(4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
-
Upload
manurung-chandra-jr -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
1/32
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 State of The Art Review
Penelitian tentang metode penentuan letak dan nilai optimal kapasitor
shunt untuk memperbaiki faktor daya dan tegangan pada sistem distribusi telah
banyak dilakukan dengan berbagai metode yang ada. Tetapi dari penelitian-
penelitian tersebut, belum ada yang melakukan penelitian tentang Pengoptimasian
kapasitor shunt pada Penyulang Abang (GI Amlapura) untuk perbaikan faktor
daya dan tegangan dengan metode Algoritma Genetika. Algoritma genetika
merupakan salah satu teknik komputasi yang sesuai dengan ruang solusi yang
sangat besar. Parameter-parameter yang digunakan sebagai fungsi objektif pada
algoritma genetika adalah data pembangkitan dan pembebanan pada masing-
masing sistem bus serta data saluran transmisi antar bus. engan meminimumkan
parameter-parameter tersebut maka akan dapat didapatkan letak dan nilai optimal
kapasitor shunt dengan memenuhi batas-batas tegangan serta faktor daya yang
ditentukan.
!erikut ini terdapat beberapa refrensi yang dapat dijadikan a"uan untuk
menjelaskan mengenai penelitian tentang #ptimasi $apasitor %hunt pada sistem
distribusi adalah sebagai berikut &
'. Pada penelitian yang dilakukan oleh I engah %uartika (Tugas Akhir **)
berjudul %tudi Penentuan +okasi Pemasangan dan $apasitas $apasitor pada
%istem istribusi aya +istrik !erdasarkan Penyebaran !eban dan odel
Penyulang yang isedehanakan, diperoleh baha dalam Tugas Akhir ini
penulis menggunakan metode penyederhanaan jaringan memakai metode
momen daya dan penentuan besarnya kapasitas kapasitor dilakukan dengan
optimasi menggunakan program aplikasi Microsoft Excel sehingga melalui
kompensasi daya reaktif kapasitif tersebut dapat diperoleh kualitas daya yang
baik sehingga tingkat layanan dan efisiensi menjadi lebih baik.
5
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
2/32
6
. Pada penelitian yang dilakukan oleh adha Alamajibuono (Tugas Akhir
*'') berjudul #ptimasi Penempatan $apasitor enggunakan Algoritma
Genetika pada %istem istribusi untuk emperbaiki /aktor aya dan
Tegangan, diperoleh baha penulis melakukan optimasi letak dan ukuran
kapasitor pada sistem distribusi 00 bus yang diperoleh dari I111 dengan
batas tegangan *,23 hingga ',*3 dan faktor daya nominal sebesar *,43
melakukan injeksi kapasitor sebesar '** k5ar sehingga diperoleh nilai
penghematan biaya selama 3 tahun sebesar 6'2.432,777.0. Pada penelitian yang dilakukan oleh 1ko 8ijanarko (Tugas Akhir *'*)
berjudul #ptimasi Penempatan $apasitor %hunt 9ntuk Perbaikan aya
:eaktif pada Penyulang istribusi Primer :adial engan Algoritma
Genetika, diperoleh baha penulis melakukan silmulasi optimum dengan
Algoritma Genetika pada penyulang distribusi primer radial sistem '' k5
dilakukan injeksi tiga buah kapasitor shunt sehingga didapatkan kenaikan
tegangan sebesar ',2'; serta faktor daya sebesar ',27; serta kapasitas
penyaluran daya bertambah sebesar '',4*;7. Pada penelitian yang dilakukan oleh %arjiya, !ambang %ugiyantoro dan 1ko
aryono (%eminar asional) berjudul #ptimalisasi Pemasangan $apasitor
Pada /eeder engan Algoritma Genetika, diperoleh baha penulis
melakukan simulasi pemasangan kapasitor pada feeder dengan menggunakan
algoritma genetika. elalui simulasi tersebut, penulis menyimpulkan baha&
• >; hingga '**; dari sisi
aal segmen feeder.
• 9kuran kapasitor yang terbaik pada feeder berkisar antara >>; hingga
2*; terhadap arus reaktif pada aal segmen feeder.
• 9ntuk jenis beban terdistribusi seragam, jarak pemasangan yang
terbaik adalah *,>>>>>>>>>? pu dengan ukuran *,>>>>>>>>>? pu.
• 9ntuk jenis beban terkonsentrasi, jarak pemasangan yang terbaik
adalah *,227'0742?0> pu dengan ukuran *,44>2?27?' pu.3. Pada penelitian yang dilakukan oleh .:. aghifam @ #.P. alik ( paper
**?) yang berjudul Genetic algorithm-based approach for fixed and
switchable capacitors placement in distribution systems with uncertainty and
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
3/32
7
time varying loads, diperoleh baha dalam paper ini penulis menggunakan
=ariasi aktu terhadap perkiraan akan ketidak pastian dari beban pun"ak
dalam penentuan letak kapasitor pada sistem distribusi dengan menggunakan
metode perhitungan Algoritma Genetika dilakukan optimasi letak dan ukuran
kapasitor pada sistem distribusi sebanyak >2 bus sehingga dilakukan injeksi
kapasitor sebesar '** $5Ar .
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Sistem Tenaga Listrik
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
4/32
8
%istem tenaga listrik merupakan sebuah sistem yang komplek yang
berfungsi untuk membangkitkan, mentransmisikan dan mendistribusikan energi
listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban (:ial Tri %usilo, *'').
Penyaluran energi listrik dari pusat pembangkit sampai ke pusat beban
dapat digambarkan seperti Gambar .', pada gambar berikut ini yang sudah
men"akup tiga bagian utama sistem tenaga listrik.
Gambar 2.1 iagram satu garis sistem tenaga listrik (:ial Tri %usilo, *'')
Tegangan Generator sinkron pada pusat pembangkit biasanya
menghasilkan tenaga listrik dengan tegangan relatif rendah antara > B 7 k5 serta
kemudian tegangan dinaikkan dengan transformator step up menjadi '3* B 3**
k5 dengan tujuan peningkatan tegangan ini, selain memperbesar daya hantar dari
saluran (berbanding lurus dengan kuadrat tegangan) dan juga untuk mengurangi
rugi daya dan susut tegangan pada saluran transmisi. Penyaluran tenaga listrik
menggunakan %aluran Tegangan Tinggi (%TT) menuju pusat penerima mengalami
penurunan tegangan sebanyak dua kali, yaitu pertama kali dilakukan di gardu
induk (GI) dengan menurunkan tegangan 3** k5 menjadi '3* k5 atau '3* k5
menjadi ?* k5. $emudian tahap kedua terjadi pada gardu induk (GI) distribusi
dengan menurunkan tegangan menjadi tegangan subtransmisi '3* k5 menjadi *
k5 atau ?* k5 menjadi * k5. Pada gardu induk (GI) distribusi, tenaga listrik
yang diterima kemudian dilepaskan menuju trafo distribusi (T) dalam bentuk
tegangan menengah * k5. Pada trafo distribusi di setiap pusat beban, tegangan
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
5/32
9
distribusi primer yang akan diterima pihak konsumen ini diturunkan menjadi
tegangan rendah *C04* 5.
%e"ara umum sistem tenaga listrik dapat dikatakan terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu&
a. Pembangkit tenaga listrik Pembangkitan tenaga listrik merupakan tempat dibangkitkannya energi
listrik melalui komponen utama pada pembangkit yaitu turbin dan
generator serta dilengkapi dengan gardu induk sebagai penaik tegangan
rendah yang dihasilkan generator dinaikkan menjadi tegangan tertentu
dengan transformator penaik tegangan (step-up). b. Transmisi tenaga listrik
Transmisi tenaga listrik atau saluran udara tegangan tinggi berfungsi untuk
menyalurkan tenaga listrik bertegangan tinggi yang berasal dari sumber
pembangkitan yang kemudian dinaikkan dengan transformator step-up
menuju suatu sistem gardu distribusi dengan jarak yang jauh.". istribusi tenaga listrik.
%e"ara umum distribusi tenaga listrik merupakan pendistribusian tenaga
listrik dari gardu distribusi menuju ke konsumen dengan menggunakan
tegangan yang sudah diturunkan menjadi tegangan rendah dengan
menggunakan transformator penurun tegangan (step-down).
2.3 Sistem Jaringan Distribusi
%istem jaringan distribusi berdasarkan letak jaringan terhadap posisi gardu
distribusi dapat dikelompokkan dalam dua tingkat, yaitu&
•
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
6/32
10
distribusi primer ini dapat dikelompokkan menjadi lima model, yaitu &
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
7/32
11
daerah yang mengalami pemadaman total yaitu saluran yang berada di
daerah setelah titik gangguan . b.
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
8/32
12
Gambar 2. $onfigurasi
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
9/32
13
Gambar 2." $onfigurasi %istem $luster (. %iregar, *')
$eterangan&PT D Pemutus Tegangan
2.3.2 Sistem Jaringan Distribusi Sekun#er
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
10/32
14
Gambar 2.$ ubungan tegangan menengah ke tegangan rendah dan konsumen (. %iregar, *')
elihat letaknya, sistem distribusi ini merupakan bagian yang langsung
berhubungan dengan konsumen, jadi sistem ini selain berfungsi menerima daya
listrik dari sumber daya (trafo distribusi), juga akan mengirimkan serta
mendistribusikan daya tersebut ke konsumen. engingat bagian ini berhubungan
langsung dengan konsumen, maka kualitas listrik selayaknya harus sangat
diperhatikan.
2. Dasar Pengaturan Tegangan
Tegangan merupakan suatu besaran listrik yang disuplai dari Pembangkit
Tenaga +istrik menuju konsumen melalui Gardu Induk (GI) atau Gardu Induk
(GI) istribusi. %uplai besar tegangan ini perlu perlu mendapatkan perhatian akan
kestabilan suplai tenaga listrik sebab peralatan-peralatan listrik yang dipakai oleh
konsumen telah di desain oleh pabrik pembuatnya sesuai dengan sistem tegangan
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
11/32
15
yang telah diberi standard oleh suatu negara dengan tujuan agar penggunaan
setiap daya dan tegangannya menjadi ekonomis. Penurunan atau kenaikan
tegangan juga sangat berpengaruh pada lama pengunaan (life time) peralatan-
peralatan listrik yang dapat memanaskan bahkan dapat merusak peralatan listrik
tersebut.
%eperti yang diketahui, baha tegangan "atu bagi setiap pelanggan
tidaklah sama yang disebabkan karena adanya impedansi pada jaringan transmisi
maupun distribusi. aka, akan selalu ada rugi-rugi tegangan pada setiap bagian
dari sistem tenaga mulai dari Pembangkitan Tenaga +istrik hingga pada
konsumen. #leh karena itu, kestabilan tegangan yang disuplai dari Pembangkitan
Tenaga +istrik perlu dipertahanan. %esuai P9I+ (Panduan 9mum Instalasi +istrik)
Tahun *** menyatakan baha, kenaikan tegangan di Indonesia yang diijinkan
sebesar E3; dan penurunan tegangan yang diijinkan sebesar '*;. al ini berarti,
jika tegangan * 5olt hanya mengalami kenaikan tegangan sebesar F* E
(*3;)H 5olt atau sebesar 0' 5olt begitu juga penurunan tegangan yang
diijinkan sebesar F* B (*3;)H 5olt atau sebesar '24 5olt. !atas penurunan
tegangan ini dapat dirumuskan sebagai berikut &
5min ⩽ 5i ⩽ 5maks , untuk i D ',... n ................................................... (.')
dengan &
i D nomor bus
5min D !atas minimal tegangan
5maks D !atas maksimal tegangan
!atas penurunan tegangan maksimum pada beban penuh yang diijinkan di
beberapa titik pada jaringan distribusi berdasarkan P9I+ *** adalah &
a. %9T D 3; dari tegangan kerja pada sistem radial di atas tanah dan
sistem simpul. b. %$T D ; dari tegangan kerja pada sistem spindle dan gugus.". Trafo distribusi D 0; dari tegangan kerja.d. %aluran tegangan rendah D 7; dari tegangan kerja yang tergantung pada
kepadatan beban.e. %ambungan rumah D '; dari tegangan nominal.
2.! %akt&r Da'a
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
12/32
φ
P = Daya Aktif (W)
Q = Daya Reaktif (VAR)
S = D a
y a S e
!
( V A )
16
/aktor daya atau sering disebut 'ower actor (pf) atau cos phi merupakan
rasio perbandingan antara daya aktif (P) yang dapat dimanfaatkan terhadap daya
semuC daya total (%) yang dihasilkan oleh sumber. Pada sistem tenaga listrik A
(!lternaiting "urrent) atau arus bolak-balik terdapat tiga jenis daya, yaitu & daya
aktif, daya reaktif dan daya semu. aya semu (%) dengan satuan 5A merupakan
total daya yang dikirimkan dari sumber pembangkit tenaga listrik sehingga dapat
dimnfaatkan sebagai daya aktif, namun sebaliknya semua daya semu yang
disuplai dari sumber tidak dapat dimanfaatkan keseluruhannya dan menjadi daya
reaktif pada jaringan saja. al ini dikarenakan oleh daya reaktif (5A:) pada
jaringan menghasilkan fluJ medan magnetik sehingga timbul magnetisasi dan
daya ini akan dikirimkan ke sumber akibat efek induksi elektromagnetik tersebut
sehingga daya ini menjadi beban pada sistem tenaga listrik.
aya yang dimanfaatkan oleh konsumen yaitu berupa daya aktif yang
dapat dikon=ersi kebentuk energi lain, seperti& energi gerak, enargi panas, energi
"ahaya dan lain-lain. aya reaktif yang dikirimkan ini tidak dimanfaatkan oleh
konsumen tetapi, jika penggunaan daya reaktif yang besar dari total daya yang
dikirimkan tersebut akan meningkatkan sudut dan menghasilkan faktor daya yang
lebih rendah dari yang diharapkan. !erikut ini kita dapat melihat diagram =ektor
hubungan antara daya aktif dan daya reaktif pada Gambar .4 &
Gambar 2.( iagram 5ektor aya
ari Gambar .4, dinyatakan baha daya semu (%) adalah&
% D √ P2+Q2 ..................................................................................
(.)
P D 5 I os K (8att) ........................................................................ (.0)
L D 5 I %in K (5A:) ....................................................................... (.7)
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
13/32
17
% D 5 I (5A) .......................................................................... (.3)
/aktor daya ("os ) dapat dinyatakan sebagai berikut &
/aktor aya (') D Daya Aktif ( P) Daya Semu(S)
DW
VA
DV I cosφ
V I D "os &..........................................
(.>)
2." )ugi Pa#a Pa#a Sistem Distribusi
Pada proses pendistribusian daya listrik dari gardu indukCtrafo distribusi
menuju konsumen seringkali mengalami rugi-rugi daya yang "ukup besar yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor konfigurasi dari sistem jaringan distribusi,
transformator, kapasitor, isolasi dan rugi-rugi daya listrik yang dikategorikan atas
bagian, yaitu& rugi-rugi daya aktif dan daya reaktif seperti persamaan di baah
ini &
% D P M jL (5A) .......................................................................... (.?)
imana &
P D :ugi-rugi daya aktif (8att)
L D :ugi-rugi daya reaktif (5A:)
% D aya semu (5A)
:ugi-rugi daya listrik di atas akan mempengaruhi tegangan kerja sistem
dan besarnya rugi-rugi daya dapat dinyatakan sebagai berikut &
P+oss D ∑i=1
nbr
| I i|2
.r i .............................................................................
(.4)
L+oss D ∑i=1
nbr
| I i|2
. x i ............................................................................ (.2)
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
14/32
Vs
∆V
R X
IR
IX
ZI Vr
Z = R + jXL
I
"
#
$
18
$edua jenis rugi-rugi daya listrik tersebut memberi pengaruh yang besar
terhadap faktor daya serta kestabilan tegangan yang disuplai ke sisi konsumen.
ilai tegangan yang melebihi batas toleransi akan menyebabkan tidak optimalnya
kerja dari peralatan listrik pada sisi konsumen serta apabila rugi daya yang besar
akan menimbulkan kerugian finansial dari sisi pengelola energi listrik.
2.$ Jatu* Tegangan (Voltage Drop)
rop tegangan merupakan perbedaan tegangan antara tegangan yang
dikirim dari sumber dengan tegangan yang diterima oleh beban yang disebabkan
oleh adanya impedansi pada penghantar (beban resistif induktif). !eban induktif
ini akan menyerap daya reaktif dari generator sehingga menyebabkan drop
tegangan sehingga ada perbedaan nilai tegangan diantara sisi penerima dengan
nilai tegangan di sisi pengirim. Pada umumnya drop tegangan dapat dirumuskan
sebagai berikut &
N5 D I (: "osK E O sinK) ................................................................... (.'*)
Persamaan drop tegangan tersebut dapat diturunkan melalui gambar diagram
saluran distribusi tenaga listrik serta diagram fasor transmisi daya ke beban seri
pada di baah ini &
Gambar 2.+ iagram saluran distribusi tenaga listrik
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
15/32
19
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
16/32
20
Gambar 2.1, iagram phasor transmisi daya ke beban seri
Persamaan drop tegangan dapat dirumuskan sebagai berikut &
5s D (5r E N5 p) E (N5)
$eterangan &
5s D Tegangan di sisi pengirim
5r D Tegangan di sisi penerima
N5 p D rop tegangan
imana &
N5 p D ab E b"
D I: "osQ E IO sinQ ...............................................................(.'')
N5 D df B "f D df B be
D IO "osQ B I: sin Q ............................................................. (.')
%ehingga persamaan tegangan pada sisi pengirim (5s) di rumuskan menjadi &
5s D (5r E N5 p) E (N5)
D (5r E (I: "osQ E IO sinQ)) E (I: "osQ E IO sinQ) ............(.'0)
$arena nilai dari N5 sangat ke"il, maka nilai tersebut dapat diabaikan, sehingga
persamaan 5s menjadi &
5s D (5r E N5 p)
#leh $arena itu, drop tegangan dapat di rumuskan sebagai berikut &
N5 p D I: "osQ E IO sinQ
D :(I p) E O(I)
N5 p D P
V r R
EQ
V r X
...........................................................................(.'7)
$eterangan &
: D :esistansi saluran
O D :eaktansi saluran
I p D $omponen arus aktif
I D $omponen arus reaktif induktif
I: D $omponen real arus
IO D :eaktansi jaringan
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
17/32
21
P D aya aktif yang dikirimkan ke beban
L D aya reaktif yang dikirimkan ke beban
ari persamaan (.'7) di atas dapat dilihat baha, nilai drop tegangan
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu & aya Aktif (P), aya :eaktif (L),
:esistansi, :eaktansi saluran (: dan O). Pengaturan daya reaktif tersebut dapat
mempengaruhi nilai tegangan, sehingga "ara yang dilakukan untuk memperbaiki
drop tegangan yaitu dengan mengatur nilai daya reaktifnya.
2.( Ka-asit&r
$apasitor atau disebut juga kondensator adalah komponen yang digunakan
untuk menyimpan muatan listik. $apasitor memiliki kemampuan untuk
menyimpan energi, seperti yang dinyatakan oleh %uharyanto (2>) menyebutkan
baha besarnya kapasitas kapasitor adalah *perbandingan antara banya+nya
muatan listri+ yang tersimpan dalam +apasitor dengan beda potensial yang
timbul pada uung-uung +apasitor& Pernyataan di atas dapat ditulis dengan
persamaan berikut &
DQ
V (arad) ....................................................................................
(.'3)
L D muatan listrik ("oulomb)
5 D tegangan (5olt)
$apasitor merupakan peralatan listrik yang terdiri dari dua pelat metal
yang dipisahkan oleh dielektrik (bahan isolasi) yang menyebabkan arus tidak
dapat mengalir dan akan bermuatan hingga aktu tak hingga sehingga pada saat
diberi tegangan akan menyimpan muatan listrik. Pada sistem tenaga listrik
kapasitor sering digunakan untuk memperbaiki tegangan jaringan dan untuk
menyuplai daya reaktif ke beban sehingga dapat memperbaiki nilai faktor daya
dari sistem. alam penggunaannya di sistem tenaga listrik, kapasitor dapat
dihubungkan se"ara seri maupun paralel. Pada kesempatan ini saya akan
membahas tentang penggunaan kapasitor se"ara paralel (shunt)& Pengaplikasian
kapasitor shunt ini telah banyak digunakan sebagai perbaikan tegangan serta
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
18/32
Vs
P
R X
IR
IX
ZI Vr
Z = R + jXL
"%
#
$
"
22
pengrangan rugi-rugi daya pada sistem distribusi dkarenakan kapasitor shunt ini
dapat menginjeksi daya reaktif pada sistem jaringan yang dapat mengurangi akan
penggunaan daya reaktif yang disuplai dari sumber pembangkitan sehingga dapat
mengoptimalkan penggunaan daya aktif yang disuplai dari sumber ke beban
(masyarakat) dengan kualitas tegangan yang baik juga.
2.(.1 Ka-asit&r Shunt Para/e/
$apasitor shunt merupakan kapasitor yang dipasang se"ara paralel pada
jaringan (Gambar .'7). $apasitor shunt yang dipasang pada jaringan distribusi
akan memperbaiki tegangan pada titik dimana kapasitor tersebut dipasang yang
berada dekat dengan pusat beban. $apasitor shunt dapat membangkitkan daya
reaktif negatif yang dapat berpengaruh untuk mengurangi daya aliran reaktif di
dalam jaringan sehingga dapat merubah karakteristik arus lagging dari beban
induktif menjadi arus leading&
aka, pengaruh kapasitor shunt sama dengan kondenser, generator dan
motor sinkron yang eksitasi. engan dipasang kapasitor shunt pada saluran sisi
penerima, dengan I adalah arus kapasitor sebagai komponen arus reaktif yang
leading 2** terhadap tegangan, maka drop tegangan dapat diturunkan melalui
diagram fasor berikut &
Gambar 2.11 :angkaian eki=alen saluran dengan kapasitor shunt C paralel
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
19/32
23
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
20/32
24
(a)
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
21/32
I ’
’
IC
IC
25
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
22/32
26
(b)
Gambar 2.12 iagram phasor (a)R saluran tanpa kapasitor shunt C paralel (b)R saluran dengan
kapasitor shunt C paralel
Pada rangkaian eki=alen saluran tanpa menggunakan kapasitor shunt C
paraleldengan faktor daya lagging memiliki persamaan drop tegangan sebagai
berikut &
N5 p D I: "osQ E IO sinQ
aka setelah sistem ditambahkan dengan kapasitor shunt C paralel, nilai drop
tegangan dapat dirumuskan sebagai berikut &
N5 p D I: "osQS E (IOO+ B IO) sinQS ........................................... (.'>)
Atau, persamaan dapat disederhanakan menjadi &
N5 p D I: "osQS E (IOO+ B IO) sinQS
D I: "osQS E (I+O+sin QS B IO sinQ
S)
D : (
P
V r' ) E O+ (
Q L
V r' ) B O (
QC
V r' )
N5 p D
C
P
V r' R+
Q L X ¿ X C
V r'
..............................................................(.'?)
$eterangan &
5sS D Tegangan dari sisi pengirim
5r S D Tegangan pada sisi penerima
: D :esistansi saluran
O D :eaktansi saluran
O+ D :eaktansi Induktif
O D :eaktansi apasitif
I p D $omponen arus aktif
I D $omponen arus reaktif induktif
I: D $omponen real arus
IO D :eaktansi jaringan
P D aya aktif yang dikirimkan ke beban
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
23/32
27
L D aya reaktif yang dikirimkan ke beban
$etika memasang kapasitor shunt C paralel, terjadi injeksi arus I pada
sistem sehingga faktor daya meningkat dan I+ berkurang. al ini mengakibatkan
drop tegangan berkurang (I+ J O+) sehingga 5r meningkat. Pernyataan ini dapat
dilihat melalui persamaan berikut ini &
ari Gambar .'' di atas dapat dijelaskan baha &
5r D 5s B (I: E jIO) .................................................................(.'4)
$emudian, melalui Gambar .'0 dijelaskan baha &
5r S D 5s B (I: E jI+ O+ B jI O) ................................................. (.'2)
aka melalui kedua persamaan tersebut, diperoleh selisih drop tegangan sebagai
berikut&
N5r D 5r S B 5r
D F5s B (I: E jI+ O+ B jI O)H B F5s B (I: E jI+ O+)H
D jI O ...................................................................................(.*)
ari Persamaan (.*), menyatakan baha tegangan kirim yang sama
diperoleh dari tegangan terima yang lebih besar ketika sistem ditambahkan
kapasitor paralel. al itu terjadi ketika faktor daya bus diperbaiki dengan
menambah kapasitor paralel, tegangan terima bus juga meningkat. 9ntuk
memperoleh hasil yang optimal, kekurangan daya reaktif yang dibutuhkan oleh
beban sedapat mungkin dipenuhi oleh kapasitor paralel yang dipasang sehingga
diperoleh faktor daya pada bus yang sama dengan '. amun dalam kenyataannya,
hai ini tidak dapat dipenuhi karena kapasitor shunt C paralel yang digunakan
memiliki nilai tertentu, yaitu dengan step '* 5Ar. eskipun demikian, tidak
dapat diperoleh faktor daya yang sama dengan ', tetapi hanya mendekati '.
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
24/32
MW
MVA2
MVA1
MVArc
MVAr - MVArc
MVAr
28
Gambar 2.13 Perbandinga besar daya semu yang dibutuhkan sebelum dan sesudah ditambahkan
kapasitor shunt C paralel (Imam :obandi, **>)
5A' D 8 E j5Ar .....................................................................(.')
5A D 8 E j5Ar B j5Ar" .....................................................(.)
N5AD 5A B 5A' D j5A: " ....................................................(.0)
$eterangan &
5A D aya semuCnyata
8 D aya aktif
5Ar D aya reaktif
5Ar" D Injeksi daya reaktif dari kapasitor.
2.+ Ana/isa Penem-atan Ka-asit&r Shunt
Pada kesempatan ini, penulis menggunakan metode *Genetic !lgorithm
untuk menganalisa penentuan letak dan nilai optimal kapasitor shunt pada sistem
jaringan distribusi primer radial sehingga dapat menjaga kualitas tegangan dan
kompensasi daya reaktif pada sistem.
2.+.1 Prinsi- Dasar A/g&ritma Genetika
Algoritma genetika sebagai "abang dari Algoritma 1=olusi atau
perkembangan dunia komputer dalam bidang ke"erdasan buatan (artificial
intelligent) dengan metode adaptive yang biasa digunakan untuk meme"ahkan
suatu pen"arian nilai pada sebuah masalah optimasi. Penggunaan metode ini
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
25/32
Populasi Awal Ealuasi !i"#$ss %$l$&si I#'ii'u
R$pro'u&si( Cross-)$r * Mu"asi
Populasi aru
Populasi Awal Ealuasi !i"#$ss
%$l$&si I#'ii'u
Populasi aru
R$pro'u&si( Cross-)$r * Mu"asi
Eli"is,
29
bertujuan sebagai penetuan letak dan nilai optimum kompensasi daya reaktif
(5A:) pada sistem jaringan distribusi primer radial.
Pada proses perhitungannya a=id Goldberg memperkenalkan siklus
Algoritma genetika, sebagai berikut &
Gambar 2.1 %iklus Algoritma Genetika oleh a=id Goldberg
%iklus ini kemudian diperbaiki oleh beberapa ilmuan yang
mengembangkan algoritma genetika, yaitu bignie i"halei" dengan
menambahkan operatod dan membalik proses seleksi setelah proses reproduksi.
Gambar 2.1! %iklus Algoritma Genetika yang diperbaharui oleh bignie i"halei"
2.+.2 Parameter0-arameter A/g&ritma Genetika
Parameter-parameter genetika berperan dalam pengendalian operator-
operator genetika yang digunakan pada proses optimasi dengan menggunakan
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
26/32
30
metode Algoritma Genetika (a=is, '22'R %undhararajan, '227R %astry, **7).
Pada penerapannya, parameter ini dapat berperan untuk menentukan kesuksesan
suatu proses optimasi. Parameter yang sering digunakan meliputi pemilihan
ukuran populasi (pop.si/e), probabilitas crossover (' c ), dan probabilitas mutasi
(' m )&
a. Pemilihan ukuran populasi yang digunakan tergantung pada masalah yang
akan diselesaikan. 9ntuk masalah yang lebih kompleks biasanya
diperlukan ukuran populasi yang lebih besar guna men"egah kon=ergensi
prematur (menghasilkan optimum lokal).
b. Probabilitas crossover dapat mempengaruhi hasil dari generasi yang baru,
jika crossover tidak terjadi antar kromosom maka generasi yang baru akan
sama persis dengan kromosom yang lama, tetapi tidak berarti generasi
yang baru akan sama persis dengan generasi yang lama. Apabila semakin
besar nilai dari probabilitas crossover (' c ), maka semakin "epat struktur
indi=idu baru yang diperkenalkan ke dalam populasi sehingga dapat
menghasilkan generasi yang baru dengan hasil yang terbaik.
". Probabilitas mutasi merupakan probabilitas pada setiap posisi bit di tiap
string dalam populasi baru mengalami prubahan se"ara a"ak setelah
proses crossover& alam sebuah generasi, dengan panjang stuktur + maka
kemungkinan terjadinya mutasi yaitu sebanyak & Pm+.
2.+.3 K&m-&nen0K&m-&nen A/g&ritma Genetika
Terdapat beberapa komponen utama dalam algoritma genetika, yaitu &
2.+.3.1 Teknik Pengkean
Teknik pengkodean disini meliputi pengkodean gen dari kromosom,
dimana gen merupakan bagian dari kromosom dengan satu gen biasanya akan
meakili satu =ariabel. Pada umumnya, terdpat tiga skema yang paling umum
digunakan dalam pengkodean, yaitu &
a. 0eal-number encoding& Pada skema ini, nilai gen berada dalam inter=al
F*,:H, dimana : adalah bilangan real positif dan biasanya : D '.
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
27/32
31
b. 1iscrete decimal encoding& %etiap gen bisa bernilai salah satu bilangan
bulat dalam inter=al F*,2H.
". 2inary encoding& %etiap gen hanya dapat bernilai * atau '.
%kema pengkodean yang saya gunakan dalam Tugas Akhir ini adalah
dengan menggunakan skema 2inary encoding& 2inary encoding merupakan
kromosom yang disusun dari gen-gen yang bernilai * dan '. $romosom ini adalah
model standar dan sederhana dengan tingkat keberhasilan yang tinggi dalam
algoritma genetika. Apabila pada studi kasusnya menggunakan parameter dengan
jumlah dan range nilainya tertentu maka sebaiknya menggunakan bentuk
kromosom biner untuk men"ari nilai optimal fungsi transedental, sebab jumlah
gen pada kromosom biner menunjukkan tingkat ketelitian yang diharapkan.
2.+.3.2 Ni/ai %itness
Pada algoritma genetika, nilai fitness merupakan nilai yang diperoleh
berdasarkan fungsi tertentu sebagai ukuran akan baik tidaknya suatu solusi
(indi=idu). ilai fitness ini yang dijadikan a"uan dalam men"apai nilai optimal
dalam suatu masalah optimasi melalui metode algoritma genetika. %eperti yang
sudah diketahui, baha algoritma genetika merupakan metode perhitungan
optimasi yang men"ari indi=idu dengan nilai fitness yang paling baik yang akan
bertahan hidup sedangkan indi=idu dengan nilai fitness rendah akan mati. Agar
tidak ada hal buruk pada proses seleksi yang memilih orang tua se"ara
proporsional sesuai dengan nilai fitness-nya maka diperlukan suatu mekanisme
yang disebut linear fitness ran+ing .
2.+.3.3 Se/eksi
Tahapan seleksi merupakan proses pemilihan indi=idu-indi=idu yang akan
dipilih untuk selanjutnya masuk pada tahapan kain silang (crossover)dan mutasi.
%eleksi digunakan sebagai pemilihan "alon induk yang baik se"ara proporsional
melalui nilai fitness-nya yang baik sehingga menghasilkan keturunan yang baik.
%eleksi memiliki beberapa metode seleksi yang digunakan untuk pen"arian nilai
fitness yang baik, yaitu & roulette wheel dan tournamen. etode seleksi yang pada
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
28/32
32
umumnya digunakan adalah roulette wheel (roda raolette). %esuai dengan
namanya, metode ini menirukan permainan roulette wheel di mana masing-masing
kromosom menempati bagian lingkaran pada roda raulette se"ara proporsional
sesuai dengan nilai fitnessnya. Apabila kromosom yang memiliki nilai fitness
lebih besar maka akan menempati potongan lingkaran yang lebih besar jika
dibandingkan dengan kromosom yang memiliki nilai fitness lebih rendah seperti
yang diilustrasikan pada gambar .* berikut &
Gambar 2.1" Ilustrasi roulette wheel selection (Geneti" Algorithm Performan"e ith ifferent
%ele"tion %trategies in %ol=ing T%P, :aali @ Geraghty - *'')
2.+.3. Pin#a* Si/ang (crossover)
Pindah silang (crossover) merupakan komponen penting dalam algoritma
genetika yang melibatkan dua induk untuk membentuk kromosom baru. Pindah
silang menghasilkan titik baru dalam ruang pen"arian yang siap untuk diuji.
#perasi ini tidak selalu dilakukan pada semua indi=idu yang ada. Indi=idu dipilih
se"ara a"ak untuk dilakukan "rossing.
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
29/32
33
Proses mutasi merupakan proses mengubah gen yang hilang pada indi=idu
tanpa menukar dengan indi=idu lainnya dari populasi akibat proses seleksi yang
memungkinkan mun"ul kembali gen yang tidak mun"ul pada inisialisasi populasi.
Pada prosesnya, prosedur mutasi ini sangatlah sederhana, yaitu pada semua gen
yang ada jika terdapat bilangan random yang dibangkitkan kurang dari
probabilitas mutasi (' mut ) yang ditentukan maka ubah gen tersebut menjadi nilai
kebalikannya (dalam binary encoding , * menjadi ' dan ' menjadi *) seperti yang
dilustrasikan pada gambar .' berikut &
Gambar 2.1$ Ilustrasi proses mutasi
2.+.3." Penggantian P&-u/asi (Replacement)
alam algoritma genetika dikenal skema penggantian populasi yang
disebut generational replacement , yang berarti semua indi=idu (misal 3 indi=idu
dalam suatu populasi) dari suatu generasi digantikan sekaligus oleh 3 indi=idu
baru hasil pindah silang dan mutasi. Pada proses penggantian populasi ini
biasanya menggunakan metode replacement steady state,yang merupakan proses
penggantian populasi lama dengan mempertahankan satu indi=idu terkuat
sehingga bisa mendapatkan suatu populasi yang baru.
2.+. Ana/isa Penem-atan -tima/ Ka-asit&r S*unt #engan A/g&ritma
Genetika
Terdapat dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses
pengoptimalan letak serta nilai dari kapasitor shunt pada sistem jaringan
distribusi, yaitu &
'*''*''*'''*'*'' & '*''*''*'''*'*''
*''*'1'*'*****'' & *''*'0'*'*****''
'*'*'''*'**0**** & '*'*'''*'**1****
*0*'*''*'*****1' & *1*'*''*'*****0'
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
30/32
34
'. emperhatikan nilai dari daya aktif dan daya reaktif pada setiap bus yang
ada pada sistem distribusi dengan meggunakan studi aliran daya eton
:aphson.. $emudian melakukan pengoptimalan letak serta nilai optimal kapasitor
shunt dengan menggunakan metode UAlgoritma GenetikaV.
2.+..1 Injeksi Da'a )eakti
Apabila telah dilakukannya perhitungan aliran daya pada masing-masing
bus pada sistem distribusi tersebut, kita akan mengetahui dari nilai daya aktif dan
daya reaktif yang diterima pada masing-masing bus tersebut. !agi penyedialayanan listrik mengharapkan agar total daya aktif yang suplai dari sumber sesuai
dengan yang diterima oleh beban (masyarakat) serta nilai daya reaktif yang
disuplai juga dapat ditolerir agar penyedia layanan tidak merugi akan penggunaan
daya reaktif yang besar tersebut. %ebab daya reaktf yang disuplai tersebut tidaklah
dimanfaatkan oleh beban (masyarakat) tetapi berasal dari panjang saluran
pendistribusian tersebut. #leh karena itu, perlu dilakukan kompensasi atau injeksi
daya reaktif pada bus yang mengalami penurunan daya aktif tersebut sehingga
dapat men"apai besar faktor daya yang diharapkan juga.
9ntuk menyuplai daya reaktif pada sistem distribusi radial adalah dengan
menginjeksikan daya reaktif pada masing-masing bus berupa pemasangan
kapasitor shunt pada bus tertentu sehingga dapat diperoleh perbaikan pada profil
tegangan serta pengurangan loses daya. Apabila profil tegangan yang diterima
lebih baik serta nilai loses daya dapat dikurangi akan berdampak baik bagi
penyedia layanan listrik seperti, mengurangi biaya pembangkitan dan dapat
memaksimalkan penggunaan daya yang disuplai dari sumber ke beban
(masyarakat).
2.+..2 Im-/ementasi A/g&ritma Genetika
Implementasi Algoritma Genetika pada penulisan Tugas Akhir ini adalah
menentukan letak serta nilai optimal dari kapasitor shunt yang akan dipasang.
elalui penetuan letak dan nilai optimal yang akan dipasang dapat memperoleh
perbaikan pada sistem se"ara optimal. #ptimal berarti jatuh tegangan pada sistem
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
31/32
35
dapat diperbaiki, rugi-rugi daya dapat dikurangi, dan penggunaan kapasitor dapat
dipasang seminimum mungkin.
%istem yang diuji pada sistem adalah penyulang radial di daerah
penyulang Abang (GI Amlapura). alam mengimplementasikan algoritma
genetika pada sistem, digunakan kromosom untuk mengidentifikasi letak dan
ukuran kapasitor shunt& $romosom meakili masing-masing injeksi daya reaktif
yang akan dipasang pada sistem. $romosom yang digunakan terdiri dari beberapa
gen karena gen yang digunakan mengikuti jumlah bus yang ada pada sistem
penyulang radial yang diuji.
'. Parameter dan !atasan Parameter#leh karena yang di"ari adalah parameter, yaitu letak dan ukuran
kapasitor, maka gen pada kromosom berisi nilai yaitu nilai pertama
sebagai penetuan lokasi dari kromosom yang berupa nilai * atau '. ilai *
digunakan untuk mengidentifikasikan ketidakadaan kapasitor pada bus
tersebut, sedangkan nilai ' digunakan untuk mengidentifikasikan kapasitor
yang dipasang pada bus tersebut. $emudian nilai kedua berisi informasi
tentang ukuran kapasitor shunt berupa bilangan integer kelipatan '* sesuai
dengan kapasitor yang digunakan yaitu sebesar '* 5Ar. ilai gen kedua
ini berisikan range dari nilai kapasitor yaitu antara * hingga 7** 5Ar.. /ungsi #bjektif
%etelah menentukan besar nilai gen pada kromosom (berupa letak
dan ukuran daya reaktif), maka kromosom tersebut perlu diuji
keandalannya, apakah mampu memperbaiki sistem atau tidak dengan
fungsi objektif yaitu berupa rugi-rugi daya dengan persamaan sebagai
berikut &in / D %loss
D ∑i=1
N
∑ j=1( j
-
8/18/2019 (4) BAB II (-Kap Seri)-Rev3
32/32
36
! j D besar sudut fasa pada bus j
! i D besar sudut fasa pada bus i
0. /ungsi $endala!atasan yang digunakan sebagai fungsi kendala dalam proses
algoritma genetika ini adalah tegangan, batas tegangan harus berada pada
toleransi yang diijinkan, yaitu&5in ⩽ 5 ⩽ 5aks , untuk i D',...n ........................................ (.3)
an poer faktor, dengan batasan yang diijinkan, yaitu&
P/in ⩽ P/ ⩽ P/aJ, untuk seluruh PL bus .......................... (.>)
engan &
i D nomor bus P/in D *,435in D *,23 pu P/aks D '5aks D ',*3 puP/ D Poer /aktor (cos 4)