Gastritis

35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Betaking Gangguan gastrointestinal mencakup sejumlah besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medis dan menyebabkan penyebab utama kasus rawat inap di berbagai negara, walaupun gangguan gastrointestinal tidak secara langsung menyebabkan kematian seperti gangguan kardiovaskuler, tetapi merupakan salah satu lima besar dari penyebab kematian. Lambung merupakan saluran gastrointestinal sangat rentan terhadap serangan penyakit mendadak dengan gejala yang ganas, tetapi penyakit semacam ini umumnya akan mereda dalam waktu singkat dan tidak meniggalkan efek sisa. Gangguan semacam ini tidak diragukan lagi yang disebabkan oleh menelan makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri atau berbagai senyawa kimia lain. Gastritis merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di masyarakat baik secara mendadak(akut) maupun menahun (kronik). Penyakit ini menyerang lambung yang biasanya dianggap sebagai akibat kelainan pola makan. Penyakit ini biasanya bersifat jinak dan swasirna yang merupakan respons mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal, yang ditandai suatu keadaan peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung. 1

Transcript of Gastritis

Page 1: Gastritis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Betaking

Gangguan gastrointestinal mencakup sejumlah besar penyakit yang

menyebabkan penderita mencari pertolongan medis dan menyebabkan penyebab utama

kasus rawat inap di berbagai negara, walaupun gangguan gastrointestinal tidak secara

langsung menyebabkan kematian seperti gangguan kardiovaskuler, tetapi merupakan

salah satu lima besar dari penyebab kematian.

Lambung merupakan saluran gastrointestinal sangat rentan terhadap serangan

penyakit mendadak dengan gejala yang ganas, tetapi penyakit semacam ini umumnya

akan mereda dalam waktu singkat dan tidak meniggalkan efek sisa. Gangguan semacam

ini tidak diragukan lagi yang disebabkan oleh menelan makanan dan minuman yang

terkontaminasi bakteri atau berbagai senyawa kimia lain.

Gastritis merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di masyarakat baik

secara mendadak(akut) maupun menahun (kronik). Penyakit ini menyerang lambung

yang biasanya dianggap sebagai akibat kelainan pola makan. Penyakit ini biasanya

bersifat jinak dan swasirna yang merupakan respons mukosa lambung terhadap berbagai

iritan lokal, yang ditandai suatu keadaan peradangan atau perdarahan pada mukosa

lambung.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dapat diambil dari uraian latar belakang diatas yaitu:

a. Apa pengertian gastritis ?

b. Bagaimanakh pembagian gastritis ?

c. Apa penyebab (etiologi) gastritis ?

d. Bagaimana patofisiologi gastritis ?

e. Tanda dan gejala apakah yang nampak pada pasien penderita gastritis ?

f. Diagnosa keperawatan apasajakah yang dapat diangkat dari pebderita gastritis ?

g. Bagaimanakh intervensi yang dilakukan dalam menangani penderita gastritis ?

1

Page 2: Gastritis

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian gastritis.

b. Untuk mengetahui pembagian gastrits.

c. Untuk mengetahui penyebab gastritis.

d. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis.

e. Untuk mengetahui gejala dan tanda gastritis.

f. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari gastritis.

g. Untuk mengetahui intervensi-intervensi yang dilakukan dalam menangani pasien

gastritis.

D. Manfaat

Manfaat dalam penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami

tentang penyakit gastritis mencakup pembagian, etiologi, patofisiologi dan manifestasi,

sehingga dapat mengangkat diagnosa keperawatan dalam implementasi keperawatannya

sehingga dapat dilakukan intervensi- intervensi keperawatan dalam penanganannya,

serta mampu mengaplikasikannya dalam pelayanan kesehatan.

2

Page 3: Gastritis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi

Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus

atau lokal (soepaman, 1998). Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif mansjoer,

1999). Gastritis adalah radang mukosa lambung (sjamsuhidajat,R. 1998). Gastritis merupakan

suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis,

difus atau lokal.

B. Klasifikasi

Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis superfisial akut dan gastritis

atrofik kronik.

1. Gastritis akut erosif

Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut

dengan kerusaan-kerusakan erosi. Hal ini merupakan penyakit yang sering ditemukan,

biasanya bersifat jinak dan swasirna; merupakan respon mukosa lambung terhadap

berbagai iritan lokal. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam

atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi.

Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang mengakibatkan obstruksi pilorus.

2. Gastritis atrofik kronis

Gastritis atrofik kronis ditandai oleh atrofi progresif epitel kelenjar disertai sel apitel

parietal dan chief cell. Dinding lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai

permukaan yang rata. Gastritis kronis digolongkan menjadi dua kategori: gastritis tipe

A (atrofik atau fundal) dan tipe B (antral). Gastritis kronis tipe A juga disebut sebagai

gastritis atrofik atau fundal (karena mengenai fundus lambung).gastritis kronis tipe A

merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan adanya autoantibodi terhadap sel

parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik yang berkaitan dengan tidak adanya sel

parietal dan chief cells, yang menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya

kadar gastrin. Gastritis kronis tipe B disebut juga gastritis antral karena umumnya

mengenai daerah antrum lambung dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan gastritis

3

Page 4: Gastritis

kronis tipe A. gastritis kronis tipe A lebih sering terjadi pada penderita usia tua. Bentuk

gastritis ini mempunyai sekresi asam yang normal dan tidak berkaitan dengan anemia

pernisiosa. Kadar gastrin serum yang rendah sering terjadi. Gastritis atrofik kronis dapat

mencetuskan terjadinya ulkus peptikum dan karsinoma.

C. Etiologi

GastritisAkut

Pemakaian sering obat-obatan NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drugs)

seperti aspirin yang tanpa pelindung

selaput enterik

Peminum alkohol

Perokok berat

Stres fisik (luka bakar)

Keracunan makanan (enterotoksin)

Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang

dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).

Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.

Infeksi H. pylori. Organisme tersebut melekat pada epitel lambung dan

menghancurkan lapisan mukosa pelindung, meniggalkan daerah epitel yang gundul.

GastritisKronik

penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan

kejadian biasa pada orang tua, tapi diduga pada peminum alkohol, merokok dan juga

disebabkan oleh kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus (influensa, variola,

morbili dan lain-lain) atau karena makanan-minuman (bahan-bahan kimia, arsen,

plumbum obat-obat yang mengandung salisilat, asam basa kuat, KmnO4 dan lain-lain).

D. Patofisiologi

Gastritis akut

Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika

mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :

4

Page 5: Gastritis

1. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan

meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan

dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.

Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam

lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi

gangguan nutrisi cairan & elektrolit.

2. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang

dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi

hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal

melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika

erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi

perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

Gastritis kronik

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi

mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak

sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental

dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin

dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis

serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta

formasi ulser.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mukosa lambung. Faktor-faktor itu

adalah :

1 .Kerusakan mucosal barrier sehingga difusi balik ion H meninggi.

2 .Perfusi mukosa lambung yang terganggu

3. Jumlah asam lambung merupakan faktor yang sangat penting.

Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri. Misalnya strees fisis menyebabkan perfusi

mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah infark kecil. Disamping itu

sekresi asam lambung juga terpacu. Mucosal barrier pada penderita strees fisis biasanya

5

Page 6: Gastritis

tidak terganggu. Hal itu yang membedakannya dengan gatritis erosif karena bahan

kimia atau obat. Pada gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat, mucosal

barrier rusak sehingga difusi balik ion H meninggi. Suasana asam yang terdapat pada

lumen lambung akan mempercepat kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus.

E. Manifestasi

Gastritis Akut

Manifestasi klinik yang biasa muncul dapat bervariasi dari keluhan abdomen yang tidak

jelas seperti Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, bersendawa perdarahan saluran

cerna pada Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.

Gastritis Kronik

Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu

hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai

kelainan.

F. Komplikasi

Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian

atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik,

terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.

Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12,

akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi

terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

G. Pemeriksaan Diagnostik

Diagnostik gastritis akut erosif, ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan

dilanjutkan dengan pemeriksaan histologi biopsi mukosa lambung. Pemeriksaan radiologis

biasanya tidak mempunyai arti dan baru dapat membantu apabila digunakan kontras ganda.

Endoskopi

Pada pemeriksaan endoskopi akan nampak erosi multipel yang sebagian biasanya tampak

berdarah dan letaknya tersebar. Kadang-kadang dijumpai erosi yang mengelompok pada

6

Page 7: Gastritis

satu daerah. Mukosa umumnya tampak merah. Kadang-kadang dijumpai daerah erosif

yang ditemukan pada mukosa yang tampak normal. Pada saat pemeriksaan dapat dijumpai

adanya lesi yang terdiri dari semua tingkatan perjalanan penyakit nya. Akibatnya pada saat

itu terdapat erosi yang masih baru bersama-sama dengan Lesi yang sudah mengalami

penyembuhan.

Histopatologi

Pada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati

mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif ialah sembuh sempurna dan terjadi dalam

waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu pemeriksaan endoskopi , sebaiknya dilakukan

Seawal mungkin.

Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk penderita gastritis, tetapi dapat

dilakukan untuk melihat adanya anemia bila terjadi perdarahan. Batas serum gastrin

biasanya menurun atau normal. Serum vitamin B 12 dapat dikaji untuk melihat kekuranga

vitamin B 12.

H. Penanganan

Gastritis Akut

Gastritis akut biasanya mereda bila agen penyebabnya dihilangkan. Obat anti muntah

dapat membantu menghilangkan mual dan muntah. Bila penderita tetap muntah,

mungkin perlu koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit dengan memberikan infus

intravena. Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor

pompa proton, ankikolinergik dan antasid (untuk melapisi daerah inflamasi atau

ulserasi (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur

sekresi asam lambung. antasida) dapat mempercepat penyembuhan.gastritis akut

diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan

sampai gejala berkurang. Bisa pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung

gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteraal. Bila

perdarahan terjadi, maka penatalaksanaannya adalah serupa dengan prosedur yang

7

Page 8: Gastritis

dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis daikibatkan pleh

mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran

dan penetralisasian agen penyebab.

Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (mis:aluminium hidroksida);

menetralisasi alkali, digunakan jus lemon atau cuka encer.

Bila korosi luas atau berat, emetik dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.

GastritisKronik

pengobatan gastritis kronis bervariasi, bergantung pada penyebab penyakit yang

dicurigai. Bila terdapat lesi ulkus duodenum, dapat diberikan antibiot untuk membatasi

H. pylori. Alkohol dan obat yang diketahui mengiritasi lambung dihindari. Pemberian

obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor

pompa proton. Gastritis kronis dapat diatasi engan memodifikasi diet pasien,

meningkatkan istrahat, mengurangi stres dan memulai fermakoterapi. H. pilory dapat

diatasi dengan antibiotik (tertrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismut. Pasien

dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan

oleh adanya antibodi terhadap faktor instrinsik.

8

Page 9: Gastritis

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS AKUT

A. Pengkajian

Pengkajian :

• Apakah pasien mengeluh nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual dan muntah

• Kapan terjadinya gejala, apakah sebelum makan, setelah makan, setelah mencerna

makanan pedas, obat-obatan tertentu atau alkohol

• Apakah gejala berhubungan dgn ansietas, strees, alergi, makan minum terlalu banyak

atau makan terlalu cepat

• Bagaimana gejalanya berkurang atau hilang

• Apakah ada riwayat penyakit Lambung sebelumnya

• Apakah pasien ada muntah darah atau tidak

• Adakah nyeri tekan abdomen

1. Aktivitas/istrahat

Gejala : kelemahan, kelelahan

Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap nyeri)

2. Sirkulasi

Gejala : Kelemahan/nadi perifer lemah

Takikardi

Kelembapan kulit/membran mukosa: berkeringat(menunjukan nyeri akut,

respon psikologi)

3. Integritas ego

Gejala : perasaan tak berdaya

Tanda : ansietas,gelisah, pucat, berkeringat

4. Eliminasi

9

Page 10: Gastritis

Perubahan pola defekasi, karakteristik feses,nyeri tekan abdomen, distensi, bunyi usus

hiperaktif, urine pekat dan menurun.

5. Makanan/cairan

Gejala : anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati, sendawa bau asam,

tidak toleran terhadap makanan; makanan pedas, penurunan berat badan.

Tanda : muntah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, berat jenis

urine meningkat.

6. Neurosensori

Kelemahan, rasa berdenyut, pusing/sakit kepala.

Status mental: tingkat kesadaran dapat terganggu.

7. Nyeri/kenyamanan

Gejala : Nyeri rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba,

rasa ketidak nyamanan setelah makan banyak, nyeri epigastrium kiri.

Tanda : wajah berkerut, pucat, berkeringat.

Nyeri epigastrium kiri,

Faktor pencetus; makanan, rokok, penggunaan obat-obat tertentu(salisilat,

antibiotik, ibu profen)stress pskilogi.

8. Keamanan

Gejala : alergi terhadap obat/sensitif

Tanda : peningkatan suhu, eritema.

9. Penyuluhan/pembelajaran

Adanya penggunaan obat resep/dijual bebas yang mengandung aspirin, alkohol,steroid

yang dapat menyebabkan iritasi lambung.

Klasifikasi Data

10

Page 11: Gastritis

Data Subyektif

Klien menyatakan nyeri pada daerah epigast Klien merasa lemah Klien merasa takut dengan kondisinya Klien mengatakan mual,muntah

Data Obyektif

Klien nampak meringis Klien nampak lemah Penurunan berat badan Klien nampak gelisah Klien selalu bertanya-tanya tentang kondisinya Klien kurang mampu melakukan aktivitas

ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem

1 DS:

Klien merasa nyeri

dan panas pada

daerah epigastrium

DO:

Klien tampak

meringis dan gelisah

Nyeri berhubungan

dengan iritasi mukosa

lambung

2 DS: Klien mengatakan

mual,muntah

DO:

Muntah

Porsi makan tidak

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

berhubungan dengan

masukan nutrien yang

tidak adekuat

11

Page 12: Gastritis

dihabiskan.klien

tidak mengeri

manfaat makanan

bagi tubuhnya.

Penurunan BB

3 DS :

Klien merasa lemah

DO :

Klien tidak mampu

melakukan aktivitas

.

.Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan

absorbs nutrisi

berkurang

4 DS : Klien merasa takut

dengan kondisinya

DO :

Klien nampak gelisah

Ansietas behubungan

dengan perubahan

status kesehatan ,

ditandai dengan

perasaan takut dan

gelisah.

5 DS :

DO :

Klien selalu bertanya-tanya tentang kondisinya

Klien selalu meminta informasi

Kurang pengetahuan

berhubungan dengan

kurang informasi

tantang penyakit

B. Diagnosa Keperawatan

12

Page 13: Gastritis

1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan masukan nutrien

yang tidak adekuat3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan absorbsi nutrisi berkurang4. Ansietas behubungan dengan perubahan status kesehatan5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tantang penyakit,

C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi dan Rasional

1 Nyeri berhubungan

dengan iritasi

mukosa asam

lambung ditandai

dengan :

DS:

Klien merasa nyeri

dan panas pada

daerah epigastrium

DO:

Klien tampak

meringis dan gelisah

Nyeri berkurang atau

hilang dengan kriteria :

- Nyeri dan panas pada

daerah epigastrium

berkurang atau hilang.

- Pasien dapat istrahat.

- Pasien tenang/tidak

meringis/gelisah.

1. Kaji ulang tingkat nyeri klien

Rasional:

Agar dapat mengetahui tingkat nyeri

serta dapat melakukannya.

2. Berikan informasi tentang

berbagai strategi yang dipilih untuk

menurunkan rasa nyeri

Rasional:

Dapat mengetahui metode penurunan

nyeri serta dapat melakukannya.

3. Anjurkan klien dan keluarga agar

tidak makan makanan dan minuman

yang merangsang peningkatan asam

lambung

Rasional :

13

Page 14: Gastritis

Agar klien dapat mengetahui makanan

yang merangsang asam lambung serta

tidak mengkonsumsinya

Menurunkan tingkat nyeri yang

dialami oleh klien.

4. Berikan makan sedikit tapi sering

sesuai indikasi untuk pasien.

Rasional :

Makanan mempunyai efek penetralisir

asam, juga menghancurkan kandungan

gaster. Makan sedikit mencegah

distensi dan haluaran gastrin.

5. Identifikasi dan batasi makanan yang

menimbulkan ketidak nyamanan.

Rasional :

Makanan khhusus yang menyebabkan

distres antara lain merica, kopi dapat

menimbulkan dispepsia.

6. Gunakan susu biasa dari susu skim,

bila susu dimungkinkan.

Rasional :

Lemak pada susu bisa dapat

menurunkan sekresi gaster,

namunkalsium dan kandungan protein

(susu skim) meningkatkannya.

7. Kolaborasi dengan tim medik untuk

pemberian analgetik:

- Morfin sulfat

- Aseraminofen (tylenol)

14

Page 15: Gastritis

- Antasida

- Antikolinergik ; belladona, atropin

Rasional :

- Morfin sulfat merupakan narkotik

untuk menghilangkan nyeri akut atau

hebat dan menurunkan kativitas

peristaltik.

- Aseraminofen, meningkatkan

kenyamanan dan ietrahat.

- Antasida, menurunkan keasaman

gaster dengan absorbsi atau dengan

menetralisir kimia.

Belladona, atropin, diberikan pada

waktu tidur untuk menurunkan motilitas

gaster, menekan produksi asam,

memperlambat pengosongan gaster dan

menghilangkan nyeri nokturnal

sehubungan dengan ulkus gaster.

2 Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

berhubungan dengan

masukan nutrien

yang tidak adekuat,

mual dan muntah,

ditandai dengan ;

DS :

mual

DO:

- Muntah

- Porsi makan tidak

Kebutuhan nutrisi

terpenuhi,

mempertahankan

intake nutrisi tetap

adekuat, dengan

kriteria :

- Mual

berkurang/hilang

- Porsi makan

dihabiskan.

- Klien mengerti

manfaat mekenan

bagi tubuhnya.

1. Jelaskan klien dan keluarga tentang

pentingnya makanan bagi tubuh.

Rasional :

Klien dan keluarga dapat mengetahui

pentingnya makanan bagi tubuh;

2. Monitor jumlah makanan yang

masuk.

Rasional :

Untuk mengetahui besarnya

makanan yang dikonsumsi.

3. Monitor adanya muntah dan catat

jumlah, frekuensi dan warna.

Rasional :

15

Page 16: Gastritis

dihabiskan.klien

tidak mengeri

manfaat makanan

bagi tubuhnya.

Sebagai data untuk melakukan

tindakan keperawatan dan

pengobatan selanjutnya.

4. Berikan makanan yang bervariasi

menurut dietnya untuk merangsang

nafsu makan.

Rasional :

Agar klien dapat termotivasi dan

merangsang nafsu makan.

5. Berikan makanan dalam porsi kecil

namun sering.

Rasional :

Untuk mengurangi perasaan dan

memenuhi kebutuhan makanan bagi

klien.

6. Berikan cairan intravena sesuai

indikasi.

Rasional :

Memenuhi kebutuhan cairan dan

nutrisi sampai masukan oral.

7. Tambahan asupan protein,

trigliserida rantai sedang.

Rasional :

Proyein tambahan membantu

perbaikan dan penyembuhan

jaringan, trigliserida rantai sedang

meningkatkan absorbsi lemak dan

vitamin larut dalam lemak untuk

mencegah masalah malabsorbsi.

8. Kolaborasi dengan tim medik untuk

pemberian obat anti emetik.

16

Page 17: Gastritis

Rasional :

Sebagai terapi untuk menghambat

rangsangan mual dan muntah.

3 Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan

absorbsi nutrisi

berkurang ditandai

dengan :

DS :

Klien merasa lemah

DO :

Klien tidak mampu

melakukan aktivitas,

Mampu melakukan

peningkatan toleransi

aktivitas.

1. Tingkatkan tirah baring/duduk.

Berikan lingkungan tenang, batasi

pengunjung sesuai keerluan.

Rasional :

Meningkatkan istrahat dan

ketenangan , menyediakan energi

yang digunakan untuk penyembuhan

2. Ubah posisi dengan sering

Rasional :

Meningkatkan fungsi pernapasan dan

meminimalkan tekanan pada area

tertentu untuk menurunkan resiko

kerusakan jaringan.

3. Dorong penggunaan teknik

manajemen stres, contoh relaksasi

progresif, visualisasi, bimbingan

imajinasi, berikan aktivitas hiburan

yang tepat.

Rasional :

Meningkatkan relaksasi dan

penghematan energi, memusatkan

kembali perhatian, dan dapat

meningkatkan koping.

4. Awasi terulangnya anoreksia dan

nyeri pada daerah epigastrium.

Rasional :

Menunjukan kurangnya resolusi

17

Page 18: Gastritis

penyakit, memerlukan istrahat lanjut,

mengganti program terapi.

4 Ansietas

behubungan dengan

perubahan status

kesehatan , ditandai

dengan perasaan

takut dan gelisah.

Menunjukan rileks dan

laporan ansietas

menurun dengan

kriteria:

- Klen mengerti tentang

penyakit.

- Klien tidak takut dan

gelisah.

1. Kaji rasa cemas klien

Rasional :

Sebagai data awal untuk mengetahui

tingkat kecemasan klien.

2. Beri kesempatan pada klien

mengungkapkan rasa cemasnya.

Rasional :

Agar dapat mengetahui penyebab

cemas yang dialami serta mengurangi

beban psikologis klien.

3. Jelaskan pada klien tentang diet yang

bisa dijalankan setelah sembuh.

Rasional :

Klien dapat mematuhi diet serta

menghindari kambuh penyakitnya

kembali.

4. Jelaskan pada klien tantang prosedur

pengobatan/perawatan yang akan

dilakukan dan dianjurkan kooperatif

didalamnya.

Rasional :

Dapat memahami dan menerima

segala tindakan yang dilakukan untuk

proses penyembuhan penyakit.

5. Berikan motivasi pada klien tentang

kesembuhannya.

Rasional :

Klien dan keluarga optimis atas

penyembuhan penyakit klien dan

18

Page 19: Gastritis

5 Kurang pengetahuan

berhubungan dengan

kurang informasi

tantang penyakit,

ditandai dengan

permintaan

informasi dan

pernyataan masalah

Memahami keadaan

penyakit dan

melakukan perubahan

pola hidup dalam

mengurangi penyakit.

mematuhi segala anjuran yang

diberikan.

1. Tentukan persepsi klien tantang

penyebab gastritis.

Rasional :

Membuat pengetahuan dasar dan

memberikan beberapa kesadaran yang

konstruktif pada individu.

2. Kaji ulang informasi tantang

penyebab/efek hubungan pola hidup,

dan cara menurunkan resiko. Dorong

untuk bertanya.

Rasional :

Memberikan pengetahuan dasar

dimana pasien dapat membuat pilihan

informasi /keputusan tentang masa

depan dan kontrol masalah kesehatan.

3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi

hubungan masukan makanan dan

pencetus hilangnya nyeri epigastrik,

termasuk menghindari iritan gaster.

Rasional :

Zat-zat iritan gaster; kafein, rokok

merangsang keasaman lambung.

Individu dapat menemukan bahwa

makanan/minuman tertentu

meningkatkan sekresi lambung dan

nyeri.

19

Page 20: Gastritis

4. Anjurkan makan sedikit tapi

sering/makanan kecil, mengunyah

makanan dengan perlahan dan

menhindari makan banyak.

Rasional :

Sering makan mempertahankan

netralisasi HCL, melarutkan isi

lambung pada kerja minimal asam

mukosa lambung. Makan sedikit

mencegah distensi gaster yang

berlebihan.

5. Dukung penggunaan teknik

penanganan stres, hindari stres emosi.

Rasional :

Menurunkan rangsangan eksentrik

HCL.

20

Page 21: Gastritis

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut

dengan kerusaan-kerusakan erosi. Hal ini merupakan penyakit yang sering ditemukan,

biasanya bersifat jinak dan swasirna; merupakan respon mukosa lambung terhadap

berbagai iritan lokal. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam

atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi.

Beberapa penyebab dari gastritis akut antara lain:Pemakaian sering obat-obatan

NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drugs)seperti aspirin yang tanpa pelindungselaput

enterik, Peminum alkohol, Perokok berat,Keracunan makanan (enterotoksin)

Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin, alkohol, merokok,

kafein lada, steroid, Infeksi H. pylori.

Beberapa diagnosa keperawatan yang diangkat dari gastitis akut antara lain:

- Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung, ditandai dengan klien merasa nyeri

dan nampak gelisah.

- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien

yang tidak adekuat, ditandai dengan mual dan muntah.

- Intoleransi aktifitas berhubungan dengan absorbsi nutrisi berkurang, ditandai dengan

kelemahan otot.

- Ansietas berhubungan dengan nyeri ditandai dengan perasaan takut pasien dan gelisah.

- Kurang pengetahuan berhubungan dengan tak mengenal informasi tentang kondisi,

ditandai dengan takut yang berlebihan.

Hasil yang diharapkan dalam penanganan klien gastritis antara lain :

- Melaporkan nyeri berkurang.

- Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan.

- Volume cairan tubuh tetap terjaga

- Tanda-tanda vital dalam batas normal

- Menghindarii makanan yang mengiritasi atau yang mengandung alkohol.

21

Page 22: Gastritis

B. Saran

Adapun saran yang dapat diangkat dari asuhan keperawatan gastritis tersebut antara

lain:

1. Klien dengan keluhan gastritis sebaiknya ditangani dengan serius agar tidak terjadi

komplikasi yang lebih lanjut.

2. Saat melakukan pengkajian harus jeli terhadap masalah yang ditemukan sehingga

diagnosa yang diangkat tepat.

3. Pesien dan keluarga pasien hendaknya menghindari makanan atau minuman yang

dapat memperparah keasaman lambung yang memperburuk penyakit.

22

Page 23: Gastritis

23