Beton Pratekan 1 Ok

download Beton Pratekan 1 Ok

of 47

Transcript of Beton Pratekan 1 Ok

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    1/47

    0

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    BAHAN AJAR

    MATA KULIAH

    STRUKTUR BETON PRATEKAN

    JILID 1

    Oleh :Ir. H. Armeyn Syam, MT

    PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

    Mei 2013

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    2/47

    1

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    KATA PENGANTAR

    Sesuai dengan usulan bahan ajar terseleksi yang direncanakan

    oleh Institut Teknologi Padang pada semester ganjil 2013/2014 yang

    paling lambat 23 Agustus 2013 tersebut baru dapat di selesaikan dimana

    bahan ajar yang dibutuhkan dalam kuliah Struktur Beton Pratekan.

    Bahan ajar ini terdiri dari 2 (dua) jilid. Yang baru di selesaikan saat

    ini adalah jilid I .

    Kepada para mahasiswa yang membaca / mamakai bahan ajar ini

    semoga dapat belajar lebih banyak lagi karena ini merupakan dasar-dasar

    struktur Beton Pratekan. Bahan ajar ini merupakan kesimpulan dari

    beberapa textbook dan peraturan peraturan, dan kami harapkan dapat

    menambah pengetahuan mahasiswa, dengan buku buku lain diharapkan

    pelaksanaan struktur beton pratekan sudah mulai populer di alam

    pembangunan Indonesia

    Kritik dan saran kami harapkan agar tulisan ini dapat lebih

    sempurna semagaimana yang diharapkan

    Selamat belajar

    Padang, 23 Agustus 2013

    Penulis

    Ir. H. Armeyn Syam, MT

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    3/47

    2

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    BETON PRATEKAN

    1. Pendahuluan

    1.1. Kekuatan melawan tarik beton jauh lebih kecil dari kekuatan lawan

    tekannya. ( Lihat gambar 1.1)

    Oleh sebab itu umumnya pada pembebanan lentur kegagalan blok

    beton adalah akibat retakkaan yang terjadi tarik didaerah tarikan

    penampang.

    Untuk menghindarai jalan ini perlawanan tarik didaerah tarikan

    penampung dipikulkan pada bhan lain yang mempunyai lawan tarik yang

    tinggi (baja) ; konstruksi ini disebut beton bertulang.

    Dengan meningkatnya kemajuan teknologi, sekarang sudah bisa diperoleh

    bahan konstruksi yang bermutu tinggi, misalnya baja dengan kekuatan

    sampai 17500 kg/cm2

    ( high tensioned steel)

    Jenis baja ini tidak sesuai untuk dipakai dalam konstruksi beton

    bertulang biasa, modulus elstis baja adalah = 2-2,1 x 106kg/cm

    2.

    Pada tegangan tinggi regangan yang terjadi juga sangat besar, dengan

    demikian balok beton tulang yang memakai baja jenis ini dengan

    memanfaatkan seluruh kekuatan bajanya akan mengalami retakan-retakan

    yang cukup besar, dengan demikian balok boten tulang yang memakai baja

    Tekan

    Tarik

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    4/47

    3

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    jenis ini dengan memanfaatkan seluruh kekuatan bajanya akan mengalami

    retakan-retakan yang cukup besar pada daerah tarikan, sehingga

    mengungkinkan masuknya pengaruh korrosif yang akan merusak

    tulangnya. Disamping itu baja jenis ini sangat mudah terpengaruh korrsi

    tegangan. Disebabkan hal ini tegangan yang dapat dimanfaatkan pada

    baja keras sangat terbatas pada beton tulang.

    Dalam konstruksi beton tulang biasanya 30-70 % dari penampang

    betonnya tidak efektif, yaitu bagian penampang yang tertarik. Dari segi

    ekonomis hal ini tidak menguntungkan, dari segi konstruksi bagian ini.

    Dari pertimbangan-pertimbangan diatas keluar ide beton

    pratekan.

    - Sebelum diberi beban lentur penampang beton terlebih dahulu ditekan

    sampaitegangan tertentu (gbr.1.2)

    Akibat bekerjanya lentur sebagain penampang akan tertekan dan

    sebagain lagi akan tertarik .

    Dengan menetapkan besarnya tegangan awal (akibat pratekan)

    menurut besarnya momen yang akan bekerja, kombinasi P dan N pada

    tekanan ekstrim max tekan ( 10 + ) .

    Tidak melewati batan tegangan tekan tertentu dan pada tempat

    minimum tekan ( 20+ ) tidak melampuai batas tarik tertentu. Sistem

    b

    d

    P

    M

    _

    - -

    1

    2

    10 +

    20 + P M P + M

    A b c

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    5/47

    4

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    pembesian pra-tekan yang umum adalah dengan meregangkan tulangan

    baja (kabel, tendon) yang berjalan didalam penampang beton menurut

    panjang balok/kolom beton Kedua ujung kabel ini diangkerka pada

    kedua ujung balok . Akibat tertarik balok dan tertahan oleh angket

    pada kedua ujungnya penampang beton menjadi tertekan (lihat gambar

    1.3).

    Contoh sistem pemberian pratekan (sistem post tensioan) gambar 1.3

    Beton pratekan masih memakai tulang biasa, yang berfungsi sebagai

    pengaman, perata tegangan pada perangkeran, untuk melawan geser,

    makin susut akibat tempratur dan kadang-kadang dipakai untuk

    membantu perlawanan tarik didaerah tarikan penampang untuk

    perencanaan beton pratekan dengan stadium retak.

    1.2. Istilah-istilah dalam beton pratekan

    1.3 Pratekan luar. Ujung-ujung balok beton ditekan ditekan dari luar, baik

    dengan dongkrak , memakai bahan pemuai beton dalam adukan beron dan

    pada ujung balok ditahan sehingga tidak dapat memuai atau dengan cara-

    cara lain. Cara ini jarang digunakan.

    Balok Beton

    AnkerSheath

    Kabel

    Baji

    Anker

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    6/47

    5

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    1.4 Sistem praktekan dalam

    Gaya pratakan ditimbulkan dari dalam, cara inilah yang umum dipakai,

    terbagi atas dua jenis, post-tension dan pretension.

    1.5 Pratensioan

    Kabel duregang (ditarik) didalam cetakan beton dan ditahan pada

    kedua ujungnya. Sesudah beton dicor dan mengeras ujung-ujung kabel

    dipotong. Akibatnya kabel berusaha memendek kembali, tetapi ditahan

    oleh beton yang sudah membungkusnya sehingga beton menjadi

    tertekan.

    a. Kabel dalam keadaan tertarik

    b. Beton dicor dan dibiarkan mengeras

    c. Ujung-ujung kabel diputus

    1.6 Post tensioned

    Balok beton docor, dengan kabel yang berada didalam sheatt (selubung

    kabel) dalam keadaan belum diregang berjalan sepanjang balok beton.

    Sudah beton mengeras ujung kabel ditarik kemudian kedua ujung kabeldiangker pada ujung balok. (Lihat gambar 1.3)

    1.7 Bonded

    Kabel berikatan langsung dengan beton dalam keadaan terjepit / tidak

    bebas

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    7/47

    6

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    1.8 Unbonded

    Kabel tidak melekat pada beton, umunya pada sistem post tension

    dimana kabel berada dalam sheath dan bebas bergerak didalamnya

    1.9 Angker

    Untuk menahan ujung-ujung kabel apada ujung-ujung balok,. Dikenal

    dengan merek-merek paten seperti Freyssinet, Roebling, BBRV dll.

    1.10 Sheath

    Pelubang kabel-kabel duvt pada sistem Post tension untuk mendapat

    lubang tempat berjalannya kebel didalam beton . Secara kesatuan

    sheath dengan kabel disebut tendon

    1.11 Coupler (Alat penyambung)

    Panjang baja pratekan yang berbentuk batangan terbats, untuk

    mendapatkan panjang yang melebihi panjang normalisasinya harus

    disambung dengan coupler, juga didapat pada merk-merk paten

    1.12 GROUT

    Bahan injeksi (martel) yangh diinjeksikan kedalam sheath sesudah

    kebel ditarik untuk mendapatkan bount yang baik.

    2. Bahan-bahan

    2.1. Baja Pra-tekan

    Baja yang dipakai adalah baja keras (high tensile) berbentuk kawat

    (wires), kabel dan batangan (bars). Diolah dengan kandungan karbon

    yang tinggi dengan proses dapur terbukti atau dapur listrik yang dibentuk

    penarikan dingin. Dipanaskan 900-1000c dan didinginkan dalam cairan

    timah hitam atau garam pada tempratur 550c. Setelah dikeluarkan,

    didinginkan dan ditarikan sampai mencapai diameter yang diinginkan,dengan penarikkan ini kekuatan tariknya makin tinggi.

    1). Kawat 2 sampai 10 mm kekuatan putus sampai 175 kg/mm2

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    8/47

    7

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    Didapat dalam bentuk gulungan berat antara 60-100 kg dengan

    diameter gulungan 60-200 cm, kawat tunggal 2 dan 3 mm jarang

    dipakai

    2). Kabel

    Beberapa kawat dipilin menjadi satu, umunya terdiri dari 3, 7, 19

    dan 37 batang batang kawat. Untuk kabel 7 kawat terdiri dari 1

    kawat inti dikelilingi oleh kawat lain, untuk 19 kawat kabel 7 kawat

    dikelilingi 12 kawat lainnya, begitu juga untuk mendapat kabel 37

    kawat untuk tension

    Penampang kawat mungkin bulat, oval atau persegi yang dipuntir

    untuk mendapat perlekatan yang baik.

    3). Batang (bar)

    10-32mm, biasanya baja alloy tarik dingin tegangan tinggi diolah

    dengan penggilingan dingin atau panas, ditarik dingin sampai 90%

    batas spesifik. Kekuatan patah 100 kg/mm2. Panjang normal max 25

    meter. Penyimpangan dari diameter pengenal antara 2% s/d lebih

    10%, tampang bulat, persegi, oval atau dipropilkan

    4). Diagram regangan tegangan dan idealisasi untuk pemakaian

    Penyelidikan + 3%

    p

    y p y

    p

    y

    Idialisasi + 3%

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    9/47

    8

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    Tegangan :Notasi

    Kg/mm2 : : Kawat : Kabel : Batang

    5 : 7 :Umum Umum

    1. Teg. Putus

    2. Teg Leleh

    3. Teg. Initial

    4. Teg. akhir

    kreep

    :

    :

    :

    :

    ;175

    :0,8

    :1,7

    :0,55

    : 160

    : 0,8

    : 1,7

    : 0,55

    : 175

    : 0,85

    : 0,70

    : 0,55

    : 100

    : 0,90

    : 0,70

    ; 0,55

    : p=3,5%:

    : + 5% :

    .1 Kelemahan

    Baja pratekan lebih terpengaruh oleh koorosi dibanding tulangan biasa,

    disebabkan juga kandungan kimianya juga dipengaruhi oleh koorosi

    tegangan yang berbentuk serpih.

    3. Beton

    Beton bermutu tinggi, nilai krep dan susut kecil, supaya sampai pada

    batas tegangan tertentu sifat beton masih dapat dianggap leastis linier,

    yang perlu diperhatikan dalam pengolahannya ialah grasi bahan pengisi,

    water cement factor, sifat kedap air dan jumalh semen untuk adukan.

    Mutu beton diatas K 275

    W.C.F MAX 0,45 (Perbandingan berat)

    Slump 5-10 cm

    Pemakaian semen yang berlebihan memberikan pengaruh buruk pada

    kreep dan susut.

    Penyimpangan (deviasi) dari mutu beton harus sekecil mungkin untuk

    mendapatkan beton yang homogen3.7.1 Modulus elastisitas beton

    Sampai kini belum ada keseragaman dan kesesuaian pendapat tentang

    modulus elastisitas beton, karena sifatnya yang elasto plastis

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    10/47

    9

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    Tetapi ada kesamaan pendapat bahwa apabila tegangan yang dikerjakan

    pada beton yang bermutu tinggi hanya sampai 50% tegangan hanculnya

    beton masih dapat dianggap elastis linier, pengaruh creen belum begitu

    besar.

    Harga modulus elastis beton masih merupakan rumus-rumus empiris

    yang didapat dari hasil-hasil percobaan ahli-ahli.

    Disini diberikan beberapa rumus empiris yang sudah disesuaikan

    dengan kondisi mutu beton yang berlaku di Indonesia menurut P.B.I

    1971, yaitu dengan kubus percobaan 15 x 15 x 15

    CEB (Comite European du Beton)

    21 /200.19 cmkgbkE =

    RBV 1967 - Belanda

    231 /10)275,0200( cmkgbkEb +=

    A.C.I 1963 (American Concrete Intitute - USA).

    BKEb114500 =

    Hognestad

    bkEb 1382126600 +=

    Jensen

    17010.2,4

    1

    15

    +=

    bk

    bkE

    b

    Graph

    3807,1

    10000001

    1

    +=

    bk

    bkEb

    Roche

    197

    55000001

    1

    +=

    bk

    bkE

    b

    Walker

    bkEb119500 =

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    11/47

    10

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    25 /10 cmkgxEb

    K275 K325 K375 K425 K475

    RBV 1967

    ACI 1963

    Hognestad

    Jansen

    Craph

    Ronche

    Walker

    CEB

    2,76

    2,41

    2,32

    2,60

    3,25

    3,21

    3,23

    3,19

    2,89

    2,61

    2,51

    3,70

    3,48

    3,42

    3,52

    3,46

    3.03

    2.81

    2.69

    2.89

    3.69

    3.60

    3.27

    3.72

    3,17

    3,00

    2,89

    3,00

    3,85

    3,75

    4,03

    3,69

    3,30

    3,16

    3,08

    3,09

    4,00

    3,89

    4,25

    4,18

    Diagram regangan beton

    1. Sifat Beron Pratekan Dibawah Lentur Murni

    .1 Hubungan Regangan Tegangan

    Untuk pemudahan dalam perhitungan dan perencanaan, diadakan

    penyederhanaan dalam hubungan tegangan-tegangan untuk beton dan

    baja.

    0,00015

    85,01 =y kbs 171,0

    1

    y Idilisasi 3Penyelidikan 3

    kbs183,0

    1 =

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    12/47

    11

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    Beton

    Regangan putus tarik 00015,0=t

    Regangan hancur tekan 003,01 =p

    Modulus elastisitas bkbE101500 =

    Batas tegangan elastis = 0,71 bk1

    Baja

    Regangan putus tarik/tekan 03,0=p

    Modulus Elastisitas26 /10.1,2 cmkgEa =

    Tegangan lelahpy 85,0=

    Keterangan gambar 1:

    Gambar a diagram regangan-tegangan ideal untuk baja

    Gambar b diagram tegangan idial untuk beton

    171,0 bk

    bp

    1

    by1

    p85,0

    ap

    ay

    t

    a.

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    13/47

    12

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    .2 Kelengkungan (Kurvatur)

    Yang dimaksud dengan kelengkungan adalah sudut lenturan

    sesaat/setempat dari penampang pada saat/pembebanan tertentu.

    Gambar 2. Hubungan garis netral-regangan dan kurvatur panampang

    kurvatur (kelengkungan)

    y

    2=

    y = Jarak garis netral dari tepi atas penampang

    2 = Regangan pada tepi atas penampang

    Satuan kelengkungan cm-1

    .3 Stadium-Stadium pembebanan, dibawah lentur murni

    1. Hanya gaya pratekan yang bekerja

    2. Lentur sedemikian sehingga regangan penampang pada level

    pratekan = 0

    3. Tegangan tarik beton berada pada batas tegangan tarik utuh, akhir

    stadium utuh

    4. Permulaan stadium retak

    5. Tegangan tekan beton mencapai batas leleh (yield), permulaan

    stadium plastis

    6. Baja mulai meleleh (yielding)

    7. Sesaat sebelum runtuh (ultimate)

    As

    M

    P

    y

    2

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    14/47

    13

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    .1 Regangan-regangan Baja Pratekan

    Tiap perobahan yang dialami penampang akibat berubahnya gaya

    lentur diikuti olehperubahan regangan-regangan dalam penampang,

    dengan demikian kurvatur juga berubah.

    Perubahan regangan-regangan ini juga dialami oleh baja pratekan

    pada penampang yang sekaligus merubah besarnya gaya pratekan yang

    bekerja.

    Tergantung hubungan lekat antara beton dan baja pratekan (bonded

    atau unbonded), perubahan regangan pada baja pratekan adalah

    sebanding dengan perobahan regangan yang dialami beton pada level

    yang sama didalam penampang. Koefisien pembanding ini disebut

    koefisien kompability, yang harganya tergantung pada derajat

    perlekatan (bong) antara beton dengan baja pratekan.

    Untuk sistem bonded yang sempurna harga koefisein kompability

    (F) =1, untuk sistem unbonded harga F ? 1. Pada sistem bonded

    sempurna sehingga regangan yang dialami baja pratekan adalah

    sempurna, sehingga regangan yang dialami baja pratekan adalah sama

    dengan regangan beton pada level pada baja pratekan, untuk

    tempat/tampang yang ditinjau. Tetapi pada sistem unbonded perubahan

    regangan yang dialami beton diikuti oleh perubahan panjang pada

    keseluruhan panjang baja (redistribusi regangan). Hal ini terjadi karena

    baja pratekan tidak melekat pada beton, sehingga perubahan setempat

    dari penampang yang mengakibatkan berubahan dalam baja akan

    diderita oleh seluruh panjang baja.

    Gambar 3. Perubahan-perubahan regangan dalam penampang

    M M

    +

    M2

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    15/47

    14

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    asasas

    abas

    as

    as

    F

    EA

    P

    +==

    =

    0

    00

    .

    .

    0

    as = Regangan baja pratekan pada saat regangan beton pada level

    pratekan = 0

    0P = gaya pratekan pada saat regangan beton pada level pratekan = 0

    sA = Luas penampang baja pratekan

    as = Pertambahan/perubahan panjang baja pratekan

    ab = Regangan akhir beton pada level baja pratekan

    as = Regangan akhir baja pratekan

    Misalkan pada sebuah balok beton pratekan, unbonded, terletak atas

    dua perletakan statis tertentu, dibebani muatan, kelengkungan ditengah

    bentang jauh lebih besar dari pada kelengkungan pinggir bentang,

    regangan beton ditengah batang besar dibanding regangan ditepi

    bentang, tetapi karena kebebasan gerak baja pratekan maka perubahan

    panjang yang dialami baja akan sama untuk seluruh panjangnya. Dapat

    ditarik kesimpulan bahwa untuk tengah batang harga F1 F

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    16/47

    15

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    Gambar. 4 Kurvatur dan regangan baja pratekan a = bonded b = unbonded

    Keterangan a; Keterangan b;

    3 segment dari balok beton

    pratekan bonded, panjang maisng-

    masing sama sebelum dilentur,

    sesudah dilentur panjang masing-

    masing pada level pratekan

    adalah I1, I2, I3, baik untuk beton

    maupaun untuk baja pratekan .

    3 segment dari balok beton

    pratekan unbonded, setelah

    dilentur panjang beton pada level

    pratekan adalah I1, I2, I3, panjang

    baja pada masing segmen

    menjadi I

    .1 Contoh Pentuan regangan-regangan kelengkungan

    Balok beton pratekan sistem bonded, tampang 20 x 40, luas baja

    pratekan 2,5 cm2

    diregang dengan gaya pratekan awal 20 ton, baja QP

    170, beton K325.

    Pa= 20000 kg

    Eb= 2,66. 105

    2

    2

    3

    14500

    229

    10.81,3

    cmkg

    cmkg

    ay

    by

    a

    as

    =

    =

    =

    I1 I2 I3I1 I2 I3

    L L L

    a.

    b.

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    17/47

    16

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    i. Pada saat momen = 0

    16

    4

    4

    2

    5

    1

    1

    22

    21

    2

    10.06,710.645,1

    10.35,2

    10.4,4

    33,33

    5,62

    5,12

    5,3725

    .

    .6

    ===

    =

    +=

    =

    =

    +=

    +=+=

    cm

    cmy

    cmkg

    cmkg

    db

    eP

    A

    P

    bsas

    a

    b

    a

    As= 2,5 cm2

    30

    10

    20

    Pa

    1

    ba

    y

    1T

    Pa

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    18/47

    17

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    ii. Regangan pada level pratekan = 0

    cm

    kgcmM

    MM

    cmy

    M

    M

    M

    M

    kgPo

    as

    bs

    /10.8

    10.8

    10.4,2

    408000

    10.875,11,1310.875,1.625,55,166

    3

    30

    10.875,15,55

    10.875,11,13

    10.875,13,392,26

    32000

    .6

    32000

    10.620900

    800

    20900

    20900

    10.745.39

    0

    6

    5

    2

    4

    1

    44

    2

    1

    2

    1

    4

    2

    4

    1

    4

    40

    0

    +=

    +=

    =

    =

    =

    ==

    +=

    +=

    ++=

    ++=

    =

    =

    =

    1

    2

    D

    Y

    M

    P0

    1

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    19/47

    18

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    iii. Akhir stadium utuh

    cm

    kgcmM

    cmy

    y

    yy

    y

    y

    yT

    y

    yD

    y

    yP

    /10.4,12

    10.46,3

    564000

    9,27

    40399)40(

    40

    30.5,78720900

    )40(399

    40399

    40

    30.5,78720900

    4

    4

    1

    2

    2

    +=

    ==

    =+

    +

    =

    =

    +=

    iv. Stadium retak

    4

    1 1040

    5,1

    =

    y

    y

    4

    2 10.5,1 =

    25870

    Y

    T 4835

    M

    21036

    9,39

    92

    410.5,1

    40

    30

    =

    y

    ya

    1,5.10-4

    2

    ba

    1

    Y

    Y1

    D

    T

    1

    M

    39,9

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    20/47

    19

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    P = 20900 +5,25.106

    240

    30

    y

    y

    2

    2

    26

    40410.5,598

    4010.66,2

    yT

    y

    yD

    =

    =

    Persamaan umum : P+T-D=0

    Setelah diselesaikan didapat :

    210

    P 4110

    y

    M y1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    21184

    21548

    21894

    22242

    22592

    22950

    23300

    23660

    24020

    24375

    24735

    25100

    25455

    3,48

    4,06

    4,42

    4,76

    5,11

    5,39

    5,70

    5,98

    6,23

    6,48

    6,75

    7,00

    7,31

    263

    23,0

    21,0

    19,5

    18,4

    17,4

    16,65

    15,95

    15,35

    14,48

    14,40

    14,00

    13,70

    102

    108

    117,5

    126,5

    136

    143,5

    151,5

    159

    165,5

    172,5

    179,5

    186

    194,5

    549330

    551560

    554250

    564700

    574700

    585200

    594250

    605400

    617350

    627700

    638550

    649950

    660900

    10,3

    8,5

    7,13

    6,17

    5,44,

    85

    4,38

    4,02

    3,70

    3,43

    3,20

    3,00

    2,82

    1,46.10-5

    1,76.10-5

    2,1.10-5

    2,46.10-

    52,77.10-5

    3,1.10-5

    3,42.10-5

    3,75.10-5

    4,06.10-5

    4,37.10-5

    4,69.10-5

    4,99.10-5

    5,25.10-5

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    21/47

    20

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    i. Beton atau baja mencapai batas elastis, kemungkinan baja

    terlegih dahulu yield dan mungkin pula beton

    a. v.a Beton terlebih dahulu memasuki stadium plastis

    b. Catatan kalau ternyata baja terlebih dahulu yield, prosedur

    harus dibalikkan.

    c.

    d.

    v.b Baja mulai meleleh

    P = 36200 kg

    D1 = 4580 y1

    D2 = 2290 y2

    T = 399y1

    1,5.10-4

    2

    1

    8,6.10-4

    y1

    y2

    y3

    D1

    y D2

    T

    229

    39,9

    y

    0,174y

    2290y

    69,5y 399

    20900 + 4530 y

    y30

    299

    1,5.10-4

    2

    ba

    8,6.10-4

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    22/47

    21

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    cm

    kgcmM

    cmy

    cmycmy

    cmy

    yyy

    yy

    yy

    yyy

    yY

    yy

    yy

    y

    /10.53,1

    934880

    10.66,1

    83,10

    98,066,5

    17,5

    521156004580)227,0185,1(39936200

    227,083,6

    0395,0185,1

    6,85,14535,39

    75,5

    5,16,8

    35,29

    5,1

    30

    4

    3

    1

    1

    2

    1

    11

    12

    11

    11

    1

    1

    2

    12

    21

    1

    =

    =

    =

    =

    ==

    =

    +=+

    =

    =

    =

    =

    =

    =

    i. Sesaat seblum runtuh (ultimate)

    P = 36200 kg

    36200+195y = 3280=683y

    y = 9,2 cm

    Mu = 937000 kgcm

    8,6.10-4

    1,5.10-4

    2

    %3

    ba

    310.3 Y

    0,5y

    3280y

    683y

    19,9y

    39,9

    229

    36200

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    23/47

    22

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    cmu /10.26,34=

    Menghubungkan M-

    No Keadaan1 2 y

    M

    1

    2

    3

    4

    5

    5.a

    5.b

    6

    Pratekan

    ba =0

    Batas utuh

    Retak

    Beton yield

    Baja yield

    Ultimate

    + 4,8.10-5

    - 2,4.10-4

    - 3,46.10-4

    - 3,84.10-4

    - 4,06.10-4

    - 4,42.10-4

    - 4,76.10-4

    - 6,23.10-4

    - 7,31.10-4

    - 8,6.10-4

    - 16,6.10-4

    - 30,0.10-4

    -2,35.10-4

    +8.10-5

    +1,5.10-4

    +2.10-4

    +3.10-4

    +4.10-4

    +5.10-4

    +10.10-4

    +14.10-4

    +19,1.10-4

    +44,7.10-4

    +100.10-4

    (33,33)

    30

    27,9

    26,3

    23,0

    21,0

    19,5

    15,35

    13,7

    12,35

    10,83

    9,2

    -7,06.10-6

    +8,0.10-6

    +1,24.10-5

    +4,6.10-6

    +1,76.10-6

    +2,1.10-6

    +2,46.10-6

    +4,37.10-6

    +5,25.10-6

    +7,0.10-6

    +15,3.10-6

    +32,6.10-6

    000

    408000

    564000

    549300

    551600

    554200

    564700

    617300

    660900

    695800

    934900

    937000

    Dari diagram diatas terlihat bahwa stadium pembebanan dapat dibagi

    atas 3 stadium utama;

    1. Stadium utuh

    2. Stadium retak

    3. Stadium plastis

    u

    u

    M

    M

    MUtuh Retak Plastis

    kr r p u

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    24/47

    23

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    Peninjauan diatas dilakukan pada balok beton pratekan dengan sistem

    bonded. Untuk sistem unbonded. Perhitungan tidak begitu sederhan.

    Misalkan momen penampang titik tertentu akibat gaya pratekan dan

    momen luar =M

    IE

    yhMba

    .

    )( =

    Pertumbuhan panjang balok pada level pratekan :

    == dxIE

    yhMdxbaba

    .

    )(

    h = Jarak titik tekan gaya pratekan dari tepi atas penampang

    I = Momen inertia idial/effektif dari penampang

    Pertambahan panjang baja pratekan untuk sepanjang balok adalah

    sama dengan pertambahan panjang beton pada level pratekan, dimana

    pertambahan itu terbagi rata-rata pada seluruh panjang baja pratekan.

    Selama penampang berada pada stadium utuh. Harga I adalah

    konstant, tetapi y tergantung pada M dan ada hubungan dengan gaya

    pratekan yang bekerja, sehingga penyelesaian persamaan ini tidak lagi

    mudah/sederhana. Apalagi aklau sudah memasuki stadium retak atau

    plastis, sehingga persamaan diatas tidak dapat lagi diselesaikan. Namun

    dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam sistem unbonded gaya pratekan

    yang terjadi (pertambahan akibat lentur) adalah lebih kecil dari pada

    dalam sistem bonded, juga beban bats ( beban ultimate) dalam sistem

    bonded lebih besar dari pada sistem unbonded. Pada stadium retak

    kenaikan tegangan dalam baja pratekan adalah secara umum lebih

    cepat pada sistem unbended tetapi pada tempat tempat momen

    maximum kejadian ini terjadi sebaliknya.

    Umumnya untuk mengtasi kelemahan sistem unbonded ini

    dilakukan dengan mmberikan penulangan biasa padabagian tarik

    dari penampang beton pratekan.

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    25/47

    24

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    .1 Lentur Dalam Balok Pratekan Pratekan

    Sudut lentur = dxQ xx . 3.6.1

    Lenturan =2

    dxW xx . 3.6.2

    Dari persamaan diatas terlihat bahwa sudut lentur danlenturan

    adalah fungsi dari kelengkungan.

    Dari digram M- hubungan M dan merupakan garis lurus

    selama masih berada dalam stadium utuh, begitu memasuki stadium retak

    daya pikul lentur akibat redistribusi gaya-gaya dalam, kelengkungan naik

    dengan cepat. Pada kejadian sebenarnya, beban tidak mungkin diturunkan

    pada saat memasuki stadium retak. Pada penambahan beban selanjutnya

    hubungan M- akan membentuk garis lengkung dengan titik-titik

    diskontinue pada saat beton dan baja mulai memasuki stadium plastis.

    Akhir hubungan M- adalah keadaan runtuh (collaps-ultimate).

    Dari persamaan 3.6.1 dan 3.6.2 jelas terlihat bahwa apabila

    kelengkungan balok dianggap sebagai muatan balok, maka gaya lintang

    dan momen yang dibuat oleh kelengkungan sebagai muatan pada tiap

    tampang adalah merupakan sudut lentur adan lenturan yang dialami

    balom pada tampang itu.

    Untuk memudahkan penentuan sudut lentur dan besarnya

    lenturan balok dalam stadium dan plastitis diagram M-

    disederhanakan lagi :

    I. Pada saat pembebanan lentur kritis (Mkr) diagram mengikuti garis

    lurus sampai dicapai daya pikul lentur yang sama dengan (Mkr),

    kelengkungan ini adalah R

    II. Mulai R sampai dicapai y diagram mengikuti garis harus

    dengan momen sebesar Mkrdan Mu.

    III. Antara ysampai u diagram kembali membentuk garis lurus

    baru dengan momen sebesar Mydan Mu.

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    26/47

    25

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    Diagram M- yang disederhanakan

    Dari diagram yang baru ini pembebanan dapat dibagi atas 4 fase:

    Fase 1: Fase utuh

    Fase 2: Sesaat mulai retak sampai tercapai keseimbangan kembali

    gaya-gaya dalam

    Fase 3: Fase selanjutnya dari fase retak sampai tercapai permukaan

    plastis

    Fase 4: Fase plaastis sampai ultimate

    3.7.1 Persamaan 3.6.1 dengan 3.6.2 merupakan persamaan integral, untuk

    kejadian pembebanan sederhana tidak merupakan persoalan, tetapi

    pada umumnya penyelesaian cara integral tidak dapat dipakai. Cara

    yang sederhana dengan methode Newmark

    Kelengkungan yang dijadikan beban biasanya berbentuk beban terbagi,

    trapesium, terbagi rata, segi tiga ataupun para bola. Beban ini direbahkan

    menjadi beban-beban terpusat yang dikerjakan pada titik tertentu pada

    balok. Selanjutnya yang dihadapi/diselesaikan ada beban-beban terpusat

    ini.

    Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4

    o kr R p

    kr

    p

    u

    M

    MM

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    27/47

    26

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    3.7.1.1Beban trapesium/segi tiga

    Segment 1-2

    )2(612 ba

    d

    P ==

    Segmen 1-2-3

    )4(621 cba

    d

    P ++=

    3.7.1.2 Parabala

    a b c d

    1 2 3 4

    d d d d d

    P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6

    a b c

    d d

    1 2 3

    P12 P21 P23 P32

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    28/47

    27

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    )10(12

    )103(24

    )67(24

    2

    21

    12

    cbad

    P

    cbad

    P

    cbad

    P

    ++=

    +=

    +=

    3.7.2 Contoh

    Sebagai contoh diambil penampang yang lalu, bentang 8 meter, beban

    terbgi rata tetap 0,1t/m1, beban terpusat ditengah atas 2 perletakan.

    Tinjau lenturan ditengah balok. Kabel lurus.

    Diagram M-

    6

    6

    6

    6

    6

    0

    10.0,326

    10.0,70

    10.0,24

    10.4,12

    10.06,7

    +=+=

    +=

    +=

    =

    u

    p

    R

    kr

    Mu= 9,37 tm

    Mp= 6,958 tm

    Mkr

    M

    0 kr R P

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    29/47

    28

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    1. Beban P = 0

    Mmax= 8000 kgcm

    Dalam stadium utuh

    162

    16

    10).06,71725,038,1(

    10).06,745,3(

    =

    =

    cmx

    cmM

    xx

    xx

    Mx = Dalam tan meter

    Persamaan masih sederhana, dengan integrasi didapt lenturan

    W = -0,376 cm (naik)

    2. 0P

    162

    2

    max

    10).06,7725,11725,038,1(

    2105,04,0

    042,2

    +=

    +=

    cmPxx

    PxxxM

    tonPt

    MM

    xx

    x

    kr

    M

    x

    Mx

    M

    0 _x

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    30/47

    29

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    Sesaat sebelum retak P = 2,42 ton

    Dapat dianggap =

    x t

    P

    Mx Mt

    0

    0 x t

    kr

    MkrMt

    krP

    0

    -6

    0 10.06,7 =

    +610.06,7 =q

    +610.7,16 +=P

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    31/47

    30

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    cmy

    cmy

    y

    cmy

    pp

    qq

    514,0

    89,080012

    1

    0184,0800.48

    5

    56,0800.8

    1

    2

    2

    2

    00

    +=

    +==

    +==

    ==

    3. Pada saat ini ditempat momen maksimum melonjak dengan

    tiba-tiba, untuk bagian yang mulai retak itu kelengkungan adalah

    sebesar R , tetapi pad bagian yang masih utuh kelengkungan

    masih sebesar.

    kr

    Misalkan lebar retak yang terjadi adalah sebesar

    1 cm.

    Kurvatur sepanjang balok

    Dapat dianggap sama dengan

    sesaat sebelum retak ditambah

    beban terpusat sebesar

    krR

    Pada saat sebelum retak

    y1= +0,514 cm

    akibat kelengkungan terpusat:

    cmy

    cmy

    516,0

    002,0800.610.6,11.4

    12

    +=

    ==

    Mkr

    Mkr

    kr

    R

    R

    kr

    krR

    kr

    =

    +

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    32/47

    31

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    1. Dalam stadium retak

    ton42,2ton3,079 P

    Kelengkungan sebagai beban sudah tidak sederhana lagi,

    selanjutnya diselesaikan dengan metode Newmark. Perlu diingat

    bahwa segment-segment pemotongan beban untuk menjadikan

    beban-beban terpusat tidak mesti sama panjangnya, tetapi khusus

    untuk beban parabolis perlu diambil ordinat beban ditengah segment.

    Sesaat sebelum elastis

    P = 3,079 ton

    Mx = 1,*9395x 0,05x2

    mx

    tmMMkrX

    2,3

    64,5

    =

    ==

    Balok ini dibagi atas 10 segment

    Mt Mkr

    BR

    B

    Bt

    Mt

    Bkr Br Bt

    1 2 9 10

    P0 P1 P2 P3 P4 P5

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    33/47

    32

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    x M

    0,8 m

    1,6 m

    2,4 m

    3,2 m

    3,6 m

    4,0 m

    1,52 tm

    2,98 tm

    4,37 tm

    6,44 tm

    6,33 tm

    6,96 tm

    -1,83.10-6

    /cm

    +3,24.10-6/cm

    +8,02.10-6

    /cm

    +12,4.10-6/cm

    +24,0.10-6/cm

    +48,2.10-6

    /cm

    +70,0.10-6

    /cm

    5

    5

    5

    4

    5

    3

    5

    2

    5

    1

    5

    0

    10.73,251

    10.42,108

    10.9,63

    10.75,25

    10.68,14

    10.08,19

    +=

    +=

    +=

    +=

    =

    =

    P

    P

    P

    P

    P

    P

    5

    543210

    10.18,290

    21=

    +++++=R

    PPPPPPR

    cmY

    PPPPPRY

    035,1

    80160240320)(400 43210

    +=

    ++++=

    1. Fase plastise

    4,285 t P 3,079t

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    34/47

    33

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    Dalam keadaan Ultimase sesaat sebelum runtuh

    Pu= 4,285 ton

    Mx = 2,5415x 0,05x2

    mx

    mx

    tmM

    tmM

    kr

    p

    kr

    925,2

    325,2

    958,6

    64,5

    =

    =

    =

    =

    x M

    1,1625m

    2,325m

    2,625m

    2,925m

    3,4625m

    4,00m

    2,8925tm

    5,64 tm

    6,3325

    6,958

    8,581

    9,37

    2,94.10-6

    12,4.10-6

    24,0.10-6

    48,1.10-6

    70.10-6

    242.10-6

    326.10-6

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    35/47

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    36/47

    35

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    aab

    ba

    aaa

    EAD

    EbyD

    EAT

    ..

    ...2

    1

    ..

    2

    11

    =

    =

    =

    Stadium utuh

    1..).(21 bbu EbydT =

    Stadium retak

    2

    2

    2

    11

    21

    2

    00015,0..)..(00015,0.2

    1

    y

    ay

    y

    asy

    y

    ayd

    y

    yd

    EbydT

    a

    ba

    a

    bbr

    =

    =

    =

    =

    =

    Keseimbangan gaya :

    Pa= da+db-Ta-Tb

    Keseimbangan momen :

    Stadium utuh :

    )(3

    2.)(.

    3

    2)()( 1 ydTaydTDyayDayP babas

    a +++=

    Stadium retak :

    1

    1 00015,0)(3

    2.)(.

    3

    2)()(

    ydTaydTyDayDayP

    babas

    a +++=

    Kelengkungan :

    )(

    1

    yd=

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    37/47

    36

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    2. Pada saat peubahan sedemikian sehingga regangan pada

    level pratekan = 0

    sady =

    += baAs.Ea.PaP0

    1

    1

    11

    12

    y

    aa

    y

    ay

    y

    a

    a

    a

    a

    s

    =

    =

    =

    Stadium utuh :

    11

    1

    ..

    ....2

    1

    aaa

    bb

    EAD

    EbyD

    =

    =

    2

    2

    ..

    ....2

    1

    aa

    bsbu

    EAT

    EbaT

    =

    =

    Keseimbangan :

    P

    0

    = Db+Da1

    -Ta-Tb

    sbsaba aTaaTyDayDM3

    2.)(

    3

    2.)( 1 +++=

    2

    1

    y

    2

    1

    a

    Da

    Db

    TbTa

    M

    P0

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    38/47

    37

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    Stadium retak

    sbsaba

    bsbr

    aTaaTyDayDM

    EbaT

    2

    1

    2

    00015,0

    3

    2.)(

    3

    2.)(

    00015.0...00015,02

    1

    +++=

    =

    3. Pembebanan lebih lanjut dalam stadium retak

    .1 Sesaat sebelum retak, beton pada level pratekan dalam keadaan

    tertekan.

    00015,02 =

    sady

    y

    y1

    Da

    Db

    TbTa

    M

    Pba

    1

    2

    P

    0,00015

    a

    1a

    y

    Da

    Db

    TbTa

    M

    P

    1

    ba

    a

    1

    a

    0,00015

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    39/47

    38

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    )()(

    3

    2.)().(

    3

    2.

    ..

    00015,0

    00015,0

    00015,0

    1

    0

    1

    11

    1

    dyaPydTaydTayDyDM

    EAPP

    y

    ad

    yd

    aYy

    yd

    ayyd

    y

    sbaab

    baas

    a

    s

    ba

    a

    a

    +++++=

    =

    =

    =

    =

    =

    .2 Sesaat sebelum retak, beton pada level pratekan dalam keadaan

    tertarik.

    00015,02 =

    sady

    )()(3

    2)(

    3

    2.).( 1 sbaba aydPydTaydTyDayDM +++=

    1. Stadium retak, belum ada bahan yang memasuki stadium plastis

    00015,02

    y

    Da

    Db

    TbTa

    M

    P

    1

    ba

    0,00015

    1

    a

    a

    y

    Da

    Db

    TbTa

    M

    P

    1

    ba

    a

    1

    a

    0,00015

    2

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    40/47

    39

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    baas

    s

    ba

    EAPP

    y

    aydy

    y

    ..

    00015,0

    00015,0

    0

    1

    1

    1

    +=

    =

    =

    )(3

    2.)(

    3

    2.)( 11 sbab

    aaydPyTaydTyDayDM +++=

    2. Stadium plastis

    Untuk stadium ini tyidak dibuat penjabarannya berhubung banyaknya

    kemungkinan-kemungkinan yang harus ditinjau :

    a. Beton tekan mulai plastis

    51

    110.9,4 bk

    b. Tulangan biasa belum yield, baik tulangan tekan baik tulangan

    tarik

    Ua .10.05,15

    U nomor pengenal keteguhan baja tulangan

    U22 tegangan leleh 2200 kg/cm2

    U24tegangan leleh 2400 kg/cm2

    Disamping itu juga baan mana yang terlebih dahulu plastis tidak

    dapat ditentukan tanpa mencoba-coba.

    1. Ultimate

    0,00015

    ba

    1a

    0,003

    y

    y1

    Da

    Db1

    Db2

    TbM

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    41/47

    40

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    003,01= Anggap tulang biasa sudah meleleh, kabel pratekan mungkin sudah

    meleleh dan mungkin masih elastis.

    1

    11

    1

    22

    22

    1

    2

    1

    1

    71,0

    305,0

    633,1

    71,0..025,0

    .

    .

    05,0

    1

    bkb

    bkb

    bk

    bkb

    aua

    aua

    byD

    yD

    yyy

    yy

    byT

    AT

    AD

    yy

    =

    ==

    =

    =

    =

    =

    =

    Tulang pratekan masih elastis

    baasEAPP ..0 +=

    Tulang pratekan sudah meleleh

    PQPAPu s == 100.85,0 QP nomor pengenal baja pratekan

    QP175 tegangan putus 175 kg/cm2

    Keseimbangan :

    )(

    30

    7)(

    3

    2)

    21()( 2211

    1

    1

    s

    babbau

    baba

    aydP

    yTaydTyDyyDayDM

    TTDDP

    ++++=

    +=

    3.8 Dari hasil penyelidikan teoritis terlihat bahwa hampir tidak ada

    pengaruh pemberian tulangan biasa dalam penampang beton pratekan

    dalam status utuh, tetapi dalam stadium retak sampai runtuh garis

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    42/47

    41

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    lengkung yang dibuat diagram M- lebih nyata pada tampang dengan

    kombinasi tulangan biasa dari pada tampang tulangan biasa.

    3.9 Tampang-Tampang Istimewa ;I, T,

    Pada umumnya tampang-tampang istimewa lebih banyak dipakai dalam

    konstruksi beton pratekan dari pada penampang persegi, karena lebih

    efesien.

    Prinsip penyelesaian adalah sama dengan penyelesaian tampang persegi,

    hanya lebih rumit dengan adanya bagian sayap (flens) dari penampang,

    tetapi dapat diatasi dengan adanya tabel dan grafiknya untuk sifat-sifat

    khusus dari tampang-tampang normal dari penampang istimewa itu.

    Selama berada dalam stadium utuh kesulitan biasa dikatakan tidak ada,

    tetapi dalam stadium retak terjadi perubahan sifat penampang karena

    tidak efektifnya bagian yang sudah retak dapat menimbulkan kesulitan-

    kesulitan yang baru.

    3.9.1 Stadium utuh

    e

    as

    Garis berat

    b1

    b2

    t1

    ya

    b d

    As

    yb

    t2

    M

    P

    (b1-b)t1

    b.d

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    43/47

    42

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    2211 )()(. tbbtbbdbAb +=

    I

    Ny

    I

    Pey

    A

    P

    I

    Ny

    I

    Pey

    A

    P

    bb

    b

    aa

    b

    +=

    +=

    2

    1

    e

    y2

    yb

    I

    =

    =

    =

    =

    Eksentrisitas gaya pratekan terhadap garis berat berat

    penampang

    Jarak garis berat ketepi atas penampang

    Jarak garis berat ketepi bawah penampang

    Momen anaritis penampang

    Gaya pratekan

    )(. baa

    ba

    a

    asasEAP += a

    as = Regangan awal baja pratekan akibatagaya pratekan sajaa

    ba =Regangan beton pada level pratekan akibat gaya pratekan saja

    ba = Regangan beton pada level pratekan disat pembebanan yang

    sedang ditinjau

    1

    2

    ba

    y

    2

    1

    D

    T

    1

    1

    1

    2

    2

    1

    D1 t1

    M

    t2

    P T1

    + +

    Badan Sayap gaya luar

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    44/47

    43

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    y

    dy

    E

    E

    b

    b

    1

    21

    1

    22

    11

    =

    =

    =

    =

    Syarat keseimbangan :

    = PTD

    Keseimbangan Momen:

    MMd = D = Jumlah gaya tekan dalam pada penampang

    T = Jumlah gaya tarik dalam pada penampang

    dM = Jumlah momen dalam pada penampang

    3.7.1 Stadium Retak

    Dalam stadium retak dijumpai kesulitan akibat menurunnya tinggi

    efektifitas penampang yang menyebabkan sifat penampang menjadi

    berubah, tetapi masih dapat dimudahkan dengan menganggap bagian

    tarik penampang seluruhnya tidak efektif; hala mana dapat diterima

    mengingat gaya tarik dalam beton sudah mengecil pada bagian badan

    penampang dan abaikan sesaat mulai retak sampai tercapai

    keseimbangan baru yaitu pada saat momen lentur yang dapat dipikul

    sama dengan momen pada sat sebelum retak.(Mkr)

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    45/47

    44

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    BACAAN/ DAFTAR ACUAN :

    1. Badan Standarisasi Nasional, (2002), SNI 03-2847-2002: Tata Cara

    Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, BadanStandardisasi Nasional.

    2. Krishna Raju, N., (1986), Prestressed Concrete 2nd edition, TataMcGraw-Hill.

    3. Lin, T.Y, and Burns, N.H., (1981),Design of Prestressed ConcreteStructures, Wiley.

    4. Nawy, E.G., (1996), Prestressed Concrete: A Fundamental Approach 2nd

    edition, Prentice Hall.5. Arthur H.Nilson, Design of Prestress Concrete,6. John Wiley and Sons, 1978

    Ir. H. Armeyn Syam, MT

    Struktur Beton Pratekan

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    46/47

    45

    Struktur Beton Pratekan

    Ir. H. Armeyn Syam, MT Institut Teknologi Padang

    BIO DATA:

    Nama : Ir.H. Armeyn Syam, MT

    Tempat / tanggal lahir : Medan / 16 Agustus 1952

    Pekerjaan : Dosen Kopertis Wil X dpk di Institut TeknologiPadang

    Pangkat / Golongan ruang : Penata / IIId

    Jabatan akademik : Lektor Kepala

    Alamat : Komplek Jondul IV Blok TT no 20 Parupuk

    Tabing Padang

    Keluarga :

    Nama Istri : Sri Indriati

    Nama Anak : Surya Ariansyah

    : Ayu Arnita Putri

    : Arief Cahyadi

    : Taufiq Ardhan

    Pengalaman kerja

    Akademik :

    Ketua Jurusan tahun : 1/3-1987 s/d 20/8-1991

    : Juli 1992 s/d 1996

    Kepala Labor Sipil : 1 Juli 200 s/d 1 Desember 2003

    Dekan FTSP : 2 Desember 2003 s/d Desember 2007

    Tingkat pendidikan SD : Taman Harapan Medan 1 Juli 1965

    SMP : Yosua Medan 3 Desember 1968

    SMA : Yosua Medan 24 Nopember 1971

    Perguruan tinggi : USU Teknik Spil 30 Juli 1983

    Pascasarjana jurusan : Struktur Bangunan USU 11 Pebruari 1912

    Pengalaman kerja lain

    1. Memonitor pekerjaan Rumah sakit Umum M.Jamil Padang PT. Grafos2. Memonitor pekerjaan Pasar Raya Solok PT. Grafos3. Melaksanakan pekerjaan land Skiping Unand Limau Manis Padang

    Sumbar.

    4. Melaksanakan pekerjaan Ring Road tahap III Unand Limau Manis PadangSumbar

    5. Melaksanakan pekerjaan Gardu Induk Unand Limau Manis PadangSumbar

    6. Pengawasan jalan arteri Kota Padang Dana Khusus PT.Deserco Consultan

    7. Pengawasan jalan arteri Kota Padang paket I PT.Deserco Consultan8. Perencanaan dan Pelaksanaan Gedung B di ITP Padang9. Pelaksaaan Gedung Kantor Pusat PT Semen Padang Indarung10.Perencanaan Padang Arean Flood Control Projec Nikken Consultan11.Perencanaan Jalan dan Jembatan Paket I di P3T.NAS Sumbar Deserco

    Consultan

    12.Pengawasan Jalan dan Jembatan Paket I P3T.NAS Sumbar DesercoConsultan

  • 8/13/2019 Beton Pratekan 1 Ok

    47/47

    13.Pengawasan Jalan dan Jembatan Paket III P3T.NAS Sumbar DesercoConsultan

    14.Pengawasan Jalan dan Jembatan Paket III P3T.NAS Sumbar PT.Tri

    Udaya Sena Sakti15.Perencanaan Jembatan Kota Pariaman by PT.Kharisma Konsultan.16.Perencanaan Jembatan Aek Nabirong di Pasaman Barat CV.Marras

    Konsultan

    17.Pengawasan Kantor Dinas Perternakan Sumbar CV. Arttistik Konsultan18.Perencanaan Jembatan Banda Pandung Solok panjang 60 meter PT. Tano

    Konsultan

    19.Mengajar di UNES di Padang20.Mengajar di Sekolah Tinggi Teknik Industri ( STIN ) di Padang21.Mengajar di Universitas Muhammad Diyah Bukittinggi.22.Staf Pengajar Kopertis Wil-X dpk Institut Teknologi Padang

    Ir. H. Armeyn Syam, MT

    Struktur Beton Pratekan