KONVERGENSI ORGANISASI DI MEDIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20368872-MK-Rezaldy...
Transcript of KONVERGENSI ORGANISASI DI MEDIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20368872-MK-Rezaldy...
KONVERGENSI ORGANISASI DI MEDIA
Penulis: Rezaldy Bastharian
Pembimbing: Irwansyah
Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
v
ABSTRAKSI
Konvergensi bisa dikatakan sebagai bergabungnya media telekomunikasi tradisional
dengan internet sekaligus. Dari sini konvergensi menyebabkan perubahan radikal dalam
penanganan, penyediaan, distribusi, dan pemrosesan seluruh bentuk visual, audio, data, dan
sebagainya. Kunci dari konvergensi itu sendiri adalah digitalisasi, karena seluruh bentuk
informasi maupun data diubah dari format analog ke format digital sehingga dikirim kedalam
satuan bit (binary digit). Lalu ketika terjadinya konvergensi dalam sebuah media, maka akan
terjadi pula transformasi dalam organisasi tersebut. Jika dulu dalam sebuah organisasi media
setidaknya memiliki satu pemimpin redaksi dalam setiap platform media, namun dengan
konvergensi organisai hal ini diubah dalam bentuk organisasi yang baru. Dengan
menggunakan contoh perusahaan Kompas Gramedia Group yang mempunyai dua perusahaan
media besar di Indonesia, yaitu harian Kompas dan Tribun, tulisan ini berusaha melihat sejauh
mana dan seperti apa perusahaan-perusahaan media di Indonesia mewujudkan konvergensi
organisasi tersebut. Merujuk pada hasil temuan data melalui literatur review dan wawancara,
hasil pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan media di Indonesia telah
melakukan konvergensi organisasi. Namun tetap ada perbedaan dalam struktur organisasi di
tiap-tiap media di Indonesia, tergantung kebijakan masing-masing pemimpin media.
(Kata Kunci: Konvergensi, Konvergensi Organisasi, transformasi organisasi)
ABSTRACT
Convergency is a process of conventional telecommunication media merge with
internet. Convergency causes radical shifting to handle, supply, distribute, and process all
form of visual, audio, data, et cetera. The cause of convergence is digitalisation whom is
reasoned by forms of data and information transformed from analog form into digital form,
so they are delivered as binary digit. When convergency happens in a media, then
transformation will also happen in the organisation. Media organisation has one chief of
editor at least, but with organisational convergency changes form of organisation, the
organisation change its structure. Using as an example, Kompas Gramedia Group who has
two big media organisation in Indonesia, Kompas and Tribun daily, this journal describe how
media organisation converge their organisation and how impactful the convergency.
Referring to result from findings of data, literature review, and interviews, observations show
that media organisation has converge their organisation. There are still difference on
structure of each media organisation in Indonesia depending from their policies.
(Key word: Convergence, Organisational Convergence, organisational transform)
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI DOSEN..................................................................iv
ABSTRAKSI..............................................................................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................................................vi
LATAR BELAKANG ............................................................................................................................. 1
TINJAUAN TEORITIS .......................................................................................................................... 2
Dimensi Konvergensi .......................................................................................................................... 2
Framework Kerja Media ..................................................................................................................... 2
Perspektif Konvergensi Organisasi ..................................................................................................... 5
METODE PENELITIAN ........................................................................................................................ 5
HASIL PENELITIAN ............................................................................................................................. 6
Konvergensi Organiasi Media Internasional ....................................................................................... 6
Konvergensi Organisasi Media di Indonesia ....................................................................................... 7
Idientitas Media ................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 11
Konvergensi Organisasi di Media Kompas dan Tribun .................................................................... 11
Konvergensi Organisasi di Harian Tribun ......................................................................................... 12
Konvergensi Organisasi di Harian Kompas ...................................................................................... 14
Konvergensi dan Konglomerasi ........................................................................................................ 15
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 17
SARAN ................................................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 19
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
1
LATAR BELAKANG
Hampir dua dekade yang lalu kita melihat orang tua kita duduk di sofa, membaca
koran, sambil ditemani biskuit ataupun teh hangat. Lembar demi lembar ‘kertas’ informasi itu
dibaca demi mengetahui kabar berita yang sedang terjadi di seluruh kota bahkan dunia ini.
Kini budaya itu makin hari makin tereduksi, tidak lagi banyak kita temukan orang-orang
bersantai sambil membaca koran ditemani teh hangat. Mobilitas yang tinggi menuntut
perusahaan media untuk mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, dari sana
mulai muncul devices yang bisa mengakomodir kebutuhan itu, tapi bukan hanya devices
melainkan juga perlu ada transformasi dari sebuah bentuk yang analog seperti koran, buku,
dsb kedalam bentuk digital agar dapat dimanfaatkan dalam devices tersebut, fenomena itulah
yang sekarang terjadi disekitar kita. Berangkat dari hal itu dapat kita tanyakan apa sebetulnya
kovergensi itu dan apakah ada masalah di balik manfaat yang sangat banyak dari konvergensi
tersebut. Lalu bagaimana jika konvergensi tersebut dilihat dalam aspek organisasi.
Konvergensi secara umum memanfaatkan penyatuan dari berbagai layanan yaitu
dibidang teknologi komunikasi serta informasi atau yang sekarang dikenal dengan istilah
ICTS (Information and communication technology and services). Dalam arti paling umum
pula konvergensi mampu menghilangkan penghalang dari berbagai hal, misalnya antara
konsumen dan produsen, antara konsumen dan konsumen, bahkan antar negara. Selain itu
konvergensi juga didefinisikan sebagai penggabungan teknologi informasi mutakhir dan sifat-
sifat teknologi telekomunikasi konvensional yang bersifat massif dengan teknologi komputer
yang bersifat interaktif, secara singkat konvergensi dapat dikatakan sebagai bergabungnya
media telekomunikasi tradisional dengan internet sekaligus. Dari sini juga konvergensi
menyebabkan perubahan radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan
seluruh bentuk visual, audio, data dan sebagainya (Preston, 2001). Kunci dari konvergensi
adalah digitalisasi, karena seluruh bentuk informasi maupun data diubah dari format analog
ke format digital sehingga dikirim kedalam satuan bit (binary digit). Karena informasi yang
dikirim berupa dalam bentuk digital, konvergensi mengarah pada penciptaan produk-produk
yang aplikatif yang mampu melakukan fungsi audiovisual sekaligus komputasi. Maka dengan
begitu banyak alat komputasi yang dapat melakukan beberapa hal misalnya komputer dapat
difungsikan sebagai pesawat televisi, atau telepon genggam yang dapat menerima suara,
tulisan, data maupun gambar tiga dimensi yang kini dikenal dengan teknologi 3G.
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
2
TINJAUAN TEORITIS
Dimensi Konvergensi
Di dalam bukunya, Gordon menulis bahwa ada lima dimensi dalam konvergensi, yaitu
dimensi kepemilikan atau ownership, dimensi taktik atau strategi, dimensi struktur, dimensi
pengumpulan informasi, dan presentasi. Dari dimensi yang pertama, agar sebuah perusahaan
media dapat bertahan di tengah perhelatan konvergensi yang semakin masif ini, pemilik
perusahaan dianjurkan agar tidak hanya memiliki satu jenis atau satu format media. Memang,
secara hukum tindakan kapitalis ini tidak diperbolehkan, namun dari sisi ekonomi cara ini
dapat membantu sebuah perusahaan bertahan ditengah terpaan konvergensi.
Sedangkan dari dimensi yang kedua, dimensi taktik atau strategi, dengan adanya
monopoli kepemilikan jenis media, perusahaan tersebut dapat memberitakan sebuah
pemberitaan dalam semua kanal yang ia punya. Pada dimensi struktur, perusahaan dapat
menerapkan apa yang sekarang dikenal dengan News room, dimana semua kanal informasi
dijadikan satu sehingga memiliki keakurasian berita yang sama, atau dengan kata lain satu
berita akan disiarkan dengan semua kanal informasi yang ada seperti media cetak, radio,
ataupun televisi. Untuk dimensi pengumpulan data, para pekerja media seperti wartawan,
dapat memperkaya informasi yang ia dapat melalui internet, sehingga informasi yang ia
perlukan tidak hanya berasal dari narasumber seperti seorang tokoh atau buku, melainkan
juga dengan internet yang lebih mudah dan lebih murah. Dan untuk dimensi presentasi, kini
semua media dituntut agar dapat mempresentasikan sebuah beritas semenarik mungkin, tidak
hanya menarik, tetapi juga harus ada bentuk digital agar berita tersut dapat dengan mudah
disebarluaskan ataupun disimpan sehingga keberlangsungan berita tersebut dapat bertahan
lama.
Framework Kerja Media
Selain itu juga, sebagai pijakan dasar kita dalam melihat perspektif ini, perlu kita
pahami dalam buku nya Grand yang menuliskan bahwa untuk dapat melihat teori dan
frameworks dari kerja media dapat dibagi dalam dua teori, yaitu The Market theory of news
production, dan Pure Journalistic theory of production. Dari namanya sudah dapat kita
bedakan bagaimana kedua teori ini memiliki pandangan yang sangat berbeda. The market
theory of news production menjelaskan bahwa bagaimana sebuah kejadia itu diberitakan oleh
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
3
media karena memiliki nilai yang dapat dijual. Tidak hanya itu, dalam hal produksinya pun,
media harus dapat seminim mungkin menekan cost production nya. lain hal nya dengan Pure
journalistic theory of production yang jelas-jelas menekankan bahwa dalam sebuah proses
pemberitaan di media, media tersebut harus sesuai dengan koridor-koridor jurnalistik. Tidak
hanya itu, media juga harus mampu memperhatikan untuk siapa dan bagaimana target audiens
yang menjadi sasarannya. Dalam tahap produksi beritapun media harus melalui tiga tahap,
yaitu, discovery, the selection of events for coverage, dan reporting of the story (McManus,
1994).
Jika berkaca pada tren perkembangan media jaman sekarang yang telah
terkonvergensi, media justru lebih memilih pada teori pertama yaitu The Market theory of
news production sehingga media sebagai salah satu institusi sekaligus industri dalam
masyarakat memiliki budayanya sendiri yang membedakannya dengan institusi maupun
industri lainnya. Isu budaya atau kultural dalam teori media yang pertama kali muncul adalah
tentang karakter dari kebudayaan massal baru yang dibawa oleh komunikasi massa. Ada
banyak tema-tema dari teori kultural media antara lain efek-efek teknologi komunikasi,
globalisasi, komodifikasi budaya, identitas kultural, gender dan subkultur, ideologi dan
hegemoni, dan lain sebagainya.
Berkaitan dengan komodifikasi budaya, Media massa sebagai industri juga memiliki
aspek politik-ekonomi dalam produksi budayanya. Perlu diingat bahwa sebagai sebuah
industri tersendiri, media pun juga didorong oleh prinsip-prinsip logika ekonomi. Ada sesuatu
yang dijual dan dipertukarkan oleh media dalam pasar yang besar. Dalam media massa,
informasi menjadi komoditi yang memiliki nilai tukar. Informasi yang mengalami
komodifikasi (contoh: acara televisi, berita, film, database, dsb) akhirnya dapat
diperjualbelikan dan memiliki nilai pasar ketimbang nilai intrinsik yang sederhana (Littlejohn,
Foss, 2009: 647). Maka jika dikaitkan dengan dimensi yang telah dijelaskan diawal tadi, hal
yang seperti ini erat kaitannya dengan dimensi presentasi dimana media jadi cenderung
memberitakan hal-hal yang yang hanya memiliki nilai jual di masyarakat, bukan lagi
pemberitaan yang mencerdaskan masyarakat.
Dengan logika industri, media massa menjual dan mempertukarkan informasi maupun
hiburan kepada khalayak. Prinsip utama dari industri itu sendiri adalah produksi massal untuk
target khalayak yang besar. Demi memproduksi sesuatu dalam jumlah yang besar kepada
target yang besar pula, adalah suatu konsekuensi logis apabila produk media massa akhirnya
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
4
mengalami standardisasi. Karena sebuah pabrik tidak akan bisa memproduksi barang
yang berbeda-beda dalam skala besar dan waktu yang sama. Proses komunikasi massa
melalui media akhirnya menghasilkan konten yang terstandardisasi (McQuail, 1983: 56). Hal
ini adalah salah satu karakteristik utama dari apa yang disebut sebagai “mass culture” yang
dihasilkan oleh media massa.
Kebangkitan dari mass culture ini pun menuai banyak kritik dari berbagai pihak.
Kritik sosial terhadap mass culture ini mulai muncul pada pertengahan abad ke-20, dimulai di
Inggris seiring dengan berkembangnya teori kritis radikal yang tercermin dalam karya
Richard Hoggart, Raymond Williams, dan Stuart Hall (McQuail, 1983: 115). Kritik mereka
terhadap mass culture yang utama adalah untuk menyerang akar komersial dari penurunan
nilai kultural dan untuk menyuarakan konsumen mass culture kelas pekerja yang menjadi
korban. Menjadi korban dari apa? Yaitu menjadi korban dari mass culture yang (dianggap)
berselera dan berkualitas rendah. Inggris yang memang terkenal dengan kebudayaan yang
tinggi dalam hal ini secara khusus mengkritik budaya media massa dari Amerika yang
dianggap terlalu komersial dan tidak menjunjung lagi nilai-nilai budaya, yang ada adalah
membodohi masyarakat. Namun, kritik terhadap mass culture maupun pembahasan tentang
komunikasi massa dan budaya media secara keseluruhan dalam kerangka internasional lebih
berpengaruh dan dikenal secara luas dari lahirnya teori kritis dari Mazhab Frankfurt. Tokoh
sentral dalam Mazhab Frankfurt tidak lain dan tidak bukan adalah Max Horkheimer dan
Theodor Adorno, namun ada pula orang-orang seperti Herbert Marcuse, Walter Benjamin,
dan lain sebagainya. Mazhab Frankfurt menggagas akan adanya proses komodifikasi dalam
mass culture, mengacu pada konsep komodifikasi dari teori Marx. Dalam Grundrisse, Marx
menyatakan bahwa komodifikasi merupakan proses di mana sebuah objek menjadi sebua
komoditi yang diperjualbelikan dengan memperoleh suatu nilai tukar, bukan sekedar nilai
intrinsik dari objek tersebut. Bila diterapkan dalam media massa, produk-produk kultural
(dalam bentuk gambar, ide, ataupun simbol) diproduksi dan dijual dalam pasar media sebagai
komoditas. “Imbalan” dari penjualan produk kultural ini adalah kepuasan dan kesenangan
konsumen, hiburan dan ilusi angan-angan tentang realitas, yang seringkali menghasilkan
adanya pengaburan akan struktur masyarakat yang sebenarnya – yang disebut sebagai
kesadaran palsu.
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
5
Perspektif Konvergensi Organisasi
Kembali ke lima jenis dimensi diatas, Dari lima dimensi tersebut, dimensi yang paling
riskan dalam hal konvergensi dengan perspektif organisasi atau politik adalah dimensi
ownership atau kepemilikan atas sebuah media. Dimensi ini dianggap adalah dimensi yang
paling mendasar dalam sebuah berdiri nya media. Jika sebuah perusahaan sudah memiliki
semua kanal informasi, maka akan terjadinya monopoli atas informasi tersebut. Lalu apa yang
menjadi bahaya pada dimensi ini adalah jika informasi tersebut telah disusupi dengan nilai-
nilai dan kepentingan sipemilik media. Bisa saja pemilik media tersebut bekerja demi
menguntungkan salah satu pihak. Tidak hanya itu, jika telah terjadi nya monopoli media atas
perusahaan-perusahaan besar, maka besar kemungkinan akan terjadinya konglomerasi media,
jika hal ini telah terjadi, maka informasi yang disampaikan kepada masyarakat tidak lagi
bertujuan untuk mencerdaskan orang banyak, melainkan demi kepentingan profit semata atau
dengan kata lain adanya komodifikasi.
METODE PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah studi literatur dan wawancara
kepada narasumber terkait. Dalam pengerjaannya, penelitian ini menggunakan buku-buku dan
laporan ataupun artikel mengenai konvergensi organisasi di media sekaligus dari hasil
wawancara narasumber. Penulis juga melakukan perbandingan antara kasus-kasus
konvergensi organisasi media di dunia internasional dengan kasus-kasus konvergensi
organisasi media yang ada di Indonesia. Data-data dan teori-teori yang didapat membantu
mendukung hasil analisis dari penelitian ini.
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
6
HASIL PENELITIAN
Konvergensi Organiasi Media Internasional
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan melalui internet, terdapat banyak contoh
kasus mengenai konvergensi yang berakibat terhadap ‘adaptasi’ organisasi adalah misalnya
saja di Amerika sekarang terdapat 5 perusahaan media yang mendominasi atau yang
menguasai pasar Amerika. Kelima perusahaan itu ialah Bertelsmann Inc., News Corp., Time-
Warner, Walt Disney, dan Viacom. Misalnya kita lihat dari sejarah Bertelsmann Inc.
Perusahaan ini pada awalnya merupakan korporasi yang bekerja di bidang percetakan.
Bentuk-bentuk cetakan yang ia terbitkan misalnya buku-buku misionaris yang berbau
keagamaan. Kemudian seiring berjalannya waktu dan addanya pergantian tampuk kekuasaan,
perusahaan ini mengembangkan sayap menjadi perusahan yang mencetak buku-buku yang
lebih umum, musalnya nya penerbitan novel-novel yang berbau nasionalisme-sosialisme.
Pada tahun 1980-an perusahaan ini berhasil mengembangkan sayapnya hingga ke level
internasional. Tidak hanya bergerak dibidang penerbitan buku saja, perusahaan itu juga
membeli Arista, sebuah label musik dan lebel musik tersebut terus berkembang hingga saat
ini yang kita kenal dengan nama Sony-BMG.
Kurang lebih sama hal nya dengan Bertelsmann Inc. News Corp. Juga merupakan
salah satu konglomerasi media terbesar di dunia. Total pendapatan perusahaan ini
diperkirakan sekitar US$23,856 billion dimana 70% pendapatan berasal dari jaringan televisi
yang dimilikinya. Perusahaan ini didirikan oleh seseorang yang kita kenal karena kasus
pemindahan kewarganegaraan yang ia miliki yaitu Rupert Murdoch, pada tahun 1980 yang
berbasis di Adelaide, Australia. Perusahaan ini mulai terdaftar sebagai perusahaan Amerika
Serikat sejak tahun 2004. Hingga sekarang begitu banyak perusahaan yang telah di akuisisi
nya antara lain jaringan televisi Fox, studio film 20th Century Fox, penerbitan buku
HerperCollins, Times Newspaper, dan masih banyak lagi.
Selain itu adapula Viacom. Awal mula perusahaan ini terbentuk, perusahaan ini
bernama CBS Corporation. Kemudian di tahun 2005 perusahaan ini memisahkan diri dengan
total aset yang dimiliki mencapai US$9,609 billion. Dan sekarang Viacom mampu
mengakuisisi banyak media-media besar dunia seperti Paramount Pictures, DreamWorks,
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
7
Nickelodeon Movies, selain itu ada pula jaringan televisi yang mereka miliki adalah Comedy
Central, Logo, BET, Spike, MTV, dan masih banyak lagi.
Tidak mau ketinggalan, selanjut nya ada Walt Disney. Walt Disney merupakan
perusahaan animasi, film, dan media terbesar di dunia dengan total pendapatan pertahun
diperkirakanmencapai US$30 billion. Sampai saat ini perusahaan yang melahirkan Mickey
dan Minie Mouse ini memiliki 5 resort wisat, 11 taman Disney, 39 hotel, 8 studio film, 6 label
musik, 11 jaringan televisi kabel dan 1 jaringan televisi terestrial. Beberapa contoh
perusahaan itu misalnya, di perusahaan film, label musik, dan hiburan Disney memiliki Walt
Disney Motion Pictures Group Inc., Miramax, Pixar, Disney Music Group. Sedangkan dalam
tv jaringan Disney menguasi jaringan televisi ABC atau American Broadcasting Company
yang menguasai 30 stasiun TV lokal, 2 stasiun radio, selain itu ada pula Disney Channel,
ESPN, dan SOAPnet.
Dan yang terakhir tidak kalah besar adalah Time Warner Inc. Yang sekarang menjabat
sebagai konglomerasi media terbesar di dunia yang berkantor pusat di New York. Bidang
industri perusahaan raksasa ini meliputi film, televisi, penerbitan, internet, dan
telekomunikasi. Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam konglomerasi ini antara lain
AOL (American On-Line), home box office, New Line Cinema, Time Inc., Time Warner,
Turner Broadcasting System, The CW, dan yang paling terkenal adalah Warner Bross.
Konvergensi Organisasi Media di Indonesia
Setalah memahami dan mengerti bagaimana konvergensi media dalam perspektif
organisasi dan politik, serta pendalaman melalui contoh-contoh di negara luar, maka
konvergensi media dalam perspektif organisasi dan politik ini akan kita kaji dalam konteks ke
Indonesiaa. Di Indonesia sendiri banyak sekali media-media yang sudah terkonvergen, media
yang awal nya hanya memproduksi dalam bentuk koran kini mulai merambah online, radio,
ataupun TV. Karena banyak nya contoh di Indonesia yang dapat dikaji konvergensi media
dalam perspektif organisasi dan politik nya tersebut, maka dianggap perlu nya pengerucutan
akar analisi makalah ini lebih dalam. Oleh karena itu media yang akan kami bandingkan
dalam hal perspektif organisasi dan politik nya adalah dua media yang cukup besar di
Indonesia, yang bisa dikatakan sebagai ayah dan anak namun memiliki kultur yang beda
dalam pelaksanaan kerja nya, media tersebut adalah Kompas dan Tribun.
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
8
Data yang kami dapat mengenai iklim organisasi dan politik dalam kedua media
tersebut merupakan data primer melalui wawancara mendalam kepada salah seorang petinggi
di Tribun News. Informasi yang beliau berikan cukup objektif karena memang ia sempat
bekerja di kedua media tersebut. Sehingga informasi atau data-data yang diberikan tidak berat
sebelah.
Idientitas Media
Dimulai dari Kompas, seperti yang kita tahu, harian Kompas berdiri sejak tahun 1965,
atau hampir 47 tahun memberikan informasi atau berita bagi negeri ini. Kompas didirikan
oleh P.K Ojong dan Jakoeb Oetama. Seiring berkembang nya waktu harian Kompas ini
menjadi surat kabar harian nasional dengan segmentasi masyarakat kelas mengah ke atas.
Karena semakin pesat nya kebutuhan informasi masyarakat dan semakin maju nya teknologi,
Kompas mengembangkan sayap nya dengan melalui ranah online. Kompas online yang kita
kenal dengan nama website nya Kompas.com ini berdiri pada tahun 1997. Pada awalnya
Kompas Online hanya berperan sebagai edisi internet dari harian Kompas. Pada tahun 1998
Kompas Online merubah namanya menjadi Kompas.com dengan berfokus pada
pengembangan isi, desain, dan strategi pemasaran yang baru. Sepuluh tahun kemudian, pada
tahun 2008, terjadi perubahan yang cukup signifikan pada Kompas.com, yaitu portal online
ini membawa logo, tata letak, hingga konsep baru di dalam nya yang dianggap lebih segar,
lebih elegan, dan tentunya tetap mengedepankan user-friendly dan advertiser-friendly.
Kompas.com semakin bersinergi dan menjadikannya sebagai sumber informasi yang
lengkap, tidak hanya menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun juga gambar, video, live
streaming. Perubahan yang dilakukan ini juga berimbas pada bertambahnya jumlah
pengunjung yang di klaim mencapai angka 20 juta pembaca aktif perbulan dan total 40 juta
page view/impression perbulan pada tahun 2008. Sedangkan saat ini jumlah pembaca telah
mencapai angka 120 juta page view perbulan.
Inovasi-inovasi yang dilakukan oleh Kompas.com tidak berhenti sampai disitu. Ribuan
informasi yang masuk tiap hari nya di portal Kompas.com mulai di sort-ir berdasarkan
kebutuhan pembaca yang ditampilkan berdasarkan channel-channel tertentu. Tiap channel
pun didesain sesuai dengan tema berita dan membuat setiap pengelompokan berita memiliki
karakter. Beberapa channel tersebut misalnya, Kompas Female, Kompas Bola, Kompas
Health, Kompas Tekno, Kompas Entertainment, Kompas Otomotif, Kompas Properti, Kompas
Images, dan Kompas Karier. Sebagai portal berita yang mengikuti perkembangan teknologi
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
9
terkini, Kompas.com dapat diakses melalui handphone atau dapat diunduh sebagai aplikasi
gratis di Smartphone atau Tablet PC.
Selain di ranah online, Kompas juga menyentuh ranah penyiaran melalui media
televisi yang ia punya, yaitu Kompas TV. Kompas TV merupakan stasiun televisi yang
berusaha menampilkan kekayaan alam Indonesia. televisi yang memiliki tagline ‘inspirasi
Indonesia’ ini berusaha menampilkan acara-acara yang inspiratif dan mencerdaskan bangsa
dengan program-program yang edukatif. Seperti yang kita ketahui, sebelum hadir nya
Kompas TV, Kompas sendiri telah memiliki stasiun televisi yang dulu kita kenal dengan TV7,
namun pada tahun 2006 saham TV7 dibeli oleh Trans Corp di bawah kepemimpinan Chairul
Tanjung dan berganti nama menjadi Trans7. Maka sejak saat itu Kompas tidak lagi memiliki
perusahaan televisi. Barulah pada tahun 2011 Kompas meluncurkan kembali stasiun televisi
nya yang kita kenal dengan Kompas TV.
Kompas TV menjadi salah satu televisi berbayar pertama di Indonesai yang memiliki
kualitas High Definition (HD). Kualitas HD ini menyajikan gambar dengan resolusi tinggi
sehingga pemirsa dapat menikmati detail gambar dengan kontur jelas dan warna yang lebih
tajam. Kompas TV sebagai pionir televisi berkualitas HD juga telah mengarah pada sistem
televisi digital sesuai standar yang lazim digunakan secara internasional.
Selain diranah online, cetak, dan televisi, perusahaan Kompas Gramedia Group (KG)
ini juga memiliki platform radio. Radio yang mereka miliki yaitu radio Sonora, dan Motion
Radio. Radio Sonora dan Motion Radio ini merupakan stasiun radio yang memiliki komitmen
untuk mewujudkan visi sebagai radio informasi dan hiburan yang paling diminati oleh
pendengan dan pemasang iklan serta untuk mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi di
masyarakat. radio Sonora sendiri memiliki cabang di beberapa kota seperti Surabaya,
Yogyakarta, Palembang, Pangkal Pinang, Pontianak, Semarang, Solo, Bandung, Purwokerto,
Cirebon, Banjarmasin, Malang, dan NAD.
Media yang selanjutnya akan kita bahas adalah Tribun. Tribun merupakan surat kabar
atau pers daerah yang terbut setiap hari di bawah naungan Kompas Gramedia Group. Harian
Tribun News ini sendiri merupakan pemain baru di Indonesia dan mulai diperkenalkan pada
tahun 2008. Sebelum memiliki brand Tribun, seperti yang kita kenal sekarang, pers daerah
diperkenalkan dengan nama yang berbeda-beda dengan brand yang berbeda pula seperti
Serambi Aceh di Aceh, Pos Kupang di Nusa Tenggara Timur, Bernas di Jogjakarta, Bangka
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
10
Pos di Pangkal Pinang, Banjarmasin Post di Kalimantan Selatan, Sriwijaya Post di
Palembang, dan Surya di Surabaya. Dengan konsep baru, pers daerah buatan Kompas Group
ini mulai memproduksi koran dengan brand Tribun. Nama Tribun ini mulai diaplikasikan di
Kalimantan Timur dengan nama Tribun Kaltim pada tahun 2008. Nama tersebut makin
meluas seiring berjalan nya waktu seperti Tribun Jabar di Jawa Barat, Tribun Timur di
Sulawesi Selatan, Tribun Jogja di Jogjakarta, dan yang paling baru pada tahun 2012 adalah
Tribun Medan di Sumatra Utara dan Tribun Sumsel di Sumatra Selatan. Harian Tribun ini
memiliki segmentasi pasar masyarakat kelas menengah kebawah yang banyak tersebar di
seluruh daerah di Indonesia.
Lahir nya harian Tribun di tengah kebutuhan akan informasi dan kemajuan yang pesat
dalam bidang teknologi mau tidak mau ikut mengadopsi pentingnya konvergensi dalam media
Tribun itu sendiri. Salah satu bentuk konvergensi yang dimiliki oleh Tribun adalah
Tribunnews.com. Situs berita Tribunnews.com dikelola oleh PT. Indopersda Primamedia,
divisi koran daerah dari Kompas Gramedia. Selain itu Tribunnews.com juga mengelola forum
diskusi, dan komunitas online melalui Facebook, Twitter, dan Google+. Selain didukung oleh
reporter yang bertugas di Jakarta, Tribunnews.com didukung oleh jaringan 17 koran daerah
atau Tribun Network, selain itu juga didukung oleh hampir 500 wartawan di 18 kota penting
di Indonesia. Selain itu, yang menarik dari Tribunnews.com adalah, website ini memiliki
domain-domain lagi dari Tribunnews di tiap daerah nya. misal nya Tribunjakarta.com,
tribunjabar.co.id, tribunjogja.com dan masih banyak lagi, sehingga jika di hitung secara
kuantitas, portal website Tribunnews.com ini memiliki sekitar 26 anak website berita.
Sama hal nya dengan kompas, selain di ranah online. Tribun juga merambah dunia
broadcasting melalui beberapa radio yang tersebar di seluruh Indonesia. Misalnya saja di
Kalimantan selatan, Banjarmasin Post FM, di Aceh, Serambi FM, dan beberapa kota besar
lainnya yang juga tergabung di Sonora FM.
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
11
PEMBAHASAN
Konvergensi Organisasi di Media Kompas dan Tribun
Dari kedua media besar di Indonesia tersebut, sangat jelas terlihat bahwa adanya
konvergensi yang terjadi demi memenuhi kebutuhan pasar. Konvergensi yang terjadi disini
menghasilkan banyak platform yang berguna sebagai jalan lain untuk penyebaran informasi.
Melalui wawancara mendalam kami dengan Bapak Herman Darmo selaku Regional
Newspaper Group Director, Kompas Gramedia Group, beliau mengatakan bahwa asumsi
dasar dari konvergensi adalah menekan harga pokok produksi. Dahulu, ranah informasi bagi
masyarakat adalah media cetak atau koran. Untuk dapat menghasilkan koran itu sendiri
diperlukan biaya produksi yang tidak murah, mulai dari kertas, tinta, pegawai, distribusi, dan
sebagai nya. sedangkan disatu sisi banyak tumbuh media-media yang menjadi pesaing dalam
memperoleh perhatian pengiklan. Pengiklan yang notabene nya sebagai pemasukan utama
bagi media mulai terpecahkan perhatiannya dan mulai tertarik dengan media-media pesaing.
Oleh karena itu, tanpa mengurangi kualitas berita yang dibuat, maka penekanan terhadap
biaya produksi dilakukan terhadap kanal dari pemberitaan media tersebut.
Tidak hanya itu, Bapak Herman Darmo juga mengatakan bahwa konvergensi dalam
media itu sendiri bukan berarti sinergitas atau persilangan dari berbagai macam platforrm
media melainkan bertemunya antara media dan teknologi. Namun yang menarik dari
konvergensi ini adalah, ketika terjadi konvergensi dalam sebuah media, maka akan terjadi
transformasi pula dalam organisasi media tersebut, hal ini akan dijelaskan kemudian.
Dalam menjalankan konvergensi, Tribunnews menerapkan strategi 3M. 3M disini
adalah Multi media, Multi channel, dan Multi Platform. Multi media adalah cara bagaimana
kita mempresentasikan sebuah konten atau berita yang kita dapat. Misal nya melalui koran,
majalah ataupun radio. Sedangkan multi channel adalah bagaimana proses pendistribusian
dari berita yang kita miliki tersebut, misal nya melalui ranah online, tv ataupun broadcast.
Sedangkan multi platform adalah bagaimana informasi yang kita sebarkan tersebut mampu
mendukung atau mampu digunakan di banyak platform, misalnya mobile, Tablet PC, dan
sebagainya.
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
12
Dari wawancara dengan Bapak Herman Darmo juga dijelaskan bahwa dalam
Tribunnews, konvergensi digunakan sebagai sebuah alat yang diharapkan mampu menutupi
kelemahan dari masing-masing media atau bahkan saling memperkuat. Misalnya dalam
urusan media cetak, mungkin tidak semua orang sempat untuk membeli media cetak setiap
harinya ataupun mungkin pada hari tersebut seorang tersebut sedang tidak memegang uang,
atau mungkin ketika seorang tersebut sedang ingin membeli koran, loper koran nya sedang
tidak ada di tempat dan kemungkinan-kemungkinan lain yang mungkin terjadi. Maka
disinilah letak atau fungsi media online untuk melengkapi dan memperkuat harian Tribun
tersebut. Orang yang tadi nya tidak bisa membaca koran karena berbagi macam kemungkinan
yang terjadi dapat diatasi dengan membaca secara online. Bukan hanya itu, fungsi radio juga
saling mengisi kebutuhan informasi dari setiap individu. Misalnya yang paling terasa manfaat
nya adalah laporan yang realtime dari sebuah kondisi atau keadaan jalan. Misalnya kita
sedang berada di jalan protokol ataupun di jalan tol, maka ada informasi yang menyatakan
bahwa jalan yang akan kita lalui tersebut mengalami kemacetan, maka dengan sigap hal
tersebut dapat kita hindari dengan cara memilih jalan alternatif.
Konvergensi Organisasi di Harian Tribun
Masuk ke dalam ranah organisasi di Tribunnews, pada jaman dulu dalam sebuah
organisasi media, setidak nya ada satu pemred di setiap satu jenis media yang ia punya.
Misalnya media X memiliki media cetak, online, radio, dan televisi, maka ia seharus nya
memiliki 4 pemimpin redaksi. Namun hal ini lah yang sekarang dirubah dalam bentuk
organisasi di Tribunnews. Kini struktur organisasi yang ada mulai dipersempit dan semakin
‘langsing’. Berdasarkan pengakuan Bapak Herman Darmo, sekarang setidaknya dalam 4 jenis
media hanya memiliki satu pemimpin redaksi atau pemred. Dulu ketika setiap jenis media
memiliki pemred masing-masing maka setiap pemred sudah pasti memiliki redpel atau
redaktur pelaksana, news editor, manager redaksi, manager produksi, editor beritas dan
reporter masing-masing. Jadi dapat dibayangkan betapa ‘gendut’ organisasi hanya untuk satu
jenis media, dan itu dikalikan jumlah jenis media yang mereka miliki. Dengan adanya
konvergensi tersebut ada beberapa bagian-bagian yang dianggap tidak perlu dihilangkan.
Misalnya redaktur pelaksanan sudah ditiadakan, begitu pula manager redaksi dianggap kurang
tepat sehingga perlu direduksi dan pemimpin redaksi digabung menjadi satu pemred.
Dengan adanya penyatuan atau pengurangan bagian-bagian yang sebelum nya telah
ada sejak lama maka sangat berpotensi mempengaruhi iklim politik dalam organisasi tersebut.
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
13
Lalu bagaimana dengan iklim politik di Tribunnews? Berdasarkan keterangan yang kami
dapat, Tribunnews adalah media dan pemain baru dalam kancah permediaan. Tribunnews
sendiri baru hidup selama 13 tahun. Sejak awal kehidupannya, Tribunnews telah mengenal
yang namanya konvergensi, maka setidaknya tidak ada atau sedikit Culture shock yang
dirasakan jika terjadinya konvergensi dalam organisasi mereka. Itu artinya dengan kata lain
hampir tidak ada masalah dalam iklim politik di Tribunnews itu sendiri, baik dari tribun cetak,
tribun online, dan radio.
Iklim politik yang memang telah sejak awal di bangun oleh harian Tribun memberikan
efek yang positif dalam berkembangnya media atau pers daerah ini, hal itu dibuktikan dengan
tercapainya paringkat ke 4 oleh Alexa yaitu lembaga yang menilai kinerja sebuah media
berdasarkan kinerja di bidang online nya. Tidak hanya itu, efek positif ini juga dirasakan
dengan semakin berkembang nya Brand Tribun dengan berdiri nya dua koran Tribun di dua
provinsi besar di Indonesia, yaitu Sumatra Utara dan Sumatra Selatan.
Kesadaran akan penting nya konvergensi di bidang organisasi tampak nya telah
disadari dan di antisipasi oleh para pendiri harian ini. hal ini terlihat dari model yang mereka
terapkan dalam struktur organisasi dan strategi media yang mereka gunakan. Ketika kami
tanyakan siapakah yang menjadi Role model atau Bussines Model yang mereka gunakan
dalam organisasi mereka, maka Bpk Herman Darmo menjelaskan bahwa sebenar nya tidak
ada role model ataupun Bussines model khusus yang kami tiru dalam struktur organisasi dan
strategi media yang kami gunakan. Beliau menjawab bahwasan nya yang kami lakukan
sekarang adalah hasi hibridisasi beberapa model organisasi media-media yang kami anggap
cocok diterapkan di Indonesia, maka dengan kata lain, dari hasil riset pribadi itulah maka
ditemukan sebuah struktur dan strategi yang tepat untuk diterapkan di Indonesia yang mereka
sebuat sebagai 3M (telah dijelaskan sebelum nya). lalu apakah model organisasi yang mereka
gunakan ini dipengaruhi oleh latar belakang pekerja dalam harian Tribun itu sendiri? Lalu
beliau menjawab, jika dikatakan bahwa bentuk organisasi dan strategi yang kami terapkan
karena latar belakang pegawai, itu tidak juga. Strategi yang diterapkan ini lebih karena
‘pergaulan’ dari Tribun itu sendiri yang ikut dalam salah satu organisasi Media internasional.
Dalam organisasi tersebut biasanya akan ada presentasi Annual Report dari media-media di
seluruh dunia yang tergabung dalam organisasi tersebut. Dari ‘pergaulan’ inilah bagaimana
akhirnya kami melakukan riset terhadap kinerja masing-masing media dan strategi mana yang
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
14
tepat di gunakan di Indonesia, tutur pria yang juga merupakan dosen S1 Komunikasi
Universitas Indonesia tersebut.
Konvergensi Organisasi di Harian Kompas
Kompas merupakan media yang sudah cukup berpengalaman di negeri ini, mulai dari
masa pemerintahan Presiden Soekarno sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kompas juga telah melewati tiga masa dalam negeri ini, mulai dari Orde lama, Orde Baru,
hingga Reformasi. Informasi yang kami dapatkan dari pria yang juga bagian dari executif
board Kompas tersebut menyatakan bahwa jika dulu pada zaman orde baru, media bergerak
dengan sangat tidak bebas. Banyak orang-orang ‘titipan’ yang terpaksa harus dimasukan
dalam jajaran pimpinan Kompas. Mulai dari orang kementrian hingga keluarga cendana. Hal
ini sengaja mereka lakukan dengan dalih menjaga stabilitas ekonomi dan politik di Indonesia.
Setelah reformasi terjadi di Indonesia, maka keran aspirasi masyarakat dibuka seluas-
luas nya. Pertumbuhan media menjadi membabi buta dan mulai adanya perombakan struktur
dalam tubuh Kompas itu sendiri. Selain karena terbukanya keran demokrasi tersebut, tuntutan
konvergensi juga menjadi pendorong perombakan struktur di tubuh Kompas. Namun, dari
informasi yang kami dapatkan, ternyata adanya culture shock yang dialami oleh lembaga
media senior ini. masih ada sifat-sifat feodalisme yang dibawa hingga saat ini. sifat-sifat
feodal ini akhirnya berpengaruh pada tumbuh kembang konvergensi organisasi media ini. jika
dalam Tribun strutur organisasi telah diperkecil dan ada kolaborasi kinerja tiap platform,
maka beda hal nya dengan Kompas. Kompas memiliki Pemred di masing-masing jenis media
yang ia miliki sehingga walaupun dikatakan konten yang disebarkan terkonvergen, namun
dari sisi organisasi, lembaga media senior ini belum terkonvergen. Adanya rasa eksklusifitas
yang dibawa oleh Kompas cetak terhadap platform yang lain membuat iklim politik di
lembaga ini kurang serasi. Newsroom yang diterapkan juga belum mengadopsi newsroom
yang terkonvergen seperti newsroom1.0, newsroom2.0, dan newsroom3.0.
Jika kita bandingkan kedua jenis organisasi dan iklim politik di kedua media tersebut
dapat disimpulkan bahwa organisasi dan politik di Tribunnews lebih modern dan lebih maju.
Namun, jika dikaitkan dengan laba perusahaan, maka kedua perusahaan ini tidak dapat
dibandingkan dan tidak dapat dipungkiri bahwa Kompas jauh mengungguli Tribunnews. Hal
ini dikarenakan kepercayaan masyarakat yang besar terhadap lembaga media yang telah
senior ini dan banyak nya ranah bisnis yang telah didirikan oleh Kompas oleh karena itu yang
terpenting dalam konvergensi dalam sebuah organisasi dan iklim politik yang mereka alami
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
15
adalah bagaimana perusahaan tersebut mampu membangun kredibilitas dan kepercayaan
kepada masyarakat sehingga mampu menarik banyak pengiklan.
Konvergensi dan Konglomerasi
Dengan begitu, kembali lagi pada asumsi dasar kita bahwa konvergensi yang
dilakukan dalam sebuah media mampu menimbulkan konglomerasi media. Jika yang terjadi
di Tribunnews murni adalah konvergensi di bidang organisasi dan strategi bisnis mereka, lain
hal nya dengan Kompas Group. Selain banyak mendirikan kanal informasi, Kompas juga
banyak melakukan pengembangan sayap bisnis yang terkesan mengkonglomerasikan media.
Banyak media yang mereka dirikan sehingga membuat semakin banyak nya pesaing dalam
ranah penyebaran informasi. Hal ini berimbas pada semakin menyusut nya media-media
komunitas yang membutuhkan pengiklan malah ter-distract dengan muncul nya Kompas di
ranah tersebut, otomatis pengiklan lebih memilih untuk berinvestasi di Kompas yang memang
telah memiliki kepercayaan yang besar di Masyarakat. maka jika hal ini di biarkan terus
menerus maka semakin berkurang nya keberagaman informasi, dan keberagaman sudut
pandang dan opini dalam media di Indonesia.
Oleh karena itu, dengan konvergensi yang juga berdampak pada banyak terjadinya
konglomerasi media di seluruh penjuru dunia maka akan mengingatkan kita pada wacana
globalisasi. Globalisasi menjadi sebuah gejala kontemporer yang mampu merevolusi dunia
dengan sangat cepat. Gejala globalisasi ini pula sangat dekat dengan kegiatan yang berbau
kapitalis. Gejala ini akhirnya membuat banyak kaum pemilik modal bersorak, sementara
negera-negara dunia ketiga beserta komunitas-komunitas sipil melakukan gerakan protes
untuk mengubah itu. karena hal itulah yang ditakutkan akan mengubah cara bagaimana dunia
dilihat. Dan yang juga sangat penting untuk diketahui addalah korporasi yang seperti ini juga
telah mengubah wajah dunia, baik dalam hal hubungan-hubungan produksi, pola interaksi
sosial, politik, hubungan antara negara kaya dan negara miskin hingga kebudayaan dan
praktika hidup sehari-hari di masyarakat.
Kini konglomerasi perusahaan-perusahaan yang seperti itu telah menjadi fenomena
global yang sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan dan akselerasi ekonomi dan jaringan
kultural yang beroprasi diseluruh dunia, menembus batas ruang dan waktu. Konglomerasi ini
berakar dari konvergensi dan pembangunan pasar multinasional (transnasional), yang
akhirnya berimbas pada tumbuhnya entitas baru ekonomi dan politik. Perkembangan
teknologi dan media semakin terintegrasi sistem produksi dan konsumsinya diseluruh dunia.
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
16
Dengan begitu, yang ditakutkan dalam hal ini ialah dalam proses nya, korporasi sebagai
kekuatan baru transnasional memiliki peran dalam mengontrol apa yang boleh dipertukarkan
dan apa yang tidak, jenis komoditi seperti apa yang boleh dipertukarkan dan bagaimana
komoditi itu dipertukarkan. Musik, film, informasi merupakan bidang-bidang yang secara
khusus dikelola oleh kelima perusahaan diatas.
Dikarenakan terpusatnya kekuatan pada korporasi-korporasi ini, maka bukan tidak
mungkin masyarakat akan menjadi sangat mudah untuk dikonstruksikan pikiran dan dibentuk
oleh ideologi perusahaan-perusahaan raksasa ini. Efek lebih jauhnya lagi, karena jaringan
perusahaan-perusahaan ini yang kuat, maka ditakutkan bisa mengkontrol atau mendikte
kebijakan-kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah khusus nya kebijakanyang tekait
dengan permasalahan media, dengan begitu maka bukan hal yang sulit bagi salah satu
perusahaan media tersebut untuk melakukan blokade ekonomi misalnya saja dengan dalih
pelanggaran hak cipta bagi negara yang membajak produk media tersebut.
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
17
KESIMPULAN
Konvergensi organisasi yang terjadi di media berawal dari konvegensi yang terjadi di
platform media itu sendiri. Konvergensi platform itu terjadi karena untuk menekan biaya
pokok produksi. Itu artinya ketika terjadinya konvergensi dalam sebuah media, maka akan
terjadi pula transformasi dalam organisasi media tersebut. Misalnya pada jaman dulu dalam
sebuah organisasi media setidaknya ada satu Pemimpin redaksi (Pemred) di setiap media yang
ia punya. Itu artinya jika suatu media memiliki bentuk cetak, online, radio, dan televisi, maka
seharusnya media tersebut memiliki 4 pemimpin redaksi. Namun, dengan konvergensi
organisasi, hal tersebut dapat diubah dalam bentuk organisasi yang baru. Kini struktur
organisasi yang ada mulai di persempit dan semakin ‘langsing’, sekarang setidaknya dalam 4
jenis media hanya memiliki satu pemimpin redaksi atau Pemred.
Tidak hanya itu, konvergensi yang dilakukan dalam sebuah media mampu
menimbulkan konglomerasi media. Oleh karena itu, dengan konvergensi yang juga
berdampak pada banyak terjadinya konglomerasi media di seluruh penjuru dunia maka akan
mengingatkan kita pada wacana globalisasi. Globalisasi menjadi sebuah gejala kontemporer
yang mampu merevolusi dunia dengan sangat cepat. Gejala globalisasi ini pula sangat dekat
dengan kegiatan yang berbau kapitalis. Gejala ini akhirnya membuat banyak kaum pemilik
modal bersorak, sementara negera-negara dunia ketiga beserta komunitas-komunitas sipil
melakukan gerakan protes untuk mengubah itu. karena hal itulah yang ditakutkan akan
mengubah cara bagaimana dunia dilihat. Dan yang juga sangat penting untuk diketahui
addalah korporasi yang seperti ini juga telah mengubah wajah dunia, baik dalam hal
hubungan-hubungan produksi, pola interaksi sosial, politik, hubungan antara negara kaya dan
negara miskin hingga kebudayaan dan praktika hidup sehari-hari di masyarakat.
Kini konglomerasi perusahaan-perusahaan yang seperti itu telah menjadi fenomena
global yang sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan dan akselerasi ekonomi dan jaringan
kultural yang beroprasi diseluruh dunia, menembus batas ruang dan waktu. Konglomerasi ini
berakar dari konvergensi dan pembangunan pasar multinasional (transnasional), yang
akhirnya berimbas pada tumbuhnya entitas baru ekonomi dan politik. Perkembangan
teknologi dan media semakin terintegrasi sistem produksi dan konsumsinya diseluruh dunia.
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
18
SARAN
Melihat dari permasalahan tersebut, kepada pemerintah ataupun pemilik media.
Sebagai sebuah lembaga yang memiliki otoritas untuk membuat kebijakan seharusnya jeli
untuk melihat fenomena ini. pemerintah dapat membuat kebijakan yang membatasai
monopoli kepemilikan media sebagai imbas dari Konvergensi tersebut agar tidak terjadinya
konglomerasi media. Selain itu pemerintah juga dapat menerapkan sebuah sistem dimana ada
satu hari perusahaan-perusahaan media besar tidak diperkenankan mencetak dan
menyebarkan produknya, melainkan kesempatan ini diberikan bagi media-media publik yang
otonom, baru dan aset yang tidak begitu banyak sehingga mampu menstimulus para pelaku
usaha media yang masih baru. Sedangkan bagi pemilik media yang telah ‘dewasa’, sistem
ekonomi yang gotong royong tampak nya dapat menjadi pilihan, perusahaan-perusahaan
besar tidak harus serakah dalam memonopoli informasi, selain itu perlu adanya dana CSR
yang dikeluarkan sebagai bantuan moral bagi perusahaan yang baru berkembang. Walaupun
solusi yang ditawarkan ini tampak tekesan utopis, namun jika hal ini berhasil dilakukan maka
bukan tidak mungkin akan adanya kerukunan dalam masyarakat dan pencerdasan masyarakat
akan informasi yang ia terima.
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
19
DAFTAR PUSTAKA
Dwyer, T. (2010). Media Convergence: Issues in Cultural and Media Studies. London: McGraw Hill
& Open University Press.
Grant A. E. & Wilkinson, J. S. (2009). Understanding Media Convergence: The State of the Field.
New York: Oxford University Press.
Kompas. (2012, Desember 25). Kompas.com. Retrieved from Kompas.com:
http://www.kompas.com/aboutus
Tim, O. S. (2001). Key Concept in Communication and Cultural Studies. london : Routledge.
Tribunnews. (2012, Desember 25). Tribunnews.com. Retrieved from Tribunnews.com:
http://www.tribunnews.com/about
TV, K. (2012, Desember 25). Kompas TV Inspirasi Indonesia. Retrieved from Kompas.tv:
http://www.kompas.tv/index.php/front/profil
Veronique. (2012, oktober 31). Situs veronique's. Retrieved from Situs veronique's:
http://pravdakino.multiply.com/journal/item/26/Lima-Perusahaan-Media-Terbesar-di-
Amerika-Serikat
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014