10. Bab 2

download 10. Bab 2

of 8

Transcript of 10. Bab 2

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    1/18

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1.  RFID (Radio Frequency I denti fi cation ) [1][2]

    RFID telah dikenal sejak tahun 1940-an, namun baru pada saat

    sekaranglah dapat dicapai perkembangan yang pesat menjadi teknologi murah dan

    efektif untuk digunakan di berbagai bidang. RFID atau  Radio Frequency

     Identification, adalah sebuah sistem identifikasi melalui frekuensi radio dengan

    melibatkan perangkat keras yang dikenal sebagai interogator atau pembaca dan tag ,

     juga dikenal sebagai label, serta perangkat lunak. Sebagai metode

     pengidentifikasian objek, maka RFID dapat digunakan untuk menyimpan atau

    menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti bernama RFID

    tag  atau transponder.

    2.1.1.  Sejarah Singkat RFID 

    RFID pertama kali diperkenalkan sebagai alat spionase pemerintah Rusiaoleh Leon Theremin sekitar tahun 1945. Namun sebenarnya alat yang dipakai

    Theremin ini sebenarnya masih bersifat pasif sebagai alat pendengar dan bukan

     berwujud suatu identification tag . Teknologi yang digunakan oleh RFID sendiri

    sebenarnya sudah ada sejak tahun 1920-an. Suatu teknologi yang lebih dekat

    dengan RFID, yang dinamakan IFF transponder, beroperasi pada tahun 1939 dan

    digunakan oleh Inggris pada Perang Dunia II untuk mengenali pesawat udara

    musuh atau teman.

    2.1.2.  Komponen RFID

    Berbeda dengan smart card  yang biasa dipakai di kartu telepon atau kartu

     bank yang juga menggunakan silikon chip, kode-kode RFID tag dapat dibaca pada

     jarak yang cukup jauh. Suatu sistem RFID secara utuh terdiri atas 3 komponen yaitu

    tag  RFID, RFID reader , dan host  komputer.

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    2/18

    1.  RFID Tag  dapat berupa stiker, kertas atau plastik dengan beragam ukuran.

    Didalam setiap tag ini terdapat chip yang mampu menyimpan sejumlah informasi

    tertentu.

    Gambar 2.1. Bentuk Fisik RFID Tag

    Ada 3 tipe RFID tag , aktif, semi-pasif dan pasif. RFID tag dapat berupa

     pasif, aktif atau pasif dibantu baterai. RFID pasif tidak menggunakan baterai,

    sedangkan yang aktif memiliki baterai on-board   yang selalu memancar atau

    menjadi suara sinyal. Sebuah baterai pasif memiliki baterai kecil di papan yang

    diaktifkan ketika di hadapan sebuah pembaca RFID. Suatu RFID tag  adalah sebuah

     benda kecil, misalnya berupa stiker adesif yang dapat ditempelkan pada suatu

     barang atau produk. RFID tag berisi antena yang memungkinkan peralatan itu

    menerima dan merespon terhadap suatu query yang dipancarkan oleh suatu RFID

    transceiver . Kebanyakan RFID tag mengandung setidaknya dua bagian, satu adalah

    sebuah sirkuit terpadu untuk menyimpan dan pengolahan informasi, modulasi dan

    demodulasi sebuah frekuensi sinyal radio (RF), dan fungsi khusus lainnya, yang

    lain adalah antena untuk menerima dan mengirimkan sinyal.

    RFID tag   juga dapat dibedakan berdasarkan tipe memori yang

    dimilikinya, yaitu read/write  (baca/tulis), read only (hanya baca), dan write only

    read many (menulis pernah membaca berkali –  kali). Data sebuah tag read-write s 

    dapat ditambahkan ke atau ditimpa. Baca tag  hanya memiliki data yang hanya dapat

    dibaca, tidak ditambahkan atau ditimpa. Tag  WORM dapat memiliki data tambahan

    tetapi tidak dapat ditimpa. Tag  RFID (transponder ) akan mengenali diri sendiri

    ketika mendekteksi sinyal dari perangkat yang hanya dapat dibaca saja (read only)

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    3/18

    dibaca dan ditulis (read/wtite) sekali tulis dan banyak baca (write once read many)

     juga tidak memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk dapat

     beroperasi RFID dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan dan

    menyediakan tingkat integritas data yang tinggi.

    Ada empat macam RFID tag   yang sering digunakan bila dikategorikan

     berdasarkan frekuensi radio, yaitu low frequency tag  dengan jangkauan antara 125

    kHz sampai dengan 134 kHz, high frequency tag  dengan frekuensi 13.56 MHz),

    UHF tag dengan frekuensi 868 MHz sampai dengan 956 MHz, dan microwave tag  

    (2.45 GHz)

    2. 

    RFID reader , terdiri atas RFID reader   dan antena yang akan

    mempengaruhi jarak optimal identifikasi. Terminal RFID akan membaca atau

    mengubah informasi yang tersimpan didalam tag melalui frekuensi radio. Terminal

    RFID terhubung langsung dengan sistem host  komputer.

    Gambar 2.2. Bentuk Fisik RFID Reader  

    3. 

     Host  komputer, sistem komputer yang mengatur alur informasi dari item-

    item yang terdeteksi dalam lingkup sistem RFID dan mengatur komunikasi antara

    tag   dan reader .  Host   dapat berupa komputer  standalone  maupun terhubung ke

     jaringan LAN / Internet untuk komunikasi dengan server.

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    4/18

    2.1.3.  Sistem Dan Cara Kerja RFID

    Suatu sistem RFID dapat terdiri dari beberapa komponen, seperti tag , tag

    reader, tag programming station, circulation reader, sorting equipment   dan

    tongkat inventory tag . Keamanan dapat dicapai dengan dua cara. Pintu  security

    dapat melakukan query  untuk menentukan status keamanan atau RFID tag -nya

     berisi bit  security yang bisa menjadi on  atau off  pada saat didekatkan ke reader

     station. Kegunaan dari sistem RFID ini adalah untuk mengirimkan data dari piranti

     portable, yang dinamakan tag , dan kemudian dibaca oleh RFID reader   dan

    kemudian diproses oleh aplikasi komputer yang membutuhkannya. Data yang

    dipancarkan dan dikirimkan tadi bisa berisi beragam informasi, seperti ID,

    informasi lokasi atau informasi lainnya seperti harga, warna, tanggal pembelian dan

    lain sebagainya.

    Gambar 2.3. Cara Kerja RFID

    Penggunaan RFID untuk maksud tracking  pertama kali digunakan sekitar

    tahun 1980-an. RFID dengan cepat mendapat perhatian karena kemampuannya

    dalam melacak objek yang bergerak. Seiring dengan perkembangan teknologi,

    maka teknologi RFID sendiripun juga berkembang sehingga nantinya penggunaan

    RFID bisa digunakan untuk kehidupan sehari - hari.

    Dalam suatu sistem RFID sederhana, suatu objek dilengkapi dengan tag  

    yang kecil dan murah. Tag  tersebut berisi transponder  dengan suatu chip memori

    digital yang di dalamnya berisi sebuah kode produk yang sifatnya unik. Sebaliknya,

    interrogator , suatu antena yang berisi transceiver   dan decoder , memancarkan

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    5/18

    sinyal yang bisa mengaktifkan RFID tag sehingga dia dapat membaca dan menulis

    data ke dalamnya. Ketika suatu RFID tag  melewati suatu zona elektromagnetis,

    maka RFID tag   akan mendeteksi sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh reader .

     Reader   akan men-decode  data yang ada pada tag   dan kemudian data tadi akan

    diproses oleh komputer. RFID tag  yang aktif, di sisi lain harus memiliki  power

     supply  sendiri dan memiliki jarak jangkauan yang lebih jauh. Memori yang

    dimilikinya juga lebih besar sehingga bisa menampung berbagai macam informasi

    didalamnya. Sampai tulisan ini dipublikasikan, ukuran terkecil dari RFID tag yang

    aktif ini ada yang sebesar koin. Jarak jangkauan dari RFID tag  yang aktif ini bisa

    sampai sekitar 10 meter dan dengan umur baterai yang bisa mencapai beberapa

    tahun lamanya. RFID tag  yang pasif harganya bisa lebih murah untuk diproduksi

    dan tidak bergantung pada baterai. RFID tag  yang banyak beredar sekarang adalah

    RFID tag  yang sifatnya pasif.

    2.2.  Arduino UNO [3]

    Arduino adalah nama keluarga papan mikrokontroler yang awalnya dibuat

    oleh perusahaan Smart Projects. Salah satu tokoh penciptanya adalah Massimo

    Banzi. Papan ini merupakan perangkat keras yang bersifat open source. Arduino

    Uno adalah board  mikrokontroler berbasis ATMEGA 328 memiliki 14 pin input

    dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output

    PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power,

    ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat

    digunakan, cukup hanya menghubungkan board Arduino Uno ke komputer dengan

    menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai

    untuk menjalankannya.

    UNO berbeda dari semua papan sebelumnya dalam hal itu tidak

    menggunakan FTDI chip driver USB-to-serial . Sebaliknya, fitur Atmega16U2

    (Atmega8U2 hingga versi R2) diprogram sebagai konverter USB-to-serial. Revisi

    2 dari dewan UNO memiliki resistor menarik garis 8U2 HWB ke tanah, sehingga

    lebih mudah untuk dimasukkan ke dalam mode DFU.

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    6/18

    10 

    Gambar 2.4. Bentuk Fisik Arduino UNO

     Power  Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan

    satu daya eksternal, sumber daya dipilih secara otomatis. Eksternal (non-USB)

    dapat di ambil baik berasal dari AC ke adaptor DC atau baterai. Adaptor ini dapat

    dihubungkan dengan menancapkan plug jack  pusat-positif ukuran 2.1 mm konektor

    POWER. Ujung kepala dari baterai dapat dimasukkan kedalam Gnd dan Vin pin

    header dari konektor POWER. Kisaran kebutuhan daya yang disarankan untuk

     board UNO adalah 7 Volt sampai dengan 12 Volt, jika diberi daya kurang dari 7

    Volt kemungkinan pin 5V Uno dapat beroperasi tetapi tidak stabil kemudian jika

    diberi daya lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan dapat merusak board

    UNO. Pin VIN adalah tegangan masukan kepada papan Arduino ketika itu

    menggunakan sumber daya eksternal (sebagai pengganti dari 5 Volt koneksi USB

    atau sumber daya lainnya). Pin 5V adalah catu daya digunakan untuk daya

    mikrokontroler dan komponen lainnya. Pin 3V3 adalah pasokan 3,3 Volt dihasilkan

    oleh regulator on-board. Pin GND adalah Ground pin.

    Memori ATmega328 memiliki 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk

     bootloader), 2 KB dari SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat dibaca dan ditulis

    dengan EEPROM library).

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    7/18

    11 

    Masing - masing dari 14 pin digital di UNO dapat digunakan sebagai input

    atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode (), digitalWrite (), dan

    digitalRead (), beroperasi dengan daya 5 Volt. Setiap pin dapat memberikan atau

    menerima maksimum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (secara default  

    terputus) dari 20 kOhms sampai 50 kOhms. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi

    khusus aeperti pin serial: 0 (RX) dan 1 (TX) yang digunakan untuk menerima (RX)

    dan mengirimkan (TX) TTL data serial, pin ini dihubungkan ke pin yang berkaitan

    dengan chip Serial ATmega8U2 USB-to-TTL. Pin eksternal menyela: 2 dan 3. Pin

    ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt   pada nilai yang rendah, dengan

     batasan tepi naik atau turun, atau perubahan nilai. Pin PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11

    ini menyediakan output PWM 8-bit dengan fungsi analogWrite (). Pin SPI: 10 (SS),

    11 (Mosi), 12 (MISO), 13 (SCK), pin ini mendukung komunikasi SPI

    menggunakan SPI library. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13, ketika pin

     bernilai nilai high maka LED akan menyala dan ketika pin bernilai low maka LED

    akan mati.

    UNO memiliki 6 masukan analog, berlabel A0 sampai dengan A5, yang

    masing-masing menyediakan 10 bit dengan resolusi (yaitu 1024 nilai yang

     berbeda). Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus seperti pin I2C adalah

    A4 (SDA) dan A5 (SCL), dukungan I2C (TWI) komunikasi menggunakan

     perpustakaan Wire. Pin Aref adalah tegangan referensi (0 Volt sampai 5 Volt saja)

    untuk input analog yang digunakan dengan fungsi analogReference (). Pin Reset

    yaitu bawa baris ini LOW untuk me-reset mikrokontroler.

    Komunikasi Arduino UNO memiliki sejumlah fasilitas untuk

     berkomunikasi dengan komputer, Arduino lain atau mikrokontroler lainnya.

    ATmega328 menyediakan UART TTL (5V) untuk komunikasi serial, yang tersedia

    di pin digital 0 (RX) dan 1 (TX). Sebuah ATmega8U2 sebagai saluran komunikasi

    serial melalui USB dan sebagai  port virtual   com untuk perangkat lunak pada

    komputer. Firmware ’8 U2 menggunakan driver  USB standar COM, dan tidak ada

    driver eksternal yang diperlukan. Namun, pada Windows diperlukan sebuah file

    inf. Perangkat lunak Arduino terdapat monitor serial yang memungkinkan

    digunakan memonitor data tekstual sederhana yang akan dikirim ke atau dari papan

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    8/18

    12 

    Arduino. LED RX dan TX di papan tulis akan berkedip ketika data sedang dikirim

    melalui chip USB-to-serial  dengan koneksi USB ke komputer (tetapi tidak untuk

    komunikasi serial pada pin 0 dan 1).

    Sebuah software serial library  memungkinkan untuk berkomunikasi

    secara serial pada salah satu pin digital pada board  UNO.

    ATmega328 juga mendukung I2C (TWI) dan komunikasi SPI. Perangkat

    lunak Arduino termasuk perpustakaan Kawat untuk menyederhanakan penggunaan

     bus I2C, lihat dokumentasi untuk rincian. Untuk komunikasi SPI, menggunakan

     perpustakaan SPI.

    2.3.  Push Button [4] 

     Push button  adalah sakelar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau

     penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik. Dengan prinsip kerja

     push button  dalam keadaan normal tidak ditekan maka kontak tidak berubah,

    apabila ditekan maka kontak Normally Close (NC) akan berfungsi sebagai stop dan

    kontak  Normally Open  (NO) akan berfungsi sebagai start. Push button dapat

    digunakan untuk sistem pengontrolan motor  –  motor induksi dalam menjalankan

    dan mematikan motor pada industri  –   industri. Suatu sistem saklar tekan push

     button terdiri dari sakelar tekan start, stop reset  dan sakelar tekan untuk emergency.

    Push button dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:

    1.  Tipe Normally Open (NO)

    Tombol ini disebut juga dengan tombol start  karena kontak akan menutup

     bila ditekan dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol ditekan maka kontak

     bergerak akan menyentuh kontak tetap sehingga arus listrik akan mengalir.

    2.  Tipe Normally Close (NC)

    Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan

    membuka bila ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan

    lepas dari kontak tetap sehingga arus listrik akan terputus.

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    9/18

    13 

    3.  Tipe NC dan NO

    Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak

    ditekan maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO, bila tombol

    ditekan maka kontak tertutup akan membuka dan kontak yang membuka akan

    tertutup.

    Gambar 2.5. Bentuk Fisik Push Button 

    2.4.  Solenoid  Door Lock [5]

    Solenoid door lock  adalah sensor kunci otomatis yang dapat dikontrol oleh

    Arduino. Tegangan input untuk sensor ini 12 VDC, cara penggunaannya sederhana.

    Solenoid door lock   atau solenoid kunci pintu adalah alat elektronik yang dibuatkhusus untuk pengunci pintu. Alat ini sering digunakan pada kunci pintu otomatis.

    Solenoid   ini akan bergerak atau bekerja apabila diberi tegangan. Pada kondisi

    normal solenoid dalam posisi tuas memanjang atau terkunci. Jika diberi tegangan

    tuas akan memendek atau terbuka. Solenoid   ini bisa digabungkan dengan sistem

     pengunci elektrik berbasis RFID dan password .

    Gambar 2.6 Bentuk Fisik  Solenoid Door Lock  

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    10/18

    14 

    2.5.  Relay [6]

     Relay  adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus.  Relay 

    memiliki sebuah kumparan tegangan rendah yang dililitkan pada sebuah inti.

    Terdapat sebuah armatur besi yang akan tertarik menuju inti apabila arus

    mengalir melewati kumparan. Armatur besi terpasang pada sebuah tuas berpegas.

    Ketika armatur tertarik menuju inti, kontak jalur bersama akan berubah posisinya

    dari kontak normal-tertutup ke kontak normal-terbuka.

    Gambar 2.7. Ilustrasi dari Sebuah Relay 

    Sebuah relay yang tipikal dari jenis ini dapat diaktifkan dalam waktu sekitar 10 ms.

    Sebagian besar relay  modern ditempatkan di dalam sebuah kemasan yang

    sepenuhnya tertutup rapat.

    Gambar 2.8. Bentuk Fisik Relay 

    Kebanyakan di antaranya memiliki kontak-kontak jenis SPDT, namun terdapat juga

     beberapa versi DPDT.  Relay-relay  yang berukuran lebih besar dapat

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    11/18

    15 

    menyambungkan arus hingga 10 A pada tegangan 250 V AC. Tegangan maksimum

    untuk pensaklaran DC selalu jauh lebih rendah, seringkali bahkan hanya setengah,

    dari tegangan maksimum untuk AC. Terdapat juga relay-relay miniatur yang cocok

    untuk ditancapkan pada papan-papan rangkaian.

    2.6.  Transistor [7]

    Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari dari bahan semi

    konduktor jenis N dan jenis P. Transistor memiliki 3 kaki yaitu: basis (B), kolektor

    (C) dan emitor (E). Berdasarkan susunan semikonduktor yang membentuknya,

    transistor dibedakan menjadi dua tipe, yaitu transistor jenis PNP dan transistor jenis

     NPN. Untuk membedakan transistor PNP dan NPN dapat dibedakan dari arah

     panah pada kaki emitornya. Pada transistor PNP anak panah mengarah ke dalam

    dan pada transistor NPN arah panahnya mengarah ke luar.

    Gambar 2.9. Simbol Transistor

    2.6.1. 

    Transistor NPN

    Menurut Woollard Kolektor dan emitor merupakan bahan N dan lapisan

    diantara mereka merupakan jenis P. Pada mulanya diperkirakan bahwa transistor

    seharusnya bekerja dalam salah satu arah, ialah dengan saling menghubungkan

    ujung-ujung kolektor dan emitor karena mereka terbuat dari jenis bahan yang sama.

     Namun, hal ini tidaklah mungkin karena mereka tidak berukuran sama. Kolektor

     berukuran lebih besar dan kebanyakan dihubungan secara langsung ke kotaknya

    untuk penyerapan panas. Ketika transistor digunakan hampir semua panas yang

    http://2.bp.blogspot.com/-Lk0rvZfrHoA/USWD6wTDE9I/AAAAAAAAAFk/7nxYrzQwBE4/s1600/transistor.bmp

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    12/18

    16 

    terbentuk berada pada sambungan basis kolektor yang harus mampu

    menghilangkan panas ini. Sambungan basis emitor hanya mampu menahan

    tegangan yang rendah.

    Operasi dalam arah balik dapat dijalankan tetapi tidak efisien, sehingga

    tidak sesuai dengan metode hubungan praktis karena sangat sering merusakkan alat.

    Pada umumnya transistor dianggap sebagai suatu alat yang beroperasi karena

    adanya arus. Kalau arus mengalir ke dalam basis dan melewati sambungan basis

    emitor suatu suplai positif pada kolektor akan menyebabkan arus mengalir diantara

    kolektor dan emitor. Dua hal yang harus diperhatikan pada arus kolektor adalah :

    1.  Untuk arus basis nol, arus kolektor turun sampai tingkat arus kebocoran

    yaitu kurang dari 1 mF dalam kondisi normal (untuk transistor silikon).

    2.  Untuk arus basis tertentu, arus kolektor yang mengalir akan jauh lebih

     besar daripada arus basis itu. Arus yang dicapai ini disebut hFE, dengan

    (2.1)

    dimana,

    iC  = perubahan arus kolektor

    iB = perubahan arus basis

    h FE  = arus yang dicapai

    2.6.2.  Transistor PNP

    Transistor PNP beroperasi dengan cara yang sama dengan piranti NPN.

    Gambar dibawah ini akan memperlihatkan suatu transistor PNP yang dibias untuk

     beroperasi dalam mode aktif. Disini tegangan VEB  menyebabkan emitor tipe P

     potensialnya lebih tinggi dari basis tipe N, sehingga persambungan basis emitor

    menjadi bias maju. Persambungan kolektor basis dibias balik oleh tegangan VBC 

    yang menjaga basis tipe N berpotensial lebih tinggi dibandingkan kolektor tipe P.

    Tidak seperti transistor NPN, arus dalam piranti PNP terutama disebabkan oleh

    lubang yang diinjeksikan dari emitor ke dalam basis sebagai tegangan bias maju

    VEB. Karena komponen arus emitor yang disebabkan elektron yang diinjeksikan

    hFE =iC

     

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    13/18

    17 

    dari basis ke emitor dijaga agar kecil dengan menggunakan basis doping ringan,

    sebagian besar arus emitor disebabkan oleh lubang. Elektron yang diinjeksi dari

     basis ke emitor menghasilkan komponen dominan arus basis i B1. Demikian juga

    lubang yang diinjeksi ke dalam basis akan berkombinasi dengan pembawa

    mayoritas dalam basis (elektron) dan hilang. Hilangnya elektron basis harus diganti

    dari rangkaian luar yang menimbulkan komponen kedua arus basis i B2. lubang-

    lubang yang berhasil mencapai batas daerah pengosongan persambungan basis

    kolektor akan tarik oleh tegangan negatif pada kolektor. Jadi lubang-lubang ini akan

    disapu melintasi daerah pengosongan ke dalam kolektor dan timbul sebagai arus

    kolektor.

    2.6.3.  Transistor Sebagai Saklar

    Menurut Barry Woollard mengatakan bahwa jika arus basis  I  B nol, arus

    kolektor I C  akan menjadi arus kebocoran yang rendah dan tegangan yang melalui

    resistor muatan R L akan sia-sia. Oleh karena itu:

    V CE  ≈ V CC  tegangan suplai (2.2)

    Kalau jumlah nominal  I  B  kecil,  I C   akan sama dengan h FE.  I  B dan tegangan yang

    melalui R L, akan menjadi:

    V  R = I C  R L (2.3)

    dan V CE  = V CC - I C  R L (2.4)

     Naiknya I  B akan menyebabkan I C  naik terus hingga mencapai titik I C  R L ≈ V CC ,

    yaitu ketika I C  tidak dapat naik lagi, meski I  B tetap naik. 

    Pada titik ini transistor dikatakan mendapat aliran secara keras, sampai ke

    dasar atau sarat, dan tegangan V CE   disebut V CE sarat   tegangan output   yang sarat.

    Biasanya tegangan ini sebesar 0,2 Volt untuk transistor silikon serta dapat sekecil

     beberapa puluh milivolt, tetapi tidak lebih dari 0,3 Volt.

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    14/18

    18 

    Gambar 2.10. Transistor Sebagai Saklar  

    Kalau daerah pemakian daya ditengah dapat dilalui dalam waktu singkat,

    transistor itu akan bekerja baik dengan daya ON  dan OFF . ekstrem yang rendah,

    dan segalanya akan berjalan lancar. Akan tetapi arus beban tidak boleh melebihi I C

    (maksimal).

    Menurut Owen Bishop (2004: 72) mengatakan bahwa rangkaian saklar

    transistor memanfaatkan fitur terpenting dari sebuah transistor BJT- gain. Terdapat

    lebih dari satu definisi untuk gain yang akan merujuk untuk  gain arus sinyal kecil

    (Small Signal Current Gain). Gain  tidak memiliki satuan. Gain hanyalah sebuah

     bilangan, karena besaran ini merupakan hasil dari pembagian arus dengan arus.

    Gain  sebuah transistor BJT yang tipikal adalah 100. Rangkaian dibawah ini

    digunakan untuk memperlihatkan dan menjelaskan secara sederhana konsep  gain 

    transistor.

    Gambar 2.11. Rangkaian Transistor Sebagai Saklar  

    https://lh6.googleusercontent.com/-Qt37l0-5XCk/TW-SYqzICbI/AAAAAAAAASo/Bhp3W4zrQjA/s1600/image036.gif

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    15/18

    19 

    (2.5)

    (2.6)

    dimana :

    IC = arus kolektor

    IB = arus basis

    R B = hambatan basis

    R C = hambatan kolektor

    VCC = tegangan input

    Denyut sulut (Trigger Pulse) perlu setinggi :

    VB = IB R B + 0,6 V (2.7)

    Selama ada denyut masukan, pada dioda B-E terukur ada tegangan terbalik.

    2.7.  L ight Emitting Diode  (LED) [8][9] 

    Pada gambar 2.12 menunjukkan sumber dihubungkan dengan resistor dan

    LED. Anak panah keluar menyimbolkan sinar yang dihasilkan. Pada LED dengan

     bias tegangan maju, elektron bebas melintasi sambungan dan jatuh dalam hole.

    Ketika elektron jatuh dari tegangan tinggi ke tegangan rendah, elektron akan

    mengeluarkan energi. Pada dioda biasa energi dikeluarkan dalam bentuk panas.

    Tetapi pada LED, energi dikeluarkan dalam bentuk sinar. LED digunakan sebagai

    lampu pijar dalam berbagai macam penerapan karena tegangannya rendah,

    umurnya panjang dan penyaklaran on-off  yang cepat.

    https://lh5.googleusercontent.com/-8ETZzWFzOrE/TW-ScxsG0JI/AAAAAAAAASs/fV1wPih5vfI/s1600/image038.gifhttps://lh3.googleusercontent.com/--rsjwLIVAB4/TW-SjhK18bI/AAAAAAAAASw/0QKPNJDOLUE/s1600/image040.gif

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    16/18

    20 

    Gambar 2.12. Rangkaian Dasar LED

    LED memiliki berbagai macam warna, berikut tegangan yang dibutuhkan oleh

    tiap LED agar dapat berjalan normal :

     

    Standar Red  : 1,7 Volt

      Super Bright Red  : 2,2 Volt

      Standar Green : 2,2 Volt

       High Intensity Blue : 3,0 - 3,5 Volt

       High Intensity White : 3,0 - 3,5 Volt

    Gambar 2.13. Bentuk Fisik LED 

    Besarnya arus maksimum pada LED ( Light Emitting Diode) adalah 20 mA,

    sehingga nilai resistor harus ditentukan. Dimana besarnya nilai resistor berbanding

    lurus dengan besarnya tegangan sumber yang digunakan. Secara matematis

     besarnya nilai resistor pembatas arus LED ( Light Emitting Diode) dapat ditentukan

    menggunakan persamaan 2.9.

    (2.8)

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    17/18

    21 

    Dimana :

    R = resistor pembatas arus (Ohm)

    Vs = tegangan sumber yang digunakan untuk mensupply tegangan ke LED (Volt)

    2 volt = tegangan LED (Volt)

    0,02 A = arus maksimal LED (20 mA)

    2.8.  Buzzer  [10]

     Buzzer   adalah suatu alat yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi

    sinyal suara. Pada umumnya buzzer  digunakan untuk alarm, karena penggunaannya

    cukup mudah yaitu dengan memberikan tegangan input   maka buzzer   akan

    mengeluarkan bunyi.

    Frekuensi suara yang dikeluarkan oleh buzzer  yaitu antara 1-5 KHz. Pada

    dasarnya prinsip kerja buzzer  hampir sama dengan loud speaker , jadi buzzer  juga

    terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan

    tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik

    ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena

    kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan

    menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar

    yang akan menghasilkan suara.

     Buzzer  biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau

    terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

    Gambar 2.14. Simbol Buzzer

    2.9.  Resistor [11]

    Resistor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk

    menghambat arus dan tegangan listrik. Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa

    disimbolkan Ω. 

  • 8/19/2019 10. Bab 2

    18/18

    22 

    Fungsi dari Resistor adalah :

    1. Sebagai pembagi arus

    2. Sebagai penurun tegangan

    3. Sebagai pembagi tegangan

    4. Sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain.

    Gambar 2.15. Bentuk Fisik Resistor

    Keterangan :

    -  Gelang ke-1 dan gelang ke-2 menyatakan angka.

    Gelang ke-3 menyatakan faktor pengali.

    Gelang ke-4 menyatakan toleransi.