Sampul Elk Das 26
-
Upload
kurniawan-ajie-prakasa -
Category
Documents
-
view
22 -
download
0
description
Transcript of Sampul Elk Das 26
RANGKAIAN LISTRIKELK-
DAS.26ARUS BOLAK-BALIK 40 JAM
V = Vm Sin t
I = Im Sin(t -
)
2
Penyusun :
TIM FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALEDISI 2001
KATA PENGANTAR
Modul dengan judul “RANGKAIAN LISTRIK ARUS BOLAK-
BALIK” merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan
praktikum peserta diklat (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
untuk membentuk salah satu bagian dari kompetensi Penerapan Konsep
Dasar Elektro.
Modul ini menguraikan tentang dasar listrik arus bolak-balik baik
satu phasa maupun tiga phasa serta rangkaian seri dan paralel dari
komponen RLC dalam arus listrik bolak-balik.. Kegiatan Belajar 1
membahas dasar listrik arus bolak-balik (AC).yang mempunyai 4 sub
pokok bahasan yaitu tegangan, arus, sudut fasa, dan beda fasa, respon
elemen dalam AC. Kegiatan Belajar 2 membahas mengenai rangkaian
seri berbeban resistor dan induktor dalam arus bolak-balik. Sedangkan
Kegiatan Belajar 3 membahas mengenai rangkaian paralel arus listrik bolak-
balik. Selanjutnya Kegiatan Belajar 4 membahas analisis rangkaian
listrik arus searah yaitu analisis loop pada Kegiatan Belajar 3 dan analisis
simpul pada Kegiatan Belajar 4 menguraikan tentang rangkaian tiga
phasa, baik sambungan bintang maupun segitiga. Uraian ini merupakan
akhir dari pembahasan rangkaian listrik arusbolak-balik.
Modul ini terkait dengan modul lain yang membahas fisika dasar
dan hukum kelistrikan sehingga sebelum menggunakan modul ini siswa
diwajibkan telah memahami modul tersebut.
Yogyakarta, Nopember 2001
Penyusun.Tim Fakultas TeknikUniversitas Negeri Yogyakarta
ii
DISKRIPSI JUDUL
RANGKAIAN LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK merupakan modul
teori dan atau praktikum yang memuat penerapan dari hukum-hukum
kelistrikan, serta memuat kajian atau teori dalam menganalisa rangkaian
dalam arus bolak-balik..
Modul ini terdiri dari 4 (empat) kegiatan belajar yang mencakup
dasar listrik arus bolak-balik, rangkaian seri arus bolak-balik beban
resistor dan induktor, rangkaian paralel arus listrik bolak-balik, serta
rangkaian tiga phasa. Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta
diklat mampu menganalisis rangkaian listrik arus bolak-balik dan
menerapkannya dalam praktek.
iii
PETA KEDUDUKAN
iv
PRASYARAT
Untuk melaksanakan modul RANGKAIAN LISTRIK ARUS
BOLAK -BALIK memerlukan kemampuan awal yang harus dimiliki peserta
diklat, yaitu :
1· Peserta diklat telah memahami.konsep dasar fisika teknik.
2· Peserta diklat telah memahami komponen-komponen dasar
kelistrikan, seperti sumber tegangan, komponen pasif.
3· Peserta diklat telah memahami hukum-hukum kelistrikan.
4· Peserta diklat dapat menggunakan alat ukur analog.
5· Peserta diklat dapat menggunakan CRO.
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DESKRIPSI JUDUL iii
PETA KEDUDUKAN MODUL iv
PRASYARAT v
DAFTAR ISI vi
PERISTILAHAN/ GLOSSARY viii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ix
TUJUAN x
1. Tujuan Akhir x
2. Tujuan Antara x
KEGIATAN BELAJAR 1 1
Lembar Informasi 1
Lembar Kerja 8
Kesehatan dan Keselamatan Kerja 9
Langkah Kerja 9
Lembar Latihan 12
KEGIATAN BELAJAR 2 13
Lembar Informasi 13
Lembar Kerja 19
Kesehatan dan Keselamatan Kerja 19
Langkah Kerja 20
Lembar Latihan 22
KEGIATAN BELAJAR 3 24
Lembar Informasi 24
Lembar Kerja 27
Kesehatan dan Keselamatan Kerja 28vi
Langkah Kerja 28
Lembar Latihan 30
KEGIATAN BELAJAR 4 32
Lembar Informasi 32
Lembar Kerja 34
Kesehatan dan Keselamatan Kerja 35
Langkah Kerja 35
Lembar Latihan 37
LEMBAR EVALUASI 39
LEMBAR KUNCI JAWABAN 41
Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 1 41
Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 2 43
Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 3 45
Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 4 47
Kunci Jawaban Lembar Evaluasi 49
DAFTAR PUSTAKA 51
vii
PERISTILAHAN / GLOSSAARY
Phasor merupakan vektor yang digunakan untuk menggambarkan
besaran yang nilainya bervariasi menurut fungsi waktu dan
membentuk grafik fungsi sinus (gelombang AC) sepeperti
besaran listrik AC.
viii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Langkah-langkah yang harus dilakukan uantuk mempelajari modul
1. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan
belajar.
2. Pelajari dengan baik lembar informasi sehingga konsep dan
persamaan-persamaan dapat dipahami dengan baik.
3. Dalam mempersiapkan alat untuk praktek hitunglah dulu besaran-
besar dalam rangkaian, kemudian tentukan batas alat yang
digunakan.
4. Rakitlah setiap komponen sesuai dengan gambar rangkaian yang
diberikan pada setiap kegiatan belajar.
5. Ceklah kembali rangkaian yang sudah dibuat.
6. Konsultasikan rangkaian kepada instruktur sebelum dihubungkan
ke sumber tegangan.
7. Hati-hatilah selama melaksanakan praktik.
8. Kembalikan semua peralatan praktik yang digunakan.
ix
TUJUAN
1. Tujuan Akhir
1§ Peserta diklat mampu memahami konsep rangkaian listrik arus
bolak-balik.
§ Peserta diklat mampu menganalisis rangkaian listrik arus bolak-
balik.
1§ Peserta diklat mampu menghitung beban, daya, faktor daya pada
listrik arus bolak-nalik.
§ Peserta diklat mampu membuat rangkaian berbeban pada
rangkaian listrik arus bolak-balik.
1. Tujuan Antara
1§ Peserta diklat mampu menghitung tegangan, arus , daya dan
faktor daya pada rangkaian listrik arus bolak-balik.
2§ Peserta diklat mampu menganalisis rangkaian seri arus bolak-balik.
3§ Peserta diklat mampu menghitung impedansi, faktor daya, serta
frekuensi resonansi pada rangkaian seri arus bolak-balik.
§ Peserta diklat mampu menggambar diagram phasor impedansi,
arus dan tegangan saat resonansi.
1§ Peserta diklat mampu menghitung impedansi, arus, daya, faktor
daya, serta frekuensi resonansi pada rangkaian paralel arus
bolak-balik.
2§ Peserta diklat mampu menghitung tegangan dan arus pada
sambungan segitiga maupun bintang.
3§ Peserta diklat mampu menghitung daya dan faktor daya pada
rangkaian tiga phasa.
4§ Peserta diklat mampu menganalisis rangkaian tiga phasa.
.
x
KEGIATAN BELAJAR 1
DASAR LISTRIK BOLAK-BALIK (AC)
Lembar Informasi
1. Tegangan dan Arus Listrik Bolak-Balik
Suatu bentuk gelombang tegangan listrik bolak-balik dapat
digambarkan seperti pada Gambar 1 di bawah ini.
Vm Sin t
Amplitudo
t
T = 2
Gambar 1. Bentuk Gelombang Tegangan Listrik
Bolak-Balik. Pesamaan tegangan sesaat
2 v Vm sin2ft Vm sin t Vm sint
T Dimana
v = Tegangan sesaat
Vm = Tegangan Maksimum
= Frekuensi = 1/t (Hz)
T = Periode = waktu untuk satu gelombang
= kecepatan sudut = 2 = 2/T = radian perdetik
Frekuensi dalam listrik AC merupakan banyaknya gelombang yang
terjadi dalam satu detik. Jika waktu yang diperlukan oleh satu
gelombang disebut periode (T) maka.
f 1
atau T 1
T f
1
jika generator mempunyai P kutub dan berputar sebanyak N kali dalam
satu menit, maka frekuensi mempunyi persamaan
f PN120
P = Jumlah kutub generator
N = Jumlah putaran permenit (rpm)
2. Sudut Fase dan Beda Fase
Dalam rangkaian listrik arus bolak-balik sudut fase dan beda fase
akan memberikan informasi tentang tegangan dan arus. Sedangkan
beda fase antara tegangan dan arus pada listrik arus bolak-balik
memberikan informasi tentang sifat beban dan penyerapan daya atau
energi listrik. Dengan mengetahui beda fase antara tegangan dan arus
dapat diketaui sifat beban apakah resistif, induktif atau kapasitif.
3. Tegangan Efektif dan Arus Efektif
Tegangan listrik arus bolak – balik yang diukur dengan multimeter
menunjukan tegangan efektif. Nilai tegangan dan arus efektif pada arus
bolak – balik menunjukan gejala yang sama seperti panas yang timbul
jika dilewati arus searah :
Tegangan Efektif Tegangan Maksimum
2
= 0.707 Tegangan Maksimum
Ief = I mak
= 0.707 Imax
4. ResponElemen
1. Resistor da
lam arus bolak – balik
Rangkaian yang
terdiri dari sebuah
sumber tegangan
bolak – baliik dan
sebuah resistor
seperti Gambar 2 di
bawah
2
VR IR V = Vm Sin t
i = Im Sin t
R
~
V = Vm Sin t
Gambar 2. Rangkaian R, Bentuk Phasor, danBentuk Gelombang Pada AC
Persamaan tegangan sumber
v = Vm Sin t
Persamaan tegangan pada Resistor R
5 = i R
5 = tegangan sesaat
i = arus sesaat
R = resistansi
Sehingga i = Vm Sin tR
i = Im Sin t
Pada beban resistor murni tegangan dan arus mempunyai fasa
sama (sefase).
Daya sesaat ( p )
P = vi = Vm Sin t .Im Sin t
1= Vm Im Sin 2 t
2=Vm Im
( 1 - Cos2 t ) 2
3= Vm Im - Vm Im Cos 2t 2 2
3
Untuk satu gelombang nilai rata – rataVm Im
Cos 2t 02
sehingga daya
P = Vm Im Vm x Im
2 2 2
Atau
P = V I watt
V = Tegangan Efektif
I = Arus Efektif
2. Induktor murni dalam arus bolak – balik
Bila tegangan bolak – balik dipasang pada induktor murni seperti
Gambar 3 di bawah, maka induktor menghasilkan ggl yang
melawan sumber yang besarnya
V = L di
dt VL
L
~IL
v = Vm Sin t
Gambar 3. Rangkaian L dan Bentuk Pashor Pada AC.
Tegangan Sumber
v = Vm Sin t
sehingga
Vm Sin t = L di
dt
4
di Vm
Sin t dtL
i Vm
Sin tL
i Vm (Cost)L
i Vm Sin (t )2L
Arus sesaat ( i ) maksimum Im = Vm jika Sin (t - ) mempunyaiL 2
nilai 1maka persamaan arus pada Induktor menjadi
I = Im Sin (t -
)2
Arus ketinggalan dengan sudut
atau 90o .2
Daya Sesaat
Bentuk gelombang tegangan dan arus pada induktor dapat dilihat
dalam Gambar 4 berikut ini.
V = Vm Sin t
I = Im Sin(t -
)2
Gambar 4. Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus Pada Induktor
16 = vi
= Vm Im Sin t Sin (t -
) 2
p = daya sesaat
5
Daya Untuk seluruh siklus
Vm Im2
P = - Sin 2t dt 0
2 0
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa induktor murni
tidak menyerap daya listrik hanya menyimpan energi listrik sesaat
dalam jumlah terbatas.
c. Kapasitor dalam arus bolak – balik
Rangkaian yang terdiri dari sebuah sumber tegangan bolak –
baliik dan sebuah kapasitor seperti Gambar 5 di bawah.
IC
i
~ VC
v = Vm Sint
Gambar 5. Rangkaian C dan Bentuk Phasor Pada AC
Tegangan sumber mempunyai
persamaan v = Vm Sint
Muatan pada kapasitor
q = Cv
q = Muatan pada plat kapasitor
C = Kapasitansi kapasitor
V = Beda potensial/tegangan
6
Persamaan Arus
i dq dCv dt dt
dCvVmsin tdt
1= C Vm Cos t
2=Vm
Sin (t
) 1/C 2
i Im Sin (t
) 2
Dari persamaan tersebut terlihat bahwa arus mendahului tegangan
dengan sudut
atau 900
2
Daya
Daya sesaat pada kapasitor ( p )
P = vi
= Vm Sint ImSin (t )2
= Vm Im Sint V fase 400
Z 158 ,2
=1 Vm Im Sint2
daya untuk seluruh siklus
12
P = Vm Im Sin 2t dt 020
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa kapasitor tidak
menyerap daya listrik
Karakteristik tegangan dan arus dari ketiga elemen pasif tersebut
dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut .
7
Tabel 1. Karakteristik tegangan dan arus R, L, dan C
Elemen Sudut fasa arus Diagram Impedansi
Dan tegangan
V = V m Sin t
R Fasa sama i = Im Sin t R
L Arus ketinggalan 900 2 XL= L = 2atau ½
B A
C Arus mendahului XC = 1 1
tegangan900atau ½ C 2
Lembar Kerja
Alat dan bahan :
1. Trafo isolasi .................................................................... 1 buah
2. Trafo step down 220 / 9 –18 V ..................................... 1 buah
3. Multimeter / Voltmeter ................................................... 2 buah
4. Variac................................................................................ 1 buah
5. Kabel Penghubung ........................................................ secukupnya
6. Saklar................................................................................ 1 buah
8
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Jangan menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan sebelum
benar.
2. Jangan membuat sambungan terbuka terutama pada tegangan
tinggi
3. Perhatikan batas ukur dan saklar pemilih pada multimeter.
4. Kalibrasikan CRO sebelum digunakan dengan teliti dan hati – hati.
5. Letakkan peralatan pada tempat yang aman dan mudah diamati
6. Jangan menggunakan alat ukur di luar batas kemampuan
7. Pastikan posisi variac dalam kondisi minimum.
Percobaan I. Tegangan Efektif
Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini.
2. Buatlah rangkaian seperti Gambar 6 di bawah ini
S
V V
Trafo Isolasi Variac Trafo Step Down220/220 V
Gambar 6. Rangkaian Percobaan
3. Setelah rangkaian benar hubungkan ke sumber tegangan dan
tutup saklar .
4. Atur tegangan Variac sehingga multimeter menunjukan seperti
Tabel 2 di bawah. Amati penunjukan CRO setiap perubahan
tegangan.
5. Bandingkan hasil pengukuran voltmeter dan CRO dengan teori.
9
6. Lanjutkan dengan percobaan kedua.
Tabel 2. Pengamatan CRO
Voltmeter CRO (p-p)
2 V4 V6 V8 V10 V
Percobaan II. Respon Elemen RLC
Alat dan bahan :
1. Lampu Pijar .............................................................. 1 buah
2. Ballas lampu TL ...................................................... 1 buah
3. Kapasitor non polar 250 V ................................... 1 buah
4. Saklar........................................................................ 1 buah
5. Variac........................................................................ 1 buah
6. Voltmeter.................................................................. 1 buah
7. Amperemeter ........................................................... 1 buah
8. Wattmeter ................................................................ 1 buah
9. Kabel Penghubung ................................................. secukupnya.
Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini.
2. Buatlah rangkaian seperti Gambar 7 di bawah ini.
3. Setelah rangkaian benar hubungkan dengan sumber tegangan
kemudian tutup saklar.
4. Atur variac sehingga diperoleh tegangan seperti nilai dalam
Tabel 3.
5. Catatlah penunjukan wattmeter dan amperemeter setiap
perubahan tegangan.
10
S
A W
Sumber 220 V
Lampu
V
variac
Gambar 7. Rangkaian Percobaan.
6. Gantilah lampu pijar dengan ballas, atur tegangan seperti
langkah 3.
7. Catatlah penunjukan amperemeter dan wattmeter ke dalam
Tabel 3.
8. Gantilah ballas dengan kapasitor atur tegangan seperti langkah 3
9. Hentikanlah kegiatan dan kembalikan semua peralatan ke tempat
semula. Kemudian buat kesimpulan secara keseluruhan
berdasarkan percobaan tadi.
10. Bandingkan daya, arus dan tegangan pada masing–masing
percobaan.
11. Hitung faktor daya dari lampu, ballas dan kapasitor.
Tabel 3. Pengamatan Arus dan Daya
Lampu Ballas Kapasitor
Tegangan I P I P I V
50 V100 V150 V200 V
11
Lembar Latihan
1. Hitunglah banyak putaran generator setiap detik bila diketahui
sebuah pembangkit listrik tenaga air ( PLTA ) mempunyai generator
dengan 20 kutub, untuk menghasilkan frekuensi 50 Hz !
2. Hitunglah penunjukan voltmeter dari suatu tegangan bolak – balik
gelombang sinus yang menunjukan 200 volt puncak - puncak jika
dilihat CRO !
3. Hitunglah arus yang mengalir pada lampu dan tahanan lampu bila
lampu pijar 220 – 230 volt, 100 watt dipasang pada tegangan 225
volt. !
4. Sebuah kompor listrik 225 volt, 900 watt mempunyai elemen
pemanas 5 m. hitunglah arus dan tahanan elemen. Jika elemen
pemanas putus, kemudian disambung sehingga panjangnya
menjadi 4,8 m. hitunglah besar tahanan, arus dan daya kompor
yang dipasang pada tegangan 225 volt !
5. Hitunglah arus dan daya yang diserap oleh kapasitor, jika dua
buah kapasitor 60 F dan 40 F diseri dan dipasang pada
tegangan 220 V, 50 HZ !
12
KEGIATAN BELAJAR 2
RANGKAIAN SERI ARUS BOLAK – BALIKBEBAN RESISTOR DAN INDUKTOR
Lembar Informasi
Sebuah resistor R ohm dan Induktor L henry diseri dan
dihubungkan dengan sebuah sumber tegangan arus bolak – balik seperti
Gambar 8 di bawah ini.
B
VR VL
~ O A
Gambar 8. Rangkaian Dengan Beban R dan L
Drop tegangan seperti terlihat pada OAB . Drop tegangan pada R = VR
digambarkan oleh vektor OA, dan drop tegangan pada L = VL
digambarkan oleh vektor AB. Tegangan Sumber V merupakan jumlah
secara vektor dari VR dan VL
V V
2 V 2
R L
V (IR)2 (IXL )
2 I R
2 XL 2
I V
R 2 X L 2
Besaran R 2 XL
2 disebut impedansi ( Z ) dari rangkaian, yaitu :
Z2 = R2 + XL2
13
Dari gambar di atas terlihat bahwa arus ketinggalan terhadap teganagn
dengan sudut adalah :
tg = XL L reak tan siR R resis tansi
Daya (P)
Daya rata-rata yang diserap rangkaian RL merupakan hasil kali V
dengan komponen I yang searah V
P = V I Cos
Cos disebut faktor daya rangkaian
Daya = Volt Ampere (VA) x Faktor Daya
Watt = VA x Cos
Jika daya dala kilowatt maka
KW = K VA x Cos
P = VI Cos = VI x (R/Z)
= V/2 x I x P
= I2 R
P = I2 R watt
FAKTOR DAYA (Pf = Power Faktor)
Faktor daya dapat dirumuskan
1. Kosinus beda fase antara arus dan tegangan.
2. resistansi R impedansi Z
3. watt W kW
Volt .Ampere VA kVA
Sehingga
Pf = Cos = R W kW
Z VA kVA
Jika digambarkan dengan segitiga daya seperti ditunjukkan oleh
Gambar 9 berikut ini.14
Daya dapat dibedakan menjadi :KVA (S) KVAR - Daya aktif = P = kW
- Daya reaktif = Q =k VAR(Q) - Daya semu = S = kVA
- Hubungan ketiga jenis daya
KW.(P)Gambar 9. Segitiga Daya
Hubungan Ketiga jenis daya adalah sebagai berikut :
S2 = P2 + Q2
kVA2 = kW2 + k VAR2
kW = kVA Cos
kVAR =k VA Sin
Beban Resistor dan Kapasitor
Sebuah resistor R dan kapasitor C diseri dan diberi tegangan bolak-balik,
seperti ditunjukkan oleh Gambar 10.
R CR
XC
Z
~V
IVR VC
VR I
I
VGambar10. Rangkaian RC
Seri dan Diagram Phasornya. 15
VR = I R = drop tegangan pada R (fasa sama dengan nol).
VC = I XC = drop tegangan pada C (ketinggalan terhadap I dengan
sudut /2)
XC = reaktansi kapasitif (diberi tanda negatif) karena arah VC
pada sudut negatif Y
V V 2 V 2
R C
V (IR)2 (IXC )2 I R 2 XC 2
I V
R 2 XC2
Z2 = R2 + XC2 disebut impedensi rangkaian.
Dari gambar di atas terlihat bahwa I mendahului V dengan sudut
di mana
tg = - X
C
R
Jika tegangan sumber dinyatakan
dengan V = Vm Sint
Maka arus dalam rangkaian R – C seri dapat dinyatakan
dengan I = Im sin (t + )
Beban R – L – C Seri
Sebuah rangkaian seri R-L-C diberi tegangan V seperti Gambar 11di
bawah ini.
~
Gambar 11. Gambar R-L-C Seri
16
VC
IVR I
I
VC
VR = I R = drop tegangan padaR sefasa dengan I
VL = I XL = drop tegangan pada L mendahuluiI dengan sudut 90
VC = I XC = drop tegangan padaC ketinggalan terhadap dengan sudut
90
V = tegangan sumberyang merupakan jumlah secara vektor
dari VR, VLdan VC, seperti terlihat dalam Gambar 12
berikut ini. Perhatikan Gambar 12berikut ini.
Gambar 12. Diagram Phasor
V = V (V V )2
R LC
Z = R2 (XL XC )2
= R2 X2
Beda fasa antara tegangan dan arus :
Tg=(XL - XC )
XR
R
17
Sedangkan faktor daya :
Cos= R R
Z R2 (XL XC ) 2
Jika sumber tegangan diberikan
V = Vm Sint
Sehingga arus mempunyai persamaan : I
= Im sin (t )
Tanda negatif bila arus ketinggalan terhadap tegangan, XL > XC atau
beban bersifat induktif.
Tanda positif bila arus mendahului tegangan, XL < XC atau beban
bersifat kapasitif.
Resonansi RLC Seri.
Resonansi pada rangkaian RLC seri terjadi jika reaktansi sama dengan
nol. Hal ini terjadi bila XL = XC. Frekuensi saat resonansi disebut fo, maka :
XL = XC
2foL =1
2foC
fo = 1
2 LC
Faktor Kualitas
Faktor kualitas dalam rangkaian seri RLC adalah tegangan magnetisasi
saat rangkaian berresonansi.
Pada saat resonansi arus maksimum :
Im = V
R
Tegangan pada induktor atau kapasitor = Im XL
Tegangan sumber adalah V = Im R
Jadi tegangan magnetisasi adalah sebagai berikut :
I m
XL
XL
2foL
ImR R R
18
Faktor kualitas
= 2foLdi mana fo = 1
R 2 LC
Sehingga
1J = 1
( L
) R C
Faktor kualitas juga dapat didefinisikan sebagai berikut :
= 2energi maksimal yang disimpan
energi yang diserap dalam 1perioda
Sedangkan lebar band :
=
0
0
Lembar Kerja
Alat dan bahan:
Keseha
tan dan Keselamatan Kerja :
1.
J
a
n
g
a
n
m
e
n
ghubungkan
rangkaian ke
sumber
tegangan
sebelum
rangkaian benar.
2. Perhatikan
batas ukur dari
alat yang
digunakan,
jangan melebihi
batas
kemampuan.
3. Perhatikan kapasitas dari resistor, ballast, dankapasitor.
19
4. Jangan membuat sambungan kabel yang terbuka.
Percobaan I
Langkah kerja
1. Siapkan alat yang digunakan dalam percobaan ini.
2. Buatlah rangkaian seperti Gambar 13 di bawah ini.
A
S
AC 220 V AFG V
Trafo Isolasi220/220 V
Gambar 13. Rangkaian Percobaan
3. Setelah rangkaian benar hubungkan ke sumber tegangan dan
tutuplah saklar S.
4. Atur frekuensi function generator hingga 50 Hz, atur keluaran
sehingga 10 V p – p dan usahakan agar tegangan ini tetap selama
percobaan.
5. Aturlah frekuensi seperti nilai dalam Tabel 4.
6. Catatlah besarnya arus setiap perubahan frekuensi.
7. Gantilah resistor dengan ballast kemudian ulangi langkah 3, 4
dan 5.
8. Gantilah ballast dengan kapasitor kemudian ulangi langkah 3, 4
dan 5.
9. Setelah percobaan I selesai lanjutkan percobaan berikutnya.
20
Tabel 4. Pengamatan Perubahan Arus Oleh Perubahan Frekuensi
Frekuensi Arus (ampere)(Hz) Resistor Ballast Kapasitor
50100200400500
1000
Percobaan II
Langkah kerja
1. Siapkan alat yang digunakan dalam percobaan ini.
2. Buatlah rangkaian seperti Gambar 14 di bawah ini.
CRO
S R L
AC 220 V AFG
C
Trafo Isolasi220/220 V
Gambar 14. Rangkaian Percobaan
3. Setelah rangkaian benar, hubungkan dengan sumber tegangan
dan tutup saklar S.
4. Aturlah keluaran CRO pada saat tanpa beban pada frekuensi
50 Hz, hubungkan beban ke function generator, kemudian atur
frekuensi function generator dan amati tegangan pada CRO.
21
Carilah frekuensi pada function generator sehingga tegangan pada
CRO menunjukkan harga tertinggi.
5. Bandingkan hasil pengukuran dengan analisa teori.
6. Setelah selesai semua. Hentikan kegiatan dan kembalikan
peralatan yang digunakan ke tempat semula, kemudian buat
kesimpulan dari keseluruhan percobaan tersebut.
Lembar Latihan
1. Sebuah kumparan mempunyai resistansi 80 dan induktor 0,192
H dipasang pada tegagan 225 V, 50 H. Hitunglah :
1. Arus yang mengalir
2. Faktor daya
3. Daya aktif, reaktif dan daya semu.
2. Sebuah rangkaian seri jika dihubungkan dengan tegangan 100 V DC
menyerap daya 500 W jika dihubungkan dengan 100 V AC, 50 Hz
menyerap daya 200 watt. Hitung besar resistensi dan induktansi.
3. Sebuah kapasitor 10 F diseri dengan resistor 120 dan
dipasang pada tegangan 100 V, 50 Hz.
Hitunglah :
1. Arus
2. Beda fasa antara arus dan tegangan.
3. Daya yang diserap
4. Hitunglah besar R dan C dari suatu rangkaian seri R – c yang
dihubungkan dengan tegangan 125 V, 60 Hz. Arus yang mengalir
2,2 A dan daya yang diserap 96,8 watt !
5. Hitunglah besar C agar lampu pijar 750 watt,100 V mendapat
tegangan yang sesuai, bila lampu tersebut digunakan pada
tegangan 230 V, 60 Hz diseri dengan kapasitor. !
22
6. Hitunglah kapasitansi kapasitor, induktansi, dan resistansi, jika
diketahui sebuah resistor, kapasitor dan induktor variabel diseri
dan dihubungkan dengan sumber tegangan 200 V, 50 Hz. Arus
maksimum 314 mA dan tegangan pada kapasitor 300 V !
23
KEGIATAN BELAJAR 3
RANGKAIAN PARALEL ARUS LISTRIK BOLAK-BALIK
Lembar Informasi
Dalam rangkaian arus bolak-balik apabila beban diparalel maka
untuk menganalisis rangkaian tersebut dapat diselesaikan dengan
beberapa cara, antara lain :
1. Metode Vektor
Misalkan rangkaian paralel terdiri dari dua cabang seperti
Gambar 15 di bawah ini
A
I2 – R2C
B
Gambar 15. Rangkaian AC dengan Beban Diparalel.
Dari Cabang A diperoleh persamaan sebagai berikut :
Z1 = R 2 X L2
I1 = V V
Z1 R 2 X L2
Cos 1 = R1 atau 1 = Cos –1(
R1 )
Z1 Z1
Dari cabang B diperoleh persamaan :
Z2 = R 2 X L2
I2 = V V
Z2R 2 X C
2
Cos 1 = R 2 atau 1 = Cos –1( R 2 )Z2 Z2
24
Pada cabang A arus ketinggalan terhadap tegangan dengan sudut
1. Sedang pada cabang B arus mendahului tegangan dengan sudut
2 dan arus I merupakan jumlah vektor dari I1 dan dapat dijelaskan
dengan Gambar 16 berikut ini.
I2
2V
1
I1
Gambar 16. Gambar Vektor dari Rangkaian RLC Paralel.
Arus I1 dan I2 mempunyai komponen ke sumber X (komponen aktif)
dan komponen ke sumber Y (komponen reaktif).
Jumlah komponen aktif I1 dan I2 = I1 Cos 1 + I2
Cos 2 Jumlah komponen reaktif = I2 Sin 2 – I1
Sin 1 Sehingga arus total I
I = ( I1 Cos 1 I2 Cos2 )2 (I2Sin 2 I1Sin 1)2
Sedangkan sudut fase antara V dan I
tg 1 I2Sin 2 I1Sin 1
I1 Cos 1 I2Cos 2
2. Metode Admitansi.
Rangkaian seperti Gambar 17 dapat dianalisis dengan metode
admintasi.
R1 L1
R2 L2
R3 C
Gambar 17. Rangkaian dengan Beban Paralel.
25
Z1 = R12 XL
2Y1 = 1 = g1
2 (b1)
2
Z1
Z2 = R 22 XL
2 2 Y1 = 1 = g 2
2 (b 2 )
2
Z2
Z3 = R 2 XC
2Y1 =
1 = g 32 (b3 )
2
Z13
Y = Y1 + Y2 + Y3
Z = 1Y
Resonansi Pada Rangkaian Paralel
Jika rangkaian paralel dihubungkan dengan sumber yang
frekuensinya berubah-ubah, maka pada frekuensi tertentu komponen arus
reaktif jumlahnya akan nol. Pada kondisi ini rangkaian disebut
beresonansi. Perhatikan Gambar 18 berikut ini.
I R L
ICC
I
IC
IL Cos 1 Z XV11
R
I2 Sin1 IL
Gambar 18. Rangkaian RLC Paralel dan Diagram Phasor.26
Rangkaian beresonansi saat IC - IL Sin = 0 IL Sin =
IC
IL = V
Sin Z
1=X
L Z
IC = VXC
V XL V 2
x = atau XL x XC = ZZ Z XC
X = L dan Xc = 1 makaL
CL
= R2 + XL2
C
= R2 + (2f0L)2
L = Z2 C
2f0 =1
R 2
1 1 R2
sehingga f0 =
LC 2 LC L2L2
Jika R diabaikan maka freakuensi resonansi menjadi
f = 1 1 sama seperti Resonansi Seri.C 2
Lembar Kerja
Alat dan bahan :
1.Variac..............................................................................
1 buah
2. Trafo isolasi 220 V / 220 V.......................................... 1 buah
3.CRO ................................................................................
1 buah
4. Function generator (AFG) ........................................... 1 buah
5. Amperemeter AC .......................................................... 1 buah
6. Wattmeter AC ............................................................... 1 buah
7. Voltmeter AC ................................................................. 1 buah
8. Lampu pijar .................................................................... 1 buah27
9. Lampu TL ....................................................................... 1 buah
10. Kapasitor ........................................................................ 1 buah
11. Kabel penghubung ....................................................... secukupnya.
kesehatan dan keselamatan kerja
1. Jangan menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan sebelum
rangkaian benar.
2. Perhatikan batas ukur alat yang digunkaan, hitunglah dulu arus,
tegangan dan daya supaya tidak melebihi batas ukur alat yang
digunakan.
3. Jangan membuat sambungan kabel terbuka.
4. Kalibrasi CRO dengan benar.
5. Letakkan alat ukur yang teratur dan rapi serta mudah diamati.
6. Kosongkan kapasitor yang telah dipakai dengan menggunakan
resistor yang sesuai.
Percobaan I
langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini.
2. Buatlah rangkaian seperti Gambar 19 di bawah ini.
A W
ACV C220 V
Gambar 19. Rangkaian Percobaan
3. Setelah rangkaian benar hubungkan dengan sumber tegangan
dan tutup saklar S.
28
4. Atur tegangan mulai dari nilai kecil sampai besarnya mendekati
sama dengan tegangan kerja lampu dan kapasitor.
5. Catatlah arus dan daya setiap perubahan tegangan pada Tabel 5.
6. Gantilah lampu dan kapasitor dengan kapasitas yang lain, seperti
pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengamatan Arus dan daya Kapasitor.
V C = 1,5 F L= 40 W C = 3,25 L = 40 W
I P I P50100150200220
7. Gantilah lampu pijar dengan lampu TL aturlah tegangan tetap
220 V.
8. Catatlah besar arus serta daya ke dalam Tabel 5.
9. Matikan sumber tegangan dan ganti kapasitor dengan yang lain
sesuai dengan Tabel 6 di bawah.
Tabel 6. Pengamatan Arus dan Daya Lampu TL
C (F) TL = 10 W TL = 15 W TL = 20 W
I P I P I P
1,5
3,25
4,5
6,5
Tanpa C
29
10. Bandingkan hasil pengukuran dengan teori dan tentukan besar
kapasitor yang tepat untuk mesing-mesing lampu TL dengan
menganalisa tegangan, arus dan daya tanpa C.
Lembar latihan
1. Sebuah kumparan mempunyai resistansi 8 dan induktansi
0,0191 H diparalel dengan kapasitor 398 F dan resistansi 6
serta dihubungkan dengan tegangan 200 V, 50 Hz.
1,8 0,019 H
6
398 F
200 V, 50 Hz
Hitunglah:
1. Arus masing-masing cabang.
2. Daya masing-masing cabang
3. Arus total
4. Sudut fase antara arus dan tegangan
2. Hitunglah arus total dan faktor daya dari rangkaian di bawah ini !
3 4
8
6
100 V
30
3. Hitunglah frekuensi resonansi dari sebuah induktor yang
mempunyai induktansi 0,25 H dan resistansi 50 ohm dan di paralel
dengan kapasitor 4 F
31
KEGIATAN BELAJAR 4
RANGKAIAN TIGA FASE
Lembar Informasi
Tegangan dan Arus pada Hubungan Bintang ( Y )
Tegangan sistem tiga fase hubungan bintang terdiri dari empat
terminal salah satunya titik nol. Urutan fase ada yang menyebut RST , a
b c , atau fase I , II , III. Dalam hubungan bintang sumber tegangan tiga
fase ditunjukkan oleh Gambar 20 di bawah ini.
VT
VR Vef 0
V V ef -120 0
VSTS
VTR V 120 0
VT ef
VR, VS dan VT disebut dengan teg anganNfase
VSVRS
VR
Gambar 20. Diagram Phasor Sambungan Bintang
Sedangkan VRS = VR - VS
VST = VS - VT
VTR = VT - VR
Disebut dengan tegangan line ( vl )
VL = Vfase x 3
Berdasarkan gambar phasor di atas
VRS VL 30 0
VT R VL 150 0
VST VL 900 0
32
Jika sumber tiga fase hubungan bintang dihubungkan dengan
beban seimbang, sambungan bintang dapat digamabarkan sebagai
berikut ( Gambar 21).
R IR
N IN
S IS
T IT
Gambar 21. Hubungan Bintang dengan Beban Seimbang
Pada Hubungan Y – Y
VL = Vf x 3 I = If
Pada beban seimbang IR + IS + IT = I N = 0
P 3 X Vf If cos Daya total
Vf VL If IL
3sehingga P = Si n ( t - )
2
Arus dan Tegangan pada Sambungan Segitiga ( )
Sambungan segitiga dapat ditunjukkan oleh Gambar 22 di
bawah. I1 = IR - IS
IS
IR
I3 = IT – IR
IT I2 = IS– IT
Gambar 21. Sambungan Segitiga.
33
Pada sambungan segitiga
Tegangan line = tegangan fase
VL = Vf
Arus line = 3 arus fase
IL = 3 If
Jika beban seimbang besar arus line akan
sama I1 = I2 =I3 =IL
tetapi sudut fase berbeda 1200 listrik.
Daya pada sambungan segitiga
Daya setiap fase
Pf V f I f cos
Daya total
P 3 x Vf If cos
karena V VL
If
IL makaf 3
P 3 Vf I f cos
Lembar Kerja
Alat dan Bahan :
1. Multimeter...................................................................... 1 buah
2. Amperemeter AC .......................................................... 4 buah
3. Transformator 3 phase ................................................ 1 buah
4. Rheostat 500 / 1,1 A................................................ 1 buah
5. Loading Resistor 300 / 5 A...................................... 1 buah
6. Saklar 3 phasa.............................................................. 1 buah
7. Capasitor non polar 3,25 F / 250 V ......................... 1 buah
8. Box dan kabel penghubung ........................................ secukupnya
34
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Jangan menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan sebelum
rangkaian benar.
2. Perhatikan batas ukur alat yang digunkaan, hitunglah dulu arus,
tegangan dan daya supaya tidak melebihi batas ukur alat yang
digunakan.
3. Jangan membuat sambungan kabel terbuka.
4. Letakkan alat ukur yang teratur dan rapi serta mudah diamati.
5. Hati-hatilah dalam melaksanakan praktik.
Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan ini.
2. Buatlah rangkaian seperti Gambar 22 di bawah ini.
A1
A1 a1
a4R A3
S
A2
B1 b1T B3 b4
A3
NC1
c1 RL
C3c4
Gambar 22. Rangkaian Percobaa
3. Letakkan posisi R pada harga maksimum ( 300 ohm).
4. Setelah rangkaian benar, hubungkan ke sumber tegangan 3
phasa.kemudian aturlah beban RL hingga diperoleh arus I1
sebesar 0,5 A.
5. Catatlah penunjukkan amperemeter yang lain ke dalam Tabel 7.
35
6. Matikan sumber tegangan dan gantilah rangkaian pada sisi
sekundernya seperti Gambar 23 di bawah ini tanpa merubah
beban.
A1 a1
A4
R A3 A1
A4
S
B1 b1
Tb4
A2B3
NC1
RLc1c4
C3
A3
Gambar 23. Rangkaian Percobaan.
7. Setelah rangkaian benar, hubungkan ke sumber tegangan
3 phasa.
8. Catatlah penunjukkan masing-masing amperemeter ke dalam
Tabel 7.
Tabel 7. Pengamatan Arus
Percobaan I Percobaan II
!2 (A) I3 (A) !1 (A) !2 (A) !3 (A) !4 (A)
9. Matikan sumber tegangan dan gantilah rangkaian pada sisi
sekundernya dengan rangkaian seperti Gambar 24 di bawah ini.
10. Setelah rangkaian benar, hubungkan ke sumber tegangan
3 phasa.
36
A1 a1
a4R A3 a5
a8
S
B1 b1
T
b4
B3
b5b
8
Nc1C1
c4
C3
c5
c8
Gambar 24. Rangkaian Percobaan
11. Ukurlah tegangan sesuai dengan Tabel 8. dan masukkan data
yang anda peroleh ke Tabel 8.
Sambungan Tegangan (V)
1. Ua1 – a8
2. Ub1 – b8
3. Uc1 – c8
4. Ua8 – b8
5. Ua8 – c8
6. Ub8 – c8
12. Setelah selesai semua, matikan sumber tegangan, kemudian
lepas semua rangkaian dan kembalikan semua alat dan bahan
yang digunakan ke tempat semula dengan rapi.
13. Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas.
Lembar Latihan
1. Bagaimanakah hubungan antara tegangan phasa dengan
tegangan line dari data yang diperoleh ?
37
2. Bagaimanakah hubungan antara arus phasa dengan arus line
untuk percobaan di atas ?
3. Sumber tegangan tiga fase hubungan bintang dengan tegangan
line 400 V dihubungkan dengan beban seimbang sambungan
bintang yang setiap fase terdiri dari R = 40 dan XL = 30 .
Hitunglah :
1. Arus line
2. Total daya yang diserap
4. Tiga buah kumparan yang sama masing–masing mempunyai
resistansi 20 dan indukatansi 5 H
1. Hitunglah arus dan daya yang diserap jika kumparan
disambung bintang dan dihubungkan dengan tegangan tiga
fase dengan tegangan line 400 V, 50 Hz. !
2. Hitunglah arus dan daya yang diserap jika kumparan
disambung segitiga.
38
LEMBAR EVALUASI
A. Pertanyaan
1. Suatu sumber tegangan mempunyai persamaan sebagai berikut
v = 311 sin 314 t. jika sumber tegangan tersebut diukur dengan
multimeter, berapa besar tegangan yang ditunjukkan multimeter ?
2. Hitunglah arus dari sumber tegangan v = 311 sin 314 t yang
dihubungkan dengan tahanan 100 ohm serta tentukan beda fase
antara arus dan tegangan !
3. Hitunglah arus yang mengalir dan beda fase antara arus dengan
tegangan dari sumber tegangan v = 311 sin 314 t yang dihubungkan
dengan kapasitor 3,25 F !
4. Sebuah sumber tegangan v = 100 sin 314 t diberi beban kapasitor,
arus yang mengalir 0,4 ampere, hitunglah kapasitansi dari kapasitor !
5. Sebuah kumparan mempunyai resistansi 10 ohm dan induktansi
0,125 H. Jika kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan 220 V,
25 Hz. Hitunglah impedansi, arus yang mengalir, dan daya yang
diserap serta faktor daya !
6. Hitunglah resistansi dan induktansi sebuah kumparan yang
dihubungkan dengan tegangan 250 v, 50 Hz dan mengalirkan arus
10 A serta faktor daya 0,8 !
7. Sebuah rangkaian seri terdiri dari R = 10 Ohm, L == 100mH/, C =
500 F/. Hitunglah
1. Arus yang megalir jika diberi tegangan 100 V, 50 Hz.
2. Faktor daya rangkaian.
3. Frekuensi yang menghasilkan resonansi.
8. Rangkaian seri terdiri dari R = 15 ohm, L = 4 H dan C = 25F.
Dihubungkan dengan tegangan 230 V. Hitunglah!
1. Frekuensi resonansi
2. Arus pada saat resonansi
39
9. Hitunglah arus total dan faktor daya dari rangkaian di bawah ini !
5 2
6
8
200 V, 50 Hz
10. Sebuah sumber tiga fase yang mempunyai tegangan 400 V
dihubungkan dengan beban tiga fase hubungan bintang yang tiap
fase terdiri dari R = 4 dan XL = 3 . Hitunglah arus jaringan dan
daya yang diserap !
B. Kriteria Kelulusan
Kriteria Skor Bobot Nilai keterangan
(1 – 10)
Nomor Soal :
§ 1 1
§ 2 1
§ 3 1 WL
§ 4 1 (Wajib Lulus)
§ 5 1 > 70
§ 6 1
§ 7 1
§ 8 1
§ 9 1
§ 10 1
Nilai akhir
40
LEMBAR KUNCI JAWABAN
Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 1
1. Banyak putaran generator setiap detik adalah
F PN
120
N 120f
120
x50
300 rpm16 20
2. Penunjukan voltmeter adalah sebagai berikut :
Tegangan puncak – puncak (Vp-p) = 200 volt
Tegangan maksimum ( Vm) = Vp
p
200
= 100 volt2 2
Tegangan Efektif ( V ) = Vm
100
= 70,7 volt
2 2
3. Arus yang mengalir pada lampu dan tahanan lampu adalah :
Lampu pijar menyerap daya 100 watt (bila dipasang pada
tegangan nilai tengah dari tegangan yang tercantum). Karena
lampu sudah dipasang pada nilai tengah maka daya lampu adalah
100 watt
P = V I
9 = P
100
0,44A V 225
Arus yang mengalir pada lampu = 0,44 A
P V2
R
1=V2
225
2
506,25 P 100
Jadi tahanan lampu pijar pada tegangan 225 v adalah 506,25
41
4. Arus dan tahanan elemen adalah :
Sebelum elemen putus.
P VI
9 P 900 watt 4AV 225 volt
Arus pada kompor 4 A
P VI I VR
P V 2
R
R V2
(225) 2
56,25 16 900
Tahanan elemen pemanas 56,25
setelah putus dan disambung
R 4,8
x56,25 55 5
Besar tahanan kompor 55
I V
225
4,1 AR 55
Arus pada kompor 4,1 A P
VI 225 x 4,1 92,5 watt
daya pada kompor menjadi 922,5 watt
5. Arus dan daya yang diserap oleh kapasitor
adalah Kapasitor ekivalen dari susunan seri.
C C
1xC
2 60 x 40
24 F
C1 C2 60 40
Besar reaktansi
XC 1
1
C2 x 50 x 24 x10
-6
10 6 132,7
2 x 50 x 24
I V 220 1,67Xc 132,7
arus yang mengalir = 1,67 A
daya yang diserap kapasitor = 0
4
2
Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 2
6. XL = 2f L = 2 x 50 x 0,192 =
60c Z = 80 2 60 2 = 100
I = V
225
2,25S 100
Arus yang mengalir 2,25 Ampere
Faktor daya = Cos = R 80 0,8Z 100
Daya aktif (P) = I2 R= 2,252 x 80 = 405
awtt Daya semu (S) = VI = 225 x 2,25 =
506,25 VA Daya reaktif (Q) = S2 P 2
1= 506,22 405 2 =
7. Besar resistensi dan induktansi
dihubungkan 100 V DC
I P
500
5AV 100
R V 100 20I 5
Dihubungkan 100 V AC, 50 Hz
P = I2 R I =P
200
3,1 620R
Z = V 100 31,643,16I
Z = R 2 XL
2
XL = Z2 R
2 31,64
2 20
2 24,5
XL = 2fL
L = XL 24,5 78mH2x502f
43
8. Penyelesaian :
1 10 6
XC 318,32fC 2 x 50 x 10
Z R 2 XC 2 120 2 318,3 2 340
I V
100
0,294 A26 340
1. Arus yang mengalir = 0,294
A Tg = - X
C 318,3
18 120
2Æ = tg -1 (318,3
) 69,200
120
2. Beda fasa antara arus dan tegangan = 69,20
3. Daya yang diserap
P = I2 R = (0,294)2 x 120 = 10,4 watt
9. Besar R dan C
adalah P = I2 R
R =P
96,8
20 I2 (2,2) 2
Z V 125 56,82 I 2,2
XC = Z2 R2 (56,82) 2 202 53,2
XC 12fC
C 1 1 0,00005 F = 50 F
2fXC 6,28 x 60 x 53,2
10. Besar C agar lampu mendapat tegangan yang sesuai adalah :
V V2 - VR 2
= 207,1 V
44
Arus pada lampu :
I P 750 7,5 AV 100
C 1 7,5 96 FVC 6,28 x 60 x 207,1
Jadi kapasitor yang diperlukan adalah 98 F
11. kapasitansi kapasitor, induktansi, dan resistansi adalah
Saat resonansi, arus maksimum sama dengan V
R
I = V
R
R = V
637 ohmI
Saat resonansi, tegangan induktor dan kapasitor sama.
VC = I XC
XC =VC
300
di mana
XC =
1
I 314.1032 f0 C
Maka 300 = 1
314 C314 .10 3
C =1
300 x 10 3
= 3,33 F
XL =
VL
300
di mana XL = 2foL314 x10 3
I
L =
300 3,04 H
314 x 314 x 10 -3
Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 3
1. Penyelesaian :
1. Cabang I
XL = 2fL = 2 X 50 x 0,0191 = 6
Z1 = R 21 X 2L 82 62 10
45
I1 = V
200
20A
Z1 10
Arus I ketinggalan terhadap tegangan dengan sudut
Cos -1 = R1 = Cos –1(
8 ) = 36,520
Z1 10
Cos 1 = 0,8
Sin 1 =
0,6 b. Cabang II
XC =
1
1
= 82x50 x398x10 6
2fC
Z2 = R12 XC 6 2 82 10
I2 = V 200 20AZ2 10
Arus yang mendahului V dengan sudut Cos 2 =R
=6
= 0,610Z
Q2 = Sin 2 =XC
=8
= 0,810Z
c. Daya pada masing-masing cabang.
P1 = I12 R1= 202.8 = 3200 Watt = 3,2 kW
P2 = I22 R2= 202.6 = 24200 Watt = 2,4 kW
d. Arus total
Komponen aktif = I1 Cos 1 + I2 Cos 2 = 20. 0,8 + 20. 0,6 = 28
Komponen reaktif = I1 Sin - I2 Sin 2 = 20. 0,8 - 20. 0,6 = 4
I Total = 28 2 42 = 28,3 A
e. Sudut fase
= Tg – 1. 4
= ...28
2. Arus total dan faktor daya dari rangkaian tersebut :
g1 = R1 =
3 = 0,12 mhoR1
2 X1
2
46
b1 =
X1
=
4
= 0,16 mhoR12 X1
23
2 4
2
g2 =
R 2
=
8
= 0,08 mhoR22 X 2
28
2 6 2
b2 =
X 2
=
6
= 0,06 mhoR22 X 2
28
2 6 2
G = g1 + g2 = 0,12 + 0,08 = 0,20 mho b
= b1 + b2 = -0,16 + 0,06 = - 0,10 mho
Y = G2 B
2
Y = 0,2 2 0,1
2 = 0,223 mho
I = VY = 100 X 0,223 A
Arus total = 22,3 A
Faktor Daya Cos =G 0,2 = 0,9Y 0,223
3. Frekuensi resonansi :
f0 = 1 1 R 2
2 LC L2
f0 = 1 1 50 2
2 0,25x4x10
6 0,25 2
= 156 Hz
Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 4
1. Hubungan antara tegangan fasa dan tegangan line
a. Sambungan bintang = V line = V fasa 3
b. Sambungan segitiga = V line = V fasa
2. Hubungan antara arus fasa dan arus line
a. Sambungan bintang = I line = I fasa
b. Sambungan segitiga = I line = I fasa
47
3. Penyelesaian :
26 f R 2 X L
1= 40 2 30
2
2= 50
cos R
40
0,8 Z 50
VL 400 V
Vf 400
V3
IfVf
Zf400
1= 3 80 A
50 3
IL 8 A3
16 3 VL IL cos
3.400 . 8
.0,8
31= 2560 watt
4. Rfase = 20
XL = 2fL = 2 x 50 x 0,5 = 157
Zfase = 20 2 157
2 158,2
cos R
fase 20 0,1264Z
fase 158,2
a. Hubungan Bintang
Vfase = VL 400 231V
33
=V
fase 231 1,46A IL = 1,46 A
158,2Z
fase
48
Daya yang diserap
P = 3 x 400 x 1,46 x 0,1264
1= 127,8 Watt
b. Hubungan segi tiga
Vfase = V2 = 400 V Zfase = 158,2
Ifase =
Vfase 400
Zfase 158,2
3 Ifase =
R20
xIL =fase
cos0,1
Z158,2fase
400 =
4,38 A158,2
D
a
y
a
y
a
n
g
d
i
s
e
r
a
p
P
=
V
Cos
P =
3
400 x
4,38
x
0,12
64
=
383,
4
Watt
Arus
hubu
ngan
segiti
ga 3
kali
hubun
gan
bintan
g
daya
yang
disera
p
hubun
gan
segitig
a 3
kali
dayaa
yang
disera
p
hubun
gan
bintan
g.
Kunci Jawaban Lembar Evaluasi
1. Tegangan yangditunjukkan olehmultimeteradalah 220 V
2. Besar arus
adalah 2,2
Ampere dan
beda fasa
antara arus dan
tegangan adalah
00
3. Arus yang
mengalir adalah
0,225 A, beda
fasa arus dan
tegangan adalah
900 arus
mendahulu.
4. Kapasitansi darikapasitor adalah36 F
5. Impedansi = 22
Arus yang mengalir = 10 A
Daya yang diserap = 1000 W
Faktor daya = 0,4545
6. Resistansi kumparan =20 49
Induktansi kumparan = 0,048 H.
7. Arus yang mengalir jika diberi tegangan 100 V, 50 Hz = 7,07 A
Faktor daya rangkaian = 0,707
Frekuensi yang menghasilkan resonansi = 70,71 Hz
8. Frekuensi resonansi = 15,9 Hz
Arus pada saat resonansi = 15, 33 A
9. Arus total = 46,5 A
Faktor daya = 0,9987
10. Arus jaringan = 80 A3
Daya yang diserap = 25.600 Watt.
50
DAFTAR PUSTAKA
Edminister, Joseph A, Ir Soket Pakpahan, Teori dan soal-soal RangkaianListrik, Erlangga, Jakarta, 1988.
Hayat, William H, Kemmerly, Jack E, Pantur Silaban PhD, RangkaianListrik jilid I, Erlangga, Jakarta 1982.
Hayat, William H, Kemmerly, Jack E, Pantur Silaban PhD, RangkaianListrik jilid II, Erlangga, Jakarta 1982.
Theraja, Fundamental of Electrical Enginering and Electronics, S Chand& Co (PUT) LTD, New Delhi, 1976.
51