bab 2 asli

download bab 2 asli

of 21

Transcript of bab 2 asli

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    1/21

    BAB II

    TINJAUAN UMUM

    2.1 Keadaan Umum

    Pulau Gebe merupakan sebuah pulau yang terletak di bagian paling

    timur Kepulauan Halmahera yang merupakan perbatasan antara Propinsi

    Maluku Utara dengan Propinsi Papua. Pulau Gebe termasuk dalam wilayah

    Kabupaten Halmahera Tengah Propinsi Maluku Utara. Dan baru terbentuk

    secara difinitif bulan Juni 2001 sebagai Ibu kota Kecamatan.

    Secara Administratif Panjang pulau Gebe 45 km dan lebarnya

    bervariasi antara 1 km sampai 7 km atau di ambil rata-rata lebih kurang 4 km,

    sedangkan luasnya 150 km. Penduduknya berjumlah sekitar 5.580 orang

    yang mendiami 4 desa, yaitu desa Kapaleo sebagai ibu kota kecamatan,

    desa Kacepi, desa Sanafi (Mamin), dan desa Umera serta satu desa lagi

    yang masih dalam wilayah Kecamatan Pulau Gebe tapi tidak berada di

    daratan pulau Gebe, tapi berada di pulau Yoi yaitu desa Umiyal.

    Mata pencaharian Penduduk umumnya adalah sebagai Nelayan,

    Petani/bercocok tanam (meskipun lahan pertanian disini dapat dikatakan

    kurang subur). Sedangkan sebagian lainya bekerja sebagai pedagang,

    pegawai negeri sipil atau Karyawan pada PT. Aneka Tambang Unit Bisnis

    Pertambangan Nikel Gebe. Sebagian besar penduduk didaerah penelitian

    2 - 1

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    2/21

    baik penduduk asli maupun pendatang beragama Islam sedangkan sebagian

    kecil lainya adalah pendatang yang beragama Hindu dan Kristen.

    Sebagian besar wilayah pulau Gebe terdapat hutan yang agak lebat,

    sedangkan di daerah cadangan bijih nikel hanya ditumbuhi semak-semak

    yang tidak rapat.

    2.1.1 Kesampaian Daerah

    Lokasi penelitian ini terletak di daerah Smingit. Untuk mencapai

    wilayah penelitian ini, dapat ditempuh dari Makassar menuju Ternate dengan

    pesawat terbang selama 2 jam dengan rute perjalanan Makassar - Ternate

    - Gebe. Disamping itu dapat pulah ditempuh dengan kapal laut selama 4

    hari perjalanan dengan rute perjalanan Makassr - Baubau - Ambon - Bitung -

    Ternate - Gebe. Sedangkan ke daerah Smingit dapat dilanjutkan dengan

    speed boat selama kurang lebih 30 menit dari Desa Kapaleo.

    2.1.2. Iklim Dan Curah Hujan

    Seperti umumnya daerah di Indonesia, beriklim tropis yang setiap

    tahunnya dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim hujan dan musim

    kemarau. Musim kemarau terjadi pada bulan Juli sampai dengan bulan

    Desember. Musim hujan terjadi pada bulan Januari sampai dengan bulan

    juni. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar 338 mm selama 12

    hari untuk daerah tambang. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada

    2 - 2

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    3/21

    bulan januari sebesar 10 mm selama dua hari. Curah hujan tahunan adalah

    sebesar 1.930 mm selama 113 hari (lihat lampiran 1).

    Gambar 2.1

    Peta Pulau Gebe Dan Sekitarnya

    2 - 3

    P. HALMAHERA

    P. TERNATE

    P. TIDORE

    KEP. BACAN

    P.BACAN

    TELUKW

    EDA

    LA

    UT

    MALUKU

    P.TALIABU

    P. MANGOLE

    P. BURU

    P. SERAM

    L A U T S E R A M

    LAUT BURU

    L A U T B A N D A

    P.PENYU

    P. LUSIPARA

    P. WETAR

    P. ALOR

    P. ROMANG

    P. MOAPORA

    KEP

    .B

    AR

    AT

    DAYA

    P. DAMAR

    PAPUA

    PULAU GEBE

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    4/21

    2.2 Geologi

    2.2.1 Geologi Regional

    a. Morfologi

    Secara geomorfologi Pulau Gebe dapat dibagi atas El Fanoen

    Massive, cekungan tengah (central basin) dan perbukitan sebelah

    tenggara. Cekungan tengah ini merupakan dataran rendah dengan

    ketinggian sampai 50 m. Perbukitan disebelah tenggara pulau dapat

    dibagi menjadi tiga punggungan yaitu : punggungan utama dan dua

    cabangnya yang sejajar.

    Karakter lainnya adalah adanya dua plato dengan ketingian 50-100

    m pada bagian timur laut pulau, membentang dari perbukitan sebelah

    tenggara melalui El Faoen Massive diluar cekungan tengah sampai

    dibatas pulau Tj.Sofa. Plato ini merupakan undak pantai (Coastal Teracce)

    yang disebabkan oleh pelengkungan pada bagian timur laut Pulau Gebe

    Setelah pembentukan undak pantai, pros pelengkungan dipercepat

    hingga terbentuk kemiringankemiringan yang curam seperti yang terlihat

    pada perbukitan disebelah selatan Sanafi. Pergerakan pelengkungan ini

    sangat berbeda antara kedua sisi pulau, seperti terlihat pada adanya

    undak pantai yang terlihat disepanjang sebelah barat daya pulau.

    2 - 4

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    5/21

    b.Tektonik dan Struktur Geologi

    Pulau almahera dan pulau-pulau sekitarnya yang ada di indonesia

    di bagian timur merupakan suatu komfigurasi busur kepulauan sebagai

    hasil tabrakan lempen di bagian barat fasifik. pulau ini di cirihkan oleh

    double arc system di buktikan oleh terdapatnya endapan vulkanik di

    lengan barat dan non vulkanik di lengan timur.

    Mandala tektonik halmahera timur (Gag, gebe, Kawe dan Waigeo)

    dicirikan dengan batuan ultra basa, sedangkan Halmahera barat

    (Morotai,Bacan dan Obi) oleh batuan Gunung api. Zona perbatasan antara

    kedua mandala tersebut terisi oleh Batuan Formasi weda yang sangat

    terlipat dan tersesarkan, disebut garis Meridian. Sruktur Lipatan berupa

    sinklin dan antiklin terlihat jelas pada formasi Weda berumur Miosen

    TengahPliosen Awal. Sumbu lipatan berarah utara-selatan, Timurlaut

    barat daya dan barat laut tenggara. Struktur sesar terdiri dari Sesar

    Normal dan Sesar Naik, umumnya berarah utara- selatan dan barat laut

    sampai tenggara. Kegiatan Tektonik kemungkinan dimulai pada Akhir dan

    Awal Tersier, dicirikan oleh adanya komponen batu lempung berumur

    kapur dan batuan ultrabasa didalam konglomerat yang membentuk

    Formasi Dorosagu. Karakteristik dari P roses Geotektonik di P.Gebe yang

    ditemukan dengan adanya Patahan dan Lipatan searah P.Gebe yakni dari

    BaratlautTenggara. Patahan terbesar ditemukan sepanjang daerah batas

    yang memisahkan Ridge dan Plateau disebebelah selatan P. Gebe

    2 - 5

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    6/21

    berarah N 48 W. Patahan tersebut memiliki zona patahan sepanjang 100

    m berlokasi di S.Toan.

    Gambar 2.2

    2 - 6

    Lokasi

    penelitian

    UMERA

    TG. MAGNONAPO

    TG. ILINGELJO

    TG. NGETANGELJO

    . 192.10

    . 357.00

    . 56.50

    TG. ARIU

    . 337.40

    . 263.21

    . 104.50

    . 332.30

    TG. OMPAINKAILO

    SANAFI

    KACEPI

    . 154.40

    . 69.10TG. TULIKALIO

    M A M I N

    . 54.20

    BANDAR UDARAKANTOR

    . 57.10

    P. F A U

    Y A M

    KOMPLEK PASAR

    KOMPLEK KAPALEO

    DERMAGA TUG BOAT

    DERMAGA PERAHU

    TG. ILAIKAILOKOMPLEK MESS BIRO

    KOMPLEK PANTAI UTARA

    KOLAM RENANG

    DERMAGA TANAH MERAHDERM

    AGAEXPORT

    AREAL KP.DU.286

    . 61.50

    . 103.90

    . 50.70

    . 100.80

    . 100.30

    TG.OEB

    OELIE

    TG. LAGIAU

    . 100.50

    . 75.80

    . 36.50

    . 71.50

    TG. S A F A

    PT ANEKA TAMBANG (PERSERO) Tbk.

    UNIT PERTAMBANGAN NIKEL GEBE

    PETA GEOLOGI PULAU GEBE

    DI REPRODUKSI/DIGITASI DARI PETA GEOLOGIPULAU GEBE SKALA 1 : 100.000

    OLEH

    DIPERIKSA

    DISETUJUI

    GARIS KETIGGIAN @ 50 M

    GARIS BATAS PANTAI

    KARANG

    KOMPLEK/PERKAMPUNGAN

    U

    SKALA

    PETAINDEKS

    P. HALMAHERA

    P. GEBE

    IRIAN JAYA

    TERNATE

    P. GAG

    004'02" N

    000'00"

    004'02" S

    007'22" S

    011'24" S

    12918'39" E 12923'52" E 12929'05" E 12934'18" E

    U

    0 1 2 3 4 5 KM

    V

    V

    ENDAPAN BIJIH NIKEL

    BATU KAPUR

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V V

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    VV

    V

    VV

    hb

    gb

    sp

    hb

    hb

    COSTAL TERRACE

    OD I

    OD III

    OD II

    CENTRAL BASIN

    NIWISIACAMR

    NIWISIA

    COSTAL TERRACE

    SOUTHMOUNTAIN LANDKAF OD

    LOWALO OD

    SIMINGIT

    SIMINGIT OD

    NO. 7 DAM

    BAKI NANASI

    INGALAN

    BATUAN BASIC DAN ULTRA BASIC

    HARZBURGITE

    SERPENTIN

    GABRO

    hb

    sp

    gb

    v v

    L E G E N D A

    V

    V

    KP.DU.286/MALUKU

    Lokasi

    penelitian

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    7/21

    Peta Geologi Regional Pulau Gebe

    Patahan terbesar disebut (Gebe Central Fault), sejajar dengan

    patahan tersebut terdapat patahan yang lebih kecil disebut Gausero

    Fault. terletak disekitar Niwisia Safi dan mempunyai zona patahan 1,5

    m.Struktur sesar yang berhubungan dengan Gebe Central Fault

    dinamakan Gebe Trust.

    2.2.2 Geologi Daerah Smingit dan Sekitarnya

    a. Stratigrafi Daerah Smingit

    Daerah Smingit, disusun oleh satuan ultrabasa dan satuan

    sedimen kapur.

    1. SatuanUltrabasa;

    Dunit : Berwarna hijau tuakehitaman, fanerik, granular euhedral

    dalam keadaan segar, mengandung olivin >90% dan

    piroksin.

    Harzburgit : Berwarna hijau tua, fanerik sedang, granular subhedral,

    mengandung piroksen dan olivin.

    2. SatuanBatugamping;

    Batugamping : Berwarna putih kelabu danmerah, berbutir halus

    sampai sedang, mengandung banyak fosil

    2 - 7

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    8/21

    foraminifera bentos dan plakton, menunjukan umur

    kapur akhir dan pengendapan laut dalam.

    b. Batuan Induk dan Laterisasai

    Endapan nikel di daerah ini hampir seluruhnya berasal dari

    pelapukan batuan Ultra basa yang lebih dikenal dengan sebutan endapan

    bijih Nikel Laterit. Harzburgit merupakan batuan asal penghasil nikel

    tersebut, secara umum disusun oleh mineral mineral Olivin dan

    Ortopiroksen.Olivine itu sendiri mengandung nikel dalam jumlah kecil

    0,25 %, kemudian mengalami pengayaan hingga mencapai kadar bijih

    tertentu. Proses pelapukan pada batuan ultra mafik tersebut antara lain

    oleh pensesaran, perlipatan dan pengkekaran yang terjadi dalam waktu

    yang cukup lama dan berulang ulang hingga mineral penyusunnya

    mengalami disintegrasi dan dekomposisi. Proses Disintegrasi atau

    pelapukan bersifat Fisis dan Proses Pelapukan Dekomposisi bersifat

    kimia, keduanya dapat terjadi pada lingkungan air dan udara serta

    pergantian musim panas dan dingin yang berlangsung secara terus

    menerus.

    2.3 Genesa Endapan Bijih Nikel Sekunder (Laterit)

    Proses terbentuknya endapan bijih nikel sekunder (laterit) dimulai

    dengan proses pelapukan pada batuan peridotit, dimana batuan ini banyak

    mengandung olivin, magnesium silika, dan besi silikat yang pada umumnya

    2 - 8

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    9/21

    mengandung 0,3 % nikel. Batuan peridotit sangat mudah terpengaruh oleh

    proses pelapukan dimana air tanah yang kaya akan CO2 yang berasal dari

    udara luar dan tumbu-tumbuhan yang menghancurkan olivin. Penguraian

    0livin, magnesium, besi, nikel dan silika kedalam larutan cenderung untuk

    membentuk suspensi koloid dari partikel-partikel silika yang submikroskopik.

    Didalam larutan, besi akan bersenyawa dengan oksida dan

    mengendap sebagai ferri hidroksida. Dimana air ini akan menghilagkan air

    dengan membentuk mineral-mineral seperti karat yaitu goethit (Fe0(0H)),

    hematit(Fe2 03) dan kobalt dalam jumlah kecil. Jadi besi Oksida mengendap

    dekat dengan permukaan air tanah.

    Sedangkan magnesium, nikel silika tertinggal didalam larutan selama

    air tanah asam.Tetapi jika dinetralisasi karena reaksi dengan batuan dan

    tanah maka zat-zat tersebut cenderung mangendap sebagai hidrosilikat.

    Nikel mempunyai sifat kurang kelarutannya dibandingkan magnesium

    didalam endapan lebih besar dari pada larutan, karena adanya silikat

    magnesium yang terbawah oleh air tanah. Kadangkadang olivin didalam

    batuan diubah kedalam serpentin sebelum tersingkap kepermuaan dimana

    serpentin terurai kedalam komponen-komponennya bersama-sama dengan

    terurainya olivine.

    Adanya erosi air tanah asam dan erosi dipermukaan bumi akan

    menyerang mineral-mineral yang telah diendapkan. Zat-zat tersebut

    tertransport ketempat yang lebih dalam, selanjutnya diendapkan sehingga

    2 - 9

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    10/21

    terjadi pengayaan pada bijih nikel. Kandungan nikel pada saat terendapkan

    akan semakin bertambah banyak, dan selama itu magnesium tersebar pada

    aliran air tanah, dalam hal ini proses pengayaan bersifat komulatif, dimana

    proses dimulai dari suatu batuan yang mengandung 0,25% nikel sehingga

    akan dihasilkan 1,5% bijih nikel.

    Keadaan ini merupakan suatu kadar nikel sudah ditambang, dimana

    waktu yang diperlukan untuk proses pengayaan tersebut mungkin dalam

    beberapa ribu tahun atau bahkan berjuta-juta tahun. Sedangkan bijih nikel

    pada endapan laterit yang mempunyai kadar tinggi terdapat pada dasar zone

    pelapukan dan diendapkan pada retakan retakan dibagian atas dari lapisan

    dasar batuan (Bedrock).

    Endapan nikel laterit terdapat pada lapisan bumi yang kaya akan besi,

    dimana pembagian yang sempurna dari besi dan nikel kedalam zone-zone

    yang berbeda dan tidak pernah ada. Pengayaan besi dan nikel terjadi melalui

    pemindahan magnesium dan silikat. Dimana besi dan material ini paling

    banyak berbentuk mineral ferri oksida yang pada umumnya berbentuk

    gumpalan yang disebut Limonit.endapan nikel dapat ditunjukkan dengan

    adanya jenis limonit tersebut atau sebagai nickel Ferrous iron ore. Hal ini

    berlawanan dengan nikel bertipe silika ( yang kadang-kadang disebut sebagi

    bijih serpentin).

    Jenis pelapukan yang melarutkan silika dan unsur-unsur logam dari

    batuan induk akan menghasilkan bijih nikel limonit. Bijih nikel Silikat

    2 - 10

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    11/21

    kebanyakan terjadi pada daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia dan

    Kaledonia Baru. Dimana pada daerah tersebut banyak turun hujan dan

    banyak tumbuh-tumbuhan yang teruraikan sehingga menimbulkan asam

    organic dan C02 pada air tanah.

    2.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Nikel

    2.3.1.1 Batuan Asal.

    Dalam hal ini yang mendominasi batuan asal pembentukan Nikel

    adalah batuan ultra basa karena :

    a. Mempunyai elemen Ni yang paling banyak di antarabatuan-batuan

    lain.

    b. Mineral-mineral mudah lapuk.

    c. Komponen-komponennya muda larut dan memberikan lingkungan

    pengendapan yang baik untuk endapan nikel.

    Batuan asal yang merupakan syarat utama terbentuknya endapan bijih

    nikel adalah periodit yaitu yang termasuk jenis batuan ultrabasa dengan

    kadar ( Ni ) Kecil dari 0,2 %. Batuan asal ini mengandung unsur-unsur Ca,

    Mg, Fe, Si, Al, Cr, Mo, Ni dan Co yang kemudian mengalami perubahan

    bentuk dan struktur kimia sebagai akibat dari pelapukan mekanis dan

    kimiawi, yang mana kandungan nikelnya akan terkosentrasi pada tempat-

    tempat tertentu dan membentuk endapan nikel.

    2 - 11

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    12/21

    Tabel 1.2

    Komposisi Endapan Bijih Nikel

    BatuanNikel ( % ) Besi Oksida

    +MagnesiumSilika + Almunium (%)

    Periodit 0, 2000 43, 3 49, 9

    Gabro 0, 0160 16, 6 66, 1

    Diorit 0, 0040 11, 7 73, 4

    Granit 0, 0002 4,4 78, 7

    2.3.1.2 Iklim

    Adanya pergantian musim kemarau dan musim hujan dimana

    terjadinya kenaikan dan penurunan muka air tanah menyebabkan proses

    pemisahan dan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan temperatur yang cukup

    besar akan membantu tejadinya pelapukan mekanik, dimana akan timbul

    rekahan-rekahan dalam batuan yang akan mempermudah proses atau reaksi

    kimia terutama dekomposisi batuan.

    2.3.1.3 Reagen-Reagen Kimia dan Vegetasi

    Yang dimaksud dengan reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan

    senyawa kimia yang membantu percepatan proses pelapukan. CO2 yang

    larut bersama air memegang peranan penting dalam proses pelapukan kimia.

    Asam asam Humus dapat merubah dekomposisi batuan dan dapat merubah

    2 - 12

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    13/21

    pH larutan. Asam-asam humus ini erat hubungannya dengan Vegetasi

    daerah. Dalam hal ini dapat mengakibatkankan penetrasi air lebih banyak

    dan lebih mudah dengan mengikuti jalur-jalur akar-akar pohon, akumulasi

    hujan lebih banyak dan humus akan lebih tebal.

    Keadan ini akan menjadi petunjuk dimana hutan lebat pada lingkungan

    yang baik akan terdapat endapan bijih nikel yang lebih tebal dan kadar yang

    lebih tinggi. Selain itu vegetasi dapat berfungsi untuk menjaga hasil

    pelapukan terhadap terjadinya erosi.

    2.3.1.4 Struktur

    Struktur Geologi dapat menyebabkan deformasi dari batuan yang

    sangat dominan dalam pembentukan endapan bijih nikel di daerah ini adalah

    struktur rekahan-rekahan (joints) dibandingkan dengan struktur patahan.

    Seperti diketahui bahwa batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas

    yang sangat kecil sekali, sehingga penetrasi air menjadi sulit, maka dengan

    adanya rekahan-rekahan akan lebih memudahkan masuknya air, sehingga

    proses pelapukan akan lebih intensif.

    2.3.1.5 Topografi

    Keadaan topografi setempat sangat dipengaruhi oleh Iklim serta sifat

    Fisik batuan. untuk daerah landai air permukaan akan bergerak perlahan-

    lahan sehingga mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih

    dalam melalui rekahan-rekan atau pori-pori batuan.

    2 - 13

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    14/21

    Akumulasi pada umumnya terjadi pada daerah-daerah yang landai

    sampai kemiringan tertentu, sehingga hal ini menerangkan bahwa ketebalan

    pelapukan mengikutui bentuk topografi.

    Pada daerah curam, secara teoritis jumlah air yang muncul Run Off

    lebih banyak dari pada air yang meresap. Hal ini menyebabkan pelapukan

    kurang intensif. Pada tempat-tempat dimana terdapat keseimbangan, maka

    nikel akan mengendap melalui proses pelapukan secara kimia.

    2.3.1.6 Biologi

    Faktor biologi yang mempengaruhi dalam pembentukan bijih nikel ini

    adalah sisa tumbuh-tumbuhan, dimana sisa-sisa tersebut akan mengalami

    pembusukan yang memungkin terbentuknya asam humus (asam organis ).

    Asam ini akan bereaksi dengan permukaan batuan asal yang bersifat basa,

    sehingga ada bagian batuan asal yang terurai dan terjadi proses dekomposisi

    pada batuan tersebut yang akhirnya menjadi lapuk.

    Sedangkan batuan yang berada dibawah permukaan bumi, asam

    organis dan karbon dioksida yang diperolehnya dari udara meresap kedalam

    tanah bersama-sama dengan air tanah dan bereaksi dengan permukaan

    batuan tersebut menjadi porous, yang lama kelamaan menjadi lapuk. Dengan

    demikian maka asam-asam ini membantu mempercepat pelapukan batuan

    induk.

    2 - 14

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    15/21

    2.3.1.7 Waktu

    Dalam proses pelapukan faktor ini pun sangat penting, guna

    mempercepat berlangsunnya proses-proses pelapukan, transportasi dan

    konsentrsi endapan dari suatu tempat. Untuk itu dalam pembentukan

    endapan bijih nikel silikat ini membutuhkan jangka waktu yang relatif panjang.

    apabila waktu dari proses pelapukan terlalu mudah, transportasai dan

    konsentrasi berlangsung cepat maka endapan yang terbentuk cenderung

    tipis.

    2.3.2Penyebaran Endapan Bijih Nikel

    Sebagai gambaran umum penampang bijih nikel didaerah simingit

    adalah sebagai berikut :

    Lapisan paling atas, terdiri dari tanah laterit yang berwarna coklat

    kemerahan. Biasanya terdapat sisa tumbuhan dan konkresi oksida besi,

    dan kandungan nikelnya relatif rendah. lapisan ini biasanya disebut juga

    lapisan tanah penutup (Over burden). Tebal lapisan ini bervariasi

    umumnya berkisar antara 0 2 m.

    Lapisan berwarna coklat mudah dengan kandungan nikelnya relatif

    tinggi dari lapisan pertama yaitu 1-2%. Lapisan ini kadang-kadang

    dapat dianggap sebagai lapisan bijih yang ekonomis, dikategorikan

    dalam Low Grade Ore atau Limonit yang ketebalanya diatas 2 meter.

    2 - 15

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    16/21

    Lapisan yang sama sekali merupakan batuan yang telah lapuk,

    berwarna coklat kekuningan sampai kehijauan. Kadar nikel lapisan ini

    relatif paling tinggi dari keseluruhan lapisan (2 sampai 4 % Ni ) yang

    merupakan lapisan bijih yang mengandung urat-urat Garnierit dan

    Krisopras lapisan bijih ini sangat ekonomis, dikategorikan dalam High

    grade atau Saprolit yang ketebalanya diatas 2 meter.

    Lapisan yang terdiri dari batuan yang kurang lapuk, berwarna hijau

    terang sampai tua. Pada lapisan ini kadar nikelnya sudah mulai

    menurun. Sering didapat sebagai bongkahan yang dilapisi urat

    Garnierit. Lapisan ini dikategorikan sebagai Low Grade Ore bawah

    yang kadang-kadang cukup ekonomis untuk ditambang. Lapisan ini

    merupakan batuan yang cukup lapuk dan berwarna hitam kehijauan.

    2.3.3 Pembentukan Zona Limonilt Dan Saprolit

    Prosese pelapukan laterit pada batuan ultrabasa dari suatu profil laterit

    fosil, mempunyai arti sebagai suatu proses pelapukan laterit yang akan

    berlangsug tidak mulai dari batuan segar yang kemudian menghasilkan suatu

    profil laterit baru, tetapi bertolak dari suatu profil laterit yang sudah terbentuk,

    dimana zona saprolit silikatit yang selalu berada di bawah permukaan air

    tanah sudah ada dan terletak di bawah zona limonit.

    2 - 16

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    17/21

    2.3.4 Penurunan Muka Air Tanah sebagai Indikator Terhadap Laju

    Pelapukan

    Fluktuasi muka air tanah yang berlangsung secara kontinyu akan

    melarutkan unsur unsur magnesium dan silisium yang terdapat pada

    bongkah-bongkah batuan asal dizona saprolit, sehingga memungkinkan

    penetrasi air tanah yang lebih dalam.Demikian ikatanikatan yang

    mengandung unsur-unsur MgO sekitar 30 50 % berat dan SiO2 antara 30

    40 % berat yang masih terkandung pada bongkah-bongkah dizona saprolit

    akan terlindih dan ikut bersama - sama dengan aliran air tanah,sehinggs

    perlahan lahan Zona Saprolit atas akan berubah porositasnya dan akhirnya

    akan menjadi zona limonit ( Friedrich et.al.,1984 dalam Totok D.1999 ).

    Akibat penambahan porositas,maka air tanah akan lebih leluasa

    bergerak dan permukaan akan turun.Disamping itu jika permukaan air tanah

    turun meninggalkan permukaannya semula,maka ppermukaan laterit akan

    turun akibat proses kompaksi dan erosi pada permukaan.penurunan muka air

    tanah ini akan berbeda beda dan sangat tergantung dari struktur batuan

    asal,morfologi yang mempengaruhi intensitas pelindian akibat perbedaan

    kecepatan aliran air tanah,intensitas curah hujan,iklim dan waktu.

    Pembentukan zonazona laterit akibat berlanjutnya proses laterisasi ini

    akan berlainan dengan berbedanya penurunan permukaan air

    tanah,walaupun sifat batuan asalnya serupa.Pada penurunan muka air tanah

    2 - 17

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    18/21

    yang dalam,zona limonit akan terbentuk lebih tebal sementara ketebalan

    zona saprolit tidak berubah.

    Demikian pula pada penurunan permukaan air tanah yang sama akan

    memberikan profil laterit yang berbeda jika struktur batuan asalnya

    berbeda.Dalam hal ini struktur batuan asal (masif atau bercela) sangat

    berperan dalam pembentukan zona saprolit.(Totok Darijanto,1999).

    2 - 18

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    19/21

    2 - 19

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    20/21

    Gambar 2.3

    Profil Endapan Bijih Nikel Pulau Gebe

    Berdasarkan dari hasil interpretasi data-data lubang bor yang

    dikerjakan oleh PT. ANTAM.Tbk diderah Smingit Pulau Gebe yang melintasi

    punggungan cabang dan lembah aktif (air tanah tidak tergenang) dapat

    memberikan suatu zona-zona ketebalan laterit yang berbeda-beda.

    Didaerah cekungan aktif ini intensitas air tanah membesar akibat arah

    aliran air tanah yang konvergen dan akan memberikan proses pelindian yang

    intensif dari proses pengendapan kembali sehingga memungkinkan

    pembentukan zonz limonit yang tebal.dalam hal ini penurunan muka air tanah

    yang divergen dan kecepatan aliran yang lambat. (Totok D,1999).

    2 - 20

  • 7/28/2019 bab 2 asli

    21/21

    2 - 21