PPTTT.. I AAADDDAAARR OOO N IINNNDDDOONNEEESSSIIIAAA

172
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3 Rev. No Tanggal Halaman : : : 06 01 Juli 2020 01 Manual Sistem Manajemen Mutu, Lingkungan, Energi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja P P T T . . A A D D A A R R O O I I N N D D O O N N E E S S I I A A 1. Jakarta Office : Cyber 2 Tower 25 th Floor Jl H.R Rasuna Said Block X-5 No. 13 Jakarta 12950, Indonesia Telp : 021-2553 3000 ; Fax : 021-2553 3061/2 E-mail Adress : [email protected] Website : www.adaro.com 2. Banjarmasin Office : Jl. A. Yani KM. 32.5 No. 24, RT. 01, RW. 02 Kelurahan Loktabat Selatan Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru – 70714 Telp : 0511-3263881, 3258803, 3258806 Fax : 0511-3257602 3. Mine Office : Hauling Road Km.73, Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong PO BOX 110 TTB Tanjung 71500, Kalimantan Selatan, Indonesia Tlp : 62-526-2021997 ; Fax : 62-526-2021996

Transcript of PPTTT.. I AAADDDAAARR OOO N IINNNDDDOONNEEESSSIIIAAA

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 01

Manual Sistem Manajemen Mutu, Lingkungan, Energi,

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

PPPTTT... AAADDDAAARRROOO IIINNNDDDOOONNNEEESSSIIIAAA

1. Jakarta Office : Cyber 2 Tower 25th Floor Jl H.R Rasuna Said Block X-5 No. 13 Jakarta 12950, Indonesia Telp : 021-2553 3000 ; Fax : 021-2553 3061/2 E-mail Adress : [email protected] Website : www.adaro.com

2. Banjarmasin Office : Jl. A. Yani KM. 32.5 No. 24, RT. 01, RW. 02 Kelurahan Loktabat Selatan Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru – 70714 Telp : 0511-3263881, 3258803, 3258806 Fax : 0511-3257602

3. Mine Office : Hauling Road Km.73, Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong PO BOX 110 TTB Tanjung 71500, Kalimantan Selatan, Indonesia Tlp : 62-526-2021997 ; Fax : 62-526-2021996

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 02

Persetujuan

Manual Sistem Manajemen ini disusun mengacu pada :

1. Undang-undang Ketenagakerjaan No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) 2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 3. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.14 Tahun 2012 tentang

Manajemen Energi 4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 26 Tahun 2018 tentang

Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara

5. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik

6. Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor. 185.K/37.04/DJB/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan dan Pelaksanaan, Penilaian dan Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara

dan Standard Sistem Manajemen :

1. Mutu ISO 9001 : 2015 2. Lingkungan Hidup ISO 14001 : 2015 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja ISO 45001 : 2018 (rev 6) 4. Energi ISO 50001 : 2018 (rev 6)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 03

Disusun oleh :

Suhernomo

Kepala Teknik Tambang /

Management Representative

Ditinjau oleh :

Budi Rachman Ari Hariadi Operation Director Support Director

Disetujui oleh :

Chia Ah Hoo

President Director

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 04

Daftar Distribusi Salinan Terkendali

No Copy Penerima Jabatan

01 Chia Ah Hoo Presiden Direktur

02 Budi Rachman Direktur Operasional

03 Ari Hariadi Direktur Support

04 Heri Gunawan Direktur Finance and Accounting

05 Hendri Tan Direktur Marketing

06 Djohan Nurjadi Direktur HRGAIT

07 Suhernomo Kepala Teknik Tambang Management Representative

08 Wawan Kepala Divisi Mining Operation

09 Kiagus M. Firdaus Deputi Kepala Divisi Mining

10 Ilman Rijaya Deputi Kepala Divisi Technical Service

11 Putih Fajariyadi Deputi Kepala Divisi Mining Support and Supply Chain

12 Deny Widihatmoko Deputi Kepala Divisi Coal Processing and Barge Loading

13 Didik Triwibowo Deputi Kepala Divisi Health Safety and Environment

14 Rizki Dartaman Kepala Divisi External Relation

15 Syahka Abiaji Deputi Kepala Divisi HRGA

16 Rinaldo Kurniawan Deputi Management Representative

17 Sofyan Hadi Deputi Management Representative

18 Dwi Yuli Hastuti Deputi Management Representative

19 Kotama Guritno Deputi Management Representative

20 Endang Daris Deputi Management Representative

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 05

Catatan Perubahan

Nomor Perubahan

No. Section

Status Revisi

Detail Perubahan Tanggal

0

Semua section

0 Diterbitkan untuk pertama kali 1 Mei 2013

1 00 1 Alamat Kantor Jakarta 1 Nov 2014

2 00 1 Daftar Distribusi 1 Nov 2014

3 03 1 Nilai-Nilai Perusahaan 1 Nov 2014

4 04 1 Peta Proses dan Kode Fungsi : - QCL menjadi QAC - PUR menjadi PRC - WHS menjadi LOG

1 Nov 2014

5 06 1 Penyesuaian dengan penambahan SOP perencanaan operasi CPBL.

1 Nov 2014

6 07 1 Penyesuaian dengan penambahan SOP baru : - Pemantauan kinerja lab. - Adaro Lab Comparison

Program. - Pemantauan Trend Kualitas

Kargo Tongkang dan Vessel. - Panduan Alokasi Return Kargo - Panduan Barge Domestik

Shipment. - Panduan Barge Export

Shipment. - Investigasi dan Pelaporan

Kontaminasi.

1 Nov 2014

7 09 1 Penyesuaian dengan pengembangan proses bisnis dan organisasi untuk fungsi procurement : - Procurement Plan - Procurement Operation - Proses Tender - Proses Evaluasi Vendor.

1 Nov 2014

8 10 1 Penyesuaian dengan pengembangan proses bisnis dan organisasi untuk fungsi logistic.

1 Nov 2014

9 00 2 Halaman persetujuan penambahan referensi ke SMKP dan SMP

1 Nov 2015

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 06

Nomor

Perubahan No.

Section Status Revisi

Detail Perubahan Tanggal

10 Semua Section

2 Penambahan pada ruang lingkup penerapan Sistem Manajemen yaitu untuk seluruh wilayah PKP2B dan penerapan SMKP

1 Nov 2015

11 Semua Section

3 Penambahan ruang lingkup manual tentang Sistem Manajemen Energi ISO 50001 versi 2011

1 Jan 2017

12 00 4 Alamat kantor di Jakarta Cyber 2 1 Juni 2018

13 Semua Section

4 Permen ESDM No. 38 Th 2014 menjadi Kepmen ESDM No. 1827K/30/MEM/2018 Lampiran IV tentang Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara.

1 Juni 2018

14 31,32 4 Penambahan section 31 (Laboratory Service) dan section 32 (Geodetic Service)

1 Juni 2018

15 Semua Section

5 Penambahan ruang lingkup manual dengan PP No. 50 Thun 2012 Tentang Penerapan SMK3

1 Juni 2018

16 Semua Section

6 Up grade ke ISO 45001:2018 dan ISO 50001:2018

1 Juli 2020

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 07

Cross Reference

ISO 9001 : 2015 Rujukan

Clause Title Section Manual

No. SOP

4 Konteks Organisasi

4.1 Memahami organisasi dan konteks-nya 05 CIM 01, OPD 01

4.2 Memahami kebutuhan dan harapan dari pihak terkait

05, 16, 07, 27

CIM 01, OPD 01, MKT 03,

MKT 05

4.3 Menentukan ruang lingkup dari sistem manajemen mutu

01 CIM 01, OPD 01

4.4 Sistem manajemen mutu dan proses-prosesnya

04, 05, 15 CIM 01, OPD 01

5 Kepemimpinan

5.1 Kepemimpinan dan Komitmen

5.1.1 Umum 05 OPD 01, OPD 02

5.1.2 Fokus ke pelanggan 16 MKT 03, MKT 05, QAC 09, IMS

05, CIM 01

5.2 Kebijakan

5.2.1 Penyusunan kebijakan mutu 03

5.2.2 Mengkomunikasikan kebijakan mutu 03

5.3 Peran, tanggung jawab dan kewenangan dalam organisasi

03, 11 HRD 01

6 Perencanaan

6.1 Tindakan untuk mengatasi risiko-risiko dan peluang-peluang

03, 05 OPD 01, OPD 03, IMS 05

6.2 Sasaran mutu dan rencana pencapaiannya

03, 05 OPD 01, OPD 02

6.3 Perencanaan perubahan-perubahan 03, 05, 15 IMS 04

7 Dukungan

7.1 Sumber daya-sumber daya

7.1.1 Umum 08, 10, 11, 12, 13

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 08

ISO 9001 : 2015 Rujukan

Clause Title Section Manual

No. SOP

7.1.2 Sumber daya manusia 11 HRD 01, HRD 02, HRD 03

7.1.3 Infrastruktur 08, 12, 13 MSP 04, MTN 04, GAF 01,

GAF 09 CBL 06

7.1.4 Lingkungan untuk proses operasi 08, 11, 12, 14, 26

MSP 04, MTN 04, GAF 01,

GAF 09 CBL 06

7.1.5 Pemantauan dan Pengukuran Sumber

7.1.5.1 Umum 07, 08 QAC 02, QAC 04, QAC 05

7.1.5.2 Measurement traceability 08 MTN 06

7.1.6 Pengetahuan dalam organisasi 11 HRD 01

7.2 Kompetensi 11 HRD 01, HRD 03

7.3 Kepedulian 03, 05 HRD 01, HRD 03

7.4 Komunikasi 01 MKT 05

7.5 Informasi terdokumentasi

7.5.1 Umum 01 IMS 01, IMS 02

7.5.2 Pembuatan dan pengkinian 01, 15 IMS 01, IMS 02

7.5.3 Pengendalian informasi terdokumentasi 15 IMS 01, IMS 02

8 Operasi

8.1 Perencanaan dan pengendalian operasi 06, 07, 16, 18, 20, 21

MSP, PRO, PAH, CBL (rel)

8.2 Persyaratan untuk produk dan jasa

8.2.1 Komunikasi dengan pelanggan 16 MKT 03, MKT 04, MKT 05,

QAC 09

8.2.2 Penentuan persyaratan-persyaratan yang terkait dengan produk dan jasa

16 MKT 03, MKT 04, MKT 05,

QAC 09

8.2.3 Peninjauan persyaratan untuk produk dan jasa

16 MKT 03, MKT 04, MKT 05,

QAC 09

8.2.4 Perubahan-perubahan untuk persyaratan produk dan jasa

16 MKT 03, MKT 04, MKT 05,

QAC 09

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 09

ISO 9001 : 2015 Rujukan

Clause Title Section Manual

No. SOP

8.3 Desain dan pengembangan produk dan jasa

Tidak diapplikasikan

8.4 Pengendalian proses, produk dan jasa dari pihak luar

8.4.1 Umum 09, 14, 20 PRO (related), PAH (rel), PRC

09

8.4.2 Jenis dan lingkup pengendalian 09, 14 PRO (related), PAH (related)

8.4.3 Informasi untuk penyedia dari pihak ketiga 09, 14 PRC 01, PRC 02, PRC 05,

PRC 07

8.5 Produksi dan penyediaan pelayanan

8.5.1 Pengendalian produksi dan penyediaan pelayanan

20, 21, 06 MSP, PRO, PAH, CBL, QAC

(rel)

8.5.2 Identifikasi dan kemamputelusuran 20, 21, 06 QAC 04, QAC 05, QAC 07

8.5.3 Barang milik pelanggan dan penyedia dari pihak luar

Tidak diapplikasikan

8.5.4 Pengawetan 06 QAC 03, QAC 07

8.5.5 Aktivitas-aktivitas pasca pengiriman 16, 07 QAC 08, QAC 09, MKT 07

8.5.6 Pengendalian perubahan 16, 07, 18, 20, 21, 06

MKT 03, MKT 04

8.6 Pelepasan dari produk dan jasa 07 QAC 05, QAC 07

8.7 Pengendalian keluaran yang tidak sesuai 07 QAC 08, QAC 09

9 Evaluasi kinerja

9.1 Pemantauan, pengukuran, analisa dan evaluasi

9.1.1 Umum 05, 15, 16 QAC 04, QAC 05, QAC 07

9.1.2 Kepuasan pelanggan

16 MKT 05

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 010

ISO 9001 : 2015 Rujukan

Clause Title Section Manual

No. SOP

9.1.3 Analisa dan evaluasi 05, 07, 15, 16

QAC 04, QAC 05, QAC 07,

MKT 05

9.2 Audit internal 14 IMS 03

9.3 Tinjauan manajemen

9.3.1 Umum 05 OPD 02

9.3.2 Masukan untuk tinjauan 05 OPD 02

9.3.3 Keluaran dari tinjauan 05 OPD 02

10 Perbaikan/penyempurnaan

10.1 Umum 05, 14 IMS 11, QAC 08, QAC 09, CIM 01

10.2 Ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan 05, 07, 14 IMS 11, QAC 08, QAC 09

10.3 Perbaikan/penyempurnaan berkelanjutan 14 IMS 03, IMS 11, CIM 01

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 011

ISO 14001 : 2015 Rujukan

Clause Title Section Manual

No. SOP

4 Konteks Organisasi

4.1 Memahami organisasi dan konteks-nya 05, 14 CIM 01, OPD 01

4.2 Memahami kebutuhan dan harapan dari pihak terkait

05, 14 CIM 01, OPD 01, ENV 10,

GMR 07, GMR 10

4.3 Menentukan ruang lingkup dari sistem manajemen lingkungan

01 CIM 01, OPD 01

4.4 Sistem manajemen lingkungan 01 CIM 01, OPD 01

5 Kepemimpinan

5.1 Kepemimpinan dan komitmen 01, 05, 14, 15 OPD 01, OPD 02

5.2 Kebijakan lingkungan 03

5.3 Peran, tanggung jawab dan kewenangan dalam organisasi

05, 11, 14 HRD 01

6 Perencanaan

6.1 Tindakan untuk mengatasi risiko-risiko dan peluang-peluang

05, 14 OPD 01, IMS 07

6.1.2 Aspek lingkungan 14 IMS 07

6.1.3 Kewajiban kepatuhan 14 IMS 06

6.1.4 Tindakan perencanaan 14 IMS 07, IMS 06

6.2 Sasaran lingkungan dan rencana pencapaiannya

6.2.1 Sasaran lingkungan IMS 09

6.2.2 Rencana tindakan untuk mencapai sasaran lingkungan

05, 14 IMS 09 , CIM 01

7 Dukungan

7.1 Sumber daya 08, 09, 11, 12, 13

MSP 04, MTN 04, GAF 01,

GAF 09, CBL 06, HRD 01,

HRD 02, HRD 03

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 012

ISO 14001 : 2015 Rujukan

Clause Title Section Manual

No. SOP

7.2 Kompetensi 11 HRD 01, HRD 02, HRD 03

7.3 Kepedulian 03, 14 HRD 01, HRD 02, HRD 03

7.4 Komunikasi

7.4.1 Umum 01, 14

7.4.2 Komunikasi internal 01, 14

7.4.3 Komunikasi eksternal 01, 14 ENV 10

7.5 Informasi terdokumentasi

7.5.1 Umum 01.3 IMS 01, IMS 02

7.5.2 Pembuatan dan pengkinian 01, 15 IMS 01, IMS 02

7.5.3 Pengendalian informasi terdokumentasi 15 IMS 01, IMS 02

8 Operasi

8.1 Perencanaan dan pengendalian operasi 14, 25 PRO (Rel.), ENV (Rel.),

CBL (Rel), MKT 06, IMS 08

8.2 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat 14 IMS 12

9 Evaluasi kinerja

9.1 Pemantauan, pengukuran, analisa dan evaluasi

IMS 10, ENV 15

9.1.1 Umum 05, 14 IMS 10, ENV 15

9.1.2 Evaluasi kepatuhan 14 IMS 06

9.2 Internal Audit

9.2.1 Umum 14 IMS 03

9.2.2 Program internal audit 14 IMS 03

9.3 Tinjauan manajemen 05 OPD 02

10 Perbaikan/Penyempurnaan

10.1 Umum 14, 25 IMS 11, CIM 01

10.2 Ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan 14, 25 IMS 11

10.3 Perbaikan/penyempurnaan berkelanjutan

14, 25 CIM01

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 013

ISO 45001 : 2018 Rujukan

Clause Title Section Manual

No. SOP

4 Konteks Organisasi - -

4.1 Memahami organisasi dan konteks-nya

05, 14 CIM 01, OPD 01

4.2 Memahami kebutuhan dan harapan pekerja dan pihak lain yang berkepentingan

05, 14 CIM 01, OPD 01, GMR 07,

GMR 10

4.3 Menentukan ruang lingkup dari sistem manajemen K3

01 CIM 01, OPD 01

4.4 Sistem manajemen K3 01 CIM 01, OPD 01

5 Kepemimpinan - -

5.1 Kepemimpinan dan komitmen 01, 14 OPD 01, OPD 2

5.2 Kebijakan K3 03 -

5.3 Peran, tanggung jawab dan wewenang organisasi

01, 03, 11 HRD 01

5.4 Konsultasi dan partisipasi pekerja 14, 26 OHS 05

6 Perencanaan -

6.1 Tindakan pengelolaan risiko dan peluang

05 CIM 01, IMS 07, OPD 03

6.1.1 Umum 14, 16, 26 CIM 01, IMS 07, OPD 03

6.1.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dan peluang

16, 26 IMS 07

6.1.2.1 Identifikasi bahaya 16, 26 IMS 07

6.1.2.3 Penilaian peluang K3 dan peluang terkait sistem manajemen K3

14, 26 IMS 07

6.1.3 Penentuan persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya.

14 IMS 06

6.1.4 Tindakan perencanaan 14 IMS 06, IMS 07

6.2 Sasaran K3 dan rencana pencapaiannya

03, 05, 14 OPD 01

6.2.1 Sasaran K3 03, 05, 14 OPD 01

6.2.2 Perencanaan untuk mencapai sasaran K3

03, 05, 14 OPD 01

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 014

ISO 45001 : 2018 Rujukan

Clause Title Section Manual

No. SOP

7 Dukungan -

7.1 Sumber daya 06, 11, 12, 13 HRD 01, HRD 02, HRD 03

7.2 Kompetensi 11 HRD 01, HRD 02, HRD 03

7.3 Pemahaman

11 HRD 01, HRD 02, HRD 03

7.4 Komunikasi -

7.4.1 Umum 01 OHS 05

7.4.2 Komunikasi internal 01, 26 OHS 05, IMS 15

7.4.3 Komunikasi eksternal 01, 27 GMR 10, CMR 07

7.5 Informasi terdokumentasi -

7.5.1 Umum 01, 19 IMS 01, IMS 02

7.5.2 Membuat dan memperbarui 01, 19 IMS 01, IMS 02

7.5.3 Pengendalian informasi terdokumentasi

01, 19 IMS 01, IMS 02

8 Operasional -

8.1 Perencanaan dan pengendalian operasi

-

8.1.1 Umum 06, 08, 10, 12, 14, 20, 21, 26

IMS 08

8.1.2 Eliminasi bahaya dan mengurangi risiko K3

14 IMS 07

8.1.3 Manajemen perubahan 08, 14 IMS 04

8.1.4 Pengadaan -

8.1.4.1 Umum 09, 14 PRC 01

8.1.4.2 Kontraktor 09, 14 PRC 01

8.1.4.3 Alih Daya 09, 14 PRC 01

8.2 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat 14 IMS 12

9 Evaluasi kinerja -

9.1 Pemantauan, pengukuran, analisa dan evaluasi

-

9.1.1 Umum 08, 26 IMS 10

9.1.2 Evaluasi kepatuhan 14, 27 IMS 06

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 015

ISO 45001 : 2018 Rujukan

Clause Title Section Manual

No. SOP

9.2 Internal Audit -

9.2.1 Umum 05, 14 IMS 03

9.2.2 Program internal audit 14 IMS 03

9.3 Tinjauan manajemen 05 IMS 03

10 Perbaikan/Penyempurnaan

10.1 Umum 14, 15 CIM 01

10.2 Insiden, ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan

14 CIM 01, IMS 12, IMS 13

10.3 Perbaikan berkelanjutan 15 CIM 01, CIM 02

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 016

Persyaratan SMKP

Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 Lampiran IV

Rujukan

Section Manual

No. SOP Terkait

1 Kebijakan 3.2

1.a Penyusunan Kebijakan 3.2

1.b Isi Kebijakan 3.1 ; 3.2

1.c Penetapan Kebijakan 3.4

1.d Komunikasi Kebijakan 3.2

1.e Tinjauan Kebijakan 3.2

2 Perencanaan

2.a Penelaahan Awal 3.2 ; 4 ; 14.3

IMS 06

2.b Manajemen Resiko 14.3 IMS 07

2.c Identifikasi dan Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya yang Terkait

14.3.6 IMS 06

2.d Penetapan Tujuan, Sasaran dan Program 14.3.7 OPD 01 , IMS 03

2.e Rencana Kerja dan Anggaran Keselamatan Pertambangan

OPD 01 , IMS 03

3 Organisasi dan Personel

3.a Penyusunan dan Penetapan Struktur Organisasi, Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang.

3.5 HRD 01

3.b Penunjukkan KTT, Kepala Tambang Bawah Tanah, dan/atau Kepala Kapal Keruk Untuk Perusahaan Pertambangan

3.5

3.c Penunjukkan PJO Untuk Perusahaan Jasa Pertambangan

3.5.2

3.d Pembentukan dan Penetapan Bagian K3 Pertambangan dan Bagian KO Pertambangan

3.5.2

3.e Penunjukkan Pengawas Operasional dan Pengawas Teknik

3.5.3

3.f Penunjukkan Tenaga Teknik Khusus Pertambangan

3.5.3

3.g Pembentukan dan Penetapan Komite Keselamatan Pertambangan

3.5.4

3.h Penunjukkan Tim Tanggap Darurat 14.7

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 017

Persyaratan SMKP

Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 Lampiran IV

Section Manual

No. SOP Terkait

3.i Seleksi dan Penempatan Personel 11.3 HRD 01

3.j Penyelenggaraan dan Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan serta Kompetensi Kerja

11.3 HRD 03

3.k Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Komunikasi Keselamatan Pertambangan

14.5

3.l Pengelolaan Administrasi Keselamatan Pertambangan

14.9.1

3.m Penyusunan, Penerapan, dan Pendokumentasian Partisipasi, Konsultasi, Motivasi, dan Kesadaran Penerapan SMKP Minerba.

4 Implementasi

4.a Pelaksanaan Pengelolaan Operasional 1.3 ; 1.5 ; 14.3.4 ; 14.4 ; 15.6

IMS 17 , IMS 22

4.b Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Kerja

14.3.8 GAF 07 , GAF 09

4.c Pelaksanaan Pengelolaan Kesehatan Kerja

OHS 01

4.d Pelaksanaan Pengelolaan KO Pertambangan

11.3 ; 14.4 ; 14.8

IMS 22

4. e Pengelolaan Bahan Peledak dan Peledakan

10.2.4 LOG 07 , PRO 04

4.f Penetapan Sistem Perancangan dan Rekayasa

14.8 MTN 04

4.g Penetapan Sistem Pembelian PRC 01 , PRC 02 ; PRC 05 ,

PRC 07

4.h Pemantauan dan Pengelolaan Perusahaan Jasa Pertambangan

9.2.2 IMS 14

4.i Pengelolaan Keadaan Darurat 4.7 IMS 12

4.j Penyediaan dan Penyiapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

4.7 IMS 12

4.k Pelaksanaan Keselamatan di Luar Pekerjaan

14.5 IMS 12

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 018

Persyaratan SMKP

Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 Lampiran IV

Section Manual

No. SOP Terkait

5 Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut.

5.a Pemantauan dan Pengukuran Kinerja 5.3 ; 5.4 ;

10.2.1; 11.3 ;

14.3.7 ; 14.3.8 ;

14.4

IMS 10 ; OPD 02

5.b Inspeksi Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan

15.5 IMS 21

5.c Evaluasi Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya yang Terkait.

14.3.6 IMS 06

5.d Penyelidikan Kecelakaan, Kejadian Berbahaya, dan Penyakit Akibat Kerja

14.3.8 ; 14.7

IMS 13 ; OHS 09

5.e Evaluasi Pengelolaan Administrasi Keselamatan Pertambangan

14.9.1

5.f Audit Internal Penerapan SMKP Minerba 15.3 IMS 03

5.g Rencana perbaikan dan tindak lanjut. 15.4 IMS 11 , CIM 01

6 Dokumentasi

6.a Penyusunan Manual SMKP 1.4

6.b Pengendalian Dokumen 15.6 IMS 01

6.c Pengendalian Rekaman 15.6 IMS 02

6.d Penetapan Jenis Dokumen dan Rekaman 15.6 IMS 01 , IMS 02

7 Tinjauan Manajemen

7.a Tinjauan hasil dari tindak lanjut rencana perbaikan.

5.4 OPD 02

7.b Tinjauan manajemen dipimpin oleh manajemen tertinggi pemegang ijin.

5.4 OPD 02

7.c Dilakukan secara berkala paling kurang 1 (satu) tahun sekali dan hasilnya didokumentasikan.

5.4 OPD 02

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 019

SMK3 (PP No. 50 – Tahun 2012) Rujukan

Pasal Prihal Section Manual

No. SOP

1 Definisi N/A

2 Tujuan Penerapan 01

3 Kebijakan Nasional SMK3 01

4 Persyaratan Umum Tentang Kebijakan 01

5 Persyaratan Umum Tentang Kriteria Perusahaan 01

6 Persyaratan Umum Tentang Sistem Manajemen K3

03; 5.3; 5.5; 14.3;

14.4;

IMS 03, IMS 06, IMS 07, IMS 09, OPD 01

7 Penetapan Kebijakan K3 03; 14.3; 15.2

IMS 07 CIM 01

8 Sosialisasi Kebijakan K3 03

9 Perencanaan K3 14.3 IMS 06, IMS 07

10 Pelaksanaan Rencana K3 03; 11.2; 14.4; 14.5

HRM 03 OHS 06 OHS 07 OHS 08

11 Kegiatan dalam Pemenuhan Persyaratan K3 9.2; 14.4; 14.6; 14.7

IMS 04 IMS 08 IMS 12 PRC 01

12 Sumber Daya Manusia 1.3; 3.1; 11.3

HRM 02, HRM 03

13 Prosedur Terdokumentasi 1.3; 5.5; 7.2; 9.2; 11; 14.3;

14.6

IMS 13 OPD 01 QAC 01 PRC 01 PRC 09

14 Pemantauan dan Evaluasi Kinerja 14.8 IMS 03

15 Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3 5.5 OPD 02

16 Penilaian SMK3 oleh lembaga audit independen N/A

17 Pelaporan Hasil Audit N/A

18 Pengawasan SMK3 N/A

19 Instansi Pembina Sektor Usaha N/A

20 Pembinaan SMK3 N/A

21 Ketentuan Peralihan N/A

22 Ketentuan Penutup N/A

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 020

ISO 50001 : 2018 Rujukan

Clause Title Section Manual

No. SOP

4 Konteks Organisasi -

4.1 Memahami organisasi dan konteks-nya 05 CIM 01, OPD 01

4.2 Memahami kebutuhan dan harapan dari pihak berkepentingan

05 CIM 01, OPD 01, GMR 07,

GMR 10

4.3 Menentukan ruang lingkup dari sistem manajemen energi

01 CIM 01, ENV 09

4.4 Sistem manajemen energi 01 CIM 01, ENV 09

5 Kepemimpinan -

5.1 Kepemimpinan dan komitmen 01, 14 OPD 01, OPD 02

5.2 Kebijakan energi 03 -

5.3 Peran, tanggung jawab dan kewenangan dalam organisasi

01, 03, 11 HRD 01

6 Perencanaan

6.1 Tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang

05 CIM 01, IMS 07, OPD 03

6.2 Tujuan, target energi dan perencanaan untuk mencapainya

03, 05, 14, 18, 25

CIM 01, IMS 07, OPD 03

6.3 Tinjauan Energi 18, 25 ENV 09

6.4 Indikator kinerja energi 18, 25 ENV 09

6.5 Baseline energi 18, 25 ENV 09

6.6 Perencanaan pengumpulan data energi 18, 25 ENV 09

7 Dukungan

7.1 Sumber daya 06, 08, 11, 12 HRD 01, HRD 02, HRD 03

7.2 Kompetensi 11 HRD 01, HRD 02, HRD 03

7.3 Kepedulian 11 HRD 01, HRD 02, HRD 03

7.4 Komunikasi 01

7.5 Informasi terdokumentasi -

7.5.1 Umum 01, 14 IMS 01, IMS 02

7.5.2 Membuat dan memperbarui 01 IMS 01, IMS 02

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 021

ISO 50001 : 2018 Rujukan

Clause Title Section Manual

No. SOP

7.5.3 Pengendalian informasi terdokumentasi 01 IMS 01, IMS 02

8 Operasi -

8.1 Perencanaan dan pengendalian operasi 06, 08, 12, 20, 21, 25

ENV 09

8.2 Desain 14 ENV 09

8.3 Pengadaan 09 PRC 01

9 Evaluasi kinerja -

9.1 Pemantauan, pengukuran, analisa dan evaluasi kinerja energi dan EnMS

08, 25 IMS 10, IMS 06

9.1.1 Umum 08, 25 IMS 10

9.1.2 Evaluasi kesesuaian dengan persyaratan legal dan persyaratan lain

14, 25 IMS 06

9.2 Internal Audit -

9.2.1 Umum 14 IMS 03

9.2.2 Program internal audit 14 IMS 03

9.3 Tinjauan manajemen 05 IMS 03

10 Perbaikan/Penyempurnaan -

10.1 Ketidaksesuaian dan tindakan korektif 14, 15, 25 CIM 01, IMS 11

10.2 Peningkatan berkelanjutan 14, 15, 25 CIM 01, CIM 02

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 022

Daftar Isi

Section Judul Halaman

00 Cover Page 1

1 Halaman Muka 1

2 Halaman Persetujuan 2

3 Daftar Distribusi Salinan Terkendali 4

4 Catatan Perubahan 5

5 Cross Reference 7

6 Daftar Isi 22

01 Pendahuluan 27

1.1 Sistem Manajemen PT. ADARO INDONESIA 27

1.2 Ruang Lingkup Penerapan Sistem Manajemen QHSE 28

1.3 Dokumentasi Sistem Manajemen PT. ADARO INDONESIA 30

1.4 Manual Sistem Manajemen PT. ADARO INDONESIA 31

1.5 Implementasi Sistem Manajemen 32

1.6 Kerahasiaan 33

1.7 Prosedur Perubahan dan Penambahan 34

1.8 Otorisasi 34

02 Pengenalan Perusahaan 35

03 Kebijakan Perusahaan, Nilai Dasar dan Sasaran 38

3.1 Kebijakan Perusahaan 38

3.2 Nilai Dasar 40

3.3 Tujuan, Sasaran dan Program 41

3.4 Organisasi 42

04 Diagram Fungsi Organisasi Perusahaan 46

05 Objective and Work Plan Development (OPD) 50

5.1 Sub-Business Process 50

5.2 Uraian Umum 51

5.3 Penyusunan dan Pemantauan Sasaran Kerja 51

5.4 Manajemen Risiko 52

5.5 Tinjauan Manajemen 53

06 Coal Processing and Barge Loading (CBL) 54

6.1 Sub-Business Process 54

6.2 Uraian Umum 55

6.3 Perencanaan Operasi CPBL 56

6.4 Pemrosesan Batubara 56

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 023

Section Judul Halaman

6.5 Pemuatan Batubara ke Tongkang 57

6.6 Tata Kelola Pabrik (Plant Housekeeping) 58

07 Quality Assurance & Control (QAC) 59

7.1 Sub-Business Process 59

7.2 Uraian 60

7.3 Pemeriksaan Kualitas Batubara 61

7.4 Penanganan dan Tindak Lanjut Hasil Inspeksi Mutu Batubara

63

7.5 Penanganan Permintaan Market Sample 63

7.6 Penanganan Keluhan Pelanggan 64

08 Maintenance (MTN) 65

8.1 Sub-Business Process 65

8.2 Uraian Umum 66

8.3 Perawatan Berkala Infrastruktur 67

8.4 Penanganan Kerusakan Infrastruktur dan Pelaksanaan Proyek Infrastruktur

67

8.5 Pengelolaan Alat Ukur 68

8.6 Workshop Tools Facilities 69

09 Procurement (PRC) 70

9.1 Sub-Business Process 70

9.2 Uraian Umum 71

9.3 Pengadaan Barang dan JAsa 71

9.4 Evaluasi Vendor 73

10 Logistic (LOG) 74

10.1 Sub-Business Process 74

10.2 Uraian 74

10.3 Penerimaan, Penyimpanan dan Pengeluaran Barang 75

10.4 Pengelolaan Persediaan Barang 76

10.5 Pengelolaan Logistic Bahan Bakar Minyak 77

10.6 Pengelolaan Logistik Bahan Peledak 77

11 Human Resources Department (HRD) 79

11.1 Sub-Business Process 79

11.2 Uraian Umum 80

11.3 Human Resources Development 81

11.4 Human Resources Operations 83

12 General Affair (GAF) 84

12.1 Sub-Business Process 84

12.2 Uraian Umum 84

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 024

Section Judul Halaman

12.3 Pengelolaan Air Bersih dan Air Minum 85

12.4 Pengelolaan Sarana Transportasi 86

12.5 Pengelolaan Sarana Akomodasi 86

13 Management Information System (MIS) 88

13.1 Sub-Business Process 88

13.2 Uraian Umum 89

14 Integrated Management System (IMS) 90

14.1 Sub-Business Process 90

14.2 Uraian Umum 91

14.3 Perencanaan dan Pengelolaan Risiko K3LH 92

14.3.1 Penetapan Konteks Risiko 92

14.3.2 Identifikasi Bahaya atau Dampak Lingkungan 94

14.3.3 Penilaian Risiko 95

14.3.4 Pengendalian Risiko 95

14.3.5 Pemantauan dan Peninjauan Risiko 96

14.3.6 Identifikasi dan Kepatuhan Terhadap Peraturan dan Perundang-undangan dan Persyaratan Terkait Lainnya.

97

14.3.7 Tujuan, Sasaran dan Program 97

14.4 Pengendalian Operasional 98

14.5 Komunikasi 100

14.6 Penanganan Insiden 101

14.7 Perancanan dan Rekayasa Enjinering 103

14.8 Audit Internal dan Perbaikan Sistem Manajemen Terpadu 103

14.9 Pengendalian Dokumen dan Catatan 104

15 Continual Improvement Management (CIM) 106

15.1 Sub-Business Process 106

15.2 Uraian Umum 107

16 Marketing (MKT) 109

16.1 Sub Business Process 109

16.2 Uraian umum 110

16.3 Marketing Process 111

16.4 Marketing Administration 112

17 Geologi (GEO) 114

17.1 Sub Business Process 114

17.2 Uraian Umum 114

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 025

Section Judul Halaman

18 Mine Planning (LTP & MSP) 116

18.1 Sub Business Process 116

18.2 Uraian Umum 117

18.3 Long Term Planning 118

18.4 Mid Term and Short Term Planning 119

19 Land Management (LMN) 121

19.1 Sub Business Process 121

19.2 Uraian Umum 121

20 Production (PRO) 124

20.1 Sub Business Process 124

20.2 Uraian Umum 125

20.3 Proses Pengupasan Lapisan Penutup 125

20.4 Proses Penggalian Batu Bara 126

21 Product Assembly and Hauling (PAH) 129

21.1 Sub Business Process 129

21.2 Uraian Umum 130

22 Mine Infrastructure (MIF) 132

22.1 Sub Business Process 132

22.2 Uraian Umum 132

23 Road Maintenance and Construction (RCM) 134

23.1 Sub Business Process 134

23.2 Uraian Umum 135

24 Geotechnical dan Hydrogeology (GHL) 137

24.1 Sub Business Process 137

24.2 Uraian Umum 138

25 Enviromental Operation (ENV) 140

25.1 Sub Business Process 140

25.2 Uraian Umum 141

25.3 Pengelolaan Air Tambang 142

25.4 Proses Reklamasi 143

25.5 Pengolahan Limbah 144

25.6 Umpan Balik Terkait Masalah Lingkungan 145

25.7 Proses Perencanaan Energi 145

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 026

Section Judul Halaman

26 Occupational Health and Safety Operation (OHS) 148

26.1 Sub Business Process 148

26.2 Uraian Umum 149

26.3 Pengelolaan Kesehatan Kerja 149

26.4 Pengelolaan Keselamatan Kerja 151

27 External Relation (GMR & CMR) 152

27.1 Sub Business Process 152

27.2 Uraian Umum 153

27.3 Hubungan dengan Pemerintah dan Media 154

27.4 Hubungan dengan Masyarakat 155

28 Keamanan (SEC) 157

28.1 Sub Business Process 157

28.2 Uraian Umum 157

28.3 Pengamanan Aksi Kriminalitas 158

28.4 Pengamanan Aksi Unjuk Rasa 158

29 Corporate Social Responsibility (CSR) 160

29.1 Sub Business Process 160

29.2 Uraian Umum 161

30 Finance dan Accounting (FAC) 162

30.1 Sub Business Process 162

30.2 Uraian Umum 163

30.3 Penerimaan, Pengeluaran dan Manajemen Kas 164

30.4 Perencanaan, Pengendalian dan Pelaporan Keuangan 165

30.5 Manajemen Aset 165

31 Laboratory Service (LAB) 167

31.1 Sub Business Process 167

31.2 Uraian Umum 168

32 Geodetic Service (GED) 170

32.1 Sub Business Process 170

32.2 Uraian Umum 171

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 027

1. Pendahuluan

1.1. Sistem Manajemen PT ADARO INDONESIA

Sistem manajemen mutu, lingkungan hidup, energi, kesehatan keselamatan kerja, dan

keselamatan operasi (selanjutnya disebut sistem manajemen) PT. ADARO INDONESIA

disusun, diimplementasikan dan didokumentasikan berdasarkan metodologi pemetaan

fungsi dan pemetaan proses bisnis yang ada dalam organisasi. Disusun untuk

memenuhi kebutuhan dan tujuan organisasi serta memastikan penerapan yang efektif

dari persyaratan standar sistem manajemen mutu ISO 9001, sistem manajemen

lingkungan hidup ISO14001, sistem manajemen energi ISO 50001, sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja ISO 45001, sistem manajemen energi ISO 50001,

sistem manajemen keselamatan pertambangan mineral dan batu bara (SMKP) dan

SMK3 secara terintegrasi. Dalam hal penerapan SMK3, PT. Adaro Indonesia merujuk

pada kebijakan nasional tentang SMK3 dan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Sistem manajemen ini beserta dokumentasinya ditelaah secara rutin melalui beberapa

mekanisme seperti program audit internal, program continuous improvement, tinjauan

manajemen dan secara terus-menerus ditingkatkan kearah yang lebih baik. Adalah

tanggung jawab Management Representative (MR) dan Wakil/Deputi MR yang ditunjuk

untuk memastikan bahwa sistem manajemen ini diterapkan, dipelihara dan efektif dalam

pelaksanaannya (Q:5.3) (E:5.3) (S:5.3) (SMK3:2) (En:5.3).

PT ADARO INDONESIA memahami bahwa sistem manajemen yang efektif dapat

dicapai dengan cara (Q:4, 5.1) (E:4, 5.1) (S:4, 5.1) (SMKP: 1) (En:4, 5.1) :

a. Komitmen manajemen yang kuat.

b. Memastikan visi, misi, nilai-nilai dasar perusahaan, kebijakan dipahami dan

diimplementasikan dengan baik.

c. Mengidentifikasi proses-proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi

dan kebutuhan bisnis.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 028

d. Menetapkan urutan dan interaksi dari proses-proses, menetapkan ukuran-ukuran

kriteria kinerja proses dan metoda proses dalam bentuk yang terdokumentasi.

e. Memastikan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia yang cukup dalam hal

jumlah dan kompetensi, infrastruktur organisasi, finansial, teknologi dan informasi

yang dibutuhkan untuk penerapan sistem manajemen yang efektif dan secara terus-

menerus disempurnakan.

f. Memahami tugas, tanggung jawab dan kewenangan setiap elemen organisasi,

yang meliputi tanggung jawab kepada pelanggan sesuai dengan komitmen

organisasi untuk senantiasa memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta

tanggung jawab terhadap implementasi sistem manajemen yang efektif.

g. Pemantauan secara berkelanjutan key performance indicator pada setiap tingkatan

dalam organisasi untuk jangka pendek maupun jangka panjang dan senantiasa

melakukan perbaikan yang berkesinambungan.

h. Memastikan bahwa peluang peningkatan dan penyempurnaan di dalam

pelaksanaan proses/operasi dapat teridentifikasi, dikomunikasikan dan tindakan

korektif ataupun preventif dapat dilakukan.

i. Memastikan bahwa proses-proses yang terkait dengan produk dan pelayanan ke

pelanggan yang dilakukan pihak luar (out source) dalam kondisi terkendali.

1.2. Ruang Lingkup Penerapan Sistem Manajemen

1.2.1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dan batasan implementasi Sistem Manajemen PT ADARO INDONESIA

adalah :

1. Wilayah kerja PKP2B PT. Adaro Indonesia di Kabupaten Balangan dan

Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan

2. Wilayah kerja untuk proses Coal Processing and Barge Loading

di Wilayah Desa Kelanis Kecamatan Mangkatip Kabupaten Barito Selatan,

Propinsi Kalimantan Tengah

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 029

3. Wilayah kerja untuk Hauling Road (Jalan Angkut) dan infrastruktur di

wilayah Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Barito Selatan Propinsi

Kalimantan Tengah

Untuk penerapan standard sistem manajemen merujuk pada :

1. Undang-undang Ketenagakerjaan No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3)

2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

3. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.14 Tahun 2012

tentang Manajemen Energi

4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 26 Tahun 2018

tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan

Pertambangan Mineral dan Batubara

5. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1827

K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang

Baik

6. Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral Nomor. 185.K/37.04/DJB/2019 tentang Petunjuk

Teknis Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan dan Pelaksanaan,

Penilaian dan Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan

Mineral dan Batubara

7. ISO 9001:2015 Standard Sistem Manajemen Mutu

8. ISO 14001:2015 Standard Sistem Manajemen Lingkungan Hidup

9. ISO 45001:2018 Standard Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.

10. ISO 50001:2018 Standard Sistem Manajemen Energi

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 030

1.2.2. Pengecualian pemenuhan persyaratan ISO 9001: 2015 adalah

1. ”Persyaratan klausul 8.3 – Design and Development of product and service

karena spesifikasi batubara sudah ditetapkan mengikuti standar pasar”

2. ”Persyaratan klausul 8.5.3 – Property belonging to customer or external provider

karena tidak ada property milik pelanggan atau property milik external provider

yang dikendalikan PT. Adaro Indonesia. Seluruh property milik external provider

dikendalikan oleh external provider sendiri.

1.3. Dokumentasi Sistem Manajemen PT ADARO INDONESIA

Dokumentasi Sistem Manajemen PT ADARO INDONESIA disusun berdasarkan pada

"pendekatan proses” dan sesuai dengan persyaratan ISO 9001:2015 klausul 4.4 & 7.5,

14001:2015 klausul 4.4 & 7.5, ISO 45001:2018 klausul 4.4 & 7.5, ISO 50001:2018

klausul 4.4 & 7.5, SMKP klausul 2.a, SMK3 Pasal 12 yang terdiri dari :

a. Dokumentasi kebijakan mutu, lingkungan hidup, energi dan keselamatan kesehatan

kerja serta dokumentasi sasaran organisasi (KPI).

b. PT ADARO INDONESIA menyusun suatu diagram Business Process yang

menggambarkan atau memetakan fungsi-fungsi (kelompok proses) yang diperlukan

untuk sistem manajemen dan diterapkan di dalam organisasi. Urutan serta interaksi

dari tiap fungsi yang terintegrasi sangat penting dan berfungsi sebagai kesatuan

sistem.

c. Diagram Sub-Business Process dikembangkan untuk semua fungsi yang

disebutkan dalam diagram Business Process. Diagram Sub Bisnis Proses ini

menggambarkan interaksi dan urutan proses-proses yang diperlukan pada setiap

fungsi yang ada di PT ADARO INDONESIA.

d. Standard Operating Procedure (SOP) berisi tentang kegiatan-kegiatan operasi

secara terperinci yang mendukung visi, misi, nilai-nilai dasar, pernyataan kebijakan

serta menguraikan secara singkat prosedur pelaksanaan dan menjelaskan

pengerjaan dari tiap fungsi serta bagaimana pencapaian sasaran hasil dari

kebijakan yang telah ditetapkan. SOP disusun untuk tujuan memastikan bahwa

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 031

sistem akan sesuai dengan standar dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. (SMK3:12)

e. Supporting Document membantu memberikan penjelasan bagaimana organisasi

melakukan kegiatan secara lebih terperinci misalnya: instruksi kerja, deskripsi tugas,

Job Safety Analysis (JSA), panduan teknis, formulir, dan lain sebagainya. Dalam hal

prosedur untuk suatu pekerjaan/tugas belum atau tidak tersedia, JSA harus dibuat

dan digunakan. JSA menjadi dasar dalam pembuatan SOP dan instruksi kerja.

(SMKP:4.1.1) (SMK3:12)

f. Catatan/Rekaman menunjukkan catatan hasil proses atau catatan setiap aktifitas

yang dilakukan menurut aturan yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan sistem

manajemen. (SMK3:12)

Dokumentasi sistem manajemen tersebut diatas dipastikan dikomunikasikan ke

seluruh pihak-pihak terkait baik termasuk pihak luar yang berkepentingan.

(SMKP:4.1.1) (SMK3:13)

1.4. Manual Sistem Manajemen PT ADARO INDONESIA

Tujuan Manual Sistem Manajemen ini adalah untuk mengambarkan fungsi dari

organisasi PT ADARO INDONESIA dalam pelaksanaan kebijakan serta menunjukkan

komitmen manajemen dan pemenuhannya terhadap standar sistem manajemen.

Keterangan nomor dan huruf yang terdapat dalam tanda kurung dalam manual ini

menandai adanya keterkaitan dengan persyaratan di dalam standar sistem manajemen.

Arti Q dalam tanda kurung adalah Persyaratan Quality Management System ISO 9001, arti

E adalah persyaratan Enviromental Management System ISO 14001, S adalah persyaratan

ISO 45001, En adalah persyaratan Energy Management System ISO 50001, SMKP dan

SMK3 masing-masing adalah persyaratan SMKP (Kepmen ESDM No. 1827

K/30/MEM/2018) dan SMK3 (PP 50 Tahun 2012). Nomor disebelahnya adalah merupakan

nomor klausul/pasal terkait. Arti nomor di sebelah SMKP menunjukkan pasal SMKP terkait.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 032

Manual Sistem Manajemen terdiri atas :

Kebijakan perusahaan.

Ruang lingkup sistem manajemen.

Uraian menyangkut interaksi antar proses utama sistem manajemen dalam

kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan pelanggan dan pemangku

kepentingan, pemenuhan persyaratan perundang-undangan yang berlaku,

persyaratan ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, ISO 50001 dan peryaratan

lainnya yang relevan/terkait.

Penjelasan kebijakan proses yang sesuai dan selaras dengan kebijakan

perusahaan dan kebijakan manajemen perusahaan.

Penjelasan hubungan dengan pihak–pihak yang terkait tentang sistem

manajemen yang diterapkan untuk mencapai suatu sistem manajemen yang

terintegrasi misalnya dengan pelanggan, pemasok, pemerintah dan

masyarakat/publik.

1.5. Implementasi Sistem Manajemen

Dalam implementasi sistem manajemen yang efektif, PT ADARO INDONESIA

memastikan bahwa tugas, tanggung jawab dan kewenangan masing-masing individu

ditetapkan dan dikomunikasikan ke seluruh jajaran organisasi.

Tiap individu dalam organisasi atau perusahaan berkewajiban untuk memastikan

keefektifan dari implementasi dari sistem manajemen yang telah ditetapkan dan

didokumentasikan dalam dokumen Manual, Kebijakan, Standard Operating Procedure

(SOP), Work Instruction (WIN), Job Safety Analysis (JSA), Panduan Teknis dan

dokumentasi sistem manajemen pendukung lainnya.

Melalui sistem manajemen yang sudah dibuat, manajemen PT ADARO INDONESIA

juga memastikan bahwa sistem komunikasi internal sudah ditetapkan dengan jelas di

seluruh ruang lingkup organisasi.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 033

Guna peningkatan yang berkelanjutan dari sistem manajemen maka manajemen memiliki

agenda yang terencana yang disebut dengan tinjauan manajemen (management review)

untuk membahas dan mengevaluasi sistem manajemen dalam hubungannya dengan

setiap permasalahan dan berupaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan,

meminimalkan gangguan/pencemaran lingkungan hidup, meminimalkan tingkat insiden

K3LH, peluang penghematan energi serta kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Sistem manajemen mutu, keselamatan kesehatan kerja, lingkungan hidup dan energi

yang ditetapkan, diimplementasikan, didokumentasikan serta dipelihara juga akan

mencakup :

a. Sistem komunikasi internal antar fungsi dan tingkatan dalam organisasi PT

ADARO INDONESIA. (Q: 7.4) (E: 7.4.1, 7.4.2) (S : 7.4) (En: 7.4)

b. Sistem komunikasi dengan pihak luar misalnya yang terkait dengan penerimaan

informasi atau masukan, pendokumentasiannya dan sistem umpan balik. (Q: 7.4)

(E: 7.4.3)

Dalam kaitannya dengan sistem manajemen lingkungan hidup, maka PT ADARO

INDONESIA menentukan tentang tata cara penyampaian (atau komunikasi) ke pihak

luar tentang hal-hal yang terkait dengan aspek penting lingkungan. Dokumentasi tentang

penyampaian aspek penting ke pihak luar ini akan dipelihara.

1.6. Kerahasiaan

Manual sistem manajemen ini dan dokumen sistem manajemen pendukung lainnya

bersifat rahasia dan tidak dapat dipindahtangankan tanpa otorisasi dari Management

Representative. Salinan manual yang diberi nomor dikeluarkan dan diberi identitas

penerima serta disimpan dengan aman. Manual ini senantiasa disempurnakan jika ada

kebutuhan dalam perkembangannya. Distribusi dari manual ini diidentifikasi dengan

diberikan penomorannya.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 034

Manual sistem ini dapat didistribusikan kepada pelanggan jika hal tersebut dinilai

dibutuhkan dan menguntungkan secara komersial misalnya dalam kontrak kerja sama.

Semua distribusi dokumen sistem manajemen ke pihak di luar perusahaan adalah harus

dengan persetujuan Management Representative. Salinan dokumen yang berikan

kepada pelanggan merupakan distribusi yang tidak dikendalikan revisinya.

1.7. Prosedur Perubahan dan Penambahan

Perubahan proses-proses bisnis utama atau jasa baru atau suatu perubahan dalam

struktur manajemen, penambahan atau proses perkembangannya harus senantiasa

diuraikan dalam manual yang terbaru. Setiap perkembangan sistem manajemen harus

disampaikan kepada wakil manajemen sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi

manual ini. Perubahan isi manual harus disertai oleh penerbitan ulang.

(Q: 7.5) (E: 7.5) (S:7.5) (En: 7.5)

1.8. Otorisasi

Isi manual ini telah disetujui manajemen PT ADARO INDONESIA. Manual ini

menggambarkan bisnis proses dan kebijakan perusahaan yang wajib diikuti oleh semua

pemilik proses untuk memastikan implementasi yang efektif dari sistem manajemen

mutu, kesehatan keselamatan kerja, lingkungan hidup dan energi.

(Q: 7.5) (E: 7.5) (S:7.5) (En: 7.5)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 035

2. Pengenalan Perusahaan

PT ADARO INDONESIA berbentuk perseroan terbatas yang berada dalam grup

perusahaan PT. Adaro Energy, Tbk. Kegiatan pertambangan Batubara PT ADARO

INDONESIA dimulai sejak ditandatanganinya PKP2B (Perjanjian Kerja Sama

Pengusahaan Pertambangan Batubara) No. J2/J.i.DU/52/82 pada tanggal 16 Nopember

1982, namun kegiatan eksplorasinya sendiri baru dimulai setahun sesudahnya.

Keberadaan PT ADARO INDONESIA berawal dari kerja sama antara Enadimsa, sebuah

perusahaan milik Spanyol, dengan Perum Tambang Batubara dalam proyek eksplorasi

di Kecamatan Tanjung, Kalimantan Selatan. Nama Adaro berasal dari nama sebuah

keluarga penambang asal Spanyol yang cukup terkenal karena kontribusinya dalam

industri pertambangan di negara tersebut.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 036

Seiring dengan pertumbuhan Perum Pertambangan Batubara menjadi Kementrian

Energi dan Sumber Daya Mineral, PT ADARO INDONESIA menjalin kontrak karya dan

memiliki hak untuk melakukan eksplorasi, menambang dan menjual komoditas Batubara

hingga tahun 2022. Melihat aspek dan nilai strategis Batubara yang dihasilkan sejak

tahun 2007 PT ADARO INDONESIA menjadi salah satu Objek Vital Nasional

(OBVITNAS). Hal tersebut ditegaskan melalui Menteri ESDM No.1762 K/07/MEM

mengenai Perlindungan Objek Vital Nasional Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral

pada PT ADARO INDONESIA.

PT Adaro Indonesia (AI) saat ini masih meliputi porsi terbesar operasi pertambangan

batubara Grup Adaro, tempat perusahaan memproduksi Envirocoal sebagai produk

unggulannya. PT Adaro Indonesia (AI) memproduksi batubara subbituminus yang

bernilai kalori sedang antara 4.000 kkal/kg dan 5.000 kkal/kg GAR. Batubara AI memiliki

fitur yang istimewa yaitu kandungan polutan yang rendah, sehingga diberi merek

Envirocoal.

Penjualan batubara AI sekitar 75% adalah untuk pasar ekspor, terutama negara-negara

berkembang di Asia. Sementara itu, porsi penjualan AI ke pasar domestik tetap relatif

stabil. AI memiliki keyakinan kuat bahwa permintaan batu bara dari negara-negara

berkembang di Asia akan terus meningkat, dipelopori oleh India dan negara-negara Asia

Tenggara, karena pertumbuhan ekonomi kawasan akan memperluas operasi

pembangkit listrik tenaga batu bara, dan dengan demikian meningkatkan konsumsi

batubara.

Sejalan dengan niat strategis perusahaan untuk mengelola cadangan batubaranya

dalam jangka panjang, AI berencana untuk menjaga tingkat produksi batubara yang

tetap sama di tahun-tahun mendatang. Lebih lanjut, seiring pertumbuhan permintaan

dari Indonesia dengan beroperasinya PLTU - PLTU baru, Grup Adaro berkomitmen

untuk berpartisipasi dan memprioritaskan pasar domestik.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 037

Unit usaha teknis penambangan dan operasional bisnis PT ADARO INDONESIA

seluruhnya hanya ada di Indonesia yang berkantor di Jakarta dan kegiatan

pertambangan berada di wilayah Kalimantan, yaitu :

1. Area Pertambangan Wara di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

2. Area Pertambangan Tutupan di Kabupaten Balangan & Kabupaten Tabalong,

Kalimantan Selatan.

3. Area Pertambangan Paringin di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.

4. Proses pengolahan dan loading di Kelanis, Kabupaten Barito Selatan,

Kalimantan Tengah.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 038

3. Kebijakan Perusahaan, Nilai Dasar dan Sasaran

3.1. Kebijakan Perusahaan

PT ADARO INDONESIA adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan

batubara dan merupakan salah satu pemasok utama pasar global batubara termal yang

rendah sulfur, nitrogen dan abu. Dalam mewujudkan visi menjadi perusahaan yang

terkemuka dalam bidang batubara, maka manajemen dan karyawan PT. Adaro

Indonesia beserta mitra kerjanya memiliki komitmen sebagai berikut :

1. Mengutamakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Keselamatan Operasi

Pertambangan sesuai dengan Pedoman K3LH sebagai upaya meniadakan

terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan akibat kerja.

2. Menjalankan praktek terbaik dalam mengelola lingkungan hidup dengan mencegah

dampak yang dapat dihindari ; konservasi sumber daya alam dan energi ; mitigasi

dan mereklamasi lahan terganggu sesuai peruntukannya.

3. Mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko Keselamatan, Kesehatan Kerja dan

Keselamatan Operasi Pertambangan serta Lingkungan Hidup dalam melakukan

kegiatan penambangan untuk memastikan pengendaliannya secara efektif.

4. Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang berlaku terkait

bidang Mutu, Keselamatan Kesehatan Kerja (K3), Keselamatan Operasi

Pertambangan, Lingkungan Hidup dan Energi.

5. Mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan dan Good

Mining Practice (GMP) untuk mencegah kerusakan aset dan terhentinya produksi

serta menciptakan kegiatan operasional tambang yang aman, efisien dan efektif.

6. Menghasilkan produk batubara yang memenuhi persyaratan pelanggan sehingga

kepuasan pelanggan dapat terjaga dan ditingkatkan.

7. Mendukung pengadaan barang dan jasa serta disain yang efisien energi untuk

peningkatan kinerja energi.

8. Menjalankan upaya pencegahan pemakaian dan pengedaran narkotika/obat

terlarang serta pencegahan HIV-AIDS di tempat kerja.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 039

9. Melaksanakan evaluasi secara berkala terhadap program Keselamatan, Kesehatan

Kerja dan Keselamatan Operasi Pertambangan serta Lingkungan Hidup. Serta

memastikan ketersediaan informasi dan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan dan target organisasi.

10. Melaksanakan peningkatan berkesinambungan di segala bidang, sedemikian hingga

kinerja Perusahaan terus meningkat dari waktu ke waktu.

Pernyataan kebijakan ini ditujukan kepada Manajemen dan Karyawan di lingkungan PT

ADARO INDONESIA beserta mitra kerja untuk dilaksanakan dengan konsisten. (Q:5.2, 7.3)

(E:5.2) (S:5.2) (SMK3: 7, 8) (SMK3:12) (En:5.2)

PT. Adaro Indonesia juga berkomitmen untuk mendorong keterlibatan pekerja tambang

dalam implementasi sistem manajemen keselamatan pertambangan. (SMKP :1.2.f)

Penyusunan Kebijakan ini dari sisi K3 mempertimbangkan :

1. Tinjauan awal kondisi perusahaan dari sisi :

- Penilaian risiko baik kondisi terakhir maupun yang sebelumnya.

- Perbandingan dengan perusahaan lain yang lebih baik.

- Kinerja K3 termasuk kejadian berbahaya, kompensasi dan gangguan K3.

- Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.

2. Peningkatan kinerja manajemen secara terus menerus.

3. Masukan dari pekerja tambang dan/atau serikat pekerja tambang.

(SMKP : 1.1) (SMK3:7)

Kebijakan ini dikomunikasikan ke seluruh pekerja tambang, tamu, perusahaan jasa

pertambangan, pemasok dan pelanggan dengan berbagai media seperti (namun tidak

terbatas pada) , papan pengumuman, brosur, verbal dalam apel upacara dan/atau media

lainnya.

Kebijakan ini senantiasa ditinjau ulang secara berkala untuk menjamin bahwa kebijakan

masih tetap relevan dengan kondisi internal perusahaan, kondisi ekternal perusahaan

dan peraturan/perundang-undangan yang berlaku.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 040

3.2. Nilai Dasar

Untuk mencapai visi dan misi maka segenap jajaran manajemen dan karyawan

perusahaan akan senantiasa memegang teguh nilai-nilai perusahaan yang tercermin

dalam setiap tindakan, prilaku dan keputusan. Nilai-nilai dasar tersebut adalah :

1. Integrity :

Melindungi aset perusahaan dari penyalahgunaan, pencurian dan

penggunaan yang tidak sah.

Memprioritaskan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi.

Hanya memberikan data dan informasi yang berdasarkan fakta.

2. Meritocracy :

Bersaing dengan adil dan beretika dengan membangun kompetensi dan

memberikan kinerja yang terbaik.

Mendukung pengembangan bawahan dengan memberikan peluang yang

sama.

Menilai kinerja bawahan secara objective.

3. Openness :

Berani menyampaikan pendapat yang berbeda demi kepentingan

perusahaan.

Berani mengakui kesalahan.

Terbuka terhadap masukan yang membangun dari orang lain.

4. Respect :

Berprilaku baik terhadap orang lain dan menghindari penggunaan bahasa

yang kasar.

Memperlakukan semua orang dengan rasa hormat dengan menghargai

perbedaan yang ada.

Menunjukkan rasa hormat kepada orang lain dengan mendengarkan mereka

dengan penuh perhatian.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 041

5. Excellence :

Melaksanakan PDCA secara konsisten demi mencapai tujuan perusahaan.

Memberikan upaya yang terbaik untuk mencapai keseimbangan yang optimal

antara kualitas dan effisiensi.

Berusaha semaksimal mungkin untuk melampaui harapan pelanggan.

(Q : 5.1.2)

3.3. Tujuan, Sasaran dan Program

Sasaran kerja yang ada di lingkup PT ADARO INDONESIA disusun dengan

mempertimbangankan kebutuhan jangka panjang dan jangka pendek. Kebutuhan

tersebut kemudian dituangkan kedalam sasaran jangka pendek (1 year plan) dan jangka

panjang (5 years plan). Sasaran 1Y/5Y tersebut selanjutnya diturunkan kedalam

sasaran (Key Performance Indicator / KPI) kedalam unit-unit kerja yang ada. Untuk

memastikan tercapainya sasaran tersebut dilakukan perencanaan dan strategi melalui

SWOT Analysis. (Q:6.2, 6.3) (E:6.2) (S:6.2) (En:6.2)

Pengembangan program-program perbaikan dalam sistem manajemen mutu, lingkungan

hidup, energi dan keselamatan kesehatan kerja juga dimasukkan ke dalam cakupan KPI.

Dalam pengembangan program-program perbaikannya, salah satu pertimbangan yang

digunakan adalah hasil analisa risiko baik dari sisi mutu, lingkungan hidup, energi dan

keselamatan kesehatan kerja. Sasaran, program atau rencana kegiatan terdokumentasi

dalam dokumen terkait (Q:6.1) (E:6.1) (S:6.1) (En:6.1)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 042

3.4. Organisasi

Dalam menjalankan proses bisnisnya di bidang pertambangan, PT. Adaro Indonesia

memiliki beberapa direktorat yang dipimpin oleh direktur sebagaimana tergambar dalam

struktur organisasi dibawah ini.

Direktur SDM

Direktur Pemasaran

Direktur Support

Direktur Keuangan

Direktur Operasi

Presiden Direktur

Kepala Teknik Tambang /

Management Representative

3.4.1. Kepala Teknik Tambang / Management Representative

Direksi/Pimpinan PT. Adaro Indonesia menunjuk seorang Kepala Teknik Tambang (KTT)

yang juga merangkap sebagai wakil manajemen (Management Representative) dengan

tugas diantaranya :

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 043

1. Menjamin bahwa proses-proses yang dibutuhkan oleh sistem manajemen mutu,

lingkungan hidup, energi, keselamatan dan kesehatan kerja ditetapkan, diterapkan

dan dipelihara dengan efektif dengan dukungan kecukupan seluruh sumberdaya

perusahaan (manusia/infrastruktur/prosedur/finansial).

2. Memastikan kejelasan peran dan tanggung jawab dalam organisasi dan

mengkomunikasikannya ke yang terkait untuk keefektifitasan sistem manjemen.

3. Melaporkan kepada manajemen perusahaan kinerja dari sistem manajemen.

4. Memastikan tersosialisasikannya kebijakan/sasaran perusahaan dan kesadaran

penerapan sistem manajemen yang efektif di seluruh jajaran organisasi. (Q:5.2.2) (E:7.3)

(S:5.3) (SMK3: 10) (En:5.3)

PT. Adaro Indonesia menyusun dengan rinci struktur organisasi beserta uraian

pekerjaan, kewenangan, tanggung jawab, akuntabilitas dan persyaratan kompetensinya

dalam sebuah dokumen khusus (struktur organisasi dan uraian jabatan) yang terpisah

dari manual ini. Tujuan dokumen tersebut adalah untuk memastikan keefektifitasan dari

sistem manajemen mutu, lingkungan hidup, energi dan kesehatan keselamatan kerja.

Dokumen tersebut disahkan oleh pejabat yang berwenang dan dikomunikasikan ke

pemangku jabatan dan seluruh pihak-pihak terkait. (Q: 5.3) (E: 5.3) (S:5.3) (En:5.3)

Struktur organisasi tersebut terintegrasi dengan struktur organisasi pengelolaan

Keselamatan Pertambangan. Struktur organisasi yang lebih detail tersebut termasuk

menjelaskan posisi Pengawas Operasional, Pengawas Teknis dan Pengelola

Keselamatan Pertambangan beserta uraian pekerjaan, tanggung jawab, kewenangan,

akutabilitas dan persyaratan kompetensinya (SMKP: 3.1).

3.4.2. Bagian K3 Pertambangan dan Keselamatan Operasi Pertambangan

Dalam struktur organisasi perusahaan, bagian Keselamatan Kesehatan Kerja

Pertambangan terintegrasi dengan banyak bagian dalam organisasi seperti HSE

Operation, HSE Development, IHOH, Management System dan bagian-bagian lain yang

terkait.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 044

Bagian Keselamatan Operasi Pertambangan juga terintegrasi dengan banyak bagian

dalam organisasi seperti bagian maintenance / pemeliharaan, bagian komisioning,

bagian general affair, bagian geoteknikal dan bagian-bagian lain yang terkait. Detail dari

tugas dan tanggung jawab bagian-bagian ini dijelaskan dalam uraian pekerjaan (job

description), SOP, Instruksi kerja dan dokumen pendukung lainnya. (SMKP:3.4).

3.4.3. Pengawas Operasional, Pengawas Teknik dan Tenaga Teknik Khusus

Beberapa proses dalam operasi pertambangan memiliki kebutuhan kompetensi yang

khusus dalam menjalankan prosesnya. Pengoperasian alat berat, pengoperasian proses

peledakan, penanganan tindakan darurat merupakan beberapa contoh dari proses-

proses yang memerlukan kompetensi dan keahlian khusus. Untuk itu PT. Adaro

Indonesia melatih dan membangun kompetensi sumberdaya manusia-nya untuk mampu

melakukan proses dan pengawasan proses dengan efektif sehingga proses dilakukan

dengan aman dan terkendali.

KTT dalam melakukan tugasnya kaitannya dengan menjamin K3 pertambangan dan

Keselamatan Operasi Pertambangan dibantu oleh pengawas operasional dan pengawas

teknik. Beberapa proses operasi pertambangan yang khusus dilakukan oleh Tenaga

Teknik Khusus Pertambangan. Penunjukan dan pengangkatan pengawas dan Tenaga

Teknik Khusus ini dilakukan setelah sudah dipastikan bahwa kompetensi minimal yang

bersangkutan sudah dipenuhi (melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman) dan

kejelasan tugas, tanggung jawab, kewenangan, akuntabilitas juga sudah dijelaskan

dalam dokumen-dokumen terkait seperti job description, Standard Operating Procedure,

Work Instruction dan dokumen lainnnya. (SMKP:3.5, 3.6).

3.4.4. Komite Keselamatan Pertambangan

PT. Adaro Indonesia membentuk dan menetapkan Komite Keselamatan Pertambangan

yang anggotanya terdiri dari Bagian K3 pertambangan (dalam hal ini diantaranya HSE,

Emergency Response Team, Management System dan lainnya), bagian Keselamatan

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 045

Operasi Pertambangan (dalam hal ini diantaranya Maintenance Operation, General

Affairs, Comisioning, Project Management dan lainnya), bagian operation (dalam hal ini

bagian perencanaan dan produksi), wakil pekerja tambang (Organisasi Pekerja Adaro).

Struktur, anggota dan tugas komite disusun dan dilaporkan ke Kepala Inspektur

Tambang. Susunan komite terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota.

Ketua Komite Keselamatan Pertambangan dijabat oleh KTT. (SMKP:3.7)

3.4.5. Tim Manajemen Energi

Tim manajemen energi dibentuk dan disetujui oleh direksi untuk memastikan

implementasi sistem manajemen energi yang efektif. Tim berperan membantu

manajemen perusahaan untuk :

1. Memastikan sistem manajemen energi dibuat, diimplementasikan dengan

konsisten serta ditingkatkan secara terus-menerus kearah yang lebih baik.

2. Sasaran-sasaran yang terkait dengan penggunaan energi ditetapkan dengan

prinsip kinerja energi yang selalu lebih baik.

3. Program-program perbaikan sistem dijalankan dengan tujuan penghematan dan

konservasi energi.

4. Mempertimbangkan kinerja energi termasuk untuk perencanaan jangka panjang.

5. Mengidentifikasi kebutuhan dan penyediaan sumber daya yang dibutuhkan untuk

implementasi yang efektif.

6. Melaporkan kinerja energi.

7. Mengkomunikasikan pentingnya penerapan sistem manajemen energi dalam

organisasi . (En: 5.3)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 046

4. Diagram Fungsi Organisasi / Diagram Proses Bisnis Perusahaan

Diagram fungsi organisasi (pada halaman selanjutnya) atau disebut juga sebagai peta

proses bisnis menerangkan fungsi-fungsi yang ada beserta interaksi utamanya1) yang

ada dalam organisasi PT ADARO INDONESIA (Q: 4.4)

Proses bisnis penambangan PT. Adaro Indonesia bermula dari proses explorasi (fungsi

GEO) untuk mengetahui cadangan batu bara yang berada dalam ruang lingkup wilayah

kerja yang sudah mendapatkan ijin dari otoritas yang berwenang. Data model geologi

kemudian buat perencanaan exploitasi jangka panjang (fungsi LTP). Perencanaan

tersebut menjadi masukan untuk awal proses pemasaran produk batu bara (fungsi MKT)

ke calon pelanggan potensial. Disisi lain juga menjadi masukan untuk perencanaan

penyiapan lahan penambangan (fungsi LMN).

Perencanaan jangka panjang harus didetailkan menjadi perencanaan jangka menengah

dan jangka pendek (fungsi MSP) untuk perencanaan proses penambangan-nya. Proses

penambangan (fungsi PRO) dilakukan dimulai dari kegiatan Land Clearing (pengupasan

top soil), Overburden Stripping (pengupasan lapisan penutup) dan Coal Getting

(pengambilan batu bara). Beberapa proses tambahan seperti proses peledakan

dilakukan untuk memudahkan proses pengupasan lapisan penutup.

Batu bara ditempatkan di tempat penampungan sementara di tambang (ROM) untuk

selanjutnya dilakukan proses pencampuran antar seam batu bara hingga tercapai target

mutu yang sesuai dengan spesifikasi produk. Proses pencampuran atau blending atau

assembly batu bara ini dilakukan secara terintegrasi dengan proses pengangkutan batu

bara (fungsi PAH) dari ROM menuju tempat pemrosesan batu bara.

Proses pencampuran dilakukan secara terintegrasi dengan proses peremukan batu bara

menjadi ukuran partikel yang sesuai dengan spesifikasi produk. Selanjutnya produk siap

untuk dimuat ke barge/tongkang (fungsi CBL) untuk diangkut menuju tempat

transhipment guna dimuat ke kapal laut pengangkut batu bara menuju tempat

pelanggan.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 047

Fungsi tersebut di atas tidak dapat beroperasi tanpa fungsi pendukung teknis dan

pendukung umum.

Contoh fungsi pendukung teknis diantaranya adalah (namun tidak terbatas pada) :

1. Mine Infrastructure (MIF) yang memastikan tersedianya infrastruktur seperti unit

pengolahan air tambang.

2. Maintenance (MTN) yang memastikan bahwa seluruh mesin-mesin atau

peralatan senantiasa siap beroperasi.

3. Road Construction and Maintenance (RCM) yang memastikan kesiapan jalan

untuk seluruh kegiatan transportasi.

4. Geotechnical and Hydrogeology (GHL) yang memastikan keamanan dari disain

dan operasional tambang.

5. Quality Assurance and Control (QAC) yang memastikan mutu batu bara sesuai

dengan spesifikasi produk.

6. Enviromental Operation (ENV) yang memastikan keselamatan dan keamanan

lingkungan hidup dalam operasional penambangan.

7. Occupational Health and Safety (OHS) yang memastikan kesehatan dan

keselamatan pekerja dalam operasional penambangan.

Contoh fungsi pendukung umum diantaranya adalah (namun tidak terbatas pada) :

1. Integrated Management System (IMS) untuk mendukung implementasi sistem

manajemen terintegrasi.

2. Procurement (PRC) untuk memastikan proses pengadaan seluruh kebutuhan

operasional perusahaan.

3. Human Resource Management (HRM) untuk memastikan tersedianya kecukupan

sumber daya manusia yang kompeten untuk menjalankan proses bisnis PT.

Adaro Indonesia.

Dan fungsi-fungsi pendukung lain dan selengkapnya akan dijelaskan dalam bagian-

bagian dalam manual ini.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 048

Diagram Fungsi / Proses Bisnis PT. Adaro Indonesia

GEO Geology and Exploration

LTP Long Term Planning

MSP Mid and Short Term Planning

LMG Land

Management

MKT (8)Marketing

PRO Top Soil Removal

PAH Product

Assembly & Hauling

CBL Coal

Processing & Barge Load

Customer

GHL Geotech and

Hydrogeology

CIM Continual

Improvement Management

HRM Human

Resouces Management

ENV Enviromental

Operation

OHS Health &

Safety Operation

MIF Mine

Infrastructure

GMR Government &

Media Relation

CSR Corporate

Social Responsibility

OPD Objective and

Work Plan Development

FAC Finance &

Accounting

MISManagement Information

System

QAC Quality

Assurance & Control

RCM Road

Construction and Mtn

IMS Integrated

Management System

SEC Security

GED Geodetic Service

LAB Laboratory

MTN Maintenance

PROOB Removal

PRO Coal Getting

GAF General Affairs

PRC Procurement

LOGLogistic

CMRCommunity

Relation

NKP Port

Management

1) Interaksi minor tidak tergambarkan dalam peta fungsi untuk mempermudah pembacaan peta dan akan tergambar dalam dokumen yang lebih detail misalnya prosedur.

2) Peta fungsi ini tidak berkaitan dengan struktur organisasi perusahaan. Mungkin terdapat perbedaan antara penamanan fungsi dan penamaan dalam struktur organisasi.

Setiap kotak adalah mewakili sebuah fungsi dalam organisasi2). Masing-masing fungsi

memiliki proses-proses dan akan lebih lanjut dijelaskan dalam diagram sub proses bisnis

yang ada pada setiap section dalam manual ini. Setiap fungsi akan memiliki kebijakan

proses yang sejalan dengan persyaratan standar sistem manajemen mutu, K3,

lingkungan hidup dan energi. Detail tentang bagaimana kebijakan proses tersebut

diimplementasikan dalam proses akan diuraikan dengan lebih jelas di dokumen

Standard Operations Procedure (SOP) yang disebutkan dalam manual ini.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 049

Perencanaan Sistem Manajemen Mutu, Lingkungan Hidup, Energi, Kesehatan

Keselamatan Kerja terintegrasi (Integrated QHSE Management System) diterapkan

dengan sasaran untuk mencapai keunggulan bisnis, organisasi yang efektif dan efisien,

serta pemenuhan standar sistem manajemen QHSE internasional, rujukan nasional

(Sistem Manajemen K3), rujukan standard khusus industri pertambangan (Sistem

Manajemen Keselamatan Pertambangan/SMKP) dan rujukan lainnya. Hal tersebut

diterapkan dengan pengembangan dan perencanaan yang menyangkut strategi bisnis,

identifikasi proses-proses yang diperlukan, penjelasan interaksi antar proses dan

penentuan ukuran-ukuran kinerja dari tiap proses, pengendalian dan perbaikan sistem

manajemen terus-menerus.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 050

5. Objective and Work Plan Development

5.1. Sub-Business Process

Fungsi ini bertujuan untuk memastikan bahwa penetapan Key Performance Indicator

(KPI) yang ada di lingkup PT. Adaro Indonesia telah sesuai dengan objective

perusahaan secara keseluruhan dan dipastikan adanya proses kajian secara berkala

untuk memastikan ketercapaiannya. Fungsi ini memiliki beberapa proses penting (warna

kuning) yang tergambar seperti pada peta proses dibawah ini.

All Function

OPD-01Penyusunan Sasaran dan

Rencana Kerja

OPD-02Tinjauan

Management

Continual Improvement Management

OPD-03 Risk Management

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 051

5.2. Uraian Umum

Keefektifan penerapan suatu sistem manajemen mutu, lingkungan hidup, energi dan

keselamatan kesehatan kerja adalah salah satunya dapat dilihat dari kesuksesan

pencapaian indikator-indikator kinerja yang ada. Tanpa adanya indikator, maka akan

sulit untuk melihat secara objektif kinerja dari suatu unit kerja. Sasaran-sasaran yang

sudah ditetapkan akan dikaji secara berkala untuk melihat ketercapaiannya. Tindakan

perbaikan tentunya diperlukan untuk memastikan bahwa kegagalan pencapaian sasaran

dapat diselesaikan dengan baik dan dikemudian hari tidak terjadi keterulangan

kegagalan pencapaian sasaran. Tinjauan untuk melihat secara keseluruhan penerapan

sistem manajemen juga dilakukan dengan melibatkan pihak direksi atau manajemen

puncak. Proses ini adalah tanggung jawab Direksi, KTT/MR, Deputi MR, Kepala Divisi,

Kepala Departemen dan Kepala Seksi. (Q: 5.5.1, 7.3) (E:5.1, 9.1)

Untuk memastikan bahwa perusahaan dapat mencapai tujuan ini, proses berikut

didokumentasikan dan dilakukan dalam keadaan terkontrol :

a. Penyusunan Sasaran dan Rencana Kerja

b. Manajemen Risiko

c. Tinjauan Manajemen

5.3. Penyusunan Sasaran dan Rencana Kerja

Penyusunan sasaran dan rencana kerja (indikator kinerja/KPI) dilakukan dengan

mengacu dan mempertimbangkan pada Company Objective/Corporate Letter

Attachment, 5 years & 1 year Plan, Approved Budget Folder dan Risk Report. Agar

semua hal tersebut diatas dapat disinergikan dengan baik, maka selanjutnya dilanjutkan

dengan melakukan analisa menggunakan alat atau tool perencanaan strategis (misalnya

analisa SWOT). Analisa perencanaan strategis ini menghimpun informasi tentang issue-

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 052

issue dari sisi internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. (Q: 4.1, 4.4, 6.2, 7.3) (E: 4.1,

4.2, 6.1, 6.2) (S: 4.1, 4.2, 6.2) (En: 4.1, 4.2, 6.2)

Berdasarkan analisa perencanaan strategis tersebut, maka dapat diidentifikasi

kumpulan-kumpulan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan yang ada. Selanjutnya

strategi-strategi tersebut diperiksa hubungan timbal baliknya, sehingga setiap strategi

dapat dipastikan keterkaitannya secara menyeluruh. Dari strategi yang ada maka

selanjutnya adalah dilihat unit kerja mana saja yang ada kaitannya dengan strategi

terkait. Dari tahap ini, maka setiap unit kerja akan menetapkan indikator-indikator kinerja

(KPI) dan Rencana Kerja (Activity Plan) yang sesuai. Beberapa KPI dikembangkan

dengan mempertimbangkan aspek mutu, lingkungan hidup, manajemen energi dan K3.

(Q: 4.1, 4.4, 7.3) (E: 4.1, 4.2, 6.1, 6.2) (S: 4.1, 4.2, 6.1, 6.2) (SMK3:6c) (En: 4.1, 4.2, 6.1, 6.2)

SOP Terkait

- AI-OPD-01 Penyusunan Sasaran dan Rencana Kerja

5.4. Manajemen Risiko

Penyusunan sasaran dan rencana kerja sebagaimana diuraikan diatas mempertimbang-

kan risiko-risiko bisnis, mutu, K3 dan lingkungan hidup yang tertuang dalam Risk Report.

Proses manajemen risiko diawali dengan menelaah organisasi dan konteksnya dari

sudut pandang kepentingan pihak eksternal dan internal. (Q: 4.1, 4.2, 4.4, 6.1) (E: 4.1,4.2, 6.1) (S:

4.1,4.2, 6.1) (En: 4.1,4.2, 6.1)

Issue-issue eksternal seperti issue aspek legal, teknologi, persaingan bisnis, situasi

pasar, budaya, lingkungan ekonomi dan sosial baik lokal, nasional, regional atau

internasional dipertimbangkan dalam analisa risiko.

Dari sisi internal perusahaan, issue-issue seputar nilai-nilai budaya perusahaan, budaya

perusahaan, pengetahuan dan kinerja perusahaan menjadi hal yang juga

dipertimbangkan dalam analisa risiko.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 053

Risiko-risiko yang signifikan harus diidentifikasi rencana tindakan penanggulangannya

untuk menurunkan risiko-nya. Rencana ini merupakan bagian dari penyusunan sasaran

dan rencana kerja sebagaimana yang diuraikan pada bagian 5.2 dalam manual ini.

Keefektivitasan dari rencana tindakan harus dianalisa untuk dilakukan penyempurnaan

bila diperlukan. (Q: 6.2, 9.1.3, 10.2)

SOP Terkait

- AI-OPD-03 Manajemen Risiko

5.5. Tinjauan Manajemen

Secara berkala penerapan sistem manajemen mutu, lingkungan hidup, manajemen

energi dan K3 dianalisa, dikaji dan ditelaah secara berkala untuk melihat kecukupan dan

keefektifannya melalui pencapaian indikator kinerja yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini

direksi akan terlibat untuk melakukan peninjauan sistem manajemen yang ada.

Isu-isu besar yang terkait dengan pelaksanaan sistem manajemen akan disampaikan

dan dibahas dalam sesi tersebut. Dalam sesi tinjauan manajemen tersebut selanjutnya

akan diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada dan selanjutnya akan

direncanakan tindakan perbaikan atau pencegahan yang perlu.

Keputusan yang dihasilkan dari sesi tinjauan manajemen tersebut selanjutnya akan

dipantau oleh MR/Deputi MR, dimana pada tinjauan manajemen selanjutnya hal tersebut

akan disampaikan. (Q: 9.3, 10) (E:9.3, 10) (S: 9.3) (En: 9.3)

SOP Terkait

- AI-OPD-02 Tinjauan Manajemen

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 054

6. Coal Processing and Barge Loading (CBL)

6.1. Sub-Business Process

Fungsi Coal Processing and Barge Loading ini bertujuan untuk memastikan bahwa

proses peremukan batubara dan pemuatan batu bara ke tongkang dapat berjalan secara

efektif dan efisien. Selain itu tentunya dapat memenuhi persyaratan pelanggan dan

seminimal mungkin dapat menekan dampak lingkungan hidup yang merugikan serta

menekan terjadinya insiden K3.

SHIPPING FUNCTION

PRODUCTION ASSEMBLY &

HAULING FUNCTION

SHIPPING FUNCTION

QUALITY ASSURANCE

AND CONTROL FUNCTION

PRODUCTION ASSEMBLY &

HAULING FUNCTION

QUALITY ASSURANCE

AND CONTROL FUNCTION

CBL-01Perencanaan Operasi CPBL

CBL-02Pemrosesan Batu

Bara

CBL-04Pemuatan Batu

Bara Ke Tongkang

CBL-03Stock Pile

Management

MAINTENANCE FUNCTION

CBL-06Tata Kelola Pabrik

CBL-05Proses Sandar,

Muat, dan Keluar Pelabuhan Batubara

CBL-07Proses Bongkar

Muat Pelabuhan Utara

RELATED FUNCTION

RELATED FUNCTION

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 055

6.2. Uraian Umum

Proses lanjutan setelah proses penambangan dan pengangkutan batubara adalah

proses peremukan dan pemuatan ke tongkang. Proses peremukan ini berjalan secara

simultan dengan proses pencampuran komposisi material batu bara. Pencampuran

dilakukan sedemikian rupa sehingga hasil dari pencampuran tersebut memenuhi target

parameter mutu batu bara (spesifikasi).

Agar proses produksi berjalan aman dan selamat, maka aspek K3 menjadi perhatian

penting. Pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang signifikan akan

dikendalikan dengan JSA, prosedur dan instruksi kerja. Alat pelindung diri (APD) yang

relevan dipastikan konsistensi penggunaannya. Para pengawas yang ada akan

memastikan bahwa semua aturan-aturan K3 dijalankan dan dipatuhi. Potensi-potensi

pencemaran/gangguan lingkungan hidup yang ada saat proses produksi akan

diminimalkan dan dicegah. Penggunaan energi dimonitor dan pastikan dalam kondisi

yang paling efisien. Segala bentuk ataupun potensi ketidaksesuaian akan dilakukan

tindakan koreksi, korektif dan preventif untuk memastikan kegiatan operasional tetap

dalam kondisi terkendali. (E:8.1) (S:8.1) (En: 8.1).

Untuk memastikan bahwa perusahaan dapat mencapai tujuan ini, proses berikut

didokumentasikan dan dilakukan dalam keadaan terkontrol :

d. Perencanaan Operasi CPBL

e. Pemrosesan Batubara.

f. Pemuatan Batubara Ke Tongkang.

g. Tata Kelola Pabrik (Plant Housekeeping).

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 056

6.3 Perencanaan Operasi CPBL

Material batu bara yang berasal dari tambang memiliki variasi mutu yang berbeda-beda.

Untuk memastikan bahwa mutu produk batu bara akhir akan memenuhi persyaratan

mutu dari pelanggan maka perencanaan pencampuran batu bara menjadi hal yang

sangat penting. (Q:8.1). Informasi tentang tentang rencana pengiriman material dari

tambang dari sisi kuantitas dan kualitas (Q&Q) , informasi Q&Q stock di stock pile dan

informasi tentang rencana pengiriman ke tongkang diolah sedemikian rupa menjadi

perencanaan operasional plant CPBL. Perencanaan meliputi pengaturan operasional

hoper, operasional stock pile dan operasional jetty.

Permintaan batubara dari pelanggan dipastikan informasinya jelas (Q:8.2) dan selanjutnya

akan dilakukan kajian-kajian terhadap kesiapan plant dan juga stock yang ada (Q:8.2).

Komunikasi dengan pihak shipping, marketing dan mining dan juga coal hauling

dilakukan secara intensif untuk memastikan bahwa segala sesuatunya telah sesuai

dengan persyaratan yang ada (Q:8.2.1).

SOP Terkait

- AI-CBL-01 Perencanaan Operasi CPBL

6.4. Pemrosesan Batubara

Batubara yang diterima dari kegiatan penambangan dan pengangkutan, pada tahap ini

akan dilakukan pemrosesan lanjutan yang ada di crushing plant. Tujuan dari kegiatan ini

adalah meremukkan/crush dan mencampur/blend batubara agar sesuai dengan

spesifikasi yang sudah ditetapkan.

Kesiapan sarana infrastruktur yang ada di plant akan dipastikan sedemikian rupa

sehingga proses operasional peremukan, penumpukan dan penuangan batubara ke

tongkang bisa berjalan dengan efektif dan efisien (Q:7.1.3)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 057

Sistem yang ada dibangun sedemikian rupa sehingga kemamputelusuran dapat

dipastikan berjalan dengan baik, sehingga kualitas batu bara yang ada di dalam

tongkang dapat ditelusuri sampai hulu-nya. (Q:8.5.2).

Pemeriksaan kualitas proses dan produk dilakukan secara terencana dan dilakukan

secara tepat sasaran agar tujuan dapat tercapai. Jika terjadi ketidaksesuaian, maka

tindakan koreksi seperlunya akan diambil untuk menghilangkan gejala yang

teridentifikasi (Q:8.1,8.7). Penumpukan batubara di stockpile juga dipastikan

mekanismenya agar tidak terjadi degradasi mutu (Q:8.5.4). Sistem yang ada telah

dibangun sedemikian rupa sehingga kemamputelusuran dapat dipastikan telah berjalan

secara baik, sehingga kualitas batubara yang ada di dalam tongkang dapat ditelusuri

sampai hulu-nya. (Q:8.5.2).

SOP Terkait

- AI-CBL-02 Pemrosesan Batubara

- AI-CBL-03 Stock Pile Management

6.5. Pemuatan Batubara Ke Tongkang

Pemuatan Batubara Ke Tongkang dimulai dengan diterimanya jadwal muat tongkang

dari pihak shipping, selanjutnya Port Captain akan berkoordinasi dengan pihak

operasional terkait dengan ketersediaan kargo. Dalam hal ini perencanaan yang ada

dijadikan acuan untuk proses pemuatan batubara ke tongkang. Proses selanjutnya port

captain akan mengintruksikan tongkang sandar ke Jetty yang telah ditentukan, kemudian

dilakukan pembersihan dan dilakukan inisial draft sebelum proses pemuatan dilakukan.

Setelah proses tersebut dilakukan, maka tongkang akan dimuat dengan komposisi dan

peralatan yang telah ditentukan. Proses ini akan berakhir ketika tongkang telah terisi

sesuai dengan jenis batubara dan jumlah sesuai dengan ketentuan/spesifikasi yang

telah ditentukan.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 058

Selain faktor jumlah dan kualitas, PT. Adaro Indonesia memahami, pengiriman tepat

waktu adalah salah satu kepuasan pelanggan, sehingga proses pemuatan dilakukan

dengan baik agar tujuan ini dapat tercapai. (Q:8.1).

SOP Terkait

- AI-CBL-04 Pemuatan Batubara Ke Tongkang

- AI-CBL-05 Proses Sandar, Muat dan Keluar Pelabuhan Batubara.

6.6. Tata Kelola Pabrik

Tata Kelola Pabrik dimulai dengan dibuatnya rencana tata kelola pabrik. Rencana tata

kelola pabrik dilakukan dengan melakukan analisa mendalam terhadap kondisi yang

ada. Regulasi, HSE Risk Assessment dan dokumen-dokumen lain yang dirasa relevan

dikaji dalam rangka pembuatan rancangan tata kelola pabrik yang tepat sasaran. Tujuan

utama dari rencana tata kelola ini adalah untuk memastikan plant tetap beroperasi

secara lancar dan juga dalam rangka untuk memastikan aspek K3LH tetap terkendali

dengan baik (Q:7.1.4) (E:7.1, 8.1) (S:7.1, 8.1).

SOP Terkait

- AI-CBL-06 Tata Kelola Pabrik

6.2.5. Proses Bongkar Muat Non Batubara di Pelabuhan Utara.

Infrastruktur pelabuhan yang dibuat selain sebagai fasilitas pemrosesan batubara dan

pemuatannya, juga memiliki fungsi untuk menjadi pelabuhan bongkar muat material

pendukung operasi seperti pembongkaran bahan bakar dari tongkang ke truk

pengangkut distribusi bahan bakar dan bongkat muat material lainnya.

SOP Terkait

- AI-CBL-07 Proses Bongkar Muat Pelabuhan Utara

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 059

7. Quality Assurance & Control (QAC)

Fungsi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua batubara yang dihasilkan dari

proses penambangan, proses coal assembly dan proses di crushing plant memenuhi

persyaratan dari pelanggan. Fungsi ini memiliki beberapa proses penting (warna kuning)

yang tergambar seperti pada peta proses dibawah ini.

7.1. Sub-Business Process

QAC-01Coal Quality

Blending PlanMining Mining

QAC-02Pemeriksaan

Kualitas Proses dan Hasil

Penambangan

QAC-03Pemeriksaan Penimbunan

dan Pengangkutan

Mid and Shorterm Plan

Geology

Product Assembly and

Hauling

Production

Product Assembly and

Hauling

P

Laboratory

A

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 060

Customer

QAC-04Pemeriksaan

Kualitas Pemrosesan

Pengolahan BB

QAC-05Pemeriksaan

Kualitas Pemuatan

Batubara ke Tongkang

QAC-06Pemeriksaan dan Verifikasi Draft Survey

Cargo Tongkang

QAC-07Pemantauan

Trend Kualitas Kargo Tongkang

dan Vessel

QAC-09Penanganan

Keluhan Pelanggan

Marketing

QAC-08Investegasi dan

Pelaporan Masalah

Kualitas BB

Coal Processing and Barge Loading

Product Assembly and

Hauling

Coal Processing & Barge Loading

PBMM

Coal Processing & Barge Loading

Laboratory

Mid and Shorterm Plan

P

A

7.2. Uraian

Untuk memastikan kualitas dari produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan

pelanggan dan menjamin konsistensi terpenuhinya spesifikasinya, maka ditetapkan

serangkaian metode kontrol kualitas. PT. Adaro Indonesia telah dilengkapi dengan

infrastruktur laboratorium yang lengkap, serta tenaga yang kompeten dalam rangka

menjaga validitas hasil analisa data. (Q:4.2, 7.1.5.1, 8.1) (SMK3:13)

Agar proses ini dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka aspek K3

juga menjadi perhatian yang utama. Pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai risiko insiden

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 061

K3LH signifikan akan dikendalikan dengan JSA, SOP dan WIN terkait. APD yang

relevan dipastikan konsistensi penggunaannya. Para pengawas yang ada akan

memastikan bahwa semua aturan-aturan K3LH dijalankan dan dipatuhi. Potensi-potensi

pencemaran/gangguan lingkungan hidup yang ada diminimalkan dan dicegah. (E:8.1).

Kendali risiko K3LH juga diapplikasikan termasuk dari produk batu bara sendiri misalnya

dengan pencegahan terjadinya batu bara terbakar.

Untuk memastikan bahwa perusahaan dapat mencapai tujuan ini, proses berikut

didokumentasikan dan dilakukan dalam keadaan terkontrol :

h. Pemeriksaan Kualitas Produk dan Proses.

i. Penanganan dan Tindak Lanjut Hasil Inspeksi Mutu Batu Bara.

j. Penanganan Permintaan Market Sample.

k. Penanganan Keluhan Pelanggan.

7.3. Pemeriksaan Kualitas Batubara

Pemeriksaan kualitas batubara dilakukan pada beberapa titik mulai dari area front

loading di Pit, area stock ROM, area stok kelanis, hingga barge loading. Keakurasian

seam batubara yang ditambang, ukuran pecahan batubara, kebersihan batubara (tidak

tercampur dengan material lain dan kontaminan) menjadi perhatian dari sisi mutu. Bila

ditemukan kondisi batubara yang tercampur material lain, ukuran pecahan yang terlalu

besar, kontaminan seperti metal atau black stone atau benda asing lainnya, maka tim

QC segera mengambil langkah-langkah koreksi dan korektif bersama-sama tim terkait

seperti pihak kontraktor dan pengawas Adaro. Langkah koreksi adalah dengan

melakukan tindakan untuk memperbaiki produk dan menghilangkan ketidaksesuaian.

Langkah korektif adalah dengan mencari akar permasalahan dan melakukan tindakan

untuk pencegahan kejadian berulang dan pencegahan terkirimnya batubara bermasalah

ke proses berikutnya. Perubahan terhadap rencana mungkin diperlukan sebagai bagian

dari tindakan korektif. Perubahan ini dikendalikan dengan seksama dan efektif untuk

memastikan tercapainya sasaran proses.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 062

Sistem identifikasi, dokumentasi dan pencatatan atas seluruh kegiatan operasional yang

dilakukan dibuat sedemikian rupa baik secara manual maupun elektronik sehingga

memudahkan penelusuran akar masalah bila terdapat masalah ketidaksesuaian atau

informasi bila ada informasi yang dibutuhkan. (Q: 7.1.5.1, 8.5.1, 8.5.2, 8.5.6, 10.2)

Tim QC bersama pengawas Adaro memeriksa hasil proses untuk memastikan

kesesuaian hasil proses dengan rencana. Hasil proses penambangan diperiksa

kerapihannya dan dipastikan tidak meninggalkan batubara sisa / terbuang. (Q: 8.5.1, 8.6).

Pemeriksaan kualitas batubara pasca coal processing (crushing/blending) dengan

dimulai dilakukannya proses inspeksi oleh laboratorium independen pada barge yang

dimuati batubara sesuai dengan permintaan pelanggan. Selanjutnya dilakukannya

analisis dan dilakukan verifikasi sebelum dirilis untuk menjamin tidak terdapat kekeliruan

dalam pembuatan laporan. (Q: 7.1.5.1, 8.6, 8.7)

Hasil data analisa kualitas batubara dari laboratorium yang diterima selanjutnya dilihat

apakah persyaratan yang sudah ditetapkan terpenuhi atau tidak. Jika terjadi

ketidaksesuaian atau anomali, maka akan dilakukan koordinasi untuk pengambilan

tindakan perbaikan untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang teridentifikasi. (Q: 7.1.5.1,

8.6, 8.7, 9.1.3)

Selain kualitas produk, kualitas proses produksi juga perlu untuk dipastikan

kehandalannya. Suatu program pemeriksaan kualitas proses dikembangkan dan

selanjutnya disiapkan sumberdaya yang diperlukan untuk selanjutnya konten dari

program pemeriksaan kualitas proses diterapkan. Anomali/ketidaksesuaian yang

teridentifikasi akan diselesaikan dengan berkoordinasi dengan pihak yang terkait. Hasil

perbaikan/koreksi yang dilakukan juga akan dipastikan telah memenuhi persyaratan.

(Q: 7.1.5.1, 8.7, 10.2)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 063

SOP Terkait

- AI-QAC-01 Coal Quality Blending Plan

- AI-QAC-02 Pemeriksaan Kualitas Proses Produksi Hasil Penambangan

- AI-QAC-03 Pemeriksaan Penimbunan dan Pengangkutan Batubara

- AI-QAC-04 Pemeriksaan Kualitas Pemrosesan Batubara

- AI-QAC-05 Pemeriksaan kualitas pemuatan batu bara ke tongkang dan vessel

- AI-QAC-06 Pemeriksaan dan verifikasi draft survey kargo tongkang-vessel

- AI-QAC-07 Pemantauan trend kualitas kargo tongkang dan vessel

7.4. Penanganan dan Tidak Lanjut Hasil Inspeksi Mutu Batu Bara.

PT. Adaro Indonesia menyiapkan prosedur terdokumentasi sebagai panduan dalam

penanganan dan tindak lanjut setelah data hasil inspeksi mutu didapatkan dan setelah

analisa data dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang akan dikirim akan

senantiasa sesuai dengan persyaratan mutu pelanggan. Bentuk dari penanganan atau

tindak lanjut meliputi tindakan koreksi terhadap mutu produk dan tindakan pencegahan

masalah berulang. (Q : 8.7, 10.2)

Bila disyaratkan oleh pelanggan, maka segala aktivitas pasca pengiriman dilaksanakan

sesuai dengan persyaratan yang disepakati dalam kontrak. (Q: 8.5.5)

SOP Terkait :

- AI-QAC-08 Investigasi dan pelaporan masalah kualitas batu bara

7.5. Penanganan Permintaan Market Sample

Penanganan permintaan market sample dimulai dari permintaan sampel dari pihak

pelanggan melalui tim Sales and Marketing, disiapkan oleh tim Produksi dan dilanjutkan

dengan proses inspeksi dan analisis hingga dikirimnya sample kepada pelanggan. Tim

Quality Control memastikan bahwa data mutu dari sample tersebut adalah akurat dan

sesuai dengan persyaratan pelanggan. (Q:4.2, 8.2)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 064

7.6. Penanganan Keluhan Pelanggan

Penanganan keluhan pelanggan dimulai dengan diterimanya keluhan dari pelanggan,

dilakukan proses observasi lapangan, investigasi, ditentukannya akar permasalahan dan

dilanjutkan dengan penentuan dan penerapan tindakan perbaikan. Tindakan perbaikan

yang dilakukan terkait denan keluhan pelanggan dilakukan secara tepat sasaran,

sedemikian rupa sehingga dipastikan permasalahan yang serupa tidak akan terjadi

berulang (Q:4.2, 8.5.5, 8.7, 10.2)

Data keluhan pelanggan setiap tahun akan dilakukan analisa dan dilihat kecenderungan

keluhan pelanggan. Jika kecenderungan keluhan pelanggan mengindikasikan

permasalahan yang krusial/major, maka tindakan perbaikan diterapkan. Jika diperlukan

akan diarahkan kepada project continuous improvement. (Q:4.2, 9.1.2, 10.2, 10.3)

SOP Terkait

- AI-QAC-09 Penanganan Keluhan Pelanggan

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 065

8. Maintenance (MTN)

8.1. Sub-Business Process

Fungsi ini memiliki peran untuk memastikan bahwa semua infrastruktur operasional

berjalan/beroperasi sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan demi terjaganya

kelangsungan proses produksi. Infrastruktur disini adalah baik infrastruktur langsung

maupun tidak langsung terhadap proses produksi. Fungsi ini memiliki beberapa proses

penting (warna kuning) yang tergambar seperti pada peta proses dibawah ini.

Coal Processing and Barge

Loading

Fungsi Terkait

MTN-01Predictive

Maintenance

MTN-02Preventive

Maintenance

MTN-03Breakdown

Maintenance

MTN-04Infrastructure

Project Maintenance

MTN-06Pengelolaan Alat

Ukur

MTN-05Corrective

Maintenance

MTN-07Workshop Tools

Facilities

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 066

8.2. Uraian Umum

Infrastruktur utama yang dikendalikan adalah mesin-mesin, alat-alat atau fasilitas lain

yang mana secara langsung mempengaruhi kualitas, keselamatan kesehatan kerja,

penggunaan energi dan lingkungan hidup yang dipelihara secara efektif kehandalannya

dan keefisienannya (Q: 7.1.1,7.1.3, 7.1.4) (E: 7.1) (En: 7.1).

Pencegahan, pemeliharaan dan perbaikan kerusakan adalah aktivitas penting yang

memerlukan pengaturan dan perencanaan yang baik, yang pada akhirnya akan

menambah kinerja dari permesinan, peralatan atau instrumen lain sehingga

memperkecil terjadinya kerusakan (Q: 7.1.1, 7.1.3, 7.1.4) (E: 7.1) (En: 7.1).

Permesinan dan instrumen-instrumen tersebut harus terpelihara dengan baik sehingga

memerlukan koordinasi diantara semua area diinternal organisasi Adaro Indonesia.

Aspek K3LH menjadi prioritas utama dalam kegiatan pemeliharaan. Pekerjaan-

pekerjaan yang mempunyai risiko K3LH yang signifikan akan dikendalikan dengan JSA,

prosedur dan instruksi kerja. APD yang relevan dipastikan konsistensi penggunaannya.

Para pengawas yang ada akan memastikan bahwa semua aturan-aturan K3 dijalankan

dan dipatuhi. Potensi-potensi pencemaran/gangguan lingkungan hidup yang ada

diminimalkan dan dicegah serta memastikan pemborosan penggunaan energi dapat

diminimalisir (E:8.1) (S: 8.1) (En: 8.1).

Hal ini adalah merupakan tanggung jawab semua lini yakni, Kepala Departemen, Kepala

Seksi, Pengawas, Leadman dan Teknisi agar tercapai tujuan di atas.

Untuk memastikan bahwa pelayanan yang dilakukan teknisi berjalan optimal, efektif dan

efisien, maka proses berikut harus didokumentasikan dan dikontrol dalam

pelaksanaannya :

a. Perawatan Berkala Infrastruktur

b. Penanganan Kerusakan Infrastruktur dan Pelaksanaan Project Infrastruktur

c. Pengelolaan Alat Ukur

d. Workshop Tools Facilities

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 067

8.3. Perawatan Berkala Infrastruktur

Infrastruktur operasional produksi yang ada perlu untuk dikelola dengan baik. Kegiatan

ini mempunyai sasaran yaitu menekan terjadinya kerusakan alat. Diharapkan bahwa

jarak antar kerusakan semakin jauh (jarang) dan juga lamanya kerusakan seminimal

mungkin, sedemikian rupa sehingga infrastruktur produksi beroperasi secara aman,

efiktif dan efisien untuk mendukung target produksi. Infrastruktur yang ada dilakukan

inspeksi secara berkala untuk dilihat kondisinya. Infrastruktur dipastikan beroperasi

dalam kondisi normal termasuk dalam hal konsumsi energinya. Dari hasil

pengamatan/pemeriksaan berkala tersebut dapat dilihat seberapa andal infrastruktur

yang ada yang selanjutnya dibuat prediksi keandalan infrastruktur yang bersangkutan

Data-data predictive yang ada selanjutnya dianalisa untuk dibuatkan rencana perawatan

berkala. Rencana perawatan berkala akan didiskusikan dengan pihak-pihak yang terkait

untuk mulai dikoordinasikan pelaksanaan preventive maintenance atau corrective

maintenance-nya (Q: 7.1.1, 7.1.3, 7.1.4) (E: 7.1) (En: 7.1)

SOP Terkait

- AI-MTN-01 Predictive Maintenance

- AI-MTN-02 Preventive Maintenance

- AI-MTN-05 Corrective Maintenance

8.4. Penanganan Kerusakan Infrastruktur dan Pelaksanaan Project Infrastruktur

Kehandalan infrastruktur memegang peranan penting terhadap pencapaian target

produksi. Infrastruktur perlu untuk selalu dipastikan setiap saat kesiapan dan

keandalannya untuk digunakan di dalam proses produksi. Jika terjadi kerusakan, maka

penanganannya harus dilakukan secara aman, efektif dan efisien, sedemikian rupa

sehingga dengan cepat infrastruktur dapat dengan segera dioperasikan sesuai dengan

standard yang sudah ditetapkan dan dicegah kemungkinan terjadinya kerusakan yang

sama. Infrastruktur dipastikan beroperasi dalam kondisi normal termasuk dalam hal

konsumsi energinya. (En: 7.1)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 068

Jika kerusakan dirasa perlu melibatkan pihak ketiga, maka perencanaan terkait dengan

hal tersebut akan disusun secara detail dan dipastikan bahwa dapat memenuhi

persyaratan yang diinginkan. Koordinasi dan komunikasi secara efektif dibangun

diantara PT. Adaro Indonesia dan kontraktor. Project perbaikan/pembangunan

infrastruktur akan dikembangkan secara seksama dengan melibatkan penanggung

jawab yang jelas, item pekerjaan yang akan dilakukan dan juga kerangka waktu yang

tepat (Q:7.1.1, 7.1.3, 7.1.4) (E:7.1) (En:7.1)

Pekerjaan yang dirasa mengakibatkan perubahan cukup signifikan, maka pengelolaan

perubahan (change management) akan dilakukan. Dokumen change management wajib

untuk dilengkapi dengan tujuan untuk mencegah terjadinya insiden K3LH (E:6.1), (S: 8.1.3)

SOP Terkait

- AI-MTN-03 Breakdown Maintenance

- AI-MTN-04 Infrastructure Project Management

8.5. Pengelolaan Alat Ukur

Semua instrumen yang berhubungan dengan mutu dari produk, lingkungan hidup,

konsumsi energi, keselamatan dan kesehatan kerja harus dikendalikan dengan efektif.

Kalibrasi atau verifikasi dilakukan untuk memastikan bahwa hasil pengukuran suatu alat

ukur menunjukan angka yang akurat dan presisi. Penjadwalan Kalibrasi harus

dikembangkan dengan mencantumkan frekuensi kalibrasi/verifikasi dan juga

penanggung jawab-nya. Kalibrasi dapat dilakukan secara internal atau secara eksternal.

Hasil dari kalibrasi dijadikan dasar langkah berikutnya yang akan diambil, jika ditemukan

instrumen yang sudah usang, rusak atau gejala anomaly yang lain. (Q: 7.1.5.1, 7.1.5.2) (E:

9.1.1) (S: 9.1.1) (SMK3: 13.f) (En: 9.1.1)

SOP Terkait

- AI-MTN-06 Pengelolaan Alat Ukur

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 069

8.6. Workshop Tools Facilities

Perawatan dan perbaikan infrastruktur agar dapat berjalan secara aman, efektif dan

efisien perlu ditunjang oleh tools dan equipment support yang layak, baik dari segi

jumlah maupun kondisinya. Peminjaman dan penggunaan tools dan equipment support

akan dikendalikan untuk menjamin ketersediaan dan kehandalannya.

Secara berkala tools dan equipment support akan diadakan pemeriksaan standar

kelengkapan dan kondisi yang melibatkan pihak-pihak terkait. Apabila ditemukan

penyimpangan standar kelengkapan dan kondisi harus dibuatkan berita acara untuk

dilakukan tindakan perbaikan atau pengadaannya.

(Q: 7.1.3)(E: 7.1)(S: 7.1)

SOP Terkait

- AI-MTN-07 Workshop Tools Facilities

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 070

9. Pembelian Barang dan Jasa

Fungsi ini memiliki peran untuk memastikan bahwa semua proses pembelian

berjalan/beroperasi sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan demi terjaganya

kelangsungan proses produksi. Pembelian disini adalah termasuk langsung maupun

tidak langsung. Fungsi ini memiliki beberapa proses penting (warna kuning) yang

tergambar seperti pada peta proses dibawah ini.

9.1. Sub-Business Process

User

LOGISTIC FUNCTION

FINANCE & ACCOUNTING

FUNCTION

Vendor

FINANCE & ACCOUNTING

FUNCTION

PRC-07Proses Tender

PRC-01Seleksi dan

Prefered Vendor

PRC-06Pembuatan

Comparative Quotation

PRC-02Pembuatan

Purchase Order

PRC-05Pembuatan

Kontrak Pengadaan

PRC-04Pembuatan

Purchase Requisition

PRC-03Berita Acara Serah Terima

Pekerjaan

PRC-08Procurement

Planning

PRC-09Evaluasi Vendor

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 071

9.2. Uraian Umum

Proses Pembelian merupakan bagian penting dari organisasi PT. Adaro Indonesia

dalam rangka untuk menjamin kontinuitas pasokan barang dan jasa. Ketepatan waktu

penerimaan/penyelesaian dan juga kesesuaian terhadap spesifikasi yang sudah

ditetapkan menjadi tujuan utama dari proses pembelian, di samping harga yang

kompetitif. (Q: 8.4.1)

Dalam rangka untuk memastikan pembelian dan proses penyimpanan dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien, proses berikut didokumentasikan dan dilakukan

dalam keadaan terkontrol :

a. Pengadaan Barang dan Jasa

b. Evaluasi Vendor

9.3. Pengadaan Barang dan Jasa

Proses pembelian dimulai dari permintaan pembelian yang diterima dari unit kerja yang

lain. Permintaan pembelian ini selanjutnya dipastikan kontennya telah jelas dan tidak

ambigu. Dokumen ini harus disetujui oleh yang berwenang sebelum proses selanjutnya

dilakukan. Sebelum permintaan pembelian diserahkan kepada pemasok, maka

kontennya juga perlu dipastikan jelas dan akurat agar tidak terjadi kesalahan dalam

penyerahan produk/jasa. Produk yang diterima dari pemasok selanjutnya akan

dipastikan kesesuaiannya dengan persyaratan yang sudah ditetapkan. (Q: 8.4.3) (E:7.1)

Pembelian ditujukan ke pemasok-pemasok yang telah ditetapkan oleh suatu komite. Jika

pembelian dilakukan ke pemasok baru dikarenakan pemasok yang telah ditetapkan tidak

mempunya barang atau jasa yang diinginkan, maka dilakukan seleksi berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan. Seleksi para pemasok tidak terbatas pada produk atau

jasa tetapi juga terhadap dampak pada lingkungan hidup, keselamatan kesehatan kerja

dan pertimbangan efisiensi energi. (Q: 8.4.2) (E: 8.1) (S: 8.1.4) (SMK3:11,13) (En: 8.3)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 072

Pertimbangan untuk seleksi pemasok termasuk dalam hal penggunaan energi yang

paling efisien khususnya proses yang membutuhkan sumber energi dalam jumlah yang

signifikan. Proses analisa Life Cycle Cost (LCC) dilakukan untuk pembelian barang atau

peralatan yang terindikasi sebagai pengguna energi yang signifikan. (SMK3:11) (En: 8.3).

Untuk bahan baku berbahaya baru, persyaratan pembelian wajib dinyatakan kebutuhan

akan MSDS (E: 8.1) (S: 8.1) (SMK3: 11).

Persyaratan-persyaratan pembelian terkait dengan pengendalian risiko K3LH dan

pertimbangan penggunaan energi (bila relevan) dikomunikasikan terhadap vendor/

kontraktor, misalnya persyaratan perundang-undangan yang berlaku, Material Safety

Data Sheet (MSDS), persyaratan terkait dengan Contractor Safety Management

(CSMS), persyaratan kompetensi pekerja tambang, persyaratan teknis perawatan dan

lain sebagainya. (Q: 8.4.3) (E: 6.1,8.1) (S: 8.1) (SMKP:4.7) (SMK3:11) (En: 8.3).

Pemasok-pemasok terpilih sebelumnya harus memberikan komitmen-nya terhadap

aspek K3LH yang tertuang dalam kontrak kerja. Salah satu bukti komitmennya adalah

dengan menyusun program dan budget (biaya) K3LH seperti :

- Pemenuhan persyaratan dan perundang-undangan yang berlaku.

- Pengendalian risiko K3LH.

- Review kinerja K3LH secara berkala.

- Pemeriksaan kesehatan pekerja.

- Penyediaan APD

- Industrial Hygiene.

(SMKP:4.8.1)

SOP Terkait

- AI-PRC-01 Seleksi dan Prefered Vendor

- AI-PRC-02 Pembuatan Purchase Order

- AI-PRC-03 Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.

- AI-PRC-04 Pembuatan Purchase Requisition.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 073

- AI-PRC-06 Pembuatan Comparative Quotation

- AI-PRC-07 Proses Tender

- AI-PRC-08 Procurement Planning

9.4. Evaluasi Vendor

Sebagai bagian dari implementasi prinsip kerjasama yang saling menguntungkan

dengan pemasok, maka PT. Adaro Indonesia menerapkan proses evaluasi untuk

mengidentifikasi potensi-potensi penyempurnaan yang dapat dilakukan oleh vendornya.

Proses evaluasi meliputi aspek-aspek (namun tidak terbatas pada) mutu, biaya,

pengiriman, dan pelayanan. Perhatian juga diberikan pada aspek sistem manajemen

vendor terkait dengan sistem manajemen mutu, K3LH dan evalusi kinerja energi (bila

berhubungan). Data hasil evaluasi akan dianalisa dan untuk hal yang perlu diperbaiki

akan disampaikan ke vendor untuk ditindaklanjuti. (Q: 8.4.2, 9.1.3) (E:8.1, 9.1) (S: 8.1) (SMKP:4.8)

(En: 8.3).

SOP Terkait

- AI-PRC-09 Evaluasi Vendor

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 074

10. Logistic (LOG)

10.1. Sub-Business Process

Fungsi logistic adalah fungsi yang banyak berperan untuk memastikan bahwa proses

pengendalian material, suku cadang dan kebutuhan lainnya dapat berjalan sesuai

dengan kondisi yang seharusnya demi terjaganya kelangsungan proses operasional

perusahaan.

Vendor

LOG-04Stock Take

User PROCUREMENT

FUNCTION

FINANCE AND ACCOUNTING

FUNCTION

LOG-05Fuel Logistic

LOG-07Explosive Material Logistic

LOG-03Perencanaan dan Tinjauan

Stock

LOG-06Mutasi Barang

LOG-02Pengeluaran

Barang

LOG-01 Penerimaan, Penyimpanan

Barang

10.2. Uraian

Proses pengelolaan persediaan kebutuhan material konsumsi dan suku cadang

merupakan bagian penting dari organisasi dimana memainkan peran penting dalam

rangka menjamin kualitas hasil produksi, kelancaran proses produksi dan kualitas hasil

produk. (Q: 7.1.1)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 075

Proses pengelolaan yang dilakukan oleh departemen logistic meliputi proses

manajemen persediaan, penerimaan barang, penyimpanan dan mutasi barang. Agar

proses tersebut berjalan dengan lancar dan aman, maka aspek K3LH turut menjadi

perhatian utama. Pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai risiko K3LH yang signifikan

dikendalikan dengan JSA, prosedur dan instruksi kerja. APD yang relevan dipastikan

konsistensi penggunaannya. Para pengawas yang ada akan memastikan bahwa semua

aturan-aturan K3LH dijalankan dan dipatuhi. Potensi-potensi pencemaran/gangguan

lingkungan hidup yang ada saat proses pergudangan wajib diminimalkan dan dicegah

(E: 8.1) (S: 8.1).

Dalam rangka untuk memastikan proses pengelolaan barang persediaan dapat

dilaksanakan secara efektifdan efisien, proses berikut didokumentasikan dan dilakukan

dalam keadaan terkontrol :

a. Penerimaan, Penyimpanan dan Pengembalian dan Pengeluaran Barang

b. Penetapan Inventory Stock Level dan Keakuratan Stock

10.3. Penerimaan, Penyimpanan dan Pengeluaran Barang

Barang dan jasa yang diterima harus dipastikan sesuai dengan persyaratan pembelian

sebagaimana yang diatur dalam purchase order atau kontrak atau dokumen pembelian

lainnya. Jika ketidaksesuaian ditemukan, maka harus didiskusikan dengan pengguna

yang terkait untuk meminta saran apakah barang dapat diterima atau tidak. (Q: 8.4.2). Jika

keputusan barang tidak dapat diterima, maka harus dikonfirmasi ke pemasok atau

kontraktor bahwa barang akan dikembalikan melalui tim procurement.

Untuk setiap proses penerimaan yang dikonfirmasi (baik oleh tim logistic maupun oleh

user) sebagai penerimaan yang valid maka tim logistic akan membuatkan dokumen

penerimaan barang (goods receiving note). Dasar pembuatan GRN adalah konfirmasi

terdokumentasi dari user tentang keabsahan proses penerimaan barang yang jasa

dalam sebuah dokumen Berita Acara Serah Terima Pekerjaan untuk penerimaan jasa

atau sebuah dokumen “receive list” untuk penerimaan barang yang ditandatangani oleh

pejabat yang berwenang sebagai mana diatur dalam SOP terkait.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 076

Penyimpanan barang akan dikendalikan secara efektif dan efisien, sedemikian rupa

sehingga barang mudah diambil dan dapat terlacak dengan baik. Identifikasi dan status

dari material yang ada di gudang diterapkan untuk memastikan efektifitas dari

pengelolaan gudang (Q:8.5.2). Material-material yang ada disimpan sesuai dengan

persyaratan yang sudah ada untuk mencegah kerusakannya/penurunan kualitas (Q:8.5.4).

SOP Terkait

- AI-LOG-01 Penerimaan dan Penyimpanan Barang

- AI-LOG-02 Pengeluaran Barang

- AI-LOG-06 Mutasi Barang

10.4. Pengelolaan Persediaan Barang

Pengendalian persediaan selalu dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat

agar kontinuitas barang, ketepatan jumlah pemesanan dan stock level selalu terjaga (Q:

8.4.1, 8.5.1). Penetapan inventory level dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa

faktor penting, salah satunya adalah lead time pembelian, kecepatan penggunaan

material dan beberapa factor yang lainnya. Secara berkala stock level yang ada dikaji

akan kesesuaiannya.

Secara berkala baik mingguan, bulanan atau tiap tahun akan diadakan perhitungan

secara menyeluruh/stock take yang melibatkan seluruh bagian atau divisi agar

memastikan jumlah dan perhitungan antara fisik barang dan di sistem sesuai.

SOP Terkait

- AI-LOG-03 Perencanaan dan Tinjauan Stock

- AI-LOG-04 Stock Take

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 077

10.5. Pengelolaan Logistik Bahan Bakar Minyak.

Bahan bakar minyak (BBM) atau fuel merupakan salah satu komponen kebutuhan untuk

operasional yang tergolong paling besar. PT. Adaro Indonesia melakukan pengedalian

pemenuhan kebutuhkan fuel dimulai dari proses perencanaan kebutuhan, pembelian,

penerimaan di tempat penyimpanan di tangki Kelanis hingga distribusi ke seluruh user.

Dengan mempertimbangkan faktor resiko yang signifikan, proses handling material fuel

diatur dengan prosedur dan instruksi kerja yang rinci guna minimalisir potensi masalah

berupa kehilangan, ketidaksesuaian dalam hal pencatatan, penggunaan yang tidak

selayaknya, kecelakaan kerja dan juga kecelakaan lingkungan hidup yang berpotensi

terjadi (Q: 8.4.1, 8.5.1) (E:8.1) (S: 8.1).

SOP Terkait

- AI-LOG-05 Fuel Logistic

10.6. Pengelolaan Logistik Bahan Peledak

Pengelolaan logistik bahan peledak dilaksanakan dengan kondisi terkendali mulai dari

proses pengadaan, pengiriman hingga penyimpanan. Proses pengadaan bahan

peledak, penyimpanan, pengangkutan dan pemakaian merujuk pada prosedur

terdokumentasi untuk menjamin kesesuaiannya dengan seluruh peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menjamin keselamatan dan keamanan proses pengangkutan bahan peledak,

maka seluruh fasilitas terkait dipastikan dalam kondisi yang prima. Semua petugas yang

terlibat dalam proses pengangkutan dipastikan kompetensinya dan dipastikan proses

berjalan sesuai dengan prosedur pengangkutan yang aman.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 078

Bahan peledak ditempatkan pada gudang khusus bahan peledak yang lokasinya

mendapatkan persetujuan dari Kepala Inspektur Tambang (KAIT). Gudang dijaga 24 jam

secara terus-menerus untuk menjamin keamanannya. Penangkal petir gudang diperiksa

minimal 6 bulan sekali atau setelah terjadi petir yang hebat. Petugas administrasi

penyimpanan dipastikan kompetensinya dan sekurang-kurangnya memiliki sertifikat

kompetensi juru ledak kelas II . Isi dari gudang bahan peledak diperiksa setiap minggu

dan bila kegiatan pertambangan berhenti sampai 3 bulan maka laporan hasil

pemeriksaan gudan bahan peledak dilaporkan ke KAIT oleh KTT (SMKP:4.5.).

SOP Terkait

- AI-LOG-07 Explosive Material Logistic

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 079

11. Human Resources Development (HRD)

11.1. Sub-Business Process

Salah satu dari misi dari perusahaan adalah mengembangkan karyawan. Misi tersebut

didasari oleh kesadaran bahwa karyawan sebagai aset utama perusahaan memiliki

hakikat untuk terus berkembang dari satu tingkat ke tingkat yang lebih baik. Pada

akhirnya, aktivitas pengembangan karyawan merupakan sebuah keharusan dan

kewajiban perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab moral. Fungsi Human Resource

berperan dalam misi ini dan memiliki beberapa proses seperti pada peta sub business

process dibawah ini.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 080

11.2. Uraian Umum

Management PT. Adaro Indonesia percaya bahwa dengan mendukung pengembangan

karyawan maka perusahaan akan diisi oleh karyawan-karyawan berkualitas sesuai

dengan kebutuhan perusahaan yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif

bagi perkembangan perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu perlu adanya

upaya dalam mempertahankan dan mengembangkan kualitas dari karyawan untuk

menunjang kegiatan operasional perusahaan. (Q: 5.3, 7.1.1, 7.1.2, 7.2). (E:7.1, 7.2) (S: 7.1, 7.2)

(SMK3:10) (En: 7.1, 7.2).

Pengembangan kualitas dari sumber daya manusia atau karyawan tidak dapat terlepas

dari pengembangan pengetahuan di dalam perusahaan. Perusahaan mengembangkan

pengetahuan yang diperlukan di dalam perusahaan baik yang bersumber dari internal

maupun external untuk meningkatkan kompetensi dari sumber daya manusianya agar

lebih siap dalam mengikuti perkembangan bisnis perusahaan. Pengalaman dalam

menjalankan bisnis dan operasional perusahaan mendatangkan pengetahuan yang baru

yang dikelola oleh perusahaan demi kepentingan kemajuan perusahaan. (Q: 7.1.6, 7.2) (S:7.2)

(En:7.2).

Management PT Adaro Indonesia memastikan bahwa peran, tanggung jawab dan

kewenangan untuk masing-masing posisi dalam organisasi adalah ditetapkan dengan

jelas, dikomunikasikan dan dipahami dengan baik dalam organisasi. Demikian pula

halnya dengan lingkungan kerja dibangun secara positif dan kondusif untuk memastikan

kenyamanan yang baik dalam bekerja. (Q: 5.3, 7.1.4) (E: 5.3) (S: 5.3) (En: 5.3)

Untuk memastikan perusahaan dapat memenuhi tujuan tersebut, maka proses

mempertahankan dan mengembangkan kualitas karyawan didokumentasikan dan

dilaksanakan oleh bagian :

a. Human Resources Development

b. Human Resources Operation

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 081

11.3. Human Resources Development

Perencanaan pengadaan tenaga kerja dilakukan secara efektif dengan

mempertimbangkan rencana perubahan organisasi dan juga strategi kedepan yang

dituangkan kedalam Man Power Plan (MPP). Implementasi dari MPP dilaksanakan

secara sistematis dimulai dari analisa profil calon karyawan, tes psikologi, interview,

pemeriksaan kesehatan dan sampai dengan masa probation. Proses pengadaan calon

tenaga kerja ini juga disinergikan dengan program induksi untuk memastikan bahwa

calon karyawan memahami proses operasional PT. Adaro Indonesia, khususnya yang

terkait dengan aspek K3LH (Q: 7.1.2) (E: 7.2) (S: 7.2) (En: 7.2). Rotasi karyawan dalam bentuk

promosi, mutasi atau demosi dilaksanakan secara obyektif berdasarkan salah satunya

adalah keluaran dari proses penilaian performa karyawan

PT Adaro Indonesia melakukan pengembangan sumber daya manusia untuk

memastikan bahwa strategi yang telah ditetapkan perusahaan dalam rangka memenuhi

sasaran mutu, lingkungan hidup, energi dan keselamatan kesehatan kerja yang menjadi

tujuan dari organisasi dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Pengembangan dan

perubahan tersebut dilakukan agar strategi perusahaan dapat terlaksana hingga ke unit-

unit terkecil melalui sebuah sistem yang terstruktur. Sistem tersebut terwakili dari desain

dan rancangan struktur organisasi bersama dengan fungsi serta tanggung jawab dari

masing-masing unit (Q:7.1.2) (E:7.2) (S:7.2, 5.3) (SMK3:12) (En: 7.2, 5.3).

Faktor penting lainnya untuk memastikan keberhasilan perusahaan dalam mencapai

target atau sasaran utamanya adalah melalui ketersediaan sumber daya manusia yang

berkualitas sehingga mampu meraih pencapaian tersebut. Oleh karena itu perlu adanya

sebuah aktivitas pengembangan karyawan yang terencana dan terarah serta

berkesinambungan. Pengembangan tersebut perlu dilakukan kepada seluruh karyawan.

Pengembangan karyawan dilakukan dengan berdasarkan pada analisa kompetensi.

Kompetensi ditetapkan dengan mempertimbangkan kebutuhan posisi demi tercapainya

sasaran yang diuraikan diatas. Penetapan persyaratan kompetensi juga ditetapkan

dengan mempertimbangkan analisa risiko yang sudah ditetapkan, sehingga integrasi

kompetensi yang juga berbasiskan risiko kegagalan mutu dan K3LH dapat dijaga.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 082

Pelatihan karyawan dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk menutup celah

kompetensi yang dirasa masih lemah. Pelatihan juga ditujukan untuk memastikan tingkat

kesadaran yang tinggi dalam implementasi sistem manajemen terpadu dan memastikan

bahwa karyawan memahami kebijakan, tujuan dan keuntungan dari implementasi sistem

manajemen mutu, lingkungan hidup, energi dan keselamatan kesehatan kerja. (S: 7.3)

SMK3:11, 13) (En: 7.3)

Analisa dampak pelatihan (effectiveness test) juga dilakukan secara terarah dengan

tujuan untuk memastikan bahwa pelatihan/pengembangan karyawan benar-benar

memenuhi harapan.(Q:7.1.2, 7.2) (E:7.2) (S: 7.2) (En: 7.2)

Kinerja karyawan dalam kelompok proses ini juga dilakukan untuk memastikan bahwa

adanya kontribusi positif karyawan terhadap organisasi. Penilaian kinerja karyawan

didasarkan pada indicator terukur yang ditetapkan berdasarkan penjabaran strategi

perusahaan skala luas (Q:7.1.2).

SOP Terkait

- AI-HRM-01 Pengembangan dan Perubahan Organisasi.

- AI-HRM-02 Penyediaan Tenaga Kerja

- AI-HRM-03 Pelatihan

- AI-HRM-04 Pengembangan Performa Pekerja

- AI-HRM-05 Mutasi, Demosi, Promosi

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 083

11.4. Human Resources Operations

Sumber daya manusia adalah merupakan aset utama perusahaan. Proses-proses

penting yang terkait dengan dukungan terhadap sumber daya manusia disusun,

ditetapkan dan diimplementasikan sedemikian rupa guna mendukung terciptanya

suasana kerja yang kondusif dan nyaman bagi seluruh pihak baik pekerja maupun

manajemen perusahaan.

SOP Terkait

- AI-HRM-06 Compensation and Benefit

- AI-HRM-07 Payroll

- AI-HRM-08 Pemrosesan Pengunduran Diri Karyawan

- AI-HRM-09 Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

- AI-HRM-10 Pemutusan Sangsi Karyawan Melalui Komite Disiplin

- AI-HRM-11 HRIS dan Personal Admin

- AI-HRM-12 Employee Relation

- AI-HRM-13 Pengelolaan Jasa Pekerja Alih Daya

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 084

12. General Affair (GAF)

12.1. Sub-Business Process

GAF-01Permintaan

Fasilitas Transpotasi

Seluruh Fungsi Terkait

Pihak yang berwenang atau yang

berkepentingan

GAF-03Pengelolaan Akomodasi

Mess

GAF-06Penerimaan

Tamu Perusahaan

GAF-05Pengelolaan

Kantin

GAF-07Pengelolaan

Pekerjaan Maintenance

GAF-08Pengelolaan Air

Bersih

GAF-09Pengelolaan

House Keeping

GAA-02-KLSPengelolaan Air

Minum

12.2. Uraian Umum

Pengelolaan sarana umum di lingkup PT ADARO INDONESIA memegang peranan

penting untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. Tanpa adanya pengelolaan

sarana umum yang efektif, tentunya akan mengganggu jalannya proses produksi dan

operasional perusahaan. (Q: 7.1.1, 7.1.3) (E: 7.1) (S: 7.1) (En: 7.1)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 085

Proses pengelolaan sarana umum dilingkup PT ADARO INDONESIA meliputi aspek

pengelolaan transportasi dan akomodasi baik untuk kebutuhan internal seperti karyawan

dan pekerja maupun untuk kebutuhan external seperti tamu-tamu perusahaan.

Agar tujuan diatas dapat terpenuhi, maka kegiatan-kegiatan berikut didokumentasikan

dan dilaksanakan secara efektif :

a. Pengelolaan Air Bersih dan Air Minum

b. Pengelolaan Sarana Transportasi

c. Pengelolaan Sarana Akomodasi

12.3. Pengelolaan Air Bersih dan Air Minum

Pengelolaan air bersih dan air minum dilaksanakan secara terencana dan terstruktur.

Sarana pengelolaan air bersih dan air minum disiapkan dan dipelihara untuk

memastikan bahwa produk air bersih dan air minum yang dihasilkan dapat memenuhi

persyaratan air minum sehat dan memenuhi regulasi atau standard yang ada. Keluaran

yang ada juga secara berkala dipantau dan jika ada ketidaksesuaian akan dilakukan

tindakan perbaikan yang tepat. (Q:7.1.1, 7.1.3) (E:7.1) (S: 7.1) (En: 7.1)

SOP Terkait

- AI-GAF-08 Pengelolaan Air Bersih

- AI-GAF-02-KLS Pengelolaan Air Minum

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 086

12.4. Pengelolaan Sarana Transportasi

Sarana transportasi yang ada di wilayah operasional PT ADARO INDONESIA

disediakan dan dikelola secara sistematis, baik sarana transportasi darat maupun

sarana transportasi air. Perencanaan operasional sarana transportasi dilakukan dengan

cermat agar efektif dan efisien dalam memenuhi seluruh kebutuhan transportasi. Kendali

terhadap penggunaan energi misalnya bahan bakar untuk kebutuhan transportasi

dilakukan guna memastikan penggunaan energi yang efektif dan efisien. (En: 8.1).

Infrastruktur sarana baik darat maupun air dipastikan kelaikan operasi-nya. Pemeriksaan

sebelum sarana yang bersangkutan digunakan dilakukan untuk mencegah terjadinya

insiden. Sarana keselamatan dan keamanan juga dipastikan telah tersedia dengan baik

(Q: 7.1.1, 7.1.3) (E: 7.1) (S: 8.1).

SOP Terkait

- AI-GAF-01 Permintaan Fasilitas Transportasi

12.5. Pengelolaan Sarana Akomodasi & Perkantoran

Penyediaan akomodasi kamar dan konsumsi makanan di area kerja dipastikan terpenuhi

dan dengan pelayanan yang baik. Sarana penginapan dirawat dengan baik agar tetap

laik huni demi memastikan kenyamanan dan keamanan penghuni. Kendali terhadap

penggunaan energi (misalnya listrik) dilakukan untuk memastikan penggunaan energi

yang efektif dan efisien (En: 8.1). Penyediaan sarana konsumsi makanan juga

direncanakan dengan baik untuk memastikan kecukupan dan kesesuaian dengan

persyaratan nutrisi yang sesuai dengan standard. Pemeriksaan berkala terhadap proses

pengolahan makanan juga dilakukan, baik pemeriksaan bahan baku, proses pengolahan

maupun produk makanan jadi.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 087

Hal ini dilakukan secara berkala untuk memastikan keamanan dari makanan untuk

dikonsumsi. (Q:7.1.1, 7.1.3) (E:7.1) (S:7.1) (En:7.1)

Sarana perkantoran juga merupakan yang yang utama untuk dipastikan kelayakannya

sehingga menunjang produktivitas, kenyamanan, keamanan, keselamatan dan

kesehatan kerja. Untuk tujuan tersebut maka kegiatan perawatan dan pemeliharaan

perkantoran dan fasilitasnya dilaksanakan dalam kondisi terkendali dan efektif.

SOP Terkait

- AI-GAF-03 Pengelolaan Akomodasi dan Mess

- AI-GAF-05 Pengelolaan Kantin

- AI-GAF-07 Pengelolaan Pekerjaan Maintenance

- AI-GAF-09 Pengelolaan House Keeping

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 088

13. Management Information System (MIS)

13.1. Sub-Business Process

Teknologi Informasi adalah salah satu infrastruktur yang dapat mendukung dan

meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan diyakini dapat meningkatkan

efisiensi di semua lini operasional PT. Adaro Indonesia. Fungsi MIS ini berperan untuk

memastikan bahwa pengelolaan infrastruktur teknologi informasi dapat berjalan secara

efektif dan efisien, sedemikian rupa sehingga sarana teknologi ini dapat handal dalam

menunjang transportasi data dan informasi diantara beberapa unit kerja yang ada di

lingkup PT. Adaro Indonesia. Fungsi MIS ini memiliki beberapa proses seperti pada

kotak kuning dalam diagram peta sub business process dibawah ini.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 089

13.2. Uraian Umum

Proses pengelolaan sarana teknologi informasi dilaksanakan salah satunya berdasarkan

permintaan pengguna/user dimana selanjutnya permintaan yang ada akan dianalisa dan

dikaji. Sumberdaya yang diperlukan untuk realisasi permintaan tersebut selanjutnya

dipersiapkan. Realisasi dari penyediaan/perbaikan sarana teknologi informasi baik hard

ware maupun soft ware selanjutnya dipastikan dimanfaatkan secara efektif dan efisien,

sedemikian rupa sehingga kebutuhan dari pengguna dapat terpenuhi. (Q:7.1.1, 7.1.3) (E:7.1)

Prosedur rencana mitigasi disiapkan untuk memastikan bahwa kegiatan operasional

perusahaan tetap dapat berlangsung pada saat terjadi kondisi “force majeure” atau

gangguan pada infrastruktur IT. (Q:7.1.1, 7.1.3) (E:7.1)

Dalam kaitannya dengan pekerjaan di lapangan misalnya kegiatan pemeliharaan

infrastruktur IT, aspek K3 wajib diperhatikan dan dijadikan prioritas utama. Pekerjaan-

pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang signifikan akan dikendalikan dengan JSA,

prosedur dan instruksi kerja. Sejumlah ijin kerja, misalnya keja di ketinggian,

dipersyaratkan untuk memastikan pengendalian risiko K3LH. APD yang relevan

dipastikan konsistensi penggunaannya. Para pengawas yang ada akan memastikan

bahwa semua aturan-aturan K3 dijalankan dan dipatuhi. Potensi-potensi

pencemaran/gangguan lingkungan hidup yang ada dapat diminimalkan dan dicegah

(E:8.1) (S: 8.1).

SOP Terkait

- AI-MIS-01 Penanganan Permintaan dan Perbaikan HW/SW

- AI-MIS-02 Penanganan Permintaan dan Pencabutan Akses

- AI-MIS-03 Pemrosesan Penggantian PC

- AI-MIS-04 Pengadaan Fasilitas Komunikasi

- AI-MIS-05 Instalasi dan Pemeliharaan Network

- AI-MIS-06 Software Development Project

- AI-MIS-07 Pengelolaan GPS

- AI-MIS-08 Disaster Recovery Plan

- AI-MIS-09 IT Project Management

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 090

14. Integrated Management System (IMS)

14.1. Sub-Business Process

Proses ini bertujuan untuk memastikan sistem manajemen terpadu (mutu, lingkungan,

keselamatan kesehatan kerja dan energi) dijalankan sesuai dengan persyaratan standar

sistem manajemen (baik standar internasional maupun nasional) dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

IMS-07Manajemen Risiko K3LH

IMS-08Penetapan

Kendali Operasional Mutu & K3L

IMS-09Tujuan, Sasaran

dan Program K3L

IMS-06Identifikasi &

Evaluasi Regulasi K3L &

Persy. lain

IMS-05Identifikasi Risiko dan

Pengendalian Kegagalan

Mutu Proses

IMS-10Pemantauan &

Pengukuran Karakteristik

K3LH

IMS-03QHSE Audit

Management

IMS-20Pelaporan

(K3LH)

IMS-18 Induksi K3LH

IMS-12Pengelolaan

Keadaan Darurat

IMS-13Pelaporan & Investegasi

Insiden

IMS-04Change

Management

IMS-14Pengelolaan KPLH Mitra

Kerja (CSMS)

IMS-19Kampanye

K3LH

IMS-22Pengelolaan Keselamatan

Operasi

IMS-15Pertemuan

Komite KPLH

IMS-17Pembinaan dan

Pengawasan Keselamatan

Pertambangan

Plan

Do

Check Action

IMS-01Pengendalian

Dokumen

IMS-02Pengendalian

Catatan/Rekaman

IMS-11Tindakan

Perbaikan/Pencegahan

IMS-21Inspeksi K3LH

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 091

14.2. Uraian Umum

PT ADARO INDONESIA memiliki komitmen yang tinggi mengenai praktek-praktek

sistem manajemen mutu, keselamatan kesehatan kerja, lingkungan hidup dan energi

pada bisnis pertambangan batubara. (E:5.1, 5.3, 7.3) (S: 5.1)

Pengelolaan mutu dan K3LH telah diterapkan dengan sungguh-sungguh dengan tujuan

agar tidak terjadi insiden mutu dan K3LH. Pengelolaan manajemen mutu dan K3LH

diterapkan dengan bertumpu pada lima pilar yaitu:

1. Penumbuhan Kepemimpinan

2. Pemenuhan Kompetensi

3. Pelaksanaan Sistem Manajemen

4. Pengendalian Risiko

5. Penegakan Kedisiplinan.

Ini adalah tanggung jawab dari semua fungsi untuk memastikan bahwa semua praktek

manajemen mutu dan K3LH telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Tanggung

jawab utama pelaksanaan pengelolaan mutu dan K3LH ada di tangan manajemen

puncak dan di dukung oleh KTT yang merangkap sebagai MR dan juga para deputi MR.

(E:5.1, 5.3, 7.3)

Dalam rangka untuk memastikan bahwa tujuan berhasil dicapai, proses berikut

didokumentasikan dan dilakukan dalam keadaan terkontrol :

a. Perencanaan Pengelolaan Risiko dan K3LH

b. Pengendalian Operasional

c. Komunikasi

d. Penanganan Insiden

e. Audit Internal dan Perbaikan Sistem Manajemen Terpadu

f. Pengendalian Dokumen dan Catatan

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 092

14.3. Perencanaan Pengelolaan Risiko Mutu dan K3LH

Perencanaan pengelolaan risiko mutu dimulai dari pemetaaan proses bisnis. Setiap

proses kemudian diidentifikasi potensi kegagalannya dan dampaknya. Untuk proses

dengan risiko kegagalan dan dampak yang signifikan maka diidentifikasi peluang

perbaikan yang dapat dilakukan sehingga dapat menurunkan angka risiko. (Q: 6.1)

Perencanaan pengelolaan risiko K3LH dimulai dari proses pemetaan penelaahan awal

risiko untuk kemudian direncanakan pengendalian K3LH-nya (SMKP:2.1) (SMK3:7,9).

Komunikasi dan konsultasi yang efektif dengan pihak-pihak terkait baik internal maupun

eksternal dilakukan dalam proses penelaahan risiko (SMKP:2.2.1) baik pada saat

penelaahan awal maupun saat tinjauan risiko berkala. Karyawan dan serikat pekerja

juga didorong utuk proaktif menelaah risiko yang ada di area kerja-nya. (E: 6.1) (S: 6.1) (SMKP

2.2) (SMK3:6b, 9, 13).

14.3.1. Penetapan Konteks Risiko

Langkah awal penelaahan risiko dimulai dari penetapan konteks risiko yang ditetapkan

mencakup faktor internal, eksternal, dan kriteria risiko (E:4.1, 4.2, 6.1) (S: 4.1, 4.2, 6.1) (SMKP:2.2.2).

Penetapan faktor internal dalam konteks risiko diantaranya :

Kegiatan dan proses rutin dan tidak rutin.

Perubahan-perubahan pada organisasi, lingkungan kerja, kegiatan atau bahan /

material.

Modifikasi pada sistem manajemen Keselamatan Pertambangan, termasuk

perubahan-perubahan sementara, serta dampak pada operasi, proses dan

kegiatan.

Fasilitas yang baru dibangun, peralatan atau proses yang baru diperkenalkan

serta kegiatan dan instalasi perusahaan jasa pertambangan dalam lokasi kerja.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 093

Kondisi normal dan abnormal dan/atau kondisi proses serta potensi insiden dan

keadaan darurat.

Tingkat kepatuhan terhadap sistem.

Faktor personal pekerja.

Desain area kerja, proses, instalasi, peralatan, prosedur operasi dan organisasi

kerja, termasuk kemampuan adaptasi manusia.

Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi

dan peralatan pertambangan.

Pengamanan infrastruktur.

Kelayakan sarana, prasarana, instalasi serta peralatan pertambangan.

Kompetensi tenaga teknik.

Evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan . (SMKP:2.2.2)

Penetapan faktor eksternal dalam konteks risiko diantaranya :

Budaya, politik, hukum, keuangan, teknologi, ekonomi, alam, dan lingkungan

kompetitif secara lokal, nasional, regional dan internasional.

Pendorong utama dan perkembangan isu yang berdampak terhadap tujuan

organisasi.

Persepsi dan nilai-nilai dari para pemangku kepentingan eksternal. (SMKP:2.2.2.2.)

Kegiatan semua orang yang memiliki akses ke tempat kerja, termasuk yang

dilakukan oleh perusahaan jasa pertambangan dan para tamu.

Fasilitas yang baru dibangun, peralatan atau proses yang baru diperkenalkan,

serta kegiatan dan instalasi perusahaan jasa pertambangan di luar lokasi kerja.

Bahaya-bahaya yang teridentifikasi yang berasal dari luar lokasi kerja yang dapat

membahayakan keselamatan dan kesehatan orang ditempat kerja yang berada

dalam perusahaan.

Infrastruktur, peralatan dan bahan-bahan di tempat kerja yang disediakan oleh

pihak lain.

Kewajiban hukum yang berkaitan dengan identifikasi bahaya dan penilaian risiko

serta pengendalian yang diperlukan. (SMKP:2.2.2)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 094

14.3.2. Identifikasi Bahaya atau Dampak Lingkungan.

Setelah penetapan konteks risiko ditetapkan, selanjutnya dilakukan identifikasi bahaya

dan dampak lingkungan hidup serta penilaian risiko secara terintegrasi. Semua fungsi,

proses, sub proses dan kegiatan diidentifikasi dan ditelaah risiko dan bahaya K3 dan

juga aspek/dampak lingkungan hidup dan selanjutnya akan ditetapkan level risikonya

melalui mekanisme penilaian risiko. (E: 6.1) (S: 6.1.2.1) (SMK3:9)

Identifikasi Bahaya meliputi :

Kegiatan dan proses rutin dan non rutin.

Kegiatan semua orang yang memiliki akses ke ruang lingkup penerapan sistem

manajemen termasuk kontraktor dan tamu.

Perubahan-perubahan pada organisasi, lingkungan kerja, kegiatan atau material.

Modifikasi pada sistem manajemen misalnya pada prosedur dan instruksi kerja.

Fasilitas baru, proses baru termasuk yang berada di area kontraktor.

Kondisi normal atau abnormal pada proses.

Tingkat kepatuhan pada sistem.

Faktor personal pekerja.

Bahaya atau risiko bagi lingkungan hidup yang berasal dari luar lokasi kerja.

Infrastruktur, peralatan, dan bahan/material ditempat kerja yang disediakan oleh

pihak lain.

Desain area kerja, proses, instalasi, peralatan, prosedur operasi dan organisasi

kerja kermasuk kemampuan adaptasi manusia.

Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi

dan peralatan pertambangan.

Pengamanan instalasi

Kelayakan sarana, prasarana, instalasi serta peralatan pertambangan.

Kompetensi tenaga teknik.

Evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan. (SMKP:2.2.3.1).

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 095

14.3.3. Penilaian Risiko

Setiap risiko yang telah diidentifikasi kemudian dinilai derajat atau tingkat risikonya

dengan suatu sistem dan prosedur yang sudah ditetapkan.

Sistem dan prosedur tersebut :

memperhatikan ruang lingkup, sifat dan waktu untuk memastikan bahwa

penilaian bersifat proaktif.

menyediakan cara untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko,

penentuan kriteria, skala prioritas, cara pengendalian yang sesuai dan

pendokumentasiannya. (SMKP:2.2.3.2).

Penilaian risiko mempertimbangkan :

Jenis risiko (K3 atau Lingkungan Hidup)

Keparahan.

Kemungkinan terjadi.

Tingkat risiko (rendah, sedang, tinggi)

Tingkat risiko yang dapat diterima.

Tingkat risiko yang memerlukan pengendalian. (SMKP 2.2.2.4)

Seluruh hasil identifikasi risiko dan penilaian risiko didokumentasikan dalam sebuah

dokumen HSE Risk. Dari hasil penilaian risiko maka ditetapkan sistem pengendalian

risikonya khususnya untuk risiko besar. (E: 6.1) (S: 6.1.2.2) (SMK3:9)

14.3.4. Pengendalian Risiko

Risiko-risiko yang termasuk dalam kategori intolerable (tidak dapat diterima) perlu untuk

dikendalikan melalui beberapa mekanisme kendali operasional, pemantauan dan

pengukuran, penetapan tujuan dan program K3LH dan juga melalui penetapan

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 096

mekanisme tanggap darurat. Secara berkala risiko K3LH akan dimutakhirkan (E:6.1)

(S:6.1.4).

Kegiatan pengukuran dampak lingkungan hidup (seperti keluaran air, emisi udara, debu,

getaran dan lain-lain) dilakukan untuk menjamin kesesuaian dengan ambang baku yang

ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Jika terjadi perubahan-perubahan yang signifikan dalam proses operasional yang ada,

maka perubahan tersebut tidak diperbolehkan untuk diterapkan sebelum dilakukan

pengelolaan perubahan (change management) (E:6.1) (S:4.3.1).

Pengendalian risiko dengan menurunkan risiko dilakukan dengan hirarki :

Rekayasa proses antara lain eliminasi, subtitusi dan isolasi.

Kendali administrasi misalnya rambu peringata, pemilihan pekerja, rotasi kerja,

pembatasan jam kerja, serta pemilihan kontraktor yang kompeten.

Kendali prosedural misalnya Job Safety Analysis (JSA), Standard Operating

Procedure (SOP) atau pelatihan.

Alat pelindung diri. (SMKP: 2.2.4)

14.3.5. Pemantauan dan Peninjauan Risiko

Sistem pengendalian risiko ini dipantau dan ditinjau keefektivitasannya secara periodik

melalui indikator kinerja proses, audit dan cara-cara lainnya. Pemantauan dan

peninjauan juga dilakukan bilamana terjadi hal-hal sebagai berikut :

Terjadi insiden, kecelakaan atau kejadian berbahaya.

Terjadi penyakit akibat kerja.

Terjadi perubahan proses atau infrastruktur dan peralatan.

Adanya proses baru dalam organisasi. (SMKP:2.2.5)

Karyawan dan serikat pekerja juga didorong utuk proaktif mengidentifikasi bahaya yang

ada di area kerja-nya. Hal ini nantinya akan dituangkan kedalam dokumen hazard report

yang selanjutnya akan ditindaklanjuti untuk penerapannya (E:6.1) (S: 5.4, 6.1) (SMKP: 2.2).

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 097

14.3.6. Identifikasi dan Kepatuhan Terhadap Peraturan dan Perundang-undangan

dan persyaratan terkait lainnya.

Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku bagi area

operasional PT ADARO INDONESIA diidentifikasi dan dipelajari isinya untuk melihat

apakah isi dari peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya tersebut dapat

diterapkan di lingkup PT ADARO INDONESIA (E: 6.1) (S: 6.1.3) (SMK3:9, 13)

Langkah selanjutnya adalah dilakukannya evaluasi kepatuhan untuk melihat sejauh

mana tingkat pemenuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan persyaratan

lainnya yang berlaku. Hasil dari evaluasi kepatuhan ini disosialisasikan kepada seluruh

pekerja tambang dan pihak-pihak lain yang terkait. (E: 9.1.2) (S: 9.1.2) (SMKP:2.3) (SMK3: 13)

(En: 9.1.2)

PT ADARO INDONESIA memastikan bahwa semua persyaratan yang terkait dengan

perijinan sudah didapatkan sebelum memulai suatu proses yang membutuhkan

perijinan.

14.3.7. Tujuan, Sasaran dan Program

Tujuan, Sasaran dan Program (TSP) K3LH ditetapkan untuk mengelola risiko K3LH

serta pengguna energi signifikan yang sudah teridentifikasi. Risiko-risiko yang masuk

dalam kategori intolerable risks, selanjutnya akan dianalisa dikembangkan suatu TSP

terhadap risiko K3LH tertentu dengan mempertimbangkan :

Peraturan perundang-undangan dan persyaratan terkait lainnya.

Skala prioritas berdasarkan tingkat risiko

Upaya pengendalian risiko.

Ketersediaan Sumber Daya

Jangka Waktu Pelaksanaan.

Pengukuran dan indikator pencapaian yang ditetapkan sebagai dasar penilaian

keberhasilan program.

Sistem pertanggungjawaban sesuai dengan fungsi dan tingkat manajemen.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 098

Selanjutnya TSP yang sudah ditetapkan diimplementasikan selanjutnya dilakukan

pemantauan secara berkala untuk melihat keberhasilan penerapannya (E: 6.2) (S: 6.2)

(SMKP:2.4) (SMK3:9) (En: 6.2).

SOP Terkait

- AI-IMS-05 Identifikasi Risiko dan Pengendalian Kegagalan Mutu Proses

- AI-IMS-07 Manajemen Risiko K3LH

- AI-IMS-06 Identifikasi dan Evaluasi Regulasi K3LH dan Persyaratan Lain

- AI-IMS-09 Tujuan, Sasaran & Program K3LH

14.4. Pengendalian Operasional

Proses-proses operasional dilaksanakan dan dikendalikan dengan mengacu pada

seluruh prosedur dan instruksi kerja terkait yang telah disusun. Kegiatan-kegiatan yang

termasuk dalam kategori risiko tinggi/high dan kritis/critical, maka perlu disiapkan suatu

mekanisme pengelolaannya salah satunya dalam bentuk Job Safety Analysis/JSA. JSA

wajib dibuat untuk menjabarkan bahaya apa saja yang ada dan fungsi kendali apa saja

yang tepat terhadap setiap bahaya yang bersangkutan. Karyawan wajib mendapat

pengarahan yang cukup mengenai konten-nya dan pengawas wajib memastikan JSA

telah berjalan dengan baik. Suatu pekerjaan yang baru juga tidak diperkenankan untuk

dilaksanakan sebelum adanya suatu JSA (E: 8.1) (S: 8.1) (SMKP: 2.2.3.) (SMK3: 6c, 9.).

Inspeksi K3LH adalah untuk memastikan kondisi-kondisi yang ada di area kerja bisa

tetap terpantau & terkendali sehingga setiap penyimpangan yang ada dapat segera

teridentifikasi & ditemukan solusi yang paling efektif. Fungsi lainya adalah untuk

memastikan dapat teridentifikasinya peluang-peluang perbaikan yang ada sehingga

kinerja penerapan-penerapan system management K3LH dapat lebih ditingkatkan lagi

(SMK3:6c.).

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 099

Pengelolaan kontraktor menjadi bagian yang sangat penting bagi operasional PT

ADARO INDONESIA, khususnya terkait dengan aspek K3LH. Operasional PT Adaro

Indonesia berkaitan dengan sejumlah kontraktor dan subkontraktor, dimana kinerja

kontraktor terkait dengan K3LH juga mencerminkan kinerja PT ADARO INDONESIA.

Sejumlah persyaratan sudah ditetapkan agar dipatuhi oleh para calon kontraktor

sebelum memasuki wilayah PT ADARO INDONESIA. (Q: 8.4) (E: 7.4.3, 8.1) (S: 8.1).

Pengelolaan K3LH juga diterapkan dengan mekanisme work permit / ijin kerja. Untuk

pekerjaan-pekerjaan tertentu yang ada risiko tinggi tidak dapat dilaksanakan sebelum

terbitnya ijin kerja (E: 7.4.3, 8.1) (S:6.1) (SMK3:6c., 13).

Infrastruktur fisik baik yang bergerak (misalnya Alat-alat berat, dll) maupun yang tidak

bergerak (bangunan, jembatan, dl) yang baru dibangun mempunyai risiko tinggi yang

apabila tidak dikendalikan dengan baik dapat mengakibatkan insiden. Pemeriksaan

sebelum penggunaan/operasi dilakukan secara mendetail untuk memastikan bahwa

infrastruktur yang terkait dapat beroperasi dengan laik. Pemeriksaan berkala juga

dilakukan untuk tetap memastikan bahwa infrastruktur masih tetap laik operasi (Q:7.1.3)

(E: 8.1) (S: 8.1) (SMK3:9)

Prosedur Induksi, Ijin kerja dan komisioning alat-alat diterapkan untuk mengendalikan

termasuk bahaya-bahaya yang berasal dari luar lokasi kerja yang dapat membahayakan

keselamatan dan kesehatan orang ditempat kerja. (SMKP:2.2.3.1.i,j)

PT. ADARO INDONESIA memastikan bahwa seluruh prosedur terkait dengan

pengendalian operasional dan keselamatan operasional didokumentasikan, diterapkan

dan dievaluasi secara berkala keefektifitasannya.

SOP Terkait

- AI-IMS-08 Penetapan Kendali Operasional Mutu dan K3LH

- AI-IMS-10 Pemantauan & Pengukuran Karakteristik K3LH

- AI-IMS-14 Pengelolaan KPLH Mitra Kerja (CSMS)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0100

- AI-IMS-17 Pembinaan dan Pengawasan Keselamatan Pertambangan

- AI-IMS-21 Inspeksi K3LH

- AI-IMS-22 Pengelolaan Keselamatan Operasi

14.5. Komunikasi

Komunikasi internal di lingkup PT ADARO INDONESIA terkait dengan K3LH memegang

peranan penting dalam kaitannya dengan penerapan sistem manajemen K3LH yang

efektif yang berujung pada peningkatan kesadaran karyawan akan pentingnya

pemenuhan persyaratan pelanggan, penurunan tingkat insiden K3LH dan juga konsisten

dalam penerapan aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Komunikasi internal diantara

berbagai level telah diatur sedemikian rupa sehingga pesan-pesan positif terkait dengan

pengelolaan sistem manajemen K3LH dapat tersampaikan secara utuh dan lengkap

(E: 7.4) (S: 7.4) (SMKP:2.2.1).

Safety induction, General Morning Talk, Personal Contact, brosur, majalah, bulletin dll

merupakan sarana komunikasi internal yang dikelola secara efektif. Mekanisme

komunikasi internal tesebut diatas diharapkan dapat memberikan kontribusi positif

terhadap pengelolaan sistem manajemen K3LH yang efektif. Kampanye digalakkan

secara tepat sasaran dan dilaksanakan secara inten. Karyawan yang baru masuk ke

wilayah PT ADARO INDONESIA tidak diperkenankan untuk masuk dan melakukan

kegiatan sebelum menjalankan serangkaian program induksi kerja (Q:7.4) (E: 7.4) (S: 7.4)

(SMKP:2.2.1).

Bahaya-bahaya yang ditemukan oleh karyawan wajib dituangkan kedalam hazard report

yang selanjutnya akan ditindaklanjuti untuk memastikan bahwa bahaya yang telah

ditemukan tidak membuat orang terpapar bahaya K3LH (E: 7.4) (S: 7.4, 5.4).

Faktor personal juga memiliki potensi untuk menjadi risiko bahaya. Untuk itu setiap

karyawan dipastikan kompetensinya serta mendapatkan perhatian dari pengawas atau

atasannya untuk memastikan bahwa setiap karyawan dalam keadaan siap untuk bekerja

dengan benar dan aman. (SMKP:2.2.3.1h) (SMK3:9)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0101

Keselamatan di luar pekerjaan adalah termasuk hal yang menjadi perhatian. PT.

ADARO INDONESIA senantiasa mempromosikan dan mengadakan kegiatan-kegiatan

yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian karyawan / pekerja tambang untuk

senantiasa memperhatikan aspek keselamatan di luar pekerjaan. (SMKP:4.11)

Komunikasi eksternal juga dikelola secara efektif melalui SOP-SOP. Pihak eksternal

juga mempunyai peranan penting terkait dengan penerapan system manajemen yang

efektif. Komunikasi dengan kontraktor, pelanggan, supplier, masyarakat dan pemangku

kepentingan yang lain dikelola secara baik, termasuk keluhan masyarakat terkait dengan

isu lingkungan hidup. (E: 7.4.1, 7.4.3) (S: 7.4).

SOP Terkait

- AI-IMS-15 Pertemuan komite KPLH

- AI-IMS-18 Induksi K3LH

14.6. Penanganan Insiden

PT ADARO INDONESIA menyadari bahwa pengelolaan aspek K3LH sangat penting dan

menjadi prioritas utama untuk mendukung operasional pertambangan agar aman dan

produktif. Insiden yang terjadi di PT ADARO INDONESIA selalu diminimalkan dan

dihindari. Insiden K3LH yang terjadi secara detail diinvestigasi dan dicari akar

permasalahannya termasuk faktor-faktor yang berkontribusi terhadap insiden yang ada.

Selanjutnya tindakan perbaikan diambil diterapkan dan tentunya tindakan perbaikan

diambil disesuaikan dengan akar masalah dan factor-faktor lainnya. Tindakan perbaikan

selanjutnya dikomunikasikan ke karyawan dan pihak-pihak yang perlu (E: 7.4.2) (S: 10.2).

Statistik insiden dibuat dan dirancang dan secara berkala dipantau dan dilaporkan (E: 9.1)

(S: 9.1) (SMK3:13)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0102

Kondisi darurat diidentifikasi berdasarkan analisa risiko K3LH. Setelah diidentifikasi

maka disusun rencana pencegahan dan program pencegahannya. Setiap jenis kondisi

darurat telah disiapkan mekanisme penanganannya yang dituangkan dalam prosedur

terdokumentasi. Mekanisme yang tertuang dalam prosedur tersebut akan diuji untuk

memastikan bahwa sudah sesuai dengan risiko yang ada. Prosedur tersebut juga

mencakup proses komunikasi dengan pihak luar terkait dengan kebutuhan bantuan

penanganan kondisi darurat. Prosedur tanggap darurat juga meliputi proses pemulihan

keadaan darurat (E:8.2) (S: 8.2) (SMKP:4.9.1) (SMK3:11).

PT. ADARO INDONESIA melengkapi organisasinya dengan tim Tanggap Darurat.

Anggota Tim Tanggap Darurat (ERT) dilengkapi dengan kompetensi yang tinggi, fasilitas

dan sarana yang memadai dan selalu siap. Fasilitas dan sarana tersebut termasuk

ruang pusat kendali (command center) yang dilengkapi dengan :

Peta, papan tulis, jam, daftar nama, no kontak anggota tim.

Peralatan komunikasi 2 arah.

Pasokan tenaga listrik dalam keadaan darurat untuk penerangan.

Prosedur penetapan tingkatan/katagori kondisi darurat.

Nomor kontak pihak eksternal terkait.

Fasilitas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan disediakan pada tempat tempat yang

strategis dan mudah dijangkau pada saat dibutuhkan. PT. ADARO INDONESIA melatih

tim dan karyawan/pekerja tambang kompetensi dasar-dasar P3K dan memastikan

bahwa fasilitas tersebut telah memenuhi standard / peraturan yang berlaku.

SOP Terkait

- AI-IMS-12 Pengelolaan Keadaan Darurat

- AI-IMS-13 Pelaporan dan Investigasi Insiden

- AI-IMS-20 Pelaporan K3LH

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0103

14.7. Perancangan dan Rekayasa Enjinering

Salah satu aspek dalam manajemen K3LH adalah risiko yang timbul dari sebuah

perancangan dan rekayasa enjinering. Pembuatan atau modifikasi yang dilakukan pada

suatu fasilitas, proses, prasarana, instalasi dan peralatan pertambangan membawa

peluang munculnya risiko baru yang harus dikendalikan. Untuk itu pada tahapan disain

atau perancangan dilakukan analisa risiko dan perbaikan atau sistem kontrol risiko

tersebut. Demikian pula pada tahapan sebelum implementasi akan dilakukan analisa

kembali terhadap risiko yang mungkin terjadi dan perbaikan yang perlu dilakukan untuk

meminimalisir risiko tersebut. (S: 8.1.3) (SMKP:4.4.5 ; 4.6)(SMK3:11)

Perancangan dan rekayasa enjiniring selalu diupayakan menuju penggunaan energi

yang lebih hemat dan teknologi ramah lingkungan, dimana setiap adanya perubahan

maka proses perencanaan energi harus ditinjau ulang (En: 8.2).

SOP Terkait

- AI-IMS-04 Change Management

14.8. Audit Internal dan Perbaikan Sistem Manajemen Terpadu

Dalam rangka mempertahankan efektivitas sistem manajemen mutu, lingkungan hidup,

energi dan keselamatan kesehatan kerja, PT ADARO INDONESIA rutin melakukan

internal audit secara teratur sesuai dengan jadwal audit internal. MR/Deputi harus

memastikan setiap fungsi didalam perusahaan dijadwalkan untuk diaudit.

Pengembangan jadwal audit dibuat dengan mempertimbangkan risiko mutu dan K3LH

yang ada dan juga tingkat kepentingan proses serta hasil audit yang lalu.

Personil independen yang ditunjuk dan memiliki tanggung jawab langsung untuk

kegiatan audit harus melaksanakan audit internal sesuai dengan penugasan yang

diberikan. Auditor internal harus memiliki pelatihan yang tepat sebelum melakukan audit

internal.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0104

Hasil audit harus dicatat, dianalisa, dilaporkan ke pimpinan puncak dan ditindaklanjuti

dengan tindakan perbaikan. Personil yang bertanggung jawab untuk wilayahnya harus

melakukan tindakan perbaikan tepat waktu pada kekurangan/ketidaksesuaian yang

ditemukan selama audit. Temuan-temuan yang selanjutnya wajib untuk ditindaklanjuti

untuk melihat keefektifan dari tindakan perbaikan yang telah diambil (Q:4.4, 6.3, 9.1.1, 9.1.3,

9.2) (E: 9.2) (S: 9.2) (SMK3:6,13, 14) (En:9.2)

Tindakan Perbaikan/Pencegahan baik yang diinisiasi dari hasil audit ataupun tinjauan

manajemen adalah untuk menerapkan tindakan efektif dan efisien sedemikian rupa

sehingga problem tidak akan terulang dan potensi masalah tidak akan terjadi. Pada

penerapan tindakan perbaikan dan pencegahan ini, akar masalah/potensi akar masalah

digali dengan dalam sedemikian rupa sehingga tindakan perbaikan/pencegahan/

penyempurnaan dapat mencegah keterulangan permasalahan yang ada.

(Q: 4.4, 6.3,10) (E: 10.), (S: 10) (SMK3:6) (En:10)

SOP Terkait

- AI-IMS-03 QHSE Audit Management

- AI-IMS-11 Tindakan Perbaikan dan Pencegahan

14.9. Pengendalian Dokumen dan Catatan/Rekaman

Pengendalian dokumen adalah untuk memastikan bahwa semua dokumen baik internal

maupun eksternal terkendali secara efektif sehingga semua pihak di PT. Adaro

Indonesia dapat mengakses dokumen yang valid dan terkini. (Q: 7.5) (E: 7.5) (S: 7.5) (En: 4.5.4.2)

Pengendalian Catatan/Rekaman adalah untuk memastikan semua catatan/rekaman

terkendali secara efektif sedemikian rupa sehingga catatan/rekaman terpelihara dengan

baik, terhindar dari kerusakan dan siap tersedia ketika dibutuhkan. (Q: 7.5) (E: 7.5) (S: 7.5) (En:

7.5)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0105

14.9.1 Administrasi Keselamatan Pertambangan

PT. Adaro Indonesia memelihara Buku Tambang, Buku Daftar Kecelakaan Tambang

sebagai bagian dari proses pengelolaan administrasi keselamatan pertambangan.

Buku tambang adalah bentuk dokumen yang merupakan catatan yang dikendalikan.

Buku tambang memuat larangan, perintah, petunjuk atau pemberitahuan dari Kepala

Inspektur Tambang. Setiap isian terbaru dari buku tambang maka akan dikeluarkan

informasi melalui memorandum KTT dan media sosialisasi lainnya seperti QHSE News,

safety alert dan lain sebagainya yang ditujukan bagi seluruh pekerja tambang. Media

sosialisasi juga dibuat dalam bentuk elektronik yang dapat diakses oleh seluruh pekerja

tambang. (SMKP:3.12)

Buku tambang dan catatan lain seperti Buku Daftar kecelakaan tambang dan pelaporan

pengelolaan Keselamatan Pertambangan dievaluasi minimal setiap 6 bulan sekali.

(SMKP:5.5)

SOP Terkait

- AI-IMS-01 Pengendalian Dokumen

- AI-IMS-02 Pengendalian Catatan/Rekaman

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0106

15. Continual Improvement Management (CIM)

15.1. Sub-Business Process

Fungsi ini berperan untuk memastikan proses pengelolaan perbaikan berkesinam-

bungan dapat berjalan secara efektif, sedemikian rupa sehingga kinerja organisasi

dalam mutu produk, pengelolaan energi dan lingkungan hidup serta keselamatan

kesehatan kerja dapat lebih baik.

Fungsi ini memiliki beberapa proses penting seperti yang tergambar dalam diagram peta

sub-business process di bawah ini.

Seluruh Fungsi Terkait

CIM-01Pelaksanaan

Proyek Perbaikan

Proses Bisnis

CIM-02Continuous

Improvement Program

IMS-04Change

Management

CIM-035R Program

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0107

15.2. Uraian Umum

Proses Continuous Improvement adalah suatu proses untuk terus menerus melihat

kinerja sistem manajemen mutu, lingkungan hidup, energi dan keselamatan kesehatan

kerja dan selanjutnya mengidentifikasi peluang perbaikan yang ditindaklanjuti dengan

penetapan dan penerapan langkah-langkah perbaikan/ pencegahan. (Q: 10) (E: 10) (S: 10)

(En: 10)

Perbaikan terus-menerus atau continuous improvement adalah hal yang senantiasa

diupayakan dengan sasaran menjadikan continuous improvement menjadi budaya

perusahaan atau bagian dari cara kerja. (Q: 10) (E: 10) (S: 10) (En: 10)

Efektifitas fungsi sistem manajemen mutu, lingkungan hidup, energi dan keselamatan

kesehatan kerja terletak pada komitmen dari manajemen puncak dan kontribusi semua

pihak di PT Adaro Indonesia untuk fokus dalam setiap aktifitas, dan dilakukan dengan

konsisten dan memiliki sikap perbaikan berkelanjutan. (Q:4.4, 6.3, 5.1) (E:5.1) (S : 5.1) (SMK3:7)

Untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut diatas, PT. Adaro Indonesia menyusun

program-program yang dimaksudkan untuk :

1. Membangun kesadaran akan pentingnya melakukan upaya perbaikan terus-

menerus di segala aspek yaitu mutu dan K3LH.

2. Membangun kompetensi sumber daya manusia dalam penguasaan metodologi

identifikasi masalah dan pemecahan masalah (problem solving) dan alat-alat

pemecahan masalah dan identifikasi solusi potensial.

PT. Adaro Indonesia dalam hal ini tim Business Process Improvement menyelengarakan

training dan kegiatan coaching / bimbingan dalam pengembangan kompetensi sumber

daya manusia ini.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0108

Untuk lebih menumbuhkan semangat maka program yang bersifat kompetisi seperti

kegiatan konvensi digelar. Dalam kegiatan konvensi ini juga dimaksudkan agar para

karyawan diharapkan bisa saling belajar dari pengalaman tim lain / atau orang lain

sehingga penguasaan dan peningkatan kompetensinya bisa lebih cepat ditingkatkan.

SOP Terkait

- AI-CIM-01 Pelaksanaan Proyek Perbaikan Proses Bisnis

- AI-CIM-02 Continuous Improvement Program

- AI-CIM-03 5R

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0109

16. Marketing (MKT)

16.1. Sub-Business Process

Fungsi marketing memiliki peran untuk memastikan bahwa bisnis PT. Adaro Indonesia

berjalan dengan baik dan terus berkembang sejalan dengan permintaan pasar batu bara

yang kontinyu dan terus berkembang. Fungsi ini memiliki beberapa proses penting

(warna kuning) yang tergambar seperti pada peta proses dibawah ini.

LONG TERM PLANNING FUNCTION

MID TERM AND SHORT TERM

PLANNING FUNCTION

FINANCE & ACCOUNTING

FUNCTION

QUALITY ASSURANCE

PRODUCT ASSEMBLY &

HAULING FUNCTION

Customer

Legal

SHIPPING FUNCTION

MKT-01Develop 5 Year

Sales Plan

MKT-02Develop Annual

Sales Plan

MKT-03Sales Activites

MKT-04Contract

Preparation

MKT-05Market and Customer analysis

A

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0110

Customer

SHIPPING FUNCTION

3rd Party

FINANCE & ACCOUNTING

FUNCTION

MKT-08Invoicing and Export Permit

MKT-07Post Shipment

MKT-06Pre-shipment

A

16.2. Uraian Umum

Fungsi marketing termasuk salah satu fungsi terpenting dalam proses bisnis PT. Adaro

Indonesia. Memastikan seluruh hasil produksi dapat diserap oleh pembeli sesuai target

penjualan, membuka peluang penjualan yang baru dan memastikan hubungan yang

bisnis yang harmonis dengan pelanggan adalah bagian dari tujuan fungsi marketing.

Untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut diatas, maka PT. Adaro Indonesia

menetapkan, menerapkan dan mendokumentasikan proses-proses dibawah ini dengan

terkendali :

a. Marketing Process.

b. Marketing Administration

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0111

16.3. Marketing Process

Proses penjualan sangat terkait dengan rencana penambangan baik jangka panjang

maupun jangka pendek. Cadangan batu bara di area penambangan PT. Adaro

Indonesia ditambang secara terencana hingga akhir usia tambang. Rencana

penambangan jangka panjang menjadi basis dari rencana penjualan jangka panjang.

Rencana penjualan tambang jangka panjang ini sangat penting untuk membangun

kontrak jangka panjang dengan pelanggan dan sangat penting untuk kestabilan dan

kelangsungan bisnis PT. Adaro Indonesia. (Q: 8.1)

Setelah kontrak disetujui oleh kedua belah pihak, maka proses operasional penjualan

dan pengiriman dilakukan. Dari perencanaan produksi jangka panjang, disusun

perencanaan produksi jangka pendek atau tahunan. Perencanaan produksi jangka

pendek ini menjadi dasar bagi tim marketing untuk melakukan proses penjualan ke

pelanggan baik yang sudah memiliki kontrak jangka panjang/pendek maupun yang

belum memiliki kontrak. (Q: 8.2.1, 8.2.2., 8.2.3)

Tim marketing PT. Adaro Indonesia menjelaskan dengan baik tentang produk batu bara

yang ditawarkan. Selain tentang produk, hal-hal lain yang terkait dengan persyaratan

produk dan pembelian juga disampaikan ke pelanggan dengan maksud agar pembeli

memahami terlebih dahulu hal-hal yang terkait dengan jual beli sebelum memutuskan

untuk berbisnis dengan PT. Adaro. (Q: 4.2, 8.2.1, 8.2.2)

Sebaliknya, PT. Adaro Indonesia juga menggali dengan baik hal-hal yang menjadi

persyaratan pelanggan. Seluruh kebutuhan dan keinginan pelanggan diperhatikan dan

dipertimbangkan sebelum akhirnya memutuskan untuk berbisnis. (Q: 4.2, 8.2.1, 8.2.3)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0112

Bila terdapat perbedaan ataupun perubahan antara persyaratan pelanggan dengan

persyaratan produk, maka kedua belah pihak akan saling berkomunikasi untuk

mencapai kesepakatan dan kesepahaman. Hal ini tidak tidak hanya dilakukan pada

tahapan kontrak jual beli disusun, namun dilakukan juga pada tahapan realisasi order

atau pengiriman. Informasi tentang hal tersebut diatas dikomunikasikan ke seluruh pihak

terkait baik di internal perusahaan ataupun pihak external perusahaan yang terkait.

(Q: 8.2.1, 8.2.3, 8.2.4, 8.5.6)

Kepuasan pelanggan adalah hal yang sangat krusial dalam bisnis. Manajemen PT.

Adaro Indonesia secara reguler melakukan analisa terhadap suara pelanggan untuk

mengidentifikasi peluang perbaikan dan penyempurnaan proses bisnis dan produk untuk

meningkatkan kepuasan pelanggan. Selain terhadap aspek kepuasan pelanggan,

analisa juga dilakukan untuk mempelajari situasi pasar guna menentukan strategi

pemasaran dan penjualan yang tepat. (Q: 4.2, 5.1.2, 8.2.1, 8.2.3, 8.2.4, 9.1.1, 9.1.2, 9.1.3)

SOP Terkait

- AI-MKT-01 Develop 5 Years Sales Plan

- AI-MKT-02 Develop Annual Sales Plan and Budgeting

- AI-MKT-03 Sales Activity

- AI-MKT-04 Contract Preparation

- AI-MKT-05 Market and Customer Analysis.

16.4. Marketing Administration

Proses realisasi order pelanggan dilakukan dengan terkendali sesuai dengan

kesepakatan ke dua belah pihak. Segala hal yang bersifat administratif diselesaikan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Baik sesuai dengan kontrak perjanjian jual beli

maupun sesuai dengan peraturan-perundang-undangan yang berlaku. Adalah menjadi

tanggung jawab dari tim Marketing Administration untuk memastikan bahwa segala

persyaratan seperti surat-surat atau ijin-ijin terkait dengan proses pengiriman baik

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0113

domestik maupun ekspor dilengkapi sesuai dengan prosedur dan peraturan yang

berlaku. (Q: 8.5.5)

SOP Terkait

- AI-MKT-06 Pre-shipment

- AI-MKT-07 Post-shipment

- AI-MKT-08 Invoicing and Export Permit

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0114

17. Geologi (GEO)

17.1. Sub-Business Process

Fungsi geology dalam bisnis tambang adalah fungsi inti yang strategis karena fungsi ini

berperan dalam memberikan informasi sumberdaya batubara yang terdapat di area kerja

PT. Adaro Indonesia. Menjadi acuan bagi proses-proses yang terdapat pada fungsi lain

misalnya proses perencanaan produksi, proses perencanaan penjualan, Pengendalian

mutu, dan rencana bisnis perusahaan. Fungsi ini memiliki beberapa proses penting

(warna kuning) yang tergambar seperti pada peta sub business process dibawah ini.

GEO-01Exploration

Mapping

GEO-03Data Base

Management

GEO-02Drilling

Operation

Long Term Planning

Quality Assurance and

Control

Mid Term and Short Term

Planning

GEO-04Geological

Model

17.2. Uraian Umum

Fungsi geologi dimulai dari proses explorasi. Exploration geologist menyusun

perencanaan explorasi dan mengkomunikasikannya dengan fungsi terkait misalnya Land

Management untuk memastikan bahwa lahan yang akan dilakukan eksplorasi atau

pengeboran berstatus sudah dibebaskan. Proses pengeboran dilaksanakan dengan

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0115

terkendali sesuai dengan prosedur dan tata cara yang paling baik dari sisi mutu hasil

sampel pengeboran, keamanan dan keselamatan bagi pekerja dan operasi pengeboran

serta bagi lingkungan hidup. Semua data yang berkaitan dengan hasil eksplorasi

disimpan dalam suatu Database Management (Q:8.1, 8.5.1) (E:8.1) (S: 8.1).

Data hasil pengeboran diolah dengan proses yang sesuai dengan prosedur untuk

memastikan keakurasian dan kevaliditasannya. Keakurasian dan validitas data sangat

penting untuk memastikan bahwa model geologi yang dihasilkan adalah akurat dan

valid. Ketidakakurasian model akan berdampak signifikan terhadap kinerja bisnis

perusahaan dan efisiensi / efektifitas kegiatan penambangan secara keseluruhan. PT

Adaro Indonesia menerapkan standard proses yang tinggi dalam hal ini misalnya

mengacu pada standard JORC atau SNI dalam melakukan Estimasi Sumberdaya. (Q:8.1,

8.5.1) (E:8.1) (S: 8.1).

Selain permodelan batubara, Fungsi geologi juga melakukan permodelan AMD (Acid

Mine Drainage), dimana permodelan ini memberikan gambaran lapisan batuan yang

berpotensi menyebabkan timbulnya air asam. Permodelan AMD ini ditujukan sebagai

acuan dumping Overburden di disposal untuk menghindari terbentuknya air dengan

kadar pH rendah yang berpotensi mempengaruhi kesuburan tanah. PT Adaro Indonesia

juga mengendalikan proses pengupasan lapisan penutup dan penimbunan lapisan

penutup sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya dampak negatif terhadap

lingkungan hidup.

SOP Terkait

- AI-GEO-01 Exploration Mapping

- AI-GEO-02 Drilling Operation

- AI-GEO-03 Data Base Management

- AI-GEO-04 Geological Model

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0116

18. Mine Planning (Long Term Plan & Short Term Planning)

18.1. Sub-Business Process

Perencanaan bisnis PT. Adaro Indonesia sangat tergantung dari perencanaan produksi.

Dari model geologi, tim perencanaan menghitung besarnya cadangan dan menyusun

rencana produksi jangka panjang yang nantinya akan diturunkan menjadi perencanaan

produksi jangka menengah dan pendek. Fungsi perencanaan ini memiliki beberapa

proses penting (warna kuning) yang tergambar seperti pada 2 peta sub business

process (long term plan & mid/short term plan) dibawah ini.

Diagram Peta Proses 1 : Long Term Planning

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0117

Diagram Peta Proses 2 : Mid Term and Short Term Planning

18.2. Uraian Umum

Fungsi planning berperan menghitung ketersediaan cadangan batu bara dan menyusun

perencanaan produksi yang paling ekonomis secara berjenjang dari jangka panjang,

diteruskan ke jangka menengah dan jangka pendek. Pertimbangan ekonomi dalam

perencanaan produksi melibatkan faktor biaya produksi. Salah satu biaya kegiatan

operasional penambangan adalah penggunaan energi yang sangat penting untuk

dikendalikan agar dapat seefisien mungkin. Keakurasian hasil perhitungan dan

keefektifitasan / keefisienan dalam hal perencanaan adalah kunci dalam mencapai

kinerja yang maksimal bagi perusahaan. (En: 6.2, 6.3, 6.4, 6.5, 6.6)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0118

Untuk mencapai hal tersebut diatas, maka PT. Adaro Indonesia menetapkan,

melaksanakan dan mendokumentasikan proses-proses dibawah ini :

a. Long Term Planning

b. Mid Term and Short Term Planning.

18.3. Long Term Planning

Dari data-data geology, tim planning melakukan perencanaan produksi jangka panjang

dan simulasi dengan berbagai skenario kemudian diajukan ke management untuk

dibahas dari sisi aspek bisnis dan finansial. Setelah keputusan management diambil,

maka tim melanjutkan proses perencanan produksi ke jangka menengah dan jangka

pendek. Perencanaan produksi ini menjadi referensi untuk seluruh fungsi terkait dalam

menyusun berbagai rencana masing-masing seperti sales and marketing, operation,

land management, finance dan support function lainnya. (Q: 8.1, 8.5.1)

Proses perhitungan umur tambang, umur asset dan estimasi cadangan batubara

dilakukan dengan cermat. Tim perencanaan melakukan proses sesuai dengan standard

prosedur yang berlaku dan standard baku seperti JORC untuk memastikan keakurasian

dan validitas dari hasil perhitungan dengan proses. (Q: 8.1, 8.5.1)

SOP Terkait

- AI-LTP-01 Life of Mine

- AI-LTP-02 Reserve Estimation

- AI-LTP-03 Mine Water Management Plan

- AI-LTP-04 Pelaporan Kegiatan Konservasi

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0119

18.4. Mid Term and Short Term Planning

Dari data perencanaan produksi jangka panjang, tim perencanaan menyusun dengan

lebih detail lagi perencanaan jangka menengah 5 tahunan, jangka pendek tahunan dan

per-kuartal. Perencanaan produksi ini harus senantiasa sejalan dan sinkron dengan

perencanaan produksi ditingkat diatasnya. Proses perencanaan adalah proses siklus

improvement. Setelah draft perencanaan selesai maka draft disampaikan ke

management dan fungsi terkait untuk ditelaah. Penelaahan yang dilakukan misalnya

adalah penelaahan dari sisi operation (kapasitas produksi, ongkos produksi,

ketersediaan lahan dan lain-lain).

Penelahaan dari sisi marketing misalnya daya serap pasar, potensi penjualan, produk

yang dibutuhkan pelanggan dan lain-lain. Penelahaan dari sisi finansial misalnya adalah

keseimbangan antara sales revenue dengan operation cost. Setelah penelaaah

dilakukan oleh berbagai fungsi, maka hasil penelahaan dan rekomendasi dapat

digunakan untuk menyempurnakan planning sehingga pada akhirnya kinerja terbaik

perusahaan dapat tercapai. (Q: 8.1)

Dari perencanaan produksi tahunan yang sudah disahkan, tim perencanaan

menggunakan rencana produksi ini sebagai acuan dalam menyusun perencanaan disain

tambang. Perencanaan disain tambang dilakukan dengan cermat sesuai dengan standar

prosedur untuk memastikan kualitas dari disain yang memenuhi aspek keandalan

operasi, cost effectiveness (termasuk energy cost), keamanan disain dari sisi resiko K3

dan dari sisi lingkungan hidup. (Q : 8.1, 8.5.1) (E : 8.1) (S : 4.4.6) (En: 6.2, 6.3, 6.4, 6.5, 6.6)

Realisasi perencanaan dimonitor dengan seksama untuk ditelaah apakah terdapat

perbedaan antara realisasi dengan rencana semula. Akar permasalah penyebab

perbedaan dianalisa untuk ditentukan langkah-langkah perbaikan. Bila diperlukan maka

rencana yang sudah ada ditinjau dan disesuaikan kembali. (Q: 8.5.1)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0120

SOP Terkait :

- AI-MSP-01 Pembuatan 5 Years Plan

- AI-MSP-02 Pembuatan 1 Year Plan

- AI-MSP-03 Penyusunan, Pemantauan dan Peninjauan Perencanaan

- AI-MSP-04 Pembuatan Disain Tambang dan Infrastruktur

- AI-MSP-05 Pembuatan BA Invoice Kontraktor

- AI-MSP-06 Pembuatan Laporan Operasional Pernambangan

- AI-MSP-07 Pelaporan Progress Penambangan untuk Pemerintah.

- AI-MSP-08 Pembuatan Quarterly Plan

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0121

19. Land Management

19.1. Sub-Business Process

Fungsi Land Management adalah fungsi yang berperan dalam memastikan bahwa lahan

untuk kegiatan penambangan telah disiapkan pada waktunya dan telah aman untuk

proses penambangan atau proses pendukungnya. Fungsi perencanaan ini memiliki

beberapa proses penting (warna kuning) yang tergambar seperti dibawah ini.

LMN-01Ganti Rugi

Lahan

LMN-09Perencanaan Penggunaan

Lahan

LMN-05Pengamanan

Lahan

LMN-02Penanganan

Komplain Lahan

LMN-08Pengendalian

Dokumen Pembebasan

Lahan

LMN-04Penggunaan

Lahan

LMN-06Pengendalian

Data Dijital Lahan

LMN-03Pengelolaan Pemotretan

Udara

Masyarakat / Pihak ke 3

LMN-10Project

Improvement dan Sinkronisasi

19.2. Uraian Umum

Dari rencana penambangan yang disusun oleh fungsi perencanaan, Tim Land

Management menyusun perencanaan pembebasan lahan agar lahan telah siap diproses

sesuai dengan rencana produksi dan seluruh infrastruktur yang harus dibangun (yang

memerlukan lahan) telah siap pada waktunya. (Q: 8.1 , 8.5.1)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0122

Salah satu aspek penting dalam proses di Land Management untuk kegiatan ganti rugi

adalah melakukan identifikasi subyek (pemilik lahan) dan obyek lahan (posisi dan luas

lahan). Tim land management bekerja sama dengan tim survey lahan untuk melakukan

identifikasi obyek lahan dengan kegiatan pemetaan lahan dan penerbitan Peta Lahan.

Kegiatan pemetaan lahan dan penerbitan peta lahan dilakukan sesuai dengan prosedur

dan cara-cara yang efektif guna menghindari permasalahan pertanahan, misalnya

sengketa batas lahan atau tumpang tindih lahan. Ketersediaan teknologi pendukung

senantiasa digunakan untuk membantu proses yang efektif dan efisien misalnya dengan

dukungan teknologi computer/database GIS, GPS atau teknologi lain yang mutakhir.

Asal-usul penguasaan lahan atau kepemilikan lahan ditelaah dengan cermat (visum)

sebelum dilakukan pembebasan lahan. Bila masih terdapat masalah-masalah, seperti

sengketa batas dan tumpang tindih lahan/sengketa kepemilikan, pada lahan tersebut

maka masalah tersebut diselesaikan terlebih dahulu sebelum dilakukan ganti rugi.

PT. Adaro Indonesia berkomitmen untuk menjalankan proses bisnis yang memenuhi

semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ganti rugi / kompensasi kepada

pihak yang lahannya dibebaskan oleh PT. Adaro diberikan dengan nilai yang sesuai

yang tidak merugikan pihak lain. Guna memastikan pemakaian sumber daya keuangan

perusahaan yang optimal, maka proses ganti rugi dilakukan dengan memperhatikan

skala urgensi kebutuhan tanah. Peta peta kebutuhan lahan untuk operasional diterbitkan

oleh Fungsi Perencanaan tambang (Mid/Short term Planning) dalam bentuk Peta

Permintaan Pembebasan lahan.

PT Adaro Indonesia melakukan kegiatan pengamanan lahan atas lahan yang sudah

dilakukan ganti rugi. Kegiatan pengamanan lahan dilakukan dengan pengamanan

secara penguasaan fisik dan kegiatan pengamanan document/inventory.

Kegiatan pengamanan secara penguasaan fisik dilakukan dengan penggunaan/

pemanfaatan pada lahan-lahan yang belum digunakan oleh operasional penambangan.

Kegiatan penggunaan lahan dilakukan perencaaan penggunaan lahan yang disesuaikan

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0123

dengan perencanaan penambangan. Lahan-lahan yang dalam jangka pendek akan

dilakukan kegiatan operasional, maka akan dilakukan persiapan lahan untuk operasional

oleh team Land management sehingga kegiatan penambangan tidak ada gangguan oleh

adanya sengketa lahan.

Kegiatan pengamanan document lahan/Inventory dilakukan untuk menjamin bahwa

penguasaan lahan secara legalitas dapat dibuktikan. Kegiatan pengamanan document

ini juga untuk mengelola informasi dan pembuktian penguasaan lahan jika diperlukan

ketika ada sengketa lahan perusahaan. (Q : 7.5.2, 7.5.3) (E: 7.5.2, 7.5.3) (S: 7.5)

SOP Terkait

- AI-LMN-01 Ganti Rugi Lahan

- AI-LMN-02 Penanganan Komplain Lahan

- AI-LMN-03 Pengelolaan Pemotretan Udara

- AI-LMN-04 Penggunaan Lahan

- AI-LMN-05 Pengamanan Lahan

- AI-LMN-06 Pengendalian Data Dijital Lahan

- AI-LMN-08 Pengendalian Dokumen Pembebasan Lahan

- AI-LMN-09 Perencanaan Penggunaan Lahan

- AI-LMN-10 Project Improvement and Sinkronisasi

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0124

20. Production (PRO)

20.1. Sub-Business Process

Fungsi produksi adalah fungsi inti yang berperan dalam memastikan kegiatan

penambangan batu bara dilakukan sesuai dengan rencana dan target yang sudah

ditetapkan. Fungsi produksi ini memiliki beberapa proses penting (warna kuning) yang

tergambar seperti peta sub-business process dibawah ini.

Production Assembly Function

Mid/Shorterm Planning Function

PRO-08 Coal Digging and Hauling

PTR

PRO-07 Pembentukan

Disposal

PRO-03Pengupasan dan Pengangkutan

Lapiran Penutup

PRO-02Pengupasan Tanah Pucuk

PRO-01Pembersihan Lahan Area Tambang

PRO-04Penggalian dan

Peledakan

PRO-06Pembuatan dan Pemeliharaan

Jalan Tambang

PRO-05Pembuatan Sump dan

Penanganan Material Sump

PRO-09Pengoperasian Wara Crusher

Customer (MSW)

Land Management

Function

Quality Assurance and

Control Function

Enviromental Operation Function

PRO-10Dumping OB to

OCS

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0125

20.2. Uraian Umum

Dari rencana operasi penambangan yang disusun oleh fungsi perencanaan, Tim

produksi berkoordinasi dengan para sub kontraktor dan fungsi lain untuk menyusun

rencana segala hal yang terkait dengan operasi penambangan. Tim produksi dan tim

terkait lainnya memastikan bahwa kegiatan operasi penambangan berjalan sesuai

dengan waktu dan tempat yang direncanakan, memastikan bahwa target operasi

tercapai dan memastikan segala sesuatunya berjalan aman bagi pekerja dan lingkungan

hidup serta dengan penggunaan energi yang efisien. Sistem identifikasi dan pencatatan

atas seluruh kegiatan operasional yang dilakukan dibuat sedemikian rupa baik secara

manual maupun elektronik sehingga memudahkan penelusuran akar masalah bila

terdapat masalah ketidaksesuaian atau informasi bila ada informasi yang dibutuhkan.

Tindakan koreksi dan korektif diambil bila terdapat ketidaksesuaian. Perubahan yang

diperlukan dikendalikan dengan efektif untuk memastikan tercapainya sasaran yang

sudah ditetapkan. (Q: 8.1, 8.4, 8.5.1, 8.5.2, 8.5.6) (En:8.1)

Untuk tercapainya tujuan tersebut diatas, maka proses-proses dibawah ini ditetapkan,

diimplementasikan dengan terkendali dan didokumentasikan.

a. Proses Pengupasan Lapisan Penutup.

b. Proses Penggalian Batu Bara

20.3. Proses Pengupasan Lapisan Penutup.

Proses pengupasan lapisan penutup atau juga dikenal dengan sebutan over burden

dimulai dari proses pembersihan lahan. Proses ini memperhatikan rona awal lingkungan

hidup dimana jika diperlukan maka akan dilakukan pemindahan dan pemeliharaan

khusus untuk beberapa jenis flora dan fauna tertentu untuk menghindari kepunahan.

Proses ini juga memperhatikan kondisi top soil atau lapisan pucuk tanah.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0126

Top soil akan diperlakukan secara khusus dengan cara dipisah dan ditempatkan di

tempat khusus untuk selanjutnya dipergunakan kembali pada proses reklamasi. Hal ini

untuk menjamin kembalinya kesuburan tanah setelah proses penambangan. (E : 5.2)

Batas-batas lahan yang dilakukan proses pengupasan land clearing diperhatikan dengan

seksama agar proses dapat dilakukan dengan akurat dan guna menghindari salah

proses yang dapat mengakibatkan tuntutan pihak ketiga. (E : 8.1)

Setelah proses pembersihan dilakukan, maka berikutnya adalah pengupasan tanah

penutup. Proses ini dilakukan dengan memperhatikan jenis material/tanah yang dikupas.

Jenis material/tanah yang dikupas ini menentukan posisi penumpukannya di area

penimbunan (dumping area). Kesalahan dalam proses identifikasi jenis material, proses

pengupasan / pengangkutan dan penimbunan dapat berdampak pada potensi

permasalahan lingkungan hidup. Untuk itu adalah menjadi tugas dan tanggung jawab tim

produksi, tim terkait lainnya dan para sub kontraktor untuk memastikan segala

sesuatunya berjalan dengan rencana dan prosedur yang sudah ditetapkan.

(Q : 8.5.1) (E : 8.1)

SOP Terkait

- AI-PRO-01 Pembersihan Lahan Area Tambang

- AI-PRO-02 Pengupasan Tanah Pucuk

- AI-PRO-03 Pengupasan dan Pengangkutan Lapisan Penutup

- AI-PRO-07 Pembentukan Disposal

20.4. Proses Penggalian Batu Bara.

Proses penggalian batu bara dilaksanakan sesuai dengan rencana produksi yang sudah

ditetapkan. Pengawas lapangan harus memastikan bahwa proses penggalian batu bara

dilakukan pada lapisan batu bara yang tepat untuk menjamin keakurasian dari mutu batu

bara yang digali. (Q : 8.5.1) (E : 8.1) (S: 8.1)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0127

Salah satu aspek dalam Good Mining Practice yang diterapkan dalam proses penggalian

ini adalah aspek kebersihan dan kerapihan. Setelah proses penggalian batu bara

selesai, pengawas lapangan bersama-sama kontraktor melakukan pemeriksaan apakah

area bekas proses sudah rapi misalnya sudah tidak ada lagi batu bara sisa yang

berpotensi untuk terbuang.

Pengawas lapangan memastikan bahwa proses dilakukan sesuai dengan prosedur dan

instruksi kerja untuk menghindari risiko K3 dan risiko kecelakaan lingkungan hidup yang

mungkin. Setiap temuan kondisi tidak aman atau tindakan tidak aman akan

ditindaklanjuti dengan meminta tindakan perbaikan segera. (E : 8.1) (S : 8.1)

Produktifitas adalah indikator yang penting dalam proses operasi penambangan.

Produktifitas yang tinggi menjamin biaya proses yang minimal sehingga berdampak

positif pada kinerja perusahaan. Selain dari pengaturan unit-unit yang beroperasi yang

harus sesuai dengan kapasitasnya untuk menjada keharmonisan dan keseimbangan

aliran material (menghindari bottle neck), salah satu yang juga menentukan produktifitas

adalah kondisi jalan tambang. Jalan tambang yang terpelihara dengan baik akan

berdampak pada cycle time pengangkutan yang optimal sehinggal meningkatkan

produktifitas. Demikian pula dengan kondisi sistem drainase dan penantaan lereng

tambang yang harus tertata dengan baik (Q : 8.5.1)

Salah satu praktek umum dalam proses penambangan adalah penggunaan bahan

peledak. Penggunaan bahan peledak diatur secara ketat melalui prosedur dan instruksi

kerja. Proses harus dilakukan oleh orang yang memiliki sertifikasi keahlian untuk

menghindari resiko K3 dan lingkungan hidup yang fatal. Semua proses yang berkaitan

dengan bahan peledak juga harus dipastikan memenuhi seluruh aspek peraturan dan

perundang-undangan yang terkait. (E : 8.1) (S : 8.1)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0128

Aspek lingkungan hidup yang ada dalam kegiatan operasi penambangan adalah air

kotor. Air tanah atau air hujan yang tercampur dengan lumpur yang terjebak dalam area

kerja penambangan akan dipompa keluar dan diproses terlebih dahulu pada unit-unit

pengolahan air kotor untuk dipastikan memenuhi baku mutu lingkungan hidup sebelum

dilepas ke lingkungan sekitar. Adalah menjadi tugas dari pengawas lapangan untuk

memastikan tercapainya tujuan tersebut diatas. (E : 8.1)

SOP Terkait

- AI-PRO-08 Penggalian Batu Bara dan Pengangkutan dari Pit ke ROM

- AI-PRO-04 Penggalian dan Peledakan

- AI-PRO-05 Pembuatan Sump dan Penanganan Material Sump

- AI-PRO-06 Pembuatan dan Pemeliharaan Jalan Tambang

- AI-PRO-09 Pengoperasian Wara Crusher

- AI-PRO-10 Dumping OB ke OCS

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0129

21. Product Assembly and Hauling

21.1. Sub-Business Process

Fungsi Product Assemby adalah fungsi yang berperan dalam memastikan proses

assembly atau peracikan material batubara menjadi produk batubara yang sesuai

dengan spesifikasi produk. Kesesuaian produk dengan spesifikasi adalah sangat krusial

untuk kepuasan pelanggan. Fungsi Product Assembly ini memiliki beberapa proses

penting (warna kuning) yang tergambar seperti peta sub-business process dibawah ini.

Coal Processing and Barge

Loading Function

PAH-02Operasional

ROM

PAH-01Perencanaan

Product Assembly

PAH-03Operasional

Hauling

Production Function

Coal Processing and Barge

Loading Function

Quality Assurance Function

PAH-04Perawatan dan

Perbaikan Sistem Monitoring,

Handling dan Assembly

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0130

21.2. Uraian Umum

Dari informasi rencana pemuatan ke tongkang / pengiriman batubara / pengisian stock

pile Kelanis yang disampaikan setiap awal shift oleh process coal processing and barge

loading (CBL), Tim Product Assembly (PA) melakukan proses pengaturan pengambilan

material batu bara di tempat stock material batubara (ROM). Pengaturan pengambilan

dilakukan sedemikian rupa sehingga batubara yang diambil mengikuti skenario racikan

yang sudah dibuat sesuai dengan rencana target mutu. Skenario racikan dibuat

berdasarkan perencanaan mingguan dan data mutu yang paling terbaru dari tim Quality

Control.

(Q: 8.1, 8.5.1)

Monitoring proses yang sangat ketat dilakukan tim PA mengingat deviasi antara rencana

pengambilan dan pengangkutan (hauling) terhadap aktual sangat mungkin terjadi karena

situasi atau keadaan di lapangan. Bila terdapat deviasi antara rencana pengambilan/

pengangkutan terhadap aktual batubara yang diangkut, maka tim PA berwenang untuk

melakukan pengaturan ulang terhadap urutan angkutan batubara yang akan unloading

(dumping) di hopper Kelanis. Pengaturan dilakukan dengan perpatokan pada nilai

prediksi mutu yang selalu dimonitor. (Q: 8.1, 8.5.1, 8.5.6)

Sistem identifikasi dan pencatatan atas seluruh kegiatan operasional yang dilakukan

dibuat sedemikian rupa baik secara manual maupun elektronik sehingga memudahkan

penelusuran akar masalah bila terdapat masalah ketidaksesuaian atau informasi bila

ada informasi yang dibutuhkan (Q: 8.1, 8.5.2)

Tim PA mengendalikan pengaturan total jumlah unit / armada pengangkutan untuk

menyesuaikan dengan rencana jumlah tonase yang akan di angkut untuk memastikan

produktivitas yang maksimal. Pengaturan stabilitas pengiriman ke Kelanis juga menjadi

perhatian tim PA. Tim PA mengatur sedemikian rupa sehingga kejadian antrian atau

kejadian kekosongan pengiriman dapat diminimalisir untuk produktivitas yang maksimal.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0131

Selain dari memperhatikan aspek mutu, aspek lain seperti aspek produktivitas, aspek

keselamatan kesehatan kerja, aspek penggunaan energi yang efisien dan pengelolaan

lingkungan hidup juga turut menjadi perhatian. Tindakan koreksi, korektif dan preventif

dilakukan bila terdapat ketidaksesuaian/masalah atau potensi masalah dalam

operasional product assembly dan hauling. (Q: 8.1, 8.5.1) (E : 8.1, 8.2) (S: 8.1, 8.2) (En:8.1)

SOP Terkait

- AI-PAH-01 Perencanaan Product Assembly

- AI-PAH-02 Operasional ROM

- AI-PAH-03 Operasional Hauling

- AI-PAH-04 Perawatan dan Perbaikan Sistem Monitoring, Handling dan Assembly

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0132

22. Mine Infrastructure

22.1. Sub-Business Process

Fungsi Mine Infrastructure adalah fungsi yang berperan dalam memastikan infrastruktur

yang dibutuhkan dalam proses penambangan tersedia sehingga menjamin kelancaran

operasi. Fungsi Mine Infrastructure ini memiliki beberapa proses penting (warna kuning)

yang tergambar seperti peta sub-business process dibawah ini.

MIF-01Perencanaan

Konstruksi Infrastruktur

MIF-02Kegiatan Earth

Work

MIF-03Civil Work

MIF-04Serah Terima

Project

Mid Term and Short Term Plan

Land Management

Environmental Operation

Production Function

Related User

22.2. Uraian Umum

Dari perencanaan tambang dan design tambang yang dibuat oleh fungsi perencanaan,

tim Infrastruktur melakukan proses realisasi infrastruktur. Beberapa infrastruktur penting

dalam proses penambangan sistem pengolahan air tambang dan sistem drainase yang

dibangun sedemikian rupa sehingga dapat meminimalisir risiko dan mencegah dampak

lingkungan hidup dari proses penambangan seperti pencemaran air, erosi dan lain-lain.

(Q : 7.1.3) (E : 8.1)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0133

Proses pembangunan diawasi oleh pengawas lapangan untuk memastikan kesesuaian

antara disain dengan aktual sehingga infrastruktur tersebut dapat berfungsi dengan

maksimal dan memiliki keandalan dan kekuatan yang baik. Penggunaan energi untuk

proses pembangunan dan pengoperasian juga dikendalikan dengan cermat untuk

memastikan penggunaan energi yang efisien dan efektif. Pada setiap selesainya proyek,

seluruh pihak terkait terlibat dalam proses komisioning untuk memastikan bahwa

infrastruktur tersebut berfungsi sebagaimana seharusnya dan melakukan tindakan

koreksi, korektif dan preventif bilamana diperlukan. (Q : 7.1.3) (En : 8.1).

Pengawas lapangan juga memastikan bahwa seluruh proses dilakukan sesuai dengan

standard prosedur kerja untuk memastikan pekerjaan dilakukan dengan aman dan risiko

K3 seminimal mungkin. (S : 8.1)

SOP Terkait

- AI-MIF-01 Perencanaan Konstruksi Infrastruktur

- AI-MIF-02 Kegiatan Earth Work

- AI-MIF-03 Civil Work

- AI-MIF-04 Serah Terima Project

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0134

23. Road Maintenance and Construction

23.1. Sub-Business Process

Fungsi Road Construction and Maintenance (RCM) adalah fungsi yang berperan dalam

memastikan infrastruktur jalan yang dibutuhkan dalam proses pengangkutan batubara

dan akses untuk kegiatan operasional disiapkan dengan baik dan dipelihara dengan baik

sehingga menjamin kelancaran operasi. Fungsi RCM memiliki beberapa proses penting

(warna kuning) yang tergambar seperti peta sub-business process dibawah ini.

QHSE Operation

All Function Request

RCM-01Pembuatan Jalan

Baru dan Infrastruktur Pendukung

RCM-02Pemeliharaan

Jalan dan Infrastruktur Pendukung

Land Management

Geotechnical Hydrogeology

Engineering (AE)

RCM-03Mobilisasi di Hauling Road

General Affairs Function

Mid Term and Short Term

Plan

Production Function

Product Assembly and

Hauling Function

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0135

23.2. Uraian Umum

Dari perencanaan tambang dan design tambang yang dibuat oleh fungsi perencanaan,

tim RCM menelaah kebutuhan jalan khususnya jalan hauling yang perlu disiapkan.

Disain jalan dibuat mengikuti standard kekuatan jalan yang paling optimal guna

menunjang produktivitas. Disain juga mengikuti standard keamanan dan keselamatan

untuk menjamin keselamatan operasional. Analisa risiko dilakukan untuk mengidentifi-

kasi sistem kendali keselamatan dan produktivitas yang diterapkan.

Misalnya kelengkapan rambu-rambu peringatan dan fasilitas-fasilitas di jalan untuk

meningkatkan keselamatan.

Tim RCM merencanakan sistem dan kegiatan pemeliharaan jalan rutin untuk

memastikan bahwa kondisi jalan dalam keadaan baik sehingga tidak membahayakan

keselamatan operasional. Inspeksi kondisi jalan dilakukan secara rutin dan bila

ditemukan kondisi tidak standar atau kondisi tidak aman misalnya jalan rusak, berlubang

atau berdebu parah maka tindakan perbaikan segera dilakukan untuk mencegah

terjadinya kecelakaan dan dampak lingkungan hidup yang tidak diharapkan.

(Q : 7.1.3) (E: 8.1) (S : 8.1)

Kegiatan konstruksi jalan dan kegiatan pemeliharaan diawasi oleh pengawas lapangan

untuk memastikan bahwa aspek keselamatan senantiasa dikedepankan. Prosedur dan

instruksi kerja disusun untuk memberikan panduan dalam proses sehingga senantiasa

pekerja bekerja dengan aman dan selamat. (S : 8.1)

Penggunaan jalan dimonitor dengan ketat. Hanya pihak-pihak yang berkepentingan

dengan kegiatan operasional PT. Adaro Indonesia yang diijinkan masuk ke jalan milik

perusahaan mengingat adanya risiko insiden di jalan yang dapat berakibat fatal.

Pengguna jalan dalam hal ini pengemudi harus mendapatkan induksi khusus agar

memahami peraturan dan tata tertib menggunakan jalan hauling. Kendaraaan yang

menggunakan jalan milik perusahaan juga dikomisioning untuk memastikan kelayakan

kendaraan atau unit tersebut untuk menghindari insiden yang disebabkan oleh kondisi

kendaraan. Kendaraan atau unit yang lulus uji komisioning akan mendapatkan hak

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0136

akses jalan. Untuk kendaraan atau unit yang tidak memiliki hak akses maka

diberlakukan aturan pengawalan untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan. Proses

mobilisasi dan transportasi selain batubara (misalnya : unit alat berat atau sarana

insfrastruktur) juga diatur dengan ketat untuk meminimalkan terjadinya insiden. (S : 8.1)

SOP Terkait

- AI-RMC-01 Pembuatan Jalan Baru

- AI-RMC-02 Pemeliharaan Jalan

- AI-RMC-03 Mobilisasi di Jalan Hauling

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0137

24. Geotechnical dan Hydrogeology (GHL)

24.1. Sub-Business Process

Salah satu fungsi yang sangat penting dalam memastikan kegiatan penambangan

dilakukan secara aman adalah fungsi geotechnical dan hydrogeology (GHL). Fungsi

GHL memiliki beberapa proses penting (warna kuning) yang tergambar seperti peta sub-

business process dibawah ini.

GHL-01Investegasi

Geotechnical & Hydrogeology

GHL-02Analisa

Kestabilan Lereng

GHL-03Monitoring Kestabilan

Lereng

GHL-04Dewatering dan

Monitoring Muka Air Tanah

Mid/Short Term Planning

Longterm Planning

Related Function Request

Geology Function

Laboratory Function

Geodetic Function

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0138

24.2. Uraian Umum

Bahaya longsor adalah bahaya yang senantiasa menjadi bahaya potensial dalam proses

penggalian dan penimbunan lapisan tanah penutup (over burden). Standar dimensi

disain tambang dan disain timbunan adalah sangat ditentukan oleh sifat fisik dan sifat

mekanik dari material dinding galian dan timbunan serta kondisi hidrogeologinya atau

muka air tanah dinding tambang dan timbunan. Keahlian dan kompetensi tim geoteknik

sangat krusial dalam memberikan analisa disain tambang dan disain timbunan yang

dibuat oleh tim perencanaan. Tim perencanaan tambang senantiasa melakukan

konsultasi dan meminta rekomendasi tim geoteknik tentang keamanan disain tambang

dan disain timbunan untuk mencegah terjadinya insiden longsor yang sangat

membahayakan keselamatan operasi penambangan maupun kerusakan lingkungan

hidup. Hanya disain tambang dan disain timbunan yang sudah melalui kajian keamanan

dan dinyatakan aman oleh tim geoteknik yang akan dieksekusi di lapangan. (Q : 7.1.4, 8.5.1)

(E : 8.1) (S : 8.1)

Untuk dapat melakukan analisa kestabilan disain tambang dan disain timbunan, maka

tim geoteknik melakukan investegasi atau penyelidikan geoteknik terhadap sifat fisik dan

mekanik lapisan tanah atau batuan serta penyelidikan kondisi hidrogeologi atau muka air

tanah area rencana penambangan. Proses investegasi atau penyelidikan geoteknik

dilakukan dengan pengamatan terhadap bebatuan yang tersingkap, pengujian-pengujian

secara langsung di lapangan dan dengan mengambil contoh-contoh tanah atau batuan

untuk dilakukan pengujian laboratorium. Tim geoteknik menggunakan peralatan uji

lapangan dan fasilitas laboratorium yang sesuai dengan standar yang dapat memberikan

hasil analisa dan data yang akurat.

Tim geoteknik juga berperan dalam melakukan monitoring atau pemantauan pergerakan

tanah pada dinding tambang maupun lereng timbunan untuk memberikan peringatan dini

pada operasional penambangan dan penimbunan apabila suatu dinding tambang atau

lereng timbunan mengalami pergerakan tanah yang akan menimbulkan longsor.

Penempatan alat monitoring pergerakan tanah meliputi seluruh area tambang dan area

timbunan dengan sistem real time dan menggunakan alat-alat berteknologi tinggi

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0139

dengan tingkat keakurasian yang dapat diandalkan. Monitoring atau pemantauan

pergerakan tanah pada dinding tambang dan lereng timbunan dilakukan 24 jam/hari.

Prosedur tanggap darurat juga disiapkan untuk menurunkan tingkat risiko dan dampak

dari insiden yang mungkin terjadi. (Q : 7.1.4, 8.5.1) (E : 8.1) (S : 8.1)

Untuk mempertahankan atau meningkatkan kestabilan dinding tambang, tim geoteknik

juga melakukan pengelolaan air tanah untuk mendukung dalam proses penambangan

yang efektif dan efisien. (Q : 7.1.4, 8.5.1) (E : 8.1) (S : 8.1)

SOP Terkait

- AI-GHL-01 Investegasi Geotechnical dan Hydrogeology

- AI-GHL-02 Analisa Kestabilan Lereng

- AI-GHL-03 Monitoring Kestabilan Lereng

- AI-GHL-04 Dewatering dan Monitoring Muka Air Tanah

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0140

25. Environmental Operation (ENV)

25.1. Sub-Business Process

Komitmen terhadap lingkungan hidup senantiasa menjadi prioritas utama PT Adaro

Indonesia dalam kegiatan operasional penambangan. Lingkungan hidup terdampak

senantiasa dikendalikan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan dampak negatif

terhadap lingkungan hidup. Fungsi Environmental Operation memiliki beberapa proses

penting (warna kuning) yang tergambar seperti pada 2 bagian diagram sub-business

process dibawah ini.

ENV-01Pengaturan Permukaan

Lahan Reklamasi

Mine Reclamation

ENV-03Revegetasi dan

Pengelolaan Pembibitan

ENV-11 Perencanaan

Reklamasi

ENV-12 Perencanaan

Pasca Tambang

Mid and Shorterm Plan

Production

Mid and Shorterm Plan

ENV-10Penanganan

Keluhan Lingkungan

Community Relation

ENV-13Pengelolaan

Biodiesel Factory

ENV-16Penanaman

Rehabilitasi DAS

ENV-17Pengelolaan

Dampak Penting LH

IMS-07Manajemen Risiko K3LH

Diagram 1 Sub Proses Bisnis Enviroment

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0141

Waste Management

ENV-02Pengolahan Air Tambang

ENV-04Pengelolaan Sedimentasi

dan Fasilitas SP

Mine Infrastructure

Production

Mid and Shorterm Plan

Geodetic Service

Mine Infrastructure

ENV-05Pengelolaan

Limbah B3 dan Non B3

IMS-08Penetapan

Kendali Operasional Mutu & K3L

IMS-10Pemantauan &

Pengukuran Karakteristik

K3LH

RKL

RPL

ENV-06Pengelolaan

Limbah Air dan Proses

Pengolahan BB

ENV-15Analisa Statistik

Data Lingkungan

Hidup

Coal Processing and Barge

Loading

ENV-14Konservasi

Sumber Daya Alam

ENV-09Perencanaan

Energi

Konservasi SDA

ENV-07Pengelolaan Kompos dan

Pupuk Cair

Diagram 2 (Lanjutan) Sub Proses Bisnis Enviroment

25.2. Uraian Umum

Pembukaan lahan untuk operasi penambangan adalah bagian dari proses bisnis

pertambangan untuk tambang terbuka. Lahan yang terdampak atau terganggu haruslah

bersifat sementara, yang ke depannya akan dikembalikan kepada fungsinya semula

pasca kegiatan penambangan. PT. Adaro Indonesia membentuk tim waste water

management (WWM) dan reklamasi dengan peran untuk memastikan bahwa air

tambang dikelola dengan baik dan lahan terganggu akan dikembalikan ke fungsi semula

serta dikelola sedemikian rupa sehingga meminimalisir potensi risiko lingkungan hidup.

(E:8.1, 9.1)

PT. Adaro Indonesia senantiasa mewaspadai potensi dari dampak negatif terhadap

lingkungan hidup dari kegiatan operasionalnya. Untuk itu, selain melakukan internal

monitoring, sistem eksternal monitoring juga diterapkan. PT. Adaro Indonesia

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0142

membangun sistem informasi dan komunikasi terkait dengan masukkan informasi dari

pihak manapun termasuk dari pihak luar perusahaan misalnya dari masyarakat sekitar.

(E:8.1, 9.1)

Salah satu bagian yang penting dalam sistem manajemen lingkungan hidup adalah

tentang pelestarian lingkungan hidup yang terkait dengan upaya konservasi energi.

Untuk tujuan tersebut, PT. Adaro Indonesia membentuk tim manajemen energi dan

menerapkan sistem manajemen energi ISO 50001 yang terintegrasi dengan sistem

manajemen lainnya berlandaskan konsep PDCA dan perbaikan terus menerus.

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka proses-proses dibawah ini ditetapkan,

diimplementasikan dan didokumentasikan :

a. Pengelolaan Air Tambang

b. Reklamasi

c. Pengelolaan Limbah

d. Pengelolaan Dampak dan Umpan Balik Terkait Masalah Lingkungan Hidup

e. Proses Perencanaan Energi

25.3. Pengelolaan Air Tambang

Air tambang yang berasal dari air tanah maupun air hujan mengalir melalui sistem

drainase yang sudah dirancang oleh tim perencanaan tambang dan dibangun

infrastrukturnya oleh tim infrastruktur. Air mengalir ke unit-unit pemrosesan air untuk

dijernihkan dan dinormalkan sebelum dialirkan ke sungai. Tim WWM melakukan

monitoring kualitas air secara terencana dan tindakan perbaikan/pencegahan untuk

memastikan kesesuaian kualitas air dengan baku mutu air yang dipersyaratkan oleh

peraturan atau regulasi yang berlaku. (E:8.1, 9.1, 10.2, 10.3)

Pengendalian tidak hanya dilakukan di titik pelepasan (atau titik keluar) saja namun juga

dilakukan di titik masuk ke fasilitas pengolahan air. Bila kondisi air yang masuk ke unit

pengolahan diluar dari kewajaran, maka terdapat potensi bahwa fasilitas pengolahan air

akan kelebihan beban proses dan berpotensi untuk mengakibatkan keluaran dari

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0143

fasilitas pengolahan air menjadi tidak sesuai dengan baku mutu. Untuk itu tim WWM

senantiasa berkoordinasi dengan tim misalnya terkait guna memastikan air yang masuk

ke fasilitas pengolahan air bisa dinormalkan dalam batas-batas kemampuan fasilitas

pengolahan air. (E:8.1, 9.1)

Keandalan fasilitas pengolahan air menjadi hal yang krusial bagi PT Adaro Indonesia.

Tim WWM menyusun rencana pemeliharaan fasilitas-fasilitas pengolahan air agar

fasilitas-fasilitas tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya sesuai dengan

kapasitas operasionalnya. Kegiatan operasional dan pemeliharaan senantiasa mengikuti

standar prosedur atau instruksi kerja untuk meminimalkan risiko terjadinya insiden

kecelakaan kerja. (E:8.1, 9.1)

SOP Terkait

- AI-ENV-02 Pengolahan Air Tambang

- AI-ENV-06 Pengelolaan Limbah Air dari Proses Proses Penambangan

- AI-ENV-04 Pengelolaan Sedimentasi dan Fasilitas Settling Pond

25.4. Proses Reklamasi

Lahan bekas ditambang akan dikembalikan ke fungsi awalnya. Setelah serah terima

lahan dari tim produksi, maka tim melakukan kegiatan reklamasi dengan melakukan

proses penanaman kembali. PT. Adaro Indonesia membudidayakan berbagai jenis

tanaman untuk ditanam di lahan reklamasi guna menjaga keanekaragaman hayati. Top

soil atau lapisan pucuk tanah yang subur yang semula disimpan pada area khusus

dihamparkan di area reklamasi. Masa awal tanam adalah masa yang kritis untuk

tanaman atau pepohonan. Untuk itu tim reklamasi melakukan proses monitoring dengan

ketat agar tanaman atau pepohonan yang baru ditanam dapat terus tumbuh dan

berkembang. (E:8.1, 9.1)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0144

SOP Terkait

- AI-ENV-01 Pengaturan Permukaan Lahan Reklamasi.

- AI-ENV-03 Pelaksanaan Revegetasi dan Pengelolaan Pembibitan.

- AI-ENV-11 Perencanaan Reklamasi

- AI-ENV-12 Perencanaan Pasca Tambang

- AI-ENV-16 Penanaman Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai

25.5. Pengolahan Limbah

Untuk memastikan terjaganya kelestarian lingkungan hidup dari pencemaran, maka

segala limbah yang dihasilkan dari seluruh kegiatan operasi dikendalikan dengan

seksama. Limbah diklasifikasikan berdasarkan jenis-nya dan dipisahkan sedari awal

untuk kemudahan proses pengolahannya. Limbah yang bersifat organik akan diproses

dan semaksimal mungkin diberdayakan menjadi kompos yang bisa digunakan untuk

menyuburkan tanah. Limbah bahan berbahaya beracun (B3) dikelola sedemikian rupa

sehingga tidak mencemari lingkungan hidup misalnya dengan menentukan standar

kemasannya dan menetapkan proses/prosedur pembuangan terakhir yang sesuai

dengan peraturan dan perudang-undangan yang berlaku. (E:8.1, 9.1)

PT Adaro Indonesia mengelola limbah hasil dari kegiatan operasional sedemikian rupa

sehingga tidak mencemari lingkungan hidup, serta memanfaatkannya dengan

mengedepankan prinsip 3R (Reuse, Re-cycle, Reduction). (E:8.1)

SOP Terkait

- AI-ENV-05 Pengelolaan Limbah Non B3 dan B3

- AI-ENV-107 Pengelolaan Kompos dan Pupuk Cair

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0145

25.6. Pengelolaan Dampak dan Umpan Balik Terkait Masalah Lingkungan Hidup

Dari hasil penelaahan dampak lingkungan, PT Adaro Indonesia senantiasa

mengidentifikasi peluang-peluang perbaikan untuk menurunkan risiko yang berdampak

negatif terhadap lingkungan. Perbaikan senantisa dimonitor kemajuannya dan

keefektivitasannya.

Sistem informasi umpan balik baik dari internal ke internal PT. Adaro Indonesia ataupun

dari eksternal ke internal PT Adaro Indonesia ditetapkan dan diterapkan. Hal ini untuk

memastikan reaksi cepat untuk dapat memitigasi dampak lingkungan hidup yang

mungkin terjadi. Setiap pihak dapat melaporkan hal-hal yang dianggap bisa

menimbulkan masalah atau melaporkan terjadinya masalah. Tim respon HSE menerima

informasi tersebut kemudian menganalisis, menginvestigasi dan melakukan tindakan

perbaikan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan. (E:8.1, 9.1, 10.2, 10.3)

SOP Terkait

- AI-ENV-17 Pengelolaan Dampak Penting Lingkungan Hidup

- AI-ENV-15 Analisa Statistik Data Lingkungan Hidup

- AI-ENV-10 Penanganan Keluhan Lingkungan

25.7. Proses Perencanaan Energi

Proses perencanaan energi dimulai dari mengidentifikasi penggunaan energi dan

pengukuran penggunaan energi untuk seluruh aktivitas dalam organisasi (En: 6.2). Data

penggunaan energi untuk fasilitas, peralatan, sistem dicatat dan direkam untuk

selanjutnya dianalisis (En: 6.4, 6.6). Data penggunaan juga mencakup penggunaan dari

pihak ketiga yang bekerja untuk atau atas nama PT Adaro Indonesia. Data awal ini

menjadi baseline atau sebagai pembanding guna mengukur efektivitas dari program

penghematan energi (En:6.5).

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0146

Data penggunaan energi menjadi bahan analisis untuk tinjauan penggunaan energi

(energy review) (En: 6.3). Pengguna energi yang signifikan termasuk penggunaan oleh

pihak ketiga yang bekerja untuk dan atas nama PT Adaro Indonesia menjadi area fokus

untuk dilakukan analisa lebih jauh guna mengidentifikasi peluang perbaikan. Peluang

perbaikan utama ditujukan untuk pemenuhan pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku (En: 9.1.2). Peluang perbaikan dari berbagai aspek ditelaah mulai perbaikan dari

sisi kepedulian dari pengguna energi, perbaikan dari sisi teknologi yang hemat energi,

perbaikan metode operasi yang hemat energi dan aspek lainnya. Beberapa peluang

yang teridentifikasi dibuatkan rencana perbaikan yang komprehensif meliputi kejelasan

dalam hal tugas dan tanggung jawab, kejelasan jalannya proses perbaikan, target waktu

penyelesaian dan metode verifikasi hasil perbaikan. Opsi-opsi perbaikan

mempertimbangkan beberapa hal diantaranya adalah kondisi operasional, kondisi bisnis,

finansial dan pilihan teknologi yang memungkinkan (En: 10).

Target penggunaan energi yang lebih efisien ditetapkan dengan kaidah menantang

namun tetap realistis. Target ini diturunkan dari level tinggi ke level yang ada

dibawahnya (yang relevan) untuk memastikan pengendalian target yang efektif pada

setiap level. Misalnya dari level penggunaan per-organisasi pengguna kemudian

diturunkan ke target untuk penggunaan perfasilitas yang digunakan (En: 6.2).

Penggunaan energi pada setiap bagian dalam organisasi dimonitor dengan seksama

untuk memastikan bahwa penggunaan energi tersebut adalah dalam batas-batas normal

dan terkendali. Bila diperlukan, tindakan perbaikan dilakukan untuk mengembalikan

kondisi ke batas normal (En: 8.1,9.1, 10)

Untuk proses-proses yang sedang dalam program perbaikan kinerja energi, hasil-hasil

perbaikan di monitor untuk memastikan efektivitas dari perbaikan tersebut.

Penyempurnaan dilakukan bila hasil perbaikan dipandang masih perlu disempurnakan.

(En: 10)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0147

PT Adaro Indonesia mendukung kebijakan energi terbarukan. Salah satu bentuk

dukungan tersebut adalah dengan mengimplementasikan penggunaan biodiesel untuk

kegiatan operasional. Selain itu pula untuk proses pengadaan biodiesel, PT Adaro

Indonesia mengembangkan proses pembuatan biodiesel.

SOP Terkait

- AI-ENV-09 Proses Perencanaan Energi

- AI-ENV-14 Konservasi Sumber Daya Alam

- AI-ENV-13 Pengelolaan Biodiesel Factory

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0148

26. Occupational Health and Safety Operation (OHS)

26.1. Sub-Business Process

Fungsi Occupational Health and Safety Operation (OHS) adalah fungsi yang berperan

dalam pengelolaan aspek kesehatan dan keselamatan kerja dimana hal ini menjadi

bagian yang penting dalam satu kesatuan pengelolaan sistem manajemen K3. Fungsi

OHS memiliki beberapa proses penting (warna kuning) yang tergambar seperti peta sub-

business process dibawah ini.

OHS-07IjinKerja

Seluruh Fungsi Terkait

Kontraktor

Klinik

OHS-01Program

Occupational Health

OHS-09Penanganan

dan Pelaporan PAK

OHS-08Pemeriksaan

Kelayakan Sarana & Prasarana

OHS-06Pengelolaan

Peralatan Keselamatan

OHS-03Pengelolaan

Klinik dan FAP

OHS-04 Pengelolaan Hasil MCU

OHS-05Safety

Accountability Program

IMS-10Pemantauan &

Pengukuran Karakteristik

K3LH

Human Resource

Management

OHS-02Pengelolaan

Ergonomi

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0149

26.2. Uraian Umum

PT. Adaro Indonesia mengelola manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dengan

menempatkan sebagai prioritas yang paling utama. Sistem pengendalian lingkungan

kerja disusun dan diterapkan dengan konsisten untuk menjamin kondisi pekerja yang

sehat dan bugar sehingga siap menjalankan tugas dengan baik dan selamat.

Pengendalian keselamatan kerja untuk mencapai tingkat kecelakaan nihil dilakukan

dengan memastikan bahwa setiap proses memiliki prosedur keselamatan yang jelas,

dipahami oleh setiap pekerja, proses dilakukan sesuai dengan prosedur dan fungsi

pengawasan senantiasa dijalankan.

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka proses-proses dibawah ini ditetapkan dan

dilaksanakan dengan kondisi terkendali.

- Pengelolaan Kesehatan Kerja

- Pengelolaan Keselamatan Kerja

26.3. Pengelolaan Kesehatan Kerja

Kesehatan dan kebugaran yang prima adalah persyaratan mutlak dalam memastikan

keselamatan kerja. PT. Adaro Indonesia menyusun serangkaian program guna

menunjang pengelolaan aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Hasil dari penelaahan

risiko kerja, penelaahan hasil pemeriksaan kesehatan, penelaahan hasil pengukuran

aspek lingkungan kerja (misalnya suhu, debu dan kebisingan) dianalisa untuk menjadi

acuan dalam menetapkan program peningkatan kesehatan bagi pekerja. Program yang

disusun meliputi upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (promotif dan

preventif), pencegahan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). (Q : 7.1.4)

(S : 8.1, 9.1)

Kegiatan pengukuran kondisi lingkungan kerja (seperti kondisi udara, debu, getaran,

pencahayaan, radiasi, faktor kimia, faktor biologi, faktor kebersihan) juga dilakukan

dimaksudkan untuk memastikan lingkungan kerja yang sehat. (Q:7.1.4)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0150

Hasil pengukuran kemudian dikomunikasikan ke pihak yang terkait untuk diambil

tindakan perbaikan seperlunya jika terdapat suatu ketidaksesuaian. (E:6.1, 6.2) (S:9.1).

Seluruh alat pengukuran dikalibrasi untuk meastikan keakurasiannya. (SMKP:4.2)

Media promosi kesehatan seperti QHSE News diterbitkan secara berkala untuk

meningkatkan kepedulian akan pentingnya menjaga kesehatan. Seluruh karyawan /

pekerja diwajibkan mengikuti pemeriksaan kesehatan rutin dan diberikan fasilitas

pemeriksaan dan pengobatan yang baik.

Pada beberapa isu penting yang terkait dengan health, Health Risk Assessment (HRA)

dilakukan untuk melihat secara detail tingkat risikonya. Program untuk mitigasi dari hasil

HRA dikembangkan dan dilaksanakan. Penyakit Akibat Kerja dianalisa dengan baik dan

ditetapkan tindakan perbaikan yang efektif untuk memitigasi dampaknya. (S: 6.1.2).

PT. Adaro Indonesia menyediakan fasilitas klinik, dokter dan paramedik yang dapat

dimanfaatkan karyawan untuk berobat atau untuk konsultasi dalam pemeliharaan

kesehatan. Dalam periode tertentu diselenggarakan kegiatan Medical Check Up (MCU)

untuk memeriksa kondisi kesehatan karyawan. Hasil MCU digunakan untuk menentukan

tindakan untuk memulihkan atau menjaga tubuh supaya selalu dalam kondisi prima.

Prosedur terkait :

- AI-OHS-01 Program Occupational Health

- AI-OHS-02 Pengelolaan Ergonomi

- AI-OHS-03 Pengelolaan Klinik dan FAP

- AI-OHS-04 Pengelolaan Hasil MCU.

- AI-OHS-09 Penanganan dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0151

26.4. Pengelolaan Keselamatan Kerja.

Untuk meminimalisir risiko insiden dan kecelakaan kerja, para pengawas lapangan

memeriksa kesiapan kerja dari seluruh pekerja yang akan bekerja. Pemeriksaan kondisi

kebugaran fisik pekerja, kelengkapan/kesiapan dari alat-alat keselamatan (termasuk Alat

Pelindung Diri) dan fitur-fitur keselamatan dari alat kerja dan infrastruktur dilakukan.

Untuk pekerjaan-pekerjaan dengan risiko tinggi diberlakukan prosedur khusus untuk

mendapatkan ijin kerja terlebih dahulu misalnya prosedur pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja. Prosedur dan tata cara pemeriksaan kesiapan kerja dan proses kerja

ditetapkan, diimplementasikan dan didokumentasikan. Sarana dan prasarana uji

kelayakam sebelum beroperasi. Hal untuk memastikan bahwa sarana dan prasarana

yang digunakan aman dalam pengoperasiannya. Pengujian termasuk meliputi fitur-fitur

keamanan sarana tersebut. (S : 8.1)

Safety Accountability Program (SAP) adalah untuk memastikan bahwa pelaksanaan

SAP sebagai bentuk tanggung jawab pengawas terhadap K3LH dapat berjalan dengan

efektif sehingga continuous improvement dapat berjalan dengan konsisten untuk lebih

meningkatkan kinerja penerapan system manajemen mutu dan K3LH. Di dalam SAP

juga terdapat kaidah penguatan komunikasi internal diantara lini-lini yang ada di dalam

organisasi. (S: 5.4, 7.4.2).

SOP Terkait

- AI-OHS-05 Safety Accountability Program

- AI-OHS-06 Pengelolaan Peralatan Keselamatan

- AI-OHS-07 Ijin Kerja

- AI-OHS-08 Pemeriksaan Kelayakan Sarana dan Prasarana

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0152

27. External Relation

27.1. Sub Business Process

GMR-04Proses

Perijinan Satu Pintu

Seluruh Fungsi Terkait

GMR-06Perijinan

Tenaga Kerja Asing

GMR-07Kunjungan ke Pemerintah

Daerah

GMR-10Penanganan Kunjungan Pemangku

Kepentingan

GMR-08Pengelolaan

Surat Menyurat

Pihak yang berwenang atau yang

berkepentingan

GMR-02Pengurusan STM

Kedatangan Orang Asing dan TKA

A

GMR-01Press Release

GMR-03Konfirmasi

Berita

GMR-09Pembuatan

Media Publikasi Internal

Media

GMR-05Pemasangan

Iklan di Media Massa

A

Diagram 1 : Sub Business Process Government & Media Relation

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0153

CMR-01Donasi Kepada

Masyarakat

CMR-03Community

Event

Masyarakat

CMR-02Pemberian

Bantuan kepada Masyarakat

Korban Bencana

CMR-04Pengelolaan

Informasi Kemasyarakatan

CMR-05Counter Issue &

Influencing Action

CMR-06Pemetaan Stake

Holder

CMR-07Community

Visit

Diagram 2 : Sub Business Process Community Relation

27.1. Uraian Umum

Fungsi External Relation berperan untuk memastikan hubungan yang baik dan harmonis

dengan seluruh stake holder dalam hal ini pihak-pihak di luar perusahaan seperti pihak

masyarakat, pemerintah, media massa atau instansi terkait yang memiliki pengaruh

dominan terhadap eksistensi perusahaan.(Q:4.1, 4.2).

Untuk mencapai peran dan tujuan tersebut di atas, proses-proses dibawah ini

ditetapkan, diimplementasi dan dipastikan dalam kondisi terkendali.

- Hubungan dengan Pemerintah dan Media

- Hubungan dengan Masyarakat

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0154

27.2. Hubungan dengan Pemerintah dan Media (Government and Media Relation)

Sub Fungsi GMR berperan sebagai ujung tombak dalam membangun dan memelihara

hubungan yang harmonis dengan stakeholder khususnya Pemerintah, Instansi Terkait,

Legistatif, dan Media Massa untuk menciptakan maupun mempertahankan citra positif

perusahaan.

PT. Adaro Indonesia berkomitmen untuk membangun hubungan kerjasama yang positif

dengan pemerintah, legislatif, media massa maupun instansi terkait dan senantiasa

memenuhi seluruh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Seluruh peraturan

perundang-undangan yang berlaku yang berhubungan dengan proses bisnis PT. Adaro

Indonesia diidentifikasi dan ditelaah pemenuhannya. (Q:4.1, 4.2).

Tim Hubungan Pemerintah PT Adaro Indonesia sangat berperan dalam menjalin

hubungan yang harmonis dan sinergis dengan berbagai lembaga pemerintah baik

legislatif maupun eksekutif dalam rangka menciptakan keselarasan antara kebijakan

pemerintah dengan perusahaan sehingga tercapai tujuan bersama. (Q:4.1, 4.2).

Perusahan berkomitmen untuk senantiasa memenuhi seluruh peraturan dan

perundangan-undangan yang berlaku untuk kelancaran operasional perusahaan,

menyusun rencana kerja, merekomendasikan langkah pendekatan dan membangun

hubungan baik dengan stakeholder.

Tim Hubungan Pemerintah berperan dalam proses pemenuhan peraturan ini khususnya

dalam hal perijinan. Perijinan yang memiliki tenggat waktu senantiasa dimonitor waktu

berakhirnya dan sebelum berakhir maka akan diurus perpanjangannya jika masih

diperlukan. Tim juga senantia berkoordinasi dan berkomunikasi dengan fungsi-fungsi

terkait dalam hal sosialisasi persyaratan perijinan untuk menghindari kasus pelanggaran

terhadap aturan perijinan. (Q: 8.5.1) (E : 7.4.3, 9.1.2) (S : 7.4.3, 9.1.2)

Tim Hubungan Media berperan untuk membentuk citra yang berimbang di masyarakat,

membuat release berita kepada pihak-pihak yang berkepentingan guna mewujudkan

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0155

iklim yang kondusif dan dinamis serta meingkatkan hubungan kemitraan dengan media

massa, insan pers dan organisasi kewartawanan di wilayah operasional. Dengan

terjalinnya hubungan yang positif, diharapkan media massa sebagai corong informasi

publik dapat memberikan informasi dan pemahaman yang berimbang tentang PT Adaro

Indonesia kepada khalayak ramai. (Q:4.1, 4.2).

SOP Terkait

- AI-GMR-01 Press Release

- AI-GMR-02 Pengurusan STM Kedatangan Orang Asing dan Tenaga Kerja Asing

- AI-GMR-03 Konfirmasi Berita

- AI-GMR 04 Proses Perijinan

- AI-GMR 05 Pemasangan Iklan di Media Massa

- AI-GMR-06 Perijinan Tenaga Kerja Asing

- AI-GMR-07 Kunjungan ke Pemerintah Daerah

- AI-GMR-08 Pengelolaan Surat Menyurat

- AI-GMR-09 Pembuatan Media Publikasi Internal

- AI-GMR-10 Penanganan Kunjungan Pemangku Kepentingan

27.3. Hubungan dengan Masyarakat (Community Relation)

Hubungan yang harmonis dengan komunitas dan masyarakat juga menjadi hal yang

krusial bagi kegiatan operasional perusahaan. Fungsi Community Relation (CMR)

berperan dalam membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat khususnya

masyarakat sekitar daerah operasi hingga dapat meminimalisir potensi risiko gangguan

operasional. CMR juga menjadi pintu masuk suara masyarakat bagi PT. Adaro

Indonesia. Management dan staff secara terencana melakukan kunjungan ke

masyarakat sekitar untuk saling membangun pengertian antar kedua belah pihak

sehingga diharapkan hubungan kedua belah pihak menjadi semakin harmonis.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0156

Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial ke masyarakat, PT. Adaro Indonesia

memberikan bantuan sosial kepada masyarakat sekitar dengan tujuan meningkatkan

kemandirian ekonomi masyarakat dan membantu masyarakat yang sedang mengalami

musibah.

SOP Terkait

- AI-CMR-01 Donasi Kepada Masyarakat

- AI-CMR-02 Pemberian Bantuan kepada Masyarakat Korban Bencana

- AI-CMR-03 Community Event

- AI-CMR-04 Pengelolaan Informasi Kemasyarakatan

- AI-CMR-05 Conter Issue & Influencing Action

- AI-CMR-06 Pemetaan Stake Holder

- AI-CMR-07 Community Visit

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0157

28. Keamanan (SEC)

28.1. Sub-Business Process

Keamanan adalah faktor kunci dalam memastikan kelancaran operasi penambangan.

Gangguan keamanan sekecil apapun akan sangat merugikan perusahaan. Mengingat

wilayah kerja PT. Adaro Indonesia yang merupakan obyek vital nasional, maka ganguan

tersebut juga dapat dipandang sebagai gangguan yang serius terhadap kepentingan

nasional. Fungsi keamanan atau security (SEC) memiliki beberapa proses penting

(warna kuning) yang tergambar seperti peta sub-business process dibawah ini.

Seluruh Fungsi Terkait

SEC-01Penanganan

Keluhan Masyarakat

SEC-02Penanganan

Sebelum Unjuk Rasa

SEC-03Permintaan

Pengamanan dari Adaro & Mitra Kerja

SEC-04Pengawasan Operasional BUJP di PT.

Adaro

BUJP

Seluruh Fungsi Terkait

28.2. Uraian Umum

PT. Adaro Indonesia mempersiapkan tim keamanan dengan bekerjasama dengan

tenaga professional di bidang keamanan dan juga dengan aparat penegak hukum.

Gangguan keamanan yang mungkin terjadi adalah kasus kriminalitas (misalnya

pengancaman, pemukulan, pengerusakan, pencurian dan tindak pidana lainnya) dan

kasus terhentinya proses bisnis karena unjuk rasa. Untuk mencegah terjadinya kasus

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0158

seperti diatas, maka proses-proses ini ditetapkan, diimplementasikan dan

didokumentasikan :

a. Pengamanan Aksi Kriminalitas.

b. Pengamanan Aksi Unjuk Rasa

28.3. Pengamanan Aksi Kriminalitas.

Potensi bahaya aksi kriminalitas seperti pengacaman, pemukulan, pencurian,

pengerusakan dan pelanggaran tindak pidana lainnya harus senantiasa diwaspadai oleh

seluruh pihak. Tim Security bekerja sama dengan tenaga profesional dan pihak terkait

lainnya menyusun rencana sistem pengamanan lingkungan untuk memastikan risiko

yang sekecil-kecilnya terhadap aksi kriminalitas. Sistem perencanaan dititikberatkan

pada aspek pencegahan aksi. Sistem penanganan terhadap aksi juga disusun untuk

memastikan tindakan yang efektif untuk mencegah kejadian berulang. Segala bentuk

aksi kriminalitas selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan proses hukum oleh yang

berwajib. Baik sistem pencegahan maupun sistem penanganan ditetapkan,

diimplementasikan dan didokumentasikan dalam prosedur terkait.

SOP Terkait

- AI-SEC-03 Permintaan Pengamanan dari Adaro dan Mitra Kerja

28.4. Pengamanan Aksi Unjuk Rasa

Aksi unjuk rasa berpotensi untuk mengakibatkan kerugian yang signifikan khususnya

bila mengganggu jalannya kegiatan operasional. Penanganan yang cepat untuk

memulihkan kegiatan operasional adalah sangat penting. Untuk mencapai tujuan

tersebut diatas (penanganan cepat) maka proses penanganan ditetapkan, diterapkan

dan didokumentasikan dalam prosedur terkait. Proses penanganan dititikberatkan pada

pencegahan dimulai dari pengamatan dan tindaklanjut dari aspirasi atau keluhan

masyarakat yang berpotensi untuk tereskalasi menjadi unjuk rasa.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0159

SOP Terkait

- AI-SEC-01 Penanganan Keluhan Masyarakat

- AI-SEC-02 Penanganan Sebelum Unjuk Rasa

- AI-SEC-04 Pengawasan Operasional BUJP di PT. Adaro Indonesia

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0160

29. Corporate Social Responsibility (CSR)

29.1. Sub-Business Process

PT. Adaro Indonesia berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif terhadap

masyarakat dan pembangunan bangsa. Kontribusi positif ini dituangkan dalam program

Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijalankan oleh fungsi CSR organisasi.

Fungsi CSR memiliki beberapa proses penting (warna kuning) yang tergambar seperti

peta sub-business process dibawah ini.

CSR-01Perencanaan Program CSR

Seluruh Fungsi Terkait

CSR-02Penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran

CSR-03Pengembangan

dan Pemberdayaan

Masyarakat

CSR-04Monitoring dan

Evaluasi Program CSR

CSR-05Perencanaan

Pembangunan Infrastruktur

Pihak yang berwenang atau yang

berkepentingan

CSR-06Pelaksanaan

Pembangunan Infrastruktur

CSR-07CSR Review

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0161

29.2. Uraian Umum

Program CSR dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya bagi pihak-pihak yang menerima-nya. Hal ini tentunya dengan

penelahaan yang cermat tentang kebutuhan dan potensi pengembangan selanjutnya

pasca program dari masing-masing pihak yang terkait dalam penerimaan program CSR

tersebut. Program diarahkan pada pengembangan potensi, kemajuan dan kemandirian

masyarakat misalnya dalam bidang kesejahteraan, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan

kelestarian lingkungan hidup. Dalam hal program CSR berupa penyediaan infrastruktur,

Tim CSR memastikan bahwa infrastruktur yang dibuat dapat dimanfaatkan secara

maksimal oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Proses perencanaan program ini juga

melihatkan seluruh pihak terkait misalnya pemerintah dan pihak swasta lain yang miliki

program CSR supaya bisa selaras, saling menunjang dan tidak tumpang tindih.

Di akhir pelaksanaan proyek atau program dalam program CSR, tingkat pencapaian

tujuan dari proyek dievaluasi untuk perbaikan pada proyek atau program selanjutnya.

SOP Terkait

- AI-CSR-01 Perencanaan Program CSR

- AI-CSR-02 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

- AI-CSR-03 Pengembangan dan Pemberdayaaan Masyarakat

- AI-CSR-04 Monitoring dan Evaluasi Program CSR

- AI-CSR-05 Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur

- AI-CSR-06 Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur

- AI-CSR-07 CSR Review

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0162

30. Finance dan Accounting (FAC)

30.1. Sub-Business Process

Salah satu sumberdaya penting dalam menjalankan roda bisnis PT. Adaro Indonesia

adalah sumberdaya keuangan. Arus keuangan masuk dan keluar harus dikendalikan

sedemikian rupa sehingga pada akhirnya menjamin kelancaran operasional perusahaan.

Fungsi kuangan memiliki beberapa proses penting (warna kuning) yang tergambar

seperti peta sub-business process dibawah ini.

Contractor

Marketing Function

Account Receiveable

Customer

Account Payable

Vendor

Pihak ke 3

User

Treasury

Procurement Function

Logistic Function

All FunctionAll Function

FAC-11Expense Report & CC Payment

FAC-12External Donation Payment

FAC-03GeneralPayment

FAC-02Account Payable

FAC-01Piutang Usaha

dan Pendapatan

FAC-05Petty Cash

FAC-04Cash Call

FAC-10Business Advance

FAC-17Payment by

Internet Banking

FAC-14Accrual

FAC-18 Cash Receipt

3rd PartyFAC-19

Bank Loan

FAC-20 Intercompany

Loan

FAC-21 Biaya bayar di

muka

FAC-13Financial Closing

FAC-22 Deposito Berjangka

FAC-23 Forex Deal

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0163

Financial Planning, Controlling and Reporting Asset Management

All FunctionFAC-08

Stock Take Asset Tetap

FAC-09Penghapusan Asset Tetap

FAC-07Mutasi Asset

Tetap

FAC-06Budget Planning

and Control

FAC-13Financial Closing

FAC-16Pengendalian Barang Milik

Negara

FAC-15Financial Reporting

Reporting

Related Function

30.2. Uraian Umum

Tim Financial and Accounting (FA) mengendalikan beberapa elemen dalam manajemen

keuangan seperti penerimaan kas, pengeluaran kas, perencanaan keuangan dan

manajemen aset. Baik penerimaan maupun pengeluran dikendalikan sedemikian rupa

sehingga lancar sesuai dengan rencana. Untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut

diatas, proses-proses dibawah ini ditetapkan, diimplementasikan dan didokumentasikan.

a. Penerimaan, Pengeluaran dan Manajemen Kas.

b. Perencanaan, Pengendalian dan Pelaporan Keuangan

c. Manajemen Aset

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0164

30.3. Penerimaan, Pengeluaran dan Manajemen Kas

Tim FA memastikan bahwa setiap dokumen penagihan yang diterbitkan adalah tepat

waktu sesuai dengan waktu yang seharusnya. Realisasi penerimaan kas berdasarkan

dokumen penagihan dimonitor agar tepat waktu. Setiap keterlambatan penerimaan

ditindaklanjuti kepada pihak penerima tagihan dan bilamana diperlukan maka akan

melibatkan fungsi lain untuk proses penagihan (misalnya dari fungsi sales and

marketing). Akurasi dokumen penagihan adalah hal yang krusial karena mempengaruhi

kepercayaan pihak yang ditagih misalnya pelanggan. PT. Adaro Indonesia

memberdayakan teknologi sistem informasi untuk memastikan keakurasian dari

dokumen penagihan.

Serupa halnya dengan proses penagihan, proses pembayaran juga merupakan hal yang

krusial karena mempengaruhi kepercayaan mitra kerja/kontraktor/vendor atau pihak-

pihak lain yang terkait dengan pembayaran. Tim FA memastikan bahwa proses

pembayaran dilakukan dengan tepat waktu, tepat jumlah dan memenuhi persyaratan

pembayaran. Kelengkapan dokumen diperiksa dengan akurat untuk memastikan bahwa

tidak terdapat kesalahan dalam hal proses pembayaran. PT. Adaro Indonesia juga

memberdayakan teknologi sistem informasi untuk mendukung tujuan proses seperti

diatas agar cepat dan akurat.

SOP Terkait

- AI-FAC-01 Piutang Usaha dan Pendapatan

- AI-FAC-02 Account Payable

- AI-FAC-03 General Payment

- AI-FAC-12 External Donation Payment

- AI-FAC-14 Accrual

- AI-FAC-18 Cash Receipt

- AI-FAC-17 Payment by Internet Banking

- AI-FAC- 22 Deposito Berjangka

- AI-FAC-23 Forex Deal

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0165

30.4. Perencanaan, Pengendalian dan Pelaporan Keuangan

Perencanaan dan pengendalian keuangan atau proses budgeting adalah sangat krusial

bagi kelancaran bisnis perusahaan. Seluruh fungsi dalam organisasi diwajibkan

menyusun rencana keuangan (pengeluaran/pembelanjaan) tahunan sesuai dengan

rencana kerja masing-masing. Rencana pengeluaran ditinjau oleh manajemen puncak

untuk dilihat keseimbangannya terhadap rencana pemasukan. Setelah rencana

keuangan disetujui, Tim FA memonitor dan melaporkan realisasi pemasukan dan

pengeluaran ke pihak manajemen serta memberikan umpan balik ke fungsi terkait

khususnya atas deviasi yang ada agar dapat dilakukan tindakan yang seharusnya

dilakukan.

SOP Terkait

- AI-FAC-06 Budget Planning and Control

- AI-FAC-13 Financial Closing

- AI-FAC-15 Financial Reporting

30.5. Manajemen Aset

PT. Adaro Indonesia memastikan proses manajemen aset (termasuk yang dikatagorikan

barang milik negara) dilakukan dengan terkendali untuk menghindari hilangnya kontrol

atas aset tersebut. Kontrol aset dilakukan semenjak awal inisiasi proses pengadaannya,

pencatatannya, pemeliharaannya, hingga penghapusannya. Kendali pada masa awal

inisiasi adalah dengan memastikan pencatatan yang benar, identifikasi fisik yang benar

dan penempatan yang benar. Kendali pada masa pemeliharaan adalah dengan

melakukan pemantauan fisik aset secara berkala dan tinjauan atas keakurasian data

aset dalam buku perusahaan. Segala bentuk deviasi antara buku catatan aset dengan

kondisi aktual harus dilakukan tindakan koreksi dan analisa penyebab deviasi untuk

tindakan pencegahan masalah deviasi yang berulang.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0166

SOP Terkait

- AI-FAC-07 Mutasi Aset Tetap

- AI-FAC-08 Stock Take Aset Tetap

- AI-FAC-09 Penghapusan Aset Tetap

- AI-FAC-16 Pengendalian Barang Milik Negara.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0167

31. Laboratory Service (LAB)

31.1. Sub-Business Process

Fungsi Laboratory service adalah fungsi yang memegang peranan penting di PT Adaro

Indonesia. Fungsi ini bertujuan untuk memberikan pelayanan pengujian terhadap

sampel-sampel baik batubara ataupun sampel bebatuan/tanah yang dibutuhkan oleh

fungsi lain seperti fungsi Quality Assurance dan fungsi Geotechnical.

Fungsi Laboratorium Service ini memiliki beberapa proses penting (warna kuning) yang

tergambar seperti pada diagram sub proses bisnis di bawah ini.

LAB-01Perencanaan

Pekerjaan Laboratorium

LAB-02Pengambilan /

Penerimaan Barang Uji

LAB-03Pengujian Barang Uji

LAB-04Analisa,

Verifikasi dan Validasi Barang

Uji

Related Function Request

LAB-05Pelaporan Hasil

Uji

LAB-06Penanganan

Keluhan Pelanggan

Related Function

A

A

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0168

31.2. Uraian Umum

Proses dimulai dari pelanggan laboratorium (misalnya tim quality control) yang

mengajukan permohonan pengujian. Tim laboratory yang menerima permohonan akan

meninjau dengan cermat persyaratan pelanggan misalnya tentang metode pengujian,

waktu penyelesaian dan format pelaporan.

Sampel yang diterima oleh tim Laboratory terlebih dahulu diperiksa validitasnya apakah

memenuhi syarat pengujian atau tidak. Sampel yang tidak memenuhi persyaratan akan

dikembalikan ke pelanggan laboratorium karena berpotensi menyebabkan hasil uji yang

tidak valid. Tim Laboratory melakukan persiapan pengujian dan pengujian sesuai

dengan standar pengujian yang berlaku.

Persiapan pengujian mencakup :

a. Persiapan alat dalam hal ini mampu mencapai akurasi sesuai dengan standar

yang berlaku

b. Persiapan personel dalam hal ini personel tersebut harus dipastikan terlebih dahulu

kompetensinya.

c. Persiapan barang uji misalnya sudah memenuhi standar minimum pengujian dan

memenuhi standar kondisi fisik barang uji

d. Persiapan kondisi lingkungan pengujian, misalnya kondisi lingkungan memenuhi

persyaratan standar pengujian

e. Persiapan metode pengujian yaitu menggunakan metode sesuai standar pengujian

baku atau metode yang dikembangkan oleh laboratorium atau metode tidak baku

yang sudah divalidasi.

Baik persiapan pengujian ataupun proses pengujian itu sendiri akan dilakukan sesuai

dengan prosedur yang berlaku seperti JSA, SOP dan WIN untuk memastikan proses

yang aman terhadap risiko K3LH dan hasil pengujian yang akurat. (Q:8.6) (E:8.1) (S: 8.1)

Analisis yang dilakukan oleh analis Laboratory meliputi setiap parameter yang diminta

oleh pelanggan.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0169

Admin Lab menyampaikan draft COA/ROA yang telah di buat berdasarkan hasil uji yang

telah diverifikasi kepada Supervisor Lab, selanjutnya Supervisor Lab melakukan

pemeriksaan draft laporan hasil uji (COA/ROA) tahap pertama terkait hal teknis maupun

format pelaporan. Section/Dept. Head melakukan pemeriksaan final draft COA/ROA

sebagai pemeriksaan tahap final.

Tim Laboratory senantiasa memantau kinerja laboratorium dan termasuk mendengar

suara pelanggan. Dari pemantauan dan suara pelanggan ini tim laboratory senantiasa

berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.

SOP Terkait

- AI-LAB-01 Perencanaan Pekerjaan Laboratorium

- AI-LAB-02 Pengambilan / Penerimaan Barang Uji

- AI-LAB-03 Pengujian Barang Uji

- AI-LAB-04 Analisa, Verifikasi dan Validasi Barang Uji

- AI-LAB-05 Pelaporan Hasil Uji

- AI-LAB-06 Penanganan Keluhan Pelanggan

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0170

32. Geodetic Service

32.1. Sub-Business Process

Pemetaan adalah proses yang sangat berhubungan dengan banyak fungsi dalam bisnis

pertambangan misalnya dari fungsi land management dan fungsi operasional. PT. Adaro

Indonesia memiliki tim yang bertugas untuk menjalankan fungsi ini. Fungsi ini memiliki

beberapa proses penting (warna kuning) yang tergambar seperti pada diagram sub

business process dibawah ini.

GED-01Penanganan Permintaan

Support Survey

GED-02Survey

Lapangan

GED-03Pengolahan Data Survey

GED-04Pengelolaan GIS dan Data Base

Mid/Short Term Planning

Function

Longterm Planning Function

Related Function Request

Geology Function

Geotechnical and

Hydrogeology Function

Land Management

Function

Mine Infrastructure

Function

Road Maintenance

Function

Production Function

Enviromental Operation Function

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0171

32.2. Uraian Umum

Proses pemetaan dimulai dari adanya permintaan pemetaan dari fungsi terkait.

Beberapa fungsi terkait misalnya adalah dari tim land management untuk proses

pembebasan lahan, tim operation untuk pengukuran stock bulk material, tim water

management untuk pengukuran volume lumpur dan lain-lain. Tim survey melakukan

proses perencanaan pemetaan dan pengukuran untuk memastikan bahwa waktu dan

metode pelaksanaan akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan pada akhirnya

memberikan data yang akurat ke pengguna. (Q:8.5.1) (E:8.1)

Pembuatan rencana pengukuran meliputi :

- Meliputi man power

- Penentuan alat ukur

- Kesiapan dan pemeriksaan kelayakan alat ukur (form P2H alat)

- Estimasi durasi pengukuran

Keselamatan Kerja dan Lingkungan merupakan hal yang paling utama dalam proses

kerja di lapangan. Tim bekerja dengan mengikuti semua prosedur yang berlaku seperti

JSA, SOP dan WIN untuk memastikan keselamatan kerja dan lingkungan serta

memastikan hasil pengukuran yang akurat. (S: 8.1)

Pelaksanaan pengukuran survey lapangan meliputi :

- Survey teresterial

- Survey batimetri

- Survey Fotogrametri

Setelah dilakukan pengukuran lapangan, team leader (surveyor) segera melaporkan ke

tim data processing untuk dilakukan proses down data ukuran, Pemeriksaan

kelengkapan dan kelayakan data ukuran dilakukan oleh Surveyor lapangan atau

supervisor lapangan dengan melibatkan surveyor data processing.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3

Rev. No Tanggal Halaman

: : :

06 01 Juli 2020 0172

SOP Terkait

- AI-GED-01 Penanganan Permintaan Support Survey

- AI-GED-02 Survey Lapangan

- AI-GED-03 Pengolahan Data Survey

- AI-GED-04 Pengelolaan GIS dan Data Base