ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

45
ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA VENOUS PYELOGRAPHY) DENGAN COMPUTER RADIOGRAFI DI RUMAH SAKIT UMUM H. ADAM MALIK MEDAN SKRIPSI ALBERT IMANUEL SUE SURAMANA 160821050 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Transcript of ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

Page 1: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA

VENOUS PYELOGRAPHY) DENGAN COMPUTER RADIOGRAFI DI

RUMAH SAKIT UMUM H. ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

ALBERT IMANUEL SUE SURAMANA

160821050

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

ii

ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA

VENOUS PYELOGRAPHY) DENGAN COMPUTER RADIOGRAFI DI

RUMAH SAKIT UMUM H. ADAM MALIK MEDAN

ABSTRAK

Telah dilakukan pemeriksaan BNO IVP dengan cara pemasukan zat kontra media

positif ke pembuluh vena , untuk mengetahui indikasi penyakit maka di gunakan zat kontras

media, dalam pemotretan ini dapat terlihat bahwa penyakit yang terdapat di pemeriksaan

BNO IVP tersebut adalah hydronefrosis. Maka dilakukan pemeriksan BNO IVP dengan

contras media. sebanyak pemotretan sebanyak 5 kali pemotretan, yaitu: bno polos (poto polos

abdomen) kemudia 5 menit, 15 menit, 60 menit, dan 120 menit. Pada menit ke 120 maka

terlihat blass sudah kosong.

Kata kunci : hydronefrosis (cairan atau udara pada ginjal)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

iii

ANALYZE IMAGE WITH BNO IVP (BUICKNIER OVERZICHT

INTRAVENOUS PYELOGRAPHY) USE COMPUTER RADIOGRAFI IN

RSUP H ADAM MALIK MEDAN

ABSTRACK

Have done BNO IVP examination with positife media contras susbstance to vein to know,

indication of disease hance in use media contras agent, in this photo schoot can be seen that

disease which is in examination of BNO IVP is hydronefrosis. Hence doing BNO IVP

examination, with shooting 5 times , BNO , 5 minutes post injection , 15 minutes post

injection, 60 minute post injection and 120 minutes post injection

Keywords (hydronefrosis)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

iv

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa dan

maha penyayang, dengan limpah karunianya penulis dapat penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul ANALISIS CITRA BNO

IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRAVENOUS PYELOGRAFI)

DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTER RADIOGRAFI DI RSUP. ADAM

MALIK MEDAN.

Terima kasih penulis sampikan kepada bapak Prof. Dr. Timbangen

Sembiring, M,Sc. Selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama

penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada bapak Dr. Perdinan Sinuhaji,

Ms selaku ketua departemen Fisika, dan seluruh staf dan dosen program studi

fisika medis, pegawai dan rekan rekan kuliah. Ibu dan ayah tercinta yang

senantiasa menghadirikan penulis disetiap doa, dukungan, semangat, materi,

pengorbanan yang besar dan kasih saying kepada penulis selama ini. Abang

penulis beserta seluruh keluarga terimakasih telah menjadi penyemangat bagi

penulis. Kepada Donaritha Febina Ginting, S.Tr,Ak., yang memberikan

bantuan, dukungan dan semangat kepada penulis. Dan juga permata carmenia

runggun GBKP KSD Tuntungan , yang telah memberi dukungan dan dorongan

agar skripsi saya selesai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

v

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN SKRIPSI i

ABSTRAK ii

ABSTRACK iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vi

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Batasan Masalah 2

1.4. Tujuan Penelitian 2

1.5. Pembatasan Masalah 2

1.6 Mamfaat Penelitian 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3

2.1. Pengertian Pemeriksaan 3

2.2. Anatomi Fisiologi 3

2.3. Ginjal (kidney) 3

2.4. Fungsi Ginjal 4

2.5. Patologi 4

2.6. Tehnik Radiografi 4

2.7. Tehnik Pesawat Rontgen 5

2.8. Fisika Radiodiagnostik Dan Proteksi Radiasi 7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

vi

2.9. Computer Radiografi (CR) 13

2.10. Perlengkapan Operasional 14

2.11. Sistem Procesing X-ray Pada Computer Radiografi 15

2.12. Alur penelitian BNO IVP 17

BAB III METODE PENELITIAN 18

3.1. Jenis Penelitian 18

3.2. Subjek Penelitian 18

3.3. Pelaksanaan Pemeriksaan 18

3.4. Perlengkapan Pemeriksaan 18

3.5. Persiapan Pasien 18

3.6. Pengaturan Posisi 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 26

4.1. Hasil 26

4.1.1. Tabel hasil pemeriksaan 27

4.2 . Pembahasan 28

4.2.2 Tabel pemeriksaan BNO IVP 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 30

5.1. Kesimpulan 30

5.2. Saran 30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

vii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1 Gambar tabung ronsen 5

3.1 Pesawat Rontgen RSUP Adam Malik Medan 18

3.2 Gambar Radiografi BNO 19

3.3 Gambar BNO IVP 5 Menit 20

3.4 Gambar BNO IVP 15 Menit 21

3.5 Gambar BNO IVP 60 Menit 22

3.6 Gambar BNO IVP 120 Menit 23

3.7 Alur Penelitian BNO IVP 25

4.1 Gambran Penyakit pada ginjal 26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

1

BAB I

1.1 Latar belakang

BNO-IVP adalah pemeriksaan traktus urinaria dengan cara memasukkan kontras media

positif kedalam traktus urinaria melalui pembuluh darah vena. Dimana untuk mengetahui ada

atau tidaknya kelainan dibutuhkan zat kontras media positif sebagai penegak diagnosa.

Yang kita ketahui zat kontras media positif memiliki densitas yang tinggi sehingga saat

pengambilan gambar akan terlihat jelas pada ginjal apakah ada kelainan pada ginjal apa

tidak.Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin mengkajilebih lanjut tentang teknik

pemeriksaan BNO-IVP dengan COMPUTER RADIOGRAFI dengan judul ANALISIS

CITRA BNO-IVPDENGAN COMPUTER RADIOGRAFI Mengigat proses pengambilan

foto atau pemeriksaan BNO IVP, cukup banyak maka proteksi pada pasien juga harus di

perhatikan. Karena mengingat pemotretan BNO IVP dilakukan sebanyak 5 sampai 6 kali.

Dan persiapan pasien juga harus di lakukan pada pemeriksaan BNO IVP tersebut. Dimana

pasien terlebih dahulu puasa kurang lebih selama 12 jam, tidak boleh merokok dan banyak

berbicara. 10-12 jam pasien diberi Laxantia, misalnya garam inggris, kemudian pada pukul

08:00 WIB, pasien dating ke unit radiologi untuk melakukan pemeriksaan, sebelum

pemeriksaan dilakukan pasien terlebih dahulu buang air kecil untuk pengosongan kandung

kemih.Kemudia dilakukan pemotretan pertama yaitu foto polos abdomen untuk melihan

sejauh mana persiapan puasa pasien. Jika hasil foto nya memungkinkan maka akan lanjut

dilakukan pemotretan. Maka akan di lanjutkan dengan pemasukan Zat kontras media melalui

vena, kemudian setelah di masu kan zat kontras maka di lakukan pemotretan 5 menit post

injeksi, kemudian dilanjutkan dengan pemotretan 15 menit post injeksi dan selanjutnya

hingga 120 meit post injeksi.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalahyang telah di uraikan penulis di atas,maka penulis

dapat merumuskan masalah yang timbul dalam pemeriksaan BNO-IVP dengan “Upaya

apa yang dilakukan agar dapat menampilkan BNO-IVP dengan menggunakan

computer radiografi ?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

2

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini dibahas “BNO-IVP Untuk memperlihatkan Rupturpada organ

ginjal dengan menggunakan pesawat konvesional . Adapun metode yang digunakan adalah

dengan pemasukan kontras media positif kedalam traktus urinaria melalui pembuluh darah

vena.

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui adanya kelainan atau penyakit pada ginjal dan mengetahui penyebab

kelainan tersebut dengan menggunakan zat kontras media.

1.5 Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada permasalahan tentang jumlah dosis yang diterima oleh pasien

pada pemeriksaan Bno Ivp . Hal ini bertujuan untuk mempersempit cakupan analisis

didalam penelitian ini sehingga penulisan dapat tersampaikan kepada pembaca dengan baik

1.6 Manfaat Penelitian

1. Memberikan masukan dan kajian lebih lanjut tentang pemeriksaan ini pada ruang

lingkup pasien yang mengalami gangguan ginjal sehingga dapat hasil yang cepat dan

tepat guna untuk pengobatannya dan tindakan selanjutnya.

2. Dapat informasi yang lebih jelas tentang penanganan pemeriksaan yang bersifat

segera, khususnya pada pasien trauma sehingga dapat membantu dalam penegakan

diagnosa dan bisa memberikan pelayanan yang baik terhadap pasien yang sangat

membutuhkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN PEMERIKSAAN

BNO-IVP (Buick Nier Overzick Intra Vena Pyelografi adalah pemeriksaan traktus

urinaria dengan cara memasukkan kontras media positif (Radioopaque atau gambaran putih

pada film radiografi). Kedalam tractus urinaria melalui pembuluh darah vena cubiti.

Tujuan dilakukan nya analisa pemeriksaan secara radiografi dari BNO-IVP dengan

computer radiografi adalah untuk memperlihatkan anatomi dari system urinaria dan adanya

gangguan terhadap organ sekitarnya

2.2 Anatomi Fisiologi

Anatomi ialah ilmu mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruhan

maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang lain.

Fisiologi ialah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan dari tiap-tiap jaringan tubuh

atau bagian dari alat-alat tubuh dan sebagainnya. Sistem urinaria atau disebut juga sebagai

sistem ekskretori adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan

urine

2.3 Ginjal (kidney)

Ginjal suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di belakang

peritoneum pada kedua sisi vertebreae lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang

abdomen.Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri

lebih besar dari ginjal kanan pada umumnya ginjal laki laki lebih panjang dari ginjal wanita.

Secara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu korteks dan medula ginjal.

Korteks ginjal terletak lebih superfisial dan didalamnya terdapat berjuta-juta nefron. Nefron

merupakan unit fungsional terkecil ginjal. Medula ginjal yang terletak lebih profundus

banyak terdapat duktuli atau saluran kecil yang mengalirkan hasil ultrafiltrasi berupa urine.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

4

2.4 Fungsi Ginjal

Ginjal memerankan berbagai fungsi tubuh yang sangat penting bagi kehidupan, yakni :

- menyaring (filtrasi) sisa hasil metabolisme dan toksin dari darah, serta

mempertahankan hemeostasis cairan dan elektrolit tubuh, yang kemudian dibuang

melalui urine.

- Mengontrol sekresi hormon aldosteron dan ADH (Anti Diurectic Hormon) yang

berperan dalam mengatur jumlah cairan tubuh.

- Mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D.

- Menhasilkan beberapa hormon, antara lain: eritroetin yang berperan dalam

pembentukan sel darah merah, renin yang berperan dalam mengatur tekanan darah,

serta hormon prostaglandin yang berguna dalam berbagai mekanisme tubuh.

2.5 Patologi

Patologi adalah ilmu mengenai struktur tubuh atau perubahan yang berkaitan dengan

penyakit atau cidera pada orang dewasa ginjal normal terletak pada daerah lumbal, di sebelah

tulang belakang, antara peritoneum parietale dan descia serta otot dinding perut tepatnya

di bagian belakang dengan perkataan lain letaknya adalah retroperitoneal beratnya lebih

kurang 150 gram. Sebagian besar pelvis terletak intratenal dan hanya corong yang sempit,

yang berhubungan dengan ureter, terletak eksternal penyesesuaian bentuk pelvis.

2.6 TEKNIK RADIOGRAFI

Pemeriksaan BNO-IVP (Buick Nier Over Zick Intravena Pyelografi) adalah pemeriksaan

secara radiologis terhadap tractus urinarius dengan menggunakan kontras media positif yang

disuntikkan melalui intravena.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui fungsi, letak, bentuk, dan ukuran kedua

ginjal, ureter dan kandung kemih.

2.2.1. Indikasi Pemeriksaan

a. Hydronefrosis

b. Nepritis (Radang pada ginjal)

c. Batu ginjal

d. Trauma: Ruptur ginjal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

5

2.2.2 Kontras Media

Kontras media adalah suatu bahan yang sangat radioopaque atau radiolusen apabila

berrinteraksi dengan sinar-X, sehingga dapat membedakan antara organ dan jaringan

sekitarnya.

Ciri-ciri kontras media yang ideal adalah:

a. Mempunyai konsentrasi iodium yang sangat tinggi

b. Larut dalam air

c. Stabil terhadap panas

d. Tekanan osmotiknya rendah

e. Viskositasnya tinggi

2.2.3 Persiapan alat dan bahan

a. Pesawat radiologi dihidupkan, kondisi di atur sesuai kebutuhan

b. Pakaian pasien

c. Spuit 20 cc, kapas, alkohol, kontras media positif, obat-obat anti elergi

d. Perlengkapan radiografi seperti, bucky, kaset, marker, dan processing X-ray film

2.2.4 Teknik Pemeriksaan

Sebelum dilakukan injeksi kontras media lewat intravena, pertama dilakukan foto

pendahuluan yaitu foto BNO dengan proyeksi AP supine.

2.7 TEKNIK PESAWAT RONTGEN

Pesawat rontgen adalah suatu pesawat / peralatan yang dapat menghasilkan sinar X,

di mana dalam bidang medik digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa dan mengobati suatu

penyakit.Teknik pesawat rontgen adalah bagaimana tatacara penggunaan pesawat rontgen

tersebut untuk kelancaran jalannya pemeriksaan dengan hasil gambaran radiografi yang

optimal. Untuk pemeriksaan BNO-IVP dengan computer radiografi jenis pesawat rotgen

yang digunakan adalah jenis pesawat general X-ray unit dengan kapasitas relatif besar

sehingga bisa mendapatkan faktor exposi yang tepat dan gambaran radiografi yang optimal.

Dalam penggunaannya seorang radiografer harus memiliki keterampilan yang memadai

untuk mengoperasikan alat tersebut dan juga dalam perawatannya, sehingga alat tersebut

tetap awet.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

6

Proses terjadinya sinar-X Filamen dipanaskan dengan mengalirkan listrik dari transfoma

tor dan menimbulkan elektron-elektron dari katoda yang terlepas sewaktu dihubungkan

dengan arus listrik tegangan tinggi, elektron-elektron akan di percepat gerakannya menuju

ke fokus filament di buat relative terhadap sasaran (target) dengan memilih potensial tinggi.

Awan-awan electron mendadak dihentukan pada sasaran sehingga terjadi panas 99 % dan

sinar x 1 % . Sebagai pelindung atau perisai untuk mencegah keluarnya sinar-X dari tabung

maka digunakan Pb sehingga sinar-X yang terbentuk hanya dapat keluar melalui

window.Panas yang tinggi pada sasaran atau target akibat benturan electron oleh radiator

dingin.

Gambar 2.1 Gambar X-ray tube pada pesawat ronsen

Adapun Persyaratan tabung rontgen di antaranya adalah:

1. Mempunyai sumber elektron

Sumber elektron adalah kawat pijar atau filamen pada katoda di dalam tabung pesawat

rontgen, pemanasan filamen dilakukan dengan suatu transformator khusus.

2. Gaya yang mempercepat elektron

Gaya tersebut tergantung pada tegangan yang dipasang pada tabung rontgen.

3. Lintasan elektron yang bebas dalam ruang hampa udara diantara katoda dan anoda.

4. Alat pemusat berkas elektron

Alat ini menyebabkan elektron tidak bergerak terpencar-pencar tetapi terarah ke bidang

fokus

5. Penghenti gerakan elektron

Penghenti atau penghambat gerakan elektron

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

7

Secara garis besar komponen general X-ray unit dapat dibagi atas beberapa bagian yaitu

2.7.1. Tabung rontgen ( X-ray Tube )

Tabung rontgen merupakan suatu wadah atau tempat komponen-komponen pembangkit

sinar -X untuk keperluan radiografi.

2.7.2. Tube housing ( Tabung Rontgen bagian luar )

Merupakan wadah pembungkus yang terbuat dari bahan metal dan dilapisi dengan

timbale (Pb). Fungsinya sebagai tempat insert tube supaya terhindar dari benturan

maupun goncangan, sebagai penahan sinar-X agar keluar melalui window dan

menyerap radiasi bocor.

Bagian-bagian dari tube housing yaitu :

1) window/jendela dilengkapi dengan box diafragma dan lampu kolimator.

2) Filter berfungsi untuk menyaring sinar-X yang menyebabkan berkas sinar-X men

jadi homogen . Filter terbuat dari bahan alumenium dengan ketebalan tertentu.

3) Oli pendingin terdapat di luar labu kaca yang fungsinya sebagai bahan isolasi dan

mendinginkan ( menyerap panas ).

2.7.3. Insert Tube ( tabung roentgen bagian dalam )

Tabung hampa udara yang terbuat dari gelas silinder, yang berfngsi untuk menepatkan

filament dan target.

Bagian-bagian dari insert tube yaitu :

1) Katoda yaitu elektroda yang bermuatan negative dari sebuah tabung rontgen .

Pada katoda terdapat filament yang merupakan sumber elektron untuk

membangkitkan sinar x yang terbuat dari kawat tungstate dan focusing tube yang

berfungsi untuk mengarahkan electron menuju bidang target dan letaknya

mengapit filament.

2) Anoda yaitu elektroda yang bermuata positif yang bentuk permukaannya miring

serta tempat tumbukan elektron (target). Target ini terbuat dari bahan wolfram

yang mempunyai nomor atom yang tinggi serta mempunyai daya tahan panas

yang tinggi. Fungsi dari target menghentikan electron yang berkecepatan tinggi

secara tiba-tiba.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

8

2.8 FISIKA RADIODIAGNOSTIK DAN PROTEKSI RADIASI

2.8.1 Fisika Radiodiagnostik

Gambaran foto rontgen yang dapat memberikan informasi yang baik dan jelas,

haruslah menunjukkan kontras. Berhubungan dengan judul penulis yaitu “Analisa BNO-IVP

dengan computer radiografi” maka penulis akan membahas tentang kontras gambar radiografi

dan penggunaan grid. Kontras adalah perbedaan kehitaman dari berbagai bagian dari gambar.

Ada 4 faktor utama yang menentukan kontras :

1. Ciri-ciri emulsi film

2. Lamanya pencucian film

3. Perbedaan sifat tembus sinar dari berbagai bagian badan

4. Mutu berkas sinar x

Kontras radiogfrafi dapat dibagi menjadi 2 bagian

2.8.2 Kontras objektif.

Kontras objektif adalah perbedaan densitas antara noda-noda hitam atau perbedaan antara

hitam dan putih yang dapat diukur secara objektif dengan alat pengukur densitometer.

1. Kontras subjektif.

Kontras subjektif adalah tergantung kepada mata orang yang melihatnya.

Perbandingan kontras ini diukur dengan factor perbandingan kontras K) :

K = grid npasinar x ta kontras

griddengan sinar x kontras

.....................................(2.1)

Grid adalah lapisan timah hitam yang disusun sedemikian rupa yang dapat ditembus

oleh sinar-X. Fungsi grid yaitu untuk menyerap sinar hambur agar tidak sampai ke

film.

2. Perlengkapan Radiografi

Perlengkapan radiografi adalah alat alat penunjang yang di gunakan untuk membuat foto

rontgen selain sinar-X demi terlaksana nya pemeriksaan. Perlengkapan radiografi tersebut

antara lain

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

9

2.8.3 Film rontgen

Fungsi film rontgen adalah mencatat bayangan setelah intraksi sinar –X dengan objek.

Adapun lapisan lapisan film rontgen adalah sebagai berikut

1. Supercoat (lapisan pelindung), berfungsi untuk melindungi emulsi film terhadap

tekanan mekanik, terbuat dari gelatin.

2. Lapisan emulsi film, terbuat dari campuran perak bromida dan gelatin dan berfungsi

sebagai pencatat.

3. Substratum (lapisan perekat), berfungsi sebagai perekat antara emulsi dengan

alas film.Film base (lapisan dasar), berfungsi sebagai penunjang terbuat dari polyster

1. Analisa Dosis Radiasi

Radiasi merupakan sebuah partikel berenergi atau gelombang elektromagnetik. Jika

tubuh manusia terkena radiasi, maka akan terjadi interaksi (ionisasi, eksitasi dan lain-lain.)

antara atom penyusun tubuh dengan radiasi, sehingga sebagian atau seluruh energi radiasi

diserap oleh tubuh. Hal ini seperti ketika kita berada di dekat pemanas ruangan (stove) yang

memancarkan panas sehingga tubuh menjadi hangat, atau seperti ketika kita merasakan

getaran di tangan pada saat menangkap bola yang dilemparkan. Hal ini terjadi karena adanya

pemindahan energi radiasi, panas, dan getaran bola melewati medium.

A .Dosis Serap

Apabila sinar –x mengenai suatu bahan maka akan terjadi penyerapan energi di dalam

bahan tersebut melalui berbagai macam proses atau interaksi. Dosis serap didefinisikan

sebagai energi rata –rata yang diserap bahan per satuan massa bahan tersebut.

1. Gray

Kerusakan radiasi tergantung pada penyerapan energi dari radiasi, dan kira-kira

sebanding dengan konsentrasi energi yang diserap dalam jaringan. Untuk alasan ini, satuan

dasar dosis radiasi dinyatakan berkenaan dengan energi yang diserap per satuan massa dalam

jaringan. Satuan ini disebut Gray (Gy) dan didefenisikan sebagai Satu gray adalah dosis

radiasi yang diserap dalam satu joule per kilogram.

1 Gray( Gy) = 100 rad……………………..(2.2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

10

2. Rad

Sebelum penggunaan universal dari satuan-satuan SI, dosis radiasi diukur dengan

suatu satuan yang disebut rad (Radiation Absorbed Dose/Dosis radiasi yang

diserap).Walaupun gray merupakan satuan yang lebih baru, dan akhirnya akan menggantikan

rad, namun rad tetap dipergunakan secara meluas.

B. Dosis Setara

Kuantitas ini mempertimbangkan jenis radiasi yang diukur. Unit dosis setara adalah

sievert (Sv). Dimana WR (Radiation Weighting Factor) adalah Faktor Bobot Radiasi dan

dosis serap mengacu pada dosis rata-rata melalui jaringan atau organ. WR berhubungan

dengan efek biologis yang diakibatkan oleh paparan terhadap jenis yang berbeda radiasi.

Untuk X-ray, WR = 1 dan oleh karena itu dosis serap 1 gray (Gy) sinar x memberikan dosis

setara 1 sievert (Sv).

C. Dosis Efektif

Dosis efektif adalah kuantitas yang paling berarti untuk digunakan dalam

perlindungan radiasi karena berhubungan dengan dosis setara dengan jaringan atau organ

untuk seluruh tubuh diberi dosis radiasi.

Tabel 2.1. Satuan SI (Standard Internasional) dengan Non SI

No Kuantitas Satuan SI Satuan

Lama Konversi

1 Paparan C kg-1

Roentgen

(R) 1 C kg

-1 = 3876 R

2 Dosis Serap Gray (Gy) Rad 1 Gy = 100 rad

3 Dosis Setara Sievert (Sv) Rem 1 Sv = 100 rem

4 Dosis

Efektif Sievert (Sv) Rem 1 Sv = 100 rem

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

11

2. Proteksi Radiasi

Proteksi radiasi adalah cabang ilmu pengetahuan atau teknik mempelajari masalah

kesehatan manusia maupun lingkungan dan berkaitan dengan pembinaan perlindungan

kepada seseorang atau sekelompok orang ataupun kepada keturunannya.

Tujuan proteksi radiasi Untuk menekan dosis radiasi terhadap pasien sekecil mugkin

sesuai dengan kebutuhan klinis.Untuk menekan dosis terhadap personil serendah mungkin

dengan batas yang ditentukan dan membatasi dosis radiasi yang diterima oleh masyarakat

umum disekitar radiasi. mengingat dalam pembuatan foto BNO-IVP dilakukan beberapa kali

ekspose maka untukmenekan dosis radiasi terhadap :

2.1 Pasien

1) Pemeriksaan dengan sinar-x hanya dilakukan dengan permintaan dokter

2) Mengatur kondisi penyinaran dengan tepat (kilo Volt, milli Ampere Second)

3) Mengatur luas lapangan penyinaran sesuai degan kebutuhan objek

4) Tidak terjadi pengulangan foto

2.2 Pada personil

1) Berada di belakang perisai Pb saat dilakukan expose

2) Menggunakan alat pencatat dosis personil seperti fim badge

3) Pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan bocor / rusak perlengkapan

perlengkapan pelindung berlapis Pb

4) Bekerja dengan hati-hati dan penuh perhatian sehingga tidak terjadi

pengulangan foto.

2.3 Masyarakat

1) Menutup rapat pintu ruangan pemeriksaan saat pemeriksaan berlangsung

2) Tidak mengarahkan tabung sinar-x ke arah ruang tunggu

3) Dinding ruangan pemeriksaan dilapisi Pb sesuai dengan petunjuk aman untuk

proteksi radiasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

12

Ada 3 cara pengendalian tingkat pemaparan radiasi yaitu :

1. Jarak

Dengan mengatur jarak antara sumber radiasi dengan pasien seoptimal mungkin,

karena semakin jauh jarak maka dosis radiasi yang diterima semakn kecil

2. Waktu

Dengan mempersingkat waktu ekspose sehingga dosis radiasi yang diterima pun

dapat sekecil mungkin

3. Perisai

Pemakaian perisai atau alat-alat proteksi radiasi. Perisai ini dibuat dari timbal dan

beton, ada dua jenis perisai, yaitu :

1) Perisai primer

Memberi proteksi terhadap radiasi primer seperti tempat tabung sinar-x dan

kaca timbal pada tabir fluoroscopi

2) Perisai sekunder

Memberi proteksi terhadap radiasi sekunder (sinar hambur) seperti apron,

shielding, lead glass

Alat-alat proteksi radiasi yang biasanya digunakan yaitu :Apron ,Kaca timbal

Pelindung gonad, Sarung tangan timbal, Diafragma ,Pelindung ovarium dan

lain-lain

2.9 CR (Computer Radiografi)

Komputer radiografi adalah proses merubah sistem analog pada konvensional radiografi

menjadi digital radiografi . Pada sistem computer radiografi data analog di konvensikan

ke dalam data digital pada saat tahap pembangkitan energi yang terperangkap dalam imaging

plate dengan menggunakan laser, selanjutnya data digital berupa sinyal sinyal di tangkap oleh

Photo multipler Tube (PMT) kemudian cahaya tersebut di gandakan dan di perkuat

intensitasnya setelah itu di ubah menjadi sinyal elektrik yang akan di konversi ke dalam data

digital oleh analog digital converter (ADC). Pada penggunaanya radiografi konvensional di

gunakan penggabung antara film radiografi dan screen, akan tetapi pada komputer radiografi

menggunakan imaging plate. Walaupun imaging plate secara fisik terlihat sama dengan

screen konvensional tetapi memiliki fungsi yang sangat jauh berbeda, karena pada imaging

plateberfungsi untuk menyimpan energi sinar x kedalam photo stimulable phospor (PSP)

dan menyimpan informasi dalam bentuk data digital.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

13

a. Perlengkapan operasional

Kaset pada computed radiografi terbuat dari carbon fiber dan bagian belakang terbuat

dari alumunium, kaset ini berfungsi sebagai pelindung dari image plate. Phosphorscreen pada

kset analog berfungsi mengubah sinar-x menjadi sinar tampak (gadolinium oxysulfide atau

oxybromide). Kaset CR hanya berisi plate yang di lapisi phosphor. Bentuknya seperti IS

namun tanpa film sehingga dapat di pakai berulang ulang.

Cara kerja kaset CR :

- Storage phosphor screen di ekspose seperti biasa

- Phosphor menyerap radiasi pada derajat yang berbeda-beda tergantung pada

area anatomikalnya

- Phosphor di isi oleh radiasi, besarnya isian tersebut tergantung pada besarnya

energy sinar-x yang di serap

- Isian ini bertahan dalam materi phosphor sampai di hapus

Jenis jenis kaset CR

2. 10. Kaset general purpose

Terdiri dari jenis rigid screen dan flexible screen, yang pakai untuk radiografi

konvensional dengan menggunakan memori terpakai 9-15 MB / image, Terutama untuk

aplikasi chest pada MCU masal, rata-rata foto thorax berkapasitas 10 MB/ image, Rigid

screen, yang di transport oleh roller dan memakai single atau double phosphor layer, Resolusi

sekitar 70-115 micron dan ukuran nya bervariasi yaitu 15 x 30 cm , 18 x 24 cm , 24 x 30 cm ,

35 x 35 cm , dan 35 x 43 cm. Kaset Panjang (long leght/full spine) di pakai pada radiografi

pada tulang panjang, pada kasus chiropractic untuk melihat tulang, studyi scoliosis, dan

koreksi operasi, ukuran yang di pakai 35x84 cm (portable), 43x129 cm, atau sambungan dari

4 kaset 35x43 cm (wallfixed), dan memerlukan software khusus untuk menyatukan gambar.

Kaset resolusi Tinggi (HR/HER) bisa di pakai untuk mamografi yang memerlukan ketelitian

tinggi, resolusi 43,5-5 micron meter, ukuran 18x24 cm dan 24x30 cm, memori mencapai 30

MB/Image, sehingga waktu scanning lebih lama dari general purpose. Selain itu film

computed radiografi disebut juga film laser imaging. Film laser adalah film silver halide yang

sensitive terhadap cahaya merah yang dipancarkan oleh sinar laser .film laser merupakan

jenis film single emulsi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

14

2.11 Sistem Procesing X-ray pada CR

Computer radiografi merupakan suatu system atau proses atau mengubah system atau

proses atau mengubah system analog pada konvensional radiografi menjadi digital radiogrfi

computerradiografi mempunyai perlengkapan operasional yang terdiri dari :

1. Imaging Plate

Imaging plate merupakan media pencatat sinar-X pada computer radiografi yang

terbuat dari bahan photostimulable phosphor tinggi.Dengan menggunakan imaging plate

memungkinkan processor gambaruntuk memodifikasi kontras.Imaging plate berada dalam

kaset imaging.

Imaging plate adalah sebagai penangkap gambar dari objek yang sudah di sinar

(EKSPOSE) prosesnya adalah pada saat terjadi penyinaran, imaging plate akan menangkap

energi dan di simpan oleh bahan phosphor yang akan dirubah menjadi elektronik signal laser

scanner dalam image reader.

2. Image Reader

Imaging reader berfungsi sebagai pembaca dan pengolah gambar yang di proleh dari

imging plate.Semakin besar kapasitas memorinya maka semakin cepat waktu yang

dibutuhkan. Untuk proses pembacaan imaging plate dan mempunyai daya simpan yang besar.

Waktu tercepat yang di perlukan untuk membaca imaging plate pada image reader yaitu

selama 64 detik.

Selain tempat dalam proses pembacaan, image reader mempunyai peranan yang sangat

penting juga dalam proses pengolahan gambar, system transportasi iplateserta penghapusan

data yang ada di image plate. Image reader disebut dengan image console. Terdapat menu

yang sangat diperlukan dalam teknik radiofotografi yaitu kita bisa mempertinggi atau meng

urangi densitas,ketajaman, kontras dan detail dari suatu gambaran radiografi yang diperoleh.

3. Image recorder

Mempunyai fungsisebagai proses akhir dari suatu pemeriksaan yaitu media pencetakan

hasil. Gambaran yang sudah di peroleh dari awal yang sudah diproses dari awal penangkapan

sinar-X oleh image plate console terus di kirim ke image recorder untuk di lakukan proses

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

15

output dapat berupa media compact disc sebagai media penyimpanan. Atau dengan printer

lasser yang berupa lasserimaging film.

4. Personal Computer

Computer berasal latin yaitu computare yang berarti menghitung, computer adalah

system elektronik yang dapat menerima input data, dapat mengolah data, dapat menggunakan

program yang di memori computer . Adapun alur pemeriksaan BNO IVP dapat kita lihat pada

diagram alur penelitian sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

16

2.12 Adapun alur penelitian BNO IVP sebagai berikut :

:

Gambar 2.2 Diagram alur pemeriksaan BNO IVP

Rumah Sakit

Umum

Bagian

Radiologi

Pengambilan

/pengumpulan Data

Analisis Hasil

Bno ivp polos

Bno ivp

5,30,60,120 menit

Mulai

Selesai

Pemasukan

Zat kontras media

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Sebagai bahan evaluasi, penulis melaporkan hasil Analisa BNO-IVP dengan computer

radiografi di Badan Pelayanan Kesehatan RSUP. H. Adam Malik Medan:

3.2 Subjek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah pasien dengan klinis ada gangguan pada pada

ginjal , kemudian di lakukan pemeriksaan BNO IVP dengan pemasukan zat kontras media

positif di Instalasi RSUP HAJI ADAMALIK MEDAN

3.3 Pelaksanaan Pemeriksaan

3.3.1 Surat permintaan foto

Menerima surat permintaan foto dari dokter pengirim pasien yaitu mohon dilakukan

pemotretan dan pembacaan foto BNO-IVP.

1. Persiapan alat

a. Pesawat Rontgen

Pesawat Rontgen yang digunakan dalam pemeriksaan BNO-IV di Badan Pelayanan

Kesehatan RSUP. H. Adam Malik Medan mempunyai data sebagai berikut:

Type Pesawat : P-C-10 BH-B

Merk Pesawat : Hitachi

Kapasitas pesawat : 500 mA

5 second

100 Kv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

18

Gambar 3.1 Pesawat rontgen RSUP H ADAM MALIK MEDAN

3.4 Perlengkapan Pemeriksaan

1) Kaset ukuran 30x40 cm dan 24 x 30 cm

2) Film ukuran 30x40 cm dan 24 x 30 cm, jenis film green sensitif

3) Intensifying screen jenis fast screen

3.5 Persiapan Pasien

Pertama pasien makan bubur kecap 1hari (24 jam) sebelum melakukan persiapan BNO-IVP

(buick nier overzeicht intra venous pyelografi) dilakukan. 10-12 jam sebelum melakukan

pemeriksaan di beri laxantia, misalnya garam inggris(magnesium sulfat) sebanyak 30 mg lalu

lakukan puasa, selama puasa pasien pasien di anjurkan agar tidak merokok dan banyak

bicarapasien klisma atau hukna tinggi selama 3 jam sebelum pemeriksaan, Pada pukul 08:00

wib pasien datang ke radiologi untuk di lakukan pemeriksaan di mulai dengan pasien di minta

untuk buang air kecil untuk pengosongan blass (kandung kemih), yang terakhir penjelasan

kepada keluarga pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan penanda tanganan surat

persetujuan di lakukan nya pemeriksaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

19

3.6 Pengaturan Posisi

Sebelum dilakukan injeksi kontras media lewat intravena, pertama dilakukan plain

foto yaitu foto BNO dengan proyeksi AP supine, untuk melihat apakah sudah memenuhi

syarat kriteria BNO yang baik. Setelah foto BNO diperiksa, maka kontras media disuntikkan

tetapi pasien di skin test dulu untuk mengetahui apakah pasien alergi terhadap zat kontras

yang akan diberikan. Bila tidak menimbulkan reaksi negatif dilakukan penyuntikan kontras

media sebanyak 20 cc atau sesuai kebutuhan melalui intra vena.

Hasil gambaran BNO IVP atau BNO polos dengan posisi

Posisi pasien : AP Supine

Focus Film Distance : 90 cm

Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset

Central point : Pada umbilikus

Kaset : 30 cm x 40 cm

Kondisi Penyinaran : 70 KV, 20 mAs

Gambar 3.2 Gambar radiografi BNO

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

20

Keterangan gambaran ;

1. Untuk mengetahui keadaan abdomen (BNO). Apakah ada banyak udara/artefak yang akan

menganggu gambaran selama pemeriksaaan.

2. Untuk mengetahui keadaan awal dari abdomen sebagai bahan penilaian ekspertisi radiograf

3. Mengetahui factor ekspose yang tepat ( Tidak boleh ada pengulangan).

4. Jika radiograf baik maka pemeriksaan bisa di lanjutkan.

Hasil gambar BNO IVP 5 menit dengan posisi pasien

Posisi Pasien : AP Supine

Focus Film Distance : 90 cm

Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset

Central point : Setinggi Costal margin

Kaset : 24 cm x 30 cm

Kondisi Penyinaran : 70 KV, 20 mAs

Eksposi : Pada saat full ekspirasi

Kriteria gambar : Tampak kontras media mengisi pelvic renalis di daerah

1/3proksimal dari ureter

Gambar 3.3 Gambar radiografi BNO IVP 5 menit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

21

KETERANGAN GAMBAR :

1. Fase dimana kontras media memperlihatkan neufron, pelvis renalis dan ureter proximal

terisi maksimal,

2. Tidak ada bagian neufron yang terpotong.

3. Kontras mengisi bagian ginjal/calyx sampai ureter proximal.

Gambar dan keterangan BNO IVP 15 menit

Posisi Pasien : AP Supine

Focus Film Distance : 90 cm

Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset

Central point : Pada umbilikus

Kaset : 30 cm x 40 cm

Kondisi Penyinaran : 70 KV, 20 mAs

Eksposi : Pada saat full ekspirasi

Kriteria gambar : Tampak kontras media mengisi ginjal, pelvic renalis,

pelvic calises, ureter dan sebagian ke blass.

Gambar 3.4 Gambar radiografi BNO IVP 15 menit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

22

KETERANGAN GAMBAR :

1. Densitas baik

2. Tidak ada bagian ginjal yang terpotong

3. Kontras mengisi ginjal sampai ureter distal dan sedikit mengisi kandung kemih.

4. Opasitas mampu menampilkan organ/tractus urinarius.

Gambaran BNO IVP 60 Menit

Posisi Pasien : AP Supine

Focus Film Distance : 90 cm

Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.

Kaset : 24 cm x 30 cm

Kondisi Penyinaran : 70 kv, 20 mAs

Eksposi : Pada saat full ekspirasi

Kriteria gambar : Tampak pengisian kontras media pada vesika urinary

( full blass ).

Gambar 3.5 Gambar radiografi BNO IVP 60 menit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

23

KETERANGAN GAMBAR:

1. Densitas baik

2. Tidak ada bagian ginjal yang terpotong.

3. Kontras mengisi kandung kemih hingga Vesica urinaria mengembang.

4. Opasitas mampu menampilkan organ vesica urinaria terisi penuh kontras media.

5. Sering disebut foto “Full blass”.

Gambaran BNO IVP 120 Menit

Posisi Pasien : AP Supine

Focus film distance : 90 cm

Arah sinar : Pertengahan antara puncak kedua crista illiaca

Kaset : 30 cm x 40 cm

Kondisi penyinaran : 70 kV , 20 mAs

Eksposi : Pada saat full ekspirasi

Kriteria gambar : Tampak pengosongan kontras media pada vesica urinaria

Gambar 3.6 Gambar BNO IVP 120 menit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

24

KETERANGAN GAMBAR:

1. Densitas baik

2. Tidak ada bagian ginjal yang terpotong atau vesica urinaria

3. Kontras keluar melalui kandung kemih hingg avesica urinaria terlihat kosong.

4. Opasitas mampu menampilkan organ.

5. Vesica urinaria terisi penuh kontras media.

6. Sering disebut post mixxi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Instalasi Radiologi BNO IVP Rumah Sakit

Umum Haji Adam Malik Medan,yaitu pemeriksaan ini di lakukan dengan pesawat ronsen

dengan type pesawat P-C-10 BH-B, dengan cara melakukan pemeriksaan sebanyak 5 kali

pemotretan. dengan tegangan 20 mAs dan 70 Kv, maka hasil gambaran yang di butuhkan pun

sesuai dengan derajat kehitaman dan kontras fotonya maka hasil akhir pada foto tersebut

memperlihatkan diagnosa penyakit yang di minta. Maka dari hasil penelitian yang terlihat

adalah pada menit ke 120 , dengan posisi pmotretan AP supine , kondisi penyinaran 70 Kv,

20 mas , dan kaset 30x40, maka dari hasil penelitian tersebut dapat memperlihatkan adanya

penyakit yaitu hydronefrosis.

Gambar 4.2 Gambar memperlihatkan adanya kelainan pada ginjal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

26

Tabel 4.1 Hasil dan keriteria gambaran pemeriksaan BNO IVP.

Kondisi dan Pengaturan Penyinaran BNO

IVP Kriteria Hasil BNO IVP

Foto polos BNO Hasil gambaran bagus dan siap untuk

dilakukan

70 Kv, 20 mAs, pemeriksaan selanjutnya.

Foto 5 menit BNO IVP Hasil gambaran bagus , dan terlihat jelas

zat

70 Kv, 20 mAs. kontras media

Foto 15 menit BNO IVO Tampak kontras media

70 Kv, 20 mAs . Mengisi ginjal, pelvic

Renalis, pelvic calises,

Ureter dan sebagian ke blass

Foto 60 menit BNO IVP Tampak pengisian

70 Kv, 20 mAs. Kontras media pada vesica

Urinaria (full blass)

Foto 120 Menit BNO IVP Tampak pengosongan

70 Kv, 20 mAs . Kontras media pada vesica

Urinaria

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

27

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan diperoleh jumlah dosis radiasi yang

di terima oleh pasien BNO IVP lebih besar dari pemeriksaan radiografi konvensional biasa

karna pemeriksaan BNO IVP, memerlukan waktu pemeriksaan sampai 5 kali waktu siar Dari

dosis radiasi yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa pada pemeriksaan BNO IVP

jumlah dosis radiasi yang diterima oleh pasien lebih tinggi dibandingkan dosis radiasi pada

pemeriksaan RADIOGRAFI BIASA. Pengaruh dosis radiasi pada pemeriksaan BNO IVP

lebih tinggi disebabkan oleh besarnya luas area pengambilan dan waktu penyinaran lebih

lama yaitu sampai 5 kali penyinaran.

Walaupun dosis yang diterima oleh pasien pada pemeriksaan bno ivp cukup besar

namun keselamatan radiasi harus tetap di perhatikan sebagai usaha untuk melindungi

seseorang dan keturunannya secara keseluruhan terhadap kemungkinan terjadinya efek

radiasi yang merugikan. Pemberian dosis yang dibuat serendah mungkin dengan

mempertimbangkan batas dosis yang tidak di lampaui, dengan demikian meskipun seseorang

menerima penyinaran secara terus menerus selama hidupnya maka dosis ambang yang

diterima tidak akan tercapai karena nilai batas dosis yang ditetapkan hanya didasarkan pada

penyinaran dalam keadaan normal.

Nilai batas dosis yang ditetapkan dalam ketentuan ini bukan batas tertinggi yang

apabila dilampaui maka seseorang akan mengalami hal yang merugikan secara nyata.

Meskipun demikian, karena setiap penyinaran yang tidak perlu harus dihindari dan

penerimaan dosis harus diusahakan serendah mungkin. Nilai batas yang ditetapkan dalam

ketentuan ini dimaksudkan sebagai dasar untuk merancang prosedur kerja, mendesain sistem

proteksi dan cara kerja serta untuk menentukan luas dan sifat tindakan kesehatan yang perlu

diberikan kepada seseorang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

28

Adapun pembahasan dan kondisi serta, pengaturan kondisi pemotretan, fase foto, jenis dan

ukuran film, fokus film distance, keterangan. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Fase Kondisi Jenis dan

FFD

Posisi

Keterangan

Foto Penyinaran Ukuran

Film Pemotretan

Foto polos 70 kV , Film Fokus film Posisi pasien Non

kontras

Abdomen 20 mAS 30X40 Cm Distance 90

cm AP supine Media.

Foto 5 menit 70 kV Film Focus film Posisi pasien Zat kontras

Bno ivp 20 mAs 30X40 Cm Distance 90

cm AP supine Media

Foto1 5

menit 70 kV Film Focus film Posisi pasien Zat kontras

Bno ivp 20 mAs 30X40 Cm Distance 90

cm AP supine Media

Foto 60

menit 70 kV Film Focus film Posisi pasien Zat kontras

Bno ivp 20 mAs 30X40 Cm Distance 90

cm AP supine Media

Foto 120

menit 70 kV Film Focus film Posisi pasien Zat kontras

Bno ivp 20 mAs 30X40 Cm Distance 90

cm AP supine Media

Tabel 4.2. Tabel tahap tahap pemeriksaan BNO IVP

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

29

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

Besarnya dosis radiasi yang diterima oleh pasien di pengaruhi oleh beberapa faktor (arus

tabung, luas area, dan waktu penyinaran).

1. Dosis radiasi yang diterima pasien pada pemeriksaan bno ivp lebih tinggi dibandingkan

dengan pemeriksaan konvensional lainnya karna bno ivp melakukan penyinaran sebanyak

5 kali.

2. Informasi dan pemberian informasi yang sangat di perlukan untuk memperlancar nya

pemeriksaan. Terutama informasi mengenai persiapan pasien. Pemilihan factor eksposi

yang tepat sangat menunjang dalam menghasilkan gambaran yang berkualitas

3. Kompresi di perlukan agar memberikan diagnose yang maksimal.

4. Setelah dilakukan penyinaran selama proses pemeriksaan maka dapat disimpulkan adanya

kelainan pada organ ginjal. Menurut Dr. Rudolf H Pakpahan, SpRad , yang bertugas

di RSUP Haji Adamalik Medan bahwa ada Hydronefrosis kanan batu ginjal kanan baru

pada 120 post injeksi kontrasdan ekskresi ginjal kiri normal.

5.2. Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakakan sehubungan dengan pemeriksaan

BNO-IVP (buick nier overzicht intra venous pyelografi) antara lain :

1. Untuk memperlancar pemeriksaan sebaiknya pasien di beri informasi dan penjelasan

tentang maksud dan tujuan pemeriksaan dengan menggunakan bahasa yang mudah

di mengerti hingga pasien mengerti dan tau apa yang akan di lakukan.

2. Untuk memperoleh kualitas foto rontgen yang baik dan informasi diagnostic yang

diinginkan, sebaiknya seorang radiographer harus mampu mengambil tindakan yang

lebih akurat pada setiap keadaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

30

3. Sebaiknya dalam melakukan radiografi BNO-IVP terutama mid line tubuh terletak pada

pertengahan meja pemeriksaan agar tidak terjadi perubahan bentuk bayangan.

4. Sebaiknya tidak di lupakan proteksi radiasi pada pemeriksaan ini menggunakan shield

gonad.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

31

DAFTAR PUSTAKA

Adisti Gusmavita, 2009..Diaksesdari www.kompas.co.id. Pada tanggal 13 Juli 2018 pukul

:02.06

Arie. 2010. Pemeriksaan bno ivp. Diakses dari www.wordpress.

Akhadi, Muklis, (1997), Dasar-Dasar Proteksi Radiasi,Jakarta : Rineka Cipta

Buku Pendidikan & Pelatihan PPR Bidang Radiodiagnostik (BAPETEN).

Ballinger, W. Philip,(1995), Positioning and Radiologic Procedures, Volume One, London

:The Ohio State University Columbus Mosby

Bontranger, L Kenneth, (2001), Merlin For Texbook of Radiographic Positioning And

Related Anatomi,London : St louis Mosby

Chesney M.D. dkk (1970), Radiographic Photography Third Edition,London : Ninth

Edition The United Birmingham

Yanuar. 2010. Prinsip Kerja Computer radiograpi.Diakses dariwww.wordpress. Pada

tanggal 13 juli 2018 pukul: 02.30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

32

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

33

Posisi pasien : AP Supine

Focus Film Distance : 90 cm

Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset

Central point : Pada umbilikus

Kaset : 30 cm x 40 cm

Kondisi Penyinaran : 70 KV, 20 mAs

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

34

Posisi Pasien : AP Supine

Focus Film Distance : 90 cm

Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset

Central point : Setinggi Costal margin

Kaset : 24 cm x 30 cm

Kondisi Penyinaran : 70 KV, 20 mAs

Eksposi : Pada saat full ekspirasi

Kriteria gambar : Tampak kontras media mengisi pelvic renalis di daerah

1/3proksimal dari ureter

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

35

Posisi Pasien : AP Supine

Focus Film Distance : 90 cm

Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset

Central point : Pada umbilikus

Kaset : 30 cm x 40 cm

Kondisi Penyinaran : 70 KV, 20 mAs

Eksposi : Pada saat full ekspirasi

Kriteria gambar : Tampak kontras media mengisi ginjal, pelvic renalis,

pelvic calises, ureter dan sebagian ke blass.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

36

Posisi Pasien : AP Supine

Focus Film Distance : 90 cm

Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.

Kaset : 24 cm x 30 cm

Kondisi Penyinaran : 70 kv, 20 mAs

Eksposi : Pada saat full ekspirasi

Kriteria gambar : Tampak pengisian kontras media pada vesika urinary

( full blass ).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: ANALISIS CITRA BNO IVP (BUICKHNIER OVERZICHT INTRA …

37

Posisi Pasien : AP Supine

Focus film distance : 90 cm

Arah sinar : Pertengahan antara puncak kedua crista illiaca

Kaset : 30 cm x 40 cm

Kondisi penyinaran : 70 kV , 20 mAs

Eksposi : Pada saat full ekspirasi

Kriteria gambar : Tampak pengosongan kontras media pada vesica urinaria

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA