repository.stikespantiwaluya.ac.idrepository.stikespantiwaluya.ac.id/329/3/Fira Prima...  · Web...

16
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF) DENGAN MASALAH RISIKO DEFISIT NUTRISI DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG Fira Prima Anugrah, Wisoedhanie Widi Anugrahanti, Wibowo Prodi D-III Keperawatan, STIKes Panti Waluya Malang E-mail: [email protected] ABSTRAK Dengue haemoragic fever (DHF) adalah penyakit infeksi virus dengue akut yang disebabkan oleh virus dengue, penyakit DHF dapat ditandai dengan gejala demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah / lesu, nafsu makan menurun, mual dan muntah. Desain penelitian ini menggunakan metode studi kasus terhadap dua klien dengue haemoragic fever dengan masalah risiko defisit nutrisi. Waktu penelitian pada klien pertamadan kedua diteliti pada bulan maret 2019, dan masing-masing dilakukan asuhan keperawatan selama tiga hari dengan intervensi dan implementasi yang sama. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan pada klien pertama dan kedua masalah teratasi sebagian dengan memenuhi lima kriteria dari tujuh kriteria hasil yaitu nafsu makan klien tampak meningkat, membran mukosa klien nampak lembab, tidak ada mual dan muntah, klien mampu mengenali kebutuhan nutrisi, bising usus 16x/ menit. Oleh karena itu, dalam memberikan tindakan keperawatan mengatasi masalah risiko defisit nutrisi dianjurkan untuk menghindari faktor risiko yang dapat menyebabkan dengue haemoragic fever (DHF). Kata kunci : DHF, Risiko Defisit Nutrisi. ABSTRACT Dengue haemoragic fever (DHF) is an acute dengue virus infection caused by dengue virus, DHF disease can be characterized by symptoms of sudden fever two to seven days without obvious causes, weakness / weakness, decreased appetite, nausea and vomiting. The design of this study used a case study method on two dengue haemoragic fever clients with problems with risk of nutritional deficits. The time of research on the first and second clients was examined in March 2019, and each nursing care was carried out for three days with the same intervention and implementation. Based on the results of the study, it was found that the first and second clients of the problem were partially resolved by fulfilling five criteria from seven criteria: client appetite seemed to increase, the client's mucous membrane appeared moist, no nausea and vomiting, the client was able to recognize nutritional needs, 16x / bowel sounds minute. Therefore, in providing nursing actions to overcome the problem 1

Transcript of repository.stikespantiwaluya.ac.idrepository.stikespantiwaluya.ac.id/329/3/Fira Prima...  · Web...

Page 1: repository.stikespantiwaluya.ac.idrepository.stikespantiwaluya.ac.id/329/3/Fira Prima...  · Web viewPenyakit ini banyak di temukan di daerah tropis dan sub- tropis (Kementrian Kesehatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF) DENGAN MASALAH RISIKO DEFISIT NUTRISI DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA

SAWAHAN MALANG

Fira Prima Anugrah, Wisoedhanie Widi Anugrahanti, Wibowo

Prodi D-III Keperawatan, STIKes Panti Waluya Malang

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Dengue haemoragic fever (DHF) adalah penyakit infeksi virus dengue akut yang disebabkan oleh virus dengue, penyakit DHF dapat ditandai dengan gejala demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah / lesu, nafsu makan menurun, mual dan muntah. Desain penelitian ini menggunakan metode studi kasus terhadap dua klien dengue haemoragic fever dengan masalah risiko defisit nutrisi. Waktu penelitian pada klien pertamadan kedua diteliti pada bulan maret 2019, dan masing-masing dilakukan asuhan keperawatan selama tiga hari dengan intervensi dan implementasi yang sama. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan pada klien pertama dan kedua masalah teratasi sebagian dengan memenuhi lima kriteria dari tujuh kriteria hasil yaitu nafsu makan klien tampak meningkat, membran mukosa klien nampak lembab, tidak ada mual dan muntah, klien mampu mengenali kebutuhan nutrisi, bising usus 16x/ menit. Oleh karena itu, dalam memberikan tindakan keperawatan mengatasi masalah risiko defisit nutrisi dianjurkan untuk menghindari faktor risiko yang dapat menyebabkan dengue haemoragic fever (DHF).

Kata kunci : DHF, Risiko Defisit Nutrisi.

ABSTRACT

Dengue haemoragic fever (DHF) is an acute dengue virus infection caused by dengue virus, DHF disease can be characterized by symptoms of sudden fever two to seven days without obvious causes, weakness / weakness, decreased appetite, nausea and vomiting. The design of this study used a case study method on two dengue haemoragic fever clients with problems with risk of nutritional deficits. The time of research on the first and second clients was examined in March 2019, and each nursing care was carried out for three days with the same intervention and implementation. Based on the results of the study, it was found that the first and second clients of the problem were partially resolved by fulfilling five criteria from seven criteria: client appetite seemed to increase, the client's mucous membrane appeared moist, no nausea and vomiting, the client was able to recognize nutritional needs, 16x / bowel sounds minute. Therefore, in providing nursing actions to overcome the problem of risk of nutritional deficits it is recommended to avoid risk factors that can cause dengue haemoragic fever (DHF).

Keywords: DHF, Nutrition Deficit Risk.

1

Page 2: repository.stikespantiwaluya.ac.idrepository.stikespantiwaluya.ac.id/329/3/Fira Prima...  · Web viewPenyakit ini banyak di temukan di daerah tropis dan sub- tropis (Kementrian Kesehatan

PENDAHULUAN

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah

penyakit yang disebabkan oleh virus dengue

dan disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti

yang disertai manfestasi perdarahan dan

cenderung menimbulkan syok dan kematian

(Misnadiarly, 2009). Dengue Haemoragic

Fever (DHF) adalah penyakit menular

mendadak yang disebabkan oleh virus dengue

dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan

Aedes albopictus. Penyakit ini banyak di

temukan di daerah tropis dan sub- tropis

(Kementrian Kesehatan RI, 2010). Dengue

Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang

terdapat pada orang dewasa dengan gejala

utama demam, nyeri otot, sendi, dan di sertai

mual atau muntah jika tidak di tangani akan

berakibat resiko defisit nutrisi (Hendarwanto,

2011).

Angka kejadian penyakit DHF semakin

meningkat khususnya di negara berkembang,

menurut WHO ( World Health Organization,

2014 ) jumlah kasus DHF di Amerika, Asia

Tenggara dan Pasifik Barat telah melewati 1,2

juta kasus di tahun 2008 dan lebih dari 2,3 juta

kasus di tahun 2010. Kemenkes RI Pada tahun

2015 menyatakan bahwa jumlah penderita

DHF yang dilaporkan sebanyak 129.650 kasus

dengan jumlah kematian sebanyak 1.071 orang

(IR/ Angka Kesakitan = 50,75 per 100.000

penduduk dan CFR/ angka kematian = 0,83% ),

atau sebanyak 50,75 per 100.000 penduduk ,

sedangkan angka kesakitan DHF tertinggi

tahun 2015 yaitu di Bali sebesar 257,75,

Kalimantan Timur sebesar 188,46, Kalimantan

Utara sebesar 112,00, dan Jawa Timur sebesar

51,84 per 100.000 penduduk. Hasil penelitian

Yanuar (2015) mengatakan bahwa status gizi

merupakan faktor yang mempengaruhi derajad

infeksi dengue dengan peluang 9,474 kali lebih

besar menderita DHF dengan status gizi buruk

atau kurang. Menurut data rekam medis

yang di dapat dari rumah sakit Panti Waluya

Sawahan Malang angka kejadian DHF

dari bulan Januari sampai Desember pada

tahun 2018 secara keseluruhan terdapat 108

kasus (Data Rekam Medis Rs Panti Waluya

Sawahan Malang , 2018).

Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui

gigitan nyamuk Aedes Aegepty.

Kemudian periode tenang terjadi selama

kurang lebih 4 hari. Lalu virus akan melakukan

replikasi secara cepat di dalam tubuh manusia.

Selanjutnya virus akan memasuki sirkulasi

darah (veremia) ( Putri dan Wijaya, 2013).

Virus dengue masuk melalui aliran darah dan

menyebabkan infeksi. selanjutnya akan

menyebar di dalam tubuh manusia dan akan

berkembang biak pada system

retikuloendotelial, dengan target utama adalah

APC (antigen presenting cell) yang

umumnya berupa monosit jaringan seperti sel

kuppfer pada hepar. Akibat virus yang

bersarang maka hepar akan merespon keadaan

tersebut dengan cara membesar (Soegijanto,

2012). Ukuran hepar yang membesar dapat

menekan rongga-rongga yang ada di

sekitarnya seperti salah satunya gaster. selain

2

Page 3: repository.stikespantiwaluya.ac.idrepository.stikespantiwaluya.ac.id/329/3/Fira Prima...  · Web viewPenyakit ini banyak di temukan di daerah tropis dan sub- tropis (Kementrian Kesehatan

pembesaran hepar, peningkatan HCL pada

lambung yang terjadi akibat keluarnya

histamin juga dapat memicu timbulnya rasa

nyeri pada daerah epigastrium dan

merangsang timbulnya mual dan muntah

yang akan menyebabkan seseorang menjadi

tidak nafsu makan sehingga tidak ada

asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh

untuk memenuhi kebutuhan proses

metabolik. Jika hal ini terus berlanjut maka

hal tersebut dapat memicu timbulnya masalah

resiko defisit nutrisi (Amin dan Hardi, 2015).

Masalah resiko Defisit nutrisi pada penderita

DHF apabila hal ini tidak segera di tangani

dapat menyebabkan seseorang kehilangan

berat badan berlebih, kelemahan otot, mudah

lelah, dan dapat berdampak pula pada

ketidakseimbangan metabolisme darah dalam

hal hemopoesis dan pembentukan sel

megakarosit sehingga pembentukan trombosit

tidak dapat terbentuk dengan cepat dan akan

terjadi maturasi (Giyatno,2013). Hal tersebut

dapat meningkatkan resiko komplikasi pada

DHF seperti perdarahan luas, syok, kelainan

ginjal , odem paru dan penurunan kesadaran

( Desmawati,2013) .

Fenomena yang penulis dapatkan pada saat

praktek klinik di ruangan Placida paviliun

pada bulan Juni tahun 2017 di temukan

sebanyak 3 klien DHF. Klien pertama usia 18

tahun berjenis kelamin laki-laki mengeluhkan

demam selama 3 hari, mengeluhkan nyeri perut

bagian ulu hati dan di buat makan selalu

muntah, klien hanya mampu makan 1-2

sendok makan dari porsi makanannya, mukosa

bibir tampak kering, didapatkan data

pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan

darah 100/70 mmhg, nadi 80x/menit, RR

20x/menit, suhu 38C, pada pemeriksaan

laboratorium hasil trombosit 100.000/µl, Klien

kedua usia 20 tahun berjenis kelamin laki-laki,

mengeluhkan sudah demam selama 2 hari,

tidak enak jika dibuat makan tetapi tidak

disertai dengan muntah, klien hanya mampu

makan 2-3 sendok makan dari porsi makannya,

mukosa bibir nampak kering, didapatkan data

pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan

darah 110/70 mmhg, nadi 80x/menit, RR

18x/menit, pada pemeriksaan laboratorium

hasil trombosit 129.000/µl. Klien ke tiga usia

24 tahun berjenis kelamin perempuan klien

mengeluhkan demam selama 5 hari, klien

mengeluhkan nyeri pada ulu hati sehingga

kalau di buat makan terasa tidak enak, mual

setiap mau makan, mengeluhkan nyeri perut

bagian ulu hati muntah sudah 1x waktu pagi

hari, klien hanya mampu makan 1-2 sendok

makan dari porsi makananya, didapatkan data

pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan

darah 110/70 mmhg, nadi 81x/menit, RR

20x/menit, suhu 38,2C, pada pemeriksaan

laboratorium hasil trombosit 100.000/µl.

Sebagai perawat, tindakan yang harus di

lakukan adalah dengan peningkatan status

nutrisi yang adekuat dengan memberikan

diet TKTP dan penambahan cairan dan

elektrolit yang baik. Rasionalnya adalah

bahwa, nutrisi yang baik akan meningkatan

sistem kekebalan tubuh sehingga pembentukan

3

Page 4: repository.stikespantiwaluya.ac.idrepository.stikespantiwaluya.ac.id/329/3/Fira Prima...  · Web viewPenyakit ini banyak di temukan di daerah tropis dan sub- tropis (Kementrian Kesehatan

trombosit dapat cepat terjadi dengan hasil

yang benar-benar maturasi. (Giyatno, 2013).

Berdasarkan latar belakang diatas penulis

tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah

dengan pendekatan studi kasus yang berjudul “

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan

Dengue Haemoragic Fever (DHF) Dengan

Masalah Resiko Defisit Nutrisi Di Rumah Sakit

Panti Waluya Sawahan Malang”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode studi

kasus pada klien DHF dengan Risiko Defisit

Nutrisi pada klien 1 pada tanggal tanggal 25 –

27 Maret 2019 sedangkan pada klien 2 diteliti

tanggal 28 – 30 Maret 2019. Penulis

mengumpulkan data dengan melakukan

wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan

dokumentasi meliputi pengkajian, analisa data,

rencana keperawatan, implementasi dan

evaluasi keperawatan.

HASIL

1. Pengkajian

Pada klien 1 tanggal 22 maret 2019 klien

mengeluhkan demam, pusing, mual dan atau

muntah, nafsu makan menurun, badan terasa

lemas. Klien mengatakan 2 hari yang lalu

saat dirumah nafsu makan klien menurun

dikarenakan klien sudah tidak enak badan,

klien makan yang semula dengan porsi

banyak, saat badannya merasa tidak enak

untuk makanpun hanya sedikit habis dalam

2 sendok makan saja dikarenakan mual dan

muntah 1x dalam sehari, pada tanggal 25

maret 2019 klien di bawa ke IGD Rumah

Sakit Panti Waluya Malang dan di temani

oleh kedua orang tua serta saudara

perempuannya, saat dilakukan pengkajian

tanggal 25 maret 2019 jam 16.00, klien

mengeluh demam naik turun, pusing, mual

muntah, badan terasa lemas, nafsu makan

menurun dan nyeri pada epigastrium, pada

saat dirumah klien hanya menghabiskan 2

sendok makan saja. dikarenakan mual dan

muntah 1x, dan saat di rawat inap klien

hanya menghabiskan 2 sendok makan saja ,

untuk makan paginya klien sudah makan

bubur ayam saat dirumah sebelum ke IGD

dan menghabiskan 2 sendok makan saja

dikarenakan mual, dan saat siang hari klien

juga makan hanya 2 sendok makan saja

dikarenakan ada rasa mual, dan pada sore

hari terdapat sisa makanan ½ porsi lebih,

saat dilakukan pengkajian klien sempat

merasa mual, dan minum ± 500cc. Suara

bising usus 10x/ menit.

Pada klien 2 tanggal tanggal 25 maret 2019

klien mengeluhkan demam, mual dan atau

muntah, pusing, dibuat untuk menelan sakit,

sendi terasa sakit, dan nyeri pada

epigastrium, badan terasa lemas. Klien

mengatakan 2 hari yang lalu saat dirumah

nafsu makan menurun dikarenakan

badannya mulai tidak enak, dibuat makan

juga sakit, saat dibelikan makanan ibunya

yaitu bubur ayam klien hanya menghabiskan

3-4 sendok makan dan klien merasa mual

serta muntah 1x, saat sebelum sakit klien

4

Page 5: repository.stikespantiwaluya.ac.idrepository.stikespantiwaluya.ac.id/329/3/Fira Prima...  · Web viewPenyakit ini banyak di temukan di daerah tropis dan sub- tropis (Kementrian Kesehatan

dapat mengahbiskan makanan dalam porsi

banyak. Pada tanggal 28 maret 2019 klien

di bawa ke IGD rumah Sakit Panti Waluya

Sawahan Malang dan di temani oleh ibu dan

kakak laki-lakinya. Saat dilakukan pengajian

pada tanggal 28 maret 2019 pukul 13.00,

klien mengeluhkan demam, mual,muntah,

pusing, jika dibuat makan terasa sakit, sendi

terasa sakit, nyeri epigastrium, badan terasa

lemas, dan saat di rawat inap klien hanya

menghabiskan 3 sendok makan, dan terdapat

sisa makan siang hari ½ porsi lebih, dan saat

makan sore klien hanya menghabiskan 3

sendok makan saja. Dan terdapat ½ porsi

makan yang di meja, dan minum 500cc,

Suara bising usus 12x/menit. Dan saat

dilakukan ttv didapatkan hasil sebagai

berikut TD: 120/80mmHg, Nadi: 80x/menit,

Suhu: 38C, pernapasan: 18x/menit.

2. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian dapat

ditegakkan diagnosa pada klien 1 dan 2

yaitu Risiko Defisit Nutrisi berhubungan

dengan Faktor Risiko Ketidakmampuan

Mencerna Makanan.

3. Intervensi keperawatan

Pada klien 1 dan 2 telah disusun intervensi

sesuai dengan teori, terdapat 39 intervensi

yang akan dilakukan secara mandiri maupun

kolaboratif sesuai dengan kondisi atau

keadaan klien.

4. Implementasi keperawatan

Berdasarkan diagnosa keperawatan Risiko

Defisit Nutrisi, rencana tindakan

keperawatan yang sudah dilaksanakan pada

klien 1 dengan 19 intervensi sedangkan

klien 2 dengan 20 intervensi yaitu sesuai

dengan teori yang telah disusun.

5. Evaluasi keperawatan

Setelah diberikan asuhan keperawatan

selama 3 hari, pada klien 1 dan 2 masalah

teratasi sebagian pada hari ke-3 dengan

memenuhi 5 dari 7 kriteria hasil yang telah

di tetapkan menurut ( Andra &

Yessie,2013; Somantrim , 2009) yaitu

nafsu makan klien meningkat, membran

mukosa klien nampak lembab, tidak ada

mual dan muntah, klien mampu mengenali

kebutuhan nutrisi, bising usus 16x/ menit.

PEMBAHASAN

1. PENGKAJIAN

Menurut penulis, dari hasil pengkajian pada

klien 1 dan 2 mengalami Dengue

Haemoragic Fever (DHF) terbukti dari hasil

pemeriksaan laboratorium yaitu trombosit

yang menurun, serta tanda dan gejala yang

nyertai klien seperti pusing, badan lemas,

demam, nyeri epigastrium, penurunan nasfu

makan, mual dan atau muntah, sendi terasa

sakit,mukosa bibir kering. Hal tersebut

menyebabkan klien mengalami masalah

Risiko Defisit Nutrisi.

Pada klien 1 dan 2 sesuai dengan teori

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah

5

Page 6: repository.stikespantiwaluya.ac.idrepository.stikespantiwaluya.ac.id/329/3/Fira Prima...  · Web viewPenyakit ini banyak di temukan di daerah tropis dan sub- tropis (Kementrian Kesehatan

penyakit menular mendadak yang

disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan

oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

albopictus.Dengue Haemoragic Fever

(DHF) adalah penyakit yang terdapat pada

orang dewasa dengan gejala utama demam,

nyeri otot, sendi, dan di sertai mual atau

muntah jika tidak di tangani akan berakibat

resiko defisit nutrisi (Hendarwanto, 2011).

Resiko Defisit Nutrisi adalah keadaaan

dimana individu yang mengalami

kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi

kebutuhan metabolic, (Wilkinso Judith M.

2007) .

2. Diagnosa keperawatan

Menurut penulis, klien 1 dan 2 di tetapkan

diagnosa keperawatan yang sama yaitu

Risiko Defisit Nutrisi dengan etiologi yang

sama yaitu berhubungan dengan faktor

risiko ketidakmampuan mencerna makanan

dengan proses yang sama yaitu disebabkan

karena mual muntah setiap akan makan,

nyeri epigastrium, mukosa bibir kering,

sehingga menyebabkan klien tidak nafsu

makan, dari faktor tersebut menyebabkan

klien lemas. Akibatnya klien mengalami

masalah Risiko defisit nutrisi.

Menurut PPNI (2016) diagnosa keperawatan

risiko defisit nutrisi yang berhubungan

dengan faktor risiko ketidakmampuan

mencerna makanan, dan juga bisa berisiko

mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan metabolik (PPNI,

2016). Menurut PPNI (2016) batasan

karakteristik untuk menegakkan diagnosa

keperawatan resiko defisit nutrisi adalah :

nyeri abdomen, penurunan nafsu makan,

mukosa bibir kering, mual atau muntah.

3. Intervensi keperawatan

Menurut penulis, pada klien 1 dan 2 telah

ditetapkan rencana tindakan keperawatan

yang bersifat mendiri maupun kolaboratif.

Tindakan keperawatan yang akan dilakukan

mengacu pada kondisi klien saat ini.

Dari 39 intervensi menurut teori, klien 1

ditetapkan 19 intervensi sedangkan klie 2

ditetapkan 20 intervensi. Pada kedua klien

ada perbedaan intervensi yaitu pada klien 2

ditambahakan intervensi mengidentifikasi

kemampuan menelan dikarenakan pada

klien 2 mengalami nyeri telan.

Intervensi yang dilakukan pada klien 1 dan 2

telah sesuai dengan teori menurut PPNI

(2018) bahwa intervensi yang dapat

dilakukan dengan klien risiko defisit nutrisi

berupa manajemen nutrisi dan pemantauan

nutrisi.

4. Implementasi

Implementasi merupakan fase perawat

melaksanakan intervensi keperawatan yang

telah disusun sebelumnya. Peneliti

memberikan implementasi sesuai dengan

intervensi yang sudah direncakan.

Berdasarkan data diatas baik klien 1 dan 2

dilakukan implementasi keperawatan sesuai

dengan keadaan kedua klien dalam bentuk

6

Page 7: repository.stikespantiwaluya.ac.idrepository.stikespantiwaluya.ac.id/329/3/Fira Prima...  · Web viewPenyakit ini banyak di temukan di daerah tropis dan sub- tropis (Kementrian Kesehatan

tindakan mandiri maupun kolaborasi. Hal

diatas sesuai dengan teori setiadi (2012)

implementasi adalah pengelolahan dan

perwujudan dari rencana keperawatan yang

telah disusun pada tahap perencanaan.

Implementasi juga sesuai dengan kondisi

dan kebutuhan klien. Menurut teori Debora

(2013).

Implementasi adalah tahap keempat dari

proses keperawatan, tahap ini muncul jika

perencanaan yang dibuat diaplikasikan pada

klien. Tindakan yang dilakukan mungkin

sama, mungkin juga berbeda dengan urutan

yang telah dibuat pada perencanaan.

Aplikasi yang dilakukan pada klien akan

berbeda,disesuaika dengan kondisi klien

saat itu dan kebutuhan yang paling

dirasakan oleh klien.

5. Evaluasi

Setelah dilakukan evaluasi selama 3 hari

masalah risiko defisit nutrisi pada klien 1

teratasi sebagian dengan memenuhi 5 dari 7

kriteria hasil yang telah di tetapkan. Klien 2

masalah teratasi sebagian dengan

memenuhi 5 dari 7 kriteria hasl.

Dikarenakan klien 1 dan klien 2 hanya

mampu menghabiskan ½ porsi makan yang

tersedia di RS, dan masih mengalami nyeri

pada epigastrium.

Menurut teori (Andra & Yessie, 2013;

Somantrim 2009) Evaluasi adalah tahap

akhir dari proses keperawatan yang

merupakan perbandingan yang sistematis

dan terencana antara hasil akhir yang

teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang

dibuat pada tahap perencanaan.

Kesimpulan

Asuhan keperawatan pada klien Dengue

Haemorrhagic Fever (DHF) dengan masalah

Resiko Defisit Nutrisi di Rumah Sakit Panti

Waluya Sawahan Malang. Telah dilaksanakan

pada klien 1 dan 2 dengan waktu 3x 24 jam.

Klien 1 masalah teratasi sebagian dengan

memenuhi 5 dari 7 kriteria hasil yang telah di

tetapkan. Klien 2 masalah teratasi sebagian

dengan memenuhi 5 dari 7 kriteria hasl.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC- NOC. Yogyakarta : Media Action Publingshing.

Debora, Oda (2013)Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba Medika

Desmawati. 2013 . System hematologi dan imunologi, Jakarta: In Media

Giyatmo. 2013. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Journal of Nursing) : Efektifitas Pemberian Jus Kurma Dalam Meningkatkan Trombosit Pada Pasien Demam Berdarah Dengue Di RSU Bunda Purwokerto. Vol.8, No.1.

Hendarwanto. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi III. Cetakan I. Jakarta : Gaya Baru.

Kemenkes RI. 2011. Pencegahan Dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Dirjen Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

7

Page 8: repository.stikespantiwaluya.ac.idrepository.stikespantiwaluya.ac.id/329/3/Fira Prima...  · Web viewPenyakit ini banyak di temukan di daerah tropis dan sub- tropis (Kementrian Kesehatan

Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna : Gastritis (Dyspepsia atau Maag). Jakarta : Pustaka Populer OBDA.

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Ed 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Ed 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Rekam Medis RSPW 2019

Soegijanto Soegeng. 2012. Demam Berdarah Dengue. Edisi kedua. Surabaya : Airlangga University Press.

Wolrd Health Organization (WHO). 2015. Dengue Haemoragic Fever Progress Report Jeneva

Wilkinson. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumantasi Keperawatan: Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif (Edisi 9). Jakarta : EGC

8

Page 9: repository.stikespantiwaluya.ac.idrepository.stikespantiwaluya.ac.id/329/3/Fira Prima...  · Web viewPenyakit ini banyak di temukan di daerah tropis dan sub- tropis (Kementrian Kesehatan

Lampiran

9

Page 10: repository.stikespantiwaluya.ac.idrepository.stikespantiwaluya.ac.id/329/3/Fira Prima...  · Web viewPenyakit ini banyak di temukan di daerah tropis dan sub- tropis (Kementrian Kesehatan

Lampiran

10

Page 11: repository.stikespantiwaluya.ac.idrepository.stikespantiwaluya.ac.id/329/3/Fira Prima...  · Web viewPenyakit ini banyak di temukan di daerah tropis dan sub- tropis (Kementrian Kesehatan

11