Profil MAbar

download Profil MAbar

of 34

description

PROFIL KABUPATEN MANGGARAI BARAT

Transcript of Profil MAbar

  • Visi

    "Menjadi Kabupaten yang maju didukung oleh birokrasi yang professional responsive dan aspiratif guna terwujudnya kesejahteraan masyarakat"

    Misi

    Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan.

    Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat dan cerdas.

    Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengembangan dunia usaha dan koperasi dengan memanfaatkan

    sumber daya alam yang berwawasan lingkungan ditopang dengan sarana dan prasarana yang memadai.

    Meningkatkan kerukunan umat beragama, kesejahteraan sosial, ketertiban dan solidartas masyarakat berlandaskan

    kebersamaan dan kesetaraan gender.

    Secara astronomis, posisi Kabupaten Manggarai Barat terletak antara 0814 LS - 0900 LS dan antara 11921 BT -

    12020 BT. Batas -batas wilayah administrative adalah sebelah Selatan dengan laut Sawu, sebelah Utara dengan

    Laut Flores, Sebelah Barat dengan Selat Sape dan sebelah Timur dengan wilayah Kabupaten Manggarai.

    Wilayah Kabupaten Manggarai Barat merupakan daerah kepulauan dengan luas daratan 2.947,50 km2 atau hanya

    sekitar 6,22 persen dari luas daratan Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terdiri dari daratan Pulau F lores dan

    beberapa pulau besar seperti Pulau Komodo, Rinca, Longos, serta beberapa buah pulau -pulau kecil lainnya.

    sumber: Manggarai Barat Dalam Angka 2012

    Suhu Udara rata-rata di Manggarai Barat tahun 2011 berkisar antara 24,4 C sampai dengan 29,3 C. Ke lembaban

    uadra bervariasi antara 67 persen sampai dengan 86 persen.

    Ada tiga jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Manggarai Barat yaitu Mediteran, litasol dan latosol.

    Tanah mediteran meliputi areal seluas 1.334,21 km2 atau 31,85 persen; tanah litasol se luas 1.504,25 km2 atau

    35,91 persen dan tanah latosol 109,00 km2 atau 2,6 persen dari luas wilayah Manggarai Barat.

    Dipandang dari aspek topografis, sebanyak 675,87 km2 atau 16,13 persen memiliki ketinggian kurang dari 100 m

    dari atas permukaan air laut; sementara 1.413,33 km2 atau 33,74 persen berketinggian 100-500 m dan sisanya

    95,19 atau 2,27 persen adalah ketinggian diatas 500 m.

    Tahun 2011 jumlah kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat bertambah dari 7 menjadi 10 kecamatan. Terdiri dari

    Kecamatan Komodo, Boleng, Sano Nggoang, Mbeliling, Lembor, Welak, Lembor Selatan, Kuwus, Ndoso, dan

    Macang Pacar.

    Dari 121 desa/kelurahan yang ada, 23 desa diantaranya yang secara geografis letak wilayahnya dikategorikan

    sebagai desa/daerah pantai atau pesisir.

    Sedangkan 98 desa lainnya merupakan desa bukan pesisir. Dari 10 Kecamatan yang ada di Manggarai Barat ada

    lima Kecamatan yang mempunyai desa pesisir yaitu Kecamatan Komodo, Boleng, Sano Nggoang, Lembor Selatan

    dan Macang Pacar.

    Sedangkan lima Kecamatan sisanya yaitu Kecamatan Mbeliling, Lembor, Welak, Kuwus, dan Ndoso tidak

    mempunyai desa pesisir.

    sumber: Manggarai Barat Dalam Angka 2012

    Wilayah Kabupaten Manggarai Barat terdiri dari Kecamatan Komodo (termasuk pulau -pulau di sekitarnya seperti

    Pulau Komodo, Rinca, Mules, Longos serta pulau-pulau kecil lainnya), Sano Nggoang, Lembor, Macang Pacar,

  • Kuwus, Boleng dan Welak dengan luas wilayah 294,746 Ha. Luas daratan adalah 2.947,50 km2, sedangkan luas

    wilayah lautan adalah 6.052,50 km2.

    Secara geografis Kabupaten Manggarai Barat terletak diantara :

    080.14 Lintang Selatan - 090.00 Lintang Selatan

    1190.21 Bujur Timur - 1200.20 Bujur Timur

    Dengan batas - batas wilayah sebagai berikut :

    Timur : Kab. Manggarai

    Barat : Selat Sape

    Utara : Laut Flores

    Selatan : Laut Sawu

    Ketinggian wilayah Kabupaten Manggarai Barat menunjukkan ketinggian yang bervariasi, yakni kelas ketinggian

    kurang dari 100 m dpl, 100 500 m dpl, 500 1000 m dpl dan di atas 1000 m dpl. Lebih dari 75% wilayah

    berketinggian di atas 100 m dpal.

    Kemiringan lerengnya bervariasi antara 0-2%, 2-

    15%, 15-40% dan diatas 40%. Namun secara umum, wilayah bertopografi berbukit-bukit hingga pegunungan. Iklim

    dan curah hujan tidak merata. Besarnya curah hujan tahunan rata -rata sekitar 1500 mm/tahun, sehingga secara

    umum iklim bertipe tropik kering/ semi arid. Curah hujan tertinggi terdapat di pegunungan yang mempunyai

    ketinggian diatas 1000 meter diatas permukaan laut, sedangkan curah hujan pada daerah -daerah lain yang relatif

    rendah. Kabupaten Manggarai Barat banyak terdapat sumber air, baik air tanah maupun air permukaan. Air

    permukaan terdiri atas 1 danau alam (vulkanik) serta lebih dari 15 buah sungai. Dari sejumlah sungai tersebut, hanya

    25% sungai yang berair sepanjang tahun. Sedangkan air Danau Sano Nggoang dengan kandungan sulfur/belerang

    tinggi tidak dapat digunakan sebagai sumber air baku.

    Last Updated on Thursday, 21 March 2013 00:38

  • Menurut data BPS, jumlah penduduk

    Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2011 berjumlah 229.860 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di

    Kecamatan Lembor sebanyak 47.353 jiwa, atau sebesar 20,60 % dari total penduduk kabupaten. Sedangkan jumlah

    penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Boleng sebanyak 17.336 jiwa, atau sebesar 7,54 % dari total penduduk

    kabupaten.

    Kepadatan penduduk di Kabupaten Manggarai Barat berkisar antara 77 jiwa sampai dengan 78 jiwa per kilometer

    peserseginya, dengan kepadatan penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Kuwus yaitu 202,75 jiwa/km2.

    Jumlah penduduk laki-laki tidak jauh berbeda dengan penduduk perempuan, yaitu sebanyak 115.734 jiwa penduduk

    laki-laki dan 114.126 jiwa penduduk perempuan.

    Jumlah rumah tangga sebanyak 50.487. Konsentrasi terbanyak terdapat di Kecamatan Lembor sebanyak 11.884 dan

    yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Boleng sebanyak 4.067.

    Menurut golongan umur, presentase penduduk terbesar terdapat pada penduduk dengan usia antara 15 sampai 49

    tahun sebesar 46,86 % dan terkecil terdapat pada golongan usia 65 tahun keatas sebesar 3,71 %.

    sumber: Manggarai Barat Dalam Angka 2012

    Last Updated on Thursday, 21 March 2013 00:59

    Jumlah Sekolah Dasar/MI negeri dan swasta sebanyak 245 dengan jumlah guru 2.701 orang dan murid sebanyak

    45.016 orang. Rata-rata jumlah guru per sekolah sebanyak 11,02. Sementara rata-rata jumlah murid per sekolah

    sebanyak 183,74.

    Jumlah SMTP Umum/MTS negeri dan swasta sebanyak 54 dengan jumlah guru sebanyak 826 orang dan jumlah

    murid sebanyak 13.528 orang. Rata-rata jumlah guru per sekolah sebanyak 15,30 dan rata-rata jumlah murid per

    sekolah sebanyak 250,52.

    Jumlah SMA/MA Negeri sebanyak 11 dengan jumlah guru sebanyak 272 orang dan jumlah murid 2.212 orang. Rata -

    rata jumlah guru per sekolah sebanyak 27,73 dan rata-rata jumlah murid per sekolah sebanyak 201,09.

    Jumlah SMA/MA Swasta sebanyak 7 dengan jumlah guru sebanyak 133 orang dan jumlah murid sebanyak 1.652

    orang. Rata-rata jumlah guru per sekolah sebanyak 19 orang dan rata-rata jumlah murid per sekolah sebanyak 236

    orang.

  • Jumlah SMKN sebanyak 4 dengan jumlah guru sebanyak 116 orang dan jumlah murid sebanyak 1.364 oran g. Rata-

    rata jumlah guru per sekolah benyak 29 orang dan rata-rata jumlah murid per sekolah sebanyak 341 orang.

    Selain itu juga terdapat SMK PELAYARAN sebanyak 1 buah dengan jumlah guru sebanyak 14 orang dan jumlah

    murid sebanyak 14 orang.

    Presentase Kelulusan Tahun 2011

    Jumlah peserta EBTA/EBTANAS dan kelulusan untuk tingkat sekolah SD/MI sebanyak 5.372 orang dan yang lulus

    sebanyak 5.303 orang atau sebesar 98,72 %.

    Jumlah peserta EBTA/EBTANAS dan kelulusan untuk tingkat sekolah SMTP/MTs sebanyak 3.431 orang dan yang

    lulus sebanyak 3.417 atau sebesar 99,59 %.

    Jumlah peserta EBTA/EBTANAS dan kelulusan untuk tingkat sekolah SMU sebanyak 900 orang dan yang lulus

    sebanyak 877 orang atau sebesar 97,44 %.

    Jumlah peserta EBTA/EBTANAS dan kelulusan untuk tingkat sekolah SMK sebanyak 345 orang dan yang lulus

    sebanyak 328 orang atau sebesar 97,30 %.

    sumber: Manggarai Barat Dalam Angka 2012

    Last Updated on Thursday, 21 March 2013 01:28

    Penduduk Kabupaten Manggarai Barat terbagi dalam beberapa agama yang

    tersebar di semua kecamatan. Jumlah pemeluk agama menurut golongan agama pada tahun 2011 adalah sebagai

    berikut: Katolik sebanyak 179.760 jiwa, Protestan sebanyak 1.878 jiwa, Islam sebanyak 45.525 jiwa, Hindu sebanyak

    181 jiwa, Budha sebanyak 21 jiwa dan lainnya sebanyak 230 jiwa. Banyaknya sarana ibadah di Kecamatan

    Manggarai Barat yaitu Gereja Katolik 21 buah, Kapela 139 buah, Gereja Protestan 8 buah, Mesjid 125 buah,

    Mushola 7 buah dan Pura 1 buah.

    Khusus untuk jamaan haji di Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2011 telahh memberangkatkan 320 jemaah

    dengan penyebarannya terdapat di Kecamatan Komodo sebanyak 282 orang , Kecamatan Boleng 12 orang,

    Kecamatan Sano Nggoang 3 orang, Kecamatan Lembor 17 orang dan Kecamatan Macang Pacar 6 orang.

    sumber: Manggarai Barat Dalam Angka 2012

    Last Updated on Thursday, 21 March 2013 01:15

  • Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak memperoleh

    pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) dan Undang-undang Nomor

    23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai investasi untuk peningkatan

    kualitas sumber daya manusia, yang antara lain diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IP M). Dalam

    pengukuran IPM, kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan. Kesehatan juga

    merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya

    penanggulangan kemiskinan.

    Angka Harapan Hidup

    Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Manggarai Barat masih berpedoman pada angka Propinsi Nusa

    Tenggara Timur, yaitu sebesar 61,8 tahun untuk laki-laki dan 65,6 tahun untuk perempuan. Angka ini masih di bawah

    angka harapan hidup nasional yaitu 64,2 tahun untuk laki -laki dan 68,1 tahun untuk perempuan. Angka harapan ini

    mencerminkan status derajat kesehatan di Kabupaten Manggarai Barat masih rendah.

    Angka Kesakitan

    Jenis Penyakit yang diderita oleh masyarakat Kabupaten Manggarai Barat adalah penyakit infeksi menular seperti

    Tuberkolosis paru, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Malaria, Diare, dan penyakit kulit. Namun demikian, pada

    waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit degeneratif seperti jantung dan pembuluh darah, serta diabetes

    mellitus dan kanker. Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat merupakan salah satu faktor penting untuk

    mendukung peningkatan status kesehatan penduduk. Peningkatan jumlah penduduk, serta perubahan struktur umur

    penduduk yang ditandai dengan meningkatnya penduduk usia produktif dan usia lanjut, akan berpengaruh terhadap

    jumlah dan jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat di masa datang.

    Status Gizi

    Pada tahun 2005, sebanyak 574 dari total 33.924 orang atau sekitar 86.01% anak berusia di bawah lima tahun

    (balita) di wilayah Kabupaten Manggarai Barat mengalami gizi buruk. Selain gizi buruk, jumlah anak balita yang

    kekurangan kalori dan protein (KKP) juga cukup tinggi, yaitu sekitar 4.747 anak. Kasus gizi buruk dan KKP ini

    disebabkan oleh kemiskinan dan juga rawan pangan akibat musim kering yang berkepanjangan.

    Fasilitas Kesehatan

  • Pada saat ini fasilitas kesehatan yang ada berupa 10 buah Puskesmas, 26

    Puskesmas Pembantu, 56 buah Polindes, dan 1 balai pengobatan yang dikelola oleh swasta. Sedangkan jumlah

    dokter praktek ada 4 orang. Fasilitas apotik berjumlah 2 buah yang dikelola swasta. Sedangkan fasilitas rumah sakit

    sampai sekarang belum ada. Akibatnya pasien dirujuk ke RSUD Ruteng dan RS. Cancar yang lokasinya di

    Kabupaten Manggarai. Untuk menangani hal tersebut, maka Pemerintah Manggarai Barat berencana membangun

    sebuah rumah sakit di Marombok, yaitu RSUD Komodo. Di sisi lain, jika dilihat dari besarnya rasio antara Puskesmas

    terhadap 100.000 penduduk adalah 1,9 berarti rata-rata setiap Puskesmas melayani kurang lebih 8.333 penduduk.

    Secara nasional rasio kecukupan Puskesmas sebesar 28.000 penduduk/Puskesmas, berarti ketersediaan

    Puskesmas di Kabupaten Manggarai Barat cukup memadai.

    Tenaga Kesehatan/Tenaga Medis

    Selain fasilitas kesehatan, sumber daya manusia di bidang kesehatan juga masih sangat kurang di Kabupaten

    Manggarai Barat. Berdasarkan data tahun 2004, jumlah tenaga dokter 9 orang, dokter gigi 1 orang, perawat 107

    orang, bidan 82 orang, pegawai lainnya 48 orang sehingga total berjumlah 247 orang. Sedangkan untuk dokter

    spesialis sampai saat ini belum tersedia. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Manggarai Barat

    yang harus dilayani, maka tenaga kesehatan yang ada tersebut masih sangat kurang. Tenaga dukun (baik terlatih

    maupun tidak terlatih) masih mempunyai peran dalam pelayanan kesehatan, baik itu dalam pengobatan alternatif

    maupun dukun yang bertugas untuk membantu proses kelahiran. Berdasarkan data, sekitar 38 % penduduk masih

    menggunakan jasa tenaga dukun bayi untuk membantu proses kelahiran.

    Kualitas Lingkungan yang Rendah

    Permasalahan kesehatan lainnya adalah rendahnya kualitas lingkungan. Pada s aat ini, kualitas lingkungan di

    Manggarai Barat masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya rumah yang belum memenuhi

    standar kesehatan, masih banyaknya jumlah keluarga yang belum memiliki jamban, belum memenuhi sarana

    sanitasi standar serta tingginya resiko terpapar pencemaran air. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya

    kualitas lingkungan adalah rendahnya tingkat kesadaran masyarakat

    untuk memelihara kesehatan dan lingkungan.

    Rendahnya Kualitas Air dan Tingginya Resiko Pencemaran Air

    Merupakan salah satu permasalahan kesehatan di Manggarai Barat. Berdasarkan data tahun 2005, jumlah sarana

    air bersih yang memenuhi syarat kesehatan baru sebanyak 671 buah dari total 2.994 buah atau sekitar 22,41%.

    Hampir 78% sarana air di Manggarai Barat tidak memenuhi syarat kesehatan. Selain pemerintah, peningkatan

    derajat kesehatan masyarakat Manggarai Barat juga dibantu oleh lembaga-lembaga swasta dan donor seperti

    berikut: GTZ, LSM Yakines, serta Yayasanyayasan Katholik yang banyak membantu dalam layanan kesehatan/klinik,

    perbaikan gizi maupun dalam pemberantasan malaria.

  • PEREKONOMIAN

    Last Updated on Thursday, 21 March 2013 03:29

    Salah satu indikator makro untuk menilai kinerja pembangunan ekonomi suatu daerah dengan melihat pertumbuhan

    ekonominya pada harga konstan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manggarai Barat tahun 2010 berdasar harga

    konstan 2000 turun 0.26% per tahun, angka penurunan ini terjadi karena adanya penurunan di sektor pertanian

    sebesar 0.74 % dari sebelumnya Konstribusi terbesar terhadap PDRB 2010 berasal dari sektor pertanian yaitu

    sebesar 59.77%.

    Sedangkan kontribusi terkecil terhadap PDRB adalah sektor listrik, gas dan air minum, sebesar 0.22%. Sektor

    pertanian mempunyai peran sangat dominan di dalam struktur ekonomi daerah. Disamping itu, sektor lain yang

    cukup signifikan adalah sektor Perdagangan, Bangunan dan Konstruksi, serta Jasa-jasa. Catatan khusus, adalah

    peran pariwisata yang cukup signifikan, dimana dalam perhitungan PDRB masuk sektor Perdagangan dan Jasa -

    Jasa, serta Transportasi dan Komunikasi.

    Pertumbuhan ekonomi Manggarai Barat berdasar sektor, pertumbuhan te rbesar ada pada sektor Pertambangan

    sebesar 4,5% per tahun, diikuti sektor Bangunan sebesar 4,4%, sedang Pertanian masih tumbuh 3,9%.

    Pertumbuhan terendah adalah pada sektor Industri Pengolahan, yang hanya tumbuh 2,7%.

    Dilihat dari trend pertumbuhan ekonomi, secara umum pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun terus meningkat,

    dari 2,87% pada tahun 2004 menjadi 3,98% pada tahun 2005. Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini terutama

    diakibatkan peningkatan di sektor Pertambangan, Bangunan, Perdagangan dan Angkuta n & Telekomunikasi.

    Namun, sektor Pertanian tetap menjadi kontributor perekonomian Manggarai Barat, walaupun tumbuh sekitar 3,9%.

    Sektor perdagangan, pengangkutan & komunikasi dan sektor jasa berpotensi besar untuk mendorong dan

    meningkatkan pertumbuhan ekonomi Manggarai Barat. Peningkatan tersebut, disebabkan terjadi peningkatan

    kegiatan kepariwisataan di Manggarai Barat. Kegiatan kepariwisataan dapat menjadi leading sektor dalam kebijakan

    pembangunan ekonomi di Manggarai Barat. Untuk itu, peningkatan kual itas SDM di bidang pariwisata harus terus

    ditingkatkan. Dengan demikian penyerapan tenaga kerja di bidang ini akan terus meningkat.

    Berdasarkan PDRB dapat diketahui pendapatan penduduk per kapita. Pada tahun 2005, berdasar harga konstan

    sebesar Rp. 1.731.674,- per kapita sedang berdasar harga berlaku sebesar Rp. 2.555.123,- per kapita. Pada tahun

    sebelumnya, yakni tahun 2004 berdasar harga konstan sebesar Rp. 1.687.444,- berdasar harga berlaku sebesar Rp.

    2.356.104,-.

    Pendapatan per kapita Manggarai Barat ini jika dibandingkan ratarata di tingkat Provinsi NTT (Rp. 2,9 juta perkapita)

    dan di tingkat Nasional (Rp. 9,5 juta per kapita) jelas masih jauh ketinggalan. Tantangan bagi Pemerintah Kabupaten

    Manggarai Barat untuk terus meningkatkan pengembangan perekonomiannya, termasuk pengembangan pariwisata.

    INDUSTRI

    Last Updated on Thursday, 21 March 2013 03:31

    Peran sektor industri pengolahan dalam perekonomian di Manggarai Barat relatif kecil, yakni hanya 0,57% dari total

    PDRB pada tahun 2005. Jumlah industri yang ada di Kabupaten Manggarai Barat adalah 457 unit dengan jumlah

    tenaga kerja sejumlah 525 orang. Dari jumlah tersebut didominasi oleh industri pengolahan hasil pertanian dan

    kehutanan (325 unit dengan serapan tenaga kerja sebanyak 442 orang). Produk terbesar dari h asil pengolahan

    pertanian dan kehutanan adalah produksi gula merah (107 unit). Sedangkan jumlah tenaga kerja yang terserap ke

    dalam industri tersebut adalah 121 orang.

    Industri pengolahan terbesar kedua di Kabupaten Manggarai Barat adalah industri aneka (7 0 unit) yang menyerap

    tenaga kerja sejumlah 73 orang. Dari industri ini, produk yang paling banyak dihasilkan adalah kain tenun.

    Berdasarkan data sampai tahun 2004, jumlah sentra industri tenun di Kabupaten Manggarai Barat adalah 67 unit

  • yang tersebar di 4 sentra industri dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 67 orang. Jika dilihat dari distribusi

    persebarannya jumlah industri kecil terbesar ada di Kecamatan Komodo (45 unit) dengan jumlah tenaga kerja 102

    orang. Selanjutnya disusul Kecamatan Lembor (23 unit) dengan jumlah tenaga kerja 56.

    Industri kecil. Berdasarkan data tahun 2005, Dari tahun 20032005 jumlah industri kecil di Kabupaten Manggarai

    Barat terus meningkat, dari 19 unit tahun 2003 menjadi 142 unit pada tahun 2005. Sedangkan untuk tenaga kerjanya

    dari 60 orang pada tahun 2002 naik menjadi 218 orang pada tahun 2005.

    Secara umum industri di Manggarai Barat masih sangat lemah, dimana dari data jumlah unit industri dan tenaga

    kerja terlihat hampir sepadan, sehingga industri yang ada masuk katagori indus tri kecil dan rumah tangga. Industri

    pengolahan dalam arti industri yang sesungguhnya dari segi alat produksi belum ada di Manggarai Barat.

    Lonjakan pertumbuhan sektor industri dalam PDRB antara tahun 2003 2004 yang mencapai 100,93%, lebih

    disebabkan peralihan data dari Kabupaten Manggarai ke Manggarai Barat.

    WISATA ALAM

    Last Updated on Tuesday, 19 March 2013 06:19

    Wisata Bahari hingga saat ini merupakan andalan pariwisata Manggarai Barat,

    khususnya dengan obyek dan daya tarik wisata (ODTW) satwa komodo (varanus komodoensis) yang terletak di

    kawasan Taman Nasional Komodo (TNK). TNK meliputi Pulau Komodo (33.937 hektar), Pulau Rinca (19.625 hektar),

    dan Pulau Padar (2.017 hektar), serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.

    Di Kawasan ini selain menawarkan eksotisme satwa Komodo, juga menawarkan obyek wisata perairan yang tak

    kalah menarik, yakni kehidupan bawah laut yang cantik, baik ragam terumbu karang dan fauna bawah laut yang

    cantik, merupakan pemandangan menarik bagi wisatawan. Diving dan snorkling juga menjadi wisata andalan di

    kawasan ini. Mengingat Manggarai Barat terdiri dari 162 pulau sedang-kecil, hal itu merupakan obyek wisata bahari

    yang potensial.

    WISATA BUDAYA

    Last Updated on Tuesday, 19 March 2013 06:26

  • Wisata Budaya sebenarnya tak kalah menarik dari wisata bahari, namun relatif kurang dikenal sebagai obyek wisata.

    Alam Manggarai Barat yang bergunung-gunung dan berlembah memiliki obyek-obyek wisata yang bisa

    dikembangkan menjadi ODTW baru. Keindahan panorama/lansekap alam, gua alam, air terjun, danau, fosil kayu,

    ratusan jenis satwa burung dan reptil serta obyek budaya seperti bangunan budaya, upacara adat dan tarian

    tradisional yang terkenal: Caci. Obyek wisata alam dan budaya banyak terdapat di Kecamatan Kom odo, Sano

    Nggoang dan Lembor, namun tak tertutup kemungkinan juga terdapat obyek obyek wisata yang potensial di

    kecamatan-kecamatan lain, mengingat belum sepenuhnya teridentifikasi.

    Lokasi Cagar Budaya dan peninggalan sejarah :

    Compang Naga / Liang Panas, Desa Tondong Belang Sano Nggoang

    Situs Altar Compang Tureng, Desa Mbuit, Komodo

    Benteng Ledang, Desa Sernumbeng, Lembor

    Watu Tiri, Desa Sernumbeng, Lembor

    Watu Kina, Desa Munting, Lembor

    Situs Altar Compang Runa, Desa Pangga, Kuwus

    Situs Altar Compang Suka, Kubur Tua Desa Nantal, Kuwus

    Situs Altar Compang Pacar, Benteng Nojar, Meriam Tua Desa Pacar, Macang Pacar

    Benteng Ledek di Dangka , Benteng Nojar,

    Meriam Tua, Desa Compang, Macang Pacar

    Lebah Pusaka, Batu Tungku, Watu Kurit Desa Nanga Kantor, Macang Pacar

    Situs Altar, Empo Mehe/Insari, Kubur Tua di

    Serempe, Belut Jinak Desa Nanga Kantor, Macang Pacar

    Watu Tentang/Kubur Tua, Situs Altar Compang

    Uling Desa Tondong Raja, Sano Nggoang

    Liang Panas Desa Tondong Belang Komodo

    Compang Cereng, Desa Tondong Raja, Sano Nggoang

    Benteng Dewa, Desa Benteng Dewa, Kecamatan Lembor

    Benteng Ndope Desa Loha, Macang Pacar

    Kubur Tua/Nggerang Desa Ndoso, Kecamatan Kuwus

    Watu Ranggu Desa Ranggu, Kecamatan Kuwus

    WISATA BAHARI

    Last Updated on Tuesday, 19 March 2013 06:28

    Kegiatan ekowisata yang dapat dilakukan antara lain :

    Diving dan snorkeling

    Pemancingan

    Susur pantai (Reef Walking)

    Melihat catacean (ikan lumba-lumba dan paus)

    Mengamati Penyu

    Berjalan di savana, dan

    Melihat atau mengamati satwa Komodo

  • SEKILAS BUDAYA

    Last Updated on Tuesday, 19 March 2013 06:33

    Dari aspek kebudayaan, Kabupaten Manggarai Barat memiliki beberapa kekayaan riil yang memerlukan sentuhan

    program dan pemberdayaan dalam pembangunan. Masyarakat Kabupaten Manggarai Barat dewasa ini merupakan

    hasil dari sebuah proses sosial yang intesif antara orang asli Manggarai dengan pendatang.

    Suku & bahasa

    Bahasa yang digunakan di Kabupaten Manggarai Barat termasuk rumpun bahasa austronesian,malayo -polinesian,

    central -eastern, centralmalayo-polenesian, Bima-Sumba. Wilayah Kabupaten Manggarai Barat didiami oleh

    beberapa suku baik itu suku asli maupun pendatang yaitu Suku Manggarai, Bajo, Bima, Selayar, Komodo dan suku

    lain (seperti Ende, Sikka, Sumba, Timor, Jawa dan lain-lain). Suku asli adalah suku Manggarai yang banyak

    bermukim di pedalaman. Suku Bajo dan Bugis menurut sejarah keduanya berasal dari satu keturunan yaitu

    Keturunan Gowa di Sulawesi Selatan. Suku Bajo lebih dahulu menetap di Labuan Bajo.

    Mata pencaharian

    Adat istiadat masyarakat Manggarai Barat sangat berkaitan erat dengan sistem mata pencaharian masyarakat. Oleh

    sebab itu sistem mata pencaharian merupakan bagian dari unsur budaya masyarakat. Sistem mata pencaharian

    masyarakat di Manggarai Barat pada umumnya adalah nelayan, petani dan pedagang. Di Manggarai Barat, Suku

    Manggarai pada umumnya menggeluti bidang pertanian, sementara Suku Bugis pada umumnya di bidang

    perdagangan, dan Suku Bajo serta Bima menggantungkan diri dari hasil laut, sesuai tradisi nenek moyang mereka.

    Masyarakat yang mendiami wilayah Manggarai Barat didaratan Pulau Flores (sebagai pulau utama) mendominasi

    bidang pertanian, sementara masyarakat yang mendiami pulau-pulau kecil lainnya tersebar di dalam dan di sekitar

    wilayah Taman Nasional Komodo mendominasi pekerjaan sebagai nelayan dan berdagang. Adanya perkembangan

    masyarakat menuju budaya perkotaan terasa di Kota Labuan Bajo, masyarakat Labuan Bajo yang dulunya dominan

    bekerja di perikanan laut, bergeser ke sektor jasa dan perdagangan yang mendukung kegiatan pariwisata.

    Hubungan kekerabatan

    Hubungan kekerabatan/kekeluargaan dipahami sebagai hubungan yang terjalin karena pertalian darah perkawinan,

    karena tempat tinggal yang berdekatan, dan pergaulan hidup sehari-hari. Ada beberapa pengelompokan hubungan

    kekerabatan/kekeluargaan menurut budaya Manggarai, yaitu asekae (keluarga patrilineal), paang ngaung (keluarga

    tetangga), anak rona- anak wina/woenelu (keluarga kerabat istri dan keluarga kerabat penerima istri), da hae reba

    (kenalan terdekat).

  • Tua-tua adat

    Jabatan tua-tua adat di Manggarai yang berlaku hingga sekarang adalah tua kilo/ tua panga, tua olo, tongka, tua

    teno. Tua kilo/tua panga menunjuk pemimpin adat dalam masyarakat yang dipilih berdasarkan musyawarah

    bersama. Tua Golo bertugas untuk memimpin sidang warga kampung yang menyangkut kampung. Tua Teno adalah

    kepala bagi tanah ulayat. Tongka berfungsi sebagai juru bicara dalam acara perkawinan, antara keluarga kerabat

    yakni keluarga kerabat anak rona dan keluarga kerabat anak wina.

    ATRAKSI BUDAYA

    Last Updated on Tuesday, 19 March 2013 06:42

    Untuk melestarikan seni tari dan seni suara, ada 14 sanggar seni di Kabupa ten Manggarai Barat yang secara rutin

    melakukan kegiatan latihan tari. Sebagian besar sanggar dikelola oleh sekolah dan masyarakat. Pada saat ini, even

    penyelenggaraan pentas seni tari dan seni suara belum secara rutin dilakukan. Pementasan dilakukan berda sarkan

    pemesanan. Sanggar tari tersebut menjalin kerjasama dengan pihak tour untuk melakukan pementasan bagi

    wisatawan.

    Tari Caci

    Caci terdiri dari dua kubu. Istilah dua kubu disini bermaksud sebagai lawan, musuh, dan dalam pertandingan tak

    mengutamakan siapa yang kalah dan menang, tetapi yang penting adalah keseluruhan permainan Caci. Permainan

    Caci adalah kaum laki-laki.

    Torak Tae/Tudak

    Torok tae artinya menyampaikan pesan wujud permohonan acara/pesta kepada leluhur, Allah. Tudak adalah

    permohonan syukur, pujian, hormat, baik yang diucapkan dalam situasi formal maupun dalam situasi non formal.

    Sanda

    Tarian budaya Manggarai dengan gerak berbaris-baris secarateratur membentuk lingkaran berbaris sambil menyanyi

    antara pria dan wanita dengan memakai pakaian adat yang berlaku, yang dilakukan di rumah adat, waktu

    pelaksanaannya pada malam hari.

    Mbata

    Mbata adalah suatu acara budaya yang dilakukan dengan sopan sambil menyanyi dan membunyikan /memukul gong

    dan tambur oleh pria dan wanita di rumah adat, dan waktunya dilaksanakan pada malam hari dalam suasana

    sukacita, santai dan juga formal.

    Danding

    Danding hampir sama dengan Sanda . Danding dilakukan di halaman kampung (natas). Waktu elaksanaannya di

    siang hari antara laki-laki dan perempuan, lagu yang dinyanyikan dalam bentuk kanon, sambil berjalan membentuk

    lingkaran secara teratur.

    Sae

    Sae artinya mengusir binatang/hewan. Sae adalah tarian Manggarai yang dilakukan lelaki-perempuan dengan

  • memakai pakaian adat yang telah ditentukan. Tempat acaranya adalah di halaman kampung (natas ) atau di tempat

    tertentu di hadapan pejabat /tamu terhormat.

    Ronda

    Ronda adalah gerak berbaris secara teratur sam bil bernyanyi bersama-sama dari rumah adat menuju keluar, atau

    dari luar menuju ke kampung/rumah adat atau tempat tertentu. Nenggo/Dere Nenggo/dere dilakukan dalam setiap

    mata acara budaya Manggarai, baik dalam acara sukacita maupun dalam suasana duka cita.

    Pepak Menggambarkan suasana mengetam padi.

  • PERNAK-PERNIK BUDAYA

    Last Updated on Tuesday, 19 March 2013 06:59

    Hukum adat

    Dalam menyelesaikan konflik baik yang menyangkut tanah maupun konflik sosial yang melanggar norma adat,

    pertama kali dilakukan pada masing-masing kilo atau masing-masing suku (panga), tergantung pada muatan jenis

    dan pelanggarannya. Setiap persoalan biasanya diselesaikan secara damai dengan mekanisme hambor (perdamian

    adat).Setiap keputusan yang diambil didasarkan pada prinsip ipo ata poli wa tanan nganceng lait kole (apa yang

    telah diputuskan bersama tidak dapat diganggu gugat). Sanksi terhadap pelanggaran tidak berupa uang melainnkan

    berupa benda atau hewan seperti tuak, ayam, anjing, babi dan lain sebagainya.

    Jenis-jenis perkawinan

    Ada tiga kata kunci dalam hal jenis perkawinan adat Manggarai, yaitu kawing tungku (perkawinan dalam suku sendiri,

    antara anak saudara dengan anak dari saudari), kawing cako (perkawinan antara anak dari saudara dalam

    patrilineal), dan kawing cangkang (perkawinan di luar suku).

    Jenis makanan dan minuman tradisional.

    Masyarakat Manggarai mempunyai minuman tradisional yang biasa disebut dengan nama sopi. Sopi terbuat dari

    fermentasi air nira yang diambil dari pohon aren/enau. Sopi mempunyai kadar alkohol yang cukup tinggi, sehingga

    minuman ini sulit untuk dilegalkan. Minuman ini selalu hadir dalam setiap upacara -upacara adat. Makanan tradisional

    masyarakat Manggarai antara lain rebok, songkol, jagung latung. Dalam upacara penyambutan tamu, biasanya

    masyarakat Manggarai menyambut dengan cepak (pinang, sirih, kapur) yang diberikan kepada tamu yang baru

    datang.

    Kesenian.

    Kesenian tradisional dengan ciri khas daerah yang berkembang di Manggarai Barat adalah seni

    tenun, seni karya, seni sastra, seni suara dan seni tari. Seni Tenun - Dalam seni tenun, corak tenun yang banyak

    berkembang adalah hitam gelap dengan berbagai motif warnawarni. Dalam setiap motif tenun terkandung makna

    filosofis.

    Seni Tari. Masyarakat tradisional Manggarai mengenal banyak tarian rakyat, yang paling dikenal adalah tarian Caci.

    Seni Suara. Kegiatan menyanyi secara tradisional, pada umumnya berkaitan dengan berbagai upacara adat.

    Berbagai syair yang sakral banyak dilagukan dengan irama yang khas dengan diiringi musik tradisional sederhana

    seperti gong, gendang, kombeng dan suling. Untuk lagu daerah yang terkenal adalah sanda, mbata. Seni Kriya

    Seni kriya digunakan dalam pembuatan tenun ikat, anyaman topi pandan.

  • Kerajinan

    Jenis kerajinan yang ada di Kabupaten Manggarai Barat

    antara lain kerajinan kain tenun, kerajinan patung komodo, dan kerajinan songkok. Khusus untuk kejianan tenun,

    pada saat ini telah ada satu kelompok tenun di Kabupaten Manggarai Barat, yaitu kelompok Teratai Maha Karya.

    Untuk kerajinan patung komodo, dilakukan oleh penduduk yang bermukim di Taman Nasional Komodo.

    Jenis alat musik tradisional masyarakat Manggarai adalah gendang, gong, kerontong, dan nyiru. Aset peninggalan

    budaya. Aset peninggalan budaya di Kabupaten Manggarai Barat bentuknya situs, benteng, compang, watu. Situs -

    situs peninggalan aset budaya tersebut, sampai sekarang belum terkelola dengan baik. Akibatnya banyak situs yang

    telah rusak dan hilang. Upaya untuk menjadikan aset budaya tersebut sebagai obyek pariwisata juga belum optimal.

    Berdasarkan Keputusan Bupati Manggarai Barat Nomor 152/KEP/HK/2006 Tanggal 23 September 2006, jumlah

    cagar budaya di Kabupaten Manggarai Barat berjumlah 18 aset.

    Pola Perkampungan Dan Rumah Adat Masyarakat Manggarai

    Pola perkampungan. Kampung tradisional di Manggarai berbentuk bundar dengan

    pintu saling berhadapan. Bentuk bulat menyarankan makna keutuhan atau kebulatan. Bentuk kampung demikian

    diperkuat oleh tuturan ritual. Secara mistis kampung dibagi atas tiga, yaitu paang (bagian depan), ngandu (pusat),

    dan ngaung atau musi (bagian belakang kampung).

    Arsitektur tradisional. Arsitektur tradisional termanifestasikan dalam bentuk rumah gendang dan compang Rumah

    Gendang Rumah tradis ional Manggarai biasa disebut dengan nama Mbaru Gendang atau Mbaru Tembong.

    Bentuknya menyerupai seperti kerucut yang terbuat dari rerumputan kering. Struktur bangunan menerus dari atap

    sampai lantai.

    Compang

    Compang adalah tugu yang dibuat di tengah halam an rumah yang difungsikan sebagai altar dalam upacara adat.

    Altar tersebut terbuat dari tumpukan batu dan ditengahnya terdapat sebuah pohon. Altar tersebut dikelilingi halaman

    dan pemukiman penduduk. Lokasi compang biasanya merupakan pusat desa.Rumah adat dan kampung tradisional

    ini dapat ditemui di kampung RuI di Sano Nggoang, Kampung Balo di Kuwus dan Pacang Puu di Macang Pacar.

  • Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Pintu Menuju Pulau Komodo

    Foto, TravelAdd comments

    Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Gerbang Menuju Pulau Komodo.

    Labuan Bajo merupakan gerbang menuju Pulau Komodo. Kawasan Labuan Bajo, Pulau

    Rinca, Pulau Komodo meruapakan daerah tujuan wisata.

    Pariwisata disebutkan sebagai sektor utama dalam Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Manggarai Barat 2010-2015. Acara tahunan Sail

    Komodo pun menjadi daya tarik tersendiri dalam promo primadona pariwisata.

    Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Labuan Bajo ini

    mulai dikenal sejak Pulau Komodo menjadi salah satu New7 Wonders Nature.

  • Butuh waktu sekira sejam menggunakan jalur transportasi udara dari bandara

    Internasional Ngurah Rai Bali untuk menuju Labuan Bajo. Untuk transportasi laut

    aksesnya lebih jauh lokasi pelabuhan niaga yang tidak strategis menuju penginapan.

    Labuan bajo yang ada di pulau flores ini dikenal sebagai gerbang bagi para wisatawan

    yang ingin meneruskan langkahnya ke pulau Komodo atau rinca untuk melihat kadal

    terbesar di dunia itu.

    Labuan Bajo tadinya hanya desa nelayan kecil yang kemudian mengubah diri sesuai

    dengan perubahan zaman. Banyak wisatawan asing yang datang sebagai bagian dari

    promosi wisata Indonesia ke dunia internasional.

    Komodo memang merupakan atraksi pariwisata yang menjadi jagoan di daerah Nusa

    Tenggara Timur. Daya tarik terbesar itulah yang membuat Labuan Bajo kemudian

  • menggeliat dan menerima kedatangan tamu-tamu dari berbagai belahan dunia

    [labuanbajo, Pulau Komodo]

  • SEJARAH

    Berdasarkan penyelidikan para arkeolog & ethnograf di Manggarai (termasuk Manggarai Barat) telah ditemukan

    beberapa jejak kehidupan purba, antara lain dapat dilihat dari pola perkampungan masyarakat purba dan penemuan

    fosil purba di beberapa tempat di Manggarai dan Manggarai Barat.

    Pola perkampungan masyarakat purba Manggarai. Dalam

    perkampungan purba selalu ditemukan unsur zaman batu. Fenomena tehnologi purba, bagaimana orang zaman

    dahulu kala membangun mosaik hidup dan kehidupannya dengan unsur batu sebagai fondasi pola perkampunga n,

    serta khusus untuk Compang yang dihayati sebagai mesbah persembahan.

    Dari konstruksi perkampungannya sendiri bisa dilihat, selain Compang Natas, Like dan Porong Telo

    misalnya, dibangun dari susunan batu-batu sangat rapih. Bagian yang dibangun agak bertahap adalah bangunan

    Compang.

    Compang merupakan tempat sesajian kepada arwah yang pada umumnya terletak di tengah halaman kampung.

    Compang berbentuk bundar menyerupai meja persembahan, terbuat dari tumpukan batu.

    Pada umumnya di tengah Compang tumbuh dadap (kalo), namun dibeberapa tempat ditemukan pohon beringin

    (langke). Bangunan Compang pada saat ini dapat ditemukan di Compang Ruteng Puu, Compang Wae Rebo,

    Compang Cibal, Compang Mano dan Compang Pacar Puu dan masih ada dibeberapa tempat yang lain. Sebagian

    besar Compang terletak di wilayah Kabupaten Manggarai, hanya Compang Pacar Puu yang terletak di Kabupaten

    Manggarai Barat.

    Binatang peninggalan zaman purba. Salah satu

    bukti prasejarah yang masih ada sampai sekarang di Manggarai Barat adalah satwa Komodo (Varanus

    komodoensis). Komodo merupakan kadal tertua yang masih hidup. Nenek moyang langsung dari komodo (Famili

  • Varanidae) hidup pada 50 juta tahun yang lalu. Komodo barangkali sudah merupakan keturunan dari kadal yang

    lebih besar (Megalania presca) dari Jawa atau Australia yang hidup 30.000 tahun yang lalu.

    Komodo mungkin berasal dari Asia atau Australia. Sebuah teori mengatakan bahwa komodo berpindah dari Pulau

    Jawa ke Pulau Komodo. Teori lain mengatakan bahwa komodo berenang dari Australia ke Pulau Timor, selanjutnya

    berpindah dari pulau ke pulau hingga mencapai Flores. Kira-kira 18.000 tahun lalu tingkat permukaan air diperkirakan

    lebih rendah 85 meter dibandingkan sekarang. Karena bagian landai yang lebih dangkal dari pulau sering terpapar

    dan kering, maka komodo dapat dengan mudah berpindah dari Flores ke Rinca dan Komodo. Pada saat ini, Komodo

    dapat ditemui di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Gili Motang, dan sebagian kecil di utara dan barat Pulau Flores.

    Nama Pulau Flores berasal dari Bahasa Portugis Copa de Flores yang berarti Tanjung Bunga. Nama ini diberikan

    oleh S.M.Cabot untuk menyebut wilayah paling timur dari Pulau Flores. Nama ini secara resmi dipakai sejak tahun

    1636 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Hendrik Brouwer. Nama Flores sudah dipakai hampir empat abad.

    Lewat sebuah studi yang cukup mendalam Orinbao (1969) nama asli Pulau Flores adalah Nusa Nipa yang berarti

    Pulau Ular.

    Sejarah masyarakat Flores menunjukkan bahwa pulau ini dihuni oleh berbagai kelompok etnis. Masingmasing etnis

    menempati wilayah tertentu lengkap dengan pranata sosial budaya dan ideologi yang mengikat anggota

    masyarakatnya secara utuh (Barlow, 1989; Taum, 1997b). Ditinjau dari sudut bahasa dan budaya, etnis di Flores

    (Keraf, 1978; Fernandez, 1996) adalah sebagai berikut:

    Etnis Manggarai - Riung (yang meliputi kelompok bahasa Manggarai, Pae, Mbai, Rajong, dan Mbaen) ;

    Etnis Ngadha-Lio (terdiri dari kelompok bahasa-bahasa Rangga, Maung, Ngadha, Nage, Keo, Palue, Ende dan Lio);

    Etnis Mukang (meliputi bahasa Sikka, Krowe, Mukang dan Muhang);

    Etnis Lamaholot (meliputi kelompok bahasa Lamaholot Barat, Lamaholot Timur, dan Lamaholot Tengah);

    Etnis Kedang (yang digunakan di wilayah Pulau Lembata bagian selatan).

    Masyarakat Manggarai Barat merupakan bagian dari masyarakat Manggarai. Pada zaman refo rmasi, Manggarai

    mengalami perubahan, dengan melakukan pemekaran wilayah menjadi Manggarai dan Manggarai Barat. Perubahan

    ini terjadi pada tahun 2003. Pemekaran wilayah ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

    Sehingga secara historis antara masyarakat Manggarai dan Manggarai Barat tidak dapat dipisahkan diantara

    keduanya.

    Masyarakat Manggarai (termasuk masyarakat Manggarai Barat) merupakan bagian dari enam kelompok etnis di

    Pulau Flores seperti diuraikan di atas. Manggarai adalah bagian dari Manggarai-Riung. Dalam masyarakat tradisional

    Manggarai termasuk Manggarai Barat terdiri dari 38 kedaluan (hameente), yakni: Ruteng, Rahong, Ndoso, Kolang,

    Lelak, Wotong, Todo, Pongkir, Pocoleok, Sita, Torokgolo, Ronggakoe, Kepo, Manus, Rimu, Welak, Pacar, Reho,

    Bari, Pasat, Nggalak, Ruis, Reo, Cibal, Lambaleda, Congkar, Biting, Pota, Rembong, Rajong, Ngoo, Mburak, Kempo,

    Boleng, Matawae, Loo dan Bajo. Dari setiap kedaluan bersemi mitos atau kisah kuno mengenai asal usul leluhurnya

    dengan banyak kesamaan, yaitu bagaimana nenek moyangnya datang dari laut/seberang, bagaimana nenek

    moyangnya turun dari gunung, menyebar dan mengembangkan hidup dan kehidupan purbanya serta titisannya.

    Seperti daerah lain di NTT, Manggarai juga mendapat pengaruh pengembara an dari orang-orang dari seberang,

    seperti Cina, Jawa, Bugis, Makasar, Belanda dan sebagainya.

    Cina

    Pengaruh Cina cukup kuat dan merata di seluruh propinsi NTT. Di Manggarai, pengaruh Cina dibuktikan dengan

    ditemukannya barang-barang Cina seperti guci, cermin, perunggu, uang cina dan sebagainya. Pengaruh Cina

  • dimulai sejak awal masehi. Dari benda-benda yang ditemukan di Warloka terdapat sejumlah benda antik dari Dinasti

    Sung dan Ming, dibuat antara tahun 960 sampai tahun 1644.

    Jawa

    Pengaruh Jawa terutama berlangsung pada masa Hindu. Di Timo, pada tahun 1225 telah ada utusan dari Jawa.

    Diberbagai daerah di NTT ditemukan mitos mengenai Madjapahit. Sedangkan di Manggarai, label Jawa jadi toponimi

    di beberapa tempat, seperti Benteng Jawa.

    Bugis, Makasar, Bima.

    Pengaruh Bugis, Makasar di NTT termasuk luas, di Flores, Solor, Lembata, Alor dan Pantar. Kesultanan Goa. Sekitar

    tahun 1666, orang-orang Makasar, Sultan Goa, tidak hanya menguasai Flores Barat bagian selatan, tetapi juga

    seluruh Manggarai. Mereka menyetorkan upeti / pajak ke Sultan Goa. Kesultanan Goa berjaya di Flores sekitar tahun

    1613 1640. Pengaruh Goa nampak diantaranya pada budaya baju bodo dan pengistilahan Dewa Tertinggi Mori

    Kraeng. Dalam peristilahan harian, kata Kraeng dikenakan bagi para ningrat. Istilah tersebut mengingatkan gelar

    Kraeng atau Daeng dari gelar kebangsawanan di Sulawesi Selatan.

    Kesultanan Bima. Pada tahun 1722, Sultan Goa dan Bima berunding. Hasil perundingan, daerah Manggarai

    diserahkan kepada Sultan Bima sebagai mas kawin. Sementara itu, di Manggarai muncul pertentangan antara Cibal

    dan Todo. Tak pelak, meletus pertempuran di Reok dan Rampas Rongot atau dikenal dengan Perang Rongot, yang

    dimenangkan Cibal.

    Pertentangan antara Cibal dan Todo, kemudian melahirkan Perang Weol I, Perang Weol II dan Perang Bea Loli

    (Wudi). Perang Weol Ikemenangan di pihak Cibal. Tetapi dalam perang Weol II dan Perang Bea Loli, Cibal

    mengalami kekalahan. Bima saat itu membantu Todo. Kenyataan ini mengkokohkan posisi Bima di Manggarai,

    hingga masuknya pengaruh ekspedisi Belanda pertama tahun 1850 dan ekspedisi kedua tahun 1890 dibawah

    pimpinan Meerburg.

    Ekspedisi yang terakhir pada tahun 1905 dibawah Pimpinan H.Christofel. Kehadiran Belanda di Manggarai,

    membuahkan perlawanan sengit antara Belanda dan rakyat Manggarai di bawah Pimpinan Guru Amenumpang yang

    bergelar Motang Rua tahun 1907 dan 1908. Namun sebelum menghadapi perlawanan Motang Rua, Belanda

    mendapat perlawanan dari Kraeng Tampong yang akhirnya tewas ditembak Belanda dan dikuburkan di Compang

    Mano.

    Selain Kesultanan Goa dan Bima

    Kerajaan lain yang pernah berkuasa di Manggarai adalah Kerajaan Cibal, Kerajaan Lambaleda, Kerajaan Todo,

    Kerajaan Tana Dena dan Kerajaan Bajo. Pada saat ini bukti serajah tentang kerajaan tersebut yang masih tersisa

    adalah Kerajaan Todo, walaupun kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Referensi tentang penelusuran te ntang

    kerajaan-kerajaan Manggarai sulit untuk didapatkan.

    Belanda

    Pengaruh Belanda ada sejak adanya 3 kali ekspedisi Belanda ke Manggarai, yaitu tahun 1850,1890, dan tahun 1905.

    Pengaruh Belanda di Manggarai terutama pada didirikannya sekolah-sekolah dan agama Katolik.

    Penyebaran agama Islam

    Pada abad ke-16, Belanda berekspansi ke Flores Barat untuk menguasai Manggarai. Penguasaan Manggarai tidak

    dilakukan secara langsung oleh Belanda, tetapi melalui Kerajaan Goa yang berkedudukan di Makasar. Jadi,

    Manggarai di bawah kekuasaan Kerajaan Goa. Saat itu orang orang Sulawesi memang telah memeluk agama Islam.

    Kehadiran Kerajaan Goa di Manggarai tidak menyebarkan agama. Kerajaan Goa hanya menjalankan pemerintahan

    yang digariskan Belanda.

  • Meski demikian, secara kultural, simbol-simbol islamik dan doa-doa

    tradisional, khususnya, banyak dipengaruhi tradisi islamik Goa dan Bima. Ada beberapa istilah yang sama antara

    orang Sulawesi, Bima, dan Manggarai, atau kemungkinan istilah itu berasal dari bahasa Makasar-Bugis, seperti

    kraeng sebagai gelar bangsawan di wilayah Kerajaan Goa. Istilah itu digunakan pula untuk gelar bangsawan di

    Manggarai sampai sekarang.

    Mori, sengaji yang berarti Tuhan dalam bahasa Goa, juga mengandung arti yang sama di Mangg arai. Kata kreba

    (kabar), rodong (sejenis kerudung yang hanya dipakai wanita), sa dako (sedikit atau segenggam), sebuah istilah

    yang biasa merujuk pada perilaku adil terhadap sesama. Selain itu, dikenal pula simbol -simbol dalam cara

    berpakaian. Orang Manggarai, terutama kaum pria, hanya merasa sah atau percaya diri, jika ia mengenakan peci

    hitam.

    Peci dan sarung sebagai pakaian resmi yang biasa digunakan dalam penampilanpesta atau acara ritual, termasuk

    mengikuti ritual misa di gereja. Cara berpakaian dan jenis pakaian seperti menjadi lambang kemanggaraian. Dari ciri

    kultural tersebut, orang Manggarai lebih dekat dengan Sape dan Bima di Nusa Tenggara Barat ketimbang suku

    bangsa Ngada, atau Ende, atau suku bangsa lain di Flores. Ditemukan pula gejala parabaha sa untuk berdoa secara

    islamik.

    Penyebaran agama Katholik Roma

    Kristianitas, khususnya Katholik, sudah dikenal penduduk Pulau Flores sejak abad

    ke-16. Tahun 1556 Portugis tiba pertama kali di Solor. Tahun 1561 Uskup Malaka mengirim empat misionaris

    Dominikan untuk mendirikan misi permanen di sana. Tahun 1566 Pastor An tonio da Cruz membangun sebuah

    benteng di Solor dan sebuah Seminari di dekat Kota Larantuka. Tahun 1577 saja sudah ada sekitar 50.000 orang

    Katolik di Flores (Pinto, 2000: 33-37).

    Kemudian tahun 1641 terjadi migrasi besar besaran penduduk Melayu Kristen ke Larantuka ketika Portugis

    ditaklukkan Belanda di Malaka. Sejak itulah kebanyakan penduduk Flores mulai mengenal kristianitas, dimulai dari

    Pulau Solor dan Larantuka di Flores Timur kemudian menyebar ke seluruh daratan Flores (termasuk ke daerah

    Manggarai dan Manggarai Barat) dan Timor. Dengan demikian, berbeda dari penduduk di daerah -daerah lain di

    Indonesia, mayoritas masyarakat Pulau Flores memeluk agama Katholik. Penyebaran ini banyak dilakukan melalui

    peningkatan pendidikan masyarakat.

  • TRANSPORTASI

    Kabupaten Manggarai Barat terdapat Bandar Udara Komodo yang merupakan bandara penting karena

    menjadi pintu gerbang masuk ke NTT bagian barat melalui Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat.

    Namun, kondisi fisik lapangan terbang tersebut masih di bawah standar, khususnya landasan pacu yang

    hanya 1.650 m kurang memungkinkan bagi penerbangan maupun pendaratan pesawat berbadan

    sedang, sementara ini hanya mampu untuk jenis Foker (27) dan ATR 24. Kondisi yang demikian tersebut

    masih kurang mendukung pengembangan pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat maupun di Labuan

    Bajo pada khususnya. Ada rencana dalam jangka dekat, panjang landasan akan diperpanjang 400 m.

    Selain itu keberadaan Bandar Udara Ngurah Rai di Denpasar Bali yang merupakan bandara internasional,

    juga cukup penting sebagai pintu gerbang masuknya wisatawan mancanegara ke wilayah NTT dan

    sekitarnya. Oleh karena itu, sarana dan prasarana transportasi udara tersebut sebagai penunjang dan

    pendorong pengembangan dalam konteks kepariwisataan kabupaten Manggarai Barat dan khususnya

    kepariwisataan Labuan Bajo pada masa depan akan menjadi lebih penting dan bernilai sangat strategis.

    Sektor angkutan dan komunikasi merupakan salah satu sektor penunjang dari kegiatan ekonomi.

    Semakin baik prasarana dan sarana komunikasi akan mendorong peningkatan sektor-sektor lain seperti

    sektor-sektor produksi (pertanian dan industri) dan sektor tersier (perdagangan jasa).

    Pada tahun 2005, berdasar harga konstan peranan sektor angkutan dan komunikasi terhadap

    pembentukan PDRB Kabupaten Manggarai Barat sebesar 4,75%, sama seperti tahun sebelumnya.

    Namun, dari kontribusi tahun 2003 terjadi lonjakan hingga 114,58% yang kemungkinan disebabkan oleh

    peralihan aset dan administrasi dari Kabupaten Manggarai, pada tahun 2004-2005 terlihat pertumbuhan

    menjadi normal sekitar 4,06%.

    Pada tahun 2004, sub sektor angkutan menyumbang 4,68% dari total PDRB, sedang sub-sektor

    komunikasi cukup kecil, hanya 0,08% dari PDRB Manggarai Barat.

    Sub sektor angkutan darat memberikan peranan paling besar dalam sektor angkutan dan transportasi

    yaitu sebesar 4,21%. Angkutan penyeberangan yang cukup dominan hanya menyumbang 0,06%, sedang

    angkutan laut sebesar 0,2%. Berikutnya angkutan udara hanya 0,13%, demikian juga dengan penunjang

    angkutan hanya 0,15%. Sub Sektor jasa penunjang pengangkutan mencakup kegiatan yang bersifat

    menunjang dan Memperlancar kegiatan pengangkutan, yaitu meliputi jasa-jasa pelabuhan udara, laut,

    sungai, darat (terminal & parkir), bongkar muat laut dan darat, keagenan penumpang, ekspedisi laut,

    dan jasa penunjang lainnya (pengerukan dan pengujian kelayakan angkutan laut). Melihat kesibukan

    siang malam jasa penunjang pengangkutan di Pelabuhan Labuan Bajo ternyata hanya membe rikan

    peranan 0,15% dalam PDRB Kabupaten Manggarai Barat.

    Sub-sektor komunikasi terdiri dari kegiatan Pos dan Giro, Telekomunikasi, dan Jasa Penunjang

    Komunikasi. Pos dan Giro

    mencakup kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, wesel dan paket pos

    yang diusahakan oleh

  • Perum Pos dan Giro. Kegiatan telekomunikasi meliputi pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal

    pengiriman berita melalui

    telegram, telepon dan telex yang diusahakan oleh perusahaan seperti PT Telkom dan PT Indosat. Jasa

    Penunjang Komunikasi

    meliputi kegiatan lainnya yang menunjang komunikasi seperti warung telekomunikasi (wartel) dan

    telepon seluler (ponsel).

    Peranan sub sektor komunikasi ternyata cukup lemah terhadap pembentukan PDRB Kabupaten

    Manggarai Barat, yaitu sekitar 0,08%.

  • SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH Kegiatan sektor listrik, gas dan air bersih di kabupaten Manggarai Barat berdasar harga konstan tahun

    2010 dan harga berlaku 2009-2010 peranannya dalam pembentukan PDRB Kabupaten sebesar Rp.

    2.053.251 . Sementara itu dalam sektor ini hanya terdiri dari sektor listrik dan air minum sementara

    untuk sektor gas tidak mempunyai peranan oleh karena Kabupaten Manggarai Barat bukan merupakan

    daerah pertambangan ataupun penghasil minyak dan gas.

    Laju pertumbuhan sektor listrik, gas dan air minum tahun 2010 berdasar harga konstan tahun 2010

    mengalami kenaikan cukup lumayan jika dibanding dengan tahun sebelumnya, yakni dari Rp.1.612.935.

    Sarana dan fasilitas listrik yang terdapat di Kabupaten Manggarai Barat sampai dengan tahun 2010 telah

    melayani 4.214 pelanggan, di dalamnya termasuk pelanggan rumah tangga sebesar 2 151 rumah tangga.

    Kapasitas produksi sebesar 10.385.882 KwH, listrik terjual sebesar 10.221.582 KwH.

    Untuk air minum perpipaan di Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2010 dilayani oleh PDAM

    Kabupaten Manggarai Barat. Cakupan area pelayanan mencapai 2.872 pelanggan, termasuk di dalamnya

    2.621 pelanggan rumah tangga dengan pemakaian air 624.409 meter kubik.

    Ada perhitungan sub-sektor listrik dan air minum yang tak terhitung dalam PDRB, yakni nilai ekonomi

    dari penggunaan listrik menggunakan generator oleh pribadi, sekelompok rumah tangga atau

    perusahaan (hotel, restaurant, pertokoan, dsb), serta dari penjualan air bersih dari tangki air. Jika

    kegiatan tersebut dimasukkan maka sumbangan sub-sektor ini dalam PDRB Manggarai Barat tercatat

    lebih besar.

  • PERTANIAN Berdasarkan PDRB Manggarai Barat 2005 dengan harga konstan 2000 menunjukkan bahwa sektor

    Pertanian merupakan penyumbang terbesar PDRB, yakni 64,96%, disusul oleh sektor perdagangan, hotel

    dan restaurant sebesar 11,68%. Sektor lain yang cukup signifikan adalah sektor bangunan & konstruksi

    8,29% dan Jasa-jasa sebesar 7,82%

    Struktur perekonomian yang relatif dominan disangga oleh sumber-sumber dari hasil pertanian, atau

    tepatnya sektor primer, mengingat hasil yang didapat dari penjualan dalam bentuk mentah,

    menunjukkan struktur perekonomian daerah yang belum kuat

    Pertanian tanaman pangan merupakan sub-sektor pertanian yangtelah memberikan kontribusi paling

    besar terhadap PDRB Kabupaten Manggarai Barat. Dalam tahun 2005, sektor pertanian menyumbang

    Rp. 210,579 milyar atau sekitar 64,96% dari total PDRB, di dalamnya sub-sektor pertanian pangan

    menyumbang Rp. 148 milyar.

    Potensi lahan pengembangan pertanian sampai dengan tahun 2004 baru dimanfaatkan sekitar 30%,

    sisanya seluas 130.120 ha belum dimanfaatkan. Luasan budidaya pertanian adalah areal sawah 10.588

    ha, tanaman palawija 18.001 ha dan luas tanaman perkebunan 29.164 ha. Produksi tanaman tahun 2004

    adalah padi sawah 59.429 ton, padi ladang 3.666 ton, jagung 11.809 ton, kacang tanah 425 ton, kacang

    hijau 375 ton, ubi kayu 26.290 ton, ubi jalar 47.413 ton dan kedelai 216 ton. Jika dilihat perkembangan

    dari tahun 2003-2004, untuk produksi padi, padi ladang, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang kedelai

    mengalami peningkatan produksi.

    Sedangkan komoditi pertanian lainnya cenderung mengalami penurunan. Sedangkan produksi sayur-

    sayuran terpusat di Kecamatan Komodo, Sano Nggoang dan Lembor dengan total l uas areal tanam 119,7

    ha dengan produksinya 186,3 ton.

  • PERTAMBANGAN Potensi pertambangan di Kabupaten Manggarai Barat tergolong kecil. Beberapa mineral yang

    mempunyai nilai ekonomi tinggi seperti emas, marmer, tobeki, timbal, seng, gamping dan mangan tel ah

    diidentifikasi terdapat di beberapa wilayah yang ada di 7 kecamatan pada Kabupaten ini. Namun

    demikian, riset yang mendalam mengenai kandungan bahan tambang dan kelayakan usaha

    eksplorasinya belum dilakukan

    Sumbangan sub-sektor Pertambangan pada PDRB Manggarai Barat berasal dari kegiatan penggalian,

    yakni penggalian bahan tambang Golongan C, dimana pada data selama tahun 2003-2004 berdasar

    PDRB harga konstan 2000 menunjukkan angka yang relatif tetap, yakni Rp. 7,3 milyar atau sekitar 2,25%

    dari total PDRB.

    Bahan galian golongan C, yakni:

    Bahan galian pasir dan batu (Andesit): berasal dari endapan sungai, banyak dilakukan di Sungai Wae

    Mese. Daerah ini merupakan pensuplai pasir terbesar untuk pembangunan di Kota Labuan Bajo.

    Penggalian batu belah banyak dilakukan di sekitar Marombok. Daerah lain yang dinilai banyak

    mengandung bongkah andesitik untuk batu belah adalah daerah landai sebelah selatan Kota Labuan

    Bajo.

    Lempung: lempung merupakan material berbutir halus, baik sebagai endapan aluvial di sebelah timur

    Kota Labuan Bajo, tepatnya di timur dan selatan Marombok. Lempung banyak digunakan untuk bahan

    pembuatan batubata.

    Tanah Urug: dengan ukuran butir lanau sampai pasir halus banyak ditambang di daerah sekitar DAS Wae

    Mese, morfologinya berupa perbukitan, secara geologi tersusun oleh batuan pasir tufa. Bagian atas dari

    lapisan pasir tufa mengalami pelapukan lanjut hingga rendah sampai ketebalan 10 m, merupakan

    material yang digali untuk tanah urug.

  • PETERNAKAN Potensi peternakan di Kabupaten Manggarai Barat dilakukan melalui pengembangan terpadu antara ternak dengan

    kawasan perkebunan maupun dengan kawasan padang rumput.

    Berdasarkan data kawasan yang cukup luas untuk melakukan usaha ternak adalah di Kecamatan Komodo 63.314

    Ha, Kecamatan Sano Nggoang 21.745 Ha dan Kecamatan Lembor 19.619 Ha. Sedangkan untuk pemeliharaan

    ternak babi, kambing dan ayam tersebar merata di semua wilayah Kabupaten Manggarai Barat.

    Sumbangan sub-sektor peternakan dalam PDRB Manggarai Barat tahun terakhir, yakni tahun 2005 adala h 8,47%

    dari total PDRB, prosentase ini cukup besar dari pada sumbangan sub-sektor perkebunan atau perikanan-kelautan.

    Berdasarkan data tahun 2005, jumlah populasi ternak di Kabupaten Manggarai Barat adalah ternak besar 24.413,

    ternak kecil 32.155 dan ternak unggas 75.960 ekor. Pada saat ini, permasalahan yang dihadapi untuk meningkatkan

    produksi hasil ternak antara lain adalah lambatnya usaha penyediaan bibit ternak yang berkualitas, penyediaan

    sarana peternakan, keterbatasan kualitas pakan ternak, kesepakatan masyarakat untuk menetapkan lahan

    peternakan dalam arti status fungsi secara hukum lahan untuk menjamin pemeliharaan ternak, berjangkitnya

    berbagai jenis penyakit ternak baik pada sapi, kerbau, babi, kambing dan ternak unggas.

    Berdasarkan data pemotongan hewan ternak selama 2 tahun, dari 2003-2004 menunjukkan konsumsi daging di

    Kabupaten Manggarai Barat mengalami peningkatan yang signifikan, khususnya konsumsi untuk daging sapi dan

    babi.

  • PERKEBUNAN Di sub-sektor perkebunan, Kabupaten Manggarai Barat menjadi penghasil sejumlah komoditas.

    Tanaman perkebunan yang dikembangkan umumnya berupa tanaman perkebunan rakyat. Jenis

    komoditi yang dihasilkan baru sekitar 9 jenis. Tanaman perkebunan yang dominan dibudidayakan oleh

    masyarakat yaitu jambu mete, kopi dan kelapa. Realisasi pemanfaatan luas areal perkebunan terus

    mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Melihat potensi sumberdaya lahan yang ada, wilayah

    Manggarai Barat potensial untuk budidaya tanaman perkebunan. Usaha tani berbasis tanaman

    tahunan/perkebunan yang dianjurkan adalah budidaya jambu mete, kopi, kelapa, kakao, cengkeh,

    kemiri, dan vanili.

    Sumbangan sub-sektor perkebunan masih relatif kecil, yakni pada tahun 2005 berdasar harga konstan

    2000 menyumbang 4,37% dari total PDRB Manggarai Barat.

    Tanaman Jambu Mete merupakan salah satu potensi perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten

    Manggarai Barat. Pada tahun 2005, jambu mete memiliki luasan produksi yang paling besar diantara

    tanaman perkebunan lainnya, yakni 9.401 ha, dengan produksi 663 ton. Jambu mete banyak dihasilkan

    di Kecamatan Lembor, Sano Nggoang dan Komodo.

    Tanaman Kopi. Komoditi perkebunan lainnya yang banyak diusahakan oleh petani adalah tanaman kopi.

    Pada tahun 2005, produksi kopi mencapai 1.679 ton, pada luasan produksi 5.340 ha. Penghasil kopi

    tertinggi di Kabupaten Manggarai Barat berada di Kecamatan Kuwus dan Sano Nggoang. Iklim mikro di

    kedua kecamatan yang relatif cukup sejuk di malam hari, memang tepat untuk budidaya tanaman kopi.

    Tanaman Kelapa. Pada tahun 2005 produksi kelapa di Kabupaten Manggarai Barat mencapai 719 ton

    dengan luas areal 4.350 ha. Produksi kelapa tertinggi berada di Kecamatan Macang Pacar.

    Tanaman kakao diusahakan secara merata di semua kecamatan di Manggarai Barat, namun jumlah

    produksi masih relatif kecil, yakni sekitar 88 ton. Tanaman kakao punya prospek untuk dikembangkan

    sebagai tanaman penyulam kopi atau tanaman penyulam pada lahan kritis. Iklim mikro kawasan

    pegunungan seperti bagian dari Kecamatan Sano Nggoang, Kuwus dan Lembor cocok untuk budi daya

    kakao.

    Tanaman perkebunan lainnya, seperti kapuk, kemiri, cengkeh dan vanili berdasar kesesuaian lahan dan

    iklim mikro yang ada merupakan tanaman-tanaman perkebunan yang cocok untuk dikembangkan di

    Manggarai Barat. Namun demikian, pengembangan tanaman perkebunan juga harus dikendalikan ketika

    ada indikasi mulai merambah kawasan konservasi atau lindung.

  • Wisata Manggarai Barat Pulau Bidadari

    Pulau Bidadari adalah sebuah pulau yang terletak di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa

    Tenggara Timur (NTT).

    Secara umum, pulau yang terletak di antara gugusan pulau di Labuan Bajo ini memiliki panorama

    wisata bahari yang menakjubkan. Pulau itu menjadi salah satu primadona wisata karena terdapat

    taman laut, dengan keanekaragaman ikan hias.

    Penguasaan atas pulau oleh pasangan suami istri Inggris, Ernest Lewandowski dan Kathleen

    Mitcinson, pada Pulau Bidadari di Kabupaten Manggarai Barat, NTT, sah adanya. Pasutri itu

    mengantongi hak guna pakai pulau itu hingga tahun 2035.

    Kawasan itu akan disulapnya menjadi wilayah wisata dengan jajaran bungalow dan lokasi diving.

    Pantai pulau itu dikelilingi dengan pasir putih yang indah. Setidaknya ada dua papan yang ditulisi

    larangan masuk ke pulau pribadi itu.

    Dia melarang para nelayan dan penduduk setempat mendekati pulau tersebut karena para nelayan

    sering merusak terumbu karang yang masih sangat indah di wilayah itu. Sedangkan penduduk

    setempat kadang dengan seenaknya selalu membuang sampah sembarangan baik di laut atau di

    pulau pada lokasi taman wisata tersebut.

    Batu Cermin

    Batu Cermin. Goa alam yang jaraknya hanya sekitar dua kilometer dari pusat ibu kota Labuan Bajo ini

    ternyata menyimpan keindahan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Di dalam goa sepanjang

  • sekitar 200 meter yang memiliki banyak lorong itu, dipenuhi dengan aneka rupa stalagtit dan

    stalagmit yang masih terpelihara dengan baik.

    Daya pukau lain dari goa alam ini, di sejumlah bagian goa menempel fosil terumbu karang dan satwa

    penyu yang telah membatu yang menandakan bahwa goa ini merupakan bagian palung laut pada

    zaman lampau. Sedangkan penamaan Batu Cermin itu sendiri, barangkali diambil dari keberadaan

    sejumlah stalaktit dan staglamit yang memancarkan sinar berkilauan bak kristal jika tertimpa lampu

    senter. Sungguh indah sekali. Karena banyak batu-batuan di sini memantulkan sinar berkilauan,

    maka goa ini dinamai Batu Cermin

    Pulau Komodo

    Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal

    sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang

    dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah barat Pulau Sumbawa, yang

    dipisahkan oleh Selat Sape.

    Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat,

    Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa

    Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

    Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di

    pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan

    dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor

    komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional

    Komodo.

    Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh

    warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia

    oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.

    Pada tahun 1910 orang Belanda menamai pulau di sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini

    dengan julukan Pulau Komodo. Cerita ini berawal dari Letnan Steyn van Hens Broek yang mencoba

    membuktikan laporan pasukan Belanda tentang adanya hewan besar menyerupai naga di pulau

    tersebut. Steyn lantas membunuh seekor komodo tersebut dan membawa dokumentasinya ke

    Museum and Botanical Garden di Bogor untuk diteliti

  • Danau Sano Nggoang

    Danau Sano Nggoang terletak di Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai

    Barat. Jarak dari Kota Labuan Bajo sebagai ibu kota dari Kabupaten Manggarai Barat 63 Km dengan

    waktu tempuh 3 jam dengan menggunakan kendaraan pribadi seperti roda empat atau roda dua.

    Kualitas jalan ke atraksi wisata Danau Sano Nggoang dari Kota Labuan Bajo sampai ke Werang

    sebagai Ibu Kota Kecamatan Sano Nggoang jalan beraspal, sedangkan dari Werang ke Danau jalan

    berbatu. Akan tetapi dari bulan ini, sudah ada proyek pengaspalan jalan ke Danau sehingga hal ini

    memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk berwisata ke danau Sano Nggoang.

    Kawasan wisata Danau Sano Nggoang terletak pada ketinggian 750 m dpal. Selain itu Danau Sano

    Nggoang terletak di sebelah tenggara kawasan Hutan Mbeliling dan blok hutan Sesok yang terpisah

    dengan Hutan Mbeliling.

    Air Terjun Cunca Ramai

    Air terjun Cunca Rami merupakan salah satu atraksi wisata utama bagi kawasan Hutan Mbeliling. Hal

    ini karena dari debit air yang sangat besar serta ketinggian yang mencapai 30 m. Air terjun cunca

    rami bisa dijangkau dari kampung Roe atau dari Werang sebagai ibu kota dari kecamatan Sano

    Nggoang,Jarak dari kota Labuan Bajo 20 Km dengan waktu tempuh 45 menit. Kualitas jalan beraspal

    dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua

  • Gunung Mbeliling

    Gunung Mbeliling mempunyai jarak dari kota Labuan Bajo 30 Km. Dengan jarak tempuh 1,5 jam.

    Gunung Mbeliling mempunyai ketinggian 1.239 m dpal. Mbeliling mempunyai kekayaan flora dan

    fauna khas Flores. Selain itu, 3 jenis burung endemik juga terdapat di Mbeliling yakni, Kehicap Flores,

    Serindit Flores dan Gagak Flores. Bagi wisatawan yang ingin melakukan trekking, bisa mendapatkan

    informasi dari Roe, Desa Cunca Lolos yang sudah didampingi oleh LSM Swiss Contact. Di kampung ini,

    wisatawan bisa mendapatkan informasi dan juga fasilitas guide lokal serta peralatan camping. Selain

    itu, juga tersedia Home Stay bagi wisatawan yang mau bermalam

    Cunca Wulang

    Cunca (yang berarti air terjun) Wulang dapat dicapai dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan

    umum,jaraknya sekitar satu jam dari Labuan bajo dan melewati jalan yang berbatu-batu dan

    disambung dengan trekking melewati perkebunan dan dengan bantuan penduduk setempat sebagai

    pemandu untuk mencapai lokasi,,Cunca Wulang ini merupakan salah satu obyek wisata air terjun

    dengan lembah sungai yang khas yang bisa dinikmati di daerah Manggarai Barat Flores