ANALISIS KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT POS MAIL …
Transcript of ANALISIS KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT POS MAIL …
i
i
ANALISIS KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT POS MAIL PROCESSING CENTRE (MPC) BANDUNG 40400
“Analysis Of Employee Satisfaction PT POS Mail Processing Center (MPC) Bandung 40400”
TUGAS AKHIR
Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III Program Studi Administrasi Bisnis Jurusan Administrasi Niaga
Oleh: WAHYUDI SAPUTRA
145213031
PROGRAM STUDI D-III ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
ii
CURRICULUM VITAE (CV)
PERSONAL DATA
Nama : WAHYUDI SAPUTRA Tempat, Tanggal Lahir : Bagan Batu, 15 Agustus 1994 Jenis Kelamin : Laki Laki Agama : Islam Status : Belum Menikah
Alamat Alamat : Jl.Ciwaruga Gang Ama Patinggi RT/03 RW/04 Kec.Parongpong Kab. Bandung Barat.
Telepon : +6285264623372 E-mail : [email protected]
PENDIDIKAN Sekolah Tempat Tahun
Perguruan Tinggi Politeknik Negeri Bandung 2014-2017 SMk SMK Negeri 1 KANDIS 2011-2014 SMP SMP Negeri 42 SIAK 2008-2011 SD SD Negeri 010 SIAK 2002-2008
ORGANISASI
Deskripsi Tahun Ketua Rohis SMK N 1 kandis 2012/2013
SERTIFIKAT
Deskripsi Tempat Tahun Pelatihan Bela Negara dan Kedisiplinan.
Pusdikpom Cimahi.
2015
ESQ Leadership Training. Politeknik Negeri Bandung. 2015 Training Motivasi Mahasiswa Baru.
Politeknik Negeri Bandung. 2015
Table Manner Course. Savoy Homan Bidakara Hotel. 2015 Beauty Class. Politeknik Negeri Bandung. 2015
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT POS MAIL PROCESSING CENTRE (MPC) BANDUNG 40400
“Analysis Of Employee Satisfaction Pt Pos Mail Processing Center (MPC) Bandung
40400”
TUGAS AKHIR
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Program Studi Administrasi Bisnis di Jurusan Administrasi Niaga Politeknik
Negeri Bandung
Disusun Oleh: Wahyudi Saputra NIM. 145213031
Telah disetujui pada sidang tugas akhir
Tanggal ...............................................
Pembimbing
Dra. Tintin Suhaeni, S.Sos., M.Si
NIP. 19620330 198903 2 001
iv
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS
TUGAS AKHIR
ANALISIS KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT POS MAIL PROCESSING CENTRE (MPC) BANDUNG 40400
“Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir
ini adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain
yang saya gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi dalam laporan Tugas Akhir ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan
sebagai bahan untuk Tugas Akhir lain kecuali saya menyatakan dengan jelas
bahwa saya menggunakannya.
Saya memahami bahwa laporan Tugas Akhir yang saya kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan/atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarisme”.
Bandung, Juli 2017 Yang menyatakan
Wahyudi Saputra NIM. 145213031
v
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
ALHAMDULILLAHIRABBIL „ALAMIN
LAPORAN TUGAS AKHIR TA INI SAYA PERSEMBAHKAN KEPADA:
IBU, AYAH ,ADIK DAN TETEH TERKASIH TERIMA KASIH ATAS SEGALA DUKUNGAN BAIK MORIL MAUPUN MATERIIL
KEDAPA SAYA UNTUK SELALU BERJUANG DI PERANTAUAN
IBU TINTIN SUHAINI TERHORMAT TERIMA KASIH ATAS SEGALA BIMBINGAN, MOTIVASI, KRITIK DAN SARAN
SELAMA MENGERJAKAN LAPORAN INI
KELUARGA BESAR KERMA SIAK SELAKU TEMAN SEPERJUANGAN . MARI BERGEGAS DAN SAMBUT MASA DEPAN
TEMAN-TEMAN KELAS B D3 ADMINISTRASI BISNIS 2014. SEMANGAT WISUDA
------- DO THE BEST, GOD THE REST -------
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis mendapat banyak bantuan,
bimbingan serta dukungan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Maka penulis
sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua, kakak dan adik penulis, terima kasih atas dorongan yang
diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini.
2. Ibu Tintin Suhaeni selaku Dosen Pembimbing, atas pembekalan, bimbingan,
kritik dan saran serta motivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan ini
tepat pada waktunya.
3. Bapak Misnawan, selaku pembimbing lapangan dalam kegiatan penelitian
Laporan Tugas Akhir. Terima kasih atas ilmu, bimbingan dan arahannya dalam
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
4. Ibu Ii Halihah selaku Ketua Program Studi DIII Administrasi Bisnis.
5. Bapak Sri Raharso selaku Ketua Jurusan Administrasi Niaga.
6. Pemerintah Kabupaten Siak Sri Indra Pura yang telah memberikan beasiswa
kepa saya.
7. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan
banyak terima kasih.
viii
ABSTRAK
Kepuasan kerja karyawan dalam suatu organisasi adalah hal yang sangat mendasar untuk pencapaian tujuan organsasi. Dimana apabila kepuasankerja karyawan tidak terpenuhi maka tujuan organisasi akan sulit untuk diraih. Untuk itu suatu perusahaan harus lebih memperhatikan kepuasan kerja karyawan yang bekerja diperusahaannya. Kepuasan kerja karyawan dapat diraih apabila apa yang didapatkan karyawan lebih besar dari apa yang diberikan atau sebanding dengan apa yang diberikan. Adapaun kepuasan kerja itu timbul dari kesesuaian tugas pokok dan fungsi kerja yang dilakukan, supervise oleh pimpinan, kesempatan unatuk maju dan rekan kerja yang ada dilingkungan kerja tersebut. Salah satu perusahaan di Indonesia yang telah memiliki jumlah karyawan yang cukup banyak adalah PT POS Mail Processing Centre Bandung. Dengan banyaknya karyawan yang dimiliki perusahaan PT POS Mail Processing Centre Bandung haruslah lebih memperhatiakan kepuasan kerja karyawannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan yang telah dijalankan oleh perusahaan agar dapat dievaluasi untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian ini menganalisis satu variabel independen yaitu kepuasan kerja, untuk itu metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis statistik deskriptif. Populasi berasal dari seluruh pegawai yang ada di PT POS Mail Processing Centre Bandung dengan jumlah sampel sebanyak 154 orang responden. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kepuasan kerja karyawan PT POS Mail Processing Centre Bandung termasuk ke dalam kategori tinggi. Hal ini karena rata-rata keseluruhan dari empat dimensi budaya organisasi adalah 3,56 yang berada di antara skala 3,41-4,20. Dimensi yang ada pada penelitian ini semua termasuk kategori baik. Hal ini karena nilai rata-rata dimensi tersebut berkisar antara 3,40-4,19. Namun pada dimensi kesempatan utuk maju terdapat indikator yang memiliki kategori sedang nilainya berada berkisar 2,61 – 3,40.
Kata kunci: Kepuasan Kerja Karyawan
ix
ABSTRACT
Job satisfaction of employees in an organization is very fundamental for the achievement of organizational goals. Where if the employee job satisfaction is not met then the goals of the organization will be difficult to achieve. For that a company should pay more attention to job satisfaction of employees working in the company. Employee job satisfaction can be achieved if what employees get is greater than what is given or is comparable to what is given. Adapaun job satisfaction arises from the suitability of the main tasks and work functions undertaken, supervise by the leadership, opportunities unatuk forward and colleagues who exist in the work environment. One of the companies in Indonesia that already has a large number of employees is PT POS Mail Processing Center Bandung. With the number of employees owned by the company PT POS Mail Processing Center Bandung should be more memperhatiakan employee job satisfaction. The purpose of this study is to determine employee satisfaction that has been run by the company in order to be evaluated to further improve the company's performance. This research analyze one independent variable that is job satisfaction, for that research method used is descriptive statistical research method. The population comes from all employees in PT POS Mail Processing Center Bandung with the number of samples as many as 154 respondents. Based on the results of research and discussion on employee job satisfaction PT POS Mail Processing Center Bandung included into the high category. This is because the overall average of the four dimensions of organizational culture is 3.56 which is between the scales of 3.41-4.20. The dimensions in this study are all good categories. This is because the average value of such dimensions ranges from 3.40 to 4.19. However, on the dimension of opportunity to go forward there are indicators that have medium category value is around 2.61 - 3.40.
Keywords: Employee Satisfaction
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya laporan tugas akhir yang diberi judul “Analisis kepuasan
kerja karyawan di PT POS MPC Bandung” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kepuasan kerja
karyawan di PT POS MPC Bandung dan dimensi manakah yang paling tinggi dan
paling rendah. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini tidak lepas dari
kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan ide, masukan, saran maupun
kritiknya. Harapan penulis semoga laporan tugas akhir ini dapat diterima dengan baik
dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Seluruh isi laporan Tugas Akhir
ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Bandung, Juli 2017
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN: CURRICULUM VITAE ..............................................................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN........................................................................................ iv LEMBAR PENGESAHAN ....................................... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................................................... vi UCAPAN TERIMA KASIH .....................................................................................vii ABSTRAK ............................................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1 1.1.Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1 1.2.Identifikasi Masalah......................................................................................... 6 1.3.Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6 1.4.Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6 1.5.Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................... 7 1.6.Sistematika pelaporan ...................................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................................... 9 2.1 .Manajemen Sumber Daya Manusia ................................................................ 9 2.2.Tinjauan Kepuasan Kerja .............................................................................. 14
2.2.1. Pengertian kepuasan kerja……………………… ………………………14
2.2.2. Teori kepuasan kerja……………………… ……………………………15
2.2.3. Faktor kepuasan kerja……………………… …………… ……………18
2.2.4. Dimensi pengukuran kepuasan kerja……………………… .. …………22
2.2.5. Hubungan kepuasan kerja dengan variabel lain……… …………..……24
2.2.6. Respon terhadap ketidak puasan kerja…………… ………… …………27
2.2.7. Manfaat analisis kepuasan kerja……………………… …. ……………29
2.2.8. Hasil penelitian yang relevan……………………… ………………..…30
2.2.9. Kerangka Pemikiran……………………… ……………………………31
xii
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 33 3.1.Prosedur Penelitian ........................................................................................ 33 3.2.Metode Penelitian .......................................................................................... 34 3.3.Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 35 3.3.1 Populasi................................................................................................ 35 3.3.2 Sampel ................................................................................................. 36 3.4 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 38 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 38 3.4.2 Sumber Data ......................................................................................... 39 3.4.3 Pengukuran Variabel ............................................................................ 39 3.5 Metode Analisis Data .................................................................................... 43 3.5.1 Uji Reliabilitas dan Uji Validitas ........................................................... 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 49 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................................................ 49 4.1.1.Sejarah PT.POS Mail Processing Centre Bandung (MPC) 40400 ........ 49 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ...................................................................... 50 4.1.3. Logo Perusahaan ................................................................................... 67 4.2. Hasil Penelitian ............................................................................................. 67 4.2.1Uji Validitas ............................................................................................ 67 4.2.2 Uji Reliabilitas ........................................................................................ 68 4.3. Data Demografi Responden .......................................................................... 69 4.3.1.Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................... 69 4.3.2.Data Responden Berdasarkan Usia ......................................................... 70 4.4. Analisis Deskriptif Kinerja Karyawan PT POS MPC Bandung ................... 71 4.5 Pembahasan ................................................................................................... 77 4.5.1 Pembahasan Kepuasan Kerja Karyawan ............................................... 77 1.Dimensi Tugas Pokok dan Fungsi Kerja .............................................. 81 2.Dimensi Supervisi Oleh Pimpinan ........................................................ 82 3.Dimensi Kesempatan Untuk Maju........................................................ 83 4.Dimensi Rekan Kerja ............................................................................ 85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 87 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 87 5.2 Saran ............................................................................................................ 87 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 89
LAMPIRAN……………………………………………………………………...…91
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
HALAMAN:
Tabel 1.1 Jumlah Turnover Pada PT.POS Mail Processing Centre Bandung 03
Tabel 1.2 Keterlambatan Hadir Karyawan di PT.POS MPC Bandung 04
Tabel 1.3 Ketidakhadiran Kerja Karyawan PT.POS MPC Bandung 04
Tabel 2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu 30
Tabel 3.1. Daftar Karyawan PT POS MPC Bandung 36
Tabel 3.2. Jumlah Sampel Per Bagian 37
Tabel 3.3. Bentuk Skala Pengukuran Variabel 40
Tabel 3.4. Operasional Variabel Kinerja 40
Tabel 3.5 Kriteria Penafsiran Deskripsi 48
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan 67
Table 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan. 68
Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 69
Table 4.4 Data Responden Berdasar Usia 69
Table 4.5 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 70
Table 4.6 Analisis Deskriptif Seluruh Dimensi Kepuasan Kerja Karyawan 71
Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Dimensi Tugas Pokok dan Fungsi Kerja 71
Tabel 4.8 Analisis Deskriptif Dimensi Supervisi 73
Tabel 4.9 Analisis Deskriptif Dimensi Kesempatan Untuk Maju 74
Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Dimensi Rekan Kerja 75
xv
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir 32
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 34
Gambar 4.1 Logo PT POS MPC 66
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Surat Izin Penelitian dari Jurusan Surat Izin Melaksanakan Penelitian di Perusahaan
Lampiran 3
Lampiran 4
Kuesioner Penelitian Tabulasi Data
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Formulir Bimbingan Tugas Akhir Bukti Menghadiri Sidang Hasil Uji Turnitin
Hasil SPSS
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Organisasi merupakan suatu kesatuan yang mengatur Sumber Daya
Manusia (SDM) secara optimal demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada hakikatnya suatu perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan
yang tinggi serta mempertahankan usaha untuk jangka panjang. Tujuan
semacam ini menjadi suatu tantangan organisasi ketika menghadapi
perkembangan zaman yang berbasis teknologi. Dimana perusahaan harus
mampu bersaing dengan perusahaan lokal maupun perusahaan internasional.
Fenomena tersebut menyebabkan perusahaan harus berusaha semaksimal
mungkin untuk meningkatkan daya saing dengan perusahaan lain agar dapat
menjaga eksistensinya (Chaniago: 2011).
Untuk menang dalam menghadapi persainga bebas, perusahaan
haruslah memperhatikan secara matang kualitas SDM yang ada di perusahaan
tersebut. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas maka tujuan
perusahaan akan mudah untuk tercapai. Untuk itu Sumber daya manusia sangat
penting peranannya dalam sebuah perusahaan karena sumber daya manusia
adalah kekayaan utama bagi setiap perusahaan yang harus dipelihara dan
dikelola dengan baik, Wirawan (2009).
Untuk menjaga kestabilan peran SDM dalam menjalankan tugas bagi
organisasi maka perusahaan haruslah memperhatikan kepuasan kerja dari
karyawan yang ada dalam perusahaan (Robbins : 2015) Kepuasan kerja adalah
tanggapan positif karyawan terhadap pekerjaannya, yang timbul berdasarkan
penilaian terhadap situasi dan kondisi lingkungkungan kerja. (Umam, 2010
:192). Untuk terlaksananya kepuasan kerja maka perusahaan harus
memperhatikan kebutuhan karyawan dalam bekerja yaitu dengan
2
memperhatikan fasilitas, sarana, dan prasarana yang akan digunakan
dalam melakukan pekerjaan. (Hasibuan, 2013 ;203).
Kepuasan kerja harus menjadi perhatian khusus perusahaan, karena jika
karyawan tidak mendapatkan kepuasan kerja, maka mereka tidak dapat
bekerja dengan baik dan akan berdampak pada pencapaian kerja yang buruk,
sehingga mengakibatkan tidak tercapainya tujuan organisasi. Namun
sebaliknya apabila karyawan mendapatkan kepuasan kerja, maka karyawan
akan memberikan seluruh kemampuan terbaiknya untuk melaksanakan tugas
yang diberikan dan semua itu akan berdampak pada tercapainya tujuan
organisasi (Wibowo : 2011)
Perlu diperhatikan dalam kepuasan kerja tidak hanya berada dalam
ruang lingkup melakukan pekerjaan saja, tetapi juga dengan aspek lain seperti
berintraksi dengan rekan kerja, pimpinan, mengikuti peraturan, dan lingkungan
kerja. Maka dari itu perusahaan harus lah benar-benar menjaga kenyamanan
karyawan dalam bekerja, baik dari fasilitas maupun hubungan antar sesama
karyawan. (Umam, 2010:194)
Berdasarkan uraian di atas kepuasan kerja merupakan faktor yang
sangat penting yang tidak dapat diabaikan oleh setiap organisasi. Pada
kenyataannya kepuasan kerja sering kali kurang mendapat perhatian oleh
beberapa organisasi. Salah satunya adalah PT POS Mail Processing Centre
(MPC) Bandung 40400 yang menjadi tempat untuk penelitian. PT POS Mail
Processing Centre (MPC) Bandung 40400 merupakan Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang. Perusahaan tersebut
memiliki visi dan misi, salah satu misi PT POS Mail Processing Centre (MPC)
Bandung 40400 adalah memberikan iklim kerja yang aman, nyaman, dan
menghargai kontribusi. Oleh karena itu, untuk mewujudkan misi tersebut,
maka diperlukan peningkatan kepuasan kerja karyawan.
Untuk melihat kepuasan kerja karyawan maka dapat di lihat turnover
kerja karyawan. Sesuai dengan pendapat Hasibuan (2013: 202) “Mengatakan
bahwa indikator kepuasan kerja hanya dapat diukur dengan kedisiplinan, moral
3
kerja, dan turnover. Berikut merupakan turnover karyawan PT POS MPC
cabang Bandung:
Tabel 1.1 Jumlah Turnover Pada PT.POS Mail Processing Centre (MPC) Bandung
TAHUN PERSENTASE TURNOVER (%)
2014 8,0 % 2015 7,2 % 2016 10,8 %
Sumber : Bagian SDM PT.POS MPC Bandung tahun 2017
Jumlah persentase Turnover Pada PT.POS MPC Bandung dari tahun
2014 s/d 2015 mengalami penurunan namun pada tahun 2016 jumlah
turnover mengalami peningkatan. Jumlah persentase labour turnover
tersebut > 5% yang masih tergolong tinggi hal ini sesuai dengan pendapat
Coulter dalam (Supriyanto:2010) mengatakan bahwa labour turnover 5%
sudah termasuk tinggi bahkan labour turnover tidak boleh lebih dari 10%
pada suatu perusahaan . Adapun berhentinya karyawan karena disebabkan
oleh permintaanya sendiri disamping itu juga ada karyawan yang
diberhentikan oleh pihak manajemen. Dari jumlah persentase labour
turnover tersebut menunjukan bahwa tingkat kepuasan karja karyawan
masih tergolong rendah.
Besarnya Labour Turnover Pada PT.POS MPC Bandung sesuai dengan
wawancara kepada Bapak Sigit 15 Juni 2017 yang pernah bekerja di
PT.POS MPC Bandung mengatakan bahwa ”Alasan keluarnya karyawan
karena pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan keahlian dan
pendidikan yang dimilikinya, pimpinan yang kurang bersahabat dengan
bawahannya sehingga karyawan merasa tidak nyaman akan pekerjaan yang
dilakukan sehingga karyawan merasa tertekan dan akhirnya mengajukan
pengunduran diri dari perusahaan”. Namun dari hasil wawancara kepada
Kepala Bagian SDM PT.POS MPC Bandung mengatakan ”karyawan
mengajukan permohonan pengunduran diri karena permintaanya sendiri,
dengan alasan telah mendapatkan pekerjaan dari perusahaan lain”.
4
Selain Labour Turnover keterlambatan dan ketidak hadiaran kerja
karyawan juga merupakan indikator pengukuran kepuasan kerja karyawan
berikut keterlambatan dan ketidakhadiran karyawan di PT.POS MPC
Bandung.
Tabel 1.2 Keterlambatan Hadir Karyawan di PT.POS MPC Bandung No Keterlambatan hadir Februari Maret April
1. Terlambat hadir sampai dengan 15 menit
13,46 % 15,38 % 9,61 %
2. Terlambat hadir sampai dengan 30 menit
9,61 % 5,76 % 7,84 %
3. Terlambat hadir lebih dari 30 menit 5,76 % 3,84 % 4,84 %
Sumber : Bagian SDM PT.POS MPC Bandung tahun 2017
Keterlambatan karyawan selama bulan Februari s/d April 2017 terjadi
penurunan, namun persentasenya masih terbilang tinggi karena tingkat
keterlambatan minimal dalam suatu perusahaan adalah 5 % (Conway :2010).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa target perusahaan dalam hal
keterlambatan belum tercapai secara maksimal, sehingga hal tersebut akan
berdampak terhadap pekerjaan dan akan berpengaruh terhadap produktivitas
kerja, sehingga Perusahaan tidak bisa mencapai tujuan secara maksimal.
Tabel 1.3 Ketidakhadiran Kerja Karyawan PT.POS MPC Bandung
No Ketidakhadiran 2015 2016
1. Sakit 5,5 % 5,7 %
2. Ijin 11,1 % 3,8 %
3. Tanpa pemberitahuan 5,7 % 3,8 %
Sumber : Bagian SDM PT.POS MPC Bandung tahun 2017
5
Ketidakhadiran kerja karyawan dari tahun 2015 s/d 2016 mengalami
kenaikan persentase pada keterangan sakit, namun pada keterangan ijin dan
tanpa pemberitahuan mengalami penurunan. Namun persentase
ketidakhadiran karyawan masih terbilang tinggi karena kebijakan dari
perusahan dalam hal ketidakhadiran kerja dengan alasan tanpa keterangan
karyawan akan mendapatkan sanksi berupa pengurangan gaji ataupun dapat
dikeluarkan dari perusahaan, namun pada keterangan alasan sakit dan ijin
masih mendapatkan toleransi selagi masih dalam keadaan kewajaran.
Dimana kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap disiplin pegawai dan
berdampak pada pencapaian target kinerja individu maupun organisasi.
Tingginya ketidakhadiran dan keterlambatan pegawai di PT POS MPC
Bandung disebabkan karena kurangnya kepuasan kerja pegawai dalam
melakukan pekerjaannya hal ini sesuai dengan hasil wawancara kepada
Bapak Rahmat 15 Juni 2017 yang pernah tidak hadir mengatakan ”Beban
pekerjaan yang terlalu tinggi yang mengharuskan lembur untuk
menyelesaikanya, bahkan hari libur juga digunakan untuk menyelesaikan
pekrjaan tersebut, kemudian banyaknya tugas pimpinan yang dibebankan
kepada bawahan membuat karyawan tidak bersemangat untuk pergi
kekantor”.
Permasalahan lain yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan PT
POS MPC Bandung yaitu kondisi lingkungan kerja yang kurang kondusif.
Permasalahan tersebut timbul karena kurangnya kesadaran karyawan dalam
menjaga lingkungan kerjanya seperti merokok di ruang kerja, dan penataan
berkas yang kurang teratur yang menyebabkan karyawan menjadi terganggu
dalam menyelesaikan pekerjaan. Dari permasalahan diatas maka dapat di
simpulkan bahwa karyawan PT POS MPC Bandung kurang mendapatkan
kepuasan kerja.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, perlu mengadakan
penelitian tentang “Analisis Kepuasan kerja karyawan di PT POS Mail
Processing Centre (MPC) Bandung 40400”.
6
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan yang diuraikan di atas, maka identifikasi masalah
adalah:
1. Bagaimana tingkat kepuasan kerja karyawan PT POS Mail Processing
Centre (MPC) Bandung.
2. Dimensi mana yang paling tinggi dan yang paling rendah dari kepuasan
kerja karyawan PT POS Mail Processing Centre (MPC) Bandung.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan PT. POS Mail
Processing Centre (MPC) Bandung.
2. Untuk mengetahui dimensi mana yang paling tinggi dan yang paling
rendah dari kepuasan kerja karyawan PT. POS Mail Processing Centre
(MPC) Bandung.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa didapat dari penelititan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi penulis
Adapun manfaat penelitian ini bagi penulis ialah sebagai berikut:
a. Penelitian ini menjadi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di
jurusan Administrasi Niaga Program studi D3 Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Bandung.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan bahan
evaluasi bagi perusahaan dimasa yang akan datang diantaranya:
a. Sebagai bahan masukan bagi Perusahaan utuk meningkat
kepuasan kerja karyawan PT POS MPC Bandung.
b. Sebagai bahan masukan bagi manajemen SDM dalam
menentukan kebijakan yang berhubungan dengan kepuasan kerja
karyawan PT POS MPC Bandung.
7
3. Bagi Pembaca
Sedangkan manfaat penelitian ini bagi pembaca diantaranya ialah:
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi
pembaca terutama rekan-rakan mahasiswa yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai kepuasan kerja karyawan.
b. Dapat dijadikan referensi untuk dapat memecahkan masalah
yang berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan.
1.5. Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian di PT POS MPC Bandung jalan Suekarno Hatta
No 558. Kegiatan dilaksanakan selama 1 bulan dimulai dari 1 Juni hingga
30 Juni 2017.
1.6 Sistematika pelaporan
2. BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, ruang lingkup
permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian tugas akhir hingga
sistematika penulisan.
3. BAB II Tinjauan Pustaka
Dalam BAB II Tinjauan Pustaka akan menjelaskan beberapa teori
yang melandasi pembuatan laporan ini. Teori-teori tersebut merupakan
pendapat dari beberapa ahli dalam bidangnya yang penulis dapatkan
melalui buku dan media internet.
4. BAB III Metode dan Proses Penyelesaian
Pada BAB III ini menguraikan mengenai langkah-langkah dan
metodologi penyelesaian masalah, bahan atau materi tugas akhir, alat yang
dipergunakan dalam pengambilan data atau metoda analisis hasil, proses
pengerjaan dan masalah yang dihadapi serta cara penyelesaiannya yang
ditimbulkan pada BAB I dan didukung oleh landasan teori BAB II.
5. BAB IV Hasil dan Pembahasan
Pemaparan hasil kegiatan dan pembahasan keterkaitan antara
penelitian dengan permasalahan yang ada. Bagian ini merupakan inti dari
8
laporan tugas akhir, dimana akan menjawab permasalahan yang sudah
diidentifikasi pada BAB I.
6. BAB V Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini, membahas tentang kesimpulan dan saran. Setelah
dilakukannya pembahasan tugas akhir, maka dapat ditarik kesimpulan dari
keseluruhan penelitian tugas akhir, dimana akan menjawab permasalahan
yang ada, dan pada bagian saran akan dibahas beberapa masukkan yang
dapat dijadikan perbaikan bagi pihak yang terkait dalam tugas akhir ini.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
2.1.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah aset perusahaan
yang harus di perhatikan oleh organisasi. Manusia merupakan kunci dari
keberhasilan pelaksanaan kegiatan di dalam organisasi. Oleh karena itu perlu
adanya usaha untuk memberikan bimbingan, semangat, motivasi, dan
mengevaluasi pegawai, sehingga terciptanya sumber daya yang unggul dan
mampu bekerja di dalam tekanan guna untuk mencapai tujuan organisai.
MSDM merupakan salah satu bidang manajemen untuk menghasilkan
tenaga kerja yang berdaya saing dan yang memiliki kemampuan dalam
bekerja secara efektif dan efisien. Pada dasarnya kegiatan di bidang sumber
daya manusia dapat di lihat dari dua sudut pandang yaitu dari sisi pekerja dan
pekerjaan. Jika di lihat dari sudut pandang pekerja maka kegiatannya terdiri
dari pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan
pengembangan, promosi, kompensasi, dan pemutusan hubungan kerja
sedangkan jika di lihat dari pekerjaan kegiatannya terdiri atas evaluasi kerja
dan analisis pekerjaan.
Menurut Hasibuan (2013:10), “manajemen sumber daya manusia dapat
di definisikan sebagai ilmu dan seni mengelola keterkaitan dan peranan
pegawai agar dapat melakukan pekerjaannya secara efektif dan efisien dalam
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat”.
Pendapat lain yang di kemukakan oleh Noe (2013) mengatakan manajemen
sumber daya manusia merupakan suatu proses bagaimana mempengaruhi
sikap, perilaku, dan kinerja karyawan melalui ketentuan yang telah di
tetapkan dan sistem yang telah di rancang dan yang dimiliki oleh perusahaan.
10
Sedangkan menurut Dessler (2013) sumber daya manusia merupakan suatu
proses yang berkaitan dengan karyawan pelatihan, penilaian, kompensasi,
hubungan kerja, kesehatan kerja dan keamanan secara adil terhadap fungsi-
fungsi manajemen sumber daya manusia. Jadi manajemen sumber daya
manusia adalah pengelolaan sumber daya manusia dengan menerapkan
kegunaannya sesuai dengan peruntukan manajemen dalam kegiatan ber
operasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di rancang oleh
organisasi (Rika, 2011).
2.1.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) memiliki beberapa
fungsi yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dimana hal ini harus
di perhatikan oleh organisasi karena jika terdapat permasalaha di salah satu
fungsi maka akan mempengaruhi fungsi yang lain. Fungsi-fungsi tersebut
sangat di pengaruhi oleh profesionalisme departemen dalam mengolah
sumber daya manusia yang bekrja dan yang melakukan kegiatan di dalam
perusahaan tersebut, yang sepenuhnya dapat dilakukan untuk membantu
memperoleh pencapaian sasaran yang telah di rencanakan dan yang telah di
tetapkan. Menurut Edy Sutrisno (2011:9) fungsi MSDM meliputi: [1]
Perencanaan, [2] Pengorganisasian, [3] Pengarahan dan pengadaan, [4]
Pengendalian [5] Pengembangan, [6] Kompensasi, [7] Pengintegrasian, [8]
Pemeliharaan, [9] Kedisiplinan dan [10] Pemberhentian
Dan apabila semua fungsi-fungsi tersebut berjalan dengan baik maka
perusahaan kan bejalan harmonis. Karena fungsi-fungsi tersebut diarahkan
dalam pemaksimalan dan pemanfaatan karyawan dalam merealisasikan
pencapaian tujuan perusahaan namun dengan memperhatikan keinginan dan
kebutuhan karyawan di dalam suatu organsisasi.
Selain dari fungsi yang di jelaskan di atas Manajemen sumber daya
manusia juga terdapat beberapa system yang terdiri dari beberapa macam
kegiatan. Kegiatan tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu
11
dengan yang lainya. Dalam melaksanakan tugas operasional seorang
manajer juga mempunyai funsi operasional. Menurut menurut Kasmir
(2016) menyebutkan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia terdiri
dari :
1. Analisis jabatan (Job Analysis)
Kegiatan ini berkaitan dengan mengumpulkan berbagai informasi
untuk kebutuhan dalam malakukan suatu pekerjaan. Dalam
menganalisis jabatan ini haruslah di sesuaikan dengan jabatan yang ada
dalam stuktur organisasi agar penggunaannya tepat sasaran dan mudah
untuk dipahami. Analisis jabatan ini adalah fungsi yang paling utama
dalam manajemen sumber daya manusia.
2. Perencanaan sumber daya manusia (Human Resources Planing)
Dari tahap analisis jabatan tersebut maka langkah selanjutnya
adalah penempatan orang dalam jabatan yang telah di sediakan dalam
sturktur organisasi tersebut. Langkah ini haruslah di sesuaikan dengan
kemampuan dan keahlian yang ada dalam setiap individu, dalam
langkah ini haruslah benar benar memilih orang yang tepat dan orang
yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan yang dibutuhkan
dalam mengemban beban berupa jabatan yang akan di terimanya.
Dalam langkah ini seorang pimpinan haruslah mengetahui dengan
benar kemampuan orang yang akan diberikan jabatan, sehingga sesuai
dengan kemampuan dan keahliannya, sehingga pekerjaanya dapat
diselesaikan dan tujuan organisasi dapat tercapai dengan optimal.
3. Penarikan pegawai (Recruitment)
Langkah selanjutnya adalah penarikan pegawai dimana perusahaan
mencari orang yang dibutuhkan serta yang berkulaifikasi.
Recruitment dapat diperoleh melalui berbagai media seperti media
massa, referensi atau surat-surat yang masuk.
4. Seleksi (Selection)
Proses ini dapat dimulai dari seleksi surat lamaran yang masuk ke
perusahaan, yaitu dengan cara melihat dokumen persyaratan yang ada
12
dalam surat tersebut sesuai dengan kualifikasi yang telah di tetapkan
perusahaan untuk menempati posisi yang kosong dari jabatan yang
tersedia. Tujuan dari penyeleksian ini adalah untuk mendapatkan orang
yang sesuai dengan kualifikasi perusahaan yang biasanya
penyeleksianya dilakukan mulai dari tes wawancara, tes tertulis,
samapai dengan tes kesehatan fisik.
5. Pelatihan dan pengembangan (Training and Development)
Setelah lolos dari tahap seleksi, maka karyawan harus melewati
tahap orientasi atau pengenalan lingkungan kerja karyawan, dengan
tahap pelatihan dan orientasi ini lah karyawan baru diharapkan dapat
beradaptasi di lingkungan kantor tempat ia akan bekerja. Untuk
karyawan lama perlu diadakan pengembangan diri karyawan, biasanya
melalui pendidikan lanjutan dari perusahaan, pelatihan, promosi ke
jabatan yang lebih tinggi, dan adanya rotasi pekerjaan agar
pengmebangan ilmu dalam melakukan pekerjaan bertambah dan tidak
monoton sehingga karyawan tidak merasa bosan akan pekerjaan yang
dilakakukannya.
6. Evaluasi kinerja (Performence Evaluation)
Evaluasi kerja adalah hal yang sangat penting untuk menilai
seberapa melihat kesuksesan karyawan dalam melakukan pekerjaan
yang telah diberikan sudah sesuai dengan setandart yang telah
ditetapkan. Dengan adanya penilaian kerja ini maka perusahaan akan
mudah untuk mengetahui karyawan mana yang berkopeten dan mana
yang belum berkopeten sehingga perusahaan dapat mengambil langkah
untuk segera memperbaiki kekurangan yang ditemukannya dalam
kegiatan evaluasi tersebut.
7. Kompensasi (Compensation)
Besarnya kompensasi yang sesuai dengan beban kerja yang
dilakukan oleh karyawan sangatlah penting karena kopensasi merupakan
salah satu dimensi dari kepuasan kerja karyawan. Kopensasi juga didapat
dari hasil evaluasi kerja diman semangkin baik hasil evaluasi yang di
13
dapat maka akan menentukan semangkin tinggi kopensasi yang di dapat
oleh karyawan tersebut.
8. Jenjang karier (Career Path)
Perjalanan kerja seseoarang selama ia bekrja adalah karir, yang
diberikan berdasarkan perencanaan karir bagi karyawan yang dilakukan
secara terbuka, dan jelas. Dalam pencapaian karir dapat beruapa
Peningkatan (Promosi) atau penurunan (Demosi) ataupun dipindahkan di
jabatan yang sama namun berbeda unit atau bagian (Rotasi).
9. Keselamatan dan Kesehatan (Safety and Health)
Hal yang sangat penting yang harus diperhatikan adalah keselamatan
dan kesehatan karyawan dalam melakukan tugas yang diberikan, dengan
menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan di lingkungan kerja maka
kepuasan kerja akan tercapai dengan baik. Karena dengan kenyamanan
dalam bekrja maka karyawan akan mampu fokus dalam menyelesaikan
tugas yang diberikannya, sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai
dengan optimal.
10. Hubungan Industrial (Industrial Relation)
Hubungan antara industrial dangan karyawan harus lah harmonis.
Dimana pihak karyawan harus mematuhi segala peratutan yang telah di
tetapkan dan sebaliknya perushaan tidak boleh semena-mena terhadap
karyawan. Dengan kata lain antara hak dan kewajiban antara karyawan
dan perusahaan haruslah seimbang. Dan apabila masih terjdi perselisihan
antara keuda belah pihak maka harus diselesaikan dengan berbagai pihak
yang berkepentingan termasuk pemerintah, yang melalui hubungan
industrial.
11. Pemutusan Hubungan Kerja (Separation)
Pemutusan hubungan kerja ini dapat di sebabkan beberapa alasan
seperti, permintaan pengunduran diri, pensiun, maupun pemecatan
karena karyawan melakukuan pelanggaran, ataupun ada situasi
perusahaan yang mengharuskan melakuan PHK.
14
2.2 Tinjauan Kepuasan Kerja
2.2.1. Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah suatu bentuk emosional seseorang terhadap
pekerjaan yang dilakukannya, situasi lingkungan kerja dan hubungan
rekan kerja. Dengan demikian kepuasan kerja sangat penting untuk
diperhatikan dan merupakan aspek utama yang harus menjadi perhatian
perusahaan agar seorang karyawan memiliki kepuasan kerja tersebut,
dengan mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan kerjnya dengan baik
sehingga pekrjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan
tujuan perusahaan.
Menurut Suwarno dan Priansa (2011: 263), “kepuasan kerja adalah
teknik seseorang merasakan kenyamananan dengan pekerjaan yang
mereka lakukan yang di lihat dari prilaku dan sikap seseorang tersebut
terhadap beberapa aspek yang terkandung dalam pekrjaan yang mereka
lakukan”. Pemahaman serupa juga dikemukakan oleh Wibowo (2011:
501) yaitu “kepuasan kerja adalah tingkat derajat yang mengarah ke positif
atau negatifnya terkait perasaan seseorang tentang berbagai segi tugas-
tugas pekerjaan, tempat kerja dan hubungan dengan sesama pekerja”.
Sementara menurut Hasibuan (2013: 202), “kepuasan kerja adalah
sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjannya. Sikap ini
dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja”. Sedangkan
pendapat lain Kepuasan kerja adalah sikap dan tindakan yang positif
pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukannya , yang timbul berdasarkan
penilaian terhadap situasi kerja yang di hadapinya didalam perusahaan
tempat pekerja tersebut bekerja. (Umam, 2010 :192)
Sedangkan menurut Sinambela (2012: 258) adalah perasaan seseorang
terhadap pekerjaannya yang dihasilkan oleh usahanya sendiri (internal)
dan yang didukung oleh hal-hal yang dari luar dirinya (eksternal), atas
keadaan kerja, hasil kerja, dan kerja itu sendiri. Sedangkan menurut
Robbins (2015: 46) kepuasan kerja (job satisfaction) adalah suatu perasaan
15
positif tentang pekerjaan, yang dihasilkan dari suatu evaluasi dari
karakteristik-karakteristiknya.
Apabila kepuasan kerja terjadi maka karyawan menunjukkan sikap
positif terhadap segala pekerjaan yang menjadi tugasnya dalam lingkungan
kerja. Kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan pada umumnya
tercermin dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala
sesuatu yang dihadapi ataupun yang ditugaskan kepadanya di lingkungan
kerja. Sebaliknya apabila kepuasan kerja tidak tercapai maka dapat
berakibat buruk terhadap perusahaan. Akibat buruk itu dapat berupa
kemalasan, kemangkiran, mogok kerja, pergantian tenaga kerja dan akibat
buruk yang merugikan lainnya.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian kepuasan kerja,
maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah cara individu
merasakan pekerjaan yang dihasilkan dari sikap individu tersebut terhadap
berbagai aspek yang terkandung dalam pekerjaan. 2.2.2. Teori Kepuasan Kerja
Sinambela (2012: 257) mengemukakan bahwa banyak teori yang
membahas kepuasan kerja di dalam berbagai kepustakaan, diantaranya
adalah:
A.Teori Dua Dimensi (Two Factor Theory)
Mendeskripsikan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan
bagian dari kelompok variabel yang berbeda, yaitu motivators dan hygiene
factors. Umumnya pegawai mengharapkan bahwa dimensi tertentu akan
memberikan kepuasan kerja apabila tersedia dan dapat menimbulkan
ketidakpuasan apabila tidak tersedia. Teori ini menghubungkan kondisi di
sekitar pekerjaan dilaksanakan seperti kondisi kerja, pengupahan,
keamanan, kualitas pengawasan, dan hubungan dengan orang lain, dan
bukannya dengan pekerjaan itu sendiri. Wexley dan Yukl mengemukakan
bahwa menurut teori dua dimensi, karakteristik pekerjaan dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori, yang satu dinamakan dissatisfiers
atau hygiene factors dan yang lain dinamakan satisfiers atau motivators.
16
Hygiene factors meliputi hal-hal seperti: gaji/upah, pengawasan, hubungan
antar pribadi, kondisi kerja, dan peluang untuk berkembang. Jumlah tertentu
dari hygiene factors diperlukan untuk memenuhi dorongan biologis serta
kebutuhan dasar seseorang seperti: kebutuhan keamanan dan berkelompok.
Jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi, seseorang akan tidak puas.
Namun jika besarnya hygiene factors memadai untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, seseorang tidak akan lagi kecewa tetapi dia belum terpuaskan.
Seseorang hanya terpuaskan jika terdapat jumlah yang memadai untuk
dimensi-dimensi pekerjaan yang dinamakan satisfiers. Satisfiers adalah
karakteristik pekerjaan yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan urutan
lebih tinggi seseorang serta perkembangan psikologisnya, mencakup
pekerjaan yang menarik penuh tantangan, kesempatan untuk berprestasi,
penghargaan dan promosi. Jumlah satisfiers yang tidak mencukupi akan
merintangi para pekerja mendapatkan kepuasan positif yang menyertai
pertumbuhan psikologis.
B. Teori Nilai (Value Theory)
Konsep ini terjadi pada tingkatan dimana hasil pekerjaan diterima
individu seperti diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, maka
akan semakin puas, dan sebaliknya. Fokusnya pada hasil manapun yang
menilai orang tanpa memperhatikan siapa mereka. Teori nilai ini
memfokuskan diri pada hasil manapun yang menilai orang tanpa
memperhatikan siapa mereka. Teori nilai ini memfokuskan diri pada hasil
manapun yang menilai orang tanpa memperhatikan siapa mereka. Kunci
menuju kepuasan kerja dalam pendekatan ini adalah perbedaan antara aspek
pekerjaan yang dimiliki dan diinginkan seseorang. Dalam hal ini, semakin
besar perbedaan, semakin rendah kepuasan orang.
C. Teori Keseimbangan (Equity Theory)
Adapun komponen dari teori ini adalah input, outcome, comparison
person, equity in equity. Wexler dan Yukl dalam Sinambela (2012: 257)
mengemukakan bahwa “input is anything of value that an employee
perceives that he contributed to his job”. Input adalah semua nilai yang
17
diterima pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja. Misalnya
pendidikan, pengalaman, keahlian, usaha dan lain-lain. Outcome is anything
of value the employee perceives he obtains from the job (outcome adalah
semua nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai). Misalnya upah,
keuntungan tambahan, status simbol, pengenalan kembali dan lain-lain.
Sedangkan comparison person may be someone in the same organization,
someone in a different organization, or even the person himself in a
previous job. Comparison person adalah seorang pegawai dalam organisasi
yang sama, seseorang pegawai dalam organisasi yang berbeda atau dirinya
sendiri dalam pekerjaan sebelumnya.
D. Teori Perbedaan (Disrepancy Theory)
Mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih
antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dilakukan dengan cara
menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang
dirasakan oleh pegawai. Locke dalam Sinambela (2012: 257)
mengemukakan bahwa kepuasan kerja pegawai bergantung pada perbedaan
antara apa yang didapat dengan apa yang diharapkan oleh pegawai. Apabila
yang didapat pegawai ternyata lebih besar daripada apa yang diharapkan
maka mereka akan puas, tetapi sebaliknya jika yang diperoleh pegawai
justru lebih rendah dari pada yang diharapkan maka akan menyebabkan
ketidakpuasan.
E. Teori Pemenuhan Kebutuhan (Need Fulfillment Theory)
Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bergantung pada terpenuhi
atau tidaknya kebutuhan pegawai. Pegawai akan merasa puas jika mereka
mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Semakin besar kebutuhan pegawai
terpenuhi, maka semakin puas pula mereka.
F. Teori Pandangan Kelompok (Social Reference Group Theory)
Menurut teori ini kepuasan kerja pegawai bukanlah bergantung pada
pemenuhan kebutuhan kebutuhan saja, akan tetapi sangat bergantung pada
pendapat kelompok yang oleh pegawai dijadikan tolok ukur untuk menilai
dirinya maupun lingkungannya. Jadi, para pegawai akan merasa puas jika
18
hasil kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang diharapkan oleh
kelompok rujukan. Dari beberapa uraian teori tentang kepuasan kerja di
atas, maka penelitian ini menggunakan penerapan teori dua dimensi, dimana
teori ini menghubungkan kondisi di sekitar pekerjaan dilaksanakan seperti
kondisi kerja, pengupahan, keamanan, kualitas pengawasan, dan hubungan
dengan orang lain, dan dengan karakteristik pekerjaan.
2.2.3. Faktor-Faktor Kepuasan Kerja
Kepuasan merupakan sebuah hasil yang dirasakan oleh karyawan.
Apabila karyawan puas dengan pekerjaannya, maka ia akan bertahan untuk
bekerja pada perusahaan tersebut. Faktor-faktor yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat kepuasan kerja karyawan pada dasarnya secara
praktis dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu dimensi intrinsik dan
dimensi ekstrinsik. Dimensi intrinsik adalah dimensi yang berasal dari diri
pegawai dan dibawa oleh setiap pegawai sejak mulai bekerja ditempatnya
bekerja. Sedangkan dimensi ekstrinsik menyangkut hal-hal yang berasal dari
luar diri pegawai antara lain kondisi fisik lingkungan kerja, interaksinya
dengan pegawai lain, sistem penggajian dan lainnya.
Banyak Faktor yang telah diteliti sebagai faktor yang menentukan
kepuasan kerja (Umam, 2010:194).
1. Gaji / Imbalan Kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolut dari gaji
yang diterima, sejauh mana gaji memenuhi harapan–harapan tenaga
kerja, dan bagaimana gaji diberikan. Dengan menggunakan teori
keadilan, gaji yang dipersepsikan sebagai terlalu kecil atau terlalu besar
akan mengalami distress (ketidakpuasan). akan tetapi, yang penting
adalah sejauh mana gaji yang diterima dirasakan adil. Jika gaji
dipersepsikan sebagai adil didasarkan tuntutan–tuntutan pekerjaan,
tingkat keterampilan individu, dan standar gaji yang berlaku untuk
kelompok tertentu, akan timbul kepuasan kerja.
19
2. Kondisi kerja yang menunjang Ruangan kerja yang sempit, panas, yang cahaya lampunya
menyilaukan mata, akan menimbulkan keengganan untuk bekerja.
Orang akan mencari alasan untuk sering-sering keluar ruangan
kerjanya. Dalam hal ini, perusahaan harus menyediakan ruang kerja
yang terang, sejuk, dengan peralatan yang nyaman untuk digunakan.
Kebutuhan-kebutuhan fisik yang terpenuhi akan memuaskan tenaga
kerja.
3. Hubungan kerja (rekan kerja dan atasan)
a. hubungan kerja dengan rekan kerja
Kepuasan kerja yang ada pada para karyawan timbul karena
mereka dalam jumlah tertentu, berada dalam satu ruangan kerja,
sehingga mereka dapat saling berbicara (kebutuhan sosial
terpenuhi)
b. Hubungan kerja dengan atasan Kepemimpinan yang konsisten berkaitan dengan kepuasan
kerja adalah tenggang rasa. Dimana hubungan fungsional
menggambarkan sejauh mana atasan membantu karyawan untuk
memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi mereka.
c. Hubungan kerja dengan bawahan Atasan yang memiliki ciri memimpin yang transformasional, dapat
mendorong karyawan untuk meningkatkan motivasinya dan
sekaligus merasa puas dengan pekerja.
Banyak dimensi yang memengaruhi kepuasan kerja karyawan.
Dimensi-dimensi itu sendiri dalam peranannya memberikan kepuasan
kepada karyawan bergantung pada pribadi masing-masing karyawan.
Karyawan satu dengan yang lain akan memiliki dimensi yang berbeda yang
20
akan mempengaruhi kepuasan kerjanya. Hasibuan (2013: 203) menyatakan
bahwa kepuasan kerja karyawan dipengaruhi dimensi-dimensi berikut:
1. Balas jasa yang adil dan layak.
2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian.
3. Berat-ringannya pekerjaan.
4. Suasana dan lingkungan pekerjaan.
5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan.
6. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya.
7. Sifat pekerjaan monoton atau tidak.
Tingkat absensi karyawan dapat menjadi dimensi penyebab kepuasan
kerja karena apabila karyawan tidak puas dalam bekerja dapat
mengakibatkan karyawan menjadi malas berangkat ke kantor sehingga
tingkat absensi menjadi tinggi. Karyawan kurang semangat dalam
menyelesaikan pekerjaan yang pada akhirnya hasil kerja menjadi tidak
maksimal. Berawal dari melakukan pekerjaan yang kurang semangat
kemudian malas berangkat ke kantor pada akhirnya hal tersebut dapat
menjadikan karyawan berkeinginan untuk pindah kerja. Pendapat lain
dikemukakan oleh Brown & Ghiselli (Sutrisno 2011: 79), bahwa ada lima
faktor yang menimbulkan kepuasan kerja yaitu:
1) Kedudukan
Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada
pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada mereka
yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa
penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi
justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang memengaruhi
kepuasan kerja.
2) Pangkat
Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat atau golongan,
sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukam tertentu pada
orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit
banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan
21
terhadap kedudukan yang baru itu akan mengubah perilaku dan
perasaannya.
3) Jaminan finansial dan sosial
Finansial dan jaminan social kebanyakan berpengaruh terhadap
kepuasan kerja.
4) Mutu pengawasan
Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting
artinya dalam menaikkan produktivitas kerja. Kepuasan dapat
ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan
kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya
merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja.
Seorang karyawan akan merasa puas dalam bekerja apabila tidak
terdapat perbedaan atau selisih antara apa yang dikehendaki karyawan,
dengan kenyataannya yang mereka rasakan. Apabila yang dirasakan dan
diperoleh lebih besar dari apa yang menurut mereka harus ada, maka terjadi
tingkat kepuasan yang semangkin tinggi. Sebaliknya, apabila kenyataannya
yang dirasakan lebih rendah dari apa yang menurut mereka harus ada, maka
telah terjadi ketidakpuasan karyawan dalam bekerja.
Menurut Robbins (Roziqin 2010: 73) faktor yang mendorong
kepuasan kerja adalah sebagai berikut:
1) Kerja yang secara mental menantang
2) Ganjaran yang pantas
3) Kondisi kerja yang mendukung
4) Rekan kerja yang mendukung
5) Kesesuaian kepribadian pekerjaan
Berdasarkan beberapa pendapat yang disampaikan di atas maka dapat
disimpulkan kepuasan kerja yang dirasakan setiap orang sangat berbeda ada
banyak aspek yang mempengaruhinya. Beberapa aspek tersebut sangat
penting guna menunjang tercapainya kepuasan kerja. Adanya pemenuhan
22
kebutuhan yang dimiliki seseorang berdampak pada pencapaian nilai kerja
seseorang atas pekerjaan yang telah dilaksanakannya.
2.2.4. Dimensi Pengukuran Kepuasan Kerja
Tingkat kepuasan kerja karyawan dapat diketahui dengan cara
mengukur kepuasan kerja karyawan tersebut. Pengukuran kepuasan kerja
dapat berguna sebagai penentuan kebijakan organisasi. Wibowo (2011: 511-
512) menunjukkan adanya tiga cara untuk melakukan pengukuran kepuasan
kerja, yaitu:
1. Rating scales dan kuesion
Rating scales dan kuesioner merupakan pendekatan pengukuran
kepuasan kerja yang paling umum dipakai dengan menggunakan
kuesioner dimana rating scales secara khusus disiapkan. Dengan
menggunakan ini, orang menjawab pertanyaan yang memungkinkan
nereka melaporkan reaksi mereka pada pekerjaan mereka.
2. Critical incidents
Disini individu menjelaskan kejadian yang menghubungkan pekerjaan
mereka yang mereka rasakan terutama memuaskan atau tidak
memuaskan.
3. Interviews
Interview merupakan prosedur pengukuran kepuasan kerja dengan
melakukan wawancara tatap muka dengan pekerja. Hal ini dilakukan
dengan cara mengajukan pertanyaan secara berhati-hati kepada pekerja
dan mencatat jawabannya secara sistematis.
Pengukuran dimensi kepuasan kerja dapat digunakan Job Descriptive
Index (JDI), menurut Luthans (Umar 2010: 38) ada enam, yaitu:
1) Pembayaran, seperti gaji dan upah.
2) Pekerjaan itu sendiri.
3) Promosi Pekerjaan.
4) Kepenyediaan (supervisi).
23
5) Rekan kerja.
6) Kondisi lingkungan kerja.
Pengukuran kepuasan kerja seseorang bisa dilihat dari besarnya gaji
atau upah yang diterima, tetapi gaji bukan satu-satunya yang menjadi
ukuran kepuasan kerja seseorang. Hal lain yang dapat dijadikan sebagai
ukuran kepuasan kerja adalah hubungan dengan atasan atau rekan kerja,
pengembangan karier, dan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
Sementara itu, untuk mengukur kepuasan kerja seorang karyawan
menurut Rivai (2010: 860) adalah menggunakan:
1. Isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang actual dan sebagai
kontrol terhadap pekerjaan
2. Supervisi
3. Organisasi dan manajemen
4. Kesempatan untuk maju
5. Gaji dan keuntungan dalam bidang financial lainnya seperti adanya
insentif
6. Rekan kerja
7. Kondisi lingkungan pekerjaan
Penelitian dari (Spector: 1997) mendefinisikan kepuasan sebagai cluster
perasaan evaluatif tentang pekerjaan dan ia dapat mengidentifikasikan
empat dimensi kepuasan kerja yaitu :
1. Pekerjaan itu sendiri atau tugas pokok dan fungsi kerja adalah tugas
yang paling utama dalam suatu jabatan atau organisasi yang didalamnya
terdapat indikator tanggung jawab tehdapa pekerjaan yang telah
ditetapkan, beban pekerjaan, kesesuaian pekerjaan dengan kemampuan
dan keahlian yang dimiliki.
2. Supervise adalah pengarah serta pengendalian kepada tingkat karyawan
yang berada di bawahnya dalam suatu organisasi atau kelompok yang
dilakukan oleh pimpinan. Yang didalamnya terdapat pengawasan
terhadap kinerja karyawan, pembinaan professional dari pimpinan.
24
3. Kesempatan untuk maju disebut jugas dengan promosi kenaikan
tingkatan jabatan yang pada dimensi ini terdapat indikator kesempatan
program promosi, informasi seputar promosi jabatan dan kesempatan
mengikuti pelatihan
4. Rekan kerja adalah semua individu yang ada di lingkungan suatu
organisasi yang berinteraksi dalam melakukan suatu pekerjaan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan pengukuran
terhadap kepuasan kerja pegawai dalam organisasi dapat memberikan
manfaat, khususnya untuk pimpinan organisasi. Pimpinan dapat
memperoleh informasi berupa kumpulan perasaan, harapan, dan kepuasan
kerja pegawai yang bersifat dinamik (cepat berubah) sebagai langkah awal
pimpinan untuk mengambil keputusan dalam menangani berbagai masalah
kepegawaian yang ada dalam organisasi. 2.2.5. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Variabel Lain
Hubungan antara kepuasan kerja dengan variabel lain dapat bersifat
positif atau negatif. Kekuatan hubungan mempunyai rentang dari lemah
sampai kuat. Hubungan yang kuat menunjukkan bahwa manajer dapat
memengaruhi dengan signifikan variabel lainnya dengan meningkatkan
kepuasan kerja (Wibowo, 2011: 506-508). Beberapa korelasi kepuasan kerja
adalah sebagai berikut :
1. Motivasi. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan
signifikan antara motivasi dengan kepuasan kerja. Manajer secara
potensial dapat meningkatkan motivasi pekerja melalui berbagai
usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja.
2. Pelibatan kerja. Pelibatan kerja menunjukkan kenyataan dimana individu
secara pribadi dilibatkan dengan peran kerjanya. Manajer didorong
memperkuat lingkungan kerja yang memuaskan untuk mendorong
keterlibatan kerja bekerja.
25
3. Organizational citizenship behavior Organizational citizenship behavior merupakan perilaku
pekerja diluar dari apa yang menjadi tugasnya.
4. Komitmen Organisasi. Komitmen organisasional mencerminkan tingkatan dimana
individu mengidentifikasi dengan organisasi dan mempunyai
komitmen terhadap tujuannya. Manajer disarankan meningkatkan
kepuasan kerja dengan maksud untuk menimbulkan tingkat komitmen
yang lebih tinggi. Selanjutnya, komitmen yang lebih tinggi dapat
memfasilitasi produktivitas lebih tinggi.
5. Kemangkiran. Kemangkiran merupakan hal mahal dan manajer secara tetap
mencari cara untuk menguranginya. Satu rekomendasi telah
meningkatkan kepuasan kerja. Apabila rekomendasinya sah, akan
terdapat korelasi negatif yang kuat antara kepuasan kerja
dankemangkiran. Dengan kata lain, apabila kepuasan meningkat,
kemangkiran akan turun.
6. Turnover. Perputaran sangat penting bagi manajer karena mengganggu
kontinuitas organisasi. Dengan kekuatan tertentu, manajer
disarankan untuk mengurangi perputaran dengan meningkatkan
kepuasan kerja pekerja.
7. Perasaan stres. Stres dapat berpengaruh sangat negatif terhadap perilaku
organisasi dan kesehatan individu. Stres secara positif berhubungan
dengan kemangkiran, perputaran, sakit jantung koroner, dan
pemeriksaan virus. Diharapkan manajer berusaha mengurangi
dampak negatif stres dengan memperbaiki kepuasan kerja.
8. Prestasi kerja.
26
Ada yang menyatakan bahwa kepuasan memengaruhi prestasi
kerja lebih tinggi, sedangkan lainnya berpendapat bahwa prestasi
kerja memengaruhi kepuasan.
Sementara itu Siagian (2011:295) menjelaskan korelasi kepuasan kerja
antara lain:
1. Kepuasan kerja dan prestasi
2. Kepuasan kerja dan kemangkiran
3. Kepuasan kerja dan keinginan pindah
4. Kepuasan kerja dan usia
5. Kepuasan kerja dan tingkat jabatan
6. Kepuasan kerja dan besar kecilnya organisasi
Kepuasan kerja tidak selalu menjadi dimensi motivasional yang kuat
untuk berprestasi. Seorang karyawan yang puas belum tentu terdorong untuk
berprestasi karena “kepuasannya” tidak terletak pada motivasinya, akan
tetapi dapat terletak pada dimensi-dimensi lain, misalnya pada imbalan yang
diperolehnya. Dapat pula terjadi bahwa seseorang merasa puas terhadap
pekerjannya karena orang tersebut menyadari bahwa apa yang dicapainya
sudah maksimal. Dalam situasi demikian karyawan berusaha untuk
berprestasi sebaik mungkin. Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan
oleh para ahli serta pengalaman banyak organisasi terlihat bahwa terdapat
korelasi kuat antara kepuasan kerja dengan tingkat kemangkiran. Karyawan
yang tinggi tingkat kepuasan kerjanya akan rendah tingkat kemangkirannya.
Sebaliknya karyawan yang rendah tingkat kepuasannya akan cenderung
tinggi tingkat kemangkirannya.
Tidak dapat disangkal bahwa salah satu dimensi penyebab timbulnya
keinginan pindah kerja adalah ketidakpuasan pada tempat bekerja sekarang.
Penyebab ketidakpuasan kerja beraneka ragam seperti penghasilan yang
dirasa kurang memadai, kondisi kerja yang kurang memuaskan, hubungan
yang tidak serasi dengan atasan maupun bawahan, dan pekerja yang tidak
sesuai.
27
Kecenderungan yang sering terlihat adalah bahwa semakin lanjut usia
karyawan, tingkat kepuasan kerjanya pun biasanya semakin tinggi.
Sebaliknya bagi karyawan yang lebih muda usia, keinginan pindah akan
lebih besar.
Literatur mengenai jabatan memberi petunjuk bahwa semakin tinggi
kedudukan seseorang dalam suatu organisasi, pada umumnya tingkat
kepuasannya pun cenderung lebih tinggi pula. Dikaitkan dengan prospek
promosi yang dimaksud ialah bahwa apabila seorang yang sudah menduduki
jabatan tertentu, apalagi sudah berada pada tingkat manajerial melihat
bahwa masih terdapat prospek yang cerah untuk menduduki jabatan yang
lebih tinggi lagi, kepuasan kerjanya akan cenderung lebih besar.
Besar kecilnya organisasi turut berpengaruh pada kepuasan kerja.
Artinya, jika karena besarnya organisasi para karyawan “terbenam” dalam
masa pekerja yang jumlahnya besar sehingga jati diri dan identitasnya
menjadi kabur. Oleh karena itu organisasi yang besar perlu pengelompokan
karyawan sehingga masing-masing karyawan tetap merasa mendapat
perlakuan dan perhatian individual sesuai jati diri masing-masing.
2.2.6. Respon Terhadap Ketidakpuasan Kerja
Karyawan yang merasa tidak puas terhadap pekerjaan yang
dimilikinya akan memiliki konsekuensi tersendiri. Konsekuensi yang
dimiliki karyawan dapat bermanfaat dalam memahami ketidakpuasan.
Karyawan yang mengalami ketidakpuasan dalam bekerja akan
mempengaruhi aktivitas bekerja karyawan yang menyebabkan dampak
buruk bagi perusahaan. Oleh sebab situasi ketidakpuasan kerja harus segera
mendapat respon agar tidak mengganggu aktivitas perusahaan itu sendiri.
(Wibowo, 2011:516).
Robbins (2015: 52) menunjukkan empat tanggapan yang berbeda satu
sama lain dalam dimensi konstruktif/destruktif dan aktif/pasif, dengan
penjelasan sebagai berikut:
28
1) Keluar
Ketidakpuasan ditunjukkan melalui perilaku diarahkan pada
meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru atau mengundurkan
diri.
2) Suara
Ketidakpuasan ditunjukkan melalui usaha secara aktif dan konstruktif
untuk memperbaiki keadaan, termasuk menyarankan perbaikan,
mendiskusikan masalah dengan atasan, dan berbagai bentuk aktivitas
perserikatan.
3) Kesetiaan
Ketidakpuasan ditunjukkan secara pasif, tetapi optimistic dengan
menunggu kondisi untuk memperbaiki, termasuk dengan berbicara bagi
organisasi dihadapan kritik eksternal dan memercayai organisasi dan
manajemen melakukan hal yang benar. 4) Pengabaian
Ketidakpuasan ditunjukkan melalui tindakan secara pasif membiarkan
kondisi semakin buruk, termasuk kemangkiran atau keterlambatan secara
kronis, mengurangi usaha, dan meningkatkan tingkat kesalahan.
Oleh karena itu, jika suatu perusahaan semakin hari semakin banyak
yang mengundurkan diri, maka perusahaan harus segera mengambil langkah
untuk segera meningkatkan kepuasan kerja karyawannya agar tidak berakhir
dengan kepailitan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang karyawan
yang memiliki ketidakpuasan dalam bekerja akan melakukan beberapa
tindakan atau respon terhadap pimpinannya. Respon terhadap ketidakpuasan
dapat dilakukan dengan cara keluar dari pekerjaannya atau mencari pekerjaan
di tempat lain, mangkir, mencari solusi sambil menunggu sampai rmembaiknya
kondisi iklim perusahaan ataupun membiarakan kondisi perusahaan menjadi
semakin lebih buruk.
29
2.2.7. Manfaat Analisis Kepuasan Kerja
Adanya analisis kepuasan kerja dapat memberikan manfaat khusunya
untuk para atasan atau pimpinan. Analisis ini digunakan sebagai penilaian yang
positif maupun negatif sehingga dapat digunakan sebagai langkah selanjutnya
dalam mengambil keputusan yang tepat bagi pimpinan. Adapun manfaat dari
telaah kepuasan kerja menurut Keith Davis dan John W. Newstorm dalam
Sinambela (2012) yaitu sebagai berikut:
1) Pimpinan memperoleh indikasi tentang tingkat kepuasan umumnya
dalam perusahaan.
2) Timbulnya komunikasi yang berharga ke semua arah pada saat
orang-orang merencanakan, melaksanakan dan membahas hasil
survey.
3) Membaiknya sikap karena survey dijadikan sebagai katup
pengaman, penyaluran emosi, dan kesempatan untuk mengeluarkan
uneg-uneg.
4) Kebutuhan pelatihan bagi para penyelia perusahaan berdasarkan apa
yang dirasakan para pekerja yang diawasi tentang seberapa baik
penyelia melaksanakan tugasnya.
5) Data bagi serikat pekerja.
6) Perencanaan dan pemantauan perubahan terhadap kebijakan
perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan
kerja merupakan dampak dari pelaksanaan pekerjaan. Karyawan yang
bekerja dalam suatu organisasi terdorong oleh rasa ingin memuaskan
kebutuhannya. Apabila hasil kerja yang diberikan sesuai dengan imbalan
yang diberikan maka akan merasa puas, namun sebaliknya jika imbalan
yang diberikan tidak sesuai dengan hasil kerja maka akan terjadi
30
ketidakpuasan terhadap pekerjaan mereka. Jika kondisi yang demikian
terus terjadi maka akan menurunkan produktivitas kerja karyawan, selain
itu akan timbul rasa kekecewaan dan frustasi dalam diri karyawan.
2.2.8. Hasil Penelitian yang Relevan Berikut merupakan beberapa penelitian yang berhubungan dengan
kepuasan kerja, yaitu:
Tabel 2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian Tahun Nama Peneliti Hasil Penelitian
Pengaruh Faktor-faktor 2010 Eko Agung Kepuasan kerja kepuasan kerja Gumilar karyawan memiliki terhadap kinerja kategori kepuasan karyawan PT X tinggi sebesar 3,29 %
dan kategori sedang sebesar 61,53%, dan kategori rendah sebesar 16,48 %. Sehinga secara umum terdapat kepuasan kerja di dalam perusahaan namun tidak ada pengaruh yang signifikan atas kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.
Analisis kepuasan 2011 Syahbandar Ada beberapa indikator kerja karyawan pada yang menunjang PT Sandi Pratama- karyawan dalam Batam bekerja sehingga
tercapainya kepuasan kerja, yaitu: masa kerja, cara berfikir, jenis pekerjaan, interaksi sosial, hubungan kerja
dan emosional.
Faktor-faktor kepuasan 2012 Audia Junita Adanya pengaruh kerja dan pengaruhnya signifikan kepuasan terhadap disiplin kerja kerja terhadap disiplin pegawai dinas tata kerja karyawan, antara ruang dan tata lain disiplin waktu, bangunan kota medan displin perbuatan dan
tingkah laku serta disiplin diri dan disiplin Kelompok
31
Pengaruh kepuasan 2013 Soeghandi dan Kepuasan kerja kerja dan loyalitas Setiawan berpengaruh positif dan kerja terhadap signifikan terhadap organizational OCB karyawan, citizenship behavior loyalitas karyawan juga pada karyawan PT berpengaruh signifikan Surya Timur Sakti dan positif terhadap Jatim karyawan PT Surya
Timur Jaktim Sumber: Olahan Data Penulis 2017 2.2.9. Kerangka Pikir
Karyawan merupakan kekayaan yang sangat penting dan sangat
berharga untuk menggerakan perusahaan. Upaya untuk mengerjakan tugas
dengan baik karyawan memiliki keinginan untuk adanya kepuasan dalam
bekerja.
Kepuasan kerja menunjukan suatu tindakan emosional dari karyawan
yaitu berupa perasaan senang atau tidak senang yang dimiliki seorang
pekerja terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Karyawan yang puas dengan
pekerjaannya akan melakukan banyak kontribusi dan akan melakukan
pekerjaan dengan optimal, karna dengan kepuasan kerja yang tinggi, maka
akan memiliki semangat kerja yang tinggi dan berdampak pada pengerjaan
kinerja yang baik. Dalam penelitian ini akan menggunkan teori (Spector:
1997) mendefinisikan kepuasan sebagai cluster perasaan evaluatif tentang
pekerjaan dan ia dapat mengidentifikasikan empat dimensi kepuasan kerja
yaitu :
1. Pekerjaan itu sendiri atau tugas pokok dan fungsi kerja adalah tugas
yang paling utama dalam suatu jabatan atau organisasi yang didalamnya
terdapat indikator tanggung jawab tehdapa pekerjaan yang telah
ditetapkan, beban pekerjaan, kesesuaian pekerjaan dengan kemampuan
dan keahlian yang dimiliki.
2. Supervise adalah pengarah serta pengendalian kepada tingkat karyawan
yang berada di bawahnya dalam suatu organisasi atau kelompok yang
32
dilakukan oleh pimpinan. Yang didalamnya terdapat pengawasan
terhadap kinerja karyawan, pembinaan professional dari pimpinan.
3. Kesempatan untuk maju disebut jugas dengan promosi kenaikan
tingkatan jabatan yang pada dimensi ini terdapat indikator kesempatan
program promosi, informasi seputar promosi jabatan dan kesempatan
mengikuti pelatihan
4. Rekan kerja adalah semua individu yang ada di lingkungan suatu
organisasi yang berinteraksi dalam melakukan suatu pekerjaan.
PT POS PT. POS Mail Processing Centre Bandung harus terus bebena
dalam melakukan gebrakan perbaikan serta melakukan inovasi strategis
demi memenangkan pasar industry. Sebagai perusahaan yang sudah
memiliki pelanggan yang loyal dan perusaan yang sudah dikenal dengan
orang banyak sebagai perusahaan jasa pengiriman di Indonesia. Oleh sebab
itu dalam menjalankan roda perusahaan haruslah memperhatikan kepuasan
kerja karyawan yang tinggi agar dapat bekerja secara optimal dan
diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan organisasi.
Berpijak pada konsep dan teori kutipan di atas dapat digambarkan
alur pikir sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Prosedur Penelitian Menurut Arikunto (2010:61) langkah-langkah penelitian dapat dibagi
sebagai berikut: (1) Memilih masalah; (2) Studi Pendahuluan; (3)
Merumuskan masalah; (4) Merumuskan anggapan dasar; (5) Memilih
Pendekatan; (6) Menentukan variabel dan sumber data; (7) Menentukan dan
menyusun instrumen; (8) Mengumpulkan data; (9) Analisis data; (10)
Menarik kesimpulan; (11) Menulis laporan. Adapun prosedur penelitian
dalam penelitian ini ialah sebagai berikut langkah-langkah yang peneliti
lakukan:
1. Tahap Pra Lapangan
Merupakan tahap yang dilakukan dari studi pendahuluan pembuatan
proposal penelitian, sampai pengurusan ijin penelitian. Selain itu seorang
penelitit juga harus menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih dan
memanfaatkan informasi serta menyiapkan perlengkapan penelitian.
2. Tahap Penelitian Lapangan
Pada tahap ini peneliti diharapkan mampu memahami latar belakang
penelitian untuk menggali dan mengumpulkan data-data yang ada
dilapangan dan selanjutnya akan dianalisa secara intensif.
3. Tahap Penyebaran Angket/Kuesioner
Di mana setelah semua fenomena dapat dianalisa selanjutnya untuk
menjawab rumusan masalah maka peneliti mengadakan penyebaran
angket atau kuesioner kepada seluruh karyawan PT.POS MPC Bandung.
4. Tahap Analisis Data
Setelah data yang terkumpul cukup, maka data tersebut di analisa untuk
mengetahui permasalahan yang diteliti ataupun adanya temuan masalah
berdasarkan hasil angket dan observasi.
34
5. Tahap Penulisan Laporan
Setelah tahap penganalisaan data, maka langkah selanjutnya yang akan
diambil yaitu menarik suatu kesimpulan dari permasalahan yang diteliti
kemudian hasil dari penelitan ini nantinya ditulis laporan dalam bentuk
Tugas Akhir.
Berdasarkan uraian di atas, prosedur penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian
Sumber: Olahan Peneliti, 2017
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan
dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang
sistematis. Sugiyono (2014:6) menyatakan bahwa “Metode penelitian dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan
tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisispasi masalah”.
Pemilihan Topik Penelitian Studi Pustaka Perumusan
Masalah
Menentukan Metode
Penelitian Kuesioner
Pengumpulan dan Pengolahan
Data
Menganalisis Data
Kesimpulan dan Saran
Laporan Penelitian
35
Metode penelitian mencakup prosedur dan teknik penelitian. Metode
penelitian merupakan langkah penting untuk memecahkan masalah-masalah
penelitian. Dengan menguasai metode penelitian, bukan hanya dapat
memecahkan berbagai masalah penelitian, namun juga dapat
mengembangkan bidang keilmuan yang digeluti. Selain itu, memperbanyak
penemuan-penemuan baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas dan dunia
pendidikan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif deskriptif yaitu dengan cara mencari informasi
tentang gejala yang ada, didefinisikan dengan jelas tujuan yang akan dicapai,
merencanakan cara pendekatannya, mengumpulkan data sebagai bahan untuk
membuat laporan.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang
ditempatkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi merupakan totalitas objek atau
keseluruhan item yang dibatasi oleh kriteria tertentu. Wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan populasi penelitian yaitu
karyawan PT.POS MPC Bandung sebanyak 250 karyawan. Berikut daftar
jumlah karyawan PT.POS MPC Bandung.
36
Tabel 3.1. Daftar Karyawan PT POS MPC Bandung
No Bagian Jumlah
Karyawan
1 Pelayanan Loket 40
2 Keuangan 30
3 PPL dan Agen POS 20
4 SDM 30
5 Penjualan 35
6 Akuntansi 20
7 Posmart, Properti, Sarana dan IT 40
8 Cabang Operasi 35
Jumlat Total 250 Sumber: Bagian SDM PT POS MPC Bandung
3.3.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014:82). Sampel diambil dari sebagian
objek/populasi peneltian. Sampel itu harus dapat mewakili populasi.
Teknik pengambilan sempel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik Proportional stratified random sampling. Teknik ini
digunakan karena populasi tidak homogen mengacu pada pendapat
sugiyono (2014:82) bahwa Proportional stratified random sampling dapat
digunakan apabila populasi memiliki unsur atau anggota yang heterogen
dan berstrata secara proposional. Misalnya sebuah karyawan yang
memiliki karyawan yang memiliki dari berbagai jenis latar belakang
pendidikan, maka populasi karyawan tersebut berstrata.
Jumlah anggota sampel ditentuka melalau rumus Slovin dalam
Umar (2013: 78) yaitu:
Keterangan:
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
37
e : tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang ditolerir
(tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini adalah sebesar 5 %)
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel berikut:
( ) = 153,84 » 154
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh ukuran sampel yaitu
154 orang karyawan PT POS MPC Bandung. .
Jadi dalam penelitian ini yang akan dijadikan sampel penelitian
ditetapkan sebanyak 154 orang dari populasi. Setelah diperoleh ukuran
sampel yang akan diteliti, maka selanjutnya menentukan jumlah sampel
bertingkat (berstrata) dari setiap bagian. Adapun cara pengambilan sampel
dengan undian seperti arisan sehingga setiap karyawan memiliki peluang
yang sama. Adapun rumus alokasi propotional sebagai berikut.
Keterangan:
ni : Jumlah anggota sempel menurut bagian
n :Jumlah anggota sempel seluruhnya
NI :Jumlah anggota Populasi menurut bagian
N :Jumlah anggota populasi seluruhnya
Dengan menggunakan rumus tersebut dapat diketahui sampel untuk setiap bagian
dengan rinci pada table berikut:
Tabel 3.2. Jumlah Sampel Per Bagian
Sumber: Data Olahan Penulis (2017)
No Bagian Jumlah KaryawanSampel Persentasi
1 Pelayanan Loket 40 (40/250)*154 = 23
2 Keuangan 30 (30/250)*154 = 17
3 PPL dan Agen POS 20 (20/250)*154 = 11
4 SDM 30 (30/250)*154 = 17
5 Penjualan 35 (35/250)*154 = 20
6 Akuntansi 20 (20/250)*154 = 11
7 Posmart, Properti, Sarana dan IT 40 (40/250)*154 = 23
8 Cabang Operasi 35 (35/250)*154 20
250 154Jumlat Total
38
3.4 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa
angket atau kuisioner yang dibuat sendiri oleh peneliti. Sugiyono (2014:92)
menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpul data
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati”. Dengan demikian, penggunaan instrumen penelitian yaitu untuk
mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam
maupun sosial.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono
(2012:7) metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini
sudah cukup lama digunakan sehingga sudah menjadi tradisi sebagai metode
untuk penelitian.
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data (Darmawan,
2013:159). Metode pengumpulan data menurut Arikunto (dalam Tulenan,
2015:37) adalah cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Kuesioner, yaitu kumpulan pertanyaan yang diajukan secara
tertulis kepada seseorang mengenai kepuasan kerja karyawan
perusahaan dan faktor-faktor yang mampu mendorong terciptanya
kepuasan kerja maupun faktor yang menghambat kepuasan kerja
bagi pegawai perusahaan (yang dalam hal ini disebut responden),
dan cara jawab juga dilakukan dengan tertulis. Responden dalam
penelitian ini yaitu karyawan perusahaan PT POS MPC Bandung.
Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan
data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden
agar ia memberikan jawabannya. (Sangadji dan Sopiah, 2010:193)
39
3.4.2 Sumber Data Data menurut Usman dan Akbar (dalam Tulenan, 2015:36)
diartikan sebagai sesuatu yang diketahui atau dianggap dapat memberikan
gambaran tentang sesuatu keadaan atau persoalan yang dikaitkan dengan
waktu dan tempat, serta dapat digunakan untuk mengambil keputusan oleh
para pembuat keputusan. Untuk memperoleh data yang lengkap dalam
penelitian ini, maka Peneliti menggunakan dua jenis data yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah informasi yang diperoleh dari sumber-sumber
primer, yakni yang asli, informasi dari tangan pertama atau responden
Dalam hal ini yang menjadi sumber data primer yaitu perusahaan PT
POS MPC Bandung. Data-data yang diperlukan di dalamnya termasuk
sumber daya manusia dan sumber daya perusahaan serta dokumen-
dokumen pendukung lainnya. Kemudian diolah selanjutnya dalam
bentuk kuesioner yang dibagikan kepada karyawan. Dalam penelitian
ini data mengenai analisis kepuasan kerja karyawan yang dibatasi
pada internal perusahaan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah informasi yang diperoleh tidak secara
langsung dari responden, tetapi dari pihak ketiga yang berupa
dokumen-dokumen yang ada di instansi tersebut. Data ini berupa
gambaran umum perusahaan, seperti profil perusahaan, struktur
organisasi yang diperoleh dari perusahaan, dan data jumlah karyawan
pada PT POS MPC Bandung.
3.4.3 Pengukuran Variabel Penelitian ini meliputi satu variabel, yaitu kepuasan kerja dan
variabel tersebut diukur dengan menggunakan Skala Likert. “Skala Likert
merupakan skala pengukuran variabel yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, presepsi seseroang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial” (Sugiyono, 2014:93). Pernyataan yang terdapat dalam
kuesioner penelitian ini terdiri dari lima alternatif jawaban dengan skor 1
40
sampai dengan 5. Berikut ini merupakan skor Skala Likert berdasarkan
alternatif jawaban yang digunakan, yaitu:
Tabel 3.3. Bentuk Skala Pengukuran Variabel
3.4.4 Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2014: 31), definisi operasional adalah
penentuan konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi
variabel yang dapat diukur. Definisi operasional variabel bertujuan untuk
menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti dan merupakan petunjuk
tentang bagaimana suatu variabel di ukur, sehingga peneliti dapat
mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut.
Tabel 3.4. Operasional Variabel Kepuasan kerja
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR PERNYATAAN Kepuasan Kerja karyawan dapat defenisikan sebagai cluster perasaan evaluatif tentang pekerjaan itu sendiri. (Sepector : 1997)
Pekrjaan itu sendiri atau
Tugas Pokok dan
fungsi Kerja
1. Tanggung jawab terhadap pekerjaan
1. Saya senantiasa mengerjak pekerjaan dengan sebaik baiknya sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak
2. Saya senantiasa mengerjakan pekerjaan sesuai tugas dan fungsi yang diberikan
Alternatif Jawaban Skor Skor * NegatifSangat Setuju (SS) 5 1Setuju (S) 4 2Ragu-ragu (R) 3 3Tidak Setuju (TS) 2 4Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
41
2. Beban Kerja
3. Kesesuaian Pekerjaan
1. Saya senantiasa
mengerjakan pekerjaan dengan mementingkan kualitas dari hasil pekerjaan
2. Beban pekerjaan yang diberikan kepada saya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
1. Pekerjaan yang saya terima sesuai dengan latar belakang Pendidikan yang saya miliki.
Supervisi
1. Pengawasan
terhadap kinerja karyawan
2. Pembinaan professional pimpinan
1. Monitoring yang
dilakukan oleh pemimpin langsung secara berkala dapat memacu saya bekerja
2. Pimpinan tegas dalam
menegakan disiplin.
1. Pimpinan memberikan masukan pada saat saya melaksanakan pekerjaan
2. Pimpinan memberikan masukan pada saat saya melaksanakan pekerjaan
Kesempatan untuk
maju
1. Kesempatan program promosi
1. Setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama untuk peningkatan karier atau untuk dipromosikan
42
2. Informasi seputar promosi jabatan
3. Kesempatan mengikuti pelatihan
2. Saya merasa nyaman bekrja disini karena banyaknya peluang untuk maju atau mengembangkan karier.
1. Instasni ini memberikan pengembangan jalur karier yang jelas kepada karyawannya.
2. Perusahaan tidak menyediakan informasi dan data yang lengkap mengenai syarat untuk menempati suatu jabatan tertentu kepada setiap karyawan.
1. Perusahaan
memberikan pelatihan yang dapat menunjang pengembangan karier karyawan.
Rekan Kerja
1. Hubungan Informal dengan Rekan Kerja
1. Saya memiliki rekan kerja yang koorporatif.
2. Rekan kerja saya selalu memberi nasehat, dukungan dan membantu saya apabila menghadapi kesulitan pekerjaan.
3. Saya merasa puas dengan interaksi sesama rekan kerja sehingga memudahkan dalam bekerja.
43
2. Kerjasama antar karyawan
4. Apabila saya mempunyai masalah dengan rekan kerja saya akan masalah berangkat ke kantor.
1. Rekan kerja saya bertanggungjawab terhadap pekerjaannya.
Sumber: (Sepector : 1997)
3.5 Metode Analisis Data Metode analisis data ini dilakukan setelah data dari seluruh responden
terkumpul. Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang
diperoleh yaitu, uji validitas, uji reliabilitas dan analisis deskriptif.
Data yang terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan aplikasi
SPSS versi 17.0. Agar perhitungan menjadi lebih mudah dilakukan, maka perlu
dicari rata-rata jawaban berdasarkan indikator kepuasan kerja karyawan dengan
menggunakan indeks rentang kepuasan kerja.
3.5.1 Uji Reliabilitas dan Uji Validitas 3.5.1.1 Uji Reliabilitas
Arifin (2013:285) mengemukakan “Reliabilitas adalah tingkat atau
derajat konsistensi dari suatu instrumen”. Pengertian ini hampir sama
menurut Sudjana (2013:16) menyatakan bahwa “Reliabilitas alat penilaian
adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang
dinilainya”. Dari pengertian di atas apapun bahasanya reliabilitas memiliki
inti “konsistensi”, dimaksudkan bahwa suatu alat penilaian apabila
digunakan kapanpun harusnya akan memberikan hasil yang sama.
Pengujian reliabilitas harus dilakukan karena merupakan syarat
untuk menguji validitas suatu variabel. Variabel yang sudah diuji validitas
dan sudah mendapatkan hasilnya valid pasti reliabel tetapi variabel yang
reliabel belum tentu valid. Pengujian realibilitas dalam penelitian ini
44
dikatakan valid bila memiliki nilai >0.6. Dalam SPSS digunakan
Cronbach Alpha untuk mengukur suatu varible dan variabel dikatakan
reliabel apabila nilai Cronbach Alpha >0.6.
Berikut ini adalah rumus alpha cronbach‟s yaitu sebagai berikut:
r11
n 1 - i
2
n -1 2
t
sumber: Sudjana (2005:109)
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
i2 = Skor tiap-tiap item
N = Banyaknya butir soal
t2 = Varians total
3.5.1.2 Uji Validitas
Sudjana (2013:12) mengemukakan “Validitas berkenaan dengan
ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul
menilai apa yang seharusnya dinilai”. Dari penjelasan tersebut kata
ketepatan merupakan poin nya, kevalidan suatu alat penilaian diukur
seberapa relevan alat penilaian tersebut melakukan tugasnya berdasarkan
tujuan penilaian yang telah dibuat sebelumnya.
Dengan kata lain sebuah instrumen dianggap memiliki validitas
yang tinggi jika instrumen tersebut benar-benar dapat dijadikan alat untuk
mengukur sesuatu secara tepat. Pengujian validasi dengan mengukur
korelasi setiap pertanyaan dengan total skor besarnya 0,3 keatas maka
intrumen memiliki validitas kontruksi yang baik. Seperti menurut
Sugiyono (2014:126) Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan
besarnya 0,3 ke atas maka faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrument
45
tersebut memiliki validitas kontruksi yang baik. Berikut adalah rumus
korelasi product moment:
NXY - XY rxy NX2-X2
NY2Y2
sumber: sudjana (2005:72)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah subyek
X = Skor dari tiap-tiap item
Y = Jumlah dari skor item
3.5.2 Analisis Deskriptif
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis data
statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2014:47) statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya. Data yang telah terkumpul diolah dengan
menggunakan aplikasi SPSS versi 17.0. Agar pengerjaan perghitungan
lebih mudah, maka harus di cari rata-rata jawaban berdasarkan indikator
kepuasan kerja karyawan. Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:51-52)
menyatakan bahwa ada beberapa cara untuk mengadakan sebuah
penelitian deskriptif: (1) Mengidentifikasi adanya permasalahan yang
signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif; (2) Membatasi dan
merumuskan masalah secara jelas; (3) Menentukan tujuan dan manfaat
penelitian; (4) Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan
permasalahan; (5) Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian,
dan atau hipotesis penelitian; (6) Mendesain metode penelitan yang
hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel,
teknik sampling, menentukan instrumen pengumpulan data dan
menganalisis data.
46
Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa metode
penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang dapat
menggambarkan situasi yang aktual pada masa sekarang dengan
memperoleh hasil yang apa adanya sebagaimana pada saat penelitian
dilaksanakan. Untuk mendeskripsikan data dapat melalui tabel, grafik,
diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.
Langkah kerja analisis data deskriptif :
a. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban
responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan
kuesioner sehingga data siap diproses.
b. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan data yang diperoleh
responden.
c. Menghitung frekuensi data yang diperoleh.
d. Menyajikan data yang sudah diperoleh, baik dalam bentuk tabel
ataupun grafik.
e. Melakukan analisis berdasarkan data yang sudah disajikan.
Pada analisis data yang digunakan oleh peneliti ialah menggunakan
analisis deskriptif frekuensi dan deskriptif mean (rata-rata).
1. Analisis Deskriptif Frekuensi
Metode analisis frekuensi digunakan untuk menjelaskan atau
menggambarkan berbagai karakterikstik data, seperti rata-rata,
korelasi, data-data dan skala prioritas. Dalam hal ini, analisis
frekuensi diimplementasikan untuk mendapatkan gambaran
umum mengenai profil responden. Profil responden yang
ditanyakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia dan
pendidikan terakhir.
47
2. Analisis Deskriptif Mean (rata-rata)
Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang
data yang telah didapat. Metode analisis deskriptif merupakan
metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Hasil data
deskriptif adalah mean, standar deviasi, maksimum dan
minimun.
Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,
digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori
angket yang diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang
pada interval pertama sampai dengan interval kelima menurut Daryana
(2013:69-70) digunakan rumus sebagai berikut:
Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5-1 = 4
Lebar interval = rentang / banyak interval = 4/5 = 0,8
I = R – L/I Keterangan: I = Interval R = Rentan data L = Lebar interval I = banyaknya interval
Jadi, interval pertama memiliki batas bawah 1,00; interval kedua
memiliki batas bawah 1,8; interval ketiga memiliki batas bawah 2,6;
interval keempat memiliki batas bawah 3,4; dan interval kelima memiliki
batas bawah 4,2. Selanjutnya disajikan kriteria penafsiran seperti pada
tabel berikut.
48
Tabel 3.5 Kriteria Penafsiran Deskripsi
Rentang Penafsiran
X (Kepuasan Kerja)
1,00 – 1,79 Sangat Rendah
1,80 – 2,59 Rendah
2,60 – 3,39 Sedang
3,40 – 4,19 Tinggi
4,20 – 5,00 Sangat Tinggi
Sumber: Olahan peneliti, 2017
Skala interval adalah skala yang menggunakan angka untuk suatu
set objek dengan jarak yang sama antara satu ciri atau sifat objek maupun
kejadian yang diukur. Skala ini memiliki sifat-sifat skala nominal, ordinal
ditambah dengan ciri-ciri “nilai jarak yang sama” dari objek yang diukur.
(Sugiama, 2008:81)
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
4.1.1 Sejarah PT.POS Mail Processing Centre Bandung (MPC) 40400 Landasan formal didirikannya Sentral Pengolahan Pos Bandung
40400 adalah berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perum Pos dan Giro
tanggal 21 Januari 1988 Nomor : 11/Pran/Dirut/1988 dan mulai beroperasi
pada tanggal 15 Nopember 1988, yang diresmikan oleh Menteri Pariwisata
Pos dan Telekomunikasi tanggal 30 Nopember 1988. Adapun bangunan
Sentral Pengolahan Pos Bandung 40400 menempati luas gedung 4.145 m2
dan luas tanah 10.715 m2.
Tugas dan fungsi Sentral Pengolahan Pos Bandung 40400, adalah :
1. Menerima dan mengirim kiriman pos dari dan ke Sentral Pengolahan
Pos (SPP) lainnya.
2. Melakukan collecting dari bis surat di wilayah kota Bandung dan bis
surat pembantu kantor pos.
3. Melaksanakan proses pengolahan pos dengan aktivitas: facing,
canceling, sorting, recording, dan bagging.
4. Melakukan tutupan kantung pos ke SPP lain, kantor Inbound SPP
Bandung dan Pool Antar SPP Bandung.
Namun dalam menyikapi pesatnya perkembangan dan perubahan
lingkungan bisnis dan tingginya tingkat persaingan dalam bisnis perposan,
sehingga menuntut profesionalisme pelayanan yang tinggi dan
berorientasi pada pelanggan serta dukungan operasi yang efektif dan
efisien yang mampu menjaga pertumbuhan perusahaan pada masa
sekarang dan masa yang akan datang, maka status Sentral Pengolahan Pos
Bandung 40400 berubah menjadi Mail Processing Centre Bandung 40400,
50
berdasarkan Surat Keputusan Direksi tanggal 14 Januari 2005 No : KD
06/Dirut/0105, tentang Tata Kerja dan Organisasi Mail Processing Centre
Bandung 40400, dan secara efektif beroperasi mulai tanggal 1 April 2005.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Menurut wibisono (2006:43), “visi adalah serangkaian kata-kata bahkan
rangkaian kalimat mengungkapkan impian, cita-cita, rencana harapan sebuah
perkumpulan, perusahaan organisasi yang ingin dicapai di masa mendatang. “visi
juga dapat dikatakan sebagai sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk organisasi
demin menjamin kesuksesan dan kelestarian organisasi/perusahaan jangka
panjang.
Adapun visi, misi PT.POS Mail Processing Centre Bandung (MPC) 40400
sebagai berikut.
1. Visi MPC Bandung 40400 sebagai Centre Operation Excellence dalam
menangani pemrosesan dan pengantaran kiriman pos guna tercapainya kepuasan pelanggan.
2. Misi Memberikan dukungan operasional secara optimal bagi Kantor Pos dan Representative Penjualan melalui pelaksanaaan budaya mutu pada setiap rangkaian proses operasi.
4.1.3. Sistem Organisasi
Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, setiap pimpinan unit kerja pada
Kantor Mail Processing Centre Bandung 40400, wajib :
a. Menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di
lingkungan masing – masing maupun antar unit organisasi di
lingkungan Mail Processing Centre Bandung 40400 serta dengan
institusi lain di dalam dan di luar perusahaan sesuai dengan tugas
masing – masing;
b. Melaksanakan program peningkatan terhadap kualitas Sumber Daya
Manusia secara berkesinambungan di unit kerja masing – masing
dalam rangka pembinaan karier dan kaderisasi;
51
c. Memimpin dan mengkoordinasi bawahan masing–masing serta
memberikan bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan;
d. Menjalankan petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing –
masing serta menyampaikan laporan berkala sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan;
e. Laporan yang diterima wajib dianalisis oleh setiap pimpinan unit kerja
sebagai dasar penetapan kebijakan dan umpan balik kepada bawahan
dalam bentuk arahan dan petunjuk pelaksanaannya;
f. Mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada
atasan langsung dan menyampaikan laporan berkala tepat pada
waktunya.
4.1.4. Tata Kerja dan Struktur Organisasi
Tata kerja dan struktur organisasi Mail Processing Centre Bandung 40400,
berdasarkan Keputusan Direksi Nomor: 17/DIRUT/0312 tanggal 1 Maret
2012 terdiri :
1. Kepala Mail Processing Centre.
2. Bagian Proses Outgoing Surat.
3. Bagian Proses Incoming Surat.
4. Bagian Proses Paket Pos.
5. Bagian Pos Internasional.
6. Bagian Distribusi dan Transportasi.
7. Bagian Antaran.
8. Bagian Audit Mutu dan Operasi.
9. Bagian Umum dan Sarana.
10. Cabang Operasi MPC.
a. Kepala Mail Processing Centre (MPC)
1. MPC Tipe B dipimpin oleh Kepala MPC, yang bertanggung jawab
kepada Ka Area Operasi, selanjutnya disingkat Ka. MPC.
52
2. Tugas pokok Ka. MPC adalah melaksanakan dan mengendalikan
kolekting, pemrosesan, pendistribusian, antaran, dan
pengangkutan kiriman pos hubungan dalam negeri di wilayah
kerjanya untuk mencapai standar mutu yang ditetapkan Peusahaan.
3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Ka. MPC
melaksanakan aktivitas utama :
Menyusun dan melaksanakan program kerja, anggaran untuk
kegiatan di MPC;
Mengimplementasikan kebijakan sasaran mutu kolekting,
standar mutu pemrosesan, pendistribusian, pengantaran,
pengangkutan kiriman pos di wilayah kerjanya;
Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan kolekting, pemrosesan,
pendistribusian, dan pengantaran kiriman pos di wilayah
kerjanya sesuai dengan standard operating procedure yang
berlaku;
Menetapkan desain jadwal antaran dan pola operasi
manajemen antaran yang mencakup wyek, lingkungan antaran,
jumlah titik antaran, pool antar untuk wilayah kerja
antarannya;
Mengimplementasikan dan mengevaluasi penggunaan moda
transportasi untuk angkutan pos sesuai dengan yang ditetapkan
Perusahaan;
Mengarahkan dan mengorganisasikan pemeriksaan periodik
terhadap pelaksanaan pekerjaan di MPC;
Mengorganisasikan dan mengendalikan pelaksanaan
pemeliharaan sarana dan fasilitas kerja, serta menjaga aset
Perusahaan;
Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan tata usaha atau kesekre-
tariatan serta tertib administrasinya untuk mendukung
kelancaran operasional di MPC;
53
Melaksanakan pembinaan karyawan dalam pelaksanaan
tugasnya;
Mengarahkan dan mengkoordinir pengisian sistem manajemen
kerja individu;
Menyampaikan laporan kegiatan terkait kepada unit kerja
terkait.
b. Bagian Proses Outgoing Surat
1. Bagian Proses Outgoing Surat dipimpin oleh Manajer Proses
Outgoing Surat, yang bertanggung jawab kepada Ka MPC,
selanjutnya disingkat Man Proses Outgoing Surat.
2. Tugas pokok Man Proses Outgoing Surat adalah melaksanakan
dan mengawasi pemrosesan outgoing kiriman surat standard dan
prioritas dalam negeri untuk mencapai standar mutu yang
ditetapkan Perusahaan.
3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Man Proses Outgoing
Surat melaksanakan aktivitas utama :
Mengatur pelaksanaan pra posting, pick up service, pos box
untuk surat standard dan prioritas dalam negeri yang diterima
dari kantorpos;
Melakukan pemeriksaan terhadap pemerangkoan surat;
Mengatur cut off time, tutupan pos untuk pengiriman surat
standard dan prioritas dalam negeri;
Mengawasi pengawasan surat standard dan prioritas dalam
negeri dari kantorpos dengan menggunakan buku serah;
Mengawasi dan mengatur pelaksanaan pemrosesan outgoing
surat standard dan prioritas dalam negeri yang diterima dari
loket, agen pos, mailing room, pos bergerak Pos Keliling Kota
(PKK), Pos Keliling Desa (PKD)) yang meliputi; penyortiran,
54
pembuatan adpis, dan penutupan surat untuk diteruskan ke
kantor tujuan;
Mematuhi standarisasi kapasitas operasi untuk pemrosesan
outgoing surat standard dan prioritas dalam negeri;
Melakukan pengawasan menggunakan Sistem Kodepos dan
Sistem Pengalamatan (Adressing System), serta berkoordinasi
dengan bagian loket untuk sosialisasi penggunaan kodepos;
Melakukan bimbingan kepada karyawan di lingkungan
kerjanya dalam pelaksanaan tugas;
Melakukan pengisian sistem manajemen kerja individu
(SMKI);
Menyusun dan menyampaikan laporan terkait kepada atasan
langsung dan unit kerja terkait.
c. Bagian Proses Incoming Surat
1. Bagian Proses Incoming Surat dipimpin oleh Manajer Proses
Incoming Surat, yang bertanggung jawab kepada Ka MPC,
selanjutnya disingkat Man Proses Incoming Surat.
2. Tugas pokok Man Proses Incoming Surat adalah melaksanakan
dan mengawasi pemrosesan kiriman surat standard dan prioritas
dalam negeri yang diterima, untuk mencapai standar mutu yang
ditetapkan Perusahaan.
3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Man Proses Incoming
Surat melaksanakan aktivitas utama :
Mengatur pelaksanaan cut off time pemrosesan operasi
kiriman surat standard dan prioritas dalam negeri yang
diterima sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Mengawasi pembukaan kantung kiriman surat standard dan
prioritas dalam negeri meliputi jumlah kiriman, keadaan fisik
kiriman, kondisi label kantung, dan lain-lain;
55
Mengkoordinir dan mengawasi penyerahan surat standard dan
prioritas dalam negeri ke bagian Antaran dengan buku serah;
Menjamin pelaksanaan pekerjanya sesuai dengan SOP yang
berlaku;
Membuat Berita Acara l-6/P-6 terhadap terjadinya iregularitas
kiriman incoming standar;
Membuat neraca harian kiriman surat standard dan prioritas
dalam negeri dan l-10;
Mengawasi tertib administrasi dan penyimpanan naskah-
naskah terkait dengan pelaksanaan pekerjaan di Bagian Proses
Incoming Surat;
Melakukan bimbingan kepada karyawan di lingkungan
kerjanya dalam pelaksanaan tugas;
Melakukan pengisian sistem manajemen kerja individu
(SMKI);
Menyusun dan menyampaikan laporan terkait kepada atasan
langsung dan unit kerja terkait.
d. Bagian Proses Paket Pos
1. Bagian Proses Paket Pos dipimpin oleh Manajer Proses Paket Pos,
yang bertanggung jawab kepada Ka MPC, selanjutnya disingkat
Man Proses Paket Pos.
2. Tugas pokok Man Proses Paket Pos adalah melaksanakan dan
mengawasi pemrosesan penerimaan dan pengiriman paket dalam
negeri, untuk mencapai standar mutu yang ditetapkan Perusahaan.
3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Man Proses Paket Pos
melaksanakan aktivitas utama :
Mengawasi penyerahan paket dalam negeri dari kantorpos
dengan buku serah;
Melakukan uji petik pelunasan bea paket dalam negeri yang
diterima dari loket kantorpos;
56
Mengawasi dan mengatur pelaksanaan pemrosesan
pengiriman paket dalam negeri yang diterima dari loket, agen
pos, mailing room, pos bergerak Pos Keliling Kota (PKK),
Pos Keliling Desa (PKD)) yang meliputi; penyortiran,
pembuatan adpis, dan penutupan paket untuk diteruskan ke
kantor tujuan serta tertib penyimpanan arsipnya;
Mengawasi pemrosesan pembukaan kantung kiriman paket
dalam negeri meliputi jumlah kiriman, keadaan fisik kiriman,
label kantung, dan lai-lain;
Mengatur cut off time, tutupan pos untuk penerimaan dan
pengiriman paket dalam negeri;
Mematuhi standarisasi kapasitas operasi untuk pemrosesan
outgoing paket dalam negeri;
Mengatur dan mengawasi pelaksanaan Antaran paket dalam
negeri serta tertib administrasi penyimpanan naskah-naskah
terkait dengan Antarannya;
Menyiapkan dan memberikan data Antaran paketpos dalam
negeri kepada kantorpos untuk bahan informasi penanganan
pengaduan/keluhan pelanggan;
Melakukan pemeriksaan periodic terhadap pemrosesan
penerimaan dan pengiriman serta Antaran paket dalam negeri;
Melakukan bimbingan kepada karyawan di lingkungan
kerjanya dalam pelaksanaan tugas;
Melakukan pengisian sistem manajemen kerja individu
(SMKI);
Menyusun dan menyampaikan laporan terkait kepada atasan
langsung dan unit kerja terkait.
e. Bagian Pos Internasional
1. Bagian Pos Internasional dipimpin oleh Manajer Pos
Internasional, yang bertanggung jawab kepada Ka MPC,
selanjutnya disingkat Man Pos Internasional.
57
2. Tugas pokok Man Pos Internasional adalah melaksanakan dan
mengawasi proses penerimaan dan pengiriman serta penyerahan
kiriman pos internasional, untuk mencapai standar mutu yang
ditetapkan Perusahaan.
3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Man Pos Internasional
melaksanakan aktivitas utama :
Menyusun pola operasi pemrosesan kiriman pos internasional
outgoing dan incoming;
Mengorganisasikan dan melaksanakan koordinasi dan
integrasi aktifitas pemrosesan kiriman pos internasional
outgoing dan incoming;
Mengatur dan mengawasi proses pelaksanaan pemrosesan
kiriman pos internasional outgoing dan incoming meliputi :
sortir kiriman pos, pengantungan kiriman pos internasional
dan peng-administrasiannya;
Mengatur dan mengawasi proses pencacahan dan pelalubeaan
/pabean kiriman pos internasional, serta
pengadministrasiannya;
Menindaklanjuti perbaikan system operasi pemrosesan
kiriman pos internasional outgoing dan incoming;
Mengawasi penyerahan surat dan paket internasional kepada
penerima;
Mengawasi penyetoran pertanggungan uang bea lalu bea, uang
pabean, bungkus ulang;
Bertanggungjawab atas pencapaian target efisiensi dan
evektifitas operasi di bagiannya;
Melaksanakan pengawasan melekat di bidangnya;
Membuat neraca atau laporan l-10 terkait dengan kegiatan
pemrosesan kiriman pos internasional outgoing dan incoming;
Melakukan bimbingan kepada karyawan di lingkungan
kerjanya dalam pelaksanaan tugas;
58
Melakukan pengisian sistem manajemen kerja individu
(SMKI);
Menyusun dan menyampaikan laporan terkait kepada atasan
langsung dan unit kerja terkait.
f. Bagian Distribusi dan Transportasi
1. Bagian Distribusi dan Transportasi dipimpin oleh Manajer
Distribusi dan Transportasi, yang bertanggung jawab kepada Ka
MPC, selanjutnya disingkat Man Distribusi dan Transportasi.
2. Tugas pokok Man Distribusi dan Transportasi adalah
melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pendistribusian dan
pengangkutan kiriman pos dalam negeri dan internasional untuk
kantor Unit Operasi atau MPC, untuk mencapai standar mutu
yang ditetapkan Perusahaan.
3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Man Distribusi dan
Transportasi melaksanakan aktivitas utama:
Menyusun tutupanpos dan pola operasi pendistribusian
kirimanpos domestik dan internasional;
Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan aktivitas
pendistribusian kirimanpos domestik dan internasional;
Mengatur dan mengawasi proses pelaksanaan pendistribusian
kiriman pos domestik dan internasional meliputi penerimaan
dan pengiriman kantungpos, proses serah terima kantungpos,
dan pengadministrasiannya;
Menindaklanjuti terhadap irregularitas kirimanpos dengan
membuat I-6/P6/P6a, dan melakukan tindakan perbaikannya;
Menggunakan aplikasi system informasi yang ditetapkan
untuk kegiatan pendistribusian kantungpos;
Bertanggungjawab atas pencapaian target efisiensi dan
efektifitas operasi di bagiannya;
Membuat neraca atau laporan I-10 terkait dengan kegiatan
pendistribusian kantungpos;
59
Melaksanakan kebijakan dan SOP transportasi kirimanpos
untuk angkutan ked an dari kantorpos dan kantorpos cabang,
pick up service, serta angkutan lainnya;
Mengatur pelaksanaan pemenuhan kebutuhan angkutan
kirimanpos, pengiriman kapasitas dan frekwensi transportasi,
serta kapasitas proses secara efektif dan efisien sesuai dengan
ketetapan yang telah ditentukan;
Memenuhui kebutuhan transportasi untuk keperluan dinas dari
permintaan bagian di MPC;
Mengatur dan mengawasi bongkar muat kirimanpos;
Melakukan bimbingan kepada karyawan di lingkungan
kerjanya dalam pelaksanaan tugas;
Melakukan pengisian sistem manajemen kerja individu
(SMKI);
Menyusun dan menyampaikan laporan terkait kepada atasan
langsung dan unit kerja terkait.
g. Bagian Antaran
1. Bagian Antaran dipimpin oleh Manajer Antaran, yang
bertanggung jawab kepada Ka MPC, selanjutnya disingkat Man
Antaran.
2. Tugas pokok Man Antaran adalah melaksanakan dan mengawasi
pelaksanaan proses pra-antaran dan pasca-antaran surat, agar
mencapai standar mutu yang ditetapkan Perusahaan.
3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Man Antaran
melaksanakan aktivitas utama :
Melaksanakan dan mengawasi kegiatan pra-antaran, meliputi :
penerimaan kiriman di Bagian Antaran, penyortiran wilayah
antaran sampai dengan sortir kiriman siap antar, pembuatan
delivery order (OD) antaran;
Mengawasi pelaksanaan pengantaran surat sehingga surat
dapat terantar dengan tepat, cepat, dan aman;
60
Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pasca antaran
yang meliputi : pengadministrasian berita terima (BT),
pengentryan BT pada l-Pos, pemrosesan surat dan paket yang
tidak terantar, pengadministrasian/pertanggungan uang
kiriman antara lain: Bea Lalu Bea/Bea Bungkus Ulang, dan
kegiatan lain yang terkait dengan pekerjaan-pekerjaan pasca
antaran;
Melakukan pengaturan wilayah antaran dan jalan antar, jam
antaran, pola shifting antaran dan pola antaran bagi para
pengantar;
Melaksanakan kegiatan pengelolaan PO Box dan mengawasi
penyetoran uang sewa PO Box;
Melakukan mediasi sewa guna kendaraan bermotor roda dua
untuk keperluan antaran bagi para pengantarnya;
Melaksanakan pengawasan antaran meliputi : pengawasan
sortir antaran, sortir jalan antaran, meja pengantar,
pengawasan jalan antaran, N-30, Surat Uji, pengawasan tas
antaran, pengawasan atribut pengantar, uji coba surat dan
paket gagal antar;
Menyiapkan dan memberikan data antaran paketpos yang
telah diserahkan kepada kantorpos untuk bahan informasi
penanganan pengaduan/keluhan pelanggan;
Mengawasi tertib administrasi dan penyimpanan naskah-
naskah terkait dengan pelaksanaan pekerjaan di Bagian
Antaran;
Melakukan bimbingan kepada karyawan di lingkungan
kerjanya dalam pelaksanaan tugas;
Melakukan pengisian sistem manajemen kerja individu
(SMKI);
Menyusun dan menyampaikan laporan terkait kepada atasan
langsung dan unit kerja terkait.
61
h. Bagian Audit dan Mutu Operasi
1. Bagian Audit dan Mutu Operasi dipimpin oleh Manajer Audit dan
Mutu Operasi, yang bertanggung jawab kepada Ka MPC,
selanjutnya disingkat Man Audit dan Mutu Operasi.
2. Tugas pokok Man Audit dan Mutu Operasi adalah melakukan
pemeriksaan secara rutin dan berkala terhadap pelaksanaan
pekerjaan pada setiap bagian di MPC dalam lingkup tanggung
jawabnya berdasarkan pedoman pemeriksaan periodik yang
berlaku, dan pengukuran standar mutu sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan Perusahaan.
3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Man Audit dan Mutu
Operasi melaksanakan aktivitas utama :
Melaksanakan program kerja yang ditetapkan oleh Ka MPC;
Membuat uraian tugas di bagiannya sesuai dengan SOP yang
berlaku sebagai pedoman kerja;
Membuat jadwal kegiatan pemeriksaan periodik, objek dan
materi kegiatan agar tercapai pelaksanaan pekerjaan di MPC
dalam lingkup tanggung jawabnya sesuai dengan SOP yang
berlaku;
Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan pada
semua bagian dalam lingkup tanggung jawabnya agar
terhindar dari fraud atau penyimpangan dari SOP yang
berlaku;
Membuat hasil pemeriksaan periodik dan rutin dalam buku
pemeriksaan tersendiri serta melaporkannya kepada Ka MPC;
Melakukan pemeriksaan khusus terhadap kecurangan yang
terjadi bersama Ka MPC;
Melakukan pengukuran mutu operasional dan memberikan
laporan kepada Ka MPC atas hasil pengukuran mutu;
Mengkoordinir proses pencatatan data statistik terkait dengan
kirimanpos outgoing dan incoming serta data lainnya;
62
Mengkoordinir dan memonitor pelaksanaan inquiry atau
pengaduan terhadap iregularitas kirimanpos domestik;
Memberikan tanggapan penyelesaian terhadap berita acara
P6/P6a;
Mengawsi pengamanan kirimanpos termasuk kantung remise
dan kepatuhan operasi serta cegah penyimpangan operasi di
tingkat unit;
Mengusulkan beban ganti rugi dan tanggung jawab atas
penyimpangan operasi kirimanpos;
Menganalisa dan mengkompilasi data penyimpangan operasi
melalui Sistem Informasi Iregularitas;
Melaksanakan pembinaan budaya mutu di unit operasi;
Mengawasi pelaksanaan tertib administrasi dan penyimpanan
arsip-arsip;
Mengkoordinir dan mengkompilasi temuan dan perbaikan
terhadap hasil pemeriksaan rutin Perwakilan SPI dalam
lingkup tanggung jawabnya;
Melakukan bimbingan kepada karyawan di lingkungan
kerjanya dalam pelaksanaan tugas;
Melakukan pengisian sistem manajemen kerja individu
(SMKI);
Menyusun dan menyampaikan laporan terkait kepada atasan
langsung dan unit kerja terkait.
i. Bagian Umum dan Sarana
1. Bagian Umum dan Sarana dipimpin oleh Manajer Umum dan
Sarana, yang bertanggung jawab kepada Ka MPC, selanjutnya
disingkat Man Umum dan Sarana.
2. Tugas pokok Man Umum dan Sarana adalah melaksanakan dan
mengawasi pelaksanaan pemeliharaan aset, perlengkapan dan
fasilitas kantor, kendaraan operasional, teknologi serta tata usaha
63
dan kesekretariatan untuk mendukung kelancaran operasional
MPC.
3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Man Umum dan
Sarana melaksanakan aktivitas utama :
Menyusun dan melaksanakan program kerja yang telah
ditetapkan Ka MPC;
Mengkoordinir penyusunan uraian tugas semua bagian di
MPC;
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan kendaraan dinas,
peralatan kerja, computer, gedung kantor dalam lingkup
tanggung jawabnya sesuai dengan batas kewenangannya;
Melakukan tertib administrasi pengelolaan sarana,
perlengkapan dan fasilitas kantor, dan asset yang meliputi:
pembuatan Per-1, Per-2, Per-8, Per-9, Per-73, Per-74, Per-75,
Per-49 dan administrasi lainnya terkait dengan sarana dan
asset;
Melakukan permintaan barang tercetak berhagra dan tidak
berharga dengan menggunakan daftar model G berdasarkan
jadwal permintaan yang telah ditetapkan Perusahaan, serta
melakukan pemeriksaan sisa barangnya;
Menyediakan moda transportasi yang akan digunakan untuk
angkutan pos;
Mengawasi administrasi pembayaran tagihan angkutan pos
dan melaksanakan pembayarannya yang menjadi kewenangan;
Melakukan inventarisasi sarana, asset dalam lingkup tanggung
jawabnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
Perusahaan;
Mengatur pengeluaran operasional kendaraan bermotor dan
mempertanggungkan pengeluaran biaya sarana dan asset
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Perusahaan;
64
Melaksanakan fungsi kasir untuk kebutuhan uang dalam
pelaksanaan operasional di MPC;
Melakukan bimbingan kepada karyawan di lingkungan
kerjanya dalam pelaksanaan tugas;
Melakukan pengisian sistem manajemen kerja individu
(SMKI);
Menyusun dan menyampaikan laporan terkait kepada atasan
langsung dan unit kerja terkait.
j. Cabang Operasi MPC
1. Bagian Operasi MPC adalah bagian dari MPC yang berada di luar
Kantor MPC, dipimpin oleh Manajer Operasi MPC, yang
bertanggung jawab kepada Ka MPC, selanjutnya disingkat Man
Operasi MPC.
2. Tugas pokok Man Operasi MPC adalah melaksanakan dan
mengawasi pelaksanaan proses outgoing kirimanpos yang
diterima dari Kantorpos bertempat di kedudukan Kantor Operasi
MPC, dan proses incoming kirimanpos yang meliputi pra-antaran,
antaran dan pasca-antaran surat dan paket, agar mencapai standar
mutu yang ditetapkan.
3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Man Operasi MPC
melaksanakan aktivitas utama :
Mengatur pelaksanaan kegiatan pra posting, pick up service,
PO Box untuk surat dan paket yang diterima dari kantorpos;
Melakukan pemeriksaan terhadap pemerangkoan surat dan uji
petik pelunasan bea paket domestik yang diterima dari loket
kantorpos;
Mengatur cut off time, tutupan pos untuk penerimaan dan
pengiriman surat dan paket;
Mengatur dan mengawasi proses pelaksanaan pemrosesan
kirimanpos domestik dan internasional outgoing dan incoming
65
meliputi: sortir dan pengantongan kirimanpos domestik dan
internasional, serta pengadministrasiannya;
Membuat Berita Acara l-6/P-6 terhadap terjadinya Iregularitas
kirimanpos incoming standard dan prioritas;
Melaksanakan dan mengawasi kegiatan pra-antaran meliputi:
penerimaan kirimanpos di bagian Antaran, penyortiran
wilayah Antaran sampai dengan sortir kiriman siap antaran,
pembuatan delivery order (DO) antaran;
Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pasca antaran
yang meliputi: pengadministrasian berita terima (BT),
pengentrian BT pada l-Pos, pengarsipan BT, penyimpanan
surat dan paket yang belum terantar, pemrosesan surat dan
paket yang tidak terantar, pengadministrasian/pertangguangan
uang kiriman antara lain : bea lalu bea/bea bungkus ulang, dan
kegiatan lain yang terkait dengan pekerjaan-pekerjaan para
pengantar;
Melakukan pengaturan wilayah antaran dan jalan antaran, jam
antaran, pola shifting antaran dan pola antaran bagi para
pengantar;
Melaksanakan kegiatan pengelolaan Po Box dan mengawasi
penyetoran uang sewa PO Box;
Melaksanakan pengawasan antaran meliputi: pengawasan
sortir antaran, sortir jalan antar, meja pengantar, pengawasan
jalan antaran, N-30, surat uji, pengawasan tas antaran,
pengawasan atribut pengantar, uji coba surat, dan paket gagal
Antaran;
Menyiapkan dan memberikan kepada kantorpos berkaitan data
antaran surat dan paket yang telah diserahkan untuk bahan
informasi penanganan pengaduan/keluhan pelanggan;
66
Mengawasi tertib administrasi dan penyimpanan naskah-
naskah terkait dengan pelaksanaan pekerjaan di Bagian
Antaran;
Melakukan bimbingan kepada karyawan di lingkungan
kerjanya dalam pelaksanaan tugas;
Melakukan pengisian sistem manajemen kerja individu
(SMKI);
Menyusun dan menyampaikan laporan terkait kepada atasan langsung dan unit
kerja terkait.
67
4.1.5. Logo Perusahaan
Gambar 4.1 Logo PT POS MPC
Sumber: Bagian SDM PT POS MPC Bandung
4.2 Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, subyek yang diteliti adalah karyawan PT POS MPC
Bandung yang beralamat di jalan Soekarno Hatta No.558, Bandung. Sedangkan
yang menjadi obyek penelitian adalah kepuasan kerja karyawan PT POS MPC
Bandung.
Data yang telah terkumpul dari 154 responden ini selanjutnya diolah
menggunakan software SPSS versi 17.0 dengan menggunakan analisis deskriptif.
Hasil analisis akan dijadikan dasar pengambilan kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan. Berikut adalah hasil pengolahan data Ms.Excel dan SPSS 17.0.
4.2.1 Uji Validitas
Berikut merupakan hasil uji validitas dari 19 butir pernyataan variabel
kepuasan kerja yang pengujiannya dilakukan secara statistic. Pengujian ini
dilakukan dengan mengkorelasikan skor masing-masing item dengan total skor
untuk keseluruhan item dari hasil jawaban 100 responden. Teknik korelasi yang
digunakan untuk menguji setiap butir pernyataan dalam penelitian ini adalah
korelasi Pearson Product Moment.
68
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan
Sumber: Olah Data SPSS, 2017
Berdasarkan table 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 19 pernyataan
terdapat diantaranya 19 pernyataan dikatakan valid, karena nilai-nilai korelasi
berada di atas standarnya, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2014) bahwa
instrument dikatakan valid apabila korelasi antara skor butir dengan total skor
total besarnya ≥0,3 bila korelasi berada dibawah 0,3, maka dapat disimpulkan
bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga perlu diperbaiki atau
dibuang.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Pada pengujian reliabilitas, peneliti menguji kuesioner menggunakan
computer dengan bantuan software SPSS dengan menggunakan uji Cronbach’s
Alpha. Dalam uji Cronbach’s Alpha kuesioner dikatakan reliable jika nilai r
mendekati angka 1 atau para ahli merekomendasikan nilai reliabilitas di atas 0,6
(Umar, 2013:68). Berikut adalah hasil dari keluaran computer untuk uji reliabilitas
menggunakan SPSS versi 17.0.
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlatio
n
Cronbach'
s Alpha if
Item
Deleted
TPFK_1 129.86 188.546 .625 .735
TPFK_2 129.90 187.626 .677 .734
TPFK_3 129.84 186.701 .766 .732
TPFK_4 130.01 192.091 .450 .741
TPFK_5 129.86 188.546 .625 .735
SOP_1 129.90 187.626 .677 .734
SOP_2 129.84 186.701 .766 .732
SOP_3 130.01 192.091 .450 .741
SOP_4 129.86 188.546 .625 .735
KUM_1 129.90 187.626 .677 .734
KUM_2 129.84 186.701 .766 .732
KUM_3 130.01 192.091 .450 .741
KUM_4 130.07 189.399 .429 .738
KUM_5 129.90 187.626 .677 .734
RK_1 129.84 186.701 .766 .732
RK_2 129.86 188.546 .625 .735
RK_3 129.90 187.626 .677 .734
RK_4 129.84 186.701 .766 .732
RK_5 130.01 192.091 .450 .741
TOTAL1 67.11 61.776 .776 .938
Item-Total Statistics
69
Table 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan.
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2017
Tabel 4.2 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,748. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian kepuasan kerja ini
memiliki koefisien kehandalan yang tinggi karena nilai yang didapat berada diatas
0,6 atau mendekati angka 1. Suatu penelitian dikatakan reliable apabila nilai
Cronbach’s Alpha minimal 0,6 dan semakin baik apabila mendekati 1,0. Hal ini
sesuai dengan pendapat Noor (2014). Yang mengemukakan bahwa kuesioner
dalam penelitian ini dapat dikatakan jika nilai Cronbach’s Alpha minimal 0,60.
Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,748 ini memiliki arti bahwa responden
memahami dengan benar maksud dan tujuan dari pernyataan-pernyataan yang
tercantum dalam kuesioner Analisis kepuasan kerja karyawan tersebut. Maka dari
itu, jawaban-jawaban dari pernyataan responden dapat digunakan untuk menjawab
identifikasi masalah dalam penelitian ini.
4.3. Data Demografi Responden Berikut disajikan rekapitulasi data responden berdasarkan jenis kelamin,
usia dan pendidikan terakhir yang didapat dari sampel karyawan PT POS MPC
Bandung sebanyak 154 orang.
4.3.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan. Berikut data demografi
responden berdasarkan jenis kelamin.
Cronbach'
s Alpha
Cronbach'
s Alpha
Based on
Standardiz
ed Items N of Items
.748 .944 20
Reliability Statistics
70
Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Hasil Olah Data penulis, 2017
Table 4.3 diatas menunjukan banyaknya responden berdasarkan jenis
kelamin. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa responden di dominasi oleh
responden Laki-laki yaitu sebanyak 93 orang dengan persentasi 60% dan 61
responden perempuan dengan persentasi 40%. Hal ini dikarenakan karyawan PT
POS MPC didominasi oleh mayoritas Laki-laki.
4.3.2. Data Responden Berdasarkan Usia Dibawah ini disajikan rekapitulasi data demografi responden berdasarkan
usia.
Table 4.4 Data Responden Berdasar Usia
Sumber: Data Olahan Penulis, 2017
Pada tabel 4.4 dilihat dari usia responden, dapat disimpulkan bahwa pada
penelitian ini jumlah responden didominasi oleh pegawai yang usianya ≤ 20
tahun, yaitu sebesar 33% atau sebanyak 51 orang. Untuk
4.3.4 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Dibawah ini disajikan rekapitulasi data demografi responden berdasarkan
pendidikan akhir.
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-laki 93 60%2 Perempuan 61 40%
154 100%Total
No Usia Frekuensi Persentase1 ≤ 20 51 33%2 20-30 49 32%3 30-50 32 21%4 ≥50 22 14%
154 100%Total
71
Table 4.5 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber : Data Olahan Penulis, 2017
Pada tabel 4.5 dilihat dari tingkat pendidikan terakhir responden, dapat
disimpulkan bahwa pada penelitian ini jumlah responden didominasi oleh
pegawai yang tingkat pendidikan terakhirnya SMA/Sederajat, yaitu sebesar
33% atau sebanyak 51 orang. Dimana semangkin tinggi tingkat pendidikan
yang dimiliki maka semangkin tinggi kepuasan kerja yang diharapkan oleh
seseoran (Wibowo : 2010)
4.4 Analisis Deskriptif Kepuasan Kerja Karyawan PT POS MPC Bandung Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan data dengan menyajikan
mean atau nilai rata-rata dari variabel yang diteliti untuk mengetahui rata-rata
kepuasan kerja karyawan di perusahaan PT POS MPC Bandung. Untuk
menganalisis variabel kepuasan kerja karyawan tersebut terbagi ke dalam empat
dimensi yaitu dimensi tugas pokok dan fungsi kerja, supervise, kesempatan untuk
maju dan rekan kerja. Berikut merupakan hasil analisis deskriptif yang
menunjukan jawaban responden terhadap masing-masing dimensi variabel
kepuasan kerja karyawan. Hasil analisis statistic deskriptif untuk 4 dimensi
tersebut adalah:
1. Seluruh Dimensi Kepuasan Kerja Karyawan
Analisis kepuasan kerja karyawan PT POS MPC Bandung dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase
1 SMA 51 33%2 DIPLOMA 3 49 32%3 Sarjana / D4 36 23%4 Lainnya 18 12%
154 100%Total
72
4.6 Analisis Deskriptif Seluruh Dimensi Kepuasan Kerja Karyawan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Tugas Pokok dan Fungsi krja
154 1 5 3.57 .607
Supervisi 154 1 5 3.56 .601 Kesempatan Untuk Maju
154 1 5 3.51 .652
Rekan Kerja 154 1 5 3.58 .601
Mean 154
3.56 .615
Sumber: Olah Data SPSS, 2017 Dari tabel 4.6 dapat diketahui kepuasan kerja karyawan PT POS MPC
Bandung berada pada kategori tinggi dikarenakan rata-rata nilainya 3.56 untuk
setiap unsur berada pada interval 3,40 – 4,19. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kepuasan kerja karyawan PT POS MPC Bandung tergolong kategori tinggi.
Kemudian jawaban responden mengenai kepuasan kerja karyawan di PT POS
MPC Bandung adalah tidak beragam karena nilai standar deviation sebesar 0,615
berada di atas 20% dari nilai rata-rata 3,56. Hal tersebut didapat dari perhitungan
(0,615/3,56)*100% =17,27. Hal ini menunjukan bahwa jawaban pada dimensi ini
tidak beragam.
Adapun penjelasan mengenai analisis deskriptif tiap dimensi dijelaskan
sebagai berikut.
2. Dimensi Tugas Pokok dan Fungsi Kerja
Analisis kepuasan kerja karyawan pada dimensi tugas pokok dan fungsi
kerja di PT POS MPC Bandung dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Dimensi Tugas Pokok dan Fungsi Kerja
73
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 18.0, 2017
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata item
pernyataan untuk setiap indikator tuga pokok dan fungsi kerja adalah 3.57
yang dalam skala interprestasi nilai berada 3,40 – 4,19 yang tergolong
tinggi. Adapun pernyataan yang digunakan pada dimensi ini yaitu
tanggungjawab sebagai pernyataan pertama, tugas dan fungsi sebagai
pernyataan kedua, kualitas sebagai pernyataan ketiga, kesesuaiyan
kemampuan sebagai pernyataan keempat dan latar belakang pendidikan
sebagai pernyataan yang terakhir. pernyataan pertama memiliki jawaban
pernyataan minimum 3 dan maksimum 5 dengan rata-rata 3,60 yang
termasuk ke dalam kategori tinggi untuk pernyataan kedua memiliki
jawaban pernyataan minimum 3 dan maksimum 5 dengan rata-rata 3,56
yang termasuk ke dalam kategori tinggi kemudian untuk pernyataan yang
ketiga memiliki penyataan minimum 3 dan maksimum 5 denga rata-rata
3.64 yang termasuk kedalam kategori tinggi selanjutnya untuk pernyataan
keempat dengan memiliki penyataan minimum 1 dan maksimum 4 dengan
rata-rata 3,45 yang termasuk ke dalam kategori tinggi dan pernyataan yang
terakhir dengan memeiliki pernyataan minimum 3 dan maksimum 5
dengan rata-rata 3,60 dan pernyataan ini juga termasuk ke dalam kategori
tinggi. Dari jawaban atas kelima pernyataan tersebut diketahui bahwa
indikator yang lebih tinggi dimiliki oleh indikator ketiga dengan rata-rata
3,64.
Kemudian jawaban responden mengenai dimensi tugas pokok dan
fungsi kerja di PT POS MPC Bandung adalah tidak beragam karena nilai
standar deviation sebesar 0,615 berada di bawah 20% dari nilai rata-rata
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
TPFK_1 154 3 5 3.60 .631
TPFK_2 154 3 5 3.56 .636
TPFK_3 154 3 5 3.64 .602
TPFK_4 154 1 4 3.45 .537
TPFK_5 154 3 5 3.60 .631
mean 154 3.57 .607
Descriptive Statistics
74
3,56. Hal tersebut didapat dari perhitungan (0,607/3,57)*100% =17,00.
Hal ini menunjukan bahwa jawaban pada dimensi ini tidak beragam.
3. Dimensi Supervisi
Analisis kepuasan kerja karyawan pada dimensi supervisi di PT POS MPC
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.8 Analisis Deskriptif Dimensi Supervisi
Sumber: Olah Data SPSS, 2017
Berdasarkan olahan data SPSS mengenai dimensi supervisi diatas,
dapat dilihat bahwa mean dimensi supervisi adalah 3,56 yang dalam skala
interval 3.40-4.19 termasuk ke dalam kategori tinggi. pernyataan yang
digunakan dalam dimensi Supervisi ada 4 yaitu monitoring yang dilakukan
pimpinan, ketegasan pimpinan dalam menegakkan disiplin, pimpinan
memberikan masukan pada saat melaksanakan pekerjaan dan pimpinan
memberikan dorongan dan perhatian terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Dari keempat indikator diatas hasilnya dapat diketahui bahwa rata-rata
pernyataan pertama adalah 3,56 berada pada skala interprestasi 3,40 – 4,19
dengan kategori tinggi. Sementara untuk pernyataan kedua diketahui rata-
ratanya adalah 3.64, untuk dikator yang ketiga diketahui rata-ratanya
adalah 3,45 dan indicator yang terakhir memiliki rata-rata 3,60 yang
semuanya berada pada kategori tinggi.
Adapun jawaban responden mengenai dimensi supervise oleh
pimpinan di PT POS MPC Bandung adalah tidak beragam karena nilai
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
SOP_1 154 3 5 3.56 .636
SOP_2 154 3 5 3.64 .602
SOP_3 154 1 4 3.45 .537
SOP_4 154 3 5 3.60 .631
Mean 154 3.56 .601
Descriptive Statistics
75
standar deviation sebesar 0,601 berada di bawah 20% dari nilai rata-rata
3,56. Hal tersebut didapat dari perhitungan (0,601/3,56)*100% =16,88.
Hal ini menunjukan bahwa jawaban pada dimensi ini tidak beragam.
4. Dimensi Kesempatan Untuk Maju
Analisis kepuasan kerja pada dimensi kesempatan untuk maju di PT
POS MPC dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.9 Analisis Deskriptif Dimensi Kesempatan Untuk Maju
Sumber: Olah Data SPSS, 2017
Berdasarkan data table 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa mean dimensi
kesempatan untuk maju adalah 3,51 yang dalam skala interval 3.40-4.19
termasuk ke dalam kategori tinggi. Pernyataan yang digunakan dalam
dimensi kesempatan untuk maju ada 5 yaitu kesempatan yang sama untuk
meningkatkan karier, perasaan Nyaman bekerja karena banyaknya peluang
untuk maju, penyediaan informasi mengenai syarat menempati jabatan dan
pelatihan yang dapat menunjang pengembangan karier. Dari lima
pernyataan diatas hasilnya dapat diketahui bahwa rata-rata pernyataan
pertama adalah 3,56 berada pada skala interprestasi 3,40 – 4,19 dengan
kategori tinggi. Sementara untuk pernyataan kedua diketahui rata-ratanya
adalah 3.64, yang termasuk kedalam kategori tinggi untuk pernyataan yang
ketiga diketahui rata-ratanya adalah 3,45 yang termasuk kedalam kategori
tinggi kemudian untuk pernyataan yang keempat memiliki rata-rata 3,34
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
KUM_1 154 3 5 3.56 .636
KUM_2 154 3 5 3.64 .602
KUM_3 154 1 4 3.45 .537
KUM_4 154 1 5 3.34 .850
KUM_5 154 3 5 3.56 .636
Mean 154 3.51 .652
Descriptive Statistics
76
yang berada pada kategori sedang karena berada pada interval 2.60 – 3.39
dan pernyataan yang terakhir memiliki rata-rata 3,56 berada pada skala
interprestasi diantara 3,40-4,19 yang artinya berada pada kategori tinggi.
Adapun jawaban responden mengenai dimensi kesempatan untuk
maju di PT POS MPC Bandung adalah tidak beragam karena nilai standar
deviation sebesar 0,652 berada di bawah 20% dari nilai rata-rata 3,51. Hal
tersebut didapat dari perhitungan (0,652/3,51)*100% =18,58. Hal ini
menunjukan bahwa jawaban pada dimensi ini tidak beragam.
5. Dimensi Rekan Kerja
Berikut merupakan analisis kepuasan kerja karyawan pada dimensi
rekan kerja di PT POS MPC Bandung dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut: Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Dimensi Rekan Kerja
Sumber: Olah Data SPSS, 2017
Pada dimensi ini, menggunakan 5 pernyataan dengan rata-rata dari
kelima pernyataan tersebut adalah 3.58 yang dalam skala interprestasi nilai
berada diantara 3,40 – 4,19 yang tergolong tinggi. untuk pernyataan
pertama memiliki nilai jawaban minimum 3 dan nilai maksimum 5 dengan
rata-rata 3.64 yang termasuk ke dalam kategori tinggi. Pada pernyataan
kedua memiliki jawaban minimum 3 dan nilai maksimum 5 dengan rata-
rata 3.60 yang termasuk ke dalam kategori tinggi. Pada pernyataan ketiga
memiliki jawaban minimum 3 dan nilai maksimum 5 dengan rata-rata 3.56
yang termasuk ke dalam kategori tinggi kemudian pernyataan keempat
memiliki jawaban minimum 3 dan nilai maksimum 5 dengan rata-rata 3.64
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
RK_1 154 3 5 3.64 .602
RK_2 154 3 5 3.60 .631
RK_3 154 3 5 3.56 .636
RK_4 154 3 5 3.64 .602
RK_5 154 1 4 3.45 .537
Mean 154 3.58 .601
Descriptive Statistics
77
yang termasuk ke dalam kategori tinggi sedangkan indicator yang terakhir
memiliki nilai mean minimum 1 dan maksimum 4 dengan rata-rata 3.45
yang termasuk kedalam kategori tinggi.
Adapun jawaban responden mengenai dimensi rekan kerja di PT
POS MPC Bandung adalah tidak beragam karena nilai standar deviation
sebesar 0,601 berada di bawah 20% dari nilai rata-rata 3,58. Hal tersebut
didapat dari perhitungan (0,601/3,58)*100% =16,79. Hal ini menunjukan
bahwa jawaban pada dimensi ini tidak beragam.
4.5 Pembahasan Pada sub bab ini akan membahas dan menjelaskan mengenai hasil
pengolahan statistic deskriptif kepuasan kerja karyawan pada sub bab
sebelumnya. Pembahasan analisis deskriptif kepuasan kerja pada PT POS
MPC Bandung.
4.5.1 Pembahasan Kepuasan Kerja Karyawan
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa unsur seluruh dimensi
kepuasan kerja karyawan berada pada kategori tinggi dikarenakan rata-rata
nilai untuk setiap unsur berkisar antara 3,40 – 4,19 dalam skala
interprestasi. Untuk rata-rata keseluruhan dari 4 dimensi kepuasan kerja
karyawan adalah 3.56 yang berada pada kategori tinggi. Yang dapat
diartikan bahwa karyawan PT POS MPC Bandung sudah mendapatkan
kepuasan kerja.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kepuasan kerja karyawan pada
PT POS MPC Bandung memiliki nilai yang dapat dikategorikan tinggi, hal
ini menunjukkan bahwa karyawan merasakan hal yang positif terhadap
pekerjaaan yang dilakukan sesuai dengan pendapat Robbins (2015: 46)
kepuasan kerja (job satisfaction) adalah suatu perasaan positif tentang
pekerjaan, yang dihasilkan dari suatu evaluasi dari karakteristik-
karakteristiknya. Apabila kepuasan kerja terjadi maka karyawan
menunjukkan sikap positif terhadap segala pekerjaan yang menjadi
tugasnya dalam lingkungan kerja. Kepuasan kerja yang dirasakan oleh
78
karyawan pada umumnya tercermin dalam sikap positif karyawan terhadap
pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi ataupun yang ditugaskan
kepadanya di lingkungan kerja. Sebaliknya apabila kepuasan kerja tidak
tercapai maka dapat berakibat buruk terhadap perusahaan. Akibat buruk
itu dapat berupa kemalasan, kemangkiran, mogok kerja, pergantian tenaga
kerja dan akibat buruk yang merugikan lainnya.
Kepuasan kerja karyawan yang tinggi dapat juga dilihat dari dimensi
tugas pokok dan fungsi kerja, surpervisi oleh pimpinan, kesempatan untuk
maju dan rekan kerja.
Kepuasan kerja karyawan yang tinggi dapat dilihat dari kesesuaian
tugas pokok dan fungsi kerja yang dilakukan oleh karyawan tersebut
karena dengan sesuainya tugas yang diberikan dengan kemampuan dan
keahlian yang dimiliki oleh karyawan maka akan menimbulkan perasaan
yang positif terhadap pengerjaan tugas yang diberika sehingga perasaan
positif tersebut dapat memberikan rasa puas dalam bekrja. Hal ini sesuai
denga teori kepuasan kerja yaiu teori dua dimensi Sinambela (2012: 257)
“Teori ini menghubungkan kondisi di sekitar pekerjaan dilaksanakan
seperti kondisi kerja, pengupahan, keamanan, kualitas pengawasan,
hubungan dengan orang lain, dan dengan kesesuainyan tugas yang
diberikan terhadap keahlian yang dimiliki”
Kepuasan yang tinggi juga dapat dilihat dari supervise oleh pimpinan
peranan pimpinan yang sangat penting dalam memberikan dorongan dan
bimbingan terhadap karyawan untuk mengerjakan tugas yang diberikan
agar sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh perusahaan. Perhatian yang
diberikan oleh pimpinan kepada para karyawan ini akan menimbulkan
sikap positif karyawan dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan
sehingga tugas dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan hasil
yang diharapkan hal ini akan menimbulkan kepuasan kerja terhadap
karyawan. Boardman dalam (Wibowo : 2011) “Menyebutkan Supervisi
adalah salah satu usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk menstimulir,
mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan karyawan
79
di perusahaan baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih
mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran,
dengan demikian mereka dapat mengerjakan tugas dengan baik secara
kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dalam mewujudkan
tujuan perusahaan”.
Kesempatan untuk maju juga merupakan salah satu dimensi yang
dapat mempengaruhi kepausan kerja karyawan. Karena dengan
pengembangan karier yang diberikan oleh perusahaan akan mendorong
karyawan bekerja secara maksimal dengan segala kemampuan yang ia
miliki, dengan kesempatan untuk maju yang disediakan oleh perusahaan
PT POS MPC Bandung maka akan menimbulkan kepuasan kerja
karyawan karena pekerjaan yang mereka lakukan dengan baik tidak sia-sia
bahkan dapat meningkatkan jenjang karier yang mereka inginkan.
(Sutrisno, 2009: 82-84): “Kesempatan untuk maju dapat meningkatkan
kepuasan kerja karyawan karna karyawan akan merasa memperoleh
pengalaman dan peningkatan kemampuan yang mereka miliki”.
Kepuasan kerja karyawan juga dapat dilihat dari dimensi rekan kerja,
Peningkatan kepuasan kerja dapat dilakukan dengan menciptakan
lingkungan kerja yang baik dan nyaman, baik lingkungan kerja fisik
maupun non-fisik. Kondisi demikian akan mampu membuat karyawan
merasa senang, nyaman, dan betah didalam perusahaan. Lingkungan kerja
fisik yang baik dapat mengurangi tingkat kejenuhan dan tingkat stres
karyawan. Sehingga prestasi karyawan akan meningkat. Fasilitas kerja
yang baik tanpa didukung oleh lingkungan kerja yang bagus akan tidak
ada artinya. Lingkungan kerja baik secara fisik maupun non-fisik berperan
penting untuk menciptakan dan meningkatkan kepuasan kerja para
karyawan. Karyawan yang puas akan lebih loyal terhadap perusahaan,
sehingga dengan demikian karyawan dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik. Menurut Sutrisno (2009:116) lingkungan
kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar
karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi
80
pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan kerja meliputi tempat bekerja, fasilitas
dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan, termasuk
juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada ditempat tersebut.
Kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan karena
semangkin tinggi tingkat pendidikan maka semangking tinggi pula
kepuasan kerja yang diharapkan oleh setiap karyawan (Wibowo : 2010).
Selain itu juga kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh tingkat usia dimana
semangkin tua seseorang maka tingkat kepuasan kerjanya akan semangkin
menurun.
Kepuasan kerja muncul sebagai akibat dari situasi kerja yang ada
dalam perusahaan. Kepuasan kerja tersebut mencerminkan perasaan
karyawan mengenai senang atau tidak senang, nyaman atau tidak nyaman
atas lnigkungan kerja perusahaan tempat dimana dia bekerja. Bentuk
kepuasan kerja karawan akan terlihat dari sikap positif atau negatif dalam
diri karyawan. Kepuasan kerja karyawan bersifat dinamis, artinya dapat
berubah sewaktu-waktu. Pada suatu waktu karyawan bisa saja mengalami
ketidak puasan, namun setelah adanya perbaikan oleh manajemen
perusahaan, karyawan akan dapat menjadi puas. Oleh karena itu,
perushaan dituntut untuk selalu mampu berinovasi dalam menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan. Kepuasan kerja mencakup
berbagai macam komponen, seperti emosi dan kecenderungan perilaku
seseorang. Perselisihan dan pertentangan yang ada dalam sebuah
perusahaan dapat saja terjadi baik antar sesama karyawan maupun
karyawan dengan pimpinan perusahaan. Hal ini terjadi karena setiap
manusia yang ada di dalam perusahaan memiliki berbagai macam sifat,
sikap, dan perilaku yang berbeda beda. Lingkungan kerja non-fisik yang
baik adalah lingkungan yang mampu menciptakan rasa nyaman dan aman
bagi seluruh karyawan. Sehingga dengan demikian, manajer personalia
sebaiknya mampu menciptakan suatu formula untuk menangani berbagai
macam bentuk persoalan tersebut untuk menciptakan lingkungan kerja
yang kondusif.
81
Adapun pembahasan kepuasan kerja karyawan jika dilihat dari
empat dimensi antara lain sebagai berikut:
1. Dimensi Tugas Pokok dan Fungsi Kerja
Berdasarkan tabel 4.7, dapat dilihat bahwa rata-rata item pernyataan
untuk setiap indikator tugas pokok dan fungsi kerja adalah 3.57 yang
dalam skala interprestasi nilai berada 3,40 – 4,19 yang tergolong tinggi.
Hal tersebut ditunjukkan dengan karyawan yang senantiasa dengan senang
hati mengerjakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mementingkan
kualitas dari hasil pekerjaannya. Sikap karyawan yang demikian akan
berdampak terhadap kinerja yang baik untuk perusahaan. Hasil tesebut
selaras dengan pendapat Hasibuan (2009: 202) yang menyatakan bahwa
“kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjannya”. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja,
kedisiplinan, dan prestasi kerja. Teori tersebut sesuai dengan penelitian
yang dilakukan bahwa dengan menguasai tugas pokok dan fungsi kerja ,
karyawan akan merasa senang dan mencintai pekerjaan, sehingga
pekerjaan yang dihasilkan akan maksimal.
Dari pernyataan yang ada nilai rata-rata yang rendah didapat pada
item soal nomor empat. Peryataan keempat adalah “beban pekerjaan yang
diberika sesuai dengan kemampuan yang saya miliki” peryataan tersebut
menghasilkan rata-rata 3.45 nilai ini berada pada interval 3,40 – 4,19
walaupun nilai tersebut termasuk dalam katagori tinggi namun masih
mendekati nilai sedang yang berarti responden masih ada yang
memberikan pernyataan tidak setuju dengan pernyataan ini. Kepuasan
kerja yang kurang dari karyawan mengenai beban kerja yang diberikan
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dapat disebabkan penempatan
karyawan yang tidak tepat dengan keterampilan dan keahlian yang
dimiliki. Sunarso (2010) Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah
kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang
jabatan dalam jangka waktu tertentu dengan memperhatiaha kemapuan
82
yang dimiliki oleh setiap karyawan yang diberikan beban pekerjaan
tersebut.
Untuk meningkatkan kapuasan kerja karyawan PT POS MPC
Bandung harus lebih memperhatiakan kemampuan setiap karyawan yang
akan diberikan tugas atau beban pekerjaan terhadapnya sehingga dengan
kesesuainya keahlian yang dimiliki dengan pekerjaan yang dilakukan itu
setara sehingga menimbulkan sikap positif dalam pengerjaan pekerjaan
tersebut dan menghasilakan kepuasan kerja.
2. Dimensi Supervisi Oleh Pimpinan
Berdasarkan olahan data SPSS mengenai dimensi supervise oleh
pimpinan diatas, dapat dilihat bahwa dimensi supervise oleh pimpinan
adalah 3,56 yang dalam skala interval 3.40-4.19 termasuk ke dalam
kategori tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan pernyataan karyawan
mengenai monitoring yang yang dilakukan oleh pimpinan sudah baik.
Monitoring secara berkala akan memberikan manfaat kepada karyawan
untuk perbaikan kerja karyawan. Karyawan juga merasa mendapat
dorongan maupun perhatian dari pimpinan terhadap pekerjaan sehingga
membuat karyawan memiliki rasa kedekatan dengan pimpinan. Disamping
itu karyawan merasa bahwa masukan maupun keluhan yang disampaikan
karyawan selalu mendapat respon dari pimpinan. Keadaan seperti itu
memberikan pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan menjadi tinggi.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Brown & Ghiselli (Edy 2011: 79)
bahwa “Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting
artinya dalam menaikkan produktivitas kerja. Kepuasan dapat ditingkatkan
melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan,
sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang
penting dari organisasi kerja”. Selain itu pimpinan juga perlu membantu
karyawan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
sehingga karyawan akan merasa diperhatikan. Apabila hal tersebut
83
dilakukan terus-menerus, maka hubungan antara pimpinan dan karyawan
akan harmonis.
Nilai rata-rata terendah yang didapat pada jawaban responden pada
dimensi ini terdapat pada item soal nomor delapan yaitu” pimpinan
memberikan masukan pada saat saya melakukan pek erjaan” walaupun
peryataan ini termasuk kategori tinggi dengan rata-rata 3,45 namun nilai
ini masih mendekati kategori sedang yang artinya masih ada responden
yang kurang setuju dengan pernyataan ini. Pentingya pemberian masukan
kepada bawahan disaat pengerjaan tugas ini akan mempengaruhi hasil
kerja yang dilakukan.
Dengan demikian pimpinan PT POS MPC Bandung haruslebih
memperhatikan dalam hal memberikan perhatian terhadap karyawannya
dengan memberikan masukan atau bimbingan dalam penyelesaian
pekerjaan yang diberikan hal ini akan mempengaruhi keberhasilan dalam
melakukan pekerjaan dan akan menimbulkan keharmonisan antara atasan
dan bawahan yang akan menghasilakan kepuasan kerja terhadap karyawan
PT POS MPC Bandung.
3. Dimensi Kesempatan Untuk Maju
Berdasarkan data tabel 4.9 di atas, di ketahui jawaban atas
pernyataan minimum pada nilai 1 dan nilai maksimum 5 dengan nilai rata-
rata atas seluruh pernyataan adalah 3.51 berada pada skala interprestasi
3,40 – 4,19 yang termasuk kategori tinggi. Hal tersebut ditunjukkan
dengan pernyataan karyawan mengenai peluang untuk maju di PT POS
MPC Bandung sudah disedikan oleh perusahaan. Karyawan dalam bekerja
membutuhkan pengembangan jalur karier yang jelas sehingga mereka akan
lebih semangat dalam bekerja dan mencapai kepuasan kerja yang tinggi.
Selain itu kesempatan untuk peningkatan karier atau dipromosikan yang
ada di PT POS MPC Bandung harus terbuka baik dari segi persyaratan
maupun dari jenjang karier yang akan di tempuh di PT POS MPC
Bandung. Kesempatan untuk maju dan berkembang yang optimal akan
84
mengakibatkan kepuasan kerja karyawan. Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan (Rivai:2010) mengenai faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja yaitu kesempatan untuk maju, ada tidaknya kesempatan untuk
memperoleh peningkatan pengalaman dan kemampuan kerja selama
bekerja yang akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
Selain itu nilai terendah yang didapat pada jawaban responden pada
dimensi ini terdapat pada item soal nomor duabelas dan tigabelas. Denga
soal nomor duabelas yaitu”instansi ini memberikan jalur karir yang jelas
kepada karyawannya” peryataan ini termasuk kategori tinggi dengan rata-
rata 3,45 namun nilai ini masih mendekati kategori sedang yang artinya
masih ada responden yang kurang setuju dengan pernyataan ini. Untuk itu
perusahaan PT POS MPC Bandung harus memberitahukan secara
keseluruhan mengenai jenjang karier yang akan dicapai oleh setiap
karyawan. Sesuai dengan wawancara kepada karyawan PT POS MPC
Bandung pada tanggal 13 Juli 2017 kepada bapak yogi bagian pelayanan
loket mengatakan “belum adanya keterbukaan yang jelas dari perusahaan
mengenai jenjang karier yang akan dicapai”. Ketidak terbukaan ini akan
mengakibatkan karyawan merasa bingung akan hal pencapaian tujuan
yang akan dicapai mengenai karier atau kesempatan untuk maju sehingga
mengakibatkan kepuasan kerja karyawan dapat menurun. Hal ini sesuai
dengan teori rivai (2010) kesemapatan untuk maju adalah salahsatu faktor
kepusan kerja dimana kepuasan kerja akan tercapai apabila keterbukaan
mengenai jenjang karier, persyaratan meningkatkan karier, penghargaan
pimpinan akan kinerja yang dilakukan di suatu instansi.
Adapaun nilai terandah yang berikutnya terdapat pada pernyataan
nomor tigabelas dengan soal pernyataan negative yaitu “ perusahaan tidak
menyediakan informasi dan data yang lengkap mengenai syarat untuk
menempati suatu jabatan tertentu kepada setiap karyawan” pernyataan ini
memiliki nilai rata-rata 3,34 dengan skala interprestasi 2,60 – 3,39. Hal ini
berarti banyak responden yang mengatakan setuju dengan pernyataan
negatife ini yang artinya minimnya keterbukaan perusahaan PT POS MPC
85
Bandung mengenai informasi persyaratan dan data untuk menempati
suatu jabatan tertentu terhadap setiap karyawan. Pentingya keterbukaan
mengenai persyaratan untuk meningkatkan jenjang karier untuk
meningkatkan kemauan kerja yang kuat di perusahaan PT MPC Bandung
kepada setiap karyawan sehingga tercapainya kepuasan kerja yang
diharapkan oleh setiap karyawan. Sesuai dengan teori rivai (2010) yang
mengatakan keterbukaan jenjang karier pada suatu instasi adalah salah satu
pendorong untuk pencapaian tujauan setiap idividu sehingga tercapainya
kepuasan kerja. Untuk itu perusahaan PT POS MPC Bandung harus
melakukan perubahan mengenai keterbukaan mengenai data dan informasi
peryaratan untuk meningkatkan jenjang karier.
4. Dimensi Rekan Kerja
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa rata-rata item
pernyataan untuk dimensi rekan kerja adalah 3,58 yang dalam skala
intreprestasi termasuk kedalam kategori tinggi.. Hal tersebut ditunjukkan
dengan pernyataan karyawan yang puas dengan interaksi sesama rekan
kerja sehingga memudahkan dalam bekerja. Namun pada dimensi ini
terdapat nilai terendah pada penyataan nomor Sembilan belas dengan
pernyataan yaitu “rekan kerja saya bertanggung jawab terhadap
pekerjaanya” yang nilai rata-ratanya adalah 3.45 yang termasuk dalam
kategori tinggi namun nilai tersebut masih mendekati kategori sedang yang
artinya masih ada responden yang kurang setuju dengan pernyataan ini.
Karena tanggung jawab rekan kerja ini sangat mempengaruhi hasil kerja
dari setiap tim berdasarkan wawancara kepada karyawan PT POS MPC
Bandung bagian akuntansi pada tanggal 13 Juli 2017 mengatakan “masih
kuranynya tanggungjawab dalam melakukan perkerjaan tim yang
mengakibatkan pekerjaan tidak terselesaikan pada waktu yang telah
ditetapkan. Menurut Robbins (2015) mengatakan bahwa kepuasan kerja
juga dipengaruhi oleh setiap individu yang ada pada suatu organisasi baik
dari segi tanggungjawab melakukan pekerjaanya maupun hubungan antar
86
setiap individu. Sehingga hal ini harus diperhatiakn oleh pimpinan
perusahaan PT POS MPC Bandung dalam meningkatkan pengawasan
karyawannya untuk lebih bertanggungjawab atas pekerjaan yang diberikan
dengan cara pemberian sanksi atapun teguran. Selain itu karyawan juga
menyatakan bahwa apabila menghadapi kesulitan dalam pekerjaan maka
rekan kerja akan membantu memberi dukungan dan juga rekan kerja tidak
segan untuk memberikan nasihat. Keadaan tersebut tentu saja menunjukan
keharmonisan hubungan sesama rekan kerja yang ada di PT POS MPC
Bandung. Situasi kerja yang harmonis dapat menjadikan karyawan merasa
puas. Robbins (Zainur 2010: 73) menguatkan dengan pernyataan yang
berisi bahwa bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan
akan interaksi sosial. Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan apabila
mempunyai rekan kerja yang ramah dan mendukung menghantar ke
kepuasan kerja yang meningkat. Berdasarkan pendapat tersebut
disimpulkan bahwa setiap karyawan harus saling memiliki sikap toleransi
dan memahami karakteristik masing-masing karyawan. Dengan demikian
pekerjaan yang dilakukan karyawan akan berjalan dengan lancar dan
mencapai kepuasan kerja yang tinggi.
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kepuasan kerja karyawan di PT.POS MPC Bandung berada pada kategori
tinggi, hal ini dapat dilihat dari dimensi tugas pokok dan fungsi kerja,
dimensi supervise oleh pimpinan, dimensi kesempatan untuk maju, dan
dimensi rekan kerja. Hal ini bertolak belakang dengan latar belakang
masalah yang ada karena perusahaan PT POS MPC bandung sudah
melakukan perbaikan manajemen sumber daya manusia mengenai
kepuasan kerja karyawan ditahun 2017.
2. Dimensi kepuasan kerja karyawan yang memiliki kategori tertinggi
dengan nilai skor yaitu 3,58 adalah dimensi rekan kerja. Sementara nilai
skor rata-rata yang paling rendah dengan nilai skor 3,51 yaitu dimensi
kesempatan untuk maju pada skala interprestasi 3,40-4,19.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat, tingkat kepuasan kerja
karyawan pada PT POS Mail Procesing Centre Bandung berada pada kategori
tinggi. Adapun saran yang dapat di pertimbangkan oleh perusahaan
sebaiknya:
1. Tingkat kepuasan kerja karyawan PT POS MPC Bandung masuk ke
dalam kategori tinggi, dalam hal ini sebaiknya perusahaan tetap terus
meningkatkan kepuasan kerja karyawan agar target yang telah
ditetapkan perusahaan dapat tercapai secara optimal dengan cara
perusahaan menyediakan informasi dan data yang lengkap mengenai
jenjang karier yang akan dicapai sehingga karyawan memiliki tujuan
yang jelas dalam pencapaian karier dan pimpinan harus lebih sering
88
dalam memonitoring karyawanya untuk memberikan masukan atau
dorongan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada
karyawannya.
2. Untuk lebih meningkatkan kepuasan kerja karyawan PT POS MPC
Bandung sebaiknya pimpinan selalu memberikan penghargaan untuk
pekerjaan yang berhasil dilakukan oleh setiap karyawan agar setiap
karyawan merasa senang sehingga timbulnya sikap positif terhadap
pekerjaan yang dilakukan.
89
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Chaniago, N.S. (2011). Manajemen Organisasi, Bandung : citapustaka Media
Perintis.
Darmawan. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Daryanto.(2013).Strategi dan tahapan mengajar (bekal keterampilan dasar bagi
guru).Bandung : CV Yrama Widya.
Dermawan, W. (2006). Manajemen Kinerja,Konsep, Desain, dan Teknik
Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Dessler, G. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Indeks.
Hasibuan, Malayu S.P . (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:
Bumi Aksara.
Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Depok :
PT. Rajagrafindo
Noe,A., (2013), Manjemen Sumber Daya Manusia Edisi 6, Buku 1 & 2, Jakarta :
Salemba Empat.
Noor, J. (2014), Analisis Data Penelitian Ekonomi & Manajemen, Jakarta, PT
Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Rika. (2011). Pengaruh Gaji, Tunjangan, Karier, Fasilitsas Kerja Terhadap
Kepuasan Kinerja Karyawan. Skripsi. Banten
Rivai, V. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari
Teori Ke Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Robbins, S.P. (2015). Perilaku Organisasi (Alih Bahasa: Tim Indeks). Jakarta: PT
INDEKS Kelompok Gramedia.
Robbins, Stephen P. dan Coulter, Mary. (2010). Manajemen (edisi
kesepuluh).Jakarta: Erlangga.
Roziqin, M.Z. (2010). Kepuasan Kerja. Malang: Averroes Press.
Sinambela. (2012). Kinerja Pegawai: Teori, Pengukuran dan Implikasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
90
Siagian, S.P. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Spector, P. E., (1997). Job Satisfaction. USA : SAGE Publications, Inc.
Sudjana. N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda.
Sugiyono, P. (2015). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif.
Kualitatif. dan R&D. Bandung: Alfabeta.Raymond
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, E. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana
Pernada Media Group.
Sutrisno, E. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenada Media
Group.
Suwarno & Priansa, J.P. (2011). Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Tulenan, A. (2015). Farmakoekonomi Prinsip dan Metodologi, Yogyakarta:
Bursa Ilmu
Umam, K. (2010), Prilaku Organisasi, Bandung : Pustaka Setia.
Umam, K. (2010). Perilaku Organisasi. Cetakan 1. CV Pustaka Setia. Bandung
Umar, H. (2010). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Umar, H. (2013). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Rajawali
Wibowo. (2011). Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia : Teori Aplikasi dan
Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.
Yuwono. (2005). Psikologi Industri dan Organisasi. Surabaya : Universitas
Airlangga.
Zainal, A. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
91
LAMPIRAN