KOPERTIS WIL. IV B ULETIN B U L E T I NBULETIN EDISI APRIL 2015 W aktu terus bergulir dalam...

24
B U L E T I N Volume 15 No. 1 | 1 April 2015 ISSN 1979-5203 Website: http://www.kopertis4.or.id E-Mail: [email protected] WAHANA KOMUNIKASI DAN INFORMASI KOPERTIS WILAYAH IV B B B B B B B B B B U U U U U U U U U L L L L L L L L L E E E E E E E E E E T T T T T T T T T T T T I I I I I I I I I I I I I N N N N N N N N N N N N N N N N N N N K OPERTIS WIL. IV Sekolah Tinggi Hukum Bandung Menekankan Lulusannya Memiliki Keunggulan dalam Ketrampilan Hukum, Dibekali Ilmu yang Memadai STIE Yasa Anggana Garut Membangun Potensi Dosen dan Mahasiswa untuk Menghadapi Kompetisi Global MASIH TENTANG STANDARDISASI PENDIDIKAN TINGGI .... LAPORAN UTAMA:

Transcript of KOPERTIS WIL. IV B ULETIN B U L E T I NBULETIN EDISI APRIL 2015 W aktu terus bergulir dalam...

B U L E T I N

Volume 15 No. 1 | 1 April 2015

ISSN 1979-5203Website: http://www.kopertis4.or.id

E-Mail: [email protected]

WAHANA KOMUNIKASI DAN INFORMASI KOPERTIS WILAYAH IV

BBBBBBBBBB UUUUUUUUU LLLLLLLLL EEEEEEEEEE TTTTTTTTTTTT IIIIIIIIIIIII NNNNNNNNNNNNNNNNNNNKOPERTIS WIL. IV

Sekolah Tinggi Hukum Bandung Menekankan Lulusannya Memiliki Keunggulan

dalam Ketrampilan Hukum, Dibekali Ilmu yang Memadai

STIE Yasa Anggana Garut Membangun Potensi Dosen dan Mahasiswa

untuk Menghadapi Kompetisi Global

• MASIH TENTANG STANDARDISASI PENDIDIKAN TINGGI....LAPORAN UTAMA:

• REDAKSI .....................................................

• EDITORIAL

- Buletin Edisi April 2015 .........................

• LAPORAN UTAMA

- Transisi Kementerian, Peningkatan

Kualitas PTS Jalan Terus.........................

- Evaluasi Diri Program Studi

Perguruan Tinggi ....................................

• INFO KOPERTIS

- Pelatihan Program “Pekerti” dan

“Applied Aproach” Bagi Dosen PTS .....

- Bimtek Penulisan Berita & Media

Kampus bagi Mahasiswa PTS ................

• PROFIL PTS

- Universitas Serang Raya - CERDAS

(Cermat, Disiplin, Agamis, Santun) ....

- Telkom University - Menuju World

Class University: World University

Ranking, Research Center, Great &

Strong, Synergies & Safe ...........

Buletin ini diterbitkan oleh Kopertis Wilayah IV

TIM REDAKSI

Pelindung/Penanggung Jawab:Prof. Dr. Ir. Abdul Hakim Halim, M.Sc.

(Koordinator Kopertis Wilayah IV)----------------------------------------

Penyunting:Dr. Subahi Idris, M.M.

(Sekretaris Pelaksana Kopertis Wilayah IV)------------------------------------------------

Drs. Wahyudin Tahedi, M.Si.(Kepala Bid. Kelembagaan dan Sistem Informasi)-------------------------------------------------------

Hary Iman Purwana, S.H.(Kepala Seksi Sistem Informasi)-----------------------------------

Redaktur:Prof. Dr. Hj. Atie Rachmiatie, M.Si.

Redaktur Pelaksana:Drs. Manap Solihat, M.Si.

Drs. Ade Nedi SupardiDr. Anne Maryani, M.Si.

Entin Hartini, S.Sos., M.Si.Suroso, S.H.

Aminatun, S.Sos., M.Si.

Fotografer & Desainer Grafi s:R. Donny Ginanjar, A.Md.

Novian Hari Setiyoadi

1

2

3

5

12

14

15

21

| BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 20151

D A F TA R I S IR E D A K S I

BULETIN EDISI APRIL 2015

Waktu terus b e r g u l i r d a l a m

keseharian kita, tanpa henti memicu kita untuk bersegera menuntaskan tugas dan kewajiban, rasanya tiba-tiba kalender harus berganti tahun dan menerbitkan

buletin edisi 2015. Demi waktu, jika kesemuanya tidak diniatkan untuk beribadah kepadaNya, niscaya kita menjadi orang yang merugi. Sidang pembaca yang mulia, Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah menggerakkan kita semua untuk menjalankan tugas sehari-hari dalam meraih ridhoNya. Buletin di awal tahun ini sedang terfokus pada peningkatan mutu oleh karena mengacu pada Undang Pendidikan Tinggi nomor 12 Tahun 2012 (UU PT) menekankan bahwa PTS harus meningkatkan mutu karena ia merupakan lembaga pelayanan pendidikan tinggi bagi masyarakat yang wajib bersifat akuntabel dan profesional. Untuk itu “lembaga” atau unit kerja, atau apapun namanya, menjadi persyaratan mutlak bagi seluruh Perguruan tinggi, PTN maupun PTS. Oleh karena hal ini sangat penting untuk dipahami bahkan diinternalisasi bagi kita semua, maka laporan utama Buletin kali ini, menurunkan “Standar Mutu Perguruan Tinggi” sebagai laporan utamanya.

Kita ketahui bahwa kondisi perguruan tinggi di Indonesia, khususnya di Jawa Barat dan Banten, sangat beragam, istilahnya dari mulai kelas “Abal-abal” sampai dengan kelas “bintang lima” semua ada disini. Namun untuk memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik kepada

masyarakat, Kopertis Wilayah IV yang memiliki peran pengawasan-pengendalian dan Pembinaan, turut bertanggungjawab atas standar minimal yang harus ada pada PTS di wilayah kerjanya. Berbagai kebijakan, program dan kegiatan telah dilaksanakan dalam kurun waktu catur wulan pertama, yang kesemuanya, bermuara pada peningkatan standar mutu PTS. Perlu dikemukakan bahwa dengan bergabungnya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan Kementerian Riset dan Teknologi, sehingga menjadi “KEMRISTEKDIKTI”, berdampak pada berbagai aspek terutama yang menyangkut kelembagaan. Salah satu perubahan tersebut adalah Kopertis menjadi “L2DIKTI” (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) yang merupakan perpanjangan tangan Kemristekdikti tingkat pusat untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi PTN dan PTS di tingkat daerah.

Sidang pembaca yang terhormat, Berbagai aktivitas Kopertis Wilayah IV tadi

baik rutin maupun insidental, kesemuanya bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan dan sebuah antisipasi menghadapi persaingan global yang semakin ketat. Semoga kehadiran kami merupakan ajang berbagi/sharing dengan anda semua dalam mengelola perguruan tinggi. Walau dalam bentuk sekecil apapun, media ini merupakan tempat berbagi informasi dan komunikasi bagi kita, sivitas akademika warga Kopertis Wilayah Jawa Barat & Banten. Mudah-mudahan bermanfaat.

Sebagai kata penutup, kami senantiasa membuka diri untuk menerima berbagai aktivitas dalam bentuk informasi seputar kampus masing-masing, untuk berbagi dengan sesama PTS di wilayah Jawa Barat dan Banten. Selamat membaca! (ARS)

BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 2015 | 2

E D I T O R I A L

L A P O R A N U T A M A

| BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 20153

MASIH TENTANG STANDARDISASI PENDIDIKAN TINGGI....

Koordinator Kopertis Wilayah IV, Prof. Dr. Ir. H. Abdul Hakim Halim, M.Sc. menegaskan, dengan digulirkannya Permendikbud

Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) maka tidak bisa ditawar lagi harus sudah diimplementasikan oleh semua PTS di wilayah Jawa Barat dan Banten, bahkan di seluruh Indonesia. Standar minimal yang ditetapkan Dikti ini bertujuan untuk menjamin tercapainya pendidikan tinggi dan menjamin mutu pembelajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Jadi belajar di PTS yang berada di Sabang sampai Merauke, istilahnya, semua mendapatkan standar pendidikan yang sama. Ada 8 (delapan) komponen standar nasional pendidikan tinggi di Indonesia yaitu : 1). Standar Kompetensi Lulusan, 2). Standar Isi Pembelajaran, 3). Standar Proses Pembelajaran, 4). Standar Penilaian Pembelajaran, 5). Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan, 6). Standar Sarana & Prasarana Pembelajaran, 7). Standar Pengelolaan Pembelajaran dan 8). Standar Pendanaan & Pembiayaan Pembelajaran. Maknanya bahwa PTN maupun PTS dalam menjalankan kewajiban pelayanan pendidikan harus melakukannya secara baik dan terstandardisasi. Komponen standardisasi

mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan & pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena diharapkan dengan proses pendidikan yang baik, maka hasil/produk dari perguruan tinggi tersebut akan baik pula. Sekali lagi standardisasi ini menjadi penting, di tengah-tengah keanekaragaman/heterogenitas geografi , potensi daerah yang berbeda-beda, kualitas SDM yang berbeda, kebutuhan/kepentingan lokalitas yang berbeda, namun tetap basis pendidikan tinggi harus terpenuhi.

Sebagai langkah awal mensikapi standarisasi ini adalah, komponen yang harus dipenuhi ketika suatu program studi akan dibuka, yaitu ada 5 (lima) kriteria awal, kata Prof. Abdul Hakim Halim diantaranya :1. Dosen tetap minimal berjumlah 6 orang;2. Kualifi kasi Dosen:

• Pada Jenjang Pendidikan <S1 minimal ada 2 orang dosen mempunyai pendidikan S2;

• Pada Jenjang Pendidikan S2 minimal ada 2 orang dosen mempunyai pendidikan S3;

• Pada Jenjang Pendidikan S3 minimal ada 2 orang dosen mempunyai JFA Guru Besar.

3. Rasio dosen dan mahasiswa seimbang (1 :

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof. Drs. H. Mohammad Nasir, M.Si., Akt., Ph.D.

Koordinator Kopertis Wilayah IV Prof. Dr. Ir. Abdul Hakim Halim, M.Sc.bersama Sekretaris Pelaksana Kopertis Wilayah IVDr. Subahi Idris, M.M.

L A P O R A N U T A M A

BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 2015 | 4

30 untuk ilmu eksakta dan 1 : 45 untuk ilmu noneksakta);

4. Ada ijin penyelenggaraan, dan; 5. Tidak ada konfl ik internal.

Kriteria tersebut dapat menjadi indikator sebuah program studi yang sehat. Masalah utamanya, ujar Koordinator Kopertis Wilayah 4, ternyata saat ini terdeteksi banyak prodi yang tidak sehat. Jadi angka sementara di wilayah Jawa Barat dan Banten ini ternyata ada 1512 prodi yang tidak sehat dan hanya 530 prodi yang dianggap sehat. Data ini diperoleh diantaranya dari hasil laporan PDPT (Pangkalan Data Perguruan Tinggi) yang harus diupdate setiap semester.

Banyak PTS cenderung atau lebih suka menggunakan “dosen lepas” atau dosen luar biasa, karena pimpinan tidak perlu melakukan pembinaan seperti kepada dosen tetap. Masalahnya koordinator menekankan, bahwa dosen saat ini sudah menjadi profesi yang sangat jelas dan terukur kinerjanya, sehingga tidak bisa dikerjakan oleh dosen yang hanya “paruh waktu”. Pernyataan ini didukung oleh surat edaran Direktur Kelembagaan dan Kerja Sama Kemristekdikti, bahwa pemerintah bakal memberikan peringatan kepada program studi yang memiliki nisbah dosen berbanding lebih dari 30 - 300 mahasiswa (ilmu alam) dan berbanding lebih dari 45 - 300 mahasiswa (ilmu sosial). Peringatan akan diberikan tiga kali berturut-turut oleh Kopertis dalam selang 3 (tiga) bulan sejak Februari yang lalu yaitu:1. 1 Maret 2015 surat peringatan ke I2. 1 Juni 2015 surat peringatan ke II3. 1 September 2015 surat peringatan ke III

Jika teguran tidak diindahkan, maka status prodi yang tidak memenuhi ketentuan nisbah dosen tersebut akan dinonaktifk an pada 31 Desember 2015. Adapun prodi yang nisbah 1 dosen

berbanding lebih besar sama dengan 300 mahasiswa akan dinonaktifk an pada PDPT per 30 April 2015. Untuk prodi yang mendapat teguran atau diberi sanksi nonaktif maka beberapa pelayanan dari negara seperti: pengusulan akreditasi Badan Akreditasi Nasional (BAN-PT), aplikasi prodi baru, sertifi kasi dosen serta pemberian hibah dan beasiswa oleh Ditjen Dikti tidak dapat diproses atau ditunda sampai ada perbaikan data dan status prodi di PDPT. Selanjutnya jika prodi dinonaktifk an, maka konsekuensinya, prodi tersebut dikenakan pelarangan untuk menerima mahasiswa baru, juga berarti lulusan dari prodi tersebut akan dirugikan. Demikian tegas Koordinator Kopertis Wilayah IV, Prof. Dr. Ir H. Abdul Hakim Halim, M.Sc.

Kebijakan tentang Standar Pendidikan Tinggi tersebut, sebetulnya merupakan basis yang paling minimal, oleh karena bagi beberapa perguruan tinggi yang sudah mapan, menggunakan standar yang lebih tinggi lagi, sehingga diakui oleh organisasi profesi, oleh para user (industri), oleh pemerintah sebagai stakeholders, bahkan diakui oleh dunia internasional. Demikian penjelasan Koordinator. Dengan adanya kebijakan tersebut di atas, saat ini Kopertis Wilayah IV merespons dengan aktif dengan cara terus menerus mengadakan sosialisasi diantaranya pada tanggl 16 Februari di Wilayah Banten dan tanggal 22 Februari di Wilayah Jawa Barat. Di samping itu, Kopertis Wilayah IV mengundang sekitar 450 orang operator untuk diberikan bimbingan teknis, yang terkait dengan laporan PDPT. Beberapa PTS yang sudah mapan memiliki inisiatif untuk menyelenggarakan lokakarya atau forum pertemuan yang terkait dengan standar nasional pendidikan tinggi, dan ini didukung sepenuhnya oleh Koordinator.

Sebagai pengingat bahwa, dalam standar nasional pendidikan tinggi, nampak ada penataan jenis dan strata pendidikan tinggi yang lebih jelas

| BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 20155

alurnya, dibandingkan dengan kebijakan sebelum adanya standarisasi. Ada jalur keilmuan yang lebih jelas, pertama jalur S1, S2, dan S3 yang fokusnya pada pengembangan fi losofi s keilmuan; kedua, ada jalur D1, D2, D3, D4, Profesi, Spesialis, dan Sub Spesialis yang fokus pada pengembangan dan peningkatan keahlian kerja yang spesifi k; serta ketiga ada jalur perpaduan keilmuan dan keahlian yaitu Magister (S2) Terapan dan Doktor (S3) Terapan. Kesemuanya diukur dengan level KKNI (Kerangka Kualifi kasi Nasional Indonesia) jenjang 3 sampai dengan 9 dengan kriteria yang jelas dan terukur. Standar kompetensi lulusan yang terdiri atas, pengetahuan, sikap, keterampilan umum dan keterampilan khusus dirumuskan oleh forum prodi sejenis atau pengelola prodi serta disesuaikan dengan jenis dan jenjang program studi. Adapun standar isi pembelajaran diukur dari tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran yang dituangkan dalam bahan kajian yang distrukturkan dalam bentuk mata kuliah.

Lebih lanjut, Prof. Dr. Ir. H. Abdul Hakim Halim, M.Sc. menjelaskan bahwa sandar proses pembelajaran harus mencakup karakteristik : interaktif, holistik, integratif, saintifi k, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif dan berpusat pada mahasiswa. Artinya bahwa relasi antara dosen dan mahasiswa, paradigmanya sudah berubah, ada kesetaraan ketika proses belajar berlangsung, tidak bersifat “feodalism”, sehingga interaksi, kolaborasi merupakan kata kunci untuk menuju hasil pembelajaran yang efektif. Disamping itu proses pembelajaran juga harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan, budaya dan berbagai kondisi dimana proses pendidikan tersebut berlangsung, sehingga kata kunci saintifi k, kontekstual, dan tematik harus menjadi acuan bagi seorang dosen. Adapun integratif, bermakna proses pendidikan memberikan pengalaman untuk mendapatkan

pengetahuan, sikap, keterampilan dan perilaku tertentu secara holistik sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.

Standardisasi pendidikan tinggi ini juga mengatur secara rinci tentang kegiatan pembelajaran, tambah Koordinator Kopertis Wilayah IV, misalnya, untuk kuliah, korespondensi dan tutorial itu diatur terdiri dari: 50 menit/minggu/semester, penugasan terstruktur 50 menit/minggu/semester dan belajar mandiri 60 menit/minggu/semester. Jadi ini akan menentukan beban belajar normal mahasiswa berapa? ada beban tertentu yang logis dikerjakan oleh mahasiswa. Beban belajar normal mahasiswa 8-9 jam/hari jadi rincian belajar mahasiswa adalah :1. Untuk program D1 antara 36 - 40 SKS;2. Untuk program D2 antara 72 - 80 SKS;3. Untuk program D3 antara 108 - 120 SKS;4. Untuk program D4/S1 antara 144 - 160 SKS;5. Untuk program Profesi antara 36 - 40 SKS;6. Untuk program S2 sebanyak 72 SKS;7. Untuk program S3 sebanyak 72 SKS;

Selanjutnya untuk standardisasi penilaian pembelajaran berprinsip: edukatif, otentik, obyektif, transparan, dan terintegrasi. Penilaian pembelajaran ini harus disusun diawal oleh seorang dosen dalam bentuk perencanaan penilaian, kemudian pemberian tugas atau soal dalam bentuk observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan atau lainnya, setelah itu dosen melakukan observasi kinerja mahasiswa dan pengembalian hasil observasi dan akhirnya dosen memberikan nilai akhir kepada mahasiswa.

Standar pendidikan tinggi yang cukup banyak menyulitkan beberapa PTS yaitu, standardisasi dosen dan tenaga kependidikan. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, selain diatur kualifi kasi akademik untuk dosen dan tenaga kependidikan, juga distandardisasi tentang beban kerja dosen secara minimal dan harus dilaporkan oleh yang

L A P O R A N U T A M A

BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 2015 | 6

bersangkutan setiap bulannya. Beban kerja dosen paling sedikit 40 jam per-minggu. Adapun yang dimaksud dosen terdiri dari: dosen tetap dan dosen tidak tetap. Dosen tetap jumlahnya minimal 75% dari jumlah seluruh dosen dan yang penuh waktu minimal 6 orang per prodi. Banyak PTS yang sulit untuk memenuhi standar ini, karena untuk program spesialis (Sp-2), Doktor dan Doktor terapan minimal ada 2 orang guru besar tetap. Demikian pula untuk tenaga kependidikan, paling rendah lulusan program D-3, kecuali untuk tenaga administrasi paling rendah SMA. Tenaga kependidikan ini, seperti laboran, pustakawan harus memiliki keahlian khusus dan memiliki sertifi kan kompetensi sesuai bidangnya.

Khusus untuk standardisasi di bidang sarana dan prasarana pembelajaran di perguruan tinggi, harus disesuaikan dengan kebutuhan isi dan proses pembelajaran dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Untuk itu disarankan bagi PTS untuk membangun jejaring atau networking dengan para stakeholdersnya, seperti pemerintah, industri, asosiasi profesi atau dengan perguruan tinggi lain untuk “share” atau bekerjasama yang saling menguntungkan. Sehingga bisa saling mengoptimalkan sumber daya sarana dan prasarana di institusi masing-masing.

Selanjutnya untuk standardisasi pengelolaan pembelajaran, selain menggunakan prinsip-prinsip manajerial secara efektif dan efi sien di tingkat dosen, juga dilakukan di tingkat komunitas/organisasi seperti di tingkat program studi, fakultas dan rektorat atau pimpinan perguruan tinggi. Pengelolaan perguruan tinggi, sangat erat kaitannya dengan standar pembiayaan pembelajaran. Pengelola wajib menyusun kebijakan, mekanisme dan prosedur dalam menggalang sumber dana lain secara akuntabel dan transparan. Sedangkan untuk pembiayaan terbagi dalam biaya investasi dan biaya

operasional dengan mempertimbangkan jenis prodi, tingkat akreditasi dan indeks kemahalan wilayah.

Lebih lanjut Koordinator menyatakan bahwa untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat juga sudah ditetapkan standardisasi secara nasional, standardisasi tersebut mencakup kelembagaan, peneliti, pendanaan dan pembiayaan serta standar sarana dan prasarana, demikian penjelasannya. (ARS)

o

L A P O R A N U T A M A

I N F O K O P E R T I S

| BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 20157

Tawaran Program SAME (Scheme for Academic Mobility and Exchange)

Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi mulai tahun 2012 telah mengembangkan program Program SAME (Scheme for

Academic Mobility and Exchange). Program ini adalah program mengirimkan atau mendatangkan profesor/dosen S3 (senior) ke luar atau ke dalam negeri untuk mengembangkan penelitian, memperbaharui bahan ajar dan metode pembelajaran sesuai dengan perkembangan terbaru di dunia pendidikan internasional, membimbing mahasiswa S3 (PhD joint supervision) terhadap dosen Indonesia yang sedang melanjutkan studinya di luar negeri dalam kerjasama double degree, pemantapan dan peningkatan jejaring kerjasama

double degree Master dan Doktor, melakukan joint research, serta penulisan karya ilmiah bersama.

Bagi perguruan tinggi yang dosennya berminat untuk mengikuti kegiatan tersebut kami mohan untuk segera mengisi form SAME dan melengkapi berkas permohonan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam panduan penyelenggaraan Program SAME Tabun 2015 selambat-Iambatnya pada tanggal 30 Mei 2015. Soft copy panduan dapat diunduh melalui laman : dikti.go.id.

Setelah melalui pemeriksaan proposal (desk evaluation) dan pelaksanaan wawancara, bagi yang lolos seleksi akan diumumkan melalui pos dan atau melalui laman : dikti.go.id. ***(MSA)

Penetapan Logo Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Seiring dengan b e r g a b u n g n y a D i r e k t o r a t

Jenderal Pendidikan Tinggi dengan Kementerian Riset dan Teknologi menjadi

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, maka dengan ditetapkannya Kepmenristekdikti Nomor 195/M/Kp/IV/2015 Tanggal 14 April 2015 tentang Penetapan

Logo Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia berlaku logo yang baru yang melambangkan teknologi dan sumber daya manusia yang sinergis dan selalu berkaitan erat dalam menyambut/menyongsong masa depan yang lebih baik.

Logo ini adalah perpaduan antara simbol manusia/orang(kesan) yang dibuat lebih simpel dan dinamis (biru tua) dengan simbol teknologi yang selalu tumbuh dan berkembang mengikuti zaman (biru muda).

o

I N F O K O P E R T I S

BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 2015 | 8

Undangan Seminar Internasional: Th e 1st UMM International Conference on Pure and Applied Research (UMM-ICoPAR)

Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Universitas Muhammadiyah Malang akan

menyelenggarakan Seminar Internasional dengan judul Th e 1stUMM International Conference on

Pure and Applied Research (UMM-ICoPAR) pada Tanggal 21-22 Agustus 2015 bertempat di Ruang Th eater Dome Universitas Muhammadiyah Malang. lnformasi ICoPAR dapat dilihat di http://icopar.umm.ac.id/.***(MSA)

Sosialisasi Pengenalan Aplikasi Feeder pada Pangkalan Data Pen-didikan Dikti

Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD-Dikti) merupakan kumpulan data penyelenggaraan Pendidikan Tinggi seluruh Perguruan

Tinggi yang terintegrasi secara nasional. PD-DIKTI kemudian menjadi salah satu instrument pelaksanaan penjaminan mutu dalam pendidikan tinggi. Pasal 56 ayat 2 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi menyebutkan bahwa Pangkalan Data Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai sumber informasi bagi: 1. Lembaga akreditasi, untuk melakukan akreditasi

Program Studi dan Perguruan Tinggi.2. Pemerintah, untuk melakukan pengaturan,

perencanaan, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi serta pembinaan dan koordinasi Program Studi dan Perguruan Tinggi.

3. Masyarakat, untuk mengetahui kinerja Program Studi dan Perguruan Tinggi.

Data-data pada sistem aplikasi online report (forlap) secara keseluruhan dikelola oleh Dikti. Data yang terdapat pada aplikasi forlap ini adalah data dosen, data mahasiswa dan data perkuliahan. Untuk data dosen hanya dikelola oleh Dikti saja. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada data dosen yang sama

dan tidak ada data dosen yang menjadi dosen tetap di lebih dari satu perguruan tinggi. Sistem forlap ini dapat diakses oleh semua perguruan tinggi dan masyarakat di Indonesia.

Berdasarkan SK Mendikbud Nomor: 0135/O/1990 dan SK Mendiknas Nomor: 184/U/2001 tentang pedoman, pengawasan, pengendalian dan pembinaan program diploma tiga, sarjana dan pascasarjana pada perguruan tinggi dan sesuai dengan visi Kopertis yaitu menjadi unit kerja yang memberikan layanan prima kepada perguruan tinggi swasta (PTS) dalam konteks penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi, pengembangan kelembagaan dan manajemen sumberdaya PTS, dan yang menjalankan fungsi pemerintahan secara efektif dan efi sien, maka pada tanggal 11 s.d. 13 Februari 2015 telah diselenggarakan Sosialisasi Evaluasi dan Validasi Data Laporan Semesteran Program Studi pada Perguruan Tinggi Swasta di lingkungan Kopertis Wilayah IV. Sosialisasi ini diselenggarakan di Gedung Diklat Kopertis Wilayah IV Jatinangor-Sumedang dengan mengundang seluruh perguruan tinggi swasta yang ada di wilayah Kopertis IV. Kehadiran peserta dibagi dalam tiga kelompok, universitas, institut dan beberapa sekolah tinggi

| BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 2015

I N F O K O P E R T I S

9

dijadwalkan mengikuti sosialisasi pada hari pertama yaitu tanggal 11 Februari 2015, sekolah tinggi pada hari kedua dan akademi serta politeknik pada hari ketiga. Pembagian kelompok peserta dilakukan agar pelaksanaan sosialisasi lebih efektif dan narasumber dapat lebih fokus dalam menampung pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta.

Dalam sosialisasi ini dijelaskan mengenai sistem aplikasi baru yaitu aplikasi feeder. Aplikasi feeder ini merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengelola data mahasiswa dan data perkuliahan masing-masing perguruan tinggi. Aplikasi ini dikelola sendiri oleh masing-masing perguruan tinggi yang kemudian ditampilkan pada laman forlap.dikti.go.id.

Tujuan penyelenggaraan sosialisasi ini adalah sebagai berikut:1. Memberi pemahaman kepada operator PD-

Dikti agar data dan informasi yang dilaporkan kepada Kopertis/Dikti dipastikan terlebih dahulu kesahihannya, sehingga data dan informasi tersebut dapat dipakai sebagai sumber informasi yang dapat dipertanggungjawabkan oleh semua pihak.

2. Peserta diharapkan mampu memahami aplikasi PD-Dikti feeder yang akan diberlakukan mulai laporan semester genap tahun ajaran 2014/2015.

3. Mendorong para operator PD Dikti untuk lebih sungguh-sungguh dalam mengelola data dan informasi perguruan tinggi masing-masing.

Materi yang diberikan dalam pelaksanaan sosialisasi ini adalah:1. Penjelasan aplikasi feeder.2. Pembahasan hasil validasi laporan semester PT,

perubahan data dosen dan ajuan NUPN dan NIDN.

3. Pembahasan ajuan perubahan data mahasiswa.

Narasumber yang ditunjuk dalam pelaksanaan Sosialisasi ini berasal dari Dikti tepatnya dari bagian Sistem Informasi dan Pelaporan Setditjen Dikti. Jadi, narasumber yang hadir adalah mereka yang sangat berkompeten dibidangnya dengan harapan dapat membantu perguruan tinggi swasta dalam menangani kendala yang mereka hadapi di lapangan pekerjaan mereka, karena pelaksanaan sosialisasi berlangsung secara diskusi interaktif dan tanya jawab.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, secara garis besar ditarik kesimpulan bahwa sosialisasi ini diadakan dengan tujuan utama yaitu memperkenalkan aplikasi terbaru yaitu aplikasi feeder pangkalan data pendidikan tinggi. Mulai laporan semester genap (2014-2) perguruan tinggi swasta wajib menggunakan aplikasi tersebut dalam memberikan laporan proses belajar mengajar PTS mereka. Respon PTS untuk pelaksanaan sosialisasi ini sangat besar, terlihat bahwa pada hari pertama dan hari kedua pelaksanaan sosialisasi, peserta yang datang melebihi kuota peserta. Hal ini menunjukkan bahwa animo masyarakat PTS sangat besar untuk melihat produk terbaru pengenalan aplikasi feeder PD Dikti. Tetapi, selalu saja ada perguruan tinggi swasta yang kurang menyadari pentingnya pelaksanaan sosialisasi tersebut. Setelah usaha keras panitia yang berasal dari Seksi Sistem Informasi Kopertis Wilayah IV dengan menyebar undangan dan menelepon satu persatu perguruan tinggi swasta yang berjumlah 489, tercatat beberapa perguruan tinggi swasta yang tidak menghadiri Sosialisasi Evaluasi dan Validasi Data Laporan Semesteran Program Studi pada Perguruan Tinggi Swasta di lingkungan Kopertis Wilayah IV. Sejumlah peserta yang tidak hadir umumnya berasal dari akademi dan politeknik. Entah apa yang ada dalam pikiran mereka sehingga PTS tersebut memutuskan untuk

BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 2015 | 10

I N F O K O P E R T I S

tidak menghadiri sosialisasi ini, entah apakah sudah paham atau merasa tidak memerlukan aplikasi feeder ini. Berikut adalah data perguruan tinggi swasta yang tidak menghadiri Sosialisasi Evaluasi dan Validasi Data Laporan Semesteran Program Studi pada Perguruan Tinggi Swasta di lingkungan Kopertis Wilayah IV:

Untuk perguruan tinggi swasta yang tidak menghadiri sosialisasi/kegiatan yang diadakan oleh Kopertis, Koordinator akan mengambil tindakan tegas yaitu memberikan sanksi administratif dengan tidak mengundang kembali perguruan tinggi swasta yang bersangkutan dalam mengikuti kegiatan/sosialisasi/seminar jenis apapun yang diadakan oleh Kopertis. Hal ini dilakukan karena kuota peserta terbatas, sementara perguruan tinggi swasta yang menginginkan undangan pelatihan/sosialisasi/seminar dari Kopertis sangat banyak. Perguruan tinggi swasta yang diundang dalam menghadiri kegiatan/sosialisasi/seminar oleh Kopertis selayaknya merasa appreciate dan tidak menyia-nyiakan undangan tersebut. Selain itu, Koordinator Kopertis Wilayah IV juga memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada perguruan tinggi swasta yang hadir dalam pelaksanaan (khususnya) Sosialisasi Evaluasi dan Validasi Data Laporan Semesteran Program Studi pada Perguruan Tinggi Swasta di lingkungan Kopertis Wilayah IV.

| BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 201511

G A L E R I K E G I A T A N

G A L E R I K E G I A T A N

BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 2015 | 12

P R O F I L P T S

| BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 201513

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM BANDUNG“Menekankan Lulusannya Memiliki Keunggulan

dalam Ketrampilan Hukum, Dibekali Ilmu yang Memadai”

Kota Bandung termasuk salah satu kota dimana jumlah PTS (Perguruan Tinggi Swasta) nya relatif banyak dibandingkan

kota lainnya yang ada di Indonesia. Selain itu juga tidak semua anggota masyarakat mengetahui jumlah Perguruan Tinggi Swasta yang di kota ini. Namun terdapat beberapa Perguruan Tinggi Swasta sudah dikenal dan mudah diingat oleh anggota masyarakat, karena kampusnya yang megah, kualitas lulusannya yang dicari pengguna juga juga karena perguruan tinggi tersebut sudah lama berdiri. Salah satu perguruan tinggi tersebut adalah STHB (Sekolah

Tinggi Hukum Bandung). Sekolah Tinggi Hukum Bandung adalah salah satu perguruan tinggi swasta yang menyelenggarakan program studi hukum yang sudah cukup ternama dan dikenal anggota masyarakat Bandung dan beberapa kota lainnya.

Sekolah Tinggi Hukum Bandung berdiri pada tanggal 4 Juni 1958 oleh Yayasan Badan Penyelenggara „Universitas Bandung“ dimana para pendirinya antara lain Meester GPH Hario Puspokusomo, Th eodurus William Korompis, Rd. Engkan Markanda Joedamihardja dan Soeprapto Joedhogoenadi. Sebelum menjadi Sekolah Tinggi Hukum Bandung, perguruan tinggi ini merupakan

P R O F I L P T S

BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 2015 | 14

perubahan Universitas Bandung yang menyelenggarakan 7 (tujuh) Fakultas yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Teknik, Fakultas Manajemen, Fakultas Sosial dan Politik dan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Kemasyarakatan. Dari 7 (tujuh) fakultas tersebut satu persatu berguguran, hanya satu yang terus eksis yaitu Fakultas Hukum dan Ilmu Kemasyarakatan.

Melihat kondisi saat itu serta digulirkannya peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pendidikan di Indonesia, dianjurkan agar Fakultas Hukum dan Ilmu Kemasyarakatan Universitas Bandung menyesuaikanya Realisasinya terwujud pada tanggal 12 Nopember 1976 seiring dengan terbitnya Surat Keputusan Koordinator Kopertis Wilayah III Jawa Barat, nomor 63 Tahun 1976, dalam Surat Keputusan tersebut antara lain berisi perubahan nama Fakultas Hukum dan Ilmu Kemasyarakatan Universitas Bandung menjadi Sekolah Tinggi Hukum Bandung atau disingkat STHB.

Adapun visi dari Program studi Ilmu Hukum Program Sarjana Sekolah Tinggi Hukum Bandung adalah „Menjadi Program Studi yang Memiliki keunggulan dalam Keterampilan Hukum Berbasis Keilmuan“. Misinya adalah :1. Menyelenggarakan pendidikan ilmu hukum dengan

keunggulan keterampilan berbasis ke ilmuan;2. Menyelenggarakan penelitian untuk pengembangan

ilmu hukum, pemenuhan kebutuhan masyarakat, dan pembangunan hukum nasional;

3. Menyelenggarakan pengabdian pada masyarakat untuk menumbuhkan kembangkan kesadaran hukum masyarakat dan membantu masyarakat menyelesaikan masalah hukum.

Program studi yang diselenggarakan di Sekolah Tinggi Hukum Bandung adalah Program Studi Ilmu Hukum yang terdiri dari jenjang Sarjana (S1) dan jenajang Magister (S2). Jenjang Sarjana (S1) dilaksanakan dalam beberapa kelas program, yakni kelas Reguler, Karyawan

dan Khusus. Proses pembelajaran diprogramkan selama 8 (delapan) semester dan selama-lamanya 14 (empat belas) semester dengan perhitungan 1 (satu) semester ekivalen dengan 6 bulan untuk kelas Reguler dan Karyawan, sedangkan untuk kelas Khusus 1 (satu) semester ekivalen dengan 4 bulan.

Menurut Ketua Sekolah Tinggi Hukum Bandung Dr. Walter Wanggur, SH, MH, melihat kiprah lulusan STHB selama ini, mengacu kepada visi prodi ilmu hukum, selain menekankan lulusannya memiliki keunggulan dalam ketrampilan hukum, tapi juga harus dibekali ilmu yang memadai. Jadi STHB ingin berbeda dengan perguruan tinggi lain, yaitu hasil lulusannya memiliki keunggulan dan ketrampilan hukum untuk kalangan praktisi-praktisi hukum. Untuk itu perlu dibekali ilmu yang memadai, guna memenuhi ciri khas lulusan Sekolah Tinggi Hukum Bandung yang akan dihasilkan.

Kurikulumnya didesain supaya memenuhi visi yang sudah ditentukan. Antara lain dalam kurikulum dijabarkan melalui penentuan mata kuliah mata yang mendukung, satu praktisi hukum, yang kedua untuk keilmuannya. Dalam kurikulum STHB disediakan mata kuliah pendukung supaya lulusanya nanti terampil dalam menangani masalah-masalah hukum praktis. Disisi lain juga menekankan mata-mata kuliah yang diharapkan menjadi basik untuk mendukung kiprahnya di masyarakat.

Menyangkut Dosen yang mengajar di STHB, menurut Ketua STHB Dr. Walter Wunggur, SH, MH, semua dosennya yang berpendidikan S2, dalam kegiatan pengajaran tidak ada lagi yang berpendidikan S1. Hampir setengah dosen tetap STHB menempuh jenjang pendidikan S3 (doktor). Terkait dengan dosen untuk mendukung visi dan misi program studi sebagian dosen tetap ini ada yang berprofesi sebagai notaris, pengacara, lawyer, diharapkan bisa mendukung apa yang mau dihasilkan dari lulusan itu. Disisi lain juga STHB memanfaatkan dosen tidak tetap dengan kategori yang punya basic atau latar belakang di bidang kepraktisian, kemudian dalam perkuliahan

| BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 201515

P R O F I L P T S

mengundang polisi atau jaksa untuk memberikan perkuliahan umum, atau memberikan ceramah untuk mendukung visi peguruan tinggi tersebut.

Adapun kualifi kasi pendidikan dosen yang mengampu mata kuliah pada program sarjana secara keseluruhan adalah Guru Besar 4 orang, Lektor Kepala 14 orang, Lektor 11 orang dan Asisten Ahli 7 orang. Dosen pengampu pada program Magister terdiri dari Guru Besar sebanyak 7 orang, dan Doktor sebanyak 7 orang.

Sementara itu Wakil Ketua I Bidang Akadaemik Sekolah Tinggi Hukum Bandung Bonarsius Saragih, SH, MH, mengatakan jumlah keseluruan mahasiswa sampai dengan tahun 2015 berjumlah 1050 orang, adapun komposisinya asal daerahnya adalah pertama Bandung Raya, yang kedua Sumatera Utara. Terdapat juga mahasiswa dari Timor Timor dan Th ailand, serta Gorontalo, Aceh, Papua.

Selanjutnya Bonarsius Saragih, menegaskan pembinaan kegiatan kemahasiswaan di lingkungan Sekolah Tinggi Hukum Bandung, dilakukan selain pemberian pengetahuan hard skill juga diberikan pendidian soft skill yaitu Mukoplas , mahasiswa diberikan pengetahuan tentang praktek-praktek peradilan, disediakan ruangan peradilan semu, mereka itu didorong mengikuti kegiatan di kota Bandung atau kopertis secara nasional. Dalam lingkup nasional terakhir di Universitas Indonesia, Sekolah Tinggi Hukum Bandung dari Jawa Barat di Indonesia menempati urutan ke 6 (enam) namun dilihat dari pemberkasan urutan masuk nomor 1 (satu). Disamping itu ada juga kegiatan-kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), di STHB ada 11 (sebelas) UKM, kebanyakan bidang keagamaan dan bidang sosial, namun untuk mendorong mahasiswa ka pelaksanaan visi melalui mukoplas yang mengadakan peradilan semu. Tiap tahun UKM ini menyelenggarakan di lingkungan STHB Piala Bergilir STHB dan Piala begilir Ketua IKA STHB, setiap mahasiswainya mengirimkan delegasinya masing masing per kelas untuk mengikuti MUKOPLAS untuk tingkat

STHB nya. Lalau tingkat keluarnya dari juara-juara di tingkat STHB kemudian diseleksi untuk tingkat nasional. Sampai saat ini prestasi yang diraih baru tingkat 5 besar.

Menyangkut penajaman ke khasan proses pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Bandung, semua aspek hukum kecuali hukum internasional, hukum pidana idealnya dikuasa oleh lulusan mahasiswa STHB, faktanya di tingkat nasional sekarang ini lawyer-lawyer ini banyak dari berasal dari Sekolah Tinggi Hukum Bandung.

Menyangkut kerjasama dengan lembaga atau institusi lain, Dr, Walter Wanggur, SH, MH mengatakan bahwa kerjasama dengan luar negeri belum dibuat dalam suatu MOU. Informal dengan mendatangkan dosen dari luar negeri sudah dilakukan, namun belum dituangkan dalam bentuk MOU. Kerjasama di dalam negeri cukup banyak, khususnya yang sudah berjalan selama ini dengan BPHN (Badan Pembinaan Hukum Nasional) dalam penelitian dan penyuluhan hukum, kemudian dengan Kadin Daerah Bandung dan Kadin Daerah Bandung Barat dalam rangka sosialisasi hukum ke pengusaha-pengusaha untuk magang mahasiswa. Kerjasama dengan Komisi Yudisial untuk penelitian terhadap keputusan-keputusan hakim. Kemudian kerjasama PDAM kotamadya Bandung dalam rangka membuat peraturan perusahaan, dan Pemda Cimahi dan Pemda Sumedang untuk peraturan daerah, terakhir penyuluhan di Kecamatan Bandung Barat untuk penyuluhan hukumnya. Juga kerjasama dengan Lembaga Pemasyarakatan di Yogya terkait dengan pembinaan narapidana.

Berkaitan dengan dengan banyaknya regulasi yang dikeluarkan pemerintah dalam hal ini Kemeterian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Ketua Sekolah Tinggi Hukum Bandung Dr. Walter Wanggur, SH, MH, mengatakan bagi STHB bagai air mengalir saja, mengikuti semua aturan dari pemerintah dan menggangap suatu hambatan dan berusaha memahami maksud baik pemerintah. Sebagai contoh sesuai dengan amanat Undang-Undang Pendidikan Tinggi, dosen yang mengajar

BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 2015 |

P R O F I L P T S

16

di perguruan tinggi minimal harus S2 (pasca sarjana), standar nasional pendidikan tinggi harus dilaksanakan ketentuan tersebut.

Lulusan atau alumni Sekolah Tinggi Hukum Bandung saat ini kurang lebih berjumlah 5728 lulusan sarjana, dimana sebagian besar bekerja menjadi jaksa dan lawyer. Sementara untuk lulusan pasca sarjana lulusannya berjumlah 107 orang. (ANS/MS)***

| BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 2015

P R O F I L P T S

17

STIE YASA ANGGANA GARUT“Membangun Potensi Dosen dan Mahasiswa untuk Menghadapi

Kompetisi Global”

Senantiasa berpijak pada nilai dasar yakni, dedikasi, loyalitas dan integritas juang yang semata-mata dipersembahkan demi kemajuan

masyarakat, bangsa dan negara, adalah falsafah dasar yang melandasi gerak langkah kampus bersih dan asri yang sudah 10 tahun berdiri ini. Beralamat di Jalan Oto Iskandardinata No.278A Tarogong Kidul Kabupaten Garut STIE Yasa Anggana kini menjadi kampus favorit di Garut, ini ditunjukkan dengan jumlah mahasiswa yang jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya. Nama Yasa Anggana diambil dari bahasa sunda Yasa dan Anggana yang bermakna Yasa ; olah dan Anggana ; sendiri, yang bermakna olah atau reka hasil sendiri atau dengan kata lain mandiri sehingga makna ini menjadi fi losofi dalam proses pendidikan di sekolah tinggi ini untuk

mandiri dalam menjalankan proses pendidikan dan tidak terlalu tergantung pada pihak lain sebagai contoh kampus adalah rumah pribadi ketua yayasan yang diubah jadi kantor rektorat. Untuk mahasiswa makna ini untuk mengolah potensi diri mahasiswa, bagaimana mereka bisa memperoleh nilai tambah untuk mengembangkan potensi dirinya sehingga bermanfaat untuk yang lain. STIE Yasa Anggana yang diketua Siti Aminah, Dra.,M.Pd ini lahir dilandasi cita-cita luhur pendiri Yayasan Bapak H.Selamet Th anoe untuk menghadirkan suatu institusi pendidikan tinggi yang merupakan pusat keunggulan di tingkat daerah khsusnya Kabupaten Garut, dengan mengedepankan kualitas pembelajaran sehingga dapat menghasilkan lulusan yang kredibel serta mampu bersaing dalam kompetisi

BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 2015 |

P R O F I L P T S

18

masa depan yang bertumpu pada knowledge base society.

Pengembangan Potensi Diri Dosen dan Mahasiswa

STIE Yasa Anggana berusaha senantiasa mengolah potensi diri, agar dapat menambah nilai bagi lembaga, dosen dan mahasiswa sehingga memberi manfaat dan menghasilkan output lebih baik. Sekolah Tinggi yang memiliki Visi “Menjadi Sekolah Tinggi Unggulan di Jawa Barat Yang Berdaya Saing Global Pada Bidang Ekonomi dan Bisnis Tahun 2016” ini pada tahun 2010 mendirikan kampus II karena mahasiswa semakin banyak dan tidak tertampung. Saat ini Dosen yang sedang menempuh studi Strata 3 sebanyak 5 orang dan 9 orang sedang menempuh Studi Strata 2. Di masa mendatang Prodi Pasca Manajemen juga akan didirikan.

Sesuai dengan Visi dan Misi, STIE Yasa Anggana berupaya untuk menyiapkan lulusan dalam menghadapi kompetisi gobal dengan merevisi kurikulum yaitu dengan menambah bobot mata kuliah bahasa inggris, mata kuliah pengantar wirusaha mahasiswa yang diarahkan pada praktek yang pada akhirnya dapat menghasilkan kegiatan /produk. Mahasiswa senantiasa dimotivasi dan diberi keyakinan dan kepercayaan diri untuk memiliki daya saing dalam menghadapi kompetisi global, demikian dijelaskan Pembantu Ketua I Bidang Akademik, Jajang Sugiat, SE,MP.d

Pengembangan Prodi, perubahan kurikulum, membangun kerjasama dengan berbagai pihak adalah upaya-upaya yang terintegrasi untuk membangun potensi diri lembaga, dosen dan mahasiswa agar memiliki daya saing. Untuk pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi, STIE Yasa Anggana telah memperoleh hibah kompetensi 500 juta untuk mengembangkan fasilitas penunjang

proses belajar mengajar, dan juga beberapa beasiswa dari kopertis wilayah IV seperti beasiswa bidik misi dan beasiswa lainnya. Dalam upaya memiliki daya saing , dosen difasilitasi untuk aktif melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian setiap semester dengan biaya dari lembaga dan beasiswa dari DIKTI juga beasiswa dari berbagai perusahaan yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, selain itu lembaga juga sedang berupaya agar hasil penelitian dapat masuk jurnal terakreditasi dan jurnal internasional.

Untuk menambah wawasan akademik dan ketrampilan, dosen juga difasilitasi dengan diberikan beasiswa untuk menempuh pendidikan Strata 2 dan Strata 3, juga diikutkan dalam berbagai pelatihan untuk meningkatkan keahlian. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah sebagai narasumber, fasilitator dan pendampingan. Dosen merespons dengan baik kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat karena merupakan kewajiban yang harus dilakukan seorang dosen.

Kekhasan Yasa Anggana ialah entrepreneurship, sehingga memiliki mata kuliah pembeda berupa mata kuliah khusus dan penambahan SKS untuk mata kuliah tertentu. Selain itu kampus mengadakan test untuk memperoleh sertifi kasi misalnya sertifi kasi bidang Akuntansi, penambahan bobot mata kuliah Bahasa Inggris, membentuk komunitas-komunitas belajar untuk memperkuat materi tertentu. Kurikulum khas tersebut memberikan dampak yang baik terhadap output, ini terbukti dari wawancara yang selanjutnya diperoleh informasi bahwa lulusan mudah terserap dan memiliki berbagai usaha, yang paling diharapkan mahasiswa umumnya setelah lulus mereka ingin bekerja di Bank. Pencapaian visi dan misi kampus didukung oleh prasarana yang memadai yang mendukung proses belajar mengajar

| BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 2015

P R O F I L P T S

19

dosen dan mahasiswa seperti laboratorium Komputer, laboratorium Statistika, Akuntansi, dan Manajemen, laboratorium Keuangan dan Perbankan/Bank Mini, laboratorium Bahasa, Perpustakaan, dan sarana pendukung lainnya.

KerjasamaKerjasama dengan lembaga merupakan faktor

penting untuk mengembangkan wawasan akademis dan praktis dosen dan juga mahasiswa. Kerjasama dengan lembaga dalam negeri dan luar negeri juga dilakukan STIE Yasa Anggana, kerjasama dengan lembaga dalam negeri dilakukan dengan KADIN, masyarakat ekonomi syariah, pemda, industri, pemerintah/swasta, perbankan. Bentuk kerjasama yang dilakukan antara lain dalam perekrutan karyawan bank yang dilakukan di kampus, seperti yang telah dilakukan dengan Bank Jabar, dalam bentuk penelitian dan magang. Kerjasama luar negeri sedang dijajaki dengan perguruan tinggi luar negeri seperti seminar, kuliah umum melalui UNPAS sebagai fasilitator, kerjasama juga dilakukan dengan perguruan tinggi lainnya seperti pasca UNPAS, prodi manajemen UGM yang terbuka untuk magang, seminar, pelatihan, dan sebagainya.

Untuk meningkatkan kompetensi lulusan sehingga memiliki nilai jual di pasar kerja STIE Yasa Anggana sudah melaksanakan ujian untuk memperoleh Sertifi kasi bagi mahasiswa dan masyarakat umum . Penyelenggaraannya bekerjasama dengan lembaga sertifi kasi tertentu yang kompeten untuk memberikan sertifi kasi sehingga lulusan memiliki ijazah dan sertifi kasi. STIE Yasa Anggana yang memiliki dua prodi yaitu Prodi Studi Keuangan dan Perbankan untuk D3 dan Prodi Studi Manajemen untuk S1 memiliki misi, menyelenggarakan Pendidikan dan Pengajaran secara profesional sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berdaya saing global pada

Bidang Ekonomi dan Bisnis; Menyelenggarakan Penelitian dan Pengabdian pada masyarakat dalam rangka pengembangan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan serta menjalin kerjasama yang berkelanjutan; Melaksanakan Tata Kelola perguruan tinggi yang baik menuju Good University Governance. Misi ini diimplementasikan dalam aktivitas Penelitian, Pengajaran dan Pengabdian Dosen dan juga melibatkan mahasiswa.

Kegiatan KemahasiswaanUntuk membangun potensi diri mahasiswa,

dibangun unit-unit kegiatan mahasiswa, kegiatan kemahasiswaan berjalan dinamis dan aktif dengan keberadaan UKM yang potensial seperti keluarga mahasiswa, senat mahasiswa, BPM, kajian ilmu keagamaan, kegiatan seni karawitan (seni sunda), olah raga futsal, bulutangkis, catur, pers mahasiswa, himpunan pecinta alam, kegiatan wirausaha. UKM ini menghasilkan prestasi yang membanggakan lembaga karena lahir mahasiswa yang berprestasi dalam olahraga catur sehingga meraih Grand Master tingkat Nasional, juara lomba menyusun Bisnis Plan, penghargaan dari Menteri Olahraga, juga dari Perusahaan swasta seperti dari Sosro.

Untuk unit kegiatan wirausaha setiap bulan melakukan pertemuan untuk saling berbagi pengalaman dalam mengembangkan usaha. Setiap akhir semester kampus menyediakan tenda untuk menjual produk melalui bazaar yang difasilitasi kampus. Dalam event tersebut civitas akademika kampus terlibat dalam transaksi bisnis yang diselenggarakan secara rutin untuk melihat kemampuan wirausaha mahasiswa. Untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa juga diharuskan melakukan praktek kerja lapangan di perbankan untuk memperoleh pengalaman kerja yang dapat menjadi bekal dasar untuk bekerja. Selain kemampuan akademik yang terus

BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 2015 |

P R O F I L P T S

20

dikembangkan, sikap dan perilaku mahasiswa yang baik pun terus dibangun melalui implementasi nilai-nilai positif yang dibangun di kampus. Misalnya dengan membangun budaya disiplin melalui aturan mahasiswa yang kuliah kurang dari 75% kehadiran tidak dapat mengikuti kuliah, mahasiswa dilibatkan dalam aktivitas sosial di kampus seperti memperbaiki bangunan kampus, mengambil sampah, dan menjaga kebersihan. Jadwal piket dibuat mahasiswa pada saat hari besar seperti libur lebaran. Menurut Pembantu Rektor I, nilai-nilai baik yang dibangun di kampus diharapkan selanjutnya lulusan dapat mengimplementasikannya di masyarakat. Mahasiswa STIE Yasa Anggana mayoritas dari kalangan menengah ke bawah, biaya pendidikan yang relative terjangkau untuk kalangan menengah kebawah, menunjukkan moto STIE Yasa Anggana yaitu menciptakan “Pendidikan Berkualitas dengan Biaya yang Terjangkau”.

| BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 2015

P R O F I L T O K O H

21

BULETIN KOPERTIS WILAYAH IV | Vol. 15 No. 1 | 1 April 2015 |

P R O F I L T O K O H

22