Laporan Pbl Ss Modul 3

20
Modul 3 : Gatal Sistem Special Senses Kelompok 4 Cempaka Putih Tutor: dr. Rayhana, M.Biomed Ahmad Abqari Dona Puspitasari Gisni Luthviatul Zachra Grisel Nandecya Miranda Audina Irawan M. Ilham Ramadhan Muhammad Alif Zainal Nurasyiah Wulansari Rizka Sekar Kinasih

description

modul gatal

Transcript of Laporan Pbl Ss Modul 3

Page 1: Laporan Pbl Ss Modul 3

Modul 3 : GatalSistem Special Senses

Kelompok 4 Cempaka PutihTutor: dr. Rayhana, M.Biomed

Ahmad AbqariDona Puspitasari

Gisni Luthviatul ZachraGrisel Nandecya

Miranda Audina IrawanM. Ilham Ramadhan

Muhammad Alif ZainalNurasyiah WulansariRizka Sekar Kinasih

Page 2: Laporan Pbl Ss Modul 3

SKENARIO

Mahasiswa AB, 18 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan gatal-gatal dan timbul bercak kemerahan di sertai sisik pada sebagian besar badan, dan sering gatal pada daerah-daerah tertentu, bila keadaan umum tidak stabil, dan stress. Disamping itu dalam keluargapun kadang-kadang ada yang menderita gatal. Sering tidak mengikuti kuliah seiring dengan bertambah beratnya gatal yang dirasakan terutama bila cuaca dingin dan panas sekali. Sering menarik diri dalam pergaulan.

Page 3: Laporan Pbl Ss Modul 3

KATA KUNCI

• Mahasiswa, 18 tahun• K.U : Pruritus, eritema, skuama

pada sebagian besar badan. • Gatal pada daerah tertentu, bila

keadaan umum tidak stabil dan stress

• Keluarga ada yang menderita gatal • Gatal bertambah berat pada cuaca

dingin dan panas

PERTANYAAN

1. Jelaskan anatomi dan histologi kulit!2. Jelaskan bagaimana fisiologi pada kulit!3. Jelaskan patomekanisme gatal, pembentukan sisik, dan bercak

merah!4. Mengapa gatal bertambah berat pada cuaca dingin dan panas dan

dalam keadaan tidak stabil atau stress ? dan jelaskan macam-macam eflouresensi!

5. Jelaskan adakah hubungan RPK dengan keluhan yang di derita ? jelaskan etiologi gatal!

6. Jelaskan alur diagnosis pada skenario!7. Jelaskan differential diagnosis 1!8. Jelaskan differential diagnosis 2!9. Jelaskan differential diagnosis 3!

Page 4: Laporan Pbl Ss Modul 3

1

45

6 782

3

1. Stratum korneum 5. Stratum granulosum2. Pore (pori-pori) 6. Stratum spinosum3. Batang rambut 7. Stratum basale4. Stratum lucidum 8. Dermal papillae

Page 5: Laporan Pbl Ss Modul 3

99

10

11

12

1313

14

15

1616

9. Glandula sebasea 13. Badan pacini10. Kelenjar ekrin 14. Badan Meissner11. Arrector pili muscle 15. Badan Ruffini12. Badan krause 16. Jaringan adiposa

Page 6: Laporan Pbl Ss Modul 3

KULIT

FUNGSI PROTEKSI

FUNGSIABSORPSI

FUNGSIEKSRESI

FUNGSIPEMB. VIT D

FUNGSIKREATINISASI

FUNGSIPEMB.

PIGMEN

FUNGSITERMOGULASI

FUNGSIPERSEPSI

Page 7: Laporan Pbl Ss Modul 3

Mekanisme Pruritus & Eritema

SEL MAS BASOFILPelepasan mediator• Histamin, • Prostaglandin, dll

Permeabilitas kapiler meningkat

(Vasodilatasi).

Mensensitisasi ujung serabut

saraf C

impuls diteruskan ke serabut radiks

dorsalis medulla spinalis thalamus

Pruritus

Faktor pencetus

Cuaca dingin & panas

Keadaan umum yang tidak stabil

StressEritema

Page 8: Laporan Pbl Ss Modul 3

Mekanisme Pembentukan Skuama

Kadar nukleotida yg abnormal. (terutama

cAMP siklik dan cGMP siklik)

Proliferasi dan migrasi sel-sel

epidermis dg cepatSel terdesak keatas

Epidermis menebal Skuama

Page 9: Laporan Pbl Ss Modul 3

Pengaruh Stress, Suhu dan Keadaan yang Tidak Stabil

Memacu sel Mast Terlepasnya mediator radang (histamin, PG, dll)

Vasodilatasi kapiler

cAMP/cGMP

Mitosis sel2 epidermis Pencetus Psoriasis

Pato vol 1 hal.164-165. Pato vol 2 hal, 1440. IPKK UI hal, 174

panas, dingin, trauma

Page 10: Laporan Pbl Ss Modul 3

Etiologi Pruritus

Kehamilan Senilitas Penyakit Hepar

Penyakit Endokrin

Penyakit Ginjal

Penyakit Neoplastik

Mikosis Fungoides

Penyakit Lain

Pruritus Neurologik

Pruritus Psikologik

Page 11: Laporan Pbl Ss Modul 3

Hubungan RPK dengan Keluhan• Riwayat penyakit keluarga berhubungan dengan penyakit keturunan

atau keluarga sebagai sumber penularan.• Penyakit seperti psoriasis vulgaris memiliki etiopatogenesis utama

faktor genetik. Bila orangtua tidak menderita psoriasis risiko mendapat psoriasis adalah 12%, sedangkan jika salah seorang orangtuanya menderita psoriasis risiko mencapai 34-39%.

Page 12: Laporan Pbl Ss Modul 3

PSORIASIS

penyakit autoimun yang mengenai kulit dan merupakan inflamasi kronis pada kulit yang

sering terjadi.

Etiologi:• Trauma fisik• Infeksi• Stress• Obat 

Epidemiologi:• Penyebaran di seluruh dunia sekitar 1-2%• 10-25% pasien mengalami psoriasis arthritis.• Terjadi usia 20an - 50an.

Page 13: Laporan Pbl Ss Modul 3

kadar nukleotida siklik yang abnormal

Jumlah sel-sel basal yang bermitosis meningkat

Menuju permukaan epidermis

yang menebal

epidermis menjadi tebal

dan diliputi keratin yang tebal (sisik

yang berwarna

seperti perak).

Patofisilogi

Gejala Klinis• Bercak-bercak eritema

yang meninggi (plak) dengan skuama di atasnya. Eritema sirkumskrip dan merata

• Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih spt mika, serta trasnparen.

• Besar kelainan bervariasi:

• letikuler, numuler atau plakat, dapat berkonfluensi

• Terdapat fenomena • tetesan lilin, Auspitz

dan Kobner

Faktor Pencetus:

• Trauma fisik (Koebner Phenomenon), akibat gesekan atau garukan.

• Infeksi : infeksis Streptokokus dapat menyebabkan psoriasis gutata

• Stress : faktor lain yang memicu timbulnya psoriasis yaitu stress, insidensi nya sebanyak 40% dan lebih tinggi lagi pada anak-anak.

•Obat : obat-obatan yang dapat memicu timbulnya psoriasis yaitu Glukokortikoid, lithium, obat antimalaria, dan B blocker.

Page 14: Laporan Pbl Ss Modul 3

Penatalaksanaan:Pengobatan untuk pasien psoriasis bergantung pada lokasi, tipe, dan keparahan dari penyakit. Beberapa agen yang sering digunakan yaitu :a. Agen sistemik :- Methotrexate, golongan antimetabolit.- Sintesis retinoid- siklosporinb. Analog vitamin D.c. Sinar UV-Bd. Psoralen PUVA (UV-A)

pemeriksaan laboratorium : 1.pemeriskaan darah rutin, mencari penyakit infeksi, 2.pemeriksaan gula darah, kolesterol untuk penyakit diabetes mellitus.

Prognosis:Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat kronis dan residif.

Page 15: Laporan Pbl Ss Modul 3

DEFINISI• Eritroderma adalah kelainan kulit

yang ditandai dengan adanya eritema di seluruh tubuh atau hampir seluruh tubuh (90-100%), biasanya disertai skuama.

• Eritroderma ditandai dengan warna kulit yang kemerahan akibat dilatasi yang menyebar dari pembuluh darah kutaneus.

• Eritroderma adalah kemerahan yang abnormal pada kulit yang menyebar luas ke daerah-daerah tubuh, dimana seluruh badan kelihatan kemerahan (eritema), berasa kasakitan, kegatalan dan bersisik halus.

epidemiologi• Jumlah pasien dengan eritroderma

semakin bertambah setiap tahunnya. Hal ini terutama dikarenakan penyebab eritroderma yang utama yaitu psoriasis, mengalami peningkatan insidens setiap tahunnya.

• Berdasarkan data epidemiologi terakhir ditemukan 35 pasien eritroderma diantara 100.000 pasien kulit secara keseluruhan.

• Perbandingan rasio pria : wanita = 2-4:1.

• Onset timbulnya keluhan eritroderma biasanya bermula setelah usia 40 tahun

ETIOLOGI1. Eritroderma eksfoliativa primer

2. Eritroderma eksfoliativa sekunder

• Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema di seluruh tubuh atau hampir seluruh tubuh (90-100%), biasanya disertai skuama.

• Eritroderma ditandai dengan warna kulit yang kemerahan akibat dilatasi yang menyebar dari pembuluh darah kutaneus.

• Eritroderma adalah kemerahan yang abnormal pada kulit yang menyebar luas ke daerah-daerah tubuh, dimana seluruh badan kelihatan kemerahan (eritema), berasa kasakitan, kegatalan dan bersisik halus.

ERITRODERMA

Page 16: Laporan Pbl Ss Modul 3

GAMBARAN KLINISEritroderma akibat alergi obat secara sistemik

Mula-mula kulit berwarna kemerahan yang menyeluruh tanpa disertai skuama. Pada waktu penyembuhan baru timbul skuama

Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit

• Eritroderma akibat psoriasis

(psoriasis eritrodermik)

• Penyakit Leiner

Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk keganasan

Keganasan yang sering yaitu sindroma sezary

Page 17: Laporan Pbl Ss Modul 3

TATALAKSANA

Beberapa prinsip tatalaksana eritroderma adalah:1. Hentikan semua obat yang mempunyai potensi

menyebabkan terjadinya penyakit ini.2. Rawat pasien di ruangan yang hangat. 3. Perhatikan kemungkinan terjadinya masalah

medis sekunder (misalnya dehidrasi, gagal jantung, dan infeksi).

4. Biopsi kulit untuk menegakkan diagnosis pasti.5. Berikan steroid sistemik jangka pendek (bila

pada permulaan sudah dapat di diagnosis adanya psoriasis, maka mulailah mengganti dengan obat-obat anti-psoriasis).

6. Mulailah pengobatan yang diperlukan untuk penyakit yang mela-tarbelakanginya.

KOMPLIKASI• Gagal jantung• Gagal ginjal• Kematian mendadak akibat hipotermi sentral.

PROGNOSISEritroderma yang termasuk golongan I, yakni

karena alergi obat secara sistemik, prognosisnya baik.

Page 18: Laporan Pbl Ss Modul 3

PITIRIASIS ROSEA

Definisi Contoh Gambar Epidemiologi Etiologi

• Erupsi kulit akut dan sering dijumpai bersifat swarsirna dimulai dengan lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus, Disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil di badan, lengan dan paha atas yang tersusun sesuai dengan lipatan kulit

• Sembuh dalam 3-8 minggu

• Pitiriasis rosea didapati pada semua umur, terutama antara 15-40 tahun.

• Pada wanita dan pria sama banyaknya

• Belum diketahui• Ada yang

mengemukakan hipotesis bahwa penyebab virus, karena penyakit ini merupakan penyakit swasima (self limiting disease), umumnya sembuh sendiri dalam waktu 3-8 minggu.

Page 19: Laporan Pbl Ss Modul 3

PITIRIASIS ROSEA

Gejala Klinis Diagnosis Banding Penatalaksanaan

• Gatal ringan• Pada umumnya tidak ada gejala konstitusi• Penyakit mulai dengan lesi pertama

(Herald Patch), umumnya di badan Soliter, oval dan anular, diameter 3 cm

• Lamanya : beberapa hari hingga beberapa minggu

• Lesi berikutnya timbul 4-10 hari setelah lesi pertama

• Gambaran khas : sama dengan lesi pertama hanya lebih kecil susunannya sejajar dengan kosta, hingga menyerupai pohon cemara

• Lesi timbul serentak atau dalam beberapa hari

• Lokasi: badan, lengan atas bagian proksimal, paha atas.

• Tinea korporis • Simtomatik• Gatal : Sedativa• Topikal : bedak asam

salisilat + menthol 0.05%• Kortikosteroid topikal

sedang

Page 20: Laporan Pbl Ss Modul 3

DAFTAR PUSTAKA

• Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.

• Buku ilmu penyakit kulit dan kelamin FKUI• Slide kuliah dr.Nizamuddin• FISIOLOGI SHERWOOD halaman 485-487• Fitzpatrick's Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology.• Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi III. Jakarta: FK

UI, 1999: 126-31. • Debson RL, abele DC. The practise of dematology. Philadelphia: Haper & Row Publisher, 1990: 35-43.• Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi III. Jakarta: FK

UI, 1999: 126-31.