Post on 30-Jun-2015
1
A. DEFINISI
Sistem pencernaan(mulai dari mulut sampai anus) meliputi fungsi :
Menerima makanan
Mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi
Menyerap zat-zat gizi
Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna
Saluran pencernaan terdiri dari Mulut( Cavum Oris), Kerongkongan(Esofagus),
lambung ( Ventrikel), Usus Halus(Intestinum), Usus Besar(Kolon), Rektum dan Anus.
B. MACAM – MACAM SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
Mekanik
Sesuai namanya, sistem pencernaan makanan mekanis ini dilakukan dengan
suatu mekanika/gerakan tertentu. Pencernaan semacam ini paling banyak
terjadi di dalam rongga mulut, di mana makanan yang masuk harus
dihancurkan dahulu (dikunyah) agar proses pencernaan selanjutnya bisa
lebih mudah.
Sistem pencernaan makanan mekanik tak hanya terjadi di mulut. Beberapa
bagian/organ tubuh juga melakukan suatu mekanika yang disebut gerakan
peristaltik.
Peristaltik ini sendiri adalah gerakan otot-otot organ untuk menelan/menarik
agar makanan bisa mengalir memasuki organ tersebut. Biasanya terjadi
pada kerongkongan dan usus.
Kimiawi
Pencernaan mekanik adalah pencernaan dengan gerakan, sistem
pencernaan yang satu ini lebih kepada proses kimiawi, yaitu proses
pencernaan yang membutuhkan zat-zat kimia untuk menghancurkan
makanan maupun mengurai zat-zat penting yang ada dalam makanan.
BIOLOGI – XI IPA 3
2
Zat kimia yang dimaksud adalah asam maupun suatu enzim dalam tubuh
yang membantu pencernaah. Proses kimiawi ini contohnya proses
pencernaan yang terjadi pada lambung dan usus.
A.ALAT – ALAT PENCERNAAN MAKANAN
Sistem pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat
pencernaan makanan itu antara lain :
1. Rongga Mulut ( Cavum Oris)
Merupakan awal mula makanan dicerna, baik secara mekanis maupun secara
kimia. Tiga bagian penting di dalam mulut yaitu :
1) Gigi
Macam- macam gigi :
Gigi seri
Gigi taring
Gigi geraham kecil (depan)
Gigi geraham besar belakang)
Struktur gigi adalah sebagai berikut dimulai dari atas ke bawah :
Mahkota gigi
Akar gigi
Leher gigi
Struktur gigi berdasarkan sayatan memanjang :
Tulang gigi
Sumsum gigi
Semen
Fungsi gigi adalah untuk melembutkan mencerna makanan secara mekanik.
BIOLOGI – XI IPA 3
3
Gambar 2.1 Mulut dan Lidah Gambar 2.2 Kalenjar Ludah
2) Lidah ( Lingua)
Berfungsi :
Membantu megaduk makanan di rongga mulut
Membantu membersihkan mulut
Mebantu mendorong makanan pada waktu penelanan
Sebagai indera pengecap
3) Kalenjar Ludah ( Glandula salivary )
Terdiri dari 3 pasang kelenjar ludah yaituglandula parotis(dekat telinga),
glandula submandibularis(di bawah rahang bawah), dan glandula
sublingualis(dibawah lidah)
Fungsi ludah :
memudahkan penelanan dan pencernaan makanan
mencernakan makanan secara kimiawi
meliputi selaput rongga mulut
2. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan merupakan saluran panjang yang tipis sebagai jalan makanan
dari mulut menuju ke lambung. Panjang ±20 cm dan lebar ±2 cm.
Kerongkongan dapat melakukan gerakan melebar dan menyempit,
bergelombang, meremas-remas, guna mendorong makanan masuk ke lambung.
Gerak demikian disebut sebagai gerak peristaltik.
BIOLOGI – XI IPA 3
4
Gambar 2.3 Kerongkongan (Esofagus)
3. Lambung (Ventrikel)
Lambung merupakan suatu kantung yang terletak di dalam rongga perut di
sebelah kiri di bawah sekat rongga badan.
Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah yaitu daerah kardiak, fundus dan
pilorus.
Kardiak adalah bagian atas, daerah pintu masuk dari kerongkongan
Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat
Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang berhubungan dengan usus dua
belas jari/ duodenum.
Di bagian sebelah dalam dinding lambung menghasilkan lendir sementara di
daerah fundus menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera
terhadap makanan secara refleks akan menimbulkan sekresi getah lambung.
Getah lambungmengandung asam lambung (HCl), pepsin, musin, dan renin.
Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan
enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakn enzim yang dapat
mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa
protein yang melicinkan makanan. Renin merupakan enzim khusus yang hanya
terdapat pada mamalia, berperan mengubah kaseinogen menjadi kasein. Kasein
digumpalkan oleh ion Ca2+¿ ¿ dari susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin pada
bayi.
Karena otot lambung ada yang melingkar, memanjang, maupun
menyamping(menyerong) terjadi gerakan peristaltik yang membuat makanan
berbentuk seperti bubur atau disebut kim(chyme). Otot lambung bagian pilorus
mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot
pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk
kim yang bersifat asam.Sebaliknya, oto pilorus yang mengarah ke duodenum
BIOLOGI – XI IPA 3
5
akan berkontraksi (mengerut) jika tersentu kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat
asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan membuka, sehingga makanan
lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus menutup.
Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun. Makanan yang
bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka.
Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian
seterusnya. Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi
segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna efektif. Setelah 4 sampai 5
jam, lambung kosong kembali.
Gambar 2.4 Lambung
4. Hati ( Hepar )
Sari-sari makanan yang akan diserap usus halus melewati hati terlebih
dahulu. Dalam hati terdapat kantung empedu yang berisi cairan empedu.
Hati memiliki banyak fungsi yaitu meliputi, sebagai kelenjar, mensekresikan :
Empedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu merupakan cairan
kehijauan dan terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel darah merah yang
telah tua, yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau diekskresi
ke duodenum. Empedu mengandung kolesterol, garam mineral, garam
empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Sekresi empedu berguna untuk
mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di
usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut
dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke
peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Orang yang
demikian dikatakan menderita penyakit kuning.
Sebagian besar asam amino
Faktor koagulasi I, II, V, VII, IX, X, XI
Protein C, protein S dan anti-trombin
Kalsidiol
BIOLOGI – XI IPA 3
6
Trigliserida melalui lintasan lipogenesis
Kolesterol
Insulin-like growth factor 1 (IGF-1), sebuah protein polipeptida yang berperan
penting dalam pertumbuhan tubuh dalam masa kanak-kanak dan tetap
memiliki efek anabolik pada orang dewasa.
Enzim arginase yang mengubah arginina menjadi ornitina dan urea. Ornitina
yang terbentuk dapat mengikat NH³ dan CO² yang bersifat racun.
Trombopoietin, sebuah hormon glikoprotein yang mengendalikan produksi
keping darah oleh sumsum tulang belakang.
Pada triwulan awal pertumbuhan janin, hati merupakan organ utama sintesis
sel darah merah, hingga mencapai sekitar sumsum tulang belakang mampu
mengambil alih tugas ini.
Albumin, komponen osmolar utama pada plasma darah.
Angiotensinogen, sebuah hormon yang berperan untuk meningkatkan
tekanan darah ketika diaktivasi oleh renin, sebuah enzim yang disekresi oleh
ginjal saat ditengarai kurangnya tekanan darah oleh juxtaglomerular
apparatus.
Enzim glutamat-oksaloasetat transferase, glutamat-piruvat transferase dan
laktat dehidrogenase
Selain melakukan proses glikolisis dan siklus asam sitrat seperti sel pada
umumnya, hati juga berperan dalam metabolisme karbohidrat yang lain:
Glukoneogenesis, sintesis glukosa dari beberapa substrat asam amino, asam
laktat, asam lemak non ester dan gliserol. Pada manusia dan beberapa jenis
mamalia, proses ini tidak dapat mengkonversi gliserol menjadi glukosa.
Lintasan dipercepat oleh hormon insulin seiring dengan hormon tri-
iodotironina melalui pertambahan laju siklus Cori.[17]
Glikogenolisis, lintasan katabolisme glikogen menjadi glukosa untuk
kemudian dilepaskan ke darah sebagai respon meningkatnya kebutuhan
energi oleh tubuh. Hormon glukagon merupakan stimulator utama kedua
lintasan glikogenolisis dan glukoneogenesis menghindarikan tubuh dari
simtoma hipoglisemia. Pada model tikus, defisiensi glukagon akan
menghambat kedua lintasan ini, namun meningkatkan toleransi glukosa.[18]
Lintasan ini, bersama dengan lintasan glukoneogenesis pada saluran
pencernaan dikendalikan oleh kelenjar hipotalamus.[19]
Glikogenesis, lintasan anabolisme glikogen dari glukosa.
dan pada lintasan katabolisme:
Degradasi sel darah merah. Hemoglobin yang terkandung di dalamnya
dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi dan globin didaur ulang,
BIOLOGI – XI IPA 3
7
sedangkan heme dirombak menjadi metabolit untuk diekskresi bersama
empedu sebagai bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau kebiruan. Di
dalam usus, zat empedu ini mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga
warna feses dan urin kekuningan.
Degradasi insulin dan beberapa hormon lain.
Degradasi amonia menjadi urea
Degradasi zat toksin dengan lintasan detoksifikasi, seperti metilasi.
Hati juga mencadangkan beberapa substansi, selain glikogen:
Vitamin A (cadangan 1–2 tahun)
Vitamin D (cadangan 1–4 bulan)
Vitamin B12 (cadangan 1-3 tahun)
Zat nesi
Zat tembaga
Gambar 2.5 Hati
5. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang bersifat endokrin dan eksokrin.
Endokrin :tidak mempunyai saluran(buntu); Eksokrin: mengeluarkan enzim
melalui saluran.
Enzim-enzim yang dikeluarkan oleh pankreas(eksokrin) : Tripsinogen,
Kimotripsinogen, Peptidase, Lipase, Amilase, Nuklease, dan NaHCO3.
Hormon-hormon yang dihasilkan pankreas : glukagon(berfungsi menaikkan
kadar gula dalam darah), insulin (berfungsi menurunkan kadar gula dalam
darah), somatostatin(berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon
lainnya).
Fungsi pankreas yaitu :
Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glucagon, yang
menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan
dari hati.
BIOLOGI – XI IPA 3
8
Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang
mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot.
Insulin juga merangsang hati untuk merubah glukosa menjadi glikogen dan
menyimpannya di dalam sel-selnya.
Gambar 2.6 Pankreas
6. Usus Halus ( Intestinum )
Panjang usus halus ±8,25 m, terbagi atas 3 bagian :
I. Usus dua belas jari (duodenum), dengan panjang ±0,25 m
II. Usus kosong (jejunum), dengan panjajng ±7 m
III. Usus penyerapan ( ileum ) dengan panjang ±1 m
Makanan dari lambung yang berbentuk kim masuk ke usus dua belas jari. Kim
yg mengandung HCl merangsang hormon yang menyebabkan pankreas
menyekresikan getahnya, dan merangsang hormon yang menyebabkan empedu
mengeluarkan bilus. Ingat bahwa empedu dihasilkan oleh hati. Bilus berfungsi
mengemulsikan lemak. Getah pankreas akan mngubah bemacam-macam jenis
makanan di usus dua belas jari menjadi asam-asam amino dan gliserol.
Di dalam jejunum makanan mengalami pencernaan secara kimiawi oleh enzim
yang dihasilkan oleh dinding usus, yaitu:
Enterokinase, untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas
menjadi tripsin;
Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi
asam amino;
Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa;
Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa;
Disakarase, mengubah disakarida menjadi monosakarida;
BIOLOGI – XI IPA 3
9
Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino;
Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak;
Sukrase, mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa
Pencernaan makanan juga selesai di jejunum karena telah diubah menjadi
sari makanan.
Sari makanan diserap oleh ileum. Jonjot ileum mempunyai permukaan yang
berlipat-lipat sehingga efektif untuk penyerapan zat. Penyerapan sari makanan
itu meliputi penyerapan karbohidrat(dilakukan oleh kapiler darah diangkut ke
hati), penyerapan lemak(dilakukan oleh pembuluh kil menuju vena bawah
selangka), dan penyerapan protein dilakukan oleh kapiler darah menuju hati).
Gambar 2.7 Usus halus
7. Usus Besar ( Kolon )
Panjang usus besar ±1 m. Batas antar usus besar dengan usus halus
disebut usus buntu. Usus besar memiliki tambahan usus yang disebut umbai
cacing (apendiks) yang terletak di bagisn ujung usus buntu.
Fungsi utama usus besar adalah mengatur kadar air sisa makanan,
yaitu menyerap jika lebih & menambah jika kurang. Sehingga mudah di
dorong ke rektum dengan gerakan peristaltik. Di dalam usus besar terdapat
bakteri pembusuk Escherichia coli yang mebusukkan sisa-sisa makanan
menjadi kotoran(feses). Pembusukan mengakibatkan feses menjadi lunak dan
mudah dikeluarkan. Bakteri Escherichia coli (bakteri yang hidup di kolon) pada
umumnya tidak mengganggu kesehatan manusia, bahkan ada yang
menghasilkan vitamin K dan asam amino tertentu.
Kolon terdiri dari kolon asendens, kolon transversum, dan kolon
desndes serta rektum.
BIOLOGI – XI IPA 3
10
Gambar 2.8 Usus Besar
8. Rektum dan Anus
Rektum merupakan bagian akhir dari usus besar yang panjangnya ±15
cm. Rektum merupakan saluran yang bermuara pada anus. Rektum
merupakan tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini
kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum,
maka timbul keinginan untuk buang air besar.
Anus merupakan muara akhir dari slauran pencernaan atau disebut
juga lubang pelepasan. Dinding anus terdiri dari dua lapis otot. Lapis yang
membatasi lubang anus terdiri atas otot lurik, sedangkan yang disebelah
dalamnya terdiri atas otot polos. Sehingga kita dapat menahan membuang air
besar karena adanya otot lurik. Namun jika keadaan tidak memungkinkan
akan terjadi refleks selama beberapa menit.
BIOLOGI – XI IPA 3
11
Gambar 2.9 Anus
B. GANGGUAN DAN KELAINAN PADA SISTEM PENCERNAAN
Faktor luar : pola makan yang salah dan toksin/ bakteri.
Faktor dalam : kelainan alat pencernaan makanan
Gangguan tersebut antara lain :
1) Apendisitis( usus buntu) → peradangan pada apendiks (umbai cacing) yang
disebabkan oleh infeksi bakteri
2) Diare (mencret) → gangguan penterapan air di usus besar sehingga
ampas makanan yang dikeluarkan dari tubuh berwujud cair
3) Disfagia → kerusakan lambung akibat alkohol dan racun.
4) Enteritis → peradangan pada usus halus atau pada usus besar yang
disebabkan oleh bakteri
5) Kolik → rasa sakit berulang-ulang karena kontraksi dinding lambung atau usus yang kuat
6) Konstipasi(sembelit) → sulit buang air besar karena penyerapan air di kolon terlalu
banyak.
7) Muntah-muntah → keluarnya makanan dan cairan lambung melalui
mulut, disebabkan keracunan, mabuk perjalanan, gangguan peredaran
darah, dan lain-lain.
8) Ulkus(radang lambung) → peradangan dinding lambung akibat produksi
HCl lambung lebih banyak dari jumlah makanan yang masuk.
9) Parotitis(gondong) → radang kelenjar parotis oleh virus
10) Perotinis → radang pada selaput perut ( peritonium)
11) Kanker lambung → biasanya disebabkan konsumsi alkohol yang
berlebihan, merokok, dan sering mengkonsumsi makanan awetan.
12) Gastritis → peradangan pada lapisan mukosa lambung
BIOLOGI – XI IPA 3
12
13) Hepatitis → Radang organ hati karena infeksi virus
14) Tukak lambung → Kerusakan selaput lendir karena toksin dan
psikomatis.
15) Malnutrisi → kekurangan nutrisi akibat terganggunya pembentukan
enzim pencernaan. Contoh: kwashiorkor, edema, dll.
Gambar 2.10 Penderita kwashiorkor Gambar 2.11 Diare
A. KESIMPULAN
Secara singkat sistem pecernaan pada manusia dapat digambarkan dalam skema berikut ini :
BIOLOGI – XI IPA 3
Makanan dicerna di mulut secar mekanis
dan kimiawi
Masuk ke kerongkongan
Makanan masuk ke lambung dan dengan
Masuk ke duodenum dengan terlebih dahulu
Makanan masuk ke lambung dan dengan
Masuk ke duodenum dengan terlebih dahulu melewati hati. Di
13
B. SARAN
Amien, Mohamad . 2009.Biologi SMA/MA kelas XI. Jakarta: Bailmu
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi untuk kelas XI SMA/MA Program IPA. Bandung :
Grafindo
Syamsuri, Istamar ,dkk.2004. Biologi untuk SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga
www.google.co.id
www.wikipedia.org
BIOLOGI – XI IPA 3
Makanan masuk ke lambung dan dengan
Masuk ke duodenum dengan terlebih dahulu
Makanan masuk ke lambung dan dengan
Masuk ke duodenum dengan terlebih dahulu melewati hati. Di
14
( Halaman Pertanyaan dan Saran)
1.
2.
BIOLOGI – XI IPA 3
15
3.
4.
5.
6.
7.
BIOLOGI – XI IPA 3