Carl Gustav Jung

40
PSIKOLOGI ANALITIS Carl Gustav Jung Yohana 13090003 Andi Januar 13090004 Dorcas Ayu 13090018

Transcript of Carl Gustav Jung

Page 1: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITISCarl Gustav Jung

Yohana 13090003Andi Januar 13090004Dorcas Ayu 13090018

Page 2: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 2

STRUKTUR KEPRIBADIAN

Totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari.

Jiwa manusia terdiri dari 2 alam, yaitu:Alam sadar (kesadaran), danAlam tak sadar (ketidaksadaran).

Page 3: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 3

Fungsi kedua-duanya adalah penyesuaian, yaitu:Alam sadar : penyesuaian terhadap dunia

luar,Alam tak sadar : penyesuaian terhadap

dunia dalam.

Page 4: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 4

STRUKTUR KESADARAN1. Fungsi Jiwa

Suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tiada berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda.

Fungsi Jiwa Sifatnya Cara bekerjanya

Pikiran Rasional Dengan penilaian : benar-salah

Perasaan Rasional Dengan penilaian : senang tak senang

Pengindraan Irrasional Tanpa penilaian : sadar-indriah

Intuisi Irrasional Tanpa penilaian : tak-sadar-naluriah

Page 5: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 5

Keempat fungsi itu berpasangan; kalau suatu fungsi menjadi superior (menguasai kehidupan alam sadar) maka pasangannya menjadi fungsi inferior (ada dalam ketidaksadaran)

Makin berkembangnya fungsi superior maka makin besarlah kebutuhan fungsi inferior akan kompensasi dan makin besarlah gangguan terhadap keseimbangan jiwa.

Page 6: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 6

1. SIKAP JIWAArah daripada energi psikis umum atau

libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya.

Tiap orang mengadakan orientasi terhadap dunia sekitarnya, namun dalam caranya mengadakan orientasi orang yang satu berbeda dari yang lainnya.

Sikap jiwa manusia dapat digolongkan menjadi:

Manusia-manusia yang bertipe ekstravers, dan Manusia-manusia yang bertipe introvers.

Page 7: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 7

Orang yang ekstravers terutama dipengaruhi oleh dunia obyektif, yaitu dunia di luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju keluar; pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya.

Orang yang introvers terutama dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri. Orientasinya terutama tertuju ke dalam; pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh faktor subyektif.

Page 8: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 8

3. TIPOLOGI JUNG Kehidupan alam tak sadar berlawanan dengan

kehidupan alam sadar.

Sikap jiwa Fungsi jiwa

Tipe Ketidak sadarannya

Ekstravers Pikiran Pemikir eks Perasa int

Perasaan Perasa eks Pemikir int

Pengindraan Pengindraan eks Intuitif int

Intuisi Intuitif eks Pengindraan int

Introvers Pikiran Pemikir int Perasa eks

Perasaan Perasa int Pemikir eks

Pengindraan Pengindraan int Intuitif eks

Intuisi Intuitif int Pengindraan eks

Page 9: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 9

4. PERSONACara individu dengan sadar menampakan diri

ke luar.Apabila orang dapat menyesuaikan diri ke

dunia luar dan dunia dalam dengan baik, maka pesona itu akan merupakan selubung yang elastis, yang dengan lancar dapat dipergunakan.

Kalau penyesuaian itu tidak baik, maka pesona, maka pesona dapat merupakan topeng yang kaku beku untuk menyembunyikan kelemahan-kelemahan.

Page 10: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 10

STRUKTUR KETIDAKSADARAN

Ketidaksadaran mempunyai dua lingkaran, yaitu:

Ketidaksadaran pribadi, danKetidaksadaran kolektif.

Page 11: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 11

KETIDAKSADARAN PRIBADI

Ketidaksadaran pribadi berisikan hal-hal yang diperoleh oleh individu selam hidupnya.

Meliputi: Hal-hal yang terdesak atau tertekan, Hal-hal yang terlupakan, dan Hal-hal yang teramati.

Page 12: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 12

KETIDAKSADARAN KOLEKTIFMengandung isi-isi yang diperoleh selama

pertumbuhan jiwa seluruhnya, yaitu pertumbuhan jiwa seluruh jenis manusia, melalui generasi yang terdahulu.

Pengetahuan mengenai ketidaksadaran itu diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui manifestasi daripada isi-isi ketidaksadaraan itu.

Manifestasi ketidaksadaran itu dapat berbentuk sympton daan kompleks, mimpi, archetypus.

Page 13: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 13

Symptomadalah tanda bahaya, yang memberitahu

bahwa ada sesuatu dalam kesadaran yang kurang, dan karenanya perlu perluasan ke alam tak sadar.

Kompleks adalah bagian kejiwaan kepribadian yang

telah terpecaah dan lepas dari penilikan (kontrol) kesadaran dan kemudian mempunyai kehidupan sendiri dalam kegelapan alam ketidaksadaran, yang selalu menghambat atau memajukan prestasi-prestasi kesadaran.

Page 14: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 14

MIMPIPenjelmaan angan-angan atau keinginan-

keinginan yang tidak dapat direalisasikan. FANTASI & KHAYALAN

Bersangkutan dengan mimpi dan timbul pada waktu taraf kesadaran merendah.

ARCHETYPUSPusat serta medan tenaga daripada

ketidaksadaran yang dapat mengubah sikap kehidupan sadar manusia.

Dibawa sejak lahir dan tumbuh pada ketidaksadaran kolektif selama perkembangan manusia.

Page 15: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 15

BEBERAPA BENTUK KHUSUS ISI KETIDAKSADARAN BAYANG-BAYANG

“segi lain” atau “bagian gelap” daripada kepribadian, kekurangan yang tak disadari.

PROYEKSI : IMAGOSifat-sifat atau kualitas-kualitasnya

ketidaksadaran sendiri yang dihadapi sebagai sifat-sifat atau kualitas-kualitas orang lain

Page 16: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 16

ANIMUS DAN ANIMATiap-tiap manusia itu bersifat “bi-seksual”,

jadi tiap-tiap manusia mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada jenis kelamin lawannya.

Orang laki-laki ketidaksadarannya adalah betina (anima), sedangkan orang perempuan ketidaksadarannya adalah jantan (animus).

Page 17: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 17

DINAMIKA KEPRIBADIAN Jung memandang kepribadian atau psikhe sbg sistem energi yang

setengah tertutup Ia tidak disebut sama sekali tertutup karena :

1. energi dari sumber-sumber luar harus ditambahkan pada sistem , misalnya dgn makan atau dikurangi dari sistem; menlakukan pekerjaan yang menggunakan otot.

2. Stimulus lingkungan yang juga menghasilkan perubahan-perubahan pd distribusi energi dalam sistem.

Manakala perubahan tiba-tiba di dunia luar mengubah arah perhatian dan persepsi kita. Dinamika kepribadian ini rentan dengan pengaruh-pengaruh dan modifikasi-modifikasi dari sumber-sumber luar yang dapat berarti kepribadian tidak mungkin mencapai keadaa stabil secara sempurna, kepribadian hanya bisa menjadi stabil secara relatif.

Page 18: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 18

ENERGI PSIKIS

Energi yang menjalankan fungsi kepribadian disebut energi psiis (Jung, 1948b). Energi psikis merupakan manifestasi kehidupan, yakni energi organisme sebagai sistem biologis. Energi psikis lahir dari proses- proses metabolik tubuh. Istilah Jung untuk energi kehidupan adalah libido. Jung tidak mempunyai pendirian yg tetap ttg hubungan antara energi psikis dan energi fisik tetapi Jung yakin ada hubungan timbal balik antara keduanya.

Energi psikis : suatu konstruk hipotesis, bukan suatu substansi /gejala konkret. Energi psikis tidak dapat diukur atau dirasakan. Energi psikis terungkap secra konkret dalam bentuk dya-day aktual/potensial.

Contoh daya aktual dlam kepribadian : kemauan, perasaan, perhatian, dan perjuangan .

Contoh daya potensial : disposisi, bakt, kehendak hati, dan sikap.

Page 19: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 19

NILAI-NILAI PSIKIS

Jumlah energi psikis salah satu unsur kepribadian disebut nilai. Penempatan nilai yang tinggi pada suatu ide / perasaan maksudnya adalah bahwa ide/ perasaan tersebut memainkan peranan penting dalam mencetuskan dan mengarahkan tingkah laku.

Nilai absolut suatu ide / perasaan tidak dpat ditentukan kecuali nilai relatifnya. Salah satu cara untuk menentukan nilai relatif yang tidak selalu tepat adalah menanyai seseorang apakah ia menyukai satu hal melebihi satu hal lainnya.

Page 20: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 20

DAYA KONSTELASI SUATU KOMPLEKS Nilai-nilai tak sadar harus ditentukan dengan menilai

“daya konstelasi unsur inti suatu kompleks. Daya konstelasi suatu kompleks ini terdiri dari jumlah kelompk-kelompok suatu item yang dihubungkan oleh unsur inti kompleks. Contoh : cintanya pda tanah air. Salah satu konstelasi bisa terdiri dari peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah bangsa, sedangkan konstelasi lain mungkin berupa perasaan positif terhadap pemimpin-pemimpin dan pahlawan-pahlawan bangsa.

Cara-cara yang bisa dipakai untuk menaksir daya konstelasi unsur inti ada 3 metode :1. observasi langsung plus deduksi-deduksi analitik2. indikator-indikator kompleks3. intensitas ungkapan emosi

Page 21: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 21

Sesuatu yang kompleks tidak selau menyatakan diri secara terbuka, ia bisa muncul dalam mimpi-mimpi atau dalam suatu bentuk kabur tertentu sehingga perlu menggunakan bukti-bukti tak langsung untuk menentukan arti yg mendasari pengalaman itu. Inilah deduksi analitis.

Indikator kompleks adalah suatu suatu gangguan tingkah laku yang menunjukkan adanya kompleks. Contoh : keseleo lidah, misalnya seorang pria menyatakan “ibu saya” padahal ia hendak mengatakan “isteri saya”. Ini juga bisa berupa gangguan ingatan yang tidak lazim seperti yang terjadi ketika orang tidak dapat mengingat nama kawannya karena nama itu mirip dengan ibunya atau sesuatu yang berhubungan dengan ibunya.

Intensitas reaksi emosi seseorang terhadap suatu situasi merupakan ukuran lain ttg kekuatan suatu kompleks. Contoh : apabila jantung berdenyut lebih cepat , maka pernafasan menjadi lebih dalam, dan muka menjadi merah, ini semua merupakan indikasi yang cukup baik bahwa suatu kompleks yang kuat berhasil ditemukan denga menggunakan gejal-gejala fisiologis seperti denyut nadi, pernapasan, perubahan-perubahane lektris pada konduktivitas kulit dgn tes asosiasi kata.

Page 22: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 22

PRINSIP EKUIVALENSI Psikodinamika ada 2 prinsip fundamental yakni :

prinsip ekuivalensi dan prinsip entropi. Prinsip ekuivalensi menyatakan bahwa energi

dikeluarkan untuk menghasilkan kondisi tertentu, maka jumlah yg dikeluarkan itu akan muncul di salah satu tempat lain dalam sistem. Prinsip ini sbg hukum pertama termodinamika atau prinsip konservasi energi yang diterapkan pada fungsi psikis oleh Jung.

Sehubungan dengan fungsi seluruh kepribadian, prinsip ekuivalensi menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan dari salah satu sistem , misalnya ego, maka energi itu akan muncul pada suatu sistem lain atau jika makin bnyak nilai direpresikan ke dalam sisi bayang-bayang kepribadian maka nilai itu akan tumbuh kuat dgn mengorbankan struktur-struktur lain dlm kepribadian.

Page 23: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 23

PRINSIP ENTROPI

Prinsip entropi / hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa jika ada 2 benda yang berbeda suhunya bersentuhan maka panas akan mengalir dari benda yang suhunya lebih panas ke bentuk benda yang suhunya lebih dingin. Contoh : air yang selalu mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah , jika ada saluran.

Prinsip entropi digunakan Jung untuk menerangkan dinamika kepribadian menyatakan bahwa distribusi energi dalam psikhe mencari ekuilibrium atau keseimbangan.

Jung menyatakan realisasi diri adalah tujuan dari perkembangan psikis maksudnya adalah bahwa dinamika kepribadian bergerak ke arah suatu keseimbangan daya-daya yg sempurna.

Page 24: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 24

PENGGUNAAN ENERGI

Seluruh energi psikis yang tersedia untuk kepribadian digunakan untuk 2 tujuan umum. Sebagian diantaranya dipakai untuk melakukan pekerjaan yang perlu untuk memelihara kehidupan dan untuk pembiakan spesies. Inilah fungsi-fungsi instingtif yang dibawa sejak lahir , seperti tampak dalam lapar dan seks.

Manakala orang menjadi efisien dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan biologisnya, maka semakin banyak energi yang tersedia untuk memuaskan minat-minat kebudayaan, selanjutnya karena orang yang sudah tua membutuhkan energi lebih sedikit, maka banyak energi yang tersedia untuk kegiatan-kegiatan psikis.

Page 25: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 25

Perkembangan Kepribadian

Apakah tujuan perkembangan? Kearah manakah manusia dan umat manusia berjuang? Tujuan akhir dapat diringkas dengan istilah realisasi diri. Realisasi diri berarti diferensiasi yang sangat penuh, sangat sempurna serta perpaduan yang harmonis dari semua aspek seluruh kepribadian manusia. Jung berpendapat bahwa masa depan manusia begitu menarik dan menantang.

Page 26: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 26

Kausalitas Versus Teoleologi Pandangan kausalitas menyatakan bahwa

peristiwa-peristiwa sekarang adalah akibat dari keadaan-keadaan sebelumnya (masa lampau). Jung berpendapat bahwa sikap kausalitas semata-mata mungkin menimbulkan kepasrahan karena dari segi pandang kausalitas mereka adalah korban masa lampaunya. Ide tentang tujuan yang membimbing dan mengarahkan nasib manusia meruapakan penjelasan teleologis dan penjelasan finalistis. menu rut Jung, sikap finalistis memberikan manusia suatu perasaan pengharapan dan sesuatu untuk diperjuangkan dalam hidup. Kedua pandangan ini bila digabungkan akan mengahasilkan gambaran tentang kepribadian orang itu.

Page 27: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 27

SinkronisitasSelain kausalitas dan teleologi, Jung

mengemukakan prinsip Sinkronisitas. Bukti sinkronisitas berupa telepati jiwa, kewaskitaan “indra keenam”, dan tipe-tipe gejala-gejala paranormal lainnya. Jung yakin bahwa banyak diantara pengalaman-pengalaman ini tidak dapat dijelaskan sebagai hal-hal yang bersamaan, malahan peristiwa-peristiwa itu memberi kesan.

Page 28: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 28

Hereditas Hereditas berkenaan dengan insting-insting

biologis yang menjadi fungsi pemeliharaan diri dan reproduksi. Insting merupakan dorongan batiah untuk bertindak dengan cara tertentu, misalnya menimbulkan kegiatan-kegiatan untuk mencari makanan, lalu makan. Selain ini, Jung menyatakan bahwa di samping warisan insting-insting biologis terdapat juga “pengalaman-pengalaman” leluhur. Diwarisi melalui ingatan ras yang telah menjadi hereditas manusia karena diulang secara berkali-kali dan menyeluruh pada banyak generasi.

Page 29: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 29

Tahap-tahap pengembangan Sebelum usia lima tahun, nilai-nilai seksual

mulai tampak dan mencapai puncaknya selama masa adoselen (remaja akhir). Masa muda seseorang dan awal tahun-tahun dewasa, insting kehidupan dasar dan proses-proses vital meningkat. Orang muda adalah penuh semangat, giat, implusif, dan penuh gairah, banyak tergantung pada orang lain. Inilah periode kehidupan di mana orang belajar bekerja, kawin dan mempunyai anak-anak dan menjadi mapan dalam kehidupan masyarakat.

Page 30: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 30

Ketika individual mencapai usia kahir 30an atau awal 40an diganti berganti minat baru yang lebih berbudaya dan kurang biologis. Orang yang berusia setengah baya menjadi lebih introvert dan kurang implusif. Kebijaksanaan dan kecerdasan mengantikan gairah fisik dan kajiwaan.

Peralihan ini merupakan peristiwa yang sangat penting. Jika nilai cultural dan spiritual dari usia setengah baya tidak memanfaatkan seluruh energi yang sebelumnya tertanam dalam tujuan instingsif. Dalam hal itu, energi yang berlebihan dengan leluasa mengganggu keseimbangan psikhe.

Page 31: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 31

Progesif dan Regresif Perkembangan dapat mengikuti gerak maju

(progresif) dan gerak mundur (regresif). Progresif oleh Jung dimaksudkan bahwa ego sadar menyesuaikan diri secara memuaskan baik terhadap tuntutan-tuntutan lingkungan luar maupun terhadap kebutuhan-kebutuhan ketidaksadaran. Apabila progresiff terganggu maka libido tidak bisa disalurkan dalam nilai-nilai yang berorientasi ekstravert. Akibatnya libido mengadakan regresif ke dalam ketidaksadaran dan menyalurkan diri dalam nilai-nilai introvert. Regresif dimaksudkan bahwa ego bisa menemukan pengetahuan yang berguna dalam ketidaksadaran yang akan memungkinkan orang itu unutk mengatasi kegagalan.

Page 32: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 32

Proses IndividuasiKepribadaian memiliki tendensi untuk

berkembang ke arah kesatuan yang stabil merupakan ciri psikologi Jung. Perkembangan adalah mekarnya kebulatan asli yang dimiliki manusia pada saat dilahirkan, tujuan ini adalah realisasi diri. Proses. Untuk memiliki kepribadian yang sehat dan terintegrasi, setiap sistem harus dibiarkan mencapai tingkat diferensiasi, perkembangan, dan pengungkapan yang paling penuh. Proses untuk mencapai ini disebut proses induviduasi.

Page 33: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 33

Fungsi TransendenFungsi transenden memiliki kapasitas

untuk mempersatukan semua kecenderungan yang saling berlawanan dalam beberapa sistem dan bekerja menuju tujuan ideal yakni kebulatan sempurna. Tujuan dari fungsi transenden adalah pengungkapan pribadi yang esensial dan "realisasi kepribadian dalam semua aspeknya.

Page 34: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 34

Sublimasi dan Represi Sublimasi merupakan pemindahan energi dari

proses-proses yang lebih primitif ke, instingtif, dan kurang berdiferensiasi ke proses-proses kultural dan spiritual yang lebih tinggi dan lebih berdiferensiasi. Misalnya, apabila energi dapat ditarik dari dorongan seks dan disalurkan ke dalam nilai-nilai agama. Jika pelepasan energi terhambat, melalui saluran-saluran yang telah disublimasikan, maka dikatakan energi itu direpresikan. Sublimasi dan represi memiliki karakter yang berlawanan. Sublimasi bersifat progresf; rasionalitas; dan integrasif, sedangkan represi bersifat regresif; irasionalitas; dan disintegratif. Jung memperingatkan bahwa represi bersifat regresif, maka ia memungkinkan individu-individu menemukan jawaban terhadap masalah mereka yang ada dalam ketidaksadaran dan dengan demikian bergerak maju lagi.

Page 35: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 35

Perlambangan Lambang merupakan usaha untuk memuaskan implus insting

yang terhambat, merupakan perwujuda bahan arkhetipe. Jung yakin bahwa penemuan lambang-lambang yang lebih baik, yakni lambang-lambang yang menyalurkan lebih banyak energi dan meruduksikan lebih banyak tegangan, memungkinkan peradaban maju ke tingkat-tingkat budaya yang makin lama makin tinggi. misalnya menari, bukan merupakan penyaluran seks langsung. Lambang sama dengan sublimasi, keduanya menyebabkan pemindahan libido. Lambang merupakan usaha untuk menjelaskan sesuatu yang sama sekali masih termasuk bidang yang tidak diketahui atau sesuatu yang belum ada, dengan menggunakan analogi. Dua aspek lambanng, yang pertama retropektif dan dibimbing oleh insting-insting, yang kedua prospektif dan dibimbing oleh tujuan-tujuan akhir manusia (kerinduan manusia terhadap kesempurnaan). Tipe pertama adalah tioe analisis kausal, reduktif, dan yang kedua adalah tioe teleologis, finalistis. intensitas dari psikis adalah produk gabungan dari faktor penentu kausal dan faktor penentu finalistis.

Page 36: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 36

Penelitian Khas dan Metode PenelitianDalam sejumlah data impiris, Jung

menegaskan bahwa ia lebih tertarik kepada penemuan fakta daripada perumusan teori-teori. "Saya tidak memiliki sistem, saya berbicara mengenai fakta". Ini yang menjadi dasar teori penilitian Jung". Penelitian ini terbagi dalam : Penelitian-penelitian Eksperimental tentang

Komplek Studi-studi Perbandingan tentang Mitologi,

Agama, dan Ilmu-ilmu Gaib Penelitian Kasus, dan Mimpi

Page 37: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 37

METODE AMPLIFIKASI Metode ini dipakai Jung unutk menjelaskan

unsur-unsur tertentu dalam mimpi-mimpi yang memiliki arti simbolik yang kaya. Dalam metode ini, orang yang bermimpi diminta untuk mempertahankan unsur tersebut dan memberinya asosiasi-asosiasi ganda. Jung beranggapan bahwa lambang sejati adalah lambang yang memiliki banyak muka dan sama sekali tidak pernah dapat diketahui maknanya. Para analisis dapat mencari keterangan dari tulisan-tulisan kuno, mitologi, cerita-cerita dongeng, teks-teks agama, etnologi, dan kamus-kamus etimologi unutk memperluas arti-arti dari unsur simbolik itu.

Page 38: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 38

METODE RANGKAIAN MIMPI

Jika Freud menganalisis mimpi-mimpi satu demi satu sampai pada interprestasi tentang arti mimpi. Oleh Jung, dia mengembangkan metode dengan menggunakan suatu rangkaian mimpi yang diperoleh seseorang unruk menginterprestasikan mimpi-mimpi, ini disebut metode konsistensi internal, dan digunakan luas unutk bahan kualitatif, seperti mimpi-mimpi, cerita-cerita, dan fantasi-fantasi.

Page 39: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 39

METODE IMAJINASI AKTIF

Jung menunjukkan bahwa menggambar, melukis dan mematung dapat digunakan untuk melukiskan aliran imaji-imaji, misalnya gambar wanita memiliki buah dada besar memberi kesan pada Jung bahwa khayalan tersebut mengungkapkan figur ibu. Fantasi-fantasi yang ditimbulkan oleh imajinasi aktif biasanya memiliki bentuk yang lebih baik daripada mimpi-mimpi pada saat kita tidur, karena fantasi-fantasi diterima dalam keadaan sadar.

Page 40: Carl Gustav Jung

PSIKOLOGI ANALITIS 40