PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

19
MAKALAH INSTRUMENTASI DAN NAVIGASI PERIKANAN PETA NAVIGASI Dosen Pengampu : Dr. Ir. Djumanto, M.Sc Dr. Suwarman Partosuwiryo, A.Pi., M.M. Disusun Oleh : Carissa Paresky Arisagy (12981) JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSI TAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015

Transcript of PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 1/19

MAKALAH INSTRUMENTASI DAN NAVIGASI PERIKANAN

PETA NAVIGASI

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. Djumanto, M.Sc

Dr. Suwarman Partosuwiryo, A.Pi., M.M.

Disusun Oleh :

Carissa Paresky Arisagy (12981)

JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 2/19

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya atas selesainya penulisan makalah kami yang berjudul  “Peta

 Navigasi”. Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas ujian tengah semester

VI dari mata kuliah Instrumentasi dan Navigasi Perikanan.

Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua

 pihak yang turut serta membantu dalam penyusunan makalah ini baik secara langsung

maupun tidak langsung. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Dalam penulisan makalah ini, kami merasa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari segi teknis penulisan maupun

materinya, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi

 penyempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 6 April 2015

Penulis

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 3/19

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 4/19

1

ABSTRAK

Ilmu pengetahuan saat ini mengalami perkembangan yang pesat, perkembangan

tersebut mulai dari perkembagan pola pikir manusia hingga manusia mampu menciptakan

suatu alat yang dapat digunakan untuk memudahkan kerja manusia dan mampu

menggantikan peran manusia. Hasil dari pemikiran manusia ini memungkinkan manusia

untuk menemukan terobosan baru dalam bidang ilmu pengetahuan, salah satu ilmu

 pengetahuan yang diciptakan dari hasil pemikiran manusia adalah penemuan mengenai alat

navigasi. Perkembangan peta navigasi Indonesia sudah dimulai sejak abad 15 masehi,

ketika Laksamana Cheng Ho berlayar melalui Indonesia. Kemudian berlanjut pada masa

 penjajahan belanda VOC hingga terbentuknya Berita Pelaut Indonesia (BPI). Peta navigasi

digunakan sebagai alat penentu posisi maupun arah baik di darat maupun di laut. Peta

 Navigasi memiliki komponen penting yang meliputi isi peta, judul peta, skala peta dan

simbol arah, legenda atau keterangan, insert   dan indeks peta,  grid , nomor peta, serta

sumber peta. Dalam penggunaan peta navigasi ini, navigator harus mampu merekam dan

membaca gambar permukaan fisik bumi, serta menggunakan peralatan pedoman arah. Peta

navigasi dalam dunia perikanan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan eksplorasi sertaeksploitasi sumber daya laut.

Kata kunci : alat, laut, navigasi, peta

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 5/19

2

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Ilmu pengetahuan saat ini mengalami perkembangan yang pesat, perkembangan

tersebut mulai dari perkembagan pola pikir manusia hingga manusia mampu menciptakan

suatu alat yang dapat digunakan untuk memudahkan kerja manusia dan mampu

menggantikan peran manusia. Hasil dari pemikiran manusia ini memungkinkan manusia

untuk menemukan terobosan baru dalam bidang ilmu pengetahuan, salah satu ilmu

 pengetahuan yang diciptakan dari hasil pemikiran manusia adalah penemuan mengenai alat

navigasi. Pengertian dari alat navigasi adalah sebuah alat yang digunakan untuk

menentukan arah dalam dunia maritim. Sejak dulu sebelum teknologi berkembang manusia

masih menggunakan alat-alat sederhana yang mereka ciptakan untuk mempermudah dan

membantu mereka dalam melakuakan suatu pekerjaan. Mnurut Sahari (2008), teknologi

sendiri diartikan sebagai istilah yang dapat dipandang sebagai produk dan proses nilai

tambah untuk meningkatkan dan mempermudah pelaksanaan hasil, maka manusia

menciptakan suatu instrument yakni teknologi. Teknologi sendiri berkembang secara

universal dalam artefak sejarah menunjukkan perkembangan teknologi yang intensif telah

terjadi ribuan tahun yang lalu, perkembangan sains dan teknologi sendiri mengikuti evolusi

struktur (Pribadi dan Yuni, 2004).

Manusia sudah mengenal keberadaan sistem navigasi dengan menggunakan

 pedoman benda-benda angkasa alamiah yaitu bulan, bintang, dan matahari manusia pada

zaman dahulu tidak hanya menggunakan bintang, bulan dan matahari sebagai penunjuk

navigasi saja mereka juga menggunaknnya sebagai penunjuk waktu (William, 2008) Selain

itu seiring dengan perkembangan zaman maka alat navigasi dibedakan menjadi beberapa

tipe atau model yaitu, kompas, peta, radar dan GPS (Global Positioning System). Alat

navigasi tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk menunjukkan arah mata angin

maupun sebagai alat untuk menentukan koordinat suatu lokasi, sistem navigasi sudah

dipergunakan oleh bangsa Mesir Kuno sebagai alat untuk pelayaran dan kemudian

dikembangkan lagi oleh bangsa-bangsa lain. Di Indonesia sistem navigasi telah digunakan

sebagai alat bantu trasportasi, baik transportsi darat, udara, maupun air.

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 6/19

3

Teknologi dalam bidang navigasi telah banyak memberikan dampak positif bagi

 perkembangan berbagai sektor di Indonesia. Tidak hanya pada perkembangan dunia

transportasi namun juga pada perkembangan dunia perikanan. Oleh karena itu dalam

makalah ini akan dikaji lebih lanjut mengenai perkembangan alat navigasi terutama peta

navigasi terhadap perkembangan perikanan.

B.  Tujuan

1.  Mengetahui sejarah penemuan peta navigasi

2.  Mengetahui perkembangan peta navigasi

3. 

Mengetahui penggunaan peta navigasi

4.  Mengetahui komponen peta navigasi

5. 

Mengetahui pengoperasian peta navigasi

6. 

Mengetahui manfaat peta navigasi pada perikanan

C.  Sistematika Penulisan

Dalam penulisan makalah “Peta Navigasi”  ini, penulis menggunakan metode

kepustakaan untuk mendapatkan bahan materi yang menyeluruh. Kepustakaan yang

 penulis gunakan tak hanya memakai beberapa buku dan jurnal untuk menjadi sumber

acuan. Akan tetapi, penulis juga mencari bahan dari internet baik berupa materi maupun

gambar yang dapat melengkapi pembahasan materi.

Kami membagi laporan ini menjadi beberapa bagian, antara lain pendahuluan,

materi pembahasan, penutup serta daftar pustaka. Bagian pendahuluan berisi latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Kemudian pembahasan berisi materi

 bahasan terkait  sejarah peta navigasi, perkembangan peta navigasi, penggunaan peta

navigasi, komponen peta navigasi, pengoperasian, dan manfaat peta navigasi pada

 perikanan. Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran. Sementara bagian terakhir yakni

daftar pustaka berisi referensi yang digunakan dalam penyususnan makalah ini.

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 7/19

4

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Sejarah Peta Navigasi 

Peta telah menjadi karya manusia berabad-abad silam, jauh sebelum manusia

dengan teknologi dirgantara dan antariksanya melayang tinggi ke ruang angkasa. Peta-peta

itu dihasilkan lewat serangkaian survei dan ekspedisi panjang di darat dan laut. Sejarah

mencatat peta tentang Indonesia pertama, adalah peta navigasi yang dibuat pada abad ke-

15 ketika Laksamana Cheng Ho dari Cina melakukan pelayaran di wilayah negeri ini

(Ikawati dan Dwi, 2009).

Sesungguhnya peta telah dibuat beberapa ribu tahun sebelum masehi. Peta tertua

yang pernah ditemukan adalah lembaran tanah liat Babilon dari 2300 sebelum masehi.

Sedangkan konsep bola dunia telah dikenal baik oleh filsuf Yunani pada zaman Aristotle

(350 SM). Kartografi Yunani dan Roma mencapai puncaknya pada masa Yunani kuno dan

Roma melalui kartografer bernama Claudius Ptolemaeus (85-165 masehi), membuat peta

dunia yang mencakup wilayah 60º N sampai 30º S. Karya monumentalnya “Guide to

Gambar 2.1.

Kapal Tiongkok

Laksamana

Cheng Ho saat

melayari

 Nusantara

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 8/19

5

Geography” (Geographike hyphygesis) menjadi acuan dalam ilmu geografi sampai zaman

kebangkitan Eropa (renaissance). Pada zaman pertengahan berkembang peta-peta Eropa

yang didominasi dengan sudut pandang agama. Peta T-O merupakan peta dengan

Jerusalem berada di tengah dan orientasi timur berada di bagian atas peta. Sementara itu

kartografi berkembang lebih praktis dan realistis di daratan Arab dan Mediteran. Penemuan

 peta cetak dimulai pada awal abad 15. Peta cetak pertama menggunakan batang kayu yang

diukir. Sedangkan cetakan dengan lembar tembaga dimulai abad 16 dan berkembang

dalam bentuk yang standar sampai diketemukan teknik fotografis.

Peta navigasi berkembang selama zaman explorasi yaitu abad 15 dan 16. Pembuat

 peta waktu itu tertarik membuat peta navigasi untuk keperluan pelayaran. Peta navigasi

tersebut menggambarkan garis pantai, pulau, sungai, pelabuhan dan kenampakan lain yang

 berkaitan dengan pelayaran. Beberapa peta diperlakukan sebagai peta yang mempunyai

nilai tinggi untuk kepentingan ekonomi, militer dan diplomatik. Sehingga peta tersebut

seringkali diklasifikasi sebagai rahasia. Salah satu contoh adalah peta navigasi dunia

Genoese yang dibuat sekitar 1457. Peta yang mencakup seluruh wilayah dunia terlihat

 pada awal abad 16 seiring dengan pelayaran Columbus dan lainnya untuk menemukan

wilayah baru. Gerardus Mercator dari Flenders (Belgia) merupakan kartografer ternama

 pada pertengahan abad 16, yang mengembangkan proyeksi silinder yang sampai saat ini

masih banyak digunakan untuk pemetaan navigasi dan peta global.

Pada pertengahan abad 17, Belanda membuat peta perairan Indonesia yang

kemudian menjadi standar, baik untuk orang Belanda sendiri maupun negara lain yang

menjadi saingan mereka. Pada Tahun 1823 pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Depo

Peta Laut, yang kemudian berkembang menjadi Bureau Hidrographic. Pada 1864 Bureau

 Hidrographic dinyatakan sebagai Bureau Hidrographic Departement van Marine. Bureau ini menerbitkan  Bericht aan Zee verenden  (B.A.Z.) yang kini menjadi Berita Pelaut

Indonesia (BPI). Pada akhir abad 18, pemerintah Kolonial Belanda menghasilkan peta

 pelayaran pantai utara Jawa mulai dari Banten hingga Batavia dan peta pelayaran pulau-

 pulau Timur Indonesia yang antara lain berisi informasi peringatan tanda bahaya untuk

navigasi laut.

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 9/19

6

Gambar 2.2. Peta-peta buatan VOC

Kegiatan survei rupa bumi dan pembuatan peta pada beberapa abad lalu baik untuk

 peta navigasi maupun peta daratan hanya ditunjang dengan pengetahuan ilmu falak atau

kosmologi. Selain itu dibantu sarana yang sederhana, antara lain kompas dan teodolit. Pada

masa lalu Ilmu Geodesi digunakan untuk keperluan navigasi. Sedangkan kegiatan

 pemetaan bumi sebagai bagian dari Ilmu Geodesi telah dilakukan pada masa Kerajaan

Mesir Kuno untuk mengatasi banjir Sungai Nil pada 2000 SM. Helmert dan Torge pada

tahun 1880 mendefinisikan Geodesi sebagai ilmu tentang pengukuran dan pemetaan

 permukaan bumi yang juga mencakup permukaan dasar laut. Di laut, geodesi satelit

digunakan untuk navigasi dan penjejakan matra, laut, antara lain untuk penentuan posisiuntuk keperluan survei pemetaan laut, pengkoneksian antar stasiun pasut (unifikasi datum

tinggi), penentuan SST (Sea Surface  Temperature), serta penentuan pola arus dan

gelombang.

Sebagai negeri rempah-rempah, Indonesia sejak dulu memang menjadi incaran para

 pedagang dari mancanegara, termasuk VOC yang kemudian menjadi pembuka jalan bagi

upaya kolonisasi bangsa dari negeri kincir angin selama 3,5 abad. Selama masa itu Belanda

telah melaksanakan survei dan pemetaan ke berbagai wilayah di Indonesia. Empat abad

telah berlalu sejak Belanda menjajah negeri ini. Selama ini, berapa jumlah pulau yang pasti

di negeri ini belum juga diketahui. Upaya ke arah itu baru dirintis beberapa tahun terakhir

ini oleh Departemen Kelautan dan Perikanan dan melibatkan Badan Koordinasi Survei dan

Pemetaan Nusantara (BAKOSURTANAL). Sementara itu sejak beberapa tahun terakhir,

BAKOSURTANAL pun tengah merintis pembuatan peta berskala besar dengan akurasi

tinggi. Hal ini dimungkinkan dengan berkembangnya serangkaian teknologi pendukungnya

seperti teknologi penginderaan jauh, teknologi digital, teknologi GPS, dan teknik

 pemrosesan data dengan sistem komputer dalam pembuatan peta.

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 10/19

7

B.  Perkembangan Peta Navigasi

Perkembangan peta sebagai instrumen navigasi di dunia dapat dibagi menjadi 4

 periode perkembangan, yakni periode awal, periode pertengahan, periode kejayaan, dan periode modern

1.  Periode Awal

Pemetaan (Kartografi) merupakan ilmu dan seni dalam pembuatan peta. Pertama kali, peta

dibuat oleh bangsa Babilonia berupa lempengan berbentuk tablet dari tanah liat sekitar

2300 S.M. Pemetaan dijaman Yunani Kuno sangat maju pesat. Pada saat itu, Konsep dari

Aristoteles bahwa bumi berbentuk bola bundar telah dikenal oleh para ahli filsafat (sekitar

350 S.M.) dan mendapat kesepakatan dari semua ahli bumi. Pemetaan di Yunani dan Roma

mencapai kejayaannya oleh Ptolemaeus (Ptolemy, sekitar 85  –  165 M). Peta dunia yang

dihasilkannya menggambarkan dunia lama dengan pembagian Garis Lintang (Latitude)

sekitar 60° Lintang Utara (N) sampai dengan 30° Lintang Selatan (S). Dia menulis sebuah

karya besar Guide to Geography (Geographike Hyphygesis). Dengan meninggalkan

karangan yang dijadikan sebagai acuan ilmu Geografi yang mendunia sejak jaman

kebangkitannya

2.  Periode Pertengahan

Sepanjang periode pertengahan, Peta-peta wilayah Eropa didominasi dengan cara pandang

agama, yang dikenal dengan peta T-O. Pada bentuk beta seperti ini, Jerusalem dilukiskan

di tengah-tengah sebelah timur yang diorientasikan menuju bagian atas peta. Penjelajahan

Bangsa Viking pada abad 12 di Utara Atlantic, secara perlahan menyatukan pemahaman

mengenai bumi. Sementara itu, ilmu kartografi terus berkembang dengan lebih praktis dan

realistic di wilayah Arab, termasuk daerah Mediterania. Tentu saja, cara pembuatan peta

masih dilukis dengan tangan, dimana penyebarannya masih sangat dibatasi.

3. 

Periode Kejayaan

Penemuan alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia pada abad 15. Peta pada

mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah diukir berupa peta. Percetakan

dengan menggunakan lempeng tembaga yang diukir muncul pada abad 16 dan tetap

menjadi standar pembuatan peta hingga teknik fotografis dikembangkan. Kemajuan utama

dalam pembuatan peta mendapat perhatian sepanjang masa eksplorasi pada abad 15 dan

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 11/19

8

16. Para Pembuat peta mendapat jawaban dari Navigation Chart yang menyajikan garis

 pantai, pulau, sungai, pelabuhan dan simbol-simbol pelayaran. Termasuk garis-garis

kompas dan paduan navigasi lainnya. Peta-peta ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi,

digunakan untuk tujuan militer dan diplomatic hanya dimiliki oleh pemerintah sebagai

dokumen rahasia negara. Pertama kali Peta Dunia disajikan secara utuh pada awal abad 16,

meneruskan pelayaran dari Colombus dan yang lainnya untuk mencari dunia baru.

Gerardus Mercator dari Flandes (Belgia) menjadi ahli pembuat peta terkenal pada

 pertengahan abad 16. Ia mengembangkan proyeksi silindris yang semakin luas digunakan

untuk Navigation Chart dan Peta Global. Berdasarkan pada proyeksi ini ia menerbitkan

sebuah peta pada tahun 1569. banyak proyeksi peta lain yang kemudian dikembangkan.

4.  Periode Modern

Peta terus berkembang pada abad 17, 18 dan 19 secara lebih akurat dan nyata dengan

menggunakan metode-metode yang ilmiah. Banyak Negara melakukan pemetaan sebagai

 program nasional. Meskipun demikian, sebagian belahan dunia banyak yang tidak

diketahui walaupun menggunakan potret udara dengan melajutkan perjalanan Perang

Dunia II. Pemetaan Modern berdasarkan pada kombinasi penginderaan jauh (Remote

Sensing) dan pengecekan lapangan (Ground Observation). Geographic Information

Systems (GIS) muncul pada periode 1970-80-an. GIS menggeser paradigma pembuatan

 peta. Pemetaan secara tradisional (Berupa Kertas) menuju pemetaan yang menampilkan

gambar dan database secara bersamaan dengan menggunakan Informasi geografi. Pada

GIS, database, analisa dan tampilan secara fisik dan konseptual dipisahkan dengan

 penanganan data geografinya. Sistem Informasi Geografis meliputi perangkat keras

computer (Hardware), perangkat lunak (Software), data digital, Pengguna, sistem kerja,

dan instansi pengumpul data, menyimpan, menganalisa dan menampilkan informasigeoreferensi mengenai bumi.

C.  Penggunaan Peta Navigasi

 Navigasi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata navis yang artinya

 perahu atau kapal dan agake yang artinya mengarahkan, secara harafiah artinya

mengarahkan sebuah kapal dalam pelayaran. Menurut Aidi (2009) navigasi adalah suatu

teknik untuk menentukan kedudukan suatu tempat dan arah lintasan perjalanan secara tepat

 baik di medan sebenarnya maupun pada peta. Sementara menurut Subagio (2003), peta

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 12/19

9

merupakan perlengkapan utama dalam penggambaran dua dimensi (pada bidang datar)

keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/

skala tertentu. Sehingga peta navigasi dapat diartikan sebagai gambaran proyeksi muka

 bumi yang digunakan sebagai alat penentu posisi dan arah.

Peta navigasi merupakan salah satu teknik dan peralatan yang digunakan dalam

melakukan perjalanan atau aktivitas di laut. Laut merupakan tempat trasportasi yang sangat

 popular pada masa abad pertengahan, yakni antara abad ke-15 sampai abad ke-16.

Penggunaan peta navigasi diperuntukan bagi para pelaut yang akan menuju suatu tempat

dengan menggunakan laut sebagai jalan trasportasi mereka, penggunaan peta navigasi

disini berperan sebagai alat penunjuk jalan dan dipakai untuk mengetahui medan yang

akan dilalui.

Aplikasi Navigasi memperlihatkan informasi kualitatif dan atau kuantitatif pada

unsur tertentu. Pada peta navigasi, keterangan disajikan dengan gambar memakai

 pernyataan dan simbol-simbol yang mempunyai tema tertentu atau kumpulan dari tema-

tema yang ada hubungannya antara satu dengan lainnya disertai dengan simbol petunjuk

arah. Maka dari itu peta navigasi ialah peta yang menunjukkan hubungan antara atribut

dengan petunjuk arah, baik dalam bentuk 2 dimensi gembar maupun dalam suatu sistem

informasi geografi yang disajikan dalam beberapa tema. Di mana tema tersebut

disesuaikan dengan tujuan pembuatan peta.

D.  Komponen Peta Navigasi

Seiring dengan berjalannya waktu, peta navigasi selalu mengalami perkembangan.

Perkembangan ini dilakukan untuk mempermudah penggunaannya. Dalam peta apapun,

 baik peta navigasi laut maupun peta navigasi darat harus memuat beberapa komponen

 penting. Adapun komponen-komponen tersebut meliputi isi peta, judul peta, skala peta dan

simbol arah, legenda atau keterangan, insert   dan indeks peta,  grid , nomor peta, serta

sumber peta.

1.  Isi peta

Isi peta menunjukan isi dari makna ide penyusun peta yang akan disampaikan kepada

 pengguna peta.

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 13/19

10

2.  Judul peta

Judul peta harus mencerminkan isi peta.

3. 

Skala peta dan Simbol Arah

Sekala sangat penting dicantumkan untuk melihat tingkat ketelitian dan kedetailan

objek yang dipetakan. Misalnya sebuah belokan sungai akan tergambar jelas pada peta

1:10.000 dibandingkan dengan pada peta 1:50.000. Simbol arah dicantumkan dengan

tujuan untuk orientasi peta. Arah utara lazimnya mengarah pada bagian atas peta.

Kemudian berbagai tata letak tulisan mengikuti arah tadi, sehingga peta nyaman

dibaca dengan tidak membolak-balik peta. Lebih dari itu, arah juga penting sehingga si

 pemakai dapat dengan mudah mencocokan objek di peta dengan objek sebenarnya di

lapangan.

4.  Legenda atau Keterangan

Agar pembaca peta dapat dengan mudah memahami isi peta, seluruh bagian dalam isi

 peta harus dijelaskan dalam legenda atau keterangan.

5. 

 Insert  dan Indeks peta

Peta yang dibaca harus diketahui dari bagian bumi sebelah mana area yang dipetakan

tersebut.  Insert   peta merupakan peta yang diperbersar dari bagian belahan bumi.

Sebagai contoh, kita mau memetakan pulau Jawa, pulau Jawa merupakan bagian dari

kepulauan Indonesia yang diinzet. Sedangkan indeks peta merupakan sistem tata letak

 peta, dimana menunjukan letak peta yang bersangkutan terhadap peta yang lain di

sekitarnya.

6.  Grid

Dalam selembar peta sering terlihat dibubuhi semacam jaringan kotak-kotak atau grid

system.Tujuan grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembar peta dari sekian

 banyak lembar peta dan untuk memudahkan penunjukan letak sebuah titik di atas

lembar peta.

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 14/19

11

7.   Nomor peta

Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan seluruh lembar

 peta terangkai dalam satu bagian muka bumi.

8.  Sumber/Keterangan Riwayat Peta

Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi penyusun peta, percetakan,

sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi magnetis, tanggal/tahun pengambilan

data dan tanggal pembuatan/pencetakan peta, dan lain sebagainya yang memperkuat

identitas penyusunan peta yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini juga dilakukan

untuk kepentingan keselamatan pelayaran.

E.  Pengoperasian

Pada prinsipnya navigasi adalah cara menentukan arah dan posisi, yaitu arah yang

akan dituju dan posisi keberadaan navigator berada di medan sebenarnya yang

diproyeksikan pada peta. Kunci pemahaman navigasi hanya 2 macam, yaitu :

1. 

Mampu merekam dan membaca gambar permukaan fisik bumi

2. 

Mampu menggunakan peralatan pedoman arah.

Sehubungan dengan definisi dan pemakaiannya tersebut di atas, maka peta perlu

dibedakan sesuai dengan sifat pemakaiannya :

1.  Peta laut ( Nautical Chart )

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 15/19

12

2.  Peta Penerbangan ( Aeronautical Chart )

3.  Peta Cuaca ( Weather Chart )

4. 

Peta Bintang ( Star Chart )

Peta navigasi laut adalah peta yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakaiuntuk merencanakan suatu pelayaran baik di laut lepas pantai maupun diperairan umum

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 16/19

13

(Howell, 1986). Peta navigasi laut merupakan salah satu alat bantu bernavigasi untuk

keselamatan pelayaran. Teknologi navigasi termasuk membaca peta navigasi laut

merupakan salah satu pengetahuan / kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh para calon

 jurumudi kapal penangkapan ikan. Yang terpenting adalah kemampuan membaca peta dan

menginterpretasikan / membayangkan keadaaan medan sebenarnya, yang meliputi

kemampuan membaca kontur, menentukan ketinggian tempat dengan pertolongan titik

triangulasi dan kemampuan mengenal tanda-tanda medan. Pengertian akan tanda medan ini

mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan.

Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta navigasi, yang perlu

dilakukan pertama kali adalah menentukan titik awal dan titik akhir pada peta. Sebelum

melakukan perjalanan, ada beberapa hal yang harus dicatat :

1.  Koordinat titik awal (A)

2.  Koordinat titik tujuan (B)

3.  Sudut peta antara A –  B

4.  Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A –  B

5. 

Berapa panjang lintasan antara A  –  B dan berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan lintasan A -B.

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh, diantaranya adalah kemiringan,

 panjang lintasan, keadaan dan kondisi medan (misal hutan lebat, badai, semak berduri atau

gurun pasir), keadaan cuaca rata-rata, waktu pelaksanaan (yaitu pagi, siang atau malam),

serta kondisi fisik dan mental. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu

operasi adalah :

1.  Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, balk di medan maupun di peta.

2.  Gunakan tanda medan yang jelas, baik di medan maupun pada peta.

3.  Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita, apakah sudah sesuai dengan

tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum.

4. 

Perkirakan berapa jarak lintasan. Misal medan datar 5 krn ditempuh selama 60

menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit.

5.  Lakukan orientasi dan resection, bila keadaannya memungkinkan.

6.  Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi medan dan

 perubahan arah perjalanan.

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 17/19

14

7.  Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, membuat lintasan dengan

 jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang disesuaikan dengan skala

 peta. Gambar garis lintasan tersebut memperlihatkan kemiringan lintasan juga

 penampang dan bentuk peta. Panjang lintasan diukur dengan mengalikannya

dengan skala peta, maka akan didapatkan panjang lintasan sebenarnya.

Dalam pengoperasian perta navigasi, kita juga perlu melakukan plotting. Plotting

merupakan proses membuat gambar atau membuat titik, membuat garis dan tanda-tanda

tertentu di peta. Plotting sangat berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim

Bum berada pada koordinat titik A (3986 : 6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan Tim

Bum agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 mdpl. Maka langkah-langkah

yang harus dilakukan adalah :

1.  Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan dimuali

dari sumbu X dulu, kemudian sumbu Y, didapat (X:Y).

2.  Plotting sudut peta dari A ke T, dengan cara tank garis dari A ke T, kemudian

dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A  –  T dari titik A ke arah

garis AT. Pembacaan sudut menggunakan Sistem Azimuth (0″ -360°) searah

 putaran jarum Jam. Sudut ini berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T.

3.  Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T.

Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan

setapak, sungai ataupun punggungan. Harus dipaharni betul bentuk garis garis

kontur.

F.  Manfaat Peta Navigasi pada Perikanan 

Ketersediaan peta navigasi sangat berguna dalam mendukung kegiatan

 pembangunan kelautan contohnya peta laut untuk kegiatan maritim. Kegiatan maritim

misalnya navigasi pelayaran, perikanan, riset dan rekayasa laut serta militer. Dalam dunia

 perikanan peta navigasi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan eksplorasi serta eksploitasi

sumber daya laut. Di samping itu peta navigasi laut merupakan salah satu alat bantu

 bernavigasi yang juga berfungsi untuk keselamatan pelayaran.

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 18/19

15

BAB V

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Perkembangan peta navigasi Indonesia sudah dimulai sejak abad 15 masehi, ketika

Laksamana Cheng Ho berlayar melalui Indonesia. Kemudian berlanjut pada masa

 penjajahan belanda VOC hingga terbentuknya Berita Pelaut Indonesia (BPI). Peta navigasi

digunakan sebagai alat penentu posisi maupun arah baik di darat maupun di laut. Peta

 Navigasi memiliki komponen penting yang meliputi isi peta, judul peta, skala peta dan

simbol arah, legenda atau keterangan, insert   dan indeks peta,  grid , nomor peta, serta

sumber peta. Dalam penggunaan peta navigasi ini, navigator harus mampu merekam dan

membaca gambar permukaan fisik bumi, serta menggunakan peralatan pedoman arah. Peta

navigasi dalam dunia perikanan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan eksplorasi serta

eksploitasi sumber daya laut.

B. 

Saran

Dalam rangka pembangunan sektor perikanan dan kelautan, pemerintah dibantu

oleh masyarakat juga perlu melakukan modernisasi dalam pengembangan peta navigasi

sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi dari sektor perikanan serta pendukung kekuatan

militer kemaritiman. Dengan demikian Indonesia dapat menjadi negara yang maju, kuat

dan disegani oleh negara-negara lain di Dunia.

8/17/2019 PIM 3227_12981_Carissa Paresky Arisagy_Peta Navigasi

http://slidepdf.com/reader/full/pim-322712981carissa-paresky-arisagypeta-navigasi 19/19

16

DAFTAR PUSTAKA

Aidi, L. 2009. Pengenalan Dasar Navigasi Darat. ASTACALA. Jakarta.Howell, F.S. 1986. Navigation Primer for Fishermen 2

nd Edition. Fishing News Books Ltd.

 New York.

Ikawati, Y. dan Dwi R.S. 2009. Survei dan Pemetaan Nusantara. BAKOSURTANAL.

Jakarta.

Pribadi, B.A. dan Yuni K. 2004. Media Teknologi. Universitas Terbuka. Jakarta.

Sahari, B. 2008. Teknologi di Nusantara. Salemba Teknika. Jakarta.

Subagio. 2003. Pengetahuan Peta. ITB Press. Bandung.

William, C. 2008. Navigasi dan Penerapannya. Karisma. Tanggerang.