ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN...

13

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN...

  • 1

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANAK BRONCHOPNEUMONIA

    DENGAN MASALAH RESIKO DEFISIT NUTRISI DI RUMAH SAKIT

    PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

    Vivin Dwi Hartanto, Maria Magdalena Setyaningsih, Wisoedhanie Widi Anugrahanti

    Prodi D-III Keperawatan STIKes Panti Waluya Malang

    E-mail: [email protected]

    ABSTRAK

    Bronchopneumonia merupakan penyakit peradangan pada parenkim paru yang terjadi di jaringan paru-

    paru, disebabkan oleh mikroorganisme bakteri, virus, jamur, atau pun benda asing yang menyebabkan

    peradangan pada bronkus yang memicu timbulnya mukus berlebihan sehingga menyebabkan kuman

    masuk ke saluran pencernaan yang menimbulkan penurunan nafsu makan, mual serta muntah.

    Penelitian ini bertujuan untuk melakukan Asuhan Keperawatan Pada Klien anak Brochopneumonia

    dengan masalah Resiko Defisit Nutrisi. Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus terhadap

    dua klien yang mengalami masalah Resiko Defisit Nutrisi. Penelitian dilakukan pada bulan April 2020

    dengan lama waktu perawatan selama tiga hari untuk setiap klien, menggunakan metode studi kasus

    dengan dua klien sebagai responden pada tanggal 15 dan 20 April 2020. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa masalah pada kedua klien teratasi yang dibuktikan dengan terpenuhinya semua kriteria hasil

    yang ditetapkan. Pemenuhan kebutuhan nutrisi kedua klien dapat terlaksana melalui tidakan

    keperawatan makan-makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein, makan sedikit demi sedikit tetapi

    sering serta kolaborasi dengan ahli gizi. Bagi peneliti selanjutnya berharap supaya menambahkan

    bebrapa intervensi keperawatan baik mandiri maupun kolaborasi yang lebih agar dapat membandingkan

    pencapaian dari intervensi keperawatn yang diberikan.

    Kata Kunci : Bronchopneumonia, Anak, Resiko Defisit Nutrisi

    .

    ABSTRACT

    Bronchopneumonia is an inflammatory disease of the lung parenchyma that occurs in the lung tissue,

    caused by microorganisms, bacteria, viruses, fungi, or foreign objects that cause inflammation of the

    bronchi which triggers excessive mucus, causing germs to enter the digestive tract which results in

    decreased appetite. , nausea and vomiting. This study aims to provide nursing care to clients of children

    with Brochopneumonia with the problem of the risk of nutritional deficits. The research design used

    was a case study of two clients who had problems with the risk of nutritional deficits. The study was

    conducted in April 2020 with a length of treatment for three days for each client, using the case study

    method with two clients as respondents on April 15 and 20, 2020. The results showed that the problems

    in both clients were resolved as evidenced by the fulfillment of all outcome criteria. set. Meeting the

    nutritional needs of both clients can be accomplished through nursing actions to eat foods that are high

    in calories and high in protein, eat small amounts of food but often and collaboration with nutritionists.

    The next researcher hopes to add some nursing interventions, both independent and more collaborative,

    so that they can compare the achievements of the nursing interventions given.

    Keywords: Bronchopneumonia, Children, Nutrition Deficiency Risk

    .

    mailto:[email protected]

  • PENDAHULUAN

    Bronchopneumonia adalah salah satu jenis

    pneumonia yang mempunyai pola

    penyebaran berbercak, teratur dalam satu

    atau lebih area terlokalisasi didalam

    bronchi dan meluas ke parenkim paru yang

    berdekatan di sekitarnya (Nurarif, 2015).

    Bronchopneumonia disebabkan oleh

    infeksi bakteri, virus, jamur, dan aspirasi

    benda asing yang menyerang saluran

    pernafasan atas selama beberapa hari serta

    diikuti gejala demam tinggi, nafas cepat

    dan dangkal, batuk produktif, mual,

    muntah dan nafsu makan menurun bahkan

    diare (Dahlan,2014)

    Penyakit bronchopneumonia diawali

    dengan masuknya kuman atau

    mikroorganisme ke dalam tubuh dan

    berkembang biak di dalam alveoli maupun

    bronchioli paru. perkembangbiakan

    mikroorganisme akan berlangsung dengan

    cepat jika imun lemah yang nanti

    mengakibatkan peradangan di saluran

    pernafasan atas, sebagai respon dari

    infeksi kuman di saluran pernafasan yang

    menyebabkan peradangan sehingga terjadi

    hipersekresi mukus dan merangsang

    batuk, selain itu kuman juga masuk ke

    saluran pencernaan mengakibatkan

    peningkatan asam lambung yang akhirnya

    timbul masalah mual muntah dan

    penurunan nafsu makan yang mana akan

    mengakibatkan resiko resiko defisit nutrisi

    (Adriani & Wirjatmadi, 2016).

    Diperkirakan bahwa sebanyak 922.000

    balita pada tahun 2015 dilaporkan

    meninggal karena bronchopneumonia

    (WHO, 2015). Di Indonesia, diperkirakan

    terdapat 16% kematian balita usia 1-5

    tahun pada tahun 2018 (IDAI, 2014.

    Kemenkes, 2019). Berdasarkan data

    Kementrian Kesehatan tahun 2016 angka

    mortalitas akibat Bronchopneumonia

    mencapai 496 kasus dengan jumlah

    penderita sebanyak 870.893 kasus, di

    wilayah provinsi Jawa Timur kasus

    bronchopneumonia ditemukan sebanyak

    130.479 kasus, sedangkan di kota Malang

    kasus bronchopneumonia mencapai 6.719

    anak (Kemenkes, 2016). Dari pengkajian

    data Rekam Medis RS. Panti Waluya

    Sawahan Malang tahun 2018, didapatkan

    jumlah anak dengan diagnosis

    bronchopneumonia sebanyak 199 kasus,

  • pada usia bayi 60 kasus, pada usia toddler

    sebanyak 78 kasus, pada usia prasekolah

    sebanyak 44, pada usia sekolah sebanyak

    15 kasus, pada usia remaja sebanyak 1

    kasus dan sebanyak 33% atau 65 anak

    mengalami defisit nutrisi dengan jumlah

    angka kematian sebanyak 0 kasus (Rekam

    Medis RS. Panti Waluya Malang, 2018).

    Penulis menemukan fenomena pada saat

    praktek klinik di ruang rawat inap anak St.

    Theresia Rumah Sakit Panti Waluya

    Malang pada tanggal 11-15 Februari 2018

    dengan klien anak yang mengalami

    bronchopneumonia berulang. Ditemukan

    klien anak penderita bronchopneumonia

    usia 2 dan 4 tahun. Ibu klien mengalami

    mual saat di suapi, mukosa bibir pucat,

    bising usus hiperaktif sebanyak 34x/menit,

    selain itu anak mengalami penurunan berat

    badan sejak dari rumah sebanyak 1 kg dari

    berat badan awal 10 kg. Pada klien anak

    yang kedua, ibu klien mengatakan bahwa

    anaknya hanya makan 4 sendok saja

    karena saat disuapi klien merasa mual dan

    ingin muntah. Selain itu klien tampak

    pucat disertai bising usus hiperakif dan

    hanya mau minum susu saja, klien

    mengalami penurunan berat badan

    sebanyak 1,5 kg dari berat badan awal 15

    kg.

    Berdasarkan latar belakang penulis

    mengambil studi kasus dengan judul

    “Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak

    Bronchopneumonia Dengan Masalah

    Keperawatan Resiko Defisit Nutrisi Di

    Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti

    Waluya Malang”.

    METODE

    Penelitian ini menggunakan studi kasus

    pada klien anak bronchopneumonia

    dengan resiko defisit nutrisi dengan

    kriteria inklusi:

    1) Klien anak usia 1-5 tahun dengan

    diagnosis medis bronchopneumonia

    2) Klien anak yang ditemukan beresiko

    defisit nutrisi yaitu

    a) Nafsu makan anak menurun

    b) Nyeri/kram abdomen

    c) Bising usus hiperaktif

    d) Membran mukosa bibir pucat

    e) Penurunan nafsu makan lebih dari

    1 hari

    f) Mual dan muntah

  • Pengambilan data pada klien 1 dan 2 pada

    tanggal 15 dan 20 April 2020. Penulis

    mengumpulkan data dengan menggunakan

    data sekuder yang diadapatkan melalui

    wawancara dengan perawat lahan, sehingga

    didapatkan observasi, pemeriksaan fisik dan

    dokumentasi meliputi pengkajian, analisa data,

    rencana keperawatan, implementasi dan

    evaluasi keperawatan.

    HASIL

    1. Pengkajian

    Klien 1 didapatkan data pada tanggal

    14 april 2020 klien datang ke UGD RS

    Panti Waluya Sawahan Malang

    dibawa oleh keluarga dengan keluhan

    tidak mau makan dan minum, dan

    apabila makan klien akan mual. Lalu,

    pada saat dilakukan pengkajian

    tanggal 15 April 2020, Keluarga

    mengatakan bahwa klien mual,

    muntah dan penurunan nafsu makan.

    Bb awal : 17,4 kg, BB : 15,6 Kg.

    Pada klien 2 didapatkan data pada

    tanggal 20 April 2020 klien ke IGD

    RS Panti Waluya Sawahan Malang

    dengan dengan keluhan tidak mau

    makan. Lalu, pada saat dilakukan

    pengkajian tanggal 20 April 2020, ibu

    klien mengatakan klien mengeluh,

    lemas, mual disertai muntah. Bb awal

    :17,9 kg, BB : 16 kg.

    2. Diagnosa keperawatan

    Berdasarkan hasil pengkajian dapat

    ditegakkan diagnosa pada klien 1 dan

    2 yaitu Resiko Defisit Nutrisi

    berhubungan dengan Intake Tidak

    Adekuat ditandai dengan Penurunan

    nafsu makan, Mual, Muntah.

    3. Intervensi keperawatan

    Berdasarkan Teori dari PPNI(2017)

    pada klien 1 dan 2 telah disusun

    intervensi sesuai dengan teori, terdapat

    8 intervensi yang akan dilakukan

    secara mandiri maupun kolaboratif

    sesuai dengan kondisi atau keadaan

    klien.

    4. Implementasi keperawatan

    Berdasarkan diagnosis keperawatan

    Resiko Defisit Nutrisi, rencana

    tindakan keperawatan yang sudah

    dilaksanakan pada klien 1 dengan 7

    intervensi sedangan klien 2 dengan 6

    intervensi yaitu sesuai dengan teori

  • yang telah disusun dan dilakukan

    implementasi tambahan untuk

    keluarga klien 1 dan 2 yaitu

    penyuluhan mengenai gizi seimbang

    pada balita.

    5. Evaluasi keperawatan

    Setelah diberikan asuhan

    keperawatan selama 3 hari, pada

    klien 1 dan 2 masalah teratasi pada

    hari ke-3 dengan memenuhi 7

    kriteria yang sudah ditetapkan

    menurut (SLKI, 2017) yaitu porsi

    makanan yang dihabiskan

    meningkat, berat badan membaik,

    mual muntah menurun, keinginan

    makan anak membaik, asupan

    makanan membaik, memonitor

    berat badan meningkat..

    PEMBAHASAN

    1. Pengkajian

    Menurut penulis, dari data pengkajian

    diatas didapatkan kedua klien

    mengalami masalah keperawatan

    masalah resiko defisit nutrisi yang

    dibuktikan dengan kedua klien

    mengalami keluhan utama tidak mau

    makan dan penurunan nafsu makan

    disertai mual muntah dibuktikan dengan

    adanya nyeri abdomen, bising usus yang

    hiperaktif, tidak tertarik untuk makan,

    penurunan berat badan, membran

    mukosa pucat, makan tidak habis.

    Resiko defisit nutrisi dapat dibuktikan

    pada kedua klien. Dimana keduanya

    mengalami keluhan utama tidak mau

    makan dan penurunan nafsu makan

    disertai mual muntah dibuktikan dengan

    adanya nyeri abdomen, bising usus yang

    hiperaktif , tidak tertarik untuk makan,

    penurunan berat badan, membran

    mukosa pucat, makan tidak habis.

    Menurut Tarwoto dan Wartonah (2015)

    resiko defisit nutrisi dapat dibuktikan

    dengan adanya mual dan muntah,

    meningkatkan kebutuhan kalori dan

    kesulitan dalam menerima kalori akibat

    penyakit infeksi, penurunan absorbsi

    nutrisi akibat penyakit atau intoleransi

    laktosa, nafsu makan menurun

    ditunjukan dengan dengan adanya nyeri

    atau kram abdomen, bising usus yang

    hiperaktif , tidak tertarik untuk makan,

    penurunan berat badan, membran

    mukosa klien pucat.

    .

    2. Diagnosa keperawatan

    Menurut penulis, klien1 dan 2

    ditetapkan diagnosa keperawatan

  • yang sama yaitu resiko defisit nutrisi

    dengan etiologi yang sama yaitu

    berhubungan intake tidak adekuat

    ditandai dengan penurunan nafsu

    makan,mual dan muntah.

    Pada klie 1 dan 2 mengalami resiko

    defisit nutrisi, hal ini dapat dibuktikan

    dengan keluhan pada klien yaitu mual

    muntah saat makan, makan hanya sedikit,

    penurunan nafsu makan, dengan mual

    dan muntah, mukosa bibir pucat dan

    penurunan berat badan.

    Menurut Hidayat (2015) Resiko

    defisit nutrisi mengalami nyeri

    abdomen dengan atau tanpa

    penyakit, kram abdomen, merasakan

    ketidakmampuan untuk mengingesti

    makanan, melaporkan perubahan

    sensasi rasa, melaporkan kurangnya

    makanan, merasa kenyang segera

    setalah mengingesti makanan, luka,

    rongga mulut inflamasi, tidak tertarik

    untuk makan, berat badan menurun,

    bising usus hiperaktif, lesu.

    3. Intervensi keperawatan

    Menurut penulis, pada klien 1 dan 2

    telah ditetapkan rencana tindakan

    keperawatan yang bersifat

    mandiri maupun kolaboratif.

    Tindakan keperawatan yang akan

    dilakukan mengacu pada kondisi klien

    saat ini. Klien yang mengalami resiko

    defisit nutrisi mengakibatkan

    kelemahan fisik sehingga

    menghambat aktifitas klien. Dari 8

    intervensi menurut teori, klien 1

    ditetapkan 7 intervensi dan 1

    intervensi modifikasi sedangkan klien

    2 ditetapkan 6 intervensi dan 1

    intervensi modifikasi yaitu:

    a) Monitor adanya penurunan berat

    badan

    b) Identifikasi makanan yang disukai

    dan yang tidak disukai

    c) Berikan lingkungan yang nyaman

    selama makan

    d) Auskultasi bunyi bising

    e) Anjurkan orang tua untuk

    memberikan makan selagi hangat

    sedikit tapi sering dan mudah

    dikunyah

    f) Dukung klien untuk mengkonsumsi

    makanan yang mengandung tinggi

    kabohidrat dan tinggi protein

    g) Berikan informasi tentang penyakit

    Bronchopneumonia kepada orang

  • tua anak

    h) Penyuluhan kepada orang tua klien

    tentang gizi seimbang yang

    dibutuhkan balita

    Pada klien 1 dan 2 , ditetapkan rencana

    keperawatan (Intervensi) yang bersifat

    mandiri dan kolaboratif sesuai dengan

    tinjauan pustaka. Intervensi tersebut

    membantu mengatasi masalah pada klien

    yang terdiri dari 7 intervensi mandiri dan

    1 intervensi kolaborasi dengan tim medis

    lainnya. Pada klien pertama dilakukan 7

    intervensi danpada pasien kedua dapat

    dilakukan 6 intervensi serta ditambahkan

    intervensi tambahan berupa penyuluhan

    mengenai nutrisi pada anak. Peneliti

    berharap agar semua intervensi yang ada

    pada tinjauan pustaka dapat terlaksana

    Intervensi yang telah dilakukan pada

    klien 1 dan 2 telah sesuai dengan teori

    menurut PPNI (2017) bahwa intervensi

    yang dapat dilakukan dengan klien resiko

    defisit nutrisi berupa manajemen nutrisi.

    4. Implementasi

    Implementasi merupakan fase perawat

    melaksanakan intervensi keperawatan

    yang telah disusun sebelumnya.

    Peneliti memberikan implementasi

    sesuai dengan intervensi yang sudah

    direncakan. Berdasarkan data diatas

    baik klien 1 dan 2 dilakukan

    implementasi keperawatan sesuai

    dengan keadaan kedua klien dalam

    bentuk tindakan mandiri maupun

    kolaborasi.

    pada klien 1 dan 2 dilakukan

    implementasi sesuai dengan kondisi

    kedua klien dalam bentuk tindakan

    yang mandiri dan kolaborasi. Pada

    klien pertama dapat dilakukan 7

    intervensi dan pada klien kedua

    dengan 6 intervensi dan serta

    menambahkan satu intervensi

    modifikasi berupa penyuluhan.

    Implementasi yang dilakukan ini

    memberikan manfaat pada kedua

    klien yaitu untuk meningkatan berat

    badan secara bertahap, mampu

    menghabiskan satu porsi makan,

    menunjukkan keinginan untuk

    makan, tidak mual muntah, dan untuk

    mengatasi masalah defisit nutrisi.

    Hal diatas sesuai dengan teori

    Nikmatur dan Wahid (2014)

    Implementasi merupakan tindakan

    dari rencana keperawatan yang telah

    direncanakan mencakup tindakan

  • mandiri dan kolaborasi. Implementasi

    yang dilakukan untuk memulihkan

    dan mengurangi masalah gangguan

    resiko defisit nutrisi.

    5. Evaluasi keperawatan

    Setelah dilakukan evaluasi selama 3

    hari masalah resiko defisit nutrisi

    pada klien 1 teratasi dengan memenuhi

    semua kriteria hasil yang ada karena

    anak mampu menghabiskan satu porsi

    makanan yang tersedia di RS, tidak mual

    muntah, nafsu makan anak meningkat,

    dan adanya peningkatan berat badan.

    Sedangkan pada klien 2 juga teratasi

    dengan memenuhi kriteria hasil yang

    sudah ditetapkan karena anak mampu

    menghabiskan satu porsi makanan yang

    tersedia di RS, tidak mual muntah, nafsu

    makan anak meningkat, dan adanya

    peningkatan berat badan.

    Pada klien 1 dan 2 dikatakan evaluasi

    berhasil yakni pada kedua klien

    mengalami peningkatan peningkatan

    nafsu makan dan tidak mengalami mual

    muntah atau penurunan berat badan.

    Pada klien 1 dari penurunan nafsu

    makan sedang menjadi ringan, dan klien

    2 mengalai penurunan intake berat

    menjadi ringan. Pada kedua klien bisa

    makan sesuai dengan kriteria yang

    diharapkan yaitu peningkatan nafsu

    makan dan pada asuhan keperawatan

    yang dilakukan, masalah dapat teratasi

    semua.

    Menurut teori Setiadi (2012), evaluasi

    merupakan proses yang berkelanjutan

    untuk menilai efek dari tindakan

    keperawatan pada klien. Evaluasi

    bertujuan untuk melihat kemampuan

    klien yang telah sesuai dengan kriteria

    hasil pada tahap perencanaan. Menurut

    PPNI (2019) kriteria hasil yang dapat

    dicapai pada klien anak yang mengalami

    masalah resiko defisit nutrisi adalah

    mampu menhabiskan 1 porsi makan,

    berat badan membaik, mual muntah

    menurun, keinginan makan membaik,

    asupan makanan membaik, reflek

    menelan membaik.

    KESIMPULAN

    Asuhan keperawatan pada klien anak

    Bronkopneumonia dengan masalah defisit

    nutrisi di Rumah Sakit Panti Waluya

    Malang telah dilaksanakan implementasi

    pada klien 1 masalah teratasi sedangkan

    pada klien 2 masalah juga teratasi. Saran

    bagi peneliti selanjutnya berharap supaya

    menambahkanbebrapa intervensi

  • keperawatan baik mandiri maupun

    kolaborasi yang lebih agar dapat

    membandingkan pencapaian dari

    intervensi keperawatn yang diberikan.

    DAFTAR PUSTAKA.

    Adriani M, dan Wirjatmadi B, 2016.

    Peranan Gizi Dalam Siklus

    Kehidupan Cetakan ke 3. Jakarta :

    Prenadamedia

    Arijanty L, Nasar SS. 2014. Masalah

    nutrisi pada thalassemia. Sari Pediatri

    . Jakarta : In Media

    Atoilah, Elang M. 2013. Askep Pada Klien

    dengan Gangguan Kebutuhan Dasar

    Manusia. Jakarta : In Media.

    Boyle, 2016. Acute Myocardial

    Infarction. In:CURRENT Diagnosis

    & Treatment Cardiology Third

    Edition. New York: The McGraw-Hill

    Companies, Inc

    Dahlan, Z.,2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit

    Dalam Jilid II. Edisi 6, Balai Penerbit

    FKUI,Jakarta

    Dony. Dkk. 2014. Keperawatan Anak Dan

    Tumbuh Kembang (Pengkajian Dan

    Pengukuran). Yogyakarta : Nuha

    Medika

    Fida dan Maya. 2012. Pengantar Ilmu

    Kesehatan Anak. Yogyakarta : Nuha

    Medika.

    Hasdianah. 2014. Gizi, Pemantapan Gizi,

    Diet dan Obesitas. Yogyakarta: Nuha

    Medika

    Hidayat, A. dkk. 2014. Pengantar

    Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :

    Salemba Medika

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

    2012. Kumpulan Tips Pediatrik.

    Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter

    Anak Indonesia

    Krisnansari, Diah. 2013. Nutrisi Dan Gizi

    Balita. Mandala Of Health, Volume 4

    (1) Januari, pp. 60-67. Purwokerto:

    Universitas Jendral Soedirman.

    Kyle. 2016. Buku Ajar Keperawatan

    Pediatri Edisi 2. Jakarta: Buku

    Kedokteran EGC.

    Mardalena. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Gizi

    Dalam Keperawatan Konsep dan.

    Penerapan Pada Asuhan

    Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka

    Baru Press.

    Marni, S. 2014. Asuhan Keperawatan

    pada Anak dengan Gangguan

    Pernapasan. Yogyakarta: Gosyen

    Publising.

    Muttaqin, 2014. Buku Ajar-Asuhan

    Keperawatan Klien dengan Gangguan

    Sistem Pernapasan._Jakarta : Salemba

    Medika.

    Nabiel Ridha. 2014. Buku Ajar

    Keperawatan Anak. Yogyakarta :

    Pustaka Pelajar.

    Nikmatur & Saiful Wahid. 2014. Proses

    Keperawtaan Teori dan

    Aplikasi.Jogjakarta : Ar-Ruzz

    Ngastiyah. 2015. Asuhan Keperawatan

    Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta:

    EGC.

    Nurarif. H. dan Kusuma 2015. Aplikasi

    Asuhan Keperawatan Berdasarkan

    Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc,

    Edisi Revisi Jilid 1,2,3. Yogyakarta :

    Mediaction Jogja.

    Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian

    Ilmu Keperawatan. Jakarta: Selemba.

    Medika. Pakasi

    Rekam Medis RSPW 2018.

    Ridha N. 2014. Buku Ajar Keperawatan

    Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Ringel, Edward. (2012). Buku Saku Hitam

    Kedokteran Paru Alih

    Bahasa:dr.Elfiawati Resipirologi

    (Respiratory Medicine). Jakarta:

    Penerbit Buku Kedokteran EGC

  • Rizki: DKK; 2015.. Kementerian

    Kesehatan RI. Buku Panduan Kader

    Posyandu Menuju Keluarga. Sadar

    Gizi. Jakarta: Kemenkes RI;

    Said. 2012. Pneumonia, Buku Ajar

    Respirologi Anak. Jakarta. Badan

    Penelitian IDAI.

    Soenarjo. 2014. Pengertian Nutrisi

    Menurut Beberapa Ahli Dan Jenis-

    Jenis Nutrisi. Jakarta : EGC

    Sugeng dan Weni, 2011. Asuhan

    Keperawatan Neonatus dan Anak.

    Yogyakarta : Nuha Medika

    Supariasa. 2012. Pendidikan Dan

    Konsultasi Gizi. Jakarta : EGC.

    Tarwoto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan

    Dasar Manusia dan Proses

    Keperawatan Edisi 5._Jakarta :

    Salemba Medika

    Wijayaningsih. 2013. Standar Asuhan

    Keperawatan : Jakarta. TIM

  • ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANAK BRONCHOPNEUMONIA DENGAN MASALAH RESIKO DEFISIT NUTRISI DI RUMAH SAKITABSTRAKPENDAHULUANMETODEHASIL2. Diagnosa keperawatan3. Intervensi keperawatan5. Evaluasi keperawatanPEMBAHASAN4. ImplementasiKESIMPULANDAFTAR PUSTAKA.