Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

download Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

of 90

Transcript of Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    1/90

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    2/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    2y.h.s.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    3/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    3y.h.s.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    4/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    4y.h.s.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    5/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    5y.h.s.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    6/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    6y.h.s.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    7/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    7y.h.s.

    MULUT – KANDIDIASIS MULUT (4A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    8/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    8y.h.s.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    9/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    9y.h.s.

    ULKUS MULUT (4A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    10/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    10y.h.s.

    GLOSITIS (3A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    11/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    11y.h.s.

    ANGINA LUDWIG (3A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    12/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    12y.h.s.

    PAROTITIS (4A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    13/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    13y.h.s.

    KARIES GIGI (3A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    14/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    14y.h.s.

    ESOVAGITIS REFLUKS (3A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    15/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    15y.h.s.

    LESI KOROSIF PADA ESOFAGUS (3B)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    16/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    16y.h.s.

    Dispepsia Fungsional

    Dalam konsensus Roma III (tahun 2006) yatg khusus membicarakan tentang kelainan

    gastrointestinal fungsional, dispepsia fungsional didefinisikan sebagai

    1. 

    Adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, nyeri ulu

    hatilepigaskik, rasa terbakar di epi gastrium.

    2.  Tidak ada bukti kelainan struktural (termasuk didalamnya pemeriksaan endoskopi

    saluran cerna bagian atas) yang dapat menerangkan penyebab keluhan tersebut.

    3.  Keluhan ini te{adi selama 3 bulan dalam wakhr 6 bulan terakhir sebelum diagnosis

    ditegakkan.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    17/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    17y.h.s.

    Tx:

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    18/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    18y.h.s.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    19/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    19y.h.s.

    PENDARAHAN GASTROINTESTINAL (3B) 

    Perdarahan saluran cerna bagian atas

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    20/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    20y.h.s.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    21/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    21y.h.s.

    Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    22/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    22y.h.s.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    23/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    23y.h.s.

    Tx

    1. 

    Resusitasi

    2.  Medika mentosa

    Hemoroid firsura ani dan ulkus rektum soliter dapat diobati dengan bulk-forming agent, sitz

    baths, danmenghindari mengedan. Salep yang mengandung steroid dan obat supositoria

    sering digunakan namun manfaatnya masih dipertanyakan.Kombinasi estrogen dan progesteron dapat mengurangi perdarahan yang timbul pada

    pasien yang menderita angiodisplasia. IBD biasanya memberi respons terhadap obat-obatan

    anti inflamasi. Pemberian formalin intrarektal dapat memperbaiki perdarahan yang timbul

    pada proktitis radiasi. Respon serupajuga terjadi pada pemberian oksigen hiperbarik.

    3. 

    Terapi endoskopi.

    Colonoscopic bipolar cautery, monopolar cautery, heater probe application, argon

    Kolonoskopijuga dapat digunakan untuk melakukan ablasi dan reseksi polip yang berdarah

    atau mengendalikan perdarahan yang timbul pada kanker kolon. Sigmoidoskopi dapat

    mengatasi perdarahan hemoroid internal dengan ligasi maupun teknik termal.

    4. 

    Angiografi terapeutik

    5.  Terapi Bedah

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    24/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    24y.h.s.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    25/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    25y.h.s.

    HERNIA (3B)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    26/90

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    27/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    27y.h.s.

    INFEKSI PADA UMBILIKUS (4A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    28/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    28y.h.s.

    GASTRITIS (4A)

    Secara sederhana definisi gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung.

    Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di klinik, karena diagnosisnya

    sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi.

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksan endoskopi dan histopatologi. Sebaiknya biopsi

    dilakukan dengan sistematis sesuai dengan update Sydney System yang mengharuskan

    mencantumkan topografi . Gambaran endoskopi yang dapat dijumpai adalah eritema, eksudatif, flat-

    erosion, raised erosion, perdarahan, edematous rugae.

    H. Pylori

    Tx

    Gastropati OAINS

    Tx

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    29/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    29y.h.s.

    TUKAK LAMBUNG

    Tukak gaster jinak adalah suatu gambaran bulat atau semi bulat/oval, ukuran > 5 mm kedalaman sub

    mukosal pada mukosa lambung akibat terputusnya kontinuitas/ integritas mukosa lambung. Tukak

    gaster merupakan luka terbuka dengan pinggir edema disertai indurasi dengan dasar tukak ditutup

    debris.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    30/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    30y.h.s.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    31/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    31y.h.s.

    TUKAK DUODENUM

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    32/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    32y.h.s.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    33/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    33y.h.s.

    GASTROENTERITIS (KOLERA GIARDIASIS) (4A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    34/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    34y.h.s.

    REFLUKS GASTROESOFAGUS (4A)

    Penyakit refl uks gastroesofag eal (gastroseofagial reflux diseasel GERD) adalah suatu keadaan

    patologis sebagai akibat refluks kandungan lambung ke dalam esofagus, dengan berbagai gejala yang

    timbul akibat keterlibatan esofagus, fartng, laring dan saluran nafas. Telah diketahui bahwa refluks

    kandungan lambung ke esofagus dapat menimbulkan berbagai gejala di esofagus maupun ekstra-

    esofagus, dapat menyebabkan komplikasi yang berat seperti striktur, Barrett b esophagus bahkan

    adenokarsinoma di kardia dan esofagus.

    Refluks gastroesofageal pada pasien GERD terjadi melalui 3 mekanisme:

    1.  Refluks spontan pada saat relaksasi ZESyang tidak adekuat

    2.  aliran retrograd yang mendahului kembalinya tonus LES setelah menelan

    3. 

    meningkatnya tekanan intra abdomen

    Tx:

    1. 

    Medikamentosa

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    35/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    35y.h.s.

    Metoklopramid: Dosis: 3x10mgDomperidon: Dosis: 3 x l0-20 mg sehari

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    36/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    36y.h.s.

    Cisapride: Dosis 3 x l0 mg sehari

    Sukralfat (Aluminium hidroksida + sukrosa oktasulfat) dosis 4xl gram

    Antasida : 4x1 sendok makan

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    37/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    37y.h.s.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    38/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    38y.h.s.

    APENDISITIS AKUT (3B)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    39/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    39y.h.s.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    40/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    40y.h.s.

    ABSES APENDIKS (3B)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    41/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    41y.h.s.

    DEMAM TIFOID (4A)

    TYPHOID FEVER 4A) 

    SUBJECTIVE

    A severe nonspecific febrile illness in a patient who has been exposed to typhoidal salmonella,

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    42/90

    Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    42y.h.s.

    Objective (S)

    PE : Lemah, Demam, Malaise, TTV (demam), Pemeriksaan Put it all together.

    Pemeriksaan Penunjang :

    1.  Cultur

    2.  Nested PCR (using two primers with different sequences within the H1-d flagellin gene of S typhi ) 

    3. 

    Specific serologic tests

    -  measure agglutinating antibodies against O (Somatic Antigen) (1 : 160) and H (Flagella Antigen) (1

    : 320) antigens of S typhi (WIDAL : fourfold increase in the titer  )

    Indirect hemagglutination, indirect fluorescent Vi (envelope) antibody, and indirect enzyme-

    linked immunosorbent assay (ELISA) for immunoglobulin M (IgM 3 days can be measured) and

    IgG antibodies to S typhi  polysaccharide,

    4.  Other nonspecific laboratory studies

    Most patients with typhoid fever are moderately anemic, have an elevated erythrocyte sedimentation

    rate (ESR), thrombocytopenia, and relative lymphopenia.

    Most also have a slightly elevated prothrombin time (PT) and activated partial thromboplastin time

    (aPTT) and decreased fibrinogen levels.

    Circulating fibrin degradation products commonly rise to levels seen in subclinical disseminated

    intravascular coagulation (DIC).

    Liver transaminase and serum bilirubin values usually rise to twice the reference range.

    Mild hyponatremia and hypokalemia are common.

    A serum alanine amino transferase (ALT) –to –lactate dehydrogenase (LDH) ratio of more than 9:1

    appears to be helpful in distinguishing typhoid from viral hepatitis. A ratio of greater than 9:1

    supports a diagnosis of acute viral hepatitis, while ratio of less than 9:1 supports typhoid hepatitis.1 Assesment (A)

    http://emedicine.medscape.com/article/199627-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/199627-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/199627-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/199627-overview

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    43/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    1

    1. 

    Typhoid Fever

    DDx

    Abdominal Abscess

    Amebic Hepatic Abscesses

    Appendicitis

    Brucellosis

    Dengue

    Influenza

    Leishmaniasis

    Malaria

    Rickettsial diseases1 

    Complication :

    Perforasi USUS karena kerusakan dari patch peyer

    Planning 

    a.  PDx (Culture, nested PCR, Serologic, Laboratory) 

    b.  Ptx

    1.  Pemberian antibiotik

    a. 

    KloramfenikolHari 1 : 4 x 250 mg

    Hari 2 : 4 x 500 mg, dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam

    Hari sesudah demam 4 x 250 mg selama 5 hari kemudian

    b.  Amoksilin : 50-150 mg/kgBB, diberikan selama 2 minggu 

    c. 

    Kotrimoksazol : 2x2 tablet (1 tablet mengandung 400 mg sulfametoksazol + 80 trimetoprim)

    , diberikan selama 2 minggu 

    d.  Sefalosporin Gol II dan III

    Seftriakson 4g/hari selama 3 hari

    Norfloksasin 2 x 400 mg/hari selama 14 hari

    -  Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari selama 6 hari

    e.  Antibiotik khusus ibu hamil 

    Golongan penisilin (ampisilin atau amoksisilin)- 

    Sefalosporin golongan 3 (Sefoperazon,sefotaksim, seftizoksim, seftriaxon, sefotiam,

    sefiksim, sefpodoksim, dan sefprozil)

    2.  Istirahat dan perawatan profesional

    3.  Diet dan terapi penunjang

    Pertama diberi bubur saring, bubur kasar dan akhirnya nasi

    Nutrisi yang tercukupi

    -  Vitamin dan mineral

    Antipiretik (paracetamol ) untuk demam

    (Kapita Selekta Kedokteran)

    Preventive

    1.  Avoid risky foods and drinks, washing hand

    2. 

    Get vaccinated against typhoid fever (Ty21a (Vivotif Berna) and (Typhim Vi))2

     

    http://emedicine.medscape.com/article/183920-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/213430-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/215840-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/220298-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/221134-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/221134-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/220298-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/215840-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/213430-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/183920-overview

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    44/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    2

    MALABSORBSI (3A)

    Malabsorpsi adalah suatu keadaan terdapatnya gangguan pada proses absorpsi dan digesti secara

    normal pada satu atau leblhzat gizi.Padatmunya pasien datang dengan diare sehingga kadang kala

    sulit membedakan apakah diare disebabkan oleh malabsorpsi atau sebab lain. Selain itu kadang kala

    penyebab dari diare tersebut tumpang tindih antara satu sebab dengan sebab lain termasuk yang

    disebabkan oleh mal absorpsi 

    Kriteria Dx

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    45/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    3

    Kriteria Tx

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    46/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    4

    INTOLERANSI MAKANAN (4A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    47/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    5

    ALERGI MAKANAN (4A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    48/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    6

    KERACUNAN MAKANAN (4A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    49/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    7

    BOTULISME (3B)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    50/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    8

    INFEKSI CACING (4A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    51/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    9

    HEPATITIS A 4A) 

    Subjective

    Anamnesis :

    Demam dulu

    Jundice pada badan mata

    Kencing teh (pekat)

    BAB pucat

    Mual muntah

    HAV memiliki masa inkubasi 10 sampai 40 hari. Ini adalah waktu dari paparan virus sampai timbulnya penyakit

    ini. Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium:

    1. 

    Pendahuluan (prodromal) dengan gejala demam tiba-tiba (sifat demam terus-menerus),

    letih, lesu, demam, kehilangan selera makan, mual, muntah, diare, sakit otot dan sendi;

    2.  Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik) ditandai dengan kulit dan mata menjadi

    kuning, air kencing berwarna tua, tinja pucat.; Gejala kuning tidak selalu ditemukan

    3. 

    stadium kesembuhan (konvalesensi).

    Lamanya penyakit ini biasanya dua sampai tiga minggu, tetapi setiap orang dapat tetap bergejala untuk

    beberapa bulan.

    Objective

    Pemeriksaan Fisik

    1.  Sclera icteric (bisa bilirubin indirek atau direk ↑, > 3) 

    2. 

    Mungkin Hepatomegali

    3.  Spleenomegali (Traube space +)

    Pemeriksaan penunjang :

    1. 

    Limfositosis (khas virus)

    Leukositosis dan neutrofilia (khas bakteri)

    2.  SGOT ↑ SGPT ↑ (rata rata diatas 500, dominan PT) 

    SGOT ↑ (AST) : inflamasi otot (jantung, post trauma)SGPT ↑ (ALT) : inflamasi pada liver

    3.  Bilirubin

    Bermasalah di direk karena terjadi inflamasi di intrahepatal

    Direk↑ : intrahepatal, posthepatal (Bilier) 

    ALP dan Gamma GT ↑ permasalahan di sistem bililer

    Indirek ↑: prehepatal , ex : sbelum masuk liver sudah mengalami

    4.  Diagnosa pasti : IgM anti Hep A Serologic test

    a.  Anti-hepatitis A virus immunoglobulin M

    Test results for anti-HAV IgM are positive at the time of onset of symptoms and usually

    accompany the first rise in the alanine aminotransferase (ALT) level. the results remain

    positive for 3-6 months after the primary infection and for as long as 12 months in 25% ofpatients. In patients with relapsing hepatitis, IgM persists for the duration of this pattern of

    disease.

    b.  Anti-hepatitis A virus immunoglobulin G

    Anti-HAV immunoglobulin G (IgG) appears soon after IgM and generally persists for many

    years. The presence of anti-HAV IgG in the absence of IgM indicates past infection or

    vaccination rather than acute infection. IgG provides protective immunity.

    Assesment

    Hepatitis A

    DD :

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    52/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    10

    4. 

    Leptosperosis (ada riwayat berkontak dengan lingkungan yang kotor, karena penularan melalui tikus)

    5.  Malaria (dari daerah endemis, ex dimalang selatan) : demam, menggigil, berkeringat , tapi diberi

    antipiretik tetap menggigil berkeringat

    6. 

    Colelitiasis : ada nyeri upper quadran pain

    Etiologi :

    Fecal oral (dari makanan yang terkontaminasi virus) 

    Planning

    PDx : Darah Lengkap, SGOT SGPT, Bilirubin dan Serologic Test (Sesuai indikasi)

    PTx :

    1. 

    Istirahat yang Cukup

    2. 

    Self limiting

    3.  Makan tinggi kalori dan protein, rendah lemak untuk memulihkan kesehatan livernya (hati)

    4. 

    Suplemen : diberikan lebih baik

    5. 

    supportive treatment :

    antipiretik : paracetamol (hindari dosis toksis > 3000 mg)- 

    Nausea and vomiting are treated with antiemetics

    -  hepatoprotektor

    6. 

    rawat inap :

     jika SGOT SGPT > 700 , karena bisa menjadi Hepatitis Fulminan

    Bila pasien tidak dapat makan dan minum serta terjadi dehidrasi berat dapat diberikan

    cairan infus untuk mengatasi kekurangan cairan

    Pmo : S (apakah keluhan masih ada ), VS, Lab SGOT SGPT

    Penularan : bisa menularkan saat 2 minggu sebelum gejala muncul , melalui tinja.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    53/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    11

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    54/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    12

    Hepatitis B 3A)

    Bisa bergejala atau tidak, dan biasanya terdiagnosis melalui screening Hbs Ag. 

    Subjective

    Acute phase

    The incubation period is 1-6 months in the acute

    phase of hepatitis B infection. Patients with

    symptomatology have the same symptoms as

    patients who develop icteric hepatitis.

    Icteric hepatitis is associated with a prodromal

    period, during which a serum sickness  –like

    syndrome can occur. The symptomatology is more

    constitutional and includes the following:

    Anorexia

    Nausea

    Vomiting

    Low-grade fever

    Myalgia

    -  Fatigability

    Disordered gustatory acuity and smell

    sensations (aversion to food and cigarettes)

    -  Right upper quadrant and epigastric pain

    (intermittent, mild to moderate)

    Chronic phasePatients with chronic hepatitis B disease can be

    immune tolerant or have an inactive chronic infection

    without any evidence of active disease; they are also

    asymptomatic.

    Patients with chronic active hepatitis, especially

    during the replicative state, may complain of

    symptomatology such as the following:

    -  Symptoms similar to those of acute hepatitis

    -  Fatigue

    Anorexia- 

    Nausea

    -  Mild upper quadrant pain or discomfort

    Objective

    PE

    Acute Phase-  Low-grade fever

    Jaundice (10 days after appearance of

    constitutional symptomatology, lasting for 1-3

    mo)

    -  Hepatomegaly (mildly enlarged, soft liver)

    -  Splenomegaly (5-15%)

    -  Palmar erythema (rarely)

    -  Spider nevi (rarely)

    Chronic Phase-  Icteric

    -  Hepatomegaly

    -  Splenomegaly

    -  Muscle wasting

    -  Palmar erythema

    -  Spider angioma

    -  Vasculitis (rarely)

    Assesment

    Hepatitis B

    PlanningPDX dan PTx

    1. 

    Cek Hbs Ag

    2. 

    Kalau Hbs Ag + , cek SGOT/SGPT

    3.  Jika nilai SGOT/SGPT normal : tidak usah diterapi antiviral, akan mungkin menjadi sero konversi (bisa

    karena sembuh atau kesalahan Lab. Tidak perlu diterapiKarena jika diteapi akan mengaktifkan virus

    yang sedang dorman dan memperparah penyakitnya. Tapi tetap menular melaui tranfusi darah,

    cairan dari dalam tubuh , jarum suntik, dan hubungan seksual. Tetap berikan terapi supportif.

    Hep B tidak perlu diterapi dengan antiviral jika

    1.  Pada tahap infeksi akut

    2. 

    SGOT/SGPT normal

    http://emedicine.medscape.com/article/332032-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/332032-overview

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    55/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    13

    3. 

    Sudah sirosis dekompensata (ciri nya muncul tanda sirosis : varises esofagus, hipertensi vena

    porta, ascites, edema dan ikterus)

    Tapi ada literatur , pada sirosis dekompensata diberikan terapi agar tidak menjadi HCC

    (Hepatoma Cell Carcinoma)

    Pmo : cek HbsAg , cek SGOT/SGPT 3 – 6 bulan lagi

    Jika SGOT/SGPT↑ , lanjutkan test Hbe Ag (untuk menentukan planning terapi) dan Hpv DNA ,

    kemudian rujuk

    Yang perlu diterapi dengan antiviral adalah Hepatitis B kronik > 6 bulan .

    Kriteria :

    1. 

    HbsAg sero + > 6 bulan

    2. 

    HpV DNA > 20.000

    3. 

    ALT↑ persisten

    Terapi yang diberikan dirumahsakit rujukan adalah :

    1. 

    interferon alfa-2b

    2. 

    lamivudin

    3. 

    adefovir dipivoxil4.

     

    entecavir dan

    5.  peginterferon alfa-2a

    Pmo : Hpv DNA (untuk mengetahui apakah virus masih ada atau tidak) setiap 6 bulan

    Terapi yang diberikan tidak bisa menyembuhkan atau menghilangkan virus , tapi bisa terjadi

    serokonversi sesudah terapi (12 bulan) , selain itu risiko terjadinya sirosis dan kanker hati dapat

    dihambat

    Terapi dihentikan jika

    1.  Hpv DNA : 2x negatif

    2. 

    Anti Hbs Ag : postif

    Kalo sudah diteapi, monitor setiap 6 bulan, cek Hpv DNA.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    56/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    14

    Hepatitis C

    Tidak memberikan gejala khusus

    Hep C akut 6 mingggu atau 6 bulan pertama setelah terpajan

    Cek : Hcv ag , OT/PT dan HCV RNA

    HCV RNA + : lakukan terapi

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    57/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    15

    DIARE AKUT

    Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah

    padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram ata;.r 200 mU24 janr.

    Defrnisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kati per hari. Buang

    air besar encer tersebut dapat/tanpa disertaI lendir dan darah. Diare akut yaitu diare yang

    berlangsung kurang dari l5 hari.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    58/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    16

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    59/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    17

    Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan:

    1.  Dehidrasi Ringan (hilang cairan 2-5%'BB)z gambaran klinisnya turgor kurang, suara serak(vox

    cholerica) ,pasien belum jatuh dalam presyok.

    2. 

    Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8oZ BB): turgorburuk, suara serak, pasien jatuh dalampresyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam.

    3. 

    Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10% BB): tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran

    menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, sianosis.

    Tx

    1.  Resusitasi Cairan

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    60/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    18

    2.  Oralit

    Pemberian per oral diberikan larutan oralit yang hipotonik dengan komposisi 29 g glukosa,

    3,5 g NaCl, 2,5 g Natrium Bikarbonat dan 1,5 g KCI setiap liter.

    3.  Diet

    Pasien dianjurkan justru minum minuman sari buah, teh, minuman tidak bergas, makanan

    mudah dicerna seperti pisang, nasi, keripik dan sup. Susu sapi harus dihindarkan karena

    adanya defisiensi laktase transien yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Minuman

    berkafein dan alkohol harus dihindari karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.

    4.  Obat anti diare

    Obat-obat ini dapat mengurangi gejala-gejala.

    a. 

    Yang paling efektif yaitu derivat opioid misal loperamide, difenoksilat-atropin dan tinktur

    opium. Loperamide paling disukai karena tidak adiktif dan memiliki efek samping paling

    kecil. Bismuth subsalisilat merupakan obat lain yang dapat digunakan tetapi

    kontraindikasi pada pasien HIV karena dapat menimbulkan ensefalopati bismuth. Obatantimotilitas penggunaatnya harus hati- hati pada pasien disentri yang panas (termasuk

    infeksi Shigella) bila tanpa disertai anti mikroba, karena dapat memperlama

    penyembuhan penyakit.

    b.  Obat yang mengeraskan tinj a: atapulg ite 4 x 2 tab lhari,smectite 3 x 1 saset diberikan

    tiap diare/BAB encer sampai diare berhenti.

    c.  Obat anti sekretorik atau anti enkephalinase: Hidrasec 3 x l tablhari.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    61/90

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    62/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    20

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    63/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    21

    DIARE KRONIK

    Diare yaitu buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atalu setengah cair (setengah

    padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atat200 mll24 jam.

    Definisi ini tidak menunjuk pada berapa frekuensi diarenya, tetapi definisi lain tetap memakai

    kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer atau air

    in dapatltanpa disertai lendir dan darah. Diare kronikyaihr diare yang berlangsung lebih dari 15

    hari.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    64/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    22

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    65/90

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    66/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    24

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    67/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    25

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    68/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    26

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    69/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    27

    ABSES HEPAR AMOEBA (3A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    70/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    28

    PERLEMAKAN HEPAR (4A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    71/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    29

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    72/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    30

    KOLESISTITIS (3B)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    73/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    31

    DIVERTIKULOSIS (3A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    74/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    32

    KOLITIS (3A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    75/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    33

    DISENTRI BASILER / DISENTRI AMOEBA (4A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    76/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    34

    IRITABLE BOWEL SYNDROME (3A)

    Irritable Bowel Syndrome (IBS) adalah salah satupenyakit gastrointestinal fungsional. Pengertian

    lrritable Bowel Syndrome (IBS) sendiri adalah adanya nyeri perut, distensi dan gangguan pola

    defekasi tanpa gangguan organik. Gejala yang dapat muncul pada pasien dengan IBS cukup

    bervariasi. Disisi lain pemeriksaan fisik dan laboratorium yang spesifik pada pasien IBS tidak ada,

    oleh karena itu penegakkan diagnosis IBS kadang kala tidak mudah.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    77/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    35

    TX

    1.  Psikoterapi

    Pasien-pasien dengan IBS harus selalu diingatkan untuk dapat mengendalikan stresnya.

    Pasien diminta unhrk tidak bekerja berlebihan dan mengenyampingkan waktu istirahatnya,

    menyediakan waktu yang cukup untuk dapat melakukan buang airbesar secara teratur diluar

    waktu sibuk bekerja dan juga yang terpenting selama makan disediakan waktu yang cukup

    agar makan yang dilakukan dapat dilakukan dalam ketengangan dan tidak terbtru-buru. Olah

    ragayangteraltr merupakan kunci penting yang juga harus diperhatikan agar pasien dengan

    IBS dapat menyesuaikan diri dengan keluhan-keluhan yang ada

    2.  Diet

    Modif,ftasi diet terutama untuk peningkatan konsumsi serat ditujukan pada IBS dengan

    konstipasi. Disisi lain pada pasien dengan IBS tipe diare konsumsi serat dikurangi. Pada IBS

    tipe konstipasi peningkatan konsumsi serat juga dsertai konsumsi air yang meningkat

    disertai aktivitas olah raga rutin.

    Beberapa makanan atau minuman tertentu juga dapat mencetuskan tet'adinya IBS pada

    beberapa pasien oleh karena itu harus dihindarkan. Beberapa makanan dan minuman yang

    sering mencetuskan IBS antara lain gandum, susu, kafein, bawang, coklat danbeberapa

    sayur- sayuran. Biasanya jika keluhan menghilang setelah menghindari makanan dan

    minuman yang dicurigai sebagai pencetus bisa dicoba untuk dikonsumsi lagi setelah 3 bulan

    dengan jumlah diberikan secara bertahap.

    3.  Obat-obatan

    Untuk mengatasi nyeri abdomen sering digunakan antispasmodik yang mempunyai efek

    antikolinergik dan lebih bermanfaat pada nyeri perut setelah makan, tetapi umunya kurang

    bermanfaat pada nyeri kronik disertai gejala konstipasi. Obat-obatan yang sering dan sudah

    beredar di Indonesia antara lain mebeverine 3x135 mg, hiosinN- butilbromida 3x10 mg,Chlordiazepoksid 5 mg/klidinium 2,5 mg 3x1 tab, alverine 3x30 mg dan obat antispasmodik

    terbaru dan juga sudah digunakan di Indonesia otolium bromida.

    Untuk IBS konstipasi, laksatifosmotik seperti lakhrlosa, magnesium hidroksida terutama

    pada kasus-kasus dimana konsumsi tinggi serat tidak membantu mengatasi konstipasi. Obat-

    obatan laksatif stimulan biasanya tidak dipergunakan karena akan memperburuk rasa nyeri

    abdo- men pasien. Tegaserod suatu 5-HT4 reseptor agonis, obat IBS tipe konstipasi yang

    relatif baru dan sudah beredar di Indonesia bekerja untuk meningkatkan akselerasi usus

    halus dan meningkatkan waktu transit feses di kolon dan juga disebutkan dapat

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    78/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    36

    meningkatkan sekresi cairan usus. B eberapa penelitian menunjukkan bahwa te gaserod

    memperbaiki gejala pasien secara global dan meningkatkan frekuensi defekasi dan

    konsistensi feses. Tegaserod biasanya diberikan dengan dosis 2x 6 mg selama 10-12

    minggu. Tetapi saat ini tegaserod sudah ditarik dari perederan karena efek samping pada

     jantung walau sebenarnya obat ini cukup efektifdalam penangani kasus-kasu IBS tipe

    konstipasi khususnya pada wanita.

    Untuk IBS tipe diare beberapa obat juga dapat digunakan antara lain loperamid dengan dosis

    2-16 mg perhari.

    Dalam pengobatan pasien dengan IBS kadang-kadang dipergunakan obat-obatan yang

    sebenarnya tidak dibutuhkan oleh pasien dan ini sebaiknya menjadi perhatian dokter. IBS

    bukan disebabkan oleh jamur dan infeksi sehingga antibiotika dan antijamur tidak

    dibutuhkan. Begitu juga enzim, malabsorbsi bukan penyebab IBS sehingga suplementasi

    ensim pada pasien dengan IBS kurang tepat.

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    79/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    37

    INSUSEPSI / INVAGINASI (3B)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    80/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    38

    PROKTITIS (3A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    81/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    39

    ABSES PERIANAL (3A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    82/90

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    83/90

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    84/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    42

    PROLAPS REKTUM, ANUS (3A)

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    85/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    43

    Penyakit tropmed

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    86/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    44

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    87/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    45

    Geriatric Giant adalah problem-problem raksasa/ luar biasa besar pada pasien geriatri

    yaitu :

    1. Imobilisasi

    2. Instabilitas dan jatuh .

    3. Inkontinensia urin dan alvi

    4. Gangguan Intelektual (demensia)

    5. Infeksi

    6. Gangguan penglihatan & pendengaran

    7. Impaksi (konstipasi)

    8. Isolasi (depresi)

    9. Inanisi (malnutrisi)

    10. Impecunity (kemiskinan)

    11. Latrogenesis (sering karena terlalu banyak obat)12. Insomnia

    13. Defisiensi imunitas

    14. Impotensi 

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    88/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    46

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    89/90

    y.h.s

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099 

    47

  • 8/16/2019 Buku 5. Sistem Gastrointestinal , Hepatobilier Dan Pankreas

    90/90

    SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS  Yuni Hendrati Sulfia115070100111099