Print Tika

download Print Tika

of 13

Transcript of Print Tika

  • 8/16/2019 Print Tika

    1/13

    PROPOSAL

    Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kadar Gula Darah

    Penderita Diabetes Militus (DM) Tipe Ra!at "alan Di RS#D

    Dr$G%eteng Purbalingga

    disusun %leh&

    'a a & Dani An ar Saputri

    'i & ****+ +*,-

    Kelas & .

    Se ester & /

    Kelas& .

    K0P0RA1ATA' S*

    2AK#LTAS ILM# K0S0HATA'

    #'I/0RSITAS M#HAMMADI3AH P#R1OK0RTO

    +*4.A. I

  • 8/16/2019 Print Tika

    2/13

    P0'DAH#L#A'

    A$ Latar .elakang

    Abses (Latin: abscessus) merupakan kumpulan nanah (netrofil yang telah mati) yang

    terakumulasi disebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi (biasanya oleh bakteri

    atau parasit) atau karena adanya benda asing (misalnya serpihan, luka peluru, atau jarum

    suntik). Proses ini merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah

    penyebaran perluasan infeksi ke bagian lain dari tubuh.

    !rganisme atau benda asing membunuh sel"sel lokal yang pada akhirnya menyebabkan

    pelepasan sitokin. #itokin tersebut memicu sebuah respon inflamasi (peradangan), yang

    menarik kedatangan sejumlah besar sel"sel darah putih (leukosit) ke area tersebut dan

    meningkatkan aliran darah setempat.

    #truktur akhir dari suatu abses adalah dibentuknya dinding abses, atau kapsul, oleh sel"

    sel sehat di sekeliling abses sebagai upaya untuk mencegah nanah menginfeksi struktur lain

    di sekitarnya. $eskipun demikian, seringkali proses enkapsulasi tersebut justru cenderung

    menghalangi sel"sel imun untuk menjangkau penyebab peradangan (agen infeksi atau benda

    asing) dan mela%an bakteri"bakteri yang terdapat dalam nanah.

    Abses harus dibedakan dengan empyema. &mpyema mengacu pada akumulasi nanah di

    dalam kavitas yang telah ada sebelumnya secara normal, sedangkan abses mengacu pada

    akumulasi nanah di dalam kavitas yang baru terbentuk melalui proses terjadinya abses

    tersebut.

    'arena abses merupakan salah satu manifestasi peradangan, maka manifestasi lain yang

    mengikuti abses dapat merupakan tanda dan gejala dari proses inflamasi, yakni: kemerahan

    (rubor), panas (calor), pembengkakan (tumor), rasa nyeri (dolor), dan hilangnya fungsi.

    Abses dapat terjadi pada setiap jaringan solid, tetapi paling sering terjadi pada permukaan

    kulit, pada paru"paru, otak, gigi, ginjal, dan tonsil. 'omplikasi mayor abses adalah

    penyebaran abses ke jaringan sekitar atau jaringan yang jauh dan kematian jaringan setempat

    yang ekstensif (gangren).

    .A. II

  • 8/16/2019 Print Tika

    3/13

    P0M.AHASA'

    A. PengertianAbses (Latin: abscessus ) merupakan kumpulan nanah (netrofil yang telah mati) yang

    terakumulasi di sebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi (biasanya oleh

    bakteri atau parasit) atau karena adanya benda asing (misalnya serpihan, luka peluru, atau

    jarum suntik). Proses ini merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah

    penyebaran perluasan infeksi ke bagian tubuh yang lain. Abses adalah infeksi kulit dan

    subkutis dengan gejala berupa kantong berisi nanah. (#iregar, *).Abses adalah pengumpulan nanah yang terlokalisir sebagai akibat dari infeksi yang

    melibatkan organisme piogenik, nanah merupakan suatu campuran dari jaringan nekrotik,

    bakteri, dan sel darah putih yang sudah mati yang dicairkan oleh en+im autolitik.($orison, ).

    Abses (misalnya bisul) biasanya merupakan titik -mata , yang kemudian pecah/

    rongga abses kolaps dan terjadi obliterasi karena fibrosis, meninggalkan jaringan parut

    yang kecil. (0nder%ood, ).1ari pengertian di atas dapat disimpulkan bah%a abses adalah suatu infeksi kulit yang

    disebabkan oleh bakteri parasit atau karena adanya benda asing (misalnya luka peluru

    maupun jarum suntik) dan mengandung nanah yang merupakan campuran dari jaringan

    nekrotik, bakteri, dan sel darah putih yang sudah mati yang dicairkan oleh en+im

    autolitik.

    .$ 0ti%l%gi$enurut ahli penyakit infeksi penyebab abses antara lain :

    2. 3nfeksi $ikrobial

  • 8/16/2019 Print Tika

    4/13

    $erupakan penyebab paling sering terjadinya abses. 4irus menyebabkan

    kematian sel dengan cara multiplikasi. 5akteri melepaskan eksotoksin yang spesifik

    yaitu suatu sintesis kimia%i yang merupakan a%al radang atau melepaskan endotoksin

    yang ada hubunganya dengan dinding sel

    . 6eaksi hipersensitivitas.

    7erjadi bila ada perubahan respon 3munologi yang menyebabkan jaringan rusak.

    . Agen 8isik

    $elalui trauma fisik, ultra violet, atau radiasi, terbakar, atau dinding berlebih

    (frostbite).

    *. 5ahan kimia iritan dan korosif

    5ahan oksidan, asam, basa, akan merusak jaringan dengan cara memprovokasi

    terjadinya proses radang, selain itu agen infeksi dapat melepaskan bahan kimia%i

    spesifik yang mengiritasi dan langsung menyebabkan radang

    9. ekrosis jaringan

    Aliran darah yang kurang akan menyebabkan hipoksia dan berkurangnya

    makanan pada dearah yang bersangkutan.

    $enyebabkan kematian jaringan yang merupakan stimulus kuat penyebab infeksi

    pada daerah tepi infeksi sering memperlihatkan suatu respon radang akut.

    5$ MA'I20STASI KLI'ISMani6estasi Klinis

  • 8/16/2019 Print Tika

    5/13

    Abses bisa terbentuk diseluruh bagian tubuh, termasuk paru"paru, mulut, rektum, dan

    otot. Abses yang sering ditemukan didalam kulit atau tepat diba%ah kulit terutama jika

    timbul di%ajah.

    $enurut #melt+er ; 5are ( 2), gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf.

  • 8/16/2019 Print Tika

    6/13

    4$ Abses Rahang gigi6adang kronis, yang terbungkus dengan terbentuknya nanah pada ujung akar gigi atau

    geraham. $enyebar ke ba%ah selaput tulang (sub-periostal) atau di ba%ah selaput

    lendir mulut (submucosal) atau ke ba%ah kulit (sub-cutaneus) . anah bisa keluar dari

    saluran pada permukaan gusi atau kulit mulut (fistel). Pera%atannya bisa dilakukan

    dengan mencabut gigi yang menjadi sumber penyakitnya atau pera%atan akar dari

    gigi tersebut.,$ Abses Su su Rahang

    5ila nanah menyebar ke rongga"rongga tulang, maka sumsum tulang akan terkena

    radang (osteomyelitis). 5agian"bagian dari tulang tersebut dapat mati dan kontradiksi

    dengan tubuh. 1alam hal ini nanah akan keluar dari beberapa tempat (multiple fitsel).8$ Abses dingin (9%ld ab9ess)

    Pada abses ini, karena sedikitnya radang, maka abses ini merupakan abses menahunyang terbentuk secara perlahan"lahan. 5iasanya terjadi pada penderita tuberkulosis

    tulang, persendian atau kelenjar limfa akibat perkijuan yang luas.

    D$ Pat%6isi%l%gi'uman yang masuk kedalam tubuh akan menyebabkan kerusakanakan jaringan

    dengan cara mengeluarkan toksin. 5akteri melepaskan eksotoksin yang spesifik (sintesis),

    kimia%i yang secara spesifik menga%ali proses peradangan atau melepaskan endotoksin

    yang ada hubunganya dengan dinding sel. 6eaksi hipersensitivitas terjadi bila ada

    perubahan kondisi respon imunologi mengakibatkan perubahan reaksi imun yang

    merusak jaringan. Agent fisik dan bahan kimia oksidan dan korosif menyebabkan

    kerusakan jaringan,kematian jaringan menstimulus untuk terjadi infeksi. 3nfeksi

    merupakan salah penyebab dari peradangan, kemerahan merupakan tanda a%al yang

    terlihat akibat dilatasi arteriol akan meningkatkan aliran darah ke mikro sirkulasi kalor

    terjadi bersamaan dengan kemerahan bersifat lokal. Peningkatan suhu dapat terjadi

    secara sistemik.

  • 8/16/2019 Print Tika

    7/13

    Akibat endogen pirogen yang dihasilkan makrofa? mempengaruhi termoregulasi pada

    suhu lebih tinggi sehingga produksi panas meningkat dan terjadi hipertermi. Peradangan

    terjadi perubahan diameter pembuluh darah mengalir keseluruh kapiler, kemudian aliran

    darah kembali pelan. #el"sel darah mendekati dinding pembuluh darah didaerah +ona

    plasmatik. Leukosit menempel pada epitel sehingga langkah a%al terjadi emigrasi

    kedalam ruang ekstravaskuler lambatnya aliran darah yang mengikuti 8ase hyperemia

    meningkatkan permiabilitas vaskuler mengakibatkan keluarya plasma kedalam jaringan,

    sedang sel darah tertinggal dalam pembuluh darah akibat tekanan hidrostatik meningkat

    dan tekanan osmotik menurun sehingga terjadi akumulasi cairan didalam rongga

    ekstravaskuler yang merupakan bagian dari cairan eksudat yaitu edema. 6egangan dan

    distorsi jaringan akibat edema dan tekanan pus dalam rongga abses menyebabkan rasa

    nyeri. $ediator kimia%i, termasuk bradikinin, prostaglandin, dan serotonin merusak

    ujung saraf sehingga menurunkan ambang stimulus terhadap reseptor mekanosensitif dan

    termosensitif yang menimbulkan nyeri. Adanya edema akan mengganggu gerak jaringan

    sehingga mengalami penurunan fungsi tubuh yang menyebabkan terganggunya mobilitas

    litas.3nflamasi terus terjadi selama, masih ada pengrusakan jaringan bila penyabab

    kerusakan bisa diatasi, maka debris akan difagosit dan dibuang oleh tubuh sampai terjadi

    resolusi dan kesembuhan. 6eaksi sel fagosit yang berlebihan menyebabkan debristerkumpul dalam suatu rongga membentuk abses di sel jaringan lain membentuk flegmon.

    7rauma yang hebat menimbulkan reaksi tubuh yang berlebihan berupa fagositosis debris

    yang diikuti dengan pembentukan jaringan granulasi vaskuler untuk mengganti jaringan

    yang rusak (fase organisasi), bila fase destruksi jaringan berhenti akan terjadi fase

    penyembuhan melalui jaringan granulasi fibrosa. 7api bila destruksi jaringan berlangsung

    terus akan terjadi fase inflamasi kronik yang akan sembuh bila rangsang yang merusak

    hilang.Abses yang tidak diobati akan pecah dan mengeluarkan pus kekuningan sehingga

    terjadi kerusakan 3ntegritas kulit. #edangkan abses yang diinsisi dapat mengakibatkan

    resiko penyebaran infeksi.

  • 8/16/2019 Print Tika

    8/13

    0$ Path!a:

  • 8/16/2019 Print Tika

    9/13

    2$ PenatalaksanaanAbses luka biasanya tidak membutuhkan penanganan menggunakan antibiotik.

    amun demikian, kondisi tersebut butuh ditangani dengan intervensi bedah, debridemen

    atau kuretase. #uatu abses harus diamati dengan teliti untuk mengidentifikasi

    penyebabnya, utamanya apabila disebabkan oleh benda asing karena benda asing tersebut

    harus diambil. Apabila tidak disebabkan oleh benda asing, biasanya hanya perlu dipotongdan diambil absesnya, bersama dengan pemberian obat analgetik. 1rainase, abses dengan

    menggunakan pembedahan biasanya diindikasi apabila abses telah berkembang dari

    peradangan serasa yang keras menjadi tahap nanah yang lebih lunak.'arena sering kali abses disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus, antibiotik

    antistafilokokus seperti fluclo@acillin atau dido@acillin sering digunakan. 1engan adanya

    kemunculan stophylococcus aureus yang dapat melalui komunitas, antibiotik biasa

    tersebut menjadi tidak efekif.

  • 8/16/2019 Print Tika

    10/13

    G$ Pe eriksaan Penun angPemeriksaan penunjang dari abses antara lain:

    2. 'ultur / $engidentifikasi organisme penyebab abses sensitivitas menentukan obat

    yang paling efektif.

    . #el darah putih, ematokrit mungkin meningkat, Leukopenia, Leukositosis (29.

    " . ) mengindikasikan produksi sel darah putih tak matur dalam jumlah besar.

    . &lektrolit serum, berbagai ketidakseimbangan mungkin terjadi dan menyebabkan

    acidosis, perpindahan cairan dan perubahan fungsi ginjal

    *. Pemeriksaan pembekuan : 7rombositopenia dapat terjadi karena agregasi trombosit,

    P7 P77 mungkin memanjang menunjukan koagulopati yang diasosiasikan dengan

    iskemia hati sirkulasi toksin status syok.

    9. Laktat serum : $eningkat dalam acidosis metabolic, disfungsi hati, syok.

    =.

  • 8/16/2019 Print Tika

    11/13

    2 . #inar E : 8ilm abdominal dan dada bagian ba%ah yang mengindikasikan udara bebas

    di dalam abdomen organ pelvis.

    22. &'< : 1apat menunjukan perubahan segmen #7 dan gelombang 7,dan disritmia

    yang menyerupai infak miokard.

    Diagn%sa Kepera!atan

    *$ yeri berhubungan dengan agen injury biologis.

    7ujuan: #etelah dilakukan tindakan kepera%atan diharapkan

    gangguan rasa nyaman nyeri teratasi.

    ' : 'lien mengungkapkan secara verbal rasa nyeri

    berkurang, klien dapat rileks, klien mapu mendemonstrasikan keterampilan

    relaksasi dan aktivitas sesuai dengan kemampuannya, 774 dalam batas normal/ 71 :

    2 C mm g, adi : C @ menit, pernapasan : @ menit.

    3ntervensi &

    a. !bservasi 774 b. 'aji lokasi, intensitas, dan lokasi nyeri.

    c. !bservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan

    d. 1orong menggunakan teknik manajemen relaksasi.

    e. 5erikan obat analgetik sesuai indikasi.

    . ipertermi berhubungan dengan proses penyakit

    7ujuan : #etelah dilakukan tindakan kepera%atan diharapka ipertermi dapat teratasi.' : #uhu tubuh dalam batas normal ( = F G B F).

    3ntervensi:

    a. !bservasi 774, terutama suhu tubuh klien

    b. Anjurkan klien untuk banyak minum, minimal C gelas hari

    c. Lakukan kompres hangat

    d. 'olaborasi dalam pemberian antipiretik.

  • 8/16/2019 Print Tika

    12/13

    . 6esiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit jaringan berhubungan dengan

    trauma jaringan.

    7ujuan : #etelah dilakukan tindakan kepera%atan diharapkan kerusakan integritas

    kulit teratasi.

    ' : 'lien memeperlihatkan integritas kulit tetap baik,

    tidak ada tanda G tanda infeksi, kulit elastis.

    3ntervensi:

    a. !bservasi keadaan luka ( diameter luka, adanya pus dan darah )

    b. Lakukan pera%atan luka, ganti perban luka klien

    c. Pertahankan linen tetap bersih dan tidak mengkerut

    d. Anjurkan klien untuk mengganti bajunya minimal 2 @ sehari

    e. 'olaborasi dalam penggunaan obat topikal sesuai indikasi

  • 8/16/2019 Print Tika

    13/13

    DA2TAR P#STAKA

    1oenges & $arilynn, , Rencana Asuhan Keperawatan , &akarta.

    'alim, andono, 2DD=., Ilmu Penyakit Dalam , 5alai Penerbit 8'03, >akarta.

    $ansjoer, Arif, ., Kapita Selekta Kedokteran , $edia Aesculapius 8'03, >akarta.

    Prince, #ylvia Anderson, ., Patofisiolo i! Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit .,

    &d. *, &akarta.