J I l m ia h M a P h - Unsyiah
Transcript of J I l m ia h M a P h - Unsyiah
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1, Februari 2018
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Corresponding Author: [email protected], [email protected]
JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 3. №. 1, Februari 2018 (912-926)
(1Mahasiswa, 2Dosen Pembimbing)
PERANAN PROMOSI KESEHATAN DALAM PENGENDALIAN
PEROKOK AKTIF
(THE ROLE OF HEALTH PROMOTION IN THE CONTROL OF ACTIVE
SMOKERS (STUDIES IN CENTER for TOBACCO CONTROL STUDIES
(CTCS) BANDA ACEH))
Adian Putra1), Ishak Hasan2)
Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala
ABSTRAK - Judul penelitian ini adalah “Peranan Promosi Kesehatan Dalam
Pengendalian Perokok Aktif (Studi Kasus Pada Center For Tobacco Control
Studies Banda Aceh)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk
mengetahui kegiatan dan strategi promosi kesehatan yang dijalankan
olehCTCS dalam melakukan upaya pengendalian perokok dan juga untuk
mengetahui peranan promosi kesehatan yang dilakukan CTCS terhadap
perokok. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan teori AIDCA. Teori ini merupakan suatu proses
psikologi pada diri komunikan, didahului dengan komunikasi persuasif
sebagai upaya membangkitkan perhatian. Informan dalam penelitian ini
adalah anggota CTCS dan perokok aktif di Banda Aceh. Teknik
pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara semi terstruktur,
dan observasi. Teknik pemilihan informan yang digunakan ialah teknik
purposif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2017 terhadap 2
infroman kunci dari CTCS dan 6 informan tambahan dengan kriteria
infroman tinggal di Banda Aceh, perokok aktif dengan rentang umur 15-
30 tahun. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa ada beberapa peranan
promosi kesehatan dalam mengendalikan perokok, peranan tersebut
adalah perubahan perilaku, perubahan sosial/lingkungan, bertambahnya
wawasan masyarakat terhadap bahaya rokok, meningkatnya
kewaspadaan masyarakat terhadap rokok dan menciptakan generasi
muda yang sehat dan bebas dari asap rokok.
Kata Kunci : Promosi Kesehatan, Pengendalian Perokok, CTCS
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1, Februari 2018
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Peranan Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian Perokok
(Adian Putra, Ishak Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018 (914-926)
ABSTRACT – The title of this research is "The Role of Health Promotion in
Control of Active Smokers (Case Study At Center For Tobacco Control Studies
Banda Aceh)". This study aims to find out to know the health promotion activities
and strategies run by CTCS in making efforts to control smokers and also to
determine the role of health promotion conducted CTCS against smokers. The
approach used in this research is qualitative approach with descriptive method. In
this study researchers used AIDCA theory. This theory is a psychological process
in the self communicant, preceded by persuasive communication as an effort to
generate attention. Informants in this study are members of CTCS and active
smokers in Banda Aceh. Data collection techniques used are semi-structured
interviews, and observation. Informant selection technique used is purposive
technique. This study was conducted in July 2017 against 2 key infromants from
CTCS and 6 additional informants with live infromant criteria in Banda Aceh, an
active smoker with a 15-30 year age range. The results of this study found that
there are several roles of health promotion in controlling smokers, the role is
behavior change, social / environmental change, increasing public awareness of
the dangers of cigarettes, increasing public awareness of cigarettes and creating a
healthy young generation and free from cigarette smoke.
Keywords: Health Promotion, Smoker Control, CTCS
PENDAHULUAN
Merokok adalah kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan bagi
perokok aktif. Dengan zat adiktif yang terkandung dalam sebatang rokok,
membuat para perokok aktif menjadi candu terhadap rokok (Sunarno.
2008:45), ditambah lagi tata pola pergaulan dapat menjadi alasan lain
untuk merokok. Oleh sebab itu saat ini, merokok menjadi kegiatan yang
bersifat kontinyu dan menyebabkan ketergantungan kepada sang
perokok.
Upaya pencegahan dan pengendalian penggunaan rokok
memerlukan suatu pengetahuan mengenai penyebab perilaku konsumsi
rokok itu, sumber, perundangan dan program pengobatan. Selain
pengetahuan tersebut, diperlukan juga keterampilan pengaturan
komunitas, ketekunan, dan kerjasama antar-berbagai pihak yang peduli
dan lembaga pemerintah maupun nonpemerintah. Dari sudut pandang
kesehatan masyarakat, merokok cenderung menjadi kondisi yang kronis.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1, Februari 2018
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Peranan Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian Perokok
(Adian Putra, Ishak Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018 (914-926)
Jika dilihat dari usaha yang sudah dilakukan pemerintah tentang
merokok, akan menghasilkan dampak positif di kalangan masyarakat,
khususnya bagi perokok aktif. Namun sepertinya usaha pemerintah
kurang efektif dalam pelaksanaanya sehingga masih banyak perokok aktif
yang mengabaikan peraturan-peraturan tersebut. Terbukti dari riset
kesehatan dasar yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada tahun 2007
dan tahun 2010 di Aceh menunjukkan bahwa delapan dari sepuluh laki-
laki merupakan perokok. Mirisnya, sebagian jumlah perokok aktif di
Banda Aceh adalah remaja. Jumlah perokok usia remaja di Banda Aceh
sebanyak 30% dari total keseluruhan perokok di Banda Aceh. Jumlah
perokok remaja yang semakin meningkat setiap tahunnya menjadi
persoalan serius yang harus segera ditangani. Ditambah lagi semakin
banyak perokok aktif di Banda Aceh yang kurang memahami etika
merokok. Mereka masih saja merokok di tempat-tempat umum seperti di
dalam angkutan umum dimana banyak terdapat orang-orang yang tidak
merokok dan mengeluhkan perilaku tersebut. Sosialisasi dan peringatan
tentang aturan merokok yang dilakukan pemerintah sepertinya kurang
mempengaruhi aktifitas para perokok aktif di Banda Aceh. Kebiasaan
perokok ini memang sangat merugikan, tidak hanya untuk diri sendiri
tetapi juga orang lain.
Keberadaan Center for Tobacco Control Studies (CTCS) di Aceh didasari
semangat untuk menurunkan prevalensi perokok di Aceh yang senantiasa
meningkat setiap tahunnya, serta cita-cita mewujudkan Aceh masa depan
yang bebas dari asap rokok. CTCS berkomitmen melakukan berbagai riset
ilmiah, edukasi, dan sosialisasi bahaya rokok dengan mengedepankan
pendekatan edukatif, informatif, kreatif, dan inovatif kepada masyarakat
khususnya generasi muda di Aceh. CTCS menerapkan kegiatan promosi
kesehatan kepada masyarakat Banda Aceh guna meningkatkan
kemampuan masyarakat khususnya perokok aktif melalui pembelajaran
agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan
yang sesuai dengan sosial budaya setempat dan didukung kebijakan
publik yang berlaku. Untuk mengetahui kegiatan promosi kesehatan yang
dilakukan CTCS di Banda Aceh, peneliti akan menganilisa kegiatan CTCS
melalui penelitian yang berjudul “Peranan Promosi Kesehatan dalam
Pengendalian Perokok Aktif (Studi Kasus pada Center For Tobacco
Control Studies Banda Aceh)”.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1, Februari 2018
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Peranan Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian Perokok
(Adian Putra, Ishak Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018 (914-926)
Dari uraian di atas, hal yang menjadi permasalahan untuk dikaji
lebih lanjut ialah sebagai berikut:
1. Bagaimana promosi kesehatan yang dilakukan oleh Center For Tobacco
Control Studies (CTCS) dalam melakukan upaya pengendalian perokok
di Kota Banda Aceh ?
2. Bagaimana peranan promosi kesehatan yang dilakukan Center For
Tobacco Control Studies (CTCS) terhadap perokok di Banda Aceh ? Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui promosi kesehatan yang dilakukan oleh Center For
Tobacco Control Studies (CTCS) dalam melakukan upaya pengendalian
perokok di Kota Banda Aceh.
2. Untuk mengetahui peranan promosi kesehatan yang dilakukan Center
For Tobacco Control Studies (CTCS) terhadap perokok di Banda Aceh.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini menggunakan teori AIDCA, teori AIDCA merupakan
suatu proses psikologi pada diri komunikan. Berdasarkan formula
AIDCA, komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan
perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam gaya bicara dengan
kata-kata yang merangsang tetapi juga dengan penampilan (appearance)
ketika menghadapi komunikan. Penggunaan visual dan pesan yang tepat
merupakan syarat utama keberhasilan dari sebuah program promosi.
Tahapan-tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan
pencapaian kesadaran atas keberadaan sebuah produk atau jasa
(awareness), menumbuhkan sebuah keinginan untuk memiliki atau
mendapatkan produk (interest). Sampai dengan mempertahankan
loyalitas pelanggan atau konsumen (loyality).
Dalam pengertian komunikasi tahapan tersebut disebut Formula
AIDCA, yang merupakan formula yang sering digunakan untuk
membantuperencanaan suatu iklan secara menyeluruh, dan formula ini
tidak hanya dapat diterapkan pada naskah iklan atau copy iklan, layout,
dan tipografi saja, tetapi juga dapat diterapkan pada pemilihan media,
ukuran ruang iklan, dan posisi iklan itu dalam suatu media publikasi.
Adapun kelima formula tersebut antara lain:
1. Attention (perhatian), memulai komunikasi dengan membangkitkan
perhatian konsumen terhadap produk yang dipasarkan. Pemasar
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1, Februari 2018
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Peranan Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian Perokok
(Adian Putra, Ishak Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018 (914-926)
harus kreatif dalam mempromosikan produk yang dihasilkan agar
mendapat perhatian dari konsumen untuk melihat produk.
2. Interest (minat atau ketertarikan), apabila telah ada perhatian dari
konsumen, maka hendaklah melakukan upaya dalam
menumbuhkan rasa tertarik terhadap produk yang dipasarkan.
3. Desire (hasrat), setelah timbul rasa tertarik dari konsumen maka akan
muncul hasrat atau rasa ingin memiliki, membeli dan menggunakan
produk.
4. Conviction (keyakinan), setelah adanya hasrat yang timbul oleh
konsumen tentang produk atau jasa yang ditawarkan, haruslah
kemudian ada keyakinan yang kemudian dapat mendorong
konsumen untuk mengambil sebuah tindakan atau action.
5. Action (tindakan), keputusan membeli tidak berarti kalau tidak
dilanjutkan dengan tindakan untuk membeli. Tindakan tersebutlah
yang diharapkan oleh pemasar agar khalayak mau membeli dan
menggunakan produk yang dipasarkan. (Jefkins, 1997:241-243)
Kaitan teori ini dengan penelitian yang akan dilakukan ialah tujuan
dari promosi kesehatan yang dilakukan CTCS tersebut langsung kepada
perokok aktif di Banda Aceh dengan tahapan Attention, Interest, Desire,
Conviction, serta Action yang dari tahapan tersebut ada pada perokok aktif
yang mengikuti/mengetahui promosi kesehatan dalam pengendalian
perokok.
Menurut Leavel and Clark (1990) seperti yang dikutip oleh
Notoatmodjo (2010:22), promosi kesehatan diartikan sebagai upaya
memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan atau “menjual” kesehatan.
Dengan kata lain, promosi kesehatan adalah memasarkan, menjual atau
memperkenalkan pesan-pesan kesehatan atau upaya-upaya kesehatan
sehingga masyarakat menerima atau membeli (dalam artian menerima
perilaku kesehatan) atau mengenal pesan-pesan kesehatan tersebut, yang
akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat. Promosi kesehatan
tidak hanya mengupayakan perubahan perilaku saja, tetapi juga
perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut.
Disamping itu promosi kesehatan lebih menekankan kepada peningkatan
kemampuan hidup sehat, bukan sekedar berperilaku sehat. Promosi
kesehatan bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku
dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1, Februari 2018
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Peranan Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian Perokok
(Adian Putra, Ishak Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018 (914-926)
Berikut ialah merupakan kerangka berfikir dalam penelitian ini:
Sumber: Peneliti (2017)
METODE PENELITIAN
Adapun lokasi penelitian ini Penelitian ini dilakukan dikota Banda
Aceh, tepatnya di kantor Center for Tobacco Control Studies (CTCS) di
Wisma PPSIB Universitas Syiah Kuala Jln. T. Nyak Arief, Darussalam,
Banda Aceh. Pada hasil survei awal, banyak perokok yang merokok
sembarangan dan mengganggu masyarakat di sekitarnya. Pendekatan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2004:3). Tujuannya adalah
untuk menjelaskan sedalam-dalamnya fenomena yang terjadi melalui
pengumpulan data sedalam-dalamnya (Kriyantono, 2007:34).Dalam
penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode
Peranan Promosi Kesehatan
CTCS Masyarakat
Promosi
AIDCA
Attention Interest Desire Conviction Action
PENGENDALIAN PEROKOK AKTIF
Promosi Kesehatan Perilaku Perokok
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1, Februari 2018
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Peranan Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian Perokok
(Adian Putra, Ishak Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018 (914-926)
deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan hanya
berdasarkan fakta yang ada (Sudaryanto, 1993:62).
Subjek penelitian adalah sesuatu yang sangat penting kedudukannya
didalam penelitian, subjek penelitian harus ditata sebelum peneliti siap
untuk mengumpulkan data, subjek penelitian dapat berupa benda, hal
atau orang (Arikunto, 2000:152). Dengan demikian subjek penelitian pada
umumnya manusia atau apa saja yang menjadi urusan manusia. Oleh
sebab itu maka subjek atau informan dalam penelitian ini adalah anggota
CTCS dan juga perokok aktif. Informan dalam penelitian ini dipilih
dengan menggunakan teknik Purposive. Purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:68).
Objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang
merupakan inti dari problematika penelitian (Arikunto, 2000:29).Dalam
penelitian ini, yang menjadi objek adalah apa motivasi mahasiswa untuk
bergabung dimedia sosial instagram.
Berikut nama-nama informan:
Anggota CTCS
1. Farah Diba selaku Direktur CTCS Periode 2017/2019
2. Andi Tharsia selaku Peneliti CTCS
Perokok Aktif
No Nama Umur
1 Andrean Syahputra 28
2 Ari Munandar 25
3 Bachtiar 30
4 Koko Rusdi 16
5 M.Wahyu Ikhsan 23
6 Riki Irawan 17
Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari wawancara,
dan observasi.Wawancara adalah percakapan untuk mendapatkan data.
Percakapan itu dilakukan oleh kedua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan narasumber yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Moleong, 2010:186). Menurut Rachmat (2006:108),
observasi merupakan kegiatan mengamati secara langsung suatu objek
tanpa menggunakan mediator untuk melihat dengan dekat kegiatan yang
dilakukan objek tersebut.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1, Februari 2018
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Peranan Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian Perokok
(Adian Putra, Ishak Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018 (914-926)
Dari keseluruhan data yang diperoleh baik dari penelitian lapangan
(field research) dan studi kepustakaan (library research) dapat dianalisis
dengan cara menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan
metode deskriptif. Analisis data adalah proses pengorganisasian dan
pengaruh data ke dalam pola, kategori dan satu uraian dasar sehingga
dapat ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data (Kriyantono, 2008:165). Dalam penelitian kualitatif
ini, proses pengumpulan data dengan cara mengobservasi lalu melakukan
wawancara, peneliti melakukan analisis terhadap jawaban dari hasil
wawancara. Apabila jawaban terasa belum memuaskan, maka peneliti
melanjutkan pertanyaan-pertanyaan kembali sampai memperoleh hasil
atau data yang di anggap kredibel. Analisis data yang dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus, sehingga peneliti
memperoleh data yang lengkap (Sugiyono, 2005:91).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Proses
pemberdayaan tersebut dilakukan dengan pembelajaran, yaitu upaya
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan dalam bidang
kesehatan (Dinas Kesehatan. 2008:5). Batasan ini menekankan, bahwa
promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat
yang menyeluruh dalam konteks masyarakatnya. Bukan hanya perubahan
perilaku, tetapi juga perubahan sosialnya. Perubahan perilaku tanpa
diikuti perubahan sosial tidak akan efektif, perilaku tersebut tidak akan
bertahan lama (Notoatmodjo. 2005:25). Promosi kesehatan dalam
pengendalian perokok yang dilakukan CTCS seharusnya mampu
merubah perilaku perokok apabila kegiatan promosi ini dilakukan secara
rutin, hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menyatakan 4 dari 6
informan yang diteliti menyatakan ada perubahan perilaku saat merokok
setelah melihat atau mengetahui kegiatan promosi kesehatan yang
dilakukan CTCS. Tidak hanya perubahan perilaku, tetapi juga diiringi
perubahan sosial. Menurut Mac Iver dalam Hooguelt (1995:56) perubahan
sosial adalah perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial (social
relation) atau perubahan terhadap keseimbangan (ekuilibirum) hubungan
sosial. Jadi peranan promosi kesehatan yang dilakukan CTCS ini memiliki
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1, Februari 2018
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Peranan Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian Perokok
(Adian Putra, Ishak Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018 (914-926)
peranan dalam merubah sikap baik individu maupun sosial. Perubahan
sosial ini dinilai dari hasil wawancara dan observasi kepada 6 orang
informan, dimana 4 diantaranya menyatakan untuk mengingatkan
perokok lain untuk menjaga etika saat merokok, juga melakukan tindakan
pencegahan apabila menemui perokok usia muda atau perokok pemula.
Kemudian jika dikaitkan dengan teori AIDCA maka hasil
penelitian menunjukkan bahwa Peranan Promosi Kesehatan Dalam
Pengendalian Perokok ini sesuai dengan teori AIDCA, yaitu tujuan dari
promosi kesehatan yang dilakukan CTCS tersebut langsung kepada
perokok aktif di Banda Aceh dengan tahapan Attention, Interest, Desire,
Conviction, serta Action yang dari tahapan tersebut ada pada perokok aktif
yang mengikuti/mengetahui promosi kesehatan dalam pengendalian
perokok. Menurut Effendy (2005:104) teori AIDDA merupakan suatu
proses psikologi pada diri komunikan. AIDDA yaitu Action, Interest,
Desire, Decision, dan diakhiri dengan tahapan Action. Teori AIDDA ini
dapat disederhanakan menjadi A-A procedure atau Attention to
Actionprocedure. Dalam perkembangnya formula tersebut mengalami
perubahan menjadi AIDCA yaitu Action, Interest, Desire, Conviction, dan
diakhiri pula dengan tahapan Action. Ada perbedaan dari formula
sebelumnya yaitu dalam penyebutan tahapan yang keempat antara
Decision dengan Conviction, meskipun kedua-duanya mempunyai
kesamaan makna yakni tahapan dalam pengambilan keputusan. Teori ini
menjelaskan suatu proses psikologis yang terjadi pada diri khalayak
dalam menerima komunikasi, setiap proses komunikasi baik komunikasi
tatap muka atau komunikasi massa hendaknya dimulai dengan
membangkitkan perhatian. Dalam penelitian ini komunikatornya adalah
CTCS dan yang menjadi komunikannya adalah masyarakat Banda Aceh
khususnya perokok aktif. Suatu kegiatan promosi kesehatan harus
mampu membangkitkan perhatian sasaran promosinya sehingga akan
muncul minat dalam diri khalayak untuk mengetahui lebih jauh lagi
tentang kegiatan promosi kesehatan. Selanjutnya minat akan melahirkan
rasa ingin tahu/hasrat untuk mengikuti promosi kesehatan yang dibuat
CTCS tersebut.
Hal ini sesuai dengan kesimpulan dari beberapa wawancara dengan
beberapa informan yang menyatakan bahwa kegiatan promosi kesehatan
dalam pengendalian perokok yang dilakukan CTCS mampu
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1, Februari 2018
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Peranan Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian Perokok
(Adian Putra, Ishak Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018 (914-926)
mempengaruhi mereka untuk dapat menerima pesan yang disampaikan
melalui promosi kesehatan tersebut. Hal ini dikarenakan CTCS tidak
menekankan pesan ‘anti rokok’ tetapi ‘pengendalian perokok’. Pesan anti
rokok akan langsung membuat perokok menjadi tidak peduli terhadap
promosi kesehatan tersebut, tetapi pesan mengendalikan perilaku
perokok lebih dapat diterima oleh para perokok. Perokok merasa tidak
dilarang untuk merokok tetapi diajak untuk menjaga sikap saat merokok.
Dengan pesan pengendalian perilaku perokok ini lah CTCS menarik
perhatian khalayak, kemudian dengan rangkaian kegiatan sosialisasi yang
dilakukan mampu menarik perhatian dan rasa ingin tahu/hasrat dari para
perokok maupun non-perokok, tahapan ini disebut Attention dan diikuti
tahapan Interest. Rangkaian kegiatan sosialisasi ini tidak hanya
memberikan informasi dan edukasi tentang bahaya rokok bagi perokok
dan orang disekitarnya, CTCS juga melakukan pendekatan terhadap
lingkungan perokok. Seperti kegiatan saweu sikula yang menyasar anak-
anak TK dan SD/MIN dengan melakukan kegiatan sosialisasi dan simulasi
bahaya rokok dirasa mampu mempengaruhi atau menarik perhatian para
orangtua murid yang perokok. Setelah perokok tertarik terhadap upaya
mengendalikan sikap saat merokok dan menyadari bahwa tidak harus
berhenti merokok namun cukup menjaga etika saat merokok, maka akan
timbul keinginan untuk mengendalikan sikap saat merokok, tahapan ini
disebut Desire.
Saat seorang perokok telah memiliki keinginan untuk
mengendalikan sikap saat merokok, seharusnya sikap ini akan berlanjut
menjadi keyakinan untuk merubah perilakunya. Keyakinan ini bisa
berdasarkan rasa tanggung jawab sebagai orangtua yang harus menjaga
anaknya atau juga sebagai pribadi yang harus menghargai hak-hak orang
di sekitarnya, tahapan ini disebut Conviction. Setelah perokok yakin untuk
merubah sikapnya haruslah diiringi dengan tindakan nyata atau Action.
Walaupun perubahan sikap ini masih dilakukan secara bertahap. Pada
tahap ini CTCS haruslah menyediakan sarana seperti pelatihan berhenti
merokok atau konseling dan juga menyediakan prasarana seperti KTR.
Untuk KTR ini disediakan oleh pemerintah guna memfasilitasi perokok
agar tidak merokok sembarangan lagi.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1, Februari 2018
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Peranan Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian Perokok
(Adian Putra, Ishak Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018 (914-926)
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dipaparkan oleh peneliti maka didapatkan kesimpulan bahwa: Ada
beberapa peranan promosi kesehatan dalam pengendalian perokok yang
dilakukan CTCS. Peranan tersebut adalah perubahan perilaku, perubahan
sosial/lingkungan. Perubahan perilaku ini dapat dilihat dari
bertambahnya wawasan perokok maupun non-perokok tentang bahaya
rokok dan asap rokok, berubahnya sikap perokok menjadi lebih beretika
saat merokok, perokok dewasa lebih menjaga sikap dan juga melakukan
tindakan preventif saat melihat anak-anak merokok. Sedangkan peranan
dalam perubahan sosial/lingkungan dapat dilihat dari meningkatknya
kewaspadaan masyarakat terhadap rokok, berkurangnya toleransi
terhadap perokok yang merokok sembarangan dan meningkatnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dari paparan
asap rokok.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Peranan Promosi
Kesehatan Dalam Pengendalian Perokok ini sesuai dengan teori AIDCA
yaitu teori yang menjelaskan langkah-langkah pengiklan dalam hal ini
pelaku promosi kesehatan untuk mempengaruhi khalayak ramai.
Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: CTCS seharusnya lebih fokus
lagi dalam melakukan pendekatan-pendekatan kepada perokok pemula,
tidak hanya melakukan riset tetapi juga rutin melakukan sosialisasi di
tingkat SMP, SMA/Sederajat dan juga Universitas. CTCS juga seharusnya
dapat lebih komitmen dalam melakukan promosi kesehatan. Lembaga
seperti CTCS ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, seharusnya CTCS
bisa lebih aktif lagi dalam menjalankan peranannya.Saran lainnya dari
peneliti agar CTCS lebih aktif dalam memanfaatkan sosial media seperti
Instagram, Facebook dan Twitter untuk mempromosikan hasil penelitian
yang bertujuan untuk mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk ikut
serta mengendalikan sikap perokok.Selanjutnya saran peneliti kepada
akademisi yang berminat melakukanpenelitian pada topik yang sama,
hendaknya lebih menekankan penelitian pada aspekpenelitian khalayak
tentang bagaimana mereka menerima dan menyikapi promosi kesehatan
terhadap rokok.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1, Februari 2018
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Peranan Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian Perokok
(Adian Putra, Ishak Hasan)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018 (914-926)
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, C. 2008. Pokoknya Kualitatif : Dasar-Dasar Merancang dan
Melakukan Penelitian Kualitatif. PT Dunia Pustaka Jaya. Jakarta.
Sasongko, Adi. 2000. Pengorganisasian Dan pengembangan Masyarakat,
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Jakarta.
Bungim, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Kencana. Jakarta. McKenzie, James F, dkk. 2003. Kesehatan Masyarakat Suatu Pengantar. Jakarta:
Kedokteran EGC.
Nawawi, H, Hadari, 2001, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka
Cipta. __________________. 2010. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
__________________. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Supriyanto & Ernawaty. 2010. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta: CV.
Andi Offset.
Suyanto & Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif dan Kombinasi.
Bandung: Alfabeta.
Severin & Tankard. 2011. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan
didalam Media Massa Edisi Kelima. Jakarta: Kencana.
Machfoedz, Mahmud. 2005. Pengantar Pemasaran Modern. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Penelitian Komunikasi. Jakarta:
Kencana.
Wiku, Adisasmito. 2007. Sistem kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.
Bandung: PT. Refika Aditama.