PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

104
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNIG (PJBL) DENGAN DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS X MAN 3 KOTA BANDA ACEH Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Yuli Mutry 1511010011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH 2019

Transcript of PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

Page 1: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI MENGGUNAKAN

MODEL PROJECT BASED LEARNIG (PJBL) DENGAN DISCOVERY

LEARNING PADA SISWA KELAS X MAN 3 KOTA BANDA ACEH

Skripsi

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

oleh

Yuli Mutry

1511010011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BINA BANGSA GETSEMPENA

BANDA ACEH

2019

Page 2: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …
Page 3: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk pendapat

gelar akademik (sarjana), baik di STKIP Bina Bangsa Getsempena maupun di

perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan tim bimbingan dan masukan tim penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naska dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi. .

Banda Aceh, 18 Februari 2020

Yang membuat pernyataan

Yuli Mutry

Nim. 1511010011

Page 4: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

Motto

Dalam hidup kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan maka dari itu kita harus siap

menerima segala konsenkuensi yang akan terjadi.

‘Yuli Mutry’

Page 5: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Puji Syukur Kepada Allah Sholawat Kepada Nabi

Kupersembahkan Skripsi Ini Truntuk :

Ayahanda dan Ibunda Tercinta

Yang telah berjuang dengan penuh keikhlasan dan ketulusan tanpa

batas waktu. Terimakasih selalu mengutamakan kebahagianku.

Kakak Dan Adik Ku Yang Teristimewa

Terimakasih kalian selalu memberi dukungan penuh kepadaku.

Maaf identitas tidak saya sebutkan, karena kalian terlalu istimewa

sehingga nama kalian cukup dihati saja.

Sahabat Tersayang

Terimakasih selalu membantu selama proses perkuliahan berlansung

Pembimbing

Terimakasih kepada ibu Rika Kustina, M.Pd dan ibu Fitriati, M. Ed

yang selalu sabar membimbingku.

Page 6: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena dengan rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Perbandingan Hasil Belajar Teks Biografi Menggunakan Model Project Based

Learnig dengan Discovery Learning pada siswa kelas X MAN 3 Banda Aceh”.

Shalawat beriring salam kepada Rasulullah saw yang melalui perjuangan berat

beliaulah penulis dan kita semua dapat menikmati indahnya kehidupan yang penuh

dengan ilmu pengetahuan ini.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Ibu Rika Kustina, M.Pd selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan, bimbingan, pengarahan, masukan dan saran-

saran dengan sabar dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini dimasa yang akan datang. Akhirnya semoga jasa dan amal baik yang telah

disumbangkan kepada penulis, dibalas oleh Allah swt. Amin ya rabbal’alamin....

Banda Aceh, Desember 2019

Penulis

Yuli Mutry

1511010011

Page 7: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 7

1.3 Batasan Masalah ............................................................................. 8

1.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 8

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................ 8

1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................... 9

1.7 Definisi Operasional ....................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORITIS ......................................................................... 12

2.1.Model Pembelajaran Project Basic Learning ................................ 12

2.2.Model Pembelajaran Discovery Learning...................................... 21

2.3.Teks Biografi ................................................................................. 29

2.4.Penelitian yang Relevan ................................................................. 41

2.5.Variabel Penelitian .................................................................................. 43

2.6.Hipotesis Penelitian ................................................................................. 43

BAB III METODELOGI PENELITIAN ..................................................... 44

3.1.Rancangan Penelitian ..................................................................... 44

3.2.Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 45

3.3.Instrumen Penelitian ................................................................................ 46

3.4.Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 46

3.5.Teknik Analisis Data ........................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

vi

ABSTRAK

Mutry Yuli. 2015. Perbandingan Hasil Belajar Teks Biografi Menggunakan

Model Project Based Learnig (PJBL) dengan Discovery Learning Pada Siswa

Kelas X MAN 3 Kota Banda Aceh. Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa

Indonesia. STKIP Bina Bangsa Getsempena. Pembimbing: I. Rika Kustina, M.Pd,

II. Fitriati, M.Ed.

Model pembelajaran adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam

proses belajar, ada banyak metode yang bisa dipilih untuk membuat suasana

belajar menjadi lebih aktif dan menyenangkan namun terkadang guru belum

mampu memilih model yang tepat atau sesuai sehingga proses belajar dan tujuan

pembelajaran tidak berjalan sesuai harapan. Penelitian ini merupakan penelitian

menggunakan dua model yaitu model Project Based Learning (PJBL) dengan

Discovery Learning. Penggunaan kedua model ini untuk melihat model mana

yang sesuai diterapkan pada materi teks Biografi. Adapun tujuan penelitian ini

untuk mengetahui perbandingan hasil belajar Teks Biografi menggunakan model

Project Based Learning (PJBL) dengan Discovery Learning. Penelitian ini

tergolong dalam penelitian experimen dengan desain Randomized Subject,

Posttest Control Group Design. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes akhir

yang berbentuk unjuk kerja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas X MAN 3 Banda Aceh sedangkan sampelnya siswa kelas X MIA1 dan kelas

X MIA2 MAN 3 Banda Aceh. Teknik analisis data menggunakan teknik uji t. dari

analisis data diproleh hasil belajar Teks Biografi menggunakan model Project

Based Learning (PJBL) adalah 81,69 sedangkan Discovery Learning adalah

79,62. Setelah diterapkan model Project Based Learning (PJBL) dengan

Discovery Learning rata-rata nilai siswa mencapai KKM. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model

Project Based Learning (PJBL) dengan Discovery Learning mendapat nilai yang

sama. Adapun saran yang diberikan sebaiknya guru menerapkan model yang

sesuai dengan materi.

Kata kunci: Project Based Learning, Discovery Learning, Teks Biografi,

Menulis

Page 9: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

i

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 7

1.3 Batasan Masalah ............................................................................. 8

1.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 9

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................ 9

1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................... 10

1.7 Definisi Operasional ....................................................................... 11

BAB II KAJIAN TEORITIS ......................................................................... 13

2.1. Model Pembelajaran...................................................................... 13

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran ........................................... 13

2.1.2 Model Pembelajaran Project Based Learning .................. 14

2.1.3 Karakteristik Model Pembelajaran Project Based ........... 16

2.1.4 Ciri-ciri Model Pembelajaran Project Based Learning .... 16

2.1.5 Sintagmatik/Prosedur Model Pembelajaran

Berbasis Masalah ............................................................. 19

2.1.6 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Project Based Learning .................................................. 22

2.2. Model Pembelajaran Discovery Learning..................................... 24

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning .............. 24

2.2.2 Prosedur/Langkah-Langkah Model Pembelajaran

Discovery Learning ........................................................... 27

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model

Discovery Learning ........................................................... 31

2.2.4 Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

dalam Mengonversi Teks Biografi ..................................... 34

2.3.Teks Biografi ................................................................................. 32

2.4.Penelitian yang Relevan ................................................................. 46

2.5.Variabel Penelitian ......................................................................... 47

2.6.Hipotesis Penelitian ....................................................................... 47

Page 10: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

ii

BAB III METODELOGI PENELITIAN ..................................................... 48

3.1.Rancangan Penelitian ..................................................................... 48

3.2. Populasi dan Sampel ..................................................................... 49

3.3.Instrumen Penelitian ...................................................................... 50

3.4.Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 50

3.5.Teknik Analisis Data ...................................................................... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 57

4.1 Deskripsi Data ................................................................................ 57

4.2 Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 57

4.3 Hasil Penelitian ............................................................................... 58

4.3.1 Pengumpulan data tes .......................................................... 58

4.2.1 Penskoran Data Nilai Kelas X MIA 1 ................................ 59

4.4 Uji normalitas ................................................................................. 61

4.4.1 Pengolahan rata-rata dan varian tes akhir kelas X MIA 2 ... 64

4.5 uji homogenitas data tes akhir ........................................................ 67

4.6 pembahasan penelitian ................................................................... 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 78

5.1 Simpulan ........................................................................................ 78

5.2 Saran .............................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. RPP Teks Biografi .................................................................................................... 85

2. Dokumentasi Penelitian ............................................................................................ 86

3. SK Pembimbing (PENBI STKIP BBG) ................................................................... 81

4. SK Pengantar Penelitian (STKIP BBG) .................................................................... 82

5. SK Izin Melakukan Penelitian (KEMENAG)............................................................ 83

6. SK Telah Melakukan Penelitian (MAN 3 KOTA BANDA ACEH) ......................... 84

Page 12: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

DAFTAR TABEL

3.1 Rancangan Penelitian ...................................................................................................... 48

4.1 Rincian Kegiatan Penelitian ............................................................................................. 57

4.2 Nilai Post Test Kelas X MIA 1 Menggunakan Model Project Basect Learning ............. 58

4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai test akhir siswa kelas X MIA 1

menggunakan model Project Based Learning ............................................................... 60

4.4 Nilai Post Test kelas X MIA 2 menggunakan model Discovery Learning ..................... 63

4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai test akhir siswa kelas X MIA 2

dengan model Discovery learning ................................................................................... 65

Page 13: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu kelebihan Kurikulum 2013 adalah menempatkan bahasa sebagai

penghela ilmu pengetahuan. Dalam pembelajaran berbasis teks, bahasa Indonesia

tidak hanya sekadar pengetahuan bahasa, melainkan sebagai sumber aktualisasi diri

penggunanya sesuai konteks sosial budaya akademis sesuai dengan pendidikan

karakter. Pada hal ini pembelajaran menekankan pada pemahaman dan isi teks.

(Mahsun, 2014:94).

Menyusun teks dapat diartikan sebagai kegiatan memproduksi sebuah teks, baik

lisan maupun tulis. Menyusun teks tulis atau menulis adalah suatu cara seseorang

menyampaikan ide dan gagasannya lewat tulisan. Sebuah tulisan dibuat untuk

dipahami maksud dan tujuannya sehingga proses yang dilakukan penulis tidak sia-sia

(Abidin, 2012:181).

Tarigan (2013:20) menambahkan menulis menjadi salah satu kegiatan yang

penting. Sebab dengan menulis, siswa dilatih untuk berpikir dan menuangkan hasil

pikirannya kedalam tulisan. Selain itu, kemajuan bangsa dan negara dapat diukur dari

maju atau tidaknya komunikasi tulis bangsa tersebut. Kegiatan menulis biografi juga

merupakan keterampilan yang penting. Pada saat ini, biografi menjadi salah satu jenis

teks yang digemari di masyarakat. Hal itu dikarenakan biografi mengungkap kisah

hidup seseorang. Setiap orang pasti memiliki keunikan dan berbeda kisah hidupnya.

Kisah hidup itulah yang akan menginspirasi orang lain. Akan tetapi, jika kisah hidup

yang unik itu tidak ditulis, maka hanya akan menjadi kisah biasa. Fuad (2012:13)

Page 14: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

2

mengungkapkan bahwa sebuah cerita tak akan mati ketika kita menuliskan cerita itu

dan meninggalkannya untuk yang masih hidup.

Dalam dunia pendidikan, biografi membelajarkan siswa agar dapat

mengikuti keteladanan seorang tokoh. Zabadi dan Sutejo (2013: 37) menambahkan agar

tidak melupakan jasa dan semangat para inspirator bangsa, kita perlu

mengetahui biografinya. Melalui biografi, seorang siswa diharapkan terinspirasi oleh

rangkaian kisah tokoh sehingga dapat membentuk karakter yang cerdas dan

berakhlak mulia sesuai dengan tujuan pendidikan.

Keterampilan menulis itu tidak datang dengan sendirinya. Hal itu menuntut

latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang terprogram (Tarigan, 2013:9).

Keterampilan menulis tidak dapat dilakukan secara instan, tetapi membutuhkan

proses yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan kegiatan menulis membutuhkan

pengetahuan yang tidak sedikit, tetapi pengetahuan yang luas sehingga siswa dapat

mengeluarkan ide dan gagasannya secara maksimal.

Akan tetapi, menulis bagi seorang siswa masih sulit dilakukan. Abidin

(2012:190) mengungkapkan rata-rata siswa sekolah dasar sampai kelas enam

belum mampu menulis secara mandiri dengan hasil yang memuaskan. Kondisi

ini terjadi pula di sekolah menengah bahkan perguruan tinggi. Fuad (2012:8)

menambahkan bahwa menulis biografi tidaklah mudah, penulis harus pandai

menggali dan menyusun berbagai informasi dari tokoh. Dalam pembelajaran

kompetensi dasar (KD) 3.15 Menganalisis aspek makna dan kebahasaan dalam

teks biografi dan kompetensi dasar (KD) 4.15 Menceritakan kembali isi teks

biografi baik lisan maupun tulis. Menyusun teks biografi mengharuskan

siswa untuk menulis cerita tentang perjalanan hidup seseorang.

Page 15: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

3

Beberapa faktor membuat siswa kesulitan dalam menulis teks biografi mulai

dari mengumpulkan data informasi, memulai sebuah kisah, merangkai

setiap peristiwa yang dialami tokoh, memberikan pandangan dan penilaian

terhadap tokoh. siswa juga sangat susah dalam membuat teks biografi secara

teratur. Siswa sangat susah dalam mengatur struktur teks. Dalam teks pasti ada

struktur begitu juga dengan biografi ada struktur. Struktur teks biografi ini ada

empat, dalam empat poin inilah yang membuat siswa sering keliru dalam

menyusun teks. Disini siswa terkadang lansung menulis prestasi-prestasi yang

diraih oleh para tokoh dalam biografi. Seharusnya siswa menulis teks biografi

tersebut mulai dari orientasi dan diakhiri dengan penutup.

Selain itu, rendahnya sentuhan pendidik dalam memberikan model menulis

yang tepat menyebabkan siswa jenuh dalam menulis. Salah satu faktor dominan

adalah rendahnya peran guru dalam membina siswa agar terampil menulis (Abidin,

2012:190).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa MAN 3 Banda

Aceh pada tanggal 26 September 2019 didapatkan beberapa temuan yaitu: Hasil tes

yang diperoleh siswa masih sangat rendah, dilihat dari masih ada siswa yang

melakukan remedial. Setiap ada tes atau ulangan harian pasti selalu ada yang harus

melakukan remedial. Hasil observasi yang dilakukan pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia dapat dilihat bahwa peranan guru dalam pembelajaran masih relatif

dominan, guru lebih banyak berceramah diselingi dengan latihan soal-soal sehingga

kurang adanya aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Disamping itu,

ketika siswa dibagi kedalam beberapa kelompok dan diberikan tugas untuk

Page 16: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

4

dikerjakan bersama hanya beberapa orang saja yang mengerjakan tugas dan

berdiskusi sedangkan yang lainnya hanya mengobrol.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan solusi agar hasil belajar

teks biografi siswa dapat ditingkatkan, salah satunya adalah dengan menggunakan

model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. model

pembelajaran yang dianggap sesuai dengan permasalahan rendahnya hasil belajar

siswa adalah Model Project Based Learning (PjBL) dan Model Discovery Learning

(DL).

Page 17: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

5

Pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL) lebih

spesifik dikemukakan oleh Helm dan Katz (dalam Nasir, 2017), merupakan model

pembelajaran yang secara mendalam menggali nilai-nilai dari suatu topik tertentu

yang sedang dipelajari. Kata kunci utama model ini adalah adanya kegiatan

penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan berfokus pada upaya mencari

jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh pendidik. Dalam implementasinya,

model ini memberikan peluang yang luas kepada siswa untuk membuat keputusan

dalam memilih topik, melakukan penelitian, dan menyelesaikan sebuah proyek

tertentu. Model Pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL)

adalah model pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan

suatu proyek pembelajaran tertentu. Keunggulan model pembelajaran berbasis

proyek dinilai sangat baik dalam mengembangkan berbagai keterampilan dasar yang

harus dimiliki siswa termasuk keterampilan berpikir, keterampilan membuat

keputusan, kemampuan berkreativitas, kemampuan memecahkan masalah, dan

sekaligus efektif untuk mengembangkan rasa percaya diri dan manajemen diri para

siswa (Nasir, 2017).

Selain menggunakan Model PjBL, terdapat salah satu model pembelajaran

yang berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar teks biografi yaitu model

Discovery Learning (penemuan). Dalam model Discovery Learning, masalah yang

diperhadapkan kepada siswa yaitu permasalahan yang direkayasa oleh guru.

Discovery Learning ialah suatu model atau cara yang melibatkan siswa dalam

Page 18: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

6

proses kegiatan mentyugtal melalui tukar pendapat, dengan diskusi, membaca

sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri (dalam Roestiyah,

2012:20). Akan tetapi prinsip belajar yang nampak jelas dalam Discovery Learning

adalah materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan tidak disampaikan

dalam bentuk final akan tetapi siswa sebagai peserta didik didorong untuk

mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi

sendiri kemudian mengorganisasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka

ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.

Menurut Bruner dalam Budiningsih (2012:43) “pembelajaran yang selama ini

diberikan di sekolah lebih banyak menekankan pada perkembangan kemampuan

analisis, kurang mengembangkan kemampuan berpik irintuitif”

Model Discovery Learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang

terjad bila bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk finalnya. Siswa dituntu untuk

melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,

mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta

membuat kesimpulan-kesimpulan. Adapun langkah-langkah pembelajarannya

adalah: stimulation (pemberian rangsangan), problem statement (pertanyaan/

identifikasi masalah), data collection (pengumpulan data), data processing

(pengolahan data), verification (pembuktian), generalization (menarik kesimpulan

atau generalisasi). Model Discovery Learning dianggap memiliki banyak dampak

positif dalam pembelajaran, diantaranya adalah: (1) memiliki motivasi dari dalam

diri sendiri untuk menyelesaikan pekerjaannya samapai mereka menemukan jawaban

atas problem yang dihadapai, (2) mandiri dalam memecahkan masalah, (3)

Page 19: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

7

memiliki keterampilan berpikir kritis karena mereka harus menganalisis dan

mengelola informasi. Berdasarkan uraian di atas secara tersirat diketahui bahwa

dengan tidak menyajikan bahan ajar dalam bentuk final, sangat memungkinkan siswa

untuk berpikir kritis dan kreatif guna menemukan konsep, hukum, maupun prinsip

materi ajar. Secara bersamaan perlahan-lahan keterampilan siswa dalam

mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data, membuat

pembuktian, menarik kesimpulan, dan menyampaikan ide gagasan dapat terasah.

Selain itu sangat dimungkinkan munculnya rasa ingin tahu yang besar dalam

menemukan konsep, hukum, atau prinsip materi ajar.

Pembelajaran model Discovery Learning dapat dimodifikasi menjadi

pembelajaran berbasis diskusi kelompok. Melalui diskusi kelompok, interaksi yang

baik antar siswajugasangat mungkin terjadi. Dalam pembelajaran kelompok, siswa

saling bertukar pikiran untuk menemukan konsep, hukum, atau prinsip materi ajar.

Dengan demikian sikap toleransi antar siswa dapat dibangun. Di sisi lain

kemandirian dan tanggung jawab siswa juga akant erlatih. Guru hendaknya

memberikan penuh kepada siswa untuk berperan sebagai penemu. Adapun peran

guru dalam pembelajaran adalah sebagai pemberi stimulus. Dengan demikian, jelas

terlihat model Discovery Learning akan meminimalisir dominasi guru di kelas.

Mengingat data mengenai penelitian perbandingan model Project Based

Learnig (PjBL) dengan Discovery Learning masih jarang dilakukan sedangkan

penggunaan model ini sangat menarik sehingga penulis mencoba untuk melakukan

penelitian dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Teks Biografi

Page 20: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

8

Menggunakan Model Project Based Learnig (PjBL) dengan Discovery

Learning Pada Siswa Kelas X MAN 3 Banda Aceh”.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah pengenalan sebuah masalah. Identifikasi masalah

adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara

proses lain. Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang

mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu

fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda

antara sesuatu dengan yang lain. Berdasarkan latar belakang masalah di atas,

identifikasi ini memudahkan kegiatan peneliti yaitu sebagai berikut.

1. Kurang adanya aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran

2. Hanya beberapa orang saja yang mengerjakan tugas dan berdiskusi ketika

pembelajaran kelompok berlangsung sedangkan yang lainnya hanya

mengobrol

3. Pentingnya peran pendidik/guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran teks biografi.

1.3 Batasan Masalah

Supaya penelitan yang dilakukan terfokus dan terarah maka dilakukan

pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi pada masalah Perbandingan Hasil

Belajar Teks Biografi Menggunakan Model Project Based Learnig (PjBL) dengan

Discovery Learning pada siswa kelas X MAN 3 Banda Aceh.

Page 21: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

9

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis

merumuskan masalah yang diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Hasil belajar Teks Biografi Menggunakan Model Project Based

Learnig (PjBL) pada siswa kelas X MIA 1 MAN 3 Banda Aceh?

2. Bagaimanakah Hasil belajar Teks Biografi Menggunakan Model Discovery

Learning pada siswa kelas X MIA 2 MAN 3 Banda Aceh?

3. Bagaimanakah perbandingan Hasil Belajar Teks Biografi Menggunakan Model

Project Based Learnig (PjBL) dengan Discovery Learning pada siswa kelas X

MIA 1 dan X MIA 2 MAN 3 Banda Aceh?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis

merumuskan masalah yang diteliti sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Hasil belajar Teks Biografi Menggunakan Model Project

Based Learnig (PjBL) pada siswa kelas X MIA 1 MAN 3 Banda Aceh.

2. Untuk mengetahui Hasil belajar Teks Biografi Menggunakan Model Discovery

Learning pada siswa kelas X MIA 2 MAN 3 Banda Aceh?

3. Untuk mengetahui perbandingan Hasil Belajar Teks Biografi Menggunakan

Model Project Based Learnig (PjBL) dengan Discovery Learning pada siswa

kelas X MIA 1 dan X MIA 2 MAN 3 Banda Aceh

Page 22: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

10

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam

pembelajaran teks biografi yang dipengaruhi oleh kebiasaan menulis siswa.

2. Memberikan wawasan kepada pembaca untuk mengetahui tentang Teori

Model Project Based Learnig (PjBL) dengan Discovery Learning.

3. Memberikan wawasan kepada pembaca untuk mengetahui teori dan

instrumen yang digunakan dalam hasil belajar teks biografi.

4. Memberikan wawasan kepada pembaca untuk mengetahui tentang teori

dan instrument yang digunakan dalam analisis perbandingan.

5. Memberikan wawasan kepada pembaca untuk mengetahui tentang

perangkat pembelajaran Model Project Based Learnig (PjBL) dengan Discovery

Learning.

1.6.2 Secara Praktis

1. Bagi Siswa: Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, diantaranya

menambah pemahaman siswa, motivasi, semangat siswa dalam mengikuti

pelajaran menulis teks cerita biografi sehingga hasil belajar mereka juga

meningkat.

2. Bagi Guru: Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru yaitu dapat menjadi

rujukan untuk meningkatkan pengajaran membaca, dapat menjadi sarana untuk

Page 23: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

11

membantu siswa memahami bahan bacaan dengan Model Project Based Learnig

(PjBL) dengan Discovery Learning..

3. Bagi Pengambil Kebijakan: Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengambil

kebijakan, diantaranya mampu memberikan kebijakan yang tepat dalam

peningkatan mutu pendidikan, mampu memberikan motivasi kepada guru untuk

mengajar dengan model yang tepat, dan mampu memberikan motivasi kepada

siswa untuk menjadikan kegiatan menulis sebagai kebiasaan sehingga

kemampuan menulisnya juga meningkat.

1.7 Definisi Operasional

Menghindari kekeliruan dalam penafsiran istilah yang ada dalam penelitian

ini, berikut didefinisi istilah-istilah dalam penelitian ini yaitu:

1. Model pembelajaran adalah model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu

konsep yang membantu menjelaskan proses pembelajaran, baik menjelaskan pola

pikir maupun pola tindakan pembelajaran tersebut (Abidin,2012:30).

2. .Hasil Belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2013:22).

3. Model Project Based Learnig (PjBL) adalah model pengajaran yang bercirikan

penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa

untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan

masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, dimana tugas

guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan

mengarahkan diri (Hosnan, 2014: 295).

Page 24: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

12

4. Model Discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar

aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh

akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, siswa juga

bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang

dihadapi (Hosnan,2014: 282)

Page 25: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

13

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Model Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar siswa

dan gaya mengajar guru. Melalui model pembelajaran, guru dapat membantu

siswa untuk mendapatkan informasi, keterampilan, cara berpikir, dan

mengekpresikan idenya. Prastowo (2013: 68) berpendapat bahwa model

pembelajaran adalah acuan pembelajaran yang secara sistematis

dilaksanakan berdasarkan pola-pola pelajaran tertentu. Model pembelajaran

tersusun atas beberapa komponen yaitu fokus, sintaks, sistem sosial, dan

sistem pendukung.

Menurut Sani (2013: 89) model pembelajaran adalah kerangka

konseptual berupa pola prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan

teori dan digunakan dalam mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk

mencapai tujuan belajar. Lebih lanjut, Suprihatiningrum (2013: 145)

mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan suatu rancangan

yang di dalamnya menggambarkan sebuah proses pembelajaran yang dapat

dilaksanakan oleh guru dalam mentransfer pengetahuan maupun nilai-nilai

kepada siswa.

Trianto (2013: 22) mengungkapkan bahwa model pembelajaran

adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial

Page 26: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

14

dan untuk menentukan perangkat- perangkat pembelajaran yang termasuk

di dalamnya buku-buku, film-film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.

Pola dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan

urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai

dengan serangkaian kegiatan pembelajaran (Trianto, 2013: 24). Pola dari

suatu model pembelajaran menunjukkan kegiatan- kegiatan apa yang harus

dilakukan oleh guru atau siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan para ahli,

peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola

pembelajaran yang tergambar dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran

yang tersusun secara sistematis dan digunakan sebagai pedoman untuk

merencanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan. Ciri utama dari model pembelajaran adalah adanya

tahapan atau sintaks pembelajaran

2.1.2 Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning

Duch dalam Olatoye dan Adekoya (dalam Hayati, 2013)

menggambarkan Project Based Learning (PjBL) atau pembelajaran berbasis

proyek sebagai metode instruksional yang menantang siswa untuk „belajar

bagaimana caranya belajar‟, bekerja secara kooperatif dalam mencari solusi

permasalahan di kehidupan nyata. Hal itu tidak hanya menimbulkan

keterampilan dalam inkuiri ilmiah, tetapi juga menanamkan sikap dan

perspektif konseptual yang dibutuhkan dalam inkuiri ilmiah.

Page 27: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

15

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan suatu model

pembelajaran yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah

bermakna, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian

berbagai sumber, pemberian kesempatan kepada anggota untuk bekerja

secara kolaborasi, dan menutup dengan presentasi produk nyata. Model

pembelajaran berbasis proyek berfokus pada konsep dan prinsip inti sebuah

disiplin, memfasilitasi mahasiswa untuk berinvestigasi, pemecahan masalah,

dan tugas-tugas bermakna lainnya, berpusat pada siswa (students centered)

dan menghasilkan produk nyata. Menurut Thomas (dalam Rati, 2017),

pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di

kelas dengan melibatkan kerja proyek.

Thomas, dkk (dalam Rati, 2017) menyatakan bahwa Pembelajaran

Berbasis Proyek (Project Based Learning) merupakan pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di

kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pembelajaran berbasis proyek

memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang

lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

Pembelajaran Berbasis Proyek (project-based learning) adalah suatu model

yang menekankan pada siswa untuk dapat belajar secara mandiri dengan

memecahkan masalah yang dihadapi serta mahasiswa juga dapat

menghasilkan suatu proyek atau karya nyata.

Page 28: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

16

2.1.3 Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning

Pentingnya penanaman bagaimana cara belajar ini sebagaimana

dinyatakan oleh Raka Joni (dalam Nasir, 2017) bahwa pendidik dituntut

untuk mampu merancang pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai

berikut:

(1) melakukan proses pembelajaran bagaimana belajar (lerning how to learn);

(2) mengutamakan strategi yang mendukung proses belajar yang bermakna;

(3) membantu peserta didik agar cakap dalam memikirkan dan memilih

jawaban atas persoalan yang dihadapkan kepadanya; dan

(4) pendidik tidak banyak menyampaikan informasi langsung kepada peserta

didik.

2.1.4 Ciri-ciri Model Pembelajaran Project Based Learning

Kegiatan belajar aktif dan melibatkan proyek tidak semuanya disebut

sebagai PjBL. Beberapa kriteria harus dimiliki untuk dapat menentukan

sebuah pembelajaran sebagai bentuk PjBL. Lima kriteria suatu pembelajaran

merupakan PjBL adalah sentralitas, mengarahkan pertanyaan, penyelidikan

kontruktivisme, otonomi, dan realistis. Thomas, (dalam Afriana, 2015) :

1) The project are central, not peripheral to the curriculum. Kriteria ini

memiliki dua corollaries. Pertama, proyek merupakan kurikulum. Pada PjBL,

proyek merupakan inti strategi mengajar, siswa berkutat dan belajar konsep

inti materi melalui proyek. Kedua, keterpusatan yang berarti jika siswa

belajar sesuatu di luar kurikulum, maka tidaklah dikategorikan sebagai PjBL.

Page 29: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

17

2) Proyek PjBL difokuskan pada pertanyaan atau problem yang

mendorong siswa mempelajari konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau

pokok dari mata pelajaran. Definisi proyek bagi siswa harus dibuat

sedemikian rupa agar terjalin hubungan antara aktivitas dan pengetahuan

konseptual yang melatarinya. Proyek biasanya dilakukan dengan pengajuan

pertanyaanpertanyaan yang belum bisa dipastikan jawabannya (ill-defined

problem). Proyek dalam PjBL dapat dirancang secara tematik, atau gabungan

topik-topik dari dua atau lebih mata pelajaran.

3) Proyek melibatkan siswa pada penyelidikan konstruktivisme. Sebuah

penyelidikan dapat berupa perancangan proses, pengambilan keputusan,

penemuan masalah, pemecahan masalah, penemuan, atau proses

pengembangan model. Aktivitas inti dari proyek harus melibatkan

transformasi dan konstruksi dari pengetahuan (pengetahuan atau

keterampilan baru) pada pihak siswa. Jika aktivitas inti dari proyek tidak

merepresentasikan “tingkat kesulitan” bagi siswa, atau dapat dilakukan

dengan penerapan informasi atau keterampilan yang siap dipelajari, proyek

yang dimaksud adalah tak lebih dari sebuah latihan, dan bukan proyek PjBL

yang dimaksud.

4) Project are sudent-driven to some significant degree. Inti proyek

bukanlah berpusat pada guru, berupa teks aturan atau sudah dalam bentuk

paket tugas. Misalkan tugas laboratorium dan booklet pembelajaran bukanlah

contoh PjBL. PjBL lebih mengutamakan kemandirian, pilihan, waktu kerja

Page 30: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

18

yang tidak bersifat kaku, dan tanggung jawab siswa daripada proyek

tradisional dan pembelajaran tradisional.

5) Proyek adalah realistis, tidak school-like. Karakterisitik proyek

memberikan keotentikan pada siswa. Karakteristik ini boleh jadi meliputi

topik, tugas, peranan yang dimainkan siswa, konteks di mana kerja proyek

dilakukan, produk yang dihasilkan, atau kriteria di mana produk-produk atau

unjuk kerja dinilai. PjBL melibatkan tantangan-tantangan kehidupan nyata,

berfokus pada pertanyaan atau masalah autentik (bukan simulatif), dan

pemecahannya berpotensi untuk diterapkan di lapangan yang sesungguhnya.

Sedangkan ciri pembelajaran berbasis proyek menurut Center for Youth

Development and Education Boston (dalam Rati, 2017) yaitu:

1. Siswa mengambil keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang

telah ditentukan bersama sebelumnya.

2. Siswa berusaha memecahan sebuah masalah atau tantangan yang

tidak memiliki satu jawaban pasti.

3. Siwa didorong untuk berfikir kritis, memecahkan masalah,

berkolaborasi, serta mencoba berbagai bentuk komunikasi.

4. Siswa bertanggung jawab mencari dan mengelola sendiri

informasi yang mereka kumpulkan.

5. Evaluasi dilakukan secara terus-menerus selama proyek

berlangsung.

6. Siswa secara reguler merefleksikan dan merenungi apa yang telah

mereka lakukan, baik proses maupun hasilnya.

Page 31: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

19

2.1.5 Sintagmatik/Prosedur Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahapan PjBL dikembangkan oleh dua ahli, The George Lucas

Education Foundation dan Dopplet. Sintaks PjBL Kemdikbud, (dalam

Afriana, 2015:07-08) yaitu :

Fase 1 : Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential

question) Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu

pertanyaan yang dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan

suatu aktivitas. Pertanyaan disusun dengan mengambil topik yang

sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah

investigasi mendalam. Pertanyaan yang disusun hendaknya tidak

mudah untuk dijawab dan dapat mengarahkan siswa untuk membuat

proyek. Pertanyaan seperti itu pada umumnya bersifat terbuka

(divergen), provokatif, menantang, membutuhkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi (high order thinking), dan terkait dengan

kehidupan siswa. Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan

untuk para siswa.

Fase 2: Menyusun perencanaan proyek (design project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa.

Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas

proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan

kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan penting,

dengan cara mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta

Page 32: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

20

mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu

penyelesaian proyek.

Fase 3: Menyusun jadwal (create schedule) Guru dan siswa

secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam menyelesaikan

proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: membuat jadwal untuk

menyelesaikan proyek, (2) menentukan waktu akhir penyelesaian

proyek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4)

membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak

berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat

penjelasan (alasan) tentang cara pemilihan waktu. Jadwal yang telah

disepakati harus disetujui bersama agar guru dapat melakukan

monitoring kemajuan belajar dan pengerjaan proyek di luar kelas.

Fase 4: Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the

students and progress of project) Guru bertanggung jawab untuk

memantau kegiatan siswa selama menyelesaikan proyek. Pemantauan

dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan

kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar

mempermudah proses pemantauan, dibuat sebuah rubrik yang dapat

merekam keseluruhan kegiatan yang penting.

Fase 5: Penilaian hasil (assess the outcome) Penilaian

dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian

standar kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-

masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang

Page 33: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

21

sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi

pembelajaran berikutnya.

Fase 6: Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience) Pada

akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi

terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses

refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap

ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya

selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan

diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses

pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru

(new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada

tahap pertama pembelajaran.

Mulyadi (2015) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah

(PjBL) juga telah dikembangkan sebagai sebuah model pembelajaran dengan

sintaks belajar sebagai berikut:

Tabel 2.2 Sintagmatik Model Pembelajaran Project Based Learning

Tabel 2.2 Langkah-Langkah PjBL

( Modifikasi dari buku Bimtek KTI pembelajaran inovati produktif,

dalam Mulyadi 2015)

1. Penentuan

Proyek

5. Menguji Hasil

dan Presentasi 4. Monitoring

3. Penyusunan

Jadwal 2. Perancangan

Penyelesaian Proyek

6. Evaluasi

Proses dan

Hasil Proyek

Page 34: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

22

2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Project Based

Learning

Dibandingkan dengan model lain, PjBL mampu meningkatkan

kualitas pembelajaran siswa dalam materi tertentu dan menjadikan siswa

mampu mengaplikasikan satu pengetahuan tertentu dalam konteks tertentu

(Doppelt, dalam Afriana, 2015;15). Siswa harus terlibat secara kognitif

dalam proyek selama waktu tertentu. Keterlibatan dalam tugas yang

kompleks adalah salah satu komponen penting pembelajaran karena kita

berasumsi bahwa siswa akan termotivasi untuk menguji ide mereka dan

kedalamana pemahaman pada saat menghadapi masalah autentik.

Moursund dan Kemdikbud (dalam Afriana, 2015;16) menyebutkan beberapa

kelebihan penggunaan PjBL adalah:

1. Increased motivation. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar

dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting. Siswa

tekun bekerja dan berusaha keras untuk belajar lebih mendalam dan

mencari jawaban atas keingintahuan dan dalam menyelesaikan

proyek.

2. Increased problem-solving ability. Lingkungan belajar PjBL

membuat siswa menjadi lebih aktif memecahkan masalah-masalah

yang kompleks. Siswa mempunyai pilihan untuk menyelidiki topik-

topik yang berkaitan dengan masalah dunia nyata, saling bertukar

pendapat antara kelompok yang membahas topik yang berbeda,

mempresentasikan proyek atau hasil diskusi mereka. Hal tersebut

juga mengembangkan keterampilan tingkat tinggi siswa.

Page 35: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

23

3. Increased collaborative. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek

memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikan

keterampilan berkomunikasi.

4. Improved library research skills. Karena PjBL mensyaratkan siswa

harus mampu secara cepat memperoleh informasi melalui sumber-

sumber informasi, sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa

untuk mencari dan mendapatkan informasi.

5. Increased resource-management skills. Memberikan pengalaman

kepada siswa dalam mengorganisasi proyek, mengalokasikan waktu,

dan mengelola sumber daya seperti alat dan bahan menyelesaikan

tugas. Ketika siswa bekerja dalam kelompok, mereka belajar untuk

mempelajari keterampilan merencanakan, mengorganisasi,

negosiasi, dan membuat kesepakatan tentang tugas yang akan

dikerjakan, siapa yang akan bertanggungjawab untuk setiap tugas,

dan bagaimana informasi akan dikumpulkan dan disajikan.

6. Memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai

kondisi dunia nyata

7. Meningkatkan kemampuan berpikir. Laporan PjBL tidak hanya

berdasar informasi yang dibaca saja, tetapi melibatkan siswa untuk

belajar mengembangkan masalah, mencari jawaban dengan

mengumpulkan informasi, berkolaborasi dan menerapkan

pengetahuan yang dipahami untuk menyelesaikan permasalahan

dunia nyata.

Page 36: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

24

8. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.

Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran Problem BasedLearning juga

memiliki beberapa kelemahan Kemdikbud, (dalam Afriana, 2015;17):

1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak

3. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di

mana instruktur memegang peran utama di kelas.

4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

5. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan

pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

6. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja

kelompok.

7. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok

berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik

secara keseluruhan

2.2 Model Pembelajaran Discovery Learning

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning

Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang

dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Menurut Kurniasih

& Sani (2014: 64) discovery learning didefinisikan sebagai proses

pembelajaran yang terjadi bila materi pembelajaran tidak disajikan dalam

bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.

Page 37: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

25

Selanjutnya, Sani (2014: 97) mengungkapkan bahwa discovery adalah

menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh

melalui pengamatan atau percobaan.

Pernyataan lebih lanjut dikemukakan oleh Hosnan (2014: 282)

bahwa discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan

cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka

hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Melalui

belajar penemuan, siswa juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba

memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.

Kemendikbud (2014:45) menjelaskan bahwa Discovery Learning

adalah materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan tidak

disampaikan dalam bentuk final akan tetapi siswa didorong untuk

mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari

informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau membentuk (konstruktif)

apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.

Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan

proses mentalnya untuk menemukan beberapa hukum, konsep dan

prinsip, melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan

inferi (pengambilan keputusan/kesimpulan). Proses tersebut disebut

cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental

process of assimilating concepts and principles in the mind (Robert B.

Sund dalam Malik, 2001:219). Nurdin (2016:213) menjelaskan dalam

pembelajaran discovery kegiatan siswa hanya berupa proses mental yang

Page 38: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

26

meliputi aspek mengamati, mengolong-golongkan, membuat dugaan,

menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan.

Kemendikbud (2014:42) menjelaskan bahwa, model pembelajaran

Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses

pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran

dalam bentuk finalnya,tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.

Sebagai srategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama

dengan inkuiri (Inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang

prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan

pada ditemukannya konsep atau prisip yang sebelumnya tidak diketahui.

Perbedaanya dengan discovery ialah bahwa discovery masalah yang

diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru.

Mulyasa, dkk (2016:127) penggunaan Discovery Learning ditujukan

untuk mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif, serta

merubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Discovery

Learning mengubah modus expository peserta didik yang hanya menerima

infromasi dari guru ke modus discovery di mana peserta didik menemukan

informasi sendiri. Nurdin, dkk (2016:214-215) menjelaskan discovery

learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan berbagai proses

mental siswa untuk menemukan suatu pengetahuan (konsep dan prinsip)

dengan cara mengasimilasi berbagai pengetahuan (konsep dan prinsip) yang

dimiliki siswa. Pembelajaran discovery learning bertujuan untuk

memberikan cara bagi siswa membangun kecakapan-kecakapan

Page 39: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

27

intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir

reflektif.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

model Discovery Learning adalah suatu strategi pembelajaran yang

menuntut siswa untuk mencari dan menemukan sendiri suatu konsep atau

prinsip yang tidak diketahui sebelumnya. Hal ini tidak berarti bahwa guru

menghentikan untuk memberikan suatu bimbingan setelah masalah disajikan

kepada siswa, tetapi bimbingan yang diberikan dikurangi dan memberikan

kesempatan yang lebih besar kepada siswa untuk belajar sendiri. Dalam

pembelajaran discovery, siswa didorong untuk lebih aktif belajar dengan

konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong mereka untuk

memiliki pengalaman-pengalaman dan menghubungkannya.

2.2.2 Prosedur/Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning

Menurut Mulyasa, dkk (2016:128-129) implementasi discovery

learning dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan prosedur

operasional sebagai berikut:

Fase 1:

Pemberian

Rangsangan

(stimulation)

1) Peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang

menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan

dengan tidak memberi generalisasi, agar timbul

keinginan untuk menyelidiki sendiri.

2) Kegiatan pembelajaran dimulai dengan mengajukan

pertanyaan, anjuran, membaca buku, dan aktivitas

belajar lain yang mengarah pada persiapan

Page 40: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

28

Fase 2:

Identifikasi

Masalah

(Problem

Identification)

1) Peserta didik mengidentifikasi sebanyak mungkin

masalah-masalah yang relevan dengan bahan

pembelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan

dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban

sementara terhadap masalah atau pernyataan).

2) Masalah yang dipilih selanjutnya dirumuskan dalam

bentuk pertanyaan, atau hipotesis sebagai jawaban

sementara atas pertanyaan yang diajukan.

Fase 3:

Pengumpulan

Data (Data

Collection)

1) Ketika eksplorasi berlangsung, peserta didik juga

mengumpulkan data dan informasi yang relevan

sebanyak-banyaknya untuk membuktikan hipotesis

2) Pengumpulan data berfungsi untuk menjawab

pertanyaan atau membuktikan benar atau tidaknya

hipotesis. Dengan demikian, peserta didik diberi

kesempatan untuk mengumpulkan (collection)

berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,

mengamati objek, wawancara dengan narasumber,

dan melakukan uji coba.

Page 41: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

29

Fase 4:

Pemprosesan

Data

(Data

Processing)

1) Pemrosesan data merupakan kegiatan mengolah dan

menafsirkan data dan informasi, baik yang diperoleh

melalui wawancara, observasi, maupun dokumen.

2) Informasi hasil wawancara, observasi, dan

dokumentasi, semuanya diolah, diklasifikasikan,

ditabulasi, bahkan bila perlu dianalisis dengan

statistik dan ditafsirkan pada tingkat kepercayaan

tertentu.

Fase 5:

Pembuktian

(Verification)

1) Peserta didik melakukan pemeriksaan secara

cermat untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis

yang telah ditetapkan dengan temuan alternatif,

dihubungkan dengan hasil analisis data.

2) Verifikasi bertujuan untuk membuktikan bahwa

proses belajar dapat berlangsung efektif,

inovatif, kreatif, dan menyenangkan ketika guru

memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan,

dan pemahaman melalui contoh-contoh yang

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Page 42: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

30

Fase 6:

Menarik

Kesimpulan

(Generalization)

1) Menarik kesimpulan adalah proses memaknai

pembelajaran yang dapat dijadikan prinsip

umum dan berlaku untuk semua kejadian atau

masalah yang sama, dengan memperhatikan

hasil verifikasi.

2) Berdasarkan hasil verifikasi dirumuskan prinsi-

prinsip yang mendasari generalisasi.

Menurut Mulyasa dkk, (2016: 128-129) prosedur discovery

learning di atas, dan implementasi di kelas secara optimal dapat

dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.:

Pertama-tama, peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang

menimbulkan kebingungannya dan keingintahuan untuk melakukan

penyelidikan. Pembelajaran dapat dimulai dengan mengajukan pertanyaan,

anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lain yang mengarah pada

persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk

menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengeksplorasi bahan.

Setelah dilakukan stimulasi guru memberi kesempatan kepada peserta

didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan

dengan bahan pembelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan

dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara).

Ketika peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru

memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk

mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk

Page 43: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

31

membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Syah (2014:244) menyatakan

bahwa pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi

yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi,

dan sebagainya, lalu ditafsirkan.

Tahap selanjutnya, peserta didik melakukan pemeriksaan secara

cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah

ditetapkan, dihubungkan dengan hasil pemrosesan data. Berdasarkan hasil

pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau

hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek apakah

terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

Dalam model pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat

dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes. Penilaian yang

digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian

hasil belajar siswa. Jika bentuk penilaiannya berupa kognitif, maka dalam

model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis.

Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau

penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan

dengan pengamatan.

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Discovery Learning

Pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran harus diiringi dengan suatu pertimbangan untuk mendapatkan

suatu kebaikan ataupun kelebihan. Hosnan (2014: 287-288) mengemukakan

beberapa kelebihan dari model discovery learning yakni sebagai berikut:

Page 44: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

32

a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan

keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif.

b. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi

dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.

c. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah

d. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena

memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lain.

e. Mendorong keterlibatan keaktifan siswa.

f. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.

g. Melatih siswa belajar mandiri.

h. Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena siswa berpikir

dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.

Hosnan (2014: 288-289) mengemukakan beberapa kekurangan dari

model discovery learning yaitu:

a. Menyita banyak waktu karena guru dituntut mengubah kebiasaan

mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi

fasilitator, motivator, dan pembimbing,

b. Kemampuan berpikir rasional siswa ada yang masih terbatas,

dan

c. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini.

Setiap model pembelajaran pasti memiliki kekurangan, namun

kekurangan tersebut dapat diminimalisir agar berjalan secara optimal.

Westwood (dalam Sani, 2014: 98) mengemukakan pembelajaran

Page 45: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

33

dengan model discovery akan efektif jika terjadi hal-hal berikut:

(1) proses belajar dibuat secara terstruktur dengan hati-hati,

(2) siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan awal untuk

belajar, (3) guru memberikan dukungan yang dibutuhkan siswa untuk

melakukan penyelidikan.

2.2.4 Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam

Mengonversi Teks Biografi

Menurut Priyatni (2014:108-109) langkah-langkah pembelajaran

dengan model penemuan (discovery learning) untuk mata pelajaran bahasa

Indonesia yaitu. Pertama, pemberian rangsangan, kedua, identifikasi

masalah, ketiga, merumuskan hipotesis, keempat, mengumpulkan data untuk

membuktikan kebenaran hipotesis, dan kelima, menarik kesimpulan atau

generalisasi

Penerapan model pembelajaran discovery learning dalam

mengonversi teks yaitu: 1) Pemberian rangsangan, guru memberikan contoh

teks biografi dan monolog kepada setiap siswa, siswa membaca contoh teks

biografi dan teks monolog. 2) Identifikasi masalah, guru memberikan

kesempatan kepada setiap siswa untuk bertanya terkait masalah yang

ditemukannya, siswa menanyakan butir-butir penting terkait struktur isi dan

kaidah teks biografi. 3) Merumuskan hipotesis, siswa mencoba menjawab

pertanyaan tentang struktur isi dan kaidah teks biografi. 4) Mengumpulkan

data untuk membuktikan kebenaran hipotesis, melalui diskusi kelompok,

peserta didik mendiskusikan struktur isi dan kaidah teks biografi dengan

menggali data pada teks yang telah dibaca, kemudian siswa menyampaikan

Page 46: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

34

hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas, setelah itu guru memberikan

penguatan kepada siswa. 5) Menarik simpulan atau generalisasi, siswa

menarik simpulan dan merevisi temuanya tentang struktur isi dan kaidah

teks biografi, siswa secara individu ditugaskan mengubah bentuk

(mengonversi) teks biografi ke dalam bentuk teks monolog sesuai dengan

struktur isi teks biografi.

2.3 Teks biografi

Biografi berasal bahasa Yunani, yaitu dari kata bios yang berarti hidup,

dan graphien yang berarti tulis. Teks biografi merupakan teks riwayat hidup

seseorang atau tokoh yang ditulis oleh orang lain. Akan tetapi, jika riwayat

hidup seseorang ditulis sendiri oleh orang tersebut, hasilnya disebut autobiografi

(Kemendikbud, 2014: 37).

Biografi memuat identitas dan peristiwa yang dialami seseorang,

termasuk karya dan penghargaan yang diterima dan permasalahan yang

dihadapinya. Uraian tentang identitas berisi antara lain nama, tempat dan tanggal

lahir, latar belakang keluarga, riwayat pendidikan, dan riwayat organisasi yang

diikuti.

Uraian tentang peristiwa berisi kejadian yang dialami tokoh dalam

mengharumkan bangsa, mengembangkan karier, atau memperjuangkan hidup.

Sementara itu, uraian tentang masalah memuat hambatan, tantangan, atau

kendala yang dihadapi tokoh dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.

Dengan mempelajari materi menulis teks biografi, maka guru secara

terintegrasi akan menuntut siswa agar berfikir kreatif untuk menulis, menghargai

Page 47: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

35

lingkungan sekitarnya, sekaligus meningkatkan kemampuan berbahasa

Indonesia yang baik dan benar.

2.3.1 Struktur Teks biografi

Teks biografi memiliki struktur isi yang umum, seperti halnya jenis-

jenis teks yang lain, yaitu memiliki judul, orientasi, peristiwa dan masalah,

dan reorientasi. Struktur isi teks eksplanasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Struktur Isi Teks Biografi

No.

Struktur Isi

Teks Biografi

Keterangan

1. Judul Judul teks biografi menuliskan nama tokoh yang akan dikisahkan riwayat hidupnya..

2. Orientasi Bagian orientasi berisi gambaran awal tentang tokoh atau pelaku di dalam teks biografi.

3. Peristiwa dan Masalah Bagian peristiwa dan masalah berisi peristiwa- peristiwa yang terjadi atau pernah dialami oleh

tokoh, termasuk masalah yang dihadapinya

dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.

4. Reorientasi Bagian reorintasi berisi pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan.

2.3.2 Unsur Kebahasaan Teks biografi

Teks biografi memiliki unsur kebahasaan atau ciri bahasa, seperti

halnya jenis- jenis teks yang lain. Unsur kebahasaan yang terkandung dalam

teks biografi adalah kata hubung, kata rujukan, kata kerja, dan kata yang

menyatakan urutan waktu (Kemendikbud, 2014: 37).

a. Kata Hubung Kata hubung atau kata sambung yaitu kata yang

berfungsi sebagai penghubung antara satu kata dan kata lain dalam

Page 48: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

36

satu kalimat. Selain itu, kata hubung juga berfungsi untuk

mengubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.

1. Jika kata hubung tersebut berfungsi sebagai penghubung kata

dalam satu kalimat, kata hubung itu disebut konjungsi

intrakalimat, seperti dan, tetapi, lalu, kemudian.

2. Jika kata hubung tersebut berfungsi menghubungkan kalimat

yang satu dengan kalimat yang lain, kata hubung itu disebut

konjungsi antarkalimat, misalnya akan tetapi, meskipun

demikian, oleh karena itu.

Jika dilihat berdasarkan perilakunya di dalam kalimat, kata hubung

intrakalimat yang menjadi ciri teks biografi dapat dikelompokkan menjadi

(1) kata hubung koordinatif, (2) kata hubung korelatif, (3) kata hubung

subordinatif.

1. Kata hubung koordinatif digunakan untuk menghubungkan

dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, misalnya dan,

serta, tetapi.

2. Kata hubung korelatif digunakan untuk menghubungkan dua

kata atau frasa yang memiliki status yang sama, biasanya

dipisahkan oleh salah satu kata atau frasa, misalnya baik…

maupun…, tidak hanya …, tetapi juga…

3. Kata hubung subordinatif digunakan untuk menghubungan dua

kata atau frasa yang tidak memiliki status yang sama, misalnya

setelah, agar, sehingga, karena.

Page 49: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

37

b. Kata Rujukan Kata rujukan adalah kata yang merujuk pada kata lain

yang telah diungkapkan sebelumnya. Kata rujukan dibedakan

menjadi beberapa, seperti berikut:

1. Kata rujukan benda, yaitu : ini, itu, tersebut.

2. Kata rujukan tempat, yaitu: di sini, di situ, dan di sana.

3. Kata rujukan orang atau yang diperlakukan seperti orang, yaitu:

dia, ia, mereka, beliau.

c. Kata Kerja. Kata kerja adalah kata yang menyatakan suatu tindakan,

keberadaan, pengalaman. Kata kerja dibedakan menajadi dua,

seperti berikut:

1. Kata kerja transitif, adalah kata yang membutuhkan objek

dalam struktur kalimatnya.

Contoh: Septi menendang bola di lapangan.

Kata bola pada kalimat tersebut memiliki

kedudukan sebagai objek, tanpa adanya objek

kalimat tersebut tidak akan sempurna.

2. Kata kerja intransitive Kata kerja intransitif adalah kata yang

tidak membutuhkan objek dalam struktur kalimatnya.

Contoh: Seperti berdiri di depan pintu.

d. Kata yang Menunjukkan Urutan Waktu Kata yang menunjukkan

urutan waktu adalah kata yang memaparkan kejadian atau peristiwa

dengan waktu yang runtut. Pola urutan waktu ditentukan juga oleh

urutan peristiwa.

Page 50: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

38

Contoh: Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara

bersama dengan rekan-rekan seperjuangannya mendirikan perguruan

yang bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Institut Taman

Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa)

2.3.4 Aspek Penilaian dalam Teks Biografi

Salah satu aspek menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia

adalah menulis Teks Biografi. Dalam penulisan teks biografi mencakup

aspek indikator penilaian yaitu struktur teks (Depdikbud, 2014: 134).

Tabel 2.2 Rekapitulasi Aspek Penilaian Teks Biografi

Tabel 2.1 Struktur Isi Teks Biografi

No.

Struktur Isi

Teks Biografi

Keterangan

Skor

1. Orientasi Bagian orientasi berisi gambaran awal tentang tokoh atau pelaku di dalam teks biografi. Disini biasanya menuliskan tentang darimana asal tokoh, dimana tempat dia lahir, siapa orang tuanya, anak keberapa, berapa bersaudara.inilah yang disebut dengan orientasi hanya sebagai pengenalan awal tokoh.

15

2. Peristiwa dan Masalah

Bagian peristiwa dan masalah berisi peristiwa- peristiwa yang terjadi atau pernah dialami oleh

tokoh, termasuk masalah yang dihadapinya

dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.

Umumnya pada peristiwa dan masalah berisi

penjelasan suatu cerita baik berupa pemecahan

masalah, proses karir, peristiwa yang

menyenagkan, menyedihkan bahkan

mengesankan yang dialami oleh tokoh. Sehingga

dia bisa meraih mimpinya

30

3. Reorientasi Bagian reorintasi berisi pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan.

15

Page 51: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

39

Setiap aspek penilaian dalam menulis teks biografi memiliki bobot

nilai maksimal tersendiri. Aspek isi memiliki nilai maksimal 30, aspek

struktur teks terbagi tiga yaitu orientasi, peristiwa masalah, dan reorientasi

masaing masing poin dalam setiap struktur telah terterah pada tabel diatas.

(Depdikbud, 2014: 134).

Isi merupakan uraian isi pesan yang kita sampaikan kepada pembaca

dengan menggunakan bahasa tulis. Bagian isi itu sendiri berfungsi

menjelaskan tema tulisan. Bagian isi tidak hanya terdapat pada teks saja,

semua jenis, macam, dan bentuk tulisan memiliki isi guna menyempurnakan

tulisan tersebut.

Isi pada sebuah teks merupakan inti dari teks atau wacana.

Begitupun dengan teks biografi. Isi tulisan dalam teks biografi adalah

uraian yang menjelaskan tentang informasi yang bersifat informatif dan

argumentatif.

Nilai dari sebuah tulisan pada umumnya didasarkan pada isi. Jika isinya

baik, maka baik pula nilai pembaca dari suatu tulisan tersebut.

(Depdikbud, 2014: 135).

1) Aspek Struktur

Sebuah teks tidak lengkap apabila tidak dibangun oleh

struktur. Terdapat perbedaan antara satu jenis teks tertentu dan jenis

teks lain. Perbedaan dapat terjadi, misalnya pada teks itu sendiri.

Struktur teks membentuk struktur berpikir sehingga di setiap

penguasaan jenis teks tertentu, siswa akan memiliki kemampuan

berpikir sesuai dengan struktur teks yang dikuasainya.

Page 52: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

40

Struktur teks dalam teks biografi adalah orientasi, peristiwa dan masalah, dan

reorientasi. t (Depdikbud, 2014: 135).

1. Organisasi Isi sangat baik, Organisasi isi yang dikemukakan

dalam teks biografi sangat baik apabila teks biografi yang

dibuat memiliki ekspresi yang lancar, gagasan yang

diungkapkan dalam teks jelas dan padat, teks biografi tertata

dengan baik, dan urutan struktur teks logis dan kohesif.

2. Organisasi Isi Baik, Organisasi isi yang dikemukakan dalam

teks biografi baik apabila teks biografi yang dibuat memiliki

ekspresi yang kurang lancar, struktur teks kurang

terorganisasi tetapi ide utama ternyatakan, gagasan

pendukung teks terbatas, urutan struktur logis tetapi tidak

lengkap.

3. Organisasi Isi Cukup, Organisasi isi yang dikemukakan

dalam teks biografi cukup apabila teks biografi yang dibuat

memiliki ekspresi yang tidak lancar, struktur teks kurang

terorganisasi, gagasan pendukung teks kacau atau tidak

terkait, urutan struktur dan pengembangan kurang logis.

4. Organisasi Isi Kurang, Organisasi isi yang dikemukakan

dalam teks biografi kurang apabila teks biografi yang dibuat

tidak komunikatif, tidak terorganisasi, atau tidak layak

dinilai.

Page 53: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

41

2. Unsur Kebahasaan Teks biografi

No.

Unsur

Kebahasaan

Teks Biografi

Keterangan

Skor

1. Kata Hubung berfungsi sebagai penghubung antara satu

kata dan kata lain dalam satu kalimat.

Contohnya atau, dan, sebelumnya,

selanjutnya,tetapi, untuk, karena,kalau dan

sebagainya.

10

2. Kata Rujukan Kata rujukan adalah kata yang merujuk pada

kata lain yang telah diungkapkan

sebelumnya

Contohnya dia, ia, beliau.

10

3. Kata Kerja Kata kerja adalah kata yang menyatakan

suatu tindakan, keberadaan, pengalaman

Contohnya menamatkan, mengambil,

menatap, melihat dan sebaganya.

10

4

Kata yang Menunjukkan Urutan Waktu

Kata yang menunjukkan urutan waktu adalah kata yang memaparkan kejadian atau peristiwa dengan waktu yang runtut. Contohnya setelah dan akhirnya.

10

Teks biografi memiliki unsur kebahasaan atau ciri bahasa,

seperti halnya jenis- jenis teks yang lain. Unsur kebahasaan yang

terkandung dalam teks biografi adalah kata hubung, kata rujukan, kata

kerja, dan kata yang menyatakan urutan waktu (Kemendikbud, 2014:

37).

Page 54: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

42

d. Kata Hubung Kata hubung atau kata sambung yaitu kata yang

berfungsi sebagai penghubung antara satu kata dan kata lain dalam

satu kalimat. Selain itu, kata hubung juga berfungsi untuk

mengubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.

3. Jika kata hubung tersebut berfungsi sebagai penghubung kata

dalam satu kalimat, kata hubung itu disebut konjungsi

intrakalimat, seperti dan, tetapi, lalu, kemudian.

4. Jika kata hubung tersebut berfungsi menghubungkan kalimat

yang satu dengan kalimat yang lain, kata hubung itu disebut

konjungsi antarkalimat, misalnya akan tetapi, meskipun

demikian, oleh karena itu.

Jika dilihat berdasarkan perilakunya di dalam kalimat, kata

hubung intrakalimat yang menjadi ciri teks biografi dapat

dikelompokkan menjadi (1) kata hubung koordinatif, (2) kata hubung

korelatif, (3) kata hubung subordinatif.

4. Kata hubung koordinatif digunakan untuk menghubungkan

dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, misalnya dan,

serta, tetapi.

5. Kata hubung korelatif digunakan untuk menghubungkan dua

kata atau frasa yang memiliki status yang sama, biasanya

dipisahkan oleh salah satu kata atau frasa, misalnya baik…

maupun…, tidak hanya …, tetapi juga…

Page 55: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

43

6. Kata hubung subordinatif digunakan untuk menghubungan dua

kata atau frasa yang tidak memiliki status yang sama, misalnya

setelah, agar, sehingga, karena.

e. Kata Rujukan Kata rujukan adalah kata yang merujuk pada kata lain

yang telah diungkapkan sebelumnya. Kata rujukan dibedakan

menjadi beberapa, seperti berikut:

4. Kata rujukan benda, yaitu : ini, itu, tersebut.

5. Kata rujukan tempat, yaitu: di sini, di situ, dan di sana.

6. Kata rujukan orang atau yang diperlakukan seperti orang, yaitu:

dia, ia, mereka, beliau.

f. Kata Kerja. Kata kerja adalah kata yang menyatakan suatu tindakan,

keberadaan, pengalaman. Kata kerja dibedakan menajadi dua,

seperti berikut:

5. Kata kerja transitif, adalah kata yang membutuhkan objek

dalam struktur kalimatnya.

Contoh: Septi menendang bola di lapangan.

Kata bola pada kalimat tersebut memiliki

kedudukan sebagai objek, tanpa adanya objek

kalimat tersebut tidak akan sempurna.

6. Kata kerja intransitive Kata kerja intransitif adalah kata yang

tidak membutuhkan objek dalam struktur kalimatnya.

Contoh: Seperti berdiri di depan pintu.

Page 56: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

44

e. Kata yang Menunjukkan Urutan Waktu Kata yang menunjukkan

urutan waktu adalah kata yang memaparkan kejadian atau peristiwa

dengan waktu yang runtut. Pola urutan waktu ditentukan juga oleh

urutan peristiwa.

Contoh: Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama

dengan rekan-rekan seperjuangannya mendirikan perguruan yang

bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Institut Taman Siswa

(Perguruan Nasional Taman Siswa)

Sebuah teks biografi disusun atau dibuat dengan kosakata yang

canggih dengan pemilihan kata dan ungkapan yang efektif. Sehingga teks

biografi yang dihasilkanbersifat komunikatif dan memiliki gagasan yang

jelas. (Depdikbud, 2014: 135).

1. Kosakata sangat baik, Kosakata yang dikemukakan dalam teks biografi

sangat baik apabila teks biografi yang dibuat memiliki penguasaan kata

canggih, pilihan kata dan ungkapan dalam teks bersifat efektif, menguasai

pembentukan kata, dan penggunaan register dalam teks biografi tepat.

2. Kosakata baik, Kosakata yang dikemukakan dalam teks biografi baik

apabila teks biografi yang dibuat memiliki penguasaan kata yang

memadai, pilihan dan bentuk kata terkadang masih salah, dan ungkapan

dalam teks masih salah namun tidak mengganggu.

3. Kosakata cukup, Kosakata yang dikemukakan dalam teks biografi cukup

apabila teks biografi yang dibuat memiliki penguasaan kata yang terbatas,

Page 57: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

45

pilihan dan bentuk kata banyak yang salah, dan ungkapan dalam teks

membingungkan atau tidak jelas.

4. Kosakata Kurang, Kosakata yang dikemukakan dalam teks biografi

cukup apabila teks biografi yang dibuat memiliki penguasaan kata yang

rendah, pilihan dan bentuk kata rendah, dan ungkapan dalam sangat

rendah, atau tidak layak nilai.

Page 58: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

46

2.4 Penelitian yang Relevan

Kabrina (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Penerapan Model

Discovery Learning Terhadap Keterampilan Memproduksi Teks Ekposisi

Siswa Kelas VII SMP Negeri 30 Padang”. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa setelah menggunakan model Discovery Learning siswa mendapatkan

nilai yang memuaskan, dikarenakan proses pembelajaran tersebut memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih dan mengekspresikan diri,

sehingga siswa lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Marina (2015), mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat dengan

judul “Kemampuan Mengidentifikasi Teks Cerita Biografi Siswa Kelas VII

SMPN 12 Padang dengan Menggunakan teknik pemodelan”. Hasil penelitian

yang telah dilakukan terhadap kemampuan mengidentifikasi teks cerita biografi

siswa kelas VIII SMPN 12 Padang menggunakan teknik pemodelan berada pada

taraf kualifikasi baik (B) dengan nilai rata-rata 83.54 berada pada rentangan

76%-85%.

Dirwan Darmawangsa (2017) dengan judul “Efektivitas Pembelajaran

Menganalisis Cerita Pendek Menggunakan Model Discovery Learning”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model discovery learning dalam

pembelajaran menganalisis karakter dan karakterisasi pada siswa kelas XI SMA

Pasundan 1 Cianjur dapat meningkatkan efektivitas, minat siswa, dan hasil

belajar siswa.

Weni dkk (2018) dengan judul “Pengaruh Model Problem Based

Learning Berbantuan Media Audiovisual Terhadap Keterampilan Menulis Teks

Page 59: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

47

Biografi” Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan analisis data, penggunaan

model Problem Based Learning dibantu media audiovisual berpengaruh terhadap

keterampilan menulis teks tentang siswa kelas X SMA Semen Padang.

2.5 Variabel Penelitian

Sugiyono (2015:60) menyatakan bahwa variabel merupakan objek, yang

mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan

objek yang lain. Variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua

hubungan yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).

Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini model Discovery Learning dan

model Problem Based Learning merupakan variabel bebas, sedangkan variabel

terikatnya adalah hasil belajar teks biografi.

2.6 Hipotesis Penelitian

Menurut Suryabrata (2011:69) Hipotesis penelitian adalah jawaban

sementara terhadap masalah penelitian, yang sebenarnya masih harus diuji

secara empiris Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah

jawaban sementara yang harus dibuktikan kebenarannya lewat penelitian.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Hasil Belajar

Teks Biografi yang diajarkan menggunakan Model Project Based Learnig

(PjBL) hampir sama dengan menggunakan model Discovery Learning pada

siswa kelas X MAN 3 Banda Aceh.

Page 60: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

48

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan

Randomized Subject, Posttest Control Group Design. Desain ini adalah salah

satu penelitian eksperimen dengan menggunakan dua kelompok (kelas) yang

keduanya akan diberikan postest, dua kelompok (kelas) tersebut akan dibagi

menjadi kelompok eksperimen dan satu lagi kelompok pembanding (kelas

control). Didalam desain ini kelompok (kelas) eksperimen diberikan perlakuan

dengan menggunakan model Project Based Learning dan pada kelompok (kelas)

pembanding diajarkan dengan Model Discovery Learning. Sesudah diberikan

perlakuan, kedua kelompok (kelas) diberikan tes akhir (postest) untuk mengukur

hasil belajar siswa. Kemudian data hasil belajar siswa tersebut dibandingkan

dengan menggunakan analisis dua rata-rata. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel dan perlakuan sebagai berikut:

Tabel 3.1 : Rancangan Penelitian

Kelas Perlakuan Post Test

Model Project Based Learning X MIA1 T1

Model Discovery Learning X MIA 2 T2

Page 61: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

49

Keterangan:

T1 = Pemberian Post-test pada kelas Project Based Learning

T2 = Pemberian Post-test pada kelas Discovery Learning

X1 = Pembelajaran dengan menggunakan Model Project Based Learning

X2 = Pembelajaran dengan menggunakan Model Discovery Learning

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek yang dikenakan dalam penelitian.

Menurut Sudjana (2015) “populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin,

hasil perhitungan ataupun mengukur, kuantitatif maupun kualitatif mengenai

karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang

dipelajari sifat-sifatnya”. Pada penelitian ini populasi adalah kelas X MAN 3 Kota

Banda Aceh.

Sebagian atau wakil populasi yang diteliti disebut sampel. Dalam

penelitian ini peneliti mengambil sampel adalah siswa kelas X MIA1 sebagai

kelas eksperimen yang diajarkan dengan Model Project Based Learning dan X

MIA2 sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan Model Discovery Learning.

Alasan pemilihan kedua kelas tersebut sebagai sampel adalah berdasarkan

pertimbangan guru bidang studi bahwa siswa kedua kelas tersebut mudah diajak

kerjasama, komunikatif dan kemampuan siswa tergolong heterogen.

Page 62: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

50

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah. Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen pembelajaran

dan instrumen pengukuran. Instrumen pembelajaran terdiri atas RPP dengan

Model Project Based Learning, RPP dengan Model Discovery Learning

Learning, LKPD. Instrumen pengukuran berupa lembaran tes. Lembaran tes

berbentuk soal tes yang terdiri dari 1 soal essai yang mempunyai skor 100.

Adapun kisi-kisi dan bentuk soal yang digunakan dalam penelitan ini dapat

dilihat pada lampiran.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, teknik pengumpulan

data yang dilakukan adalah dengan menggunakan tes. Tes merupakan pemberian

soal- soal kepada siswa yang terpilih sebagai sample. Tes berfungsi untuk

memperoleh data tentang hasil belajar siswa. setelah proses pembelajaran

berlangsung peneliti mengadakan tes akhir (post-test). Bentuk tes yang

dilakukan pada kedua kelas. adalah sama yaitu berupa tes essay sebanyak 1

soal yang berbentuk essay dengan skor 100 dikerjakan dalam waktu 60 menit.

Tes ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa. Untuk

memperoleh data peneliti menyiapkan perangkat tes berupa soal-soal. Penyusun

Page 63: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

51

butir soal mengacu pada indikator yang telah ditetapkan.

3.5 Teknik Analisis Data

Tahap pengolahan data merupakan tahap yang paling penting dalam suatu

penelitian, karena pada tahap ini hasil penelitian dapat dirumuskan. Setelah data

terkumpul melalui tes hasil belajar, maka datanya diolah dengan menggunakan

analisis statistik uji – t sebagai alat pengujian hipotesis. Adapun statistik lain

yang diperlukan sehubungan dengan pengujian uji-t adalah:

Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang

diperoleh merupakan sebaran secara normal atau tidak. Untuk menguji

normalitas data digunakan uji chi kuadrat ( Langkah-langkah yang

dilakukan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:

a. Sudjana (2002:91) mengemukakan langkah-langkah untuk membuat daftar

distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama yaitu:

1). Menentukan rentang (R) ialah data terbesar dikurangi data terkecil

2). Menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan aturan

sturges yaitu: banyak kelas = 1 + (3,3) log n

3). Menentukan panjang kelas interval dengan rumus P =

4). Memilih ujung kelas bawah pertama, untuk ini bisa diambil data sama

dengan data terkecil atau data yang terkecil tetapi selisihnya harus

dikurangi data panjang kelas yang ditentukan.

Page 64: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

52

b). Menghitung rata-rata tes akhir, digunakan rumus:

i

ii

f

xfx

Keterangan :

x = rataan

xi = data ke i

fi = frekuensi data ke i

if = ukuran data.

c) Menghitung varians tes akhir dapat digunakan rumus:

)1(

)(22

2

nn

xfxfns

iiii

Keterangan:

n = Banyak sampel

S2 = Varians

S = Simpangan baku

fi = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas interval

xi = Tanda kelas interval

d). Menghitung chi-kuadrat (2 ) menurut Sudjana dengan rumus

k

i

ii

E

EO

1 1

2

2)(

Page 65: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

53

Keterangan:

2 = Statistik Chi-kuadrat

Oi = frekuensi Pengamatan

Ei = frekuensi yang diharapkan

k = banyak data

Langkah berikutnya adalah membandingkan 2 hitung dengan 2 tabel

dengan taraf signifikan 05,0 dan derajat kebebasan (dk) = k-3, jika

)3)(1(22

k maka data berdistribusi normal, jika sebaliknya maka data

tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians bertujuan untuk mengetahui sampel dari

penelitian ini mempunyai varians yang sama atau tidak sama. Untuk menguji

kesamaan varians kedua sampel menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut;

a) H0: 2

2

2

1 (tidak terdapat perbedaan antara varians kelas eksperimen

dengan varians kelas kontrol)

b) H1: 2

2

2

1 (ada perbedaan antara varians kelas eksperimen dengan

varians kelas kontrol)

c) Tetapkan α

d) Kriteria penolakan H0

Tolak H0 bila:

Page 66: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

54

F ≥),(

2

1

21vv

F

dengan F =2

2

2

1

S

S, dimana 2

2

2

1SS atau F ≥

),(2

1

21vv

F

dengan F =

2

1

2

2

S

S, dimana 2

1

2

2SS

Dengan v1 = n1-1, v2 = n2-1.

e) Menghitung statistik F

f) Kesimpulan

3. Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang telah di rumuskan tentang apakah hasil

belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode Active Learning lebih

baik daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode Konvensional,

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan Hipotesis

H0 : µ1 > µ2 : Hasil Belajar Teks Biografi yang diajarkan

menggunakan Model Problem Based Learnig (PBL) lebih baik

daripada yang diajarkan dengan menggunakan model Discovery

Learning pada siswa kelas X MAN 3 Banda Aceh.

Ha : µ1 < µ2 : Hasil Belajar Teks Biografi yang diajarkan menggunakan

Model Project Based Learnig (PjBL) lebih rendah daripada yang

diajarkan dengan menggunakan model Discovery Learning pada

siswa kelas X MAN 3 Banda Aceh.

Page 67: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

55

Keterangan:

µ1 = rata-rata kelas eksperimen

µ2 = rata-rata kelas kontrol

2) Menetapkan nilai tingkat signifikan (α) = 5% = 0,05

3) Menetapkan kriteria penolakan H0

Ho diterima jika )1( tt

Ho ditolak untuk harga-harga t lainnya

4) Menentukan statistik hitung

2

2

2

1

2

1

21

n

S

n

S

xxt

dengan

2)(

)1()1(

21

2

22

2

112

nn

SnSnS ,

Keterangan : = rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen = rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol

1n = jumlah sampel kelas eksperimen

2n = jumlah sampel kelas kontrol

S = varians gabungan

2

1S = varians kelompok eksperimen

2

2S = varians kelompok kontrol

Derajat kebebasan dk = n1 + n2 – 2.

Page 68: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

56

6). Menarik kesimpulan ( H0 diterima atau H0 ditolak).

Kriteria pengujian didapat dari distribusi student t dengan dk = n1 + n2

– 2. Kriteria pengujian adalah terima Ho jika )1( tt dan tolak Ho untuk

harga-harga t lainnya.

Page 69: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberi tes mengenai

kemampuan siswa tentang teks biografi dengan menggunakan model Project

Based Learning pada kelas X MIA 1 dan discovery learning pada kelas X MIA 2.

Tes yang diberikan dikerjakan secara individu oleh para siswa. Sehingga,

kemampuan siswa dalam menganalisis struktur dan unsur kebahasaan dalam teks

biografi dapat diperoleh dengan rinci.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian ini lebih kurang satu minggu, yaitu sejak

20 Januari sampai 26 Januari 2020. Penelitian dilakukan sebanyak empat kali

pertemuan. Peneliti merincikannya sebagai berikut:

Table 4.1 Rincian Kegiatan Penelitian

No Tanggal /

Hari

Kegiatan

Kelas X MIA 1 Kelas X MIA 2

1. Senin, 20

januari 2020

Pemberian materi teks

biografi kepada siswa kelas

X MIA 1 dengan model

Project Based Learning

-

2. Selasa , 21

januari 2020

-

Pemberian materi teks

biografi kepada siswa

Kelas X MIA 2 dengan

model Discovery

Learning

4. Kamis, 23

januari 2020

Pemberian materi teks

biografi kepada siswa kelas

X MIA 1 dengan model

project based learning

Pemberian materi teks

biografi kepada siswa

Kelas X MIA 2 dengan

model Discovery

Learning

Selasa , 28 Pemberian Posttest kepada

Page 70: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

58

januari 2020 siswa kelas X MIA 1

dengan model project

based learning

-

Kamis, 30

januari 2020

-

Pemberian posttest

kepada siswa kelas X

MIA 2 dengan model

Discovery Learning

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Pengumpulan Data Tes

Data yang diperoleh dan dianalisis dalam penelitian ini berupa hasil tes

kemampuan siswa mengubah teks biografi asli ke dalam bentuk bahasa sendiri

dengan mengunakan model pembelajaran project based Learning untuk Kelas X MIA

1 dan discoveri learning untuk Kelas X MIA 2. Setelah pembelajaran berlansung

peneliti mengadakan tes akhir. Tes ini bertujuan untuk melihat hasil keterampilan

mengubah teks biografi asli ke dalam bentuk bahasa sendiri.

Berikut ini analisis hasil penelitian pada post-test terhadap anak dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 4.2 Nilai Post Test Kelas X MIA 1 Menggunakan Model Project

Basect Learning

No Nama siswa Nilai Posttest

1 AT 70

2 DW 70

3 FA 80

4 FM 85

5 GM 65

6 HAF 80

7 IH 75

8 MK 80

9 MM 70

10 MH 80

11 MZN 85

12 MA 90

Page 71: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

59

13 NAM 70

14 NF 60

15 N 70

16 NRF 75

17 NAI 85

18 PL 60

19 RAE 60

20 RU 60

21 RS 80

22 RZO 60

23 RA 65

24 RR 85

25 RKA 65

26 SAP 65

27 SM 80

28 UM 60

29 ZGH 85

30 ZK 75

31 Z 70

Data yang diperoleh dari hasil tes akhir (post-test) dengan penerapan

model Pembelajaran project basect learning pada kelas X MIA 1 dapat dilihat

sebagai berikut sebagai berikut:

4.2.1 Penskoran Data Nilai Kelas X MIA 1 Menggunakan Model Project Based

Learning

Adapun nilai yang diperoleh dari pemberian test akhir dapat dilihat seperti

yang tertera sebagai berikut:

60 60 60 60 60 60 60 65 65 65 65

70 70 70 70 70 70 75 75 80 80 80

80 85 85 85 85 90 95 95 95

Distribusi frekuensi untuk data test awal siswa sebagai berikut:

1. Menentukan rentang

Rentang (R) = Nilai Tertinggi –Nilai Terendah

Page 72: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

60

= 95 – 60

= 35

2. Menentukan banyak kelas

Banyak kelas = ; dengan

=

= 5,9214

3. Menentukan panjang kelas (P)

Panjang kelas (P) =

Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai test akhir siswa kelas X MIA 1

menggunakan model Project Based Learning

Nilai

Te

s

Frekuensi

( ) Titik

Teng

ah

( )

60 –

65 11 62,5 3.906,25 687,5 42.968,75

66– 71 6 69,5 4.692,25 411 28.153,5

72 –

77 2 74,5 5.550,25 149 11.100,5

78– 83 4 80,5 6.480,25 322 25.921

84 –

89 4 86,5 7.482,25 346 29.929

90 –

95 4 92,5 8.556,25 370 34.225

Jumlah 31 466

2.285,5 172.297,75

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2020

Dari tabel diperoleh nilai rata-rata dan varians sebagai berikut:

Page 73: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

61

( ) ( )

( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( )

( )( ) 16,02

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai rata-rata ( )

variansnya ( ) dan simpangan bakunya ( ) Untuk

mengetahui apakah kelas tersebut mempunyai varians yang sama, maka terlebih

dahulu harus mempunyai syarat normalitas.

4.4 Uji Normalitas Data Test Akhir Siswa Kelas X MIA 1 dengan Model Project Based

Learning

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari hasil test

akhir dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak.

Berdasarkan perhitungan untuk nilai tes akhir diperoleh ( )

variansnya ( ) dan simpangan bakunya ( ) Selanjutnya

perlu ditentukan batas-batas interval untuk menghitung luas dibawah kurva

normal untuk tiap-tiap kelas interval.

Page 74: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

62

Dengan demikian untuk mencari Chi-kuadrat hitung adalah sebagai berikut:

∑( )

= 32,1274

Dengan taraf signifikan = 0,05 dan banyak kelas interval k = 6. Maka

derajat kebebasan (dk) untuk distribusi chi-kuadrat besarnya adalah dk= k-1 = 6-1

= 5, dan tabel chi-kuadrat ( )( ) ) = ( )( ) = . Oleh karena . maka dapat disimpulkan bahwa data tes

akhir menggunakan model Project Based Learning berdistribusi tidak normal.

Setelah mengetahui hasil belajar teks biografi kelas X MIA 1 dengan

model project based learning, maka untuk membandingkan hasil belajar kedua

model tersebut peneliti terlebihdahulu harus mengetahui nilai siswa pada kelas X

MIA 2 dengan menggunakan model discovery learning. Berikut ini hasil akhir

kelas X MIA 2 menggunakan model discovery learning.

Page 75: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

63

Tabel 4.4 Nilai Post Test kelas X MIA 2 menggunakan model Discovery Learning

No Nama siswa Nilai Posttest

1 ASF 70

2 AF 70

3 CR 80

4 ZZ 85

5 MWN 65

6 NF 80

7 MZ 75

8 IKS 80

9 SD 70

10 MBS 80

11 MS 85

12 TFR 90

13 MF 70

14 MM 60

15 FI 70

16 MS 75

17 NA 85

18 FF 60

19 KN 60

20 SS 60

21 SA 80

22 TQ 60

23 WHL 65

24 ZAS 85

25 ZFA 65

26 SM 65

27 EU 80

28 MU 60

29 HZ 85

30 YS 75

31 YM 70

Page 76: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

64

4.4.1 Pengolahan Rata-rata dan Varians Tes Akhir kelas X MIA 2 menggunakan

model Discovery Learning

Adapun nilai yang diperoleh dari pemberian test akhir dapat dilihat seperti

yang tertera sebagai berikut:

60 60 60 70 70 70 70 70 75

80 80 80 80 85 85 85 85 85

85 85 90 90 90 90 90 90 90

100 100 100 100

Distribusi frekuensi untuk data test akhir kelas A siswa sebagai berikut:

a. Menentukan rentang

Rentang (R) = Nilai Tertinggi –Nilai Terendah

= 100 – 60

= 40

b. Menentukan banyak kelas

Banyak kelas = ; dengan

=

= 5,9214

c. Menentukan panjang kelas

Panjang kelas =

Page 77: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

65

Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai test akhir siswa kelas X MIA 2

dengan model Discovery learning

Nilai

Tes

Frekuensi

( ) Titik Tengah

( )

60 – 66 3 63 189 3969 11907

67– 73 5 70 350 4900 24500

74 – 80 5 77 385 5929 29645

81– 87 7 84 588 7056 49392

88 – 94 7 91 637 8281 24843

95 –

101 4 98 392 9604 38416

Jumlah 31 483 254

1 39739 178703

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2020

Dari tabel diperoleh nilai rata-rata dan varians sebagai berikut:

( ) ( )

( ) ( ) ( )

Page 78: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

66

( ) ( ) ( )

( )( )

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai rata-rata ( ) ,

variansnya ( ) dan simpangan bakunya ( ) Untuk

mengetahui apakah kelas tersebut mempunyai varians yang sama, maka terlebih

dahulu harus mempunyai syarat normali

Dengan demikian untuk mencari Chi-kuadrat hitung adalah sebagai berikut:

∑( )

= 16,6058

Dengan taraf signifikan = 0,05 dan banyak kelas interval k = 7. Maka

derajat kebebasan (dk) untuk distribusi chi-kuadrat besarnya adalah dk= k-1 = 7-1

= 6, dan tabel chi-kuadrat ( )( ) ) = ( )( ) = . Oleh karena . maka dapat disimpulkan bahwa data tes

akhir kelas X MIA 2 menggunakan model Discovery Learning tidak normal.

Page 79: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

67

4.5 Uji Homogenitas Data Tes Akhir

Uji homogenitas varians bertujuan untuk mengetahui sampel dari penelitian

ini mempunyai varians yang sama atau tidak sama. Untuk menguji kesamaan varians

kedua sampel menggunakan langkah-langkah sebagai berikut;

a) H0: 2

2

2

1 (tidak terdapat perbedaan antara varians kelas x mia 1 dengan varians

kelas x mia 2)

b) H1: 2

2

2

1 (ada perbedaan antara varians kelas X MIA 1 dengan varians kelas X

MIA 2)

Kelompok eksperimen Kelompok pembanding

Subjek Post-test Subjek Post-test

1 70 1 60

2 70 2 60

3 80 3 60

4 85 4 70

5 65 5 70

6 80 6 70

7 75 7 70

8 80 8 75

9 70 9 80

10 80 10 80

11 85 11 80

12 90 12 80

13 70 13 85

14 60 14 85

15 70 15 85

16 75 16 85

17 80 17 85

18 60 18 85

19 60 19 85

20 60 20 90

21 60 21 90

Page 80: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

68

22 80 22 90

23 60 23 90

24 65 24 90

25 85 25 90

26 65 26 90

27 85 27 100

28 65 28 100

29 85 29 100

30 75 30 100

31 70 31 100

2580 2260

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata dan varians sebagai berikut:

∑ = 2580 = =83 ∑ = 6.656.400

∑ = 2260 = =72 ∑ = 5.107.600

t= √∑ ∑ ( )

= √ ( )

t= = 0,09

derajat kebebasan

t= -2

=31+31-2=60

ts= 0,05=1,67

ts= 0,01=2,39

Page 81: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

69

dengan harga t=0,09 dan d.b.=60, kita lihat tabel pada lampiran v, harga t

kritik pada 1,67 dan 2,39. 0,09<1,67<2,39

kesimpulannya tidak terdapat perbedaan antara model project based learning

dan discoveri learning karena nilai t 0,09<1,67<2,39.

Dapat dilihat bahwa model project based learning dan discovery learning

memang sangat bagus untuk diterapkan dalam pembelajaran. Dapat kita lihat dari

pernyataan pakar-pakar sebagai berikut.

Thomas, dkk (dalam Rati, 2017) menyatakan bahwa Pembelajaran berbasis

proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang

lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran

Berbasis Proyek (project-based learning) adalah suatu model yang menekankan

pada siswa untuk dapat belajar secara mandiri dengan memecahkan masalah yang

dihadapi serta mahasiswa juga dapat menghasilkan suatu proyek atau karya nyata.

Mulyasa, dkk (2016:127) penggunaan Discovery Learning ditujukan untuk

mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif, serta merubah

pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Discovery Learning

mengubah modus expository peserta didik yang hanya menerima infromasi dari guru

ke modus discovery di mana peserta didik menemukan informasi sendiri. Nurdin,

dkk (2016:214-215) menjelaskan discovery learning merupakan model

pembelajaran yang melibatkan berbagai proses mental siswa untuk menemukan

Page 82: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

70

suatu pengetahuan (konsep dan prinsip) dengan cara mengasimilasi berbagai

pengetahuan (konsep dan prinsip) yang dimiliki siswa. Pembelajaran discovery

learning bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa membangun

kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses

berpikir reflektif.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa model

Discovery Learning adalah suatu strategi pembelajaran yang menuntut siswa untuk

mencari dan menemukan sendiri suatu konsep atau prinsip yang tidak

diketahui sebelumnya. Hal ini tidak berarti bahwa guru menghentikan untuk

memberikan suatu bimbingan setelah masalah disajikan kepada siswa, tetapi

bimbingan yang diberikan dikurangi dan memberikan kesempatan yang lebih besar

kepada siswa untuk belajar sendiri. Dalam pembelajaran discovery, siswa

didorong untuk lebih aktif belajar dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan

guru mendorong mereka untuk memiliki pengalaman-pengalaman dan

menghubungkannya.

Page 83: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

71

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingkan hasil belajar menggunakan

model project besict Learning dan discoveri learning pada keterampilan menulis

teks biografi dengan bahasa berbeda.

Pelaksanaan treatment dalam kegiatan penelitian ini yaitu penerapan

model project based Learning dan discovery learning selama dua kali. Tahapan

pelaksanaan nya yaitu , treatment pembelajaran menggunakan model project

based learning dan discovery learning dan treatment postest untuk dua kelas. Pada

saat peneliti melakukan tahapan-tahapan penelitian, anak-anak dapat dikontrol

karena peneliti melakukan penelitian dibantu oleh guru mata pelajaran di MAN 3

Kota Banda Aceh.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengolahan data rata-

rata tes bahwa kemampuan keterampilan menulis teks biografi siswa berada pada

kategori kurang dan dibawah KKM yaitu 70.

Rendahnya nilai rata-rata disebabkan kurangnya keterampilan menulis

pada siswa dimana diperoleh nilai siswa yaitu dengan inisial AD mendapat

peroleh nilai 10 dimana mendapat skor 10 untuk aspek pemilihan judul

pemilihan judul dan 10 untuk aspek menentukan struktur kebahasaan dan

unsur kebahasaan. Setelah diterapkan model project based Learning dan

discovery learning mengalami peningkatan dengan perolehan nilai 60 dimana

mendapat skor 15 untuk aspek menentukan struktur, aspek pemilihan unsur

kebahasaan 20, 10 untuk aspek biografi pemilihan judul, dan mendapat skor 15

untuk pemilihan. Selain itu, siswa inisial Z mendapat peroleh nilai 65 dimana

Page 84: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

72

mendapat skor 15 untuk aspek pemilihan judul dan 5 untuk aspek pemilihan

bahasa

Pembahasan Berdasarkan hasil analisis pada uji Test maka dapat dilihat bahwa

ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara pembelajaran menggunakan

PjBL dan discovery learning pada materi optik. Berikut adalah grafik yang

menggambarkan adanya perbedaan rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah

diterapkannya PjBL dan discovery learning pada kelas X Mia 1 dan kelas X Mia 2.

Perbedaan rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat pada nilai harian siswa. rata-

rata hasil belajar siswa Pada kelas X Mia 1 terjadi peningkatan rata-rata hasil

belajar siswa sebesar 73,79 setelah diterapkannya PJBL. Pada kelas X Mia 2

terjadi peningkatan sebesar 79, setelah diterapkannya discovery learning. Adanya

perbedaan rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah diterapkannya PjBL terjadi

karena siswa akan lebih mudah memahami materi dan lebih terasah hasil

belajarnya jika diberikan permasalahanpermasalahan yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari. Melalui permasalahan permasalahan yang diberikan dalam

bentuk LKS siswa akan lebih tertantang dalam menemukan solusi penyelesaiannya

karena permasalahan tersebut mudah mereka temui dalam kehidupan sehari-hari

mereka. Mengetahui letak kesalahannya jika salah menjawab dan siswa yang

sudah benar dalam menjawab akan lebih memahaminya. Rata-rata hasil belajar

siswa yang menerapkan PjBL lebih tinggi begitu juga dengan menerapkan

discovery learning.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui rata-rata nilai pada kelas X Mia 1

sebesar 73,79 (kategori sedang) dengan rincian: siswa yang memperoleh kategori

Page 85: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

73

tinggi sebanyak 5 siswa, kategori sedang 16 siswa dan 10 siswa memperoleh

kategori rendah. Sedangkan pada kelas X Mia 2 diketahui rata rata nilai siswa

hampir sama dengan X Mia 1. nilai rata-rata hasil belajar pada kelas X Mia 1 dan

kelas X Mia terkait proses pembelajaran dari kedua kelas tersebut. Pada kelas

eksperimen diterapkan model PjBL, sedangkan pada kelas control diterapkan

model discovery learning. Pada penelitian ini terungkap bahwa PjBL memberikan

pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini konsisten dengan penelitian

sebelumya, bahwa penelitian Lestari. Penerapan PjBL dalam pembelajaran,

kreatifitas siswa dapat dibangkitkan serta perhatian siswa terhadap masalah dan

pembelajaran yang diberikan sangat baik. Siswa lebih leluasa dalam penyampaian

ide dan pendapat serta kerjasama siswa terlihat sangat baik dalam kerja kelompok.

Konsep pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran, dijelaskan jika siswa

mampu menyusun dan membangun pengetahuannya sendiri melalui proses

pembelajaran maka pengetahuan yang dimiliki siswa akan lebih diingat dalam

jangka waktu yang lebih panjang. Penerapan model PjBL dapat meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman, serta dapat mengasah kemampuan problem solving

yang berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

dalam pembelajaran yang mana dengan pembelajaran berdasarkan proyek

yang ada dalam kehidupan seharihari/kontekstual dengan adanya pemecahan

masalah yang akan mengasah kemampuan berpikir siswa. Siswa dituntut

memecahkan masalah, menganalisis permasalahan yang ada dalam kehidupan

sehari-hari. Proses Tinggi Sedang Rendah pembelajaran akan lebih bermakna

dengan siswa menemukan jawabannya sendiri. PjBL membantu siswa terlatih

Page 86: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

74

untuk berbagi informasi, mengevaluasi dan mengkritik kinerja anggota kelompok

lain. Melalui PjBL, siswa belajar untuk bekerja secara mandiri dan secara

berkelompok. Meskipun lebih dulu siswa menggunanakan self-direct learning, dan

melalui PBL juga siswa secara teratur berkumpul untuk berbagi, mengevaluasi,

dan mengkritik kinerja anggota kelompok yang lain selama diskusi kelompok.

Dalam pelaksanaannya, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari

4-5 orang. Selain untuk mempermudah proses pembelajaran, pembagian kelompok

juga ditujukan untuk memfasilitasi siswa dalam meningkatkan kemampuan

berkomunikasi, teamwork, problem solving, dan kemampuan-kemampuan lainnya.

Seperti yang diungkapkan Awang dan Ramly (2008) bahwa Kelompok belajar

tidak hanya memfasilitasi tentang bertambahnya pengetahuan tapi juga

memfasilitasi beberapa kemampuan lain yang dibutuhkan seperti ke-mampuan

berkomunikasi, teamwork, problem solving, kesadaran untuk belajar secara

mandiri, berbagi informasi, dan meng-hargai anggota kelompok yang lain. Oleh

karena itu, PjB dan DL bisa menjadi gagasan sebagai metode mengajar kelompok

kecil yang mengombinasikan bertambahnya pengetahuan dengan berkembangnya

keterampilan keterampilan umum dan sikap. Dalam penerapannya di sekolah,

PjBL memerlukan waktu yang cukup banyak dan materi yang akan disampaikan

serta kemampuan siswa juga harus diperhatikan. Pada materi optik seharusnya ada

tiga kali percobaan yaitu pada pokok bahasan pembiasan cahaya, dan

pembentukan bayangan pada lensa, namun pada penerapannya hanya dua kali

percobaan dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan. Jika

Page 87: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

75

tetap dilaksanakan percobaan maka waktu untuk menyelesaikan materi optik akan

lebih lama.

Page 88: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

76

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Simpulan

Berdasarkan hasil data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

tidak Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas X Mia 1 yang

menerapkan PjBL dan kelas X Mia 2 yang menerapkan discovery learning. Pada

kelas X Mia 1 rata-rata hasil belajar yang diperoleh meningkat menjadi 73,79

dengan kenaikan skor rata-rata. Pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar yang

diperoleh meningkat menjadi 79,62 dengan kenaikan skor rata-rata. Rata rata hasil

belajar siswa pada kelas yang diterapkan PjBL lebih hampir sama dengan kelas

yang diterapkan discovery learning. Hal tersebut juga didukung dengan data

peningkatan hasil belajar siswa.

5.2 Saran

1. Berdasarkan selama proses pembelajaran berlangsung dan analisis hasil

belajar siswa, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1) bagi penulis dan pembaca dapat dijadikan referensi yang lebih inovatif dan

lebih bervariasi serta berperan aktif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

dan keterampilan dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran

kurikulum 2013;

2) Pembelajaran dengan menerapkan PjBL dan DL dapat dijadikan salah satu

alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 89: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

77

3) Guru dapat menerapkan PjBL dan DL dengan cara memberikan contoh karya

di awal pembelajaran untuk memancing minat siswa. Dapat juga dalam

bentuk LKS untuk memfasilitasi siswa mengembangkan kemampuan

berkomunikasi, teamwork, dan problem solving.

4) Guru hendaknya memperkirakan waktu yang akan diperlukan dalam

menerapkan PjBL dan DL.

Page 90: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

78

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Simpulan

Berdasarkan hasil data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa tidak

Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas X MIA 1 yang menerapkan

Project Based Learning dan kelas X MIA 2 yang menerapkan Discovery

Learning. Pada kelas X MIA 1 rata-rata hasil belajar yang diperoleh meningkat

menjadi 73,72 dengan kenaikan skor rata-rata. Pada kelas kontrol rata-rata hasil

belajar yang diperoleh meningkat menjadi 81,96 dengan kenaikan skor rata-rata.

Rata rata hasil belajar siswa pada kelas yang diterapkan Project Based Learning

hampir sama dengan kelas yang diterapkan Discovery Learning. Hal tersebut

dapat dilihat dari data hasil belajar siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan selama proses pembelajaran berlangsung dan analisis hasil

belajar siswa, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1) bagi penulis dan pembaca dapat dijadikan referensi yang lebih baik dan lebih

bervariasi serta berperan aktif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan

keterampilan dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran kurikulum 2013;

2) Pembelajaran dengan menerapkan PjBL dan DL dapat dijadikan salah satu

alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan

hasil belajar siswa.

Page 91: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

79

3) Guru dapat menerapkan PjBL dan DL dengan cara memberikan contoh karya di

awal pembelajaran untuk memancing minat belajar siswa.

4) Guru hendaknya memperkirakan waktu yang akan diperlukan dalam menerapkan

PjBL dan DL.

Page 92: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

Daftar Pustaka

Afriana, J. (2015). Project Based Learning (PjBL). Bandung: Sekolah Pascasarjana

UPI.

Anggoro, B. S. (2016). Meningkatkan Kemampuan Generalisasi Matematis Melalui

Discovery Learning dan Model Pembelajaran Peer Led Guided Inquiry. Al-

Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(1), 11-20.

Abidin y 2012 pembelajaran membaca berbasis pendidikan. Edidi pertama

bandung

Abidin, 2012:190 Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis

Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama. Akhadiah, dkk.

(1996). Menulis. Bandung: Dikbud. Arikunto, S. (2002). Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arsyad. A.

(2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Huda, M.

(2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Bruner dalam budiningsih (2012:43) Satriana, E. D., Trisnamansyah, S., & Iriant,

Y. (2018). Manajemen Contextual Teaching and Learning Berbasis

Karakter dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika. Fokus

Manajemen Pendidikan, 1(1), 25-36.

Depdikbud. (2014). PERMENDIKBUD No.58 Th. 2014 tentang Kurikulum 2013

Sekolah Menengah Perrtama/Madrasah Tsanawiyah

Hayati, M. N., Supardi, K. I., & Miswadi, S. S. (2013). Pengembangan pembelajaran

ipa smk dengan model kontekstual berbasis proyek. Innovative Journal of

Curriculum and Educational Technology, 2(1).

Helm dan Katz (dalam nasir, 2017)Analisis Kesulitan Belajar dan Miskonsepsi

Mahasiswa dalam Praktikum Berbasis Proyek Muhammad Nasir Program

Studi Tadris (Pendidikan) Fisika, IAIN Palangka Raya.

Page 93: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

Hosnan, 2014:295 Giarti, S. (2015, November). Peningkatan Keterampilan Proses

Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model

PBL Terintegrasi Penilaian Autentik Pada Siswa Kelas VI SDN 2 Bengle,

Wonosegoro. In Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (Vol.

1, No. 1).

Honsan, 2014: 282 Hadi, W. (2016). Meningkatkan Kemampuan Penalaran Siswa

SMP Melalui Pembelajaran Discovery Dengan Pendekatan

Saintifik. Kalamatika: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 93-108.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.

Bogor : Ghalia Indonesia.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Scientific dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Kristin, F., & Rahayu, D. (2016). Pengaruh penerapan model pembelajaran

discovery learning terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas 4

SD. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(1), 84-92.

Kemendikbud, ( dalam afriana, 2015:08-07) Prasetyaningsih, S. A. (2015). Analisis

Deskriptif Faktor–Faktor Penyebab Motivasi Berprestasi Rendah Pada

Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi Universitas Negeri

Semarang (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG).

Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta: Politeknik

Negeri Media Kreatif. Kemendikbud. (2013). Buku Guru Bahasa Indonesia

Kelas X Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. (2013). Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Ekspresi

Diri dan Akademik. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbut (2014:45) NUGRAHA, A. (2017). Pembelajaran Mengabstraksi Teks

Cerita Pendek Dengan Menggunakan Teknik Cutting-Gluing Pada Siswa

Kelas Xi Sma Nugraha Bandung Tahun Pelajaran 2016/2017 (Doctoral

dissertation, FKIP UNPAS).

Page 94: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

Kemendikbud. 2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mulyadi, E. (2015). Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatan

Kinerja dan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMK. Jurnal Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan, 22(4), 385-395.

Moursund dan kemendikbut,( dalam afriana, 2015:16) di Mts Negeri Yogyakarta, I. I.

Analisis Manajemen Implementasi Kurikulum 2013.

Mulyadi, 2015 Mulyadi, E. (2015). Penerapan Model Project Based Learning untuk

Meningkatan Kinerja dan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMK. Jurnal

pendidikan teknologi dan kejuruan, 22(4), 385-395.

Mulyasa, dkk (2016:127) Munjamil, A., & Bisri, M. (2018). Manajemen Sarana

Prasarana Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di MAN Karanganom

Klaten Tahun Pelajaran 2016/2017 (Doctoral dissertation, IAIN Surakarta).

Mulyasa. E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. Mulyasa. E. (2013). Pengembangan Implementasi Kurikulum

2013. Bandung: PT. Remaa Rosdakarya.

Muhibbin Syah.2013, Psikologi Pendidikan,Dengan Pendekatan Baru , Bandung PT

Remaja Rosdakarya

Nurdin (2016:219) Sinulingga, K., Tarigan, R., Bukit, N., & Ginting, E. M. (2006).

Menerapkan Model Pembelajaran Keterampilan Proses Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Bahasan Suhu Dan

Pemuaian DI KELAS VIII SMPN 10 MEDAN.

Nurdin, Syarifuddin dan Adriantoni. (2016). Kurikulum dan Pembelajaran. Edisi Ke-

1. Jakarta: Rajawali Pers.

Nasir, M. (2017). Analisis kesulitan belajar dan miskonsepsi mahasiswa dalam

praktikum berbasis proyek. Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains &

Matematika, 5(1), 56-65.

Page 95: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

Nasir 2017(Dalam Roestiyah, 2012:20) Ayu, N. P. Perbandingan Hasil Belajar Antara

Metode Inquiry Dan Metode Discovery Pada Pelajaran Ekonomi Di

Sma. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 4(12).

Suprihatiningrum, 2013:145 Maharani, B. Y. (2017). Penerapan model pembelajaran

discovery learning berbantuan benda konkret untuk meningkatkan hasil

belajar IPA. e-Jurnal Mitra Pendidikan, 1(5), 549-561.

Prastowo, 2013: 68 Kusumaningtyas, E. (2017). Analisis Kelayakan Bahan Ajar

Kearsipan Berbasis Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Pemanfaatan Guru Dan

Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) Negeri 6 Surakarta. Jurnal Informasi Dan Komunikasi Administrasi

Perkantoran, 2(1).

Priyatni, Endah Tri. (2014). Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum

2013. Jakarta: Bumi aksara.

Rati, N. W., Kusmaryatni, N., & Rediani, N. (2017). Model pembelajaran berbasis

proyek, kreativitas dan hasil belajar mahasiswa. JPI (Jurnal Pendidikan

Indonesia), 6(1), 60-71.

Raka joni (dalam nasir, 2017) Noor, A. Y. M., & Rosli, Q. (2017). Perkembangan

Metodologi Pengajaran Dan Pembelajaran Hadith Di Negeri Kedah.

SYAM, A. N. (2016). Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based

learning) terhadap hasil belajar biologi siswa di kelas VIII MTs Madani

Alauddin Paopao.

Siwa, I. B., & Muderawan, I. W. (2013). Pengaruh pembelajaran Berbasis Proyek

dalam Pembelajaran Kimia terhadap Keterampilan Proses Sains ditinjau

dari gaya kognitif siswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA

Indonesia, 3(1).

Sani, 2013:89 Yazidi, A. (2014). Memahami Model-model Pembelajaran Dalam

Kurikulum 2013 (the Understanding of Model of Teaching in Curriculum

2013). Jurnal Bahasa, Sastra Dan Pembelajarannya (JBSP), 4(1), 89-95.

Page 96: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

Trianto, 2013:22 Jaya, M. T. B., Riswandi, R., & Arif, S. (2019, June). Model

Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Pada

Kurikulum 2013 Tingkat Sekolah Dasar (Sd) Berbasis Pembentukan

Karakter Siswa. In Seminar Nasional Pendidikan 2015 (pp. 559-567).

Trianto, 2013:24 Sidabutar, C., Ellyza, E., & Hermawati, A. Penerapan Model

Pembelajaran Discovery Learning Pada Materi Lingkaran Untuk

Meningkakatkan Hasil Belajar Matematika. JS (JURNAL SEKOLAH), 3(2),

176-183.

Thomas (dalam rati 2017) MUSLIMAH, R. (2017). Perbandingan Efektivitas

Dynamic Back Stretch Dan Core Stability Untuk Pengurangan Nyeri Low

Back Pain Pada Lansia Di Landungsari (Doctoral dissertation, University

of Muhammadiyah Malang).

Thomas dkk (dalam rati 2017) Muslimah, R. (2017). Perbandingan Efektivitas

Dynamic Back Stretch Dan Core Stability Untuk Pengurangan Nyeri Low

Back Pain Pada Lansia Di Landungsari (Doctoral dissertation, University

of Muhammadiyah Malang).

Thomas, (dalam afriana, 2015) Chasanah, Y., Rohman, F., & Zubaidah, S. (2019).

Efektivitas Modul Keanekaragaman Hayati Berbasis Project Based

Learning dalam Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa

SMA. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 4(4), 531-

536.

Page 97: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

Instrument Penelitian Posttest

1. Tulislah nama, Nis M. Pelajaran dan kelas anda!

2. Ceritakanlah teks biografi yang telah anda baca dengan bahasa sendiri!

3. Jika ada sesuatu yang dianggap belum jelas, silahkan bertanya kepada

pengawas/peneliti!

Selamat Berkerja

Page 98: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Test akhir kelas X MIA 2 dengan model Discovery Learning

Nilai

Batas

kelas ( ) z score

Batas luas

daerah

Luas

daerah

Frekuensi

diharapkan ( ) Frekuensi

pengamatan ( ) ( - ) ( ) ( ) ( )

59,5 -0,71 0,2612

60-66 0,0768 2,3808 3 -0,6192 0,3834 0,1610

66,5 -0,84 0,1844

67-73 0,0818 2,5358 5 -2,4642 6,0722 2,3945

73,5 -0,26 0,1026

74-80 0,0866 2,6846 5 -2,3154 5,3610 1,9969

80,5 0,04 0,0160

81-87 0,0835 2,5885 7 -4,4115 19,4613 7,5183

87,5 0,17 0,0675

88-94 0,2192 6,7952 7 -0,2048 0,0419 0,0061

94,5 0,39 0,1517

95-101 0,3707 11,4917 4 7,4917 56,1255 4,8840

100,5 1,58 0,2190

Jumlah 16,9608

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2019

Page 99: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Test Akhir kelas X MIA 1 dengan Model Project Based Learning

Nilai

Batas

kelas ( ) z

score

Batas luas

daerah

Luas

daerah

FH

( ) FP

( ) ( - ) ( ) ( ) ( )

59,5 -0,88 0,4699

60 – 65 0,2749 8, 5219 11 -2,4781 6,1409 0,7180

65,5 -0,51 0,1950

66– 71 0,1433 4,4423 6 -1,5577 2,4264 0,5462

71,5 -0,13 0,0517

72 – 77 0,1581 4,9011 2 2,9011 4,4163 0,9010

77,5 0,27 0,1064

78 – 83 0,3355 10,4005 4 6,4005 40,9664 3,9388

83,5 0,61 0,2291

84 – 99 0, 5656 17,5336 4 13,5336 183,1583 10,4461

89,5 0,98 0,3365

90 – 95 0,738 22,878 4 18,878 356,3788 15,5773

95,5 1,27 0, 4015

Jumlah 32,1274

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2020

Page 100: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

TABEL PENILAIAN KELAS X MIA 1

N

O

NAM

A

ASPEK YANG DINILAI S

K

O

R

STRUKTUR UNSUR KEBAHASAAN

ORIEN

TASI

PERISTI

WA

REORIEN

TASI

KATA

HUBUN

G

KATA

RUJUKAN

KAT

KERJA

KATA

KETERANGAN

1 AT 10 20 10 10 10 5 5 70

2 DW 10 20 10 10 10 5 5 70

3 FA 15 25 10 10 5 5 10 80

4 FM 10 25 10 10 10 10 5 85

5 GM 5 15 5 10 10 10 10 65

6 HAF 10 20 15 5 10 10 10 80

7 IH 15 15 10 10 5 10 10 75

8 MK 10 20 10 10 10 10 10 80

9 MMH 10 15 10 10 5 10 10 70

10 MH 15 15 10 10 10 10 10 80

11 MZN 15 20 10 10 10 10 10 85

12 MA 15 20 15 10 10 10 10 90

13 NAM 10 15 10 10 5 10 10 70

14 NF 5 10 10 10 10 5 10 60

15 N 10 20 10 10 5 10 5 70

16 NRF 15 20 10 10 5 10 10 75

17 NAI 15 20 15 10 10 5 10 85

18 PL 10 5 5 10 10 10 10 60

19 RAE 10 5 5 10 10 10 10 60

20 RU 10 10 5 10 10 10 10 60

21 RS 10 5 5 10 10 10 10 60

22 RZO 10 20 10 10 10 10 10 80

23 RA 10 5 5 0 10 10 10 60

24 RR 10 10 5 10 10 10 10 65

25 RKA 15 20 10 10 10 10 10 85

26 SAP 10 10 5 10 10 10 10 65

27 SM 15 20 5 10 10 10 10 85

28 UM 10 10 10 10 5 10 10 60

29 SGH 15 10 5 10 10 10 10 85

30 ZK 15 15 10 10 5 10 10 75

31 Z 10 10 10 10 5 10 10 70

Page 101: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

TABEL PENILAIAN KELAS X MIA 2

N

O

NAM

A

ASPEK YANG DINILAI S

K

O

R

STRUKTUR UNSUR KEBAHASAAN

ORIEN

TASI

PERISTI

WA

REORIEN

TASI

KATA

HUBUN

G

KATA

RUJUKAN

KAT

KERJA

KATA

KETERANG

AN

1 ASF 10 20 10 5 5 5 5 60

2 AF 10 20 10 5 5 5 5 60

3 CR 10 20 10 5 5 5 5 60

4 ZZ 10 20 10 10 10 5 5 70

5 MWN 10 20 10 10 10 5 5 70

6 NF 10 20 15 5 10 10 10 70

7 IKS 15 20 10 10 5 10 10 70

8 MZ 10 20 10 10 5 10 10 75

9 SD 10 20 10 10 10 10 10 80

10 MBS 10 20 10 10 10 10 10 80

11 MS 10 20 10 10 10 10 10 80

12 TFR 10 20 10 10 10 10 10 80

13 MF 10 25 10 10 10 10 10 85

14 MM 10 25 10 10 10 10 10 85

15 FI 10 25 10 10 10 10 10 85

16 MS 10 25 10 10 10 10 10 85

17 NA 15 20 15 10 10 5 10 85

18 FF 10 5 5 10 10 10 10 85

19 KN 10 5 5 10 10 10 10 85

20 FM 10 25 15 10 10 10 10 90

21 SA 10 25 15 10 10 10 10 90

22 TQ 10 20 10 10 10 10 10 90

23 WHL 10 5 5 0 10 10 10 90

24 ZAS 10 10 5 10 10 10 10 90

25 FMZ 15 20 10 10 10 10 10 90

26 SM 10 10 5 10 10 10 10 90

27 EU 15 30 15 10 10 10 10 100

28 MU 15 30 15 10 10 10 10 100

29 HZ 15 30 15 10 10 10 10 100

30 YS 15 30 15 10 10 10 10 100

31 YM 15 30 15 10 10 10 10 100

Page 102: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

Dokumentasi Proses Pembelajaran

Page 103: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

Lampiran Format Pedoman Penskoran Keterampilan Menulis Teks Biografi

No Aspek Penilaian Struktur Skor

1. Orientasi

1. Siswa mampu menulis orientasi dengan sangat

tepat

2. Siswa mampu menulis orientasi dengan hampir

tepat

3. Siswa mampu menulis orientasi dengan kurang

tepat

4. Siswa mampu menulis orientasi dengan tidak

tepat

15

10

5

0

2. Peristiwa dan masalah

1. Siswa mampu menuliskan peristiwa dengan sangat

tepat

2. Siswa mampu menuliskan peristiwa dengan hampir

tepat

3. Siswa mampu menuliskan peristiwa dengan kurang

tepat

4. Siswa mampu menuliskan peristiwa dengan tidak

tepat

30

20

10

0

3.

Reorientasi

1. Siswa mampu menuliskan reorientasi dengan sangat

tepat

2. Siswa mampu menuliskan reorientasi dengan hamper

tepat

3. Siswa mampu menuliskan reorientasi dengan kurang

tepat

4. Siswa mampu menuliskan reorientasi dengan tidak

tepat

15

10

5

0

Page 104: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKS BIOGRAFI …

Lampiran Format Pedoman Penskoran Keterampilan Menulis Teks Biografi

No Aspek Penilaian Unsur Kebahasaan Skor

1. Kata Hubung

1. Siswa mampu menulis kata hubung dengan tepat

2. Siswa mampu menulis orientasi dengan kurang tepat

3. Siswa mampu menulis orientasi dengan tidak tepat

10

5

0

2. Kata Rujukan

1. Siswa mampu menulis kata hubung dengan tepat

2. Siswa mampu menulis kata hubung dengan tepat

3. Siswa mampu menulis kata hubung dengan tepat

10

5

0

3.

Kata Kerja

1. Siswa mampu menulis kata kerja dengan tepat

2. Siswa mampu menulis kata kerja dengan tepat

3. Siswa mampu menulis kata kerja dengan tepat

10

5

0

4. Kata Keterangan

1. Siswa mampu menulis kata keterangan dengan tepat

2. Siswa mampu menulis kata keterangan dengan tepat

3. Siswa mampu menulis kata keterangan dengan tepat

10

5

0

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)