5. BAB I - BAB V
-
Upload
agung-nohu -
Category
Documents
-
view
259 -
download
0
Transcript of 5. BAB I - BAB V
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
1/100
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keputusan nasabah untuk menabung merupakan efek akhir dari suatu pembelian yang
diartikan sebagai suatu sikap dan niat untuk berperilaku di masa depan dan diekspresikan melalui
hal-hal seperti : komitmen untuk membeli produk dari perusahaan jika membutuhkan produk
lainnya, komitmen untuk memberikan rekomendasi pada orang lain, niat untuk menambah
jumlah tabungan, niat atau keinginan memberikan hal-hal positif perusahaan. Menurut Hasibuan
(2005:2), Bank adalah badan usaha dalam bidang lembaga keuangan yang kekayaannya terutama
dalam bentuk aset keuangan ( financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi
bukan hanya mencari keuntungan saja. Menurut Alma (2007:336), Bank adalah usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak .
Dalam persaingan di dunia bisnis perbankan yang semakin kompetitif dan dengan
banyaknya jumlah bank yang berdiri saat ini, terdapat beberapa alasan yang menjadi bahan
pertimbangan konsumen untuk menjadi nasabah pada suatu bank yang menjadi pilihan tersebut.
Alasan tersebut salah satunya karena berbagai macam produk yang bervariatif yang ditawarkan
oleh suatu bank. Terkadang konsumen menjadi nasabah dari dua atau lebih bank, dikarenakan
adanya kebutuhan produk atau jasa yang tidak dapat terpenuhi dari salah satu bank tersebut
mengakibatkan persaingan antar bank dalam menghimpun dana masyarakat sebanyak-banyaknya
ditempuh melalui bermacam-macam cara, antara lain dengan mengeluarkan jenis-jenis tabungan
baru yang dilengkapi dengan sejumlah atribut yang dapat merangsang minat masyarakat untuk
menabung.
Pemilihan produk bank oleh nasabah seringkali lebih didasarkan pada aspek informasi
mengenai manfaat yang akan diperoleh dari produk bank tersebut . Bank berusaha lebih dekat
dengan konsumen melalui berbagai macam pendekatan misalnya berbagai macam produk,
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
2/100
2
layanan, promosi, suku bunga yang menarik, hadiah dan membuka cabang dan unit baru yang
letaknya mudah dijangkau oleh masyarakat. Pada sisi lain, kurangnya informasi dan promosi
yang memadai mengenai produk bank, dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan
kegiatan usaha perbankan yang dapat merugikan nasabah dan memungkinkan calon konsumen
tidak tertarik untuk menabung di bank tersebut. Sehingga diperlukan adanya transparansi
informasi mengenai produk bank untuk meningkatkan good governance di sektor perbankan.
(http://www.bi.go.id)
Saat ini banyak faktor yang mempengaruhi nasabah dalam memilih sebuah produk
tabungan, dengan beragamnya pilihan tabungan, dan semakin banyak pula pertimbangan yang
dipakai oleh nasabah. Dengan banyaknya produk tabungan yang bermunculan seperti : Tabungan
Rencana Mandiri, Tabungan Mega Rencana, Tabungan Britama, Taplus BNI dan masih banyak
lagi produk tabungan lainya,
Tabel 1.1
Peringkat 5 Besar Bank di Indonesia Menurut Simpanan Nasabah Tabungan Berjangka
Dalam Jutaan Rupiah
Jenis Tabungan 2009 2010
Tabungan Rencana Mandiri 911,700 1,623,800
Tabungan Mega Rencana 1.801 1.875
Britama 575.900 714,600
Tabungan Berjangka Saudara 209,697 276,523
Taplus BNI 194,375 188,469
Sumber : Data yang telah diolah
Ditengah persaingan antar bank, khususnya jenis Tabungan Berjangka. Salah satu faktor
utama yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan simpanan nasabah adalah dengan
memberikan penawaran produk yang bervariatif sesuai dengan keinginan konsumen. Mungkin
nasabah tertarik pada Merek, Hadiah, Fasilitas, ATM, Fitur, Desain, Kualitas, Jaminan, Harga
dan atribut produk lainya. Apabila perusahaan dapat menyediakan produk yang memiliki atribut
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
3/100
3
sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen, maka akan mendorong konsumen untuk membuat
keputusan pembelian.
Menurut Sutisna (2002:15), Keputusan pembelian adalah keputusan oleh konsumen untuk
melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan
dan keinginan. Agar pihak manajemen dapat mengenal nasabah dan mengerti akan keinginan
nasabah pada saat ini dan masa yang akan datang. Pelayanan yang baik dan prima diharapkan
dapat diberikan pihak bank agar tercipta loyalitas nasabah. Untuk itu setiap bank harus berusaha
membuat produk yang dapat menarik minat konsumen untuk membelinya, karena produk yang
ditawarkan antar bank pada dasarnya hampir sama dan mudah ditiru. Oleh karena itu keunggulan
bersaing pada bisnis ini terutama berasal dari kemampuan suatu bank untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan atau nasabahnya. Agar produk yang ditawarkan oleh bank dapat diterima
oleh nasabah, maka bank harus memberikan nilai yang lebih kepada nasabah dengan
memberikan produk yang berkualitas dan sesuai dengan harapan konsumen.
PT.Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk adalah perusahaan Indonesia yang berbentuk
perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Bank ini berbasis di Jakarta.
Didirikan pada tahun 1906. Sebagai salah satu Bank Devisa swasta nasional yang telah berusia
lebih dari satu abad, Bank Saudara telah menjadi perusahaan publik yang dimiliki oleh
masyarakat, merupakan anak perusahaan Medco group. Produk unggulan PT.Himpunan Saudara
Bank antara lain, yaitu Tabungan Saudara, Tabunganku, Tabungan Berjangka, Kilau Bintang
Saudara, dan lain-lain.
Tabel 1.2
Jumlah Nasabah Menurut Produk Tabungan
selama 2009-2010 adalah sebagai berikut :
(dalam jutaan Rp.)
Jenis 2009 2010 Pertumbuhan(YoY)
Tabungan 209.697 276.523 31,87%
Tabungan Harian 126.680 155.554 22,79%
Tabungan Saudara 51.747 75.674 46,24%
Tabungan Berjangka 30.608 34.562 12,92%
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
4/100
4
SUKU BUNGA SIMPANAN Tabungan Harian 1.50 %, Tabungan Saudara 2.50 %, Tabungan
Berjangka 5.50 %, Giro 0.25 %
Sumber: www.banksaudara.com
Berdasarkan table 1.2 maka pada setiap tahun, setiap jenis tabungan mengalami kenaikan.
Pada tahun 2009 Tabungan sebesar Rp. 209.697(juta) menjadi Rp. 276.523(juta) pada 2010.
Pada tahun 2009 Tabungan Harian sebesar Rp. 126.680 (juta) menjadi Rp. 155.554 (juta) pada
2010. Pada tahun 2009 untuk Tabungan Saudara sebesar Rp. 51.747 (juta) menjadi Rp. 75.674
pada 2010. Pada tahun 2009 untuk Tabungan Berjangka sebesar Rp. 30.608(juta) menjadi Rp.
34.562 pada 2010.
Tabel 1.3
Perkembangan Jumlah Simpanan Dalam Bentuk Tabungan Berjangka Pada Tahun 2006-
2010 Dalam Rupiah(dalam jutaan Rp.)
Tahun Tabungan Dalam %
2006 101,258 11,56%
2007 132,447 15,11%
2008 156,056 17,81%
2009 209,697 31,87%
2010 276,523 31,56%
Sumber : www.banksaudara.com
Berdasarkan table 1.3 tiap tahunya Tabungan Berjangka mengalami peningkatan. Tetapi
jika dibandingkan dengan jenis tabungan yang lain, Tabungan Berjangka berada diperingkat 4
dari 8 jenis tabungan yang dimiliki Bank Saudara. Dan Tabungan Berjangka berada diperingkatterakhir dalam kelompok 4 besar jenis Tabungan unggulan yang dimiliki bank saudara.
Tabungan Berjangka Saudara adalah tabungan yang bebas memilih jangka waktu
penyimpanan dan jumlah setoran. Begitu menjadi nasabah Tabungan Berjangka, maka nasabah
akan mendapatkan hadiah langsung yang menarik dalam bentuk voucher belanja atau hadiah
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
5/100
5
lainya. Semakin tinggi setoran bulanan semakin menarik pula hadiah yang nasabah peroleh.
Bebas memilih jangka waktu penyimpanan dan jumlah Setoran. Selain itu bunga yang
ditawarkan pun cukup besar diantara jenis tabungan yang lain, yaitu 5,5%. Dan tiap tahunya,
perkembangan jumlah nasabah Tabungan Berjangka selalu meningkat, tetapi masih kalah dalam
perkembangan jumlah nasabah berdasarkan produk tabungan Bank Saudara yang lainya.
Menanggapi hal tersebut, PT. Bank Saudara perlu merumuskan strategi pemasaran yang
terbaik bagi perusahaan dalam upaya terus meningkatkan ataupun mempertahankan
pertumbuhan nasabahnya. Salah satu pemasaran yang bisa dioptimalkan dari empat strategi
bauran pemasaran (Product, Price , Place, Promotion) adalah strategi produk. Strategi produk
sebenarnya tidak berkaitan dengan produk yang dipasarkan, namun juga berhubungan dengan
atribut-atribut yang ada di produk tersebut. Atribut produk seperti yang dikemukakan oleh
Tjiptono (2008; 103), meliputi merek, kemasan, pemberian label, jaminan (garansi) dan
pelayanan.
Salah satunya adalah dengan mengetahui sejauh mana atribut produk Tabungan Berjangka
dapat mempengaruhi keputusan menabung nasabah. Dengan mengetahui pentingnya atribut-
atribut mana yang diharapkan oleh nasabah dari suatu produk, serta dengan mengetahui sejauh
mana program yang ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan keinginan nasabah. Suatu produk
yang diluncurkan sangat ditentukan oleh atribut-atribut produk yang memberikan kemudahan
pada nasabah untuk memilih bank mana yang ia gunakan untuk menyimpan uang dan investasi.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Atribut Produk Tabungan Berjangka
Terhadap Keputusan Menabung Nasabah Pada PT. BANK SAUDARA 1906 Tbk KC
Wastukencana Bandung”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan diatas, pengaruh atribut
produk tabungan Berjangka Saudara terhadap keputusan menabung nasabah, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yang akan diteliti dan dibahas yaitu sebagai berikut:
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
6/100
6
1. Bagaimana kebijakan atribut produk tabungan Berjangka Saudara yang ditawarkan oleh
PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?
2. Bagaimana tanggapan nasabah mengenai atribut produk tabungan Berjangka Saudara
pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?
3. Bagaimana proses keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka Saudara pada PT.
Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?
4. Seberapa besar pengaruh atribut produk tabungan Berjangka Saudara terhadap keputusan
menabung nasabah pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengolah, menganalisa,
dan menginterpretasikan untuk mengetahui lebih jauh tentang atribut produk terhadap keputusan
menabung nasabah yang diterapkan PT. Bank Saudara 1906 Tbk guna menyusun skripsi sebagai
syarat menempuh sidang sarjana jurusan manajemen pada fakultas bisnis dan manajemen
Universitas Widyatama.
Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kebijakan atribut produk tabungan Berjangka yang ditawarkan oleh PT.
Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.
2. Untuk mengetahui tanggapan nasabah mengenai atribut produk tabungan Berjangka pada
PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.
3. Untuk mengetahui proses keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka pada PT.
Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk tabungan Berjangka terhadap
keputusan menabung nasabah pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana
Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari penelitian yang dilaksanakan penulis, maka diharapkan bahwa hasil dari penelitian ini
dapat berguna :
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
7/100
7
a. Bagi Pihak Bank
Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
pengembangan bank itu sendiri, terutama dalam hal penerapan atribut produk yang dapat
mempengaruhi keputusan menabung.
b. Penulis
Penelitian ini berguna untuk dapat memperoleh gambaran secara langsung seberapa jauh
perkembangan bank yang ada di Indonesia, serta untuk melatih penulis dalam membahas
secara ilmiah dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dan
sebagai salah satu syarat akademik untuk memenuhi tugas akhir di program studi
manajemen fakultas bisnis Universitas Widyatama.
c. Pihak Lainnya
Sebagai bahan acuan dan referensi bagi pihak lain yang ingin memperdalam dan meneliti
pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung nasabah pada suatu bank.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Dalam upaya memasarkan produknya dan menjaring konsumen, perusahaan harus
berhadapan dengan lingkungan pemasaran yang terdiri dari pelaku dan kekuatan-kekuatan yang
dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan
kelangsungan perusahaannya. Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus memutuskan apa
dan bagaimana strategi yang dijalankan atau dipakai menghadapi lingkungan ekstemal dan
intemalnya. Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut
dengan bauran pemasaran (marketing mix) , misalnya variabel produk (produk), variabel harga
(price), variabel lokasi (place), dan variabel promosi (promotion). Variabel-variabel ini dapat
dikontrol oleh perusahaan dan dapat dipergunakan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.
Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:24) sebagai berikut :
“Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yangdigunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaranya dipasar
sasaran.
Di dalam bauran pemasaran, produk adalah unsur yang paling penting, karena produk
mencakup, seluruh perencanaan yang mendahului produksi aktual, produk mencakup riset dan
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
8/100
8
pengembangan, dan produk mencakup semua layanan yang menyertai produk seperti instalisasi
dan pemeliharaan.
Menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah :
“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan
suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara,
orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.”
Kotler dalam hal ini memberikan batasan produk adalah suatu yang dianggap memuaskan
kebutuhan dan keinginan. produk dapat berupa suatu benda ( object ), rasa ( service ), kegiatan (
acting ), orang ( person ), tempat ( place ), organisasi dan gagasan dimana suatu produk akan
mempunyai nilai lebih dimata konsumen, jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk
lain yang sejenis.
Definisi lain tentang produk menurut Alma (2007:139) :
“Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,
termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang
menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima
oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.”
Menurut Tjiptono dalam bukunya strategi pemasaran (2008:103) adalah sebagai berikut:
“Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.”
Atribut produk menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian atas produk
dan mempunyai pengaruh terhadap minat beli konsumen, maka perusahaan harus menjadikan
atribut produk menjadi faktor penting dan merupakan daya tahan bagi konsumen.
Unsur-unsur atribut produk yang cukup penting menurut Tjiptono (2008:104), yaitu:
a. Merek
Adalah nama, istilah, tanda, simbo/lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-
atribut lainya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap
produk pesaing.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
9/100
9
b. Kemasan
Merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container )
atau pembungkusan (wrapper ) untuk suatu produk.
c. Pemberian Label (Labelling)
Merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan
penjual.
d. Layanan Pelengkap (Supplementary Services)
Layanan pelengkap dewasa ini produk apapun tidak lepas dari unsur jasa atau layanan,
baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap.
e. Jaminan (Garansi)
Adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen,
dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi
sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.
f. Harga
Harga merupakan uang yang dibayarkan atas suatu barang atau layanan yang diterima.
Atribut-atribut yang menyertai suatu produk dapat menjadikan suatu ciri yang dapat
membedakan produk sejenis antara perusahaan satu dengan perusahaan lain.
Dengan melihat uraian di atas dapat dilihat bahwa menyediakan berbagai atribut produk
yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam pemasaran. Ciri berhasil atau tidaknya
usaha pemasaran adalah besarnya tingkat penjualan dari produk atau jasa yang disediakan oleh
perusahaan. Salah satu cara mencapai keuntungan itu adalah dengan mempengaruhi konsumen
agar melakukan keputusan pembelian produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Hal ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu hal penting yang menjadi tombak perusahaan dalam
mempengaruhi minat pembelian konsumen adalah produk itu sendiri. Pemahaman terhadap hal
tersebut memungkinkan pemasar untuk mengembangkan sebuah program pemasaran yang
efektif dan penting artinya bagi pasar sasaran.
Perilaku pembelian itu sendiri menurut Kotler, Armstrong (2006; 129) :
“Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian akhir konsumen, baik
individual dan rumah tangga yang membeli barang-barang dan jasa untuk konsumsi
pribadi.”
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
10/100
10
Sedangkan pengertian keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang
dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah sebagai berikut :
“Keputusan pembelian pelanggan secara penuh merupakan suatu proses yang
berasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan,
dan bahkan menyingkirkan suatu produk.”
Menurut Kotler dan Keller(2009:184 ), Proses keputusan beli konsumen akan dijelaskan
dalam tahap-tahap seperti berikut :
Proses Keputusan Beli Konsumen
1. Pengenalan Masalah
Proses ini dimulai dengan pembeli mengenali suatu masalah atau
kebutuhan pribadi konsumen.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang telah dirangsang kebutuhan itu dapat atau
tidak dapat mencari informasi.
3. Evaluasi Alternatif
Hal tersebut berkaitan dengan bobot yang diberikan terhadap produk
dengan membandingkan antara satu produk dengan produk yang lain.
4. Keputusan MembeliKonsumen membentuk suatu niat membeli atas dasar faktor seperti
pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Membeli
Perilaku Sesudah
Pembelian
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
11/100
11
5. Perilaku Sesudah Pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat
kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam
tindakan sesudah pembelian pada pemasar.
Apabila perusahaan dapat menyediakan produk yang memiliki atribut sesuai kebutuhan dan
keinginan konsumen, maka akan mendorong konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka dapat dikemukakan hipotesis
sebagai berikut : “Atribut Produk Tabungan Berjangka Berpengaruh Positif Terhadap
Keputusan Menabung Nasabah PT. BANK SAUDARA KC Wastukencana Bandung”.
1.6 Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode deskriptif, merupakan metode
penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang menggambarkan keadaan objek
penelitian kemudian menganalisanya sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Pengertian
penelitian deskriptif menurut Zulganef (2008:11) adalah :
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu
kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau
variabel tertentu”.
1.7 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di PT. BANK SAUDARA Kantor Cabang
Wastukencana yang beralamat di Jalan. Wastukencana No. 79-Bandung.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
12/100
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
Aktivitas pemasaran sering diartikan sebagai aktivitas menawarkan produk dan menjual
produk. Tapi bila ditinjau lebih lanjut ternyata makna pemasaran bukan hanya sekedar
menawarkan atau menjual produk saja, melainkan aktivitas menganalisa dan mengevaluasi
tentang kebutuhan dan keinginan konsumen.
Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Garry Amstrong (2009;25) bahwa:
“Pemasaran (marketing) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.”
Sedangkan menurut Alma (2007:12) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen
Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Edisi Revisi)” :
“Pemasaran adalah kegiatan atau usaha para pengusaha yang menyalurkan barang
dan jasa dari titik produsen ke titik konsumen.”
Dari berbagai definisi mengenai pemasaran di atas, pada dasarnya mempunyai tujuan dan
persepsi yang sama dan dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu rangkaian
aktifitas atau kegiatan dimana individu atau suatu kelompok dapat membuat gagasan atau ide
yang bernilai, proses komunikasi, dan menyampaikan nilai, melalui proses pertukaran barang
dan jasa yang bernilai dan membangun hubungan dengan pihak lain yang kuat untuk
kepentingan organisasi dan stakeholder dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi,
mengantisipasi, dan memenuhi kebutuhan sosial dan keinginan manusia.
2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran
Dalam menciptakan kepuasan konsumen perusahaan harus bisa menganalisa,
merencanakan, mengimplementasikan dan mengontrol aktivitas pemasarannya. Hal ini dilakukan
dengan menjalankan manajemen pemasaran.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
13/100
13
Pengertian Manajemen Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2009:5), pengertian
manajemen pemasaran sebagai berikut:
“Manajemen Pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih,
mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,
menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.”
Sedangkan menurut Alma (2007:130), mendefinisikan sebagai berikut :
“Manajemen pemasaran adalah kegiatan menganalisa, merencanakan,
mengimplementasikan, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh
tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.”
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran tidak hanya berfungsi
untuk menentukan dan meningkatkan permintaan di pasar, tetapi juga merubah dan mengatur
permintaan tersebut. Jadi manajemen pemasaran berusaha mengatur tingkat, waktu dan susunan
dari permintaan yang ada, agar dapat membantu organisasi mencapai sasarannya.
2.3 Pengertian Bauran Pemasaran
Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus memutuskan apa dan bagaimana strategi
yang dijalankan atau dipakai menghadapi lingkungan ekstemal dan internalnya. Cakupan
kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran
(marketing mix). Elemen-elemen bauran pemasaran terdiri dari semua variabel yang dapat
dikontrol perusahaan dalam komunikasinya dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen
sasaran.
Adapun pengertian bauran pemasaran yang dikemukan oleh Kotler dan Keller (2009:24)
sebagai berikut :
“Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaranya dipasar
sasaran.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
14/100
14
Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat elemen yang disebut “empat P”, yaitu
produk, harga, tempat dan promosi. Keempat elemen tersebut saling berhubungan satu sama
lainnya dan dapat dikombinasikan sesuai dengan lingkungan, baik di dalam maupun di luar
perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai.
Untuk lebih jelasnya, penulis akan membahas secara singkat mengenai keempat elemen
bauran pemasaran tersebut, menurut Kotler dan Keller (2009:24) sebagai berikut :
1. Product (Produk)
Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran.
Produk yang ditawarkan dapat dalam beberapa model, fitur dan pilihan lainnya.
2. Price (Harga)
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk.
Harga yang diberikan dapat berupa harga eceran, harga diskon dan harga lainnya. Pemberian
harga tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan harga dengan situasi persaingan yang ada
dan membawa produk tersebut agar sejalan dengan persepsi pembeli tentang nilai suatu
produk.
3. Place (Tempat)
Tempat atau distribusi meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi
pelanggan sasaran. Tempat ini meliputi proses pendistribusian produk, untuk menyalurkan
produk ke konsumen yang potensial untuk melakukan pembelian.
4. Promotion (Promosi)
Promosi adalah aktivitas menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan
membelinya. Promosi dilakukan dengan tujuan untuk memberitahukan pelanggan tentang
perusahaan dan produk-produknya.
Dengan sejumlah penyesuaian, empat elemen bauran pemasaran juga penting dalam
pemasaran jasa, akan tetapi dalam pemasaran jasa ada elemen-elemen yang dapat dikontrol dan
dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan memuaskan jasa. Menurut Yazid (2003:18)
elemen tersebut adalah :
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
15/100
15
1. People Participants (Orang) yaitu semua pelaku yang menginginkan sebagian penyajian
jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli.
2. Physical Evidence (Bukti Fisik) yaitu lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan
dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi dan setiap komponen tangible
memfasilitasi penampilan dan komunikasi jasa tersebut.
3. Process (Proses) yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktifitas dimana jasa
disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa.
Dengan demikian 4P yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran barang, perlu
diperluas lagi menjadi 7P jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa.
2.4 Produk
2.4.1 Pengertian Produk
Dalam menghasilkan produk, perusahaan hendaknya akan menyesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Beberapa ahli pemasaran mengemukakan pendapatnya
tentang pengertian produk.
Menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah :
“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan
suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara,
orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.”
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:266) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran
adalah :
“Produk adalah semua hal yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian
akuisisi, pengguna atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau
kebutuhan.”
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
16/100
16
Sedangkan menurut Alma (2007:139) :
“Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,
termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang
menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh
pembeli guna memuaskan keinginannya.”
Jadi produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara,
orang, tempat, properti, organisasi dan gagasan.
2.4.2 Tingkatan Produk
Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami tingkatan produk.
Tingkatan produk menurut Kotler dan Keller (2009:4), yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran
diantaranya adalah :
1. Core benefit, yaitu keuntungan yang mendasar dari sesuatu yang dibeli oleh
konsumen. Aspek mendasar ini harus bisa dipenuhi secara baik oleh produsen.
2. Basic product, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling
dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).
3. Produk yang Diharapkan ( Expected Product ), yaitu konsumen mempunyai suatu
harapan terhadap barang yang dibelinya.
4. Produk Tambahan ( Augmented Product ), yaitu ada sesuatu nilai tambah yang diluar
apa yang dibayangkan oleh konsumen, sehingga dapat memberikan tambahan
kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.
5. Produk Potensial (Potensial Product ), yaitu mencari nilai tambah produk yang lain
untuk masa depan. Produsen harus mencari tambahan nilai lain, yang dapat
memuaskan langgananya, dan dapat disajikan sebagai surprise bagi pelanggan.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
17/100
17
Gambar 2.1
Lima Tingkatan Produk
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Sumber : Kotler dan Keller (2009:4)
2.4.3 Klasifikasi Produk
Dalam pengembangan strategi pemasaran kalangan produsen perlu menyusun beberapa
skema klasifikasi produk yang didasarkan pada karakter produk. Berikut klasifikasi produk yang
dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:5) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, antara
lain:
1. Berdasarkan Ketahanan ( Durability) dan Keberwujudan (Tangibility)
a. Barang yang Tidak Tahan Lama ( Nondurable Goods)
Merupakan barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
penggunaan. Dengan kata lain, unsur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal
kurang dari satu tahun.
b. Barang Tahan Lama ( Durable Goods)
Merupakan barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Produk tahan
lama ini biasanya memerlukan personal selling dan pelayanan yang lebih baik daripada
Produk Potensial
Produk Tambahan
Produk Dasar
Produk yang Diharapkan
Manfaat Inti
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
18/100
18
barang tidak tahan lama, memberikan margin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih
banyak garansi atau jaminan dari penjualnya.
c. Jasa (Services)
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa
bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis, akibatnya jasa biasanya
memerlukan lebih banyak pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan
penyesuaian.
2. Klasifikasi Barang Konsumen
a. Barang Sehari-Hari (Convenience Goods)
Barang yang biasa dibeli konsumen, segera, dan dengan usaha yang minimum.
• Staple Goods
Barang-barang yang dibeli konsumen secara teratur.
• Impluse Goods
Barang-barang yang dibeli tanpa perencanaan atau usaha mencari untuk
membelinya.
• Emergency Goods
Barang-barang yang dibeli ketika timbul kebutuhan yang mendesak.
b. Barang Belanja (Shopping Goods)
Yaitu barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas,
harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembelian. Barang shopping dapat dibagi dua
yaitu :
• Barang Homogen
Barang-barang dengan kualitas serupa tapi harganya berbeda.
• Barang Heterogen
Barang-barang dengan aneka macam keistimewaan sehingga bagi konsumen sering
lebih penting ciri-cirinya dari pada barangnya.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
19/100
19
c. Barang Khusus (Speciality Goods)
Barang-barang dengan karakteristik unik dan atau identifikasi merek dimana untuk
memperoleh barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia melakukan
usaha khusus untuk membelinya.
d. Barang yang Tidak Dicari (Unshought Goods)
Barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui, namun secara normal
konsumen tidak berfikir untuk membeli.
3. Klasifikasi Barang Industri
Barang-barang yang dibeli perorangan atau industri untuk diproses lebih lanjut atau
digunakan untuk kegiatan bisnis.
a. Bahan dan Suku Cadang ( Material And Parts)
Barang-barang yang sepenuhnya memasuki proses produksi dan harga relatifnya.
b. Barang Modal (Capital Items)
Barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk
akhir.
c. Layanan Bisnis dan Pasokan (Supplies and Business Services)
Barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu pengembangan atau pengelolaan produk
akhir.
2.5 Jasa
2.5.1 Pengertian Jasa
Pembedaan antara produk dan jasa sukar dilakukan, karena pembelian suatu produk sering
kali disertai dengan jasa-jasa tertentu, dan pembelian suatu jasa sering kali pula meliputi barang-
barang yang melengkapinya. Untuk lebih jelasnya Lovelock dan Wright (2007:5) yang dialihbahasakan oleh Agus Widyantoro mendefinisikan jasa sebagai berikut :
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
20/100
20
“Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak
lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada
dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor
produksi.”
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran
adalah
“Jasa adalah produk yang tak berwujud, tak terpisahkan, bervariasi, dan dapat
musnah.”
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan, jasa merupakan suatu produk yang tidak
berwujud, prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata
sehingga memerlukan kendali kualitas, kredibilitas pemasok, dan kemampuan adaptasi yang
lebih besar.
2.5.2 Karakteristik Jasa
Menurut Kotler dan Keller (2009:39) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran,
karakteristik jasa bertujuan untuk membedakan dari produk nyata. Jasa memiliki empat
karakteristik yang sangat berpengaruh dalam perancangan suatu program pemasaran dan
mengambil keputusan terutama dalam upaya meningkatkan kualitasnya. Keempat karakteristik
tersebut adalah :
1. Tidak Berwujud ( Intangibility)
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau
dicium sebelum kita membelinya. Dengan demikian tugas pemberi adalah “mengelola
keterangan atau informasi” untuk mewujudkan barang yang tidak berwujud.
2. Tidak Terpisahkan ( Inseperability)
Jasa pada umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. Hal ini tidak
berlaku pada barang fisik yang diproduksi, ditempatkan pada persediaan, didistribusikan
melalui berbagai pengecer dan akhirnya dikonsumsi.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
21/100
21
3. Bervariasi (Variability)
Di bidang jasa sesungguhnya mudah berubah-ubah, karena jasa sangat tergantung pada siapa
yang menyajikan dan kapan di mana disajikan. Para pembeli jasa sangat menyadari sifat yang
mudah berubah ini sehingga mereka sering bertanya-tanya dulu sebelum menentukan siapa
pemilik jasa yang akan dipilih. Dalam hal ini pengendalian kualitas perusahaan dapat
mengambil dua langkah pokok, langkah pertama ialah menyeleksi dan melatih karyawan
yang cemerlang. Langkah kedua ialah selalu mengikuti perkembangan tingkat kepuasan
konsumen melalui sistem saran dan keluhan. Survei pasar dan saling membandingkan jasa
yang dihasilkan sehingga dengan demikian pelayanan buruk dapat dihindarkan dan
diperbaiki.
4. Dapat Musnah (Perishability)
Jasa yang tersedia pada saat ini tidak dapat digunakan atau dijual pada masa yang akan
datang. Inilah yang dimaksud bahwa jasa tidak dapat disimpan atau tidak memiliki daya
tahan, sebagai contoh kursi-kursi kosong di suatu restoran pada waktu sepi tidak dapat
disimpan manfaatnya untuk kemudian dapat digunakan pada waktu yang ramai.
Karena karakteristik-karakteristik jasa tersebut di atas maka penjual harus dapat
memberikan gambaran atas apa yang akan didapat oleh konsumen setelah mengkonsumsi jasa
tersebut. Oleh karena itu, dalam perusahaan jasa karakteristik-karakteristik tersebut harus
diperhatikan untuk meningkatkan penjualan jasa tersebut sekaligus kepuasan konsumen.
2.5.3 Kategori Bauran Jasa
Penawaran perusahaan terhadap pasar biasanya meliputi juga beberapa jasa. Komponen
jasa dapat merupakan bagian yang sedikit atau utama dari seluruh perusahaan mereka.
Sebenarnya penawaran dapat berkisar dari murni barang pada satu sisi dan murni jasa pada sisi
lainnya.
Menurut Kotler dan Keller (2009:38) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, sebuah
pengelompokan jasa dapat dikelompokan menjadi lima kategori :
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
22/100
22
1. Barang Berwujud Murni
Penawaran hanya berupa barang berwujud. Tidak terdapat jasa yang mendampingi produk
tersebut, misalnya sabun, pasta gigi, garam.
2. Barang Berwujud yang Disertai Layanan Jasa
Penawaran berupa barang berwujud yang diikuti oleh satu atau beberapa jasa untuk
meningkatkan daya tarik konsumen, misalnya : produsen mobil, tidak hanya menjual sebuah
mobil tetapi juga menyediakan pelayanan seperti ruangan pameran, pengiriman, perbaikan,
pemeliharaan, petunjuk, penggunaan, nasehat pemasangan, pemenuhan jaminan dan
sebagainya.
3. Campuran
Produk yang ditawarkan terdiri dari dua bagian yang sama antara barang berwujud dengan
jasa, misalnya : restoran yang didukung baik makanan dan jasa pelayanan yang mereka
suguhkan.
4. Jasa Utama dengan Disertai Oleh Barang dan Jasa Tambahan
Di sini penawaran terdiri dari jasa utama dengan jasa tambahan atau barang pelengkap,
misalnya : penumpang pesawat terbang, membeli jasa transportasi, mereka sampai ke tempat
tujuan tanpa sesuatu hal yang berwujud dan memperlihatkan pengeluaran mereka. Namun
perjalanan ini meliputi barang yang berwujud seperti makanan dan minuman, potongan tiket,
majalah dan sebagainya.
5. Jasa Murni
Di sini penawaran yang diberikan hanya terdiri dari sebuah jasa, misalnya : biro jasa, biro
hukum, dokter dan sebagainya. Pengelompokan jasa konsumen ini sangat relatif, karena bagi
seseorang jasa merupakan convinience, tetapi bagi orang lain dapat merupakan jasa spesial
atau shopping.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
23/100
23
2.6 Atribut Produk
2.6.1 Pengertian Atribut Produk
Atribut produk mempunyai pengaruh besar pada persepsi pembeli terhadap produk. Hal itu
disebabkan karena secara fisik atribut produk membawa berbagai macam manfaat yang
dibutuhkan dan diinginkan pembeli. Oleh karena, itu setiap perusahaan harus berhati-hati dalam
mengambil keputusan yang bersangkutan dengan hal itu.
Pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang akan
ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui
atribut produk
Pengertian atribut produk menurut Tjiptono (2008:103) adalah :
“Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen
dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian”.
Definisi lain atribut produk menurut Kotler and Keller ( 2009;72 ) menyatakan bahwa :
“atribut produk adalah Mengembangkan produk melibatkan keuntungan yang akan
ditawarkan. Keuntungan ini dikomunikasikan dan disampaikan oleh produk melalui
atribut seperti kualitas, fitur, gaya dan rancangan.”Dengan adanya atribut yang melekat pada suatu produk yang digunakan konsumen untuk
menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan. Bagi
perusahaan dengan mengetahui atribut – atribut apa saja yang bisa mempengaruhi keputusan
pembelian maka dapat ditentukan strategi untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk
agar lebih memuaskan konsumen.
2.6.2 Unsur-Unsur Atribut Produk
Setiap produk mempunyai atribut yang berbeda-beda, sehingga konsumen dihadapkan pada
berbagai atribut yang ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan mempunyai tugas untuk
memperhatikan dan mengevaluasi atribut produk yang ditawarkan, apakah atribut dari produk
tersebut sudah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen atau belum.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
24/100
24
Menurut Tjiptono (2008:104), unsur-unsur yang penting dalam atribut produk
diantaranya meliputi merek, kemasan, pemberian label (labeling), jaminan (garansi), harga, dan
pelayanan. Berikut ini adalah uraian tentang unsur-unsur atribut produk mengikuti pendapat di
atas yaitu :
a. Harga
Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa,
jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan
menggunakan produk atau jasa.
b. Merek
Merek adalah semua nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari
semua yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk dari satu penjual
untuk membedakannya dengan produk pesaing.
c. Kemasan
Kemasan adalah pembungkus luar produk yang berfungsi untuk melindungi
produk, memudahkan konsumen dalam memakainya, menaikan citra produk
atau bahkan sekaligus dapat dijadikan alat promosi ketika produk yang
dilemparkan ke pasaran.
d. Pemberian Label ( Labeling)
Label merupakan informasi tertulis tentang produk yang dicetak pada badan
kemasan. Label menampilkan beberapa fungsi, menjelaskan beberapa hal
mengenai produk, siapa yang membuatnya, dimana dibuat, kapan dibuat,
isinya, bagaimana produk tersebut digunakan, dan bagaimana
menggunakannya dengan aman. Pemberian label harus dihubungkan dengan
dua hal, yaitu kebutuhan konsumen dan ketentuan pemerintah.
e. Jaminan (Garansi)
Jaminan merupakan janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya
kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk
ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.
Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi, dan sebagainya.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
25/100
25
f. Layanan pelengkap
Masalah yang berkaitan dengan jaminan produk adalah pelayanan yang
dijanjikan dalam jaminan. Pelayanan produk merupakan kegiatan yang
memerlukan perhatian khusus pihak manajemen karena produk sendiri makin
lama makin canggih dan rumit, ketidakpuasan konsumen makin meningkat
dan semuanya makin sukar ditanggulangi oleh pelayanan produk itu sendiri.
Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:206) yang dialih bahasakan oleh Bob
Sabran, unsur-unsur atribut produk meliputi :
1. Kualitas Produk (Product Quality)
Kualitas produk menunjukan kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya.
Kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan
dioperasikan dan diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.
Agar dapat bersaing di pasar secara berhasil produk harus memiliki mutu yang superior
dibandingkan dengan produk-produk pesaing lainnya. Hanya perusahaan yang memiliki
kualitas yang terbaik yang akan berhasil memenangkan persaingan.
2. Fitur Produk (Product Features)
Fitur produk merupakan alat persaingan untuk mendiferensiasikan produk perusahaan
terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Sebuah produk dapat ditawarkan dengan
berbagai fitur. Perusahaan dapat menciptakan model tingkatan yang lebih tinggi dengan
menambahkan berbagai fitur. Beberapa produsen yang inovatif selalu berusaha menciptakan
fitur-fitur produk yang lebih menarik dibandingkan dengan produk pesaing mereka, dan itu
merupakan salah satu cara efektif untuk memenangkan persaingan.
3. Gaya dan Desain Produk (Product Style and Design)
Cara lain untuk menambahkan nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk
yang khas. Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya. Gaya mengedepankan tampilan
luar dan semata-mata menjelaskan penampilan produk tertentu. Sedangkan desain bukan
sekedar tampilan setipis kulit ari semata, desain masuk ke jantung produk, desain yang baik
dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya. Desain
dapat menjadi alat persaingan yang sangat baik bagi armada pemasaran perusahaan. Produk
dengan desain yang canggih dapat menarik minat pembelian. Oleh karena itu desain produk
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
26/100
26
yang menarik pandangan (eye catching) konsumen dapat berfungsi sebagai salah satu sarana
untuk menunjang kemampuan bersaing. Selain eye catching, desain produk harus dapat
membantu meningkatkan nilai penggunaan produk, misalnya kemudahan ketangguhan dan
keamanan penggunaannya serta kemudahan pengepakan dan pengiriman barang. Gaya dan
desain yang baik dapat menarik perhatian, dan memberikan keunggulan bersaing di pasar
sasaran.
2.7 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan
sumber daya yang sudah tersedia seperti waktu, uang, dan usaha guna memperoleh barang-
barang yang berhubungan dengan konsumsi. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh ilmu
pengetahuan seperti psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan juga ilmu ekonomi,
sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan gabungan dari semua bidang
ilmu.
Pengertian perilaku konsumen menurut Sumarwan (2004:26) adalah :
“Semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan
tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan
produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.”
Pengertian perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:166) yang dialih
bahasakan oleh Bob Sabran sebagai berikut :
“Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan
organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau
pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses
dimana seseorang atau sekelompok orang menentukan sikapnya terhadap produk, pemikiran,
atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Seseorang atau sekelompok orang
tersebut juga melakukan pertukaran tentang aspek-aspek dalam kehidupan (bertukar pikiran).
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
27/100
27
2.7.1 Model Perilaku Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2009:178) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, titik tolak
model rangsangan tanggapan keputusan pembelian diperlihatkan dalam gambar 2.2 berikut.
Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang melandasi
sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan pada
dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka panjang.
Gambar 2.2
Model Perilaku Konsumen
Sumber : Kotler dan Keller (2009:178)
Dari model 2.2, diketahui bahwa rangsangan dari luar baik berupa rangsangan pemasaran,
yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi maupun rangsangan lingkungan ekonomi, teknologi,
politik, dan budaya dapat mempengaruhi pilihan konsumen akan produk, merek, dan penjualan.
Oleh karena itu, pemasar harus memahami apa yang terdapat pada karakteristik pembeli dan
proses keputusan pembelian.
Rangsangan
Pemasaran
Produk & Jasa
Harga
Distribusi
Rangsangan
Lain
Ekonomi
Teknologi
Politik
Psikologi
Konsumen
Motivasi
Persepsi
Karakteristik
Konsumen
Budaya
Sosial
Personal
Keputusan
Pembelian
Pilihan Produk
Pilihan Merek
Pilihan dealer
Jumlah Pembelian
Saat yang tepat
melakukan
Pembelian
Proses Keputusan
Pembelian
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Penilaian Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca-
Pembelian
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
28/100
28
2.7.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Memahami konsumen sasaran dan tipe dari proses keputusan yang akan mereka lalui
merupakan tugas penting bagi seorang pemasar. Di samping itu, pemasar juga perlu mengenal
pelaku-pelaku lain yang mempengaruhi keputusan membeli, memahami tingkah laku pembeli
pada setiap tahap pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku mereka.
Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2009:166), perilaku
pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
1. Faktor Budaya
a. Budaya
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
b. Sub-Budaya
Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak
sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk
dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
c. Kelas Sosial
Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, dan
tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku
yang sama.
2. Faktor Sosial
a. Kelompok Referensi
Kelompok referensi seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh
langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
b. Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, dan telah menjadi obyek penelitian yang luas.
c. Peran dan Status
Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing
peran menghasilkan status, orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan
peran dan status mereka di masyarakat.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
29/100
29
3. Faktor Pribadi
a. Usia dan Tahap Siklus Hidup
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap
makanan, minuman, pakaian, perabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia.
b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pemasar berusaha
mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan
jasa mereka.
c. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian merupakan karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain
yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungannya.
d. Gaya Hidup dan Nilai
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktifitas, minat,
dan opininya.
2.8 Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen
2.8.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Dalam melakukan suatu tindakan, konsumen harus mengambil suatu keputusan. Keputusan
yang dipilih oleh seorang konsumen akan dilanjutkan dengan aksi.
Pengertian keputusan pembelian menurut Tjiptono (2008:19), yaitu sebagai berikut:
“Keputusan pembelian konsumen merupakan tindakan individu yang secara
langsung atau tidak langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan
suatu produk atau jasa yang dibutuhkan.”
Menurut Sumarwan (2004:289) menyatakan bahwa:
“Pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses pengintegrasian yang
mengkobinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif
dan memilih salah satu diantaranya.”
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
30/100
30
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang dialih bahasakan oleh Bob
Sabran adalah sebagai berikut :
“Keputusan pembelian pelanggan secara penuh merupakan suatu proses yang
berasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan
dan bahkan menyingkirkan suatu produk.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah
suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah yang
dikumpulkan oleh seorang konsumen, dan mewujudkannya dengan tindakan lanjut yang nyata.
Setelah tahap tersebut, barulah konsumen itu dapat mengevaluasi pilihannya, dan menentukan
sikap yang akan diambil selanjutnya.
2.8.2 Proses Keputusan Pembelian
Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun mental yang
dialami seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2009:184)
yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran tahap-tahap dalam keputusan pembelian yang dilakukan
oleh konsumen adalah :
Gambar 2.3
Model Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian
1. Pengenalan Masalah
Proses dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut
dapat dicetuskan oleh rangsangan internal (lapar, haus, dan sebagainya) dan eksternal (menonton
iklan televisi).Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu,
dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun
strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen. Hal ini sangat penting pada
pembelian dengan kebebasan memilih (discretionary), misalnya pada barang-barang mewah,
Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku Pasca
Pembelian
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
31/100
31
paket liburan dan opsi hiburan. Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli
potensial memberikan pertimbangan yang serius.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang
lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian
informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar
lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif
mencari informasi seperti mencari bahan bacaan, menelpon teman dan mengunjungi toko untuk
mempelajari produki tertentu.
Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang
menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan
pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok :
a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, rekan.
b. Sumber komersil : iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.
c. Sumber publik : media massa, organisasi pemeringkat konsumen.
d. Sumber eksperimental : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
3. Evaluasi Alternatif
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model-model terbaru yang memandang
proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut
menganggap konsumen membentuk penilaian atau produk dengan sangat sadar dan rasional.
Beberapa konsep dasar akan membantu memahami proses evaluasi konsumen. Pertama,
konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari
solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan
atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberi manfaat yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan itu.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
32/100
32
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen, membentuk preferensi atas merek-merek yang ada
di dalam kumpulan. Pilihan Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang
paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub
keputusan yaitu merek, dealer, kualitas, waktu, dan metode pembayaran.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan
fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek
lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi
pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan
membantu dia merasa nyaman dengan merek.
Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus
memantau kepuasan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian.
a. Kepuasan Pasca Pembelian
Kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk
dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih
rendah daripada harapan, pembeli akan kecewa, jika ternyata sesuai dengan harapan, pembeli
pun akan puas, jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan
membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-
hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang
lain.
b. Tindakan Pasca Pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen
selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau
mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan publik seperti
mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut. Komunikasi pasca pembelian dengan pembeli
ternyata menghasilkan berkurangnya pengembalian produk dan pembatalan lainnya.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
33/100
33
c. Pemakaian dan Pembuangan Pasca Pembelian
Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk
tertentu. Dalam kasus ini, konsumen harus diyakinkan tentang keuntungan pengunaan secara
lebih teratur, dan rintangan potensial terhadap penggunaan yang ditingkatkan harus diatasi.
Jika para konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara mereka
membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan.
2.9 Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Setiap perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui
produk yang ditawarkan, sedangkan konsumen mencari manfaat-manfaat tertentu yang ada pada
suatu produk. Konsumen melihat suatu produk sebagai kumpulan dari sifat-sifat ciri tertentu
yang tercermin dari atribut-atribut yang melekat pada suatu produk. Atribut dapat berupa merek,
kemasan, jaminan, fisik, warna, label, harga, dan pelayanan. Kebanyakan konsumen melihat
atribut produk sebagai keseluruhan isi dari produk yang mereka beli. Atribut adalah unsur-unsur
produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan
untuk membeli suatu produk. Jadi atribut yang terdapat pada suatu produk mengidentifikasikan
siapa penjual atau pembuat barang atau jasa tersebut. Di dalamnya merupakan janji penjual
untuk memberikan tampilan manfaat dan jasa tertentu untuk pembeli. Konsumen memandang
atribut produk sebagai bagian terpenting dari suatu produk karena itu penjual berusaha keras
untuk merancang, menciptakan kemudian merealisasikan sebuah atribut untuk produk.
Seorang konsumen sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk, mulai dengan
pengenalan masalah untuk mengetahui kebutuhan apa yang mereka butuhkan tentang manfaat,
kegunaan dari produk yang akan dipilih, informasi tersebut dapat diperoleh dari teman, tetangga,
promosi, iklan, atau pameran, ataupun dengan bereksperimen. Dari beberapa informasi yang
didapat, diperoleh beberapa alternatif pilihan mengenai produk dan berbagai macam atribut
masing-masing, kemudian konsumen melakukan penilaian atas alternatif produk dengan atribut
produk yang paling bermanfaat bagi konsumen.
Tahap dengan atribut mana yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhannya, dilihat dari
manfaat, kemasan yang tidak mudah rusak, warna, label, harga yang terjangkau dengan mutu
tinggi dan pelayanan yang terbaik dari semua pilihan alternatif produk yang ada. Dengan kata
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
34/100
34
lain atribut produk mempunyai pengaruh yang besar bagi keputusan pembelian konsumen
terhadap produk yang ditawarkan.
2.10 Bank
2.10.1 Pengertian Bank
Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang dipergunakan
oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secara
resmi dan populer menjadi bank. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya
hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.
Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) sebagai berikut :
“Bank adalah badan usaha dalam bidang lembaga keuangan yang kekayaannya
terutama dalam bentuk aset keuangan ( financial assets) serta bermotifkan profit dan
juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja.”
Menurut Alma (2007:336) yaitu :
“Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”
Sedangkat menurut Taswa (2006:4) adalah sebagai berikut :
“Bank adalah lembaga yang menerima simpanan, giro, deposito, dan membayar atas
dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat
berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat berharga.”
Dari pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan pengertian bank adalah
sebuah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito
tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana kemudian menempatkannya
kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui penjualan jasa keuangan yang
pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
35/100
35
2.10.2 Jenis Bank
Industri perbankan yang semakin berkembang menjadikan meluasnya jenis-jenis
perbankan yang ada. Menurut Taswa (2006:4) jenis-jenis bank sebagai berikut :
1. Jenis bank berdasarkan UU Perbankan No. 10 Tahun 1998
- Bank umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas
pembayaran.
- Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
2. Jenis bank dilihat dari fungsinya
- Bank konvensional yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima
deposito dalam bentuk deposito lancar (giro) dan deposito berjangka dan dalam
usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.
- Bank pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima
deposito dalam bentuk deposito berjangka dan atau mengeluarkan kertas berharga
jangka menengah dan jangka panjang dan dalam usahanya terutama memberikan kredit
jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.
- Bank Tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima
deposito dalam bentuk deposito tabungan dan dalam usahanya terutama
memperbungakan dananya dalam kertas berharga.
3. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya
- Bank pemerintah pusat, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank
pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah pusat.
- Bank pemerintah daerah, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank
pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah daerah.
- Bank swasta nasional, yaitu bank yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia.
- Bank asing, yaitu bank yang mayoritas kepemilikannya dimiliki oleh pihak asing.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
36/100
36
- Bank swasta campuran, yaitu bank yang dimiliki oleh swasta domestik dan swasta
asing.
4. Jenis bank berdasarkan kegiatan devisa
- Bank devisa yaitu bank yang memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk menjual,
membeli dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran dengan
luar negeri.
- Bank non-devisa yaitu bank yang tidak memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk
menjual, membeli dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas
pembayaran dengan luar negeri.
5. Jenis bank berdasarkan dominasi pangsa pasarnya
- Retail banking, bank yang dalam kegiatannya mayoritas melayani perorangan, uasah
kecil dan koperasi.
- Wholesale banking, yaitu bank yang mengandalkan nasabah besar atau nasabah
korporasi.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
37/100
37
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana.
Perusahaan ini terletak di Jalan Wastukencana No. 79 Bandung. Perusahaan ini bergerak dalam
industri jasa perbankan. Untuk dapat lebih mengenal objek penelitian ini, maka penulis akan
menguraikan secara singkat sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi
perusahaan beserta uraian jabatan, dan metode penelitian yang digunakan.
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906 Tbk,(sekarang menjadi Bank Saudara)
pertama kali didirikan pada tahun 1906 dengan nama Vereeninging Himpoenan Soedara oleh
para saudagar batik dan kulit di Bandung dan sekitarnya, dengan tujuan utama untuk
menyalurkan usaha jasa keuangan secara simpan pinjam. Perkumpulan ini berdiri atas prakarsa 3
(tiga) orang kaum saudagar saat itu, H. Basoeni, H. Damiri dan H.Bajoeri yang berkeinginan
mengadakan suatu perkumpulan kaum saudagar. Dengan adanya persamaan tujuan, H. Basoeni
dan kawan-kawan mencari sebanyak 10 (sepuluh) orang Saudagar.
Pada tahun 1908, perkumpulan ini juga aktif berperan dalam pergerakan nasional sebagai
mitra perkumpulan Boedi Oetomo di daerah Jawa Barat yang bergerak di bidang perekonomian.
Pada tahun 1912 Vereeniging Himpoenan Soedara mengajukan permohonan untuk mendapat
pengesahan sebagai badan hukum yang dikabulkan dengan pengesahan Anggaran Dasar
berdasarkan Government Besluit No. 33 tanggal 4 oktober 1913.
Pada tanggal 11 november 1955 Menteri Keuangan member izin kepada Himpoenan
Soedara untuk melakukan usaha bank tabungan yang berlaku surat mulai tanggal 4 febuari 1955,
seiring dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1955 Lembaran Negara No. 2,
tentang pengawasan terhadap urusan kredit, yang menetapkan bahwa semua perusahaan dan
badan yang mengadakan usaha-usaha utnuk memberikan kredit atas tanggungan pribadi adalah
bank tabungan.
Pada tahun 1967, Himpunan Soedara diwajibkan mengubah bentuk hukumnya darim
perkumpulan menjadi perseroan terbatas, seiring dengan berlakunya Undang-Undang No.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
38/100
38
14/tahun 1967 tentang pokok-pokok Perbankan berserta peraturan pelaksanaanya. Dalam hal ini
Keputusan Menteri Keuangan tertanggal 18 Desember 1968.
Pada tanggal 15 Juni 1974, Perkumpulan Himpunan Saudara secara formal illegal
dibubarkan pada saat bersamaan itu pula didirikan PT. Bank Tabungan Himpunan Saudara (HS)
1906. Pada bulan April 1992 PT Bank Tabungan Himpunan Saudara (HS) 1906 berubah menjadi
PT Bank Himpunan Saudara 1906 dengan adanya pernyetaan modal serta
manajemen/kepengurusan oleh MEDCO Group (Perusahaan Swasta nasional yang bergerak
dalam bidang perminyakan dan gas bumi serta kontraktor) dan pada Juli 1993 dengan berlakunya
Undang-Undang Perbankan No.7/1992 berdasarkan SK Menteri Keuangan No. Kep.067/
km.17/1993, PT Bnak HS 1906 beroperasi sebagai bank umum yang peresmianya dilakukan oleh
Drs. Marie Muhammad yang saat itu menjabat Menteri Keuangan RI.
Pada tahun 2006, PT Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk mengubah nama panggilan/call
name menjadi BANK SAUDARA dengan bentuk hukum yang sama dan diikuti dengan
perubahan logo perusahaan. Pada tanggal 15 Desember 2006, PT Bank HIMPUNAN
SAUDARA 1906, Tbk melakukan penawaran umum saham perdana perseroan kepada
masyarakat (Initial Public Offering) yang efeknya tercatat pada bursa efek Jakarta (BEJ) dengan
kode SDRA, dalam upay peningkatan kinerja perusahaan serta menjadi perusahaan yang terbuka
dan dimiliki oleh publik.
PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk (BANK SAUDARA) senantiasa berusaha
meningkatkan kinerja perseroan serta pelayanan kepada nasabah. Selain meningkatkan
kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusianya yang secara berkala dilaksanakan
pelatihan baik intern maupun ekstern, di dalam maupun ke luar negeri, perseroan pun berusaha
lebih mendekatkan diri dengan masyarakat yang direalisasikan dalam bentuk penamabahan
kantor di beberapa wilayah di pualu Jawa dan melakukan peningkatan status kantor. Guna
memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 TAHUN 2007 tentang Perseroan Terbatas, PT.Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB) pada tanggal 11 Agustus 2008 yang memutuskan dan menyetujui perubahan
seluruh Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian dalam Undang-Undang tersebut.
Dalam Anggaran Perseroan tersebut diputuskan untuk meningkatkan modal dasar perseroan dari
Rp. 400.000.000,00 menjadi Rp. 600.000.000,00. Hal ini menujukan komitmen pemegang saham
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
39/100
39
pengendali di dalam meningkatkan modal disetor dan di dalam meningkatkan kinerja perseroan
yang semakin lebih baik di masa yang akan data.
Pada tahun 2009, perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
(RUPST) serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam RUPSLB, para
pemegang saham menyetujui beberapa keputusan antara lain penambahan modal melalui
penawaran umum terbatas(PUT-I) dengan hak memesan Efek terlebih dahulu (HMETD)
sejumlah 750.000.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh Juta) saham dengan nilai nominal sebesar Rp.
100 (Seratus Rupiah) per saham atau seluruhnya berjumlah Rp. 75.000.000.000,00 (Tujuh Puluh
Lima Miliyar Rupiah) yang ditawarkan dengan harga Rp.140,00 (seratus empat puluh rupiah) per
saham. Jumlah saham Bank Saudara setelah pelaksanaan penawaran umum terbatas (PUT-I)
menjadi 2.250.000.000 (dua miliyar dua ratus lima puluh juta) saham dengan jumlah nominal
Rp. 225.000.000.000,00 (dua artus dua puluh lima miliyar rupiah).
Di tahun 2010 Perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)
serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam RUPSLB, para pemegang
saham menyetujui beberapa keputusan antara lain penambahan modal melalui program
Employee Stock Option Plan (ESOP) dan management Stock Option Plan (MSOP) sebanyak-
banyaknya 10% dari keseluruhan modal disetor atau sejumlah 225.000.000 (dua ratus dua puluh
lima juta) saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 100,00 (seratus rupiah) atau seluruhnya
berjumlah Rp. 22.500.000.000,00 (dua puluh dua miliyar lima juta rupiah). Program Employee
Stock Option Plan (ESOP) dan management Stock Option Plan (MSOP) dilaksanakan dalam 4
tahap dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tahun 2010. Adapun komposisi
kepemilikan saham Bank Saudara setelah pelaksanaan ESOP/MSOP tahap 1 dan 2 adalah
sebagai berikut :
3.1 Tabel
Kepemilikan Saham PT. Bank Saudara 1906 Tbk
Kepemilikan Presentase Kepemilikan Saham
Arifin Panigoro 52.92 %
Masyarakat Umum 36.05 %
PT. Medco Intidinamika 11.03 %
Sumber : www.banksaudara.com
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
40/100
40
3.1.2 Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan Bank Saudara
PT. Bank Saudara 1906 Tbk adalah perusahaan Indonesia yang berbentuk perseroan
terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Bank ini berbasis di Jakarta. Didirikan
pada tahun 1906. Sebagai salah satu Bank Devisa swasta nasional yang telah berusia lebih dari
satu abad, Bank Saudara telah menjadi perusahaan publik yang dimiliki oleh masyarakat,
merupakan anak perusahaan Medco group. Bank Saudara mempunyai misi dan fungsi sebagai
berikut :
1. Menjaga kepercayaan masyarakat
2. Memberikan pelayanan secara personal
3. Peningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan
4. Melestarikan usaha perbankan dengan nilai-nilai tata kelola perusahaan (good corporate
governance) yang baik
5. Pelopor jasa keuangan yang berkembang inovatif
Dan bank Saudara memiliki visi yaitu:
Pelopor institusi keuangan yang menjadi bank berkinerja baik dan sehat
3.1.3 Produk dan Jasa Perbankan PT. Bank Saudara KC Wastukencana
Dalam rangka mencapai visi, misi, dan fungsinya. Bank Saudara melakukan aktifitas
usahanya. Sampai 31 Desember 2010, Bank Saudara dan anak perusahaan Bank Saudara
memiliki 11 kantor cabang konvensional, 52 kantor cabang pembantu konvensional, 14 kantor
kas, 78 ATM. Sedangkan pada bulan Januari 2011 jaringan kantor Bank Saudara bertambah 4
Kantor cabang pembantu dan 4 ATM.
Dalam mencapai visi, misi dan fungsinya, Bank Saudara melakukan kegiatan usaha yang
meliputi:
1. Penghimpunan Dana
Penghimpunan dana yang dilakukan diarahkan kepada dana-dana ritel/perorangan di
samping mempertahankan nasabah korporasi maupun instansi dan departemen terkait.
Penghimpunan dana dilakukan melalui produk-produk sebagai berikut:
a. Giro (Giro dalam Rupiah maupun Valas) dan Rekening Koran
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
41/100
41
b. Tabungan yang terdiri dari
• Tabungan
• Tabungan Harian
• Tabungan Saudara
• Tabungan Pensiunan Saudara
• Tabungan Pekerja
• Tabungan Berjangka (TASKA)
• Tabungan Karyawan
• TabunganKu
c. Deposito yang terdiri dari
• Deposito berjangka
• Sertifikat Deposito
2. Penggunaan Dana
Dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat untuk berbagai jenis dan sektor usaha yang
terdiri dari :
a. Kredit Umum
Kredit Mikro Kecil dan Menengah
Kredit Pekerja
Kredit Pegawai
Kredit Pensiunan
Kredit Waralaba
b. Kupen HYBRID
c. Kredit THT
d. Kredit Pemilikan Hunian (KPH)
e. Kredit UMKM PRO
3. Jasa Perbankan LainnyaSelain penghimpunan dan penyaluran dana, Bank HS melayani jasa-jasa perbankan lainnya
seperti:
a. Reksadana
b. Bancasurannce
c. Pembayaran telepon dan Telkom
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
42/100
42
d. Produk treasury
e. Kiriman uang dan Western Union
f. Inkaso
g. Internasional Banking
h. Jasa Kustodian
3.1.4 Aktivitas Operasional PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung
PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana melakukan aktifitas dengan melayani
nasabah maupun calon nasabah serta melayani kegiatan perbankan lainnya. Berikut merupakan
aktivitas yang dilakukan PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung:
- Menerima pengajuan permohonan aplikasi produk dana dan jasa bank.
- Menerima pelayanan kredit bagi nasabah yang ingin mengajukan.
- Mengunjungi dan melakukan penagihan ke debitur sesuai jadwal.
- Membuat surat pemberitahuan dan tagihan pembayaran jatuh tempo kredit kepada para
kreditur.
- Melayani pembukaan, penutupan serta pemeliharaan rekening giro, deposito, tabungan,
kredit dan rekening koran.
- Membantu nasabah mengisi form pembukaan dan penutupan rekening.
- Melayani informasi saldo dana dan kredit kepada yang berhak sesuai dengan ketentuanyang berlaku.
- Melayani pembuatan Surat Keterangan/Dukungan Bank sesuai permintaan nasabah.
- Melayani permohonan pembuatan dan penutupan kartu ATM, Kartu Debet dan Kartu
Kredit.
- Membantu nasabah mengisi form yang harus diisi dalam permohonan pembuatan kartu
ATM serta menyerahkan kartu ATM yang sudah jadi kepada nasabah.
- Melayani kartu ATM yang tertelan mesin kepada nasabah setelah melalui prosedur
tertentu.
- Melayani print out rekening nasabah.
- Melayani permintaan cheque kepada nasabah.
- Menyimpan dan mem- filing seluruh administrasi nasabah.
- Melayani nasabah/calon nasabah yang datang untuk meminta informasi.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
43/100
43
- Melayani pengaduan nasabah dan mengklarifikasi laporan pengaduan dengan
mengajukan pertanyaan untuk mendapat gambaran yang lebih jelas.
- Menyampaikan kepada nasabah tentang solusi yang mungkin dilakukan untuk
menyelesaikan masalah.
- Melayani transaksi nasabah yang datang secara tunai/kas, dan warkat bank lain, serta
transaksi online sesuai kewenangannya.
- Melayani setoran Pajak/Penerimaan Negara, Western Union, BPIH & pelayanan dan jasa
bank lainnya.
3.1.5 Struktur dan Uraian Jabatan Organisasi PT. Bank Saudara KC Wastukencana
Bandung
3.1.5.1 Struktur Organisasi
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang didalamnya memperlihatkan
kedudukan, tugas, dan tanggug jawab masing-masing individu dalam perusahaan tersebut.
Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang didalamnya terdapat bermacam-macam
fungsi dari masing-masing bagian.
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Kantor Cabang Wastukencana
Bandung
Sumber : Kantor Cabang Wastukencana
KANTOR CABANG
WASTUKENCANA
PIMPINAN CABANG
Supervisor &
Staf Marketing
Funding
Staf
AnalisSupervisor & Staf
Pemasaran
Teller Staf Back Office
CostumerServiceSupervisor &Staf
Supervisi
Kredit
Wakil Pimpinan
Bidang Marketing
Wakil pimpinan
bagian Operasional
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
44/100
44
3.1.5.2 Uraian Jabatan
Di Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana Bandung, tugas dan tanggung jawab utama
di Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana ini dipegang oleh seorang pimpinan cabang
yang membawahi Wakil pimpinan bidang marketing dan wakil pimpinan bagian operasional.
Wakil pimpinan bidang marketing membawahi supervisor & staf supervise kredit, supervisor &
staf pemasaran dan supervisor & staff marketing funding. Wakil pimpinan bagian operasional
cabang membawahi staf analisis, , staf back office, customer service, dan teller. Uraian jabatan
masing-masing bagian di Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana adalah sebagai berikut :
1. Pemimpin Cabang
Bertanggung jawab atas terlaksananya visi, misi, dan tugas cabang yang meliputi :
a. Bertanggung jawab kepada Kantor Cabang Wastukencana.
b. Mengkoordinasikan dan mengawasi aktifitas operasional perbankan di KC sesuai
kewenangannya.
c. Memimpin operasional pemasaran produk-produk Commercial Banking &
ConsumerBanking.
d. Memanfaatkan anggaran yang ada seefisien dan seefektif mungkin dan memastikan agar
program dan sistem berjalan secara cost effective.
e. Menyusun, melakukan sosialisasi, memonitor, mengevaluasi, dan mengembangkan
rencana bisnis bank untuk KC yang dikelolanya.
f. Menerima prosedur operasional dan lembar kerja manajemen resiko serta
mensosialisasikan dengan karyawan atau bawahannya.
g. Melakukan observasi langsung atas kinerja bawahan dan memberikan feedback , baik
positif maupun negatif untuk meningkatkan kinerja bawahan.
h. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
2. Wakil Pimpinan Cabang
Bertanggung jawab atas tugas supervisor cabang yang meliputi :
a. Mengelola kas besar dan alat likuid.
b. Mengawasi perhitungan dan membagikan modal awal kabag dan teller di awal hari.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
45/100
45
c. Menyelesaikan semua laporan harian setelah aktivitas transaksi tutup.
d. Menyerahkan laporan harian kepada Sub Branch Manager .
e. Mengawasi dan memastikan pelayanan terhadap nasabah yang datang untuk
kepentingan administratif.
f. Mengawasi dan memastikan pelayanan terhadap permintaan informasi layanan
perbankan dari konsumen yang datang.
g. Mengawasi dan memonitor proses aplikasi transaksi harian kredit dan funding di KC.
h. Mengawasi dan memeriksa laporan operasional kredit dan funding bank di KC.
i. Mengawasi pengelolaan kredit dan funding administration KC.
j. Menangani dan mengawasi pengelolaan human resources KC.
3. Staf marketing funding
Bertanggung jawab atas tugas staf marketing funding cabang yang meliputi :
a. Memproses pengajuan kredit dan penyimpanan berkas-berkasnya.
b. Melakukan kontak dengan Marketing Staff untuk pembahasan dan mengumpulkan
data/informasi tambahan terkait penyusunan analisa permohonan kredit.
c. Melakukan survey ke lokasi/kontak dengan pihak-pihak eksternal untuk mengumpulkan
data/informasi tambahan terkait penyusunan analisa permohonan kredit.
d. Menyusun laporan rutin pencapaian dan aktifitas penyaluran kredit untuk kepentingan
internal dan eksternal.
e. Menyusun proposal analisa dan kesepakatan permohonan dana dan jasa bank.
f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
4. Staf Pemasaran
Bertanggung jawab atas tugas staf pemasaran cabang yang meliputi:
a. Menyebarluaskan informasi mengenai produk commercial banking dan consumer
banking kepada nasabah maupun calon nasabah.
b. Mengumpulkan informasi dan data untuk menyusun daftar potensial nasabah sebagai
target pemasaran.
c. Menyusun rencana aktifitas pemasaran KC secara reguler (mingguan dan bulanan).
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
46/100
46
d. Melayani dan melakukan kontak secara reguler dengan nasabah inti/dominan baik
secara formal maupun informal.
e. Melakukan kontak/mengunjungi dan menawarkan produk jasa bank dengan calon-calon
nasabah potensial baik secara formal maupun informal.
f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
5. Staf Supervisi Kredit
Bertanggung jawab atas tugas staf supervisi kredit cabang yang meliputi :
a. Memantau status pembayaran kredit dan melakukan penagihan ke debitur.
b. Melakukan koordinasi dengan Sub Branch Manager mengenai status kredit dan tindak
lanjutnya ke nasabah.
c. Membuat dan mengirim surat peringatan kepada debitur terkait dengan keterlambatan
pembayaran angsuran kredit.
d. Melakukan pembahasan dengan debitur dalam upaya merumuskan skema penyelesaian
kredit.
e. Melakukan pembahasan dengan Sub Branch Manager untuk koordinasi terkait dengan
upaya penyelesaian kredit debitur.
f. Menyimpan dan mengelola berkas-berkas supervisi kredit.
g. Melakukan penilaian agunan sesuai dengan kewenangannya.
h. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
6. Staf Back Office
Bertanggung jawab atas tugas staf back office cabang yang meliputi :
a. Mengaplikasi transaksi harian di KC.
b. Mengelola credit administration KC.
c. Mengelola pertanggungan asuransi pembiayaan/kredit.
d. Menangani pengajuan dan permohonan asuransi pembiayaan kepada lembaga yang
ditunjuk.
-
8/18/2019 5. BAB I - BAB V
47/100
47
e. Menangani dan mengelola proses pengajuan klaim kepada pihak asuransi
pembiayaan/kredit.
f. Mengelola dan memelihara inventaris, berkas operasional perbankan di KC.
g. Mengelola keuangan dan laporan KC.
h. Membuat laporan lainnya yang dibutuhkan untuk internal maupun eksternal.
i. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
7. Staf Customer Service
Bertanggung jawab atas tugas staf customer service cabang yang meliputi :
a. Melayani nasabah yang datang untuk kepentingan administratif.
b. Melayani pembukaan, penutupan serta pemeliharaan, rekening giro, deposito, tabungan,
kredit dan rekening koran.
c. Melayani permohonan pembuatan dan penutupan kartu ATM, Kartu Debet dan Kartu
Kredit.
d. Melayani permintaan cheque dan BG kepada nasabah.
e. Mengelola stock BG, cheque, buku tabungan dan kartu ATM yang belum
didistribusikan.
f. Menyerahkan laporan aktifitas harian customer service ke Sub Branch Supervisor .
g. Melayani permintaan informasi layanan perbankan dari konsumen yang datang.
h. Melayani pengaduan nasabah dan menindak lanjuti pengaduan dengan
menyelesaikannya langsung dengan bagian/ user yang langsung berhubungan.
i. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup
kerjanya.
8. Teller
Bertanggung jawab atas tugas teller cabang yang meliputi :
a. Melayani transaks