Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

download Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

of 14

Transcript of Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

  • 7/23/2019 Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

    1/14

    PRESENTASI KASUS

    Tinea Pedis

    Disusun oleh :

    Winfrey Pangestu, FK UPH, 07120080034

    Moderator :

    dr. Samuel Lucas Simon, SpKK

    Dipresentasikan tanggal :

    13 Desember 2012

    KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN KULIT KELAMIN

    RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO

    PERIODE 28 November29 Desember 2012

  • 7/23/2019 Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

    2/14

    Presentasi Kasus Tinea Pedis

    2

    BAB I

    STATUS PASIEN

    I. IDENTITAS PASIENNama : Ny. E

    Umur : 42 tahun

    Jenis kelamin : Perempuan

    Alamat : Johar Baru V RT 8/11

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

    Suku bangsa : Jawa

    Agama : Islam

    Status : Menikah

    II. ANAMNESISAutoanamnesis tanggal 5 Desember 2012

    Keluhan utama: Bercak putih bersisik di sela antara jari keempat dan kelima kaki

    kiri.

    Keluhan tambahan: Rasa gatal dan kemerahan.

    Riwayat perjalanan penyakit :

    2 minggu sebelum datang ke rumah sakit pasien mengeluhkan timbul bercak

    kemerahan kira-kira sebesar biji jagung pada sela antara jari keempat dan kelima kaki

    kiri. Bercak kemerahan ini terasa sedikit gatal dan semakin lama semakin meluas. 1

    minggu kemudian, pada sela jari tersebut mulai tampak bercak putih yang bersisik

    yang awalnya juga berukuran kira-kira sebesar biji jagung. Bercak putih ini menjadi

    agak semakin tebal dan meluas setelah beberapa hari dan terasa semakin gatal dan

    agak lembek terutama bila basah karena keringat. Pasien mengaku sering menggaruk

    bercak tersebut karena gatal. Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini

    sebelumnya dan belum mengkonsumsi obat apapun untuk penyakitnya ini. Pasien

    juga memiliki kebiasaan memakai sepatu pantofel tanpa menggunakan kaos kaki.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    - Riwayat diabetes melitus, HIV, penggunaan obat kemoterapi dan kortikosteroid

    oral jangka lama serta alergi obat disangkal.

  • 7/23/2019 Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

    3/14

    Presentasi Kasus Tinea Pedis

    3

    Riwayat Penyakit Keluarga

    - Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.

    III. PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis

    Keadaan umum : Baik

    Kesadaran : Kompos mentis

    Berat Badan/Tinggi Badan : 55 Kg/153 cm

    Status Gizi : Baik

    Tanda-tanda vital

    Tekanan darah : Tidak dilakukan

    Nadi : 64x/menit

    Pernapasan : 20x/menit

    Suhu : 36,5C

    Kepala : Normocephali

    Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

    THT : Faring hiperemis -/-, tonsil T1-T1

    Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid maupun kelenjar getah bening

    Jantung : Suara jantung S1-S2 reguler, murmur -/-,gallop -/-

    Paru : Suara nafas vesikuler, ronki -/-, wheezing-/-

    Abdomen : Cembung, dinding perut supel, bising usus (+) normal,

    nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepatosplenomegali (-)

    Ekstremitas: Akral hangat, edema tungkai (-), capillary refill< 2 detik

    Status Dermatologikus

    Lokasi: Regio interdigitalis IV-V pedis sinistra

    Tampak lesi berupa: Terdapat plak berwarna putih berukuran 1,5 cm x 1 cm

    dengan dasar eritematosa berbentuk lonjong dan berbatas

    tegas dengan skuama di sekitarnya.

  • 7/23/2019 Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

    4/14

    Presentasi Kasus Tinea Pedis

    4

    Foto klinis:

    Gambar 1.

    Gambar 2.

  • 7/23/2019 Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

    5/14

    Presentasi Kasus Tinea Pedis

    5

    Gambar 3.

    Gambar 4.

  • 7/23/2019 Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

    6/14

    Presentasi Kasus Tinea Pedis

    6

    IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan KOH 10% diambil dari kerokan kulit di sela antara jari keempat dan

    kelima kaki kiri

    Hasil pemeriksaan : negatif (hanya terdapat skuama)

    Foto mikroskopis :

    Gambar 5.

    V. RESUMEPasien Ny. E, usia 42 tahun datang dengan keluhan terdapat bercak putih bersisik

    disertai kulit kemerahan dan gatal pada sela antara jari keempat dan kelima kaki kiri

    sejak 1 minggu yang lalu. Gatal terutama bila terkena keringat dan pasien memiliki

    kebiasaan memakai sepatu pantofel tanpa menggunakan kaos kaki.

    Pada pemeriksaan status dermatologikus terdapat plak berwarna putih berukuran 1,5

    cm x 1 cm dengan dasar eritematosa berbentuk lonjong dan berbatas tegas dengan

    skuama di sekitar lesi pada regio interdigitalis IV-V pedis sinistra. Lain-lain dalam

    batas normal.

    VI. DIAGNOSIS KERJATinea pedis interdigitalis

  • 7/23/2019 Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

    7/14

    Presentasi Kasus Tinea Pedis

    7

    VII. DIAGNOSIS BANDINGKandidosis interdigitalis

    VIII. RENCANA/ANJURAN PEMERIKSAANPembiakan jamur dengan menggunakan medium agar Sabouraud dextrose.

    IX. PENATALAKSANAANNon Medikamentosa

    Menyarankan kepada pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur dan

    tidak menghentikan pengobatan tanpa seizin dokter.

    Pencucian kaki setiap hari diikuti dengan pengeringan yang baik terutama di

    daerah sela jari kaki.

    Menganjurkan pada pasien untuk menghindari pemakaian sandal/sepatu yang

    tertutup dan memakai kaos kaki yang menyerap keringat dan sering mengganti

    kaos kaki.

    Medikamentosa

    Sistemik

    Loratadine 1 x 10 mg, bila gatal

    Topikal

    Mikonazol nitrat krim 2% 2x/hari selama 4 minggu

    R/ Acidum salicylicum 3%

    Acidum benzoicum 6%

    Vaseline album ad 50 gram

    m.f ung da in pot

    ue

    X. PROGNOSISQuo ad vitam : bonam

    Quo ad functionam : bonam

    Quo ad sanationam : dubia

  • 7/23/2019 Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

    8/14

    Presentasi Kasus Tinea Pedis

    8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    TINEA PEDIS

    A. PendahuluanTinea pedis atau sering disebut athelete footadalah dermatofitosis pada kaki, terutama

    pada sela-sela jari dan telapak kaki. Tinea pedis adalah dermatofitosis yang biasa

    terjadi. Prevalensi dari tinea pedis sekitar 10%, terutama disebabkan oleh penggunaan

    alas kaki modern tertutup, meskipun perjalanan jauh juga merupakan faktor

    predisposisi. Kejadiaan tinea pedis lebih tinggi diantara komuniti yang menggunakantempat-tempat umum seperti kamar mandi, shower atau kolam renang. Kejadian

    infeksi ini sering terjadi pada iklim hangat lembab dimana dapat meningkatkan

    pertumbuhan jamur. [1,2,3,4]

    B. Etiologi dan patogenesisTinea pedis disebabkan oleh Trichophyton rubrum (umumnya), Trichophyton

    mentagrophytes, Epidermophyton floccosum. Telah diketahui bahwa 9% dari kasus

    tinea pedis diakibatkan oleh agen infeksi selain dermatofit. Individu dengan imun

    yang rendah mudah terkena infeksi, HIV/AIDS, transplantasi organ, kemoterapi,dan

    steroid diakui dapat menurunkan resistensi pasien terhadap infeksi dermatofitosis.

    Faktor seperti umur, obesitas dan diabetes melitus juga mempunyai dampak negatif

    terhadap kesehatan pasien secara keseluruhan dan dapat menurunkan imunitas dan

    meningkatkan terjadinya tinea pedis. Dengan menggunakan enzim keratinase, jamur

    ini menginvasi keratin superfisialis dari kulit dan infeksi akan terbatas pada lapisan

    kulit ini. Dinding dermatofit memiliki mannans, yang akan menghambat respon imun

    tubuh. Trichophyton rubrum umumnya memiliki mannans yang akan menghambat

    proliferasi keratinosit, mengakibatkan berkurangnya kecepatan pergantian kulit dan

    berujung pada infeksi kronis. Suhu dan faktor serum seperti beta globulin dan ferritin

    nampaknya memiliki efek menghambat dermatofit ; akan tetapi patofisiologinya tidak

    begitu dimengerti. Sebum juga berperan sebagai penghambat, sehingga menjelaskan

    kenapa infeksi dermatofit sering pada daerah kaki yang tidak memiliki kelenjar

    sebum.

    [2,3,5]

  • 7/23/2019 Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

    9/14

    Presentasi Kasus Tinea Pedis

    9

    C. Gejala klinisAda 4 jenis tinea pedis interdigitalis, moccasin, tipe akut ulserasi dan tipe

    vesikobulosa semua dengan karakteristik kulit masing-masing.

    1. Interdigitalis[1,6]

    -Diantara jari 4 dan 5 terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis.

    -Dapat meluas ke bawah jari (subdigital) dan ke sela jari yang lain.

    -Sering terlihat maserasi. Aspek klinis berupa kulit putih dan rapuh.

    Dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri sehingga terjadi selulitis,

    limfangitis, limfadenitis, dan dapat pula terjadi erisipelas.

    Gambar 1.Tinea pedis interdigitalis. Maserasi dan terdapat opak putih

    dan beberapa erosi [2]

    Gambar 2. Tinea pedis pada bagian bawah jari kaki [3]

    2. Moccasin foot[1,6]

    -Pada seluruh kaki, dari telapak kaki, tepi sampai punggung kaki,

    terlihat kulit menebal dan bersisikhalus dan seperti bedak

    -Eritema biasanya ringan dan terlihat pada bagian tepi lesi

    -Tepi lesi dapat dilihat papul dan kadang-kadang vesikel

  • 7/23/2019 Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

    10/14

    Presentasi Kasus Tinea Pedis

    10

    Gambar 3. Tinea pedis.Terdapat distribusi tipe moccasin. Bentuk

    arciform dari sisik yang merupakan karakteristik[2]

    3. Vesikobulosa[2,5]

    -Diakibatkan karena T.mentagrophytes

    -Diameter vesikel lebih besar dari 3mm

    - Jarang pada anak-anak, tapi etiologi yang sering terjadi pada anak-

    anak adalah T.rubrum

    -Vesikel pustul atau bula pada kulit tipis ditelapak kaki dan area

    periplantar

    Gambar 4. Tinea pedis tipe bulosa. Vesikel pecah, bula, eritema, dan

    erosi pada bagian belakang dari ibu jari kaki [2]

    4. Tipe akut ulserasi[2,5]

    -Mempengaruhi telapak kaki dan terkait dengan maserasi dan

    kerusakan kulit

    -Ko infeksi bakterial biasanya dari garam negatif kombinasi dengan

    T.mentagrophytes menghasilkan vesikel pustul dan ulkus bernanah

    yang besar pada permukaan plantar

  • 7/23/2019 Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

    11/14

    Presentasi Kasus Tinea Pedis

    11

    D. DiagnosisDiagnosis dari tinea pedis biasanya dilakukan berdasarkan klinis dan pemeriksaan

    dari daerah yang terinfeksi. Diagnosis yang digunakan biasanya dengan cara kulit

    dikerok untuk preparat KOH, biopsi kulit, atau kultur dari daerah yang terinfeksi. [6]

    1. KOH

    Hasil preparat KOH biasanya positif di beberapa kasus dengan maserasi pada

    kulit. Pada pemeriksaan mikroskop KOH dapat ditemukan hifa bersepta atau

    bercabang, arthrospora, atau dalam beberapa kasus, sel budding

    memperlihatkan bukti infeksi jamur. [5]

    Gambar 5. Hifa sejati pada tinea pedis [2]

    2. Kultur

    Kultur dari tinea pedis yang dicurigai dilakukan SDA (sabourauds dextrose

    agar), pH asam media ini menghambat banyak spesies bakteri dan dapat

    dibuat lebih selektif dengan penambahan suplemen kloramfenikol.

    Dermatophyte test medium (DTM) digunakan untuk isolasi selektif dan

    mengenali jamur dermatofitosis adalah pilihan lain diagnostik yang

    bergantung pada indikasi perubahan warna dari oranye ke merah untuk

    menandakan kehadiran dermatofit. [5]

    3. Tes PAS

    PAS (Periodic Acid-Schiff) menunjukkan dinding polisakarida dari organisme

    jamur yang terkait dengan kondisi ini dan merupakan salah satu teknik yang

    paling banyak digunakan untuk mendeteksi karbohidrat protein terikat

    (glikoprotein). Tidak seperti kultur pada SDA atau DTM, hasil PAS dapat

    selesai sekitar 15 menit. PAS juga telah menjadi tes diagnostik yang paling

    dapat diandalkan untuk tinea pedis, dengan keberhasilan 98,8% dengan biaya

    paling efektif. [5]

  • 7/23/2019 Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

    12/14

    Presentasi Kasus Tinea Pedis

    12

    E. Diagnosis bandingDiagnosis banding klinis dari erupsi kutaneus kaki seperti kontak dermatitis,

    psoriasis, dihydrosis, eczema, dermatitis atopik, keratoderma, liken planus dan

    beberapa infeki bakteri seperti C.minutissimum, streptococcal cellulitis dan lain-lain

    yang umumnya susah dibedakan dengan tinea pedis. [3, 5]

    Diagnosis banding dari tinea pedis dapat di bedakan menjadi

    1. Interdigitalis

    Diagnosis banding berupa psoriasis, soft corns, koinfeksi bakteri, kandidiasis,

    eritrasma [2]

    Gambar 6. Kandidiasis interdigitalis, disertai maserasi dan erosi eritematosa

    interdigital.[2]

    2. TipeMoccasin

    Diagnosis banding berupa psoriasis, keratoderma congenital atau yang didapat

    pada telapak tangan dan kaki, dyshidrosis [2]

    3. Vesikobulosa

    Diagnosis banding berupa pustular psoriasis, palmoplantar pustulosis,

    pioderma bakteri [2]

    F. Penatalaksanaan1. Topikal

    Menggunakan topikal agen seperti bedak, krim atau spray. Krim dan spray

    lebih berguna daripada bedak. Topikal antifungal seperti Clotrinazole,

    miconazole, sulconazole, oxiconazole, ciclopirox, econazole, ketoconazole,

    naftifine, terbinafine, flutnmazol, bifonazole, dan butenafine tetapi

    clotrhnazole, miconazole membutuhkan waktu 4 minggu dibandingkan jika

    menggunakan terbinafine yang membutuhkan waktu 1-2 minggu. Kalau

  • 7/23/2019 Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

    13/14

    Presentasi Kasus Tinea Pedis

    13

    terjadi maserasi diantara jari, pisahkan jari dengan busa atau gunakan kapas

    pada malam hari. Aluminium kloride 10% atau aluminium asetat juga dapat

    berguna. Topikal yang berguna untuk organisme gram-negatif adalah salep

    antibiotik seperti gentamicin untuk lesi interdigitalis. Keratolitik agen

    mengandung asam salisilat, resorcinol, asam laktat dan urea berguna di

    beberapa kasus walaupun dapat mengakibatkan maserasi. [4,6]

    2. Sistemik[4]

    -Griseofulvin 500-1000 mg/hari. Buat anak-anak 10- 20 mg/kg/hari.

    -Terbinafine 250 mg/hari untuk 1-2 minggu

    - Itraconazole 200 mg 2 kali sehari untuk 1 minggu. Untuk kasus ringan

    diberikan 100 mg 2 kali sehari

    -Fluconazole 150 mg/minggu untuk 4 minggu

    G. PencegahanMemberikan penjelasan kepada pasien mengenai pentingnya kebersihan pada kaki,

    menjaga kaki tetap kering , membersikan kuku kaki, menggunakan sepatu yang sesuai

    dan kaos kaki kering dan bersih, serta menggunakan sandal atau flip-flop pada tempat

    mandi umum atau kolam renang dapat mencegah terjadinya tinea pedis. Diagnosis

    yang tepat serta pengobatan terhadap pasien yang menderita diabetes mellitus, HIV,

    trasplantasi organ penting untuk pencegahan infeksi tinea pedis .[5,6]

  • 7/23/2019 Tinea Pedis (Winfrey FK UPH)

    14/14

    Presentasi Kasus Tinea Pedis

    14

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Berth-Jones J. (2010). Mycology. Dalam Rooks Textbook of Dermatology, Edisi 8 (pp.

    36.30-36.32). Cambridge: Wiley-Balckwell.

    2. Budimulja U. (2007). Mikosis. Dalam D. A, Ilmu penyakit kulit dan kelamin, Edisi 5 (p.

    93). Jakarta: FK UI.

    3. Chamlin L Sarah, Lawley P Leslie. (2008). Tinea Pedis. Dalam Fitzpatricks

    Dermatology in General Medicine, 7th edition (pp. 709-712). New York: McGraw-Hill

    Medicine.

    4. Claire J. Carlo, MD, Patricia MacWilliams Bowe, RN, MS. (n.d.). Tinea Pedis (athelete

    foot). Diakses pada tanggal Desember 8, 2012, dari BHCHP:

    http://www.bhchp.org/BHCHP%20Manual/pdf_files/Part1_PDF/TineaPedis.pdf

    5. (2008). Diseases resulting from fungi and yeast. Dalam B. G. James D William,Andrews

    disease of the skin, Edisi 10 (pp. 303-303). Canada: Saunders Elsevier.

    6. Kumar V, Tilak R, Prakash P,Nigam C, Gupta R. (2011). Tinea Pedis. Asian journal of

    medical science , 134-135.