Post on 13-Jul-2016
description
Latar belakang
Diare merupakan keluhan yang sering ditemukan pada orang dewasa.
Setiap tahunnya, sebanyak 99.000.000 orang dewasa mengalami diare akut atau gastroenteritis akut
Frekuensi kejadian diare pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia lebih banyak 2-3 kali dibandingkan negara maju.
Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.
Definisi lain buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari.
Patofisiologi
Infeksi Non-Invasi misalnya : V. Cholera, ETEC, C. perfringens, dll Diare enterotoksin yang bersifat tidak merusak mukosa. toksin terikat pada mukosa usus halus peningkatan siklik AMP
dalam sel sekresi aktif anion klorida kedalam lumen usus diikuti oleh air, ion bikarbonat, kation natrium dan kalium diare sekretorik (watery diarrhea)
Infeksi Invasif misalnya: Enteroinvasive E. coli (EIEC), Salmonella spp., Shigella spp.,
dll Diare kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi diare
dapat bercampur dengan lendir dan darah.
Rehidrasi
BJ plasma dengan rumus: BJ plasma – 1,025
Kebutuhan cairan = ----------------------------- x 0,001 Berat Badan x 4 ml
Metode pierce berdasarkan klinis:
Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5% x BB (kg) Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan = 8% x BB (kg) Dehidrasi berat, kebutuhan cairan = 10% x BB (kg)
Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis a.l.skor
Kebutuhan cairan = ------------ x 10 % x kgBB x 1 liter 15
Pemberian cairan : 2 jam pertama (tahap rehidrasi inisial) jumlah
total kebutuhan cairan menurut rumus BJ plasma atau skor Daldiyono diberikan langsung dalam 2 jam rehidrasi optimal
Satu jam berikutnya/jam ke-3 (tahap kedua) kehilangan cairan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial
Jam berikutnya kehilangan cairan melalui tinja dan Insensible Water Loss (IWL).
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien Nama : Ny. S Umur : 40 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Status : Menikah Alamat : Jl. Karya Indah no.981 Masuk RS : 23 Juni 2011 Rekam Medis : 61 33 89
Riwayat Penyakit Sekarang Sejak 6 jam SMRS pasien mengalami mencret lebih dari 10 kali,
konsistensi encer, air lebih banyak daripada ampas, darah (-), lendir (-). Mual (+), muntah (+) frekuensi 1 kali sebanyak ± 2 piring, berisi
makanan. Perut terasa sangat sakit, terutama saat mencret dan pasien merasa
pusing dan badannnya dingin. Demam (-), batuk (-), sesak nafas (-), BAK lancar. Sebelumnya pasien BAB teratur 1 kali sehari, tinja warna coklat, tinja
mengapung (-), tinja berdarah (-). Makan terakhir 3 jam sebelum keluhan mencret, pasien makan
masakan sendiri seperti biasa. Riwayat bepergian ke luar daerah (-).
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat diare sebelumnya (-) Riwayat operasi perut (-) Riwayat batuk lama / sinusitis (-) Riwayat maag (+) Riwayat hipertensi dan DM (-)
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat keluarga menderita penyakit yang sama (-)
Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan Pasien seorang ibu rumah tangga, berasal dari
keluarga ekonomi menengah ke bawah, suami pasien bekerja sebagai pedagang, memiliki 3 orang anak.
Merokok (+), 1 batang/hari, jarang berolahraga.
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Komposmentis kooperatif Keadaan Umum : tampak sakit sedang Tekanan Darah : 80/55 mmHg Nadi : 95 x/menit, teratur, pengisian cukup Nafas : 20 x/menit Suhu : 37,0 ºC BB : 63 kg TB : 158 cm Status gizi : overweight (IMT 25,2)
Pemeriksaan Fisik
Kepala Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
mata agak cekung, pupil bulat isokhor dengan diameter 3 mm, refleks cahaya (+/+)
Mukosa mulut : kering Leher : Pembesaran KGB (-), JVP 5-2 cmH2O
Paru Inspeksi : gerakan dada simetris Palpasi : fremitus kanan = kiri. Perkusi : sonor seluruh lapangan paru Auskultasi : Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat Palpasi : Iktus kordis teraba di RIC V, 2 jari
medial LMC sinistra Perkusi : Batas jantung kanan pada linea
sternalis dextra RIC V, Batas jantung kiri pada 2 jari medial LMC sinistra RIC V
Auskultasi : Suara jantung normal, reguler, bising (-)
Abdomen Inspeksi : Perut datar, venektasi (-) Auskultasi : Bising usus (+) meningkat Palpasi : supel, hepar dan lien tidak
teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Penilaian dehidrasimenurut skor daldiyono
Klinis Hasil pemeriksaan Skor
Rasa haus/muntah + 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg + 1
Tekanan darah sistolik <60 - 2
Frekuensi nadi >120 x/mnt - 1
Kesadaran apatis - 1
Kesadaran somnolen, sopor atau koma - 2
Frekuensi napas >30 x/mnt - 1
Facies cholerica - 2
Vox cholerica + 2
Turgor kulit menurun + 1
Washer womens hand - 1
Ekstremitas dingin + 1
Sianosis - 2
Umur 50 – 60 tahun - -1
Umur >60 tahun - -2
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin (23 Juni 2011) Hb : 11,0 gr% Leukosit : 17.700 /mm3
Trombosit : 231.000 /mm3
Hematokrit : 32 vol % Serum elektrolit (23 juni 2011)
Na+ : 132 mmol/L K+ : 3,3 mmol/L Ca++ : 0,76 mmol/L
Kimia darah (23 Juni 2011) GDS : 111 mg/dL CR-s : 0,49 mg/dL UREUM : 17,1 mg/dL
Resume
Ny. S, 40 th, datang ke RSUD dengan keluhan mencret sejak 6 jam SMRS. Mencret lebih dari 10 kali, konsistensi encer, darah (-), lendir (-), mual (+), muntah (+) sebanyak 1 kali, nyeri perut (+), demam (-).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang, TD 80/55 mmHg, nadi 95 x/i, RR 20 x/i, suhu 37,0 ºC, mata agak cekung, mukosa mulut kering, akral dingin, turgor kulit menurun, bising usus meningkat.
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis, hiponatremia, dan hipokalemia.
Rencana Penatalaksanaan
Non farmakologi : Tirah baring Banyak minum Diet lunak
Farmakologi : IVFD Ringer Laktat : ▪ 2,5 L (5 kolf) / 2 jam pertama▪ Jam selanjutnya maintenance 20 tpm
Loperamide 2-0-2 Ondancetrone 3 x 4 mg Ciprofloxacin 2 x 500 mg
FOLLOW UP
Tanggal 24 Juni 2011 S : mencret (-), muntah (-), mual (+), perut masih sakit O : Kesadaran : Komposmentis
Vital Sign : TD 95/60 mmHg Nadi 80 x/MenitNafas 20 x/MenitSuhu 36,5 ºC Mukosa mulut basah, turgor kulit normal, BU (+) meningkat
A : GEA dengan dehidrasi terkoreksi P : obat anti diare dihentikan
asupan cairan ganti peroral
Tanggal 25 Juni 2011 S : Mencret (-), Muntah (-), Mual (+),
nyeri perut berkurang O : Kesadaran : Komposmentis
Vital Sign : TD 100/70 mmHgNadi 72 x/MenitNafas 20 x/MenitSuhu 36,5 ºC
A : GEA dengan dehidrasi terkoreksi P : Lanjutkan terapi
Tanggal 27 Juni 2011 (Pasien dipulangkan) S : keluhan tidak ada O : Kesadaran : Komposmentis
Vital Sign : TD 120/80 mmHg Nadi 84 x/Menit Nafas 20 x/Menit Suhu 36,5 ºC
A : GEA dengan dehidrasi terkoreksi P : pasien diperbolehkan pulang
PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesis, pasien mengeluhkan mencret sejak 6 jam SMRS lebih dari 10 kali diare akut.
Pasien mengalami diare infeksi akut (gastroenteritis akut) leukositosis. Dari literatur, lebih dari 90% diare akut disebabkan karena infeksi.
Feses yang encer watery diarrhea ciri khas non invasive pathogen, seperti V.cholera, ETEC, S.aureus dan C.perfingens.
Namun, pada bakteri enterovasif dapat juga bermanifestasi sebagai suatu diare sekretorik.
Watery diarrhea + nyeri abdomen yang hebat kemungkinan infeksi Shigella spp.
pemeriksaan tinja untuk mengetahui patogen penyebab diare ditemukan sel-sel eritrosit dan leukosit pada diare yang disebabkan bakteri enterovasif.
Komplikasi utama pada diare akut kehilangan cairan dan kelainan elektrolit dehidrasi syok hipovolemik.
Pada pasien turgor kulit menurun, mata agak cekung, dan mukosa mulut kering, tekanan darah menurun (80/55 mmHg) dan akral dingin dehidrasi sedang
Prinsip pengobatan pada pasien ini ada 3 : 1. Rehidrasi oral dengan oralit dan banyak minum,
ataupun parenteral dengan infus cairan. 2. Mengatasi penyebabnya dengan memberikan
antibiotik (siprofloksasin) efektif terhadap bakteri patogen non-invasif dan invasif termasuk Shigella spp.
3. Terapi simtomatis (loperamid) tidak adiktif dan memiliki efek samping paling kecil.