5. BAB I - BAB V

download 5. BAB I - BAB V

of 100

Transcript of 5. BAB I - BAB V

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    1/100

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Keputusan nasabah untuk menabung merupakan efek akhir dari suatu pembelian yang

    diartikan sebagai suatu sikap dan niat untuk berperilaku di masa depan dan diekspresikan melalui

    hal-hal seperti : komitmen untuk membeli produk dari perusahaan jika membutuhkan produk 

    lainnya, komitmen untuk memberikan rekomendasi pada orang lain, niat untuk menambah

     jumlah tabungan, niat atau keinginan memberikan hal-hal positif perusahaan. Menurut Hasibuan

    (2005:2), Bank adalah badan usaha dalam bidang lembaga keuangan yang kekayaannya terutama

    dalam bentuk aset keuangan ( financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi

    bukan hanya mencari keuntungan saja. Menurut Alma (2007:336), Bank adalah usaha yang

    menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

    masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

    taraf hidup rakyat banyak .

    Dalam persaingan di dunia bisnis perbankan yang semakin kompetitif dan dengan

    banyaknya jumlah bank yang berdiri saat ini, terdapat beberapa alasan yang menjadi bahan

    pertimbangan konsumen untuk menjadi nasabah pada suatu bank yang menjadi pilihan tersebut.

    Alasan tersebut salah satunya karena berbagai macam produk yang bervariatif yang ditawarkan

    oleh suatu bank. Terkadang konsumen menjadi nasabah dari dua atau lebih bank, dikarenakan

    adanya kebutuhan produk atau jasa yang tidak dapat terpenuhi dari salah satu bank tersebut

    mengakibatkan persaingan antar bank dalam menghimpun dana masyarakat sebanyak-banyaknya

    ditempuh melalui bermacam-macam cara, antara lain dengan mengeluarkan jenis-jenis tabungan

    baru yang dilengkapi dengan sejumlah atribut yang dapat merangsang minat masyarakat untuk 

    menabung.

    Pemilihan produk bank oleh nasabah seringkali lebih didasarkan pada aspek informasi

    mengenai manfaat yang akan diperoleh dari produk bank tersebut . Bank berusaha lebih dekat

    dengan konsumen melalui berbagai macam pendekatan misalnya berbagai macam produk,

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    2/100

    2

    layanan, promosi, suku bunga yang menarik, hadiah dan membuka cabang dan unit baru yang

    letaknya mudah dijangkau oleh masyarakat. Pada sisi lain, kurangnya informasi dan promosi

    yang memadai mengenai produk bank, dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan

    kegiatan usaha perbankan yang dapat merugikan nasabah dan memungkinkan calon konsumen

    tidak tertarik untuk menabung di bank tersebut. Sehingga diperlukan adanya transparansi

    informasi mengenai produk bank untuk meningkatkan   good governance di sektor perbankan.

    (http://www.bi.go.id)

    Saat ini banyak faktor yang mempengaruhi nasabah dalam memilih sebuah produk 

    tabungan, dengan beragamnya pilihan tabungan, dan semakin banyak pula pertimbangan yang

    dipakai oleh nasabah. Dengan banyaknya produk tabungan yang bermunculan seperti : Tabungan

    Rencana Mandiri, Tabungan Mega Rencana, Tabungan Britama, Taplus BNI dan masih banyak 

    lagi produk tabungan lainya,

    Tabel 1.1

    Peringkat 5 Besar Bank di Indonesia Menurut Simpanan Nasabah Tabungan Berjangka

    Dalam Jutaan Rupiah

    Jenis Tabungan 2009 2010

    Tabungan Rencana Mandiri 911,700 1,623,800

    Tabungan Mega Rencana 1.801 1.875

    Britama 575.900 714,600

    Tabungan Berjangka Saudara 209,697 276,523

    Taplus BNI 194,375 188,469

    Sumber : Data yang telah diolah

    Ditengah persaingan antar bank, khususnya jenis Tabungan Berjangka. Salah satu faktor

    utama yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan simpanan nasabah adalah dengan

    memberikan penawaran produk yang bervariatif sesuai dengan keinginan konsumen. Mungkin

    nasabah tertarik pada Merek, Hadiah, Fasilitas, ATM, Fitur, Desain, Kualitas, Jaminan, Harga

    dan atribut produk lainya. Apabila perusahaan dapat menyediakan produk yang memiliki atribut

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    3/100

    3

    sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen, maka akan mendorong konsumen untuk membuat

    keputusan pembelian.

    Menurut Sutisna (2002:15), Keputusan pembelian adalah keputusan oleh konsumen untuk 

    melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan

    dan keinginan. Agar pihak manajemen dapat mengenal nasabah dan mengerti akan keinginan

    nasabah pada saat ini dan masa yang akan datang. Pelayanan yang baik dan prima diharapkan

    dapat diberikan pihak bank agar tercipta loyalitas nasabah. Untuk itu setiap bank harus berusaha

    membuat produk yang dapat menarik minat konsumen untuk membelinya, karena produk yang

    ditawarkan antar bank pada dasarnya hampir sama dan mudah ditiru. Oleh karena itu keunggulan

    bersaing pada bisnis ini terutama berasal dari kemampuan suatu bank untuk memenuhi

    kebutuhan pelanggan atau nasabahnya. Agar produk yang ditawarkan oleh bank dapat diterima

    oleh nasabah, maka bank harus memberikan nilai yang lebih kepada nasabah dengan

    memberikan produk yang berkualitas dan sesuai dengan harapan konsumen.

    PT.Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk adalah perusahaan Indonesia yang berbentuk 

    perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Bank ini berbasis di Jakarta.

    Didirikan pada tahun 1906. Sebagai salah satu Bank Devisa swasta nasional yang telah berusia

    lebih dari satu abad, Bank Saudara telah menjadi perusahaan publik yang dimiliki oleh

    masyarakat, merupakan anak perusahaan Medco group. Produk unggulan PT.Himpunan Saudara

    Bank antara lain, yaitu Tabungan Saudara, Tabunganku, Tabungan Berjangka, Kilau Bintang

    Saudara, dan lain-lain.

    Tabel 1.2

    Jumlah Nasabah Menurut Produk Tabungan

    selama 2009-2010 adalah sebagai berikut :

    (dalam jutaan Rp.)

    Jenis 2009 2010 Pertumbuhan(YoY)

    Tabungan 209.697 276.523 31,87%

    Tabungan Harian 126.680 155.554 22,79%

    Tabungan Saudara 51.747 75.674 46,24%

    Tabungan Berjangka 30.608 34.562 12,92%

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    4/100

    4

    SUKU BUNGA SIMPANAN Tabungan Harian 1.50 %, Tabungan Saudara 2.50 %, Tabungan

    Berjangka 5.50 %, Giro 0.25 %

    Sumber: www.banksaudara.com

    Berdasarkan table 1.2 maka pada setiap tahun, setiap jenis tabungan mengalami kenaikan.

    Pada tahun 2009 Tabungan sebesar Rp. 209.697(juta) menjadi Rp. 276.523(juta) pada 2010.

    Pada tahun 2009 Tabungan Harian sebesar Rp. 126.680 (juta) menjadi Rp. 155.554 (juta) pada

    2010. Pada tahun 2009 untuk Tabungan Saudara sebesar Rp. 51.747 (juta) menjadi Rp. 75.674

    pada 2010. Pada tahun 2009 untuk Tabungan Berjangka sebesar Rp. 30.608(juta) menjadi Rp.

    34.562 pada 2010.

    Tabel 1.3

    Perkembangan Jumlah Simpanan Dalam Bentuk Tabungan Berjangka Pada Tahun 2006-

    2010 Dalam Rupiah(dalam jutaan Rp.)

    Tahun Tabungan Dalam %

    2006 101,258 11,56%

    2007 132,447 15,11%

    2008 156,056 17,81%

    2009 209,697 31,87%

    2010 276,523 31,56%

    Sumber : www.banksaudara.com

    Berdasarkan table 1.3 tiap tahunya Tabungan Berjangka mengalami peningkatan. Tetapi

     jika dibandingkan dengan jenis tabungan yang lain, Tabungan Berjangka berada diperingkat 4

    dari 8 jenis tabungan yang dimiliki Bank Saudara. Dan Tabungan Berjangka berada diperingkatterakhir dalam kelompok 4 besar jenis Tabungan unggulan yang dimiliki bank saudara.

    Tabungan Berjangka Saudara adalah tabungan yang bebas memilih jangka waktu

    penyimpanan dan jumlah setoran. Begitu menjadi nasabah Tabungan Berjangka, maka nasabah

    akan mendapatkan hadiah langsung yang menarik dalam bentuk voucher belanja atau hadiah

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    5/100

    5

    lainya. Semakin tinggi setoran bulanan semakin menarik pula hadiah yang nasabah peroleh.

    Bebas memilih jangka waktu penyimpanan dan jumlah Setoran. Selain itu bunga yang

    ditawarkan pun cukup besar diantara jenis tabungan yang lain, yaitu 5,5%. Dan tiap tahunya,

    perkembangan jumlah nasabah Tabungan Berjangka selalu meningkat, tetapi masih kalah dalam

    perkembangan jumlah nasabah berdasarkan produk tabungan Bank Saudara yang lainya.

    Menanggapi hal tersebut, PT. Bank Saudara perlu merumuskan strategi pemasaran yang

    terbaik bagi perusahaan dalam upaya terus meningkatkan ataupun mempertahankan

    pertumbuhan nasabahnya. Salah satu pemasaran yang bisa dioptimalkan dari empat strategi

    bauran pemasaran (Product, Price , Place, Promotion) adalah strategi produk. Strategi produk 

    sebenarnya tidak berkaitan dengan produk yang dipasarkan, namun juga berhubungan dengan

    atribut-atribut yang ada di produk tersebut. Atribut produk seperti yang dikemukakan oleh

    Tjiptono (2008; 103), meliputi merek, kemasan, pemberian label, jaminan (garansi) dan

    pelayanan.

    Salah satunya adalah dengan mengetahui sejauh mana atribut produk Tabungan Berjangka

    dapat mempengaruhi keputusan menabung nasabah. Dengan mengetahui pentingnya atribut-

    atribut mana yang diharapkan oleh nasabah dari suatu produk, serta dengan mengetahui sejauh

    mana program yang ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan keinginan nasabah. Suatu produk 

    yang diluncurkan sangat ditentukan oleh atribut-atribut produk yang memberikan kemudahan

    pada nasabah untuk memilih bank mana yang ia gunakan untuk menyimpan uang dan investasi.

    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk 

    mengadakan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Atribut Produk Tabungan Berjangka

    Terhadap Keputusan Menabung Nasabah Pada PT. BANK SAUDARA 1906 Tbk KC

    Wastukencana Bandung”.

    1.2 Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan diatas, pengaruh atribut

    produk tabungan Berjangka Saudara terhadap keputusan menabung nasabah, maka dapat

    diidentifikasikan beberapa masalah yang akan diteliti dan dibahas yaitu sebagai berikut:

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    6/100

    6

    1. Bagaimana kebijakan atribut produk tabungan Berjangka Saudara yang ditawarkan oleh

    PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?

    2. Bagaimana tanggapan nasabah mengenai atribut produk tabungan Berjangka Saudara

    pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?

    3. Bagaimana proses keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka Saudara pada PT.

    Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?

    4. Seberapa besar pengaruh atribut produk tabungan Berjangka Saudara terhadap keputusan

    menabung nasabah pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?

    1.3 Maksud dan Tujuan

    Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengolah, menganalisa,

    dan menginterpretasikan untuk mengetahui lebih jauh tentang atribut produk terhadap keputusan

    menabung nasabah yang diterapkan PT. Bank Saudara 1906 Tbk guna menyusun skripsi sebagai

    syarat menempuh sidang sarjana jurusan manajemen pada fakultas bisnis dan manajemen

    Universitas Widyatama.

    Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah :

    1. Untuk mengetahui kebijakan atribut produk tabungan Berjangka yang ditawarkan oleh PT.

    Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.

    2. Untuk mengetahui tanggapan nasabah mengenai atribut produk tabungan Berjangka pada

    PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.

    3. Untuk mengetahui proses keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka pada PT.

    Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.

    4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk tabungan Berjangka terhadap

    keputusan menabung nasabah pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana

    Bandung.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Dari penelitian yang dilaksanakan penulis, maka diharapkan bahwa hasil dari penelitian ini

    dapat berguna :

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    7/100

    7

    a. Bagi Pihak Bank 

    Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam

    pengembangan bank itu sendiri, terutama dalam hal penerapan atribut produk yang dapat

    mempengaruhi keputusan menabung.

    b. Penulis

    Penelitian ini berguna untuk dapat memperoleh gambaran secara langsung seberapa jauh

    perkembangan bank yang ada di Indonesia, serta untuk melatih penulis dalam membahas

    secara ilmiah dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dan

    sebagai salah satu syarat akademik untuk memenuhi tugas akhir di program studi

    manajemen fakultas bisnis Universitas Widyatama.

    c. Pihak Lainnya

    Sebagai bahan acuan dan referensi bagi pihak lain yang ingin memperdalam dan meneliti

    pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung nasabah pada suatu bank.

    1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

    Dalam upaya memasarkan produknya dan menjaring konsumen, perusahaan harus

    berhadapan dengan lingkungan pemasaran yang terdiri dari pelaku dan kekuatan-kekuatan yang

    dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan

    kelangsungan perusahaannya. Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus memutuskan apa

    dan bagaimana strategi yang dijalankan atau dipakai menghadapi lingkungan ekstemal dan

    intemalnya. Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut

    dengan bauran pemasaran (marketing mix) , misalnya variabel produk  (produk), variabel harga

    (price), variabel lokasi  (place), dan variabel promosi  (promotion). Variabel-variabel ini dapat

    dikontrol oleh perusahaan dan dapat dipergunakan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.

    Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:24) sebagai berikut :

    “Bauran pemasaran   (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yangdigunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaranya dipasar

    sasaran.

    Di dalam bauran pemasaran, produk adalah unsur yang paling penting, karena produk 

    mencakup, seluruh perencanaan yang mendahului produksi aktual, produk mencakup riset dan

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    8/100

    8

    pengembangan, dan produk mencakup semua layanan yang menyertai produk seperti instalisasi

    dan pemeliharaan.

    Menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah :

    “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan

    suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara,

    orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.”

    Kotler dalam hal ini memberikan batasan produk adalah suatu yang dianggap memuaskan

    kebutuhan dan keinginan. produk dapat berupa suatu benda ( object ), rasa ( service ), kegiatan (

    acting ), orang ( person ), tempat ( place ), organisasi dan gagasan dimana suatu produk akan

    mempunyai nilai lebih dimata konsumen, jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk 

    lain yang sejenis.

    Definisi lain tentang produk menurut Alma (2007:139) :

    “Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,

    termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang

    menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima

    oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.”

    Menurut Tjiptono dalam bukunya strategi pemasaran (2008:103) adalah sebagai berikut:

    “Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh

    konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.”

    Atribut produk menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian atas produk 

    dan mempunyai pengaruh terhadap minat beli konsumen, maka perusahaan harus menjadikan

    atribut produk menjadi faktor penting dan merupakan daya tahan bagi konsumen.

    Unsur-unsur atribut produk yang cukup penting menurut Tjiptono (2008:104), yaitu:

    a. Merek  

    Adalah nama, istilah, tanda, simbo/lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-

    atribut lainya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap

    produk pesaing.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    9/100

    9

    b. Kemasan

    Merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container )

    atau pembungkusan (wrapper ) untuk suatu produk.

    c. Pemberian Label (Labelling)

    Merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan

    penjual.

    d. Layanan Pelengkap (Supplementary Services)

    Layanan pelengkap dewasa ini produk apapun tidak lepas dari unsur jasa atau layanan,

    baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap.

    e. Jaminan (Garansi)

    Adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen,

    dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi

    sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.

    f. Harga

    Harga merupakan uang yang dibayarkan atas suatu barang atau layanan yang diterima.

    Atribut-atribut yang menyertai suatu produk dapat menjadikan suatu ciri yang dapat

    membedakan produk sejenis antara perusahaan satu dengan perusahaan lain.

    Dengan melihat uraian di atas dapat dilihat bahwa menyediakan berbagai atribut produk 

    yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam pemasaran. Ciri berhasil atau tidaknya

    usaha pemasaran adalah besarnya tingkat penjualan dari produk atau jasa yang disediakan oleh

    perusahaan. Salah satu cara mencapai keuntungan itu adalah dengan mempengaruhi konsumen

    agar melakukan keputusan pembelian produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Hal ini

    dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu hal penting yang menjadi tombak perusahaan dalam

    mempengaruhi minat pembelian konsumen adalah produk itu sendiri. Pemahaman terhadap hal

    tersebut memungkinkan pemasar untuk mengembangkan sebuah program pemasaran yang

    efektif dan penting artinya bagi pasar sasaran.

    Perilaku pembelian itu sendiri menurut Kotler, Armstrong (2006; 129) :

    “Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian akhir konsumen, baik

    individual dan rumah tangga yang membeli barang-barang dan jasa untuk konsumsi

    pribadi.”

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    10/100

    10

    Sedangkan pengertian keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang

    dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah sebagai berikut :

    “Keputusan pembelian pelanggan secara penuh merupakan suatu proses yang

    berasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan,

    dan bahkan menyingkirkan suatu produk.”

    Menurut Kotler dan Keller(2009:184 ), Proses keputusan beli konsumen akan dijelaskan

    dalam tahap-tahap seperti berikut :

    Proses Keputusan Beli Konsumen

    1. Pengenalan Masalah

    Proses ini dimulai dengan pembeli mengenali suatu masalah atau

    kebutuhan pribadi konsumen.

    2. Pencarian Informasi

    Seorang konsumen yang telah dirangsang kebutuhan itu dapat atau

    tidak dapat mencari informasi.

    3. Evaluasi Alternatif  

    Hal tersebut berkaitan dengan bobot yang diberikan terhadap produk 

    dengan membandingkan antara satu produk dengan produk yang lain.

    4. Keputusan MembeliKonsumen membentuk suatu niat membeli atas dasar faktor seperti

    pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.

    Pengenalan

    Masalah

    Pencarian

    Informasi

    Evaluasi

    Alternatif 

    Keputusan

    Membeli

    Perilaku Sesudah

    Pembelian

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    11/100

    11

    5. Perilaku Sesudah Pembelian

    Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat

    kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam

    tindakan sesudah pembelian pada pemasar.

    Apabila perusahaan dapat menyediakan produk yang memiliki atribut sesuai kebutuhan dan

    keinginan konsumen, maka akan mendorong konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka dapat dikemukakan hipotesis

    sebagai berikut : “Atribut Produk Tabungan Berjangka Berpengaruh Positif Terhadap

    Keputusan Menabung Nasabah PT. BANK SAUDARA KC Wastukencana Bandung”.

    1.6 Metode Penelitian

    Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode deskriptif, merupakan metode

    penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang menggambarkan keadaan objek 

    penelitian kemudian menganalisanya sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Pengertian

    penelitian deskriptif menurut Zulganef (2008:11) adalah :

    “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu

    kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau

    variabel tertentu”.

    1.7 Lokasi Penelitian

    Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di PT. BANK SAUDARA Kantor Cabang

    Wastukencana yang beralamat di Jalan. Wastukencana No. 79-Bandung.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    12/100

    12

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Pemasaran

    Aktivitas pemasaran sering diartikan sebagai aktivitas menawarkan produk dan menjual

    produk. Tapi bila ditinjau lebih lanjut ternyata makna pemasaran bukan hanya sekedar

    menawarkan atau menjual produk saja, melainkan aktivitas menganalisa dan mengevaluasi

    tentang kebutuhan dan keinginan konsumen.

    Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Garry Amstrong (2009;25) bahwa:

    “Pemasaran (marketing) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi

    pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan

    menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.”

    Sedangkan menurut Alma (2007:12) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen

    Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Edisi Revisi)” :

    “Pemasaran adalah kegiatan atau usaha para pengusaha yang menyalurkan barang

    dan jasa dari titik produsen ke titik konsumen.”

    Dari berbagai definisi mengenai pemasaran di atas, pada dasarnya mempunyai tujuan dan

    persepsi yang sama dan dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu rangkaian

    aktifitas atau kegiatan dimana individu atau suatu kelompok dapat membuat gagasan atau ide

    yang bernilai, proses komunikasi, dan menyampaikan nilai, melalui proses pertukaran barang

    dan jasa yang bernilai dan membangun hubungan dengan pihak lain yang kuat untuk 

    kepentingan organisasi dan   stakeholder  dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi,

    mengantisipasi, dan memenuhi kebutuhan sosial dan keinginan manusia.

    2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran

    Dalam menciptakan kepuasan konsumen perusahaan harus bisa menganalisa,

    merencanakan, mengimplementasikan dan mengontrol aktivitas pemasarannya. Hal ini dilakukan

    dengan menjalankan manajemen pemasaran.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    13/100

    13

    Pengertian Manajemen Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2009:5), pengertian

    manajemen pemasaran sebagai berikut:

    “Manajemen Pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih,

    mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,

    menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.”

    Sedangkan menurut Alma (2007:130), mendefinisikan sebagai berikut :

    “Manajemen pemasaran adalah kegiatan menganalisa, merencanakan,

    mengimplementasikan, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh

    tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka

    mencapai tujuan organisasi.”

    Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran tidak hanya berfungsi

    untuk menentukan dan meningkatkan permintaan di pasar, tetapi juga merubah dan mengatur

    permintaan tersebut. Jadi manajemen pemasaran berusaha mengatur tingkat, waktu dan susunan

    dari permintaan yang ada, agar dapat membantu organisasi mencapai sasarannya.

    2.3 Pengertian Bauran Pemasaran

    Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus memutuskan apa dan bagaimana strategi

    yang dijalankan atau dipakai menghadapi lingkungan ekstemal dan internalnya. Cakupan

    kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran

    (marketing mix). Elemen-elemen bauran pemasaran terdiri dari semua variabel yang dapat

    dikontrol perusahaan dalam komunikasinya dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen

    sasaran.

    Adapun pengertian bauran pemasaran yang dikemukan oleh Kotler dan Keller (2009:24)

    sebagai berikut :

    “Bauran pemasaran   (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang

    digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaranya dipasar

    sasaran.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    14/100

    14

    Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat elemen yang disebut “empat P”, yaitu

    produk, harga, tempat dan promosi. Keempat elemen tersebut saling berhubungan satu sama

    lainnya dan dapat dikombinasikan sesuai dengan lingkungan, baik di dalam maupun di luar

    perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai.

    Untuk lebih jelasnya, penulis akan membahas secara singkat mengenai keempat elemen

    bauran pemasaran tersebut, menurut Kotler dan Keller (2009:24) sebagai berikut :

    1.   Product (Produk)

    Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran.

    Produk yang ditawarkan dapat dalam beberapa model, fitur dan pilihan lainnya.

    2.   Price (Harga)

    Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk.

    Harga yang diberikan dapat berupa harga eceran, harga diskon dan harga lainnya. Pemberian

    harga tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan harga dengan situasi persaingan yang ada

    dan membawa produk tersebut agar sejalan dengan persepsi pembeli tentang nilai suatu

    produk.

    3.   Place (Tempat)

    Tempat atau distribusi meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi

    pelanggan sasaran. Tempat ini meliputi proses pendistribusian produk, untuk menyalurkan

    produk ke konsumen yang potensial untuk melakukan pembelian.

    4.   Promotion (Promosi)

    Promosi adalah aktivitas menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan

    membelinya. Promosi dilakukan dengan tujuan untuk memberitahukan pelanggan tentang

    perusahaan dan produk-produknya.

    Dengan sejumlah penyesuaian, empat elemen bauran pemasaran juga penting dalam

    pemasaran jasa, akan tetapi dalam pemasaran jasa ada elemen-elemen yang dapat dikontrol dan

    dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan memuaskan jasa. Menurut Yazid (2003:18)

    elemen tersebut adalah :

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    15/100

    15

    1.   People Participants (Orang) yaitu semua pelaku yang menginginkan sebagian penyajian

     jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli.

    2.   Physical Evidence (Bukti Fisik) yaitu lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan

    dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi dan setiap komponen   tangible

    memfasilitasi penampilan dan komunikasi jasa tersebut.

    3.   Process (Proses) yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktifitas dimana jasa

    disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa.

    Dengan demikian   4P yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran barang, perlu

    diperluas lagi menjadi 7P jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa.

    2.4 Produk

    2.4.1 Pengertian Produk

    Dalam menghasilkan produk, perusahaan hendaknya akan menyesuaikan dengan

    kebutuhan dan keinginan konsumen. Beberapa ahli pemasaran mengemukakan pendapatnya

    tentang pengertian produk.

    Menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah :

    “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan

    suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara,

    orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.”

    Menurut Kotler dan Armstrong (2008:266) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran

    adalah :

    “Produk adalah semua hal yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian

    akuisisi, pengguna atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau

    kebutuhan.”

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    16/100

    16

    Sedangkan menurut Alma (2007:139) :

    “Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,

    termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang

    menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh

    pembeli guna memuaskan keinginannya.”

    Jadi produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara,

    orang, tempat, properti, organisasi dan gagasan.

    2.4.2 Tingkatan Produk

    Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami tingkatan produk.

    Tingkatan produk menurut Kotler dan Keller (2009:4), yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran

    diantaranya adalah :

    1. Core benefit, yaitu keuntungan yang mendasar dari sesuatu yang dibeli oleh

    konsumen. Aspek mendasar ini harus bisa dipenuhi secara baik oleh produsen.

    2. Basic product, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling

    dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).

    3. Produk yang Diharapkan ( Expected Product ), yaitu konsumen mempunyai suatu

    harapan terhadap barang yang dibelinya.

    4. Produk Tambahan ( Augmented Product ), yaitu ada sesuatu nilai tambah yang diluar

    apa yang dibayangkan oleh konsumen, sehingga dapat memberikan tambahan

    kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

    5. Produk Potensial (Potensial Product ), yaitu mencari nilai tambah produk yang lain

    untuk masa depan. Produsen harus mencari tambahan nilai lain, yang dapat

    memuaskan langgananya, dan dapat disajikan sebagai surprise bagi pelanggan.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    17/100

    17

    Gambar 2.1

    Lima Tingkatan Produk

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    13.

    14.

    Sumber : Kotler dan Keller (2009:4)

    2.4.3 Klasifikasi Produk

    Dalam pengembangan strategi pemasaran kalangan produsen perlu menyusun beberapa

    skema klasifikasi produk yang didasarkan pada karakter produk. Berikut klasifikasi produk yang

    dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:5) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, antara

    lain:

    1. Berdasarkan Ketahanan ( Durability) dan Keberwujudan (Tangibility)

    a. Barang yang Tidak Tahan Lama ( Nondurable Goods)

    Merupakan barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali

    penggunaan. Dengan kata lain, unsur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal

    kurang dari satu tahun.

    b. Barang Tahan Lama ( Durable Goods)

    Merupakan barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Produk tahan

    lama ini biasanya memerlukan  personal selling dan pelayanan yang lebih baik daripada

    Produk Potensial

    Produk Tambahan

    Produk Dasar

    Produk yang Diharapkan

    Manfaat Inti

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    18/100

    18

    barang tidak tahan lama, memberikan margin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih

    banyak garansi atau jaminan dari penjualnya.

    c. Jasa (Services)

    Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa

    bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis, akibatnya jasa biasanya

    memerlukan lebih banyak pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan

    penyesuaian.

    2. Klasifikasi Barang Konsumen

    a. Barang Sehari-Hari (Convenience Goods)

    Barang yang biasa dibeli konsumen, segera, dan dengan usaha yang minimum.

    •   Staple Goods

    Barang-barang yang dibeli konsumen secara teratur.

    •   Impluse Goods

    Barang-barang yang dibeli tanpa perencanaan atau usaha mencari untuk 

    membelinya.

    •   Emergency Goods

    Barang-barang yang dibeli ketika timbul kebutuhan yang mendesak.

    b. Barang Belanja (Shopping Goods)

    Yaitu barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas,

    harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembelian. Barang shopping dapat dibagi dua

    yaitu :

    • Barang Homogen

    Barang-barang dengan kualitas serupa tapi harganya berbeda.

    • Barang Heterogen

    Barang-barang dengan aneka macam keistimewaan sehingga bagi konsumen sering

    lebih penting ciri-cirinya dari pada barangnya.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    19/100

    19

    c. Barang Khusus (Speciality Goods)

    Barang-barang dengan karakteristik unik dan atau identifikasi merek dimana untuk 

    memperoleh barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia melakukan

    usaha khusus untuk membelinya.

    d. Barang yang Tidak Dicari (Unshought Goods)

    Barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui, namun secara normal

    konsumen tidak berfikir untuk membeli.

    3. Klasifikasi Barang Industri

    Barang-barang yang dibeli perorangan atau industri untuk diproses lebih lanjut atau

    digunakan untuk kegiatan bisnis.

    a. Bahan dan Suku Cadang ( Material And Parts)

    Barang-barang yang sepenuhnya memasuki proses produksi dan harga relatifnya.

    b. Barang Modal (Capital Items)

    Barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk 

    akhir.

    c. Layanan Bisnis dan Pasokan (Supplies and Business Services)

    Barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu pengembangan atau pengelolaan produk 

    akhir.

    2.5 Jasa

    2.5.1 Pengertian Jasa

    Pembedaan antara produk dan jasa sukar dilakukan, karena pembelian suatu produk sering

    kali disertai dengan jasa-jasa tertentu, dan pembelian suatu jasa sering kali pula meliputi barang-

    barang yang melengkapinya. Untuk lebih jelasnya Lovelock dan Wright (2007:5) yang dialihbahasakan oleh Agus Widyantoro mendefinisikan jasa sebagai berikut :

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    20/100

    20

    “Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak 

    lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada

    dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor

    produksi.”

    Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran

    adalah

    “Jasa adalah produk yang tak berwujud, tak terpisahkan, bervariasi, dan dapat

    musnah.”

    Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan, jasa merupakan suatu produk yang tidak 

    berwujud, prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata

    sehingga memerlukan kendali kualitas, kredibilitas pemasok, dan kemampuan adaptasi yang

    lebih besar.

    2.5.2 Karakteristik Jasa

    Menurut Kotler dan Keller (2009:39) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran,

    karakteristik jasa bertujuan untuk membedakan dari produk nyata. Jasa memiliki empat

    karakteristik yang sangat berpengaruh dalam perancangan suatu program pemasaran dan

    mengambil keputusan terutama dalam upaya meningkatkan kualitasnya. Keempat karakteristik 

    tersebut adalah :

    1. Tidak Berwujud ( Intangibility)

    Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau

    dicium sebelum kita membelinya. Dengan demikian tugas pemberi adalah “mengelola

    keterangan atau informasi” untuk mewujudkan barang yang tidak berwujud.

    2. Tidak Terpisahkan ( Inseperability)

    Jasa pada umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. Hal ini tidak 

    berlaku pada barang fisik yang diproduksi, ditempatkan pada persediaan, didistribusikan

    melalui berbagai pengecer dan akhirnya dikonsumsi.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    21/100

    21

    3. Bervariasi (Variability)

    Di bidang jasa sesungguhnya mudah berubah-ubah, karena jasa sangat tergantung pada siapa

    yang menyajikan dan kapan di mana disajikan. Para pembeli jasa sangat menyadari sifat yang

    mudah berubah ini sehingga mereka sering bertanya-tanya dulu sebelum menentukan siapa

    pemilik jasa yang akan dipilih. Dalam hal ini pengendalian kualitas perusahaan dapat

    mengambil dua langkah pokok, langkah pertama ialah menyeleksi dan melatih karyawan

    yang cemerlang. Langkah kedua ialah selalu mengikuti perkembangan tingkat kepuasan

    konsumen melalui sistem saran dan keluhan. Survei pasar dan saling membandingkan jasa

    yang dihasilkan sehingga dengan demikian pelayanan buruk dapat dihindarkan dan

    diperbaiki.

    4. Dapat Musnah (Perishability)

    Jasa yang tersedia pada saat ini tidak dapat digunakan atau dijual pada masa yang akan

    datang. Inilah yang dimaksud bahwa jasa tidak dapat disimpan atau tidak memiliki daya

    tahan, sebagai contoh kursi-kursi kosong di suatu restoran pada waktu sepi tidak dapat

    disimpan manfaatnya untuk kemudian dapat digunakan pada waktu yang ramai.

    Karena karakteristik-karakteristik jasa tersebut di atas maka penjual harus dapat

    memberikan gambaran atas apa yang akan didapat oleh konsumen setelah mengkonsumsi jasa

    tersebut. Oleh karena itu, dalam perusahaan jasa karakteristik-karakteristik tersebut harus

    diperhatikan untuk meningkatkan penjualan jasa tersebut sekaligus kepuasan konsumen.

    2.5.3 Kategori Bauran Jasa

    Penawaran perusahaan terhadap pasar biasanya meliputi juga beberapa jasa. Komponen

     jasa dapat merupakan bagian yang sedikit atau utama dari seluruh perusahaan mereka.

    Sebenarnya penawaran dapat berkisar dari murni barang pada satu sisi dan murni jasa pada sisi

    lainnya.

    Menurut Kotler dan Keller (2009:38) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, sebuah

    pengelompokan jasa dapat dikelompokan menjadi lima kategori :

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    22/100

    22

    1. Barang Berwujud Murni

    Penawaran hanya berupa barang berwujud. Tidak terdapat jasa yang mendampingi produk 

    tersebut, misalnya sabun, pasta gigi, garam.

    2. Barang Berwujud yang Disertai Layanan Jasa

    Penawaran berupa barang berwujud yang diikuti oleh satu atau beberapa jasa untuk 

    meningkatkan daya tarik konsumen, misalnya : produsen mobil, tidak hanya menjual sebuah

    mobil tetapi juga menyediakan pelayanan seperti ruangan pameran, pengiriman, perbaikan,

    pemeliharaan, petunjuk, penggunaan, nasehat pemasangan, pemenuhan jaminan dan

    sebagainya.

    3. Campuran

    Produk yang ditawarkan terdiri dari dua bagian yang sama antara barang berwujud dengan

     jasa, misalnya : restoran yang didukung baik makanan dan jasa pelayanan yang mereka

    suguhkan.

    4. Jasa Utama dengan Disertai Oleh Barang dan Jasa Tambahan

    Di sini penawaran terdiri dari jasa utama dengan jasa tambahan atau barang pelengkap,

    misalnya : penumpang pesawat terbang, membeli jasa transportasi, mereka sampai ke tempat

    tujuan tanpa sesuatu hal yang berwujud dan memperlihatkan pengeluaran mereka. Namun

    perjalanan ini meliputi barang yang berwujud seperti makanan dan minuman, potongan tiket,

    majalah dan sebagainya.

    5. Jasa Murni

    Di sini penawaran yang diberikan hanya terdiri dari sebuah jasa, misalnya : biro jasa, biro

    hukum, dokter dan sebagainya. Pengelompokan jasa konsumen ini sangat relatif, karena bagi

    seseorang jasa merupakan convinience, tetapi bagi orang lain dapat merupakan jasa spesial

    atau shopping.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    23/100

    23

    2.6 Atribut Produk

    2.6.1 Pengertian Atribut Produk

    Atribut produk mempunyai pengaruh besar pada persepsi pembeli terhadap produk. Hal itu

    disebabkan karena secara fisik atribut produk membawa berbagai macam manfaat yang

    dibutuhkan dan diinginkan pembeli. Oleh karena, itu setiap perusahaan harus berhati-hati dalam

    mengambil keputusan yang bersangkutan dengan hal itu.

    Pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang akan

    ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui

    atribut produk 

    Pengertian atribut produk menurut Tjiptono (2008:103) adalah :

    “Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen

    dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian”.

    Definisi lain atribut produk menurut Kotler and Keller ( 2009;72 ) menyatakan bahwa :

    “atribut produk adalah Mengembangkan produk melibatkan keuntungan yang akan

    ditawarkan. Keuntungan ini dikomunikasikan dan disampaikan oleh produk melalui

    atribut seperti kualitas, fitur, gaya dan rancangan.”Dengan adanya atribut yang melekat pada suatu produk yang digunakan konsumen untuk 

    menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan. Bagi

    perusahaan dengan mengetahui atribut  –  atribut apa saja yang bisa mempengaruhi keputusan

    pembelian maka dapat ditentukan strategi untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk 

    agar lebih memuaskan konsumen.

    2.6.2 Unsur-Unsur Atribut Produk

    Setiap produk mempunyai atribut yang berbeda-beda, sehingga konsumen dihadapkan pada

    berbagai atribut yang ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan mempunyai tugas untuk 

    memperhatikan dan mengevaluasi atribut produk yang ditawarkan, apakah atribut dari produk 

    tersebut sudah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen atau belum.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    24/100

    24

    Menurut Tjiptono (2008:104), unsur-unsur yang penting dalam atribut produk 

    diantaranya meliputi merek, kemasan, pemberian label (labeling), jaminan (garansi), harga, dan

    pelayanan. Berikut ini adalah uraian tentang unsur-unsur atribut produk mengikuti pendapat di

    atas yaitu :

    a. Harga

    Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa,

     jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan

    menggunakan produk atau jasa.

    b. Merek  

    Merek adalah semua nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari

    semua yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk dari satu penjual

    untuk membedakannya dengan produk pesaing.

    c. Kemasan

    Kemasan adalah pembungkus luar produk yang berfungsi untuk melindungi

    produk, memudahkan konsumen dalam memakainya, menaikan citra produk 

    atau bahkan sekaligus dapat dijadikan alat promosi ketika produk yang

    dilemparkan ke pasaran.

    d. Pemberian Label ( Labeling)

    Label merupakan informasi tertulis tentang produk yang dicetak pada badan

    kemasan. Label menampilkan beberapa fungsi, menjelaskan beberapa hal

    mengenai produk, siapa yang membuatnya, dimana dibuat, kapan dibuat,

    isinya, bagaimana produk tersebut digunakan, dan bagaimana

    menggunakannya dengan aman. Pemberian label harus dihubungkan dengan

    dua hal, yaitu kebutuhan konsumen dan ketentuan pemerintah.

    e. Jaminan (Garansi)

    Jaminan merupakan janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya

    kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk 

    ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.

    Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi, dan sebagainya.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    25/100

    25

    f. Layanan pelengkap

    Masalah yang berkaitan dengan jaminan produk adalah pelayanan yang

    dijanjikan dalam jaminan. Pelayanan produk merupakan kegiatan yang

    memerlukan perhatian khusus pihak manajemen karena produk sendiri makin

    lama makin canggih dan rumit, ketidakpuasan konsumen makin meningkat

    dan semuanya makin sukar ditanggulangi oleh pelayanan produk itu sendiri.

    Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:206) yang dialih bahasakan oleh Bob

    Sabran, unsur-unsur atribut produk meliputi :

    1. Kualitas Produk (Product Quality)

    Kualitas produk menunjukan kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya.

    Kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan

    dioperasikan dan diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.

    Agar dapat bersaing di pasar secara berhasil produk harus memiliki mutu yang superior

    dibandingkan dengan produk-produk pesaing lainnya. Hanya perusahaan yang memiliki

    kualitas yang terbaik yang akan berhasil memenangkan persaingan.

    2. Fitur Produk (Product Features)

    Fitur produk merupakan alat persaingan untuk mendiferensiasikan produk perusahaan

    terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Sebuah produk dapat ditawarkan dengan

    berbagai fitur. Perusahaan dapat menciptakan model tingkatan yang lebih tinggi dengan

    menambahkan berbagai fitur. Beberapa produsen yang inovatif selalu berusaha menciptakan

    fitur-fitur produk yang lebih menarik dibandingkan dengan produk pesaing mereka, dan itu

    merupakan salah satu cara efektif untuk memenangkan persaingan.

    3. Gaya dan Desain Produk (Product Style and Design)

    Cara lain untuk menambahkan nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk 

    yang khas. Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya. Gaya mengedepankan tampilan

    luar dan semata-mata menjelaskan penampilan produk tertentu. Sedangkan desain bukan

    sekedar tampilan setipis kulit ari semata, desain masuk ke jantung produk, desain yang baik 

    dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya. Desain

    dapat menjadi alat persaingan yang sangat baik bagi armada pemasaran perusahaan. Produk 

    dengan desain yang canggih dapat menarik minat pembelian. Oleh karena itu desain produk 

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    26/100

    26

    yang menarik pandangan (eye catching) konsumen dapat berfungsi sebagai salah satu sarana

    untuk menunjang kemampuan bersaing. Selain   eye catching, desain produk harus dapat

    membantu meningkatkan nilai penggunaan produk, misalnya kemudahan ketangguhan dan

    keamanan penggunaannya serta kemudahan pengepakan dan pengiriman barang. Gaya dan

    desain yang baik dapat menarik perhatian, dan memberikan keunggulan bersaing di pasar

    sasaran.

    2.7 Perilaku Konsumen

    Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan

    sumber daya yang sudah tersedia seperti waktu, uang, dan usaha guna memperoleh barang-

    barang yang berhubungan dengan konsumsi. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh ilmu

    pengetahuan seperti psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan juga ilmu ekonomi,

    sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan gabungan dari semua bidang

    ilmu.

    Pengertian perilaku konsumen menurut Sumarwan (2004:26) adalah :

    “Semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan

    tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan

    produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.”

    Pengertian perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:166) yang dialih

    bahasakan oleh Bob Sabran sebagai berikut :

    “Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan

    organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau

    pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.”

    Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses

    dimana seseorang atau sekelompok orang menentukan sikapnya terhadap produk, pemikiran,

    atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Seseorang atau sekelompok orang

    tersebut juga melakukan pertukaran tentang aspek-aspek dalam kehidupan (bertukar pikiran).

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    27/100

    27

    2.7.1 Model Perilaku Konsumen

    Menurut Kotler dan Keller (2009:178) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, titik tolak 

    model rangsangan tanggapan keputusan pembelian diperlihatkan dalam gambar 2.2 berikut.

    Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang melandasi

    sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan pada

    dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka panjang.

    Gambar 2.2

    Model Perilaku Konsumen

    Sumber : Kotler dan Keller (2009:178)

    Dari model 2.2, diketahui bahwa rangsangan dari luar baik berupa rangsangan pemasaran,

    yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi maupun rangsangan lingkungan ekonomi, teknologi,

    politik, dan budaya dapat mempengaruhi pilihan konsumen akan produk, merek, dan penjualan.

    Oleh karena itu, pemasar harus memahami apa yang terdapat pada karakteristik pembeli dan

    proses keputusan pembelian.

    Rangsangan

    Pemasaran

    Produk & Jasa

    Harga

    Distribusi

    Rangsangan

    Lain

    Ekonomi

    Teknologi

    Politik

    Psikologi

    Konsumen

    Motivasi

    Persepsi

    Karakteristik

    Konsumen

    Budaya

    Sosial

    Personal

    Keputusan

    Pembelian

    Pilihan Produk

    Pilihan Merek

    Pilihan dealer

    Jumlah Pembelian

    Saat yang tepat

    melakukan

    Pembelian

    Proses Keputusan

    Pembelian

    Pengenalan Masalah

    Pencarian Informasi

    Penilaian Alternatif 

    Keputusan Pembelian

    Perilaku Pasca-

    Pembelian

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    28/100

    28

    2.7.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

    Memahami konsumen sasaran dan tipe dari proses keputusan yang akan mereka lalui

    merupakan tugas penting bagi seorang pemasar. Di samping itu, pemasar juga perlu mengenal

    pelaku-pelaku lain yang mempengaruhi keputusan membeli, memahami tingkah laku pembeli

    pada setiap tahap pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku mereka.

    Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2009:166), perilaku

    pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :

    1. Faktor Budaya

    a. Budaya

    Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.

    b. Sub-Budaya

    Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak 

    sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk 

    dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

    c. Kelas Sosial

    Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, dan

    tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku

    yang sama.

    2. Faktor Sosial

    a. Kelompok Referensi

    Kelompok referensi seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh

    langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

    b. Keluarga

    Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam

    masyarakat, dan telah menjadi obyek penelitian yang luas.

    c. Peran dan Status

    Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing

    peran menghasilkan status, orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan

    peran dan status mereka di masyarakat.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    29/100

    29

    3. Faktor Pribadi

    a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

    Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap

    makanan, minuman, pakaian, perabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia.

    b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi

    Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pemasar berusaha

    mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan

     jasa mereka.

    c. Kepribadian dan Konsep Diri

    Kepribadian merupakan karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain

    yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

    lingkungannya.

    d. Gaya Hidup dan Nilai

    Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktifitas, minat,

    dan opininya.

    2.8 Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen

    2.8.1 Pengertian Keputusan Pembelian

    Dalam melakukan suatu tindakan, konsumen harus mengambil suatu keputusan. Keputusan

    yang dipilih oleh seorang konsumen akan dilanjutkan dengan aksi.

    Pengertian keputusan pembelian menurut Tjiptono (2008:19), yaitu sebagai berikut:

    “Keputusan pembelian konsumen merupakan tindakan individu yang secara

    langsung atau tidak langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan

    suatu produk atau jasa yang dibutuhkan.”

    Menurut Sumarwan (2004:289) menyatakan bahwa:

    “Pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses pengintegrasian yang

    mengkobinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif 

    dan memilih salah satu diantaranya.”

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    30/100

    30

    Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang dialih bahasakan oleh Bob

    Sabran adalah sebagai berikut :

    “Keputusan pembelian pelanggan secara penuh merupakan suatu proses yang

    berasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan

    dan bahkan menyingkirkan suatu produk.”

    Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah

    suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah yang

    dikumpulkan oleh seorang konsumen, dan mewujudkannya dengan tindakan lanjut yang nyata.

    Setelah tahap tersebut, barulah konsumen itu dapat mengevaluasi pilihannya, dan menentukan

    sikap yang akan diambil selanjutnya.

    2.8.2 Proses Keputusan Pembelian

    Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun mental yang

    dialami seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2009:184)

    yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran tahap-tahap dalam keputusan pembelian yang dilakukan

    oleh konsumen adalah :

    Gambar 2.3

    Model Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian

    1. Pengenalan Masalah

    Proses dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut

    dapat dicetuskan oleh rangsangan internal (lapar, haus, dan sebagainya) dan eksternal (menonton

    iklan televisi).Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu,

    dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun

    strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen. Hal ini sangat penting pada

    pembelian dengan kebebasan memilih (discretionary), misalnya pada barang-barang mewah,

    Pengenalan

    Masalah

    Pencarian

    Informasi

    Evaluasi

    Alternatif 

    Keputusan

    Pembelian

    Perilaku Pasca

    Pembelian

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    31/100

    31

    paket liburan dan opsi hiburan. Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli

    potensial memberikan pertimbangan yang serius.

    2. Pencarian Informasi

    Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang

    lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian

    informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar

    lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif 

    mencari informasi seperti mencari bahan bacaan, menelpon teman dan mengunjungi toko untuk 

    mempelajari produki tertentu.

    Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang

    menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan

    pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok :

    a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, rekan.

    b. Sumber komersil : iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.

    c. Sumber publik : media massa, organisasi pemeringkat konsumen.

    d. Sumber eksperimental : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

    3. Evaluasi Alternatif 

    Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model-model terbaru yang memandang

    proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut

    menganggap konsumen membentuk penilaian atau produk dengan sangat sadar dan rasional.

    Beberapa konsep dasar akan membantu memahami proses evaluasi konsumen. Pertama,

    konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari

    solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan

    atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberi manfaat yang digunakan untuk 

    memuaskan kebutuhan itu.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    32/100

    32

    4. Keputusan Pembelian

    Dalam tahap evaluasi, para konsumen, membentuk preferensi atas merek-merek yang ada

    di dalam kumpulan. Pilihan Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang

    paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub

    keputusan yaitu merek, dealer, kualitas, waktu, dan metode pembayaran.

    5. Perilaku Pasca Pembelian

    Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan

    fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek 

    lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi

    pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan

    membantu dia merasa nyaman dengan merek.

    Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus

    memantau kepuasan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian.

    a. Kepuasan Pasca Pembelian

    Kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk 

    dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih

    rendah daripada harapan, pembeli akan kecewa, jika ternyata sesuai dengan harapan, pembeli

    pun akan puas, jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan

    membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-

    hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang

    lain.

    b. Tindakan Pasca Pembelian

    Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen

    selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau

    mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan publik seperti

    mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut. Komunikasi pasca pembelian dengan pembeli

    ternyata menghasilkan berkurangnya pengembalian produk dan pembatalan lainnya.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    33/100

    33

    c. Pemakaian dan Pembuangan Pasca Pembelian

    Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk 

    tertentu. Dalam kasus ini, konsumen harus diyakinkan tentang keuntungan pengunaan secara

    lebih teratur, dan rintangan potensial terhadap penggunaan yang ditingkatkan harus diatasi.

    Jika para konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara mereka

    membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan.

    2.9 Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

    Setiap perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui

    produk yang ditawarkan, sedangkan konsumen mencari manfaat-manfaat tertentu yang ada pada

    suatu produk. Konsumen melihat suatu produk sebagai kumpulan dari sifat-sifat ciri tertentu

    yang tercermin dari atribut-atribut yang melekat pada suatu produk. Atribut dapat berupa merek,

    kemasan, jaminan, fisik, warna, label, harga, dan pelayanan. Kebanyakan konsumen melihat

    atribut produk sebagai keseluruhan isi dari produk yang mereka beli. Atribut adalah unsur-unsur

    produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan

    untuk membeli suatu produk. Jadi atribut yang terdapat pada suatu produk mengidentifikasikan

    siapa penjual atau pembuat barang atau jasa tersebut. Di dalamnya merupakan janji penjual

    untuk memberikan tampilan manfaat dan jasa tertentu untuk pembeli. Konsumen memandang

    atribut produk sebagai bagian terpenting dari suatu produk karena itu penjual berusaha keras

    untuk merancang, menciptakan kemudian merealisasikan sebuah atribut untuk produk.

    Seorang konsumen sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk, mulai dengan

    pengenalan masalah untuk mengetahui kebutuhan apa yang mereka butuhkan tentang manfaat,

    kegunaan dari produk yang akan dipilih, informasi tersebut dapat diperoleh dari teman, tetangga,

    promosi, iklan, atau pameran, ataupun dengan bereksperimen. Dari beberapa informasi yang

    didapat, diperoleh beberapa alternatif pilihan mengenai produk dan berbagai macam atribut

    masing-masing, kemudian konsumen melakukan penilaian atas alternatif produk dengan atribut

    produk yang paling bermanfaat bagi konsumen.

    Tahap dengan atribut mana yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhannya, dilihat dari

    manfaat, kemasan yang tidak mudah rusak, warna, label, harga yang terjangkau dengan mutu

    tinggi dan pelayanan yang terbaik dari semua pilihan alternatif produk yang ada. Dengan kata

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    34/100

    34

    lain atribut produk mempunyai pengaruh yang besar bagi keputusan pembelian konsumen

    terhadap produk yang ditawarkan.

    2.10 Bank

    2.10.1 Pengertian Bank

    Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang dipergunakan

    oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secara

    resmi dan populer menjadi bank. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya

    hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.

    Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) sebagai berikut :

    “Bank adalah badan usaha dalam bidang lembaga keuangan yang kekayaannya

    terutama dalam bentuk aset keuangan ( financial assets) serta bermotifkan profit dan

     juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja.”

    Menurut Alma (2007:336) yaitu :

    “Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk 

    simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-

    bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

    Sedangkat menurut Taswa (2006:4) adalah sebagai berikut :

    “Bank adalah lembaga yang menerima simpanan, giro, deposito, dan membayar atas

    dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat

    berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat berharga.”

    Dari pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan pengertian bank adalah

    sebuah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito

    tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana kemudian menempatkannya

    kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui penjualan jasa keuangan yang

    pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    35/100

    35

    2.10.2 Jenis Bank

    Industri perbankan yang semakin berkembang menjadikan meluasnya jenis-jenis

    perbankan yang ada. Menurut Taswa (2006:4) jenis-jenis bank sebagai berikut :

    1. Jenis bank berdasarkan UU Perbankan No. 10 Tahun 1998

    - Bank umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan

    atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas

    pembayaran.

    - Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

    konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak 

    memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

    2. Jenis bank dilihat dari fungsinya

    - Bank konvensional yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima

    deposito dalam bentuk deposito lancar (giro) dan deposito berjangka dan dalam

    usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.

    - Bank pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima

    deposito dalam bentuk deposito berjangka dan atau mengeluarkan kertas berharga

     jangka menengah dan jangka panjang dan dalam usahanya terutama memberikan kredit

     jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.

    - Bank Tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima

    deposito dalam bentuk deposito tabungan dan dalam usahanya terutama

    memperbungakan dananya dalam kertas berharga.

    3. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya

    - Bank pemerintah pusat, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank 

    pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah pusat.

    - Bank pemerintah daerah, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank 

    pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah daerah.

    - Bank swasta nasional, yaitu bank yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia.

    - Bank asing, yaitu bank yang mayoritas kepemilikannya dimiliki oleh pihak asing.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    36/100

    36

    - Bank swasta campuran, yaitu bank yang dimiliki oleh swasta domestik dan swasta

    asing.

    4. Jenis bank berdasarkan kegiatan devisa

    - Bank devisa yaitu bank yang memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk menjual,

    membeli dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran dengan

    luar negeri.

    - Bank non-devisa yaitu bank yang tidak memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk 

    menjual, membeli dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas

    pembayaran dengan luar negeri.

    5. Jenis bank berdasarkan dominasi pangsa pasarnya

    -   Retail banking, bank yang dalam kegiatannya mayoritas melayani perorangan, uasah

    kecil dan koperasi.

    -   Wholesale banking, yaitu bank yang mengandalkan nasabah besar atau nasabah

    korporasi.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    37/100

    37

    BAB III

    OBJEK DAN METODE PENELITIAN

    3.1 Objek Penelitian

    Objek dari penelitian ini adalah PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana.

    Perusahaan ini terletak di Jalan Wastukencana No. 79 Bandung. Perusahaan ini bergerak dalam

    industri jasa perbankan. Untuk dapat lebih mengenal objek penelitian ini, maka penulis akan

    menguraikan secara singkat sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi

    perusahaan beserta uraian jabatan, dan metode penelitian yang digunakan.

    3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

    PT. BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906 Tbk,(sekarang menjadi Bank Saudara)

    pertama kali didirikan pada tahun 1906 dengan nama Vereeninging Himpoenan Soedara oleh

    para saudagar batik dan kulit di Bandung dan sekitarnya, dengan tujuan utama untuk 

    menyalurkan usaha jasa keuangan secara simpan pinjam. Perkumpulan ini berdiri atas prakarsa 3

    (tiga) orang kaum saudagar saat itu, H. Basoeni, H. Damiri dan H.Bajoeri yang berkeinginan

    mengadakan suatu perkumpulan kaum saudagar. Dengan adanya persamaan tujuan, H. Basoeni

    dan kawan-kawan mencari sebanyak 10 (sepuluh) orang Saudagar.

    Pada tahun 1908, perkumpulan ini juga aktif berperan dalam pergerakan nasional sebagai

    mitra perkumpulan Boedi Oetomo di daerah Jawa Barat yang bergerak di bidang perekonomian.

    Pada tahun 1912  Vereeniging Himpoenan Soedara mengajukan permohonan untuk mendapat

    pengesahan sebagai badan hukum yang dikabulkan dengan pengesahan Anggaran Dasar

    berdasarkan Government Besluit No. 33 tanggal 4 oktober 1913.

    Pada tanggal 11 november 1955 Menteri Keuangan member izin kepada Himpoenan

    Soedara untuk melakukan usaha bank tabungan yang berlaku surat mulai tanggal 4 febuari 1955,

    seiring dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1955 Lembaran Negara No. 2,

    tentang pengawasan terhadap urusan kredit, yang menetapkan bahwa semua perusahaan dan

    badan yang mengadakan usaha-usaha utnuk memberikan kredit atas tanggungan pribadi adalah

    bank tabungan.

    Pada tahun 1967, Himpunan Soedara diwajibkan mengubah bentuk hukumnya darim

    perkumpulan menjadi perseroan terbatas, seiring dengan berlakunya Undang-Undang No.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    38/100

    38

    14/tahun 1967 tentang pokok-pokok Perbankan berserta peraturan pelaksanaanya. Dalam hal ini

    Keputusan Menteri Keuangan tertanggal 18 Desember 1968.

    Pada tanggal 15 Juni 1974, Perkumpulan Himpunan Saudara secara formal illegal

    dibubarkan pada saat bersamaan itu pula didirikan PT. Bank Tabungan Himpunan Saudara (HS)

    1906. Pada bulan April 1992 PT Bank Tabungan Himpunan Saudara (HS) 1906 berubah menjadi

    PT Bank Himpunan Saudara 1906 dengan adanya pernyetaan modal serta

    manajemen/kepengurusan oleh MEDCO Group (Perusahaan Swasta nasional yang bergerak 

    dalam bidang perminyakan dan gas bumi serta kontraktor) dan pada Juli 1993 dengan berlakunya

    Undang-Undang Perbankan No.7/1992 berdasarkan SK Menteri Keuangan No. Kep.067/ 

    km.17/1993, PT Bnak HS 1906 beroperasi sebagai bank umum yang peresmianya dilakukan oleh

    Drs. Marie Muhammad yang saat itu menjabat Menteri Keuangan RI.

    Pada tahun 2006, PT Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk mengubah nama panggilan/call

    name menjadi BANK SAUDARA dengan bentuk hukum yang sama dan diikuti dengan

    perubahan logo perusahaan. Pada tanggal 15 Desember 2006, PT Bank HIMPUNAN

    SAUDARA 1906, Tbk melakukan penawaran umum saham perdana perseroan kepada

    masyarakat (Initial Public Offering) yang efeknya tercatat pada bursa efek Jakarta (BEJ) dengan

    kode SDRA, dalam upay peningkatan kinerja perusahaan serta menjadi perusahaan yang terbuka

    dan dimiliki oleh publik.

    PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk (BANK SAUDARA) senantiasa berusaha

    meningkatkan kinerja perseroan serta pelayanan kepada nasabah. Selain meningkatkan

    kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusianya yang secara berkala dilaksanakan

    pelatihan baik intern maupun ekstern, di dalam maupun ke luar negeri, perseroan pun berusaha

    lebih mendekatkan diri dengan masyarakat yang direalisasikan dalam bentuk penamabahan

    kantor di beberapa wilayah di pualu Jawa dan melakukan peningkatan status kantor. Guna

    memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 TAHUN 2007 tentang Perseroan Terbatas, PT.Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar

    Biasa (RUPSLB) pada tanggal 11 Agustus 2008 yang memutuskan dan menyetujui perubahan

    seluruh Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian dalam Undang-Undang tersebut.

    Dalam Anggaran Perseroan tersebut diputuskan untuk meningkatkan modal dasar perseroan dari

    Rp. 400.000.000,00 menjadi Rp. 600.000.000,00. Hal ini menujukan komitmen pemegang saham

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    39/100

    39

    pengendali di dalam meningkatkan modal disetor dan di dalam meningkatkan kinerja perseroan

    yang semakin lebih baik di masa yang akan data.

    Pada tahun 2009, perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

    (RUPST) serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam RUPSLB, para

    pemegang saham menyetujui beberapa keputusan antara lain penambahan modal melalui

    penawaran umum terbatas(PUT-I) dengan hak memesan Efek terlebih dahulu (HMETD)

    sejumlah 750.000.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh Juta) saham dengan nilai nominal sebesar Rp.

    100 (Seratus Rupiah) per saham atau seluruhnya berjumlah Rp. 75.000.000.000,00 (Tujuh Puluh

    Lima Miliyar Rupiah) yang ditawarkan dengan harga Rp.140,00 (seratus empat puluh rupiah) per

    saham. Jumlah saham Bank Saudara setelah pelaksanaan penawaran umum terbatas (PUT-I)

    menjadi 2.250.000.000 (dua miliyar dua ratus lima puluh juta) saham dengan jumlah nominal

    Rp. 225.000.000.000,00 (dua artus dua puluh lima miliyar rupiah).

    Di tahun 2010 Perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)

    serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam RUPSLB, para pemegang

    saham menyetujui beberapa keputusan antara lain penambahan modal melalui program

    Employee Stock Option Plan (ESOP) dan management Stock Option Plan (MSOP) sebanyak-

    banyaknya 10% dari keseluruhan modal disetor atau sejumlah 225.000.000 (dua ratus dua puluh

    lima juta) saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 100,00 (seratus rupiah) atau seluruhnya

    berjumlah Rp. 22.500.000.000,00 (dua puluh dua miliyar lima juta rupiah). Program Employee

    Stock Option Plan (ESOP) dan management Stock Option Plan (MSOP) dilaksanakan dalam 4

    tahap dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tahun 2010. Adapun komposisi

    kepemilikan saham Bank Saudara setelah pelaksanaan ESOP/MSOP tahap 1 dan 2 adalah

    sebagai berikut :

    3.1 Tabel

    Kepemilikan Saham PT. Bank Saudara 1906 Tbk

    Kepemilikan Presentase Kepemilikan Saham

    Arifin Panigoro 52.92 %

    Masyarakat Umum 36.05 %

    PT. Medco Intidinamika 11.03 %

    Sumber : www.banksaudara.com

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    40/100

    40

    3.1.2 Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan Bank Saudara

    PT. Bank Saudara 1906 Tbk adalah perusahaan Indonesia yang berbentuk perseroan

    terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Bank ini berbasis di Jakarta. Didirikan

    pada tahun 1906. Sebagai salah satu Bank Devisa swasta nasional yang telah berusia lebih dari

    satu abad, Bank Saudara telah menjadi perusahaan publik yang dimiliki oleh masyarakat,

    merupakan anak perusahaan Medco group. Bank Saudara mempunyai misi dan fungsi sebagai

    berikut :

    1. Menjaga kepercayaan masyarakat

    2. Memberikan pelayanan secara personal

    3. Peningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan

    4. Melestarikan usaha perbankan dengan nilai-nilai tata kelola perusahaan (good corporate

    governance) yang baik 

    5. Pelopor jasa keuangan yang berkembang inovatif 

    Dan bank Saudara memiliki visi yaitu:

    Pelopor institusi keuangan yang menjadi bank berkinerja baik dan sehat

    3.1.3 Produk dan Jasa Perbankan PT. Bank Saudara KC Wastukencana

    Dalam rangka mencapai visi, misi, dan fungsinya. Bank Saudara melakukan aktifitas

    usahanya. Sampai 31 Desember 2010, Bank Saudara dan anak perusahaan Bank Saudara

    memiliki 11 kantor cabang konvensional, 52 kantor cabang pembantu konvensional, 14 kantor

    kas, 78 ATM. Sedangkan pada bulan Januari 2011 jaringan kantor Bank Saudara bertambah 4

    Kantor cabang pembantu dan 4 ATM.

    Dalam mencapai visi, misi dan fungsinya, Bank Saudara melakukan kegiatan usaha yang

    meliputi:

    1. Penghimpunan Dana

    Penghimpunan dana yang dilakukan diarahkan kepada dana-dana ritel/perorangan di

    samping mempertahankan nasabah korporasi maupun instansi dan departemen terkait.

    Penghimpunan dana dilakukan melalui produk-produk sebagai berikut:

    a. Giro (Giro dalam Rupiah maupun Valas) dan Rekening Koran

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    41/100

    41

    b. Tabungan yang terdiri dari

    • Tabungan

    • Tabungan Harian

    • Tabungan Saudara

    • Tabungan Pensiunan Saudara

    • Tabungan Pekerja

    • Tabungan Berjangka (TASKA)

    • Tabungan Karyawan

    • TabunganKu

    c. Deposito yang terdiri dari

    • Deposito berjangka

    • Sertifikat Deposito

    2. Penggunaan Dana

    Dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat untuk berbagai jenis dan sektor usaha yang

    terdiri dari :

    a. Kredit Umum

    Kredit Mikro Kecil dan Menengah

    Kredit Pekerja

    Kredit Pegawai

    Kredit Pensiunan

    Kredit Waralaba

    b. Kupen HYBRID

    c. Kredit THT

    d. Kredit Pemilikan Hunian (KPH)

    e. Kredit UMKM PRO

    3. Jasa Perbankan LainnyaSelain penghimpunan dan penyaluran dana, Bank HS melayani jasa-jasa perbankan lainnya

    seperti:

    a. Reksadana

    b. Bancasurannce

    c. Pembayaran telepon dan Telkom

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    42/100

    42

    d. Produk  treasury

    e. Kiriman uang dan Western Union

    f. Inkaso

    g. Internasional Banking

    h. Jasa Kustodian

    3.1.4 Aktivitas Operasional PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung

    PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana melakukan aktifitas dengan melayani

    nasabah maupun calon nasabah serta melayani kegiatan perbankan lainnya. Berikut merupakan

    aktivitas yang dilakukan PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung:

    - Menerima pengajuan permohonan aplikasi produk dana dan jasa bank.

    - Menerima pelayanan kredit bagi nasabah yang ingin mengajukan.

    - Mengunjungi dan melakukan penagihan ke debitur sesuai jadwal.

    - Membuat surat pemberitahuan dan tagihan pembayaran jatuh tempo kredit kepada para

    kreditur.

    - Melayani pembukaan, penutupan serta pemeliharaan rekening giro, deposito, tabungan,

    kredit dan rekening koran.

    - Membantu nasabah mengisi form pembukaan dan penutupan rekening.

    - Melayani informasi saldo dana dan kredit kepada yang berhak sesuai dengan ketentuanyang berlaku.

    - Melayani pembuatan Surat Keterangan/Dukungan Bank sesuai permintaan nasabah.

    - Melayani permohonan pembuatan dan penutupan kartu ATM, Kartu Debet dan Kartu

    Kredit.

    - Membantu nasabah mengisi form yang harus diisi dalam permohonan pembuatan kartu

    ATM serta menyerahkan kartu ATM yang sudah jadi kepada nasabah.

    - Melayani kartu ATM yang tertelan mesin kepada nasabah setelah melalui prosedur

    tertentu.

    - Melayani print out rekening nasabah.

    - Melayani permintaan cheque kepada nasabah.

    - Menyimpan dan mem- filing seluruh administrasi nasabah.

    - Melayani nasabah/calon nasabah yang datang untuk meminta informasi.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    43/100

    43

    - Melayani pengaduan nasabah dan mengklarifikasi laporan pengaduan dengan

    mengajukan pertanyaan untuk mendapat gambaran yang lebih jelas.

    - Menyampaikan kepada nasabah tentang solusi yang mungkin dilakukan untuk 

    menyelesaikan masalah.

    - Melayani transaksi nasabah yang datang secara tunai/kas, dan warkat bank lain, serta

    transaksi online sesuai kewenangannya.

    - Melayani setoran Pajak/Penerimaan Negara, Western Union, BPIH & pelayanan dan jasa

    bank lainnya.

    3.1.5 Struktur dan Uraian Jabatan Organisasi PT. Bank Saudara KC Wastukencana

    Bandung

    3.1.5.1 Struktur Organisasi

    Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang didalamnya memperlihatkan

    kedudukan, tugas, dan tanggug jawab masing-masing individu dalam perusahaan tersebut.

    Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang didalamnya terdapat bermacam-macam

    fungsi dari masing-masing bagian.

    Gambar 3.1

    Struktur Organisasi Kantor Cabang Wastukencana

    Bandung

    Sumber : Kantor Cabang Wastukencana

    KANTOR CABANG

    WASTUKENCANA

    PIMPINAN CABANG

    Supervisor &

    Staf Marketing

    Funding

    Staf

    AnalisSupervisor & Staf 

    Pemasaran

    Teller Staf  Back Office

    CostumerServiceSupervisor &Staf 

    Supervisi

    Kredit

    Wakil Pimpinan

    Bidang Marketing

    Wakil pimpinan

    bagian Operasional

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    44/100

    44

    3.1.5.2 Uraian Jabatan

    Di Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana Bandung, tugas dan tanggung jawab utama

    di Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana ini dipegang oleh seorang pimpinan cabang

    yang membawahi Wakil pimpinan bidang marketing dan wakil pimpinan bagian operasional.

    Wakil pimpinan bidang marketing membawahi supervisor & staf supervise kredit, supervisor &

    staf pemasaran dan supervisor & staff marketing funding. Wakil pimpinan bagian operasional

    cabang membawahi staf analisis, , staf back office, customer service, dan teller. Uraian jabatan

    masing-masing bagian di Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana adalah sebagai berikut :

    1. Pemimpin Cabang

    Bertanggung jawab atas terlaksananya visi, misi, dan tugas cabang yang meliputi :

    a. Bertanggung jawab kepada Kantor Cabang Wastukencana.

    b. Mengkoordinasikan dan mengawasi aktifitas operasional perbankan di KC sesuai

    kewenangannya.

    c. Memimpin operasional pemasaran produk-produk    Commercial Banking &

    ConsumerBanking.

    d. Memanfaatkan anggaran yang ada seefisien dan seefektif mungkin dan memastikan agar

    program dan sistem berjalan secara cost effective.

    e. Menyusun, melakukan sosialisasi, memonitor, mengevaluasi, dan mengembangkan

    rencana bisnis bank untuk KC yang dikelolanya.

    f. Menerima prosedur operasional dan lembar kerja manajemen resiko serta

    mensosialisasikan dengan karyawan atau bawahannya.

    g. Melakukan observasi langsung atas kinerja bawahan dan memberikan feedback , baik 

    positif maupun negatif untuk meningkatkan kinerja bawahan.

    h. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup

    kerjanya.

    2. Wakil Pimpinan Cabang

    Bertanggung jawab atas tugas supervisor cabang yang meliputi :

    a. Mengelola kas besar dan alat likuid.

    b. Mengawasi perhitungan dan membagikan modal awal kabag dan teller di awal hari.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    45/100

    45

    c. Menyelesaikan semua laporan harian setelah aktivitas transaksi tutup.

    d. Menyerahkan laporan harian kepada Sub Branch Manager .

    e. Mengawasi dan memastikan pelayanan terhadap nasabah yang datang untuk 

    kepentingan administratif.

    f. Mengawasi dan memastikan pelayanan terhadap permintaan informasi layanan

    perbankan dari konsumen yang datang.

    g. Mengawasi dan memonitor proses aplikasi transaksi harian kredit dan funding di KC.

    h. Mengawasi dan memeriksa laporan operasional kredit dan funding bank di KC.

    i. Mengawasi pengelolaan kredit dan funding administration KC.

     j. Menangani dan mengawasi pengelolaan human resources KC.

    3. Staf marketing funding

    Bertanggung jawab atas tugas staf marketing funding cabang yang meliputi :

    a. Memproses pengajuan kredit dan penyimpanan berkas-berkasnya.

    b. Melakukan kontak dengan   Marketing Staff  untuk pembahasan dan mengumpulkan

    data/informasi tambahan terkait penyusunan analisa permohonan kredit.

    c. Melakukan survey ke lokasi/kontak dengan pihak-pihak eksternal untuk mengumpulkan

    data/informasi tambahan terkait penyusunan analisa permohonan kredit.

    d. Menyusun laporan rutin pencapaian dan aktifitas penyaluran kredit untuk kepentingan

    internal dan eksternal.

    e. Menyusun proposal analisa dan kesepakatan permohonan dana dan jasa bank.

    f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup

    kerjanya.

    4. Staf Pemasaran

    Bertanggung jawab atas tugas staf pemasaran cabang yang meliputi:

    a. Menyebarluaskan informasi mengenai produk   commercial banking dan   consumer 

    banking kepada nasabah maupun calon nasabah.

    b. Mengumpulkan informasi dan data untuk menyusun daftar potensial nasabah sebagai

    target pemasaran.

    c. Menyusun rencana aktifitas pemasaran KC secara reguler (mingguan dan bulanan).

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    46/100

    46

    d. Melayani dan melakukan kontak secara reguler dengan nasabah inti/dominan baik 

    secara formal maupun informal.

    e. Melakukan kontak/mengunjungi dan menawarkan produk jasa bank dengan calon-calon

    nasabah potensial baik secara formal maupun informal.

    f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup

    kerjanya.

    5. Staf Supervisi Kredit

    Bertanggung jawab atas tugas staf supervisi kredit cabang yang meliputi :

    a. Memantau status pembayaran kredit dan melakukan penagihan ke debitur.

    b. Melakukan koordinasi dengan Sub Branch Manager mengenai status kredit dan tindak 

    lanjutnya ke nasabah.

    c. Membuat dan mengirim surat peringatan kepada debitur terkait dengan keterlambatan

    pembayaran angsuran kredit.

    d. Melakukan pembahasan dengan debitur dalam upaya merumuskan skema penyelesaian

    kredit.

    e. Melakukan pembahasan dengan Sub Branch Manager untuk koordinasi terkait dengan

    upaya penyelesaian kredit debitur.

    f. Menyimpan dan mengelola berkas-berkas supervisi kredit.

    g. Melakukan penilaian agunan sesuai dengan kewenangannya.

    h. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup

    kerjanya.

    6. Staf   Back Office

    Bertanggung jawab atas tugas staf  back office cabang yang meliputi :

    a. Mengaplikasi transaksi harian di KC.

    b. Mengelola credit administration KC.

    c. Mengelola pertanggungan asuransi pembiayaan/kredit.

    d. Menangani pengajuan dan permohonan asuransi pembiayaan kepada lembaga yang

    ditunjuk.

  • 8/18/2019 5. BAB I - BAB V

    47/100

    47

    e. Menangani dan mengelola proses pengajuan klaim kepada pihak asuransi

    pembiayaan/kredit.

    f. Mengelola dan memelihara inventaris, berkas operasional perbankan di KC.

    g. Mengelola keuangan dan laporan KC.

    h. Membuat laporan lainnya yang dibutuhkan untuk internal maupun eksternal.

    i. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup

    kerjanya.

    7. Staf   Customer Service

    Bertanggung jawab atas tugas staf  customer service cabang yang meliputi :

    a. Melayani nasabah yang datang untuk kepentingan administratif.

    b. Melayani pembukaan, penutupan serta pemeliharaan, rekening giro, deposito, tabungan,

    kredit dan rekening koran.

    c. Melayani permohonan pembuatan dan penutupan kartu ATM, Kartu Debet dan Kartu

    Kredit.

    d. Melayani permintaan cheque dan BG kepada nasabah.

    e. Mengelola stock BG,   cheque, buku tabungan dan kartu ATM yang belum

    didistribusikan.

    f. Menyerahkan laporan aktifitas harian customer service ke Sub Branch Supervisor .

    g. Melayani permintaan informasi layanan perbankan dari konsumen yang datang.

    h. Melayani pengaduan nasabah dan menindak lanjuti pengaduan dengan

    menyelesaikannya langsung dengan bagian/ user yang langsung berhubungan.

    i. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup

    kerjanya.

    8. Teller

    Bertanggung jawab atas tugas teller cabang yang meliputi :

    a. Melayani transaks