Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
Transcript of Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
1/110
P U T U S A N M A H K A M A H A G U N G
Artidjo: Korupsi, Kanker
yang Gerogoti Negara
Jakarta, Kompas--- Korupsi ibarat penyakit kanker yang menggerogoti tubuh negara dan
membawa Indonesia ke masa depan yang suram. Berdasarkan asumsi itu, kejahatan koruptor
adalah perampasan hak asasi manusia, dalam hal ini hak-hak rakyat untuk hidup sejahtera.
Ketua Kamar Pidana Mahkamah Agung (MA) Artidjo Alkostar mengungkapkan hal itu
ketika diwawancaraiKompasseputar alasannya yang selalu menjatuhkan hukuman maksimal
kepada para terdakwa korupsi.
Korupsi itu kejahatan kemanusiaan yang dampaknyamultieffect. Berdampak negatif kepada
tubuh negara. Negara menjadi tidak sehat lagi. Koruptor itu juga merampas hak asasimanusia, khususnya hak-hak rakyat untuk sejahtera, ujarnya.
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
2/110
Sejumlah putusan Artidjo mengundang apresiasi publik. Terakhir, Artidjo memperberat
hukuman mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq dari 16 tahun
menjadi 18 tahun penjara. MA juga mencabut hak politik Luthfi untuk dipilih dalam jabatan
publik. Sebelumnya, ia memperberat hukuman politisi Partai Demokrat, Angelina Sondakh,
dan sejumlah terdakwa lain.
Ia menambahkan, Rakyat Indonesia berhak untuk melihat masa depan lebih baik. Koruptor
ini membuat masa depan bangsa suram. Kita harus mencerahkan masa depan bangsa ini.
Tidak ada toleransi bagi koruptor.Zero tolerancebagi koruptor.
Tak hanya menjatuhkan hukuman maksimal. Artidjo dalam beberapa putusannya juga
memberikan hukuman tambahan berupa pencabutan hak politik untuk dipilih dalam jabatan
publik. Putusan semacam ini telah dijatuhkan terhadap Luthfi dan juga kepada Djoko Susilo,
mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri. Dalam kasus Djoko Susilo, Pengadilan Tinggi DKI
Jakarta-lah yang menginisiasi penjatuhan hukuman pencabutan hak politik. Putusan tersebutdikuatkan di tingkat kasasi.
Saat ditanya alasan menjatuhkan hukuman pencabutan hak politik, Artidjo menyatakan, hal
tersebut merupakan konsekuensi etis dan yuridis dari posisi Luthfi yang memiliki kekuasaan
politis. Luthfi telah menjadikan kekuasaan itu sebagai alat untuk berhubungan transaksional
demi imbalanfee. Rakyat ini, kan, menjadi tidak enak melihatnya (Luthfi). Tidak baik.
Padahal, dia itu dipilih menjadi wakil rakyat. Namun, malah korupsi yang (berdampak)
kepada rakyat. Korbannya rakyat, ujarnya.
Menurut dia, korupsi oleh politisi sudah sistemik. Di dalam sistem politik Indonesia, siapayang banyak uang, dialah yang terpilih menjadi anggota DPR. Artinya, untuk terjun ke dunia
politik atau menjadi anggota DPR, seseorang harus mengeluarkan banyak uang. Biaya politik
yang tinggi berkonsekuensi hubungan transaksional.
Itu sudah menjadi sistem di negara kita. Seharusnya itu tidak menjadi sistem. Pilih yang
terbaik dan jujur. Tanpa faktor banyaknya uang, ujarnya.
Menurut Artidjo, kondisi korupsi yang sistemis itu sungguh memprihatinkan. Meski
demikian, ia meminta semua pihak tetap optimistis. Indonesia sebagai negara yang besar
telah bergerak ke arah positif. Demokrasi di negeri ini termasuk unggul dibandingkan dengannegara-negara lain di kawasan Asia. Sekarang tinggal tugas kita bersama menghilangkan
kanker di tubuh negara ini, katanya.
Meskipun dirinya dan sejumlah hakim agung sering menjatuhkan hukuman maksimal bagi
koruptor, lanjut Artidjo, pihaknya tak bisa meminta ataupun memaksa hakim-hakim lain
(termasuk hakim di bawahnya) untuk mengikuti. Hakim punya kebebasan yang dilindungi
dan tidak bisa dintervensi siapa pun.
Hakim itu posisinyaprimus interpares. Dia adalah yang dituakan di antara sesamanya.
Maka, di pengadilan, sebutannya adalah ketua dan bukan kepala. Itu ada artinya, yaitu dari
atas tidak bisa memberikan instruksi (terkait perkara), ujarnya.
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
3/110
Namun, ia menambahkan, hakim akan mengikuti putusan-putusan yang memiliki legal
reasoningyang baik. Hal itu terjadi secara otomatis. Dan, publiklah yang menilai, kata
Artidjo.
Menjadi model
Komisi Pemberantasan Korupsi menjadikan pencabutan hak untuk dipilih sebagai model
untuk tuntutan pidana tambahan terhadap pejabat publik, baik eksekutif, legislatif, maupun
yudikatif, yang didakwa melakukan korupsi dan tindak pidana pencucian uang. Tuntutan
pidana tambahan berupa pencabutan hak untuk dipilih ini mencegah pejabat publik yang
melakukan korupsi dan tindak pidana pencucian uang mengulangi penyalahgunaan jabatan
setelah menjalani pidana.
KPK akan menjadikan tuntutan tambahan hukuman ini sebagai standar untuk mencegah
agar jangan sampai mantan pejabat publik yang melakukan korupsi mengulangi
penyalahgunaan jabatan barunya, ujar Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas, di Jakarta,
kemarin.
Busyro berpendapat, putusan kasasi MA yang menghukum Luthfi Hasan Ishaaq dengan
pidana tambahan berupa pencabutan hak dipilih dalam jabatan publiknya pada masa depan
layak menjadi pedoman semua hakim pengadilan tindak pidana korupsi. Karena sistemis
dan strukturalnya korupsi politik ini sehingga atas nama moralitas keadilan, seyogianya
hakim pengadilan tindak pidana korupsi menjadikan putusan MA terhadap Luthfi sebagai
pedoman moral vonis hakim, katanya.
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, pencabutan hak dipilih sebagai pejabat
publik merupakan istilah yang benar secara konstitusi. Dia menyebutkan, kini terjadi
penyimpangan pemahaman karena makna yang keliru dan tidak utuh dari istilah pejabat
publik.
Setiap penyelenggara negara, termasuk pejabat negara di eksekutif, legislatif, dan yudikatif
serta lembaga negara lain, adalah mereka yang mendapat kewenangan publik untuk
menjalankan tugas dan kewajibannya serta mewujudkan hak-hak fundamental rakyat seperti
ada dalam konstitusi dan peraturan perundang-undangan lain, katanya.
Jadi, jika pejabat publik ini kelak terbukti tidak amanah karena melakukan korupsi dan
pencucian uang, ujar Bambang, mereka tak hanya dihukum dengan pidana pokok berupa
penjara dan denda material.
Peneliti senior Indonesia Legal Roundtable, yang juga kandidat doktor di bidang sosiologi
hukum, Asep Rahmat Fajar, menilai keberadaan Hakim Agung Artidjo Alkostar ibarat setitik
air di padang pasir.
Beberapa putusan Artidjo itu menjadi air di gurun pasir bagi para pencari keadilan. Di
tengah ketakpercayaan publik terhadap lembaga peradilan karena banyak putusan yang tidakmenjawab harapan masyarakat, keluarlah putusan yang oleh publik dinilai senapas dengan
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
4/110
rasa keadilan. Akhirnya, citra MA pun ikut terbawa. Orang menjadi yakin bahwa masih ada
harapan di MA, ujar Asep, Rabu.(ANA/BIL)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
5/110
Pemerintah Pusat Dapat
Pecat Kepala DaerahJakarta, Kompas- Rancangan Undang-Undang tentang Pemerintah Daerah yang saat ini
dibahas di DPR dan diperkirakan disahkan pekan depan memberikan kerangka lebih jelas dan
tegas tentang kewenangan, tugas, dan peran pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
RUU yang bakal menggantikan UU Pemda No 32/2004 itu memuat ketentuan tentang
pemerintah pusat yang dapat memberikan sanksi secara bertahap kepada kepala daerah.
Dalam kasus paling ekstrem, pemerintah pusat dapat memecat kepala daerah, ketentuan yangsebelumnya tidak ada di UU No 32/2004.
Dengan UU ini, sebenarnya pemerintah yang akan datang makin enak, makin bagus, bisa
solid satu garis dari pusat hingga ke daerah. Dengan UU itu, harus dimaknai provinsi dan
kabupaten adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi ini kita betul-betul
berharap penyelenggara pemerintah ke depan yang dipimpin Pak Jokowi itu akan lebih
enak, kata Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu
(17/9).
Sebelumnya, Gamawan memaparkan perkembangan terakhir pembahasan RUU Pemda dihadapan rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Rapat
dihadiri Wakil Presiden Boediono. tiga menteri koordinator, serta sejumlah anggota kabinet.
Dalam hal pemberian sanksi, menurut Gamawan, ketentuan dalam RUU ini lebih maju
dibandingkan UU No 32/2004. Saat terjadi pelanggaran oleh kepala daerah terhadap UU dan
DPRD setempat tak merespons, pemerintah pusat bisa memberikan sanksi kepada kepala
daerah. Ketentuan ini memiliki landasan konstitusional seperti tercantum dalam Pasal 4 UUD
1945, yakni presiden merupakan pemegang kekuasaan penyelenggaraan pemerintah, dan
tanggung jawab akhir dalam pemerintahan itu ada di tangan presiden.
Dalam hal implementasi kebijakan pemerintah pusat yang diputuskan dalam ketentuan
perundang-undangan, kepala daerah dapat diberi sanksi pemerintah pusat jika tak
melaksanakannya. Sanksi diberikan bertahap, mulai dari administrasi, orientasi, hingga
pemecatan.
Pasal 49 RUU Pemda menyebutkan, kepala daerah yang tidak melaksanakan program
strategis nasional dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis dari menteri untuk
gubernur, dan dari gubernur sebagai wakil pemerintah pusat untuk bupati/wali kota. Jika
teguran tertulis telah disampaikan dua kali berturut-turut dan tetap tidak dilaksanakan, kepaladaerah diberhentikan sementara tiga bulan. Jika kepala daerah telah selesai menjalani
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
6/110
pemberhentian sementara dan tetap tidak melaksanakan program, yang bersangkutan
diberhentikan.
Presiden SBY menyatakan, RUU Pemda ini merupakan tonggak sejarah yang akan mengubah
wajah pemerintahan dan pembangunan Indonesia. (WHY)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
7/110
Pemerintah Setujui 21
Daerah Otonomi BaruJakarta, Kompas- Pemerintah akan menyetujui pembentukan 20 atau 21 daerah otonomi
baru dari 87 daerah otonomi baru yang diusulkan. Dari hasil peninjauan ke lapangan, hanya
20-21 daerah otonomi baru yang sampai saat ini dinilai layak disahkan.
Setelah kami datangi daerahnya, melihat aspek fisik dan administrasi di lapangan, hanya ada
20 atau 21 daerah otonomi baru yang bisa disetujui dari 87 daerah otonomi baru yang
diusulkan, kata Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Rabu (17/9), di Kantor Presiden,
Jakarta.
Gamawan menolak menyebutkan nama provinsi, kabupaten, dan kota yang akan disahkan
sebelum pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berakhir itu. Nanti, ya, tunggu
di DPR saja, katanya.
Gamawan menyatakan, sisa dari daerah otonomi baru yang belum disahkan akan diserahkan
pengecekannya kepada pemerintahan baru.
Pada masa yang akan datang, menurut dia, pembentukan daerah otonomi baru akan diaturdengan lebih detail dan ketat dalam Undang-undang Pemerintah Daerah yang sebentar lagi
akan disahkan DPR. Dalam RUU Pemda, diatur, misalnya, kelayakan fisik dan keuangan
daerah otonom. Jika tidak memenuhi syarat, daerah tersebut secara otomatis tidak bisa
dijadikan daerah otonom baru.
Bayangkan, ada daerah otonom yang 85 persen wilayahnya adalah hutan lindung. Ini
kasihan rakyatnya. Mereka sengsara, ujar Gamawan.
Perbatasan prioritas
Pemekaran daerah otonomi baru itu akan diprioritaskan untuk daerah perbatasan, daerah
konflik, dan daerah yang dinilai strategis lainnya. Pernyataan itu disampaikan Ketua
Kelompok Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Komisi II Dewan Perwakilan
Rakyat Yasonna H Laoly, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu. Sekarang kami
masih melakukan pembahasan (usulan DOB) secara mendalam, katanya.
DPR dan pemerintah juga lebih memprioritaskan daerah perbatasan, daerah konflik, dan
daerah strategis lainnya untuk dimekarkan. Memang ada daerah yang dipertimbangkan
untuk dimekarkan karena secara geopolitik dan geostrategis dianggap penting, seperti daerah
perbatasan, daerah konflik, dan daerah strategis lainnya, kata Laoly.
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
8/110
Menurut rencana, DPR dan pemerintah akan kembali membahas usulan daerah otonomi baru
pada rapat pleno 22 September. (ATO/NTA)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
9/110
Presiden Bisa Tolak
Pengesahan di SidangParipurna
Jakarta, Kompas- Sebagai kepala pemerintahan dalam sistem quasi presidential, Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dapat tidak menyetujui pengesahan Rancangan Undang-Undang
Pemilihan Kepala Daerah yang diajukan oleh DPR dalam sidang paripurna. Penolakan itu
dapat dilakukan jika Presiden berpendapat pilkada secara langsung dinilai sangat penting
dalam konteks pembangunan demokrasi di Indonesia.
Selain itu, kader dan pengurus Partai Demokrat di parlemen sebaiknya juga mengikuti
instruksi yang disampaikan Yudhoyono, sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai
Demokrat, lewat Youtube, baru-baru ini.
Hal itu disampaikan pengamat politik Ari Dwipayana di sela-sela diskusi terbatas bertema
Polemik RUU Pilkada yang diselenggarakan PDI-P, di Jakarta, Rabu (17/9). Kalau
pilkada langsung dianggap penting dalam konteks pembangunan demokrasi, Presiden harus
tegas. Presiden cukup menyatakan tidak menyetujui (pengesahan) RUU Pilkada), kata Ari.
Sesuai UUD 1945, sebelum disahkan, RUU yang dibahas DPR dan pemerintah harus
disetujui bersama.
Sikap Presiden atau pemerintah yang tak menyetujui pengesahan RUU Pilkada, tambah Ari,
juga dapat disampaikan dalam rapat-rapat panitia kerja atau Rapat Paripurna DPR. Demikian
pula sikap anggota Fraksi Partai Demokrat di parlemen perlu mengikuti instruksi ketua umum
partainya.
Pemerintah sebaiknya tidak bersikap mendua. Di satu sisi menyiapkan RUU Pilkada secara
langsung, tetapi di sisi lain pemerintah menyiapkan RUU Pilkada tak langsung lewat DPRD,
ujar Ari.
Seperti diberitakan, Yudhoyono mengatakan, rakyat Indonesia terbiasa dengan sistem
pilkada. Apalagi, pilkada memiliki benang merah dengan pemilihan langsung Presiden dan
Wakil Presiden RI. Namun, persoalannya, bagaimana mengurangi ekses-ekses seperti
banyaknya politik uang (Kompas, 16/9).
Partai Demokrat, setelah wawancara Yudhoyono yang diunggah di Youtube, Minggu lalu,
mengisyaratkan akan kembali berubah sikap terkait RUU Pilkada. Isyarat itu terlihat dari
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
10/110
pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas melalui
rilis yang dikirim ke sejumlah redaksi media massa, Rabu.
Menurut Ibas, demokrasi di Indonesia tidak boleh mengalami kemunduran. Oleh karena itu,
Partai Demokrat mendukung pilkada langsung tetap dipertahankan. Apalagi mayoritas
masyarakat menginginkan pilkada tetap dilaksanakan secara langsung. Intinya semua harus
sejalan dengan pemikiran rakyat, termasuk aspirasi para kepala daerah yang menginginkan
hak politik warga negara tak dipangkas, katanya.
Meski begitu, tambah Ibas, hal yang lebih penting adalah perbaikan peraturan pilkada,
terutama perbaikan pasal-pasal yang berpotensi merusak demokrasi. Sebisa mungkin RUU
Pilkada harus dirumuskan untuk menyempurnakan sistem demokrasi di Indonesia, ujarnya.
Harus konsisten
Sejumlah organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Koalisi Kawal RUU Pilkadaberharap pemerintahan Yudhoyono konsisten mendukung pilkada langsung. Tuntutan itu
disampaikan saat bertemu Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri
Djohermansyah Djohan di kantor Kementerian Dalam Negeri. Sejumlah organisasi itu di
antaranya Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi, Pusat Kajian Politik Universitas
Indonesia (Puskapol UI), Indonesia Corruption Watch (ICW), serta Pusat Studi Hukum dan
Kebijakan.
Pilkada langsung memang ada kekurangan. Namun, bukan berarti harus diganti pilkada tak
langsung yang menghilangkan hak rakyat memilih kepala daerah, ujar Direktur Eksekutif
Puskapol UI Sri Budi Eko Wardani.
Kekurangan pilkada langsung sebenarnya masih bisa diperbaiki. Untuk menekan biaya
politik tinggi yang dikeluarkan calon kepala daerah, misalnya, kampanye bisa difasilitasi
negara. Kemudian menekan biaya tinggi saat penyelenggaraan pilkada, bisa dengan
menggelar pilkada serentak,tuturnya.
Menyikapi tuntutan Koalisi Kawal RUU Pilkada, Djohermansyah mengatakan, saat rapat
terbatas, Presiden Yudhoyono menekankan Mendagri Gamawan Fauzi untuk tetap pada
posisi mendukung pilkada langsung. Asal dengan sejumlah perbaikan saat pelaksanaannya.
Salah satunya, dengan membuat pilkada murah, tak berbiaya tinggi seperti selama ini,
ujarnya.
Perbaikan-perbaikan itu pun sudah diakomodasi dalam RUU Pilkada, di antaranya tak ada
lagi kampanye rapat umum, tetapi diganti dialog terbatas yang dananya dibiayai negara.
Pemasangan alat peraga ataupun iklan di media massa juga dibiayai negara. Untuk menekan
biaya tinggi saat pilkada, bisa dengan pilkada serentak. Presiden menilai Kemendagri yang
mendorong pilkada langsung di jalur yang tepat. Sekarang urusan partai politik di DPR,
tambahnya.
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
11/110
Peneliti korupsi politik ICW, Abdullah Dahlan, mengatakan, praktik politik uang yang marak
di pilkada bukan karena sistem pemilihan langsung oleh rakyat, melainkan akibat perilaku
politisi partai yang menyimpang dari budaya demokrasi.
Terkait pilkada serentak, Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik mengatakan,
sejauh ini masih perlu landasan kuat, terutama dari UU Pilkada.
(FER/NTA/IAM/SEM/NIT/HRS/APA)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
12/110
Politik Uang Akibat Perilaku
PolitisiOleh: Ilham Khoiri dan Amir Sodikin
JAKARTA, KOMPAS Praktik politik uang yang marak dalam pemilihan kepala daerah
selama beberapa tahun ini bukan disebabkan sistem pilkada langsung oleh rakyat, melainkan
akibat perilaku politisi partai politik, yang menyimpang dari budaya demokrasi. Karena itu,
mengembalikan pilkada dari rakyat secara langsung menjadi oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, diyakini tidak akan mengurangi praktik jual-beli suara.
Politik uang bukan karena sistem pilkada langsung, tapi karena perilaku elite politik yang
membangun hubungan transaksional alias jual-beli suara dengan masyarakat. Pelaku
utamanya justru orang-orang partai dan kandidat calon kepala daerah, kata peneliti korupsi
politik di Indonesia Corruption Watch (ICW) Abdullah Dahlan, Kamis (18/9), di Jakarta.
Menurut Abdullah, usulan sebagian besar fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat agar kepala
daerah kembali dipilih oleh DPRD sama sekali tidak mengatasi masalah praktik politik uang.
Pilkada oleh DPRD hanya menggeser politik uang yang sebelumnya menyasar pada pemilih
menjadi kepada anggota legislatif di daerah. Medan politik uang yang asalnya terbuka di
masyarakat menjadi berlangsung tertutup di dewan di daerah.
Pilkada oleh DPRD justru berpotensi menyuburkan korupsi di DPRD. Selamaini lembaga
legislatif termasuk yang rentan korupsi, dan banyak anggota legislatif daerah yang terlibat
kasus korupsi, katanya.
Dalam kajian ICW, sebanyak 50 anggota DPRD periode 2014-2019 sekarang merupakan
figur yang telah ditetapkan sebagai tersangka atau diduga terlibat kasus korupsi. Lebih
banyak lagi jumlah anggota DPRD periode sebelumnya yang terkait korupsi. Penyerahan
mandat politik pada lembaga legislatif daerah dengan aktor-aktor yang memiliki rekam jejak
buruk dan rentan terjadi korupsi, tentu berpotensi menimbulkan masalah.
Secara terpisah, Direktur Indonesia Parliamentary Center Sulastio, mempertanyakan, kenapa
fraksi-fraksi di DPR tetap mengotot mengusung pilkada oleh DPRD, padahal sebagian besar
masyarakat menghendaki pilkada langsung oleh rakyat. Itu telah disuarakan dalam berbagai
bentuk, seperti unjuk rasa, petisi, diskusi, atau pernyataan di media massa.
Sebaiknya DPR mendengarkan suara rakyat. Jangan hanya menuruti kalkulasi kepentingan
politik praktis demi mendudukkan kadernya sebagai kepala daerah, katanya.
Pilkada serentak
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
13/110
Terkait ide pilkada serentak, Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik
mengatakan, masih memerlukan landasan kuat terutama dari Undang-Undang Pilkada. Kami
bisa upayakan, tapi tak bisa secara nasional karena menyangkut masa jabatan kepala daerah,
katanya.
Namun, jika ada provinsi yang berinisiatif mengoordinasikan untuk pilkada serentak, maka
KPU bisa memfasilitasi dalam upaya penyelenggaraannya. Pilkada serentak sebenarnya
bukan hal yang sama sekali baru untuk beberapa daerah, terutama yang sudah
mempraktikkannya adalah Provinsi Sumatera Barat dan Aceh.
Di Sumatera Barat, ada 13 kabupaten/kota yang menggelar pilkada serentak, sementara di
Aceh ada 19 kabupaten/kota. Plus masing-masing pemilihan gubernur di tiap provinsi
tersebut, kata Husni.
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
14/110
Penetapan Ketua DPRD
Juga DiujiDPD Nilai Wajar UU MD3 Dipersoalkan ke
MK
Jakarta, Kompas- Mahkamah Konstitusi, Kamis (18/9), mulai menguji Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD atau disebut UU MD3 yang
diajukan anggota DPRD. Pemohon meminta MK membatalkan penetapan pimpinan DPRDberdasarkan urutan perolehan kursi terbanyak dalam pilkada.
Boyamin Saiman, yang juga menjadi pemohon perkara tersebut, dalam wawancara baru-baru
ini mengungkapkan, pihaknya meminta agar pimpinan DPRD dipilih seperti halnya pimpinan
DPR, sesuai yang tertuang dalam UU MD3.
Kami akan langsung mengajukan perbaikan permohonan pada sidang perdana Kamis ini.
Kami juga akan mengajukan penambahan pemohon, yaitu Dewan Pimpinan Cabang Partai
Persatuan Pembangunan Kabupaten Solo dan Sragen, Jawa Tengah, ujarnya.
Permohonan tersebut sebagaimana diketahui berlawanan dengan permohonan yang diajukan
PDI-P dan sejumlah aktivis beserta lembaga swadaya masyarakat perempuan yang telah
disidangkan MK.
Dalam permohonannya, PDI-P dan pegiat perempuan itu meminta MK membatalkan
ketentuan dalam UU MD3 yang menyatakan mekanisme pengisian jabatan pimpinan DPR
dan alat kelengkapannya melalui prosedur pemilihan. Mereka meminta agar ketentuan
pengisian jabatan pimpinan DPR dan alat kelengkapan itu dikembalikan seperti dalam UU
MD3 lama, yaitu UU Nomor 27 Tahun 2009. UU tersebut menganut sistem penetapan
berdasarkan perolehan kursi terbanyak dan mempertimbangkan aspek keterwakilan
perempuan.
Sejauh ini, UU No 17/2014 tercatat membuat dua ketentuan berbeda terkait pengisian jabatan
pimpinan DPR. Untuk pimpinan DPR dan alat kelengkapannya, UU No 17/2014 mengatur
pengisiannya lewat mekanisme pemilihan dari dan oleh anggota DPR. Namun, untuk
pimpinan DPRD dan alat kelengkapan, mekanisme pengisiannya berdasarkan perolehan kursi
terbanyak. Terkait pengisian pimpinan DPRD itu, MK pernah memutuskan, mekanisme
penetapan sesuai dengan konstitusi. Hal itu sesuai dengan putusan MK Nomor 21/PUU-
IX/2011.
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
15/110
Terkait dengan ketentuan pemilihan pimpinan DPR dan alat kelengkapannya seperti yang
dimohonkan PDI-P, Sekretaris Jenderal MK Janedjri M Gaffar telah menerima permohonan
Partai Golkar dan PKS untuk menjadi pihak terkait dalam perkara pengujian formal dan
materi UU tersebut. Sebelumnya, MK menerima 10 permohonan uji materi UU No 17/2014.
Sementara itu, dalam Dialog Hukum Komisi Hukum Nasional, Ketua Panitia Perancang
Undang-Undang Dewan Perwakilan Daerah I Wayan Sudirta mengatakan, DPR tidak
konsisten menjalankan putusan MK sehingga wajar dipersoalkan. Sebab, dengan UU No
17/2014, kewenangan DPD dibatasi UU tersebut. Di UU itu, wewenang DPD mengajukan
inisiatif dan membahas RUU tak jelas. Padahal, putusan MK No 92/PUU-X/2012, DPD
berwenang ajukan RUU setara DPR dan presiden, ujarnya.
Adapun mantan Ketua Panitia Khusus UU MD3 Benny K Harman yakin tiap pasal dalam UU
MD3 sesuai dengan konstitusi. (ANA/A13/RYO)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
16/110
Soal Papua, Soal Indonesia
Sudah 45 tahun Papua bergabung ke dalam Republik Indonesia. Sudah lima presiden
menangani Papua. Namun, hingga Agustus 2014, penembakan-penembakan terhadap aparat
dan rakyat Papua tetap terjadi. Dengan kata lain, masalah di Papua belum selesai. Dan, hal ini
menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Banyak yang aneh. Coba penembakan di Lanny Jaya di Pegunungan Tengah, terus terjadi.
Padahal, (daerah itu) jauh dari mana-mana. Dari mana mereka bisa terus-menerus ada
peluru, kata Pater Jon Jonga, rohaniwan di Wamena.
Masalah keamanan ini, menurut dia, berbuntut panjang. Tidak hanya secara prinsip membuat
negara terlihat tidak mampu menyediakan keamanan bagi rakyat Papua. Namun, hal itu juga
membuat pendidikan dan kesehatan, terutama di daerah pedalaman, jalan di tempat karena
tidak ada tenaga kesehatan dan guru yang mau bertugas di pedalaman. Ironis, di Papua
paling banyak aparat, tetapi di sini juga rasanya paling tidak aman dan rakyat ketakutan,
ungkap Jon.
Wakil Ketua DPRD Papua Komaruddin Watubun mengatakan, soal pendidikan dan
kesehatan juga telah menjadi agenda utama Undang-Undang Otonomi Khusus (UU Otsus)yang dibuat tahun 2001. Namun, hingga kini, kedua masalah ini tidak selesai. Ia
menambahkan, permasalahan utama adalah Papua tidak pernah serius ditangani. Ini soal hati
keindonesiaan kita. Banyak kebijakan seakan-akan dibuat, padahal tidak ada yang jalan,
ujarnya.
Ke depan, kader PDI-P ini berharap agar hal-hal seperti egosektoral, ketidaktegasan, dan
kebijakan yang dibuat, tetapi tidak dilaksanakan, tidak terjadi lagi. Menurut dia, perlu dibuat
sebuah badan langsung di bawah presiden yang memiliki kekuasaan untuk mengeksekusi.
Sementara alat bagi pemerintah untuk menyelesaikan masalah di Papua adalah melaksanakan
UU Otsus yang hingga kini pelaksanaannya tidak optimal. Evaluasi tidak jalan di mana danoleh siapa, lalu dilaksanakan dengan pengawasan. Dan, harus komprehensif, mulai dari
keuangan, pelaksanaan, sampai masalah HAM, kata Komaruddin.
Soal pelayanan publik ini juga ditekankan oleh Juru Bicara Unit Percepatan Pembangunan
Papua dan Papua Barat Amiruddin. Ia menilai, pelaksanaan kesehatan harus sampai dalam
bentuk puskesmas di setiap kampung. Dibutuhkan juga pelayanan khusus di bidang
pelayanan kesehatan bergerak. Bidang pendidikan juga sangat penting mengingat 89 persen
anak usia 6-15 tahun buta huruf.
Hal yang juga paling penting adalah tenaga kesehatan dan pendidikan untuk 21
kabupaten/kota, ujar Amiruddin. Ia mengatakan, dokter tidak cukup. Untuk pendidikan,
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
17/110
dibutuhkan 1.900 guru. Untuk ini, dibutuhkan program percepatan, seperti siswa lulus SMA
dilatih 6 bulan-1 tahun untuk menjadi guru pendidikan dasar dan program-program khusus,
seperti sarjana mengajar di daerah.
Selain soal koordinasi antarlembaga dan pelayanan publik, masalah utama Papua adalah
ketegasan dan penegakan hukum. Amiruddin menyatakan, korupsi yang merajalela tanpa
penindakan hukum membuat otsus tidak maksimal.
Penanganan khusus
Selain keamanan yang tidak pasti, banyak aparat ikut bermain dalam kerumitan kurangnya
pengawasan di Papua. Komaruddin memberi contoh, banyak penambangan liar emas di
Paniai yang hingga kini tidak ditindak. Menurut dia, kalau ada orang salah, baik aparat
maupun pejabat sipil, mereka harus ditangkap dan diadili. Namun, di sisi lain, pemerintah
pusat diharapkan bisa mengerti masalah sehingga tidak melakukan tindakan represif
seandainya ada warga Papua yang vokal. Esensi demokrasi itu kebebasan berpendapat.
Tidak bisa langsung dihadapkan dengan kekerasan atau senjata, ucapnya.
Amiruddin juga mengatakan, jangan lagi ada pencaplokan tanah rakyat Papua, baik secara
legal maupun ilegal. Rakyat Papua sangat tergantung dan terikat pada tanahnya. Proyek-
proyek seperti MP3EI bisa dibilang lapar tanah. Padahal, tanah adalah sumber kehidupan
orang Papua yang masih berladang dan berburu.
Soal Papua adalah soal Indonesia. Masalah buruknya pelayanan publik, buruknya koordinasi,
dan egosektoral terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Namun, Papua memiliki kekhususan
dari segi budaya, sosial, ekonomi, dan sejarah yang membutuhkan penanganan khusus. (Edna
C Pattisina)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
18/110
Vonis Labora Diperberat,
Kasasi Fathanah DitolakJakarta, Kompas- Majelis kasasi yang dipimpin Ketua Kamar Pidana Mahkamah Agung
Artidjo Alkostar mencatat rekor lagi. MA memperberat hukuman Aiptu Labora Sitorus,
anggota Kepolisian Resor Raja Ampat, Papua Barat, dari 8 tahun jadi 15 tahun penjara. MA
juga menjatuhkan hukuman tambahan berupa denda Rp 5 miliar subsider 1 tahun kurungan.
Majelis kasasi menyatakan, Labora terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang seperti
didakwakan jaksa, yaitu melanggar Pasal 3 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002
tentang Pencucian Uang.
Putusan itu dijatuhkan secara bulat oleh majelis kasasi yang dipimpin Artidjo dengan hakim
anggota Suryajaya dan Sri Murwahyuni, Rabu (17/9). MA menolak kasasi Labora dan
mengabulkan kasasi jaksa penuntut umum. MA membatalkan putusan Pengadilan Negeri
Sorong yang memidana Labora dengan hukuman 2 tahun penjara dan denda Rp 50 juta.
Putusan tingkat pertama itu dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Papua yang menambah
hukuman Labora menjadi 8 tahun penjara.
KepadaKompas, Artidjo mengungkapkan, MA menolak kasasi terdakwa karena alasan yang
dikemukakan hanya pengulangan fakta-fakta di persidangan pengadilan tingkat pertama danbanding. Sebagian lain terkait penilaian hasil pembuktian yang tidak tunduk pada
pemeriksaan kasasi.
Hukuman Fathanah tetap
MA, kemarin, juga menolak permohonan kasasi Ahmad Fathanah, orang dekat mantan
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq. Karena itu, putusan
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang memidana Fathanah dengan 16 tahun penjara dan denda
Rp 1 miliar subsider 6 bulan kurungan telah berkekuatan hukum tetap.
MA menolak kasasi terdakwa dan jaksa penuntut umum. Hanya ada perbaikan barang bukti
dari kita, ujar Artidjo.
Sebelumnya, MA telah memperberat hukuman Luthfi dari 16 tahun menjadi 18 tahun
penjara. Majelis kasasi yang diketuai Artidjo dengan hakim anggota M Askin dan MS
Lumme juga mencabut hak politik Luthfi untuk dipilih dalam jabatan publik.
Dalam putusan sebelumnya di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, Fathanah terbukti melakukan
tindak pidana korupsi dan pencucian uang terkait pengurusan kuota impor sapi. Fathanah
terbukti bersama-sama dengan Luthfi menerima uang Rp 1,3 miliar dari Direktur PTIndoguna Utama. (ana)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
19/110
Sutan Dicecar soal Anggaran
ESDMDjoko Suyanto Tegaskan DOM Ada di
APBN
Jakarta, Kompas- Penyidik KPK mencecar politikus Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana,
soal anggaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam pemeriksaan pada Rabu
(17/9). Menko Polhukam Djoko Suyanto menyatakan, dana operasional menteri dianggarkan
dalam APBN.
Sutan diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi di Kementerian ESDM dengan
tersangka mantan Menteri ESDM Jero Wacik. Pernyataan Sutan, yang juga mantan Ketua
Komisi VII DPR itu, diungkapkannya setelah pemeriksaan oleh KPK.
Sebelumnya, KPK menetapkan Sutan sebagai tersangka kasus korupsi pembahasan APBN
Perubahan 2013 untuk Kementerian ESDM. Ya, itu ditanyakan kepada saya. Saya jawab.
Hampir sama kayakkemarin, kata Sutan, yang tidak merinci apa jawabannya terkaitpertanyaan soal anggaran Kementerian ESDM.
Dia hanya mengungkapkan, pertanyaan soal anggaran ini tidak terkait APBN-P untuk
Kementerian ESDM 2013 yang menjadikannya sebagai tersangka. APBN Perubahanitu
bukan menambahkan anggaran. Itu mengurangi anggaran. Enggak ada ke sana. Enggak ada,
katanya.
Saat ditanya apakah pembahasan APBN-P itu untuk Kementerian ESDM, dan Jero meminta
tambahan anggaran, Sutan mengatakan tidak. Ihwal kasus korupsi yang menjerat Jero, yakni
terkait penambahan dana operasional menteri (DOM) dengan memeras rekanan KementerianESDM dan membuat sejumlah rapat fiktif, ia mengaku tak tahu.
DOM itu enggak ada kami bahas, katanya. Saat ditanya soal dugaan pemerasan oleh Jero
untuk menambah DOM, Sutan juga kembali mengelak dengan mengatakan, Lahitu kami
enggak tahu.
Masih menurut Sutan, penyidik juga bertanya soal pengawasan DPR terhadap Jero selaku
Menteri ESDM. Ia mengaku tidak tahu mengapa Jero sampai menjadi tersangka terkait
dugaan pemerasan untuk menambah DOM ESDM meski DPR mengawasi. Tapi kalau
urusan kayak gitu-gituenggak ada. Kinerjanya bagus, makanya wajar tanpa syarat, ujarnya.
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
20/110
Di Kantor Presiden, Djoko Suyanto membenarkan bahwa DOM menjadi salah satu topik
yang ditanyakan KPK saat ia dimintai keterangan sebagai saksi dalam kasus Jero, Selasa
(16/9). Ia mengatakan, DOM dialokasikan dalam APBN.
Dana operasional menteri itu memang ada. Menko ada, menteri ada. Berbeda jumlahnya.
Jangan dianggap dana operasional menteri itu tidak ada. Itu ada di APBN dan itu ada
aturannya (penggunaannya), kata Djoko di Kantor Presiden, Rabu.
Menurut Djoko, DOM intinya digunakan untuk menunjang operasional kegiatan menteri. Ia
mencontohkan penggunaannya untuk ajudan dan pengawal. Pengelolaan DOM merujuk
aturan Kementerian Keuangan.
Seperti saya memiliki dana operasional menteri sebesar Rp 150 juta per bulan dan itu
dikelola staf saya. Ada aturan pemakaiannya untuk apa saja, dan ada pertanggungjawaban
penggunaannya. Kalau menteri lain saya tidak tahu, kata Djoko.
Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi SP, pemeriksaan Sutan pada Rabu itu untuk
melengkapi berkas penyidikan tersangka Jero. Johan mengatakan, pemeriksaan ini berbeda
dengan penyidikan kasus korupsi yang menjerat Sutan sebagai tersangka.
Kemarin, KPK juga kembali memeriksa staf khusus Menteri ESDM yang juga teman dekat
Jero, I Ketut Wiryadinata. Pemeriksaan terhadap Ketut ini merupakan yang kedua kali setelah
pekan lalu dia juga diperiksa. Seperti pekan lalu, Ketut tak banyak mengungkapkan materi
pemeriksaan terhadap dirinya.
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa meminta media untuk
tidak menafsirkan sendiri pemeriksaan KPK terhadap sejumlah orang terkait kasus Jero.
Mereka datang sebagai saksi, bukan tersangka. Mereka datang dengan itikad baik, datang ke
KPK untuk memberikan keterangan, kata Daniel, yang beberapa waktu lalu juga diperiksa
KPK terkait kasus Jero, Rabu.
Saya minta media tidak membuat tafsiran, apalagi kalau sampai membuat seorang memikul
beban yang tidak sesuai hukum. Di dalam keterangan saya kepada KPK, ada beberapa nama,
yang menurut saya, patut dan pantas dimintakan konfirmasinya. Saya tidak terkejut apabila
ada kaitan dengan itu, baik Pak Djoko, saya, dan para staf saya, mereka semua itu datangdalam status sebagai saksi, bukan tersangka, ujar Daniel.(bil/ato/why)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
21/110
Empat Penyelenggara
Pemilu DipecatJakarta, Kompas- Empat penyelenggara pemilu di daerah dinyatakan melanggar kode etik
dan mendapat sanksi pemberhentian tetap dalam sidang kode etik di Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu, Jakarta, Rabu (17/9). Dari 25 perkara, jumlah teradunya sebanyak 53
orang dengan hasil keputusan 27 orang namanya direhabilitasi, 22 orang diberi peringatan,
dan 4 orang diberhentikan tetap. Semua kasus terkait Pemilu Legislatif 2014.
Empat orang yang diberhentikan perinciannya adalah 3 orang dari KPU Kabupaten Maros
dan 1 orang dari KIP (Komisi Independen Pemilihan) Kota Sabang, kata Ketua Majelis
DKPP Jimly Asshiddiqie.
Tris Kurniawan, anggota KIP Kota Sabang, Aceh, resmi diberhentikan dari jabatannya karena
terbukti melanggar kode etik penyelenggara pemilu. Dua komisioner KIP Kota Sabang
lainnya juga diadukan, yakni Marzuki Harun dan Eddy Syahputra, tetapi Marzuki hanya
mendapat sanksi peringatan dan Eddy direhabilitasi. Ketiganya diadukan anggota Panwaslu
Sabang, Azman. Mereka telah memindahkan kotak suara dari PPS langsung ke KIP Sabang.
Padahal, waktu itu belum memasuki tahap rekapitulasi tingkat PPK.
Tris beralasan hal itu mereka lakukan demi keamanan. Namun, Tris dianggap tidak dapat
menjelaskan yang dimaksud gangguan keamanan tersebut. Pemindahan itu juga diputuskan
tanpa melalui rapat pleno. Tris sudah diberhentikan sementara oleh KIP Sabang.
Terima uang
Kasus lain yang berujung pemberhentian tetap terkait ketidaknetralan penyelenggara dalam
Pemilu Legislatif 2014 dengan cara menerima uang dari orang lain dengan maksud untuk
dibantu dalam Pileg 2014. Teradunya adalah Ketua dan anggota KPU Kabupaten Maros
Sulawesi Selatan, yaitu Andi Jufri, Sukri Ahmad, dan Abdul Mukti Malik. Mereka diadukan
anggota Panwaslu Kabupaten Maros.
Hingga kini, dari total keseluruhan kasus Pemilu 2014, sudah ada 141 anggota penyelenggara
pemilu di daerah yang diberhentikan tetap DKPP. Dalam catatan DKPP, selain 141
pemberhentian tetap, ada satu sanksi berupa peringatan keras dan pemberhentian sebagai
Ketua KPU Kalimantan Timur, yaitu Ida Farida. Namun, Ida tidak diberhentikan sebagai
komisioner. Ida dan anggota KPU Kaltim lainnya diadukan dengan tiga kasus.
Sidang putusan DKPP dipimpin Jimly didampingi lima anggota, yakni Nur Hidayat Sardini,
Saut Hamonangan Sirait, Nelson Simanjuntak, Ida Budhiati, dan Anna Erliyana. Jimly
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
22/110
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
23/110
Lain Presiden, Lain CaraOleh: Budiman Tanuredjo
ADA pola baru yang ditawarkan presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam menyusun
kabinetnya. Sebelum nama-nama menteri diumumkan dan sebelum resmi dilantik sebagai
presiden, Jokowi-JK mengumumkan postur kabinet.
Postur kabinet itu menyangkut perubahan nomenklatur kabinet, pengelompokan kabinet, dan
pembentukan kabinet baru. Karena kurangnya penjelasan yang memadai, pengumuman
postur kabinet itu malah memunculkan banyak pertanyaan dari publik. Gugatan pun muncul.
Diskusi publik pun ramai. Terlebih dalam era demokrasi digital seperti sekarang ini.
Partisipasi warga untuk membicarakan, mengusulkan calon menteri ramai di era digital.
Semua tokoh, yang merasa pantas menjadi menteri, terus beredar dalam panggung politik
nasional. Entah menulis di surat kabar, tampil sebagai pembicara di seminar, atau cara-cara
lain.
Beberapa situs dibuat untuk menampung partisipasi warga untuk mengusulkan calon menteri.
Prinsip idolisasi terjadi di sini. Siapa yang bakal menduduki menteri pun mulai ramai. Hari
ini bilang ada 16 menteri dari partai politik, besok muncul hanya tujuh kementerian yang
akan dipimpin profesional murni.
Politik pun ingar-bingar. Spekulasi pun ramai. Katanya, koalisi tanpa syarat, ternyata
transaksional. Begitu komentar seorang komentator di media sosial.
Situasi ini berbeda dengan cara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyeleksi calon
menterinya. Setiap calon menteri diundang Yudhoyono ke rumahnya, di Cikeas, Bogor, Jawa
Barat. Presiden mengajak diskusi tentang masalah yang dihadapi bangsa. Kemudian sang
calon menteri memberikan penjelasan kepada pers tentang tema diskusi dengan Yudhoyono.
Pers pun menebak sang tokoh diplot menjadi menteri tertentu. Meskipun ada juga tokoh yang
sudah diundang diskusi dan telah memberikan penjelasan kepada pers tetapi batal menjadimenteri.
Seleksi menteri pada era Presiden Soeharto lebih sunyi. Hampir tak ada spekulasi atau diskusi
apa pun. Media pun tak ramai berbicara. Mungkin karena media belum seterbuka sekarang.
Setelah Presiden Soeharto mengucapkan sumpah di depan Sidang Umum MPR, malam hari
atau keesokan harinya Presiden Soeharto mengumumkan siapa menteri-menterinya. Calon
menteri hanya menunggu di rumah bersama keluarga, begitu dibacakan Presiden Soeharto,
langsung sujud syukur.
Apa yang dilakukan Jokowi, Yudhoyono, ataupun Soeharto hanyalah cara saja. Ada yang
senang dengan panggung menjadi pusat perhatian, ada yang tenang-tenang saja. Akan tetapi,
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
24/110
bagi publik, bukan cara yang penting, melainkan siapa yang akan menjadi pembantu
presiden. Bagi publik, si menteri bisa langsung bekerja mewujudkan janji-janji kampanye
presiden dan menyejahterakan rakyat.
Bagi publik, tak ingin ada menteri yang memanfaatkan kekuasaannya untuk memperkaya diri
sendiri dan merampok uang rakyat alias korupsi. Dan semua kinerja menteri itu, entah itu
baik atau buruk, adalah tanggung jawab presiden, sebagai kepala pemerintahan. Jadi, kembali
kepada pengumuman postur kabinet Jokowi-JK yang menuai pertanyaan, semata-mata
disebabkan tingginya ekspektasi publik pada Jokowi-JK.
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
25/110
PNS Berkurang 300.000
Kualitas, Kompetensi, dan Mentalitas JadiSoal
JAKARTA, KOMPASSejak tahun 2011 sampai 2013, jumlah pegawai negeri sipil
berkurang sekitar 300.000 orang. Pada tahun 2014, jumlahnya juga akan kembali
berkurang. Tidak tertutup kemungkinan kebijakan pengurangan ini berubah setelah
kajian menyeluruh terkait kebutuhan PNS di Indonesia.
Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Kementerian PAN dan RB) Tasdik Kinanto, Rabu (17/9), di Jakarta, mengatakan, hingga
akhir tahun 2013, jumlah PNS sebanyak 4,4 juta orang. Jumlah ini berkurang sekitar 300.000
orang dibandingkan jumlah PNS tahun 2011 yang sebanyak 4,7 juta orang.
Pengurangan jumlah PNS dilakukan dengan cara merekrut PNS baru yang jumlahnya tidak
sebanyak PNS yang pensiun atau pola pertumbuhan minus. Langkah ini dilakukan pula pada
perekrutan PNS tahun ini sehingga jumlah PNS dipastikan akan kembali berkurang. Tahun
ini, jumlah yang akan direkrut menjadi PNS sekitar 100.000 orang, yang pensiun 133.000
orang.
Menurut Tasdik, pola pertumbuhan minus bukan berarti jumlah PNS yang ada sekarang
melebihi kebutuhan. Kajian setiap institusi, baik di pusat ataupun di daerah, terkait
kebutuhan pegawai dengan beban kerja yang dihadapi institusi belum tuntas. Jadi, belum bisa
dikatakan jumlah pegawai sekarang melebihi kebutuhan, ujarnya.
Beberapa tahun terakhir ini, Kementerian PAN dan RB memilih pola pertumbuhan minus
karena menunggu tuntasnya kajian itu. Kami tidak inginjor-joranmenambah semakin
banyak pegawai, tetapi ternyata hasil kajian nantinya menunjukkan jumlah pegawai sekarang
melebihi kebutuhan, ujarnya.
Targetnya, tahun 2015 kajian menyeluruh itu, yang disandingkan dengan kajian Kementerian
PAN dan RB, tuntas sehingga bisa dipastikan jumlah ideal PNS. Bisa saja pola pertumbuhan
minus dipertahankan atau justru diubah menjadi pola pertumbuhan positif, yaitu menambah
jumlah PNS.
Kemungkinan berubah menjadi pola pertumbuhan positif itu bisa terjadi, menurut Tasdik,
jika melihat jumlah PNS di negara tetangga. Di Brunei, misalnya, jumlah PNS mencapai 11,4
persen dari jumlah penduduk, sedangkan Malaysia jumlahnya 3,7 persen. Adapun di
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
26/110
Indonesia, jumlah PNS-nya hanya 1,9 persen. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang
lebih banyak dan wilayah yang lebih luas.
Bertumpuk di kota
Menurut pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, masalahutama pada PNS adalah kualitas, kompetensi, dan mentalitas. Dengan jumlah PNS berapa
pun, jika masalah-masalah utama itu tak diselesaikan, tak akan mengubah kinerja
pemerintahan.
Masalah-masalah klasik pada PNS itu bisa diselesaikan, salah satunya dengan pola
rekrutmen PNS yang menekankan prinsip akuntabilitas dan profesionalisme. Dengan begitu,
PNS yang direkrut bisa lebih berkualitas, katanya.
Selain itu, yang perlu diperhatikan juga adalah distribusi para PNS. Hingga kini, daerah
terpencil kekurangan PNS. PNS menumpuk di perkotaan. Belum ada keseriusan pemerintahmendistribusikan PNS ke seluruh daerah secara merata sesuai kebutuhan daerah,
ujarnya.(APA)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
27/110
Peta Gerakan Radikal
BerubahJAKARTA, KOMPAS- Aksi gerakan radikal di Indonesia berubah empat tahun terakhir.
Aksi tidak lagi menggunakan bom kolosal dan menewaskan ratusan korban, tetapi berskala
kecil, seperti perampokan, racun, media siber, dan penembakan. Meski begitu, gerakan
radikal itu tetap harus diwaspadai karena perekrutan anggota menyasar remaja dari berbagai
latar belakang.
Peneliti Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia,
Solahudin, Rabu (17/9), di Jakarta, menyampaikan, jumlah teror menurun pada 2014. Hingga
September 2014, terjadi 5 kasus teror. Pada 2013, terdapat 21 kasus teror. Sasaran lebih
banyak adalah aparat kepolisian yang dianggap bertanggung jawab terhadap penangkapan
dan penahanan pengikut gerakan radikal.
Mereka tetap mengusung ideologi merusak negara kesatuan. Ketika kepolisian menjadi
sasaran teror, mereka menebar ancaman ketidakpercayaan dan ketakutan, ujarnya.
Aksi lebih bersifat independen dan tidak lagi dibiayai kelompok sama di tingkat nasional.
Kelompok ini menggunakan jejaring sosial untuk merekrut anggota. Meski kasus teror
menurun, anggota baru yang direkrut bertambah. Mereka umumnya tergabung dalam Negara
Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Kelompok ini diduga muncul di Indonesia pada Februari
2014, ditandai dukungan terhadap NIIS di Kampus UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat.
Tak melulu agama
Dosen Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta, Robertus Robert, menyatakan, aksi
gerakan radikal dalam skala internasional juga mengalami pergeseran paradigma.
Radikalisme lama identik dengan kelompok sekuler, tujuan terbatas, dan penyelesaian bisa
melalui negosiasi pemerintah dengan pelaku aksi. Radikalisme baru berkembang setelah
peristiwa 9/11. Paham ini diikuti doktrin agama, tersebar di semua negara, dan bertujuan
membentuk peradaban baru.
Tahun-tahun belakangan, saya tidak bisa menyebut aksi-aksi radikal dengan radikalisme
modern. Gerakan mereka, termasuk perekrutan anggota, tidak melulu karena doktrin agama,
katanya.
Kelompok ini tidak lagi beraksi di Afganistan, tetapi melakukan ekspansi ke negara-negara
krisis pemerintahan, seperti Suriah dan Irak. Mereka merekrut pula anggota dari negara-
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
28/110
negara Eropa dan Amerika. Indonesia kembali masuk peta sasaran perekrutan, lanjut
Robertus.
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Irfan Idris mengatakan,
pencegahan aksi radikal memerlukan kerja sama semua lembaga negara. Terutama
pencegahan semakin banyaknya warga negara Indonesia berangkat ataupun kembali dari
negara tujuan aksi radikal, ujar Irfan.(A05)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
29/110
Surya: Jadi Tersangka KPK,
DipecatJakarta, Kompas- Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menegaskan, jika ada kader
atau anggota legislatifnya yang jadi tersangka kasus korupsi yang disidik Komisi
Pemberantasan Korupsi, akan langsung dipecat.
Kalau oleh lembaga lain mungkin dilihat duduk perkaranya. Kalaujadi tersangka KPK
jangan main-main. Langsung dipecat, tidak ada tawar-menawar. Partai baru harus menjadi
contoh pendidikan politik dan reformasi partai politik agar masyarakat Indonesia kembali
percaya pada partai politik dan demokratisasi, ujar Surya sebelum penutupan KelasLegislatif Nasdem, Selasa (16/9) malam.
Dia mengingatkan, anggota DPR dan DPRD dari Nasdem harus bisa mengubah pandangan
negatif terhadap lembaga legislatif dan partai politik. Pemerintahan baru Joko Widodo-Jusuf
Kalla harus menjadi momentum perubahan. Pilar utama demokrasi adalah partai politik. Elite
partai politik harus memberikan contoh untuk tidak mengulangi kesalahan yang lama.
Pada sesi Sekolah Legislatif Nasdem tentang pencegahan korupsi, Jaksa Agung Muda Tindak
Pidana Khusus (Jampidsus) Widyopramono menegaskan, pihaknya siap menerima dan
menindaklanjuti laporan dari anggota DPRD se-Indonesia jika ada penyimpangan atau kasuskorupsi yang seperti tidak ditindak di tingkat daerah.
Laporkan kepada Kejagung dan Jampidsus. Saya janji akan segera ada tindak lanjut.
Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Daerah komitmen pada pemerintahan yang bersih, kata
Widyopramono.
Dalam sesi tanya jawab, para anggota DPRD dari Partai Nasdem berebut menyampaikan
beragam kasus korupsi yang menurut mereka tidak tuntas. Pada sesi pertanyaan pertama
datang keluhan dan laporan dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara
Timur.
Umbu Deta, anggota DPRD Sumba Barat Daya, mengatakan terkesan dengan janji
Jampidsus. Saya dan teman-teman akan aktif melaporkan dan menagih janji. Banyak kasus
dugaan korupsi di daerah yang tidak tuntas penanganannya, kata Umbu.
Dalam paparan yang diberikan, Widyopramono mengungkapkan beragam jenis korupsi dan
cara-cara mencegah terjadinya korupsi yang menurut dia merata di seluruh Indonesia dengan
pelaku di pihak eksekutif, legislatif, bahkan yudikatif.
LSM dan relawan
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
30/110
Untuk tugas di parlemen, anggota DPRD dari Nasdem didesak bekerja sama dengan relawan
dan aktivis LSM. Kepala Sekolah Legislatif Partai Nasdem Siti Nurbaya mengingatkan,
kemenangan Jokowi tidak terlepas dari peran relawan dan jejaring LSM. Selanjutnya dalam
mendukung pemerintahan baru di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota juga harus
ditingkatkan partisipasi publik, ujarnya.
Siti Nurbaya mengingatkan, Fraksi Nasdem adalah fraksi pemerintah yang harus tetap kritis
dengan mengajukan pengawasan yang konstruktif terhadap pemerintahan Jokowi-JK. (ONG)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
31/110
Kabut Asap Kian
MengancamPenerbangan Pagi Hari Sejumlah Bandara
Terganggu
PEKANBARU, KOMPAS- Asap pekat akibat kebakaran lahan dan hutan terus
menyelimuti sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan. Jarak pandang pagi hari makin
pendek. Warga diminta mengenakan masker saat di luar rumah. Tanpa penangananmenyeluruh, titik api bisa terus muncul.
Selama Agustus ini, cuaca makin kering. Ini menyebabkan kebakaran lebih mudah terjadi
dan jika sudah muncul, titik api semakin tidak terkendali. Puncak kemarau akan sampai
Oktober 2014, kata Kepala Pusat Informasi Data dan Humas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugoho, Rabu (17/9), di Jakarta.
Selama ini, menurut Sutopo, kebakaran hutan dan lahan telah berdampak amat besar, baik
kerugian ekonomi, kerusakan lingkungan, politik, maupun kesehatan. Selama Februari
hingga April 2014, dari kebakaran hutan di Riau saja, yang meliputi 2.398 hektar cagarbiosfer dan 21.914 hektar lahan di luar hutan, kerugian ekonomi mencapai Rp 20 triliun dan
58.000 orang terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Kebakaran itu juga berdampak kepada negara tetangga. Adanya siklon Kalmaegi
menyebabkan asap dari Sumatera Selatan dan Riau menyebar ke Singapura dan Malaysia,
sedangkan asap dari Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat masuk ke Serawak, Malaysia,
pada 13-14 September 2014. Akibatnya, mutu udara di Singapura turun ke tingkat sedang
hingga tak sehat, katanya.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan Raffles B Panjaitan
mengatakan, total titik api di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi pada 1 Januari hingga 16
September 2014 mencapai 19.656 titik. Adapun total jumlah titik api (hot spot) di semua
provinsi di Indonesia dalam kurun sama mencapai 20.253 titik. Sebaranhot spotdi
Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi adalah 73 persen di kawasan nonhutan dan 27 persen di
dalam hutan,katanya.
Di Riau, kabut asap terparah muncul di Pekanbaru, Pelalawan, dan Rokan Hulu. Jarak
pandang pada pagi hari di bawah 1.000 meter sehingga penerbangan terganggu. Dalam dua
hari terakhir, penderita infeksi saluran pernapasan terus meningkat. Kami sudah
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
32/110
membagikan 1.500 masker kepada warga. Namun, yang paling baik menghindari kegiatan di
luar rumah, kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Endid R Pratiknyo.
Kondisi serupa terjadi di Sumatera Barat, terutama di Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten
Sijunjung, Kota Bukittinggi, Kabupaten Tanah Datar, Kota Payakumbuh, dan Kabupaten
Limapuluh Kota. Kondisi terparah terjadi di Sijunjung karena jarak pandang sudah 200
meter.
Pakai helikopter
Namun, Kepala Bidang Pengamanan dan Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Sumatera
Barat Faridil Afrasy membantah sumber asap itu berasal dari wilayah tersebut. Kabut asap
ini indikasinya berasal dari Sumatera Selatan. Di sana, titik api hingga Selasa kemarin
tercatat sudah mencapai 937 titik. Sumatera Barat ikut terdampak karena kalau melihat data
tahun sebelumnya, trennya memang ke sini. Meski demikian, kami berharap kondisinya tak
akan separah seperti saat kiriman dari Riau beberapa waktu lalu, ujar Faridil.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan Mukti Sulaiman menjelaskan,
setidaknya ada dua perusahaan perkebunan yang wilayahnya mengalami kebakaran. Salah
satu perusahaan itu berada di Ogan Ilir dan saat ini kasusnya sedang ditangani Kepolisian
Daerah Sumatera Selatan serta perusahaan lain di Ogan Komering Ilir.
Sejak 1 hingga 17 September, titik api yang terdeteksi di Sumatera Selatan sekitar 700 titik
atau meningkat lebih dari tiga kali lipat daripada bulan lalu. Kebakaran lahan luas antara lain
terjadi di lahan gambut Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, dan Banyuasin. Pemadaman dari
udara diintensifkan dengan menambah satu helikopter menjadi lima unit.
Bahkan, 57 perusahaan perkebunan yang beroperasi di Sumatera Selatan dipanggil untuk
diperingatkan agar tetap menjaga wilayahnya dari kebakaran lahan. Sanksi pembakaran lahan
di kawasan perusahaan ditetapkan maksimal Rp 10 miliar. Namun, sebagian besar
kebakaran lahan justru terjadi di lahan gambut milik masyarakat, ujarnya.
Kemarin, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Palembang menerbitkan
surat peringatan untuk mewaspadai kabut asap di jalur pelayaran Sungai Musi karena
gangguan asap meningkat selama beberapa hari terakhir. Semua pengguna jasa pelabuhan di
Sungai Musi diminta terus memantau kabut asap melalui frekuensi radio yang telah
ditentukan.
Sejauh ini kabut asap belum sampai menghentikan pelayaran. Namun, kami minta semua
pengguna jasa pelabuhan untuk lebih berhati-hati dan terus memantau radio supaya jangan
sampai terjadi kecelakaan karena kabut asap, kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan Kelas II Palembang Henry Tondang.
Ganggu penerbangan
Chandra Dista Wiradi, General Manager PT Angkasa Pura II Bandar Udara Supadio,
Pontianak, mengatakan, delapan penerbangan pada pukul 06.00 terlambat akibat kabut asap.
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
33/110
Saat itu jarak pandang tidak lebih dari 300 meter. Namun, keterlambatan tidak sampai satu
jam. Pada umumnya penerbangan pagi hari yang terlambat. Sejauh ini, keterlambatan belum
terlalu signifikan, katanya.
Gangguan serupa terjadi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, karena jarak pandang pada
pagi hari hanya 300-800 meter. Akibatnya, penerbangan Garuda Indonesia dari Jakarta
menuju Palangkaraya terpaksa dialihkan ke Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad
Sulaiman Sepinggan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Demi keselamatan penumpang,
pesawat mendarat di Balikpapan dan menunggu hingga jarak pandang di Palangkaraya aman.
Pesawat itu baru bisa mendarat di Palangkaraya pukul 11.30, kata General Manager Garuda
Palangkaraya Muhammad Yunus Siregar.
PengamatanKompasdi Pontianak menunjukkan, cuaca buruk itu mulai muncul malam hari.
Menjelang pagi, kondisinya tambah pekat hingga sekitar pukul 09.00. Jika berada di luar
rumah, mata terasa perih dan udara yang dihirup berbau asap yang menyengat. Makin lamaberada di ruang terbuka, fisik pun mulai lelah.
Kualitas udara pada Rabu (17/9) pukul 02.00-04.00 sempat kategori berbahaya. Pada pukul
04.30-07.30 kualitas udara kategori sangat tidak sehat. Kami imbau warga selalu mengenakan
masker saat di luar rumah, ujar Rahmidiani, Kepala Subbidang Pemantauan, Penanganan
Kerusakan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak.
Sementara itu, BNPB menambah satu helikopter pengebom air untuk pemadaman di
Kalimantan Tengah. Jumlah titik api di Kalimantan Tengah sepanjang 2014 meningkat
signifikan pada September, yaitu 1.293 titik api.
Hari ini helikopter Bolco dengan kapasitas air 450 liter dari Pekanbaru dipindah ke
Palangkaraya karena kebakaran lahan di Kalimantan Tengah memasuki tahap kritis, kata
Kepala Subdirektorat Perencanaan Darurat BNPB Eko Budiman di Palangkaraya.
Eko menyatakan, dengan tambahan helikopter itu, diharapkan bencana kabut asap dapat
diatasi. Sebelumnya, di Palangkaraya telah beroperasi helikopter pengebom air. Helikopter
itu mengalami kerusakan pompa hidrolik pada 14 September dan baru bisa kembali
beroperasi pada 17 September.
Saat ini, kami mengoptimalkan semua personel dan sarana-prasarana yang ada, baik
pemadaman darat maupun udara. Kami juga masih mencari pesawat penyemai hujan buatan
karena pesawat Hercules A-1317 milik TNI digunakan untuk perayaan ulang tahun TNI,
ujarnya.
Dalam tiga hari terakhir, titik api di Kalimantan Selatan, terutama Kabupaten Banjar, cukup
banyak. Pantauan satelit NOAA tercatat 149 titik, kata Koordinator Pengendalian
Kebakaran Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan Djoko
Prihartanto. Di Kota Banjarmasin dan sekitarnya, sebelum pukul 08.00 Wita, jarak pandang
sekitar 600 meter. (IRE/SAH/ITA/DKA/PRA/ZAK/ESA/JUM/AIK)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
34/110
Kabut Asap Lumpuhkan
BandaraOleh: Syahnan Rangkuti dan Emanuel Edi Saputra
PEKANBARU, KOMPASKabut asap yang melanda sebagian besar kota di Riau,
Kamis (18/9), melumpuhkan sementara jadwal kedatangan dan keberangkatan pesawat
dari dan menuju Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Sampai pukul
11.00 siang tadi, seluruh kedatangan pesawat tertunda lebih dari 4 jam, sembari
menunggu kondisi cuaca membaik.
Tadi pagi hanya pesawat Garuda, yang menginap di Pekanbaru, dapat terbang menuju
Jakarta. Adapun pesawat Citilink, yang sudah terbang dari Jakarta, semestinya mendarat
pukul 07.20 terpaksa mengalihkan pendaratan ke Batam,ujar Ibnu Hasan, Duty ManagerBandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Pekanbaru, yang dihubungi pada hari Kamis pagi.
Lima pesawat lainnya memilih tidak terbang dari bandara asal yang menuju Pekanbaru,
menunggu kondisi cuaca. Pesawat tersebut adalah Lion Air, yang semestinya mendarat pukul
8.00; tiga pesawat Garuda Indonesia (dari Jakarta sesuai jadwal mendarat pukul 07.00, 08.35,
dan pukul 11.00); serta pesawat Batik Air (semestinya mendarat dari Jakarta pukul 11.00).
Jadwal keberangkatan pesawat masih belum pasti. Dari televisi pengumuman bandara
disebutkan, jadwal keberangkatan Citilink tujuan Yogyakarta adalah pukul 11.45, tetapi
hampir dapat dipastikan jadwal itu kembali molor. Pesawat Garuda yang menurut rencanaberangkat pukul 11.00, mengumumkan penundaan sampai pukul 16.00.
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
35/110
Terkendalanya kedatangan pesawat secara otomatis menyebabkan penumpukan penumpang
yang akan berangkat dengan pesawat yang belum tiba tersebut. Sampai pukul 11.00
diperkirakan terjadi penumpukan hampir seribu penumpang dari enam maskapai yang
tertunda keberangkatan. Ruangan tunggu bandara penuh sesak.
Sebagian penumpang memilih duduk di lantai ruang tunggu. Ada pula yang menunggu di
selasar bawah ruangan kedatangan.
Mau apa lagi selain sabar menunggu. Kami pasrah saja, yang penting pesawat dapat
mendarat dan terbang lagi dengan selamat,ujar Sofyan, penumpang pesawat yang
menunggu di Bandara SSK II, Pekanbaru.
Kualitas udara memburuk
Lumpuhnya kembali Bandara SSK II hari Kamis ini merupakan yang pertama kalinya dalam
bencana kabut asap, periode September 2014. Pada periode Februari sampai Mei 2014,puluhan kali bandara mengalami kelumpuhan, sampai-sampai seluruh maskapai
menghentikan penerbangan ke Pekanbaru untuk menekan kerugian.
Hari Kamis pagi, pihak otoritas Bandara SSK II masih melakukan rapat untuk mengantisipasi
kondisi bandara akibat cuaca buruk. Belum diperoleh keterangan tentang hasil rapat tertutup
itu.
Secara terpisah, Kepala Bidang Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana Agus
Wibowo mengatakan, jumlah titik panas di Riau yang terdeteksi satelit Aqua Terra, pada hari
Kamis pagi, hanya 29 titik.
Jarak pandang sejak pukul 05.00 mencapai 800 meter, atau berbahaya untuk penerbangan.
Kualitas udara di Kota Pekanbaru juga memburuk. Apabila hari Rabu kemarin angka indeks
pencemaran udara masih mencapai angka 138 (tidak sehat), hari Kamis semakin memburuk,
sampai angka 197 atau mendekati berbahaya (level berbahaya terjadi apabila angka ISPU
lebih dari 200).
Kabut asap di Kalbar
Kabut asap akibat kebakaran lahan masih menyelimuti Kota Pontianak, Kalimantan Barat,pada hari Kamis.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar TTA Nyarong, Kamis,
menuturkan bahwa sebelum kabut asap terjadi, BPBD sudah membagi tugas dengan instansi
di kabupaten/kota, seperti dinas kehutanan, pemerintah kabupaten/kota, dan kepolisian.
Bahkan, pihak perusahaan sawit dan pertambangan juga sudah diingatkan tentang tanggung
jawab mereka untuk memadamkan api di wilayah kerja mereka.
Namun, yang terjadi tugas tidak dijalankan dengan serius. Buktinya kabut asap masih ada.
Kalau hanya mengharapkan Pemerintah Provinsi dan BPBD Kalbar, persoalan ini tidak akan
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
36/110
selesai. Demikian juga soal penegakan hukum, kepolisian hendaknya lebih proaktif
memantau pembakar lahan, tuturnya.
PantauanKompasdi Kota Pontianak, kabut asap masih terjadi pada Rabu hari malam. Jarak
pandang masih sekitar 800 meter pada malam hari menjelang subuh. Pada hari Kamis pagi
kabut asap juga masih ada meskipun sudah sedikit berkurang.
Rahmidiani, Kepala Subbidang Pemantauan, Penanggulangan Kerusakan Lingkungan, Badan
Lingkungan Hidup Kota Pontianak, menuturkan, masyarakat hendaknya tetap menggunakan
masker saat keluar rumah.
Di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel), kabut asap dalam tiga minggu terakhir membuat
kualitas udara di Kalsel menurun. Untuk itu, warga pun wajib mengenakan masker saat
beraktivitas di luar ruangan, terutama pada pagi hari.
Secara kasatmata, kita bisa melihatbagaimana pekatnya kabut asap pada pagi hari. Ini
menunjukkan, parameter udara sudah melebihi baku mutu, kata Kepala Bidang Pemantauan
dan Pemulihan, Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kalsel, Ninuk Murtini, di
Banjarmasin, Kamis.
Menurut Ninuk, warga sebaiknya mengurangi aktivitas di luar ruangan, pagi hari sebelum
pukul 09.00 Wita. Jika beraktivitas di luar, warga wajib mengenakan masker, ujarnya.
Kepala Subbidang Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalsel
Syahrudin mengatakan, pihaknya telah menetapkan status Siaga darurat kebakaran lahan
dan/atau hutan serta kabut asap di wilayah Kalsel. Status siaga darurat berlaku mulai 16
September sampai 31 Oktober 2014.
Penetapan status Siaga darurat itu langsung ditindaklanjuti dengan pengaktifan empat posko
bersama untuk penanganan kebakaran lahan dan kabut asap. Posko itu akan ditempatkan di
Kecamatan Gambut (Banjar), Liang Anggang (Kota Banjarbaru), Bati-Bati (Tanah Laut), dan
Mandastana (Barito Kuala). Posko mulai aktif 20 September,ujarnya. (Jumarno
Yulianus)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
37/110
Butuh Waktu agar Toba
Dikenal DuniaBalige, Kompas- Festival Danau Toba yang sudah terselenggara dua tahun terakhir telah
memberi dampak pada kunjungan wisatawan ke Sumatera Utara. Namun, masih
membutuhkan waktu agar Danau Toba dikenal dunia. Kedatangan turis asing ke Danau Toba
baru akan dirasakan warga sekeliling Danau Toba dan Sumut lima hingga sepuluh tahun ke
depan.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar mengatakan hal itu saat
membuka Festival Danau Toba di Museum Batak TB Silalahi Center, Balige, Toba Samosir,
Rabu (17/9). Ia yakin Danau Toba akan semenarik Bali.
Bali saja dikenal setelah 20 tahun melakukan promosi. Saya yakin lima hingga sepuluh
tahun lagi Danau Toba atau Sumut akan dibanjiri masyarakat dunia karena festival yang
dilakukan setiap tahun ini merupakan bagian dari promosi, ujar Sapta.
Tahun ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengundang beberapa wartawan dari
Malaysia, Thailand, Irlandia, Belanda, Jerman, dan Inggris untuk memublikasikan Festival
Danau Toba ke luar negeri.
Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho mengatakan, jumlah wisatawan mancanegara yang
datang ke Sumut terus meningkat. Pada 2010 jumlah wisman 191.466 orang dan tahun 2013
menjadi 259.299 orang. Gatot mengatakan, jumlah wisatawan perlu dipertahankan dan
ditingkatkan dengan perbaikan infrastruktur, serta peningkatan kualitas produk wisata dan
sumber daya manusia.
Pariwisata merupakan kerja kolektif dan terintegrasi antara pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat. Kami ajak semua pihak bekerja sama membangun pariwisata Sumut, ujarnya.
Rona, pemilik rumah makan Gumarang di Balige, mengatakan, Festival Danau Toba belum
berdampak pada warga. Rumah makan kami biasa saja (tidak menjadi ramai). Memang tadi
pejabat-pejabat makan di sini, tetapi belum ada peningkatan wisatawan. Hotel-hotel memang
penuh, tetapi kebanyakan diisi panitia dan pejabat, katanya.
Festival Danau Toba 2014 digelar hingga Minggu (21/9). Upacara pembukaan diawali
dengan tari Tumba Batak Toba yang dibawakan oleh puluhan pelajar sekolah dasar.
Pertunjukan dilanjutkan dengan tari tortor dan Maminta Gondang serta pertunjukan
permainan tradisional Batak Margala. Ulos sepanjang 433 meter direntangkan di sepanjang
jalan menuju lokasi acara.
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
38/110
Seusai pembukaan, pejabat dan jurnalis asing diajak mengendarai becak motor khas Balige
menuju acara Pameran Ekonomi Kreatif di Lapangan Sisingamangaraja XII. Di lapangan
juga digelar tari tortor kolosal.
Meskipun di lokasi acara berlangsung meriah, di jalur lintas Sumatera yang masuk
Kabupaten Toba Samosir hanya satu-dua terlihat spanduk ada kegiatan besar di kabupaten
ini. (WSI)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
39/110
Tambora Menyapa Dunia
Sepi PromosiMATARAM, KOMPAS- Potensi sumber daya alam geologi untuk dijadikan obyek wisata,
seperti Gunung Tambora di Pulau Sumbawa dan Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara
Barat, belum digarap secara optimal. Program Tambora Menyapa Dunia yang dihajatkan
untuk memperingati 200 tahun meletusnya Tambora dan mendongkrak kunjungan wisata,
misalnya, sepi promosi, bahkan belum terlihat kegiatan konkret di lapangan.
Pelaksanaan Tambora Menyapa Dunia tinggal hitungan bulan. Padahal,road mapsudah
ada, tetapi hanya di atas kertas, belum ada kegiatan konkret. Kami hanya bicara. Mari para
stakeholder(pemangku kepentingan) duduk bareng membicarakan agenda konkret day to
day, ujar Taufan Rahmadi, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Rabu
(17/9), di Mataram.
BPPD terkait dengan program Tambora Menyapa Dunia mengingat fungsinya untuk
kegiatan promosi dan publikasi. Namun, BPPD tidak didukung agenda kegiatan yang jelas,
seperti kesiapan fasilitas dan produk-produk yang akan dijual. Ini momentum berskala dunia
yang harus dimanfaatkan. Jangan sampai pada hari-H membuat kami malu, kata Taufan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, M Nasir, mengatakan, pihaknya beberapa
kali berkoordinasi dan mengingatkan instansi terkait yang menjadi tuan rumah kegiatan
tersebut, yaitu Kabupaten Dompu dan Bima. Soal sosialisasi dan publikasi antara lain sudah
ditangani BPPD. Tugas-tugas lain, seperti ketersediaan fasilitas dan sarana pendukung
lainnya, tentunya dibagi dua oleh kabupaten tuan rumah, katanya.
Dua di NTB
Menurut Heryadi Rachmat, pemerhati gunung api, Indonesia memiliki tiga kaldera gunung
api berskala dunia dilihat dari kekuatan letusannya. Dari tiga kaldera itu, dua di antaranya di
NTB, yaitu kaldera Gunung Rinjani dan Tambora dengan luas masing-masing sekitar 7
kilometer persegi. Indeks kekuatan letusan (explosivity vulcanic index/EVI) kedua gunung itu
berskala 7 (dari skala 0-7) atau di bawah EVI Toba (skala 8).
Letusan dahsyat Tambora pada 10 April 1815, yang memengaruhi perubahan cuaca dunia,
menjadi perhatian dunia internasional. Di Inggris dan Eropa, serta Amerika Latin dan negara-
negara lain yang terkena dampak letusannya dijadwalkan mengadakan peringatan 200 tahun
letusan Tambora tersebut. Salah satu di antaranya seminar di Swiss yang dihadiri para pakar
berbagai ilmu, kata Heryadi.
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
40/110
Gunung Rinjani pun tidak luput dari perhatian dunia. Hal itu terbukti dari 10 ahli gunung api
dari Amerika, Perancis, Jerman, Belgia, dan Inggris selama dua hari (15-16/9) melakukan
field tripssetelah melakukan pertemuan City on Volcanoes 08 pada 9 September hingga 11
September lalu di Yogyakarta. (RUL)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
41/110
Pemerintah Harus Patuhi
Putusan PengadilanBANDUNG, KOMPAS- Warga tiga kampung di Desa Solokanjeruk, Kabupaten Bandung,
Jawa Barat, berharap pemerintah daerah dan perusahaan PT Kahatex segera mematuhi
putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung. Pengadilan memutuskan mengabulkan
gugatan warga atas penerbitan izin mendirikan bangunan yang dikeluarkan Pemkab Bandung
untuk perusahaan itu.
Saat ini kami ingin tahu tindak lanjut dari putusan itu. Kami mengharapkan PemkabBandung mau mencabut IMB itu. Ke depan, kami mengharapkan ada penataan kampung
yang terkena dampak langsung bangunan tambahan perusahaan itu, kata Adi Mulyadi,
perwakilan warga Solokanjeruk, yang tergabung dalam Paguyuban Warga Peduli
Lingkungan, Rabu (17/9).
Sehari sebelumnya, PTUN Bandung memenangkan gugatan warga terhadap Bupati Bandung
Dadang Nasser atas penerbitan IMB untuk tambahan bangunan pabrik tekstil PT Kahatex
seluas 21.896 meter persegi. Dalam sidang, Ketua Majelis Hakim Lulik Tri Cahyaningrum
menyatakan membatalkan IMB Nomor 647/66/BPMP tanggal 13 November 2012.
Atas putusan itu, hakim memerintahkan Bupati Bandung mencabut IMB. Izin itu dibatalkan
karena terbit tanpa dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Dalam sidang
juga disebutkan, proses pembangunan menyebabkan kebisingan, getaran yang merusak
rumah, dan banjir.
Tiga kampung yang terdampak pembangunan perluasan pabrik itu adalah Kampung Mundel,
Solokanjeruk, dan Menje yang dihuni sekitar 300 keluarga. Tiga kampung itu mengelilingi
pabrik di sisi selatan, barat, dan timur. Tempat tinggal warga berbatasan langsung dengan
lokasi proyek.
Pembangunan itu dilakukan di lahan yang dulunya sawah, yang juga berfungsi sebagai
resapan air. Beberapa saluran air juga tertutup. Akibatnya, setiap hujan, rumah warga di
Kampung Menje tergenang sampai 70 sentimeter. Beberapa orang di kampung itu memilih
pindah karena lingkungannya menjadi kumuh, ujar Adi.
Sebelumnya, Polda Jabar bersama Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar dan BPLHD Jabar
menginspeksi sembilan perusahaan di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan
Kota Cimahi yang dicurigai mencemari lingkungan. Hasilnya, ditemukan ada sekitar 415
hektar sawah di Desa Jelegong, Desa Ciherang, Desa Nanjung Mekar, dan Desa Linggar di
Kecamatan Rancaekek menjadi tidak produktif akibat terkena limbah B3. (HEI)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
42/110
Masa Depan di Timur
Sulsel Paling Siap Jadi Pusat PanganNasional
MAKASSAR, KOMPAS- Masa depan negara ini ada di kawasan timur Indonesia dengan
Sulawesi Selatan sebagai pusat pertumbuhan. Oleh karena itu, pemerintahan baru harus
mendahulukan membangun wilayah tersebut.
Hal itu menjadi benang merah dalam diskusi Sulsel Economic Outlook Pasca Pilpresyangdigelar Bank Sulselbar, di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (17/9). Diskusi yang dihadiri
pemangku kepentingan di Sulsel itu didukung Pemerintah Provinsi Sulsel.
Hadir sebagai pembicara adalah pengamat ekonomi Iman Sugema; Gubernur Sulsel Syahrul
Yasin Limpo; Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua
Suhaedi; serta Chief Executive Officer (CEO) Bosowa Group Erwin Aksa.
Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah berkomitmen untuk membangun Indonesia
dari pinggiran. Kawasan Indonesia timur akan didahulukan untuk dibangun, kata Iman.
Selain pertumbuhan ekonomi yang tinggi, wilayah Sulawesi, khususnya Makassar, juga
memiliki posisi geografis yang tepat berada di tengah-tengah Nusantara.
Iman mengatakan, dari segi distribusi logistik nasional, posisi Makassar sangat
menguntungkan karena bisa menciptakan efisiensi biaya ketimbang dipusatkan di Jakarta
atau Surabaya. Makassar bisa menjadi pusattranshipment (transit pengapalan) Indonesia,
katanya.
Pusat pangan
Iman, yang juga ekonom Megawati Institute, mengatakan, Sulsel paling siap untukdiproyeksikan menjadi pusat pangan nasional. Program pemerintahan mendatang untuk
menambah 1 juta hektar lahan pertanian demi mengganti lahan yang terkonversi di Pulau
Jawa akan dipusatkan di Sulsel dan Sulawesi Barat.
Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kawasan timur adalah masa depan Indonesia. Berbagai
potensi bahan tambang, pertanian, kehutanan, perkebunan, kelautan, dan perikanan terhampar
di wilayah ini. Kawasan timur Indonesia adalah 62 persen dari seluruh wilayah negeri ini.
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
43/110
Syahrul menambahkan, Sulsel terus meningkatkan gerak perekonomian di wilayah itu. Saat
ini, terdapat Rp 3,3 triliun uang baru yang masuk ke Sulsel setiap 100 hari. Sulsel juga
menjadi penyuplai pangan untuk 21 provinsi di Indonesia, katanya.
Untuk menunjang gerak perekonomian Sulsel, Syahrul mengatakan, berbagai infrastruktur
telah siap dan akan terus dikembangkan, seperti listrik, jalan, pelabuhan, bandara, termasuk
jalur kereta api Trans-Sulawesi yang tengah dibangun.
Menurut Suhaedi, struktur ekonomi Sulsel masih bertumpu pada sektor pertanian meskipun
kontribusinya terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) cenderung menurun dari 31
persen menjadi 25 persen. Yang meningkat pesat adalah sektor jasa, hotel, dan
perdagangan, katanya.
Namun, yang patut menjadi perhatian adalah cenderung stagnannya sektor manufaktur yang
hanya tumbuh 2 persen menjadi 12 persen dalam delapan tahun terakhir. Sulsel perlu
mendatangkan lebih banyak industri pengolahan untuk meningkatkan sektor ini, ujarnya.
Sektor manufaktur perlu dibangun karena mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan
menjadi hilirisasi potensi-potensi daerah, khususnya pertanian. Hal ini tak sulit karena
Sulsel telah memiliki infrastruktur yang menjadi modal penting, kata Suhaedi.
Erwin menambahkan, sebagai pelaku usaha yang memiliki basis di Sulsel, dirinya optimistis
pertumbuhan ekonomi Sulsel akan terus meningkat. Bosowa Group pun berupaya
mendukung laju perekonomian daerah, salah satunya dengan membangun pembangkit listrik.
Awal tahun depan kami akan membangun lagi satu PLTU di Jeneponto dengan kapasitas
300 megawatt. Hal itu guna mengantisipasi kebutuhan listrik Sulsel yang terus tumbuh
sebanyak 10 persen per tahun, ujar Erwin.(eng/ren/tra)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
44/110
Oase Kejujuran di Tengah
Kekeringan...Seribu rupiah memang tidak banyak. Namun, bagi warga Desa Babalan, Kecamatan Gabus,
Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rp 1.000 sangat berarti. Dari uang kertas bergambar Kapitan
Pattimura dan uang receh bergambar angklung itu mereka bisa membeli air setiap musim
kemarau dan belajar kejujuran.
Seribu rupiah itu terkait erat dengan tandon air yang berada di desa yang kerap dilanda banjir
dan kekeringan tersebut. Wadah air berkapasitas 5.000 liter itu bukan merupakan tandonbiasa, melainkan tandon air kejujuran.
Kisah tandon air kejujuran di desa yang terletak di Pati bagian selatan itu bermula pada 2010.
Waktu itu, sebanyak 60 keluarga di RT 004 RW 005 belum memiliki bak penampungan air
bersih. Setiap kemarau, air permukaan dan air sumur di desa yang berjarak sekitar 2
kilometer dari Sungai Juwana itu tidak bisa digunakan untuk memasak dan minum karena
payau atau asin.
Hal itu terjadi karena desa itu dahulu merupakan daerah rawa-rawa yang menjadi bagian dari
Selat Muria. Sungai Juwana yang dahulu disebut pula dengan Bengawan Juwana itu setiapkemarau airnya selalu bercampur dengan air laut atau mengalami intrusi air laut. Desa itu
berada sekitar 25 kilometer dari muara ke arah hulu Sungai Juwana.
Lantaran kesulitan mendapatkan air bersih, warga mencukupi kebutuhan air bersih dengan
cara membeli air dengan truk tangki dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Pati. Tak jarang pula mereka membeli air isi ulang.
Kalau membeli air dari PDAM biaya yang dikeluarkan Rp 90.000-Rp 100.000 per tangki.
Kalau membeli air isi ulang Rp 4.000-Rp 15.000 per galon, kata Sumardi (45), warga Desa
Babalan.
Sumardi mengatakan, kalaupun membuat sumur bor dengan biaya Rp 3 juta, hal itu pun
percuma. Pasalnya, air sumur itu hanya bisa digunakan untuk mandi dan mencuci.
Untuk itulah warga berupaya membangun tandon air berupa bak permanen dengan modal
Rp 400.000. Pada musim hujan, tandon air itu untuk menampung air hujan dan pada musim
kemarau untuk menampung air yang dibeli menggunakan truk tangki dari PDAM ataupun air
bantuan dari pemerintah daerah serta Badan Koordinasi Wilayah I Pati.
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
45/110
Setiap musim kemarau, warga mengambil air di tandon tersebut seharga Rp 1.000 per galon,
per jeriken, atau tiga ember. Uang yang terkumpul digunakan lagi untuk membeli air guna
mengisi tandon tersebut.
Lantaran tidak mungkin menunggui tandon air dan melayani pembeli air setiap hari, akhirnya
warga sepakat meletakkan kotak uang di samping tandon air itu. Jadi cukup praktis. Setelah
mengambil air, pembeli tinggal memasukkan uang ke dalam kotak, kata Sri Ayumi (37)
yang ditunjuk warga sebagai pengelola tandon air.
Menurut Sri Ayumi, sebagai bentuk kontrol pembelian air secara mandiri itu, warga sepakat
menyebut tandon tersebut sebagai tandon air kejujuran. Artinya, setiap warga yang
mengambil air diharapkan jujur mau membayarnya.
Dalam pelaksanaannya ada juga warga yang enggan membayar air sehingga pada awalnya,
uang yang masuk hanya pas untuk modal membeli air satu tangki. Seiring berjalannya waktu,
warga mulai sadar untuk membayar ketika mengambil air di tandon sehingga uang yang
terkumpul melebihi modal untuk membeli air.
Setiap setahun sekali,keuntungannya kami masukkan ke kas RT dan kas kelompok
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, kata Sri Ayumi yang juga tokoh penggerak PKK Desa
Babalan.
Bagi Marsudi, seorang warga, memasukkan Rp 1.000 ke dalam kotak itu sangat berarti
karena merupakan salah satu pertanggungjawaban kepada Allah dan sesama. Masa mau
minum air yang dibeli dengan cara tidak halal. Padahal, air dalam tandon itu dibeli dari hasilkerja keras warga meski itu hanya Rp 1.000, ujar Marsudi.
Manajer Lapangan Yayasan SHEEP Indonesia Wilayah Pati Evi Novita Setyaningrum
mengatakan, tandon air kejujuran di Desa Babalan menjadi wahana belajar bagi warga dan
juga anak-anak untuk menghargai kejujuran, apalagi di tengah kasus korupsi, pencucian
uang, dan penggelapan uang yang marak di Indonesia.
Tandon air kejujuran memang tidak melibatkan nilai uang yang besar, tetapi hanya seribu-
dua ribu rupiah. Namun, dengan nilai uang yang tidak seberapa itu, masyarakat bisa
memahami bahwa yang kecil itu tetap punya makna.
Dengan nilai uang yang kecil itu, kebutuhan masyarakat mampu terpenuhi. Dengan nilai
uang yang kecil itu akan membawa dampak terhadap masyarakat. Ketika warga tidak
membayarkan seribu rupiah atas air yang mereka ambil, pengelola tidak akan bisa membeli
air kembali untuk memenuhi kebutuhan warga ke depannya. Hal itu berarti mereka akan
kesulitan memenuhi kebutuhan air minum, kata Evi.(hendriyo widi)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
46/110
Subsidi Listrik 2015 Rp
68,69 TriliunJAKARTA, KOMPAS- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Komisi VII
DPR sepakat mengalokasikan anggaran subsidi listrik tahun 2015 sebesar Rp 68,69 triliun.
Alokasi subsidi ini lebih rendah daripada subsidi tahun 2014 yang mencapai Rp 85,75 triliun.
Demikian kesepakatan dalam Rapat Kerja Komisi VII DPR dengan pemerintah, Rabu (17/9),
di Jakarta. Hadir dalam rapat tersebut Pelaksana Tugas Menteri ESDM Chairul Tanjung,
Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian
ESDM Jarman, dan Direktur PT PLN (Persero) Nur Pamudji.
Jarman menyatakan, anggaran subsidi Rp 68,69 triliun tersebut di luar jumlah kurang bayar
tahun 2013 yang mencapai Rp 3,73 triliun. Anggaran subsidi listrik pada APBN Perubahan
2014 sebesar Rp 85,75 triliun. Jumlah itu belum termasuk kurang bayar tahun 2013 yang
mencapai Rp 21,79 triliun.
Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golongan Karya, Satya Widya Yudha,
menyatakan, berkurangnya subsidi listrik pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014
disebabkan turunnya porsi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dalam pemakaian energi
bauran. Penurunan itu sekitar 9 persen menjadi 8 persen. Selain itu, ada kenaikan tarif listrik
untuk beberapa golongan pelanggan.
Ini adalah yang pertama kali dalam sejarah subsidi listrik turun. Hal ini harus terus didorong
dengan bauran kebijakan, di antaranya dengan terus menurunkan porsi penggunaan BBM
dalam pembangkit listrik. Salah satunya dengan menggunakan batubara dan gas, kata Satya.
Tarif tidak naik
Subsidi listrik senilai Rp 68,69 triliun itu dengan sejumlah asumsi antara lain insentifinvestasi kepada PLN Rp 18 triliun. Selain itu, tidak ada kebijakan kenaikan tarif listrik pada
tahun 2015.
Sejak Juli 2014 hingga akhir tahun 2014, tarif listrik untuk enam golongan pelanggan naik
setiap dua bulan. Kenaikan tarif itu dapat menghemat subsidi listrik tahun ini hingga Rp 8,51
triliun.
Sebelumnya, Komisi VII dan Kementerian ESDM sudah menyepakati produksi minyak siap
jual sebanyak 900.000 barrel per hari dan produksi gas siap jual 1,248 juta barrel setara
minyak.
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
47/110
Volume BBM bersubsidi dipatok 46 juta kiloliter (kl). Jumlah itu terdiri dari premium
sebanyak 29,48 juta kl, minyak tanah sebanyak 850.000 kl, serta minyak solar dan biodiesel
sebanyak 15,67 kl. Adapun volume elpiji 3 kilogram sebanyak 5,76 juta ton. Subsidi
biodiesel dipatok Rp 1.500 per liter, sedangkan bioetanol dipatok Rp 2.000 per liter. (LAS)
-
8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 18 September 2014
48/110
Pedoman Lindung Nilai
DisepakatiJAKARTA, KOMPAS- Pemerintah, Badan Pemeriksa Keuangan, dan Bank Indonesia
menyepakati pedoman prosedur transaksi lindung nilai. Pedoman itu menjadi acuan
kementerian dan lembaga negara untuk membuat prosedur transaksi lindung di jajarannya
masing-masing.
Penerapan lindung nilai diharapkan dapat mendorong efisiensi dan efektivitas kinerja
lembaga sekaligus menyokong stabilitas ekonomi makro.
Pedoman prosedur transaksi lindung itu disepakati dalam rapat koordinasi lanjutan yang
digelar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Rabu (17/9), di Jakarta.
Hari ini, kami melakukan finalisasi pedoman lindung nilai. Sudah disepakati dan akan
menjadi rujukan bagi semua entitas, baik BUMN maupun departemen terkait seperti
Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama, kata Ketua BPK Rizal Djalil yang
memimpin rapat.
Hasil rapat tersebut akan dilaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tidak
ada lagi keraguan bagi BUMN dan institusi pemerintah lainnya untuk melakukan lindungnilai asalkan dilakukan secara transparan dan akuntabel, ujar Rizal.
Menteri Keuangan Chatib Basri menambahkan, salah satu alas