ANALISIS COGNITIVE CONFLICT TERHADAP CONCEPTUAL …

5
JURNAL LINEAR. ISSN: 2549-8657 VOLUME 01 NO.02 OKTOBER 2017 Halaman 21 ANALISIS COGNITIVE CONFLICT TERHADAP CONCEPTUAL CHANGE PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LUWUK PADA MATERI DINAMIKA PARTIKEL Oleh: Ilham Akbar 1) ; Anang Hadiatmo 2) ; Elok Faik Khotun Nihayah 3) Email: [email protected] Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tompotika Luwuk Abstrak Telah dilakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif bertujuan untuk menganalisis konflik kognitif dan perubahan konseptual yang terjadi pada peserta didik. Sebagaimana pertanyaan penelitian ini yaitu, Apakah pembelajaran yang melibatkan strategi Cognitive Conflict (konflik kognitif) dapat menghadirkan Conceptual Change (Perubahan Konseptual) bagi peserta didik?, Bagaimana konflik kognitif tersebut berperan dalam mempengaruhi munculnya Conceptual Change (Perubahan Konseptual) peserta didik?. Sebagaimana hasil dalam penelitian ini bahwa Perubahan konseptual terjadi setelah menggunakan Strategi Konflik Kognitif, yakni ketika Subjek mampu menegosiasi konsep baru yang mereka peroleh lewat kegiatan eksperimen berupa percobaan bidang miring Galileo sebagai sebuah fakta ilmiah. Lewat pembelajaran strategi konflik kognitif, berdasarkan kegiatan percobaan bidang miring Galileo yang melibatkan fakta-fakta ilmiah tersebut subjek dapat memaknai munculnya konstruksi skema asimilasi yang baru dan akhirnya terakomodasi. Syarat munculnya perubahan konseptual yaitu intelligible (dimengerti), plausible (masuk akal), dan fruitful (bermanfaat), subjek dapat memahami bahwa percobaan bidang miring yang dilakukan tersebut memberikan suatu pengalaman dan pemahaman baru dalam epistemologis mereka. Kata Kunci: Konflik Kognitif, Perubahan konseptual, konstruksi Asimilasi, Akomodasi, Dinamika Partikel. PENDAHULUAN Beberapa hasil penelitian (Kwon, Jaesool, et al. 2000; Kim, Yeounsoo, et al. 2006; Ismaimuza, Dasa. 2008; Bambang. 2015) menunjukkan bahwa dalam meminimalisir kesalahan-kesalahan konseptual adalah dengan menerapkan strategi konflik kognitif di dalam pembelajaran, sehingga dapat melibatkan perubahan konseptual pada diri pembelajar (peserta didik). Konflik kognitif merupakan suatu situasi yang terjadi di dalam ranah mental kognitif seorang pembelajar yang tidak sesuai dengan pengetahuan awal yang ia miliki terhadap pengetahuan baru yang ia terima. Dalam pembelajaran fisika, ketika seorang peserta didik pertama kali belajar fisika, mereka cenderung “membawa” informasi-informasi yang sangat kontras dengan informasi ilmiah dan hal tersebut mencegah hadirnya proses pembelajaran yang efektif. Mereka yakin bahwa informasi- informasi yang mereka yakini tersebut cukup mengenalkan mereka kepada alam. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan konseptual adalah dengan menerapkan pendekatan perubahan konseptual. Perubahan konseptual ini dapat terjadi manakala konflik kognitif hadir dan menjawab ketidaklogisan konsep yang mereka yakini selama ini (Akbar, 2015: 7). Sebagaimana diungkapkan oleh Yunus (2008) dalam Bambang (2015:18) bahwa strategi konflik kognitif merupakan strategi dimana guru berusaha memperbaiki pemahaman peserta didik melalui pemberian beberapa soal yang berbeda bentuknya namun mempunyai dasar konseptual yang sama. Soal-soal tersebut disertai dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah kepada jawaban yang telah diberikan. Perlakuan ini akan menimbulkan konflik dalam pikiran peserta didik.Tautan informasi- informasi tersebut membentuk pengetahuan yang belakangan membentuk suatu konsep. Semakin banyak informasi yang menyusun pengetahuan maka semakin baik konsep yang ia miliki. Sebaliknya jika terbatas informasi- informasi itu dapat mengakibatkan munculnya miskonsepsi. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian ini adalah: 1) Apakah pembelajaran yang melibatkan strategi Cognitive Conflict (konflik kognitif) dapat menghadirkan Conceptual Change (Perubahan Konseptual)?. 2) Bagaimana konflik kognitif tersebut berperan dalam mempengaruhi munculnya Conceptual Change (Perubahan Konseptual) peserta didik?. Fokus Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian pada di atas, maka fokus penelitian yaitu: Menganalisis Konflik Kognitif yang terjadi pada Subjek (Peserta Didik). Menganalisis Perubahan Konseptual terjadi pada Subjek (Peserta Didik). TINJAUAN LITERATUR Pembelajaran konflik kognitif merupakan pembelajaran yang dikembangkan dari pandangan Piaget dari teori konstruktivisme. Dalam pandangan konstruktivisme menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita peroleh adalah konstruksi kita sendiri, sehingga tidak mungkin menstransfer pengetahuan karena setiap orang membangun pengetahuan pada dirinya (Von Glaserfeld dalam Suparno, 1997: 18). Zimrot dan Ashkenazy (dalam Wiradana, 2012: 16) menyatakan bahwa konflik kognitif adalah sebuah kondisi yang penting untuk perubahan konseptual. Menurut Izmaimusa (2008: 159) strategi konflik kognitif adalah cara menyeimbangkan keadaan dimana terdapat ketidakcocokan antara struktur kognitif yang dimiliki dan dipunyai seseorang dengan informasi yang baru didapat dari lingkungan atau informasi baru yang diterimannya dengan struktur kognitif yang telah dimilikinya. Berikut adalah pola umum strategi konflik kognitif menurut Osborne (1993): (1) mengungkapkan konsepsi awal siswa; merupakan fase mengajukan beberapa pertanyaan mengenai suatu konsep yang releva dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

Transcript of ANALISIS COGNITIVE CONFLICT TERHADAP CONCEPTUAL …

Page 1: ANALISIS COGNITIVE CONFLICT TERHADAP CONCEPTUAL …

JURNAL LINEAR. ISSN: 2549-8657 VOLUME 01 NO.02 OKTOBER 2017

Halaman 21

ANALISIS COGNITIVE CONFLICT TERHADAP CONCEPTUAL CHANGE PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LUWUK PADA MATERI DINAMIKA PARTIKEL

Oleh:

Ilham Akbar1); Anang Hadiatmo2); Elok Faik Khotun Nihayah3)

Email: [email protected] Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tompotika Luwuk

Abstrak

Telah dilakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif bertujuan untuk menganalisis konflik kognitif dan perubahan

konseptual yang terjadi pada peserta didik. Sebagaimana pertanyaan penelitian ini yaitu, Apakah pembelajaran yang melibatkan strategi Cognitive Conflict (konflik kognitif) dapat menghadirkan Conceptual Change (Perubahan Konseptual) bagi peserta didik?, Bagaimana konflik kognitif tersebut berperan dalam mempengaruhi munculnya Conceptual Change (Perubahan Konseptual) peserta didik?. Sebagaimana hasil dalam penelitian ini bahwa Perubahan konseptual terjadi setelah menggunakan Strategi Konflik Kognitif, yakni ketika Subjek mampu menegosiasi konsep baru yang mereka peroleh lewat kegiatan eksperimen berupa percobaan bidang miring Galileo sebagai sebuah fakta ilmiah. Lewat pembelajaran strategi konflik kognitif, berdasarkan kegiatan percobaan bidang miring Galileo yang melibatkan fakta-fakta ilmiah tersebut subjek dapat memaknai munculnya konstruksi skema asimilasi yang baru dan akhirnya terakomodasi. Syarat munculnya perubahan konseptual yaitu intelligible (dimengerti), plausible (masuk akal), dan fruitful (bermanfaat), subjek dapat memahami bahwa percobaan bidang miring yang dilakukan tersebut memberikan suatu pengalaman dan pemahaman baru dalam epistemologis mereka. Kata Kunci: Konflik Kognitif, Perubahan konseptual, konstruksi Asimilasi, Akomodasi, Dinamika Partikel.

PENDAHULUAN

Beberapa hasil penelitian (Kwon, Jaesool, et al. 2000; Kim, Yeounsoo, et al. 2006; Ismaimuza, Dasa. 2008; Bambang. 2015) menunjukkan bahwa dalam meminimalisir kesalahan-kesalahan konseptual adalah dengan menerapkan strategi konflik kognitif di dalam pembelajaran, sehingga dapat melibatkan perubahan konseptual pada diri pembelajar (peserta didik). Konflik kognitif merupakan suatu situasi yang terjadi di dalam ranah mental kognitif seorang pembelajar yang tidak sesuai dengan pengetahuan awal yang ia miliki terhadap pengetahuan baru yang ia terima.

Dalam pembelajaran fisika, ketika seorang peserta didik pertama kali belajar fisika, mereka cenderung “membawa” informasi-informasi yang sangat kontras dengan informasi ilmiah dan hal tersebut mencegah hadirnya proses pembelajaran yang efektif. Mereka yakin bahwa informasi-informasi yang mereka yakini tersebut cukup mengenalkan mereka kepada alam.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan konseptual adalah dengan menerapkan pendekatan perubahan konseptual. Perubahan konseptual ini dapat terjadi manakala konflik kognitif hadir dan menjawab ketidaklogisan konsep yang mereka yakini selama ini (Akbar, 2015: 7).

Sebagaimana diungkapkan oleh Yunus (2008) dalam Bambang (2015:18) bahwa strategi konflik kognitif merupakan strategi dimana guru berusaha memperbaiki pemahaman peserta didik melalui pemberian beberapa soal yang berbeda bentuknya namun mempunyai dasar konseptual yang sama. Soal-soal tersebut disertai dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah kepada jawaban yang telah diberikan. Perlakuan ini akan menimbulkan konflik dalam pikiran peserta didik.Tautan informasi-informasi tersebut membentuk pengetahuan yang belakangan membentuk suatu konsep. Semakin banyak informasi yang menyusun pengetahuan maka semakin baik konsep yang ia miliki. Sebaliknya jika terbatas informasi-informasi itu dapat mengakibatkan munculnya miskonsepsi.

Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian ini adalah: 1) Apakah pembelajaran yang melibatkan strategi Cognitive Conflict (konflik kognitif) dapat menghadirkan Conceptual Change (Perubahan Konseptual)?. 2) Bagaimana konflik kognitif tersebut berperan dalam mempengaruhi munculnya Conceptual Change (Perubahan Konseptual) peserta didik?.

Fokus Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian pada di atas, maka fokus penelitian yaitu:

Menganalisis Konflik Kognitif yang terjadi pada Subjek (Peserta Didik).

Menganalisis Perubahan Konseptual terjadi pada Subjek (Peserta Didik).

TINJAUAN LITERATUR

Pembelajaran konflik kognitif merupakan pembelajaran yang dikembangkan dari pandangan Piaget dari teori konstruktivisme. Dalam pandangan konstruktivisme menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita peroleh adalah konstruksi kita sendiri, sehingga tidak mungkin menstransfer pengetahuan karena setiap orang membangun pengetahuan pada dirinya (Von Glaserfeld dalam Suparno, 1997: 18).

Zimrot dan Ashkenazy (dalam Wiradana, 2012: 16) menyatakan bahwa konflik kognitif adalah sebuah kondisi yang penting untuk perubahan konseptual. Menurut Izmaimusa (2008: 159) strategi konflik kognitif adalah cara menyeimbangkan keadaan dimana terdapat ketidakcocokan antara struktur kognitif yang dimiliki dan dipunyai seseorang dengan informasi yang baru didapat dari lingkungan atau informasi baru yang diterimannya dengan struktur kognitif yang telah dimilikinya.

Berikut adalah pola umum strategi konflik kognitif menurut Osborne (1993): (1) mengungkapkan konsepsi awal siswa; merupakan fase mengajukan beberapa pertanyaan mengenai suatu konsep yang releva dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

Page 2: ANALISIS COGNITIVE CONFLICT TERHADAP CONCEPTUAL …

JURNAL LINEAR. ISSN: 2549-8657 VOLUME 01 NO.02 OKTOBER 2017

Halaman 22

dicapai untuk mengetahui konsepsi awal siswa, (2) mrnciptakan konflik konseptual; merupakan fase yang menantang siswa untuk menguji konsepsi awalnya apakah benar atau salah dengan konsepsi ilmiah, pada fase ini guru dapat membimbing siswa mendemonstrasikan atau melakukan percobaan untuk menguji konsepsi awalnya, (3) mengupayakan terjadinya akomodasi kognitif; adalah interpretasi dari hasil demonstrasi atau percobaan siswa agar konsepsinya benar meyakinkan; pada fase ini guru membimbing siswa dengan mengajukan pertanyaan seperti: apa yang anda maksud, mengapa, dan bagaimana bisa terjadi.

Menurut Baser (2006) langkah-langkah pembelajaran konflik kognitif dijabarkan sebagai berikut: 1. Siswa diatur dalam kelompok (setiap siswa diberi lembar

prediksi untuk mengetahui konsepsi awal mereka terhadap situasi anomali yang diperlihatkan).

2. Guru mendemonstrasikan suatu situasi anomaly untuk mengatifkan siswa.

3. Jika percobaan dimungkinkan, siswa melakukan percobaan dan menghasilkan hasil yang bertentangan dengan mereka dan menetapkan siswa dalam konflik kognitif.

4. Para siswa diminta untuk mendiskusikan hasil-hasil percobaan dan ide-ide mereka sebelumnya bersama teman sebaya. Hal ini memungkinkan mereka untuk berinteraksi dan saling bertukar pendapat dan ide-ide.

5. Jika percobaan tidak memungkinkan, guru meminta siswa untuk membahas situasi anomali yang sebelumnya telah didemonstrasikan oleh guru dan teman sebaya.

6. Guru mengumpulkan ide-ide yang berbeda tentang situasi di papan tulis dan kemudian mendiskusikan bersama-sama.

7. Akhirnya, ide-ide yang benar ditentukan dijelaskan secara rinci. Jika memungkinkan, guru menggunakan analogi untuk menjelaskan fenomena.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas tentang strategi konflik kognitif maka dapat disintesiskan bahwa strategi konflik kognitif adalah siasat yang diberikan untuk mengubah miskonsepsi berupa ketidakcocokan antara struktur kognitif yang dimiliki seseorang dengan informasi baru yang didapat atau yang diterima dengan struktur kognitif yang dimilikinya menuju konsep yang benar.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Luwuk Kabupaten Banggai. Sebagai etika dalam penelitian kualitatif, identitas Subjek diganti dengan menggunakan kode-kode. Teknik pengumpulan data yakni pengamatan (observation), wawancara (interview), dan tes diagnostik (diagnostic test). Kegiatan pengamatan berupa kegiatan pembelajaran konvensional yang diakhiri kegiatan pengamatan dengan memberikan pre test diagnostic kemudian dilanjutkan dengan wawancara. Tes diagnostik menggunakan Force Concept Inventory (FCI) oleh Hestenes, et al. (1992).

Desain penelitian berfokus pada konflik kognitif terhadap perubahan konseptual. Hasil kegiatan penelitian dibahas secara deskriptif kualitatif ke dalam pembahasan dan dideskripsikan tentang perubahan konseptual yang dialami peserta didik berkaitan konsep gerak dan gaya. Situasi konflik kognitif dihadirkan pada pembelajaran Dinamika Partikel, dengan menggunakan strategi konflik kognitif.

Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Model interaktif ini terdiri dari tiga hal utama, yaitu: (1) reduksi data; pereduksian data dilakukan pada data observasi dan data wawancara; (2) penyajian data; data yang disajikan yakni data hasil reduksi dari data observasi dan wawancara; (3) kesimpulan, merupakan deskripsi spesifik dari hasil penelitian (Moleong, 2012). HASIL

Diagnostik Rendah

Gbr 1. Pilihan subjek-12 tentang gravitasi

Nampak pada jawaban Nomor 1 (satu) Tes Diagnostik, subjek tidak dapat memahami konsep gravitasi dengan baik, subjek-12 menganggap bahwa bola yang lebih berat dari bola lainnya akan mencapai tanah dengan setengah waktu dibanding bola lainnya. Berikut kutipan interview (wawancara) dengan subjek-12:

Interviewer : Apa yang kamu pahami dengan soal ini (soal nomor satu)?

Subjek-12 : yang saya pahami dari soal ini tentang berat pak

Interviewer : bisakah kamu jelaskan? Subjek-12 : ini pak kalau bola yang lebih berat itu lebih

cepat jatuh dari bola yang ringan pak Interviewer : apa yang kamu pahami tentang benda jatuh

bebas? Subjek-12 : tidak tahu pak

Gbr 2. Pilihan subjek-12 tentang konsep gaya gravitasi

Pada soal tes diagnostik berikut, subjek-12 menanggapi soal seperti soal nomor satu, dimana berat yang mempengaruhi benda untuk jatuh. Subjek-12 mengalami miskonsepsi dengan konsep gaya gravitasi. Berikut kutipan wawancaranya.

Interviewer : Apa yang kamu pahami dengan soal ini (soal nomor tiga)?

Subjek-12 : soalnya tentang gaya berat pak Interviewer : bisakah kamu jelaskan? Subjek-12 : kalau menurut saya bola yang lebih berat

yang jatuh di lantai duluan, kira-kira setengah dari bola yang lebih ringan

Interviewer : apa yang kamu pahami tentang gaya gravitasi?

Subjek-12 : gaya tarik bumi?

Page 3: ANALISIS COGNITIVE CONFLICT TERHADAP CONCEPTUAL …

JURNAL LINEAR. ISSN: 2549-8657 VOLUME 01 NO.02 OKTOBER 2017

Halaman 23

Gbr 4. Pilihan Subjek-12 tentang konsep gerak rotasi

Pada soal berikut, subjek-12 miskonsep dengan gerak rotasi, subjek-12 memilih A yakni gerak benda masih berbentuk seperti lingkaran. Jawaban subjek-12 masih dipengaruhi intuisi dan konsepsi alternatif, seperti “masih ada gaya yang dibawa oleh benda ketika tali diputus”. Tampak bahwa subjek-12 mengalami miskonsepsi dengan gerak rotasi.

Gbr 5. Pilihan subjek-12 untuk konsep hukum Newton III

Pada soal nomor 7 (tujuh), subjek-12 memilih jumlah gaya dari mobil sendan yang mendorong truk yang mogok lebih besar dari pada gaya yang diberikan oleh truk kepada mobil sedan. Nampak subjek-12 mengalami miskonsepsi dengan konsep hukum Newton III. Berikut kutipan interview (wawancara).

Interviewer : Apa yang kamu pahami dengan soal ini (soal nomor tujuh)?

Subjek-12 : yang saya pahami dari soal ini tentang gaya Interviewer : bisakah kamu jelaskan? Subjek-12 : mobil sedan memberikan gaya yang besar

pada truk sehingga truknya berjalan, jadi gayanya (sedan) harus lebih besar pak.

Interviewer : apa yang kamu pahami tentang Hukum Newton III?

Subjek-12 : Hukum aksi reaksi pak Interviewer : kalau aksi reaksi bukannya kedua gaya

(mobil sedan dan truk) harus sama besar? Subjek-12 : iya pak, tapi yang saya tahu harus saling

mendorong pak, di soal truknya tidak mendorong pak.

Gbr 6. Pilihan subjek-12 tentang konsep Hukum Newton III

DISKUSI

Pengelompokkan Subjek kedalam anggota kelompok Diagnostik rendah atau kelompok Diagnostik Tinggi berdasarkan pilihan jawaban oleh Subjek dan dikuatkan oleh tanggapan jawaban pada hasil rekaman wawancara. Pengelompokkan anggota Subjek ke dalam Kategori kelompok Diagnostik rendah atau Kategori Diagnostik Tinggi berdasarkan pada penelitian Soares dan Borges (2010). Dimana ketika Subjek mendukung hipotesis yang dikemukakan oleh Aristoteles, maka Subjek tersebut dikelompokkan ke dalam kelompok Diagnostik Rendah, sedangkan ketika Subjek mendukung hipotesis yang dikemukakan oleh Newton, maka Subjek dikelompokkan ke dalam kelompok Diagnostik Tinggi. Misalnya untuk jawaban pertanyaan Subjek-12 pada Soal Uraian Pertama, nomor 1 sebagai berikut: Dua buah bola besi berukuran sama, tetapi salah satu bola beratnya dua kali dari bola yang lain. Kedua bola tersebut dijatuhkan dari puncak gedung pada saat yang bersamaan. Waktu yang dibutuhkan kedua bola untuk mencapai tanah adalah?, maka subjek-12 memilih A. kira-kira setengah untuk bola yang lebih berat.

Subjek Diagnostik Rendah

Merujuk inventori konsep gaya oleh Hestenes, et al. (1992), bahwa soal nomor satu dan nomor tiga merupakan konsep gravitasi, yaitu akselerasi tidak bergantung pada berat benda. Konsep yang diyakini oleh Subjek-12 mungkin nampak benar, sebab ia memperhatikan kejadian sehari-hari, bahwa benda yang lebih berat mempengaruhi jatuhnya benda, kecendrungan jawaban ini didominasi oleh pengalaman sehari-hari. Tanggapan Subjek-12 hampir mendekati konsep gravitasi, hanya saja jawaban pernyataannya tentang gerak jatuh bebas ada pengaruh kecepatan, Subjek-12 tidak dapat menghubungkan gerak jatuh bebas dengan konsep gravitasi yang sesungguhnya.

Pemahaman Subjek terkait soal nomor tujuh dan nomor sepuluh tersebut memberikan gambaran bahwa Subjek-12 dapat mengetahui konsep hukum III Newton, tetapi belum dapat mengidentifikasi dan mengkoneksikan kasus pada soal dengan hukum III Newton, menurutnya gaya oleh sedan harus lebih besar supaya truk terdorong dan konsep aksi dan reaksi hanya terjadi bila gaya total saling meniadakan dan arahnya juga demikian, pandangan ini tentunya keliru, sebab aksi dan reaksi tidak harus (salah satu gaya) saling meniadakan (atau harus nol).

Sedangkan Subjek-16 menyatakan alasan yang tidak ada hubungan dengan hukum Newton III, ia menyatakan suatu pernyataan miskonsepsi yaitu “truk yang diam bergerak karena didorong, semakin laju didorong truknya juga tambah laju”. Pernyataan ini merupakan pernyataan miskonsepsi, bahwa ada hubungan antara gaya yang diberikan dengan laju benda yang dikenakan gaya. Subjek Subjek-08 tidak dapat mengidentifikasi kasus dengan

Page 4: ANALISIS COGNITIVE CONFLICT TERHADAP CONCEPTUAL …

JURNAL LINEAR. ISSN: 2549-8657 VOLUME 01 NO.02 OKTOBER 2017

Halaman 24

hukum III Newton, menurutnya hukum III Newton hanya sebatas pengertian aksi dan reaksi.

Akomodasi Konsep Baru dengan Pembelajaran Perubahan konsep terjadi ketika munculnya konflik

kognitif dan kemudian Subjek merasa tidak puas dengan konsep yang dia miliki sebelumnya. Peneliti berupaya memediasi semua Subjek eksperimen bidang miring, untuk terciptanya konflik kognitif. Soares dan Borges (2010) dalam penelitiannya mengatakan bahwa kami berharap bahwa konflik kognitif peserta didik hadir antara fakta-fakta dengan hasil percobaan yang memunculkan hubungan asimilasi dan akomodasi pada pemahaman konsep-konsep gerak yang abstrak. Teori perubahan konsep yang dikemukakan oleh Posner, et al (1982) didasarkan pada akomodasi dan konsep ilmiah. Beberapa kondisi berikut penting untuk suksesnya conceptual change. Pada pertemuan kedua pembelajaran yaitu subjek tidak menerima terhadap konsep-konsep ilmiah yang ia pahami, sebelum percobaan bidang miring Galileo dilakukan, mereka meyakini bahwa semua benda memiliki kecepatan jatuh yang berbeda-beda, dimana berat suatu benda proporsi (sebanding) dengan kecepatan jatuhnya. Sebelum kegiatan percobaan bidang miring dilakukan, beberapa Subjek bahkan tidak yakin jika percobaan bidang miring Galileo dapat membuktikan kebenaran hukum inersia.

Pembelajaran dengan Strategi Konflik Kognitif dapat menciptakan perubahan konseptual (Conceptual Change) kepada responden yang terkategorisasi Miskonsepsi, dimana konsep-konsep lama yang mereka miliki itu mengarah pada konsep-konsep alternatif sebelum akhirnya konflik kogntif mengarah mereka pada perubahan konsep. Peneliti menyadari bahwa begitu sulitnya menelaah proses masing-masing responden untuk terjadinya perubahan konsep, tetapi paling tidak perubahan konsep tersebut dapat diamati ketika responden kemudian menerima suatu pengalaman ilmiah sebagai suatu kebenaran konsep melalui kegiatan percobaan bidang miring Galileo bahwa kedua benda yakni kelereng dan bola pimpong walaupun berbeda massa dan massa jenisnya memiliki waktu tempuh yang sama untuk menuruni bidang miring. KESIMPULAN DAN SARAN

Pembelajaran Dinamika Partikel dengan Strategi Konflik Kognitif dapat menciptakan munculnya perubahan konseptual dalam ranah kognitif peserta didik.

Perubahan konsep terjadi ketika peserta didik mampu menegosiasi konsep baru yang mereka peroleh lewat kegiatan percobaan bidang miring Galileo sebagai sebuah fakta ilmiah lalu kemudian memposisikan konsep baru tersebut sebagai kebenaran konsep di atas konsep mereka sebelumnya. Perubahan konsep tersebut terjadi ketika konflik kognitif hadir lewat percobaan yang mereka lakukan dan menjawab ketidaklogisan konsep yang mereka yakini salama ini. Lewat pembelajaran strategi konflik kognitif yang melibatkan fakta-fakta ilmiah berdasarkan kegiatan percobaan bidang miring Galileo tersebut dapat memaknai munculnya konstruksi skema asimilasi yang baru dan akhirnya terakomodasi. Syarat adanya perubahan konseptual yaitu intelligible (dimengerti), plausible (masuk akal), dan fruitful (bermanfaat), dapat dipahami bahwa percobaan bidang miring tersebut memberikan suatu pemahaman baru pada epistemologis mereka.

Sebagai saran dalam kegiatan pembelajaran direkomendasikan untuk menerapkan strategi konflik

kognitif atau pendekatan perubahan konseptual dalam meminimalisir miskonsepsi menuju konsepsi ilmiah. UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada DRPM Ditjen Penguatan Risbang Kemenristek Dikti RI yang telah memberikan pendanaan dalam Hibah Penelitian Dosen Pemula (PDP) Tahun 2016-2017. REFERENSI

Akbar, Ilham. (2015). Identifikasi Perubahan Konseptual Peserta didik Terhadap pemahaman konsep Gerak dan Gaya Menggunakan Media Sejarah Sains. Dunia Ilmu, Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol. 2, No. 1. Halaman 1-7.

Bambang. (2015). Pengaruh Pembelajaran Strategi Konflik Kognitif Berbasis Laboratorium Mini Terhadap Hasil Belajar Fisika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa. Tesis tidak dipublikasi. Gorontalo: Universitas negeri Gorontalo.

Baser, M. (2006). Fostering Conceptual Change by Cognitive Conflict Based Instructions On Students Understanding Of Heat And Temperature Concepts. Eurasia Journal of Mathematcs, Science and technology Education.2 (2).96-114.

Hestenes, D., Wells, Malcolm., and Swackhamer, Gregg. (1992). Force Concept Inventory. The Physics Teacher, Vol. 30, March 1992, 141-158.

Izmaimusa, Dasa. (2008). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Konflik Kognitif Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika dan Sikap Siswa. Jurnal pendidikan Matematika. Palu: Untad.

Kim, Yeonsoo., Bao, Lei., Acar, Omar. (2006). Student’s Cognitive Conflict and Conceptual Change in a Physics by Inquiry Class. Conference Proceedings. Retrieved from online website: http://aip.scitation.org/doi/abs/10.1063/1.2177037

Kwon, Jeosoo., Lee, Youngjick., Beeth, Michael E. (2000). The Effect of Cognitive Conflict On Student’s Conceptual Change in Physics. Educational Resources Information Center (ERIC).

Moleong, L., J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Posner, G. J., Strike, K. A., Hewson, P. W., & Gertzog, W. A. (1982). Accomodation of a scientific conception: Toward a theory of conceptual change. Science education, 66, 211-227.

Suparno, Paul. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.

Soares, R. R. & Borges, P., F. (2010). A History of Science Classroom Experience: Teaching a Move ment Concept. Lat. Am. J. Phys. Educ. Vol. 4, No.3.

Wiradana, I W Gede. (2012). Pengaruh Strategi Konflik Kognitif dan berpikir kritis terhadap prestasi belajar IPA. Tesis tidak diterbitkan. Denpasar: PPs Universitas Ganesha Singaraja.

Page 5: ANALISIS COGNITIVE CONFLICT TERHADAP CONCEPTUAL …

JURNAL LINEAR. ISSN: 2549-8657 VOLUME 01 NO.02 OKTOBER 2017

Halaman 25