Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

download Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

of 21

Transcript of Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    1/21

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Proses PengecoranPengecoran merupakan salah satu proses produksi dengan cara

    menuangkan logam cair kedalam suatu cetakan sehingga membentuk suatu

    produk. Pada perkembangannya, proses pengecoran dapat diklasifikasikan

    menjadi beberapa kelompok berdasarkan jenis cetakan (mold), apakahpermanentatau expendable. Subklasifikasinya dibuat berdasarkan jenis dari polanya

    (pattern), apakah permanentatau expendable. Lalu subklasifikasi tingkat duanya

    dibuat berdasarkan tipe pengikat (bond) yang digunakan untuk membuat mold.

    Tabel 2.1 memperlihatkan klasifikasi dari proses pengecoran tersebut.

    Masing-masing jenis pengecoran yang terlihat pada Tabel 2.1 memiliki

    karakteristik yang berbeda-beda. Proses pengecoran dengan cetakan permanen

    (permanent mold) memiliki produktivitas dan ketelitian yang tinggi, tetapi hanya

    mampu untuk mengecor produk dari material logam non-ferrousdan beratnya pun

    tertentu (

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    2/21

    Tabel 2.1 Klasifikasi untuk Proses Pengecoran Berdasarkan JenisMold[1]

    Expendable Mold Process

    Permanent patterns

    Clay/water bonds (green sand molding)Silica sand

    Olivine sand

    Chromite sand

    Zircon sand

    Heat-cured resin binder processes

    Shell process (Croning process)

    Furan hot box

    Phenolic hot box

    Warm box (furfuryl/catalyst)

    Oven bake (core oil)

    Cold box resin binder processes

    Phenolic urethaneFuran/SO2

    Free radial cure (acrylic/epoxy)

    Phenolic ester

    No-bake resin binder processes

    Furan (acid catalyzed)

    Phenolic (acid catalyzed)

    Oil urethane

    Phenolic urethane

    Polyol urethane

    Silicate and phosphate bonds

    Sodium silicate/CO2

    Shaw process (ceramic molding)Unicast process (ceramic molding)

    Alumina phospate

    Plaster bonds

    Gypsum bond

    No bond

    Magnetic molding

    Vacuum molding

    Expendable patterns

    Foamed patterns

    Lost foam casting

    Replicast process

    Wax pattern (investment casting)

    Ethyl silicate bonded block molds

    Ethyl silicate bonded ceramic shell molds

    Colloidal silica bond

    Plaster bond

    Counter-gravity low-pressure casting

    Permanent Mold Process

    Die casting

    High-pressure die castingLow-pressure die casting

    Gravity die casting (permanent mold)

    Centrifugal casting

    Vertical centrifugal casting

    Horizontal centrifugal casting

    Hybrid processes

    Squeeze casting

    Semisolid metal casting (rheocasting)

    Osprey process

    6

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    3/21

    yang dapat dibuat dari logam atau pasir. Setelah logam cair yang dituang

    ke cetakan membeku dan mendingin, cetakan dipisahkan untuk mengambil

    benda coran.

    Centrifugal casting merupakan proses pengecoran dimana logam cair

    dituang ke dalam cetakan yang diputar sehingga gaya sentrifugal akan

    mendorong logam cair ke cetakan.

    Squeeze castingmerupakan proses pengecoran dimana logam semi-padat

    ditekan ke cetakan sehingga mengisis rongga cetakan. Proses ini sangat

    bermanfaat untuk benda yang terbuat dari material komposit.

    Pengecoran dengan cetakan sekali pakai (expendable mold) dapat

    digunakan untuk mengecor benda dari segala jenis material logam, baik besi

    maupun bukan besi (non-ferrous), serta proses ini dapat mengecor produk dengan

    berat yang lebih besar dibandingkan dengan berat yang mampu diterima oleh

    proses pengecoran permanent mold. Namun, proses pengecoran dengan cetakan

    sekali pakai selalu membutuhkan cetakan baru yang dirangkai dengan sistem

    saluran dan penuangan untuk melakukan setiap proses pengecoran sehingga

    membutuhkan banyak waktu. Cetakan sekali pakai itu dapat dibuat dengan

    menggunakan pola permanen (permanent pattern) atau pola sekali pakai

    (expendable pattern). Permanent patterndapat dibuat dari kayu, logam, ataupun

    plastik, dan contohnya adalah:

    Sand casting dimana proses pengecoran ini dilakukan dengan cara

    mencampur pasir, bahan pengikat (binder), dan air, kemudian dipadatkan

    mengelilingi pola dari kayu atau logam untuk menghasilkan cetakan.

    Selanjutnya cetakan diambil dari pola dan dirangkai dengan inti (core) jika

    diperlukan. Logam cair dituang ke dalam rongga cetakan, dan dibiarkan

    membeku dan dingin yang diikuti dengan pengambilan hasil coran dengan

    memecah cetakan. Jenis pengecoran ini cocok untuk benda yang terbuat

    dari beragam logam baik besi (ferrous) maupun bukan besi (non-ferrous),

    benda dengan segala ukuran maupun dengan geometri yang rumit.

    Vacuum castingmerupakan proses pengecoran dimana logam cair ditarik

    ke cetakan di bawah pengaruh tekanan vakum.

    7

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    4/21

    Expendable patterndapat dibuat dari lilin (wax), expendable polystyrene

    (EPS) maupun material polimer lain. Contoh dari proses pengecoran dengan

    expendable pattern adalah:

    Investment casting dimana proses pengecoran ini dilakukan dengan cara

    menginjeksikan lilin (wax) ke cetakan logam untuk membuat pola, yang

    akan digabung dengan saluran (sprue) sehingga bentuknya seperti pohon.

    Pola yang telah digabung dengan sprue dicelupkan ke bubur keramik

    (ceramic slurry) dan dikeringkan, yang diikuti dengan pemanggangan

    untuk melelehkan lilin. Cetakan dari keramik yang telah terbentuk ini

    perlu dipanaskan dahulu sebelum logam cair dituang ke dalamnya. Setelah

    logam cair membeku dan dingin, cetakan dipecah untuk mengambil

    produk coran. Proses pengecoran ini cocok untuk benda yang terbuat dari

    material logam apapun, benda berukuran kecil dengan bentuk yang rumit

    maupun dengan dinding yang tipis.

    Lost foam castingmerupakan proses pengecoran dimana pasir dipadatkan

    mengelilingi pola sekali pakai dari polystyrene (expendable polystyrene

    pattern) dan logam cair dituang sehingga akan menguapkan pola dan

    mengisi rongga yang ditinggalkan pola.

    2.2 Investment CastingInvestment casting merupakan salah satu jenis proses pengecoran yang

    dapat menghasilkan produk coran dengan spesifikasi geometri yang hampir

    mencapai final, sehingga investment castingini lebih banyak dipilih dibandingkan

    proses-proses pengecoran lainnya.

    Pada proses investment casting ini, pola sekali pakai (expendable

    pattern/disposable pattern), biasanya wax, dicelupkan ke dalam ceramic slurry

    dan dibiarkan sampai mengeras untuk membuat cetakan coran sekali pakai

    (expendable mold/disposable mold). Maksud dari sekali pakai ini adalah bahwa

    pola tersebut dihancurkan ketika akan mengambil cetakan, dan cetakan tersebut

    juga dihancurkan ketika akan mengambil produk coran. Keseluruhan proses

    investment castingdapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

    8

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    5/21

    1110

    987

    654

    321

    Gambar 2.1 Tahap-tahap dalaminvestment casting [2]

    Urutan dari tahap investment castingtersebut adalah sebagai berikut:

    1. Proses dimulai dengan pembuatan pola. Material pola (wax) diinjeksikan

    ke dalam cetakan.

    2. Setelah mengeras, pola waxbisa dikeluarkan dari cetakan.

    3. Bila produk yang dicor berukuran relatif kecil maka pola-pola tersebut

    dapat dirangkai, sehingga dalam sekali pengecoran akan didapatkan

    9

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    6/21

    beberapa produk. Namun jika produknya besar, maka sekali pengecoran

    biasanya hanya menghasilkan satu produk saja.

    4. Selanjutnya pola tersebut dicelupkan ke dalam ceramic slurry.

    5. Lalu pola tersebut di-stucco, yaitu diberi taburan partikel-partikel keramik

    kasar, bisa dicelup, dispray, atau dimasukkan ke dalamfluidized bed.

    6. Ditunggu sampai mengeras hingga terbentuklah mold keramik (ceramic

    mold).

    7. Setelah mengeras, ceramic mold tersebut dipanaskan untuk membuang

    lilin di dalamnya.

    8. Lalu ceramic moldtersebut dibakar untuk mengurangi kelembabannya.

    9. Setelah itu ceramic mold tersebut diisi logam cair dan ditunggu sampai

    logam mengeras.

    10.Setelah itu, ceramic molddipecahkan untuk mengambil produk coran di

    dalamnya. Produk coran tersebut selanjutnya di-finishing (misalnya

    digerinda) bila perlu.

    11.Dan terakhir, produk-produk tersebut diinspeksi. Dapat dilihat hasil dari

    pengecoran sangat menyerupai pola awalnya.

    Tahap-tahap di atas secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian yaitu

    pembuatan pola, pembuatan mold dan pengecoran logam. Tahap yang akan

    diuraikan dalam kesempatan ini hanyalah bagian pembutan pola.

    2.2.1 Pembuatan Pola (Wax Pattern)2.2.1.1Pembuatan Cetakan untuk Wax Pattern

    Seperti telah disebutkan sebelumnya, wax pattern dibentuk dengan cara

    menginjeksikan material wax ke dalam cetakan logam yang telah dibentuksebelumnya. Material logam yang dapat dipakai untuk membuat wax pattern ini

    sangat bervariasi. Hal ini dikarenakan sifat dari wax yang memiliki titik lebur

    yang rendah, fluiditas yang baik, dan sifat abrasif yang rendah.

    Contoh-contoh dari cetakan untuk wax pattern ini dapat dilihat pada

    Gambar 2.2.

    10

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    7/21

    Gambar 2.2 Contoh-contoh cetakan untuk wax pattern

    Metode-metode yang dapat dipakai dalam pembuatan cetakan untuk wax

    pattern ini adalah:

    Machined tooling

    Metode ini membuat bentuk negatif (cavity) dari produk yang akan dibuat,

    sehingga penggunaan CAD (computer aided design), mesin EDM (electricdischarge machining) dan mesin NC (numerical control) yang

    terkomputerisasi, sudah tidak terelakkan lagi. Material dari cetakan ini

    umumnya aluminium, dengan pertimbangan bahwa aluminium merupakan

    bahan yang ekonomis untuk dimesin, memiliki konduktivitas termal yang

    baik, dan beratnya cukup ringan.

    Tooling made against a positive model

    Metode ini dimulai dengan cara membuat model positif, yaitu model

    dengan bentuk final yang diinginkan dari proses investment casting ini,

    akan tetapi model ini dimesin dengan ukuran yang lebih besar untuk

    mempertimbangkan factor penyusutan (shrinkage). Lalu dari model positif

    ini dibuat dies-nya.

    2.2.1.2Injeksi Wax PatternMaterial dasar yang digunakan untuk pembuatan pola (pattern) investment

    casting adalah wax. Wax yang paling umum digunakan untuk pembuatan pola

    adalah paraffin dan waxmicrocrystalline. Kedua jenis wax ini sering digunakan

    secara kombinasi karena sifat-sifatnya yang saling melengkapi.

    Wax biasanya diinjeksi pada cetakan pada temperatur dan tekanan yang

    rendah dengan menggunakan peralatan yang sudah didesain untuk tujuan ini. Wax

    ini dapat diinjeksikan dalam bentuk liquid, slushy, pastelike atau solid.

    Temperatur kerja biasanya berkisar antara 43-770C (110-1700F) dan tekanan

    kerjanya berkisar antara 275 kPa sampai dengan 10,3 MPa (40-1500 psi). Wax

    11

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    8/21

    cair diinjeksikan pada temperatur yang lebih tinggi dan tekanan yang lebih

    rendah, sedangkan wax padat diekstrusikan pada temperatur yang lebih rendah

    dan tekanan yang lebih tinggi. Contoh proses penginjeksian waxke dalam cetakan

    dapat dilihat pada Gambar 2.3.

    Gambar 2.3 Proses penginjeksian wax[3]

    2.2.1.3Pattern Assembly(Pattern Cluster)Pola investment castingyang berukuran besar diproses secara individual,

    tetapi untuk pola yang berukuran kecil sampai sedang, pola-pola tersebut

    dirangkai menjadi ikatan (cluster) untuk alasan ekonomis dalam pemrosesannya.

    Gambar 2.4 memperlihatkan contoh pembuatanpattern cluster dengan cara mengelas

    wax pattern wax pattern sehingga membentuk cluster.

    Gambar 2.4 Pembuatanpattern cluster [3]

    2.2.2 KeunggulanInvestment CastingInvestment castingmerupakan proses pengecoran yang masih dalam tahap

    pengembangan. Target akhirnya bertujuan agar penggunaan investment castingini

    semakin mampu dan fleksibel dalam memproses produk-produk dan bisa

    12

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    9/21

    memberikan keefektifan biaya. Beberapa keunggulan utama dari investment

    castingadalah:

    Kompleksitas: investment castingdapat membuat produk yang kompleks

    dan rumit, termasuk kerumitan pada bagian rongga produk sekalipun.

    Kebebasan dalam pilihan paduan logam yang dicor: investment casting

    dapat mengecor semua jenis paduan logam yang dapat dicor, termasuk

    logam yang sulit untuk di-forgingatau dilakukan proses pemesinan.

    Toleransi dimensi yang sempit: tidak adanyaparting linedan tidak adanya

    kegiatan pemesinan akan menghasilkan bentuk produk yang sangat

    mendekati ukuran akhir.

    Reliability: penggunaan investment casting untuk membuat mesin-mesin

    pesawat terbang yang sangat menuntut kesempurnaan telah membuktikan

    investment castingmampu memproduksi produk dengan standar yang tinggi.

    Aplikasi yang sangat luas: investment casting bisa memproduksi produk

    yang kompleks, produk yang menuntut proses manufaktur yang rumit, dan

    bisa juga memproduksi produk-produk sederhana dengan harga yang

    sangat murah, dan mampu membuat produk dari berat beberapa gram

    sampai lebih dari 300 kg (660lb).

    2.3 ProsesNC MillingIndustri manufaktur adalah salah satu industri yang mampu meningkatkan

    nilai tambah dari suatu barang dengan cara melakukan proses-proses manufaktur

    pada material sehingga dihasilkan suatu barang yang dapat memenuhi fungsi-

    fungsi sesuai yang diinginkan. Dalam hal proses pemotongan logam, yang paling

    sering dilakukan adalah proses pemotongan dengan mesin perkakas yang juga

    secara teknis disebut Proses Pemesinan [4].

    Secara teknis, proses pemesinan mulai dilakukan orang sejak dikenal

    mesin koter (Boring Machine) yang dibuat oleh Wilkinson pada tahun 1775 yang

    digunakan untuk membuat mesin uap James Watt, hal itu menandai dimulainya

    Revolusi Industri. Dalam perkembangannya, teknologi proses pemesinan

    mencapai perkembangan yang sangat pesat setelah digunakannya pengendali

    numerik (Numerical Controlatau sering disebut NC) oleh J.T. Parsons pada tahun

    13

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    10/21

    1952 [5]. Pada mesin NC ini, bagian pemroses informasi dan sinyal dipisahkan

    dengan bagian aktuator yang merupakan penggerak sebenarnya bagi mesin

    perkakas. Mesin perkakas yang paling banyak dipakai untuk melakukan proses

    produksi pada industri-industri besar saat ini adalah mesin milling (freis). Mesin

    ini banyak dipakai karena mesin ini mampu melakukan beberapa fungsi mesin

    perkakas lainnya, diantaranya drilling,boring,facingdan lainnya.

    Milling adalah proses pembuangan material dengan cara melakukan

    pemotongan benda kerja dengan menggunakan pahat yang mempunyai mata

    potong jamak. Pemotongan dilakukan oleh gigi pahat yang berputar dan karena

    jumlah mata potongnya yang banyak, maka proses ini termasuk metode

    pemesinan yang cepat. Permukaan yang dimesin bisa datar, angular, berkurva

    ataupun kombinasinya.

    Proses milling dipengaruhi oleh beberapa parameter [4], yaitu:

    Kecepatan potong (cutting speed) : v (m/min)

    Kecepatan makan (feeding speed) : vf(mm/min)

    Kedalaman pemotongan (depth of cut) : a(mm)

    Waktu pemotongan (cutting time) :tc(min)

    Kecepatan penghasilan geram :Z(cm3/min)

    Dan hubungan antar parameter dinyatakan secara matematis seperti

    berikut:

    Kecepatan potong (cutting speed) :1000

    ndv

    =

    (m/min)

    Gerak makan per gigi :nz

    vf

    f

    z

    = (mm/gigi)

    Waktu pemotongan :f

    tc

    vlt = (min)

    Kecepatan penghasilan geram :1000

    wavZ

    f

    = (cm3/min)

    dimana d= diameter pahat (mm)

    n= putaran spindel (rpm)

    z= jumlah gigi/mata potong pahat

    lt= panjang total pemotongan (mm)

    14

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    11/21

    a = kedalaman potong (mm)

    w = lebar pemotongan (mm)

    Bentuk pahat milling secara lebih jelas diperlihatkan pada Gambar 2.5

    berikut.

    Gambar 2.5 Pahat-pahat untuk prosesmilling [6]

    Mesin milling NC mempunyai banyak kesamaan dengan mesin milling

    biasa (konvensional/manual), perbedaannya hanya terletak pada pengontrolnya,

    dimana pada mesin milling konvensional segala pengontrolan gerakan mesin

    dilakukan secara manual oleh operator, sedangkan pada mesin NC, pengontrolan

    gerakan mesin diprogam lebih dahulu dengan bahasa pemrograman NC. Selain

    itu, gerakan dapat disimulasikan terlebih dahulu sehingga dapat dicek apakah

    gerakan-gerakan mesin telah sesuai dengan yang diinginkan.

    Program NC adalah perintah-perintah yang dapat diterjemahkan mesin NC

    untuk gerakan-gerakan pahat relatif terhadap benda kerja dalam ruang kerja mesin

    NC. Pemrograman NC dilakukan dengan menyusun kode-kode program NCmengikuti aturan yang sesuai dengan kemampuan mesin dan pengontrol NC.

    Pemrograman NC dapat dilakukan dengan tiga cara [7] yaitu:

    Pemrograman manual (Manual Programming)

    Pemrograman dengan komputer pembantu.

    Pemrograman terintegrasi dalam sistem CAD/CAM.

    Keluaran dari pemrograman NC adalah G-code. G-code adalah bahasa

    pemrograman NC yang dapat dimengerti oleh mesin perkakas NC. Pemrograman

    15

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    12/21

    NC dengan G-code ini seringkali dikenal pula sebagai pemrograman dengan

    bahasa manual.

    2.3.1 Sintaks Bahasa ManualProgram dalam bahasa manual dibuat dengan menyusun karakter-karakter

    ASCII (American Standard Code for Information Interchange) pada baris-baris

    yang berkesinambungan. Baris-baris yang ada pada program ini disebut dnegan

    blok (block), dipisahkan dengan baris lainnya dengan kode EOB (End of Block).

    Kode EOB ini berupa karakter non cetak yang tak terlihat pada monitor [8].

    Setiap baris/blok dapat berisi beberapa word, dimana word terdiri dari

    karakter huruf yang disebut address dan karakter angka yang disebut numerik,

    dimana addressadalah kode perintah gerakan dan numerik merupakan koordinat

    posisi tujuan. Sebuah contoh format program NC (G-code) adalah sebagai berikut:

    : 112 Nomor Program

    N1 G92 X100 Y200 Z100

    N2 M06 T02 EOB (End of Block); tanda akhir baris

    N3 G46 G46 Y135 D11 S50 M03

    N4 G01 G45 Y-135 F380 M 03

    N5 G00 G91 X60 Numerik

    Nomor baris Address

    Dengan kemajuan teknologi dewasa ini, proses pembuatan program NC

    dapat dilakukan secara langsung dari toolpath yang telah ditentukan. Proses ini

    dilakukan dengan memanfaatkan komputer yang akan melakukan pembuatan

    (generating) G-code berdasarkan toolpath yang ada dengan menggunakan

    perangkat lunak yang dinamakan post processor. Post processor ini akanmelakukan generatingG-code sesuai dengan aturan yang kita tentukan. Dengan

    cara ini, tingkat kebenaran G-code lebih terjamin, selain itu dapat dilakukan

    generating G-codeuntuk proses pemesinan yang rumit, misalnya milling 5 axis,

    yang pada umumnya sulit dibuat secara manual oleh pemrogram NC.

    Dalam tugas akhir ini, penulis menggunakan software Space-E/CAM

    Version4.2 untuk menghasilkan program NC.

    16

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    13/21

    2.3.2 Proses Pemesinan dengan CAD/CAMPerkembangan teknologi yang pesat mendorong kemajuan proses

    pemesinan yang sangat cepat, diawali dengan era pemakaian mesin NC, yang

    dilanjutkan dengan era pemakaian teknologi komputer pada proses pemesinan

    yang dikenal dengan CAM (Computer Aided Manufacturing). Pada proses

    pemesinan dengan CAM, pembuatan bahasa program NC tidak lagi dilakukan

    secara manual, dimana operator membuat satu persatu bagian program NC dengan

    melihat gambar teknik, akan tetapi dihasilkan oleh komputer menggunakan post

    processoryang sesuai dengan mesin yang akan dipakai [8].

    Pada CAM, gambar desain produk dihasilkan oleh suatu perangkat lunak

    CAD (Computer Aided Design). Gambar tersebut kemudian dipakai untuk

    melakukan pembuatan rangkaian proses pemesinan yang hasilnya berupa gerakan

    pahat sesuai dengan produk yang akan dihasilkan pada CAM. Pada CAM, selain

    dilakukan pembuatan toolpath, semua parameter proses pemesinan diatur

    sehingga program yang dihasilkan benar-benar tinggal dijalankan pada mesin NC

    tanpa perlu melakukan pengaturan parameter proses lagi.

    Secara garis besar, alur proses pemesinan diperlihatkan pada Gambar 2.6

    berikut.

    CAD

    Geometry

    Feature

    Machining

    Process

    PlanCL Data

    G&M

    Codes

    Finished

    Product

    Ekstraksi

    feature

    Perencanaan

    Proses

    Pemrograman

    NC

    Post

    Processing

    Mesin NC

    Pengontrol

    ManufacturingDesign

    Solid Model G-Codes

    Gambar 2.6 Alur sistem CAD/CAM [9]

    Desainer membuat desain geometri part menggunakan CAD. Kemudian

    gambar tersebut diproses pada bagian perencanaan proses yang bertugas

    merencanakan proses-proses yang akan dilakukan untuk menghasilkanpartsesuai

    17

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    14/21

    desain. Hasil perencanaan proses ini adalah langkah-langkah proses pemesinan

    yang dilakukan untuk memesin benda kerja sehingga dihasilkan produk sesuai

    dengan desain.

    Langkah selanjutnya adalah pemrograman NC dimana pemrogram

    menggunakan CAM untuk menghasilkan file lokasi pahat (CL Data Cutter

    Location Data) yang diperlukan untuk mendefinisikan lintasan pahat. Lokasi

    pahat disini belum dapat diterjemahkan oleh mesin NC sebelum dilakukan post

    processing. Dengan suatu perangkat lunakpost processor, CL Datatersebut dapat

    diubah menjadi G-codeyang dapat dimengerti oleh mesin NC.

    2.4 Reverse EngineeringReverse Engineering (RE) adalah proses menduplikasi suatu produk,

    komponen-komponennya, atau subassembly-nya yang telah ada sebelumnya tanpa

    melanggar hak paten atau hak cipta yang telah ada. Agar tidak melanggar hak

    paten tersebut, dalam kegiatan RE perlu dilakukan survei hak paten terlebih

    dahulu, sehingga dapat diketahui bagian-bagian yang telah dipatenkan dan tidak

    bisa ditiru. [10]. Ada banyak sekali alasan yang menyebabkan kita memerlukan

    kegiatan RE ini, yaitu antara lain:

    Pabrikan asli pembuat produk yang akan di-RE sudah tidak memproduksi lagi.

    Dokumentasi desain asli hilang atau tidak pernah ada.

    Model komputer dari produk tidak cukup untuk mendukung modifikasi

    atau metode produksi (manufaktur) yang ada sekarang.

    Beberapa fitur jelek dari produk perlu dihilangkan dari desain (contohnya

    bagian produk yang aus berlebihan mungkin membutuhkan perbaikan).

    Menambah atau menguatkan beberapa fitur yang baik dari produk agar

    produk dapat digunakan lebih lama.

    Menganalisis kelebihan dan kekurangan dari produk saingan.

    Memeriksa kemungkinan atau kesempatan baru untuk meningkatkan fitur-

    fitur dan performansi suatu produk.

    Mendapatkan metode perbandingan yang kompetitif untuk mengetahui dan

    mengerti tentang produk saingan demi mengembangkan produk yang lebih

    baik.

    18

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    15/21

    Tahap-tahap kegiatan reverse engineering adalah sebagai berikut:

    1. Mencari informasi teknik tentang komponen dan sistem yang akan di-RE.

    2. Mencari pengetahuan tentang komponen dan sistem yang akan di-RE.

    3. Melakukan modeling dan analisis teknik.

    4. Membuat prototipe dari produk yang di-RE.

    5. Melakukan tes dan evaluasi.

    6. Melakukan pengembangan atau peningkatan produk.

    2.5 Pemodelan dengan Pro/Engineer Wildfire 3.02.5.1 Pengenalan Pemodelan dengan Pro/Engineer Wildfire 3.0

    Pro/Engineer merupakan salah satu program CAD/CAM yang sering

    digunakan dalam dunia industri. Sebagai program CAD/CAM, Pro/Engineer dapat

    digunakan untuk pemodelan 3 dimensi (3D) soliddalam komputer. Penggunaan

    model 3D solid memberikan banyak keuntungan [11], diantaranya:

    Model 3D solid mempunyai volume dan permukaan.

    Model 3D solid dapat dengan mudah dianalisis bentuk fisiknya, seperti

    volume, massa, luas permukaan, penampang, pusat massa, momen inersia

    dan lain-lain.

    Model 3D solid memberikan visualisasi permukaan solid dengan sangat

    baik, dengan tekstur dan pewarnaan, atau dengan representasi wire frame.

    Pro/Engineer memiliki beberapa karakteristik pemodelan, yaitu berbasis

    fitur (feature based), parametrik (parametric) dan asosiatif (associate).

    2.5.2 Pemodelan SketchBeberapa fitur yang menyusun sebuah model part selalu diawali dengan

    pendefinisian sketsa, yaitu membuatpolycurvepada suatu bidang datar yang telah

    ditentukan. Fasilitas yang disediakan oleh Pro/Engineer dalam sketcher base

    adalah entity tool (geometri konstruksi), geometri editor (trim, copy, mirror),

    constraint-tools dan dimension-tools. Lembar kerja pada modul sketch dapat

    dilihat pada Gambar 2.7.

    19

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    16/21

    Gambar 2.7 Lembar kerja modulsketch

    2.5.3 PemodelanPartPemodelanpartdalam Pro/Engineer adalah pemodelan yang berbasis fitur.

    Fitur-fitur yang digunakan dalam pemodelan partdapat dikelompokkan menjadi

    non-machined feature dan basic-machined feature. Yang termasuk dalam

    kelompok non-machined feature diantaranya datum dan protrusion. Datum

    merupakan tempat rujukan atribut-atribut yang melengkapi fitur. Beberapa jenis

    datum yang biasa digunakan dalam pemodelan part diantaranya datum plane,datum axis, datum curve, datum point dan sistem koordinat. Protrusion

    merupakan fitur yang berfungsi untuk menambahkan material pada suatu model.

    Teknik untuk melakukan protrusion ada beberapa cara, yaitu extrude, revolve,

    sweep, dan blend.Extrudeadalahprotrusionyang dibuat dengan menarik section

    searah normal bidang section, sepanjang depthyang ditentukan. Revolve adalah

    teknik protrusion dengan cara menarik section berputar relatif terhadap axis

    sejauh angle yang telah ditentukan sebelumnya. Sweep dilakukan dengan cara

    menarik suatu section mengikuti lintasan (trajectory) yang telah ditentukan

    sebelumnya. Blend dilakukan dengan cara menyambungkan beberapa bentuk

    section yang memiliki jumlah titik sambung yang sama, masing-masing titik

    dihubungkan sesuai nomor urut yang sama.

    Fitur yang termasuk basic-machined featureadalah hole, round, chamfer,

    shell dan draft. Hole merupakan proses pembuatan lubang pada model dengan

    posisi menurut sistem koordinat tertentu. Round adalah proses penumpulan sisi-

    20

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    17/21

    sisi model yang tajam dengan radius penumpulan tertentu yang dapat diatur

    besarnya. Chamferadalah proses penumpulan sisi/sudut model yang tajam dengan

    kemiringan penumpulan tertentu. Shell adalah proses pembuatan cangkang dari

    suatu model pejal. Draft adalah kemiringan suatu permukaan terhadap suatu

    permukaan terhadap suatu permukaan referensi sepanjang sumbu netral.

    Gambar 2.8 berikut menunjukkan lembar kerja modulpart.

    Gambar 2.8 Lembar kerja modulpart

    2.6 PembuatanMolddengan Space-E/Modeler Version4.2Space-E/Modeler merupakan sebuah softwareyang dapat mendesain dan

    memanufaktur mold dari logam. Pada Space-E/Modeler diutamakan fungsi

    campuran dari pemodelan permukaan (surface modeling) menggunakan NURBS

    (non uniform rational B spline) dan pemodelan solid yang mudah namun akurat,

    seperti halnya fungsi pendefinisian bentuk yang berasal dari mold logam.

    Space-E/Modeler Version4.2 mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:

    Numerical modeling, yaitu membuat dan mengedit model tiga dimensi

    dalam bentuk wireframe,permukaan (surface) maupun solid.

    Membuat cross section, yaitu membuat dan mengedit model dua dimensi

    dalam bentuk wireframe.

    Mengecek model yang sudah ada, baik itu pengecekan bentuk, gradien

    atau kurvatur.

    Dapat membuat draft, yaitu membuat gambar proyeksi dari model tiga

    dimensi dan meng-convert-nya menjadi file MD atau DXF.

    21

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    18/21

    Membuat gambar teknik, dilengkapi dengan kemampuan untuk

    menggambar garis dimensi, simbol, dan teks.

    Gambar 2.9 menunjukkan lembar kerja dari Space-E Modeler Version4.2.

    Gambar 2.9 Lembar kerja Space-E/Modeler

    Beberapa perintah yang berfungsi dalam pembuatan moldakan diberikan

    pada Tabel 2.2 berikut:

    Tabel 2.2 Beberapa Perintah dalam Space-E/Modeler untuk PembuatanMold

    Menu Fungsi

    BaseLines Membuat garis basis untuk pemodelan.

    Line Membuat garis.

    Surface Membuat permukaan.

    Solid Membuat soliddari sebuah cross section.

    Fillet Membuat fillet atau untuk men-trim(memotong) permukaan

    Healing Meng-heal data

    Delete Sekumpulan perintah untuk menghapus item.

    Modify Mengedit sebuah item seperti trimming(memotong).

    Undo/Redo Kembali ke operasi sebelumnya/membatalkan perintah kembali.

    Move/Copy Memindahkan dan mengcopy item.

    Attribute Mengganti atribut dari item.

    22

    http://../Documents%20and%20Settings/Aditia/Desktop/TA%20finale/HZS/Modeler/help_mdl/command/attributes/chap_attr.htmhttp://../Documents%20and%20Settings/Aditia/Desktop/TA%20finale/HZS/Modeler/help_mdl/command/move/chap_move.htmhttp://../Documents%20and%20Settings/Aditia/Desktop/TA%20finale/HZS/Modeler/help_mdl/command/history/chap_his.htmhttp://../Documents%20and%20Settings/Aditia/Desktop/TA%20finale/HZS/Modeler/help_mdl/command/edit/chap_edit.htmhttp://../Documents%20and%20Settings/Aditia/Desktop/TA%20finale/HZS/Modeler/help_mdl/command/del/chap_del.htmhttp://../Documents%20and%20Settings/Aditia/Desktop/TA%20finale/HZS/Modeler/help_mdl/command/healing/chap_healing.htmhttp://../Documents%20and%20Settings/Aditia/Desktop/TA%20finale/HZS/Modeler/help_mdl/command/fillet/chap_fillet.htmhttp://../Documents%20and%20Settings/Aditia/Desktop/TA%20finale/HZS/Modeler/help_mdl/command/solid/chap_solid.htmhttp://../Documents%20and%20Settings/Aditia/Desktop/TA%20finale/HZS/Modeler/help_mdl/command/surface/chap_sur.htmhttp://../Documents%20and%20Settings/Aditia/Desktop/TA%20finale/HZS/Modeler/help_mdl/command/line/chap_line.htmhttp://../Documents%20and%20Settings/Aditia/Desktop/TA%20finale/HZS/Modeler/help_mdl/command/baselines/chap_baselines.htm
  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    19/21

    2.7 Perencanaan Proses Pemesinan dengan Space-E/CAM Version4.2Space-E/CAM Version 4.2 merupakan alat pintar yang dapat mengubah

    pekerjaan sebelum pemesinan yang memakan tenaga dan waktu menjadi operasi

    yang sederhana, otomatis, terstandar dan ekonomis. Proses pemesinan ini

    dimaksudkan untuk kecepatan yang tinggi, tingkat kepresisian yang tinggi dan

    produktivitas yang tinggi dengan dipersenjatai berbagai fungsi-fungsi di

    dalamnya.

    Fitur-fitur utama dari Space-E/CAM ini adalah:

    Registrasi proses pemotongan dan perhitunganpath(lintasanpath) dengan

    setting yang sederhana.

    Dapat menyimpan proses pekerjaan, pahat, kondisi pemotongan dan

    urutan pemotongan sebagai data standar pribadi.

    Dapat mengoperasikan sejumlah operasi yang terdiri dari beberapa proses

    sesuai dengan urutan pemotongan.

    Mempunyai fungsi yang luas yang dapat mengakomodasi pemotongan

    yang cepat, akurat dan produktif.

    Siap untuk mengotomatisasi dan menstandarkan data pemotongan.

    Gambar 2.10 berikut memperlihatkan lembar kerja dari Space-E/CAM.

    Gambar 2.10 Lembar kerja Space-E/CAM

    23

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    20/21

    Langkah-langkah dalam proses pembuatan NC data dapat dijelaskan

    dengan Gambar 2.11. Gambar tersebut menunjukkan diagram alir dari pemodelan

    pemesinan yang dilakukan pada Space-E/CAM.

    Gambar 2.11 Diagram alir pemodelan pemesinan pada Space-E/CAM [12]

    Langkah-langkah di atas akan diuraikan sebagai berikut:

    Start Space-E/CAM, create new job: buka software Space-E/CAM dan

    buat lembar kerja baru.

    Set the model: menentukan model yang akan dimesin.

    Set the material: menentukan benda kerja untuk model yang akan dimesin.

    Set the machine information: menentukan informasi dari mesin yang akan

    digunakan untuk pemotongan.

    24

  • 5/25/2018 Jbptitbpp Gdl Kokosuherm 30856 3 2008ta 2

    21/21

    Save the process groups: membuat kelompok proses, seperti proses

    roughing, semi finishingdanfinishing.

    Save the process: menentukan proses apa saja yang ada dalam kelompok

    proses.

    Create the function file: pilih proses yang akan dilakukan, misal contour

    roughing dan tentukan parameter-parameternya.

    Create the tool file: tentukan pahat yang akan digunakan pada sebuah

    proses dan tentukan parameter-parameternya.

    Save the cutting area: menentukan area yang akan dikenakan proses

    pemotongan. Cutting area bisa lebih dari satu dengan jumlah

    maksimumnya adalah 26.

    Set the postprocessor: menentukan postprocessor yang akan digunakan.

    Postprocessoradalah sebuah fungsi yang dapat mengubah data dari CAM

    menjadiNC Datayang optimum yang sesuai dengan mesin NC yang akan

    digunakan. Gambar 2.12 berikut adalah ilustrasi dari fungsi sebuah

    postprocessor.

    Gambar 2.12 Ilustrasi fungsi sebuahpostprocessor[12]

    Calculate the path data: jalankan fungsi calculation pada setiap proses

    untuk mendapatkanpath data.

    NC Data: akan didapat data NC berupa G-Codesebagai output dari proses

    ini.

    25