'l ,i:,.i;'icore.ac.uk/download/pdf/233938825.pdf · 'l ,i:,.i;'i r." PENA Akuatika Volume I No I...

7
'l ,i:,.i;'i PENA Akuatika Volume I No I April2009 KAJIAI\I RESTROSPEKTIF PROGRAM PEMBBRDAYAAN WANITA NELAYAN DI GUNUNG KIDUL DIY vrun"o,,lll'ago, Fak. Perikanan Universitas Pekalongan, e-mail :[email protected] ABSTRAK Program pemberdayaan wanita nelayan desa pesisir Pantai Baron Kemadang Gunung Kidul kurang menyentuh kepentingan wanita nelayan, karena minimnya perguliran dana dan pendampingan, padahal organisasi kelompok wanita nelayan memainkan perannya dalam memotivasi anggotanya merencanakan kegiatan pengembangan usaha dan memajukan pemasaran serta pemupukan permodalan. Hasil penelitian menunjukkan implementasi program pemberdayaan wanita nelayan di Desa Kemadang berjalan cukup baik. Hal ini ditunjukan dari ketersediaan kelompok sasaran yakni wanita nelayan yang memberikan respon positif terhadap sosialisasi program, pelatihan dan perguliran modal serta pendampingan berkelanjutan yang dilaksanakan. Penguatan modal melalui kelompok-kelompok kecil mampu meminimalisir kebiasaan wanita nelayan berhutang pada tengkulak atau rentenir. Di sisi lain, program ini terdapat kekurangan dari sisi pendampingan yang kurang meugacu pada kebutuhan lokal dan konsep pembangunan berkelanjutan. Kata kunci : pemberdayaan, wanit4 pesisir PENDAHULUAN Salah satu program yang dicanangkan Departemen Kelautan dan Perikanan adalah Program Pemberdayaan Wanita Nelayan, yang merupakan bagian dari PEMP yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan wanita nelayan dalam manajemen usaha dan teknologi tepat guna, akses wanita nelayan terhadap slrmber daya, modal, pasar dan teknologi dan meningkatkan peranan wanita nelayan sebagai salah satu pengambil keputusan dalam usaha perikanan. Program yang digulirkan Departemen Perikanan dan Kelautan pada tahun 2004 dengan dana APBN tersebut, menyisakan sejumlah masalah yang membutuhkan keseriusan pemerintah untuk nrenanganinya. Pre survey di lokasi penelitian, Desa Pesisir Pantai Baron Kemadang, Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul antara lain: l) Kurangnya pendermpingan dan minimnya kelompok wanita nelayan di Kabupaten Gunung Kidul yang menerima perguliran dana, yakni sebanyak 5l orang sebesar Rp.51 juta, sementara separuh lebih lainnya minim permodalan. Wanita nelayan juga belum banyak diikutsertakan untuk merancang kegiatan usaha di daerahnya. 2) Pengalihan tugas dari LEPP sebagai pengelola bantuan nelayan kepada Bank Bukopin setempat menjadikan akses wanita nelayan semakin sulit untuk memperoleh bantuan kredit. 3) Anggapan bahwa bantuan modal seperti halnya charity program berdampak pada rasa ketergantungan penerima bantuan yang tinggi terhadap bantuan. Organisasi kelompok wanita nelayan memainkan perann\ra dalam memotivasi anggotanya merencanakan kegiatan pengembangan usaha dan memajukan pemasaran dan pemupukan perrnodalan. Studi tentang dinamika kelompok menjadi menarik untuk melihat respon mereka terhadap program-progrcm pemerintah. Dengan melihat faktor-faktor yang CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk Provided by Jurnal Online Universitas Pekalongan

Transcript of 'l ,i:,.i;'icore.ac.uk/download/pdf/233938825.pdf · 'l ,i:,.i;'i r." PENA Akuatika Volume I No I...

Page 1: 'l ,i:,.i;'icore.ac.uk/download/pdf/233938825.pdf · 'l ,i:,.i;'i r." PENA Akuatika Volume I No I April2009 KAJIAI\I RESTROSPEKTIF PROGRAM PEMBBRDAYAAN WANITA NELAYAN DI GUNUNG KIDUL

'l ,i:,.i;'i r."PENA Akuatika Volume I No I April2009

KAJIAI\I RESTROSPEKTIF PROGRAM PEMBBRDAYAANWANITA NELAYAN DI GUNUNG KIDUL DIY

vrun"o,,lll'ago,Fak. Perikanan Universitas Pekalongan, e-mail :[email protected]

ABSTRAK

Program pemberdayaan wanita nelayan desa pesisir Pantai Baron Kemadang Gunung Kidulkurang menyentuh kepentingan wanita nelayan, karena minimnya perguliran dana dan pendampingan,padahal organisasi kelompok wanita nelayan memainkan perannya dalam memotivasi anggotanyamerencanakan kegiatan pengembangan usaha dan memajukan pemasaran serta pemupukan permodalan.Hasil penelitian menunjukkan implementasi program pemberdayaan wanita nelayan di Desa Kemadangberjalan cukup baik. Hal ini ditunjukan dari ketersediaan kelompok sasaran yakni wanita nelayan yangmemberikan respon positif terhadap sosialisasi program, pelatihan dan perguliran modal sertapendampingan berkelanjutan yang dilaksanakan. Penguatan modal melalui kelompok-kelompok kecilmampu meminimalisir kebiasaan wanita nelayan berhutang pada tengkulak atau rentenir. Di sisi lain,program ini terdapat kekurangan dari sisi pendampingan yang kurang meugacu pada kebutuhan lokaldan konsep pembangunan berkelanjutan.

Kata kunci : pemberdayaan, wanit4 pesisir

t!j

PENDAHULUAN

Salah satu program yangdicanangkan Departemen Kelautandan Perikanan adalah ProgramPemberdayaan Wanita Nelayan, yangmerupakan bagian dari PEMP yangbertujuan untuk meningkatkankemampuan wanita nelayan dalammanajemen usaha dan teknologi tepatguna, akses wanita nelayan terhadapslrmber daya, modal, pasar dan

teknologi dan meningkatkan peranan

wanita nelayan sebagai salah satu

pengambil keputusan dalam usaha

perikanan. Program yang digulirkanDepartemen Perikanan dan Kelautanpada tahun 2004 dengan dana APBNtersebut, menyisakan sejumlahmasalah yang membutuhkankeseriusan pemerintah untuknrenanganinya.

Pre survey di lokasi penelitian,Desa Pesisir Pantai Baron Kemadang,Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidulantara lain: l) Kurangnyapendermpingan dan minimnyakelompok wanita nelayan di

Kabupaten Gunung Kidul yangmenerima perguliran dana, yaknisebanyak 5l orang sebesar Rp.51 juta,sementara separuh lebih lainnyaminim permodalan. Wanita nelayanjuga belum banyak diikutsertakanuntuk merancang kegiatan usaha didaerahnya. 2) Pengalihan tugas dariLEPP sebagai pengelola bantuannelayan kepada Bank Bukopinsetempat menjadikan akses wanitanelayan semakin sulit untukmemperoleh bantuan kredit. 3)Anggapan bahwa bantuan modalseperti halnya charity programberdampak pada rasa ketergantunganpenerima bantuan yang tinggi terhadapbantuan. Organisasi kelompok wanitanelayan memainkan perann\ra dalammemotivasi anggotanya merencanakankegiatan pengembangan usaha danmemajukan pemasaran danpemupukan perrnodalan. Studi tentangdinamika kelompok menjadi menarikuntuk melihat respon mereka terhadapprogram-progrcm pemerintah. Denganmelihat faktor-faktor yang

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

Provided by Jurnal Online Universitas Pekalongan

Page 2: 'l ,i:,.i;'icore.ac.uk/download/pdf/233938825.pdf · 'l ,i:,.i;'i r." PENA Akuatika Volume I No I April2009 KAJIAI\I RESTROSPEKTIF PROGRAM PEMBBRDAYAAN WANITA NELAYAN DI GUNUNG KIDUL

PEN,,I ,4kuatika Volume I No I April 2009

mempengaruhinya, pada akhir riset iniakan dirumuskan perlakuan yang tepatagar program berjalan oPtimal,khususnya Program PemberdaYaan

Wanita Nelayan yang partisiPatifintegralif PEMP. Penelitian inimenggunakan desain kualitatifdeskriptif dengan teknik pengumpulandata wawancara, observasi dan

dokumentasi.

Hasil riset ini akan bermanfaatuntuk pernbangunan nasionalpenanggulangan kemiskinanmasyarakat pesisir jangka pendek,jangka menengah dan jangka panjangseaara berkesinambungan, yang titiktekannya pada :

l. Memberikan masukan kepada

instansi terkait tentang polakemitraan yang tepat bagipemberdayaan kelompok wanitanelayan sehingga diharapkanperan kelompok wanita nelaYan

dapat optimal dalam upayapeningkatan kesejahteraanekonomi masyarakat pesisir.

2. Memberikan masukan kePada

instansi terkait tentang peranan

kelompok wanita nelayan dalammeningkatkan partisipasi wanitanelayan dalam perencanaan,pelaksanaan, pengawasan dan

pengembangan kegiatanekonomi masyarakat pesisir.

METODE

Penelitian ini bersifat kualitatifdengan menerapkan metode

deskriptif analitik dengan tujuanuntuk mengeksplorasi dan

mengklasifikasi gambaran suatu

gejala dan kenyataan sosial denganjalan mendiskripsikan variabelsesuai dengan masalah inti, dalampenelitian ini akan dideskripsikansecara sistematis, faktual dan akurat

mengenai dinamika kelompokvranita nelayan, deviasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinyapemberdayaan kelompok wanitanelayan di Desa Kemadang-GunungKidul.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Program PemberdayaanWanita Nelayan merupakan bagiandari PEMP yang bertujuan untukmeningkatkan kemampuan wanitanelayan dalam manajemen usaha danteknologi tepat guna, akses wanitanelayan terhadap sumber daya, modal,pasar dan teknologi dan meningkatkanperanan wanita nelayan sebagai salahsatu pengambil keputusan dalam usahaperikanan. Di samping itu program inibertujuan memperlancar kelangsunganusaha masyarakat pesisir danmeningkatkan pendapatan khususnyakelompok wanita nelayan. Programyang digulirkan Departemen Perikanandan Kelautan dibiayai dengan danaAPBN. Sebelum dilaksanakanprogram Pemberdayaan KelompokWanita Nelayan yang merupakanproyek Departemen Kelautan danPerikanan tahun 2004, di lokasipenelitian desa pesisir Kemadang,Baron, Kecamatan TanjungsariGunung Kidul, telah terbentukKelompok Wanita Nelayan SidoRukun dan kelompok BakdiManunggal. Namun berdasarkanidentifikasi dari tim Dinas Perikanandan Kelautan Propinsi DIY,diputuskan dibentuk kelompok wanitanelayan baru dan kedua kelompoksebelumnya menjadi embrionya.Kelompok wanita nelayan tersebutberanggotakan 5l orang wanita yangrnerupakan sekumpulan penjual ikanyang memiiiki komitrnen yang kuatdan visi yang sama untuk memajukanpara penjual ikan. Kelompok ini

Page 3: 'l ,i:,.i;'icore.ac.uk/download/pdf/233938825.pdf · 'l ,i:,.i;'i r." PENA Akuatika Volume I No I April2009 KAJIAI\I RESTROSPEKTIF PROGRAM PEMBBRDAYAAN WANITA NELAYAN DI GUNUNG KIDUL

:.rbagi menjadi kelompok kecil Mina\rtha Mandiri, Mina Boga dan Mina\lakmur, yang masing-masingremiliki kepengurusan seperti ketua,sekretaris dan bendahara.

Sebelum dilakukan perguliranjana. kelompok wanita nelayan::rsebut mendapatkan bimbingan::knis manajerial dan administrasirelompok, meliputi manajemen\iuangan; tata administrasi dan tata

-saha: penyimpanan bukti transaksi,can penyusunan AD/ART sub*elompok masing-masing. Langkahselanjutnya ialah pembukaan rekeningii BRI Unit Baleharjo pada tanggal 19Oktober 2004. dan diikuti dengan:envaluran dana dari KPKN\ rgyakarta pada bulan Desember:(104. Penyaluran kepada anggotarelompok wanita disesuaikan denganiriteria sebagai berikut: karakter dansifat debitur; kondisi ekonomi debitur;modal yang pernah didapat dandiputarkan kembali kepada debitur;kemampuan membayar kembalipinjaman serta jaminan yang akandiagunkan oleh pemberi kredit.

Keuangan kelompok wanitanelayan selanjutnya diperoleh dariuang parrgkal anggota, iuran anggota,bunga pinjaman, tabungan serta usahar ang lain. Penetapan dan perubahanansgaran dasar dan rumah tanggahingga penetapan besarnya pinjamandan jumlah penerimanya ditentukanoleh musyawarah anggota. Dalamsetiap bulannya (per tanggal 30),dilakukan rapat pengurus danpertemuan anggota. Dalam pertemuanitulah, pembayaran tabungan, setoranper bulan dan bunga dibayarkan.Bunga pinjaman ditetapkan l,5ohperbulan.

Berdasarkan wawancara.dokumentasi dan observasi, programPemberdayaan kelompok wanitanelayan telah berjalan cukup baik,

PENA Akuatika Volume I No I April 2009

mendapat respon positif darikelompok sasaran, yakni kelompokwanita nelayan. Artinya, isi d,rn tujuanprogram setidaknya cukup dipahamidengan baik yang ditunjukkan dengantingkat kehadiran mereka yang tinggipada saat sosialisasi,. tiap pertemuananggota dan pelatihan. Di sarnping itu,ada kesadaran yang tinggi bagi merekauntuk mengangsur pinjaman modalsetiap bulan kepada kelompoknya.Kemampuan wanita nelayan dalammengakses informasi program jugaturut menentukan berhasil tidaknyaimplementasi program tersebut.Selama 19 bulan berjalan, merekamendapatkan informasi langsungperihal pembinaan dari pihak DiskanlaDIY maupun pendamping pelaksanamelalui perwakilan kelompok perbulannya.

Ditilik dari sisi sumberdaya,minimnya sumber dana yangdigulirkan mengakibatkan hanya42,50 saja dari total jumlah wanitanelayan yang terjangkau program ini.Dana pinjaman 1 juta rupiah yangdiberikan kepada wanita nelayan tidakcukup membantu banyak untukpengembangan usaha. Pada bagianlain, dengan perguliran dana yangtidak merata menyulitkan bagi yangtidak menerima untuk memiliki aksespermodalan dan pelatihan yang samadengan kelompok yang telahmenerima bantuan. Hanya bermodalrasa gotong royong yang tinggi,kelompok 5l orang tersebut padagilirannya merelakan sebagianperguliran modal dipinjamkan olehmereka di luar kelompok atasrekomendasi anggota kelompok danatas nama anggota pemberirekomendasi tersebut. Sistempenguatan modal yang dirintis inimenyiratkan penguatan lembaga dalampengembangan ekonomi pesisir.Dengan demikian, dari aspek

Page 4: 'l ,i:,.i;'icore.ac.uk/download/pdf/233938825.pdf · 'l ,i:,.i;'i r." PENA Akuatika Volume I No I April2009 KAJIAI\I RESTROSPEKTIF PROGRAM PEMBBRDAYAAN WANITA NELAYAN DI GUNUNG KIDUL

rr

PENA Akuatika Volume I No I April 2009

pemanfaatannya program ini telahmampu menggiring wanita nelayanuntuk lebih berpartisipasimerencanakan dan mengembangkanusahanya melalui komunitaskelompok. Selain itu, program inicukup dapat meningkatkan pendapatan

wanita nelayan dan menambah jumlahwanita nelayan yang terjun dalampengembangan pengolahan ikan. Bilasebelum program diimplementasikan,pendapatan wanita nelayan per minggumencapai 30.000 sementara sesudahprogram ini berlangsung, pendapatan

mereka meningkat berkisar 50.000hingga 200.000 per minggu.

Selain tujuan tersebut tercapai,penguatan permodalan melaluikelompok wanita nelayan dapatmeminimalkan kegiatan merekaberhutang pada tengkulak maupunrentenir pada masa-masa paceklik atauketika tahun ajaran baru. Hinggaputaran dana yang ketiga akhir bulanSeptember, kelompok wanita nelayanPantai Baron ini telah mengumpulkanuang jasa pinjaman/keuntungan lebihdari 15.000.000.

Sederet catatan peneliti darisisi kesiapan aparat birokrasinya,nuansa tarik ulur 'rebutan proyek'antara Diskanla Propinsi dan Bapedasub bidang Pertanian KabupatenGunung Kidul cukup jelas.

Keterlibatan pemerintah daerah danLEPP setempat, selama ini sebatas

koordinasi saja dan bukan pelimpahantanggung jawab pembinaan. Dalampelaksanaan proyek ProgramPemberdayaan Wanita Nelayan DIYini, pihak LEPP, Artha Samudratidak dilibatkan dan ini sempatdisesalkan oleh para p€ngurusnya(wawancara Agustus 2006). Sejakawal proyek yang ditangani DiskanlaDIY ini mendapat mitra pendampingpelaksana Bee Pro Consulting yangbertanggung jawab menangani

program pelatihan hingga pergulirandana. Fungsi mitra pendamping di siniadalah memberi arahan, pandangan,program kerja dan hal teknis yangtelah disusun oleh Bagian ProyekPengelolaan Sumber Daya Laut Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil DIY 'fA 2004kepada wanita nelayan danmasyarakat pesisir. Dalamimplementasinya, perguliran danaterlambat dua bulan dari jadwal yangseharusnya. Penundaan ini disertaisejumlah alasan Diskanla bahwa biladana tersebut dikucurkan menjelangLebaran 2004, dikhawatirkan akanterjadi penyelewengan dana ke arahpembelanjaan konsumtif dari wanitanelayan. Sementara dari sisi wanitanelayan, sebenarnya perguliran danaitu amat diharapkan karena pada saatLebaran dan liburannya, pantai Barondipadati pengunjung. Saat itulah,kesempatan emas mereka untukmendulang rupiah dari pengolahanikan, toko cindera mata dan rumahmakan. Selain problem bertautmasalah dana, input yang diberikanmitra pendamping tidak terlalu efektifmengingat penanggung jawab BeePro Consulting, salah satunya adalahKepala Diskanla Propinsi DIY.Dengan kata lain, fungsi pengawasandari program ini cukup lemah.

Selanjutnya, setelahperguliran dana dilakukan,penanganan pendampingannyadilanjutkan oleh CV Global Mandiri,mitra yang ditunjuk Diskanla PropinsiDIY. Pemindahan kewenanganpembinaan tersebut setidaknyamengoyak ikatan yang terjalin denganbaik antara kelompok sasaran danmitra pendamping sebelumnya. Di sisilain, kontinuitas program terganggukarena mitra terakhir ini harusmempelajari ulang karakler danperlakuan terhadap kelompok sasaran.Penanganan pembinaan sebagai

Page 5: 'l ,i:,.i;'icore.ac.uk/download/pdf/233938825.pdf · 'l ,i:,.i;'i r." PENA Akuatika Volume I No I April2009 KAJIAI\I RESTROSPEKTIF PROGRAM PEMBBRDAYAAN WANITA NELAYAN DI GUNUNG KIDUL

kelanjutan program Pemberdayaan

Wanita Nelayan yang dilakukan olehCV Clobal Mandiri pun tidak fokuskarena pihak ketiga tersebut harus

menangani pembinaan kelompokwanita lain di wilayah pesisir di DIY.Diakui para pendampingnya, merekahanya melanjutkan pembinaansehingga kontinuitas program,penerapan hasil-hasil pelatihansebelumnya belum sempat tertanganidengan baik. Hasil observasi jugamenunjukkan bahwa kebiasaan lamawanita nelayan dalam pengepakan

ikan, pembukuan yang tidak rapi dankurangnya sanitasi pengolahanmakanan masih dijumpai. Pelatihanyang telah diberikan terkadang kurangmengacu pada ketersediaan fasilitas,potensi perikanan dan kelautansetempat dan kemampuan wanitanelayan itu sendiri.

Mengacu pada problema dilapangan, tidak cukup kiranyapendampingan yang selama iniberialan hanya satu bulan sekali.Bantuan teknis dan bimbinganlangsung pada tiap individu wanitanelayan perlu dilakukan karena hasilpengamatan peneliti. ketrampilanpengelolaan keuangan dan memasakhanya didominasi sekelompok wanitaruelayan tertentu terutama yangmengikuti pelatihan.Dengan kata lain,pembinaan yang lebih intensif danfokus mengacu pada kebutuhan wanitanelayan dan potensi setempat haruslebih ditingkatkan. Penekanan pada

aspek kebutuhan ini mutlak,mengingat seringkali pihak pemerintahsekedar menjadi kepanjangan tangan

dari proyek besar di tingkat nasionalyang belum tentu cocok bagi daerah

tersebut, termasuk dalam penyediaan

sarana dan prasarana dan pemilihanmateri pelatihan. Model pelatihandengan studi banding ke Semarang diawal program pemberdayaan wanita

PENA Akuatika Volume I No I April 2009

nelayan contohnya,mengesankan bahwapenyelenggara

justrupihak

sekedarmenghamburkan uang jatah proyek.Demikian halnya dalam distribusibantuan peralatan, Diskanla PropinsiDIY juga tak mampu menolak karenamerupakan penjatahan DKP.Akibatnya, sejumlah peralatan tidakmampu difungsikan sebagaimanamestinya.Berdasarkan uraian di atas,dapat disimpulkan bahwa programpemberdayaan Wanita Nelayan cukupbaik dengan sederet kekuranganterutama dari sisi pendampingan danperlu dirumuskan pola pendampinganyang lebih baik.

Kebutuhan merekaberkelompok juga ditunjang denganketersediaan modal usaha yangdikelola kelompok dipadu semangatgotong royong yang tinggi merupakanmodal sosial yang berperan dalampembentukan dan penguatan modalyang sesungguhnya. Dengan demikianmereka merasa kelompok itu milikbersama yang harus dibina dandikembangkan secara bersama puladan mewujudkan fasilitas agarkelompok dapat hidup danberkembang dengan baik.Di sampingcatatan positif tentang potensi wanitanelayan sebagaimana terurai di atas,masalah (l) belum adanya aturantertulis yang mengatur aktivitaskelompok dan sangsi bagi yangmelanggar peraturan kelompok (2)kurangnya informasi-informar;i baruyang disampaikan pengurus kepadaanggota (3) kurangnya kegiatankelompok untuk mencari danmenambah anggota baru merupakanfaktor yang melemahkan dinamikakelompok wanita nelayan.

Page 6: 'l ,i:,.i;'icore.ac.uk/download/pdf/233938825.pdf · 'l ,i:,.i;'i r." PENA Akuatika Volume I No I April2009 KAJIAI\I RESTROSPEKTIF PROGRAM PEMBBRDAYAAN WANITA NELAYAN DI GUNUNG KIDUL

PE\'.1 .-lkuaritut l'olune L\b / .{tr)ril l()09

SIMPULAN DAN SARAN

Implementasi Programpemberdayaan Wanita Nelayan di desaKemadang berjalan cukup baik. Halini dapat dilihat dari ketersediaankelompok sasaran yakni wanitanelayan yang memberikan responpositif terhadap sosialisasi program,pelatihan dan perguliran modal sertapendampingan berkelanjutan yangdilaksanakan. Bahkan melalui programini, telah berlangsung penguatanmodal sekaligus penguatan kelompokwanita nelayan yang semula kurangberfungsi sebagai wadahpengembangan usaha perekonomianlokal masyarakat pesisir. Penguatanmodal melalui kelompok-kelompokkecil setidaknya mampumeminimalisir kebiasaan wanitanelayan berhutang pada tengkulak ataurentenir. Di sisi lain, program initerdapat kekurangan dari sisipendampingan yang kurang mengacupada kebutuhan lokal dan konseppembangunan berkelanj utan.

Keberhasilan dalam meningkatkanpendapatan wanita nelayan tidak luputdari peran kelompok wanita nelayandalam mengelola keuangan danmemotivasi anggotanya untuk aktifdalam program ini. Dinamika wanitanelayan yarlg cukup tinggi inidipengaruhi oleh sederet faktor yaknipemahaman anggota yang cukup baikterhadap 1) tujuan kelompok, 2)struktur kelompok, 3) fungsi tugas, 4)pembinaan kelompok, 5) kekompakankelompok, 6) suasana kelompok, 7)tekanan pada kelompok berupaperingatan dan sangsi sosial dan 8)keefektifan kelompok.Di sampingcatatan positif tentang potensi waniianelayan sebagaimana terurai di atas,masalah (l) belum adanya aturantertulis yang mengatur aktivitaskelompok dan sangsi bagi yang

melanggar peraturan kelompok (2)kurangnya informasi-informasi baruyang disampaikan pengurus kepadaanggota (3) kurangnya kegiatankelompok untuk mencari danmenambah anggota baru merupakanfaktor yang melemahkan dinamikakelompok wanita nelayan.

Melihat potensi wanita nelayan dilokasi penelitian, kemungkinan untukmembentuk koperasi wanita nelayancukup besar sehingga suntikan modalselanjutnya hendaknya diarahkan kepembentukan koperasi sehingga ruanggerak usaha dan perekrutan anggotapun tidak terbatas.

Pendampingan intensif meliputibantuan teknis dan administrasiterhadap pengelolaan keuangan mutlakdilakukan. Selain melatih kerapihanadministrasi, pengarsipan dan rasatanggung jawab yang tinggi jugumenumbuhkan kemampuanforecasting dalam pengembanganusaha meski daiam skala mikro.Pendampingan hendaknya sampaipada upaya membantu kelompokwanita nelayan tersebut memperolehakses permodalan lain dari perbankankarena selain belum banknble, wanitanelayan sering mendapatkan perlakuandiskrirninatif dalam pengajuan kreditbila dibanding nelayan padaumumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Austin, J.E., 1990, Managing inDeveloping Countries:Strate.gic Analysis andOperating Techniques, NewYork, Free Press.

Argawal, Bina, 1991, Social Securityand The Family: Copingwith Seasonality andCalamiry in Rural Indiadalam Ehtisham Ahmad et at(ed.), Social Security in

Page 7: 'l ,i:,.i;'icore.ac.uk/download/pdf/233938825.pdf · 'l ,i:,.i;'i r." PENA Akuatika Volume I No I April2009 KAJIAI\I RESTROSPEKTIF PROGRAM PEMBBRDAYAAN WANITA NELAYAN DI GUNUNG KIDUL

Developing Countries,Oxford, Clarendon Press.

(ed.), 20Q4, MengelolaDinamika Politik danSumberdaya Daerah, PLODUGM dan DEPDAGRI, ,

Yogyakarta, Jogja GlobalMedia.

Supardan, 2004 KebijakanPengelolaan Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau Kecil,Makalah, DirektoratPemberdayaan Pulau-PulauKecil, Jakarta.

.:anul Arifin, 2004, PetaKemiskinan MasyarakntPesisir, Jakarta, PustakaNasional.

.:,rrieht, Dorwin dan Alvin Zender,1968, Group Dynamics,Research and Theory,Harper & Row Publisher,New York.

I ':afiemen Kelaulan dan Perikanan,2001, Petunjuk TeknisPemberdayaan WanitaNelayan. Bagian ProyekPemberdayaan SosialEkonomi Masyarakat Pesisir,Direktorat PemberdayaanMasyarakat Pesisir, DitjenPesisir dan Pulau-PulauKecil, Dep. Kelautan dan

Perikanan, Jakarta.

' .-:. ,\.P, 1962, Hondbook of SmallGroup Research,The FreePress-New York.

."-::uddin, Didin, 1987, KelompokPengajion Sebagai PotensiMedia PenyuluhanPembangunan MasyarokatDesa, Thesis, FakultasPascasarjana lPB, Bogor.

:-, rS. D.H, 1991, What is GroupDynamics? in Group

PENA Akuatika Volume I No I April 2009

Developrnent SelectedReading Series One.National 'frainingLaboratories, edited by L.P.Dardford, NationalEducation Association,Washingtgn.

Ju Lan, Thung, 1989, Jaringan SosialElit Ekonomi Etnis Cina diIndonesia: Studi KasusPengusaha Konstruksi diJakarta, Jurnal MaqtarakatIndonesia,no.2-

Rokhmin Dahuri, 2001, PengelolaanSumberdaya Wiloyah Pesisirdan Lautan, Jakarta, PradnyaParamita.

Ratna Saptari, 1997, Perempuan Kerjadan Perubahan Sosial,Jakarta-

Sutopo, HB, 1988, PenelitianKualitatif, Dasar, Teoritis,Praktis, UNS Press.Surakarta.

Sjahrir, Kartini, I 986, Tukang-TukangBangunan di Jakarta: SuatuJaringan Kerja, JurnalPrisma, no.9, September.

Tjokrowinoto, Moeljarto, 1999,Pembangunan : Dilema danTantangan, Yogyakarta.Pustaka Pelajar.

TCPA, 1985, Planning for SuitableEnvironment, London,Earthscan Publication Ltd.

Weick, K.E ,1997, Enactment Processin Organization, Chichago,Clair Press.

Yuwono, Pujo Semedi Hargo, 2002,Otonomi Daerah di SektorPenangkapan lkan, JumalPopulasi, Volume 13,Yogyakarta, PSKK, UGM.