LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN...

42
LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN ANGGARAN 2017 JUDUL PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DI PROVINSI DIY Oleh Prof. Dr. Yoyon Suryono, MS. Dr. Sugito, MA Dr. Iis Prasetyo, S.Pd.,M.M. Suci hari Mulyani Stofani Susana Lima Citra Dwi Palenti Erma Kusumawardani LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2017

Transcript of LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN...

Page 1: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY

TAHUN ANGGARAN 2017

JUDUL PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODEL IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN

KECAKAPAN HIDUP

DI PROVINSI DIY

Oleh

Prof. Dr. Yoyon Suryono, MS.

Dr. Sugito, MA

Dr. Iis Prasetyo, S.Pd.,M.M.

Suci hari Mulyani

Stofani Susana Lima

Citra Dwi Palenti

Erma Kusumawardani

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2017

Page 2: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian
Page 3: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

iii

IDENTITAS PENELITIAN

1. Judul Penelitian : Pengembangan Model Implementasi Program

Pendidikan Kecakapan Hidup di Provinsi DIY

2. Peneliti : 1. Prof. Dr. Yoyon Suryono, MS

2. Dr. Sugito, M.A

3. Dr. Iis Prasetyo, MM

3. Objek Penelitian : Pengembangan Program PNF

4. Masa Penelitian : 1 Mei – 31 Oktober 2017

5. Lokasi Penelitian : Daerah Istimewa Yogyakarta

6. Luaran yang Ditargetkan : 1. Dihasilkannya artikel “Model Implementasi

Program Pendidikan Kecakapan Hidup”

7. Anggaran : Rp. 20.000.000,00

Page 4: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

1

RINGKASAN

Penelitian tentang pengembangan model implementasi pendidikan kecakapan

hidup ini direncanakan akan diselenggarakan secara bertahap selama tiga tahun, saat ini

adalah tahun pertama penelitian yang difokuskan pada evaluasi model implementasi

program PKH di Provinsi DIY. Penelitian ini bertujuan untuk: mendeskripsikan dan

menjelaskan berbagai model implementasi pendidikan kecakapan hidup di Provinsi

DIY, mendeskripsikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh penyelanggara

program pendidikan kecakapan hidup dalam mengoptimalkan capaian kompetensi

warga belajar, dan menghasilkan masukan terkait komponen yang perlu dikembangkan

dalam implementasi pendidikan kecakapan hidup di Provinsi DIY.

Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

pengembangan model sehingga pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan

desain survey. Penelitian akan dilaksanakan di Provinsi DIY. Peneliti akan melibatkan

satuan PNF yang khusus menyelenggarakan program PNF dalam hal ini adalah Sanggar

Kegiatan Belajar (SATUAN PNF) yang kedudukannya ada di tiap kabupaten dan kota.

Pengumpulan data dilakukan melalui mekanisme pengisian angket yang dilakukan oleh

peserta program PKH yang diselenggarakan oleh SATUAN PNF, khususnya peserta

yang telah mengikuti program PKH pada tahun berjalan. Data yang terkumpul akan

dianalisis secara kuantitatif sederhana karena dalam penelitian ini tidak melibatkan

hubungan antar variabel namun berupa data survey. Analisis data berupa angka akan

diubah oleh peneliti secara deskriptif untuk menggambarkan kondisi yang sebenarnya

atas objek yang diteliti.

Hasil penelitian evaluasi implementasi program pendidikan kecakapan hidup

menunjukkan bahwa, implementasi program PKH di Provinsi DIY cukup bervariasi

baik itu jenis maupun kondisi pelaksanaannya. Berbagai permasalahan yang

teridentifikasi diantaranya tidak terlaksananya kegiatan pembelajaran yang berkaitan

dengan kecakapan way of thinking dan living in the world. Permasalahan dapat dilihat

dari ketiadaan bukti empiris yang menunjukkan bahwa kecakapan tersebut diajarkan

pada warga belajar. Pengembangan model implementasi diarahkan pada pengembangan

aspek kecakapan hidup KSAVE dan pengembangan perangkat pembelajaran pendukung

kecakapan hidup KSAVE.

Page 5: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

2

PRAKATA

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

Penelitian Pascasarjana tahun 2017 yang berjudul Pengembangan Model Implementasi

Program Pendidikan Kecakapan Hidup di Provinsi DIY.

Peneliti menyadari bahwa kelancaran dalam melaksanakan dan menyelesaikan

penelitian ini tidak lepas dari bantuan yang diberikan oleh beberapa pihak. Oleh karena

itu dengan segala kekurang baikan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memfasilitasi peneliti dalam

menyelesaikan penelitian ini.

2. Direktur PPs UNY yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan pada

peneliti untuk melaksanakan penelitian ini.

3. Tim peneliti dosen dan mahasiswa yang telah membantu terlaksananya

penelitian ini sampai dengan selesai.

4. Kepala instansi terkait yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini

Penulis menyadari dalam penyusunan penelitian ini masih jauh dari sempurna

dan banyak kekurangan, karena itu diharapkan masukan serta sarannya agar penelitian

ini menjadi lebih baik. Akhir kata penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Amin.

Yogyakarta, 27 September 2017

Tim Peneliti

Page 6: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii

IDENTITAS PENELITIAN ........................................................................................ iii

RINGKASAN .............................................................................................................. iv

PRAKATA .................................................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 8

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 39

LAMPIRAN ................................................................................................................ 40

Page 7: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kecakapan hidup (life skills) merupakan sebuah konsep yang sering

dikemukakan oleh para ahli maupun organisasi yang memiliki otoritas terutama

dalam bidang kesehatan dan Pendidikan. Dalam bidang pendidikan, konsep life skills

bisa mengacu pada definisi yang dikemukakan oleh Kent Davis yang mengatakan

bahwa kecakapan hidup merupakan sebuah "manual pribadi" bagi seseorang yang

dapat membantu peserta didik belajar bagaimana memelihara tubuhnya, tumbuh

menjadi dirinya, bekerjasama secara baik dengan orang lain, membuat keputusan yang

logis, melindungi dirinya sendiri dan mencapai tujuan di dalam kehidupannya (Kent

Davis, 2000:1 dalam Fahrudin, 2009: 2).

Oleh karena itulah, penguasaan life skills oleh seorang individu sangat

diperlukan, karena mereka menghadapi berbagai masalah yang harus dipecahkan

dalam kehidupannya sehari-hari. Kecakapan hidup itulah yang diperlukan pada individu

memasuki kehidupan yang mandiri, anggota masyarakat dan warga negara. Sehingga

dengan penguasaan terhadap life skills, individu tersebut diharapkan akan menjadi

individu yang mampu memecahkan permasalahan-permasalahannya dengan

menemukan solusi-solusi yang tepat dan dapat berimplikasi positif bagi dirinya sendiri

maupun bagi orang-orang yang berada di sekitar kehidupannya. Perilaku dan karakter

inilah yang akan menyebabkan mereka bisa beradaptasi dengan perkembangan dan

kemajuan zaman, survive dan bisa memberikan kontribusi yang berarti bagi bangsanya.

Beberapa tahun terakhir ini, pemerintah telah melakukan berbagai upaya

pengembangan program kewirausahaan salah satu diantaranya adalah kebijakan

program pendidikan non formal melalui pendidikan kecakapan hidup (life-skills). Saat

ini Direktorat Pendidikan Non Formal dan Informal Departemen Pendidikan Nasional

sedang gencar melaksanakan program pendidikan kesetaraan dasar dan lanjutan yang

terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup, program tersebut diantaranya adalah

program Kewirausahaan Usaha Mandiri untuk Keaksaraan Fungsional, program

Kewirausahaan Desa dan Kewirausahaan Perkotaan untuk Kejar paket B dan C dan lain

sebagainya. Tujuannya adalah agar warga belajar disamping mendapatkan ijazah

Page 8: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

5

pendidikan yang setara dengan pendidikan formal baik untuk tingkat SD, SLTP maupun

SLTA, namun juga mendapatkan dukungan keterampilan yang diharapkan dapat

dijadikan bekal bagi peserta didik di masyarakat setelah mereka menyelesaikan program

pendidikan tersebut.

Program-program ini disamping melibatkan lembaga pemerintah seperti

P2PNFI, BPKB, SATUAN PNF namun juga melibatkan yayasan yang bergerak dalam

bidang pendidikan masyarakat sebagai pelaksana program. Namun dalam kenyataannya

program-program tersebut dilaksanakan hanya sebatas pada proyek semata, sehingga

tidak ada keberlanjutan setelah proyek pemerintah berhenti. Dari beberapa kasus yang

berhasil ditemui di lapangan terkait dengan pelaksanaan program PNF tersebut, tidak

sedikit lembaga penyelenggara yang melaksanakan program kecakapan hidup atau

kewirausahaan tanpa melalui pembekalan pendidikan terlebih dahulu dan cenderung

berorientasi praktis, yang kemudian berdampak pada kemandekan dalam keberlanjutan

program.

Tidak efektifnya pogram PKH yang diselengarakan di Indonesia, mendorong

peneliti untuk menggali lebih dalam informasi yang berkaitan dengan implementasi

program PKH. Penelaahan lebih dalam khususnya kegiatan evaluasi program PKH akan

sangat membantu peneliti untuk mengembangkan dan menyempurnakah implementasi

program PKH di lapangan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana model implementasi pendidikan kecakapan hidup di Provinsi DIY?

2. Apa saja permasalahan dalam implementasi program pendidikan kecakapan

hidup dalam mengoptimalkan capaian kompetensi warga belajar?

3. Komponen apa saja yang perlu dikembangkan dalam implementasi model PKH

di Provinsi DIY?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

Page 9: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

6

1. Mendeskripsikan dan menjelaskan berbagai model implementasi pendidikan

kecakapan hidup di Provinsi DIY.

2. Mendeskripsikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh penyelanggara

program pendidikan kecakapan hidup dalam mengoptimalkan capaian

kompetensi warga belajar.

3. Mendeskripsikan komponen apa saja yang perlu dikembangkan dalam

implementasi model PKH di Provinsi DIY.

D. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan manfaat secara

praktis maupun teoretis, adapun manfaat tersebut antara lain:

1. secara praktis dapat memberikan informasi mengenai model-model program

PKH di Provinsi DIY.

2. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terkait

dengan aspek pengembangan model pendidikan kecakapan hidup berdasarkan

pada model kecakapan hidup “KSAVE Model”

E. Sistematika Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian bertahap yang direncakan dilaksanakan

dalam dua tahun. Pada tahun pertama penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa

tahapan antara lain:

1. Perencanaan penelitian: peneliti berkoordinasi dengan tim peneliti serta

mahasiswa tentang pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam

tahap koordinasi ini ketua peneliti memberikan penjelasan pada anggota tim

penelitian mengenai objek dan subjek penelitian, setting penelitian, serta apa

saja sasarana yang ingin dicapaia dalam penelitian ini. Disamping itu ketua

peneliti juga memberikan pemahaman mengenai model kecakapan hidup yang

akan dijadikan dasar pijakan untuk mengembangkan model, yaitu KSAVE

Model.

2. Pelaksanaan Penelitian: penelitian akan dilaksanakan di Provinsi DIY.

Penelitian ini akan melibatkan satuan PNF yang khusus menyelenggarakan

Page 10: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

7

program PNF dalam hal ini adalah Sanggar Kegiatan Belajar (SATUAN PNF)

yang kedudukannya ada di tiap kabupaten dan kota.

3. Pengumpulan data: pengumpulan data dilakukan melalui mekanisme pengisian

angket yang dilakukan oleh peserta program PKH yang diselenggarakan oleh

SATUAN PNF, khususnya peserta yang telah mengikuti program PKH pada

tahun berjalan.

4. Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data, baik itu pada saat

penelitian sedang berlangsung dan setelah proses penelitian selesai

dilaksanakan. Mengingat data penelitian adalah data kuantitatif, jadi

rekapitulasi data dilakukan secara bertahap agar tidak terjadi kesalahan dala

rekapitulasi data karena jumlah responden yang cukup banyak. Data yang

terkumpul akan dianalisis secara kuantitatif sederhana karena dalam penelitian

ini tidak melibatkan hubungan antar variabel namun berupa data survey.

Analisis data akan menggunakan prosentase dan penskalaan sebagai cara

peneliti untuk mengambil keputusan.

5. Pelaporan: sebagai bentuk pertanggung jawaban, di akhir masa penelitian,

peneliti akan menyusun laporan penelitian disertai dengan produk-produk

pendukung seperti jurnal yang siap diterbitkan.

Page 11: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Non Formal

1. Konsep dasar

Pendidikan Nonformal menurut Commbs adalah: “eny organized activity

outside established formal system – wether operating separately or as an important

feature of some broader activity – that is intended to serve identifiable clienteles and

learning objective” (Evan, 1981). Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar

pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

Pendidikan Nonformal di Indonesia memiliki visi: Mewujudkan Masyarakat

Pembelajar Sepanjang Hayat. Ditunjang dengan misi pendidikan nonformal:

Meningkatkan kualitas keterampilan, kecakapan hidup dan profesionalitas, bagi anggota

masyarakat yang membutuhkan dalam rangka meraih kesejahteraan jasmani dan rohani,

dengan menerapkan prinsip belajar sepanjang hayat dan untuk meningkatkan daya saing

bangsa di era global.

Satuan pendidikan nonformal terdiri atas: Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP),

Kelompok Belajar (KB), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Majelis Taklim

(MT), serta Satuan PNF Sejenis. Satuan pendidikan nonformal sejenis menurut

permendikbud No 81 Tahun 2013 terdiri dari rumah pintar, balai belajar bersama,

lembaga bimbingan belajar, serta bentuk lain yang berkembang di masyarakat dan

ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal.

LKP sendiri adalah satuan PNF yang diselenggarakan oleh masyarakat yang

memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk

mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri atau untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Kelompok Belajar adalah satuan

pendidikan nonformal yang terdiri atas sekumpulan warga masyarakat yang saling

membelajarkan dan berbagi pengalaman, ketrampilan dan kemampuan dalam rangka

meningkatkan mutu dan taraf kehidupannya. PKBM adalah satuan pendidikan

nonformal yang menyelenggarakan berbagai kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan

masyarakat atas dasar prakarsa dari, oleh, dan untuk masyarakat. Sedangkan Majelis

Page 12: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

9

Taklim adalah satuan pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan

keagamaan bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT

dan akhlak mulia peserta didik serta mewujudkan rahmat bagi alam semesta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 81 Tahun 2013 tentang

Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal memberikan informasi tentang program dan

kegiatan dalam satuan pendidikan nonformal. Program pendidikan nonformal meliputi

layanan pendidikan yang diselenggarakan untuk memberdayakan masyarakat melalui

pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,

pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan

dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik.

B. Pendidikan Kecakapan Hidup

Oleh karena itu, warga belajar di lembaga kursus perlu dibekali dengan

keterampilan dan kecakapan hidup (life skills) yang diperlukan untuk berperan serta

secara efektif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Menurut Brolin (Anwar, 2012:20) menyatakan bahwa “Life skills constitute a

continuum of knowledge and aptitude that are necessary for a person to function

effectively and to avoild interupptions of employment experience” Pernyataan Brolin

tersebut mengandung makna bahwa life skills dapat dinyatakan sebagai kecakapan

untuk hidup. Menurut Satoripada (Anwar, 2012:20) pengertian hidup di sini, tidak

semata-mata memiliki kemampuan tertentu saja (vocational job), namun masyarakat

harus memiliki kemampuan dasar pendukungnya secara fungsional seperti membaca,

menulis, menghitung, merumuskan dan memecahkan masalah, mengelola sumber daya,

bekerja dalam tim, terus belajar di tempat bekerja, serta mempergunakan teknologi.

Menurut konsep di atas, kecakapan hidup adalah kemampuan dan keberanian

untuk menghadapi problema kehidupan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari

dan menemukan solusi untuk mengatasinya. Pendidikan berorientasi kecakapan hidup

bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problema

hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun

sebagai warga negara. Apabila hal ini dapat dicapai, maka ketergantungan terhadap

ketersediaan lapangan pekerjaan, yang berakibat pada meningkatnya angka

Page 13: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

10

pengangguran, dapat diturunkan, yang berarti produktivitas nasional akan meningkat

secara bertahap.

Anwar (2012:21) menyatakan bahwakecakapan hidup (life skills) merupakan

kemampuan komunikasi secara efektif, kemampuan mengembangkan kerjasama,

melaksanakan peranan sebagai warga negara yang bertanggung jawab, memiliki

kesiapan serta kecakapan untuk bekerja, dan memiliki karakter dan etika untuk terjun

kedunia kerja. Berdasarkan definisi tentang pengertian pendidikan kecakapan hidup di

atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kecakapan hidup (life skill) pada dasarnya

merupakan suatu upaya pendidikan untuk meningkatkan kecakapan hidup setiap warga

negara. tidak terkecuali dengan para wanita.

Nyarko dan Zumapkeh (2014:127) menyatakan bahwa pendidikan kecakapan

hidup bagi wanita terutama diperlukan untuk memberantas buta huruf dan

meningkatkan kehidupan sosial ekonominya. Hal tersebut mendesak dilakukan

mengingat wanita masih menjadi kaum yang termarginalkan. Wanita mempunyai hak

untuk memperoleh pendidikan kecakapan hidup (life skills) agar dapat menghadapi

permasalahan atau problem hidup sehingga dapat hidup secara wajar dalam

kehidupannya.

Menurut Depdiknas (Anwar, 2012:21) ciri pembelajaran life skills adalah: (1)

terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar, (2) terjadi proses penyadaran untuk belajar

bersama, (3) terjadi keselarasan kegiatan belajar untuk mengembangkan diri, belajar,

usaha mandiri, usaha bersama, (4) terjadi proses penguasaan kecakapan personal, sosial,

vokasional, akademik, manajerial, kewiarausahaan, (5) terjadi proses pemberian

pengalaman dalam melakukan pekerjaan dengan benar, menghasilkan produk bermutu,

(6) terjadi proses interaksi saling belajar dari ahli, (7) terjadi proses penilaian

kompetensi, dan (8) terjadi pendampingan teknis untuk bekerja atau membentuk usaha

bersama. Jika hubungkan dengan pekerjaan tertentu, life skills dalam lingkup

pendidikan nonformal ditujukan pada penguasaan vocational skills, yang intinya

terletak pada penguasaan specific occupational job.

Berdasarkan pengertian di atas secara umum tujuan life skills adalah

mengembalikan pendidikan pada fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi peserta didik

untuk menghadapi kehidupan. Lebih spesifik tujuan pendidikan kecakapan hidup

adalah: memberdayakan kualitas batiniah, sikap, dan perbuatan lahiriah melalui

Page 14: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

11

pengenalan, pengahayatan, dan pengamalan nilai-nilai kehidupan untuk menjaga

kelangsungan hidup dan perkembangannya; memberikan wawasan yang luas tentang

pengembangan diri dalam memasuki dunia kerja; memberikan bekal dasar dan latihan-

latihan yang dilakukan secara benar; meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

menghadapi kehidupan; mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dengan mendorong

peningkatan kemandirian, partisipasi stakeholders, dan fleksibilitas penyelenggara.

Menurut Dirjen PAUDNI (2010) jenis program pendidikan kecakapan hidup

sebagai berikut :

a. Kursus Para-Profesi (KPP)

Program pelayanan pendidikan dan pelatihan berorientasi pada pendidikan

kecakapan hidup yang diberikan kepada peserta didik agar memiliki kompetensi

di bidang keterampilan tertentu seperti operator dan teknisi yang bersertifikat

kompetensi sebagai bekal untuk bekerja.

b. Kursus Wirausaha Perkotaan (KWK)

KWK adalah program pendidikan kecakapan hidup yang diselenggarakan untuk

memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat di bidang usaha yang

berspektrum perkotaan guna memperoleh pengetahuan, keterampilan,

menumbuhkembangkan sikap mental berwirausaha, dalam mengelola diri dan

lingkungannya yang dapat dijadikan bekal untuk bekerja dan berusaha.

c. Kursus Wirausaha Pedesaan (KWD)

KWD adalah program pendidikan kecakapan hidup yang diselenggarakan oleh

lembaga yang bergerak dibidang pendidikan nonformal dan informal untuk

memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat yang belum mendapat

kesempatan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan menumbuh

kembangkan sikap mental berwirausaha dalam mengelola potensi diri dan

lingkungannya yang dapat dijadikan bekal untuk berusaha atau bekerja.

d. Kursus Wirausaha Pedesaan (KWD) Daerah Tertinggal

KWD daerah tertinggal adalah program pelayanan pendidikan berupa kursus dan

pelatihan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik di

kawasan daerah tertinggal agar memiliki kompetensi (pengetahuan,

keterampilan dan sikap mental kreatif) dalam mengelola potensi diri dan

lingkungannya yang dapat dijadikan bekal untuk bekerja dan berusaha.

Page 15: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

12

e. PKH bagi lembaga Kursus dan Pelatihan (PKH-LKP)

PKH-LKP adalah program pendidikan kecakapan hidup yang diselenggarakan

secara khusus untuk memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat agar memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan menumbuhkembangkan sikap mental kreatif, inovatif,

bertanggung jawab serta berani menanggung resiko (sikap mental profesional) dalam

mengelola potensi diri dan lingkungannya yang dapat dijadikan bekal untuk bekerja dan

atau berwirausaha dalam upaya peningkatan kualitas hidupnya.

C. Evaluasi Program PNF

AS Horbnby (Fakhruddin,2011:1) mendefiniskan evaluasi adalah to find out,

decide the ammount or value yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau

jumlah. Kegiatan evaluasi harus dilakukan dengan hati-hati dalam melakukan strategi

sehingga dapat dipertanggungjawabkan.Evaluasi merupakan bagian dari sistem

manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

Menurut Echols dan Shadily (2000:220), tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui

bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.

Pemahaman mengenai pengertian evaluasi dapat berbeda-beda sesuai dengan

pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Menurut Stufflebeam dan

Shinkfield (2007:8), evaluasi adalah “the process of delineating, obtaining, and

providing useful information for judging decision alternatives."

Tague-Sutclife (2000:3), mengartikan evaluasi sebagai "a systematic process of

determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils".

Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan

merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah

berdasarkan tuiuan yang jelas.

Uzer (2003:120), mengatakan bahwa:

Evaluasi adalah suatu proses yang ditempuh seseorang untuk memperoleh

informasi yang berguna untuk menentukan mana dari dua hal atau lebih yang

merupakan alternatif yang diinginkan, karena penentuan atau keputusan

semacam ini tidak diambil secara acak, maka alternatif-alternatif itu harus

diberi nilai relatif, karenanya pemberian nilai itu harus memerlukan

pertimbangan yang rasional berdasarkan informasi untuk proses pengambilan

keputusan.

Page 16: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

13

D. Model-Model Pendidikan Kecakapan Hidup

1. The KSAVE Model

Griffin, P., McGaw, B., & Care, E. (2012) melakukan analisis tentang kerangka

keterampilan abad ke-21 yang kemudian disebut dengan KSAVE model. Model ini

menjelaskan tentang 10 kecakapan yang dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori,

meliputi:

a. Ways of thinking skills: Creativity and innovation, Critical thinking, prblem

solving, decision making, Learning to learn, metacognition.

b. Ways of working skills: Communication, Collaboration (teamwork).

c. Tools for working skills: Information literacy, ICT literacy

d. Living in the world skills: Citizenship, Life of career, Personal and social

responsibility

2. Megaskills Model

Model megaskills menjelaskan tentang kecakapan-kecakapan hidup yang

diperlukan di abad ke-21, meliputi:

Confidence (feeleing able to do it), motiivation (wanting to do it), effort (being

willing to work hard), responsibility (doing what’s right), initiative (moving into

action), perseverance (completing what your start), caring (showing caring for other),

teamwork (working with other), common sense (using good judgement), problem

solving (putting what you know and what you can do into action), focus (concentrating

with a goal in mind), respect (showing good behavior, courtesy, and appreciation).

3. 4-H Lifeskills Model

Gambar 1. Life Skills 4-H (sumber: Frederick, 1998 dalam

Marilyn N. Norman and Joy C. Jordan, 2009)

Page 17: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

14

Model kecakapan hidup (life skills) 4-H yang dimaksud memiliki substansi

kecakapan hidup yang dapat dikelompokkan menjadi aspek:

a. Kepala (Head). Kecakapan hidup yang diklasifikasikan kepada aspek ini

adalah kecakapan hidup yang terkait dengan segala suatu yang dimiliki

seseorang dalam bentuk pengetahuan, penalaran, dan kreativitas. Aspek ini

terkategorikan dua aspek yaitu kemampuan berfikir seperti melahirkan

gagasan/ide, membuat keputusan (decision making), dan mencari penjelasan;

dan aspek pengelolaan yang mencakup pemanfaatan sumberdaya untuk

pencapaian tujuan.

b. Hati (Heart). Kecakapan hidup yang tergolong dalam aspek ini adalah segala

kemampuan yang terkait dengan memahami diri sendiri dan kemampuan

berinteraksi dengan lingkungan (social). Termasuk dalam kecakapan ini adalah

kemampuan membangun relasi, komunikasi, kerja sama, kemitraan, yang saling

menguntungan; dan kemampuan memiliki sikap yang menggambarkan

kompetensi memahami diri sendiri, memiliki kebaikan hati, dan memiliki

toleransi kepada orang lain.

c. Tangan (Hand). Kecakapan hidup yang masuk dalam ketegori ini menunjukkan

bahwa seseorang perlu memiliki kemampuan keterampilan teknis seperti

keterampilan vokasinal. Kompetensi dalam aspek ini adalah seseorang dapat

melakukan pekerjaan (vokasional), dan diharapkan pekerjaan tersebut,

memberikan dan menyediakan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain.

d. Sehat (Health). Kecakapan hidup terkait dengan hal ini adalah kemampuan

yang terkait dengan peningkatan kualitas diri atau aktualisasi diri, dan

kemampuan memelihara dan mengembangkan sikap hidup yang sehat seperti

memperhatikan penampilan, menjaga kebersihan, dan berperilaku sehat.

4. Macmillan Model

Salah satu model life skills adalah model Macmillan, model ini dikembangkan

oleh organisasi Macmillan dalam pengembangan keterampilan Bahasa Inggris. Dr.

Spencer Kagan dalam buku Macmillan Life Skills Language is Life Skills. Menyatakan

bahwa saat ini kita sedang menghadapi krisis kecakapan hidup. Krisis ini dapat

dikonseptualisasikan sebagai ketidak seimbangan antara ketersediaan dan permintaan.

Dimana kebutuhan untuk selalu mendorong capaian akademik lebih dominan

Page 18: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

15

dibandingkan dengan dorongan terhadap kecakapan hidup. Atas dasar tersebut, life

skills dikategorikan kedalam empat jenis keterampilan yang harus dimiliki oleh

seseorang (mahasiswa, siswa, pekerja, dan lainnya).

a. Thinking Skills: creativity / imagination, problem solving, decision making , self

knowledge, critical thinking , accesing and analysing information.

b. Learning Skills: ICT, agility and adaptability, receiving and giving feedback,

handling criticsm, innovation/exploration, learner autinomy.

c. Working Skills: communication/collaboration, cooperation, people

management, time management, organization, negosiating, leading by influence.

d. Social Skills: citizenship, social responsibility, cultural awareness, social

development, respecting diversity, networking.

5. Model Depdiknas

Makna kecakapan hidup (life skills) lebih luas dari keterampilan untuk bekerja.

Orang yang tidak bekerja misalnya ibu rumah tangga, orang yang telah pensiun atau

anak-anak tetap memerlukan kecakapan hidup. Sebagaimana orang yang bekerja,

mereka juga menghadapi berbagai masalah yang harus dipecahkan. Orang yang sedang

menempuh pendidikanpun memerlukan kecakapan hidup, karena mereka tentu memiliki

permasalahan sendiri.

Kecakapan hidup dipilah menjadi empat jenis:

1) Kecakapan personal (personal skills) yang mencakup kecakapan mengenal

diri (self awareness), dan kecakapan berfikir rasional (thinking skills);

2) Kecakapan sosial (social skills);

3) Ketiga Kecakapan akademik (academic skills), dan

4) Keempat Kecakapan vokasional (vocational skills).

Kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan warga negara, serta

menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus

menjadikan sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang

bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya. Kecakapan berfikir rasional

mencakup: (1) kecakapan menggali dan menemukan informasi (informating

searching), (2) kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan (informating

Page 19: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

16

processing and decision making skills), serta (3) kecakapan memecahkan masalah

secara kreatif (creative problem solving skills).

Kecakapan sosial atau kecakapan interpersonal (interpersonal skills)

mencakup antara lain kecakapan komunikasi dengan empati (communication skills),

dan kecakapan bekerja sama (collaboration skills). Empati, sikap penuh pengertian

dan seni komunikasi dua arah, perlu ditekankan karena yang dimaksud berkomunikasi di

sini bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi isi dan sampainya pesan disertai

dengan kesan baik yang menumbuhkan hubungan harmonis.

Dua jenis kecakapan hidup yang diuraikan di atas biasanya disebut sebagai

kecakapan hidup bersifat umum atau kecakapan hidup general (generik life skills/GLS).

Kecakapan hidup tersebut diperlukan oleh siapa pun, baik mereka yang bekerja, yang

tidak bekerja dan yang sedang menempuh pendidikan.

Gambar 2 model PKH dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

E. Kerangka Pikir

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dilaksanakan dalam

beberapa tahapan penelitian. Penelitian pengembangan model implementasi program

pendidikan kecakapan hidup didasari pada belum optimalnya hasil yang diraih oleh

Page 20: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

17

program yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya. Kecenderungan

penekanan pada aspek kecakapan vokasional menyebabkan masalah-masalah klasik

kemiskinan tetap muncul meskipun berbagai solusi banyak dilaksanakan.

Perlu disadari bahwa masalah utama kemiskinan tidak semata karena rendahnya

kecakapan/keterampilan vokasional masyarakat. Alasan utama tersebut sering muncul

karena masyarakat tidak mampu mengidentifikasi masalah utama yang mereka alami.

Sehingga solusi paling cepat yang sering kali muncul adalah pemberian keterampilan

vokasional tanpa diberikan keterampilan lainnya sebagai penunjang berjalannya

keterampilan vokasional tersebut.

Atas dasar asumsi di atas, maka praktik program kecakapan hidup sebaiknya

tidak hanya terfokus pada kecakapan vokasional semata, melainkan juga harus

mengoptimalkan kecakapan lainnya. Dalam model KSAVE dikenal empat kategori

kecakapan yang harus dimiliki di abad ke-21 seperti: ways of thinking, ways of working,

tools for working dan living in the world. Keempat kategori tersebut penting dikuasai

agar seseorang mampu mengoptimalkan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya

sehingga keterampilan vokasional tersebut berdampak positif bagi kehidupannya.

Gambar 3 Kerangka Pikir Penelitian

Program PKH Kecakapan

Vokasional

ways of thinking,

ways of working,

tools for working

living in the world Model

Konseptual

Uji

Coba

Model

Model

Akhir

Penelitian Tahap Awal Penelitian Lanjutan

Penelitian Pendahuluan Pengembangan Model Implementasi Program

PKH KSAVE

Page 21: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan

Penelitian pada tahun pertama menggunakan desain penelitian survey. Penelitian

survey merupakan prosedur dalam penelitian kuantitatif dimana peneliti mensurvey

sebagian atau seluruh populasi orang untuk mengetahui sikap, pendapat, perilaku atau

karakteristik dari populasi tersebut. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data

angka dengan menggunakan pertanyaan (angket) atau dengan cara wawancara

(wawancara antara peneliti dengan sample populasi) dan kemudian secara statistic

menganalisa data yang telah terkumpul tersebut untuk menggambarkan kecenderungan

respon terhadap pertanyaan yang telah diajukan dan untuk menguji hipotesisi.

Kemudian peneliti juga menafsirkan arti dari data tersebut dengan cara membandingkan

dengan hasil penelitian sebelumnya. Survey juga dapat berguna untuk memberikan

informasi dalam hal untuk mengevaluasi program sekolah, misalnya kesuksesan

program pendidikan robot di sekolah. (Creswell, 2008).

Survey sendiri dapat diartikan sebagai berikut: “A survey has several

characteristics and several claimed attractions; typically it is used to scan a wide field

of issues, populations, programmes etc. in order to measure or describe any generalized

features (Cohen, L., Manion, L. & Morrison, K., 2005”). Yang artinya survey adalah

beberapa karakteristik atau atraksi yang diklaim dapat digunakan untuk menyelidiki

berbagai isu, populasi, program dan lainnya yang cukup luas yang bertujuan untuk

mengukur atau menggambarkan fitur yang tergeneralisasi. Dalam kesempatan lain,

Cohen dan Morrison juga mengungkapkan pendapat tentang survey sebagai berikut:

Surveys can be exploratory, in which no assumptions or models are postulated,

and in which relationships and patterns are explored (e.g. through correlation,

regression, stepwise regression and factor analysis). They can also be

confirmatory, in which a model, causal relationship or hypothesis is tested.

Surveys can be descriptive or analytic (e.g. to examine relationships).

Descriptive surveys simply describe data on variables of interest, while analytic

surveys operate with hypothesized predictor or explanatory variables that are

tested for their influence on dependent variables (Cohen, L., Manion, L. &

Morrison, K., 2005).

Page 22: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

19

Statement tersebut di atas bermakna bahwa, survey dapat juga bersifat

eksploratif, dimana tidak ada asumsi atau model yang mengendalikan, dan ketika pola

dan hubungan dapat dieksplor (seperti korelasi, regresi, regresi bertahap dan analisis

faktor). Survey juga dapat bersifat konfirmatif, dimana model hubungan atau hipotesis

diuji. Survey juga dapat bersifat deskrptif analitik. Survey deskriptif hanya

menggambarkan data dan variabel yang dikehendaki, sementara survey analitik bekerja

dengan hipotesis prediktor atau variabel ekploratoris yang diuji pengaruhnya terhadap

variabel terikat.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei – Oktober 2017. Penelitian

dilaksanakan di Provinsi DIY dengan melibatkan Sanggar Kegiatan Belajar (SATUAN

PNF) sebagai penyelenggara program Pendidikan Kecakapan Hidup.

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey, sehingga subjek penelitian

ditentukan dalam rangka memetakan kondisi di suatu wilayah. Agar diperoleh data yang

valid, reliabel dan representatif, maka subjek atau responden penelitian ditentukan

dengan menghitung jumlah sampel representatif. Metode sampling yang akan

digunakan adalah proportional sampling agar masing-masing SATUAN PNF memiliki

proporsi yang sama dalam jumlah sampel yang diambil.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dikumpulkan melalui penyebaran angket (questionaire) pada

peserta program PKH dan wawancara dengan pengelola lembaga. Kuesioner merupakan

instrument berupa pertanyaan-pertanyaan dimana partisipan harus

melengkapi/menjawab pertanyaan-pertanyaaan di dalam instrument tersebut kemudian

mengembalikan instrument tersebut kepada peneliti. Instrumen ini akan berisi beberapa

indikator yang menunjukkan ketercapaian kompetensi kecakapan hidup yang

dirasakan/diraih oleh peserta pelatihan setelah mengikuti program.

Page 23: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

20

E. Instrumen Pengumpul Data

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data angket (questionaire). Instrumen

penelitian diperlukan dalam pengumpulan data atau pengukuran variabel. Angket disusu

berdasarkan pada rumusan masalah penelitian yang tujuannya untuk menghasilkan data

deskriptif terkait dengan kondisi kelembagaan satuan PNF kaitannya dengan

kesiapannya menghadapi akreditasi lembaga. Pedoman wawancara juga digunakan

untuk melengkapi data yang diperoleh dari angket.

F. Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif deskriptif,

sehingga data yang terkumpul akan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan

rumus sederhana untuk menghitung prosentase maupun skala yang kemudian

dilanjutkan dengan proses pendeskripsian data lapangan tersebut. Prosedur analisis data

mencerminkan tipe pertanyaan penelitian kuantitatif. Analisis ini terdiri dari mencatat

tingkat pengembalian jawaban, pemeriksaan jawaban yang bias, melakukan analisa

deskriftif terhadap setiap item, dan kemudian menjawab pertanyaan.

Page 24: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

21

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Model Implementasi Pendidikan Kecakapan Hidup di Provinsi DIY

1. Implementasi PKH di PT Garda Total Security

Kajian Program Pelatihan Satpam pada lembaga Garda Pratama di PT Garda

Total Scurity ini menggunakan kurikulum yang telah disusun dan dirancang

berdasarkan peraturan kepala kepolisan negara republik Indonesia no 24 tahun 2007

padal 17 dan pasal 14 ayat 3. Pada pelatihan satpam dilembanga ini menggunakan

komponen KSAVE yakni, Attituedes, Values dan Ethics.

Dalam penjabaranya pelatihan ini menggunakan tahapan kelompok pembinaan

yang dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan tentang etika profesional tugas

pokok, fungsi dan peran satuan pengamanan. Kemampuan dalam vokasional meliputi

skill khusus yang harus dimiliki satpam seperti informasi literacy; kemampuan polisi

terbatas, pembuatan laporan berita acara pemerikasaan (BAP), ICT literacy; pengenalan

bahan peledak, narkotika, psikotropika dan zat aktif lainya. Keterampilan living in the

world; kecakapan sosial yang diutamakan dimana dalam tugasnya memang satpam

banyak berintekasi pada banyak orang.

2. Implementasi PKH pada lembaga kursus ALL Plus Yogyakarta.

All plus memiliki sarana dan prasarana ruang kelas untuk setiap kelas belajar

nya karena pada proses pembelajaran memiliki tingkatan program kelas Star kids 1,

Superkids 1, Junior dan Active English.

Metode pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran All plus yakkni

pendekatan langsung yang juga bisa disebut direct method pembelajaran yang

menekankan pada penggunaan bahasa dan demonstrasi atau aksi. Pada pembelajaran All

plus bukan guru yang menjadi pusat pembelajaran melainkan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mampu membuat soal atau pertanyaan bagi peserta didik

lain, namun ini tidak berlaku pada kelas star kids karena usia peserta didik masih 3-4

tahun.

Media yang digunakan pada proses pembelajaran All plus ini menggunakan

media seperti infokus, vidio, mp3 lagu-lagu, speker aktif untuk membantu menunjang

proses pembelajaran.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

22

Cara berpikir; yang kreatif dan inovasi dalam penerapanya peserta didik

diarahkan atau distimulasi untuk mampu mengindetifikasi fokus bahasa target pada

gamabar atau vidio, selanjutnya anak-anak diminta untuk menyampaikan hasil

identifikasi secara lisan menggunakan bahasa inggris kepada peserta didik lain diminta

untuk mengkritik atau menyempurnakan hasil indetifikasi tersebut.

Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan; dimana peserta dididk

berusaha mengidentifikasi masalah, mencari solusi dan menarik kesimpulan,misalnya

tentang struktur bahasa tenses di sini pendidikan mengajar secara indiktif melalui cerita,

lagu atau vidio dan meminta peserta didik mengindetifikasi kondisi dalam realita yang

ada.

Belajar menggunakan metakonis; pembelajaran dalam All plus dapat dilihat

melalui cirri pembelajaran yang juga mengembangkan tingkah laku, nilai dan etika

peserta didik dalam kelas seperti kegiatan situasi dimana peseta didik dilatih untuk lebih

percaya diri dalam berbicara menggunakan bahasa inggris yang baik dan benar. Disini

peserta didik harus mampu mengarahkan dirinya sediri untuk belajar mengmbagkan

komptensinya melalui realia multimedia yang disesikan sperti lagu, permainan, vidio,

listening activity, membaca, menulis dan lain sebagainya.

Cara Bekerja; komunikasi; dalam prakteknya, pembelajaran bahas inggis All

plus sangat mengedepankan upaya untuk menjadikan anak-anak lebih percaya diri

dalam berbicara menggunakan bahasa inggris, misalnya dalam kegiatan wawancara.

Team work; dengan mengkondisikan peserta didik untuk selalu bekerja sama dalam

permainan dan diskusi, memecahkan masalah tentang identifikasi fokus bahasa yang

dipelajari bersama.

Alat kerja; All plus belum cukup mampu menerapkan liteasi informasi sebagai

bagaian dari proses pembelajaran bahas inggirs di kelas. Kehidupan di dunia;

Kependudukan Local dan global; dengan mempelajari berabagai kebudayaan Indonesia

yang ada di Indonesia dalam kemasan bahasa Inggris. Tidak semua hal berkaitan

dengan kependudukan sebagai bagaian dari model KSAVE diterapkan dalam

pembelajran di All plus. Hal ini dikarenakan sebagian besar peserta didik adalah anak-

anak.

Kehidupan karir tanggung jawab personal dan sosial kesadaran dan komptensi

budaya; dalam kaitan dengan Allplus belum siap menerapakan model ini kepada anak-

Page 26: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

23

anak dan kehidupan yang membutuhkan kemampuan berpikir orang dewasa dalam

upaya memenuhi peran sosial yang dijalaninya.

3. Implementasi model PKH pada lembaga Serat Fashion Course

Serat Fashion Course memiliki sarana prasarana ruang kelas, studio, gedung

sendiri, wifi dan peralatan pembelajaran. Tenaga pendidik atau instruktur, para praktisi

yang berkompeten dan berpengalaman di dunia fhasion yang terdiri dari 4 instruktur

dengan latar belakang pendidikan fhasion.

Pembiayaan yang rapi, sesuai dengan peserta didik mulai dari anak-anak,

dewasa memiliki pembiayayan yang berbeda. Implementasi model PKH, pengetahuan;

melandasi peserta didik pada pembentukan ide, penemuan dan inovasi. Keahlian;

program pada lembaga mengarahkan peserta didik untuk mendapatkan keterampilan

dan keahilan khsus dalam menciptakan ide, gagasan, dan produk baru.

4. implementasi model PKH pada lembaga LPK Adana

Kajian implementasi model PKH pada lembaga LPK Adana, sarana yang

dimiliki gedung LPK Adana milik sendiri. Pendidik atau Instruktur 4 orang yang

memiliki kompetensi dalam bidang fhasion. Pembiayayan sesuai dengan program

peserta didik yang diambil. Dalam program pembelajaran ada 9 program pembelajaran.

Model PKH yang diterapkan dalam pelatihan LPK Adana; Pengetahuan; LPK

Adana berpedomana pada ide, gagasan dan penemuan baru dalam proses pembelajaran.

5. Implementasi Model PKH pada ILM Seeker Institute

Implementasi Program Sekolah Calon Ibu. Proses pembelajaran pada kegiatan

ini menggunakan metode pembelajaran yang Fun, Focus dan Friendly. Implementasi

PKH; Knowledge; pemecahan masalah; penerapan pada mengembangkan cara berpikir

dengan mengaitkan materi pembelajaran pada kasus-kasus dalam rumah tangga. Skill;

komunikasi; menggunakan bahasa ibu sebagai potensi budaya. Kerja tim; berintekasi

secara efektif dengan orang lain, mengetahui peran individu. Berintekasi dengan jelas,

kesabaran, kejujuran dan professional penerapan dengan games dalam menyampaikan

materi. Etika; Informasi literacy; kemampuan dalam mengelola informasi dari berbagai

media informasi termasuk yang tercetak, vidio dan situs web.

6. Implementasi Model PKH pada CV Lokal Media

Dari aspek knowledge peserta dan instuktur mengetahui cara berinteraksi secara

efektif, kebutuhan dari pelatihan dan materi yang perlu ditekankan dengan metode yang

Page 27: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

24

digunakan yaitu case study. Dari aspek skill peserta mampu melakukan interaksi efektif,

memiliki sikap profesional dengan menggunakan metode microteaching. Dari aspek

attitude peserta dapat saling menghargai satu sama lain.

7. Implementasi Model PKH pada Program Keluarga Harapan

Belum ada penjelasan mengenai komponen – komponen dalam proses

pembelajaran. Namun sudah menggambarkan analisis berkaitan dengan KSAVE yaitu

dari program pemberdayaan melalui pelatihan untuk mengembangkan cara berpikir

yang kreatif dan inovatif. Sehingga peserta memiliki ketrampilan dalam memproduksi

barang. Dari segi attitudes, peserta diharapkan dapat saling terbuka antar warga untuk

mengabungkan ide dan saling kerjasama.

8. Implementasi Model PKH pada BLKPP Kursus Menjahit

Program pelatihan di BLKPP memiliki tujuan untuk dapat mengembangkan cara

berpikir inovasi dan kreatif. Sehingga peserta juga memiliki skill atau ketrampilan

dalam menciptakan desain pakaian baru. Dalam proses pelatihan peserta memiliki sikap

terbuka dan responsif terhadap hal baru.

9. Implementasi Model PKH pada Abhiseka Training Center

Materi pelatihan yang diberikan kepada peserta pelatihan bertujuan untuk

memgembangkan kemampuan berpikir kreatif dan inovatif dengan metode studi kasus

yang digunakan. Selain itu, metode tersebut juga melatih peserta untuk dapat memiliki

cara sendiri dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Di samping itu

peserta diharapkan memiliki sikap profesional saat proses pelatihan. Komunikasi yang

dibangun saat proses pelatihan yaitu dengan dua bahasa yaitu bahasa indonesia dan

bahasa inggris. Metode kolaboratif yang digunakan membantu untuk melatih kerjasama

tim. Literasi teknologi yaitu ditunjukan dengan menggunakan media dalam proses

pelatihan.

10. Implementasi Model PKH pada BLKPP Pelatihan Komputer

Pelatihan komputer di BLKPP dikondisikan agar peserta mampu

mengidentifikasi fokus pada perangkat komputer sehingga peserta mampu berpikir

kreatif dan inovatif. Proses komunikasi dibangun tatap muka agar peserta dan tutor

dapat saling memberi masukan dan saling belajar dengan peserta lain. Metode diskusi

digunakan untuk melatih teamwork antar peserta. Dengan adanya pelatihan komputer,

peserta tidak dapat terlepas dari upaya untuk menanggulangi buta teknologi.

Page 28: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

25

11. Implementasi Model PKH pada LKP JILLI

LKP Jilli memiliki banyak mitra kerja sebagai tempat peserta setelah lulus

mengikuti pelatihan keterampilan menjahit, tata rias, tata boga dan batik yang nantinya

akan disalurkan ke duani kerja baik itu konveksi, modiste, taylor atau perusahaan yang

menjadi mitra kerja maupun berwirausaha mandiri.

Sebagai satuan PNF, LKP Jilli sangat memperhatikan syarat-syarat formal

penyelenggaraan pendidikan. salah satunya adalah perolehan akreditasi program

keterampilan dan keterampilan menjahit oleh Badan Akreditasi Nasional PNF. Program

kursus yang diselenggarakan oleh LKP Jilli antara lain: kursus menjahit garment, kursus

menjahit tata busana. Kursus menjahit garment dilaksanakan dalam 120 jam pelajaran

dengan menggunakan kurikulum berbasis kompetensi. Sedangkan kursus menjahit tata

busaha membutuhkan waktu 200 jam pelajaran dengan kurikulum sesuai dengan KKNI.

Lulusan program pelatihan menjahit di LKP Jilli yang telah menyelesaikan

kursus tingkat dasar, terampil dan mahir serta lulus Ujian Nasional sebagian besar

membuka usaha mandiri (60%) sedangkan sisanya (40%) bekerja pada Dunia Usaha

dan Dunia Insdustri.

B. Permasalahan dalam Implementasi Pendidikan Kecakapan Hidup

Identifikasi permasalahan dalam implementasi pendidikan kecakapan hidup

pada lembaga pendidikan nonformal didasarkan pada model KSAVE. KSAVE

merupakan singkatan dari knowledge, skills, attitude, values dan ethics. Model ini

merupakan sebuah kerangkan model keterampilan abad ke-21. Dalam menentukan

keterampilan, Marilyn Binkley (2010) melalui proyek ATC21S mengelompokkan

KSAVE kedalam empat kelompok yang membentuk sepuluh keterampilan abad ke-21

yaitu ways of thinking, ways of working, tools for working dan living in the world.

Way of thinking mencakup: 1) kreativitas dan inovasi; 2) berfikir kritis,

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan; 3) belajar bagaimana caranya belajar

melalui kemampuan metakkognisi. Way of working mencakup: 1) komunikasi; dan 2)

kolaborasi. Tools for working mencakup: 1) literasi informasi dan 2) literasi teknologi.

Sedangkan living in the world mencakup: 1) menjadi warga masyarakat lokal dan

global; 2) kehidupan dan karir; dan 3) tanggung jawab personal dan sosial termasuk

kesadaran dan kompetensi budaya.

Page 29: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

26

Tabel 1 Peta Kondisi Implementasi PKH di Provinsi DIY

No Lembaga Skills

Kn

ow

led

ge

Sk

ills

Att

itu

des

,

Vall

ue,

Eth

ics

1. Garda Pratama di

PT Garda Total

Scurity

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

2. Lembaga Kursus

ALL Plus Yk

Pelatihan B.

Inggris

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

3. House of Serat

Fashion course

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

4. lembaga LPK

Adana

Fashion Design

dan Pattern

Making

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

5. ILM Seeker

Instutute

Program Sekolah

Calon Ibu

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

6. CV Lokal Media

ToT Sertifikasi

LSP

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

7. Program

Keluarga

Harapan (Dusun

Blawong

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

8. BLKPP

Program

Menjahit

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

9. Abhiseka T.C.

Lembaga

Pengembangan

SDM

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

10. BLKPP Ways of Thinking

Page 30: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

27

Pelatihan

Komputer

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

11. LKP JILLI

Keterampilan

Menjahit

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

Sumber: data peneltian diolah

Untuk melihat keefektivan program PKH diperlukan pengalaman dan urutan

logis mereka dalam cara memandang permasalahan, dan tergantung pada konten apa

yang akan dibahas. Selain itu salah satu tantangan utama dalam mengembangkan

kerangka konseptual keterampilan hidup yang definisi oleh WHO 1999 dalam ken

Hoge, yang mana ada lima dasar dari kecakapan hidup : a. pengambilan keputusan dan

pemecahan masalah, b. berpikir kreatif dan pemikiran kritis, c. komunikasi, d.

kesadaran diri dan empati dan e. mengatasi emosi dan stress. Pendidikan kecakapan

hidup ini ditujukan untuk mefasilitasi pemgembangan keterampilan psikososial yang

dibutuhkan untuk menghadapi tuntutan dan tantangan sehari-hari (Ken Hoge, 2012:2).

Jadi dengan menggunakan metode dalam pengembangan kecakapan hidup nantinya

diharapkan dapat menganalisis kebutuhan dari individu dan lebih terfokus lagi apa yang

memang dibutuhkan, keterampilan apa yang dimiliki bagaimana upaya pengembangan

hal itu dapat dilakukan dengan beberapa metode pendidikan keterampilan hidup. Dalam

pengembangannya pendidikan keterampilan hidup ada dasar-dasar kecakapan yang

harus dimiliki untuk dapat menjadi tujuan memecahkan tuntutuan peramasalahan dan

tantangan kehidupan sehari-hari.

Identifikasi berbagai permaslahan dalam implementasi program PKH dilakukan

melalui aktivitas pembelajaran dan sarana pendukung program. Beberapa komponen

yang dijadikan sebagai pijakan dalam mengidentifikasi antara lain : kurikulum, sarana,

metode, pendidik, media dan evaluasi. Kurikulum sebagai perangkat utama dalam

sebuah program pendidikan merupakan bagian penting yang harus dimiliki oleh sebuah

program. Kurikulum berisi berbacam hal yang berkaitan dengan materi dan kompetensi

yang harus dikuasai oleh peserta program.

Sarana pembelajaran seperti ruang kelas, alat praktik, bahan ajar dan lainnya

adalah salah satu faktor pendukung kesuksesan sebuah program. Tanpa sarana yang

memadai mustahil sebuah program dapat mencapai hasil yang diharapkan. Kompetensi

Page 31: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

28

dan materi tanpa didukung sarana yang baik tidak dapat ditransfer dengan baik oleh

pendidik.

Metode pembelajaran dalam hal ini meliputi segala aktivitas belajar yang

dilakukan oleh peserta pelatihan yang telah dirancang oleh penyelenggara program.

Metode merupakan cara yang dilakukan oleh pendidik untuk mentransfer pengetahuan

pada peserta. Dalam aktivitas pembelajaran sering kali seorang pendidik menyampaikan

materi yang sebenarnya tidak ada dalam kurikulum namun penting bagi peserta didik

misalkan nilai-nilai, etos kerja, norma, dan lainnya.

Pendidik sebagai aktor utama dalam proses pembelajaran membawa peran

penting pada kesuksesan proses pembealjaran. Kemampuan pendidik dalam

menyajikan, menyampaikan, mentransfer dan mensimulasikan suatu materi ajar akan

berdampak pada hasil yang dicapai oleh peserta. Kreativitas pendidik sangat diperlukan

dalam setiap aktivitas pembelajaran sehingga suasana belajar menjadi lebih bergairah,

hidup dan dinamis.

Media juga memiliki peran sangat penting dalam proses pembelajaran, media

yang baik akan memberikan efek yang baik pula pada situasi kelas dan pemahaman

peserta didik atas materi yang disampaikan. Sebuah program yang terencana akan selalu

dilengkapi dengan media belajar yang memadai dan berbeda untuk setiap kompetensi

yang diajarkan. Disamping menjadi alat bantu dalam menyajikan materi, media juga

bisa digunakan untuk menyampaikan berbagai hal yang sebenarnya tidak masuk dalam

kurikulum.

Komponen terakhir adalah evaluasi. Evaluasi adalah mekanisme untuk

mengetahui apakah suatu program berjalan sesuai dengan rencana atau tidak dan yang

lebih penting evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian program. Aktivitas

belajar tanpa evaluasi akan sulit untuk menentukan ketercapaian tujuan. Evaluasi bisa

berbentuk soal ujian, pedoman observasi, angket dan lainnya dimana fungsinya untuk

mengetahui capaian hasil belajar dan efisiensi proses belajar.

Berikut disajikan tabel hasil identifikasi yang menunjukkan dukungan

komponen penunjang program terhadap kompetensi yang diajarkan.

Linda Selwood Choueiri (2012) mengungkapkan bahwa pendidikan dengan

pendekatan inovatif dan keterampilan kepemimpinan mampu mengatasi perubahan dan

merangkul kualitas manusia, dan membimbing peserta didik untuk memiliki pemikiran

Page 32: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

29

holistik. Penelitian yang dilakukan Linda di Universitas Lebanon dapat memainkan

peran penting dalam mereformasi peserta didik dari sistem sekolah yang ketinggalan

zaman yang berfokus pada pengajaran pemikiran kritis hanya untuk memecahkan

masalah pada masa kemarin dan tidak mempersiapkan mereka untuk bertahan dalam

masa depan. Sehingga dari hasil penelitian nya memberikan pemahaman mengenai

sebuah proses perancangan baru sebagai alat pengajaran yang memungkinkan instruktur

dan peserta untuk bergantian antara pemikiran kreatif dan kritis yang tidak terikat pada

konteks, mendorong mereka untuk menerima perubahan secara proaktif. Proses

perancangannya meliputi pemikiran kreatif dan kritis. Pemikiran kreatif bebas mengalir.

Pemikiran kritis itu rasional. Saat berpikir kritis mengarah, kreatif didorong untuk

wawasan inovatif. Saat berpikir kreatif mengarah, evaluasi kritis menjadi solusi untuk

dapat diterapkan. Keduanya saling melengkapi; pergantian ini di antara mereka

menghasilkan keseimbangan yang dihasilkan menjadi solusi baru dan efektif. Seperti

yang digambarkan pada proses di bawah ini:

Langkah-langkah proses yang dipetakan dengan jelas menjadi alat pembelajaran

dan evaluasi penting yang memastikan keterampilan pemecahan masalah yang inovatif

sampai keadaan yang tidak terdefinisi. Model yang dirumuskan adalah modul sederhana

yang dapat dipertimbangkan untuk penerapan proses desain yang lebih efisien saat

berhadapan dengan masalah / proyek spesifik yang terkait dengan pemikiran dan

inovasi desain di bidang apa pun. Studi ini mengeksplorasi penerapan proses

perancangan dalam program akademik yang masih dianggap belum dimanfaatkan meski

Page 33: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

30

potensi sudah dimiliki. Potensi ini tidak hanya relevan bagi peserta didik yang dapat

belajar metodologi pemikiran yang dianggap penting, tapi juga kepada instruktur yang

bisa menggunakannya sebagai alat pengajaran sekaligus kriteria evaluasi. Dari

penelitian tersebut memberikan pemahaman bahwa kecakapan hidup yang terfokus pada

cara berpikir kritis dan pemecahan masalah menjadi satu proses yang digunakan

universitas lebanon untuk membentuk para peserta didiknya menjadi calon pemimpin.

Sehingga melalui dua kecakapan tersebut mampu membentuk kualitas sumber daya

manusia yang dapat mereformasi dunia.

Tabel 2 Peta Implementasi PKH di Provinsi DIY dilihat dari Aktivitas Pembelajaran

dan Sarana Pendukung Program

No Lembaga Kompetensi K

uri

ku

lum

Sara

na

Met

od

e

Pen

did

ik

Med

ia

Evalu

asi

1. PT Garda Total

Scurity

Garda Pratama

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

2. Lembaga

Kursus ALL

Plus Yogyakarta

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

3. House of Serat

Fashion Course

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

4. lembaga LPK

Adana

Fashion Design

dan Pattern

Making

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

5. ILM Seeker

Instutute

Program

Sekolah Calon

Ibu

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

6 CV Lokal Media

ToT Sertifikasi

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Page 34: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

31

LSP Living in The World

7 Program

Keluarga

Harapan (Dusun

Blawong

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

8

BLKPP

Program

Menjahit

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

9 Abhiseka T.C.

Lembaga

Pengembangan

SDM

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

10 BLKPP

Pelatihan

Komputer

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

11 LKP JILLI

Keterampilan

Menjahit

Ways of Thinking

Ways of Working

Tools for Working

Living in The World

Sumber: data penelitian diolah

Hasil analisis data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar lembaga dalam

menyelenggarakan program PKH lebih fokus pada kompetensi yang berkaitan dengan

pekerjaan dan alat yang digunakan dalam melakukan pekerjaan. Hanya sedikit lembaga

yang mulai menyentuh kesadaran peserta program dalam merubah cara berfikir dan

bagaimana mereka memanfaatkan keterampilan yang mereka miliki dalam kehidupan

sebagai anggota masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari struktur kurikulum yang hanya

memuat kompetensi kerja yang dipersyaratkan.

Binkley melalui proyek ATC21S menjelaskan bahwa knowledge mencakup

semua referensi pengetahuan yang spesifik atau pemahaman dari setiap keterampilan

dari sepuluh keterampilan yang disebutkan. Skills mencakup kemampuan, keterampilan,

dan proses yang dibentuk dalam kerangka kurikulum untuk pengembangan warga

belajar yang difokuskan pada pembelajaran. Sedangkan attitudes, values dan ethics

mengarah kepada perilaku dan ketangkasan yang ditunjukan warga belajar atau siswa

dalam kaitan dengan sepuluh keterampilan abad 21.

Page 35: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

32

C. Komponen yang Perlu Dikembangkan dalam Implementasi PKH di Provinsi

DIY

Data hasil penelitian yang telah disajikan di atas, memberikan informasi bahwa

implementasi pendidikan kecakapan hidup yang diselenggarakan oleh satuan

pendidikan nonformal di Provinsi DIY didasarkan pada model KSAVE sebagian besar

masih belum memenuhi syarat, terutama jika dikaitkan dengan kebutuhan

pengembangan kompetensi kecakapan hidup abad ke-21. Berikut ini adalah beberapa

aspek dan komponen kecakapan hidup yang perlu dikembangkan oleh satuan PNF

dalam melaksanakan program PKH agar lulusan mampu menyesuaikan diri dengan

persaingan global.

a. Pengembagan Kecakapan Way of Thinking

Salah satu kecakapan cara dalam berpikir berkaitan dengan pengetahuan cara

berpikir yang mendorong untuk maju dan konseptual dalam berpikir. Pengetahuan ini

menekankan tatanan yang lebih tinggi pada kemampuan berpikir dan keterampilan

dalam menarik kesimpulan. Adapun kemampuan atau skill dalam berpikir agar dapat

mengahadapi tantangan abad 21 antara lain kreatif dan inovatif, kreatif yang sering

digambarkan sebagai keterampilan berpikir atau setidaknya sebagai aspek penting

berpikir yang harus dipupuk. Pemikiran kritis, merupakan salah satu cara berpikir yang

mendalam hingga memikirkan hal – hal di luar dugaan atau prasangka. Selain itu,

pemikiran untuk memecahkan permasalahan diperlukan untuk dapat menemukan solusi

permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi. Kemampuan berpikir yaitu dalam hal

pengambilan keputusan juga menjadi penting karena dalam menjalani kehidupan tentu

akan dihadapan dengan beberapa pilihan, dan diharapkan mampu memilih dengan bijak.

Metakognisi didefinsikan sebagai “memikirkan kembali apa yang telah

dipikirkan”, secara umum metakognisi merupakan kesadaran atau pengetahuan

seseorang terhadap proses dan hasil berpikirnya (kognisinya) serta kemampuannya

dalam mengontrol dan mengevaluasi proses kognitif tersebut. Menurut delu pingge,

belajar apa yang dapat anda lihat membutuhkan beberapa gagasan dan proses abstrak

yang agak lengkap. Sebagian besar gagasan-gagasan dan proses-proses ini tidak

diajarkan di sekolah secara khusus. Jadi, peserta memperoleh semuanya yaitu setelah

mendapat pengalaman-pengalaman belajar yang sangat menantang.

Page 36: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

33

Dengan demikian ways of thinking skills yang meliputi berpikir kreatif dan

inovatif, pemikiran kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, belajar untuk

belajar dan metagonisi. Menjadi kecakapan dalam berpikir yang mampu untuk

menghadapi tantangan di abad 21. Karena ketika sumber daya manusia tidak memiliki

bekal kecakapan dalam berpikir di atas dapat dengan mudah tergeser dengan sumber

daya teknologi yang memberikan solusi yang praktis dan cepat.

b. Pengembangan Kecakapan Living in The World

Ketrampilan yang tidak kalah penting yang mampu menjawab kebutuhan di

abad 21 yaitu ketrampilan untuk hidup di dunia (bernegara). Dapat diketahui bahwa

manusia tercipta sebagai makhluk sosial. Sehingga menjadi penting ketrampilan ini

untuk dimiliki. Agar nantinya manusia dapat survive yang tidak hanya di tempat

kelahirannya namun juga negara lain. Dengan demikian ketrampilan ini erat kaitannya

dengan bagaimana seseorang dapat beradaptasi dan bermasyarakat secara luas. Adapun

ketrampilannya meliputi kewarganegaraan, kepedulian dan tanggung jawab personal

maupun sosial.

Ketrampilan akan kewarganegaraan berkaitan dengan pengetahun tentang hak-

hak sipil dan konstitusi negara dan lingkungan pemerintah; memahami peran dan

tanggung jawab insitutsi yang relevan dengan proses pembuatan kebijakan di lokal,

regional dan tingkat internasional. Pengetahuan tentang tokoh pemerintah lokal dan

nasional; politik, partai dan kebijakan mereka. Memahami konsep; seperti demokrasi,

kewarganrgaraan dan deklarasi internasional. Pengetahuan yang sedang marak dan

perubahan nasional sejarah dunia dan pengetahuan tentang gejala masyakar dan budyaa

dari waktu ke waktu.

Kemudian memiki ketrampilan dalam peduli terhadap komunikasi/ kegiatan

lingkungan hidup agar dapat mengambil keputusan di tingkat nasional dan

internasional, kemampuan untuk menampilkan soladaritas dengan menunjukan

ketertarikan pada dan membantu memecahkan masalah yang mempengaruhi masyarakat

lokal dan luas, kemampuan untuk berintekasi efektif dengan institusi dalam domain

publik, kemampuan untuk melakukan peluang yang diberikan daerah asal dengan baik.

Memiliki sikap rasa memiliki, loyalitas; kesiapan untuk berpasrtispasi dalam

pengambilan keputusan, disposisi untuk relawan dan berpartisipasi dalam kegiatan dan

Page 37: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

34

dukungan untuk keragaman sosial, kesiapan untuk menghormati dan privasi orang lain

dengan kecendrungan melawan perilaku antisosial, hak asasi manusia dan persamaan;

penerimaan kesetaraan antara wanita dan laki-laki, aspersiasi pengertian perdeaan antara

sistem nilai beda garam dan etnis kelompok dan penerimaan kritis dari informasi dari

media masa.

Ketrampilan tanggung jawab pribadi dan sosial juga termasuk diantara

keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup. Tanggung jwab pribadi dan sosial diambil

untuk memasukkan kesadaran budaya dan kompetensi budaya. Memiliki pengetahuan

beradaptasi terhadap perubahan sadar bahwa di abad 21 adalah periode perubahan

prioritas di kesempatan kerja dan harapan, memahami beragam padangan dan

keyakinan; khususnya di lingkungan.

Pengetahuan dalam mengelola waktu dan tujuan memahami model untuk jangka

panjang, menengah dan pendek. Pengetahuan perlahan yang mengarakan; identifikasi

dan merencanakan pembangunan pribadi pada profesional untuk mengubah

kesempatan.

Pengetahuan memprioritaskan, merencanakan dan mengelola kerja mencapai

tujuan. Kemampuan beradaptasi terhadap perhubahan; beroperasi dalam beragam peran

pekerjaan, tanggung jawab, jadwal dan konteks, memasukan efek umpan balik,

negosisai dan beragam pandangan dan kepercayaan mencapai solusi yang bisa

diterapkan mengelola tujuan dan waktu, tetapkan tujuan dengan kriteria keberhasilan,

keseimbangan taktis dan strategi, memanfaatkan waktu dan beban kerja yang dikelola

secara efesien secara mandiri, memantau, menentukan, memprioritaskan dan

menyelesaikan tugas tanpa pengawasan langsung.

Kemampuan berinterkasi secara efektif dengan orang lain; tahu kapan harus

berbicara bekerja secara efektif dalam beragam tim. Adapun sikap dalam ketrampilan

ini yaitu sikap fleksibel; memasukkan umpan balik dan efektif dengan tujuan.

Mengelola tujuan dan waktu; terima ketidakpastian dan tanggung jawab dengan

pengeloaan diri.

Sikap menjadi peka yang megajarkan diri; penguasaan dasar mengembakan

pembekalan sendiri, menujunkan inisatif untuk maju ke tingkat profesional,

menunjukkan komitmen untuk belajar sebagai proses seumur hidup, refleksikan secara

kritis pada masa lalu pengalaman untuk kemajuan. Sikap bekerja secara efektif dalam

Page 38: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

35

tim; melakukan diri dalam hal yang terhormat, professional; menghormati perbedaan

budaya, berkerja secara efektif dengan orang lain yang beragam latar belakang,

menganggapi secara terbuka ide dan nilai yang berbeda.

c. Pengembangan Perangkat Implementasi Program

Pengembangan yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini selain dari

aspek kecakapan hidup adalah pengembangan perangkat implementasi program yang

terdiri dari kurikulum, sarana prasarana, metode, instruktur (pendidik), media dan

evaluasi. Hal ini didasarkan pada kondisi dimana sebagian besar penyelenggara

program hanya fokus pada pengatan aspek pekerjaan dan alat kerja, dimana perangkat

orientasi program lebih banyak digunakan untuk pencapaian dua kompetensi ini.

Sedangakan kompetensi cara berfikir dan kecakapan hidup di dunia lebih banyak

disampaikan secara informal dan tersirat dalam aktivitas pembelajaran. Berikut adalah

hasil analisis pengembangan komponen implementasi program

Tabel 3 pengembangan komponen implementasi program PKH

No Komponen Pengembangan

1 Kurikulum Mengembangkan kurikulum yang bermuatan kecakapan way

of thinking dan living in the world.

Mengembangkan silabus dan RPP mengenai kecakapan

berfikir dan kecakapan hidup di dunia.

2 Sarana Mengembangkan perangkat sarana dan prasarana pendukung

kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan pencapaian

kecakapan way of thinking dan living in the world

3 Metode Mengembangkan metode yang tepat untuk transfer

pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai dan etika yang

berkaitan dengan kecakapan way of thinking dan living in the

world

4 Pendidik Meningkatkan kompetensi pendidik yang mampu

membelajarkan peserta didik terkait dengan kecakapan way

of thinking dan living in the world.

5 Media Mengembangkan media yang tepat untuk membantu proses

pembelajaran pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai dan

etika yang berkaitan dengan kecakapan way of thinking dan

living in the world

6 Evaluasi Mengembangkan instrumen penilaian yang berkaitan dengan:

cara berfikir konseptual, kreativitas, inovatif, kemampuan

memecahkan masalah, berfikir kritis, kemampuan

pengambilan keputusan, dan kemampuan metakognisi.

Mengembangkan instrumen tentang: citizenship

(kewarganegaraan), peduli lingkungan, solidaritas masalah

Page 39: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

36

dunia (kepedulian untuk memecahkan permasalahan yang

dialami masyarakat), menghormati privasi orang lain,

kesadaran akan hak asasi manusia, tanggung jawab pribadi

dan sosial, kesadaran budaya, beradaptasi dengan perubahan,

berinteraksi efektif dengan orang lain, dan komitmen belajar

sepanjang hayat.

Sumber: data penelitian diolah

Penguatan perangkat implementasi program mutlak harus dilakukan yang berarti

muatan pembelajaran sudah direncanakan secara terstruktur dan sistematik untuk

memastikan setiap warga belajar menguasai kecakapan yang diharapkan. Kecakapn

hidup dengan model KSAVE merupakan bentuk kecakapan hidup yang mendorong

warga belajar untuk mampu hidup di era kesejagatan dewasa ini. Tanpa pola pikir yang

baik segala kecakapan dalam bidang pekerjaan yang sudah dikuasai tidak dapat secara

efektif dirasakan manfaatnya oleh pemilik kecakapan. Manusia dengan kecakapan

bekerja yang baik tanpa dibarengi dengan kecakapan berfikir yang baik hanya akan

menjadi mahluk mekanis pelaksana perintah yang tidak mampu mengolah rasa dan

pikirannya untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya, baik itu

masalah bidang pekerjaan maupun bidang kehidupan lainnya. Sehingga menjadi penting

bagi penyelenggara program pendidikan kecakapan hidup untuk lebih peduli terhadap

pencapaian kecakapan hidup secara utuh dengan memasuukan substansi kecakapan

tersebut secara formal dalam kurikulum dan aktivitas pembelajarannya.

Page 40: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

37

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Model implementasi program pendidikan kecakapan hidup di Provinsi DIY

cukup bervariasi. Perbedaan ini ditemui berdasarkan pada jenis program dan

penyelenggara programnya. Terdapat kecenderungan fokus pelaksanaan

program hanya berorientasi pada perolehan pengetahuan dan keterampilan

bidang pekerjaan tertentu. Beberapa lembaga memang telah mulai menyentuh

bagian kecakapan berfikir dan kecakapan hidup sebagai anggota masyarakat,

namun masih terbatas pada aktivitas kegiatan yang tambahan yang tidak

terencana dan tidak terukur.

2. Permasalahan yang berhasil diidentifikasi dalam implementasi program

pendidikan kecakapan hidup antara lain: materi tentang kecakapan berfikir

sangat kurang yang terdiri dari kecakapan cara berfikir konseptual, kreativitas,

inovatif, kemampuan memecahkan masalah, berfikir kritis, kemampuan

pengambilan keputusan, dan kemampuan metakognisi. Disamping itu materi

tentang citizenship (kewarganegaraan), peduli lingkungan, solidaritas masalah

dunia (kepedulian untuk memecahkan permasalahan yang dialami masyarakat),

menghormati privasi orang lain, kesadaran akan hak asasi manusia, tanggung

jawab pribadi dan sosial, kesadaran budaya, beradaptasi dengan perubahan,

berinteraksi efektif dengan orang lain, dan komitmen belajar sepanjang hayat

juga teridentifikasi masih sangat jarang diimplementasikan. Permasahan ini

dilengkapi dengan kurangnya perangkat pembelajaran pendukung dalam materi

yang disebutkan di atas.

3. Komponen yang perlu dikembangkan dalam implementasi program pendidikan

kecakapan hidup dimulai dari pengembangan perangkat pembelajaran

pendukung yang terdiri dari: kurikulum, sarana, metode, pendidik, media dan

evaluasi. Pengembangan komponen ini mutlak dilakukan untu memastikan

bahwa program yang diselengarakan telah direncanakan untuk mencapai

Page 41: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

38

keseluruhan kecakapan yang dihadapkan khususnya kecakapan hidup dalam

menghadapi perkembangan jaman di abad ke-21.

B. Saran

1. Pengelola dalam mengimplementasikan program pendidikan kecakapan hidup

harus berfikir lebih komprehensif, yaitu tidak lagi hanya berpandangan bahwa

kecakapan mekanis (vokasional) selalu menjadi prioritas utama. Di masa yang

akan datang seorang pengelola perlu merencakan sebuah program yang tidak

saja mampu merubah pengetahuan dan kecakapan yang berkaitan dengan bidang

pekerjaan tertentu, namun juga perlu untuk merencakan mekanisme

pembelajaran yang mampu merubah pola dan cara berfikir warga belajar

sehingga mampu menghadapi berbagai macam tantangan ketika menerapkan

keterampilan bidang pekerjaan yang sudah dikuasainya.

2. Permasahan dalam implementasi program pendidikan kecakapan hidup harus

diatasi dengan melengkapi kurikulum, sarana pembelajaran, metode

pembelajaran, media pembelajaran, instruktur yang kompeten dan

mengembangkan alat evaluasi yang memadai sehingga hasil program dapat

diukur sesuai kebutuhan.

3. Pengelola perlu memprioritaskan pengembangan perangkat pembelajaran untuk

keseluruhan aspek kepcakapan hidup, agar kecakapan yang diperoleh oleh warga

belajar program pendidikan kecakapan hidup lebih komprehensif, sehingga

mampu menghadapi berabagai macam tantangan dan rintangan dalam

mengimplementasikan keterampilan bekerjanya di dunia nyata.

Page 42: LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN PPS UNY TAHUN …pls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files/LAPORAN PENELITIAN … · Penelitian ini merupakan penelitian tahuan pertama dalam rangkaian

39

DAFTAR PUSTAKA

Cohen, L., Manion, L. & Morrison, K. (2005). Research Methods in Education. 5th

Edition. London: RoutledgeFalmer.

Creswell, J.W. (2008). Educational Research, Planning, Conducting, and Evaluating

Quantitative and Qualitative Research. Third Edition. New Jersey: Pearson

Education Merrill Prentice Hall.

Doroty Rich. 2008. MegaSkills: Building Children's Achievement for the Information

Age 4Th. Published by Wheatmark.

Griffin, P., McGaw, B. & Care E. 2012. Assessment and Teaching of 21st Century

Skills. Springer Science+Business Media Dordrecth

Hendricks, P. (1998). Developing Youth Curriculum Using the Targeting Life Skills

Model. Online dalam: http://www.extension.iastate.edu/4H/skls.eval.htm

Linda Selwood Choueiri. 2012. The design process as a life skill. Published in Procedia

- Social and Behavioral Sciences 93 ( 2013 ) 925 – 929

Marilyn N. Norman and Joy C. Jordan. (2009). Targeting Lifeskills in 4-H. University

of Florida IFAS Extension. Online dalam:

http://4h.ucanr.edu/files/206232.pdf diunduh pada 12 Juni 2013

www.macmillanenglish.com.

Macmillan Life Skills, Language Is Life Skills. Online dalam:

http://www.macmillanenglish.com/uploadedFiles/wwwmacmillanenglishcom

/Content/Campaigns/life-skills/The-Life-Skills-Handbook.pdf. Diunduh pada

12 Juni 2013