ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT...

62
ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT) PADA PENDERITA DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma IIIPoliteknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan Oleh : SUCIATI RAHMA P00341015044 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2018

Transcript of ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT...

Page 1: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase(SGPT) PADA PENDERITA DEMAM TIFOID DI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan DiplomaIIIPoliteknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

Oleh :

SUCIATI RAHMAP00341015044

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2018

Page 2: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

ii

Page 3: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

iii

Page 4: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

iv

Page 5: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

v

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Suciati Rahma

NIM : P00341015044

Tempat, Tanggal Lahir : Lalonggasumeeto, 20 September 1997

Suku/bangsa : Buton/Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jln. Poros Batu Gong, Desa Toolawawo

B. Pendidikan

1. SD Negeri 2 Lalonggasumeeto, Tamat tahun 2009

2. Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Konawe (MTs), Tamat tahun 2012

3. SMA Negeri 4Kendari, Tamat tahun 2015

4. Tahun 2015 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

Page 6: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

vi

MOTTO

Memulai dengan penuh keyakinan

Menjalankan dengan penuh keikhlasan

Menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan),

tetaplah bekerja keras (untuk urusan lain).

Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap."

(QS. Al-Insyirah, 6-8)

Karya Tulis ini Kupersembahkan Kepada

Almamaterku,

Ayahanda dan ibunda tercinta

Keluargaku tersayang

Sahabat-sahabatku tersayang

Agama, bangsa dan negaraku

Page 7: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

vii

ABSTRAK

Suciati Rahma (P00341015044). Analisis Kadar Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT) Pada Penderita Demam Tifoid Di Rumah Sakit UmumDaerah (RSUD) Kota Kendari Tahun 2018.Yang dibimbing oleh Ibu AnitaRosanty dan Ibu Reni Yunus (xiii + 30 halaman + 3 tabel + 9lampiran).Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteriSalmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus akan berkembangbiak kemudian menghasilkan endotoksin, maka jika masuk kedalam tubuh dapatmenyebabkan kondisi tubuh menjadi lemah sehingga memudahkan bakteriSalmonella typhi menyerang jaringan tubuh seperti hati.Kerusakan hati padapenderita tifoid berupa perubahan hepatomegali, ikterus, biokimia danhistopatologis maka kadar SGPT meningkat. Penelitian ini bertujuan Untukmengetahui kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada penderitademam tifoid. Metode penelitianini adalahDeskriptif dengan populasi sampelsebanyak 260 orang dan besar sampel penelitian berjumlah 26 penderita demamtifoid. Pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental sampling. Hasilpenelitian menunjukkan dari 26 sampel sebagian besar penderita demam tifoidmemiliki hasil SGPT normal sebanyak 21 penderita demam tifoid (81%) dankadar SGPT yang tinggi sebanyak 5 penderita demam tifoid (19%).Dari hasilpenelitian dapat disimpulkan bahwa dari 26 penderita demam tifoid yangdiperiksa kadarSGPT jumlah kadar SGPT yang normal lebih banyak dari jumlahkadar SGPT yang tinggi.Saran dari penelitian ini adalahdapat dijadikansebagaibahan ilmu pengetahuan terkait pemeriksaan SGPTpada penderita demamtifoiddalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya Jurusan AnalisKesehatan.

Kata kunci : Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT), Demam TifoidDaftar Pustaka : 29 buah (2006 - 2017)

Page 8: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

viii

KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan

kemudahan yang selalu diberikan kepada hamba-Nya, sehingga karya tulis ilmiah

dengan judul “Analisis Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)

Pada Penderita Demam Tifoid Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota

Kendari”. Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan program Diploma III (DIII) pada Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

Rasa hormat, terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada

Ayahanda Bakri dan Ibunda Sumiati SPd.i tercinta atas semua bantuan moril

maupun materil, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi

kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya

karya tulis ini.

Proses penulisan karya tulis ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang,

dan penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terima kasih

kepada ibu Anita Rosanty, SST., M.Kes selaku pembimbing I dan ibu Reni

Yunus, S.Si., M.Sc selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran

selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga tujukan

kepada:

1. Askrening, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. DR. Drs. La Ode Mustafa Muchtar, M.Si selaku Kepala Kantor Badan Riset

Sultra yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis dalam penelitian

ini.

3. Tuti Dwiyana, Amd.Anakes, SKM selaku Kepala Laboratorium Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari yang telah memberi kemudahan dalam penelitian.

4. Anita Rosanty, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan.

Page 9: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

ix

5. Ruth Mongan, B.Sc., S.Pd., M.Pd dan Satya Darmayani, S.Si., M.Eng selaku

penguji dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik

yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.

7. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga

besar yang selalu membantu, mendukung dan mendoakan penulis.

8. Terimakasih kepada seluruh teman-teman Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes

Kendari angkatan tahun 2015 yang selalu memberikan semangat kepada

penulis.

Penulis sangat menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan

keterbatasan yang ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh

dari kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan, dan kekurangan. Oleh karena

itu, dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat membawa manfaat untuk

menambah khasanah ilmu khususnya bagi ilmu pengetahuan dan penelitian

selanjutnya. Karya ini merupakan tugas akhir yang wajib dilewati dari masa studi

yang telah penulis tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Kendari, 13 Juli 2018

Peneliti

Page 10: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. v

MOTTO ............................................................................................................. vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR......................................................................................viii

DAFTAR ISI........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang SGPT........................................................... 5

B. Tinjauan Umum Tentang Hati.............................................................. 8

C. Tinjauan Umum Tentang Demam Tifoid ............................................. 9

D. Hubungan SGPT Dengan Demam Tifoid........................................... 15

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Teori Kerangka Konsep...................................................................... 16

B. Bagan Kerangka Konsep .................................................................... 17

C. Variabel Penelitian ............................................................................. 18

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ........................................ 18

Page 11: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

xi

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................... 19

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 19

C. Populasi dan Sampel........................................................................... 19

D. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 20

E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 20

F. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium.................................................. 21

G. Jenis Data............................................................................................ 22

H. Analisis Data ...................................................................................... 22

I. Pengolahan Data ................................................................................. 22

J. Penyajian Data.................................................................................... 23

K. Etika Penelitian................................................................................... 23

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................... 24

B. Hasil Penelitian................................................................................... 25

C. Pembahasan ........................................................................................ 27

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 30

B. Saran ................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin PadaPenderita Demam Tifoid Yang Rawat Inap Di Rumah Sakit UmumDaerah Kota Kendari

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT) Pada Penderita Demam Tifoid Yang RawatInap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

Page 13: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Hasil Penelitian

Lampiran 2 : Tabulasi Data

Lampiran 3 : Master Tabel

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari Jurusan Analis Kesehatan

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Kendari

Lampiran 6 : Surat Izin dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 7 : Surat keterangan telah melakukan penelitian

Lampiran 8 : Dokumentasi Proses Penelitian

Lampiran 9 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

Page 14: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit pada saluran pernafasan dan pencernaan adalah penyakit

menular yang paling sering terjadi di negara berkembang yang beriklim tropis

dan subtropis. Salah satunya adalah penyakit demam tifoid pada usus halus

yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Pada tahun 2009 angka

insidensi penyakit ini di dunia sekitar 17 juta pertahun, dan mengalami

peningkatan pada tahun 2014 sekitar 21 juta kasus demam tifoid (WHO,

2014). Di Indonesia penyakit demam tifoid merupakan penyakit yang masih

endemik. Demam tifoid menempati urutan ke-2 dari 10 penyakit terbanyak di

Indonesia dengan jumlah kasus 81.116 (Depkes RI, 2009). Dan pada tahun

2010 mengalami penurunan dengan jumlah kasus demam tifoid 41.081

(Profil Kesehatan Indonesia, 2010).

Pada tahun 2014 jumlah kasus demam tifoid di Sulawesi Tenggara

sebesar 3.828 kasus dan mengalami penurunan pada tahun 2015 dengan 1.867

kasus. Walaupun angka prevalensi demam tifoid pada tahun 2015 menurun,

penyakit ini masuk dalam 10 besar penyakit di dua tahun terakhir (Profil

Dinkes Sultra, 2015). Pada tahun 2016 dilingkup kerja Rumah Sakit

Abunawas kasus demam tifoid menempati urutan ke-7 dari 10 penyakit

terbanyak dengan jumlah 145 kasus. Pada tahun 2017 mengalami

peningkatan sebanyak 260 kasus demam tifoid. (Rumah Sakit Abunawas,

2017).

Tifoid adalah penyakit sistemik akut yang disebabkan infeksi bakteri

Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhi yang tertelan akan mencapai usus

halus, dari usus halus bakteri Salmonella typhi memasuki saluran limfatik dan

kemudian masuk ke aliran darah dan sampai ke organ-organ lain, seperti hati

dan paru-paru (Jawetz, 2014).

Page 15: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

2

Bakteri Salmonella typhi menghasilkan endotoksin yang merupakan

kompleks lipopolisakarida dan dianggap berperan penting pada patogenesis

demam tifoid. Endotoksin bersifat pirogenik serta memperbesar reaksi

peradangan dimana bakteri Salmonella typhi berkembang biak, maka jika

masuk kedalam tubuh dapat menyebabkan kondisi tubuh menjadi lemah

sehingga memudahkan bakteri Salmonella typhi menyerang jaringan-jaringan

tubuh yang lain termasuk hati (Menteri Kesehatan RI, 2006). Kerusakan hati

sering terjadi pada penderita tifoid dan bisa berupa perubahan hepatomegali,

ikterus, biokimia dan histopatologis. Hepatomegali terisolasi tidak memiliki

signifikansi klinis, namun kemunculannya dengan ikterus meskipun jarang

menunjukkan keterlibatan hati sebagai akibat dari toksemia umum atau invasi

oleh bakteri Salmonella typhi. Kerusakan hati yang signifikan mungkin

terjadi tanpa tanda klinis yang jelas atau tes laboratorium abnormal. Oleh

karena itu, kadar SGPT bisa meningkat (Jain, 2016).

Demam tifoid yang disertai gejala-gejala ikterus, hepatomegali dan

kelainan tes fungsi hati yang terjadi pada minggu ke 2 dimana didapatkan

peningkatan SGPT, SGOT dan bilirubin darah. Pada histopatologi hati

didapatkan nodul tifoid dan hiperplasi sel-sel kuffer. Oleh karena itu, proses

peradangan sel-sel hati, enzim-enzim transaminase (SGOT, SGPT) sering

ditemukan meningkat. Banyak pendapat mengatakan bahwa peningkatan

transaminase ini disebabkan banyak faktor seperti pengaruh endotoksin,

mekanisme imun dan obat-obatan (Menteri Kesehatan RI, 2006).

Berdasarkan hasil penelitian Widyastuti (2016) tentang hubungan kadar

Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dengan titer widal antigen O

Salmonella typhi pada penderita demam tifoid dilaporakan bahwa sebanyak

21 orang hasil pemeriksaan kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

(SGPT) pada penderita demam tifoid meningkat. Hal ini, disebabkan oleh

hati yang telah mengalami kerusakan, kelelahan akibat aktivitas fisik yang

berat serta sistem kekebalan tubuh yang melemah.

Page 16: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

3

Kadar normal Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada pria

0-40 U/l dan wanita 0-35 U/l. Kadar SGPT di ukur menggunakan alat

Fotometer dengan metode kinetik enzimatik. Kadar Serum Glutamic Pyruvic

Transaminase (SGPT) yang tinggi pada penderita demam tifoid

mengakibatkan komplikasi pada hepar dan kandung empedu seperti hepatitis

dan kolesistitis (Padila, 2013).

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang "Analisis Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada

penderita demam tifoid di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota

Kendari"

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah analisis kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

(SGPT) Pada penderita demam tifoid ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kadar Serum Glutamic Pyruvic

Transaminase (SGPT) pada penderita demam tifoid di Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

(SGPT) pada penderita demam tifoid di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Kota Kendari

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan informasi dan masukkan dalam rangka meningkatkan

mutu pendidikan khususnya Jurusan Analis Kesehatan Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari.

Page 17: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

4

2. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber

informasi atau bahan masukkan terkait pemeriksaan Serum Glutamic

Pyruvic Transaminase (SGPT) pada penderita demam tifoid.

3. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman terkait

penelitian yang dilakukan.

4. Bagi penelitian selanjutnya

Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan akan melakukan

penelitian yang sama dimasa mendatang.

Page 18: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

5

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)

1. Pengertian Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)

Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) merupakan enzim

yang utama banyak ditemukan pada sel hati serta efektif dalam

mendiagnosis destruksi hepatoselular. Enzim ini juga ditemukan dalam

jumlah sedikit pada otot jantung, ginjal, serta otot rangka. Kadar SGPT

sering kali dibandingkan dengan SGOT untuk tujuan diagnostik. SGPT

meningkat lebih khas daripada SGOT pada kasus nekrosis hati dan

hepatitis akut, sedangkan SGOT meningkat lebih khas pada nekrosis

miokardium (infark miokardium akut), sirosis, kanker hati, hepatitis kronis

dan kongesti hati. Kadar SGOT ditemukan normal atau meningkat sedikit

pada kasus nekrosis miokardium. Kadar SGPT kembali lebih lambat ke

kisaran normal daripada kadar SGPT pada kasus hati (Kee, 2014).

Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) yang berasal dari

sitoplasma sel hati dianggap lebih spesifik daripada Serum Glutamic

Oxaloacetic Transaminase (SGOT) (berasal dari mitokondria dan

sitoplasma hepatosit) untuk kerusakan parenkim sel hati. Pada umumnya

nilai tes Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) lebih tinggi

daripada Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) pada

kerusakan parenkim hati akut sedangkan pada proses kronis didapat

sebaliknya. Nekrosis sel hati kadang-kadang disertai oleh kolestasis baik

intra maupun ekstra hepatik kadang-kadang disertai nekrosis sel hati.

Nekrosis akut ditandai oleh bocornya enzim-enzim sitoplasma sel hati

dalam jumlah yang besar sehingga menyebabkan tes Serum Glutamic

Pyruvic Transaminase (SGPT) meningkat. Kadar normal Serum Glutamic

Pyruvic Transaminase (SGPT) dinyatakan dalam kisaran U/l dan akan

meningkat jika terjadi kerusakan hati (Kosasih, 2008).

Page 19: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

6

Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) merupakan suatu

enzim hepar yang berperan penting dalam metabolisme asam amino dan

glukoneogensis. Enzim ini mengkatalisa pemindahan suatu gugus amino

dari alanin ke α-ketoglutarat untuk menghasilkan glutamat dan piruvat

(Daniel, 2010).

Kadar normal Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada

pria 0-40 U/l dan wanita 0-35 U/l. Kadar Serum Glutamic Pyruvic

Transaminase (SGPT) di ukur menggunakan alat Fotometer dengan

metode kinetik enzimatik. Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan Serum

Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) di laboratorium adalah hemolisis

spesimen darah yang menyebabkan hasil uji palsu, aspirin dapat

menyebabkan penurunan atau peningkatan SGPT serum dan obat tertentu

dapat meningkatkan kadar SGPT serum (Kee, 2014).

2. Patofisiologi Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)

Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) yang berada sedikit

di atas normal tak selalu menunjukkan seseorang sedang sakit. Bisa saja

peningkatan itu terjadi bukan akibat gangguan pada liver. Kadar Serum

Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) juga gampang naik turun.

Mungkin saja saat diperiksa, kadarnya sedang tinggi. Namun setelah itu,

dia kembali normal. Pada orang lain, mungkin saat diperiksa, kadarnya

sedang normal, padahal biasanya justru tinggi. Karena itu, satu kali

pemeriksaan saja sebenarnya belum bisa dijadikan dalil untuk membuat

kesimpulan (Widjaja, 2009).

3. Kondisi yang Meningkatkan SGPT

Menurut Riswanto (2009) kondisi yang dapat meningkatkan SGPT

dibedakan menjadi tiga, yaitu :

a. Peningkatan SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati

(toksisitas obat atau kimia).

b. Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis

aktif, sumbatan empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark

miokard (SGOT > SGPT).

Page 20: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

7

c. Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis

Laennec, sirosis biliaris.

4. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kadar Serum Glutamic Pyruvic

Transaminase (SGPT)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli yang

berhubungan dengan nilai Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT),

ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar Serum Glutamic Pyruvic

Transaminase (SGPT), yaitu :

a. Istirahat tidur

Penderita hepatitis yang tidak tercukupi kebutuhan istirahat

tidurnya atau waktu tidurnya kurang dari 7 atau 8 jam setelah dilakukan

pemeriksaan terjadi peningkatan kadar Serum Glutamic Pyruvic

Transaminase (SGPT). Waktu tidur normalnya 7-8 jam, Jika tidak

mencukupi istirahat tidur maka dapat menimbulkan penyakit pada

infeksi limpa (hati) karena pada hati terdapat zat toksin yang seharusnya

dikeluarkan dari tubuh tetapi dikembalikan balik ke dalam tubuh oleh

empedu dan kembali beredar di dalam darah. Oleh karena itu, enzim

yang terdapat pada hati yaitu Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

(SGPT) dalam hal ini dapat meningkat.

b. Kelelahan

Kelelahan yang diakibatkan oleh aktivitas yang terlalu banyak

atau kelelahan yang diakibatkan karena olahraga juga akan

mempengaruhi kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT).

Pada saat seorang berolahraga dengan keras atau aktivitas yang terlalu

banyak, kebutuhan oksigen dibawah kedalam otot tetapi oksigen yang

mencapai sel otot tidak cukup. Oleh karena itu, Asam laktat akan

menumbuk dan berdifusi kedalam darah maka akan merangsang pusat

pernafasan sehingga frekuensi dan kedalaman nafas pun meningkat. Hal

ini berlangsung terus-menerus, bahkan setelah kontraksi itu selesai

sampai jumlah oksigen cukup untuk memungkinan sel otot dan hati

mengoksidasi asam laktat dengan sempurna menjadi glikogen. Apabila

Page 21: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

8

hati sudah tidak bisa mengoksidasi asam laktat maka dapat

mempengaruhi kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)

yang ada dalam hati.

c. Konsumsi obat-obatan

Mengkonsumsi obat-obatan tertentu dapat meningkatkan kadar

SGPT

1) Haloten, merupakan jenis obat yang biasa digunakan sebagai obat

bius.

2) Isoniasid, merupakan jenis obat antibiotik untuk penyakit TBC.

3) Metildopa, merupakan jenis obat anti hipertensid.

4) Fenitoin dan Asam Valproat, merupakan jenis obat yang biasa

digunakan sebagai obat anti epilepsi atau ayan.

5) Parasetamol, merupakan jenis obat yang biasa diberikan dalam resep

dokter sebagai pereda dan penurun demam. Parasetamol adalah jenis

obat yang aman, jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat. Namun

jika berlebihan akan menyebabkan sirosis (kerusakan hati) yang

cukup parah bahkan sampai menyebabkan kematian. Selain jenis

obat diatas adapula jenis obat lainnya yang dapat merusak fungsi

hati, seperti alfatoksin, arsen, karboijn tetraklorida, tembaga dan

vinil klorida.

B. Tinjauan Umum Tentang Hati

1. Pengertian Hepar (Hati)

Hati adalah kelenjar terbesar yang terdapat didalam tubuh kita, yang

letaknya di rongga perut sebelah kanan atas, di bawah sekat rongga badan

atau diafragma. Hati secara luas dilindungi oleh iga-iga. Hati terbagi dalam

dua belahan utama, kiri dan kanan. Permukaan atas berbentuk cembung

dan terletak di bawah diafragma, permukaan bawah tidak rata dan

memperlihatkan lekukan, disebut fisura transfersus. Permukaannya

dilintasi oleh berbagai pembuluh darah yang masuk ke luar hati. Fisura

longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah,

Page 22: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

9

sedangkan ligament falsiformis melakukan hal yang sama dari permukaan

atas hati (Irianto, 2013).

Hati berwarna merah tua. Pada orang dewasa berat hati kira-kira 2

kg. Hati mempunyai dua jenis persediaan darah, yaitu yang datang melalui

arteri hepatica dan yang melalui vena porta. Terdapat empat pembuluh

darah utama yang menjelajahi seluruh hati, dua yang masuk, yaitu: arteri

hepatica dan vena porta, dan dua yang keluar, yaitu: vena hepatica dan

saluran empedu (Irianto, 2013).

2. Pemeriksaan Faal Hati

Pemeriksaan faal hati secara sederhana dapat dipergunakan untuk

mendapat informasi mengenai beberapa jenis disfungsi hati :

a. Penanda nekrosis sel hati : SGOT, SGPT, LDH

b. Penanda kolestasis : bilirubin direk, gamma-GT, fosfatase alkali

c. Penilaian faal sintesis : kadar albumin serum, kadar prealbumin

(transtiretin), kolinesterase, masa protrombin (Kosasih, 2008).

C. Tinjauan Umum Tentang Demam Tifoid

1. Pengertian Tifoid

Tifoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi

bakteri Salmonella typhi. Organisme ini masuk melalui makanan dan

minuman yang sudah terkontaminasi oleh feses dan urin dari orang yang

terinfeksi bakteri salmonella (Padila, 2013).

Demam tifoid adalah suatu penyakit yang hanya menyerang anak-

anak usia sekolah, disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi pada

usus kecil dan aliran darah. Bakteri ini tercampur di dalam air yang kotor

atau susu dan makanan yang terinfeksi. Pada usus kecil akan timbul tukak,

dan bakteri kemudian masuk ke aliran darah. Masa tular antara satu dan

dua minggu (Irianto, 2014).

Page 23: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

10

Sejarah tifoid dimulai saat ilmuwan Perancis bernama Pierre Louis

memperkenalkan istilah tifoid pada tahun 1829. Tifoid atau tifus berasal

dari bahasa yunani typhos yang berarti penderita demam dengan gangguan

kesadaran. Kemudian Gaffky menyatakan bahwa penularan penyakit ini

melalui air dan bukan udara. Gaffky juga berhasil membiakkan Salmonella

typhi dalam media kultur pada tahun 1884. Pada tahun 1896 Widal

akhirnya menemukan pemeriksaan tifoid yang masih digunakan sampai

saat ini. Selanjutnya, pada tahun 1948 Woodward dkk. melaporkan untuk

pertama kalinya bahwa obat yang efektif untuk demam tifoid adalah

kloromfenikol (Irianto, 2014).

2. Siklus Hidup Bakteri Salmonella typhi

Diawali dari sebuah infeksi yang terjadi oleh karena menelan

makanan yang terkontaminasi dengan urin atau feses yang terdapat bakteri

Salmonella typhi dari organisme pembawa (host).

Bakteri Salmonella typhi menghasilkan endotoksin yang merupakan

kompleks lipopolisakarida. Kompleks ini dianggap berperan penting pada

patogenesis demam tifoid. Endotoksin bersifat pirogenik serta

meningkatkan reaksi peradangan ditempat bakteri Salmonella typhi

berkembang biak. Infeksi terjadi ketika bakteri Salmonella typhi melalui

lambung dan mencapai usus dan invasi ke jaringan limfosit yang

merupakan tempat predileksi untuk berkembang biak. Melalui saluran

limfe mesentrik bakteri masuk aliran darah sistemik (bakterimia) pada fase

ini disebut sebagai fase inkubasi terjadi pada 7-14 hari. Setelah itu terjadi

hiperpelasia kemudian nekrosis dan selanjutnya ulserasi hingga

membentuk ulkus. Infeksi terjadi pada organ yang lain diantaranya tulang,

usus, paru, ginjal, jantung, hati dan organ lain. Bakteri Salmonella typhi

dapat tinggal dalam hati sehingga bersifat sebagai penderita karier akibat

penyembuhan tidak sempurna (Menteri Kesehatan RI, 2006).

Page 24: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

11

3. Manifestasi Klinik

Masa tunas tifoid 10-14 hari

a. Minggu I

Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan

malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri

kepala, anorexia dan mual, batuk, epitaksis, obstipasi/diare, perasaan

tidak enak di perut.

b. Minggu II

Pada Minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam,

bradikardi, lidah yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi),

hepatomegali, meteorismus, penurunan kesadaran.

c. Komplikasi

1) Komplikasi intestinal :

a) Perdarahan usus

b) Perporasi usus

c) Ilius paralitik

2) Komplikasi extra intestinal :

a) Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis),

miokarditis, trombosis, tromboplebitis.

b) Komplikasi darah : anemia hemolitik, trombositopenia, dan

syndroma uremia hemolitik.

c) Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.

d) Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis

kolesistitis.

e) kompliasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan

perinepritis.

f) Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis

dan arthritis.

g) Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningiusmus, meningitis,

polineuritis perifer, sindroma, Guillain bare dan sindroma

katatonia (Padila, 2013).

Page 25: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

12

4. Diagnosis

Biasanya dibuat berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan serta

pengobatan seharusnya segera dimulai. Jika laboratorium tersedia,

diagnosis dapat dibuktikan dengan meningkatnya antibodi dalam darah

(tes widal). Setelah uji widal positif maka dapat dilanjutkan dengan

pemeriksaan tes faal hati yaitu pemeriksaan SGPT dan SGOT yang

ditandai dengan meningkatnya kadar Serum Glutamic Pyruvic

Transaminase (SGPT) dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase

(SGOT) dalam darah (Irianto, 2014).

5. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan demam tifoid dapat di lakukan dengan menggunakan

Uji widal. Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan

antibodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap Salmonella typhi

terdapat dalam serum si penderita dengan tifoid juga terdapat pada orang

yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal

adalah suspensi bakteri Salmonella typhi yang sudah dimatikan dan diolah

di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya

aglutinin dalam serum si penderita yang disangka menderita tifoid. Akibat

infeksi oleh bakteri Salmonella typhi, si penderita membuat antibodi atau

aglutinin yaitu :

a. Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari

tubuh bakteri).

b. Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari

flagel kuman).

c. Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari

simpai kuman) (Padila, 2013).

Page 26: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

13

Setelah penderita demam tifoid dinyatakan positif uji widalnya dan

sudah terdiagnosa oleh dokter, maka untuk pemeriksaan penunjang dapat

dilakukan dengan pemeriksaan SGPT dan SGOT untuk menilai fungsi hati

adalah Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum

Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada demam tifoid seringkali

meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya tifoid (Padila,

2013).

Pada pemeriksaan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)

menggunakan 3 alat dalam melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu

Semi Biochemistry Auto Analyzer, Fotometer dan Spektrofotometer.

Ketiga alat tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menentukan

suatu konsentrasi atau kadar dalam sampel dengan panjang gelombang 340

nm. Sedangkan metode yang digunakan juga terdiri dari 2 metode yaitu

metode kinetik enzimatik dan metode kinetik optimasi rekomendasi IFCC.

Metode kinetik enzimatik mempunyai 2 reagen yaitu reagen A dan reagen

B dalam pemeriksaan SGPT sedangkan metode kinetik optimasi

rekomendasi IFCC mempunyai 1 reagen yaitu reagen QCA dalam

pemeriksaan SGPT (Nugraha, 2015).

Pada pemeriksaan laboratorium, jenis spesimen yang digunakan

yaitu darah (serum) dari penderita demam tifoid. Serum adalah bagian cair

darah yang tidak mengandung sel-sel darah dan faktor-faktor pembekuan

darah. Serum didapat dari spesimen darah yang tidak ditambahkan

antikoagulan, sehingga darah akan membeku dalam waktu kurang lebih 15

menit. Darah yang membeku dilakukan sentrifugasi, sehingga terjadi

pemisahan antara cairan dan sel-sel darah, cairan berwarna kuning hasil

sentrifugasi disebut sebagai serum darah (Nugraha, 2015).

Page 27: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

14

D. Hubungan Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) denganDemam Tifoid

Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) merupakan enzim yang

didapatkan dalam sel berbagai jaringan tubuh, tetapi sumber utama adalah

sel-sel hati. Enzim ini juga ditemukan dalam jumlah sedikit pada otot jantung,

ginjal, serta otot rangka (Kee, 2014).

Pemeriksaan faal hati secara sederhana dapat dipergunakan untuk

mendapat informasi mengenai beberapa jenis disfungsi hati, salah satunya

penanda nekrosis sel hati yaitu pemeriksaan Kadar Serum Glutamic Pyruvic

Transaminase SGPT (Kosasih, 2008).

Infeksi pada hati dapat disebabkan oleh virus dan bakteri. Virus yang

dapat menyebabkan infeksi pada hati ialah virus Hepatitis A, B, C, D, E, dan

G, Adenovirus, CMV, Herpes simplex, virus HIV, virus rubella dan virus

varicella. Sedangkan bakteri yang menginfeksi hati ialah bakteri Salmonella

typhi, Salmonella paratyphi, tuberculosis, dan leptosfera. Bakteri Salmonella

typhi menghasilkan endotoksin dimana bakteri Salmonella typhi dapat

berkembang biak menjadi banyak sehingga dapat menginfeksi organ lain

termasuk hati (Dalimartha, 2008).

Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan

oleh bakteri Salmonella typhi. Penularan ke manusia melalui makanan atau

minuman yang tercemar dengan feses atau urin manusia. Setelah melewati

lambung bakteri Salmonella typhi mencapai usus halus dan invasi ke jaringan

limfoid (Plak Peyer) yang merupakan tempat predileksi untuk berkembang

biak. Melalui saluran limfe mesentrik bakteri masuk aliran darah sistemik

(bakterimia I) dan mencapai sel-sel retikulo endotelial dari hati dan limpa.

Fase ini dianggap masa inkubasi (7-14 hari). Kemudian dari jaringan ini

bakteri dilepas ke sirkulasi sistemik (bakterimia II) melalui duktus torasikus

dan mencapai organ-organ tubuh terutama limpa, usus halus dan kandung

empedu (Menteri Kesehatan RI, 2006).

Page 28: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

15

Bakteri Salmonella typhi menghasilkan endotoksin yang merupakan

kompleks lipopolisakarida dan dianggap berperan penting pada patogenesis

demam tifoid. Endotoksin bersifat pirogenik serta memperbesar reaksi

peradangan dimana bakteri Salmonella typhi berkembang biak maka

mengakibatkan kondisi tubuh menjadi lemah sehingga memudahkan bakteri

Salmonella typhi menyerang jaringan-jaringan tubuh yang lain termasuk hati.

Oleh karena itu, kadar SGPT bisa meningkat (Menteri Kesehatan RI, 2006).

Kelainan patologis yang utama terdapat di usus halus terutama dileum

bagian distal dimana terdapat kelenjar plak peyer. Pada minggu pertama, pada

plak peyer terjadi hiperplasia berlanjut menjadi nekrosis pada minggu ke 2

dan ulserasi pada minggu ke 3, akhirnya terbentuk ulkus. Ulkus ini mudah

menimbulkan perdarahan dan perforasi yang merupakan komplikasi yang

berbahaya. Hati membesar karena infiltrasi sel-sel limfosit dan sel

mononuklear lainnya serta nekrosis fokal (Menteri Kesehatan RI, 2006).

Demam tifoid yang disertai gejala-gejala ikterus, hepatomegali dan

kelainan tes fungsi hati yang terjadi pada minggu ke 2 dimana didapatkan

peningkatan SGPT, SGOT dan bilirubin darah. Pada histopatologi hati

didapatkan nodul tifoid dan hiperplasi sel-sel kuffer. Oleh karena itu, proses

peradangan sel-sel hati, enzim-enzim transaminase (SGOT, SGPT) sering

ditemukan meningkat. Banyak pendapat mengatakan bahwa peningkatan

transminase ini disebabkan banyak faktor seperti pengaruh endotoksin,

mekanisme imun dan obat-obatan (Menteri Kesehatan RI, 2006).

Page 29: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

16

BAB IIIKERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Demam tifoid adalah penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh

bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini dapat mencemari makanan dan minuman

yang sudah terkontaminasi oleh feses dan urin dari orang yang terinfeksi

bakteri Salmonella typhi kemudian tertelan masuk kedalam tubuh dan akan

mencapai usus halus, dari usus halus Salmonella memasuki saluran limfatik

dan kemudian masuk ke aliran darah. Bakteri Salmonella typhi menghasilkan

endotoksin yang merupakan kompleks lipopolisakarida, ketika tubuh menjadi

lemah maka bakteri Salmonella typhi akan menyerang jaringan-jaringan

tubuh seperti hati. Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)

dipengaruhi adanya kerusakan organ hati yang menyebabkan kadar Serum

Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) itu terjadi peningkatan.

Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) merupakan enzim yang

utama banyak ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosis

destruksi hepatoselular. Jika kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

(SGPT) pada penderita demam tifoid meningkat dikarenakan beberapa faktor

antara lain pada hatinya telah mengalami kerusakan, kelelahan yang

disebabkan aktivitas fisik yang berat, sistem kekebalan tubuh menurun

sehingga kondisi tubuh menjadi lemah. Dalam pemeriksaan Serum Glutamic

Pyruvic Transaminase (SGPT), metode yang digunakan yaitu metode kinetik

enzimatik dengan alat Fotometer PALIO 100 sedangkan sampel yang

digunakan pada pemeriksaan ini adalah serum darah penderita demam tifoid.

Page 30: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

17

B. Kerangka Pikir

Keterangan:

= Variabel yang tidak diteliti

= Variabel yang diteliti

Penderita demam tifoid

Pemeriksaan SGOT

Darah Vena

Centrifuge

Serum

FotometerPALIO 100

Metode kinetikenzimatik

Normal Tinggi

Widal Positif

Salmonella typhi menghasilkanendotoksin yang dapat menyerang hati

Organ hati terinfeksimempengaruhi kerja enzim

Pemeriksaan SGPT

Page 31: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

18

C. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)

2. Variabel terikat : penderita demam tifoid yang sudah positif uji widal dan

sudah terdiagnosa oleh dokter.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Penderita demam tifoid adalah penderita yang sudah positif uji widalnya

yang dirawat inap di RSUD Kota Kendari.

2. Pemeriksaan SGPT adalah pemeriksaan Kadar Serum Glutamic Pyruvic

Transaminase (SGPT) penderita demam tifoid pada laki-laki dan

perempuan yang sudah positif uji widalnya dan dirawat inap di RSUD

Kota Kendari.

Kriteria objektif :

a. Kadar SGPT normal : apabila pada penderita demam tifoid yang

dirawat inap di RSUD Kota Kendari telah diberi perawatan khusus

seperti pola makan yang diatur sesuai diet yang dianjurkan oleh petugas

rumah sakit dan pasien sudah minum antibiotik penurun panas.

Nilai rujukan :

1) Pria : 0-40 U/l

2) Wanita : 0-35 U/l

b. Kadar SGPT tinggi : apabila pada penderita demam tifoid terinfeksi

oleh bakteri Salmonella typhi dalam jumlah yang banyak kemudian

menghasilkan endotoksin, masuk kedalam tubuh dapat menyebabkan

kondisi tubuh menjadi lemah sehingga memudahkan bakteri Salmonella

typhi menginfeksi hati maka terjadi kerusakan pada hati yang dapat

meningkatkan kadar SGPT yang ada dihati.

Nilai rujukan :

1) Pria >40 U/l

2) Wanita >35 U/l

Page 32: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

19

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu

untuk memperoleh analisis kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

(SGPT) pada penderita demam tifoid di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Kota Kendari

B. Tempat dan Waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2018 sampai

31 Mei 2018.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekelompok individu atau obyek yang memiliki

karakteristik yang sama, yang mungkin diselidiki/diamati (Moch, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah penderita demam tifoid yang dirawat

inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari pada tahun

2017 sebanyak 260 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Elfindri et al, 2011).

Sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah penderita demam tifoid

yang positif uji widalnya dan terdiagnosa tifoid oleh dokter, yang dirawat

inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari. Besarnya

sampel dalam yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 10% karena

jumlah populasi >100 (Sugiyono, 2011).

Page 33: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

20

Rumus : Jumlah Populasi x 10/ 100 = 260 x 10/100

= 26

Penelitian ini sebanyak 26 penderita demam tifoid yang dilakukan

pemeriksaan SGPT selama 1 bulan. Teknik pengambilan sampel

menggunakan Accidental sampling artinya mengambil penderita demam

tifoid yang ada pada saat penelitian hingga mencapai 1 bulan.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

1. Data primer di peroleh dari hasil pemeriksaan kadar Serum Glutamic

Pyruvic Transaminase (SGPT) pada penderita demam tifoid di Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari.

2. Data sekunder di peroleh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota

Kendari terkait data jumlah penderita demam tifoid yang rawat inap di

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri atas alat dan bahan yang digunakan sebagai

berikut :

1. Alat

a. Auto analyzer Palio 100

b. Centrifuge

c. Mikropipet 500 µl

d. Rak tabung

2. Bahan

a. Sampel (serum)

b. Reagen A

c. Reagen B

d. Tabung EDTA

e. Cup sampel

f. Tip biru

Page 34: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

21

F. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium

1. Pra analitik :

a. Metode : Kinetik enzimatik

b. Prinsip :

GPT2-oksoglutarat + L-alanin glutamate + piruvat

LDHpiruvat + NADH + H+ laktat + NAD+

Dengan adanya 2-oxoglutarat, aspartat di transformasikan menjadi

pyruvate dan glutamat oleh adanya ALT/SGPT dalam sampel. Dengan

adanya NADH dan LDH, pyruvate di transformasikan menjadi lactate

dan NAD. Konsumsi NADH pada periode waktu tertentu, ditentukan

pada panjang gelombang 340 nm, adalah proporsional pada aktifitas

GPT dalam sampel.

c. Persiapan Sampel :

1) Darah yang sudah diperoleh sebanyak 3 ml dimasukkan kedalam

centrifuge dan diputar selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm.

2) Tabung dikeluarkan dari centrifuge, cairan kuning atau serum yang

terdapat di bagian atas yang digunakan sebagai bahan pemeriksaan.

2. Analitik :

a. Pastikan alat sudah siap digunakan

b. Sampel serum di pipet minimal 250 µ/L dengan mikropipet, lalu

masukkan pada cup sampel. (hindari adanya gelembung pada serum

pasien yang ada dalam cup sampel).

c. Kemudian cup sampel tersebut dimasukkan kedalam alat

d. Dilakukan pengaturan di komputer alat dengan menulis :

1) ID Code (urut dengan No. sebelumnya)

2) Sampel type : Serum

3) Patient type : Male/Female

4) Tube type : cup sampel

Page 35: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

22

e. Kemudian pilih parameter pemeriksaan dengan mengklik parameter

yang diinginkan (SGPT) hingga lampu hijau menyala.

f. Setelah itu, alat Fotometer PALIO 100 akan bekerja otomatis (memipet

dan mencampurkan sampel dan reagen inkubasi).

g. Hasil yang keluar muncul dilayar komputer.

3. Pasca analitik :

Nilai rujukan :

a. Laki-laki : 0-40 U/l

b. Perempuan : 0-35 U/l

G. Jenis Data

1. Data primer di peroleh dari hasil pemeriksaan kadar Serum Glutamic

Pyruvic Transaminase (SGPT) pada penderita demam tifoid di Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari.

2. Data sekunder di peroleh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota

Kendari terkait data jumlah penderita demam tifoid yang rawat inap di

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari.

H. Analisis Data

Data yang telah diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

X = x k

Keterangan :

X = Jumlah persentase variabel yang diteliti

f = Jumlah responden berdasarkan variabel

n = Jumlah sampel penelitian

k = Konstanta (100%) (Candra B, 2008)

H. Pengolahan Data

1. Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul,

tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada

pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.

Page 36: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

23

2. Coding adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang

memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang

akan dianalisis.

3. Scoring yaitu setelah melakukan pengkodean, maka dilanjutkan dengan

tahap pemberian skor pada masing-masing sampel yang digunakan dalam

bentuk angka.

4. Tabulating adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi

kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan (Hasan, 2006).

I. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi berdasarkan variabel yang diteliti kemudian dinarasikan.

J. Etika Penelitian

1. Menghormati harkat dan martabat manusia

Peneliti perlu mempertimbangkan informasi tentang tujuan penelitian

tersebut. Disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada

subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi

(berpartisipasi).

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian

Peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan

kerahasiaan identitas subjek

3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu

dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan

menjelaskan prosedur penelitian.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan

bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah

atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres, maupun kematian

subjek penelitian (Notoadmojo, 2010).

Page 37: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

24

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya RSUD Kota Kendari

RSUD Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung peninggalan

pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan telah

mengalami beberapa kali perubahan yaitu : dibangun oleh Pemerintah

Belanda pada tahun 1927, dilakukan rehabilitasi oleh Pemerintah Jepang

pada tahun 1942 – 1945 menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945 –

1960, menjadi RSU Kabupaten Kendari pada tahun 1960 – 1989, menjadi

Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989 – 2001, menjadi RSU Kota

Kendari pada tahun 2001 berdasarkan Perda Kota Kendari No.17 Tahun

2001.

Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD Abunawas Kota Kendari

oleh bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari 2003. Pada tanggal 9

Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas Kota Kendari

resmi menempati Gedung baru yang terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto

No : 39 Kel Kambu Kec. Kambu Kota Kendari. Pada tanggal 12 – 14

Desember 2012 telah divisitasi oleh TIM Komite Akreditasi Rumah Sakit

(KARS), dan berhasil terakreditasi penuh sebanyak 5 pelayanan

(Administrasi & Manajemen, Rekam Medik, Pelayanan Keperawatan,

Pelayanan Medik dan IGD) Berdasarkan SK Walikota Kendari No. 16

Tahun 2015 tanggal 13 Mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD

Kota Kendari sesuai PERDA Kota Kendari No. 17 Tahun 2001.

2. Letak Geografis

RSUD Kota Kendari awalnya terletak di Kota Kendari, tepatnya di

Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas lahan 3.527 M2 dan

luas bangunan 1.800 M2. Pada Tahun 2008, oleh pemerintah Kota Kendari

telah membebaskan lahan seluas 13.000 ha untuk relokasi Rumah Sakit,

Page 38: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

25

yang dibangun secara bertahap dengan menggunakan dana APBD, TP,

DAK dan DPPIPD.

3. Sarana Laboratorium

a. Ruang registrasi pasien

b. Ruang sampling

c. Ruang hematologi dan imunoserologi

d. Ruang kimia klinik

e. Ruang inkubator

f. Ruang petugas laboratorium

g. Ruang bakteriologi/BTA dan parasitologi

h. Ruang dokter patologi klinik

i. Ruang pantry

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan tentang

analisis kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada

penderita demam tifoid, maka akan disajikan karakteristik responden

dalam penelitian ini ialah distribusi jenis kelamin

Distribusi Responden Berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan JenisKelamin Pada Penderita Demam Tifoid Yang RawatInap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki - Laki 17 65

Perempuan 9 35

Total 26 100

Sumber: Data Primer Diolah 2018

Page 39: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

26

Berdasarkan tabel 5.1 penderita demam tifoid yang dilakukan

pemeriksaan SGPT jenis kelamin laki-laki 17 penderita demam tifoid

dengan persentase 65% dan jenis kelamin perempuan sebanyak 9 penderita

demam tifoid dengan persentase 35% sehingga dapat diketahui jumlah

penderita demam tifoid lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki

dibandingkan perempuan.

2. Variasi Penelitian

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Serum GlutamicPyruvic Transaminase (SGPT) Pada Penderita DemamTifoid Yang Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum DaerahKota Kendari

Jenis

Kelamin

Normal Persentase

(%)

Tinggi Persentase

(%)

Nilai

Rujukan

Laki - Laki 13 62 4 80 0-40 U/l

Perempuan 8 38 1 20 0-35 U/l

Total 21 100 5 100

Sumber: Data Primer Diolah 2018

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan

Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada penderita demam

tifoid di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari dari 26 penderita

demam tifoid laki-laki yang memiliki kadar normal SGPT sebanyak 13

orang dengan persentase 62% sedangkan kadar SGPT tinggi sebanyak 4

orang dengan persentase 80%. Pasien perempuan memiliki kadar normal

SGPT sebanyak 8 orang dengan persentase 38% sedangkan kadar SGPT

tinggi sebanyak 1 orang dengan persentase 20%.

Page 40: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

27

C. Pembahasan

Dari hasil penelitian tentang pemeriksaan kadar Serum Glutamic

Pyruvic Transaminase (SGPT) pada penderita demam tifoid di Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari ditemukan bahwa dari 26 penderita

demam tifoid sebagian besar kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

(SGPT) pada penderita demam tifoid normal sebanyak 21 (81%) yang terdiri

dari 8 perempuan dan 13 laki-laki. Hal ini sesuai teori Joko (2006)

menunjukkan bahwa apabila pada penderita demam tifoid memiliki pola tidur

yang teratur, tidak kelelahan, tidak memiliki aktivitas fisik yang banyak,

makan yang teratur dan selalu memperhatikan kebersihan diri maka bakteri

Salmonella typhi yang ada dalam tubuh tidak akan berkembang menjadi

banyak dan tidak menginfeksi hati sehingga kadar Serum Glutamic Pyruvic

Transaminase (SGPT) yang ada dihati tetap normal.

Menurut penelitian Widyastuti (2016) kadar Serum Glutamic Pyruvic

Transaminase (SGPT) pada penderita demam tifoid normal dikarenakan

penderita dalam kondisi tidak lemah, dan keadaan organ hati baik serta sistem

kekebalan tubuhnya tidak menurun. Selain itu juga, menurut hasil penelitian

Adiputra (2017) normalnya kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

(SGPT) dapat disebabkan oleh penderita demam tifoid yang mengkonsumsi

antibiotik golongan sefalosporin yaitu seftriakson sehingga kadar Serum

Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada penderita demam tifoid akan

kembali normal setelah sembuh.

Penulis berasumsi bahwa normalnya kadar Serum Glutamic Pyruvic

Transaminase (SGPT) pada penderita demam tifoid dikarenakan penderita

demam tifoid sudah diberikan perawatan khusus seperti pola makan yang

diatur sesuai diet yang dianjurkan oleh petugas rumah sakit dan diberi

antibiotik sehingga kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)

yang terdapat pada hati kembali normal.

Page 41: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

28

Hasil Pemeriksaan kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

(SGPT) pada penderita demam tifoid menunjukkan dari 26 penderita demam

tifoid ditemukan 5 penderita demam tifoid memiliki kadar Serum Glutamic

Pyruvic Transaminase (SGPT) tinggi (19%) terdiri dari 1 perempuan dan 4

laki-laki. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ventiani (2014) yang

menyatakan bahwa laki-laki umumnya lebih aktif daripada perempuan dan

dapat juga disebabkan perbedaan perilaku dan gaya hidup antara pria dan

wanita. Disamping itu juga kesadaran berobat laki-laki lebih rendah

dibandingkan perempuan karena umumnya laki-laki banyak melakukan

aktivitas yang berat.

Menurut keputusan Menteri Kesehatan RI (2006) yang menyatakan

bahwa ketika terjadi infeksi pada hati yang disebabkan oleh bakteri

Salmonella typhi menghasilkan endotoksin dimana bakteri Salmonella typhi

dapat berkembang biak maka mengakibatkan kondisi tubuh menjadi lemah

sehingga memudahkan bakteri Salmonella typhi menyerang jaringan-jaringan

tubuh yang lain termasuk hati. Oleh karena itu, kadar Serum Glutamic

Pyruvic Transaminase (SGPT) bisa meningkat. Peningkatan kadar Serum

Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada penderita demam tifoid

disebabkan banyak faktor seperti pengaruh endotoksin, mekanisme imun dan

obat-obatan. Demam tifoid yang disertai gejala-gejala ikterus, hepatomegali

dan kelainan tes fungsi hati yang terjadi pada minggu ke 2 dimana didapatkan

peningkatan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT). Pada

histopatologi hati didapatkan nodul tifoid dan hiperplasi sel-sel kuffer. Oleh

karena itu, proses peradangan sel-sel hati, enzim-enzim transaminase (SGOT,

SGPT) sering ditemukan meningkat.

Menurut Riswanto (2009) kondisi yang dapat meningkatkan Serum

Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dibedakan dari peningkatan kadar

ringan (1-3 kali normal terjadi pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec,

sirosis biliaris), kadar meningkat sedang (3-10 kali normal terjadi infeksi

mononuklear, hepatitis kronis aktif), dan pada peningkatan (20 kali normal

atau lebih terjadi hepatitis virus akut, nekrosis hati). Selain itu, banyak faktor

Page 42: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

29

yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pada Serum Glutamic

Pyruvic Transaminase (SGPT) seperti kurangnya aktivitas tidur, kelelahan

yang diakibatkan oleh aktivitas yang terlalu banyak atau kelelahan yang

diakibatkan karena olahraga, dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang

dapat meningkatkan kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT).

Menurut hasil penelitian Widyastuti (2016) Kadar Serum Glutamic

Pyruvic Transaminase (SGPT) meningkat pada penderita demam tifoid

dikarenakan beberapa faktor antara lain pada hatinya telah mengalami

kerusakan, kelelahan yang disebabkan aktivitas fisik yang berat, sistem

kekebalan tubuh menurun sehingga kondisi tubuh menjadi lemah.

Penulis berasumsi bahwa meningkatnya kadar Serum Glutamic Pyruvic

Transaminase (SGPT) pada penderita demam tifoid disebabkan karena

aktivitas fisik yang berat, kelelahan, pola tidur yang tidak teratur, makan

disembarang tempat dan kebersihan diri yang kurang.

Kekurangan dari penelitian ini ialah tidak adanya komunikasi langsung

antara peneliti dengan penderita demam tifoid yang dirawat inap di RSUD

Kota Kendari sehingga kurangnya informasi terkait hubungan normal dan

tidak normalnya kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dalam

tubuh si penderita demam tifoid.

Page 43: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

30

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang pemeriksaan kadar Serum Glutamic

Pyruvic Transaminase (SGPT) pada penderita demam tifoid di Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari ditemukan bahwa dari 26 penderita

demam tifoid sebagian besar kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

(SGPT) pada penderita demam tifoid normal sebanyak 21 dengan persentase

81% dan ditemukan 5 penderita demam tifoid yang memiliki kadar SGPT

tinggi dengan persentase 19%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarankan:

1. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat mengembangkan bahan informasi yang berkaitan dengan

penelitian ini.

2. Bagi Rumah Sakit

Dapat menambah kajian teori terkait pemeriksaan Serum Glutamic

Pyruvic Transaminase (SGPT) pada penderita demam tifoid

3. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman terkait penelitian

yang telah dilakukan

4. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat melanjutkan penelitian ini terkait dengan kadar Serum

Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada penderita demam tifoid,

dengan mengembangkan variabel khususnya bagi penderita demam tifoid

dengan memperhatikan lama waktu penderita demam tifoid dirawat inap

dan berapa kali penderita demam tifoid sudah pernah dirawat inap serta

melihat dari segi pekerjaan penderita demam tifoid yang akan diteliti.

Page 44: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra I Komang G. T. dan Somia I Ketut A.2017. "Karakteristik Klinis PasienDemam Tifoid di RSUP Sanglah". E Jurnal Medika, 6 (11) TempoNovember 2017 : 98-102

Candra, Budiman. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC

Daniel S. Pratt. 2010. Liver Chemistry and Function test. In : Feldma M, Friedma,L.S., Brandt, L.J., eds. Scheisenger and Fordtran's Gastrointestinal and Liverdisease. Saunders Elsevier, Philadelphia, PA

Dalimartha, Setiawan. 2008. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Hepatitis.Jakarta : penebar Swadaya

Depkes RI. 2009. "Demam Tifoid".Jurnal Ilmiah Mahasiswa KesehatanMasyarakat, 2 (6) Tempo, Mei 2017:1-9

Elfindri et al. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Baduose Media

Hasan, M. Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistika. Jakarta : BumiAksara

Irianto, Koes. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Bandung : ALFABETA, cv

Irianto, Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular PanduanKlinis. Bandung : ALFABETA, cv

Irianto, Koes. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : ALFABETA, cv

Jain, Hemant;Arya,Sunil; dan Xess, Virendra. 2016. "Penilaian tes fungsi hatipada demam tifoid pada anak-anak" International Journal of PediatricResearch 3 (4) Tempo, 23 April 2016.

Jawetz; Melnick; dan Adelberg. 2014. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Joko, Widodo. 2006.Demam Tifoid. Jakarta : Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia

Kee,Joyce Lefever. 2014. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & DiagnostikEdisi 6. Jakarta : EGC

Page 45: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

Kosasih E.N. dan Kosasih A.S. 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan LaboratoriumKlinik. Tangerang : KARISMA Publishing Group

Menteri Kesehatan RI. 2006. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Nomor364/MENKES/SK/V/2006. Tempo 19 mei

Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.Rineka Cipta

Nugraha, Gilang. 2015. Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar.Jakarta : TRANS INFO MEDIA

Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika

Profil Dinkes Sultra. 2015. "Demam Tifoid". Jurnal Ilmiah Mahasiswa KesehatanMasyarakat 2 (6). Tempo, Mei 2017: 1-9

Profil Kesehatan Indonesia, 2010. . "Demam Tifoid". Jurnal Ilmiah MahasiswaKesehatan Masyarakat 2 (6). Tempo, Mei 2017: 1-9

Riswanto, Koes. 2009. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta :Alfamedia

Rumah Sakit Abunawas. 2017. DataKasus Penderita Demam Tifoid Rawat Inapdi Rumah Sakit Abunawas

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :Alfabeta CV

TA, Moch Imron dan Munif, Amrul. 2010. Metodologi Penelitian BidangKesehatan Bahan Ajar untuk Mahasiswa. Jakarta : Sagung Seto

Ventiani, Nadia, dkk. 2013. Frekuensi HBsAg Positif Pada Uji Saring Darah DiPalang Merah Indonesia Cabang Padang Tahun 2012. Fakultas KedokteranUniversitas Diponegoro Semarang

Widjaja, Harjadi I. 2009. Anatomi Abdomen. Jakarta : EGC

Widyastuti, Rahma. 2016. "Hubungan Kadar SGPT (Serum Glutamic PyruvicTransminase) Dengan Titer Widal Antigen O Salmonella Typi PadaPenderita Demam Typhoid". The journal of Muhammadiyah LaboratoryTechnologist 2 (1):43- 53

Page 46: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

World Health Organization. 2014. "Thyfoid Fever". Jurnal Ilmiah MahasiswaKesehatan Masyarakat 2 (6).Tempo, Mei 2017:1-9

Page 47: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus
Page 48: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

Lampiran 1

Page 49: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

Lampiran 2

TABULASI DATAANALISIS KADAR Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

(SGPT) PADA PENDERITA DEMAM TIFOID DIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

KOTA KENDARITAHUN 2018

No.Urut

TanggalPemeriksaan

InisialResponden

Umur JK Hasil Pemeriksaan Widal Kategori Hasil PemeriksaanSGPT

Nilai Rujukan KategoriO H AH H L P

1 Rabu, 2 Mei 2018 Tn. J 58 Thn L 1/80 1/160 - - Positif 22,2 U/1 0-40 U/l Normal2 Rabu, 2 Mei 2018 Tn. AM 28 Thn L 1/320 1/160 - - Positif 2,1 U/1 0-40 U/1 Normal3 Kamis, 3 Mei 2018 Tn.S 24 Thn L 1/320 1/320 - - Positif 2,2 U/1 0-40 U/1 Normal4 Sabtu, 5 Mei 2018 An. G 14 Thn L 1/320 1/320 - - Positif 36,3 U/1 0-40 U/1 Normal5 Sabtu, 5 Mei 2018 Tn. F 16 Thn L - 1/160 - - Positif 46,6 U/1 0-40 U/1 Tinggi6 Sabtu, 19 Mei 2018 An. D 8 Thn L 1/320 1/160 - - Positif 17,9 U/1 0-40 U/1 Normal7 Sabtu, 19 Mei 2018 Tn. FD 71 Thn L 1/160 1/160 - - Positif 13,6 U/1 0-40 U/1 Normal8 Sabtu, 19 Mei 2018 An. PS 9 Thn P 1/160 1/160 - - Positif 9,3 U/1 0-35 U/1 Normal9 Sabtu, 19 Mei 2018 An. A 2 Thn L 1/80 - - - Positif 8,3 U/1 0-40 U/1 Normal

10 Sabtu, 19 Mei 2018 An. A 9 Thn P 1/80 - - - Positif 16,7 U/1 0-35 U/1 Normal11 Sabtu, 19 Mei 2018 Tn. MI 24 Thn L 1/80 - - - Positif 75,4 U/1 0-40 U/1 Tinggi12 Sabtu, 19 Mei 2018 Ny. H 53 Thn P 1/320 1/320 - - Positif 14,6 U/1 0-35 U/1 Normal13 Sabtu, 19 Mei 2018 Tn. MR 39 Thn L 1/320 1/320 - - Positif 32,8 U/1 0-40 U/1 Normal14 Sabtu, 19 Mei 2018 Tn. TH 35 hn L 1/160 1/320 - - Positif 14,7 U/1 0-40 U/1 Normal15 Sabtu, 19 Mei 2018 Tn. IK 58 Thn L - 1/160 - - Positif 33,4 U/1 0-40 U/1 Normal16 Sabtu, 19 Mei 2018 Ny. N 46 Thn P - 1/320 - - Positif 36,2 U/1 0-35 U/1 Tinggi17 Sabtu, 19 Mei 2018 Tn. N 43 Thn L 1/160 1/160 - - Positif 35,8 U/1 0-40 U/1 Normal18 Sabtu, 19 Mei 2018 An. R 3 Thn L 1/320 1/320 - - Positif 44,7 U/1 0-40 U/1 Tinggi19 Rabu, 23 mei 2018 Ny. K 51 Thn P 1/160 1/160 - - Positif 12,2 U/1 0-35 U/1 Normal20 Kamis, 24 Mei 2018 Nn. AS 20 Thn P 1/320 1/160 - - Positif 34,4 U/1 0-35 U/1 Normal21 Sabtu, 26 Mei 2018 Nn. M 20 Thn P 1/320 1/320 - - Positif 28,1 U/1 0-35 U/1 Normal

Page 50: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus
Page 51: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

Lampiran 3

MASTER TABELANALISIS KADAR Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

(SGPT) PADA PENDERITA DEMAM TIFOID DIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

KOTA KENDARITAHUN 2018

No.Urut

TanggalPemeriksaan

InisialResponden

Umur JK Hasil Pemeriksaan Widal Hasil PemeriksaanSGPT

Nilai Rujukan KategoriL P Positif Negatif L P Normal Tinggi

1 Rabu, 2 Mei 2018 Tn. J 58 Thn √ √ 22,2 U/1 0-40 U/l √2 Rabu, 2 Mei 2018 Tn. AM 28 Thn √ √ 2,1 U/1 0-40 U/1 √3 Kamis, 3 Mei 2018 Tn. S 24 Thn √ √ 2,2 U/1 0-40 U/1 √4 Sabtu, 5 Mei 2018 An. G 14 Thn √ √ 36,3 U/1 0-40 U/1 √5 Sabtu, 5 Mei 2018 Tn. F 16 Thn √ √ 46,6 U/1 0-40 U/1 √6 Sabtu, 19 Mei 2018 An. D 8 Thn √ √ 17,9 U/1 0-40 U/1 √7 Sabtu, 19 Mei 2018 Tn. FD 71 Thn √ √ 13,6 U/1 0-40 U/1 √8 Sabtu, 19 Mei 2018 An. PS 9 Thn √ √ 9,3 U/1 0-35 U/1 √9 Sabtu, 19 Mei 2018 An. A 2 Thn √ √ 8,3 U/1 0-40 U/1 √

10 Sabtu, 19 Mei 2018 An. A 9 Thn √ √ 16,7 U/1 0-35 U/1 √11 Sabtu, 19 Mei 2018 Tn. MI 24 Thn √ √ 75,4 U/1 0-40 U/1 √12 Sabtu, 19 Mei 2018 Ny. H 53 Thn √ √ 14,6 U/1 0-35 U/1 √13 Sabtu, 19 Mei 2018 Tn. MR 39 Thn √ √ 32,8 U/1 0-40 U/1 √14 Sabtu, 19 Mei 2018 Tn. TH 35 hn √ √ 14,7 U/1 0-40 U/1 √15 Sabtu, 19 Mei 2018 Tn. IK 58 Thn √ √ 33,4 U/1 0-40 U/1 √16 Sabtu, 19 Mei 2018 Ny. N 46 Thn √ √ 36,2 U/1 0-35 U/1 √17 Sabtu, 19 Mei 2018 Tn.N 43 Thn √ √ 35,8 U/1 0-40 U/1 √18 Sabtu, 19 Mei 2018 An. R 3 Thn √ √ 44,7 U/1 0-40 U/1 √19 Rabu, 23 mei 2018 Ny. K 51 Thn √ √ 12,2 U/1 0-35 U/1 √20 Kamis, 24 Mei 2018 Nn. AS 20 Thn √ √ 34,4 U/1 0-35 U/1 √21 Sabtu, 26 Mei 2018 Nn. M 20 Thn √ √ 28,1 U/1 0-35 U/1 √

Page 52: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus
Page 53: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

Lampiran 4

Page 54: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

Lampiran 5

Page 55: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

Lampiran 6

Page 56: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

Lampiran 7

Page 57: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

Lampiran 8

DOKUMENTASI PENELITIAN

A. Pra Analitik

Persiapan Alat dan Bahan

No Alat Dan Bahan Yang Digunakan Keterangan

1 Auto Analyzer Palio 100

2 Setrifus

3 Cup Sampel & Rak Tabung

Page 58: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

4 Tabung EDTA

5 Mikropipet 500 µl

6 Tip Biru

Persiapan sampel

No Perlakuan Keterangan

1 Sampel darah yang sudah

diperiksa widalnya oleh

petugas lab dan positif

tifoid, diambil dan

dimasukkan kedalam

sentrifus.

Page 59: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

2 Tekan tombol start dantunggu selama 10 menitagar serum yang diperolehterbentuk lebih banyak.

B. ANALITIK

Prosedur Kerja

No Perlakuan Keterangan

1 Serum diambil sebanyak500 µl menggunakanmikropipet

2 Serum dimasukkan kedalamcup sampel (tidak boleh adagelembung)

3 Cup sampel diletakkan padaalat

Page 60: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

4 Lakukan pengaturan padakomputer lalu tekan starrandom

C. Pasca Analitik

Interpretasi Hasil

No Perlakuan Keterangan

1 Dalam 1 sampel, alat akanbekerja selama 15 menit

2 Hasil akan keluar pada layarkomputer

Page 61: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus

Lampiran 9

Page 62: ANALISIS KADAR Serum Glutamic PyruvicTransaminase (SGPT ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/453/1/skripsi suciati.pdf · Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhiyang terdapat diusus