BAB 1 Ilham
-
Upload
nisanasution -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
Transcript of BAB 1 Ilham
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
1/40
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ovarium manusia mempunyai kecenderungan yang mencolok untuk terjadi
berbagai macam tumor yang kebanyakannya jinak. Sesungguhnya sebagian besar
tumor ovarium adalah non neoplastik. Ovarium adalah sepasang organ pada wanita
yang berfungsi untuk reproduksi. Terletak di pelvis dan mengapit uterus, bentuk dan
ukurannya seperti buah almond. Ovarium berfungsi untuk menghasilkan telur dan
hormon-hormon.
Wanita normalnya memiliki ovarium yang berfungsi untuk menyimpan dan
mengeluarkan telur. !ista ovarium dapat mengenai semua wanita dan di semua umur
terutama pada masa reproduksi.
!ista ovarium adalah kantung berisi cairan yang terdapat pada ovarium.
"enemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh karena
adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki sifat
jinak #$%-$&'(. Sekarang ini makin sering ditemukan kista ovarium pada seorang
wanita dikarenakan pemeriksan fisik dan semakin majunya teknologi.
Sebagian kista tidak menimbulkan gejala yang nyata, namun sebagian lagi
menimbulkan masalah seperti rasa sakit dan perdarahan. )ahkan kista ovarium yang
malignan tidak menimbulkan gejala pada stadium awal, sehingga sering ditemukan
pada stadium yang lanjut.
"enatalaksanaan kista ovarium sebagian besar memerlukan pembedahan untuk
mengangkat kista tersebut diatas. "enanganannya melibatkan keputusan yang sukar
dan dapat mempengaruhi status hormonal dan fertilitas seorang wanita.
*
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
2/40
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Ovari m
Terletak di belakang ligamentum latum, di belakang dan bawah tuba fallopi.
Ovarium adalah badan oval yang mempunyai panjang + cm. "ada saat lahir ovarium
mengandung ratusan sel-sel yang sangat kecil atau ova. Ovarium dan tuba fallopi
disebut adneksa.
"ada saat pubertas #usia antara * -*&( ova mulai matang. Selama periode yang
dikenal dengan fase folikular. Sebuah ovum membesar seperti sejenis kista yang
dikenal sebagai folikel graafian sampai ia mencapai permukaan ovarium, kemudian
ruptur, ovum dikeluarkan kedalam rongga peritoneal. "eriode pelepasan ovum
matang ini disebut ovulasi.
"inggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempatditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium.
"inggir bawahnya bebas."ermukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang,
sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. jung yang dekat
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
3/40
3
dengan tuba terletaklebih tinggi daripada ujung yang dekat pada uterus, dan tidak
jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.
jung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus
dengan ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi
satu dengan yang ada di ligamentum rotundum . mbriologik kedua ligamentum
berasal dari gubernakulum.
ambaran Ovarium dengan berbagai perkembangan folikelnya.
Struktur ovarium terdiri atas/
*. !orteks disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang
berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel
primordial .. 0edulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan
pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf dan sedikit otot polos.
1iperkirakan pada wanita terdapat kira-kira *%%.%%% folikel primer. Tiap bulan
satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam perkembangannya
akan menjadi folikel de Graff .
2olikel-folikel ini merupakan badian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat
di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat-tingkat
perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
4/40
4
menjadi folikel de raff yang matang terisi dengan likuor folikulli , mengandung
estrogen dan siap untuk berovulasi.
Folikel de Graff yang matang terdiri atas /
Ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter %,* mm, yang mempunyai
nukleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus pula.Stratum granulosum yang terdiri atas sel-sel granulosa, yakni sel-sel bulat
kecil dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum 3 pada
perkembangan lebih lanjut terdapat ditengahnya suatu rongga terisi likuor
follikuli 3Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel-
sel yang lebih kecildaripada sel granulosa3Teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.
"ada ovulasi, folikel yang yang matang dan yang mendekati permukaan
ovarium pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang
melekat pada ovum dan yang membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut
dilepas. Sebelum dilepas, ovum mulai mengalami pematangan dalam dua tahap
sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.
Setelah ovulasi, sel-sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliferasi danmasuk ke ruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli. 1emikian pula jaringan
ikat dan pembuluh-pembuluh darah kecil yang ada di situ.
Ovarium memiliki tiga fungsi /
*( 0emproduksi ovum
4ormon gonodotrofik dari kelenjar hipofisis bagian anterior mengendalikan
#melalui aliran darah( produksi hormon ovarium. 4ormon perangsangfolikel #2S4(
penting untuk awal pertumbuhan folikel de graaf, hipofisis mengendalikan
pertumbuhan ini melalui 5uteni6ing 4ormon #54( dan sekresi luteotrofin dari korpus
lutenum.
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
5/40
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
6/40
6
!ista ovarium fungsional ditemukan pada setiap usia dan terbanyak ditemukan
pada wanita dalam masa reproduksi dan jarang pada wanita yang menopause.
1i 7merika Serikat kista ovarium ditemukan pada hampir seluruh wanita
premenopause dengan sonogram transvaginal dan pada *&,$ ' wanita
postmenopause. Sebagian kista ini jinak.
!ista teratoma atau dermoid ditemukan pada lebih dari *%' dari seluruh
neoplasma ovarium. 8nsidens karsinoma ovarium diperkirakan *9 kasus per *%%.%%%
wanita pertahun.
Setiap tahun di 7merika Serikat, karsinoma ovarium didiagnosa pada .%%%
wanita, dan menimbulkan kematian pada *:.%%% wanita.
Tumor ovarium yang cenderung ganas sebagian besar adalah kista
adenokarsinoma epitel ovarium, paling sering mengenai wanita ropa dan 7merika
tara, sedangkan wanita dari 7sia dan 7frika lebih jarang. %'-nya adalah tumor
malignan potensi rendah, tumor sel garminosa pada kurang dari 9' dan kurang lebih
' tumor sel granulosa.
2.2.& Kla!i"ika!i
1iantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.
Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak dibagi dalam
tumor kistik dan solid.
7. Tumor ;on ;eoplastik *. Tumor akibat radang
a. 7bses ovarial b. 7bses tubo-ovarialc. !ista tubo- ovarial
. Tumor laina. !ista folikel
b. !ista korpus luteumc. !ista lutein
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
7/40
7
d. !ista inklusi germinale. !ista endometrium
f. !ista stein leventhal
). Tumor ;eoplastik
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
8/40
8
"ada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor
tersebut mengeluarkan hormon. 8reguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina
yang abnormal dapat terjadi. "adaanak muda, dapat menimbulkan menarche lebih
awal.
"olikistik ovarii menimbulkan sindroma polistik ovari, terdiri dari hirsutisme,
infertilitas, oligomenorrhea, obesitas, akne.
"ada keganasan dapat ditemukan penurunan berat badan yang drastis.
2.2.* Pemerik!aan +i!ik
!ista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premenopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah abnormal
jika terdapat pada wanita premenopause. "erabaan menjadi sulit pada pasien yang
gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya rata. >ervi?
dan uterus dapat terdorong pada satu sisi.
1apat juga teraba massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum
uteroskral, ini merupakan keganasan atau endometriosis. "ada perkusi mungkin
didapatkan ascites yang pasif.
2.2., Pemerik!aan Pen n)ang
a. La-oratori m
Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium. >ancer antigen * 9
#>7 * 9( adalah protein yng dihasilkan oleh membran sel ovarium normal dan
karsinoma ovarium.
5evel serum kurang dari +9 @ml. !adar >7 * 9 ditemukan meningkat pada $9'
pasien dengan karsinoma epitel ovarium. Terkadang >7 * 9 ditemukan meningkat
pada kasus jinak dan pada :' pasien sehat.
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
9/40
9
-. La$aro!ko$i
0engetahui asal tumor dari ovarim atau tidak dan menentukan sifat tumor.
. Ultra!onogra"i
0enentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam rongga perut
yang bebas dan tidak.
%. /0I
0=8 memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari >T scan, dapat
memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. 0=8 ini biasanya tidak
diperlukan.
e. T S an
ntuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, >T Scan kurang baik bila dibanding dengan 0=8. >T Scan dapat dipakai untuk mengindentifikasi organ
intraabdomen dan retroperitoneum dalam kasus keganasan ovarium.
". +oto 0ontgen
0enentukan hidrotoraks. "ada kista dermoid kadang dapat terlihat gigi.
g. Para!ente!i!
"ungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites.
. Te! Ke amilan
4> negatif, kecuali bila terjadi kehamilan.
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
10/40
10
2.2.3 Diagno!i!
1iagnosis kista ovarium dapat ditegakkan bila ditemukan hal-hal berikut yaitu /
Anamne!i! 4
*. Timbul benjolan diperut dalam waktu relatif . !eluhan rasa berat dalam perut
+. !adang disertai gangguan )7! dan )7), edema pada tungkai, tidak nafsu
makan, rasa serak dan lain-lain&. !adang disertai gangguan haid apabila tumor itu mengeluarkan hormon9. ;yeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah
Pemerik!aan +i!ik
*. 1itemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran A 9cm. "ada pemeriksaan dalam letak tumor di parametrium kiri atau kanan atau
mengisi kavum douglasi+. !onsistensi kistik, mobile, pemukaan tumor umumnya rata.
2.2.5 Diagno!a Ban%ing
!ehamilan0ioma uteriTumor kolon sigmoid
injal ektopik 5impa bertangkai7scites e.c penyakit lainTuberculosis peritonei8nfeksi pelvis7ppendisitis akut
2.2.16 Penatalak!anaan
1apat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi
dan tumor non neoplastik biasanya besarnya tidak melebihi 9 cm. Tidak jarang tumor-
tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang.
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
11/40
11
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan
pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba.
Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi
untuk diperiksa.
"asien dengan kista ovarium simpleks, biasanya tidak membutuhkan terapi.
"enelitian menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause, kista yang berukuran
kurang dari 9 cm dan kadar >7 * 9 dalam batas normal, aman untuk tidak dilakukanterapi, namun harus dimonitor dengan pemeriksaan S serial. Sedangkan untuk
wanita premenopause, kista berukuran kurang dari $ cm dianggap aman untuk tidak
dilakukan terapi.
Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih besar
*% cm dan kista ovarium kompleks. 5aparoskopi digunakan pada pasien dengan kista
benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan. 5aparotomi harus
dikerjakan pada pasien dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan
laparoskopi.
ksisi kista dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang
menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.
"engangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita
postmenopause@ perimenopause, dan wanita premenopause yang lebih tua dari +9
tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkankarsinoma ovarium.
1iperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan infertilitas untuk
endometrioma dan sindrom ovarium polikstik. !onsultasi dengan onkologi
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
12/40
12
ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum >7 * 9 lebih dari
+9 @ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada keluarga.
7 * 9 tahunan.
"ada wanita dengan resiko tinggi kistadenokarsinoma ovarium, dapat dilakukan
ooforektomi profilaktik untuk mencegah pertumbuhan karsinoma ovarium.
2.2.12 Kom$lika!i
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
13/40
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
14/40
14
"ersiapan analgesia spinal terdiri dari melakukan informed consent
#i6in dari pasien(, pemeriksaan fisik #ada tidaknya kelainan punggung(, dan
pemeriksaan laboratorium anjuran #hemoglobin, hematokrit, ""T dan a"TT(.
"eralatan yang diperlukan dalam analgesia spinal ini terdiri atas peralatan
monitor seperti tekanan darah, nadi, pulse o?ymetry, dan ! 3 peralatan
resusitasi@anestesi umum3 serta jarum spinal dengan ujung tajam # Quincke-
Babcock ( atau jarum spinal dengan ujung pensil.
2.#.2 INDIKASI8 KONT0AINDIKASI8 KO/PLIKASI
Tabel.8ndikasi, !ontraindikasi, dan !omplikasi 7nalgesia Spinal
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
15/40
15
2.#.# TEKNIK ANASTESI
Teknik anestesi spinal dimulai dengan memposisikan pasien duduk atau
posisi tidur lateral. "osisi ini adalah yang paling sering dikerjakan. "erubahan
posisi berlebihan dalam +% menit pertama akan menyebabkan menyebarnya
obat. )erikut teknik anesthesia spinal dengan blok subarachnoid /
a. Setelah dimonitor, tidurkan pasien misalnya dalam posisi dekubitus lateral.
)eri bantal kepala, selain enak untuk pasien juga supaya tulang spinosus
mudah teraba. "osisi lain adalah duduk.
b. "erpotongan antara garis yang menghubungkan kedua !rista iliaka dengan
tulang punggung ialah 5& atau 5&-9. Tentukan tempat tusukannya, misalnya
5 -+, 5+-&, atau 5&-9. Tusukan pada 5*- atau di atasnya berisiko trauma
medulla spinalis.
c. Sterilkan tempat tusukan dengan betadin atau alkohol.
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
16/40
16
d. )eri anestetik lokal pada tempat tusukan, misalnya dengan lidokain *- ' -+
ml.
e. >ara tusukan median atau para median. ntuk jarum spinal sebesar , +
atau 9 dapat langsung digunakan. Sedangkan untuk yang kecil E
atau C , dianjurkan menggunakan introducer #penuntun jarum(, yaitu jarum
suntik biasa semprit *%cc. Tusukkan introduser sedalam kira-kira cm agak
sedikit kearah sefal, kemudian masukkan jarum spinal berikut mandrinnya ke
lubang jarum tersebut. Setelah resistensi menghilang, mandarin jarum spinal
dicabut dan keluar likuor, pasang semprit berisi obat dan obat dapat
dimasukkan pelan-pelan #%,9 ml@detik( diselingi aspirasi sedikit, hanya utuk
meyakinkan posisi jarum tetap baik. ntuk analgesia spinal kontinyu dapat
dimasukkan kateter.
)erat jenis cairan serebrospinalis #>SS( pada suhu +EF> adalah *,%%+
B *,%%$. 7nestetik lokal dengan berat jenis sama dengan >SS disebut isobarik.
7nestetik lokal dengan berat jenis lebih besar dari >SS disebut hiperbarik.
7nestetik lokal dengan berat jenis lebih kecil dari >SS disebut hipobarik.
7nestetik lokal yang sering digunakan adalah jenis hiperbarik diperoleh
dengan mencampur anestetik lokal dengan dekstrosa. ntuk jenis hipobarik
biasanya digunakan tetrakain diperoleh dengan mencampur dengan air injeksi.
2.#.& P0EOPE0ATI+
a. Penilaian Preo$erati"
"enilaian preoperative merupakan langkah awal dari serangkaiantindakan anesthesia yang dilakukan terhadap pasien yang direncanakan untuk
menjalani tindakan operatif.
Tujuan/
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
17/40
17
0engetahui status fisik pasien praoperatif
0engetahui dan menganalisis jenis operasi
• 0emilih jenis atau teknik anesthesia yang sesuai
• 0eramalkan penyulit yang mungkin terjadi selama operasi dan atau
pascabedah
• 0empersiapkan obat atau alat guna menanggulangi penyulit yang diramalkan.
Tatalaksana evaluasi
• 7namnesis
7namnesis baik autoanamnesis maupun hetero anamnesis, yakni
meliputi identitas pasien, anamnesis khusus yang berkaitan dengan penyakit
bedah yang mungkin menimbulkan kerusakan fungsi organ, dan anamnesis
umum yang meliputi riwayat penyakit sistemik, riwayat pemakaian obat-
obatan, riwayat operasi@anesthesia terdahulu, kebiasaan buruk, dan riwayat
alergi.
• "emeriksaan fisik.
Gakni memeriksa status pasien sayang meliputi kesadaran, frekuensi
nafas, tekanan darah, nadi, suhu tubuh, berat dan tinggi badan untuk menilai
status gi6i@)08. 1isamping itu juga dilakukan pemeriksaan fisik umum yang
meliputi pemeriksaan status psikis, saraf, respirasi, hemodinamik, penyakit
darah, gastrointestinal, hepato-bilier, urogenital dan saluran kencing,metabolik dan endokrin, otot rangka.
• "emeriksaan laboratorium, radiologi dan yang lainnya.
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
18/40
18
0eliputi pemeriksaan rutin yakni pemeriksaan darah dan urin. Selain
itu pada pasien yang akan operasi besar dan pasien yang menderita penyakit
sistemik tertentu diperlukan pemeriksaan khusus sesuai indikasi yang meliputi
pemeriksaan laboratorium lengkap, pemeriksaan radiologi.
• !onsultasi dan koreksi terhadap kelainan fungsi organ vital.
!onsultasi dilakukan dengan lab@staf medis fungsional yang terkait
bila dijumpai gangguan fungsi organ, konsultasi bisa dilakukan berencana
atau darurat. !oreksi dapat dilakukan bila dianggap perlu, pada kasus elektif
koreksi dapat dilkukan mandiri oleh staf medis fungsional ataupun bersama
dengan staf medis lain di bangsal, pada kasus darurat koreksi dilakukan
bersama diruang resusitasi 8=1 atau di kamar operasi 8=1
• 0enentukan prognosis pasien pr operatif.
4al ini dapat menggunakan klasifikasi yang dibuat oleh 7merican
Society of 7nesthesiologist #7S7(
Tabel *. !lasifikasi 7S7
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
19/40
19
!lasifikasi status fisik 7S7 bukan merupakan alat prakiraan risiko
anestesi, karena efek samping anestesi tidak dapat dipisahkan dari efek
samping pembedahan. "enilaian 7S7 diklasifikasikan menjadi 9
kategori.!ategori ke-: selanjutnya ditambahkan untuk ditujukan terhadap
brain-dead organ donor. Status fisik 7S7 secara umum juga berhubungan
dengan tingkat mortalitas perioperatif. !arena penyakit yang mendasari
hanyalah satu dari banyak faktor yang berkontribusi terhadap komplikasi
periopertif. 0eskipun begitu, klasifikasi status fisik 7S7 tetap berguna dalam
perencanaan manajemen anestesi, terutama teknik monitoring.
2.#.' PE0SIAPAN P0EOPE0ATI+
a. 0asukan oral
=eflek laring mengalami penurunan selama anestesi.=egurgitasi isi
lambung dan kotoran yang terdapat dalam jalan nafas merupakan resiko
utama pada pasien yang menjalani anestesi. ntuk meminimalkan risiko
tersebut, semua pasien yang dijadwalkan untuk operasi elektif dengan anestesi
harus dipantangkan dari masukan oral #puasa( selama periode tertentu
sebelum induksi anestesi. "ada pasien dewasa umumnya puasa :-$ jam, anak
kecil & B : jam dan pada bayi + B & jam. 0akanan tak berlemak diperbolehkan
9 jam sebelum induksi anestesi. 0inuman bening, air putih, teh manis sampai
+ jam dan untuk keperluan minum obat air putih dalam jumlah terbatas boleh
* jam sebelum induksi anesthesia.
b. Terapi >airan
"asien yang puasa tanpa intake cairan sebelum operasi akan
mengalami defisit cairan karena durasi puasa .1engan tidak adanya intake
oral, defisit cairan dan elektrolit bisa terjadi cepat karena terjadinya
pembentukan urin, sekresi gastrointestinal, keringat, dan insensible losses
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
20/40
20
yang terus menerus dari kulit dan paru.1efisit bisa dihitung dengan
mengalikan kebutuhan cairan maintenance dengan waktu puasa.
c. "remedikasi
"remedikasi ialah pemberian obat *- jam sebelum induksi anestesi
dengan tujuan untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anestesi
diantaranya/
• 0eredakan kecemasan dan ketakutan
• 0emperlancar induksi anestesi
• 0engurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
• 0eminimalkan jumlah obat anestetik
• 0engurangi mual muntah pasca bedah
• 0enciptakan amnesia
• 0engurangi isi cairan lambung
• 0engurangi reflek yang membahayakan
• !ecemasan merupakan reaksi alami, jika seseorang dihadapkan pada situasi
yang tidak pasti. 0embina hubungan baik dengan pasien dapat membangun
kepercayaan dan menentramkan hati pasien. Obat pereda kecemasan bisa
digunakan dia6epam peroral *%-*9 mg beberapa jam sebelum induksianestesi.
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
21/40
21
• >airan lambung 9 ml dengan p4 ,9 dapat menyebabkan pneumonitis asam.
ntuk meminimalkan kejadian di atas dapat diberikan antagonis reseptor 4
histamin misalnya simetidin :%% mg atau oral ranitidin *9% mg *- jam
sebelum jadwal operasi. ntuk mengurangi mual-muntah pasca bedah sering
ditambahkan premedikasi suntikan intramuskular untuk dewasa droperidol
,9-9 mg atau ondansetron B & mg.
• Sebelum dilakukan anestesi, pasien diberikan premedikasi berupa pemberian
injeksi 0etoclopramide *% mg dan injeksi =anitidine 9% mg untuk profilaksis
dari "O;D # postoperative nausea and vomiting (. 0etoclopramide digunakansebagai anti emetik dan untuk mengurangi sekresi kelenjar. "emilihan
metokloperamide dikarenakan obat ini mempunyai efek menstimulasi
asetilkolin pada otot polos saluran cerna, meningkatkan tonus sfinger esofagus
bagian bawah, mempercepat pengosongan lambung dan menurunkan volume
cairan lambung sehingga efek B efek ini akan menimalisir terjadinya
pnemonia aspirasi. 0etokloperamide juga mempunyai efek analgesik pada
kondisi-kondisi yang berhubungan dengan spasme otot polos #seperti kolik
bilier atau ureter, kram uterus, dll(. Selain itu metokloperamide juga berefek
memblok receptor 1opamine pada chemoreceptor trigger zone pada sistem
saraf pusat sehingga sangat berguna untuk pencegahan muntah pasca operasi.
Obat premedikasi lain yang digunakan adalah ranitidin. "emilihan
ranitidin dikarenakan obat ini mempunyai fungsi sebagai anti reseptor 4
sehingga dapat mengurangi produksi asam lambung yang nantinya dapat
mengurangi risiko pnemonia aspirasi.
2.#.* DU0ANTE OPE0ASI
a. Per!ia$an Pa!ien
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
22/40
22
"asien dilakukan monitor balans cairan. "erlu juga untuk mengatur
suhu pendingin ruangan.
-. Pemakaian O-at Ana!te!i
8nfiltrasi lokal menggunakan lidokain 9' di area 5&-9 dengan
menyusuri krista iliaka. 1ilanjutkan dengan bupivacaine %.9'.
. Tera$i airan
Terapi cairan intravena dapat terdiri dari infus kristaloid, koloid, atau
kombinasi keduanya.>airan kristaloid adalah cairan dengan ion lowmolecular weight #garam( dengan atau tanpa glukosa, sedangkan cairan koloid
juga mengandung 6at-6at high molecular weight seperti protein atau glukosa
polimer besar. >airan koloid menjaga tekanan onkotik koloid plasma dan
untuk sebagian besar intravaskular, sedangkan cairan kristaloid cepat
menyeimbangkan dengan dan mendistribusikan seluruh ruang cairan
ekstraseluler.
>airan dipilih sesuai dengan jenis kehilangan cairan yang digantikan.
ntuk kehilangan terutama yang melibatkan air, penggantian dengan cairan
hipotonik, juga disebut cairan jenis maintenance . airan yang paling
umum digunakan adalah larutan =inger laktat. 0eskipun sedikit hipotonik,
menyediakan sekitar *%% m5 free water per liter dan cenderung untuk
menurunkan natrium serum *+% m H@5, =inger laktat umumnya memiliki
efek yang paling sedikit pada komposisi cairan ekstraseluler dan merupakan
menjadi cairan yang paling fisiologis ketika volume besar diperlukan.
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
23/40
23
!ehilangan darah durante operasi biasanya digantikan dengan cairan =5
sebanyak + hingga empat kali jumlah volume darah yang hilang.
0etode yang paling umum digunakan untuk memperkirakan
kehilangan darah adalah pengukuran darah dalam wadah hisap@suction dan
secara visual memperkirakan darah pada spons atau lap yang terendam darah.
ntuk * spon ukuran &?& cm dapat menyerap darah *% cc sedangkan untuk
lap dapat menyerap *%%-*9% cc darah. "engukuran tersebut menjadi lebih
akurat jika spons atau lap tersebut ditimbang sebelum dan sesudah terendam
oleh darah.
%. /onitoring
Salah satu tugas utama dokter anestesi adalah menjaga pasien yang
dianestesi selama operasi. !arena proses monitoring sangat membantu dalam
mempertahankan kondisi pasien, oleh karena itu perlu standard monitoring
intraoperatif yang diadopsi dari 7S7 #standard monitor berikut ini adalah
standard minimal monitoring(
• Standard Basic nesthetic !onitoring
Standard ini diterapkan di semua perawatan anestesi walaupun pada
kondisi emergensi, appropriate life support harus diutamakan. Standard ini
ditujukan hanya tentang basic anesthetic monitoring , yang merupakan salah
satu komponen perawatan anestesi. "ada beberapa kasus yang jarang atau
tidak la6im #*( beberapa metode monitoring ini mungkin tidak praktis secara
klinis dan # ( penggunaan yang sesuai dari metode monitoring mungkin gagaluntuk mendeteksi perkembangan klinis selanjutnya.
Standard 8
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
24/40
24
"ersonel anestesi yang kompeten harus ada di kamar operasi selama
general anestesi, regional anestesi berlangsung, dan memonitor
perawatan anestesi.
Standard 88
Selama semua prosedur anestesi, oksigenasi, ventilasi, sirkulasi, dan
temperature pasien harus dievalusi terus menerus.
"arameter yang biasanya digunakan untuk monitor pasien selama
anestesi adalah /
• 2rekuensi napas, kedalaman, dan karakter
• 4eart rate, nadi, dan kualitasnya
• Warna membran mukosa, dan capillary refill time
• !edalaman@stadium anestesi #tonus rahang, posisi mata, aktivitas reflek
palpebra(
• !adar aliran oksigen dan obat anestesi inhalasi
• "ulse o?imetry / tekanan darah, saturasi oksigen, suhu.
2.#., POSTOPE0ATI+
a. Pemin%a an Pa!ien %ari Kamar O$era!i ke 0e over9 0oom
Segera setelah operasi, pasien akan dipindah ke post-anesthesia careunit #"7> (, biasa disebut dengan recover" room . 1i tempat ini, pasien akan
diobservasi dengan ketat, termasuk vital sign dan level. "emindahan pasien
dari kamar operasi ke "7> memerlukan pertimbangan-pertimbangan
khusus. "ertimbangan ini di antaranya ialah letak insisi bedah, perubahan
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
25/40
25
vaskular, dan pemajanan. 5etak insisi bedah harus selalu dipertimbangkan
setiap kali pasien pasca operasi dipindahkan. )anyak luka ditutup dengan
tegangan yang cukup tinggi, dan setiap upaya dilakukan untuk mencegah
regangan sutura yang lebih lanjut. Selain itu, pasien diposisikan sehingga
tidak berbaring pada posisi yang menyumbat drain dan selang drainase.
4ipotensi arteri yang serius dapat terjadi ketika pasien digerakkan dari
satu posisi ke posisi yang lain. )ahkan memindahkan pasien yang telah
dianestesi ke brankard dapat menimbulkan masalah vaskular juga. ntuk itu
pasien harus dipindahkan secara perlahan dan cermat. Segera setelah pasien
dipindahkan ke brankard atau tempat tidur, gaun pasien yang basah #karena
darah atau cairan lainnya( harus segera diganti dengan gaun yang kering untuk
menghindari kontaminasi. Selama perjalanan transportasi tersebut pasien
diselimuti dan diberikan pengikat di atas lutut dan siku serta side rail harus
dipasang untuk mencegah terjadinya risiko in#ur".
Selain itu, hal tersebut di atas untuk mempertahankan keamanan dan
kenyamanan pasien. Selang dan peralatan drainase harus ditangani dengan
cermat agar dapat berfungsi dengan optimal. "asien ditransportasikan dari
kamar operasi ke "7> .
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
26/40
26
existing disease , dan sensitivitas individu terhadap obat-obatan. "erkiraan
waktu r ecover" yang tepat dapat ditentukan jika semua spesifikasi
pembedahan, riwayat pasien dan jenis anestesi diketahui.
Observasi ketat harus terus dipertahankan hingga pasien benar-benar pulih
dari anestesia. Observasi klinis harus dilakukan dengan pemantauan
seperangkat alat berikut .
"ulse o?imeter
;on-invasive blood pressure monitor
lektokardiograf
;erve stimulator
"engukur suhu
>apnograph
=isiko "asca anesthesia, dibagi dalam + kelompok /
• !elompok 8 / pasien dengan risiko tinggi gagal nafas dan goncangan
kardiovaskular pasca anesthesia@bedah, sehingga perlu nafas kendali pasca
anesthesia@bedah, pasien ini langsung dirawat di nit Terapi 8ntensif pasca
anesthesia@bedah.• !elompok 88 / sebagian besar pasien masuk dikelompok ini, perawatan
pasca anesthesia bertujuan menjamin agar pasien secepatnya mampu
menjaga respirasi yang adekuat.• !elompok 888/ pasien yang menjalani operasi kecil, singkat dan rawat
jalan. "ada pasien ini respirasi adekuat harus dipertahankan selain itu juga
harus bebas dari rasa ngantuk, ataksia, nyeri dan kelemahan otot sehingga
pasien dapat kembali pulang.
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
27/40
27
=uang "ulih
•
Tujuan perawatan pasca anesthesia di ruang pulih/ memantau secarakontinyu dan mengobati secara cepat dan tepat masalah respirasi dan
sirkulasi, mempertahankan kestabilan sistem respirasi dan sirkulasi,
memantau perdarahan luka operasi, mengatasi@mengobati masalah nyeri
pasca bedah.
• "asien yang tidak memerlukan perawatan pasca anesthesia di ruang pulih/
pasien dengan anesthesia lokal yang kondisinya normal, pasien dengan
risiko tinggi tertular infeksi sedangkan di ruang pulih tidak ada ruangisolasi, pasien yang tidak memerlukan terapi intensif, pasien yang akan
dilakukan tindakan khusus di ruangan.
"emantauan dan penanggulangan kedaruratan 0edik
• 4al-hal yang perlu diperhatikan yaitu meliputi pemulihan kesadaran,
respirasi #sumbatan jalan nafas dan depresi nafas(, sirkulasi #tekanan darah
dan denyut jantung(, fungsi ginjal dan saluran kencing, fungsi saluran
cerna, aktivitas motorik, suhu tubuh, masalah nyeri, posisi pasien,
pemantauan pasca anesthesia dan criteria pengeluaran yakni dengan
menggunakan Skor 7ldrete.
"asien tetap berada dalam "7> sampai pulih sepenuhnya dari pengaruh
anestesi, yaitu tekanan darah stabil, fungsi pernapasan adekuat, saturasi oksigen
minimal C9', dan tingkat kesadaran baik.
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
28/40
28
Ber%a!arkan $a%a Al%rete JA8 Kronlik D4 A postanesthetic recovery score .Ane!t Analg 15,6;&5452& an% Al%rete JA4 The post-anesthesia recovery score
revisited . J lin Ane!t 155';,435.I%ealn9a8 $a!ien %i7 discharge -ila total !kor 16
ata minimal 5.
!riteria penilaian yang digunakan untuk menentukan kesiapan pasien untuk
dikeluarkan dari "7> adalah /
a. 2ungsi pulmonal yang tidak terganggu
b. 4asil oksimetri nadi menunjukkan saturasi oksigen yang adekuat
c. Tanda-tanda vital stabil, termasuk tekanan darah
d. Orientasi pasien terhadap tempat, waktu, dan orang
e. "roduksi urin tidak kurang dari +% ml@jam
f. 0ual dan muntah dalam control
g. ;yeri minimal
!ontrol nyeri postoperatif, mual dan muntah, dan mempertahankan
normotermia sebelum pasien di discharge sangat dibutuhkan. Sistem skoring untuk
discharge digunakan secara luas. Sebagian besar kriteria yang dinilai adalah SpO
#atau warna kulit(, kesadaran, sirkulasi, respirasi, dan aktivitas motorik. Sebagian
besar pasien memenuhi kriteria discharge dalam waktu I :% menit di "7> . Sebagai
tambahan dari kriteria diatas, pasien dengan general anestesi seharusnya juga
menunjukkan adanya resolusi dari blokade sensoris dan motoris.
$ostoperative nausea and vomiting #"O;D( merupakan masalah yang sering
terjadi setelah prosedur general anestesi, terjadi pada sekitar %-+%' pasien. )ahkan,
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
29/40
29
"O;D bisa terjadi ketika pasien di rumah & jam setelah discharge # postdischarge
nausea and vomiting (. tiologi "O;D biasanya multifaktorial yang meliputi agen
anestesi, tipe atau jenis anestesi, dan faktor pasien sendiri.
Terjadi peningkatan insiden mual setelah pemberian opioid selama anestesi,
setelah pembedahan intraperitoneal #umumnya laparoskopi(, dan operasi strabismus.
8nsidensi tertinggi terjadi pada wanita muda. 0eningkatnya tonus vagal
bermanifestasi sebagai sudden bradikardi yang seringkali mendahului atau bersamaan
dengan emesis. 7nestesi propofol menurunkan insiden "O;D. Selective %-
h"drox"tr"ptamine #serotonin( receptor + #9-4T+( antagonis seperti ondansetron & mg
#%.* mg@kg pada anak-anak(, granisetron %.%*B%.%& mg@kg, dan dolasetron * .9 mg
#%.%+9 mg@kg pada anak-anak( juga sangat efektif untuk mencegah "O;D dan
menerapi "O;D yang sudah terjadi. 0etoclopramide, %.*9 mg@kg intravena, kurang
efektif tetapi obat ini merupakan alternatif yang bagus.9-4T+ antagonis tidak
berhubungan dengan manifestasi akut e?trapyramidal #dystonic( dan reaksi disforik
yang mungkin ditimbulkan oleh metoclopramide atau phenothiazine-t"pe antiemetics .
1e?amethasone, &B*% mg #%.*% mg@kg in children(, bila dikombinasikan dengan
antiemetik lainnya biasanya efektif untuk mual dan muntah yang refrakter. )ahkan
efektif hingga & jam sehingga bisa digunakan untuk postdischarge nausea and
vomiting . "rofilaksis non farmakologis untuk mencegah "O;D misalnya hidrasi yang
adekuat # % m5@kg( setelah puasa dan stimulasi ": acupuncture point #pergelangan
tangan(. "ada kasus ini, tidak didapatkan mual muntah postoperatif, tetapi untuk
pencegahan tetap diberikan metoclopramide +?*% mg dan ranitidine ?9% mg
intravena.
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
30/40
30
BAB III
STATUS PASIEN
I IDENTITAS PASIEN ;ama / ;y. 0
sia / :: tahun
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
31/40
31
7gama / 8slam0asuk =umah Sakit / *9@%&@ %*:
;o =0 / +- *-E&
II. ANA/NESA
;y. 0, ::tahun datang ke =S 4aji 0edan pada tanggal *9@%&@ %*: dengan
!eluhan utama / )enjolan di perut
Telaah /
4al ini dialami sejak kurang lebih 9 bulan yang lalu. 7walnya sebesar telur
ayam, dan sekarang semakin membesar dengan lambat. Tidak terdapat nyeri di
benjolan ataupun perut. ;afsu makan os juga berkurang. Os merasa berat badannya
makin menurun. =iwayat kusuk #-(, riwayat keluar darah dari kemaluan di luar siklus
menstruasi #-(. =iwayat keputihan #-(, riwayat berhubungan suami istri berdarah #-( J
nyeri berhubungan suami istri #-(. )7) dan )7! normal.
="T / 10 #-(, 4ipertensi #-(, 7sma #-(
="O / -
=iwayat 0enstruasi / 0enarche K *+ tahun
Siklus K $ hari
5amanya K E hari
)anyaknya K -+ pembalut@hari
;yeri menstruasi K -
=iwayat "erkawinan / 0enikah * kali, usia *: tahun
=iwayat "ersalinan / *. 5aki-laki, +&%% gram, "S", dokter, =S, sehat
. "erempuan, + %% gram, "S", dokter, =S, sehat
=iwayat !) / -
3
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
32/40
32
=iwayat operasi / -
III. STATUS (ENE0ALISATA
T) / *99 cm
)) / 99 cm
a. "emeriksaan !epala
0ata / >onj. palpebra inferior pucat #-(, sklera ikterik #-(, pupil
isokor, =efleks cahaya #L@L(
4idung / Sekret #-(, deviasi #-()ibir / 0ukosa bibir basah, sianosis #-(
igi / >aries #-(
b. "emeriksaan 5eher /
"embesaran ! ) #-(, Thyroid #L( normal7?illa /
"embesaran ! ) a?illa #-(
c. "emeriksaan Thoraks /
"aru-paru
1epan8nspeksi / Simetris fusiformis"alpasi / Stem fremitus kanan K kiri , nyeri #-("erkusi / Sonor kedua lapangan paru7uskultasi / Suara pernapasan / vesikuler Suara tambahan / #-(
)elakang8nspeksi / Simetris fusiformis"alpasi / Stem fremitus kanan K kiri"erkusi / Sonor kedua lapangan paru7uskultasi / Suara pernapasan / vesikuler Suara tambahan / #-(
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
33/40
33
a. 7bdomen
8nspeksi / Simetris, membesar #L("alpasi / Soepel, nyeri tekan #L(, teraba massa
bulat,berdiameterI *% cm, bersifat reguler "erkusi / tidak dilakukan pemeriksaan7uskultasi / "eristaltik #L( normal
b. enitalia
8nguinal / pembesaran ! ) #-(
c. kstremitas
!ekuatan otot / 99999 99999
Sensibilitas / 1e?tra dan sinistra tidak ada kelainan.
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
34/40
34
S OT / *E @l
S "T / *& @l
2ungsi injal
reum / *: mg@dl
!reatinin / %,C: mg@dl
rine =utin
/akro!ko$i! /ikro!ko$i!Warna / !uning
!ejernihan / or@"ulmo dalam batas normal
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
35/40
35
!ista Ovarium
B* =BONE>O" / %% cc
!ateter / +%% cc
7bdomen / Soepel"eristaltik / ;ormal #L(0ual@0untah / L@L
Oedem / -
/EDIKASI P0A BEDAH
8nj =anitidine
8nj Ondancentron
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
36/40
36
Ana!te!i Dengan
)upivacaine *9 mg L 2entanyl 9 mcg
0elak!a!i Dengan 4 7
Teknik Ana!te!i
a. 0emposisikan pasien dengan kondisi duduk, meluruskan punggung dan kaki,tapi tetap dalam keadaan tidak tegang, dan menundukkan kepala.
-. 5okasi injeksi diberi antiseptic
. 8dentifikasi ruang interspinosus diantara 5& B 59.
%. 1ilanjutkan anestesi dengan insersi spino catheter ukuran 9 gauge,cairanserebrospinal #L(
e. 8njeksi bupivacaine %.9' *9 mg L 2entanyl 9 mcg blok setinggi T:kemudian dilakukan pengecekan area sensoris, motoris dan tanda B tandatoksikasi pada pasien.
O-at7o-atan
"remedikasi 0edikasi- - 2entanyl 9 Mg
- )upivacain %,9 ' *9 mg
J mla airan
"O / =5 E9%cc
1O / =5 :%%cc
>a iran Kel ar
"O / -
1O / -
Per%ara an
!assa basah / 9?*% K 9%cc
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
37/40
37
!assa N basah / 9?9 K 9cc
Suction / -
Total / E9cc
> atatan
)D / 99 bb ? :9 K +9E9 cc
)5 / *%' K +9E,9 cc
%' K E*9 cc
+%' K *%E ,9 cc
POST BEDAH
Operasi berakhir pukul **.&9 W8)
Setelah operasi selesai pasien di observasi di =ecovery =oom. Tekanan 1arah, ;adi,"ernafasan dipantau hingga kembali normal.
"asien boleh pindah ke ruangan bila 7lderette Score A$
"ergerakan /
"ernafasan /
Warna !ulit /
Tekanan 1arah /
!esadaran /
1alam hal ini, pasien memiliki score *% sehingga bisa dipindahkan ke ruang rawat.
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
38/40
38
"erawatan "ost Operasi
Setelah operasi selesai, pasien dibawa ke ruang pemulihan, setelah dipastikan pasien pulih dari anastesi dan keadaan umum, kesadaran serta vital sign stabil, pasien
dipindahkan ke bangsal dengan anjuran bedrest & jam, tidur telentang, karena obat
anastesi masih ada.
Terapi "ost Operasi
8stirahat sampai pengaruh obat anastesi hilang
8D21 =5 +%gtt@menit
0inum sedikit sedikit bila sadar penuh dan keadaan umum sudah membaik
8nj. !etorolac +%mg@$jam 8D
8nj. =anitidin 9%mg@* jam 8D
8nj. 0etoclopramide *%mg@$jam 8D
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
39/40
39
DA+TA0 PUSTAKA
(. )-book. )runicardi, 2. >harles. Schwartz*s $rinciples of Surger" , ninth
edition . The 0c raw-4ill >ompanies, 8nc. nited States of 7merica. %*%.
. )-book. )asil 7. "ruitt ahalan, 0ichael !3 Stock,
0. >hristine. %%:. >linical 7nesthesia, Si?th dition. nited Staes of 7merica/
5ippincott Williams J Wilkins.
&. 0organ, . dward3 0ikhail, 0aged S.3 0urray, 0ichael linical
7nesthesiology, 2ourth dition. nited States/ 0c raw-4ill >ompanies, 8nc.
;uckton Tlaman 10. %%:. "hysical
e?amination/ 0allampati score as an independent predictor of obstructive sleep
apnea . Sleep C #E(/ C%+B$
9. The 7ssociation of 7naesthetists of reat )ritain and 8reland. %%E.
=ecommendation for Standards of 0onitoring during 7naesthesia and =ecovery.
http/@@http/@@www.aagbi.org@sites@default@files@standardsofmonitoring%E.pdf.
1iakses tanggal & 7gustus %* pukul *:.%% W8).
:. Twersky, =ebecca S.3 "hilip, )everly !3 et al. %%$.4andbook of 7mbulatory
7nesthesia, Second dition. nited States of 7merica/ Springer
ScienceL)usiness 0edia, 55>.
E. Wiryana 8 0, Sinardja 8 !, Sujana 8 ) , )udiarta 8 . %*%. ) ! 7, dr.
-
8/18/2019 BAB 1 Ilham
40/40