ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN...
Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN...
-
1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANAK BRONCHOPNEUMONIA
DENGAN MASALAH RESIKO DEFISIT NUTRISI DI RUMAH SAKIT
PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG
Vivin Dwi Hartanto, Maria Magdalena Setyaningsih, Wisoedhanie Widi Anugrahanti
Prodi D-III Keperawatan STIKes Panti Waluya Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Bronchopneumonia merupakan penyakit peradangan pada parenkim paru yang terjadi di jaringan paru-
paru, disebabkan oleh mikroorganisme bakteri, virus, jamur, atau pun benda asing yang menyebabkan
peradangan pada bronkus yang memicu timbulnya mukus berlebihan sehingga menyebabkan kuman
masuk ke saluran pencernaan yang menimbulkan penurunan nafsu makan, mual serta muntah.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan Asuhan Keperawatan Pada Klien anak Brochopneumonia
dengan masalah Resiko Defisit Nutrisi. Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus terhadap
dua klien yang mengalami masalah Resiko Defisit Nutrisi. Penelitian dilakukan pada bulan April 2020
dengan lama waktu perawatan selama tiga hari untuk setiap klien, menggunakan metode studi kasus
dengan dua klien sebagai responden pada tanggal 15 dan 20 April 2020. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa masalah pada kedua klien teratasi yang dibuktikan dengan terpenuhinya semua kriteria hasil
yang ditetapkan. Pemenuhan kebutuhan nutrisi kedua klien dapat terlaksana melalui tidakan
keperawatan makan-makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein, makan sedikit demi sedikit tetapi
sering serta kolaborasi dengan ahli gizi. Bagi peneliti selanjutnya berharap supaya menambahkan
bebrapa intervensi keperawatan baik mandiri maupun kolaborasi yang lebih agar dapat membandingkan
pencapaian dari intervensi keperawatn yang diberikan.
Kata Kunci : Bronchopneumonia, Anak, Resiko Defisit Nutrisi
.
ABSTRACT
Bronchopneumonia is an inflammatory disease of the lung parenchyma that occurs in the lung tissue,
caused by microorganisms, bacteria, viruses, fungi, or foreign objects that cause inflammation of the
bronchi which triggers excessive mucus, causing germs to enter the digestive tract which results in
decreased appetite. , nausea and vomiting. This study aims to provide nursing care to clients of children
with Brochopneumonia with the problem of the risk of nutritional deficits. The research design used
was a case study of two clients who had problems with the risk of nutritional deficits. The study was
conducted in April 2020 with a length of treatment for three days for each client, using the case study
method with two clients as respondents on April 15 and 20, 2020. The results showed that the problems
in both clients were resolved as evidenced by the fulfillment of all outcome criteria. set. Meeting the
nutritional needs of both clients can be accomplished through nursing actions to eat foods that are high
in calories and high in protein, eat small amounts of food but often and collaboration with nutritionists.
The next researcher hopes to add some nursing interventions, both independent and more collaborative,
so that they can compare the achievements of the nursing interventions given.
Keywords: Bronchopneumonia, Children, Nutrition Deficiency Risk
.
mailto:[email protected]
-
PENDAHULUAN
Bronchopneumonia adalah salah satu jenis
pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu
atau lebih area terlokalisasi didalam
bronchi dan meluas ke parenkim paru yang
berdekatan di sekitarnya (Nurarif, 2015).
Bronchopneumonia disebabkan oleh
infeksi bakteri, virus, jamur, dan aspirasi
benda asing yang menyerang saluran
pernafasan atas selama beberapa hari serta
diikuti gejala demam tinggi, nafas cepat
dan dangkal, batuk produktif, mual,
muntah dan nafsu makan menurun bahkan
diare (Dahlan,2014)
Penyakit bronchopneumonia diawali
dengan masuknya kuman atau
mikroorganisme ke dalam tubuh dan
berkembang biak di dalam alveoli maupun
bronchioli paru. perkembangbiakan
mikroorganisme akan berlangsung dengan
cepat jika imun lemah yang nanti
mengakibatkan peradangan di saluran
pernafasan atas, sebagai respon dari
infeksi kuman di saluran pernafasan yang
menyebabkan peradangan sehingga terjadi
hipersekresi mukus dan merangsang
batuk, selain itu kuman juga masuk ke
saluran pencernaan mengakibatkan
peningkatan asam lambung yang akhirnya
timbul masalah mual muntah dan
penurunan nafsu makan yang mana akan
mengakibatkan resiko resiko defisit nutrisi
(Adriani & Wirjatmadi, 2016).
Diperkirakan bahwa sebanyak 922.000
balita pada tahun 2015 dilaporkan
meninggal karena bronchopneumonia
(WHO, 2015). Di Indonesia, diperkirakan
terdapat 16% kematian balita usia 1-5
tahun pada tahun 2018 (IDAI, 2014.
Kemenkes, 2019). Berdasarkan data
Kementrian Kesehatan tahun 2016 angka
mortalitas akibat Bronchopneumonia
mencapai 496 kasus dengan jumlah
penderita sebanyak 870.893 kasus, di
wilayah provinsi Jawa Timur kasus
bronchopneumonia ditemukan sebanyak
130.479 kasus, sedangkan di kota Malang
kasus bronchopneumonia mencapai 6.719
anak (Kemenkes, 2016). Dari pengkajian
data Rekam Medis RS. Panti Waluya
Sawahan Malang tahun 2018, didapatkan
jumlah anak dengan diagnosis
bronchopneumonia sebanyak 199 kasus,
-
pada usia bayi 60 kasus, pada usia toddler
sebanyak 78 kasus, pada usia prasekolah
sebanyak 44, pada usia sekolah sebanyak
15 kasus, pada usia remaja sebanyak 1
kasus dan sebanyak 33% atau 65 anak
mengalami defisit nutrisi dengan jumlah
angka kematian sebanyak 0 kasus (Rekam
Medis RS. Panti Waluya Malang, 2018).
Penulis menemukan fenomena pada saat
praktek klinik di ruang rawat inap anak St.
Theresia Rumah Sakit Panti Waluya
Malang pada tanggal 11-15 Februari 2018
dengan klien anak yang mengalami
bronchopneumonia berulang. Ditemukan
klien anak penderita bronchopneumonia
usia 2 dan 4 tahun. Ibu klien mengalami
mual saat di suapi, mukosa bibir pucat,
bising usus hiperaktif sebanyak 34x/menit,
selain itu anak mengalami penurunan berat
badan sejak dari rumah sebanyak 1 kg dari
berat badan awal 10 kg. Pada klien anak
yang kedua, ibu klien mengatakan bahwa
anaknya hanya makan 4 sendok saja
karena saat disuapi klien merasa mual dan
ingin muntah. Selain itu klien tampak
pucat disertai bising usus hiperakif dan
hanya mau minum susu saja, klien
mengalami penurunan berat badan
sebanyak 1,5 kg dari berat badan awal 15
kg.
Berdasarkan latar belakang penulis
mengambil studi kasus dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak
Bronchopneumonia Dengan Masalah
Keperawatan Resiko Defisit Nutrisi Di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti
Waluya Malang”.
METODE
Penelitian ini menggunakan studi kasus
pada klien anak bronchopneumonia
dengan resiko defisit nutrisi dengan
kriteria inklusi:
1) Klien anak usia 1-5 tahun dengan
diagnosis medis bronchopneumonia
2) Klien anak yang ditemukan beresiko
defisit nutrisi yaitu
a) Nafsu makan anak menurun
b) Nyeri/kram abdomen
c) Bising usus hiperaktif
d) Membran mukosa bibir pucat
e) Penurunan nafsu makan lebih dari
1 hari
f) Mual dan muntah
-
Pengambilan data pada klien 1 dan 2 pada
tanggal 15 dan 20 April 2020. Penulis
mengumpulkan data dengan menggunakan
data sekuder yang diadapatkan melalui
wawancara dengan perawat lahan, sehingga
didapatkan observasi, pemeriksaan fisik dan
dokumentasi meliputi pengkajian, analisa data,
rencana keperawatan, implementasi dan
evaluasi keperawatan.
HASIL
1. Pengkajian
Klien 1 didapatkan data pada tanggal
14 april 2020 klien datang ke UGD RS
Panti Waluya Sawahan Malang
dibawa oleh keluarga dengan keluhan
tidak mau makan dan minum, dan
apabila makan klien akan mual. Lalu,
pada saat dilakukan pengkajian
tanggal 15 April 2020, Keluarga
mengatakan bahwa klien mual,
muntah dan penurunan nafsu makan.
Bb awal : 17,4 kg, BB : 15,6 Kg.
Pada klien 2 didapatkan data pada
tanggal 20 April 2020 klien ke IGD
RS Panti Waluya Sawahan Malang
dengan dengan keluhan tidak mau
makan. Lalu, pada saat dilakukan
pengkajian tanggal 20 April 2020, ibu
klien mengatakan klien mengeluh,
lemas, mual disertai muntah. Bb awal
:17,9 kg, BB : 16 kg.
2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian dapat
ditegakkan diagnosa pada klien 1 dan
2 yaitu Resiko Defisit Nutrisi
berhubungan dengan Intake Tidak
Adekuat ditandai dengan Penurunan
nafsu makan, Mual, Muntah.
3. Intervensi keperawatan
Berdasarkan Teori dari PPNI(2017)
pada klien 1 dan 2 telah disusun
intervensi sesuai dengan teori, terdapat
8 intervensi yang akan dilakukan
secara mandiri maupun kolaboratif
sesuai dengan kondisi atau keadaan
klien.
4. Implementasi keperawatan
Berdasarkan diagnosis keperawatan
Resiko Defisit Nutrisi, rencana
tindakan keperawatan yang sudah
dilaksanakan pada klien 1 dengan 7
intervensi sedangan klien 2 dengan 6
intervensi yaitu sesuai dengan teori
-
yang telah disusun dan dilakukan
implementasi tambahan untuk
keluarga klien 1 dan 2 yaitu
penyuluhan mengenai gizi seimbang
pada balita.
5. Evaluasi keperawatan
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 3 hari, pada
klien 1 dan 2 masalah teratasi pada
hari ke-3 dengan memenuhi 7
kriteria yang sudah ditetapkan
menurut (SLKI, 2017) yaitu porsi
makanan yang dihabiskan
meningkat, berat badan membaik,
mual muntah menurun, keinginan
makan anak membaik, asupan
makanan membaik, memonitor
berat badan meningkat..
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Menurut penulis, dari data pengkajian
diatas didapatkan kedua klien
mengalami masalah keperawatan
masalah resiko defisit nutrisi yang
dibuktikan dengan kedua klien
mengalami keluhan utama tidak mau
makan dan penurunan nafsu makan
disertai mual muntah dibuktikan dengan
adanya nyeri abdomen, bising usus yang
hiperaktif, tidak tertarik untuk makan,
penurunan berat badan, membran
mukosa pucat, makan tidak habis.
Resiko defisit nutrisi dapat dibuktikan
pada kedua klien. Dimana keduanya
mengalami keluhan utama tidak mau
makan dan penurunan nafsu makan
disertai mual muntah dibuktikan dengan
adanya nyeri abdomen, bising usus yang
hiperaktif , tidak tertarik untuk makan,
penurunan berat badan, membran
mukosa pucat, makan tidak habis.
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2015)
resiko defisit nutrisi dapat dibuktikan
dengan adanya mual dan muntah,
meningkatkan kebutuhan kalori dan
kesulitan dalam menerima kalori akibat
penyakit infeksi, penurunan absorbsi
nutrisi akibat penyakit atau intoleransi
laktosa, nafsu makan menurun
ditunjukan dengan dengan adanya nyeri
atau kram abdomen, bising usus yang
hiperaktif , tidak tertarik untuk makan,
penurunan berat badan, membran
mukosa klien pucat.
.
2. Diagnosa keperawatan
Menurut penulis, klien1 dan 2
ditetapkan diagnosa keperawatan
-
yang sama yaitu resiko defisit nutrisi
dengan etiologi yang sama yaitu
berhubungan intake tidak adekuat
ditandai dengan penurunan nafsu
makan,mual dan muntah.
Pada klie 1 dan 2 mengalami resiko
defisit nutrisi, hal ini dapat dibuktikan
dengan keluhan pada klien yaitu mual
muntah saat makan, makan hanya sedikit,
penurunan nafsu makan, dengan mual
dan muntah, mukosa bibir pucat dan
penurunan berat badan.
Menurut Hidayat (2015) Resiko
defisit nutrisi mengalami nyeri
abdomen dengan atau tanpa
penyakit, kram abdomen, merasakan
ketidakmampuan untuk mengingesti
makanan, melaporkan perubahan
sensasi rasa, melaporkan kurangnya
makanan, merasa kenyang segera
setalah mengingesti makanan, luka,
rongga mulut inflamasi, tidak tertarik
untuk makan, berat badan menurun,
bising usus hiperaktif, lesu.
3. Intervensi keperawatan
Menurut penulis, pada klien 1 dan 2
telah ditetapkan rencana tindakan
keperawatan yang bersifat
mandiri maupun kolaboratif.
Tindakan keperawatan yang akan
dilakukan mengacu pada kondisi klien
saat ini. Klien yang mengalami resiko
defisit nutrisi mengakibatkan
kelemahan fisik sehingga
menghambat aktifitas klien. Dari 8
intervensi menurut teori, klien 1
ditetapkan 7 intervensi dan 1
intervensi modifikasi sedangkan klien
2 ditetapkan 6 intervensi dan 1
intervensi modifikasi yaitu:
a) Monitor adanya penurunan berat
badan
b) Identifikasi makanan yang disukai
dan yang tidak disukai
c) Berikan lingkungan yang nyaman
selama makan
d) Auskultasi bunyi bising
e) Anjurkan orang tua untuk
memberikan makan selagi hangat
sedikit tapi sering dan mudah
dikunyah
f) Dukung klien untuk mengkonsumsi
makanan yang mengandung tinggi
kabohidrat dan tinggi protein
g) Berikan informasi tentang penyakit
Bronchopneumonia kepada orang
-
tua anak
h) Penyuluhan kepada orang tua klien
tentang gizi seimbang yang
dibutuhkan balita
Pada klien 1 dan 2 , ditetapkan rencana
keperawatan (Intervensi) yang bersifat
mandiri dan kolaboratif sesuai dengan
tinjauan pustaka. Intervensi tersebut
membantu mengatasi masalah pada klien
yang terdiri dari 7 intervensi mandiri dan
1 intervensi kolaborasi dengan tim medis
lainnya. Pada klien pertama dilakukan 7
intervensi danpada pasien kedua dapat
dilakukan 6 intervensi serta ditambahkan
intervensi tambahan berupa penyuluhan
mengenai nutrisi pada anak. Peneliti
berharap agar semua intervensi yang ada
pada tinjauan pustaka dapat terlaksana
Intervensi yang telah dilakukan pada
klien 1 dan 2 telah sesuai dengan teori
menurut PPNI (2017) bahwa intervensi
yang dapat dilakukan dengan klien resiko
defisit nutrisi berupa manajemen nutrisi.
4. Implementasi
Implementasi merupakan fase perawat
melaksanakan intervensi keperawatan
yang telah disusun sebelumnya.
Peneliti memberikan implementasi
sesuai dengan intervensi yang sudah
direncakan. Berdasarkan data diatas
baik klien 1 dan 2 dilakukan
implementasi keperawatan sesuai
dengan keadaan kedua klien dalam
bentuk tindakan mandiri maupun
kolaborasi.
pada klien 1 dan 2 dilakukan
implementasi sesuai dengan kondisi
kedua klien dalam bentuk tindakan
yang mandiri dan kolaborasi. Pada
klien pertama dapat dilakukan 7
intervensi dan pada klien kedua
dengan 6 intervensi dan serta
menambahkan satu intervensi
modifikasi berupa penyuluhan.
Implementasi yang dilakukan ini
memberikan manfaat pada kedua
klien yaitu untuk meningkatan berat
badan secara bertahap, mampu
menghabiskan satu porsi makan,
menunjukkan keinginan untuk
makan, tidak mual muntah, dan untuk
mengatasi masalah defisit nutrisi.
Hal diatas sesuai dengan teori
Nikmatur dan Wahid (2014)
Implementasi merupakan tindakan
dari rencana keperawatan yang telah
direncanakan mencakup tindakan
-
mandiri dan kolaborasi. Implementasi
yang dilakukan untuk memulihkan
dan mengurangi masalah gangguan
resiko defisit nutrisi.
5. Evaluasi keperawatan
Setelah dilakukan evaluasi selama 3
hari masalah resiko defisit nutrisi
pada klien 1 teratasi dengan memenuhi
semua kriteria hasil yang ada karena
anak mampu menghabiskan satu porsi
makanan yang tersedia di RS, tidak mual
muntah, nafsu makan anak meningkat,
dan adanya peningkatan berat badan.
Sedangkan pada klien 2 juga teratasi
dengan memenuhi kriteria hasil yang
sudah ditetapkan karena anak mampu
menghabiskan satu porsi makanan yang
tersedia di RS, tidak mual muntah, nafsu
makan anak meningkat, dan adanya
peningkatan berat badan.
Pada klien 1 dan 2 dikatakan evaluasi
berhasil yakni pada kedua klien
mengalami peningkatan peningkatan
nafsu makan dan tidak mengalami mual
muntah atau penurunan berat badan.
Pada klien 1 dari penurunan nafsu
makan sedang menjadi ringan, dan klien
2 mengalai penurunan intake berat
menjadi ringan. Pada kedua klien bisa
makan sesuai dengan kriteria yang
diharapkan yaitu peningkatan nafsu
makan dan pada asuhan keperawatan
yang dilakukan, masalah dapat teratasi
semua.
Menurut teori Setiadi (2012), evaluasi
merupakan proses yang berkelanjutan
untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi
bertujuan untuk melihat kemampuan
klien yang telah sesuai dengan kriteria
hasil pada tahap perencanaan. Menurut
PPNI (2019) kriteria hasil yang dapat
dicapai pada klien anak yang mengalami
masalah resiko defisit nutrisi adalah
mampu menhabiskan 1 porsi makan,
berat badan membaik, mual muntah
menurun, keinginan makan membaik,
asupan makanan membaik, reflek
menelan membaik.
KESIMPULAN
Asuhan keperawatan pada klien anak
Bronkopneumonia dengan masalah defisit
nutrisi di Rumah Sakit Panti Waluya
Malang telah dilaksanakan implementasi
pada klien 1 masalah teratasi sedangkan
pada klien 2 masalah juga teratasi. Saran
bagi peneliti selanjutnya berharap supaya
menambahkanbebrapa intervensi
-
keperawatan baik mandiri maupun
kolaborasi yang lebih agar dapat
membandingkan pencapaian dari
intervensi keperawatn yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA.
Adriani M, dan Wirjatmadi B, 2016.
Peranan Gizi Dalam Siklus
Kehidupan Cetakan ke 3. Jakarta :
Prenadamedia
Arijanty L, Nasar SS. 2014. Masalah
nutrisi pada thalassemia. Sari Pediatri
. Jakarta : In Media
Atoilah, Elang M. 2013. Askep Pada Klien
dengan Gangguan Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : In Media.
Boyle, 2016. Acute Myocardial
Infarction. In:CURRENT Diagnosis
& Treatment Cardiology Third
Edition. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc
Dahlan, Z.,2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II. Edisi 6, Balai Penerbit
FKUI,Jakarta
Dony. Dkk. 2014. Keperawatan Anak Dan
Tumbuh Kembang (Pengkajian Dan
Pengukuran). Yogyakarta : Nuha
Medika
Fida dan Maya. 2012. Pengantar Ilmu
Kesehatan Anak. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Hasdianah. 2014. Gizi, Pemantapan Gizi,
Diet dan Obesitas. Yogyakarta: Nuha
Medika
Hidayat, A. dkk. 2014. Pengantar
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
Salemba Medika
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
2012. Kumpulan Tips Pediatrik.
Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter
Anak Indonesia
Krisnansari, Diah. 2013. Nutrisi Dan Gizi
Balita. Mandala Of Health, Volume 4
(1) Januari, pp. 60-67. Purwokerto:
Universitas Jendral Soedirman.
Kyle. 2016. Buku Ajar Keperawatan
Pediatri Edisi 2. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Mardalena. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Gizi
Dalam Keperawatan Konsep dan.
Penerapan Pada Asuhan
Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press.
Marni, S. 2014. Asuhan Keperawatan
pada Anak dengan Gangguan
Pernapasan. Yogyakarta: Gosyen
Publising.
Muttaqin, 2014. Buku Ajar-Asuhan
Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan._Jakarta : Salemba
Medika.
Nabiel Ridha. 2014. Buku Ajar
Keperawatan Anak. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Nikmatur & Saiful Wahid. 2014. Proses
Keperawtaan Teori dan
Aplikasi.Jogjakarta : Ar-Ruzz
Ngastiyah. 2015. Asuhan Keperawatan
Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta:
EGC.
Nurarif. H. dan Kusuma 2015. Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc,
Edisi Revisi Jilid 1,2,3. Yogyakarta :
Mediaction Jogja.
Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta: Selemba.
Medika. Pakasi
Rekam Medis RSPW 2018.
Ridha N. 2014. Buku Ajar Keperawatan
Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ringel, Edward. (2012). Buku Saku Hitam
Kedokteran Paru Alih
Bahasa:dr.Elfiawati Resipirologi
(Respiratory Medicine). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
-
Rizki: DKK; 2015.. Kementerian
Kesehatan RI. Buku Panduan Kader
Posyandu Menuju Keluarga. Sadar
Gizi. Jakarta: Kemenkes RI;
Said. 2012. Pneumonia, Buku Ajar
Respirologi Anak. Jakarta. Badan
Penelitian IDAI.
Soenarjo. 2014. Pengertian Nutrisi
Menurut Beberapa Ahli Dan Jenis-
Jenis Nutrisi. Jakarta : EGC
Sugeng dan Weni, 2011. Asuhan
Keperawatan Neonatus dan Anak.
Yogyakarta : Nuha Medika
Supariasa. 2012. Pendidikan Dan
Konsultasi Gizi. Jakarta : EGC.
Tarwoto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan
Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Edisi 5._Jakarta :
Salemba Medika
Wijayaningsih. 2013. Standar Asuhan
Keperawatan : Jakarta. TIM
-
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANAK BRONCHOPNEUMONIA DENGAN MASALAH RESIKO DEFISIT NUTRISI DI RUMAH SAKITABSTRAKPENDAHULUANMETODEHASIL2. Diagnosa keperawatan3. Intervensi keperawatan5. Evaluasi keperawatanPEMBAHASAN4. ImplementasiKESIMPULANDAFTAR PUSTAKA.