Carl Gustav Jung
Transcript of Carl Gustav Jung
PSIKOLOGI ANALITISCarl Gustav Jung
Yohana 13090003Andi Januar 13090004Dorcas Ayu 13090018
PSIKOLOGI ANALITIS 2
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari.
Jiwa manusia terdiri dari 2 alam, yaitu:Alam sadar (kesadaran), danAlam tak sadar (ketidaksadaran).
PSIKOLOGI ANALITIS 3
Fungsi kedua-duanya adalah penyesuaian, yaitu:Alam sadar : penyesuaian terhadap dunia
luar,Alam tak sadar : penyesuaian terhadap
dunia dalam.
PSIKOLOGI ANALITIS 4
STRUKTUR KESADARAN1. Fungsi Jiwa
Suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tiada berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda.
Fungsi Jiwa Sifatnya Cara bekerjanya
Pikiran Rasional Dengan penilaian : benar-salah
Perasaan Rasional Dengan penilaian : senang tak senang
Pengindraan Irrasional Tanpa penilaian : sadar-indriah
Intuisi Irrasional Tanpa penilaian : tak-sadar-naluriah
PSIKOLOGI ANALITIS 5
Keempat fungsi itu berpasangan; kalau suatu fungsi menjadi superior (menguasai kehidupan alam sadar) maka pasangannya menjadi fungsi inferior (ada dalam ketidaksadaran)
Makin berkembangnya fungsi superior maka makin besarlah kebutuhan fungsi inferior akan kompensasi dan makin besarlah gangguan terhadap keseimbangan jiwa.
PSIKOLOGI ANALITIS 6
1. SIKAP JIWAArah daripada energi psikis umum atau
libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya.
Tiap orang mengadakan orientasi terhadap dunia sekitarnya, namun dalam caranya mengadakan orientasi orang yang satu berbeda dari yang lainnya.
Sikap jiwa manusia dapat digolongkan menjadi:
Manusia-manusia yang bertipe ekstravers, dan Manusia-manusia yang bertipe introvers.
PSIKOLOGI ANALITIS 7
Orang yang ekstravers terutama dipengaruhi oleh dunia obyektif, yaitu dunia di luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju keluar; pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya.
Orang yang introvers terutama dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri. Orientasinya terutama tertuju ke dalam; pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh faktor subyektif.
PSIKOLOGI ANALITIS 8
3. TIPOLOGI JUNG Kehidupan alam tak sadar berlawanan dengan
kehidupan alam sadar.
Sikap jiwa Fungsi jiwa
Tipe Ketidak sadarannya
Ekstravers Pikiran Pemikir eks Perasa int
Perasaan Perasa eks Pemikir int
Pengindraan Pengindraan eks Intuitif int
Intuisi Intuitif eks Pengindraan int
Introvers Pikiran Pemikir int Perasa eks
Perasaan Perasa int Pemikir eks
Pengindraan Pengindraan int Intuitif eks
Intuisi Intuitif int Pengindraan eks
PSIKOLOGI ANALITIS 9
4. PERSONACara individu dengan sadar menampakan diri
ke luar.Apabila orang dapat menyesuaikan diri ke
dunia luar dan dunia dalam dengan baik, maka pesona itu akan merupakan selubung yang elastis, yang dengan lancar dapat dipergunakan.
Kalau penyesuaian itu tidak baik, maka pesona, maka pesona dapat merupakan topeng yang kaku beku untuk menyembunyikan kelemahan-kelemahan.
PSIKOLOGI ANALITIS 10
STRUKTUR KETIDAKSADARAN
Ketidaksadaran mempunyai dua lingkaran, yaitu:
Ketidaksadaran pribadi, danKetidaksadaran kolektif.
PSIKOLOGI ANALITIS 11
KETIDAKSADARAN PRIBADI
Ketidaksadaran pribadi berisikan hal-hal yang diperoleh oleh individu selam hidupnya.
Meliputi: Hal-hal yang terdesak atau tertekan, Hal-hal yang terlupakan, dan Hal-hal yang teramati.
PSIKOLOGI ANALITIS 12
KETIDAKSADARAN KOLEKTIFMengandung isi-isi yang diperoleh selama
pertumbuhan jiwa seluruhnya, yaitu pertumbuhan jiwa seluruh jenis manusia, melalui generasi yang terdahulu.
Pengetahuan mengenai ketidaksadaran itu diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui manifestasi daripada isi-isi ketidaksadaraan itu.
Manifestasi ketidaksadaran itu dapat berbentuk sympton daan kompleks, mimpi, archetypus.
PSIKOLOGI ANALITIS 13
Symptomadalah tanda bahaya, yang memberitahu
bahwa ada sesuatu dalam kesadaran yang kurang, dan karenanya perlu perluasan ke alam tak sadar.
Kompleks adalah bagian kejiwaan kepribadian yang
telah terpecaah dan lepas dari penilikan (kontrol) kesadaran dan kemudian mempunyai kehidupan sendiri dalam kegelapan alam ketidaksadaran, yang selalu menghambat atau memajukan prestasi-prestasi kesadaran.
PSIKOLOGI ANALITIS 14
MIMPIPenjelmaan angan-angan atau keinginan-
keinginan yang tidak dapat direalisasikan. FANTASI & KHAYALAN
Bersangkutan dengan mimpi dan timbul pada waktu taraf kesadaran merendah.
ARCHETYPUSPusat serta medan tenaga daripada
ketidaksadaran yang dapat mengubah sikap kehidupan sadar manusia.
Dibawa sejak lahir dan tumbuh pada ketidaksadaran kolektif selama perkembangan manusia.
PSIKOLOGI ANALITIS 15
BEBERAPA BENTUK KHUSUS ISI KETIDAKSADARAN BAYANG-BAYANG
“segi lain” atau “bagian gelap” daripada kepribadian, kekurangan yang tak disadari.
PROYEKSI : IMAGOSifat-sifat atau kualitas-kualitasnya
ketidaksadaran sendiri yang dihadapi sebagai sifat-sifat atau kualitas-kualitas orang lain
PSIKOLOGI ANALITIS 16
ANIMUS DAN ANIMATiap-tiap manusia itu bersifat “bi-seksual”,
jadi tiap-tiap manusia mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada jenis kelamin lawannya.
Orang laki-laki ketidaksadarannya adalah betina (anima), sedangkan orang perempuan ketidaksadarannya adalah jantan (animus).
PSIKOLOGI ANALITIS 17
DINAMIKA KEPRIBADIAN Jung memandang kepribadian atau psikhe sbg sistem energi yang
setengah tertutup Ia tidak disebut sama sekali tertutup karena :
1. energi dari sumber-sumber luar harus ditambahkan pada sistem , misalnya dgn makan atau dikurangi dari sistem; menlakukan pekerjaan yang menggunakan otot.
2. Stimulus lingkungan yang juga menghasilkan perubahan-perubahan pd distribusi energi dalam sistem.
Manakala perubahan tiba-tiba di dunia luar mengubah arah perhatian dan persepsi kita. Dinamika kepribadian ini rentan dengan pengaruh-pengaruh dan modifikasi-modifikasi dari sumber-sumber luar yang dapat berarti kepribadian tidak mungkin mencapai keadaa stabil secara sempurna, kepribadian hanya bisa menjadi stabil secara relatif.
PSIKOLOGI ANALITIS 18
ENERGI PSIKIS
Energi yang menjalankan fungsi kepribadian disebut energi psiis (Jung, 1948b). Energi psikis merupakan manifestasi kehidupan, yakni energi organisme sebagai sistem biologis. Energi psikis lahir dari proses- proses metabolik tubuh. Istilah Jung untuk energi kehidupan adalah libido. Jung tidak mempunyai pendirian yg tetap ttg hubungan antara energi psikis dan energi fisik tetapi Jung yakin ada hubungan timbal balik antara keduanya.
Energi psikis : suatu konstruk hipotesis, bukan suatu substansi /gejala konkret. Energi psikis tidak dapat diukur atau dirasakan. Energi psikis terungkap secra konkret dalam bentuk dya-day aktual/potensial.
Contoh daya aktual dlam kepribadian : kemauan, perasaan, perhatian, dan perjuangan .
Contoh daya potensial : disposisi, bakt, kehendak hati, dan sikap.
PSIKOLOGI ANALITIS 19
NILAI-NILAI PSIKIS
Jumlah energi psikis salah satu unsur kepribadian disebut nilai. Penempatan nilai yang tinggi pada suatu ide / perasaan maksudnya adalah bahwa ide/ perasaan tersebut memainkan peranan penting dalam mencetuskan dan mengarahkan tingkah laku.
Nilai absolut suatu ide / perasaan tidak dpat ditentukan kecuali nilai relatifnya. Salah satu cara untuk menentukan nilai relatif yang tidak selalu tepat adalah menanyai seseorang apakah ia menyukai satu hal melebihi satu hal lainnya.
PSIKOLOGI ANALITIS 20
DAYA KONSTELASI SUATU KOMPLEKS Nilai-nilai tak sadar harus ditentukan dengan menilai
“daya konstelasi unsur inti suatu kompleks. Daya konstelasi suatu kompleks ini terdiri dari jumlah kelompk-kelompok suatu item yang dihubungkan oleh unsur inti kompleks. Contoh : cintanya pda tanah air. Salah satu konstelasi bisa terdiri dari peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah bangsa, sedangkan konstelasi lain mungkin berupa perasaan positif terhadap pemimpin-pemimpin dan pahlawan-pahlawan bangsa.
Cara-cara yang bisa dipakai untuk menaksir daya konstelasi unsur inti ada 3 metode :1. observasi langsung plus deduksi-deduksi analitik2. indikator-indikator kompleks3. intensitas ungkapan emosi
PSIKOLOGI ANALITIS 21
Sesuatu yang kompleks tidak selau menyatakan diri secara terbuka, ia bisa muncul dalam mimpi-mimpi atau dalam suatu bentuk kabur tertentu sehingga perlu menggunakan bukti-bukti tak langsung untuk menentukan arti yg mendasari pengalaman itu. Inilah deduksi analitis.
Indikator kompleks adalah suatu suatu gangguan tingkah laku yang menunjukkan adanya kompleks. Contoh : keseleo lidah, misalnya seorang pria menyatakan “ibu saya” padahal ia hendak mengatakan “isteri saya”. Ini juga bisa berupa gangguan ingatan yang tidak lazim seperti yang terjadi ketika orang tidak dapat mengingat nama kawannya karena nama itu mirip dengan ibunya atau sesuatu yang berhubungan dengan ibunya.
Intensitas reaksi emosi seseorang terhadap suatu situasi merupakan ukuran lain ttg kekuatan suatu kompleks. Contoh : apabila jantung berdenyut lebih cepat , maka pernafasan menjadi lebih dalam, dan muka menjadi merah, ini semua merupakan indikasi yang cukup baik bahwa suatu kompleks yang kuat berhasil ditemukan denga menggunakan gejal-gejala fisiologis seperti denyut nadi, pernapasan, perubahan-perubahane lektris pada konduktivitas kulit dgn tes asosiasi kata.
PSIKOLOGI ANALITIS 22
PRINSIP EKUIVALENSI Psikodinamika ada 2 prinsip fundamental yakni :
prinsip ekuivalensi dan prinsip entropi. Prinsip ekuivalensi menyatakan bahwa energi
dikeluarkan untuk menghasilkan kondisi tertentu, maka jumlah yg dikeluarkan itu akan muncul di salah satu tempat lain dalam sistem. Prinsip ini sbg hukum pertama termodinamika atau prinsip konservasi energi yang diterapkan pada fungsi psikis oleh Jung.
Sehubungan dengan fungsi seluruh kepribadian, prinsip ekuivalensi menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan dari salah satu sistem , misalnya ego, maka energi itu akan muncul pada suatu sistem lain atau jika makin bnyak nilai direpresikan ke dalam sisi bayang-bayang kepribadian maka nilai itu akan tumbuh kuat dgn mengorbankan struktur-struktur lain dlm kepribadian.
PSIKOLOGI ANALITIS 23
PRINSIP ENTROPI
Prinsip entropi / hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa jika ada 2 benda yang berbeda suhunya bersentuhan maka panas akan mengalir dari benda yang suhunya lebih panas ke bentuk benda yang suhunya lebih dingin. Contoh : air yang selalu mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah , jika ada saluran.
Prinsip entropi digunakan Jung untuk menerangkan dinamika kepribadian menyatakan bahwa distribusi energi dalam psikhe mencari ekuilibrium atau keseimbangan.
Jung menyatakan realisasi diri adalah tujuan dari perkembangan psikis maksudnya adalah bahwa dinamika kepribadian bergerak ke arah suatu keseimbangan daya-daya yg sempurna.
PSIKOLOGI ANALITIS 24
PENGGUNAAN ENERGI
Seluruh energi psikis yang tersedia untuk kepribadian digunakan untuk 2 tujuan umum. Sebagian diantaranya dipakai untuk melakukan pekerjaan yang perlu untuk memelihara kehidupan dan untuk pembiakan spesies. Inilah fungsi-fungsi instingtif yang dibawa sejak lahir , seperti tampak dalam lapar dan seks.
Manakala orang menjadi efisien dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan biologisnya, maka semakin banyak energi yang tersedia untuk memuaskan minat-minat kebudayaan, selanjutnya karena orang yang sudah tua membutuhkan energi lebih sedikit, maka banyak energi yang tersedia untuk kegiatan-kegiatan psikis.
PSIKOLOGI ANALITIS 25
Perkembangan Kepribadian
Apakah tujuan perkembangan? Kearah manakah manusia dan umat manusia berjuang? Tujuan akhir dapat diringkas dengan istilah realisasi diri. Realisasi diri berarti diferensiasi yang sangat penuh, sangat sempurna serta perpaduan yang harmonis dari semua aspek seluruh kepribadian manusia. Jung berpendapat bahwa masa depan manusia begitu menarik dan menantang.
PSIKOLOGI ANALITIS 26
Kausalitas Versus Teoleologi Pandangan kausalitas menyatakan bahwa
peristiwa-peristiwa sekarang adalah akibat dari keadaan-keadaan sebelumnya (masa lampau). Jung berpendapat bahwa sikap kausalitas semata-mata mungkin menimbulkan kepasrahan karena dari segi pandang kausalitas mereka adalah korban masa lampaunya. Ide tentang tujuan yang membimbing dan mengarahkan nasib manusia meruapakan penjelasan teleologis dan penjelasan finalistis. menu rut Jung, sikap finalistis memberikan manusia suatu perasaan pengharapan dan sesuatu untuk diperjuangkan dalam hidup. Kedua pandangan ini bila digabungkan akan mengahasilkan gambaran tentang kepribadian orang itu.
PSIKOLOGI ANALITIS 27
SinkronisitasSelain kausalitas dan teleologi, Jung
mengemukakan prinsip Sinkronisitas. Bukti sinkronisitas berupa telepati jiwa, kewaskitaan “indra keenam”, dan tipe-tipe gejala-gejala paranormal lainnya. Jung yakin bahwa banyak diantara pengalaman-pengalaman ini tidak dapat dijelaskan sebagai hal-hal yang bersamaan, malahan peristiwa-peristiwa itu memberi kesan.
PSIKOLOGI ANALITIS 28
Hereditas Hereditas berkenaan dengan insting-insting
biologis yang menjadi fungsi pemeliharaan diri dan reproduksi. Insting merupakan dorongan batiah untuk bertindak dengan cara tertentu, misalnya menimbulkan kegiatan-kegiatan untuk mencari makanan, lalu makan. Selain ini, Jung menyatakan bahwa di samping warisan insting-insting biologis terdapat juga “pengalaman-pengalaman” leluhur. Diwarisi melalui ingatan ras yang telah menjadi hereditas manusia karena diulang secara berkali-kali dan menyeluruh pada banyak generasi.
PSIKOLOGI ANALITIS 29
Tahap-tahap pengembangan Sebelum usia lima tahun, nilai-nilai seksual
mulai tampak dan mencapai puncaknya selama masa adoselen (remaja akhir). Masa muda seseorang dan awal tahun-tahun dewasa, insting kehidupan dasar dan proses-proses vital meningkat. Orang muda adalah penuh semangat, giat, implusif, dan penuh gairah, banyak tergantung pada orang lain. Inilah periode kehidupan di mana orang belajar bekerja, kawin dan mempunyai anak-anak dan menjadi mapan dalam kehidupan masyarakat.
PSIKOLOGI ANALITIS 30
Ketika individual mencapai usia kahir 30an atau awal 40an diganti berganti minat baru yang lebih berbudaya dan kurang biologis. Orang yang berusia setengah baya menjadi lebih introvert dan kurang implusif. Kebijaksanaan dan kecerdasan mengantikan gairah fisik dan kajiwaan.
Peralihan ini merupakan peristiwa yang sangat penting. Jika nilai cultural dan spiritual dari usia setengah baya tidak memanfaatkan seluruh energi yang sebelumnya tertanam dalam tujuan instingsif. Dalam hal itu, energi yang berlebihan dengan leluasa mengganggu keseimbangan psikhe.
PSIKOLOGI ANALITIS 31
Progesif dan Regresif Perkembangan dapat mengikuti gerak maju
(progresif) dan gerak mundur (regresif). Progresif oleh Jung dimaksudkan bahwa ego sadar menyesuaikan diri secara memuaskan baik terhadap tuntutan-tuntutan lingkungan luar maupun terhadap kebutuhan-kebutuhan ketidaksadaran. Apabila progresiff terganggu maka libido tidak bisa disalurkan dalam nilai-nilai yang berorientasi ekstravert. Akibatnya libido mengadakan regresif ke dalam ketidaksadaran dan menyalurkan diri dalam nilai-nilai introvert. Regresif dimaksudkan bahwa ego bisa menemukan pengetahuan yang berguna dalam ketidaksadaran yang akan memungkinkan orang itu unutk mengatasi kegagalan.
PSIKOLOGI ANALITIS 32
Proses IndividuasiKepribadaian memiliki tendensi untuk
berkembang ke arah kesatuan yang stabil merupakan ciri psikologi Jung. Perkembangan adalah mekarnya kebulatan asli yang dimiliki manusia pada saat dilahirkan, tujuan ini adalah realisasi diri. Proses. Untuk memiliki kepribadian yang sehat dan terintegrasi, setiap sistem harus dibiarkan mencapai tingkat diferensiasi, perkembangan, dan pengungkapan yang paling penuh. Proses untuk mencapai ini disebut proses induviduasi.
PSIKOLOGI ANALITIS 33
Fungsi TransendenFungsi transenden memiliki kapasitas
untuk mempersatukan semua kecenderungan yang saling berlawanan dalam beberapa sistem dan bekerja menuju tujuan ideal yakni kebulatan sempurna. Tujuan dari fungsi transenden adalah pengungkapan pribadi yang esensial dan "realisasi kepribadian dalam semua aspeknya.
PSIKOLOGI ANALITIS 34
Sublimasi dan Represi Sublimasi merupakan pemindahan energi dari
proses-proses yang lebih primitif ke, instingtif, dan kurang berdiferensiasi ke proses-proses kultural dan spiritual yang lebih tinggi dan lebih berdiferensiasi. Misalnya, apabila energi dapat ditarik dari dorongan seks dan disalurkan ke dalam nilai-nilai agama. Jika pelepasan energi terhambat, melalui saluran-saluran yang telah disublimasikan, maka dikatakan energi itu direpresikan. Sublimasi dan represi memiliki karakter yang berlawanan. Sublimasi bersifat progresf; rasionalitas; dan integrasif, sedangkan represi bersifat regresif; irasionalitas; dan disintegratif. Jung memperingatkan bahwa represi bersifat regresif, maka ia memungkinkan individu-individu menemukan jawaban terhadap masalah mereka yang ada dalam ketidaksadaran dan dengan demikian bergerak maju lagi.
PSIKOLOGI ANALITIS 35
Perlambangan Lambang merupakan usaha untuk memuaskan implus insting
yang terhambat, merupakan perwujuda bahan arkhetipe. Jung yakin bahwa penemuan lambang-lambang yang lebih baik, yakni lambang-lambang yang menyalurkan lebih banyak energi dan meruduksikan lebih banyak tegangan, memungkinkan peradaban maju ke tingkat-tingkat budaya yang makin lama makin tinggi. misalnya menari, bukan merupakan penyaluran seks langsung. Lambang sama dengan sublimasi, keduanya menyebabkan pemindahan libido. Lambang merupakan usaha untuk menjelaskan sesuatu yang sama sekali masih termasuk bidang yang tidak diketahui atau sesuatu yang belum ada, dengan menggunakan analogi. Dua aspek lambanng, yang pertama retropektif dan dibimbing oleh insting-insting, yang kedua prospektif dan dibimbing oleh tujuan-tujuan akhir manusia (kerinduan manusia terhadap kesempurnaan). Tipe pertama adalah tioe analisis kausal, reduktif, dan yang kedua adalah tioe teleologis, finalistis. intensitas dari psikis adalah produk gabungan dari faktor penentu kausal dan faktor penentu finalistis.
PSIKOLOGI ANALITIS 36
Penelitian Khas dan Metode PenelitianDalam sejumlah data impiris, Jung
menegaskan bahwa ia lebih tertarik kepada penemuan fakta daripada perumusan teori-teori. "Saya tidak memiliki sistem, saya berbicara mengenai fakta". Ini yang menjadi dasar teori penilitian Jung". Penelitian ini terbagi dalam : Penelitian-penelitian Eksperimental tentang
Komplek Studi-studi Perbandingan tentang Mitologi,
Agama, dan Ilmu-ilmu Gaib Penelitian Kasus, dan Mimpi
PSIKOLOGI ANALITIS 37
METODE AMPLIFIKASI Metode ini dipakai Jung unutk menjelaskan
unsur-unsur tertentu dalam mimpi-mimpi yang memiliki arti simbolik yang kaya. Dalam metode ini, orang yang bermimpi diminta untuk mempertahankan unsur tersebut dan memberinya asosiasi-asosiasi ganda. Jung beranggapan bahwa lambang sejati adalah lambang yang memiliki banyak muka dan sama sekali tidak pernah dapat diketahui maknanya. Para analisis dapat mencari keterangan dari tulisan-tulisan kuno, mitologi, cerita-cerita dongeng, teks-teks agama, etnologi, dan kamus-kamus etimologi unutk memperluas arti-arti dari unsur simbolik itu.
PSIKOLOGI ANALITIS 38
METODE RANGKAIAN MIMPI
Jika Freud menganalisis mimpi-mimpi satu demi satu sampai pada interprestasi tentang arti mimpi. Oleh Jung, dia mengembangkan metode dengan menggunakan suatu rangkaian mimpi yang diperoleh seseorang unruk menginterprestasikan mimpi-mimpi, ini disebut metode konsistensi internal, dan digunakan luas unutk bahan kualitatif, seperti mimpi-mimpi, cerita-cerita, dan fantasi-fantasi.
PSIKOLOGI ANALITIS 39
METODE IMAJINASI AKTIF
Jung menunjukkan bahwa menggambar, melukis dan mematung dapat digunakan untuk melukiskan aliran imaji-imaji, misalnya gambar wanita memiliki buah dada besar memberi kesan pada Jung bahwa khayalan tersebut mengungkapkan figur ibu. Fantasi-fantasi yang ditimbulkan oleh imajinasi aktif biasanya memiliki bentuk yang lebih baik daripada mimpi-mimpi pada saat kita tidur, karena fantasi-fantasi diterima dalam keadaan sadar.
PSIKOLOGI ANALITIS 40