BAB 1 2 3 4 5.pdf

download BAB 1 2 3 4 5.pdf

of 8

Transcript of BAB 1 2 3 4 5.pdf

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    1/19

    1

    1. 

    PENDAHULUAN

    Sejalan dengan perkembangan masyarakat, berkembang pula organisasi

    yang disebut organisasi nirlaba, yaitu organisasi yang dalam operasinya tidak

     berorientasi untuk menghasilkan laba. Pada umumnya organisasi jenis ini

    menekankan pada pelayanan sebaik-baiknya pada pihak eksternal, misalnya

    organisasi pelayanan kesehatan, pendidikan, layananan social dan keagamaan.

    Organisasi nirlaba memperoleh modal sendiri atau  fund capital  dengan

    cara memperbesar surplus yang diperoleh, menerima sumbangan atau bantuan dan

    donasi dari individu atau kelompok masyarakat. Tujuan utama organisasi nirlaba

    adalah menyediakan jasa kepada masyarakat sekitarnya dan bukan

    memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. (Sartono, 2000).

    Kemampuan organisasi untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan

    melalui laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai aset

    kewajiban, aset bersih, dan informasi mengenai hubungan diantara unsur- unsur

    tersebut. Laporan posisi keuangan organisasi nirlaba disajikan secara terpisah

    seperti aset bersih yang terikat maupun tidak terikat penggunaannya.

    Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya

    organisasi yang diterima dari para penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas

    dan laporan arus kas.

    Organisasi nirlaba perlu memperhatikan laporan keuangannya yang

     berguna untuk menilai kemampuan organisasi nirlaba (PSAK No.45): Pertama,

     jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus

    memberikan jasa tersebut, dan kedua, cara manajer melaksanakan tanggung

     jawabnya terhadap kinerja organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba, dengan tujuan

    yang tidak homogen, sulit menetapkan keseragaman satuan pengukuran kinerja.

    Apalagi secara prinsip produk dari organisasi nirlaba adalah barang publik yang

    sangat sulit diukur kinerjanya (Prabowo, 2004).

    Melihat pentingnya laporan keuangan bagi sebuah organisasi - organisasi

    nirlaba, maka perlu ada suatu aturan baku yang mengatur mengenai penyusunan

    laporan keuangan organisasi nirlaba, IAI mengeluarkan PSAK mengenai

    organisasi nirlaba yaitu PSAK No.45. Menurut PSAK No.45, laporan keuangan

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    2/19

    2

    yang harus disajikan oleh organisasi nirlaba terdiri dari: laporan posisi keuangan,

    laporan aktivitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan. Meskipun

    organisasi nirlaba memiliki peran cukup besar dalam masyarakat Indonesia, riset

    akuntansi keuangan di Indonesia selama ini hanya difokuskan Ada beberapa

    faktor yang mengakibatkan hal tersebut terjadi yaitu (1) Organisasi nirlaba

    memiliki tujuan dan karakteristik yang sangat berbeda dengan organisasi bisnis.

    (2) Sulitnya memperoleh data laporan keuangan organisasi nirlaba membuat riset

    akuntansi keuangan pada organisasi nirlaba menjadi sangat sulit, bahkan mustahil.

    Pengukuran kinerja dengan indikator kualitatif juga membuat penelitian

    empiris tentang kinerja organisasi nirlaba sulit dilakukan. Salah satu cara untuk

    mengatasi masalah tersebut adalah menganalisis kinerja keuangan organisasi

    nirlaba sebagai indikator kinerja organisasi nirlaba berdasarkan analisis rasio.

    Analisis rasio yang digunakan untuk menilai kinerja organisasi nirlaba menurut

    Ritchie dan Kolodinsky (2003) terdiri dari rasio kinerja fiskal, rasio efisiensi

    aktivitas non program, rasio dukungan publik, rasio kinerja investasi dan rasio

    efisiensi program.

    Penelitian ini akan menganalisis kinerja keuangan pada Yayasan Sion yang

    merupakan organisasi nirlaba yang ada di Salatiga. Yayasan Sion berdiri tanggal

    10 November 1977 yang dikukuhkan dalam akte notaris Y.L. Matu Salatiga

    dengan nomor: 14/1977 dan adanya pembaharuan berdasarkan keputusan rapat

     pengurus dikukuhkan dalam akte Notaris P.J. Soepratignja, SH pada tanggal 14

    Agustus 1990, Nomor: 16. Untuk lebih memudahkan pengurusan administrasi dan

    hubungan dengan pihak pemerintah Yayasan Sion membangun kantor di atas

    tanah milik gereja yang beralamat di Jl. Letjend. Sukowati No. 74 Salatiga, Jawa

    Tengah.

    Di dalam perkembangannya Yayasan Sion Salatiga mengalami kesulitan

    dalam mengevaluasi kinerja keuangan karena tidak dilakukannya analisis khusus

    terhadap kinerja keuangan. Walaupun berdasarkan laporan keuangan, tetapi

    laporan keuangan itu tidak dianalisis lebih lanjut terhadap kinerja keuangan.

    Berdasarkan latar belakang penelitian, peneliti tertarik untuk meneliti

    Analisis Kinerja Laporan Keuangan Yayasan Sion Salatiga berdasarkan rasio

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    3/19

    3

    keuangan yang dikemukakan oleh Ritchie dan Kolodinsky (2003) adapun rasio

    tersebut adalah kinerja fiskal, rasio efisiensi aktivitas non program, rasio

    dukungan publik, rasio kinerja investasi dan rasio efisiensi program. Sehingga

     bagi Yayasan Sion dan donatur, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

    informasi dalam mengetahui perkembangan kinerja keuangan Yayasan Sion

    sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangannya dari tahun – tahun

    sebelumnya.

    2. 

    TINJAUAN LITERATUR

    2.1. 

    Organisasi Nirlaba

    Organisasi nirlaba adalah organisasi yang lebih memperhatikan jumlah kas

    dan saldo investasi mereka tetapi bukan laba. Tidak terdapat kebutuhan bagi

    mereka untuk ”mencetak laba” (Willey, 2003 dalam Yanita, 2010). Sedangkan

    definisi nirlaba adalah bersifat tidak mengutamakan pemerolehan keuntungan

    (Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2002). 

    Organisasi nirlaba atau bisnis nonlaba bertujuan melayani beberapa

    kelompok stakeholders, yang anggotanya lebih luas dari pada stockholders.

    Stakeholders  meliputi board of trustees, manajer, pegawai atau karyawan,

    kreditur, supplier, konsumen dan masyarakat sekitar (Sartono 2000). 

    Organisasi nirlaba dapat terus bertahan hidup demikian lama karena

    mereka memiliki sumber daya kas yang memadai untuk program-program

    organisasi, jadi lembaga keuangan organisasi nirlaba seringkali menekankan

    sumber daya finansial yang likuid dalam organisasi. Organisasi komersial juga

    memperhatikan kas, tapi jika mereka dapat mencetak laba mereka mungkin akan

    mampu membiayai kebutuhan mereka melalui pinjaman atau dari investasi.

    Perhatian utama mereka adalah profitabilitas ini berarti akuntansi komersial

    menekankan keseimbangan antara pendapatan dan biaya (Willey, 2003 dalam

    Yanita, 2010) 

    Sifat operasi kebanyakan organisasi nirlaba adalah bahwa organisasi

    nirlaba mendapat sebagian besar pendapatan organisasi dari kontribusi (bukan dari

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    4/19

    4

     penerimaan biaya atas jasa) (Willey, 2003 dalam Yanita, 2010). Bisnis nirlaba

    memperoleh modal sendiri atau  fund capital dengan cara memperbesar laba yang

    diperoleh, menerima sumbangan atau bantuan dan donasi dari individu atau

    kelompok masyarakat. Bisnis nonlaba tidak memiliki pilihan seperti halnya

    organisasi yang mencari laba, sehingga penentuan opportunity cost of fund capital 

    menjadi sangat sulit (Sartono 2000). 

    Tujuan utama bisnis nirlaba adalah menyediakan jasa kepada masyarakat

    sekitarnya dan bukan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Dalam

    kondisi demikian maka capital budgeting harus memperhatikan beberapa faktor

    selain profitabilitas proyek yang dibiayai (Sartono 2000).

    2.2. 

    Laporan Keuangan

    Ikatan Akuntan Indonesia (2004) menyatakan bahwa laporan keuangan

    merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang

    lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

    keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan

    arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan

    yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga

    termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut,

    misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan

     pengaruh perubahan harga.

    Ikatan Akuntan Indonesia (2004) menjelaskan bahwa tujuan umum

    laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan,

    kinerja dan arus kas organisasi yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan

     pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta

    menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunanan

    sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

    2.3. 

    Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

    Pada dasarnya, praktek akuntansi untuk organisasi nirlaba tidak jauh

     berbeda dengan organisasi bisnis. Hal ini terlihat jelas bahwa aturan akuntansi

    organisasi nirlaba diatur sebagai bagian dari Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    5/19

    5

    tepatnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 : Pelaporan

    Keuangan Organisasi Nirlaba. Jadi, lebih tepatnya yang diatur adalah

     pelaporannya, teknis akuntansinya diatur secara mandiri diserahkan kepada entitas

    masing-masing. Dengan bentuk pelaporannya yang sudah diatur dalam PSAK 45,

    secara tidak langsung pencatatan transaksi akan dibuat oleh entitas mengikuti

    format laporan yang telah ada.

    Prinsipnya, pencatatan transaksi organisasi nirlaba dari penerimaan kas,

     pengeluaran kas, pembelian, penjualan produk jasa, penyusutan, dan transaksi

    reguler lainnya tidak ada perbedaan dengan organisasi bisnis, namun yang

    membuat berbeda adalah organisasi nirlaba tidak ada pihak yang menjadi pemilik,

    sehingga tidak ada transaksi yang berhubungan dengan penjualan atau perubahan

    kepemilikan, atau tidak adanya alokasi dana atau sumber daya hasil likuidasi

    (pembubaran organisasi) kepada orang-orang tertentu.

    Informasi keuangan dari suatu organisasi nirlaba kepada pihak eksternal

    terdiri dari (PSAK No.45) :

    1. Laporan Posisi Keuangan

    Tujuan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai asset,

    kewajiban serta asset bersih dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-

    unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan

    yang digunakan bersama pengungkapan, dan informasi dalam laporan

    keuangan lainnya dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi,

    kreditor dan pihak-pihak lain untuk menilai :

    a. 

    Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan

     b.  Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi

    kewajibannya dan kebutuhan pendanaan eksternal.

    2. 

    Laporan Aktivitas

    Tujuan utama laporan aktivitas adalah meyediakan informasi mengenai :

    a.  Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat asset

     bersih,

     b. 

    Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program

    atau jasa, informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    6/19

    6

    dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat

    membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditor dan pihak-pihak

    lain untuk a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, b) menilai upaya,

    kemampuan dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa serta c)

    menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

    3. 

    Laporan Arus Kas

    Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai

     penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas

    disajikan sesuai PSAK No.2 tentang laporan arus kas dengan tambahan

     berikut ini : a) aktivitas pendanaan, b) pengungkapan informasi mengenai

    aktivitas investasi dan pendanaan non kas, sumbangan berupa bangunan atau

    asset investasi.

    4. 

    Catatan atas Laporan Keuangan

    Catatan ini merupakan bagian yang tidak terpisah dari laporan-laporan di atas

    yang bertujuan memberikan informasi tambahan tentang perkiraan-perkiraan

    yang diyatakan dalam laporan keuangan.

    2.4.  Kinerja Keuangan

    Menurut Mulyadi (2007), kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-

    ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi dalam

    menghasilkan laba. Kinerja organisasi dapat diukur berdasarkan berbagai cara,

     baik dari segi financial maupun dari segi non financial. Sebagai contoh,

     pengukuran pengukuran kinerja organisasi tersebut dapat berupa kapasitas

     produksi, perluasan jangkauan pelayanan, produktivitas karyawan, aduan

    masyarakat, kepuasan konsumen, pendapatan, beban dan banyak ukuran atau rasio

    yang dapat dipakai untuk mengukurnya.

    Dari segi finansial, kinerja organisasi dapat diukur berdasarkan tingkat

     pendapatan yang merupakan komponen penting yang ingin di capai dalam tujuan

    organisasi. Pendapatan bagi suatu organisasi merupakan hal yang sangat penting,

    karena dengan pendapatan, operasi organisasi dapat berjalan serta diharapkan

    akan memperoleh laba untuk kelangsungan hidup serta pengembangan organisasi

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    7/19

    7

    Pengukuran kinerja yang efektif pada Organisasi Nirlaba dirancang untuk

    menunjukkan pemimpin nirlaba bagaimana menggunakan pengukuran kinerja

    organisasi untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk memenuhi misinya.

    Untuk secara efektif mengatasi berbagai tantangan yang harus dihadapi eksekutif,

    isi dan orientasi dari program ini dibangun di sekitar kesadaran bahwa berbagai

     jenis masalah kinerja memerlukan pendekatan yang berbeda (Altman, 1968).

    2.5. 

    Rasio Keuangan Organisasi Nirlaba

    Rasio keuangan yang merupakan indikator keuangan pada organisasi

    nirlaba digunakan oleh Prabowo (2007), dimana rasio tersebut merupakan

    modifikasi dari Ritchie dan Kolodinsky (2003) dan Core, et al (2006) untuk

    mengidentifikasi rasio keuangan organisasi nirlaba (yayasan universitas)

    Amerika. Analisis rasio digunakan untuk menguji apakah rasio-rasio tersebut

    relevan untuk digunakan dalam konteks Indonesia dan organisasi nirlaba yang

     bergerak di luar bidang pendidikan.

    1. Rasio-rasio Kinerja Fiskal

    Rasio kinerja fiskal merupakan suatu rasio untuk mengukur kinerja fiskal suatu

    organisasi nirlaba. Berikut ini adalah beberapa perhitungan dalam rasio kinerja

    fiskal yang relevan untuk konteks Indonesia dan organisasi nirlaba yang

     bergerak diluar sektor pendidikan:

    a. 

    Total pendapatan dibagi total aset

     b. 

    Total pendapatan dibagi total biaya

    c. 

    (Total pendapatan kurang total biaya) dibagi dengan total pendapatan

    d.  (Total pendapatan kurang total biaya) dibagi dengan total aset

    e. 

    Aset bersih dibagi dengan total aset

    2. 

    Rasio efisiensi aktifitas non program

    Pada organisasi-organisasi nirlaba yang berada di Indonesia tidak ada yang

    memasukkan biaya-biaya pencarian dana dapat disebut juga dengan biaya non

     program karena setiap rupiah yang dikeluarkan untuk mencari dana itu akan

    mendatangkan pendapatan bagi organisasi. Biaya non program adalah biaya-

     biaya yang digunakan untuk membiaya aktifitas non program (misalnya beban

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    8/19

    8

    gaji ukuran karyawan tetap, beban sewa rumah, beban penyusutan, dan

    seterusnya) dari oraganisasi nirlaba yang mendukung visi, misi dan tujuan

    organisasi. Rasio efisiensi ini semakin meningkat semakin baik. Rasio efisiensi

    aktifitas non program merupakan perbandingan antara total pendapatan dengan

     biaya non program. Komponen dari rasio efisiensi aktivitas non program

    adalah :

    Total pendapatan dibagi dengan biaya non program. Modifikasi dari rasio total

     pendapatan dibagi dengan biaya penerimaan dana.

    3. 

    Rasio dukungan publik

    Rasio dukungan publik adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

    kemampuan organisasi untuk mengumpulkan pendapatan (dana) dari publik

    atau dengan kata lain merupakan indeks dari dukungan publik terhadap suatu

    organisasi. Komponen dari rasio dukungan publik ini adalah :

    a. 

    Total kontribusi dibagi dengan total biaya

     b.  Total kontribusi dibagi dengan total aset

    c.  Total kontribusi dibagi dengan total pendapatan

    4. 

    Rasio kinerja investasi

    Rasio kinerja investasi merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

    seberapa efektif investasi yang dilakukan oleh organisasi nirlaba. Rasio kinerja

    investasi merupakan perbandingan antara kas dan setara kas dengan total aset.

    Semakin meningkat rasio ini semakin efektif. Komponen dari rasio kinerja

    investasi adalah:

    Kas dan setara kas dibagi dengan total aset

    5. 

    Rasio efisiensi program

    Rasio efisiensi program adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

    efisiensi penggunaan dana yang dicairkan untuk membiayai pelaksanaan

     program (misalnya kampanye, program pemberdayaan, program bantuan

    kemanusiaan, dsb). Rasio efisiensi program merupakan perbandingan antara

     biaya program dengan total biaya. Biaya program adalah biaya-biaya yang

    digunakan untuk membiayai aktivitas program utama dari organisasi nirlaba

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    9/19

    9

    yang mendukung visi,misi, dan tujuan organisasi tersebut.Semakin meningkat

    rasio ini semakin baik.

    Komponen dari efisiensi program ini adalah : Biaya program dibagi dengan

    total biaya.

    3. 

    METODE PENELITIAN

    Jenis data dan Sumber data yang digunakan penelitian ini adalah data

    sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber lain

    yang berhubungan dengan objek penelitian yang telah diolah dan disajikan oleh

     pihak lain Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari kantor Yayasan Sion

    yang beralamatkan di Jalan Letjend. Sukowati 74 Salatiga , yang berupa laporan

    keuangan.

    Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif

    kuantitatif dengan menggunakan analisis rasio keuangan terhadap data sekunder

    yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini, rasio-rasio keuangan yang

    diperhitungkan untuk mengukur kinerja keuangan Yayasan Sion mengacu pada

    Ritchie dan Kolodinsky (2003). Adapun macam rasio-rasio keuangan tersebut

    ditunjukkan pada Tabel 1

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    10/19

    10

    Tabel 1

    Rasio Keuangan Yang Diikutsertakan Dalam

    Analisis Kinerja Keuangan Yayasan Sion

    No Rasio Keterangan

    Rasio-Rasio Kinerja Fiskal

    1 Total pendapatan dibagi total aset

    Pada beberapa organisasi, istilah pendapatan diganti penghasilan atau

     penerimaan

    2 Total pendapatan dibagi total biayaPada beberapa organisasi, istilah

     biaya diganti menjadi pengeluaran

    3(Total pendapatan minus total biaya) dibagidengan total pendapatan

    Trussel (2003) mengistilahkan rasio

    ini sebagai surplur margin, analogdengan profit margin pada organisasi

     bisnis

    4 (Total pendapatan minus total biaya) dibagidengan total aset

    Analog dengan ROA pada organisasi bisnis.

    5 Aset bersih dibagi dengan total aset

    Rasio efisiensi aktivitas non program

    6Total pendapatan dibagi dengan biaya non

     programModifikasi dari rasio total

     pendapatan dibagi dengan biaya

     pencarian dana

    Rasio dukungan publik

    7 Total kontribusi dibagi dengan total biaya

    8 Total kontribusi dibagi dengan total aset

    9 Total kontribusi dibagi dengan total pendapatan

    Rasio kinerja investasi10 Kas dan setara kas dibagi dengan total aset

    Rasio efisiensi program

    11 Biaya program dibagi dengan total biayaMengacu Trussel (2003) dan Core et

    al (2006)

    Sumber: Ritchie dan Kolodinsky (2003).

    Tabel 1 adalah rasio keuangan yang akan digunakan dalam menilai kinerja

    Yayasan Sion. Rasio keuangan ini merupakan modifikasi dari lima belas rasio

    keuangan yang dianalisis oleh Ritchie dan Kolodinsky (2003). Rasio keuangan

    yang lima belas itu dimodifikasi menjadi sembilan yang digunakan dalam

    menganalisis kinerja keuangan karena aktivitas yang terkait dengan rasio tersebut

    dilakukan oleh organisasi nirlaba di Indonesia. Ditambahkan dua rasio dari

    sembilan rasio keuangan. Rasio lainnya yaitu rasio efisiensi aktivitas non program

    ( rasio no.6 pada Tabel 1) yang merupakan modifikasi dari rasio total pendapatan

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    11/19

    11

     per biaya pencarian dana serta rasio efisiensi program (rasio no 11 Tabel 1) yang

    mengacu pada Core et al (2006).

    4. 

    BAHASAN ANALIS

    4.1.  Sejarah Yayasan Sion

    Sekitar tahun 1965, Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU)

    khususnya jemaat GKJTU Salatiga memberitakan injil di daerah Kabupaten

    Semarang (Jawa Tengah). Jemaat GKJTU termasuk golongan kelompok

    masyarakat berpenghasilan sangat rendah atau dapat dikatakan sebagai

    masyarakat terbelakang, sebagian besar warga masyarakat masih buta huruf.

    Karena hal inilah yang membuat masih rendahnya pengetahuan mereka tentang

     pentingnya kesehatan dan lingkungan bagi diri sendiri.

    Pada tahun 1973/1974, sinode GKJTU bekerja sama dengan Lembaga

    Pelayanan Kristen Indonesia (LEPKI) yang beralamat di Jalan Bromo No.2

    Malang, Jawa Timur, melaksanakan proyek pengembangan masyarakat yang

     pelaksanaannya bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat Kecamatan

    Getasan Kabupaten Semarang yang diketuai oleh ibu pendeta Mirahingsih, STh.

    Program yang dilaksanakan meliputi : Pemberantasan Buta Huruf, Pendidikan

    Kesejahteraan Keluarga (PKK), Pos Pelayanan Terpadu bagi bayi di bawah lima

    tahun (BALITA) dengan taman gizi, Kesehatan dengan proyek-proyek

     percontohan, rumah sehat, pelebaran/pengerasan jalan, juga berpartisipasi di

    dalam pengadaan dana bagi pembangunan gedung sekolah dan pengadaan modal

    kerja. Maka pada tanggal 10 November 1977 berdirilah Yayasan Sion yang

    dikukuhkan dalam akte notaris Y.L. Matu Salatiga dengan nomor : 14/1977.

    Setelah Yayasan Sion berdiri dalam operasional pelayanannya sampai saat

    ini telah melaksanakan beberapa program pengembangan masyarakat antara lain :

     pendidikan formal, PPEWG, Adopsi, Panti Asuhan, Pendidikan Non Formal.

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    12/19

    12

    4.2. 

    Perhitungan Rasio Kinerja Keuangan

    Penelitian ini rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk perhitungan

    mengukur kinerja keuangan yang mengacu pada Ritchie dan Kolodinsky (2003).

    Adapun Macam rasio-rasio keuangan tersebut beserta hasil perhitungannya.

    Tabel 2

    Laporan Keuangan Yayasan Sion Periode 2007-2009

    Laporan Keuangan

    Tahun

    2007

    (Rp)

    Tahun

    2008

    (Rp)

    Tahun

    2009

    (Rp)

    Kas dan setara kas 12.323.645 19.335.225 1.703.542

    Biaya non program 978.431.897 1.621.295.692 1.569.475.315

    Biaya program 439.382.889 694.028.666 633.518.305

    Total pendapatan 1.417.286.734 1.547.763.268 1.507.592.510Total Aset 1.207.098.296 1.138.626.422 1.231.004.242

    Total Biaya 1.417.814.786 2.315.324.358 2.202.993.620

    Aset bersih 906.363.359 1.303.917.507 1.266.661.975

    Total kontribusi 1.055.747.026 1.547.763.268 1.507.592.510

    Sumber; data sekunder 2011

    4.2.1. 

    Rasio Kinerja Fiskal

    Rasio ini terdapat 5 macam rasio keuangan seperti yang ditunjukkan dalam

    tabel berikut

    Tabel 3

    Rasio Kinerja Fiskal Yayasan Sion periode 2007-2009

    Rasio Kinerja Fiskal Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

    Total pendapatan dibagi total aset 1,17 1,36 1,22

    Total pendapatan dibagi total biaya 0,99 0,67 0,68

    (Total pendapatan minus total biaya)dibagi dengan total pendapatan

    -0,0004 -0,495 -0,46

    (Total pendapatan minus total biaya)dibagi dengan total aset

    -0,0004 -0,6741 -0,56

    Aset bersih dibagi dengan total aset 0,75 1,15 1,03

    Sumber; data olahan 2011

    Berdasarkan perhitungan kinerja keuangan (Tabel 3) tampak bahwa dalam

    3 tahun yaitu tahun 2007, 2008 dan 2009, rasio kinerja fiskal Yayasan Sion

    mengalami gelombang naik turun. Secara umum rasio kinerja fiskal Yayasan Sion

    mengalami penurunan dari tahun ketahun. Hal tersebut disebabkan karena total

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    13/19

    13

    aset (penyebut) dari rasio kinerja fiskal tersebut mengalami peningkatan yang

    lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan total pendapatan

    (pembilangnya)

    Hal tersebut di atas menjadi menarik, karena total aset mempunyai

     pengaruh yang besar bagi pembentukan aset sehingga sangat dimungkinkan

     bahwa Yayasan Sion mempunyai kewajiban dalam meningkatkan sumber daya

    yang dimiliki walaupun sangat kecil. Oleh karena kewajiban yang dimiliki

    Yayasan Sion sangat kecil dan pendapatan yang dimiliki cukup besar maka hal

    tersebut mengakibatkan perolehan yang cukup besar, sehingga pajak yang di

    tanggung Yayasan juga akan cukup besar atas perolehan penghasilan tersebut.

    4.2.2.  Rasio Efisiensi Aktivitas Non Program

    Rasio ini terdapat 1 macam rasio keuangan seperti yang ditunjukkan dalam

    tabel berikut.

    Tabel 4

    Rasio Efisiensi Aktivitas Non Program Yayasan Sion periode 2007-2009

    Rasio Efisiensi

    Aktivitas Non

    Program

    Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

    Total pendapatandibagi dengan biaya

    non program

    1,45 0,95 0,96

    Sumber; data olahan 2011

    Berdasarkan perhitungan kinerja keuangan (Tabel 4) tampak bahwa dalam

    3 tahun yaitu tahun 2007, 2008 dan 2009 Rasio Efisiensi Aktivitas Non Program

    Yayasan Sion mengalami gelombang naik turun, akan tetapi rasio efisiensi

    aktivitas non program tahun 2007 lebih besar dari tahun 2008 dan tahun 2009.

    Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa rasio efisiensi aktivitas

    non program Yayasan Sion semakin kurang baik atau semakin tidak efisien dari

    tahun ke tahun karena pengeluaran yang terjadi dalam usaha pencarian dana lebih

     besar jika dibandingkan dengan pendapatan yang diperolehnya.

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    14/19

    14

    4.2.3. 

    Rasio Dukungan Publik

    Rasio ini terdapat 3 macam rasio keuangan seperti yang ditunjukkan dalam

    tabel berikut.

    Tabel 5

    Rasio Dukungan Publik Yayasan Sion periode 2007-2009

    Rasio Dukungan PublikTahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

    Total kontribusi dibagi

    dengan total biaya0,74 0,67 0,68

    Total kontribusi dibagi

    dengan total aset0,87 1,36 1,22

    Total kontribusi dibagi

    dengan total pendapatan0,74 1 1

    Sumber; data olahan 2011

    Berdasarkan perhitungan kinerja keuangan (Tabel 5) tampak bahwa dalam

    3 tahun yaitu tahun 2007, 2008 dan 2009 rasio dukungan publik Yayasan Sion

    mengalami kondisi yang naik turun. Akan tetapi jika dilihat dari pembentuk rasio

    kenaikan terjadi pada tahun 2008 dan mengalami penurunan kembali atau

    mengalami kesetabilan pada tahun 2009. Akan tetapi kenaikan tersebut tidak

     begitu besar.

    Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa rasio dukungan publikYayasan Sion sebagian besar berasal dari kontibusi, karena organisasi sangat

     bergantung pada sumbangan donator untuk mendanai kegiatan operasionalnya,

    sehingga organisasi sangat rentan terhadap fluktuasi dana sumbangan yang

    terbentuk. Yayasan Sion juga tidak mampu memanfaatkan dana sumbangan yang

    ada untuk menciptakan pendapatan lain diluar pendapatan yang berasal dari

    donatur.

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    15/19

    15

    4.2.4. 

    Rasio Kinerja Investasi

    Rasio ini terdapat 1 macam rasio keuangan seperti yang ditunjukkan dalam

    tabel berikut.

    Tabel 6

    Rasio Kinerja Investasi Yayasan Sion periode 2007-2009

    Rasio Kinerja Investasi Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

    Kas dan setara kas dibagi

    dengan total aset 0,01 0,02 0,001

    Sumber; data olahan 2011

    Berdasarkan perhitungan kinerja keuangan (Tabel 6) tampak bahwa dalam

    3 tahun yaitu tahun 2007, 2008 dan 2009 rasio kinerja investasi Yayasan Sion

    mengalami gelombang naik turun. Akan tetapi jika dilihat dari pembentuk rasio

    kenaikan terjadi pada tahun 2008 dan mengalami penurunan kembali atau

    mengalami kesetabilan pada tahun 2009.

    Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas yang dimiliki

    Yayasan Sion sebagian besar diwujudkan dalam bentuk simpanan di bank yang

     berupa tabungan, sehingga rasio kinerja investasi ini dapat dikatakan cukup

    efektif, karena yayasan akan mudah dalam menyediakan dana jika sewaktu-waktu

    digunakan untuk mendanai kegiatan-kegiatan. Tetapi dengan kepemilikan kas

    yang sangat tinggi, yayasan akan rentan terhadap pemborosan-pemborosan dan

     penyalahgunaan kas (agency problems of free cash flows)

    4.2.5. 

    Rasio Efisiensi Program

    Rasio ini terdapat 1 macam rasio keuangan seperti yang ditunjukkan dalam

    tabel berikut.

    Tabel 7

    Rasio Efisiensi Program Yayasan Sion periode 2007-2009

    Rasio Efisiensi Program Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

    Biaya program dibagi

    dengan total biaya0,31 0,30 0,29

    Sumber; data olahan 2011

    Rasio efisiensi program yang berupa biaya program dibagi dengan total

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    16/19

    16

     biaya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 mengalami penurunan Tahun

    2007 sampai dengan tahun 2008 mengalami penurunan dengan nilai -0.03 %,

    tahun dan tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 menurun sebesar 0.03 %.

    Penurunan tersebut dapat dikatakan konstan atau tetap,atau tidak mengalami

     perubahan sama sekali, karena nilai penurunan tersebut dinilai kecil.

    Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa penurunan tersebut

    dikarenakan penurunan biaya program lebih kecil jika dibandingkan dengan total

     biaya. Sehingga hal tersebut dapat diartikan bahwa aktivitas yayasan dalam

    menjalankan program-programnya semakin kurang efisien.

    5. 

    KESIMPULAN

    5.1  Kesimpulan

    a) 

    Rasio kinerja fiskal Yayasan Sion mengalami penurunan dari tahun ketahun.

    karena total aset (penyebut) dari rasio kinerja fiskal tersebut mengalami

     peningkatan yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan total

     pendapatan.

     b) 

    Rasio efisiensi aktivitas non program Yayasan Sion semakin kurang baik atau

    semakin tidak efisien dari tahun ke tahun karena pengeluaran yang terjadi

    dalam usaha pencarian dana lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan

    yang diperolehnya.

    c) 

    Rasio dukungan publik Yayasan Sion adalah kurang baik, karena organisasi

    sangat bergantung pada sumbangan donator untuk mendanai kegiatan

    operasionalnya, sehingga organisasi sangan rentan terhadap fluktuasi dana

    sumbangan yang terbentuk

    d) 

    Rasio kinerja investasi ini dapat dikatakan cukup efektif, karena yayasan akan

    mudah dalam menyediakan dana jika sewaktu-waktu digunakan untuk

    mendanai kegiatan-kegiatan

    e)  Rasio efisiensi program Yayasan Sion kurang efektif dikarenakan penurunan

     biaya program lebih kecil jika dibandingkan dengan total biaya. 

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    17/19

    17

    5.2 

    Saran

    Yayasan Sion dari sisi kinerja dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009

    memiliki kinerja yang naik turun, akan tetapi sebagian besar mengalami

     penurunan. Oleh sebab itu diharapkan agar Yayasan Sion meningkatkan

    kinerjanya dengan cara: Meningkatkan sumberdaya guna mengelola keuangan,

    Mengefektifkan biaya-biaya baik untuk biaya program dan non program, serta

    meningkatkan penggalangan dana ke donator.

    5.3 

    Keterbatasan Penelitian

    Keterbatasan dalam penelitian ini adalah keterbatasan dalam masalah data,

    data yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan data 3 (tiga) tahun

    yaitu tahun 2007, tahun 2008, dan tahun 2009. Penulis hanya menggunakan 3

    (tiga) tahun dikarenakan pada saat pengambilan data, data tahun 2010 belum

    teraudit. Selain itu, penulis juga tidak dapat bertemu langsung dengan pihak dari

    Yayasan Sion. Untuk penelitian selanjutnya di harapkan penelitian lain untuk

    menambah data yaitu tahun tahun 2010.

    Setelah Yayasan Sion berdiri dalam operasional pelayanannya sampai saat

    ini telah melaksanakan beberapa program pengembangan masyarakat antara lain

     pendidikan formal, Adopsi, Panti Asuhan. Yayasan Sion sebagian besar berasal

    dari kontibusi, karena organisasi sangat bergantung pada sumbangan donator

    untuk mendanai kegiatan operasionalnya, sehingga organisasi sangat rentan

    terhadap fluktuasi dana sumbangan yang terbentuk.

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    18/19

    18

    DAFTAR PUSTAKA

    Altman, EI. 1968, Financial Ratios, Discriminant Analysis, and The Prediction of

    Corporate Bankcrupcty , Journal of finance: September.

    Baber,W., Roberts, A.,&Visvanathan, G. (2001). Charitable organizations’strategies and program spending ratios.  Accounting Horizons, 15(4), 329-

    343.

    Hair, J.F. Jr. , Anderson, R.E., Tatham, R.L., & Black, W.C. (1998). MultivariateData Analysis, (5th Edition). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.

    Helfret, 1999.  Analisis Laporan keuangan (terjemahan Herman Wibowo), Edisi

    7. Erlangga. Jakarta

    Ghozali, Imam, 2005,  Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,Edisi Ketiga, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

    Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2004. Standar Akuntansi Keuangan: Pelaporan

     Keuangan Organisasi Nirlaba (PSAK No. 45). Jakarta: Salemba Empat

    Mulyadi, 2007. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis

     Balanced Scorecard  , Yogyakarta : UPP STIM YKPN

    Prabowo,Ronny.2004. Problems with Performance- based Budgeting. Jurnal

     Ekonomi dan Bisnis. X(2):231-238

    Prabowo, Ronny 2007.  Identifikasi Rasio Keuangan Organisasi Keuangan Di Indonesia: Suatu Analisis faktor. UKSW Salatiga

    Ritchie, William J. and Robert W.Kolodinsky.2003. Nonprofit Organization

    Financial Performance Measure : An Evaluation of New and Existing

    Financial Performance Measure ,  Nonprofit Management and Leadership

    13 (4):367-381.Sartono, Agus.2000. Manajemen Keuangan. Yogyakarta. BPFE

    Trussel,John.2002. Revisiting the Prediction of Financial Vulnerability. Nonprofit

     Management and Leadership 13(1):17-31

    Trussel,John.2003. Assessing Potential Accounting Manipulation: the Financial

    Characteristics of Charitable Organizations with Higher than Expected

     Program-Spending Ratios. The Pennsylvania State University at Harrisburgworking paper

  • 8/19/2019 BAB 1 2 3 4 5.pdf

    19/19

    19

    Yuanita, 2011.  Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba Yang Bisa Di

     Akses Berdasar Rasio-Rasio Keuangan. Universitas Kristen SatyaWacana. Salatiga. Skripsi FEB UKSW