Refarat Neuralgia Trigeminal

15
1 BAB I PENDAHULUAN Trigeminal neuralgia sudah dikenal dan tertulis dalam kepustakaan medis sejak abad ke 16. Kepustakaan lama disebut juga dengan tic douloureux karena nyeri sering menimbulkan spasme otot wajah pada sisi yang sama sehingga pasien tampak meringis atau tic convulsive. Trigeminal neuralgia merupakan suatu kumpulan gejala yang ditandai dengan serangan sakit yang hebat secara mendadak disertai spasme wajah dalam waktu s ingkat. Neuralgia trigeminal insidensi kejadiannya berkisar 70 dari 100.000 populasi dan paling sering ditemukan pada orang  berusia lebih dari 50 tahun atau lanjut usia. Insidensinya akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Jarang ditemukan pada usia muda. Pada usia muda lebih banyak disebabkan oleh tumor dan sklerosis multiple. Kasus familial ditemukan pada 4% kasus. Tidak terdapat  perbedaan ras dan etnis serta insidensi pada wanita 2 kali lebih besar dibanding pria. Gejala dan tanda dari trigeminal neuralgia adalah rasa nyeri berupa nyeri neuropatik, yaitu nyeri berat  paroksimal tajam, yang terbatas di daerah dermatom nervus trigeminus yang berlangsung singkat  beberapa detik sampai beberapa menit, tiba-tiba dan berulang. Diantara serangan biasanya ada interval bebas nyeri dan umumnya unilateral. Trigeminal neuralgia seyogyanya dapat dibedakan dengan nyeri wajah yang lainnya berdasarkan. Anamnesa riwayat sakit pasien. Pemeriksaan  penunjang lebih bertujuan untuk membedakan trigeminal neuralgia yang idiopatik atau simptomatik. Terapi pada pasien ini ada 2 macam yaitu medikamentosa dan pembedahan. Perawatan secara medikamentosa berupa pemberian obat-obatan anti konvulsan dengan cara menurunkan hiperaktivitas nukleus nervus trigeminus di dalam brain  stem. Pengobatan efektif  pada 80% kasus. Pemberian obat dimulai dengan dosis yang paling minimal, kemudian karena  penyakit ini memiliki progresivitas dan rasa sakit yang makin berat dan lebih sering maka dibutuhkan penambahan dosis dimana akan menimbulkan suatu efek samping atau kontrol rasa sakit yang tidak adekuat. Pemberian obat-obatan ini dapat diberikan secara tunggal atau dikombinasi dengan lainnya. Jika perawatan dengan obat-obatan sampai dosis maksimal dan dengan kombinasi beberapa obat sudah tidak mengurangi rasa sakit lagi maka terapi dengan  pembedahan menjadi pilihan.  

Transcript of Refarat Neuralgia Trigeminal

8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 1/15

1

BAB I

PENDAHULUAN

Trigeminal neuralgia sudah dikenal dan tertulis dalam kepustakaan medis sejak abad ke

16. Kepustakaan lama disebut juga dengan tic douloureux karena nyeri sering menimbulkan

spasme otot wajah pada sisi yang sama sehingga pasien tampak meringis atau tic convulsive.

Trigeminal neuralgia merupakan suatu kumpulan gejala yang ditandai dengan serangan sakit

yang hebat secara mendadak disertai spasme wajah dalam waktu singkat. Neuralgia trigeminal

insidensi kejadiannya berkisar 70 dari 100.000 populasi dan paling sering ditemukan pada orang

 berusia lebih dari 50 tahun atau lanjut usia. Insidensinya akan meningkat sesuai dengan

meningkatnya usia. Jarang ditemukan pada usia muda. Pada usia muda lebih banyak disebabkan

oleh tumor dan sklerosis multiple. Kasus familial ditemukan pada 4% kasus. Tidak terdapat

 perbedaan ras dan etnis serta insidensi pada wanita 2 kali lebih besar dibanding pria. Gejala dan

tanda dari trigeminal neuralgia adalah rasa nyeri berupa nyeri neuropatik, yaitu nyeri berat

 paroksimal tajam, yang terbatas di daerah dermatom nervus trigeminus yang berlangsung singkat

 beberapa detik sampai beberapa menit, tiba-tiba dan berulang. Diantara serangan biasanya ada

interval bebas nyeri dan umumnya unilateral. Trigeminal neuralgia seyogyanya dapat dibedakan

dengan nyeri wajah yang lainnya berdasarkan. Anamnesa riwayat sakit pasien. Pemeriksaan

 penunjang lebih bertujuan untuk membedakan trigeminal neuralgia yang idiopatik atau

simptomatik. Terapi pada pasien ini ada 2 macam yaitu medikamentosa dan pembedahan.

Perawatan secara medikamentosa berupa pemberian obat-obatan anti konvulsan dengan cara

menurunkan hiperaktivitas nukleus nervus trigeminus di dalam brain  stem. Pengobatan efektif

 pada 80% kasus. Pemberian obat dimulai dengan dosis yang paling minimal, kemudian karena

 penyakit ini memiliki progresivitas dan rasa sakit yang makin berat dan lebih sering maka

dibutuhkan penambahan dosis dimana akan menimbulkan suatu efek samping atau kontrol rasa

sakit yang tidak adekuat. Pemberian obat-obatan ini dapat diberikan secara tunggal atau

dikombinasi dengan lainnya. Jika perawatan dengan obat-obatan sampai dosis maksimal dan

dengan kombinasi beberapa obat sudah tidak mengurangi rasa sakit lagi maka terapi dengan

 pembedahan menjadi pilihan. 

8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 2/15

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Trigeminal neuralgia adalah suatu serangan nyeri wajah dengan gejala khas berupa nyeri

unilateral tiba-tiba, seperti tersengat listrik berlangsung singkat, jelas terbatas, pada satu atau

lebih distribusi cabang N. trigeminus. Nyeri umumnya dicetuskan oleh stimulus ringan seperti

membasuh, bercukur, merokok, bercakap, atau menggosok gigi (factor pencetus) dan umumnya

timbul spontan. Terdapat trigger area (kawasan terbatas yang terutama sangat peka terhadap

 presipitasi nyeri). Di plika naso labialis dan atau dagu. Nyeri umumnya remisi dalam jangka

waktu yang bervariasi.3

Gangguan ini umumnya mengenai pasien berusia lebih dari 50 tahun, dan disebabkan

oleh kompresi radiks sensoris trigeminus yang dekat dengan batang otak.sebelumnya neuralgia

trigeminal dibagi menjadi idiopatik dan simtomatik. Kasus simtomatik yaitu tumor pada sudut

serebelopontin dan sklerosis multipel pada usia yang lebih muda (ketika demielinisasi yang

mencapai serabut sensorik trigeminus di batang otak). Saat ini diketahui,bahkan pada kasus-

kasus yang awalnya idiopatik, terdapat penyebab kompresi pada radiks sensorik trigeminus,yang

 biasanya berupa lengkungan arterial aberans.1

2.2 Anatomi Nervus Trigeminus

 Nervus trigeminus atau saraf otak kelima atau saraf otak trifasial merupakan saraf otak

terbesar diantara 12 saraf otak, bersifat campuran karena terdiri dari komponen sensorik yang

mempunyai daerah persarafan yang luas yang disebut portio mayor dan komponen motorik yang

 persarafannya sempit disebut portio minor. Komponen-komponen ini keluar dari permukaan

anterolateral bagian tengah pons dan berjalan ke anterior pada dasar fossa kranialis posteriormelintasi bagian petrosa tulang pelipis ke fossa kranialis media. Komponen sensorik dan motorik

 bergabung didalam ganglion trigeminus atau ganglion gaseri, kemudian berjalan bersama-sama

sebagai saraf otak kelima. Nervus trigeminal mempersarafi wajah dan kepala. Terdapat 3 divisi

yang menginervasi daerah dahi dan mata (V1 optalmikus), pipi (V2 maksilaris) serta wajah

 bagian bawah dan rahang (V3 mandibularis). Fungsi nervus trigeminus adalah sensasi sentuhan

8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 3/15

3

wajah, sakit dan suhu, dan juga kontrol otot pengunyahan. Fungsi nervus trigeminus harus

dibedakan dengan nervus fasialis (nervus cranialis ke VII) yang mengontrol semua gerakan

wajah. Tiga divisi nervus trigeminal muncul bersama-sama pada daerah yang disebut ganglion

gaseri. Dari sana, akar nervus trigeminal berjalan kebelakang kearah sisi brain stem dan masuk

ke pons. Dalam brain stem, sinyal akan berjalan terus mencapai kelompok neuron khusus yang

disebut nukleus nervus trigeminal. Informasi dibawa ke brain stem oleh nervus trigeminus

kemudian diproses sebelum dikirim ke otak dan korteks serebral, dimana persepsi sensasi wajah

akan diturunkan.2

2.3 Epidemiologi

 Neuralgia Trigeminal banyak diderita pada usia diatas sekitar 40 tahun dengan rata –  rata antara

50 sampai 58 tahun , walaupun kadang  –  kadang ditemukan pada usia muda terutama jenis atipikal atau

sekunder, dan ada yang melaporkan kasus neuralgia trigeminal pada anak laki  –   laki usia 9 tahun. Pada

wanita sedikit lebih banyak dibandingkan dengan laki- laki dengan perbandingan 1,6 : 1. Faktor ras dan

etnik tampaknya tidak terpengaruh terhadap kejadian Neuralgia Trigeminal. Prevalensi lebih kurang 155

 per 100.000 penduduk dan insidensi 40 per 1.000.000.Angka prevalensi maupun insidensi untuk

Indonesia belum pernah dilaporkan . Bila insidensi dianggap sama dengan Negara lain maka terdapat ±

8000 penderita baru pertahun. Akan tetapi mengingat harapan hidup orang Indonesia makin tinggi maka

diperkirakan prevalensi penderita Neuralgia Trigeminal akan meningkat.4

8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 4/15

4

2.4 Etiologi

Mengenai etiologi sampai sekarang juga masih belum jelas, seperti yang disebutkan

diatas tadi tetapi ada beberapa penyebab yang berhubungan dengan gigi, dari berbagai

kepustakaan disebut sebagai berikut. Seperti diketahui N. V merupakan satu-satunya serabut

saraf yang kemungkinan selalu dihadapkan dengan keadaan sepsis sepanjang hidup. Keadaan

sepsis tersebut dapat berupa karies gigi, abses, sinusitis, pencabutan gigi oleh berbagai sebab,

infeksi periodontal, yang kesemuanya diperkirakan dapat menjadi penyebab neuralgia

trigeminal. Akan tetapi bukti lain menunjukkan banyak juga penderita dengan infeksi disekitar

mulut, cabut gigi yang tidak menderita neuralgia trigemina. Disisi lain, tidak jarang pula

 penderita neuralgia trigemina yang ditemukan tanpa menderita infeksi seperti tersebut diatas.4

Dahulu diketahui bahwa neuralgia trigemina berawal dari dikeluhkannya rasa nyeri area

mulut pasca suatu prosedur dental sehingga berakibat munculnya diagnosis sebagai dry socket

 pasca ekstraksi gigi. Oleh karena seringnya keluhan nyeri dirasakan pada gigi geligi atas atau

 bawah disatu sisi, maka penderita terdorong mencari pengobatan ke bagian gigi dengan asumsi

nyeri tersebut berasal dari gigi.4

Setelah dilakukan ekstraksi gigi timbul nyeri setelah 24-48 jam kemudian dan biasanya

disebabkan adanya osteitis superfisial pada tulang alveolar. Pada pemeriksaan tidak

menunjukkan adanya pembekuan darah setelah dilakukan ekstraksi maupun tidak ada nyeri lokal

 pada waktu dilakukan palpasi.4

Satu laporan kasus disebutkan kurang lebih sekitar 2 bulan setelah dilakukan ”

endodontic treatment ” timbul nyeri paroxysmal yang tajam, dan makin bertambah frekwensinya,

dan nyeri timbul bila ada ” trigger ” sentuhan ringan pada pipi kiri dan setiap serangan

 berlangsung 1-2 detik dan kadang sampai 5-10 serangan berulang, kemudian akhirnya

didiagnosa sebagai Neuralgia Trigeminal.4

Pada satu penelitian kasus dari 48 penderita dengan NT , 31 penderita yang diobati

sebelumnya telah mengalami 83 tindakan prosedur ”dental” diantaranya ekstraksi tunggal,

ekstraksi multipel, prosedur endodontik, ” complete denture”, ” periapical surgery ” dsbnya.

Kesimpulan hasil penelitian didapatkan adanya korelasi yang bermakna antara sejumlah pasien

yang mendapat tindakan terapi ”dental” dengan durasi terjadinya neuralgia trigeminal.4

8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 5/15

5

2.5 Patofisiologi

Patofisiologis terjadinya suatu trigeminal neuralgia sesuai dengan penyebab terjadinya

 penyakit tersebut. Penyebab-penyebab dari terjadinya trigeminal neuralgia adalah penekanan

mekanik oleh pembuluh darah, malformasi arteri vena disekitarnya, penekanan oleh lesi atau

tumor, sklerosis multipel, kerusakan secara fisik dari nervus trigeminus oleh karena pembedahan

atau infeksi, dan yang paling sering adalah factor yang tidak diketahui. Penekanan mekanik

 pembuluh darah pada akar nervus ketika masuk ke brain stem yang paling sering terjadi,

sedangkan diatas bagian nervus trigeminus/portio minor jarang terjadi. Pada orang normal

 pembuluh darah tidak bersinggungan dengan nervus trigeminus. Penekanan ini dapat disebabkan

oleh arteri atau vena baik besar maupun kecil yang mungkin hanya menyentuh atau tertekuk

 pada nervus trigeminus. Arteri yang sering menekan akar nervus ini adalah arteri cerebelar

superior. Penekanan yang berulang menyebabkan iritasi dan akan mengakibatkan hilangnya

lapisan mielin (demielinisasi) pada serabut saraf. Sebagai hasilnya terjadi peningkatan aktifitas

aferen serabut saraf dan penghantaran sinyal abnormal ke nukleus nervus trigeminus dan

menimbulkan gejala trigeminal neuralgia. Teori ini sama dengan patofisiologi terjadinya

trigeminal neuralgia oleh karena suatu lesi atau tumor yang menekan atau menyimpang ke

nervus trigeminus.2

Pada kasus sklerosis multipel yaitu penyakit otak dan korda spinalis yang

ditandai dengan hilangnya lapisan myelin yang membungkus saraf, jika sudah melibatkan sistem

nervus trigeminus maka akan menimbulkan gejala neuralgia trigeminal. Pada tipe ini sering

terjadi secara bilateral dan cenderung terjadi pada usia muda sesuai dengan kecenderungan

terjadinya sklerosis multipel. Adanya perubahan pada mielin dan akson diperkirakan akan

menimbulkan potensial aksi ektopik berupa letupan spontan pada saraf. Aktivitas ektopik ini

terutama disebabkan karena terjadinya perubahan ekspresi dan distribusi saluran ion natrium

sehingga menurunnya nilai ambang membran. Kemungkinan lain adalah adanya hubungan

ephaptic antar neuron, sehingga serabut saraf dengan nilai ambang rendah dapat mengaktivasi

serabut saraf yang lainnya dan timbul pula cross after   discharge.

2

  Selain itu aktivitas aferenmenyebabkan dikeluarkannya asam amino eksitatori glutamat. Glutamat akan bertemu dengan

reseptor glutamat alfa-amino-3-hidroxy-5- methyl-4-isaxole propionic acid (AMPA) di post sinap

sehingga timbul depolarisasi dan potensial aksi. Aktivitas yang meningkat akan disusul dengan

aktifnya reseptor glutamat lain  N-Methyl-D-Aspartate (NMDA) setelah ion magnesium yang

menyumbat saluran di reseptor tersebut tidak ada. Keadaan ini akan menyebabkan saluran ion

8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 6/15

6

kalsium teraktivasi dan terjadi peningkatan kalsium intra seluler. Mekanisme inilah yang

menerangkan terjadinya sensitisasi sentral.2

2.6 Klasifikasi

Klasifikasi Neuralgia trigeminal dibagi menjadi dua yaitu :

2.6.1  Neuralgia Trigeminal Klasik

Trigeminal neuralgia adalah suatu serangan nyeri wajah dengan gejala khas berupa nyeri

unilateral tiba-tiba, seperti tersengat listrik berlangsung singkat, jelas terbatas, pada satu atau

lebih distribusi cabang N. trigeminus. Nyeri umumnya dicetuskan oleh stimulus ringan seperti

membasuh, bercukur, merokok, bercakap, atau menggosok gigi (factor pencetus) dan umumnya

timbul spontan. Terdapat trigger area (kawasan terbatas yang terutama sangat peka terhadap

 presipitasi nyeri). Di plika naso labialis dan atau dagu. Nyeri umumnya remisi dalam jangka

waktu yang bervariasi.3

Kriteria diagnostik:

1.  Serangan nyeri, paroxysmal beberapa detik sampai dua menit melibatkan 1 atau lebuh

cabang N.trigeminus dan memenuhi kriteria B dan C

2.   Nyeri paling sedikit memenuhi kriteria sbb:

-  Kuat,tajam,superfisial, atau rasa menikam.

-  Dipresipitasi dari tringer area atau oleh faktor pencetus.

3.  Jenis serangan stereotyped pada masing- masing individu.

4.  Tidak ada defisit neurologik.

5.  Tidak berkaitan dengan serangan lain.3 

2.6.2  Neuralgia Trigeminal Simtomatik

 Nyeri sama dengan neuralgia trigeminal klasik akan tetapi ini disebabkan oleh kelainan

structural ( yang nyata dibuktikan pada pemeriksaan canggih) selain dari kompresi pembuluh

darah.3

8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 7/15

7

Kriteria diagnostik

a.  Serangan nyeri proksismal selama beberapa detik sampai 2 menit dengan atau tanpa nyeri

 persisten diantara serangan proksismal melibatkan 1 atau lebih cabang /defisi nervus

trigeminus dan memenuhi kriteria B dan C.

 b.   Nyeri paling sedikit satu dari karakteristik tsb dibawah ini :

-  Kuat,tajam,superficial atau rasa menikam

-  Dicetuskan dari trigger area atau oleh faktor pencetus

c.  Jenis serangan stereotyped pada masing masing individu

d.  Lesi penyebab adalah selain kompresi pembuluh darah, juga kelainan struktural yang

nyata terlihat pada pemeriksaan canggih dan atau eksplorasi fossa posterior.3 

2.7 Manifestasi Klinis

Pasien mengalami nyeri wajah unilatral dengan distribusi pada satu atau lebih divisi

nervus trigeminus (devisi mandibularis dan maksilaris paling sering terkena). Sifat nyeri seperti

ditusuk tusuk cepat,berat,tajam,menusuk,seperti sengatan listrik-walaupun kadang terdapat juga

nyeri terus menerus. Sering kali ada area ‘pemicu’yang jika diberi tekanan lembut pun akan

menyebabkan nyeri. Sehingga, pasien kemudian malas membasuh wajah atau mencukur karena

takut nyeri. Kadang nyeri dapet tercetus hanya dengan berbicara atau terkena angin dingin.1

Trigeminal neuralgia memberikan gejala dan tanda sebagai berikut: 

1.  Rasa nyeri berupa nyeri neuropatik, yaitu nyeri berat paroksimal, tajam, seperti menikam,

tertembak, tersengat listrik, terkena petir, atau terbakar yang berlangsung singkat beberapa

detik sampai beberapa menit tetapi kurang dari dua menit, tiba-tiba dan berulang. Diantara

serangan biasanya ada interval bebas nyeri, atau hanya ada rasa tumpul ringan.2.  Lokasi nyeri umumnya terbatas di daerah dermatom nervus trigeminus dan yang

karakteristik nyeri unilateral. Tersering nyeri didaerah distribusi nervus mandibularis (V2)

19,1% dan nervus maksilaris (V3) 14,1% atau kombinasi keduanya 35,9% sehingga paling

sering rasa nyeri pada setengah wajah bawah. Jarang sekali hanya terbatas pada nervus

optalmikus (V3) 3,3%. Sebagian pasien nyeri terasa diseluruh cabang nervus trigeminus

8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 8/15

8

(15,5%) atau kombinasi nervus maksilaris dan optalmikus (11,5%). Jarang ditemukan

kombinasi nyeri padam daerah distribusi nervus optalmikus dan mandibularis (0,6%).

 Nyeri bilateral 3,4%, nyeri jarang terasa pada kedua sisi bersamaan, umumnya diantara

kedua sisi tersebut dipisahkan beberapa tahun. Kasus bilateral biasanya berhubungan

dengan sklerosis multiple atau familial.2 

3.  Trigeminal neuralgia dapat dicetuskan oleh stimulus non-noksius seperti perabaan ringan,

getaran, atau stimulus mengunyah. Akibatnya pasien akan mengalami kesulitan atau timbul

saat gosok gigi, makan, menelan, berbicara, bercukur wajah, tersentuh wajah, membasuh

muka bahkan terhembus angin dingin. Biasanya daerah yang dapat mencetuskan nyeri

(triger area) diwajah bagian depan, sesisi dengan nyeri pada daerah percabangan nervus

trigeminus yang sama. Bila triger area didaerah kulit kepala, pasien takut untuk

 berkeramas atau bersisir.2 

4.   Nyeri pada trigeminal neuralgia dapat mengalami remisi dalam satu tahun atau lebih. Pada

 periode aktif neuralgia, karakteristik terjadi peningkatan frekuensi dan beratnya serangan

nyeri secara progresif sesuai dengan berjalannya waktu.

5.  Sekitar 18% penderita dengan trigeminal neuralgia, pada awalnya nyeri atipikal yang

makin lama menjadi tipikal, disebut  preneuralgia trigeminal . Nyeri terasa tumpul, terus-

menerus pada salah satu rahang yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa tahun.

Stimulus termal dapat menimbulkan nyeri berdenyut sehingga sering dianggap sebagai

nyeri dental. Pemberian terapi anti konvulsan dapat meredakan nyeri  preneuralgia

trigeminal sehingga cara ini dapat dipakai untuk membedakan kedua nyeri tersebut.

6.  Pada pemeriksaan fisik dan neurologik biasanya normal atau tidak ditemukan defisit

neurologik yang berarti. Hilangnya sensibilitas yang bermakna pada nervus trigeminal

mengarah pada pencarian proses patologik yang mendasarinya, seperti tumor atau infeksi

yang dapat merusak syaraf. Pada tumor selain nyerinya atipikal dan hilangnya sensibilitas,

disertai pula gangguan pada syaraf kranial lainnya.2 

2.8 Diagnosis

Pada saat ini belum ada tes yang dapat diandalkan dalam mendiagnosa neuralgia

trigeminal. Diagnosa neuralgia trigeminal dibuat berdasarkan anamnesa pasien secara teliti dan

 pemeriksaan fisik yang cermat. Pada anamnesa yang perlu diperhatikan adalah lokalisasi nyeri ,

8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 9/15

9

kapan dimulainya nyeri , menentukan interval bebas nyeri, menentukan lamanya , efek samping,

dosis, dan respons terhadap pengobatan, menanyakan riwayat penyakit lain seperti ada penyakit

herpes atau tidak, dan sebagainya . Pada pemeriksaan fisik neurologi dapat ditemukan sewaktu

terjadi serangan, penderita tampak menderita sedangkan diluar serangan tampak normal. Reflek

kornea dan test sensibilitas untuk menilai sensasi pada ketiga cabang nervus trigeminus

 bilateral.Membuka mulut dan deviasi dagu untuk menilai fungsi otot masseter (otot pengunyah)

dan fungsi otot pterygoideus. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan seperti CT scan kepala

atau MRI kepala. CT scan kepala dari fossa posterior bermanfaat untuk mendeteksi tumor yang

tidak terlalu kecil dan aneurisma. MRI sangat bermanfaat karena dengan alat ini dapat dilihat

hubungan antara saraf dan pembuluh darah juga dapat mendeteksi tumor yang masih kecil, MRI

 juga diindikasikan pada penderita dengan nyeri yang tidak khas distribusinya atau waktunya

maupun yang tidak mempan pengobatan. Indikasi lain misalnya pada penderita yang onsetnya

masih muda, terutama bila jarang  –   jarang ada saat  –   saat remisi dan terdapat gangguan

sensisibilitas yang obyektif. Selain itu harus diingat, bahwa neuralgia trigeminal yang klasik

dengan hanya sedikit atau tanpa tanda-tanda abnormal ternyata bisa merupakan gejala  –  gejala

dari tumor fossa posterior.4

Pada pemeriksaan fisik dan neurologik biasanya normal atau tidak ditemukan defisit

neurologik yang berarti. Hilangnya sensibilitas yang bermakna pada nervus trigeminal mengarah

 pada pencarian proses patologik yang mendasarinya, seperti tumor atau infeksi yang dapat

merusak syaraf. Pada tumor selain nyerinya atipikal dan hilangnya sensibilitas, disertai pula

gangguan pada syaraf kranial lainnya. Pemeriksaan penunjang lebih bertujuan untuk

membedakan trigeminal neuralgia yang idiopatik atau simptomatik. CT Scan kepala untuk

melihat keberadaan tumor. Sklerosis multiple dapat terlihat dengan Magnetic Resonance Imaging

(MRI).  MRI ini sering digunakan sebelum tindakan pembedahan untuk melihat kelainan

 pembuluh darah. Diagnosa trigeminal neuralgia dibuat dengan mempertimbangkan. Riwayat

kesehatan dan gambaran rasa sakitnya. Sementara tidak ada pemeriksaan diagnostic yang dapatmempertegas adanya kelainan ini. Teknologi CT Scan dan MRI  sering digunakan untuk melihat

adanya tumor atau abnormalitas lain yang menyebabkan sakit tersebut. Pemeriksaan  MRTA

(high-definition MRI angiography) pada nervus trigeminal dan brain stem dapat menunjukkan

daerah nervus yang tertekan oleh vena atau arteri. Sebagai tambahan, dilakukan pemeriksaan

fisik untuk menentukan stimuli pemicu, dan lokasi yang pasti dari sakitnya. Pemeriksaan

8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 10/15

10

termasuk inspeksi komea, nostril, gusi, lidah dan dipipi untuk melihat bagaimana daerah tersebut

merespon sentuhan dan perubahan suhu (panas dan dingin).2

Diagnosis banding

1.  Post herpetic neuralgia

2.  Cluster headache

3.  Glossopharingeal neuralgia

4.  Kelainan temporomandibuler.

5.  Sinusitis

6.  Migrain

7.  Giant cell arteritis

8.  Atypical facial pain

2.9 Penatalaksanaan

Seperti diketahui terapi dari trigeminal neuralgia ada 2 macam yaitu terapi

medikamentosa dan terapi pembedahan. Telah disepakati bahwa penanganan lini pertama untuk

trigeminal neulalgia adalah terapi medikamentosa. Tindakan bedah hanya dipertimbangkan

apabila terapi medikamentosa mengalami kegagalan. Sebagai suatu penyakit yang memiliki

 progresivitas dan rasa sakit yang makin menjadi berat dan lebih sering, penembahan dosis dan

kombinasi obat-obatan sangatlah dibutuhkan dimana akan menimbulkan suatu efek samping atau

kontrol rasa sakit yang tidak adekuat. Setiap pasien memiliki toleransi yang berbeda terhadap

obat-obatan dan rasa sakitnya. Untuk itu banyak faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam

 pemberian obat anti konvulsi untuk pengobatan trigeminal neuralgia. Pemberian obat diberikan

secara bertahap, diawali dengan dosis minimal, jika terjadi peningkatan progresivitas rasa sakit

maka dosis dinaikkan sampai dosis maksimal, yang dapat ditoleransi tubuh. Pada penggunaan

dosis diatas minimal, dalam pengurangan dosis, juga harus dilakukan secara bertahap. Pemberian

obat umumnya dimulai dengan pemberian 1 jenis. Dosisnya ditambah sesuai dengan kebutuhan

dan toleransinya. Jika 1 jenis obat tidak menunjukan efektifitasnya, obat-obatan alternative lain

dapat dicoba secara tunggal atau kombinasi.2

Saat ini obat-obatan yang digunakan untuk terapi

adalah obat-obatan anti konvulsi seperti karbamazepine (tegretol), phenitoin (dilandin),

8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 11/15

11

oxykarbazepine (trileptal), dan gabapentin (neurontin). Tidak seperti sakit neuropatik lainnya,

trigeminal neuralgia hanya merespon anti konvulsan dan tidak merespon anti depresan atau

opioid. Obat anti konvulsan dapat mengurangi serangan trigeminal neuralgia dengan

menurunkan hiperaktifitas nukleus nervus trigeminus di dalam brain stem.2

\

2.9.1 Karbamazepine (Tegretol) 

Karbamazepine memperlihatkan efek analgesik yang selektif misalnya pada tabes

dorsalis dan neuropati lainnya yang sukar diatasi dengan analgesik biasa. Awalnya obat ini hanya

dipergunakan untuk pengobatan trigeminal neuralgia, kemudian ternyata obat ini efektif juga

terhadap bangkitan partial kompleks dan bangkitan tonik-tonik seperti epilepsi. Atas

 pertimbangan untung rugi penggunaan karbamazepine maka tidak dianjurkan untuk mengatasi

nyeri ringan yang dapat diatasi dengan analgesik biasa. Sebagian besar penderita trigeminal

neuralgia mengalami penurunan sakit yang berarti dengan menggunakan obat ini. Karena potensi

untuk menimbulkan efek samping sangat luas, khususnya gangguan darah seperti leukopeni,

anemia aplastik dan agranulositosis maka pasien yang akan diterapi dengan obat ini dianjurkan

untuk melakukan pemeriksaan nilai basal dari darah dan melakukan pemeriksaan ulang selama

 pengobatan. Efek samping yang timbul dalam dosis yang besar yaitu drowsiness, mental  

confusion, dizziness, nystagmus, ataxia, diplopia, nausea dan anorexia. Terdapat juga reaksi

serius yang tidak berhubungan dengan dosis yaitu allergic skin rash, gangguan darah seperti

leukopenia atau agranulocytosis, atau aplastic anemia, keracunan hati, congestive heart failure,

halusinasi dan gangguan fungsi seksual. Pemberian karbamazepine dihentikan jika jumlah

leukosit abnormal (rendah). Jika efek samping yang timbul parah, dosis karbamazepine perhari

dapat dikurangi 1-3 perhari, sebelum mencoba menambah dosis perharinya lagi. Karbamazepine

diberikan dengan dosis berkisar 600-1200 mg, dimana hampir 70% memperlihatkan perbaikan

gejala. Meta analisa tegretol yang berisi karbamazepine mempunyai number needed to treat

(NNT) 2,6 (2,2 –  3,3). Dosisdimulai dengan dosis minimal 1-2 pil perhari, yang secara bertahap

dapat ditambah hingga rasa sakit hilang atau mulai timbul efek samping. Selama periode remisi

dosis dapat dikurangi secara bertahap. Karbamazepine dapat dikombinasi dengan fenitoin atau

 baklofen bila nyeri membandel, atau diubah ke oxykarbazepine.2

8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 12/15

12

2.9.2 Oxykarbazepine (Trileptal)

Oxikarbazepine merupakan ketoderivat karbamazepine dimana mempunyai efek samping

lebih rendah dibanding dengan karbamazepine dan dapat meredakan nyeri dengan baik. Trileptal

atau oxikarbazepine merupakan suatu bentuk dari trigretol yang efektif untuk beberapa pasien

trigeminal neuralgia. Dosis umumnya dimulai dengan 2 x 300mg yang secara bertahap

ditingkatkan untuk mengontrol rasa sakitnya. Dosis maksimumnya 2400-3000mg perhari. Efek

samping yang paling sering adalah nausea, mual, dizziness, fatique dan tremor . Efek samping

yang jarang timbul yaitu rash, infeksi saluran pernafasan, pandangan ganda dan perubahan

elektrolit darah. Seperti obat anti-seizure lainnya, penambahan dan pengurangan obat harus

secara bertahap.2

2.9.3 Phenytoin (Dilantin) 

Phenitoin merupakan golongan hidantoin dimana gugus fenil atau aromatic lainnya pada

atom C5 penting untuk pengendalian bangkitan tonik-klonik. Phenitoin berefek anti konvulsi

tanpa menyebabkan depresi umum SSP. Sifat anti konvulsi obat ini berdasarkan pada

 penghambatan penjalaran rangsang dari focus kebagian lain di otak. Efek stabilisasi membran sel

lainnya yang juga mudah terpacu misalnya sel sistem konduksi di jantung. Phenitoin juga

mempengaruh perpindahan ion melintasi membran sel, dalam hal ini khususnya dengan lebih

mengaktifkan pompa Na+ neuron. Bangkitan tonik-klonik dan beberapa bangkitan parsial dapat

 pulih secara sempurna. Phenitoin harus hati-hati dalam mengkombinasikan dengan

karbamazepine karena dapat menurunkan dan kadang-kadang menaikkan kadar phenitoin dalam

 plasma, sebaiknya diikuti dengan pengukuran kadar obat dalam plasma. Phenitoin dengan kadar

dalam serum 15-25 g/mL pada 25% pasien trigeminal neuralgia dapat meredakan nyeri. Kadar

obat tersebut diatas dipertahankan selama 3 minggu, jika nyeri tidak berkurang sebaiknya obat

dihentikan karena dosis yang lebih tinggi akan menyebabkan toksisitas. Phenytoin dapat

mengobati lebih dari setengah penderita trigeminal neuralgia dengan dosis 300-500 mg dibagi

dalam 3 dosis perhari. Phenytoin dapat juga diberikan secara intra vena untuk mengobati

kelainan ini dengan eksaserbasi yang berat. Dosis maksimum tergantung keparahan efek

samping yang ditimbulkannya adalah nystagmus, dysarthria, ophthalmoplegia dan juga

8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 13/15

13

mengantuk serta kebingungan. Efek lainnya adalah hiperplasia gingiva dan hypertrichosis.

Komplikasi serius tapi jarang terjadi adalah allergic skin rashes, kerusakan liver dan gangguan

darah.3

2.9.4  Baklofen (Lioresal) 

Baklofen tidaklah seefektif karbamazepine atau phenytoin, tetapi dapat dikombinasi

dengan obat-obat tersebut. Obat ini berguna pada pasien yang baru terdiagnosa dengan rasa nyeri

relatif ringan dan tidak dapat mentoleransi karbamazepine. Dosis awalnya 2-3x5 mg dalam

sehari, dan secara bertahap ditingkatkan. Dosis untuk menghilangkan rasa sakit secara komplit

50-80 mg perhari. Baklofen memiliki durasi yang pendek sehingga penderita trigeminal

neuralgia yang berat membutuhkan dosis setiap 2-4 jam. Efek samping yang paling sering timbul

karena pemakaian baklofen adalah mengantuk, pusing, nausea dan kelemahan kaki. Baklofen

tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba setelah pemakaian lama karena dapat terjadi halusinasi

atau serangan jantung.3

2.9.5 Gabapentin (Neurontin)

Gabapentin dengan struktur seperti neurotransmiter inhibitor  gammaaminobutyric acid

(GABA). Obat ini kemungkinan bekerja dengan memodulasi saluran kalsium pada alfa-2 delta

subunit dari voltage-dependent calcium chanel . Dosis yang dianjurkan 1200-3600 mg/hari. Obat

ini hampir sama efektifnya  dengan karbamazepine tetapi efek sampingnya lebih sedikit. Dosis

awal biasanya  3x300 mg/hari dan ditambah hingga dosis maksimal. Reaksi merugikan paling 

sering adalah somnolen, ataksia, fatique dan nystagmus. Seperti semua obat,  penghentian secara

cepat harus dihindari.2

8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 14/15

14

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN 

Trigeminal neuralgia adalah suatu serangan nyeri wajah dengan gejala khas berupa nyeri

unilateral tiba-tiba, seperti tersengat listrik berlangsung singkat, jelas terbatas, pada satu atau

lebih distribusi cabang N. trigeminus. Nyeri umumnya dicetuskan oleh stimulus ringan seperti

membasuh, bercukur, merokok, bercakap, atau menggosok gigi (factor pencetus) dan umumnya

timbul spontan

Trigeminal neuralgia merupakan salah satu kelanan nyeri orofasial yang disebabkan

adanya gangguan nervus trigeminus. Kelainan ini sangat mengganggu, sehingga dapat

menurunkan kualitas hidup pasien. Trigeminal neuralgia seyogyanya dapat dibedakan dengan

nyeri wajah lainnya.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa yang akurat dan mengetahu secara pasti

stimulus pencetus dan lokasi nyeri saat pemeriksaan. Pada saat ini belum ada tes yang dapat

diandalkan dalam mendiagnosa neuralgia trigeminal. Diagnosa neuralgia trigeminal dibuat

 berdasarkan anamnesa pasien secara teliti dan pemeriksaan fisik yang cermat. Pada anamnesa

yang perlu diperhatikan adalah lokalisasi nyeri , kapan dimulainya nyeri , menentukan interval

 bebas nyeri, menentukan lamanya , efek samping, dosis, dan respons terhadap pengobatan,

menanyakan riwayat penyakit lain seperti ada penyakit herpes atau tidak, dan sebagainya

Kriteria diagnose dari trigeminal neuralgia disesuaikan dengan yang dikemukakan oleh

klasifikasi  Internasional Headache Society 1988. Penanganan lini pertama untuk trigeminal

neuralgia adalah terapi dengan obat-obatan. Tindakan bedah hanya dipertimbangkan apabila

terapi dengan obat-obatan mengalami kegagalan. Hampir 80% terapi dengan obat-obatan dapat

mengurangi penderitaan pasien.

8/12/2019 Refarat Neuralgia Trigeminal

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-neuralgia-trigeminal 15/15

15

DAFTAR PUSTAKA

1.  Ginsberg, Lionel. 2008. Lecture Notes Neurologi. Jakarta : Erlangga

2.  Lucky Riawan, drg, Sp.BM Terapi Medikamentosa Pada Trigeminal Neuralgia, 09 juni 2014http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2011/10/pustaka_unpad_terapi_medikamentosa_pada_trigeminal_neuralgia.

 pdf  

3.  Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, diagnostik dan penatalaksanaan nyeri kepala,editor : hasan sjahrir 2005

4.  Utoyo Sunaryo, didalam (www.perdossi.or.id) neuralgia trigeminal, 10 Juni 2014

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8

&ved=0CCsQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.perdossi.or.id%2Fdoc%2Fcpd%2Fattachment%2F308%2F3026%2FNEURALGIA%2520TRIGEMINAL%2520naskah.doc&ei=RhKX

U4fhFs268gWayIIo&usg=AFQjCNGmxU-

8M0JIVxvSCvdyizAkOguBjw&bvm=bv.68445247,d.c2E