8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
1/40
KUMPULAN CHECKLIST KKD TINGKAT 3
Persiapan OSCE Gabungan
FKUI 2007
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
2/40
Daftar Isi
Daftar Isi.................................................................................................................. 2
Kanulasi Intravena................................................................................................... 3
PUNKSI ARTERI ........................................................................................................ 4
PEMERIKSAAN FISIK PENYAKIT TIROID.................................................................. 5
SUNTIKAN SUBKUTAN DAN INTRAKUTAN............................................................. 6
PEMERIKSAAN OBSTETRI 1..................................................................................... 7
PENUNTUN BELAJAR PERSALINAN NORMAL KALA 2............................................. 9
PENUNTUN BELAJAR PERSALINAN NORMAL KALA 3 & 4.................................... 12
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI ASUHAN ANTENATAL............................................. 14
CHECK LISTPEMERIKSAAN PAYUDARA................................................................ 16
PENUNTUN BELAJAR UNTUK KETERAMPILAN KLINIS PEMERIKSAAN PAYUDARA,
TES PAP DAN IVA ................................................................................................... 18
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI, TES PAP & IVA....................................................... 22
CHECK LISTPEMERIKSAAN NEUROLOGI I............................................................ 25
CHECK LISTPEMERIKSAAN NEUROLOGI II........................................................... 28
CHECK LISTPEMERIKSAAN KESEIMBANGAN........................................................ 30
LEMBAR OBSERVASI : WAWANCARA................................................................... 31
CHECK LISTPraktikum Konseling.......................................................................... 32
BASIC SURGICAL SKILLS......................................................................................... 33
CHECK LISTTES PENALA......................................................................................... 34
PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI / OFTALMOSKOPI.................................................. 35
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN /VISUS...................................................... 36
CHECK LISTTERAPI TOPIKAL.................................................................................. 37
CHECK LISTPEMERIKSAAN KAMPIMETRI............................................................. 38
CHECK LISTTONOMETRI SCHIOTZ......................................................................... 38
CHECK LISTBREAKING BAD NEWS........................................................................ 39
CHECK LISTPraktikum Konseling Medik............................................................... 40
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
3/40
Kanulasi Intravena
NO AKTIVITAS
1. Memeriksa kelengkapan alat-alat
2. Mencuci tangan dan memasang sarung tangan
3. Memberi penjelasan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan
4 Botol cairan digantungkan pada standar infus
5 Selang infus di kunci pada penguncinya
6 Tutup botol cairan didesinfeksi dengan kapas alkohol lalu tusukkan set infus.
7 Tabung tetesan diisi cairan sepertiganya dengan cara menekan tabung
tetesan beberapa kali
8 Kunci selang infus dibuka dengan ujung selang infus diarahkan keatas, cairan
dialirkan sampai tidak ada udara lagi di selang infus. Harus diyakini tidak ada
lagi udara didalam selang infus
9 Kunci selang infus ditutup kembali
10 Mencari lokasi vena yang cukup besar. (lihat gambar)
11 Pasang kain pengalas dibawah bagian tubuh yang akan ditusuk
12 Raba vena target, lalu pasang karet pembendung proksimal dari daerah yang
akan ditusuk. Apabila pasien sadar, minta pasien untuk mengepalkan
tangannya, sehingga pembuluh darah vena terlihat jelas
13 Permukaan kulit yang akan ditusuk didesinfeksi dengan menggunakan kapas
alkohol.
14 Tegangkan kulit diatas vena yang akan ditusuk dengan menggunakan jari
tangan yang tidak dominan supaya vena tidak mudah bergerak.
15 Tusukkan catheter iv ke vena dengan posisi lubang jarum menghadap keatas
dengan tangan kanan. Bila berhasil darah akan mengalir dan terlihat pada
ujung jarum .
16 Tarik mandrain catheter ke belakang sambil mendorong kanula masuk
kedalam vena sampai seluruh kanul berada dibawah kulit
17 Lepaskan karet pembendung vena
18 Lepaskan keseluruhan mandrain sambil melakukan penekanan pada ujung
kanula vena supaya darah tidak mengalir19 Buka kunci selang infus perlahan sambil memasang ujung selang infus pada
pangkal kanula dengan kuat
20 Pastikan tidak ada sela udara antara cairan infus dan darah
21 Bila tetesan lancar, fiksasi dengan plester pada pangkal kanula, kemudian beri
kasa betadin pada daerah tusukan dan selanjutnya ditutup dengan kasa steril
22 Hitung tetesan sesuai dengan kebutuhan
23 Alat-alat dirapikan dan dibuang sesuai tempatnya
Indikasi :
a)
Melakukan pemasangan jalur intra vena
b)
Melakukan pemasangan cairan infus
Kontraindikasi : Terdapat infeksi didaerah penusukan
Komplikasi :1.
Falls route
2.
Hematoma subkutis
3.
Infeksi
4.
Iritasi/peradangan (phlebitis)
5.
Emboli udara
Peralatan :
1.
Alat pelindung diri (handskun)
2.
Set phantom tangan untuk kanulasi vena
3.
Abocath no 22
4.
Cairan infus, selang infus, selang transfusion, selang infus mikro
5.
Kapas alkohol pada tempatnya6.
Alat pembendung vena
7.
Kain pengalas
8.
Kassa steril, antiseptik (betadine)
9.
Plester, gunting verband
10.
Standar infus
11.
Bengkok untuk tempat bahan kotor, spuit bekas / sampah tajam
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
4/40
PUNKSI ARTERIKKD KURFAK 2005
KELOMPOK : Nama Tutor :
TANGGAL : Tanda tangan :
Tutor
No KETRAMPILAN
1 Memeriksa kelengkapan alat-alat
2 Memberi penjelasan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan
3 Pasang kain pengalas dibawah bagian tubuh yang akan ditusuk. Jika yang akan dipungsi a radialis, dibawah pergelangan tangan diganjal dengan gulungan handuk kecil.
4 Menentukan lokasi arteri yang akan dipungsi (lihat gambar) dengan cara meraba pulsasi. Pilih pulsasi yang paling besar dan jelas.
5 Mencuci tangan dan memasang hansdskun
6 Mengisi heparin pada spuit 1 cc dan memasukkanya ke dalam spuit 3 cc sebanyak 0.1 cc
(Heparin diperlukan untuk mencegah pembekuan darah.
Tidak boleh terlalu banyak karena dapat mengganggu pembacaan hasil oleh mesin analisa gas darah)
7 Permukaan kulit yang akan ditusuk didesinfeksi dengan menggunakan kapas alkohol.
8 Raba kembali pulsasi arteri dengan tangan kiri menggunakan dua jari, jari tengah dan jari telunjuk, renggangkan kedua jari tersebut sehingga kulit diantaranya ikut terenggang,
sebagai tempat penusukan.
9 Spuit 3 cc yang sudah berisi heparin dipegang dengan tangan kanan seperti memengang pensil. Jarum ditusukan di daerah yang sudah terinfeksi (no. 8)
Pada a. Radialis posisi jarum 450
Pada a. Brachialis posisi jarum 600
Pada a. Femoralis 900
10 Setelah arteri tertusk, tekanan arteri akan mendorong penghisap spuit sehingga darah akan mengisi spuit.
11 Setelah terisi sebanyak 2 cc jarum dicabut dan diusahakan agar udara jangan sampai terisap oleh spuit. Ujung jarum segera ditutup karet/gabus.
12 Bekas tusukan ditekan dengan kasa steril selama 5 10 menit, kemudian ditutup dengan kasa betadin dan plester
13 Alat-alat dirapikan dan atau dibuang sesuai tempatnya.
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
5/40
KKD METABOLIK ENDOKRIN TA 2008-2009
KURFAK 2005
PEMERIKSAAN FISIK PENYAKIT TIROIDSelf Assesment
Nama Mahasiswa :..................................
NPM :..................................
Kelompok :..................................
No Kompetensi Mahasiswa Tutor1. Memperkenalkan diri, menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan serta meminta ijin
2. Meminta pasien untuk duduk dan sedikit mengekstensikan kepalanya
3. Melakukan inspeksi kelenjar tiroid
4. Berdiri di belakang pasien
5. Melakukan palpasi pada regio tiroid dengan menggunakan ujung jari dari kedua tangan
6 Meminta pasien melakukan gerakan menelan
7. Memeriksa seluruh kelenjar tiroid
8 Menggunakan stetoskop untuk menilai adanya bruit
9 Melakukan inspeksi bola mata apakah ada eksoptalmus
10 Meminta pasien untuk meluruskan lengan ke arah depan untuk melihat adakah tremor halus
11 Melakukan pemeriksaan refleks lutut
12 Melakukan pemeriksaan dengan cara yang menyenangkan.
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
6/40
SUNTIKAN SUBKUTAN DAN INTRAKUTANKURFAK 2005
KELOMPOK : Nama Tutor :
TANGGAL : Tanda tangan :
Tutor
No KETRAMPILAN MHS 1 MHS 2 MHS 3 MHS 4 MHS 5 MHS 6 MHS 7 MHS 8 MHS 9
SUNTIKAN SUBKUTAN
1 Memeriksa kelengkapan alat-alat
2 Memberi penjelasan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan
3 Mencocokkan spuit insulin dengan konsentrasi insulin yang dipakai
4 Mengisi spuit insulin sesuai dosis dengan cara tegak lurus terhadap botol insulin,
setelah itu mengeluarkan udara yang masih tersisa di ujung spuit
5 Menentukan lokasi suntikan kemudian mencubit kulit dengan ibu jari dan jari
telunjuk, lalu menyuntikkan jarum secara tegak lurus
6 Menekan tuas spuit sehingga insulin masuk ke subkutan, lalu membiarkan jarum
tetap di lokasi selama 5-10 detik
7 Menarik jarum dari kulit dan jika ada rembesan darah cukup dengan memberikan
tekanan ringan dengan kapas atau kasa di lokasi penyuntikan
8 Untuk suntikan dengan insulin pen, pastikan bahwa semua bagian-bagian pen sudah
terpasang dengan benar, lalu memutar dosis sesuai yang diinginkan. Lalu
menusukkan pen secara tegak lurus terhadap permukaan kulit di lokasi suntikan
9 Melakukan semua prosedur secara legeartis dan menyenangkan
10 Merapikan semua peralatan dan atau membuang barang yang tidak diperlukan lagi
SUNTIKAN INTRAKUTAN
1 Memeriksa kelengkapan alat-alat
2 Memberi penjelasan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan
3 Mengisi spuit 1cc dengan bahan yang akan disuntikkan lalu mengeluarkan udara dari
ujung spuit
4 Menentukkan lokasi, meregangkan kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk, lalu
menyuntikkan jarum dengan arah paralel dengan permukaan kulit sejauh 2mm. Pada
saat menusukkan ke kulit permukaan jarum mengarah ke atas. Akan timbul endurasi
seperti kulit jeruk dan tidak keluar darah jika suntikan benar
5 Melakukan semua prosedur secara legeartis dan menyenangkan
6 Merapikan semua peralatan dan atau membuang barang yang tidak diperlukan lagi
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
7/40
PEMERIKSAAN OBSTETRI 1KKD KURFAK 2005
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ...............................
TUTOR REVIEW
No Butir Penilaian
I
1 Jelaskan prosedur pemeriksaan ini kepada ibu2 Jelaskan tujuan atau hasil yang diharapkan dari pemeriksaan ini
3 Jelaskan bahwa pemeriksaan ini kadang-kadang menimbulkan perasaan khawatir atau tidak enak tetapi tidak akan membahayakan bayi yang ada didalam kandungan
4 Bila ibu mengerti apa yang telah disampaikan, mintakan persetujuan lisan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
II
5 A. IBU
Ranjang Obstetrik/Periksa
Selimut/Kain penutup
Stetoskop Monoaural (Laenec)
B. PEMERIKSAAN
Air hangat & wadahnya
Tempat bilas & gayung
Handuk bersih & kering
III
6 Persilakan ibu untuk berbaring
7 Sisihkan pakain ibu hingga seluruh bagian perut ibu tampak jelas kemudian minta ibu untuk meletakkan kedua telapak kaki pada ranjang sehingga terjadi sedikit fleksi pada
sendi paha (coxae) dan lutut (genu), untuk mengurangi ketegangan dinding perut. Tutup paha & kaki ibu dengan kain yang telah disediakan.
8 Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas dengan air hangat kemudain keringkan kedua tangan tersebut dengan handuk.
9 Pemeriksa berada disisi kanan ibu, menghadap bagian lateral kanan.
10 Beritahukan kepada ibu bahwa pemeriksaan akan memulai proses pemeriksaan.
11 Leopold 1 :
Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika
diperlukan,fiksasi uterus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan di bagian lateral depan kanan dan kiri, sehingga tepi atas simfisis)
Angkat jari telunjuk jari kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala ibu. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan
menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
12 Leopold 2 :
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang
sama
Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan kiri dan kanan, kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya bagain
yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (eksteremitas)
13 Leopold 3 :
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
8/40
Atur posisi pemeriksaan pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu
Letakkan unjung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut secara
bersamaan /bergantian untuk menentukan bagian terbawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen, adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan
kurang simetris, adalah bokong)
14 Leopold 4 :
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada leteral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudain rapatkan semua jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen dan divergen)
Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentai kepala, upayakan memegang bagian kepala di dekat leher dan bilapresentasi bokong, upayakan untuk memegang pingggang bayi)
Fiksasikan bagian tersebut kearah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-jari tangan kanan dianatara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah telah memasuki pintu atas panggul
15 Pemeriksaan auskultasi :
Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil stetoskop monoaural dengan tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya pada dinding perut ibu yang sesuai
dengan posisi punggung bayi (bagian yang memanjang dan rata)
16 Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan buyi jantung bayi (pindahkan titik dengar apabila pada titik pertama, buyi jantung tersebut kurang jelas, upayakan untuk
mendapatkanpunctummaksimum)
Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit untuk mendengarkan bunyi jantung bayi, pindahkan ujung stetoskop pada dinding perut yang relatif tipis yaitu sekitar 3
sentimeter dibawah pusat (sub-umbilikus)
17 Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi setiap 5 detik sebanyak 3 kali pemeriksaan, dengan interval 5 detik diantara masing-masing perhitungan
18 Jumlahkan hasil perhitungan 1,2 dan 3 kemudian dikalikan dengan angka 4 untuk mendapatkan frekuensi denyut jantung bayi per menit(perhatikan perbedaan jumlah masing-masing perhitungan untuk menilai irama atau keteraturan bunyi jantung)
19 Letakkan semua peralatan yang telah digunakan pada tempat semula
20 Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai, angkat kain penutup dan rapikan kembali pakain ibu
21 Persilakan ibu untuk duduk kembali dan catat hasil pemeriksaan pada lembar yang telah tersedia didalam status pasien
IV
22 Jelsakan hasil pemeriksaan palpasi dan auskultasi yang meliputi :
Usia kehamilan
Letak janin
Posisi janin
Presentasi
Kondisi janin ( sesuai dengan hasil pemeriksaan auskultasi)
V23 Jelaskan hasil temuan atau penilaian klinis ibu
24 Jelaskan tentang rencana asuhan antenatal berkaiatan dengan hasil temuan tersebut
25 Catat pada buku kontrol ibu hamil dan jelaskan tentang langkah atau asuhan lanjutan serta jadual pemeriksaan ulangan
26 Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang (walaupun diluar jadual yang telah ditentukna) apabila ibu meraskan beberapa kelainan/gangguan kehamilan
27 Serahkan kembali buku kontrol ibu hamil dan ucapkan salam
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
9/40
PENUNTUN BELAJAR PERSALINAN NORMAL KALA 2
No Butir Penilaian
I
1 Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda Kala Dua
Ibu merasa ada dorongan kuat menekan
Ibu merasa regangan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
Perineum tampak menonjol Vulva dan sfinger ani membuka
II MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2 Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia
tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
Menggelar kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu bayi
Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3 Pakai celemek plastik
4 Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi
yang bersih dan kering.
5 Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam.
6 Masukan Oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).
III7 Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang.
Buang kapas atau kasa pembersih (terkonrasminasi) dalam wadah yang tersedia.
Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%langkah #9).
8 Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi.
9 Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam
keadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
10 Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit)
Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
IV
11 Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
Tunggu hingga rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan
dokumentasikan semua temuan yang ada
Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar.
12 Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontrakasi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain
yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
13 Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran :
Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
10/40
Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang pada waktu yang lama).
Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida)
14 Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
V15 Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16 Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
17 Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18 Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
19 Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan
yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal.
20 Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
Jika tali pusat melilit leher secar kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut
21 Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontanLahirnya Bahu
22 Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Lahirnya Badan dan Tungkai
23 Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri
dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
24 Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan
pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
VII PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25 Lakukan penilaian (selintas):
Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap segera lakukan tindakan resusitasi (langkah 25 ini berlanjut ke langkah-langkah prosedur resusitasi bayi
baru lahir dengan asfiksia)
26 Keringkan dan posisikan tubuh bayi diatas perut ibu
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan
Ganti handuk basah dengan yang kering
Pastikan bayi dalam kondisi mantap diatas perut ibu.
27 Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain dalam uterus (hamil tunggal).
28 Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikan oksitosin (agar uterus berkontraksi baik).
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
11/40
29 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30 Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (2 menit setelah bayi lahir) pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat
kearah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama.
31 Pemotongan dan pengikatan tali pusat
Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara 2 klem tsb.
Ikat tali pusat dengan benang DTT /steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang kesisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan dengan
simpul kunci
Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
32 Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan
baik di dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari posisi puting payudara ibu.
33 Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
12/40
PENUNTUN BELAJAR PERSALINAN NORMAL KALA 3 & 4 KKD KURFAK 2005 TA 2010-2011
Kelompok : ..................... Tanggal : .......................... Nama Mahasiswa : ...............................
PEER REVIEW
No Butir Penilaian
I PENATALAKSANAAN AKTIF KALA TIGA
1 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
2 Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.3 Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi, tangan lain menegangkan tali pusat.
4 Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
5 Mengeluarkan Plasenta
Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai kemudian ke arah
atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial)
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
1.
Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2.
Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh3.
Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4.
Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5.
Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah
bayi lahir
6. Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual
6 Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem
DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus
7 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus terasa keras) Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/masase
II MENILAI PERDARAHAN
8 Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus
9 Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan Bila ada robekan yang menimbulkan pardarahan aktif,
segera lakukan penjahitan
III MELAKUKAN ASUHAN PASCA PERSALINAN
10 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
11 Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi (di dada ibu paling sedikit 1 jam)
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
13/40
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15
menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu
12 Lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramuskuler di paha kiri anterolateral setelah satu jam kontak kulit ibu-bayi
13 Berikan suntikan imunisasi Hepatitis B (setelah satu jam pemberian vitamin K1 ) di paha kanan anterolateral.
Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan.
Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
Evaluasi
14 Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
Setiap 15 menit pada satu jam pertama pascapersalinan
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
15 Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
16 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
17 Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pascapersalinan
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
18 Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali /menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5)
KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
19 Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi20 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
21 Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
22 Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya
23 Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
24 Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
25 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk yang kering dan bersih.
Dokumentasi
26 Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
14/40
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI ASUHAN ANTENATALKKD KURFAK 2005 TA 2010-2011
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ...............................
TUTOR REVIEW
No Butir Penilaian
I
1 Jelaskan prosedur pemeriksaan
2 Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan3 Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenangkan tetapi tidak akan menimbulkan ganguan pada kandungan
4 Pastikan bahwa ibu mengerti prosedur dan tujuan pemeriksaan
5 Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan
II
6 A. IBU
Kapas dan larutan antiseptik
Kateter nelaton
Spikulum cocor bebek dan wadahnya
Meja instrumen
Ranjang ginekologi
Lampu sorot
B. PEMERIKSAAN Sarung tangan DTT
Apron
Sabun dan air bersih
Handuk bersih dan kering
III
7 Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian dalam
8 Persilakan ibu untuk berbaring di ranjang periksa ginekologi
9 Atur ibu pada posisi litotomi
10 Pemeriksa menghidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa
IV
11 Cuci tangan kemudain keringkan tersebut dengan handuk bersih
12 Lepaskan lipatan sarung tangan, ambil sarung tangan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan pada bagian sebelah dalam kemudian pasang sesuai dengan jari-jari tangan
kiri dan kencangkan dengan jalan menarik pangkal sarung sebelah dalam
13 Ambil sarung tangan kanan dengan tangan kiri (yang telah menggunakan sarung tangan) dengan menyelipkan jari-jari tangan kiri dibawah lipatan sarung tangan, kemudian
tahan pangkal sarung tangan tersebut dengan ibu jari tangan kiri
14 Pasangkan sarung tersebut pada tangan kanan, sesuai dengan alur masing-masing jari tangan, kemudian kencangkan dengan cara menarik pangkal/lingkaran sarung tangan
V
15 Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspektus genitalis
16 Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada daerah vulva dan perineum
17 Lakukan periksa pandang pada daerah vulva dan perineum
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
15/40
18 Buka celah antar kedua labium mayus, perhatikan muara uretra dan introitus (bila kandung kemih belum dikosongkan, lakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air
kemih).
19 Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri (terutama dibagian kelenjar bartolini) dengan ibu jari dan ujung telunjuk(perhatikan dan catat kelainan-kelainan yang
ditemukan)
20 Ambil spikulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus (agar terbuka),masukkan ujung spikulum dengan arah sejajar dengan introitus (yakinkan
bahwa tidak ada bagian yang terjepit) lalu dorong bilah kedalam lumen vagina.
21 Setelah cukup dalam,putar spikulum 900 hingga tangkainya kearah bawah
22 Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah (hingga masing-masing bilah menyentuh dinding atas dan bawah vagina)
23 Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan porsio tampak jelas (perhatikan ukuran dan warna porsio,dinding dan sekret vagina atau forniks).
24 Setelah periksa pandang selesai,lepaskan penggungkit dan pengatur jarak bilah, putar tangkai 900 keatas (hingga bilah sejajar dengan arah introitus) kemudian keluarkan
spikulum.
25 Letakkan spikulum pada tempat yang telah disediakan.
26 Pemeriksa berdiri ,buka labium mayus kiri dan kanan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, kemudian memasukkan jari telunjuk dan tengah kedalam vagina (vaginal
toucher)
27 Letakkan ujung-ujung jari tangan kiri pada suprasimfisis, tentukan tinggi fundus uteri (apabila besar kandungan memungkinkan untuk diraba dari luar)
28 Bersama tangan dalam, tentukan besar uterus, konsistensi, dan arahnya. Periksa pula konsistensi serviks dan keadaan parametrium.
29 Pindahkan jari-jari tangan luar dan kedalam ke bagaian isthmus. (tentukan apakah ada tanda Hegar, dengan mencoba untuk mempertemukan kedua ujung jari tangan luar
dan dalam)
30 Tangan kiri menahan uterus pada bagian suprasimfisis,keluarkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan
31 Angkat tangan kiri dari dinding perut ibu, ambil kapas yang telah dibasahi larutan anti septik, usapkan pada bekas sekret/ cairan yang ada pada dinding perut dan sekitar
vulva/perineum.32 Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk mengambil tempat duduk.
VI
33 Kumpulkan semua petralatan yang telah dipergunakan kemudian masukkan dalam wadah yang berisi cairan klorin 0,5% selama 10 menit.
34 Masukkan sampah bahan habis pakai pada tempat yang telah disediakan. Seka bagian-bagian yang dicemari sekret atau cairan tubuh dengan larutan klorin 0,5%
35 Masukkan tangan kedalam larutan klorin 0,5%,bersihkan dari sekret/cairan tubuh, kemudian lepaskan sarung tangan ssecara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut
selama 10 menit.
36 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
37 Keringkan dengan handuk yang bersih.
VII
38 Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
39 Jelaskan tentang hasil kesimpulan pemeriksaan dan rencana asuhan antenatal selanjutnya
VIII40 Jelaskan bahwa rencana lanjutan ini berkaitan dengan kesimpulan hasil pemeriksaan
41 Buat jadual kunjungan dan cantumkan semua hasil pemeriksan pada buku konrol pemeriksaan kehamilan
42 Pesankan pada ibu untuk membawa kartu kontrol/pemeriksaan kehamilan pada kunjungan ulang
43 Jelaskan apabila terjadi gangguan atau gejala-gejala yang dapat mengganggu kesehatan ibu atau kehamilan, segera lakukan kunjungan ulang walaupun diluar jadual yang telah
ditetapkan
44 Pastikan bahwa ibu telah mengerti tentang semua penjelasan yang telah diberikan
45 Berikan kartu kontrol pada ibu dan ucapkan salam
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
16/40
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
17/40
9. Palpasi: Dimulai dari sisi yang sehat dengan menggunakan telapak jari-jari kedua ruas (phalang medial & distal) telunjuk, tengah dan manis, palpasi seluruh payudara,
sistematis,menyeluruh dan overlap. Dimulai dari
SIC 2 ke mid aksila searah jarum jam, menggunakan teknik spiral sirkuler kearah dalam. Penekanan secukupnya serta perhatikan apakah terdapat benjolan dan lokasi tumor
10. Pembagian lokasi menurut kwadran : kwadran lateral atas bawah,kwadran medial atas bawah dan sentral/areola
11. Deskripsikan hasil temuan benjolan yang meliputi : Lokasi tumor, jumlah tumor, ukuran, batas, konsistensi,permukaan, rasa nyeri, mobilitas terhadap kulit atau dasarnya (otot
pektoralis/dinding dada)
12 Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menekan puting payudara. Perhatikan apakah keluar cairan bening, keruh atau berdarah dari puting
13 Ulangi langkah-langkah tersebut diatas untuk payudara sebelah nya. Jika perlu, ulangi tindakan ini dengan posisi ibu duduk dan kedua lengan berada disamping tubuh.
14. Meminta ibu/klien untuk duduk dan mengangkat kedua lengan setinggi bahu. Mempalpasi pangkal payudara dengan menekan disepanjang sisi luar otot pectoral kiri sambil
secara bertahap menggerakan jari-jari kearah axilla. Memeriksa apakah terjadi pembesaran kelenjar getah bening (lymph nodes) atau rasa nyeri.
15. Ulangi langkah tesebut untuk payudara sebelah kanan.
16. Setelah selesai persilahkan ibu mengenakan kembali pakaian bagian atasnya sambil pemeriksa mencuci tangan dengan air dan sabun dan megeringkannya.
KELENJAR GETAH BENING REGIONAL
AKSILA :
1 Posisi klien /ibu dan pemeriksa berhadap-hadapan serta bahu harus sama tinggi, kemudian meminta ibu/klien untuk meletakkan lengan yg diperiksa ditopang oleh lengan
pemeriksa
2 Dengan menggunakan jari pemeriksa sisi lain melakukan perabaan meliputi seluruh fossa aksilaris
3 Benjolan yang teraba dinilai mengenai : ukuran, jumlah, mobilitas, konsistensi, nyeri tekan serta permukaaannya.
4 Begitu juga sisi kontralateralnya.
SUPRA & INFRA KLAVIKULA
1 Posisi klien /ibu dan pemeriksa berhadap-hadapan.
2 Dengan ujung jari (phalang distal) jari II,III & IV memeriksa diatas klavikula maupun infra klavikula
3 Benjolan yang teraba dinilai mengenai : ukuran, jumlah, mobilitas, konsistensi, nyeri tekan serta permukaaannya
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
18/40
PENUNTUN BELAJAR UNTUK KETERAMPILAN KLINIS PEMERIKSAAN PAYUDARA, TES PAP DAN IVA
PENUNTUN BELAJAR UNTUK KETERAMPILAN KLINIS
PEMERIKSAAN PAYUDARA, TES PAP DAN IVA
LANGKAH/TUGAS KASUS
PENILAIAN KLIEN
1. Menyapa ibu dengan sopan dan ramah.
2. Memastikan bahwa ibu sudah memahami mengapa dianjurkan menjalani pemeriksaan payudara, tes Pap dan IVA dan memastikan bahwa ibu
sudah mengerti prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
3. Memastikan bahwa ibu sudah memahami kemungkinan temuan seperti apa yang dihasilkan dan tindak lanjut atau pengobatan apa yang mungkin
perlu dilakukan.
PERSIAPAN
1. Memeriksa apakah peralatan dan bahan sudah tersedia.
2. Memastikan lampu tersedia dan siap digunakan.
3. Menanyakan apakah ibu telah BAK dan membersihkan serta membilas daerah genitalnya bila perlu.
4. Meminta ibu untuk melepas pakaian termasuk bra dan celana dalam, dan memakai sarung atau selimut yang tersedia.
5. Mencuci kedua tangan dengan air sabun sampai benar-benar bersih lalu dikeringkan dengan kain bersih dan kering atau dianginkan. Jika
persediaan sarung tangan mencukupi, pakai sarung tangan pada saat pemeriksaan. Tetapi jika ada luka terbuka atau cairan dari puting
pemeriksaan harus menggunakan sarung tangan.
PEMERIKSAAN PAYUDARA
1.
Pada saat melakukan pemeriksaan, harus diingat untuk selalu mengajarkan cara melakukan SADARI.
2.
Melihat payudara dan memperhatikan apakah ada perubahan:
bentuk
ukuran
puting atau kulit yang berlipat
kulit cekung
Memeriksa apakah terjadi pembengkakan, suhu tubuh yang meningkat atau rasa nyeri pada salah satu atau kedua payudara.
3.
Melihat puting payudara dan perhatikan ukuran, bentuk dan arahnya. Memeriksa apakah ada ruam atau luka dan keluar cairan dari puting
payudara.
4.
Meminta ibu/klien untuk mengangkat kedua lengannya ke atas kepala dan lihat kedua payudaranya. Memperhatikan apakah ada perbedaan.
Meminta ibu untuk meletakkan kedua tangan di pinggang dan memperhatikan kembali payudaranya.
5.
Meminta ibu/klien membungkuk untuk melihat apakah kedua payudaranya menggantung secara seimbang.
6.
Meminta ibu/klien berbaring di meja periksa.
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
19/40
PENUNTUN BELAJAR UNTUK KETERAMPILAN KLINIS
PEMERIKSAAN PAYUDARA, TES PAP DAN IVA
LANGKAH/TUGAS KASUS
7.
Meletakkan bantal di bawah pundak kiri ibu/klien. Meletakkan lengan kiri ibu di atas kepalanya.
8. Melihat payudara sebelah kiri dan memeriksa apakah ada perbedaan dengan payudara sebelah kanan. Memeriksa apakah terdapat kerutan atau
lekukan pada kulit payudara.
9. Menggunakan telapak jari-jari telunjuk, tengah dan manis, mempalpasi seluruh payudara, dimulai dari sisi atas paling luar dari payudara,
menggunakan teknik spiral. Perhatikan apakah terdapat benjolan atau rasa nyeri.
10. Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menekan puting payudara. Perhatikan apakah keluar cairan bening, keruh atau berdarah dari
puting.
11. Ulangi langkah-langkah tersebut di atas untuk payudara sebelah kanan. Jika perlu, ulangi tindakan ini dengan posisi ibu duduk dan kedua lengan
berada di samping tubuh.
12. Meminta ibu/klien untuk duduk dan mengangkat kedua lengan setinggi bahu. Mempalpasi pangkal payudara dengan menekan di sepanjang sisi
luar otot pectoral kiri sambil secara bertahap menggerakkan jari-jari kearah axilla. Memeriksa apakah terjadi pembesaran kelenjar getah bening
(lymph nodes) atau rasa nyeri.
13. Ulangi langkah tersebut untuk payudara sebelah kanan.
14.
Setelah selesai persilahkan ibu mengenakan kembali pakaian bagian atasnya bila ibu menginginkannya sambil pemeriksa mencuci tangan dengan
air dan sabun dan mengeringkannya
PEMERIKSAAN ABDOMEN DAN LIPAT PAHA
1.
Meminta ibu untuk berbaring di meja periksa dengan kedua lengan di samping.
2.
Memapar seluruh abdomen.
3.
Perhatikan apakah ada benjolan pada abdomen. Perhatikan letak dan bentuk pusar.
4.
Memeriksa abdomen untuk melihat apakah terdapat warna yang tak biasa, parut , guratan atau ruam dan lesi.
5.
Menekan dengan ringan menggunakan permukaan jari-jari tangan, mempalpasi semua area abdomen. Mengidentifikasi adanya masa, daerah
yang nyeri atau resistensi otot. Mencatat temuan.
6.
Dengan menekan lebih dalam, tentukan ukuran, bentuk, konsistensi, rasa nyeri, mobilitas dan pergerakan massa. Mencatat massa dan area nyeri
yang ditemukan.
7.
Mengidentifikasi area yang terasa nyeri . Jika terdapat nyeri, periksa apakah terjadi nyeri lepas
8.
Jika ada luka terbuka pada abdomen bagian bawah atau lipat paha, memakai sepasang sarung tangan periksa yang baru atau sarung tangan bedah
yang telah di-DTT sebelum memeriksa daerah tersebut. Mempalpasi kedua area abdomen bawah apakah terdapat benjolan, atau b isul
PEMERIKSAAN GENITAL LUAR
1.
Meminta ibu untuk menaruh kedua tumit pada dudukan . Jika tidak ada dudukan, membantu ibu menaruh kedua kakinya di tepi luar ujung meja.
Tutupi ibu dengan selimut atau kain.
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
20/40
PENUNTUN BELAJAR UNTUK KETERAMPILAN KLINIS
PEMERIKSAAN PAYUDARA, TES PAP DAN IVA
LANGKAH/TUGAS KASUS
2.
Mencuci tangan dengan air sabun sampai bersih dan dikeringkan dengan kain bersih dan kering, atau dianginkan.
3.
Menyalakan lampu/senter dan mengarahkan ke daerah genital.
4. Memakai sepasang sarung tangan periksa yang baru atau telah di-DTT.
5.
Menyentuh paha sebelah dalam sebelum menyentuh daerah genital ibu.6.
Memperhatikan labia, klitoris dan perineum apakah terdapat parut , lesi, inflamasi atau retakan kulit.
7.
Dengan memisahkan labia majoradengan dua jari, memeriksa labia minora, klitoris, mulut uretra dan mulut vagina.
8.
Mempalpasi labia minora. Lihat apakah terdapat benjolan, cairan,ulkus dan fistula. Rasakan apakah ada ketidakberaturan atau benjolan dan
apakah ada bagian yang terasa nyeri
9.
Memeriksa kelenjar Skene untuk melihat adanya keputihan dan nyeri. Dengan telapak tangan menghadap ke atas, masukkan jari telunjuk ke
dalam vagina lalu dengan lembut mendorong ke atas mengenai uretra dan menekan kelenjar pada kedua sisi kemudian langsung ke uretra.
10.
Memeriksa kelenjar Bartholin untuk melihat apakah ada cairan dan nyeri. Masukkan jari telunjuk ke dalam vagina di sisi bawah mulut vagina dan
meraba dasar masing-masing labia majora. Dengan menggunakan jari dan ibu jari, mempalpasi setiap sisi untuk mencari apakah ada benjolan
atau nyeri.
11.
Meminta ibu untuk mengejan ketika menahan labia dalam posisi terbuka. Periksa apakah terdapat benjolan pada dinding anterior atau posteriorvagina.
PEMERIKSAAN TES PAP DAN TES VISUAL MENGGUNAKAN ASAM ASETAT (INSPEKSI VISUAL DENGAN APLIKASI ASAM ASETAT/IVA)
1. Memasang spekulum dan menyesuaikannya sehingga seluruh leher rahim dapat terlihat.
2. Memasang cocor bebek spekulum dalam posisi terbuka sehingga spekulum tetap berada di tempatnya agar leher rahim dapat terlihat
3. Memindahkan lampu/senter sehingga dapat melihat leher rahim dengan jelas.
4.
Memeriksa leher rahim apakah curiga Kanker Serviks atau terdapat servisitis,ektopion, tumor, ovula Naboti atau luka. Bila Curiga Kanker Serviks,
pemeriksaan diakhiri, langsung ke langkah 15 dan seterusnya tanpa melakukan langkah ke 16. Bila banyak keputihan/ darah, tes pap tidak
dapat dilanjutkan dan bila memungkinkan lanjutkan dengan prosedur pemeriksaan test IVA langkah 8.
5.
Mengambil apusan dari cervix dengan menggunakan spatula (diputar 360o), mengoleskan hasil apusan ke gelas obyek.
6.
Memasukkan cytobrush ke dalam kanalis servikalis (diputar 180osearah jarum jam), mengoleskan hasil apusan dengan cara memutar cytobrush
berlawanan arah jarum jam ke gelas obyek.
7.
Memasukkan gelas obyek ke larutan fiksasi segera.
8.
Menggunakan swab kapas yang bersih untuk menghilangkan cairan, darah, atau mukosa dari leher rahim. Membuang swab kapas yang telah
dipakai ke dalam wadah tahan bocor atau kantung plastik.
9. Mengidentifikasi ostium uteri, SSK (sambungan skuamo koloumnar) dan zona transformasi. Bila SSK tidak bisa ditampakkan, pemeriksaan IVA
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
21/40
PENUNTUN BELAJAR UNTUK KETERAMPILAN KLINIS
PEMERIKSAAN PAYUDARA, TES PAP DAN IVA
LANGKAH/TUGAS KASUS
tidak dilanjutkan, lanjutkan ke langkah 15, dan seterusnya.
10. Mencelupkan swab bersih ke dalam cairan asam asetat lalu mengoleskan pada leher rahim. Membuang swab kapas ke dalam kantung plastik.
11. Menunggu minimal 1 menit agar asam asetat terserap dan tampak perubahan warna putih yang disebut dengan lesi putih.
12. Memeriksa SSK dengan teliti.
Memeriksa apakah leher rahim mudah berdarah.
Mencari apakah terdapat plak putih yang tebal dan meninggi atau lesi putih.
13. Bila perlu, oleskan kembali asam asetat atau usap leher rahim dengan swab bersih untuk menghilangkan mukosa, darah atau debris. Membuang
swab ke dalam kantung plastic.
14. Bila pemeriksaan visual telah selesai, gunakan swab baru untuk menghilangkan sisa cairan asam asetat dari leher rahim dan vagina. Membuang
swab ke dalam kantung plastik.
15. Melepaskan spekulum dan melakukan dekontaminasi dengan meletakkan spekulum dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
16. Melakukan pemeriksaan bimanual
TUGAS/LANGKAH PASCA-TES IVA
1. Meminta ibu untuk duduk, turun dari meja periksa dan berpakaian.
2. Membersihkan lampu/senter dan alas tempat duduk pasien berturut-turut dengan larutan klorin 0,5%, cairan deterjen dan air bersih.
3. Merendam sarung tangan dalam keadaan dipakai ke dalam larutan klorin 0,5%. Melepas sarung tangan dengan membalik sisi dalam keluar.
Jika sarung tangan akan dibuang, buang ke dalam kantung plastik.
Jika sarung tangan akan dipakai ulang, dekontaminasi dengan merendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun sampai benar-benar bersih lalu dikeringkan dengan kain kering dan bersih atau dianginkan.
5. Mencatat hasil tes IVA dan temuan lain ke dalam catatan medis ibu.
Jika didapatkan lesi putih, menggambar peta leher rahim dan daerah lesi putih pada catatan medis ibu.
6. Membahas hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA bersama ibu dan menjawab pertanyaan
Jika hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA negatif, sebutkan waktu kunjungan berikutnya untuk menjalani kembali pemeriksaan payudara
dan tes IVA. Jika hasil pemeriksaan payudara atau tes IVA positif atau dicurigai terdapat kanker, membahas langkah-langkah selanjutnya
7. Meyakinkan ibu bahwa dia bisa kembali setiap saat bila membutuhkan konsultasi atau perawatan medis.
8. Setelah memberi konseling, memberikan pengobatan atau merujuk.
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
22/40
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI, TES PAP & IVAKKD KURFAK 2005 TA 2010-2011
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ...............................
No Butir Penilaian
I PEMERIKSAAN ABDOMEN DAN LIPAT PAHA
1 Meminta ibu untuk berbaring di meja periksa dengan kedua lengan di samping.
2 Memapar seluruh abdomen.
3 Perhatikan apakah ada benjolan pada abdomen. Perhatikan letak dan bentuk pusar.
4 Memeriksa abdomen untuk melihat apakah terdapat warna yang tak biasa, parut , guratan atau ruam dan lesi.
5 Menekan dengan ringan menggunakan permukaan jari-jari tangan, mempalpasi semua area abdomen. Mengidentifikasi adanya
masa, daerah yang nyeri atau resistensi otot. Mencatat temuan.
6 Dengan menekan lebih dalam, tentukan ukuran, bentuk, konsistensi, rasa nyeri, mobilitas dan pergerakan massa. Mencatat
massa dan area nyeri yang ditemukan.
7 Mengidentifikasi area yang terasa nyeri . Jika terdapat nyeri, periksa apakah terjadi nyeri lepas
8 Jika ada luka terbuka pada abdomen bagian bawah atau lipat paha, memakai sepasang sarung tangan periksa yang baru atau
sarung tangan bedah yang telah di-DTT sebelum memeriksa daerah tersebut. Mempalpasi kedua area abdomen bawah apakah
terdapat benjolan, atau bisul
II PEMERIKSAAN GENITAL LUAR
1 Meminta ibu untuk menaruh kedua tumit pada dudukan . Jika tidak ada dudukan, membantu ibu menaruh kedua kakinya di tepi
luar ujung meja. Tutupi ibu dengan selimut atau kain.
2 Mencuci tangan dengan air sabun sampai bersih dan dikeringkan dengan kain bersih dan kering, atau dianginkan.
3 Menyalakan lampu/senter dan mengarahkan ke daerah genital.
4 Memakai sepasang sarung tangan periksa yang baru atau telah di-DTT.
5 Menyentuh paha sebelah dalam sebelum menyentuh daerah genital ibu.
6 Memperhatikan labia, klitoris dan perineum apakah terdapat parut , lesi, inflamasi atau retakan kulit.
7 Dengan memisahkan labia majoradengan dua jari, memeriksa labia minora, klitoris, mulut uretra dan mulut vagina.
8 Mempalpasi labia minora. Lihat apakah terdapat benjolan, cairan,ulkus dan fistula. Rasakan apakah ada ketidakberaturan atau
benjolan dan apakah ada bagian yang terasa nyeri
9 Memeriksa kelenjar Skene untuk melihat adanya keputihan dan nyeri. Dengan telapak tangan menghadap ke atas, masukkan jaritelunjuk ke dalam vagina lalu dengan lembut mendorong ke atas mengenai uretra dan menekan kelenjar pada kedua sisi
kemudian langsung ke uretra.
10 Memeriksa kelenjar Bartholin untuk melihat apakah ada cairan dan nyeri. Masukkan jari telunjuk ke dalam vagina di sisi bawah
mulut vagina dan meraba dasar masing-masing labia majora. Dengan menggunakan jari dan ibu jari, mempalpasi setiap sisi
untuk mencari apakah ada benjolan atau nyeri.
11 Meminta ibu untuk mengejan ketika menahan labia dalam posisi terbuka. Periksa apakah terdapat benjolan pada dinding
anterior atau posterior vagina.
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
23/40
III PEMERIKSAAN TES PAP DAN TES VISUAL MENGGUNAKAN ASAM ASETAT (INSPEKSI VISUAL DENGAN APLIKASI ASAM
ASETAT/IVA)
1 Memasang spekulum dan menyesuaikannya sehingga seluruh leher rahim
dapat terlihat.
2 Memasang cocor bebek spekulum dalam posisi terbuka sehingga spekulum
tetap berada di tempatnya agar leher rahim dapat terlihat
3 Memindahkan lampu/senter sehingga dapat melihat leher rahim dengan jelas.
4 Memeriksa leher rahim apakah curiga Kanker Serviks atau terdapat servisitis,ektopion, tumor, ovula Naboti atau luka. Bila Curiga
Kanker Serviks, pemeriksaan diakhiri, langsung ke langkah 15 dan seterusnya tanpa melakukan langkah ke 16. Bila banyak
keputihan/ darah, tes pap tidak dapat dilanjutkan dan bila memungkinkan lanjutkan dengan prosedur pemeriksaan test IVAlangkah 8.
5 Mengambil apusan dari cervix dengan menggunakan spatula (diputar 360o), mengoleskan hasil apusan ke gelas obyek.
6 Memasukkan cytobrush ke dalam kanalis servikalis (diputar 180o searah jarum jam), mengoleskan hasil apusan dengan cara
memutar cytobrush berlawanan arah jarum jam ke gelas obyek.
7 Memasukkan gelas obyek ke larutan fiksasi segera.
8 Menggunakan swab kapas yang bersih untuk menghilangkan cairan, darah, atau mukosa dari leher rahim. Membuang swab
kapas yang telah dipakai ke dalam wadah tahan bocor atau kantung plastik.
9 Mengidentifikasi ostium uteri, SSK (sambungan skuamo koloumnar) dan zona transformasi. Bila SSK tidak bisa ditampakkan,
pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan, lanjutkan ke langkah 15, dan seterusnya.
10 Mencelupkan swab bersih ke dalam cairan asam asetat lalu mengoleskan
pada leher rahim. Membuang swab kapas ke dalam kantung plastik.
11 Menunggu minimal 1 menit agar asam asetat terserap dan tampak perubahan warna putih yang disebut dengan lesi putih.
12 Memeriksa SSK dengan teliti.
Memeriksa apakah leher rahim mudah berdarah.
Mencari apakah terdapat plak putih yang tebal dan meninggi atau lesi putih.
13 Bila perlu, oleskan kembali asam asetat atau usap leher rahim dengan swab
Bersih untuk menghilangkan mukosa, darah atau debris. Membuang swab
ke dalam kantung plastic.
14 Bila pemeriksaan visual telah selesai, gunakan swab baru untuk
menghilangkan sisa cairan asam asetat dari leher rahim dan vagina.
Membuang swab ke dalam kantung plastik.
15 Melepaskan spekulum dan melakukan dekontaminasi dengan meletakkan
spekulum dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
16 Melakukan pemeriksaan bimanual
IV TUGAS/LANGKAH PASCA-TES IVA
1 Meminta ibu untuk duduk, turun dari meja periksa dan berpakaian.
2 Membersihkan lampu/senter dan alas tempat duduk pasien berturut-turut dengan larutan klorin 0,5%, cairan deterjen dan air
bersih.
3 Merendam sarung tangan dalam keadaan dipakai ke dalam larutan klorin
0,5%
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
24/40
Melepas sarung tangan dengan membalik sisi dalam keluar.
Jika sarung tangan akan dibuang, buang ke dalam kantung plastik.
Jika sarung tangan akan dipakai ulang, dekontaminasi dengan merendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
4 Mencuci tangan dengan air dan sabun sampai benar-benar bersih lalu
dikeringkan dengan kain kering dan bersih atau dianginkan.
5 Mencatat hasil tes IVA dan temuan lain ke dalam catatan medis ibu.
Jika didapatkan lesi putih, menggambar peta leher rahim dan daerah lesi putih pada catatan medis ibu.
6 Membahas hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA bersama ibu dan
menjawab pertanyaan Jika hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA negatif, sebutkan waktu kunjungan berikutnya untuk menjalani kembali
pemeriksaan payudara dan tes IVA.
Jika hasil pemeriksaan payudara atau tes IVA positif atau dicurigai terdapat kanker, membahas langkah-langkah selanjutnya
7 Meyakinkan ibu bahwa dia bisa kembali setiap saat bila membutuhkan konsultasi atau perawatan medis.
8 Setelah memberi konseling, memberikan pengobatan atau merujuk.
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
25/40
KKD KURFAK 2005
CHECK LISTPEMERIKSAAN NEUROLOGI IDEPARTEMEN NEUROLOGI
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ...............................
TUTOR REVIEW
No Butir Penilaian
1 Memperkenalkan diri, dan memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan serta meminta ijin
PEMERIKSAAN KESADARAN
Glasgow Coma Scale (GCS)
Kemampuan membuka kelopak mata (Eye/E)
2 Pemeriksa menilai kemampuan membuka mata pasien secara spontan (skor 4)
3 Bila pasien tidak dapat membuka mata secara spontan, tetapi membuka mata bila diperintah dengan diajak bicaraskor 3
4 Apabila tidak respon dengan diajak bicara tetapi respon dengan rangsangan nyeri dengan menekan medial sulkus supra orbita, menekan daerah sternum, menekan pangkal kuku
dengan pensil, menekan daerah temporo mandibular jointskor 2
5 Atau tidak bereaksi membuka mata dengan rangsang nyeriskor 1
Kemampuan motorik (M)
6 Pemeriksa menilai kemampuan motorik pada lengan yang sehat untuk mengikuti perintah. Bila dapat melakukan gerakan sederhana sesuai perintahskor 6
7 Bila tidak dapat mengikuti perintah, berikan rangsang nyeri. Jika ada gerakan berupa reaksi melokalisir daerah rangsang nyeri yang diberikanskor 5
8 Melihat apakah respon penderita terhadap rangsangan nyeri berupa gerakan menghindar (tidak dapat melokalisir rangsang nyeri) skor 49 Respon dari pasien terhadap rangsangan nyeri berupa fleksi abnormal / fleksi spastik disertai ekstensi pada lengan atau tungkai, atau bila terdapat 2 dari respon berikut : postur
fleksi stereotipik, fleksi lengan yang ekstrem, abduksi lengan atas skor 3
10 Respon dari pasien terhadap rangsangan berupa ekstensi abnormaldiberi skor 2
11 Tak ada gerakan yang terlihat dari pasien walaupun dengan rangsang nyeri yang cukup kuat diberi skor 1
Kemampuan berkomunikasi (Verbal/V)
12 Pemeriksa menilai kemampuan berbicara, orientasi terhadap waktu, tempat, dan diri sendiri dengan dapat menjawab pertanyaan dengan sesuai. Jika pasien mampu menjawab
dengan benarskor 5
13 Apabila jawaban pasien tidak sesuai terhadap pertanyaan (disorientasi) diberikan skor 4
14 Apabila pasien tidak menanggapi pembicaraan pemeriksa (inapropriate words) , atau hanya mengucapkan dalam bentuk kata bila diberi rangsang nyeri skor 3
15 Apabila pasien hanya merintih/ mengerang jika diberi rangsang nyeriskor 2
16 Tak ada suara dari pasien terhadap respon rangsangan nyeri yang diberikan diberi skor 1
17 Pemeriksa menjumlahkan total skor yang didapat dari hasil respon penderita dengan nilai tertinggi 15 dan skor terendah 3PEMERIKSAAN
TANDA RANGSANG MENINGEAL
18 Meminta pasien untuk tidur terlentang tanpa bantal, dengan posisi tungkai lurus rileks
19 Meletakkan tangan kiri pemeriksa di belakang kepala pasien dan tangan kanan pemeriksa di manubrium sternum pasien
20 Melakukan ante fleksi pada leher (Kaku kuduk)
21 Menilai adanya tahanan pada saat melakukan ante fleksi leher
22 Sementara melakukan ante fleksi leher diamati adanya fleksi pada sendi lutut (Brudzinski I )
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
26/40
23 Melakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan adanya kaku leher pasien dengan cara rotasi leher atau mengangkat bahu
24 Melakukan fleksi pada sendi panggul, dengan posisi tungkai lurus atau ekstensi (Lasegue)
25 Bila timbul nyeri atau tahanan pada saat melakukan fleksi < 700, Laseguepositif
26 Melakukan fleksi pada sendi panggul 90o, dengan posisi fleksi pada sendi lutut, setelah tungkai atas dalam posisi vertikal, melakukan ekstensi pada sendi lutut (Kernig), bila
ekstensi tidak dapat dilakukan < 135o
hasil pemeriksaan dinyatakan positif
27 Mengamati fleksi pada sendi lutut tungkai yang berlawanan, pada saat menlakukan fleksi pada sendi panggul (Brudzinski II)
PEMERIKSAAN NERVUS III, IV, VI
Gerakan Bola Mata
28 Meminta pasien menghadap ke pemeriksa. Pasien diminta melihat objek ( jari telunjuk pemeriksa) dalam jarak baca sejajar dengan kedua mata. kemudian kedua mata pasien
diminta mengikuti objek yang digerakkan mengikuti arah menyerupai huruf H
29 Lihat gerakan bola mata pasien ke arah lateral ( nervus VI )
30 Lihat gerakan bola mata ke arah medial bawah (Nervus IV )
31 Lihat gerakan bola mata ke arah medial, medial atas, lateral bawah, lateral atas (N III)
Celah kelopak mata
32 Meminta pasien memandang lurus ke depan
33 Nilai kedudukan kelopak mata terhadap pupil dan iris. Nilai bentuk fisura palpebral (normalnya simetris)
34 Lihat apakah ada ptosis, enoftalmus, blefarospasme, eksoftalmus, proptosis dll.
Pupil
35 Meminta pasien memandang lurus jauh ke depan
36 Berikan cahaya dengan senter dari bawah ke arah hidung (terang cahaya cukup untuk menilai pupil). Ukur besar pupil pasien kiri dan kanan. Bentuk pupil, kesamaan kiri dan kanan,
posisi pupil, dan reflek cahaya.37 Berikan cahaya dengan senter pada pupil salah satu mata, lihat apakah ada refleks mengecil (miosis) pada mata yang disinari (refleks cahaya langsung) dan sekaligus menilai refleks
pada mata sisi yang lain (refleks cahaya tak langsung).
38 Refleks akomodasi dan konvergensi : pasien diminta melihat jauh ke tangan pemeriksa yang diletakkan 30 cm di depan hidung pasien. Normal pada saat tangan pemeriksa
digerakkan ke arah nasal diantara kedua bola mata, pupil mengecil.
PEMERIKSAAN N. V
Pemeriksaan fungsi sensorik
39 Pemeriksaan raba halus dilakukan dengan menggunakan kapas terpilin
40 Pasien diminta untuk menutup matanya
41 Pemeriksaan dilakukan dengan cara menyentuhkan ujung kapas terpilin pada wajah pasien sesuai dengan area persarafan N.V
42 Pemeriksa menanyakan adakah rasa raba serta lokalisasinya, serta perbandingan rasa raba dengan sisi kontralateralnya apakah terdapat persamaan.
43 Pemeriksaan rasa nyeri dilakukan dengan cara diatas menggunakan ujung jarum steril
44 Pemeriksa menyimpulkan hasil pemeriksaanPemeriksaan refleks kornea
45 Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan bahan yang halus seperti ujung kapas terpilin tidak boleh menggunakan bahan yang kasar seperti benda tumpul maupun ujung jari .
Apabila terdapat kemungkinan infeksi pada salah satu mata pasien maka kapas yang digunakan untuk kedua mata harus berbeda.
46 Pasien diminta untuk melihat kearah kontralateral sisi mata yang akan diperiksa
47 Pemeriksaan dilakukan dengan cara menyentuhkan ujung kapas pada kornea pasien dari arah lateral sisi mata yang diperiksa ( diluar lapang pandang pasien)
48 Pemeriksa melihat ada atau tidaknya refleks berkedip pasien pada kedua mata
49 Pemeriksaan pada mata kontralateral dilakukan dengan cara yang sama
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
27/40
50 Pemeriksa menyimpulkan hasil pemeriksaannya
Pemeriksaaan motorik ( m.masseter)
51 Pemeriksa meletakan kedua tangannya masing-masing dianterior sendi temporomadibular
52 Pasien diminta untuk mengatupkan mulut dan menggigit kuat-kuat
53 Pemeriksa meraba kontraksi kedua otot masseter dan membandingkannya dengan sisi kontralateral
54 Pemeriksa menyimpulkan hasil pemeriksaan
Pemeriksaan Nervus VII
55 Melakukan inspeksi pada wajah pasien saat statis dan dinamis, dan menyebutkan kesan (a/simetris)
56 Meminta pasien untuk mengernyitkan dahi atau melihat ke atas (a/simetris).
57 Meminta pasien untuk menutup mata kuat-kuat dan menahan tahanan yang diberikan pemeriksa.
58 Meminta pasien untuk berekspresi seperti tertawa/menarik kedua sudut bibir (melihat a/simetris sudut bibir dan plica nasolabialis)
59 Meminta pasien untuk mengembangkan pipi dan menahan tekanan yang diberikan pemeriksa (ada/tidaknya kebocoran pada salah satu sisi)
60 Menilai keadaan Nervus VII
PEMERIKSAAN NERVUS. IX DAN X
Arkus pharing
61 Meminta pasien untuk membuka mulut
62 Tekan lidah dengan spatula lidah, dan meminta pasien untuk bersuara aahh
63 Perhatikan simetrisitas arkus pharyng kiri dengan kanan. Normal arkus pharing simetris antara kiri dengan kanan
Gag Refleks
64 Meminta pasien untuk membuka mulut dan bersuara aahh
65 Dengan perlahan sentuhkan spatula lidah ke dinding pharing kiri dan kanan bergantian. Normal tercetuskan sensasi rasa ingin muntah.PEMERIKSAAN NERVUS XI
Muskulus Trapezius
66 Meminta pasien untuk mengangkat kedua bahunya. Normal simetris
67 Dengan kedua tangan pemeriksa di atas bahu pasien, kemudian minta pasien untuk mengangkat kedua bahunya, kemudian pemeriksa melakukan tahanan.Normal kekuatan otot
simetris kiri dan kanan
Muskulus Sternokleidomastoideus
68 Memposisikan satu tangan pemeriksa (kiri) di salah satu bagian pipi (kanan) pasien
69 Sambil menahan minta pasien untuk memalingkan kepala ke arah berlawanan tahanan tangan pemeriksa kemudian lakukan untuk otot yang berlawanan. Normal kekuatan otot
simetris kiri dan kanan
PEMERIKSAAN N.XII
70 Pasien diminta membuka mulutnya
71 Inspeksi lidah, pasien melihat adanya tanda-tanda atrofi, fasikulasi sesisi ataupun kedua sisi lidah72 Pasien diminta mnejulurkan lidah ke depan secara perlahan kemudian menilai adakah deviasi ke salah satu sisi pada saat lidah dijulurkan
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
28/40
KKD KURFAK 2005
CHECK LISTPEMERIKSAAN NEUROLOGI IIDEPARTEMEN NEUROLOGI
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ...............................
Tutor Review
No Butir Penilaian
1 Memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan serta meminta ijin
PEMERIKSAAN MOTORIK
Inspeksi
2 Inspeksi dalam keadaan tidur/duduk, berdiri, berjalan dan gerakan tubuh (lihat posisi, simetris, atrofi)
Kekuatan Ekstremitas Atas
3 Meminta pasien dalam keadaan duduk atau tidur
4 Melakukan pemeriksaan kekuatan (dengan memberi tahanan) pada pergerakan 4 sendi (jari, pergelangan tangan, siku dan bahu) dengan gerakan fleksi,ekstensi, abduksi dan
aduksi
5 Menentukan skor kekuatan pada tiap gerakan sendi
Kekuatan Ekstremitas Bawah
6 Meminta pasien dalam keadaan duduk atau tidur7 Melakukan pemeriksaan kekuatan (dengan memberi tahanan) pada pergerakan 4 sendi (jari, pergelangan kaki, lutut dan panggul) dengan gerakan fleksi,ekstensi,abduksi dan
aduksi
8 Menentukan skor kekuatan pada tiap gerakan sendi
Tonus
9 Palpasi tonus otot pasien
10 Melakukan ekstensi dan fleksi secara cepat dan lambat pada pergelangan tangan dan sendi siku
11 Melakukan ekstensi dan fleksi secara cepat dan lambat pada pergelangan kaki dan sendi lutut.
12 Menentukan/menilai tonus otot (eutoni, hipotoni, spastis, rigid).
Refleks Fisiologi Patella
13 Meminta pasien untuk tidur terlentang atau duduk.
14 Meminta pasien untuk rileks (bila perlu dengan Reinforcement : manuver Jendrasick )15 Melakukan fleksi pada sendi lutut
16 Mengayunkan palu refleks pada tendon patella
17 Melihat respon ekstensi tungkai bawah atau kontraksi pada musculus Quadriceps Femoris
Refleks Fisiologis Biseps
Tehnik I
18 Meminta pasien untuk tidur terlentang atau duduk.
19 Memposisikan lengan pasien semifleksi dan diletakkan di atas abdomen pasien.
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
29/40
20 Palpasi tendon otot bisep dan meletakkan jari telunjuk dan jari tengah di atas tendon tersebut.
21 Tangan kanan mengayunkan palu refleks dan mengetuk jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri.
22 Melihat respon refleks berupa kontraksi otot biseps dan fleksi siku.
23 Menilai respon refleks biseps (normal, meningkat atau menurun)
Tehnik II
18 Meminta pasien untuk tidur terlentang atau duduk.
19 Menempatkan lengan pasien di lengan kiri pemeriksan dengan tangan pemeriksa memegang siku pasien.
20 Melakukan palpasi tendon otot bisep dan meletakkan ibu jari tangan kanan di atas tendon otot bisep pasien
21 Tangan kanan mengayunkan palu refleks dan mengetuk ibu jari tangan kiri pemeriksa di atas tendon otot bisep.
22 Melihat respon refleks berupa kontraksi otot biseps dan fleksi siku.
23 Menilai respon refleks biseps (normal, meningkat atau menurun)
Refleks fisiologis Triseps
24 Meminta pasien untuk tidur terlentang atau duduk
25 Lengan pasien diletakkan di atas lengan bawah kiri pemeriksa sambil tangan kiri pemeriksa memegang siku pasien. Lengan atas sedikit di ekstensikan pada sendi bahu.
26 Tangan kiri pemeriksa mempalpasi tendon otot triseps di atas olekranon.
27 Tangan kanan mengayunkan palu refleks dan mengetuk tendon otot trisep pasien
28 Melihat respon refleks triseps berupa kontraksi otot triseps dan ekstensi siku.
29 Menilai respon refleks trisep (normal, meningkat atau menurun).
Refleks Trisep sure (refleks tendon Achilles)
30 Pasien diminta duduk dan berbaring
31 Tungkai atas dalam posisi sedikit abduksi dan eksternal rotasi. Tungkai bawah difleksikan sedikit, tangan kiri pemeriksa memegang ujung kaki pasien dan memposisikannyasedikit dorsifleksi.
32 Tangan kanan mengayunkan palu refleks dan mengetuk tendon achilles
33 Melihat respon refleks achilles berupa gerak plantar fleksi kaki.
34 Menilai respon refleks achilles (normal, meningkat atau menurun)
Refleks Patologis Babinsky
35 Meminta pasien untuk tidur terlentang dengan posisi tungkai lurus rileks
36 Melakukan fiksasi pada daerah pergelangan kaki yang akan diperiksa
37 Menggoreskan sisi lateral telapak kaki dari posterior ke anterior (sampai dekat dengan daerah perbatasan jari kaki ).
38 Menilai respon berupa dorsifleksi ibu jari kaki dan atau abduksi jari-jari kaki lain.
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
30/40
KKD PENGINDERAAN
KURFAK 2005
CHECK LISTPEMERIKSAAN KESEIMBANGANDEPARTEMEN NEUROLOGI KKD 2008-2009
TUTOR REVIEW
No Butir PenilaianNama
MHS
Nama
MHS
Nama
MHS
Nama
MHS
Nama
MHS
Nama
MHS
Nama
MHS
1 Memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan serta meminta
ijin
TES ROMBERG YANG DIPERTAJAM
2 Pemeriksa berdiri di belakang pasien
3 Meminta pasien meletakkan salah satu kaki di depan kaki yang lain
4 Pasien diminta memandang ke depan dengan kedua tangan bersedekap di atas perut
5 Pasien diamati selama 30 detik
6 Kemudian pasien diminta menutup mata
7 Pasien diamati kembali selama 30 detik
8 Analisis hasil pemeriksaan.
TES FUKUDA
9 Pemeriksa berdiri di belakang pasien
10 Meminta pasien dalam posisi berdiri kemudian menutup mata11 Pasien diminta berjalan di tempat sebanyak 50 langkah
12 Analisis hasil pemeriksaan
TANDEM GAIT TEST
13 Pasien diminta berjalan mengikuti garis lurus
14 Pemeriksa berada di belakang pasien selama pemeriksaan dilakukan
15 Analisis hasil pemeriksaan
PAST POINTING TEST
16 Pemeriksa berada di depan pasien dan meletakkan jari telunjuk di depan pasien
17 Pasien diminta mengangkat tangan dengan telunjuk mengarah ke atas
18 Pasien diminta menyentuh jari pemeriksa beberapa kali
19 Setelah itu pasien diminta menutup mata dan melakukan hal yang sama beberapa kali
20 Analisis hasil pemeriksaanTES NISTAGMUS
21 Pasien diminta mengikuti gerakan jari telunjujk pemeriksa 30 ke arah kiri dan kemudian
ke arah kanan 30
22 Analisis hasil pemeriksaan
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
31/40
KKD SARAF DAN JIWA
KURFAK 2005 TA 2011-2012
LEMBAR OBSERVASI : WAWANCARADEPARTEMEN PSIKIATRI FKUI/RSCM
KELOMPOK :....................... NAMA TUTOR :.............................
TANGGAL :....................... TANDA TANGAN :.............................
CHECK LIST TUTOR
NO PROSES YANG DIAMATI
1. Menjelaskan tujuan pemeriksaan dan kerahasiaan
2. Membangun rapport
3. Menanyakan pertanyaan dengan tujuan/maksud yang jelas. (deskripsi, collecting datayang menuju pada penemuan satu permasalahan tertentu)
4. Memberikan respons yang tepat kepada pasien
5. Menunjukkan kemampuan komunikasi verbal maupun non verbal
6. Menjadi pendengar yang terampil/aktif
7. Berbicara efektif dengan klien
8. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh kllien
9. Mampu menilai emosi pasien dengan baik
10. Mempertahankan kontak mata
11. Memberikan Kesimpulan dari permasalah pasien
12. Membangun dan mengembangkan kerjasama (konselor tidak berperan sebagai pengambilan keputusan)
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
32/40
CHECK LISTPraktikum KonselingDEPARTEMEN PSIKIATRI FKUI/RSCM
KURFAK 2005 KKD TA 2010-2011
SELF ASSESMENT
Tanggal: Nama Mahasiswa : Kelompok :
No. Proses Yang Diamati MAHASISWA TUTOR
1 Memperkenalkan diri
2 Menjelaskan tujuan konseling dan kerahasiaan
3 Membangun rapport
4 Menanyakan pertanyaan dengan tujuan/maksud yang jelas menuju pada penemuan satu
permasalahan tertentu
5 Memberikan respons yang tepat kepada pasien
6 Menunjukkan kemampuan komunikasi verbal maupun non verbal
7 Menjadi pendengar yg terampil/aktif
8 Berbicara singkat dan tidak lebih banyak dari klien
9 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
10 Mampu menilai emosi pasien dengan baik
11 Mempertahankan kontak mata
12 Memberikan kesimpulan dari permasalahan pasien
13 Membangun dan mengembangkan kerjasama (konselor tidak berperan sbg pengambil keputusan)
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
33/40
KKD SARAF DAN JIWA
KURFAK 2005 TA 2011-2012
BASIC SURGICAL SKILLS
KELOMPOK :....................... NAMA TUTOR :.............................
TANGGAL :....................... TANDA TANGAN :.............................
CHECK LIST TUTOR
NO AKTIVITAS
Mhsw
1
Mhsw
2
Mhsw
3
Mhsw
4
Mhsw
5
Mhsw
6
Mhsw
7
Mhsw
8
Mhsw
9
Mhsw
10
1. A & Anti Sepsis
2 Membuat simpul yang benar
3. Handling
- Gunting
- Klem lurus & bengkok
- Pinset anatomis & chirurgis
- Needle Holder + Jarum
4. Menjahit interrupted
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
34/40
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
35/40
PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI / OFTALMOSKOPI
KKD KURFAK 2005
KELOMPOK :
TANGGAL :
NO AKTIVITAS MAHASISWA
1 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin
2 Mempersilahkan pasien duduk di tempat yang telah disediakan
3 Menyuruh pasien melihat ke satu titik jauh di dinding arah depan
4 Melakukan setting gigi dan aperture oftalmoskop
5 Melakukan pemeriksaan mata kanan dengan mata kanannya dengan oftalmoskop dipegang dg tangan kanan
6 Meletakkan tangan kiri ke dahi atau bahu pasien sebagai fiksasi
7 Melakukan pemeriksaan mata kiri dengan mata kirinya dengan oftalmoskop dipegang dg tangan kiri
8 Meletakkan tangan kanan ke dahi atau bahu pasien sebagai fiksasi
9 Melaporkan/menggambarkan hasil pemeriksaaan
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
36/40
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN /VISUS
KKD KURFAK 2005
NO AKTIVITAS
1 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin
2 Mempersilahkan pasien duduk di tempat yang telah disediakan
3 Menyuruh pasien menutup mata kiri
4 Meminta pasien menyebutkan obyek yang ditunjuk pada Kartu Snellen atau dari autochart projector dari obyek terbesar sampai terkecil yang masih bisa dibaca
5 Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan pinhole occluder bila visus tidak mencapai 6/6 atau 20/20
6 Mencatat hasil pemeriksaan
7 Mengulang prosedur pemeriksaan untuk mata kiri dan mencatat hasilnya
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
37/40
KURFAK 2005
CHECK LISTTERAPI TOPIKALDEPARTEMEN FARMASI KKD
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ...............................
TUTOR REVIEW
No Butir Penilaian
1 Memilih Obat / zat aktif topikal
2 Memilih betuk kesediaan obat topikal (dan vehikulum)
3 Menentukan dosis
4 Menentukan frekuensi dan lama terapi
5 Menghitung jumlah obat yang diperlukan
6 Menjelaskan cara pemakaian obat topikal
7 Menentukan waktu pemakain obat topikal
8 Menulis resep obat topikal dengan lengkap dan rasional
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
38/40
KKD PENGINDERAAN
CHECK LISTPEMERIKSAAN KAMPIMETRIKURFAK 2005
DEPARTEMEN MATA
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ...............................
TUTOR REVIEW
KKD PENGINDERAAN
KURFAK 2005CHECK LISTTONOMETRI SCHIOTZDEPARTEMEN MATA
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ...............................
TUTOR REVIEW
No Butir Penilaian
1 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin
2 Mempersilahkan pasien duduk ditempat yang telah disediakan
3 Mahasiswa mengambil posisi tepat di depan pasien
4 Mahasiswa menyuruh pasien menutup mata kirinya, sedangkan pemeriksa menutup mata kanannya dan menggunakan mata kirinya sebagai acuan pemeriksaan
5 Mahasiswa menyuruh pasien berfiksasi pada mata kirinya dan menyebut jumlah jari yang diacungkan pemeriksa pada 4 kuadran (atas, bawah, temporal dan nasal)
6 Mengulang prosedur untuk pemeriksaan mata kiri pasien
7 Mencatat hasil pemeriksaan
No Butir Penilaian
1 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin
2 Mempersilahkan pasien tidur terlentang atau setengah duduk di tempat yang telah disediakan
3 Merakit & menera tonometer dengan beban 5.5 gram dan melakukan desinfeksi tip tonometer dengan swab alkohol dan membiarkannya kering
4 Simulasi anestesi kornea dengan tetes mata pantocain 0.5%
5 Simulasi menyuruh pasien melihat lurus ke atas atau kearah ibu jari tangan yang diacungkan keatas
6 Meletakkan tonometer pada kornea mata
7 Membaca jarum penunjuk pada tonometer
8 Simulasi memberikan tetes mata antibiotik pada mata yang diperiksa
9 Mencatat hasil pemeriksaan dalam satuan mm Hg dengan merujuk tabel konversi tonometer Schiotz
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
39/40
KKD INFEKSI IMUNOLOGI
KURFAK 2005
CHECK LISTBREAKING BAD NEWS
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ...............................
TUTOR REVIEW
No Butir Penilaian
1 Menyapa pasien dan kakak
2 Menjelaskan tujuan pertemuan
3 Menilai apakah yang telah diketahui oleh pasien tentang masalah yang akan disampaikan, dan perasaan pasien
4 Memperlihatkan perilaku verbal dan non-verbal kepada pasien yang mengindikasikan bahwa informasi yang akan disampaikan selanjutnya adalah informasi yang penting
5 Memperhatikan respon pasien sebelum melanjutkan ke proses berikutnya
6 Berusaha mengetahui informasi tambahan yang dibutuhkan oleh pasien
7 Memberikan penjelasan yang terorganisir
8 Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, tidak menggunakan jargon medik dan kalimat yang membingungkan
9 Mengenali dan menanggapi tanda-tanda non-verbal yang ditunjukkan oleh pasien
10 Memberikan waktu pada pasien untuk bereaksi (dengan cara hening atau berdiam diri sejenak)
11 Mendorong pasien untuk memberikan tanggapan, keprihatinan dan perasaannya
12 Mencermati perasaan, keprihatinan dan nilai-nilai yang dianut pasien
13 Menggunakan empati untuk mengkomunikasikan apresiasi terhadap perasaan dan kesusahan yang dialami pasien14 Menunjukkan perilaku non-verbal yang baik ( kontak mata, posisi dan postur tubuh yang sesuai, gerakan tubuh, ekspresi wajah, suara termasuk kecepatan dan volume)
15 Menyatakan dukungan kepada pasien (contohnya mengekspresikan keprihatinan, pengertian dan keinginan untuk menolong)
8/9/2019 Checklist KKD Tingkat 3
40/40