25F85 OK Jurnal2 AC Panca

download 25F85 OK Jurnal2 AC Panca

of 9

description

dasar negara serta falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia yg terdiri atas lima sila, yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (nomina)

Transcript of 25F85 OK Jurnal2 AC Panca

  • 5/20/2018 25F85 OK Jurnal2 AC Panca

    1/9

    PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN

    DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

    Ahmad Calam dan Sobirin

    ABSTRAK

    Pengertian paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umu

    (merupakan suatu sumber nilai), sehingga merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, sepenerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilm

    pengetahuan itu sendiri. Secara filosofis hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigmpembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembanguna

    nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai dari sila-sila Pancasila. Oleh karena hakiknilai sila-sila Pancasila mendasarkan diri pada dasar ontologis manusia sebagai subjek pendukun

    pokok sila-sila Pancasila sekaligus sebagai pendukung pokok negara.

    Kata Kunci:Pancasila, Paradigma, Negara

    A. PENDAHULUAN

    Setelah dicapai konsensus nasional untukmenjadikan Pancasila sebagai satu-saturrya azas

    dalam kehidupan bennasyarakat, berbangsa danbernegara, sampai saatnya bangsa Indonesia

    untuk betul betul membudayakan danmengamalkan nilai-nilai yang terkandung

    dalam ideologi bersama Indonesia itu. Dalam

    sejarah pernah selama sepuluh tahun BP-7,mulai dari pusat sampai kedaerah-daerah, telahberhasil menggerakkan pemasyarakatan nilai-

    nilai Pancasila, terutama melalui penataran-penataran P-4 dengan berbagai type dan

    polanya. Sejauh ini se-Indonesia 2 juta orangatau 74% dari penduduk usia dewasa, telah

    berhasil di jangkau oleh proses pemasyarakatanitu. Pada saat Krida ketiga dari Panca Krida

    Kabinet Pembangunan V, BP-7 Pusat telahberperan aktif dalam merangsang gerakan

    pembudayaan ideologi Pancasila, demokrasiPancasila dan P-4 (Eka Prasetya Pancakarsa)

    dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa danbemegara.

    Salah satu dimensi gerakan pembudayaanitu, yang juga berarti pengamalannya dalam

    kehidupan nyata, adalah pengembanganpemikiran tentang nilai-nilai Pancasila dan UUD

    1945 yang relevan dengan kebutuhaperkembangan masyarakat dan tuntuta

    perubahan zaman, tetapi tetap berada dalakerangka paradigma atau kandungan hakek

    yang sesungguhnya.Sejalan dengan itu pengembanga

    pemikiran itu bukan dimaksudkan untumerubah atau merevisi, apalagi menggantiny

    Justru yang ingin dicapai adalah untu

    memperkuat, mempermantap damengembangkan penghayatan, pembudayaadan pengamalannya dalam berbagai bidan

    kehidupan bermasyarakat, berbangsa dabernegara.

    Melalui pengembangan pemikiran tentanPancasila dan UUD 1945 seperti itu diharapka

    bangsa Indonesia akan dapat melahirkan damengembangkan gagasan, konsep-konsep da

    bahkan teori-teori baru dalam berbagai bidankehidupannya yang bersumber dari ideologi da

    konstitua ber sama Indonesia itu, serta padwaktu yang sama berhasil pula menguatka

    relevansinya dengan realita perkembangamasyarakat dan tuntutan perubahan jaman.

    Sejalan dengan itu, melalui prospengembangan pemikiran ini diharapkan bang

    Indonesia akan dapat melahirkan damengembangkan gagasan-gagasan, konse

    Jurnal SAINTIKO

    Vol. 4/ No. 1/ Januari 200

    14

  • 5/20/2018 25F85 OK Jurnal2 AC Panca

    2/9

    Ahmad Calam dan Sobirin: Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan

    Jurnal SAINTIKO

    Vol. 4/ No. 1/ Januari 20

    1

    konsep dan teori-teori baru tentang kehidupan

    politik, ekonomi, sosial, budaya, beragama danber-Ketuhanan Yang Maha Esa, hukum, hankam

    dan lainnya yang bukan saja bersumber padanilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, tetapi

    sekaligus juga mengandung relevansi yang kuat

    dengan keperiuan pembangunan masyarakat,bangsa dan negara Indonesia dari satu tahap ketahap berikutnya. Bersamaan dengan itu

    Pancasila dan UUD 1945 menjadi hidup danberkembang, bukan mati dan beku, di hati dan

    alam pikiran masyarakat Indonesia yangsekaligus memperkuat keyakinan mereka

    tentang kualitasnya yang prima sebagai ideologidan konstitusi bersama. Demikian,

    pengembangan pemikiran berperan pentingsekali dalam pengembangan kebanggaan

    terhadap Pancasila dan UUD 1945, dan olehkarena itu menjadi perangsang proses

    pembudayaan dan pengamalannya.Berdasarkan kerangka pemikiran ini dulu

    BP-7 Pusat telah memcentuskan sebuah "Kelompok Studi Pengembangan Pemikiran

    tentang Pancasila dan UUD 1945 ". MelaluiKelompok Studi ini BP-7 Pusat pernah

    mengundang sejumlah ahli dari berbagai bidangdan mereka yang berpengalaman untuk

    menyumbangkan buah pikiran, baik melaluisumbangan makalah maupun partisipasi dalam

    diskusi tentang topik-topik tertentu yangmerangsang pengembangan pemikir tentang

    ideologi dan konstitusi bersama Indonesia itu.Dari situ tersimpul kegiatan Kelompok Studi ini

    berupa rangkaian seminar, masing-masingdengan topik tertentu yang dianggap relevan.

    Melalui Kelompok Studi ini dan hasil-hasilnya BP- 7 Pusat mampu merangsang

    gerakan pengembangan pemikiran tentangPancasila dan UUD 1945 di perguruan-

    perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitiandan pengkajian, dan di kalangan-kalangan lain

    di seluruh tanah air. Dengan begitupengembangan pemikiran tentang Pancasila dan

    UUD 1945 akan berkembang menjadi suatugerrakan yang luas yang pada gilirannya akan

    berperan aktif dalam merangsang prosespembudayaan dan pengamalan Pancasila dan

    UUD 1945 di berbagai lapisan masyarakat dan

    bangsa Indonesia dalam berbagai bidan

    kehidupan mereka sehari-hari.

    B. PENGERTIAN PARADIGMA

    Istilah 'Paradigma' pada awalnyberkembang dalam dunia ilmu pengetahuaterutama dalam kaitannya dengan filsafat ilm

    pengetahuan. Secara terminologis tokoh yanmengembangkan istilah tersebut dalam dun

    ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khudalam bukunya yang berjudul The Structure

    Scientific Revolution (1970 : 49). Inti sapengertian paradigma adalah suatu asums

    asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoretis yanumum (merupakan suatu sumber nilai), sehingg

    merupakan suatu sumber hukum-hukummetode, seru penerapan dalam ilmu pengetahua

    sehingga sangat menentukan sifat, ciri serkarakter ilmu pengetahuan itu sendiri.

    Ilmu pengetahuan sifatnya sangdinamis hal mi disebabkan oleh semak

    banyaknya hasil-hasil penelitian manusisehingga dalam perkembangannya terdap

    siiatu kemungkinan yang sangat besditemukannya kelemahan-kelemahan pada teo

    yang telah ada, danjikalau demikian makilmuwan akan kembali pada asumsi-asum

    dasar serta asumsi teoretis sehingga dengademikian perkembangan ilmu pengetahua

    kembali meng-kaji paradigma dari ilmpengetahuan tersebut atau dengan lain perkataa

    ilmu pengetahuan harus mengkaji dasontologis. dari ilmu itu sendiri. Misalnya dala

    ilmu-ilnru sosial manakala suatu teori yandidasarkan pada suatu hasil penelitian ihiiia

    yang mendasarkan pada metode kuantitatif yanmengkaji manusia dan masyarakat berdasarka

    pada sifat-sifat yang parsial, terukur, koreladan positivistik maka temyata hasil dari ilm

    pengetahuan tersebut secara epistemologhanya mengkaji satu aspek saja dari objek ilm

    pengetahuan yaitu manusia. Oleh karena ikalangan ilmuwan sosial kembali mengka

    paradigma ilmu tersebut yaitu manusiBerdasarkan hakikat-nya manusia dala

    kenyataan objektifnya bersifat ganda bahkamultidi-mensi.

  • 5/20/2018 25F85 OK Jurnal2 AC Panca

    3/9

    Ahmad Calam dan Sobirin: Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan

    Jurnal SAINTIKO

    Vol. 4/ No. 1/ Januari 20

    1

    Atas dasar kajian paradigma ilmu

    pengetahuan sosial tersebut kemu-diandikembangkanlah metode baru berdasarkan

    hakikat dan sifat paradigma ilmu tersebut yaitumanusia, yaitu metode kualitatif.

    Istilah ilmiah tersebut kemudian

    berkembang dalam berbagai bidang kehidupanmanusia serta ilmu pengetahuan lain misalnyapolitik, hukum, ekonomi, budaya, serta bidang-

    bidang lainnya. Dalam masalah yang populer miistilah 'Paradigma' berkembang menjadi

    termihologi yang mengandung konotasipengertian sumber mlai, kerangka pikir,

    orientasi dasar, sumber asas serta arah dantujuan dari suatu perkembangan, perubahan

    serta proses dalam suatu bidang tertentutermasuk dalam bidang pembangunan, iptek

    maupun dalam pendidikan.

    C. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

    PEMBANGUNAN

    Untuk mencapai tujuan dalam hidupbermasyarakat berbarigsa bernegara bangsa

    Indonesia melaksanakan pembangiman nasional.Hal ini sebagai perwujudan praksis dalam

    meningkatkan harkat dan martabatat. Tujuannegara yang tertuang dalam Pembukaan UUD

    1945 yang terinci adalah sebagai berikut :"melindungi segenap bangsa dan seluruh

    tumpah darah Indonesia," hal ini dalamkapasitasnya tujuan negara hukum. Adapun

    rumusan "memajukan kesejahteraan umummencerdaskan kehidupan bangsa" hal ini dalam

    pengertian negara hukum material yang secarakeseluruhan sebagai manifestasi tujuan khusus

    atau nasional. Adapun selaku tujuan nasionaljuga tujuan internasional (tujuan umum) "ikut

    melaksanakan-ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi

    dan keadilan sosial". Hal ini diwujudkan dalamtata pergaulan masyarakat intemasional.

    Secara filosofis hakikat kedudukanPancasila sebagai paradigma pembangunan

    nasional mengandung suatu konsekuensi bahwadalam segala aspek pembangunan nasional kita

    harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai darisila-sila Pancasila. Oleh karena hakikat nilai

    sila-sila Pancasila mendasarkan diri pada das

    ontologis manusia sebagai subjek pendukunpokok sila-sila Pancasila sekaligus sebag

    pendukung pokok negara. Hal ini berdasarkapada kenyataan objektif bahwa Pancasila das

    negara dan negara adalah organisa

    (persekutuan hidup) manusia. Oleh karena inegara dalam rangka mewujudkan tujuannymelalui pembangunan nasional untu

    mewujudkan tujuan seluruh warganya hardikembalikan pada dasar-dasar hakikat manus

    "monopluralis''. Unsur-unsur hakikat manus"monopluralis" meliputi susunan kodr

    manusia, rohani (jiwa) dan raga, sifat kodramanusia makhluk individu dan makhluk sosi

    serta kedudukan kodrat manusia sebagmakhluk pribadi berdiri sendiri dan sebag

    makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karenpembangunan nasional sebagai upaya praks

    untuk mewujudkan tujuan tersebut, makpembangunan harus mendasar-kan pad

    paradigma hakikat manusia "monopluralitersebut.

    Konsekuensinya dalam realisapembangunan nasional dalam berbagai bidan

    untuk mewujudkan peningkatan harkat damartabat manusia secara konsisten berdasarka

    pada nilai-nilai hakikat kodrat manusia tersebuMaka pembangunan nasional harus melipu

    aspek jiwa (rohani) : yang mencakup akal, radan kehendak. aspek raga (jasmani), aspe

    individu, aspek makhluk sosial, aspek pribadan juga aspek kehidupan ketuhananny

    Kemudian pada gilirannya dijabarkan dalaberbagai bidang pembangunan antara lai

    politik, ekonomi, hukum, pendidikan. sosiabudaya, ilmu pengetahuan dan teknologi ser

    bidang kehidupan agama.

    D. PANCASILA SEBAGAI PARADIGM

    PENGEMBANGAN IPTEK

    Dalam upaya manusia mewujudkakesejahteraan dan peningkatan harkat da

    martabatnya maka manusia mengembangkailmu pengetahuan dan teknologi. Ilm

    Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) padhakikatnya merupakan suatu hasil kreativitas

  • 5/20/2018 25F85 OK Jurnal2 AC Panca

    4/9

    Ahmad Calam dan Sobirin: Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan

    Jurnal SAINTIKO

    Vol. 4/ No. 1/ Januari 20

    1

    rohani manusia. Unsur jiwa (rohani) manusia

    meliputi aspek akal, rasa dan kehendak. Akalmerupakan potensi rokhaniah manusia dalam

    hubungan dengan intelektualitas, rasa dalambidang estetis, dan kehendak dalam bidang

    moral (etika).

    Atas dasar kreativitas akalnya manusiamengembangkan iptek dalam rangka untukmengolah kekayaan alam yang disediakan oleh

    Tuhan yang Maha Esa. Oleb karena itu. tujuanyang essensial dari Iptek adalah demi

    kesejahteraan umat manusia, sehingga Iptekpada hakikatnya tidak bebas nilai namun terikat

    oleh nilai. Dalam masalah uri Pancasila telahroemberikan dasar nilai-mlai bagi

    pengembangan Iptek demi kesejahteraan hidupmanusia. Pengembangan Iptek sebagai hasil

    budaya manusia hams didasar-kan pada moralKetuhanan dan kemanusiaan yang adil dan

    beradab.Pancasila yang sila-silanya merupakan

    suatu kesatuan yang sistematis haruslah menjadisistem etika dalam pengembangan Iptek.

    .Sila Ketuhanan yang Maha Esa,

    mengimplementasikan ilmu pengetahuan,mencipta, perimbangan antara rasional dan

    irasional, antara akal jasa dan kehendak.Berdasarkan sila ini Iptek tidak hanya

    memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikandan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan

    maksudnya dan akibataya apakah merugikanmanusia dengan sekitaroya. Pengolahan

    diimbangi dengan melestarikan. Sila inimenempatkan manusia di alam semesta bukan

    sebagai pusatnya melainkan sebagai bagian yangsistematik dari alam yang diolahnya.

    Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab,memberikan dasar-dasar moralitas bahwa

    manusia dalam mengembangkan Iptek haruslahbersifat beradab. Iptek adalah sebagai hasil

    budaya manusia yang beradab dan bermoral.Oleh karena itu pengembangan Iptek harus

    didasarkan pada hakikat tujuan demikesejahteraan umat manusia. Iptek bukan untuk

    kesombongan. kecongkaan dan keserakahanmanusia namun harus diabdikai demi

    peningkatan harkat dan martabat manusia.

    Sila Persatuan Indonesi

    mengimplementasikan universalia dainternasionalisme (kemanusiaan) dalam sila-si

    yang lain. Pengembangan Iptek diarahkan demkesejahteraan iimat manusia termasuk

    dalamnya kesejahteraan bangsa Indonesi

    Pengembangan Iptek hendaknya dapmengembangkan rasa nasionalisme, kebesarabangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagia

    dari umat manusia di dunia.Sila Kerakyatan yang dipimpin ole

    hikmat kebijaksanaan dalapermusyawaratan/perwakilan, mendasa

    pengembangan Iptek secara demokratis. Artinysetiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasa

    untuk mengembangkan Iptek. Selain itu dalapengembangan Iptek setiap ilmuwan juei har

    menghormati dan menghargai kebebasan oranlain dan harus memilik sikap yang terbuk

    artinya terbuka untuk dikritik, dikaji ulanmaupu dibandmgkan dengan penemuan teo

    lainnya.Sila Keadilan sosial bagi seluruh raky

    Indonesia. Mengimplementasikapengembangan Iptek haruslah menjag

    keseimbangan keadilan dalam kehidupakemanusiaan yaitu keseimbangan keadila

    dalam hubungankan dengan dirinya sendimanusia dengan Tuhannya, manusia denga

    manusia lain, manusia dengan masy'arakbangsa dan negara serta manusia dengan ala

    lingkungannya.Kesimpulannya bahwa pada hakikatny

    sila-sila Pancasila harus merupakan sumbnilai, kerangka pikir serta basis mralitas ba

    pengembangan Iptek.

    E. PANCASILA SEBAGAI PARADIGM

    PEMBANGUNAN POLEKSOSBUD

    Pembangunan pada hakikatnymerupakan suatu realisasi praksis untu

    mencapai tujuan bangsa. Adapun pembangunadirinci dalam berbagai macam bidang antara la

    POLEKSOSBUD HANKAM. Dalam bidankenegaraan penjabaran pembanguna

    dituangkan dalam GBHN yang dirinci dala

  • 5/20/2018 25F85 OK Jurnal2 AC Panca

    5/9

    Ahmad Calam dan Sobirin: Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan

    Jurnal SAINTIKO

    Vol. 4/ No. 1/ Januari 20

    1

    bidang-bidang operasional serta target

    pencapaiannya.Pembangunan yang merupakan realisasi

    praksis dalam negara untuk mencapai tujuanseluruh warga harus mendasarkan pada hakikat

    manusia sebagai subjek pelaksana sekaligus

    tujuan pembangunan. Hakikat manusia adalah'Monopluralis' artinya meliputi berbagai unsuryaitu rokhani-jasmani, individu-makhluk sosial

    serta manusia sebagai pribadi-makhluk TuhanYang Maha Esa. Oleh karena itu hakikat

    manusia merupakan sumber nilai bagipengembangan POLEKSOSBUD HANKAM.

    Hal inilah yang sering |diungkapkan dalampelaksanaan pembangunan bahwa pembangunan

    hakikatnya membangun manusia secara lengkap,secara utuh meliputi seluruh 'unsur hakikat

    manusia monopluralis, atau dengan lainperkataan membangun martabat manusia.

    F. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

    PENGEMBANGAN BIDANG POLITIK

    Pembangunan dan pengembangan

    bidang politik harus mendasarkan pada dasarontologis manusia. Hal ini didasarkan pada

    kenyataan objektif bahwa manusia adalahsebagai subjek negara, oleh karena itu

    kehidupan politik dalam negara barus benar-benar untuk merealisasikan tujuan demi harkat

    dan martabat manusia. .Dalam sistem politik negara harus

    mendasarkan pada tuntutan hak dasarkemanusiaan yang di dalam istilah ilmu hukum

    dan kenegaraan disebut hak asasi manusia. Halini sebagai perwujudan hak atas marbata

    kemanu siaan sehingga sistem politik negaraharus mempu menciptakan sistem yang

    meryamin atas hak-hak tersebut.Dalam sistem politik negara harus

    mendasarkan pada kekuasaan yang bersumberpada penjelmaan hakikat manusia sebagai

    individu-makhluk sosial yang teijelma sebagairakyat. Maka kekuasaan negara harus mendasar-

    kan pada asal mula dari rakyat untuk rakyat.Maka rakyat merupakan asal mula kekuasaan

    negara. Oleh karena itu kekuasaan negara harus

    berdasarkan kekuasaan rakyat bukanny

    kekuasaan perseorangan atau kelompok.Selain sistem politik negara Pancasi

    memberikan dasar-dasar morali-tas politnegara. Telah diungkapkan oleh para pend

    negara Majelis Permusyawaratan Rakya

    misalnya Moh. Hatta, menyatakan bahwnegara berdasarkan atas Ketuhanan Yang MahEsa, atas dasar Kemdnusiaan yang adil dc

    beradab. Hal ini menurut Moh. Hatta agmemberikan dasar-dasar moral supaya nega

    tidak berdasarkan kekuasaan, oleh karena idalam politik negara termasuk para elit polit

    dan para penyelenggara negara untuk memeganbudi pekerti kemanusiaan serta memegang tegu

    cita-cita moral rakyat yang luhur.Dalam sila-sila Pancasila tersusun at

    urut-urutan sistematis, bahwa dalam politnegara harus mendasarkan pada kerakyatan (Si

    IV), adapun pengembangan dan aktualisapolitik negara berdasarkan pada moralit

    berturut-tumt moral Ketuhanan (Sila I), morkemanusiaan (Sila II) dan moral persatuan, yai

    iketan moralitas sebagai suatu bangsa (Sila III)Adapun aktualisasi dan pengembanga

    politik negara demi tercapainya keadilan dalahidup bersama (Sila V).

    Dapat disimpulkan bahwpengembangan pdlitik negara terutana dala

    proses reformasi dewasa ini harus mendasarkapada moralitas sebagaimana tertuang dalam sil

    sila Pancasila sehingga, praktek-praktek. polityang manghalalkan segala cara denga

    memfitnah, memprovokasi menghasut rakyyang tidak berdosa untuk diadu domba haru

    segera diakhiri.

    G. PANCASILA SEBAGAI PARADIGM

    PENGEMBANGAN EKONOMI

    Dalam dunia ilmu ekonomi boledikatakan jarang ditemukan paksr ekonomi yan

    mendasarkan-pemikiran pengembangaekonomi atas dasar-moralitas kemanusiaan da

    Ketuhanan. Sehingga lazinmya pengembangekonomi mengarah pada persaingan bebas, da

    akhirnya yang kuat yang menang.

  • 5/20/2018 25F85 OK Jurnal2 AC Panca

    6/9

    Ahmad Calam dan Sobirin: Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan

    Jurnal SAINTIKO

    Vol. 4/ No. 1/ Januari 20

    1

    Hal ini sebagai implikasi dari

    perkembangan ilmu ekonomi pada akhir abadke-18 menumbuhkan ekonomi kapitalis. Atas

    dasar kenyataar objektif inilai maka di Eropapada awal abad ke-19 muncul pemikiran sebagai

    reaksi atas perkembangan ekonomi tersebut

    yaitu sosialisme komunisme yangmemperjuangkan nasib kaum proletar yangditindas oleh kaum kapitalis. Oleh karena itu

    kiranya menjadi sangat penting bahkanmendesak untuk dikembangkan sistem ekonomi

    yang mendasarkan pada moralitas humanistik,ekonomi, yang berkemanusiaan.

    Atas dasar kenyataan tersebut makaMubyarto kemudian mengembangkan ekonomi

    kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistikyang mendasarkan pada tujuan demi

    kesejahteraan rakyat secara luas. Pengembangaaekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan

    saja melainkan demi kemanusiaan, demikesejahteraan seluruh bangsa. Maka sistem

    ekonomi Indonesia mendasarkan ataskekeluargaan seluruh bangsa. Pengembangan

    ekonomi tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilaimoral kemanusiaan (Mubyarto. 1999). Hal ini

    didasarkan pada kenyataan bahwa tujuanekonomi itu sendiri adalah untuk memenuhi

    kebutuhan manusia, agar manusia menjadi lebihsejahtera. Oleh karena itu ekonomi harus

    mendasarkan pada kemanusiaan yaitu demikesejahteraan kemanusiaan, ekonomi untuk

    kesejahteraan manusia sehingga kita harusmenghindarkan diri dari pengembangan

    ekonomi yang hanya mendasarkan padapersaingan bebas, monopoli dan lainnya yang

    menimbulkan penderitaan pada manusia,menimbulkan penindasan atas manusia satu

    dengan lainnya. .

    H. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

    PENGEMBANGAN SOSIAL BUDAYA

    Dalam pembangunan pengembanganaspek sosial budaya hendaknya didasarkan atas

    sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilaibudaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.

    Terutama dalam rangka bangsa Indonesiamelakukan refbrmasi di segala bidang dewasa

    ini. Sebagai anti klimaks proses reforma

    dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnanilai sosial budaya dalam masyarakat sehingg

    tidak mengherankan jikalau di berbagai wilayaIndonesia saat ini terjadi berbagai maca

    gejolak yang sangat memprihatinkan antara la

    amuk roassa yang cenderung anarkis, bentroantara kelompok masyatrakat satu dengalainnya yang muaranya adalah pada masala

    polilik.Oleh karena itu dalam pengembanga

    sosial budaya pada masa refor-masi dewasa ikita hams mengangkat nilai-nilai yang dimili

    bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilanilai Pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etik

    Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistiartinya nilai-nilai Pancasila mendasarkan pad

    nilai yang bersumber pada harkat dan martabmanusia sebagai makhluk yang berbuday

    Terdapat rumusan dalam sila kedua Pancasiyaitu "Kemanusiaan yang adil dan beradab".

    Dalam rangka pengembangan sosibudaya, Pancasila merupakan sumb

    normatifbagi peningkatan humanisasi dalabidang sosial hudaya. Sebagai kerangk

    kesadaran Pancasila dapat merupakan dorongauntuk (I) univer-salisasi, yaitu melepaska

    simbol-simbil dari keterkaitan struktur. dan (transendentalisasi. yaitu meningkatkan deraj

    kemerdekaan, manusia, dan kebebasan spiritu(Koentowijoyo, 1986). Dengan demikjan mak

    proses humanisasi universal akan dehumanisaserta aktualisasi nilai hanya demi kepentinga

    kelompok sosial tertentu sehingga menciptakasistem sosial budaya yang beradab.

    Dalam proses reformasi dewasa isering kita saksikan gejolak masya-rakat yan

    jauh dari nilai-nilai kemanusiaan yang beradaHal ini sebagai akibat perbenturan kepentinga

    politik demi kekuasaan sehingga masyaraksebagai elemen infrastruktur politik yan

    malakukan aksi sebagai akibat akumulapersoalan-persoalan politik. Anehnya suatu ak

    yang tidak beradab, tidak manusiawi dan tidahuman tersebut senantiasa mendapat aflrma

    politis dari kalangan elit politik sebagtokohnya. Demikian pula meningkatny

    fanatisme etnis di berbagai daeramengakibatkan lumpuhnya kebera-daban

  • 5/20/2018 25F85 OK Jurnal2 AC Panca

    7/9

    Ahmad Calam dan Sobirin: Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan

    Jurnal SAINTIKO

    Vol. 4/ No. 1/ Januari 20

    1

    masyarakat. Oleh karena itu suatu tugas yang

    maha berat bagi bangsa Indonesia pada pascareformasi dewasa ini untuk mengembangkan

    aspek sosial budaya dengan berdasarkan nilai-nilai Pancasila, yang secara lebih terinci

    berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai

    Ketuhanan serta nila keberadaban.

    I. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

    PENGEMBANGAN HANKAM

    Negara pada hakikatnya adalah

    merupakan suatu masyarakat hukum demitegaknya hak-hak warga negara maka

    diperlukan peraturan perundane-undangannegara, baik dalam rangka mengatur ketertiban

    warga maupis. dalam rangka melindungi hak-hak warganya. Oleh karena itu negara bertujuan

    melindungi segenap wilayah negara danbangsanya. Atas dasar penger-tiau demikian ini

    maka keamanan merupakan syarat mutlaktercapainya kesejahteraan warga negara.

    .Adapun demi tegaknya integritas seluruhmasyarakat negara diperlukan suatu pertahanan

    negara. Untuk itu diperlukar. parat keamanannegara dan aparat penegak hukum negara.

    Oleh karena Pancasiia sebagai dasarnegara dan mendasarkan diri pada hakikat nilai

    kemanusiaan monopluralis maka pertahan dankeamanan negara harus dikembalikan pada

    tercapainya harkat dan martabat manusiasebagai pendukung pokok negara. Dasar-dasar

    kemanusiaan yang beradab merupakan basismoralitas pertahanan dan keamanan negara.

    Dengan demikian pertahanan dan keamanannegara harus mendasarkan pada tujuan demi

    terja-mi'inya harkat dan martabat manusia,terutama secara rinci terjaminnya hak-hak asasi

    manusia. Pertahan dan kemanan bukanlah untukkekuasaan sebab kalau dernikian sudah dapat

    dipastikan akan melanggar hak asasi manusia.Demikian pula pertahan dan keamanan

    negara bukan hanya untuk sekelompok wargaataupun kelompok politik tertentu, sehingga

    berakibat negara menjadi totaliter dan otoriter.Oleh karena itu pertahanan dan kemanan negara

    harus dikembangkan berdasarkan nilai-nilaiyang terkandung dalam Pancasila. Pertahanan

    dan keamanan negara harus mendasarkan pad

    tujuan demi tercapainya kesejahteraau hidumanusia sebagai makhluk Tuhan Yang Mah

    Esa (Sila I dan II). Pertahanan dan keamananegara harus mendasarkan pada tujuan dem

    kepentingan warga dalam seluruh warga sebag

    warga negara (Sila III). Pertahanan dakeamanan harus mampu menjamin hak-hadasar, persamaan derajat serta kebebasa

    kemanusiaan (Sila IV) dan akhimya pertahanadan keamanan haruslah diperuntukkan dem

    terwujudnya keadilan dalam hidup rnasyarak(terwujudnya suatu keadilan sosial) agar bena

    benar negara meletakkan pada fungsi yansebenamya sebagai suatu negara hukum da

    bukannya suatu negara yang berdasarkan atkekuasaan.

    J. PANCASILA SEBAGAI PARADIGM

    PENGEMBANGAN KEHIDUPA

    BERAGAMA

    Pada proses reformasi dewasa ini

    beberapa wilayah negara Indo-nesia terjakonflik sosial yang bersumber pada masala

    SARA, terutama bersumber pada masalaagama. Hal ini menunjukkan kemundura

    bangsa Indonesia ke arah kehidupan beragamyang tidak berkemanusiaan. Tragedi di Ambo

    Poso, Medan, Mataram, Kupang serta daeradaerah lainnya aenunjukkan betapa semak

    melemahnya toleransi kehidupan beragama yanberdasarkan kemanusiaan yang adil da

    beradab.Oleh karena itu merupakan suatu tug

    berat bagi bangsa Indonesia untumengembalikan suasana kehidupan beragam

    yang penuh perdamaian, saling menghargasaling menghormati dan saling mencint

    sebagai sesama umat manusia yang beradaPancasila telah memberikan dasar-dasar nil

    yang fundammental bagi umat bangsa Indonesuntuk hidup secara damai dalam kehidupa

    beragama di negara Indonesia tercinta inManusia adalah sebagai makhluk Tuhan yan

    Maha Esa, oleh karena itu manusia wajib untuberibadah kepada Tuhan yang Maha Esa dala

    wilayah negara di mana mereka hidup. Namudemikian Tuhan menghendaki untuk hidup

  • 5/20/2018 25F85 OK Jurnal2 AC Panca

    8/9

    Ahmad Calam dan Sobirin: Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan

    Jurnal SAINTIKO

    Vol. 4/ No. 1/ Januari 20

    1

    saling menghormati, karena Tuhan menciptakan

    nmat manusia dari laki-laki dan permpuan iniyang kemudian berbangsa-bangsa, bergolong-

    golong, berkelompok-kelompok baik sosial,politik, budaya maupun etnis tidak lain untnk

    saling hidup damai yang berkemanusiaan.

    Dalam pengertian inilah maka negaramenegaskan dalam Pokok Pikiran Ke IV bahwa"Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha

    Esa, atas dasar kemanwiaan yang adil danberadab". Hal iiu berarti bahwa kehidupan

    dalam negara mendasarkan pada nilai-nilaiketuhanan. Negara memberikan kebebasan

    kepada warganya untuk memeliik agama sertamen-jalankan ibadah sesuai dengan agama dan

    kepercayaan masing-masing. Hal inimenunjukkan bahwa dalam negara Indonesia

    memberikan kebebasan atas kehidupanberagama atau dengan lain perkataan menjamin

    atas demokrasi di bidang agama. Oleh karenasetiap agama memiliki dasar-dasar ajaran sesuai

    dengan keyakinan masing-masing maka dalam.pergaulan hidup negara kehidupan beragama

    hubungan antar pemeluk agama didasarkan atasnilai-nilai kemanusiaan yang beradab hal ini

    berdasarkan pada nilai bahwa semua pemelukagama adalah sebagai bagian dari umat manusia

    di dunia.Oleh karena itu kehidupan beragama

    dalam negara Indonesia dewasa uii harusdikembangkan ke arah terciptanya kehidupan

    bersama yang penuh toleransi, salingmenghargai berdasarkan nilai kemanusiaan yang

    beradab.

    K. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

    REFORMASI

    Ketika gelombang gerakan reformsimelanda Indonesia maka seluruh aturan main

    dalam wacana politik mengalami keruntuhanterutama praktek-praktek elit politik yang

    dihinggapi penyakit KKN. Bangsa Indonesiaingin mengadakan suatu perubahan, yaitu

    menata kembali kehidupan berbangsa danbemegara demi terwujudnya masyarakat madani

    yang sejahtera. masyarakat yang bermartabatkemanusiaan yang menghargai hak-hak asas

    manusia, masyarakat yang demokratis yang

    bermoral religius serta masyara-kat yan

    bennoral kemanusiaan dan beradab.Dalam kenyataannya gerakan reforma

    ini harus dibayar mahal oleh bangsa Indonesyaitu dampak sosial, politik, ekonomi terutam

    kemanusia-an. Para elit politik memanfaatka

    gelombang reformasi ini demi merakekuasaan, setiingga tidak mengherankanjikalabanyak terjadi perbenturan kepentingan politi

    Berbagai gerakan rauncul disertai dengan akibtragedi kemanusiaan yang sangat memiluka

    dan banyak menelan banyak korban jiwa daanak-anak bangsa sebagai rakyat kecil yan

    tidak berdosa dan mendambakan perdamaiaketenteraman serta kesejahteraan. Tragedi yan

    sa-ngat memilukan itu antara lain peristiwAmuk Masa di Jakarta, Tangerang, Solo, Jaw

    Timur, Kalimantan serta daerah-daerah lainnyBahkan tragedi pembersihan etnis ala Rezi

    Serbia di Balkan terjadi di berbagai daeraantara lain di Dili, Kupang, Ambon, Kalimanta

    Barat serta beberapa daerah lainnya. Ancamadisitntegrasi dan sentimen SARA semak

    merongrong eksistensi bangsa Indonesia, aparkeamanan diletakkan dalam posisi yang sang

    sulit bahkan krisis kepatuhan terhadap hukusemakin merosot, sehingga hukum seakan-aka

    sudah tidak berfungsi lagi.Kondisi ekonomi semak

    memprihatinkan sektorriilsudah tidak berdaybanyak perusahan maupun perbankan yan

    gulung tikar yang dengan sendirinya disertdengan PHK dan bertambahnya jumlah tenag

    kerja potensial yang nganggur. Rakyat benabenar menjerit bahkan banyak yang kondi

    kehidupan sehari-harinya sangmemprihatinkan karena kesulitan untu

    memenuhi kebutuhan makan sehari-haIronisnya kalangan elit politik'serta para pelak

    politik lainnya seakan tidak bergeming dengajeritan kemanusiaan tersebut.

    Namun demikian di balberbagaimacam keterpurukan bangsa Indones

    tersebut masih tersisa satu keyakinan akan nilyang dimilikinya yaitu nilai-nilai yang berak

    dari pandangan hidup bangsa Indon'esia sendyaitu nilai-nilai Pancasila. Reformasj adala

    menata kehidupan bangsa dan negara dalasuatu sistem negara di bawah nilai-nilai

  • 5/20/2018 25F85 OK Jurnal2 AC Panca

    9/9

    Ahmad Calam dan Sobirin: Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan

    Jurnal SAINTIKO

    Vol. 4/ No. 1/ Januari 20

    1

    Pancasila, bukan menghan- curkan dan

    membubarkan bangsa dan negara Indonesia.Betapapun perubahan dan reformasi dilakukan

    namun bangsa Indonesia tidak akanmenghancur-kan nilai religiusnya, nilai

    kemanusiaannya, nilai persatuannya, nilai kerak-

    yatan serta nilai keadilannya. Bahkan padahakikatnya reformasi itu sendiri adalahmengembalikan tatanan kenegaraan ke arah

    sumber nilai yang merupakan platformkehidupan bersama baagsa Indonesia, yang

    selama ini dise-lewengkan demi kekuasaansekolompok orang baik pada masa orde lama

    maupun orde baru. Oleh karena itu prosesrefonriasi walaupun dalain lingkup pengertian

    reformasi total harus memiliki platform dansurnber nilai yang jelas yang merupakan arah,

    tujuan, serta cita-cita yartu nilai-niiai yangterkandung dalam Pancasila.

    Secara historis telah kita pahami bersamabahwa para pendiri negara telah mentukan suatu

    asas, sumber nilai serta sumber-norma yangfundamental dari negara Indonesia yaitu

    Pancasila, yang bersumber dari apa yangdimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri yaitu

    nilai-nilai yang merupakan pandangan hidupsehari-hari bangsa Indonesia. Nilai Ketuhanan,

    Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan danKeadilan adalah ada secara objektif dan melekat

    pada bangsa Indonesia yang merupakanpandangan dalam kehidupan bangsa sehari-hari.

    Oleh karena itu bilamana bangsa Indofresiameletakkan sumber nilai, dasar filosofi serta

    sumber nonna kepada nilai-nilai terssbutbukarilah suatu keputusan yang bersifat politis

    saja melainkan sifat keharusan yang bersumberdari kenyataan hidup pada bangsa Indonesia

    sepdiri sehingga dengan lain perkataanbersumber pada kenyataan objektif pada bangsa

    Indonesia sendiri. Maka dalam kehidupanpolitik kenegaraan dewasa ini yang sedang

    melakukan reformsi bukan berarti kita akanmengubah cita-cita; dasar nilai serta pandang

    hidup bangsa metainkan melakukan &perubahan dengan menata kembali dalam suatu

    platform yang bersumber pada nilai-nilai darisila-sila tersebut dalam segala bidang reformasi,

    antara lain datailnya; bidang hukum, politik,ekonomi serta bidang-bidang lainnya.

    Refonnasi dengan melakukan perubaha

    dalam berbagai bidang yang sering diteriakkadengan jargon reformasi total tidak mungk

    melakukan perubahan terhadap sumbernya isendiri. Mungkinkah reformsi total dewasa i

    akan mengubah kehidupan bahgsa Indones

    menjadi-tidak berketuhanan, tidaberkemanusiaan, tidak berpersatuan, tidaberkerakyatan serta tidak berkeadilan, da

    kiranya hal itu tidak mungkin dilakukan. Olekarena itu justru sebaliknya reformsi itu haru

    memiliki tujuan, dasar, cita-cita serta platforyang jelas dan bagi bangsa Indonesia Nilai-Nil

    Pancasila itu yang merupakan paradigmReformasi Total tersebut.

    I. DAFTAR PUSTAKA

    Ismaun, 1981, Tinjauan Pancasila Das

    Filsafat Negara Republik Indonesi

    C.V.Carya Remaja.

    ................. 1981, Pembahasan Pancasi

    Sebagai Kepribadian Bang

    Indonesia.CV. Yulianti, Bandung.Kaelan, 1983, Proses Perumusan Pancasi

    dan UUD 1945, Liberty, Yogyakarta................. 1996, Filsafat Pancasila, Paradigm

    Yogyakarta................. 1995, "Hakikat Sila-sila Pancasila

    Dalam Ensiklopedi Pancasila PariaWestra (Ed), Penerbit BPA, Yogyakarta

    Kaelan. 2008. Pendidikan PancasilParadigma. Yogyakarta.

    Kancil, 1980, Pancasila dan UUD 1945, Cet. Pradnya paramita, Jakarta. Karya And

    1978, Ketetapan-ketetapan MPRSurabaya.

    Laboratorium Pancasila IKIP Malang, 197

    Pokok-pokok Pembahasan Pancasi

    Dasar Filsafat Negara, Usaha NasionaSurabaya.