Refarat Neuralgia Trigeminal
-
Upload
rommy-wien-mickho -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of Refarat Neuralgia Trigeminal
8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 1/15
1
BAB I
PENDAHULUAN
Trigeminal neuralgia sudah dikenal dan tertulis dalam kepustakaan medis sejak abad ke
16. Kepustakaan lama disebut juga dengan tic douloureux karena nyeri sering menimbulkan
spasme otot wajah pada sisi yang sama sehingga pasien tampak meringis atau tic convulsive.
Trigeminal neuralgia merupakan suatu kumpulan gejala yang ditandai dengan serangan sakit
yang hebat secara mendadak disertai spasme wajah dalam waktu singkat. Neuralgia trigeminal
insidensi kejadiannya berkisar 70 dari 100.000 populasi dan paling sering ditemukan pada orang
berusia lebih dari 50 tahun atau lanjut usia. Insidensinya akan meningkat sesuai dengan
meningkatnya usia. Jarang ditemukan pada usia muda. Pada usia muda lebih banyak disebabkan
oleh tumor dan sklerosis multiple. Kasus familial ditemukan pada 4% kasus. Tidak terdapat
perbedaan ras dan etnis serta insidensi pada wanita 2 kali lebih besar dibanding pria. Gejala dan
tanda dari trigeminal neuralgia adalah rasa nyeri berupa nyeri neuropatik, yaitu nyeri berat
paroksimal tajam, yang terbatas di daerah dermatom nervus trigeminus yang berlangsung singkat
beberapa detik sampai beberapa menit, tiba-tiba dan berulang. Diantara serangan biasanya ada
interval bebas nyeri dan umumnya unilateral. Trigeminal neuralgia seyogyanya dapat dibedakan
dengan nyeri wajah yang lainnya berdasarkan. Anamnesa riwayat sakit pasien. Pemeriksaan
penunjang lebih bertujuan untuk membedakan trigeminal neuralgia yang idiopatik atau
simptomatik. Terapi pada pasien ini ada 2 macam yaitu medikamentosa dan pembedahan.
Perawatan secara medikamentosa berupa pemberian obat-obatan anti konvulsan dengan cara
menurunkan hiperaktivitas nukleus nervus trigeminus di dalam brain stem. Pengobatan efektif
pada 80% kasus. Pemberian obat dimulai dengan dosis yang paling minimal, kemudian karena
penyakit ini memiliki progresivitas dan rasa sakit yang makin berat dan lebih sering maka
dibutuhkan penambahan dosis dimana akan menimbulkan suatu efek samping atau kontrol rasa
sakit yang tidak adekuat. Pemberian obat-obatan ini dapat diberikan secara tunggal atau
dikombinasi dengan lainnya. Jika perawatan dengan obat-obatan sampai dosis maksimal dan
dengan kombinasi beberapa obat sudah tidak mengurangi rasa sakit lagi maka terapi dengan
pembedahan menjadi pilihan.
8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 2/15
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Trigeminal neuralgia adalah suatu serangan nyeri wajah dengan gejala khas berupa nyeri
unilateral tiba-tiba, seperti tersengat listrik berlangsung singkat, jelas terbatas, pada satu atau
lebih distribusi cabang N. trigeminus. Nyeri umumnya dicetuskan oleh stimulus ringan seperti
membasuh, bercukur, merokok, bercakap, atau menggosok gigi (factor pencetus) dan umumnya
timbul spontan. Terdapat trigger area (kawasan terbatas yang terutama sangat peka terhadap
presipitasi nyeri). Di plika naso labialis dan atau dagu. Nyeri umumnya remisi dalam jangka
waktu yang bervariasi.3
Gangguan ini umumnya mengenai pasien berusia lebih dari 50 tahun, dan disebabkan
oleh kompresi radiks sensoris trigeminus yang dekat dengan batang otak.sebelumnya neuralgia
trigeminal dibagi menjadi idiopatik dan simtomatik. Kasus simtomatik yaitu tumor pada sudut
serebelopontin dan sklerosis multipel pada usia yang lebih muda (ketika demielinisasi yang
mencapai serabut sensorik trigeminus di batang otak). Saat ini diketahui,bahkan pada kasus-
kasus yang awalnya idiopatik, terdapat penyebab kompresi pada radiks sensorik trigeminus,yang
biasanya berupa lengkungan arterial aberans.1
2.2 Anatomi Nervus Trigeminus
Nervus trigeminus atau saraf otak kelima atau saraf otak trifasial merupakan saraf otak
terbesar diantara 12 saraf otak, bersifat campuran karena terdiri dari komponen sensorik yang
mempunyai daerah persarafan yang luas yang disebut portio mayor dan komponen motorik yang
persarafannya sempit disebut portio minor. Komponen-komponen ini keluar dari permukaan
anterolateral bagian tengah pons dan berjalan ke anterior pada dasar fossa kranialis posteriormelintasi bagian petrosa tulang pelipis ke fossa kranialis media. Komponen sensorik dan motorik
bergabung didalam ganglion trigeminus atau ganglion gaseri, kemudian berjalan bersama-sama
sebagai saraf otak kelima. Nervus trigeminal mempersarafi wajah dan kepala. Terdapat 3 divisi
yang menginervasi daerah dahi dan mata (V1 optalmikus), pipi (V2 maksilaris) serta wajah
bagian bawah dan rahang (V3 mandibularis). Fungsi nervus trigeminus adalah sensasi sentuhan
8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 3/15
3
wajah, sakit dan suhu, dan juga kontrol otot pengunyahan. Fungsi nervus trigeminus harus
dibedakan dengan nervus fasialis (nervus cranialis ke VII) yang mengontrol semua gerakan
wajah. Tiga divisi nervus trigeminal muncul bersama-sama pada daerah yang disebut ganglion
gaseri. Dari sana, akar nervus trigeminal berjalan kebelakang kearah sisi brain stem dan masuk
ke pons. Dalam brain stem, sinyal akan berjalan terus mencapai kelompok neuron khusus yang
disebut nukleus nervus trigeminal. Informasi dibawa ke brain stem oleh nervus trigeminus
kemudian diproses sebelum dikirim ke otak dan korteks serebral, dimana persepsi sensasi wajah
akan diturunkan.2
2.3 Epidemiologi
Neuralgia Trigeminal banyak diderita pada usia diatas sekitar 40 tahun dengan rata – rata antara
50 sampai 58 tahun , walaupun kadang – kadang ditemukan pada usia muda terutama jenis atipikal atau
sekunder, dan ada yang melaporkan kasus neuralgia trigeminal pada anak laki – laki usia 9 tahun. Pada
wanita sedikit lebih banyak dibandingkan dengan laki- laki dengan perbandingan 1,6 : 1. Faktor ras dan
etnik tampaknya tidak terpengaruh terhadap kejadian Neuralgia Trigeminal. Prevalensi lebih kurang 155
per 100.000 penduduk dan insidensi 40 per 1.000.000.Angka prevalensi maupun insidensi untuk
Indonesia belum pernah dilaporkan . Bila insidensi dianggap sama dengan Negara lain maka terdapat ±
8000 penderita baru pertahun. Akan tetapi mengingat harapan hidup orang Indonesia makin tinggi maka
diperkirakan prevalensi penderita Neuralgia Trigeminal akan meningkat.4
8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 4/15
4
2.4 Etiologi
Mengenai etiologi sampai sekarang juga masih belum jelas, seperti yang disebutkan
diatas tadi tetapi ada beberapa penyebab yang berhubungan dengan gigi, dari berbagai
kepustakaan disebut sebagai berikut. Seperti diketahui N. V merupakan satu-satunya serabut
saraf yang kemungkinan selalu dihadapkan dengan keadaan sepsis sepanjang hidup. Keadaan
sepsis tersebut dapat berupa karies gigi, abses, sinusitis, pencabutan gigi oleh berbagai sebab,
infeksi periodontal, yang kesemuanya diperkirakan dapat menjadi penyebab neuralgia
trigeminal. Akan tetapi bukti lain menunjukkan banyak juga penderita dengan infeksi disekitar
mulut, cabut gigi yang tidak menderita neuralgia trigemina. Disisi lain, tidak jarang pula
penderita neuralgia trigemina yang ditemukan tanpa menderita infeksi seperti tersebut diatas.4
Dahulu diketahui bahwa neuralgia trigemina berawal dari dikeluhkannya rasa nyeri area
mulut pasca suatu prosedur dental sehingga berakibat munculnya diagnosis sebagai dry socket
pasca ekstraksi gigi. Oleh karena seringnya keluhan nyeri dirasakan pada gigi geligi atas atau
bawah disatu sisi, maka penderita terdorong mencari pengobatan ke bagian gigi dengan asumsi
nyeri tersebut berasal dari gigi.4
Setelah dilakukan ekstraksi gigi timbul nyeri setelah 24-48 jam kemudian dan biasanya
disebabkan adanya osteitis superfisial pada tulang alveolar. Pada pemeriksaan tidak
menunjukkan adanya pembekuan darah setelah dilakukan ekstraksi maupun tidak ada nyeri lokal
pada waktu dilakukan palpasi.4
Satu laporan kasus disebutkan kurang lebih sekitar 2 bulan setelah dilakukan ”
endodontic treatment ” timbul nyeri paroxysmal yang tajam, dan makin bertambah frekwensinya,
dan nyeri timbul bila ada ” trigger ” sentuhan ringan pada pipi kiri dan setiap serangan
berlangsung 1-2 detik dan kadang sampai 5-10 serangan berulang, kemudian akhirnya
didiagnosa sebagai Neuralgia Trigeminal.4
Pada satu penelitian kasus dari 48 penderita dengan NT , 31 penderita yang diobati
sebelumnya telah mengalami 83 tindakan prosedur ”dental” diantaranya ekstraksi tunggal,
ekstraksi multipel, prosedur endodontik, ” complete denture”, ” periapical surgery ” dsbnya.
Kesimpulan hasil penelitian didapatkan adanya korelasi yang bermakna antara sejumlah pasien
yang mendapat tindakan terapi ”dental” dengan durasi terjadinya neuralgia trigeminal.4
8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 5/15
5
2.5 Patofisiologi
Patofisiologis terjadinya suatu trigeminal neuralgia sesuai dengan penyebab terjadinya
penyakit tersebut. Penyebab-penyebab dari terjadinya trigeminal neuralgia adalah penekanan
mekanik oleh pembuluh darah, malformasi arteri vena disekitarnya, penekanan oleh lesi atau
tumor, sklerosis multipel, kerusakan secara fisik dari nervus trigeminus oleh karena pembedahan
atau infeksi, dan yang paling sering adalah factor yang tidak diketahui. Penekanan mekanik
pembuluh darah pada akar nervus ketika masuk ke brain stem yang paling sering terjadi,
sedangkan diatas bagian nervus trigeminus/portio minor jarang terjadi. Pada orang normal
pembuluh darah tidak bersinggungan dengan nervus trigeminus. Penekanan ini dapat disebabkan
oleh arteri atau vena baik besar maupun kecil yang mungkin hanya menyentuh atau tertekuk
pada nervus trigeminus. Arteri yang sering menekan akar nervus ini adalah arteri cerebelar
superior. Penekanan yang berulang menyebabkan iritasi dan akan mengakibatkan hilangnya
lapisan mielin (demielinisasi) pada serabut saraf. Sebagai hasilnya terjadi peningkatan aktifitas
aferen serabut saraf dan penghantaran sinyal abnormal ke nukleus nervus trigeminus dan
menimbulkan gejala trigeminal neuralgia. Teori ini sama dengan patofisiologi terjadinya
trigeminal neuralgia oleh karena suatu lesi atau tumor yang menekan atau menyimpang ke
nervus trigeminus.2
Pada kasus sklerosis multipel yaitu penyakit otak dan korda spinalis yang
ditandai dengan hilangnya lapisan myelin yang membungkus saraf, jika sudah melibatkan sistem
nervus trigeminus maka akan menimbulkan gejala neuralgia trigeminal. Pada tipe ini sering
terjadi secara bilateral dan cenderung terjadi pada usia muda sesuai dengan kecenderungan
terjadinya sklerosis multipel. Adanya perubahan pada mielin dan akson diperkirakan akan
menimbulkan potensial aksi ektopik berupa letupan spontan pada saraf. Aktivitas ektopik ini
terutama disebabkan karena terjadinya perubahan ekspresi dan distribusi saluran ion natrium
sehingga menurunnya nilai ambang membran. Kemungkinan lain adalah adanya hubungan
ephaptic antar neuron, sehingga serabut saraf dengan nilai ambang rendah dapat mengaktivasi
serabut saraf yang lainnya dan timbul pula cross after discharge.
2
Selain itu aktivitas aferenmenyebabkan dikeluarkannya asam amino eksitatori glutamat. Glutamat akan bertemu dengan
reseptor glutamat alfa-amino-3-hidroxy-5- methyl-4-isaxole propionic acid (AMPA) di post sinap
sehingga timbul depolarisasi dan potensial aksi. Aktivitas yang meningkat akan disusul dengan
aktifnya reseptor glutamat lain N-Methyl-D-Aspartate (NMDA) setelah ion magnesium yang
menyumbat saluran di reseptor tersebut tidak ada. Keadaan ini akan menyebabkan saluran ion
8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 6/15
6
kalsium teraktivasi dan terjadi peningkatan kalsium intra seluler. Mekanisme inilah yang
menerangkan terjadinya sensitisasi sentral.2
2.6 Klasifikasi
Klasifikasi Neuralgia trigeminal dibagi menjadi dua yaitu :
2.6.1 Neuralgia Trigeminal Klasik
Trigeminal neuralgia adalah suatu serangan nyeri wajah dengan gejala khas berupa nyeri
unilateral tiba-tiba, seperti tersengat listrik berlangsung singkat, jelas terbatas, pada satu atau
lebih distribusi cabang N. trigeminus. Nyeri umumnya dicetuskan oleh stimulus ringan seperti
membasuh, bercukur, merokok, bercakap, atau menggosok gigi (factor pencetus) dan umumnya
timbul spontan. Terdapat trigger area (kawasan terbatas yang terutama sangat peka terhadap
presipitasi nyeri). Di plika naso labialis dan atau dagu. Nyeri umumnya remisi dalam jangka
waktu yang bervariasi.3
Kriteria diagnostik:
1. Serangan nyeri, paroxysmal beberapa detik sampai dua menit melibatkan 1 atau lebuh
cabang N.trigeminus dan memenuhi kriteria B dan C
2. Nyeri paling sedikit memenuhi kriteria sbb:
- Kuat,tajam,superfisial, atau rasa menikam.
- Dipresipitasi dari tringer area atau oleh faktor pencetus.
3. Jenis serangan stereotyped pada masing- masing individu.
4. Tidak ada defisit neurologik.
5. Tidak berkaitan dengan serangan lain.3
2.6.2 Neuralgia Trigeminal Simtomatik
Nyeri sama dengan neuralgia trigeminal klasik akan tetapi ini disebabkan oleh kelainan
structural ( yang nyata dibuktikan pada pemeriksaan canggih) selain dari kompresi pembuluh
darah.3
8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 7/15
7
Kriteria diagnostik
a. Serangan nyeri proksismal selama beberapa detik sampai 2 menit dengan atau tanpa nyeri
persisten diantara serangan proksismal melibatkan 1 atau lebih cabang /defisi nervus
trigeminus dan memenuhi kriteria B dan C.
b. Nyeri paling sedikit satu dari karakteristik tsb dibawah ini :
- Kuat,tajam,superficial atau rasa menikam
- Dicetuskan dari trigger area atau oleh faktor pencetus
c. Jenis serangan stereotyped pada masing masing individu
d. Lesi penyebab adalah selain kompresi pembuluh darah, juga kelainan struktural yang
nyata terlihat pada pemeriksaan canggih dan atau eksplorasi fossa posterior.3
2.7 Manifestasi Klinis
Pasien mengalami nyeri wajah unilatral dengan distribusi pada satu atau lebih divisi
nervus trigeminus (devisi mandibularis dan maksilaris paling sering terkena). Sifat nyeri seperti
ditusuk tusuk cepat,berat,tajam,menusuk,seperti sengatan listrik-walaupun kadang terdapat juga
nyeri terus menerus. Sering kali ada area ‘pemicu’yang jika diberi tekanan lembut pun akan
menyebabkan nyeri. Sehingga, pasien kemudian malas membasuh wajah atau mencukur karena
takut nyeri. Kadang nyeri dapet tercetus hanya dengan berbicara atau terkena angin dingin.1
Trigeminal neuralgia memberikan gejala dan tanda sebagai berikut:
1. Rasa nyeri berupa nyeri neuropatik, yaitu nyeri berat paroksimal, tajam, seperti menikam,
tertembak, tersengat listrik, terkena petir, atau terbakar yang berlangsung singkat beberapa
detik sampai beberapa menit tetapi kurang dari dua menit, tiba-tiba dan berulang. Diantara
serangan biasanya ada interval bebas nyeri, atau hanya ada rasa tumpul ringan.2. Lokasi nyeri umumnya terbatas di daerah dermatom nervus trigeminus dan yang
karakteristik nyeri unilateral. Tersering nyeri didaerah distribusi nervus mandibularis (V2)
19,1% dan nervus maksilaris (V3) 14,1% atau kombinasi keduanya 35,9% sehingga paling
sering rasa nyeri pada setengah wajah bawah. Jarang sekali hanya terbatas pada nervus
optalmikus (V3) 3,3%. Sebagian pasien nyeri terasa diseluruh cabang nervus trigeminus
8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 8/15
8
(15,5%) atau kombinasi nervus maksilaris dan optalmikus (11,5%). Jarang ditemukan
kombinasi nyeri padam daerah distribusi nervus optalmikus dan mandibularis (0,6%).
Nyeri bilateral 3,4%, nyeri jarang terasa pada kedua sisi bersamaan, umumnya diantara
kedua sisi tersebut dipisahkan beberapa tahun. Kasus bilateral biasanya berhubungan
dengan sklerosis multiple atau familial.2
3. Trigeminal neuralgia dapat dicetuskan oleh stimulus non-noksius seperti perabaan ringan,
getaran, atau stimulus mengunyah. Akibatnya pasien akan mengalami kesulitan atau timbul
saat gosok gigi, makan, menelan, berbicara, bercukur wajah, tersentuh wajah, membasuh
muka bahkan terhembus angin dingin. Biasanya daerah yang dapat mencetuskan nyeri
(triger area) diwajah bagian depan, sesisi dengan nyeri pada daerah percabangan nervus
trigeminus yang sama. Bila triger area didaerah kulit kepala, pasien takut untuk
berkeramas atau bersisir.2
4. Nyeri pada trigeminal neuralgia dapat mengalami remisi dalam satu tahun atau lebih. Pada
periode aktif neuralgia, karakteristik terjadi peningkatan frekuensi dan beratnya serangan
nyeri secara progresif sesuai dengan berjalannya waktu.
5. Sekitar 18% penderita dengan trigeminal neuralgia, pada awalnya nyeri atipikal yang
makin lama menjadi tipikal, disebut preneuralgia trigeminal . Nyeri terasa tumpul, terus-
menerus pada salah satu rahang yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa tahun.
Stimulus termal dapat menimbulkan nyeri berdenyut sehingga sering dianggap sebagai
nyeri dental. Pemberian terapi anti konvulsan dapat meredakan nyeri preneuralgia
trigeminal sehingga cara ini dapat dipakai untuk membedakan kedua nyeri tersebut.
6. Pada pemeriksaan fisik dan neurologik biasanya normal atau tidak ditemukan defisit
neurologik yang berarti. Hilangnya sensibilitas yang bermakna pada nervus trigeminal
mengarah pada pencarian proses patologik yang mendasarinya, seperti tumor atau infeksi
yang dapat merusak syaraf. Pada tumor selain nyerinya atipikal dan hilangnya sensibilitas,
disertai pula gangguan pada syaraf kranial lainnya.2
2.8 Diagnosis
Pada saat ini belum ada tes yang dapat diandalkan dalam mendiagnosa neuralgia
trigeminal. Diagnosa neuralgia trigeminal dibuat berdasarkan anamnesa pasien secara teliti dan
pemeriksaan fisik yang cermat. Pada anamnesa yang perlu diperhatikan adalah lokalisasi nyeri ,
8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 9/15
9
kapan dimulainya nyeri , menentukan interval bebas nyeri, menentukan lamanya , efek samping,
dosis, dan respons terhadap pengobatan, menanyakan riwayat penyakit lain seperti ada penyakit
herpes atau tidak, dan sebagainya . Pada pemeriksaan fisik neurologi dapat ditemukan sewaktu
terjadi serangan, penderita tampak menderita sedangkan diluar serangan tampak normal. Reflek
kornea dan test sensibilitas untuk menilai sensasi pada ketiga cabang nervus trigeminus
bilateral.Membuka mulut dan deviasi dagu untuk menilai fungsi otot masseter (otot pengunyah)
dan fungsi otot pterygoideus. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan seperti CT scan kepala
atau MRI kepala. CT scan kepala dari fossa posterior bermanfaat untuk mendeteksi tumor yang
tidak terlalu kecil dan aneurisma. MRI sangat bermanfaat karena dengan alat ini dapat dilihat
hubungan antara saraf dan pembuluh darah juga dapat mendeteksi tumor yang masih kecil, MRI
juga diindikasikan pada penderita dengan nyeri yang tidak khas distribusinya atau waktunya
maupun yang tidak mempan pengobatan. Indikasi lain misalnya pada penderita yang onsetnya
masih muda, terutama bila jarang – jarang ada saat – saat remisi dan terdapat gangguan
sensisibilitas yang obyektif. Selain itu harus diingat, bahwa neuralgia trigeminal yang klasik
dengan hanya sedikit atau tanpa tanda-tanda abnormal ternyata bisa merupakan gejala – gejala
dari tumor fossa posterior.4
Pada pemeriksaan fisik dan neurologik biasanya normal atau tidak ditemukan defisit
neurologik yang berarti. Hilangnya sensibilitas yang bermakna pada nervus trigeminal mengarah
pada pencarian proses patologik yang mendasarinya, seperti tumor atau infeksi yang dapat
merusak syaraf. Pada tumor selain nyerinya atipikal dan hilangnya sensibilitas, disertai pula
gangguan pada syaraf kranial lainnya. Pemeriksaan penunjang lebih bertujuan untuk
membedakan trigeminal neuralgia yang idiopatik atau simptomatik. CT Scan kepala untuk
melihat keberadaan tumor. Sklerosis multiple dapat terlihat dengan Magnetic Resonance Imaging
(MRI). MRI ini sering digunakan sebelum tindakan pembedahan untuk melihat kelainan
pembuluh darah. Diagnosa trigeminal neuralgia dibuat dengan mempertimbangkan. Riwayat
kesehatan dan gambaran rasa sakitnya. Sementara tidak ada pemeriksaan diagnostic yang dapatmempertegas adanya kelainan ini. Teknologi CT Scan dan MRI sering digunakan untuk melihat
adanya tumor atau abnormalitas lain yang menyebabkan sakit tersebut. Pemeriksaan MRTA
(high-definition MRI angiography) pada nervus trigeminal dan brain stem dapat menunjukkan
daerah nervus yang tertekan oleh vena atau arteri. Sebagai tambahan, dilakukan pemeriksaan
fisik untuk menentukan stimuli pemicu, dan lokasi yang pasti dari sakitnya. Pemeriksaan
8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 10/15
10
termasuk inspeksi komea, nostril, gusi, lidah dan dipipi untuk melihat bagaimana daerah tersebut
merespon sentuhan dan perubahan suhu (panas dan dingin).2
Diagnosis banding
1. Post herpetic neuralgia
2. Cluster headache
3. Glossopharingeal neuralgia
4. Kelainan temporomandibuler.
5. Sinusitis
6. Migrain
7. Giant cell arteritis
8. Atypical facial pain
2.9 Penatalaksanaan
Seperti diketahui terapi dari trigeminal neuralgia ada 2 macam yaitu terapi
medikamentosa dan terapi pembedahan. Telah disepakati bahwa penanganan lini pertama untuk
trigeminal neulalgia adalah terapi medikamentosa. Tindakan bedah hanya dipertimbangkan
apabila terapi medikamentosa mengalami kegagalan. Sebagai suatu penyakit yang memiliki
progresivitas dan rasa sakit yang makin menjadi berat dan lebih sering, penembahan dosis dan
kombinasi obat-obatan sangatlah dibutuhkan dimana akan menimbulkan suatu efek samping atau
kontrol rasa sakit yang tidak adekuat. Setiap pasien memiliki toleransi yang berbeda terhadap
obat-obatan dan rasa sakitnya. Untuk itu banyak faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
pemberian obat anti konvulsi untuk pengobatan trigeminal neuralgia. Pemberian obat diberikan
secara bertahap, diawali dengan dosis minimal, jika terjadi peningkatan progresivitas rasa sakit
maka dosis dinaikkan sampai dosis maksimal, yang dapat ditoleransi tubuh. Pada penggunaan
dosis diatas minimal, dalam pengurangan dosis, juga harus dilakukan secara bertahap. Pemberian
obat umumnya dimulai dengan pemberian 1 jenis. Dosisnya ditambah sesuai dengan kebutuhan
dan toleransinya. Jika 1 jenis obat tidak menunjukan efektifitasnya, obat-obatan alternative lain
dapat dicoba secara tunggal atau kombinasi.2
Saat ini obat-obatan yang digunakan untuk terapi
adalah obat-obatan anti konvulsi seperti karbamazepine (tegretol), phenitoin (dilandin),
8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 11/15
11
oxykarbazepine (trileptal), dan gabapentin (neurontin). Tidak seperti sakit neuropatik lainnya,
trigeminal neuralgia hanya merespon anti konvulsan dan tidak merespon anti depresan atau
opioid. Obat anti konvulsan dapat mengurangi serangan trigeminal neuralgia dengan
menurunkan hiperaktifitas nukleus nervus trigeminus di dalam brain stem.2
\
2.9.1 Karbamazepine (Tegretol)
Karbamazepine memperlihatkan efek analgesik yang selektif misalnya pada tabes
dorsalis dan neuropati lainnya yang sukar diatasi dengan analgesik biasa. Awalnya obat ini hanya
dipergunakan untuk pengobatan trigeminal neuralgia, kemudian ternyata obat ini efektif juga
terhadap bangkitan partial kompleks dan bangkitan tonik-tonik seperti epilepsi. Atas
pertimbangan untung rugi penggunaan karbamazepine maka tidak dianjurkan untuk mengatasi
nyeri ringan yang dapat diatasi dengan analgesik biasa. Sebagian besar penderita trigeminal
neuralgia mengalami penurunan sakit yang berarti dengan menggunakan obat ini. Karena potensi
untuk menimbulkan efek samping sangat luas, khususnya gangguan darah seperti leukopeni,
anemia aplastik dan agranulositosis maka pasien yang akan diterapi dengan obat ini dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan nilai basal dari darah dan melakukan pemeriksaan ulang selama
pengobatan. Efek samping yang timbul dalam dosis yang besar yaitu drowsiness, mental
confusion, dizziness, nystagmus, ataxia, diplopia, nausea dan anorexia. Terdapat juga reaksi
serius yang tidak berhubungan dengan dosis yaitu allergic skin rash, gangguan darah seperti
leukopenia atau agranulocytosis, atau aplastic anemia, keracunan hati, congestive heart failure,
halusinasi dan gangguan fungsi seksual. Pemberian karbamazepine dihentikan jika jumlah
leukosit abnormal (rendah). Jika efek samping yang timbul parah, dosis karbamazepine perhari
dapat dikurangi 1-3 perhari, sebelum mencoba menambah dosis perharinya lagi. Karbamazepine
diberikan dengan dosis berkisar 600-1200 mg, dimana hampir 70% memperlihatkan perbaikan
gejala. Meta analisa tegretol yang berisi karbamazepine mempunyai number needed to treat
(NNT) 2,6 (2,2 – 3,3). Dosisdimulai dengan dosis minimal 1-2 pil perhari, yang secara bertahap
dapat ditambah hingga rasa sakit hilang atau mulai timbul efek samping. Selama periode remisi
dosis dapat dikurangi secara bertahap. Karbamazepine dapat dikombinasi dengan fenitoin atau
baklofen bila nyeri membandel, atau diubah ke oxykarbazepine.2
8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 12/15
12
2.9.2 Oxykarbazepine (Trileptal)
Oxikarbazepine merupakan ketoderivat karbamazepine dimana mempunyai efek samping
lebih rendah dibanding dengan karbamazepine dan dapat meredakan nyeri dengan baik. Trileptal
atau oxikarbazepine merupakan suatu bentuk dari trigretol yang efektif untuk beberapa pasien
trigeminal neuralgia. Dosis umumnya dimulai dengan 2 x 300mg yang secara bertahap
ditingkatkan untuk mengontrol rasa sakitnya. Dosis maksimumnya 2400-3000mg perhari. Efek
samping yang paling sering adalah nausea, mual, dizziness, fatique dan tremor . Efek samping
yang jarang timbul yaitu rash, infeksi saluran pernafasan, pandangan ganda dan perubahan
elektrolit darah. Seperti obat anti-seizure lainnya, penambahan dan pengurangan obat harus
secara bertahap.2
2.9.3 Phenytoin (Dilantin)
Phenitoin merupakan golongan hidantoin dimana gugus fenil atau aromatic lainnya pada
atom C5 penting untuk pengendalian bangkitan tonik-klonik. Phenitoin berefek anti konvulsi
tanpa menyebabkan depresi umum SSP. Sifat anti konvulsi obat ini berdasarkan pada
penghambatan penjalaran rangsang dari focus kebagian lain di otak. Efek stabilisasi membran sel
lainnya yang juga mudah terpacu misalnya sel sistem konduksi di jantung. Phenitoin juga
mempengaruh perpindahan ion melintasi membran sel, dalam hal ini khususnya dengan lebih
mengaktifkan pompa Na+ neuron. Bangkitan tonik-klonik dan beberapa bangkitan parsial dapat
pulih secara sempurna. Phenitoin harus hati-hati dalam mengkombinasikan dengan
karbamazepine karena dapat menurunkan dan kadang-kadang menaikkan kadar phenitoin dalam
plasma, sebaiknya diikuti dengan pengukuran kadar obat dalam plasma. Phenitoin dengan kadar
dalam serum 15-25 g/mL pada 25% pasien trigeminal neuralgia dapat meredakan nyeri. Kadar
obat tersebut diatas dipertahankan selama 3 minggu, jika nyeri tidak berkurang sebaiknya obat
dihentikan karena dosis yang lebih tinggi akan menyebabkan toksisitas. Phenytoin dapat
mengobati lebih dari setengah penderita trigeminal neuralgia dengan dosis 300-500 mg dibagi
dalam 3 dosis perhari. Phenytoin dapat juga diberikan secara intra vena untuk mengobati
kelainan ini dengan eksaserbasi yang berat. Dosis maksimum tergantung keparahan efek
samping yang ditimbulkannya adalah nystagmus, dysarthria, ophthalmoplegia dan juga
8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 13/15
13
mengantuk serta kebingungan. Efek lainnya adalah hiperplasia gingiva dan hypertrichosis.
Komplikasi serius tapi jarang terjadi adalah allergic skin rashes, kerusakan liver dan gangguan
darah.3
2.9.4 Baklofen (Lioresal)
Baklofen tidaklah seefektif karbamazepine atau phenytoin, tetapi dapat dikombinasi
dengan obat-obat tersebut. Obat ini berguna pada pasien yang baru terdiagnosa dengan rasa nyeri
relatif ringan dan tidak dapat mentoleransi karbamazepine. Dosis awalnya 2-3x5 mg dalam
sehari, dan secara bertahap ditingkatkan. Dosis untuk menghilangkan rasa sakit secara komplit
50-80 mg perhari. Baklofen memiliki durasi yang pendek sehingga penderita trigeminal
neuralgia yang berat membutuhkan dosis setiap 2-4 jam. Efek samping yang paling sering timbul
karena pemakaian baklofen adalah mengantuk, pusing, nausea dan kelemahan kaki. Baklofen
tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba setelah pemakaian lama karena dapat terjadi halusinasi
atau serangan jantung.3
2.9.5 Gabapentin (Neurontin)
Gabapentin dengan struktur seperti neurotransmiter inhibitor gammaaminobutyric acid
(GABA). Obat ini kemungkinan bekerja dengan memodulasi saluran kalsium pada alfa-2 delta
subunit dari voltage-dependent calcium chanel . Dosis yang dianjurkan 1200-3600 mg/hari. Obat
ini hampir sama efektifnya dengan karbamazepine tetapi efek sampingnya lebih sedikit. Dosis
awal biasanya 3x300 mg/hari dan ditambah hingga dosis maksimal. Reaksi merugikan paling
sering adalah somnolen, ataksia, fatique dan nystagmus. Seperti semua obat, penghentian secara
cepat harus dihindari.2
8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 14/15
14
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Trigeminal neuralgia adalah suatu serangan nyeri wajah dengan gejala khas berupa nyeri
unilateral tiba-tiba, seperti tersengat listrik berlangsung singkat, jelas terbatas, pada satu atau
lebih distribusi cabang N. trigeminus. Nyeri umumnya dicetuskan oleh stimulus ringan seperti
membasuh, bercukur, merokok, bercakap, atau menggosok gigi (factor pencetus) dan umumnya
timbul spontan
Trigeminal neuralgia merupakan salah satu kelanan nyeri orofasial yang disebabkan
adanya gangguan nervus trigeminus. Kelainan ini sangat mengganggu, sehingga dapat
menurunkan kualitas hidup pasien. Trigeminal neuralgia seyogyanya dapat dibedakan dengan
nyeri wajah lainnya.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa yang akurat dan mengetahu secara pasti
stimulus pencetus dan lokasi nyeri saat pemeriksaan. Pada saat ini belum ada tes yang dapat
diandalkan dalam mendiagnosa neuralgia trigeminal. Diagnosa neuralgia trigeminal dibuat
berdasarkan anamnesa pasien secara teliti dan pemeriksaan fisik yang cermat. Pada anamnesa
yang perlu diperhatikan adalah lokalisasi nyeri , kapan dimulainya nyeri , menentukan interval
bebas nyeri, menentukan lamanya , efek samping, dosis, dan respons terhadap pengobatan,
menanyakan riwayat penyakit lain seperti ada penyakit herpes atau tidak, dan sebagainya
Kriteria diagnose dari trigeminal neuralgia disesuaikan dengan yang dikemukakan oleh
klasifikasi Internasional Headache Society 1988. Penanganan lini pertama untuk trigeminal
neuralgia adalah terapi dengan obat-obatan. Tindakan bedah hanya dipertimbangkan apabila
terapi dengan obat-obatan mengalami kegagalan. Hampir 80% terapi dengan obat-obatan dapat
mengurangi penderitaan pasien.
8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 15/15
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Ginsberg, Lionel. 2008. Lecture Notes Neurologi. Jakarta : Erlangga
2. Lucky Riawan, drg, Sp.BM Terapi Medikamentosa Pada Trigeminal Neuralgia, 09 juni 2014http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2011/10/pustaka_unpad_terapi_medikamentosa_pada_trigeminal_neuralgia.
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, diagnostik dan penatalaksanaan nyeri kepala,editor : hasan sjahrir 2005
4. Utoyo Sunaryo, didalam (www.perdossi.or.id) neuralgia trigeminal, 10 Juni 2014
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8
&ved=0CCsQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.perdossi.or.id%2Fdoc%2Fcpd%2Fattachment%2F308%2F3026%2FNEURALGIA%2520TRIGEMINAL%2520naskah.doc&ei=RhKX
U4fhFs268gWayIIo&usg=AFQjCNGmxU-
8M0JIVxvSCvdyizAkOguBjw&bvm=bv.68445247,d.c2E