncb , setelah dilakukan penutupan sebagian pada illuminator sebelah kanan dan yang nampak pembiasannya sebelah kiri sehingga tidak sejajar atau tidak searah . Belahan dari mineral ini tiga arah. Reliefnya rendah dan pecahannya tidak rata. Mineral ini tidak memiliki inklusi atau bentuk lain dari mineral ini. Ukuran mineral ini dengan lebar 10 mm dan panjang mineral ini 12 mm . Mineral ini tidak memiliki sudut gelapan, jenis gelapan dan kembaran. Warna interferensi maksimum mineral ini menmpati orde I dengan nilai nias rangakp 0,09 . Sistem kristalnya heksagonal komposisi kimianya (Na,Ca) (Li,Mg,Al)3 (Al,Fe,Mn)6 (OH)4 (BO2)3 (Si6O18) . Nama mineral ini tourmaline ((Na,Ca) (Li,Mg,Al)3 (Al,Fe,Mn)6 (OH)4 (BO2)3 (Si6O18))

Pada nikol sejajar mineral ini cenderung cerah. Nampak pada mineral ini berwarna coklat muda dengan banyak bintik coklat tua. Terdapat persegi panjang berwarna coklat tua dan warna putih agak besar dibagian ujung mineral.

Pada nikol silang mineral ini cenderung gelap, menampakkan warna coklat tua. Dan banyak terdapat warna putih keabu-abuan. Mineral ini utamanya berwarna coklat tua pekat.

Mineral ini tourmaline terjadi karena proses pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dan gas dan cairan dari magma dalam suatu lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi ini disebut metamorfisme kontak karena adanya gejala kontak antara batua yang lebih tua dengan magma yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan temperature tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding reaktif . Asosiasi mineral yaitu kuarsa , epidot, garnen, dan lain sebagainya. Kegunaan dari mineral ini untuk hiasan dan bahan industri . Cara penambangan mineral ini dapat dilakukan dengan cara tambang tarbuka atau open pit. ASISTEN PRAKTIKAN

(ARMA HANISMAH) (PUTRI LISSA SUGIRI)

Nama Mineral

: DOLOMIT (Ca (Mg,Fe)(CO3)2Keterangan

: Pada pengamatan yang keempat menggunakan pembesaran objektif 4x dan pembesaran okuler 10x. pembesaran total 40x didapatkan dari pembesaran okuler dikalai dengan pembesaran objektif. Bilangan skala 0,025 didapatkan dari pembesaran okuler dibagi dengan pembesraan objektif kemudian hasilnya dibagi dengan 100. Warna absorbs mineral ini coklat muda pudar, sedangkan warna interferensi maksimumnya coklat tua. Pleokrisme dari mineral ini monokroik yaitu mengalami satu kali perubahan warna setelah meja objek diputar 90 bentul kristalnya suhedral. Indeks bias mineral ini n < ncb , setelah dilakukan penutupan sebagai illuminator sebelah kann dan yang Nampak pembiasannya tidak sejajar atau tidak searah karena yang nampak sebelah kiri . Belahan dari mineral ini tiga arah , reliefnya rendah dan pecahannya tidak rata. Mineral ini mempunyai inklusi atau bentuk lain dari mineral yang ada. Inklusinya berwarna putih bentuknya subhedral dan ukurannya 5x 7 mm. Ukuran mineral ini dengan lebar 30 mm dan panjang 50 mm . Sudut gelapannya ada. Dengan jenis gelapan simetris dan memilki kembaran polisintetik. Warna interferensi pada mineral ini menempati ored I nilai bias rangka 0,09 dengan sistem kristal heksagonal. Komposis kimianya (Ca (Mg,Fe)(CO3)2, nama mineral ini Dolomit.

Pada nikol sejajar kenampakkan mineralnya cenderung cerah. Dengan warna coklat muda pudar disebelah kiri nampak lebih hitam mineral utama Nampak putih agak kesilveran dengan bentuk persegi panjang hitam ditengahnya dengan bintik-bintik coklat.

Pada nikol silang kenampakkan mineral nya cenderung gelap. Dengan warna coklat tua. Mineral utama berwarna silver dnegan persegi panjang dengan posisi horizontal berawarna agak kehitaman.

Mineral Dolomit terbentuk dari organisme laut yang sudah mati kemudian diendapkan pada suatu cekungan di laut itu juga. Dolomit juga dapat terbentuk dari proses hidrotermal. Hidrotermal merupakan suatu proses pembentukan mineral yang terjadi disekitar dari sumber panas bumi didalam kulit bumi yang terjadi akibat adanya injeksi dari magma terhadap air dengan kata lain terjadi pelarutan oleh magma sisa yang bercampur dengan air tanah sehingga mengalami pengkristalan, dolomit yang terbentuk dari proses hidrotermal yaitu pada urat urat mesothermal dengan temperatur sekitar. Mineral ini terdapat pada batugamping dan berasosiasi dengan fluorite dan kwarsa. Mineral ini berguna sebagai bahan industri semen. ASISTEN PRAKTIKAN

(ARMA HANISMAH) (PUTRI LISSA SUGIRI)BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan suatu pengamatan kita harus teliti karena konsep dasar dari pengamatan ini identifikasi mineral membedakan sifat sifat optik pada suatu mineral. Karena masing masing mineral mempunyai ciri khas dan ciri-ciri khusus.

Harus juga dipahami bahwa konsep dalam melakukan pengamatan secara nikol sejajar berbeda dengan pengamatan nikol silang. Pada nikol sejajar warna mineral cenderung berwarna cerah tetapi pada saat nikol silang warna mineral cenderung berwarna gelap.

5.2Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan tolong pada saat praktikum waktunya disesuaikan agar praktikan mendapat pelajaran yang banyak serta pemahaman yang sesuai dengan judul mata acara.DAFTAR PUSTAKA

Setia Graha Doddy, Ir. 1987. Batuan Dan Mineral. Nova: BandungRia Irfan, Ulva. 2006. Mineral Optik. Penuntun Praktikum Laboratorium Mineral Optik Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanudin: Makassarhttp://yusufprdpt.blogspot.com/2013/11/4-golongan-mineral-sulfat_7.htmlhttp://yusufprdpt.blogspot.com/2013/11/5-golongan-mineral-karbonat.html